PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMEBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN : Eksperimen pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN 1 Cimahi.

(1)

ABSTRAK

Ummul Maghfiroh, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numebered Heads Together Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan (Eksperimen pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN 1 Cimahi), di bawah bimbingan Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM dan Drs. H. Eded Tarmedi, MA.

Lembaga pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui jenjang pendidikan yang beragam. Salah satu jenjang pendidikan menengah atas adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diharapkan dapat menciptakan siswa yang berkualitas dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswanya agar mampu bekerja pada bidang tertentu. Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Cimahi adalah SMKN 1 Cimahi. Untuk menciptakan lulusan yang berkualitas dapat dilihat dari prestasi belajar siswanya. Penurunan prestasi belajar pada siswa merupakan permasalahan yang perlu dikaji. Salah satu cara meningkatkan prestasi belajar adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif

numbered heads together (NHT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerapan model pembelajaran kooperatif numbered heads together (NHT) dan tingkat prestasi belajar serta seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif numbered heads together (NHT) terhadap prestasi belajar. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan bentuk quasi eksperimental. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 orang dengan menggunakan sampel jenuh. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif numbered heads together (NHT) mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar. Hasil ini dapat dilihat dari hasil uji t-test dimana t hitung 2,80 dan t tabel 1,993 (uji dua pihak). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif numbered heads together

(NHT) berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda.

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Numbered Heads Together (NHT), Prestasi Belajar


(2)

ABSTRACT

Ummul Maghfiorh, “The Effect of Cooperative Learning Model Numbered

Heads Together (NHT) Against Learning Achievement Subject Entrepreneurship (Experiments on the Class XI of Computer Technique and Networking at SMKN 1 Cimahi)”, under the guidance of Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM and Drs. H. Eded Tarmedi, MA.

Indonesian educational institutions implemented in some different educational stage. One of Indonesian educational senior high school stage is Vocational School (SMK) that is prepared to create quality human resources and develop the students potention so they are ready to enter the particular work. One of the Vocational School (SMK) in Cimahi is SMKN 1 Cimahi. To create quality graduates can be seen from the learning achievement of their students. If a decline in student achievement on it will cause problems. One way to improve learning achievement is to choose appropriate learning model. One model of learning that can be applied is a model of cooperative learning numbered heads together (NHT). This study aims to determine how much the implementation of cooperative learning model numbered heads together (NHT) and levels of learning achievement and how much influence cooperative learning model numbered heads together (NHT) of learning achievement. The method used is an experimental method in the form of quasi experimental. The study population was class XI of Computer Technique and Networking. The sample in this study as many as 64 people using a saturated sample. Based on the results of hypothesis testing showed that the model of cooperative learning numbered heads together

(NHT) have a positive influence on learning achievement. These results can be seen from the results of t-test where t hitung 2,80 and t tabel 1,993 (test the two parties). So it can be concluded that the model of cooperative learning numbered heads together (NHT) effect on learning achievement. The study is expected to be the basis for other research done on cooperative learning model technique numbered heads together (NHT) but with the indicator as well as different objects.

Key Words: model of cooperative learning, numbered heads together (NHT),


(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN

(Eksperimen pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 1 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

Ummul Maghfiroh

0801024

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN

(Eksperimen pada Siwa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan

di SMK Negeri 1 Cimahi)

Oleh

Ummul Maghfiroh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ummul Maghfiroh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

LEMBARPENGESAHAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN

(Eksperimen pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN 1 Cimahi)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM. NIP. 19550917 198002 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Eded Tarmedi, MA. NIP. 1958105 198002 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Dr. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,MM. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada pada penulis

Ummul Maghfiroh NIM. 0801024


(6)

Skripsi ini diuji pada:

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Juni 2013 Waktu : 13.00 s.d selesai Tempat : SKM FPEB UPI

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.

NIP. 19600412 198603 1 002

2. Sekretaris : Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,M.M.

NIP. 19690404 199903 1 001 3. Anggota : 1.Dr. Kusnendi, M.S.

NIP. 19600122 198403 1 003 : 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M.

NIP. 19611102 198603 1 002 4.Penguji I : Dr. B. Lena Nuryanti, M.Pd.

NIP. 19610709 198703 2 001 5. Penguji II : Drs. Rd. Dian. H. Utama, M.Si.

NIP. 19640823 199302 1 001 6. Penguji III : Ridwan Purnama, SH. M.Si.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 12

1.3Rumusan Masalah ... 14

1.4Tujuan Penelitian ... 14

1.5Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 17

2.1.1 Konsep Proses Belajar Mengajar... 17

2.1.2 Konsep Kompetensi Guru ... 22

2.1.2.1 Kompetensi Pedagogik ... 23

2.1.2.2 Kompetensi Kepribadian ... 25

2.1.2.3 Kompetensi Sosial ... 27

2.1.2.4 Kompetensi Profesional ... 27

2.1.3 Model Pembelajaran ... 30

2.1.3.1 Definisi Model Pembelajaran ... 30

2.1.3.2 Kriteria Model Pembelajaran ... 31

2.1.4 Jenis Model Pembelajaran ... 32

2.1.4.1 Pembelajaran Individual ... 32


(8)

2.1.4.3 Pembelajaran Kooperatif ... 34

2.1.5 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 34

2.1.5.1 Unsur, Ciri dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 44

2.1.5.2 Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ... 48

2.1.5.3Pengelolaan Kelas dalam Model Pembelajaran Kooperatif ... 50

2.1.5.4 Teknik Model Pembelajaran Kooperatif ... 53

2.1.6 Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 54

2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 54

2.1.6.2 Unsur-unsur Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 56

2.1.6.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 58

2.1.6.4 Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 61

2.1.6.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 62

2.1.7 Prestasi Belajar ... 63

2.1.7.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 63

2.1.7.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 63

2.1.7. 3 Penilaian Prestasi Belajar ... 67

2.1.8 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) terhadap Prestasi Belajar ... 68

2.1.9 Orisinalitas Penelitian ... 71

2.2 Kerangka Pemikiran ... 73

2.3 Hipotesis ... 78

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 80

3.2. Metode Penelitian ... 81


(9)

3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 83

3.2.3. Jenis dan Sumber Data ... 87

3.2.4. Populasi, Sample, dan Teknik Sampel ... 88

3.2.4.1 Populasi ... 88

3.2.4.2 Sampel ... 88

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 89

3.2.5 Prosedur Penelitian ... 90

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data ... 93

3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 97

3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas ... 97

3.2.7.2 Hasil Pengujian Realibilitas ... 102

3.2.7.3 Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran ... 103

3.2.7.4 Hasil Pengujian Daya Pembeda... 105

3.2.8 Teknik Analisis Data ... 107

3.2.8.1 Analisis Indeks Gain... 107

3.2.8.2 Uji Normalitas Data ... 108

3.2.8.2 Uji Homogenitas Data ... 110

3.3.Hipotesis ... 111

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil penelitian ... 113

4.1.1. Profil SMK Negeri 1 Cimahi ... ... 113

4.1.1.1Sejarah singkat SMK Negeri 1 Cimahi ... 113

4.1.1.2Visi dan Misi SMK Negeri 1 Cimahi ... 115

4.1.2. Karakteristik Responden ... 116

4.1.2.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 116

4.1.2.2Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 116

4.1.2.3Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 118

4.1.3. Tanggapan Responden Terhadap Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) ... 119

4.1.3.1Tanggapan Responden Terhadap Saling Ketergantungan Positif ... 119


(10)

4.1.3.2Tanggapan Responden Terhadap Tatap Muka ... 121

4.1.3.3Tanggapan Responden Terhadap Komunikasi Antaranggota ... 124

4.1.3.4Tanggapan Responden Terhadap Tanggung Jawab Perseorangan... 126

4.1.3.5Tanggapan Responden Terhadap Evaluasi Proses Kelompok ... 129

4.2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT ... 136

4.2.1. Pelaksanaan Penelitian ... ... 136

4.3. Gambaran Model Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT ... 139

4.3.1. Gambaran Model Pembelajaran Teknik NHT Pertemuan Pertama ... ... 139

4.3.2. Gambaran Model Pembelajaran Teknik NHT Pertemuan Kedua... ... 144

4.3.3. Gambaran Model Pembelajaran Teknik NHT Pertemuan Ketiga... ... 149

4.4. Hasil Prestasi Belajar ... ... 155

4.4.1. Hasil Pretest pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 156

4.4.2. Hasil Posttest pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 159

4.4.3. Hasil Perbandingan Pretest dan Posttest ... 163

4.4.4. Gambaran Prestasi Belajar ... ... 167

4.5. Pengujian Hipotesis Pengaruh Model NHT Terhadap Prestasi Belajar... ... 169

4.6. Pembahasan dan Analisis ... ... 176

4.7. Implikasi Hasil Penelitian ... ... 182

4.7.1. Implikasi Hasil Penelitian Bersifat Teoritik ... ... 182

4.7.2. Implikasi Hasil Penelitian Bersifat Empirik... ... 184

4.7.3.Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... ... 185

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 188


(11)

5.2Rekomendasi ... 189

DAFTAR PUSTAKA ... 191


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Lembaga pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui jenjang pendidikan yang beragam. Jenjang pendidikan tersebut dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Salah satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan yang diharapkan dapat menciptakan siswa yang berkualitas dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki para siswanya agar mampu bekerja pada bidang tertentu.

Perkembangan SMK saat ini tidak lagi mendapat citra buruk di

masyarakat sebagai lembaga pendidikan “kelas dua” setelah SMA, tetapi lebih

menjadi pilihan karena memiliki kualitas lulusan yang diakui memiliki beberapa keahlian. Kelebihan tersebut diantaranya, lulusan dari institusi ini dapat mengisi


(13)

peluang kerja pada industri, karena terkait dengan satu sertifikasi yang dimiliki oleh lulusannya melalui Uji Kemampuan Kompetensi, sehingga mereka mempunyai peluang untuk langsung bekerja setelah lulus.

Salah satu SMK Negeri di kota Cimahi yaitu SMK Negeri 1 Cimahi, merupakan salah satu SMK yang diharapkan mampu menyiapkan peserta didiknya untuk dapat langsung beradaptasi dalam dunia kerja. Kemampuan beradaptasi ini salah-satunya diperoleh dari suatu kegiatan belajar, karena belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam sistem pendidikan, dengan melalui proses tersebut tujuan pendidikan dapat tercapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar adalah pendidik serta peserta didik yang berinteraksi edukatif antara satu sama lain. Isi dari kegiatan tersebut adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari kurikulum.

Kurikulum yang diterapkan SMK saat ini adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Pada KTSP ini terdapat 3 kelompok mata pelajaran untuk SMK yaitu adaptif, normatif dan produktif dimana di dalamnya terdapat standar kompetensi dan mata pelajaran yang dijadikan dasar dalam proses pembelajaran di kelas. Di bawah ini adalah daftar kelompok pembelajaran di SMKN 1 Cimahi.

TABEL 1.1

KELOMPOK MATA PELAJARAN SMKN 1 CIMAHI TAHUN AJARAN 2011/2012

No Kelompok Pembelajaran

Adaptif Normatif Produktif

1. Matematika Pendidikan Agama Teknik Instalasi Tenaga Listrik


(14)

No Kelompok Pembelajaran

Adaptif Normatif Produktif

Kewarganegaraan & Sejarah

Udara

3. IPA Bahasa Indonesia Teknik Elektronika Industri

4. KKPI Pendidikan Jasmani &

Olahraga Teknik Transmisi

5. Kewirausahaan BK/BP Kontrol Proses

6. Fisika Seni & Budaya Kontrol Mekanik

7. IPS Teknik Komputer Jaringan 8. Bahasa Jepang Rekayasa Perangkat

Lunak

9. Kimia Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian Sumber : SMKN 1 Cimahi

Salah satu mata pelajaran adaptif yang ada pada SMKN 1 Cimahi adalah mata pelajaran kewirausahaan yang bertujuan agar pencapaian kompetensi siswa sesuai dengan tuntutan dunia usaha atau dunia industri dalam menyelesaikan tugas-tugas kerjanya di dunia usaha.

Mata pelajaran kewirausahaan di kelas XI Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi mengalami masalah dalam hal prestasi belajar yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal ini dapat terlihat pada tabel 1.2 di bawah ini:

TABEL 1.2

DAFTAR NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER GENAP TAHUN 2011/2012 KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN No

Teknik Komputer dan Jaringan A

Teknik Komputer dan Jaringan B

Nama Siswa UAS Nama Siswa UAS

1 Anugrah Deffa R 68 Alan Surya Winata 56 2 Asep Dermawan 68 Alfian Rahman A 68 3 Devi Nur W.U 76 Anjar Afrizal 78 4 Difa Hafiyyan 70 Berryl Teguh A.P 74 5 Eva Latifah 64 Danaswara P.H 78


(15)

No

Teknik Komputer dan Jaringan A

Teknik Komputer dan Jaringan B

Nama Siswa UAS Nama Siswa UAS

6 Faishal A.S 64 Dwita Septi 80 7 Fenda Utama 76 Dylan Wijaya 78 8 Furqon A 54 Fajar Supriadi 66 9 Hadiyan N 72 Ikri Hasan Bisri 80 10 Hanny Ranny S 74 Ghani Aziz 74 11 Ilham Arun F 54 Hardiyan Ichsan G 76 12 Iqbal Ilman F 68 Husni Rofiq M 80 13 Lutfi Pratama Y 76 Ilham Pazaeza S 74 14 Mauliawan P 76 Imas Nurzanah 68 15 Mila Nursiva 78 Kristian Imanuel 80 16 Moch. Fadly R 70 M. Ammar F.R 78 17 Muhamad Dwi A 66 Mochamad Irvan P 70 18 Muhamad Iqbal 68 Mohamad Ikbal 80 19 Muhamad Rezi F 70 Mohammad Iqbal 76 20 Muhammad Fakhri 78 Muhamad Kresna 78 21 Nia Dwi 76 Muhamad Lukman 74 22 Rahmat Nugraha 86 Muhamad Mustofa 80 23 Regi Saputra 62 M. Axel Fairuz A 78 24 Regina F 60 Novy Aryanti W 80 25 Reysa Agrianza 76 Nurti Rangga W.P 80 26 Reza Arif 68 Priyangga Eka S 80 27 Rizki Nugraha H 64 Risa Ayu Cahyani 80 28 Sandy Prasetya 54 Shofari Bagus 74 29 Subiyantoro 78 Siti Toyyibah 78 30 Sunu Hutomo M. 76 Stevanus C 80 31 Zaki Abdul H.P 76 Teza Rahmatiana 78 32 Zulfa Kamila 76 Zhara Destira 78

Rata-rata 70,12 Rata-rata 76,00

Sumber: Rekapitulasi Nilai UAS Semester Genap Tahun 2011/2012

Berdasarkan data rekapitulasi nilai rata-rata Ujian Akhir Semester (UAS) semester genap Tahun 2011/2012, salah satu dari kelas tersebut prestasi belajarnya masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal tersebut dapat dilihat pada hasil pencapaian KKM prestasi belajar siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan A dan Teknik Komputer dan Jaringan B SMKN 1 Cimahi terdapat pada Tabel 1.3 berikut.


(16)

TABEL 1.3

HASIL PENCAPAIAN KKM PADA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2011/2012 SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN

JARINGAN No Rentang Nilai

KKM

Teknik Komputer dan Jaringan A

Teknik Komputer dan Jaringan B

Rata-rata Nilai

1. Lebih dari 75 40,6% (13 orang)

62,5 %

(20 orang) 70,12 2. Kurang dari 75 59,4%

(19 orang)

37,5 %

(10 orang) 76,00

Jumlah 100%

(32 orang)

100% (32 orang)

KKM Ideal 75

Sumber: Rekapitulasi Nilai UAS Mata Pelajaran Kewirausahaan Semester GenapTahun 2011/2012

Tabel 1.3 menunjukkan hasil pencapaian yang diraih oleh siswa pada saat ujian akhir semester untuk mata pelajaran kewirausahaan. Salah satu dari kedua kelas tersebut pencapaian KKMnya bermasalah karena kurang dari standar yang sudah ditetapkan. Kelas yang memiliki pencapaian KKM terendah berada di kelas XI TKJA dengan persentase 59,4% siswa yang tidak tuntas, sedangkan kelas yang memiliki pencapaian KKM yang lebih baik yaitu pada kelas XI TKJB dengan persentase 37,5% siswa yang tidak tuntas, dengan demikian rendahnya nilai pencapaian siswa dalam hasil ujian akhir semester genap menjadi salah satu indikasi adanya masalah dalam prestasi belajar, terutama pada kelas XI TKJA yang memiliki jumlah siswa terbanyak yang nilainya belum mencapai KKM dibanding kelas XI TKJB. Berikut rincian data sebaran nilai UAS siswa kelas XI TKJA .

TABEL 1.4

RINCIAN SEBARAN NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2011/2012 MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN

SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN A No Rentang Nilai Frekuensi (orang) Presentase (%)

1. 85-100 1 orang 3,1%


(17)

No Rentang Nilai Frekuensi (orang) Presentase (%)

3. 65-74 11 orang 34,4%

4. 55-64 5 orang 15,6%

5. 54 kebawah 3 orang 9,4%

Jumlah 32 orang 100%

Sumber: Rekapitulasi Nilai UAS Semester Tahun 2011/2012

Data tersebut menunjukan prestasi belajar siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan A pada semester genap belum mencapai nilai KKM yang maksimal. Dari 32 peserta didik, 13 orang yang lulus melewati batas KKM, 11 orang atau 34,4% berada pada nilai yang hampir mendekati batas KKM, dan 8 orang atau 25% jauh dari KKM yang diharapkan, dengan demikian sebanyak 59,4% peserta didik masih dibawah rata-rata KKM yang ditentukan. Oleh karena itu prestasi belajar sangat perlu untuk dikaji. Menurut Muhbbin Syah (2008:141)

“Prestasi belajar digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses

belajar mengajar atau untuk menetukan taraf keberhasilan sebuah program

pengajaran”

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dilihat adanya masalah pada proses belajar mengajar yang ditunjukkan pada prestasi belajar Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan A (TKJA) di SMKN 1 Cimahi yang belum mencapai KKM. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab penurunan prestasi belajar siswa, perlu dilakukan identifikasi mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. “Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang ada


(18)

Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis dan kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan, dan kesiapan. Faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah meliputi guru, model pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, hubungan peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, standar pengajaran, keadaan gedung, dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan peserta didik dalam belajar, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan beberapa faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut salah satu faktor yang sangat penting adalah faktor sekolah yaitu guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sujana (2004:42) “bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi kontribusi guru”. Peran guru dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa tidak terlepas dari kinerja guru tersebut. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Undang- Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen pasal 10 ayat 1 menyebutkan “kompetensi guru meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.


(19)

Kompetensi kepribadian merupakan karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berahlak mulia.

Kompetensi sosial harus dimiliki seorang guru sebagai suritauladan dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang merupakan mahluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan medalam yang memungkinkan membimbingkan peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pedidikan.

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi, Pertama yang harus dimiliki adalah pemahaman terhadap peserta didik. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif.

Kedua, yaitu perencanaan pembelajaran mencakup kompetensi dasar, materi standar, model pembelajaran, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu komponen


(20)

pedagogis yang harus dimilik oleh seorang guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran.

Ketiga, yaitu pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya

1. Pengelolaan Kelas merupakan kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas.

2. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran seperti cetak, media audio, media audio visual dll. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar seperti buku pedoman dan literatur lainya.

3. Penggunaan model pembelajaran sangat penting dalam pelakasanaan proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan acuan atau petunjuk sebagai rencana yang digunakan pengajar yang digunakan dalam aktifitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Keempat, yaitu evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Kelima, yaitu pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui ekstra kurikuler, pengayaan dan remedial serta bimbingan dan konseling (BK).


(21)

Semua aspek tersebut harus dimiliki dan mampu dilaksanakan oleh seorang guru. Pendidikan selama ini lebih berorientasi pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien serta inovatif agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik. Proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik tersebut merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang muaranya akan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, sehingga siswa senang mengikuti proses pembelajaran dan melaksanakan tugas sebaik mungkin dari guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih aktif, kreatif, efektif dan efisien dalam belajar. Salah satunya adalah pemilihan dan pemahaman model pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan acuan atau petunjuk sebagai rencana yang digunakan pengajar yang digunakan dalam aktifitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran merupakan kunci dari keberhasilan mengajar guru di kelas. Sudah banyak model pembelajaran yang telah ada dan diterapkan. Secara garis besar model pembelajaran dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, menurut Anita lie (2010:12) “model pembelajaran, yaitu pembelajaran individual (individualistic learning), pembelajaran kompetitif (competitive learning) dan pembelajaran kooperatif (cooperative learning)”.


(22)

Salah satu jenis model pembelajaran yang dinilai akomodatif dapat meningkatkan prestasi belajar adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan alternatif yang baik dalam proses belajar mengajar, hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (2009:4) ada beberapa alasan mengapa pembelajaran kooperatif digunakan:

1. Meningkatkan pencapaiaan prestasi siswa 2. Mengembangkan hubungan antar kelompok

3. Penerimaan terhadap teman yang lemah secara akademik 4. Meningkatkan rasa harga diri

Berdasarkan pernyataan tersebut model pembelajaran kooperatif mampu dijadikan sebagai alternatif cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif ini mempunyai beberapa teknik diantaranya adalah Student Teams Achievement Division (STAD), Numbered

Heads Togeteher (NHT), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw,

Team-Assisted Individualization (TAI), Cooperative Intergerated Reading And

Composition (CIRC) dan Group Investigation (GI).

Salah satu teknik dari model pembelajaran kooperatif yaitu teknik

Numbered Heads Together (NHT). Numbered Heads Together merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Kagan untuk melibatkan banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik NHT siswa tidak hanya sekedar paham konsep yang diberikan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman-temanya, belajar mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat teman, rasa kepedulian pada teman satu kelompok agar


(23)

dapat menguasai konsep tersebut, siswa dapat saling berbagi ilmu dan informasi, susasana kelas yang rileks dan menyenangkan serta tidak terdapatnya siswa yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran karena semua siswa memiliki peluang yang sama untuk tampil menjawab pertanyaan. Sejalan dengan hal tersebut, Isjoni (2011:78) juga mengungkapkan bahwa “dalam model pembelajaran Numbered Heads Together setiap anak mendapatkan nomor tertentu dan setiap nomor mendapatkan kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menguasai materi”. Sehingga teknik ini memberi kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Ibrahim et all (2000:25) juga mengungkapkan bahwa “penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannya untuk mengajarkan keterampilan social”.

Berdasarkan uraian tersebut untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan”.

1.2.Identifikasi Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu instrumen pembangunan dalam menyiapkan tenaga kerja, diharapkan mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi pada dunia kerja. Salah satu SMKN di Kota Cimahi adalah SMKN 1 Cimahi, yang diharapkan mampu menciptakan siswa yang berkualitas.


(24)

Prestasi belajar siswa secara tidak langsung dapat menunjukan kualitas dari siswa tersebut. Banyak hal yang menjadi faktor dalam masalah prestasi belajar yang dialami oleh siswa diantaranya adalah model pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar kurang melibatkan siswa untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan aktif yang akan mempengaruhi juga pada motivasi belajar siswa. Salah satu elemen yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa adalah guru. Oleh karena itu, guru harus mengetahui berbagai alternatif dalam membuat suasana kelas menjadi lebih berkualitas. Salah satu cara yaitu dengan menambah pengetahuan tentang berbagai model pembelajaran yang dapat menunjang prestasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik Numbered Heads Together (NHT).

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut.

Salah satu mata pelajaran adaptif di SMKN 1 Cimahi Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan yaitu mata pelajaran kewirausahaan. Nilai UAS mata pelajaran kewirausahaan yang tercermin pada nilai rata-rata UAS semester genap Tahun 2011/2012 belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar yang belum mencapai KKM tersebut adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran. SMK N 1 Cimahi pada mata pelajaran kewirausahaan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya.


(25)

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi?

2. Bagaimana gambaran prestasi belajar pada mata pelajaran Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi?

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Memperoleh gambaran model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Head Together (NHT) pada mata pelajaran kewirausaaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN1 Cimahi.

2. Memperoleh gambaran prestasi belajar pada mata pelajaran Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi.


(26)

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi.

1.5.Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya khasanah pengetahuan dan dijadikan sebagai salah satu bahan kajian guna menambah wawasan serta kajian lebih lanjut bagi peneliti lainnya mengenai hal yang sama lebih mendalam.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Instansi

Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Cimahi.

b.Bagi Guru

- Menambah wawasan untuk menggunakan model pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

- Memberi solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran terutama dalam mata pelajaran kewirausahaan.

c. Bagi Siswa


(27)

- Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran kewirausahaan.

d.Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis, khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan model pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Kemudian sebagai bahan pertimbangan dan masukan atau referensi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut.


(28)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Variabel bebas atau independent variabel pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT). Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variabel adalah prestasi belajar yang terdiri dari nilai siswa.

Objek penelitian di SMKN 1 Cimahi, yaitu mengenai persepsi penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) dan prestasi belajar. Sedangkan responden yang akan menjadi bahan penelitian adalah kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan A dan XI Teknik Komputer dan Jaringan B pada mata pelajaran kewirausahaan di SMKN 1 Cimahi. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun maka pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) adalah pendekatan cross sectional,

yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambugan dalam jangka waktu panjang”. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh model pembelajaran koopetarif teknik Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi mata pelajaran Kewirausahaan.


(29)

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen.” Penelitian eksperimen diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatitf yang paling penuh, artinya memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. “Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian cukup khas. Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat” (Syaodih, 2006:194).

Metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. (Sugiyono 2010:107). Penelitian eksperimen memiliki 3 jenis yang masing-masing memiliki kekhasan, yakni pre-eksperimen,quasi-eksperimen dan true-eksperimen. Berikut perbedaan dari ketiga jenis penelitian eksperimen:

TABEL 3.1

JENIS-JENIS PENELITIAN EKSPERIMEN

No Pre eksperimen Quasi eksperimen True eksperimen

1. Hanya 1 kelas (kelas eksperimen)

Ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas

eksperimen)

Ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas

eksperimen) 2. Sampel dipilih

secara random

Sampel tidak dipilih secara random

Sampel dipilih secara random 3.

Hanya pretest atau postes saja yang

diberikan

Dilakukan pretes dan postes

Dilakukan pretes dan postes

4. Tidak diberikan evaluasi tes

Diberikan evaluasi tes saat awal dan akhir model

pembelajaran

Pemberian evaluasi tes diberikan secara berkala Sumber : Muhibbin Syah (2006:79)

Tabel 3.1 tersebut merupakan bukti dari penelitian yang diteliti adalah termasuk quasi eksperimen. Penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas kontrol


(30)

dan kelas eksperimen, sampel tidak dipilih secara random, dilakukannya pretes dan postes serta diberikannya evaluasi tes saat awal dan akhir penerapan model pembelajaran di kedua kelas. Agar mendapatkan hasil yang berbeda antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh dari model pembelajaran kooperatif teknik NHT terhadap prestasi belajar siswa. Alasan peneliti memilih metode ini adalah karena peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik NHT dengan prestasi belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik NHT pada mata pelajaran Kewirausahaan di kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 1 Cimahi. Model pembelajaran kooperatif khususnya Teknik Numbered Heads Together belum pernah digunakan guru mata pelajaran Kewirausahaan di sekolah tersebut, sehingga untuk mengetahuinya peneliti harus menggunakan metode penelitian eksperimen.

3.2.1. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan non-equivalent control group design. Menurut Sugiyono (2010:116) “Non-equivalent control group design hampir sama dengan pretest-post test control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(31)

O 1 X O 2

O 3 O 4

(Sugiyono 2010 :116)

GAMBAR 3.1 DESAIN PENELITIAN

Keterangan:

O1 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen `

O2 : Tes awal (sesudah perlakuan) pada kelompok eksperimen

O3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol

O4 : Tes awal (sesudah perlakuan) pada kelompok kontrol

X : Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik NHT(treatment)

Berdasarkan desain tersebut, penelitian quasi Eksperimen ini melibatkan dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sama-sama diberikan pretest dan posttest, tetapi diberi perlakuan yang berbda. Kelas eksperimen diberikan model pembelajran kooperatif teknik Numbered Heads Together , sedangkan kelas kontrol tidak diberikan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together. 3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan objek penelitian sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Suharsimi Arikunto (2009:96), mengatakan bahwa "Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian". Sedangkan

menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2009:38) “Variabel adalah konstruk

(constructs) atau sifat yang akan dipelajari”.

Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2


(32)

TABEL 3.2 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel/ Sub Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris No Item

Indikator Ukuran Skala

Numbered Heads Together (NHT) Variabel (X) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Together (NHT) merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk melibatkan banyak siswa dalam

memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran Ibrahim (2000:28) Ketergantun-gan positif Tingkat kemampuan guru dalam mengelompokkan siswa berdasarkan prestasi

Ordinal 1.

Tingkat kemampuan guru dalam mengkondisikan kekompakkan kelompok

pembelajaran

Ordinal 2.

Tingkat kemampuan guru dalam mengarahkan

kerjasama kelompok pembelajaran

Ordinal 3.

Tatap Muka Tingkat kemampuan peran guru membantu

pelaksanaan diskusi kelompok

Ordinal 4.

Tingkat kemampuan guru memotivasi setiap

siswa agar turut aktif dalam diskusi kelompok

Ordinal 5.

Tingkat kemampuan guru berinteraksi dengan

siswa pada saat diskusi


(33)

Variabel/ Sub Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris No Item

Indikator Ukuran Skala

kelompok Tingkat kemampuan guru dalam mengarahkan

siswa untuk mengemukakan pendapat

Ordinal 7.

Komunikasi antar anggota

Tingkat kemampuan guru mengarahkan anggota kelompok cara

berkomunikasi dalam diskusi

Ordinal 8.

Tingkat kemampuan guru dalam membangkitkan komunikasi anggota kelompok saat diskusi

Ordinal 9.

Tingkat kemampuan guru mengarahkan setiap anggota kelompok dalam menghargai pendapat

dari kelompok lain

Ordinal 10.

Tanggung jawab perseorangan

Tingkat kemampuan guru dalam memberikan

tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok

terhadap anggota kelompok lain

Ordinal 11.

Tingkat tingkat kemampuan guru dalam

mengarahkan tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok sesuai

dengan pembagian tugas yang ditentukan

Ordinal 12.

Tingkat kemampuan guru mendorong setiap anggota kelompok untuk

berpartisipasi pada saat diskusi kelompok


(34)

Variabel/ Sub Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris No Item

Indikator Ukuran Skala

Evaluasi proses

Tingkat kemampuan guru memberika tugas kelompok berdasarkan

tingkat kesukaran

Ordinal 14.

Tingkat kemampuan guru memberika tugas kelompok sesuai dengan

materi pembelajaran

Ordinal 15.

Tingkat kemampuan guru memberika tugas kelompok sesuai waktu

yang dijadwalkan

Ordinal 16.

Tingkat kemampuan guru dalam memberikan nilai mempengaruhi motivasi

siswa

Ordinal 17.

Tingkat kemamppuan guru dalam memberikan nilai mempengaruhi rasa

percaya diri siswa

Ordinal 18.

Prestasi belajar Variabel (Y)

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh

guru”

Tu’u (2004:75

Nilai Angka yang diperoleh siswa setelah selesai

pembelajaran

Rasio


(35)

3.2.3. Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Husein Umar (2003:64), “Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan

data tertentu.” dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung. Data

sekunder menurut Husein Umar (2003:84), “Data yang diperoleh dari pihak lain

atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel dan jurnal ilmiah. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Berdasarkan hal tersebut, maka sumber data yang diperoleh untuk menunjang penelitian ini terdapat pada Tabel 3.3

TABEL 3.3

JENIS DAN SUMBER DATA

Sumber: Hasil Pengolahan data 2013

No Data Jenis Data

1. Kelompok Mata Pelajaran SMKN 1 Cimahi Sekunder 2. Daftar Nilai Ujian Ujian Akhir Semester (UAS) Genap

Tahun 2011/2012 Sekunder

3. Hasil Pencapaian KKM Pada Ujian Akhir Semester

Genap Tahun2011/2013 Siswa Kelas XI TKJ A dan B Sekunder 4. Rincian Sebaran Nilai Ujian Akhir Semester Mata

Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI TKJA Sekunder 5. Profil SMK Negeri 1 Cimahi Sekunder 6. Penerapan model pembelajaran kooperatif numbered

heads together Primer

7. Data prestasi belajar siswa setelah penerapan model


(36)

3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.4.1. Populasi

Penelitian yang dilakukan selalu berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang penting. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:130) “Populasi adalah kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Sedangkan menurut Sugiyono (2009:115) pengertian populasi adalah “Wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan A sebanyak 32 siswa dan XI Teknik Komputer dan Jaringan B Sebanyak 32 siswa. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah 64 siswa.

3.2.4.2. Sampel

Mendapatkan data merupakan sesuatu yang paling utama dalam proses penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu obyek penelitian yang telah


(37)

ditentukan populasi dari obyek yang akan diteliti. Langkah selanjutnya ialah mencari sampel yang bertujuan memudahkan dalam meneliti obyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:118), yang dimaksud dengan sampel adalah “Bagian

dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”. Dalam penelitian

ini akan diambil jumlah sampel sesuai dengan jumlah populasinya. Maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian populasi atau sensus karena mengambil sampel dari seluruh populasi atau dinamakan sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono, (2010:124).

Sampling jenuh adalah teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Berdasarkan pendapat di atas, siswa XI Teknik Komputer dan Jaringan A dan XI Teknik Komputer dan Jaringan B sebanyak 64 maka sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi. Dalam hal ini siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan A menjadi kelas eksperimen sebayak 32 siswa dan XI Teknik Komputer dan Jaringan B menjadi kelas kontrol sebanyak 32 siswa.

3.2.4.3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2009:116)

mengemukakan bahwa “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value)”.


(38)

Terdapat dua jenis sampel yaitu sampel probability dan nonprobability. Sempel probability merupakan sempel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel nonprobability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian populasi atau sensus karena mengambil sampel dari seluruh populasi atau dinamakan sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono. (2010:124)

Sampling jenuh adalah teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

3.2.5. Prosedur Penelitian

Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, berikut ini adalah proses tahapan yang dilakukan:

1. Tahap Perencanaan

a. Telaah mata pelajaran kewirausahaan Kelas XI

b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian sebagai tempat terjadinya fenomena di lapangan

c. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

d. Observasi awal, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas, wawancara dengan guru dan siswa, dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

e. Perumusan masalah penelitian

f. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif teknik NHT.


(39)

g. Telaah kurikulum Kewirausahaan SMK dan penentuan materi pembelajaran yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum.

h. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian.

i. Men-judgment instrumen (tes) kepada dua orang dosen dan satu guru mata pelajaran kewirausahaan. Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir.

j. Merevisi/memperbaiki instrumen

k. Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian.

l. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan realibilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dan tes akhir.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penentuan sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas. b. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c. Pelaksanaan tes awal bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelas.

Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik NHT, sedangkan pada kelas kontrol tidak diterapkan model pembelajaran apapun.

e. Pelaksanaan tes akhir bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Tahap Akhir

a. Mengelola data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya. b. Menguji hipotesis dan membahas temuan penelitian.

c. Menarik kesimpulan

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada gambar 3.2 pada halaman 92.


(40)

GAMBAR 3.2 ALUR PENELITIAN

Telaah Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK

Observasi awal ke sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian

Perumusan Masalah (Studi Pendahuluan)

Studi literature tentang model pembelajaran kooperatif Teknik

NHT

Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajarabn Pembelajaran

Pembuatan Instrumen Tes: Tes Kognitif materi resiko usaha

Judgement :

Uji validitas instrumen tes Uji coba instrument tes:

Uji validitas, uji realibilitas, uji daya pembeda dan tingkat kesukaran

Penentuan Sampel

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Tes awal: tes materi resiko usaha Kelas Eksperimen : Model

pembelajaran kooperatif teknik NHT

Kelas Kontrol: Tidak diterapkan model pembelajaran apapun

Kuisioner tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran kooperatif teknik NHT

PembahasaPembahasan

Uji hipotesis dan hasil temuan penelitian Pengolahan data

Perbaikan

Tes Akhir: tes materi: resiko usaha Pengolahan data

Pengolahan data


(41)

3.2.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan cara kombinasi secara langsung atau tidak langsung. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, artikel, jurnal dan sumber-sumber dari internet yang ada hubungannya dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti tentang model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) dan prestasi belajar.

2. Studi Lapangan , yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang sedang diteliti yaitu guru dan siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi. Observasi dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung aktivitas guru dan siswa serta menilai kinerja siswa selama proses pembelajaran.

3. Wawancara, tidak tersruktur dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2010: 197). Wawancara dilakukan kepada tim guru bidang studi Kewirausahaan SMKN 1 Cimahi berkaitan dengan kondisi siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan.


(42)

4. Instrumen penelitian dalam bentuk Tes

Menurut Mochtar Bukhori dalam Suharsimi Arikunto (2009:32), “Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”. Adapun tahapan yang dilakukan adalah :

1) Tahap persiapan yang terdiri dari

a. Telaah mata pelajaran kewirausahaan Kelas XI

b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian sebagai tempat terjadinya fenomena di lapangan

c. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

d. Observasi awal, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas, wawancara dengan guru dan siswa, dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

e. Perumusan masalah penelitian

f. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif teknik NHT.

g. Telaah kurikulum Kewirausahaan SMK dan penentuan materi pembelajaran yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum.

h. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian.

i. Men-judgment instrumen (tes) kepada dua orang dosen dan satu guru mata pelajaran kewirausahaan. Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir.


(43)

j. Merevisi/memperbaiki instrumen

k. Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian.

l. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan realibilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dan tes akhir.

2)Tahap Pelaksanaan

a. Penentuan sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas. b. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c. Pelaksanaan tes awal bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelas. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik NHT, sedangkan pada kelas kontrol tidak diterapkan model pembelajaran apapun.

e. Pelaksanaan tes akhir bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3) Tahap akhir

a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya. b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.

c. Menarik kesimpulan.

5. Instrumen dalam bentuk Lembar Observasi

Data observasi ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran . pengelolaan data yang dilakukan dengan cara mencari prosentase keterlaksanaan model pembelajaran yang digunakan. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:

a Menghitung jumlah jawaban yang observer isi pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.


(44)

b Melakukan perhitungan presentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

c Hasilnya kemudian dikonsultasikan ke dalam kategori keterlaksanaan model pembelajaran sebagai berikut:

TABEL 3.4

KATEGORI KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN Presentase Keterlaksanaan(%) Interpretasi

0,0-24,5 Sangat Kurang 25,0-37,5 Kurang 37,6-62,5 Sedang

62,6-87,5 Baik

87,6-100 Sangat Baik Sumber: Hake (1998:64)

Presentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya.

6. Kuisioner

Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu peserta didik kelas eksperimen di SMKN 1 Cimahi. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dan kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:


(45)

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuesioner merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala ordinal.

3.2.7. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable, melalui uji validitas dan reliabilitas sehingga didapat data yang baik dan benar untuk sebuah penelitian.

3.2.7.1. Hasil Pengujian Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Validitas merupakan instrumen yang dapat mengukur kebenaran sesuatu yang diperlukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:168):


(46)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

√{ 2 2} 2 2

(Suharsimi Arikunto, 2009:170) Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

x = Jumlah skor dalam distribusi X

∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.5.

TABEL 3.5

INTERPRETASI NILAI r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah Sumber: Suharsimi Arikunto (2009: 245)

Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan


(47)

karena faktor kebetulan. Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan taraf signifikasi. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

(Sugiyono, 2009:250)

Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung≥ t tabel 2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika t hitung < t tabel Perhitungan validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 diperoleh hasil dari 18 item yang ditanyakan dalam angket. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.6.

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (X)

No Pernyataan thitung ttabel Ket.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

1. Saling Ketergantungan Positif

1 Kemampuan guru dalam mengelompokkan siswa

berdasarkan prestasi 0,93 1,70

Tidak Valid

2 Kemampuan guru dalam mengkondisikan

kekompakkan kelompok pembelajaran 3,48 1,70 Valid 3 Kemampuan guru dalam mengarahkan kerjasama

kelompok pembelajaran 5,15 1,70 Valid

2. Tatap Muka

4 Kemampuan peran guru dalam membantu

pelaksanaan diskusi kelompok 3,35 1,70 Valid 5 Kemampuan guru memotivasi setiap siswa agar

turut aktif dalam diskusi kelompok 4,03 1,70 Valid 6 Kemampuan guru dalam berinteraksi dengan

siswa pada saat diskusi kelompok 3,20 1,70 Valid 7 Kemampuan guru dalam mengarahkan siswa

untuk mengemukakan pendapat 4,53 1,70 Valid r

n r t

  

1 2


(48)

No Pernyataan thitung ttabel Ket. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) 3. Komunikasi Antaranggota

8 Kemampuan guru mengarahkan anggota

kelompok cara berkomunikasi dalam diskusi 1,62 1,70

Tidak Valid

9 Kemampuan guru dalam membangkitkan

komunikasi setiap anggota kelompok saat diskusi 5,67 1,70 Valid 10

Kemampuan guru mengarahkan setiap anggota kelompok dalam menghargai pendapat dari kelompok lain

3,89 1,70 Valid

4. Tanggung Jawab Perseorangan

11

Kemampuan guru dalam memberikan tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain

3,90 1,70 Valid

12

Kemampuan guru dalam mengarahkan tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok sesuai dengan pembagian tugas yang ditentukan

6,79 1,70 Valid

13

Kemampuan guru mendorong setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi pada saat diskusi kelompok

6,54 1,70 Valid

5. Evaluasi Proses Kelompok

14 Kemampuan guru dalam memberika tugas

kelompok berdasarkan tingkat kesukaran 1,67 1,70

Tidak Valid

15 Kemampuan guru dalam memberikan tugas

kelompok sesuai dengan materi pembelajaran 3,47 1,70 Valid 16 Kemampuan guru dalam memberikan tugas

kelompok sesuai dengan waktu yang dijadwalkan 5,06 1,70 Valid 17 Kemampuan guru dalam memberikan nilai

mempengaruhi motivasi siswa 4,71 1,70 Valid 18 Kemamppuan guru dalam memberikan nilai

mempengaruhi rasa percaya diri siswa 1,55 1,70

Tidak Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013

Perhitungan validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 diperoleh hasil dari 30 item soal tes prestasi belajar. Untuk lebih jelasnya, berikut rincian hasil uji validitas instrument soal.


(49)

TABEL 3.7

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN SOAL No soal

t

hitung

t

tabel Keterangan

1 3,32 1,70 Valid

2 3,44 1,70 Valid

3 3,16 1,70 Valid

4 2,97 1,70 Valid

5 3,36 1,70 Valid

6 3,24 1,70 Valid

7 3,20 1,70 Valid

8 2,72 1,70 Valid

9 3,58 1,70 Valid

10 3,24 1,70 Valid 11 2,92 1,70 Valid 12 2,80 1,70 Valid 13 2,72 1,70 Valid 14 -0,58 1,70 Tidak Valid

15 0,40 1,70 Tidak Valid

16 -0,49 1,70 Tidak Valid

17 2,72 1,70 Valid 18 3,44 1,70 Valid 19 2,90 1,70 Valid 20 3,20 1,70 Valid 21 3,06 1,70 Valid 22 3,04 1,70 Valid 23 3,36 1,70 Valid 24 3,02 1,70 Valid 25 3,16 1,70 Valid 26 2,96 1,70 Valid 27 -0,53 1,70 Tidak Valid

28 2,90 1,70 Valid 29 -0,16 1,70 Tidak Valid

30 3,16 1,70 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan Tabel tersebut pada instrumen soal variabel prestasi belajar (Y) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada no soal 9 yang bernilai 3,58 sedangkan untuk nilai terendah berada pada no soal 29 yang bernilai -0,16.


(50)

3.2.7.2. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

bahwa “sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”, Suharsimi Arikunto (2009:178).

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas penelitian dilakukan dengan rumus Spearman Brow. Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

r11 =

) 1 (

2 b b

r r

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 93) Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen

r 12 2

1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan Tabel 3.8.

TABEL 3.8

INTERPRETASI RELIABILITAS Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi 0.60 – 0,79 Tinggi 0,40 – 0,59 Cukup


(51)

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,20 – 0,39 Rendah 0,00 – 0,19 Sangat Rendah

(Suharsimi Arikunto, 2009: 93)

Berdasarkan hasil uji reabilitas instrument yang digunakan berupa angket dan soal diketahui bahwa semua variabel reliabel karena rhitung lebih besar

dibandingkan rtabel yakni 0,374 Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 3.9

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel rhitung rtabel Ket

1 Model pembelajaran kooperatif teknik

Numbered Heads Together(NHT) 0,901 0,374 Reliabel

2 Prestasi belajar 0,838 0,374 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan hasil uji reabilitas, variabel Model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) memperoleh nilai 0,901 yang terkatagori dalam kriteria reabilitas sangat tinggi, sedangkan untuk variabel prestsi belajar memperoleh nilai 0,838 yang terkatagori kriteria reabilitas sangat tinggi.

3.2.7.3. Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal disebut indeks kesukaran, untuk mengetahuinya dapat menggunakan rumus :

P = s J

B

( Suharsimi Arikunto, 2010 : 210 ) Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : jumlah seluruh siswa peserta tes


(52)

TABEL 3.10

INTERPRETASI HARGA INDEKS KESUKARAN

P Klasifikasi

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P 0,30 Sukar

0,31 P 0,70 Sedang

0,71 P < 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

Sumber : Suharsimi Arikunto (2010:210)

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran diketahui bahwa klasifikasi soal berbeda-beda. Agar lebih terpirinci dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut:

TABEL 3.11

HASIL PENGUJIAN TINGKAT KESUKARAN No soal Nilai Klasifikasi

1 0,73 Mudah 2 0,67 Sedang 3 0,70 Sedang 4 0,77 Mudah 5 0,53 Sedang 6 0,67 Sedang 7 0,57 Sedang 8 0,47 Sedang 9 0,80 Mudah 10 0,67 Sedang 11 0,57 Sedang 12 0,50 Sedang 13 0,47 Sedang 14 0,43 Sedang 15 0,33 Sedang 16 0,33 Sedang 17 0,53 Sedang 18 0,63 Sedang 19 0,53 Sedang 20 0,57 Sedang 21 0,60 Sedang 22 0,63 Sedang 23 0,53 Sedang 24 0,57 Sedang 25 0,70 Sedang 26 0,70 Sedang


(1)

190

kelompok pembelajaran agar pada saat pelaksanaan pembelajaran dimulai guru tidak lagi membagi kelompok. Sehingga pembagian waktu untuk tahap pelaksanaan pembelajaran yang lainnya dapat terselesaikan dengan baik dan siswa mampu berdiskusi lebih efektif lagi.

2. Pada saat diskusi berlangsung langkah-langkah model pembelajaran kooperatif teknik NHT belum terlaksana dengan baik sesuai langkah-langkah model pembelajaran NHT yang sudah ada, dikarenakan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik NHT belum banyak dipahami oleh guru. Dalam hal ini penulis merekomendasikan perlu adanya upaya-upaya yang lebih intensif untuk mensosialisasikan model pembelajaran kooperatif teknik NHT melalui seminar/workshop atau melalui In House Training (IHT). 3. Keterbatasan penulis pada saat penelitian, penulis menyadari bahwa penelitian

dilakukan pada ruang lingkup sampel yang terbatas dan jangka waktu yang relatif singkat sehingga penulis merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya dengan melakukan metode eksperimen pada ruang lingkup sampel yang luas dan jangka waktu yang relatif panjang sehingga penerapan model pembelajaran kooperatif teknik NHT tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran kewirausahaan saja akan tetapi diterapkan juga pada mata pelajaran yang lain dan penerapan model kooperatif teknik NHT direkomendasikan juga untuk diterapkan pada beberapa kelas bukan hanya pada satu kelas saja. 4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan atau rujukan data empirik

dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik NHT dalam kegiatan belajar mengajar.


(2)

Ummul Maghfiroh, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan (Eksperimen pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 1 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina Tri. (2004), Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Aprianti, Risyani Nur. (2010). Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together(NHT) Terhadap Hasil BelajarSiswa pada SMK Pasundan. Skripsi, UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arifin, Daeng dan Arifin, Pipin. (2010). Keprofesionalan Seorang Guru. Bandung: Pustaka Ak-Kasyaf.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta,

---. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Bina Aksara.

---. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

---. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Budiwati, Neti dan Permana, Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Cooper, M., Irizarry, J dan Leighton, Mary S . (2010). Classroom Teaching Skills-Ninth edution. USA: General Editor. Tersedia: http://www.emeraldinsight.com[15 November 2012]

Cucu, Sukmara. (2011). Pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Heads Together) Dalam Upaya Meningatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa di SMP Negeri 1 Sukarame Kabupaten Tasik Malaya Jawa Barat. Jurnal


(3)

192

Saung Guru Vol II No. 2 Oktober. Tersedia : http://www.jurnalsaungguru.com[18 Mei 2013]

Danim, Sudarwan dan Khairil. (2010). Profesi Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta

---. (2008). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Esiobu,G.O. (2011). Achieving Gender Equity In Science Class: Shift From Competition To Cooperative Learning. Multicultural Education & Technology Journal, Vol.5. Tersedia: http://www.emeraldinsight.com[15 November 2012]

Haerani, Lia. (2003). Persesi Sekolah Tentang Standar Kinerja Guru dan Pengaruhnya Terhadap Pelayanan Belajar Di SMU Negeri Se Kota Bandung. Se Kota Bandung. Skripsi S-1 pada Jurusan Administrasi Pendidikan UPI. Bandung:Tidak Diterbitkan.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta.

---. (2011).Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta.

Joan, B dan Patricia, M Larres. (2007). Cooperative Learning: A Pedagogy To Improve Students Generic Skills. Education + Training, Vol. 49. Tersedia: http://www.emeraldinsight.com[15 November 2012]

Joni, Susilowibowo dan Yuliati, Lika. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar. Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 1 No. 3, Februari 2009. Tersedia : http://www.jurnalsaungguru.com[18 Mei 2013]

Joseph, Zajda. (2006). Learning And Teaching. Australia : James Nicholas Publisher Pty Ltd. Tersedia: http://www.emeraldinsight.com[15 November 2012]

Joyce,B dan Weil, Marsha. (1972). Models of Teaching. USA: Allyn and Bacon A Simon & Scuster Company. Tersedia: http://www.blog.tp.ac.id/wp[22 Februari 2013]

Lehman, E. Mary. (2007). Influence of Learning Style Heterogeneity on Coopertive Learning. Dec. 2007. Vol 51, Edisi4. NACTA Journal.


(4)

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning Diruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

---. (2008). Cooperative Learning Diruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo. ---. (2010). Cooperative Learning Diruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo. Maheady, L. et al. (2006). The Effects of Numbered Heads Together with and

without an Incentive Package on The Science Test Performance of a

Diverse Group of Sixth Graders. Tersedia :

http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/search/detailmini.jsp[20Juni 2013]

Michael, J. Spector. (2008). Handbook of Research on Educational Communication and Technology. New York: Taylor & Francis Group,LLC.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Muslimin, Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-University Press.

Oemar, Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

--- (2007). Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung:Sinar Baru Officer.

Pratiwi, Ati. (2011). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Teknik Numbered Heads Together Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA Purgabaya Bandung. Skripsi, UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Purwanto, Ngalim. (2001) Psikologi Pendidikan Remaja. Bandung : Rosdakarya Rahmi. (2008). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together(NHT) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Matematika. Jurnal Percikan: Pemberitahuan Ilmiah(Online), Vol 89,halaman.Tersedia:http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/89JUN088589. pdf [10 April 2013]

Rohani, Fitri. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII D SMP Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009.Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan


(5)

194

---. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya,Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

---. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Slavin, Robert. (2009). Cooperative learning Teori Riset dan Praktek. Bandung : Wisata Media.

Solihatin, Etin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana. (1992). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar

Baru.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

---. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. ---. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Swardi. (2008). Manajemen Pemebelajaran (Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi), Surabaya : Temprinda Media Grafika.

Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

---.(2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

---. (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Tarsito.

---. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Syamsuddin, Abin. (2005). Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


(6)

Syaodih, Nana. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosda Karya.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pusaka Publik.

---. (2009). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Progresif Prenada Media Group.

---. (2010). Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pusaka Publik. Triyana. (2008). Penerapan Model Pembelajarn Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Motivasi dan hasil Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Miftahul Huda Kec Ngadiraja Pacitan. Tersedia:http://www.biologiforum.wordpress.com[14 Desember 2012]

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional. (2007). Yogyakarta: Tim Cemerlang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru. (2012). Bandung: Fokusindo Mandiri

Umar, Husein. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

---. (2008). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Uno, Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Teknik Komputer Dan

0 0 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 3 53

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Eksperimen Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhkolot.

0 3 17

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK SIPIL.

0 0 19

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

2 14 183

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN SMKN 2 KEBUMEN.

0 0 104

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS XI JURUSAN FABRIKASI LOGAM DI SMKN 1 SEYEGAN.

0 0 98