PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK.

(1)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Adanya perubahan pola, persyaratan, dan persaingan tenaga kerja industri menyebabkan silabus mata kuliah Bahasa Indonesia harus dipacu untuk menyiapkan lulusan jurusan nonrekayasa politeknik yang memiliki kompetensi berbahasa yang sesuai dengan kebutuhan industri. Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting yang dapat membantu mahasiswa mencapai kompetensi tersebut. Untuk itu, dilakukan penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia yang Selaras dengan Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Dunia Industri bagi Jurusan Nonrekayasa Politeknik”. Penelitian ini bertujuan merumuskan bahan ajar yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri, menghasilkan buku ajar Bahasa Indonesia bagi jurusan nonrekayasa politeknik, dan menghasilkan deskripsi persepsi pengguna. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan langkah-langkah Research and Development (R&D) dengan tiga tahapan, yaitu analisis kebutuhan, pengembangan produk, dan diseminasi produk. Dari penelitian ini diperoleh tiga simpulan. (1) Rumusan bahan ajar yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri adalah bahan ajar yang dapat mencapai kompetensi berbahasa Indonesia untuk mengelola kesekretariatan kantor, informasi, dan pertemuan ; untuk berkomunikasi langsung, melalui telepon, dan saat presentasi; untuk membuat laporan dan simpulan SOP & instruksi kerja dengan kalimat efektif. (2) Buku ajar Bahasa Indonesia bagi jurusan nonrekayasa adalah buku yang di dalamnya memuat materi bahasa Indonesia untuk bertelepon, berpresentasi, berdiskusi, bernegosiasi dan materi bahasa Indonesia untuk membuat notula, surat resmi, proposal, laporan, serta pemahaman istilah asing. (3) Persepsi pengguna dan pakar terhadap semua unsur buku adalah sangat baik/tepat yang berarti, buku ajar penelitian ini dapat dijadikan model/contoh. Selain itu, buku ajar dipersepsi mudah diaplikasikan, dapat dijadikan pegangan mahasiswa dan dosen, serta menunjang perkuliahan “Komunikasi Bisnis”.

kata kunci: bahan ajar, kompetensi lulusan, kompetensi dunia industri, jurusan nonrekayasa


(2)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Changes in the pattern, requirement, and labor competition make the Indonesian-Language course syllabus to be developed in such a way to prepare graduates of polytechnic nonengineering departments have the Indonesian-language competence in accordance with the needs of industries. This competence can be achieved by means of various components and the most important one is the teaching materials. Therefore this study was conducted to formulate the materials in line with the Indonesian-language competency needed by industries. This study aims to formulate instructional materials aligned with the competencies needed by industries, that is an Indonesian language textbook for polytechnic students nonengineering departments, and a description of the users’ perception. To achieve those aims, Research and Development (R & D) is applied. This research has three stages, namely needs analysis, product development, and dissemination. The result of this study is (1) the formulation of instructional materials aligned with the competencies required by industries. They are teaching materials that can achieve competency in the field of the Indonesian language. Indonesian language competence is used to manage the office, information, and meetings; to communicate directly, by telephone, and during the presentation; to make statements and SOP conclusions & working instructions using effective sentences. (2) The Indonesian language textbook for students of polytechnic non-engineering departments is a textbook containing materials for telephoning, making presentations and discussions, and negotiating. This Indonesian language textbook is also used to make the minutes, official letters, proposals, reports, and understand foreign language terms. (3) Users and ‘experts’ perception to all elements of this book is very good/precise, meaning the textbook produced by this study can be used as a model/ example. In addition, this textbook is perceived easily applied, can be used as the handbook for students and lecturers, and to support the "Business Communication" course.

key word: instructional materials, competence of graduates, competencies needed by industries, nonengineering departments.


(3)

1

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Memasuki AFTA 2016, para insinyur perlu mengantongi sertifikat untuk dapat melaksanakan tugas keinsinyurannya di wilayah Asia. Berapa banyak insinyur kita yang telah tersertifikasi saat ini?Tidak lebih dari 100 orang. Pada saat yang sama jumlah insinyur Singapura yang telah tersertifikasi mencapai ribuan. Dalam situasi seperti ini, para insinyur kita hanya akan menjadi operator atau asisten insinyur asing yang kelak beroperasi di Indonesia. (Gunawan, 2013)

Kutipan yang dikemukakan Guru Besar Matematika ITB pada harian

Kompas 5 Maret 2013 tersebut menekankan sertifikasi profesi tidak dapat

ditunda-tunda lagi. Untuk memenangkan persaingan tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten agar dapat berperan secara aktif dalam bidang industri. SDM yang berkompeten adalah individu yang memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku sesuai dengan syarat di industri. Sertifikasi terkait erat dengan berkompetensi. Jika seseorang tidak berkompeten, dia tidak mungkin akan memperoleh sertifikasi di bidangnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) sertifikasi bermakna penyertifikatan, yaitu proses, cara, perbuatan menyertifikatkan. Dalam bahasa Inggris, sertifikasi atau certification diartikan keterangan, pengesahan, ijazah, sertifikat, brevet, diploma, keterangan. Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, pasal 1, ayat 1 “sertifikasi kerja diartikan sebagai proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia dan/atau internasional.”

Sertifikasi didefinisikan berbeda pada setiap lembaga. Ikatan ahli Geologi Indonesia menetapkan pengertian sertifikasi adalah standardisasi secara profesional bagi mereka yang kompeten di bidang pekerjaan masing-masing yang dikelola dan dibina oleh organisasi profesi bukan pemerintah. Sertifikasi ini


(4)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memenuhi persyaratan kualitas profesional yang sudah ditetapkan. (http://sertifikasi.iagi. or.id/). International Institute for Environment Develpoment (IIED) memaknai sertifikasi adalah prosedur pihak ketiga memberikan jaminan tertulis bahwa suatu produk, proses atas jasa telah memenuhi standar tertentu, berdasarkan audit yang dilaksanakan dengan prosedur yang disepakati. Dalam konteks standar ISO 9001:2000, ISO 9001:2008 atau standar ISO 14001:2004, “certification” refers to the issuing of written assurance (the certificate) by an independent external body that it has audited a management system and verified that it conforms to the requirements specified in the standard.

(https://thomashidayatk wordpress.com/ 2009/07/29/definisi-sertifikasi). Berdasarkan pengertian-pengertian sertifikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sertifikasi/penyertifikatan adalah legalitas terhadap seseorang atau lembaga yang memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai standar sehingga kepadanya diberikan bukti berupa sertifikat.

Terdapat berbagai keuntungan dengan adanya sertifikasi. Pertama, sertifikasi akan bermanfaat bagi industri dalam melakukan proses penerimaan atau pengangkatan tenaga. Kedua, perumusan standar kompetensi dalam sertifikasi akan bermanfaat untuk mengembangkan SDM. Ketiga, dengan adanya perumusan standar kompetensi kerja yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu khususnya di dunia industri pada sertifikasi, lembaga pendidikan dipermudah dalam pengembangan standar kompetensi lulusannya (http: //bsi. kemenperin. go.id/Balai Sertifikasi Industri Kementrian Perindustrian, 2014).

Seperti yang tertulis pada kutipan yang mengawali latar belakang, dewasa ini globalisasi ketenagakerjaan merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini ditandai dengan telah diberlakukannya Asean Free Trade

Area (AFTA) pada awal Januari 2002 dan akan diikuti dengan penerapan Asean Free Labour Area (AFLA). Adanya pemberlakuan ini menimbulkan perubahan

pola, persyaratan, dan persaingan tenaga kerja industri yang sangat tinggi.

Dalam rangka memenangkan persaingan global tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku sesuai dengan yang distandarkan industri sehingga dapat berpartisipasi secara aktif di tempat kerja, dengan istilah lain, diperlukan SDM


(5)

3

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang kompeten. Adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, standar kompetensi industri berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Menakertrans), dan penyelenggaraan program pendidikan yang berbasis kompetensi industri merupakan upaya pemerintah untuk menghasilkan SDM yang kompeten. Hal ini mendukung berbagai peraturan pemerintah tentang penerapan pendidikan berbasis kompetensi yang telah diterbitkan sebelumnya, yaitu:

a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (4) satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis, ayat (5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 juncto no. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 juncto no. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan;

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2008 mengamanatkan pelaksanaan uji kompetensi dan pemberian sertifikat kompetensi dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi;

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Standar Penguji pada Kursus dan Pelatihan.

Tujuan berbagai peraturan pemerintah tersebut untuk menjamin lulusan agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaan di bidangnya. Pendidikan dikatakan memberi kontribusi nyata dalam kehidupan manusia ketika output-nya diterima di pasar. Pada suatu penelitian di empat perguruan tinggi Australia yang beragam disiplin ilmunya, diperoleh simpulan 81% responden mengemukakan


(6)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa yang terpenting dari tujuan pendidikan di universitas (perguruan tinggi) adalah keterserapan lulusannya di dunia kerja (Dunne, 1999).

Kompetensi lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global. Untuk itu, kurikulum lembaga pendidikan harus dipacu untuk mampu menyiapkan lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Adanya perubahan pola, persyaratan, dan persaingan tenaga kerja industri yang sangat tinggi menyebabkan kurikulum politeknik harus dipacu untuk mampu menyiapkan lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pada ayat 2, pasal 21, Undang-undang Pendidikan Tinggi Tahun 2012 tertulis “Program diploma sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya.” Oleh karena itu, pada kurikulum lembaga pendidikan harus terdapat standar kompetensi lulusan (SKL) yang berorientasi pada kompetensi dunia industri.

“Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan” (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006); Dalam Undang-undang SNPT No. 12 tahun 2012, pasal 5, ayat 1 tertulis “Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan”. Pada ayat 2 undang-undang tersebut tertulis “Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran”. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan SKL penting sekali dimiliki oleh lembaga pendidikan karena sebagai sumber informasi untuk


(7)

5

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan program dan kurikulum serta sebagai acuan dalam penyelenggaraan dan penilaian pendidikan.

Polban (Politeknik Negeri Bandung), tempat penelitian ini, sebagai lembaga pendidikan telah menetapkan kompetensi lulusan (KL) untuk setiap program studi. Berikut ini contoh KL Program Studi Akuntansi Manajemen Pemerintahan D4 dan Program studi Administrasi Bisnis D3 yang tertera pada dokumen kurikulum Polban.

a. Kompetensi Lulusan Program Studi Akuntansi Manajemen Pemerintahan D4

Kompetensi lulusan yang dicanangkan dalam pendidikan D4 AMP adalah lulusan dapat mengaplikasikan akuntansi manajemen pemerintahan yang sistematis, dinamis dan inovatif, dan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajerial. Secara rinci kompetensi minimal lulusan program D4 AMP adalah dapat:

a. mengelola anggaran,

b. menyajikan informasi keuangan sebagai bahan pengambil keputusan, c. menyajikan laporan keuangan unit organisasi dan entitas,

d. menginterpretasikan hasil analisis keuangan,

e. menyajikan laporan kinerja unit organisasi dan entitas, f. melakukan analisis dan interpretasi kinerja,

g. memproses akuntansi pertanggung jawaban (responsibility accounting), h. melaksanakan pengendalian internal,

i. melakukan audit operasional, j. memproses dan mengelola pajak,

k. melakukan fungsi-fungsi manajerial berdasarkan nilai-nilai dan etika yang berlaku.

b. Kompetensi Lulusan Program Studi Administrasi Bisnis D3

Para lulusan Program Studi Administrasi Bisnis D3 diharapkan mampu menangani pekerjaan klarikal kantor secara efektif dan efisien, dapat mengelola sarana prasarana kantor, memproses data secara akurat, berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tulisan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,


(8)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengelola informasi untuk menunjang pekerjaan kantor, mengelola organisasi pada level taktis operasional, serta memiliki semangat kewirausahaan. Kompetensi lulusannya diharapkan:

a. memiliki kemampuan mengelola kegiatan kesekretariatan dan administrasi kantor;

b. memiliki kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris;

c. memiliki kemampuan menggunakan komputer dan teknologi yang lain untuk menunjang pekerjaannya;

d. memiliki kemampuan dalam bidang membina customer relation;

e. memiliki kepribadian yang tangguh, sikap mental yang positif, jujur, bertanggung jawab dan disiplin;

f. memiliki kemampuan untuk berwirausaha.

Merujuk pada Undang-undang SNPT No. 12 Tahun 2012, pasal 5, ayat 2, seluruh perkuliahan di Polban diharuskan berorientasi pada pencapaian KL yang telah ditetapkan, tidak terkecuali perkuliahan Bahasa Indonesia.

Pada dasawarsa ini, hubungan pelayanan dan kepelayanan di perguruan tinggi sangat menentukan. Pada dasarnya produk yang dihasilkan perguruan tinggi adalah jasa kependidikan yang disajikan kepada para konsumennya, yaitu mahasiswa. Menurut Tampubolon (2001) jasa kurikuler perguruan tinggi meliputi antara lain: kurikulum, silabus umum, rancangan mutu perkuliahan, satuan materi sajian, penyajian materi, evaluasi, praktikum, dan bimbingan.

Jika mahasiswa puas dengan pelayanan perguruan tingginya, mahasiswa tersebut akan bertambah dan tentu saja keuntungan dalam berbagai bentuk akan diperoleh. Sebaliknya, jika pelayanan mengecewakan, mahasiswa akan kecewa sehingga akan diperoleh berbagai kerugian. Salah satu jasa pendidikan adalah penyediaan materi sajian/bahan ajar. Apabila bahan ajar perkuliahan memenuhi kebutuhan/memuaskan para mahasiswa, mereka akan tertarik dan rajin menghadiri perkuliahan berikutnya. Sebaliknya, apabila satuan materi sajian tidak memuaskan, mahasiswa akan merasa bosan sehingga akan malas untuk hadir dalam perkuliahan berikutnya.


(9)

7

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikemukakan oleh Hidayat (1994) bahwa hasil pengajaran yang maksimum harus memperhitungkan dua faktor penting, yaitu hakikat bahan pelajaran yang akan diajarkan dan hakikat proses belajar. Pengembangan bahan ajar merupakan hal yang sangat penting dan harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum sebagaimana tertulis pada Panduan Umum Pengembangan

Bahan Ajar berikut ini.

Salah satu komponen rencana pembelajaran yang memegang peranan penting dari keseluruhan isi kurikulum adalah materi ajar. Guru harus mampu memilih dan menyiapkan materi ajar sesuai prinsip pengembangannya agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Untuk memudahkan guru dalam menyajikan materi ajar dalam proses pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya, guru perlu mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar. (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2006)

Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching

material) yang disusun secara sistematis, mencerminkan kompetensi yang akan

dikuasai mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Melalui bahan ajar yang disiapkan secara baik memungkinkan mahasiswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis. Penyiapan dan penggunaan bahan ajar secara baik dan tepat, pada akhirnya akan membuat mahasiswa dapat menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Masalah penting yang sering dihadapi dosen dalam perkuliahan adalah memilih dan menentukan materi yang tepat dalam rangka memfasilitasi mahasiswa mencapai kompetensinya. Materi atau bahan ajar merupakan salah satu komponen yang berperan sangat penting dalam membantu mahasiswa mencapai kompetensi. Secara umum bahan ajar berisikan pengetahuan, keterampilan, sikap atau nilai yang harus dipelajari mahasiswa. Bahan ajar perlu dipilih dan ditentukan agar seoptimal mungkin membantu mahasiswa mencapai kompetensinya. Manfaat bahan ajar bagi dosen dan mahasiswa adalah:

a. mengubah peran dosen dari pengajar menjadi fasilitator;

b. meningkatkan proses perkuliahan menjadi lebih efektif dan interaktif; c. mengefesienkan waktu dalam proses perkuliahan;


(10)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. mahasiswa dapat belajar mandiri sesuai dengan yang dikehendaki dan kemampuan.

Manfaat tersebut paralel dengan kutipan berikut ini.

Ketersediaan bahan ajar merupakan tanggung jawab pendidik yang berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa; pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya; dan alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008).

Dikemukakan Widyartono (2010) dalam proses perkuliahan bahasa Indonesia, bahan ajar sekaligus merupakan substansi kompetensi yang diajarkan kepada mahasiswa, bahan ajar ini diperlukan sebagai pedoman beraktivitas. Hal ini bertujuan pada pencapaian kemahiran berbahasa Indonesia agar mahasiswa dapat mengemukakan gagasannya secara terbuka, jujur, dan menghargai karya/pikiran orang lain.

Sesuai dengan aturan yang terdapat pada SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 43/DIKTI/Kep/2006 pasal 6, ayat 1 tentang Status dan Beban Studi Kelompok MPK, yaitu “MPK wajib dimasukkan ke dalam Kurikulum Inti setiap program studi”. Saat ini kurikulum Bahasa Indonesia yang digunakan di sebagian besar politeknik, di antaranya: Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Pos Indonesia Bandung adalah kurikulum Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah MPK (pengembangan kepribadian). Adapun kompetensi yang dituju pada mata kuliah Bahasa Indonesia ini adalah kompetensi dasar seperti yang tertulis pada pasal 3, ayat 2c dengan cakupan bahan ajar/materinya seperti yang tertulis pada pasal 4, ayat 3 SK No. 43/DIKTI/Kep/2006 berikut ini.

Kompetensi dasar mata kuliah Bahasa Indonesia yang tertera Pasal 3, ayat 2c, SK No. 43/DIKTI/Kep/2006, yaitu memberikan pengetahuan bahasa Indonesia sehingga mahasiswa menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional dan mampu menggunakannya secara baik dan benar untuk mengungkapkan pemahaman rasa kebangsaan dan


(11)

9

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cinta tanah air, dan untuk berbagai keperluan dalam bidang ilmu, teknologi, dan seni serta profesi.

Cakupan materi yang tertulis pada pasal 4, ayat 3 SK SK No. 43/DIKTI/Kep/2006.

a. Kedudukan bahasa:

1) sejarah bahasa Indonesia, 2) bahasa negara,

3) bahasa persatuan.

4) bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan 5) fungsi dan peran bahasa Indonesia dalam pembangunan. b. Menulis:

1) makalah,

2) rangkuman/ringkasan buku atau bab, dan 3) resensi buku.

c. Membaca untuk menulis:

1) membaca tulisan/artikel ilmiah, 2) membaca tulisan popular, dan

3) mengakses informasi melalui internet. d. Berbicara untuk keperluan akademik:

1) presentasi, 2) seminar, dan 3) berpidato

Cakupan materi tersebut dikembangkan oleh dosen Bahasa Indonesia Polban yang dikemas dalam buku berjudul Kiat Penulisan Laporan Ilmiah untuk

Program Diploma yang ber-ISBN 978-979-3541-18-1. Pokok bahasan pada buku

tersebut lebih terfokus kepada kompetensi aktivitas akademik baik lisan maupun tulisan. Pokok bahasan “laporan ilmiah, proposal, pengutipan, konvensi naskah, pemaragrafan, kalimat ilmiah, peristilahan, mekanik penulisan, resensi buku ilmiah” dipelajarkan untuk mencapai kompetensi aktivitas akademik berbahasa tulis/penulisan ilmiah. Pokok bahasan kalimat ilmiah, peristilahan, dan presentasi ilmiah dipelajari untuk mencapai kompetensi aktivitas akademik berbahasa lisan. Oleh sebagian dosen, buku tersebut dijadikan sumber ajar, sedangkan dosen lainnya menggunakan buku yang berbeda. Buku-buku lain yang digunakan sebagai sumber ajar adalah:

1. Bahasa Indonesia Ilmiah Tata Tulis Karya Tulis Ilmiah, Latihan.

terbitan Seksi Bhs. Indonesia, tahun 2002, Departemen Sosioteknologi ITB, Bandung;


(12)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi karangan Minto Rahayu, tahun

2007, penerbit Gramedia, Jakarta;

3. Belajar Mengemukakan Pendapat karangan Jos Daniel Parera, tahun

1988, penerbit Airlangga Jakarta;

4. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum

Pembentukan Istilah, Terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008, Jakarta;

5. Kalimat Efektif karangan Abdul Razak, tahun 2004, penerbit Gramedia

Jakarta.

Dari cakupan materi pada pasal 4, ayat 3 SK SK No. 43/DIKTI/Kep/2006, dari pokok bahasan yang terdapat pada buku Kiat Penulisan Laporan Ilmiah

untuk Program Diploma, serta dari buku-buku lainnya yang digunakan

teridentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan perkuliahan Bahasa Indonesia. Pertama, belum terdapat penstandaran bahan ajar perkuliahan. Kedua, karena belum ada penstandaran bahan ajar, penstandaran penilaian pun belum ada. Ketiga, materi perkuliahan Bahasa Indonesia yang saat ini dipelajari mahasiswa jurusan nonrekayasa politeknik kurang mendukung pencapaian SKL dan kompetensi yang dibutuhkan dunia industri jika mengacu pada pasal 5 ayat 2 Undang-Undang PTN No 12 Tahun 2012 dan kompetensi yang dibutuhkan pengguna jasa/industri. Keempat, kurang terlihatnya hubungan yang erat antara materi perkuliahan dengan kompetensi lulusan menjadi salah satu penyebab mata kuliah Bahasa Indonesia dianggap kurang penting oleh mahasiswa sehingga kurang diminati.

Berdasarkan masalah-masalah yang terindentifikasi tersebut, agar perkuliahan Bahasa Indonesia berkontribusi pada pencapaian KL dan kompetensi dunia industri sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk mempelajarinya, dilakukan penelitian dengan pembatasan masalah, yaitu ”pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri bagi jurusan nonrekayasa politeknik”.


(13)

11

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merujuk pada masalah-masalah yang teridentifikasi dan batasan masalah, perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut.

a. Bagaimanakah kompetensi berbahasa Indonesia lulusan nonrekayasa politeknik yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri?

b. Bagaimanakah pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri?

c. Bagaimanakah persepsi pengguna dan pakar terhadap buku ajar Bahasa Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri pada saat diseminasi?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang dan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia yang tepat untuk jurusan nonrekayasa politeknik sehingga akan tercapai standardisasi materi perkuliahan Bahasa Indonesia yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan nonrekayasa politeknik dan kompetensi dunia industri. Dengan demikian, tujuan penelitian ini paralel dengan tujuan penelitian ketetapan Dikti dalam aspek integrasi bangsa dan harmoni sosial. Secara terinci, tujuan penelitian ini adalah menghasilkan:

a. rumusan bahan ajar yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri,

b. buku ajar Bahasa Indonesia bagi jurusan nonrekayasa politeknik, dan c. deskripsi persepsi pengguna dan pakar terhadap buku ajar Bahasa

Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri pada saat diseminasi.

D.Manfaat Penelitian

Setiap hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang terkait dengan topik penelitian, bermanfaat untuk peningkatan dan pengembangan lembaga tempat penelitian tersebut dilaksanakan, dan bermanfaat bagi masyarakat yang menaruh perhatian terhadap topik yang diungkapkan dalam


(14)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Begitu pula dengan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat.

Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi pengembangan ilmu karena dapat dijadikan masukan dalam pengkajian perkuliahan Bahasa Indonesia serta dapat dijadikan model pengembangan rumusan bahan ajar mata kuliah Bahasa Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri untuk jenjang pendidikan tinggi lainnya dan tidak menutup kemungkinan dapat dijadikan model pengembangan bahan ajar mata kuliah selain mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, manfaat hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi dosen untuk membuat buku sebagaimana diamanatkan ayat 3, pasal 12, Undang-undang Pendidikan Tinggi Tahun 2012 yaitu

Dosen secara perseorangan atau berkelompok wajib menulis buku ajar atau buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi sivitas akademika.

Selain itu, hasil penelitian berupa buku ajar bagi jurusan nonrekayasa politeknik yang merupakan luaran penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi lembaga pendidikan politeknik karena bahan ajar Bahasa Indonesia ini berbasis kompetensi lulusan dan kompetensi industri sehingga turut mendukung ayat 2, pasal 21 Undang-undang Perguruan Tinggi Tahun 2012 bahwa “program diploma sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya”.

Luaran penelitian ini yang berupa buku ajar dapat dijadikan suatu sumber belajar yang standar pada perkuliahan Bahasa Indonesia di jurusan nonrekayasa politeknik mana pun walaupun diampu oleh dosen yang berbeda-beda sehingga tercipta pengevaluasian yang standar. Hasil penelitian ini pun diharapkan berkontribusi bagi dosen dan mahasiswa; dengan tersedianya buku ajar, perhatian dosen dan mahasiswa akan terfokus pada hal yang sama pada saat perkuliahan. Apabila dosen berhalangan, adanya buku ajar ini dapat dijadikan sarana oleh mahasiswa untuk belajar mandiri tanpa bergantung kepada kehadiran dosen.


(15)

13

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Asumsi Penelitian

Dalam penelitian Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia yang

Selaras dengan Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Dunia Industri bagi Jurusan Nonrekayasa Politeknik yang menjadi asumsinya adalah sebagai berikut.

a. Bahan ajar perkuliahan Bahasa Indonesia bagi jurusan nonrekayasa politeknik harus disusun atau dirumuskan selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri.

b. Bahan ajar perkuliahan Bahasa Indonesia harus dikemas dalam bentuk buku ajar untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami karya tulis ini, pembahasan pada karya tulis ini terbagi dalam lima bab. Bab I; pada bab ini diuraikan hal yang melatarbelakangi penentuan topik penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II; berisi teori-teori kajian yang digunakan sebagai landasan dan rujukan pada pembahasan. Pada bab ini diuraikan mengenai kompetensi dan standar kompetensi lulusan, kompetensi berbahasa Indonesia, pendidikan berbasis kompetensi, perencanaan dan pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi, bahan ajar: (yang terdiri atas anak subbab pengembangan bahan ajar, penentuan cakupan dan urutan bahan ajar, perumusan bahan ajar dan bentuk bahan ajar, buku ajar, karakteristik dan struktur buku ajar, penilaian buku ajar), rancangan hipotetik buku ajar, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan Bab III; pada bab ini diuraikan metode yang digunakan pada penelitian. Pada bab ini diuraikan jenis metode, alur pikir penelitian, lokasi, populasi, dan sampel penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumen penelitian, dan teknik pengolahan data.

Hasil temuan dan pembahasan dituliskan pada bab IV. Pada bab ini diuraikan kompetensi berbahasa Indonesia yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri, materi bahasa Indonesia yang diajarkan jurusan nonrekayasa Polban, pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia yang selaras dengan SKL, kompetensi dunia industri, persepsi pakar


(16)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN

DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pengguna terhadap buku ajar. Akhirnya, karya tulis ini ditutup dengan bab V yang terdiri atas subbab simpulan, implikasi, dan rekomendasi.


(17)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode

Agar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, pada penelitian ini digunakan metode Research and Development (R&D) atau „penelitian dan pengembangan‟.

“Metode penelitian dan pengembangan digunakan untuk mengembangkan dan

menguji produk tertentu” (Sugiyono, 2012). Menurut Sukmadinata (2005)

“penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,

yang dapat dipertanggungjawabkan.” Dijelaskannya pula proses penelitian dan

pengembangan menunjukkan suatu siklus yang diawali dengan adanya kebutuhan, ditentukannya spesifikasi produk, dan dibuatnya produk. Kemudian, produk diujicobakan secara terbatas dan luas. Selama uji coba, dilakukan pengamatan dan evaluasi sebagai dasar untuk penyempurnaan produk. Dengan demikian, Dalam pelaksanaan Research and Development terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, eksperimental, dan evaluatif. Metode deskriptif digunakan untuk penelitian awal, metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan produk yang dihasilkan, dan metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.

Dari sepuluh langkah Research and Development yang dikemukakan Borg dan Gail (1989), Sukmadinata (2005) memodifikasinya menjadi tiga langkah, yaitu penelitian pendahuluan (meliputi penelitian literatur, penelitian lapangan, dan penyusunan draf awal produk), uji coba (sampel terbatas dan sampel yang lebih luas), serta diseminasi dan sosialisasi produk. Metode R&D hasil modifikasi Sukmadinata digunakan dalam penelitian ini.

B.Alur Pikir Penelitian

Penelitian ini diawali dengan kajian pustaka tentang KKNI, kompetensi lulusan, kompetensi industri, dan pengembangan bahan ajar sebagai rujukan untuk merumuskan tiga instrumen. Instrumen kesatu untuk memperoleh data


(18)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi lulusan berdasarkan dokumen KL nonrekayasa politeknik dan kompetensi dunia industri berdasarkan wawancara dengan alumni nonrekayasa serta pihak industri pengguna lulusan dan berdasarkan dokumen SK Menakertrans Republik Indonesia sehingga diperoleh profil kompetensi berbahasa Indonesia lulusan nonrekayasa politeknik. Instrumen kedua untuk mengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia dan mengujicobakannya baik secara terbatas maupun luas. Instrumen ketiga untuk memperoleh persepsi pengguna dan pakar terhadap bahan ajar hasil penelitian. Instrumen-instrumen tersebut berupa angket, pedoman wawancara, pedoman analisis pustaka dan pedoman observasi pelaksanaan uji coba. Pengujian validitas dan reliabilitas ketiga instrumen tersebut menggunakan pendapat ahli (judgment experts). Digunakannya judgment experts pada pengujian validitas dan reliabilitas instrument karena instrumen dibuat atau dikonstruksi dengan berlandaskan teori-teori kompetensi berbahasa, teori-teori pendidikan kompetensi, dan teori-teori bahan ajar.

Validasi instrumen ini dilakukan dengan merumuskan pernyataan dan pertanyaan yang akan divalidasi pakar. Validasi yang dilakukan pakar adalah dengan memberikan skor dan catatan pada setiap pertanyaan/pernyataan. Validasi pertama dilakukan oleh Dr. Panca Pertiwi H, M.Pd. dengan cara langsung menilai dan memberi masukan kepada peneliti. Validasi kedua dilakukan oleh Dr. Titin Nurhayatin, M.Pd. dengan cara yang sama seperti Dr. Panca Pertiwi H. yaitu, dengan cara menilai dan memberi masukan langsung kepada peneliti. Pelaksanaan validasi baik oleh Dr. Panca Pertiwi H, M.Pd, maupun oleh Dr. Titin Nurhayatin, M.Pd. bertempat di Kampus Universitas Pasundan Bandung, Jalan Taman Sari Bandung.

Validasi berikutnya dilakukan oleh Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd. dengan cara memberikan lebih dahulu naskah instrumen kepada beliau untuk dievaluasi dan divalidasi. Setelah selesai divalidasi, peneliti bertemu dengan Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd dan diberi masukan untuk perbaikan, pertemuan validasi ini dilaksanakan di Kampus UPI, Jalan Setiabudi Bandung. Validasi yang terakhir dilakukan oleh Prof. Dr. H. Wahyudi Siswanto, M.Pd dengan cara mengirimkan naskah instrumen melalui email kemudian peneliti menerima kembali naskah instrumen yang telah dievaluasi dan diberi catatan masukan perbaikan. Dari hasil


(19)

60

validasi ini selanjutnya dilakukan revisi instrumen dan ditetapkan untuk digunakan. Instrumen yang telah divalidasi oleh para pakar inilah yang digunakan pada penelitian ini.

Langkah selanjutnya, berdasarkan instrumen pertama dilakukan pendeskripsian kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa dengan cara menganalisis dokumen kurikulum Program Studi Akuntansi, Akuntansi Manajemen Pemerintahan, Keuangan Perbangkan, Keuangan Syariah, Administrasi Bisnis, Manajemen Aset, Manajemen Pemasaran, dan Usaha Perjalanan Wisata Polban. Pendeskripsian kompetensi industri dilakukan dengan mewawancarai alumni jurusan nonrekayasa dan industri pengguna jasa alumni dan menganalisis SK Menakertrans. Berdasarkan hal tersebut dirumuskanlah profil kompetensi berbahasa Indonesia yang harus tecermin pada lulusan nonrekayasa politeknik.

Berdasarkan profil tersebut dan dengan instrumen kedua dikembangkanlah bahan ajar bahasa Indonesia yang khas untuk jurusan nonrekayasa yang selaras dengan standar kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri. Sebelum diujicobakan secara terbatas, bahan ajar didiskusikan dengan dosen bahasa Indonesia, sedangkan soal pretest serta postest divalidasi oleh Dr. Sugeng Riyanto, M.Hum. dari Universitas Padjadjaran dan Drs. Opi Gandasasmita Wijaya, M.Pd. dari Universitas Islam Nusantara Bandung. Soal pretes dan postes tervalidasi ini digunakan pada uji coba terbatas dan luas.

Bahan ajar hasil pengembangan ini dikemas dalam bentuk diktat kemudian diujicobakan secara terbatas selama satu semester di Program Studi Administrasi Bisnis, Polban. Pada perkuliahan uji coba ini peneliti melakukan observasi. Setiap pokok bahasan/materi yang telah diujicobakan dievaluasi. Evaluasi diperoleh dari observasi perkuliahan, wawancara terhadap dosen pengampu, dan angket yang diisi oleh mahasiswa. Dari hasil evaluasi dilakukan revisi dan validasi dosen Bahasa Indonesia. Hasil revisi pertama ini diujicobakan kembali di politeknik Pos Indonesia, Bandung. Berdasarkan uji coba tersebut, kembali dilakukan evaluasi, revisi, dan validasi kedua kemudian bahan ajar tersebut dikemas dalam bentuk buku ajar. Buku ajar tersebut diujicobakan secara luas di Program Studi Akuntansi, Akuntansi Manajemen Pemerintahan, dan Manajemen Pemasaran Polban selama satu semester.


(20)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melihat apakah bahan ajar ini berpengaruh terhadap kompetensi berbahasa mahasiswa, pada saat uji coba terbatas dan uji coba luas dilaksanakan

pre-experimental designs. Digunakannya pre-experimental designs dalam

penelitian ini karena banyak hal yang akan memengaruhi kompetensi berbahasa mahasiswa dalam proses keberhasilan pembelajaran. Bentuk pre-experimental

designs yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design yang

dikemukakan Sugiyono (2012). Pada penelitian ini, diberikannya pretes terhadap mahasiswa sebelum mahasiswa diberi perlakuan, yaitu berkuliah dengan bahan ajar penelitian serta diberikan postes setelah diberi perlakuan sehingga dapat dilihat hasil penggunaan bahan ajar tersebut. Bentuk one-group pretest-posttest

design tersebut digambarkan sebagai berikut.

Keterangan: O1 = nilai pretes O2= nilai postes

Pengaruh bahan ajar terhadap kompetensi berbahasa mahasiswa O1 - O2

Tahap terakhir penelitian ini, dilakukan diseminasi kepada pengguna, yaitu mahasiswa dan dosen peserta uji coba dan pakar untuk memperoleh persepsinya dengan pengisian kuesioner dan wawancara. Secara visual alur pikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar di halaman berikut.


(21)

62

Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian

PENELITIAN AWAL/ANALISIS KEBUTUHAN

Kajian pustaka

pembuatan serta pengujian instrumen

pembuatan serta pengujian instrumen

kompetensi berbahasa yang selaras dengan SKL dan kompetensi industri

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

DISEMINASI BUKU AJAR model

bahan ajar

validasi dosen

uji coba terbatas

persepsi 1.pengguna 2.pakar

pembuatan serta pengujian

instrumen buku ajar

hasil penelitian buku

ajar

uji coba luas analisis bahan ajar yang digunakan

revisi

buku ajar revisi identifikasi kompetensi

1. SKL 2. industri


(22)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada dua politeknik, yaitu Politeknik Negeri Bandung (Polban) dan Politeknik Pos Indonesia Bandung (Poltekpos) dengan alasan Polban merupakan politeknik negeri yang pertama kali diresmikan pemerintah sehingga selalu dijadikan rujukan politeknik-politeknik lain di Indonesia (pernyataan Dr. Illah Sailah, direktur akademik DIKTI, mewakili Dirjen DIKTI pada seminar di Expo Polban tahun 2009). Dengan demikian, apabila luaran penelitian ini yang berupa buku ajar diimplementasikan di Polban, diharapkan akan pula digunakan di politeknik lainnya. Alasan lainnya karena Polban memiliki program studi jurusan nonrekayasa yang beragam, yaitu Program Studi Akuntansi, Akuntansi Manajemen Pemerintahan, Keuangan Perbangkan, Keuangan Syariah, Administrasi Bisnis, Manajemen Aset, Manajemen Pemasaran, dan Usaha Perjalanan Wisata.

Ditentukannya Poltekpos untuk tempat uji coba penelitian ini adalah Poltekpos sebagai politeknik swasta sehingga menjadi pembanding Polban yang merupakan politeknik negeri. Selain itu, Poltekpos juga memiliki jurusan nonrekayasa yang terdiri atas beberapa program studi, yaitu Program Studi Akuntansi, Logistik Bisnis, dan Manajemen Informatika. Dengan dilaksanakannya penelitian di dua politeknik tersebut, diperoleh deskripsi hasil uji coba yang mewakili politeknik negeri dan politeknik swasta.

Langkah kesatu (analisis kebutuhan) penelitian ini dilaksanakan di Polban. Langkah kedua, yaitu uji coba terbatas dilaksanakan di Polban dan di Poltekpos dan uji coba luas dilaksanakan di Polban. Langkah ketiga penelitian, yaitu diseminasi dilaksanakan di Polban untuk memperoleh persepsi pakar dan pengguna buku ajar hasil penelitian.

Populasi penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa jurusan nonrekayasa kedua politeknik tersebut. Kriteria dosen dan mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah dosen yang mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis, Akuntansi, Akuntansi manajemen Pemerintahan dan Manajemen Pemasaran Jurusan Nonrekayasa Polban serta dosen dan mahasiswa Program Studi Manajemen Informatika


(23)

64

Poltekpos yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia pada semester genap tahun akademik 2013-2014 dan semester ganjil tahun 2014-2015.

D.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan data. Data adalah semua keterangan yang diperoleh dari nara sumber atau dokumen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), data diartikan 1) keterangan yang benar dan nyata; 2) keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data diperoleh dari sumber data. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010). Karena dalam penelitian harus mendapatkan data, menentukan sumber data dan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting. Jika salah menentukan sumber dan teknik pengumpulan data, ada kemungkinan data yang diperoleh kurang sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data dapat berupa nara sumber, dokumen, dan peninggalan historis. Teknik pengumpulan data terdiri atas wawancara, penyebaran angket/angket , observasi, dan analisis pustaka.

1. Sumber Data

Data penelitian ini adalah rumusan kompetensi lulusan, kompetensi dunia industri, aktivitas pembelajaran uji coba dalam kelas, dan persepsi pengguna buku ajar dan pakar. Sumber data berupa nara sumber dan dokumen yang diuraikan berikut ini.

a. Narasumber

Narasumber penelitian ini terdiri atas penanggung jawab penyusunan kurikulum atau ketua program studi masing-masing jurusan nonrekayasa Polban, dosen pengampu Bahasa Indonesia, alumni, pihak industri/pengguna jasa alumni, ahli pembelajaran Bahasa Indonesia, dan dosen nonrekayasa yang tertulis pada tabel berikut ini.


(24)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Narasumber Penelitian

Nama Jabatan

penanggung jawab penyusunan kurikulum

1 Dra. Maya Setiawardani. M.Pd. Ka. Prog. Administrasi Bisnis Polban 2 Dr. Tri Setyowati. M.Si. Ka. Prog. Manajemen Aset Polban 3 Drs Edi Syah Yahya, M.Si. Ka Prog. Manajemen Pemasaran Polban 4 Drs. Santoso, M.Si Ka Prog Pariwisata Polban

5 Yeti Apriliawati, S.E., M.si. Ak. Ka Prog. Akuntansi Polban

6 Arry Irawan, S. Hum. M.si. Ak. Ka. Prog Keuangan Perbankkan Polban Validator instrumen penelitian/

pakar pembelajaran Bahasa Indonesia

1 Prof. Dr. H. Wahyudi Siswanto, M.Pd

Dosen Universitas Negeri Malang 2 Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd. Dosen Universitas Pendidikan Indonesia 3 Dr. Titin Nurhayatin, M.Pd. Dosen Universitas Pasundan Bandung 4 Dr. Panca Pertiwi H, M.Pd. Dosen Universitas Pasundan Bandung 5 Dr. Sugeng Riyanto, M.Hum Dosen Universitas Padjadjaran Bandung 6 Drs. Opi Gandasasmita Wijaya,

M.Pd.

Dosen Universitas Islam Nusantara Bandung

Nama Jabatan

1 Dra. Hazma, M.Hum. Dosen Bahasa Indonesia Polban 2 Dra. Sri Murniati, M.Pd. Dosen Bahasa Indonesia Poltekpos

Indonesia Bandung

3 Dra. Yani Suryani S.S., M.Hum. Dosen Bahasa Indonesia ITB 4 Dra. Wastu Kurning, M.Hum. Dosen Bahasa Indonesia Polban 5 Drs. Suyamto, M.Hum Dosen Bahasa Indonesia Polban 6 Dr. A. Wawan Jatnika, M.Hum Tim Pengembang Instrumen Penilaian

Buku Ajar Bahasa Indonesia, Puskurbuk Industri Pengguna Jasa Alumni

1 Ratna Susilawati S, A.Md. Fungsional Umum, Direktorat Pakan Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia 2 Ir. Indra Komara Direktur CV Permata Hijau Lestari,

Bogor

3 Dra. Pipih Z. Saputra Ka. Administrasi dan Keuangan CV Permata Hijau Lestari, Bogor 4 Dra. Yati Nurhayati Kasub Unit Layanan Sirkulasi. UPT

Perpustakaan Universitas Trisakti 5 Hadi Taufik, S. Ak. Kepala Seksi Keuangan Bloomberg TV


(25)

66

Dari para narasumber tersebut, diperoleh hasil validasi instrumen, dokumen kurikulum, data kompetensi lulusan dan kompetensi industri, dan tanggapan terhadap buku ajar.

b. Pustaka

Selain narasumber, penelitian ini pun menggunakan pustaka sebagai sumber datanya. Pustaka tersebut berupa dokumen kurikulum Program Studi Akuntansi, Akuntansi Manajemen Pemerintahan, Keuangan Perbankan, Keuangan Syariah, Manajemen Aset, Administrasi Bisnis, Usaha Perjalanan Wisata, Manajemen Pemasaran Jurusan Nonrekayasa Polban, dokumen Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP. 195/MEN/IV/2007 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Perusahaan Subsektor Jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Administrasi Perkantoran, dan dokumen Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tanggal 17 Januari 2012 tentang KKNI Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Dari pustaka-pustaka tersebut diperoleh data berupa rumusan kompetensi lulusan Jurusan Nonrekayasa Polban, rumusan kompetensi industri, dan rumusan jenjang 5 dan 6 KKNI. Data-data ini diperlukan sebagai dasar untuk merumuskan kompetensi berbahasa yang harus tecermin pada lulusan jurusan nonrekayasa sebagai dasar merumuskan bahan ajar.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan beberapa teknik pengumpulan data berikut ini.

a. Telaah Pustaka; teknik ini digunakan untuk memperoleh deskripsi kompetensi melalui buku dan artikel dalam media massa cetak dan elektronik, SK

Alumni

6 Rina Mulyana Admin Support PT Infomedia Nusantara

7 Indra Wahyudi Pelaksana Bisnis Mikro BRI Tower Bandung

8 Danil Hidayat Staff Call Center & Partnership PT


(26)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menakertrans tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dalam Sektor Administrasi Perkantoran, dokumen kurikulum program studi jurusan nonrekayasa, dan dokumen hasil penelitian lain yang relevan untuk mendukung penelitian ini.

b. Penyebaran angket; teknik ini digunakan untuk memperoleh data evaluasi bahan ajar dan persepsi mahasiswa, dosen, dan pakar terhadap buku ajar. Pengisian angket pengisian angket dilakukan mahasiswa dengan cara membubuhkan tanda cawang pada opsi 1= tidak baik/tepat, 2= kurang baik/tepat, 3= baik/tepat, 4= sangat baik/tepat, sedangkan pengisian angket oleh dosen dan pakar dilakukan dengan cara membubuhkan skor pada opsi 1=

tidak tepat (skor 0 – 25), 2= kurang tepat (skor 26 – 50), 3= tepat (skor 51 – 75), dan 4 = tepat sekali (skor 76 – 100) disertai menuliskan

komentar atau saran terhadap opsi pilihannya pada kolom yang telah disediakan. Dengan demikian, angket yang diberikan kepada mahasiswa, dosen, dan pakar berupa angket tertutup.

c. Wawancara; teknik ini digunakan untuk memperoleh data kompetensi jurusan nonrekayasa dari perumus kurikulum, alumni dan pihak industri pengguna jasa alumni jurusan nonrekayasa, dan persepsi mengenai bahan ajar hasil penelitian dari dosen dan pakar. Karena peneliti tidak menentukan informasi yang diharapkan, dilaksanakan wawancara tidak terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara berupa pertanyaan berisi garis besar permasalahan. Wawancara dilaksanakan yang secara langsung, melalui telepon genggam, serta pos elektronik (e mail).

d. Observasi; teknik ini dilakukan terhadap proses pembelajaran di kelas untuk melihat dan merekam aktivitas dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan uji coba terbatas. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan serta observasi nonpartisipan. Digunakannya kedua jenis observasi secara bergantian dengan dosen lain karena untuk mengevaluasi materi/pokok bahasan dan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajarannya.


(27)

68

E.Definisi Operasional

Agar terdapat kesamaan pandangan dalam memahami penelitian ini, dirumuskan definisi operasional beberapa pokok pikiran yang mendasari penelitian ini. Terdapat tiga hal yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia, kompetensi lulusan dan industri, dan jurusan nonrekayasa politeknik.

a. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Dalam penelitian ini ”pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia” didefinisikan sebagai proses atau cara membuat bahan ajar dalam bentuk buku ajar bahasa Indonesia yang selaras dengan rumusan kompetensi berbahasa Indonesia berdasarkan analisis standar kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa politeknik dan kompetensi dunia industri yang berhubungan dengan kompetensi berbahasa Indonesia. Buku ajar yang dibuat adalah buku yang memiliki materi pokok, keterbacaan, keamanan, dan grafika/pencetakan sesuai dengan standar yang ditetapkan BSNP dan Puskurbuk.

b. Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Dunia Industri

Definisi operasional ”kompetensi lulusan” dalam penelitian ini adalah rumusan kompetensi lulusan yang berhubungan dengan kompetensi berbahasa Indonesia yang terdapat pada dokumen kurikulum setiap program studi, jurusan nonrekayasa, Politeknik Negeri Bandung. Definisi operasional kompetensi dunia industri adalah seperangkat kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak sebagai perwujudan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berhubungan dengan kompetensi berbahasa Indonesia yang dirumuskan dari hasil wawancara dengan alumni jurusan nonrekayasa politeknik dan pihak industri serta hasil analisis SK Menakertrans Nomor: KEP.195/MEN/IV/2007 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Perusahaan Subsektor Jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Administrasi Perkantoran.

c. Jurusan Nonrekayasa Politeknik

Istilah jurusan nonrekayasa merupakan istilah kontekstual yang lazim digunakan di lingkungan politeknik untuk menyebut kumpulan program studi


(28)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nonketeknikan, antara lain: Program Studi Administrasi Bisnis, Manajemen Aset, Manajemen Pemasaran, Akuntansi, dan Perbankan. Jika disepadankan dengan istilah rumpun ilmu pada UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal10, yang dimaksud dengan jurusan nonrekayasa adalah jurusan ilmu sosial. Politeknik (dalam UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 16) dinamakan pendidikan vokasi, yaitu pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan. Jadi, jurusan nonrekayasa politeknik adalah kumpulan program studi nonketeknikan pendidikan tinggi program diploma.

F. Instrumen Penelitian

Pembuatan instrumen penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang relevan dan menyamakan titik pandang antara penulis dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini. Instrumen-instrumen penelitian ini disusun untuk

a. memaparkan kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa yang relevan dengan perkuliahan Bahasa Indonesia yang terdapat pada kurikulum program studi jurusan nonrekayasa Polban, memaparkan kompetensi dunia industri yang didukung kompetensi berbahasa Indonesia berdasarkan wawancara dengan pihak industri dan alumni serta kompetensi dunia industri pada SK Menakertrans tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sehingga dapat dideskripsikan profil kompetensi berbahasa Indonesia yang mendukung pencapaian kompetensi tersebut;

b. mengembangkan dan mengujicobakan bahan ajar Bahasa Indonesia yang selarah dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri dengan luaran penelitian berupa buku ajar, dan

c. memperoleh persepsi mengenai buku ajar dari mahasiswa, dosen pengampu Bahasa Indonesia, dan pakar.

Sugiyono (2012) menjelaskan “ Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan expert judgment. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori, maka selanjutnya


(29)

70

dikonsultasikan dengan ahli.” Agar instrumen penelitian ini akurat sesuai dengan data yang diperlukan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan expert judgment. Digunakannya expert judgment dalam uji validitas dan reliabilitas instrumen karena instrumen telah dibuat peneliti terlebih dahulu, yaitu berupa hal-hal yang akan dievaluasi dengan merujuk kepada perumusan masalah dan tujuan penelitian berdasarkan teori-teori.

Pada penelitian ini disusun tiga instrumen yang telah divalidasi oleh para validator, yaitu Prof. Dr. H. Wahyudi Siswanto, M.Pd., Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd., Dr. Titin Nurhayatin, M.Pd., dan Dr. Panca Pertiwi H, M.Pd.

1. Instrumen Analisis Kebutuhan

Instrumen kesatu − peneliti istilahkan “instrumen analisis kebutuhan” − disusun untuk menjawab rumusan masalah kesatu, yaitu “Bagaimanakah kompetensi berbahasa Indonesia lulusan nonrekayasa politeknik yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri?

Parameter kompetensi berbahasa Indonesia untuk jurusan nonrekayasa ini merujuk pendapat Halliday (dalam Cholis , 2008) bahwa terdapat tujuh fungsi bahasa, yaitu: fungsi instrumental, regulasi, interaksional, representasional, personal, heuristik, imajinatif. Selain itu, merujuk pula kepada pendapat Chaer (1983) bahwa bahasa adalah alat interaksi sosial. Merujuk kepada kedua pendapat tersebut maka pada dokumen kurikulum jurusan nonrekayasa dan pada dokumen SK Menakertrans semestinya terdapat kompetensi lulusan yang didukung kompetensi berbahasa Indonesia. Merujuk kepada kedua pendapat tersebut maka lulusan jurusan nonrekayasa politeknik di industri memerlukan kompetensi berbahasa Indonesia sehingga kompetensi ideal berbahasa Indonesia mahasiswa nonrekayasa politeknik harus sesuai dengan kompetensi lulusan yang ditetapkan dan kompetensi dunia industri.

Instrumen kesatu ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama bertujuan pendeskripsian kompetensi berbahasa Indonesia yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa politeknik dan kompetensi dunia industri. Bagian pertama ini terdiri atas 10 pertanyaan, yang terdiri atas: 4 pertanyaan sebagai panduan peneliti mengembangkan kerangka teori untuk menganalisis dokumen kurikulum, Sk Menakertrans, dan dokumen KKNI, 2


(30)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan digunakan untuk mewawancarai alumni dan industri pengguna lulusan, 4 pertanyaan ditujukan kepada dosen Bahasa Indonesia, perumus kurikulum, alumni, dan industri.

Bagian kedua bertujuan untuk pendeskripsian bahan ajar Bahasa Indonesia yang diajarkan di Jurusan nonrekayasa Polban sebagai salah satu landasan untuk perumusan bahan ajar. Bagian kedua ini terdiri atas 15 pertanyaan sebagai pedoman mewawancarai dosen pengampu Bahasa Indonesia dan diubah ke dalam bentuk angket untuk memperoleh data dari mahasiswa.

2. Instrumen Pengembangan Bahan Ajar dan Uji Coba

Instrumen kedua ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama bertujuan untuk pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia berbasis kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri dengan luaran berupa buku ajar. Parameter bahan ajar ini merujuk kepada pendapat Prastowo (2011); Iskandarwassid (2008); Munthe (2014); Sukmadinata (2012); Sanjaya (2012), Puskurbuk (2013) bahwa pada proses perumusan bahan/materi ajar perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.

a. Bahan ajar harus mengandung pengetahuan/kognitif: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

b. Bahan ajar harus mengandung psikomotorik: keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk bekerja dan kehidupan.

c. Bahan ajar harus mengandung nilai afektif: sikap/nilai ilmiah, religius, dan sosial.

d. Bahan ajar harus memiliki kompetensi inti maupun kompetensi dasar. e. Bahan ajar harus memiliki keajegan dengan kompetensi dasar.

f. Bahan ajar memadai untuk pencapaian kompetensi dasar. g. Bahan ajar menumbuhkan motivasi/minat mahasiswa. h. Bahan ajar harus aktual.

i. Bahan ajar harus menarik. j. Bahan ajar harus jelas. k. Bahan ajar harus sistematis. l. Bahan ajar harus praktis


(31)

72

Instrumen ini terdiri atas 16 pertanyaan sebagai panduan peneliti untuk merumuskan dan mengkaji ulang bahan ajar hasil pengembangan sebelum diujicobakan.

Bagian kedua bertujuan untuk pengembangan dan pengujicobaan buku ajar. Parameter luaran berupa buku ajar merujuk pada instrumen penulisan buku pelajaran yang ditetapkan Puskurbuk, yaitu buku pelajaran harus memenuhi parameter berikut ini.

Parameter Materi Buku Ajar

a. Pokok bahasan/subpokok bahasan sesuai dengan kompetensi inti. b. Pokok bahasan/subpokok bahasan sesuai dengan kompetensi dasar. c. Pokok bahasan/subpokok bahasan mudah dipahami

d. Pokok bahasan/subpokok bahasan menarik

e. Pokok bahasan/subpokok bahasan membangkitkan keaktifan belajar mahasiswa

f. Pokok bahasan/subpokok bahasan meningkatkan daya nalar dan daya cipta.

g. Terdapat relevansi antara pokok bahasan dan ilustrasinya.

Parameter Keterbacaan Buku ajar

a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

b. Bahasa yang digunakan meningkatkan daya nalar dan daya cipta. c. Struktur kalimat sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa mahasiswa. d. Paragraf padu dan efektif.

e. Terdapat relevansi antara materi/pokok bahasan dan ilustrasinya.

Parameter Keamanan Buku ajar

a. Isi sesuai dengan budaya keanekaragaman dan keaktualan. b. Tidak bertentangan dengan norma agama.

c. Tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.

d. Tidak bertentangan dengan martabat kemanusiaan dalam konteks global.

Parameter Grafika/Pencetakan Buku

a. Bahan kuat dan berkualitas b. Menggunakan format standar.


(32)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Desain isi mudah dibaca dan mendukung pokok bahasan. e. Cetakan bersih, jelas, dan kontras.

f. Penjilidan baik dan kuat.

Instrumen ini terdiri atas 26 pertanyaan sebagai pedoman mewawancarai dosen pengampu Bahasa Indonesia dan perumusan angket untuk mahasiswa.

3. Instrumen Persepsi terhadap Bahan Ajar

Instrumen ketiga ditujukan untuk memperoleh deskripsi pelaksanaan uji coba bahan ajar. Parameter penggunaan bahan ajar ini mengacu kepada pendapat Iskandarwassid (2008); Munthe (20104; Sukmadinata (2012); Sanjaya (2012:) yaitu saat penggunaan buku ajar pada proses pembelajaran, materi ajar harus

a. mengacu tujuan-tujuan yang ingin dicapai,

b. mencerminkan kemampuan yang akan dikembangkan,

c. mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan mahasiswa, d. mendeskripsikan ketersediaan sumber bahan,

e. mendeskripsikan biaya yang terjangkau, f. mendeskripsikan penunjang yang dibutuhkan,

g. memungkinkan ketersediaan waktu untuk menyampaikan bahan pembelajaran,

h. menunjukkan penguasaan bahan dan usaha yang perlu dilakukan oleh pengajar,

i. mendeskripsikan suasana dan kondisi lingkungan untuk penyajian materi. Instrumen ini terdiri atas 20 pertanyaan sebagai pedoman observasi, 20 pertanyaan sebagai pedoman wawancara, dan 30 pertanyaan sebagai pedoman pembuatan angket mahasiswa dan dosen.

Instrumen ketiga bertujuan mendeskripsikan persepsi pengguna dan pakar terhadap buku ajar Bahasa Indonesia hasil pengembangan. Parameter instrumen ketiga ini adalah diperoleh persepsi bahwa buku ajar sesuai untuk jurusan nonrekayasa dan sesuai dengan syarat yang ditetapkan puskurbuk.

G.Teknik Pengolahan Data

Setelah data penelitian diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah data sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Agar terdapat


(33)

74

kesamaan sudut pandang antara penulis dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini, ditetapkan teknik analisis data penelitian berikut ini. a. Mendeskripsikan identitas sumber data berupa

a) kurikulum program studi jurusan nonrekayasa Polban,

b) dokumen SK Menakertrans tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia,

c) dosen perkuliahan Bahasa Indonesia pelaksana uji coba (nama dan lembaga),

d) penanggung jawab perumus kurikulum (nama dan lembaga), e) mahasiswa peserta uji coba (jumlah dan lembaga),

f) pakar (nama, jabatan, lembaga),

g) alumni jurusan nonrekayasa (nama dan jabatan),

h) pihak industri pengguna alumni jurusan nonrekayasa (nama dan jabatan). b. Mendeskripsikan kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa dan kompetensi

dunia industri dari wawancara dengan alumni dan pihak industri serta pada SK Menakertrans tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang berhubungan dengan kompetensi berbahasa Indonesia.

c. Mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia untuk jurusan nonrekayasa politeknik.

d. Mendeskripsikan hasil pretes dan postes uji coba terbatas dan uji coba luas setelah dilakukan uji t dengan SPSS.

e. Mendeskripsikan hasil evaluasi terhadap bahan ajar dari hasil observasi, wawancara, dan penyebaran angket. Pengolahan angket dari mahasiswa dengan cara mengecek kebenaran dan kelengkapan angket yang dikembalikan dari responden. Kemudian, memeriksa dan menabulasikan responden. Tabulasi diperlukan untuk memperoleh gambaran frekuensi jawaban yang diberikan responden. Pengisian angket pada saat uji coba terbatas menggunakan cek list pada salah satu option butir angket. Bentuk dan pilihan angket bervariasi. Bentuk angket sebagai pembeda tingkat evaluasi terhadap materi ajar/pokok bahasan pembelajaran, digunakan skala likert 1 sampai 4 dengan pilihan (option).


(34)

Sri Nur Yuliyawati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 = tidak tepat artinya buku tidak dapat digunakan

2 = kurang tepat artinya buku dapat digunakan dengan perbaikan. 3 = tepat artinya buku dapat digunakan tanpa perbaikan. 4 = tepat sekali artinya buku dapat dijadikan model/contoh.

Karena cara perhitungan hanya menggunakan penjumlahan frekuensi jawaban dan persentase dari setiap respons yang diberi nilai satu, cara perhitungan angket tersebut menggunakan statistik frekuensi relatif dengan rumus:

Keterangan:

P = Persentase (jumlah persentase yang dicari) f = Frekuensi

n = Jumlah responden 100% = Bilangan tetap Penafsiran data berupa

100 % = Seluruhnya

76,00 % - 99,99 % = Sebagian besar

51,00 % - 75,99 % = Lebih dari setengahnya

50 % = Setengahnya

26,00 % - 49,99 % = Kurang dari setengahnya 1,00 % - 25,99 % = Sebagian kecil 0,00 % = Tidak seorang

f. Mendeskripsikan persepsi pengguna dan pakar terhadap bahan ajar yang diperoleh melalui pengisian angket oleh mahasiswa dan persepsi dosen dan pakar melalui pengisian kuesioner dan wawancara untuk mendapatkan konfirmasi pada beberapa pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberikan skor pada salah satu pilihan angket. Sebagai pembeda tingkat persepsi digunakan skala likert 1 sampai 4 dengan pilihan rentang skor sebagai berikut.

1 = tidak baik/tepat (skor 0 s.d. 25) artinya buku tidak dapat digunakan 2 = kurang baik/tepat

(skor 26 s.d.50)

artinya buku dapat digunakan dengan perbaikan.

3 = baik/tepat (skor 51 s.d. 75) artinya buku dapat digunakan tanpa perbaikan.

4 = sangat baik/tepat (skor76 s.d.100)

artinya buku dapat dijadikan model/contoh.

P = _f x 100%


(35)

76

Karena pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberikan skor terhadap pilihan, cara perhitungan angket dilakukan dengan menghitung rata-rata dengan rumus

Keterangan:

X = rata-rata skor (yang dihitung) ΣX = jumlah skor

n = Jumlah responden Penafsiran data berupa

Skor 0 - 25 = tidak baik/tepat artinya buku tidak dapat digunakan

Skor 26 -50 = kurang baik/tepat artinya buku dapat digunakan dengan perbaikan

Skor 51 - 75 = baik/tepat artinya buku dapat digunakan tanpa perbaikan.


(1)

Kusdiana, A. (2014, Agustus) . Prosedur pengembangan kompetensi dasar dalam pembeljaran di sekolah dasar. Jurnal Saung Guru Vol. V No.2 [ISSN:2086-7484]. (Online). Diakses dari http://jurnal.upi.edu/saung-guru/edition/423/vol.-v-no.2-agustus-2014.

Kusuma. (2008). Penggunaan media presentasi pembelajaran Bahasa Indonesia. (Online). Diakses dari blog http://wijayalabs.multiply.com.

Lestari, I. (2013). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi. Jakarta: Akademia.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar kompetensi lulusan (SKL). (Online). Diakses dari http://staff.unila.ac.id/ radengunawan/ files/ 2011/09/ Permendiknas- No.-23-tahun-2006.pdf.

Majid, A. (2008). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar

kompetensi guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2012). Perencanaan pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mahfuddin, A.(2008). Pembelajaran berbasis kompetensi dalam pengajaran keterampilan berbahasa. (makalah) pada proseding seminar Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya di UPI Bandung.

Mohammad,N. (2010). Pengembangan bahan ajar. (Online) Diakses dari Docstoc.com.

Mohammad, H. (2007). Pengembangan bahan ajar untuk peningkatan kualitas pembelajaran program pendidikan pembelajar sekolah dasar. Jurnal

Didaktika Vol. 2 No.1 Maret 2007: 216 – 226.

Mudzakir AS. Penulisan buku teks yang berkualitas (Makalah) (Online) Diakses darihttp://File.Upi.Edu/Direktori/FPBS/JUR.PEND.BAHASAARAB/19520 7061979031-.

Mulyasa.E.( 2010). Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munthe, B. (2014). Desain pembelajaran. Jogjakarta: Pustaka Insan Madani. Muslich, M. (2011). Autenthic assessment: penilaian Berbasis kelas dan

kompetensi. Bandung: PT Replica Aditama.

Nasution, S. (1987). Pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


(2)

Pannen, P, & Purwanto. (2001). Penulisan bahan ajar. Jakarta: Pusat Antaruniversitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Intruksional Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2010) Penilaian buku teks pelajaran. . (Online). Diakses dari http://puskurbuk.net/web13/buku-nontext.html.

Pusat Perbukuan Nasional. (2013). Panduan pengembangan bahan ajar. (Online). Diakses dari http://www.slideshare.net/mmubaraq.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan nasional sertifikasi profesi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar nasional pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar nasional pendidikan.

Permendiknas Republik Indonesia No. 23 tahun 2006 tentang Standar kompetensi lulusan.

Permendiknas Republik Indonesia No. 70 tahun 2008 tentang Uji kompetensi. Permendiknas Republik Indonesia No. 40 tahun 2009 tentang Standar penguji

pada kursus dan pelatihan.

Permendikbud No. 49 tahun 2014 tentang Standar nasional pendidikan tinggi. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2012 tentang tata cara penetapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka kualifikasi nasional Indonesia (dokumen pada media elektronik). (Online). Diakses dari http://qa.its.ac.id/id/wp-content/uploads/Lampiran-8-2012-KKNI.pdf.

Prastowo, A. (2012). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Purwo, B. K. (2015) Bahasa kita dalam “The New York Times”. Dalam harian


(3)

Rasna. I.W. (2009) Model buku ajar yang relevan dengan perkembangan kemampuan berpikir anak usia SD. artikel dalam jurnal Sekolah Dasar,

Kajian Teori dan praktik pendidikan, Tahun 18, nomor 2, November.

Redaksi Sinar Grafika. (2009). Standar nasional pendidikan. Jakarta:Sinar Grafika.

Reksoatmodjo, T. N. (2010). Pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan

kejuruan. Bandung: PT Refika Aditama.

Sahertian, C. D.W. (2004). Pengaruh penggunaan bahan ajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar. (Online). Diakses dari Homepage Pendidikan Network file:D/YULI/.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardjono .(2008). Pedoman memilih dan menyusun bahan ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Seguin, R. (1990). The Elaboration of school textbooks, methodological guide. UNESCO.

Sholichah, dkk. (2013). Telaah bahan ajar keterampilan menulis dalam buku

sekolah elektronik (bse) Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII JPBSI

(Online). Diakses dari Volume 1, Nomor 1, April 2013 ( 5 Juli 2014).

Sholeh, K. (2014). Pengembangan teks materi pembelajaran Bahasa Indonesia dalam buku ajar berbasis multiple intelligences dalam kurikulum 2013. Artikel ilmiah Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. (Online). Diakses dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id.

SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 43/DIKTI/Kep/2006 pasal 6, ayat 1 tentang Status dan beban studi kelompok MPK.

Slamet, St.Y. (2010). Pengembangan bahan ajar pembelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar dengan pendekatan contextual teaching and learning di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sebelas Maret. (makalah) (Online). Diakses darihttp://slamethadisubroto.blogspot.com /2010/03/ pengembangan -bahan-ajar-pembelajaran.html.

Slamet, St.Y. (2012). Pengembangan model buku teks pembelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar secara terpadu dengan pendekatan kontekstual. (Online). Diakses dari http//eprint.uns.ac.id.


(4)

Spencer, L.M. & Spencer, S.M. (1993). Competence at work, models for superior

performance. John Willey & Sons Inc.Stoner,

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2005). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudrajat, A. (2008). Media Pembelajaran. (Online). Diakses dari Homepage Pendidikan Network file:D/YULI/.

Sugiyono. (2012). Metode penenlitian kombinasi. Bandung: Alfabeta CV.

Sugondo, D. (penyuting). (2005). Buku praktis Bahasa Indonesia, jilid 1 dan 2. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Suhardjono. (2008). Menyusun bahan ajar agar tujuan perkuliahan tercapai lebih

menyenangkan. Malang: Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya.

Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N. S. (2012). Kurikulum dan pembelajaran kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.

Suparti (2006, Maret). Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis kompetensi. Jurnal Didaktika, Vol. 1 No.1 hlm. 57-64 . (Online). Diakses dari https://utsurabaya.files.wordpress.com/2010/08/suparti1-pemb-indonesia-kbk.pdf.

Supriadi, D. (2000). Anatomi buku sekolah Indonesia. problematik penilaian,

penyebaran, dan penggunaan buku pelajaran, buku bacaan, dan buku sumber. Jogyakarta: Adi Citra Karya Nusa.

Surono, dkk. (2009) Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Fakultas Sastra UNDIP, FaSindo. ISBN 979-99813-8-7. (Online). Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/.

Suwarno.( 2009). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jogyakarta: Ar-Rus Media. Suryaman, M. 2012. Mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia (Online).

Diakses dari staff.uny.ac.id/...suryaman.../bahan-ajar-bi-smk-rsbi-2... Suryaman , dkk. ( 2014). Pengembangan model buku ajar sejarah sastra Indonesia

modern berperspektif gender” Pada Jurnal Litera Volume, 13, Nomor 1,


(5)

Syafei, B. A. (2007). Pendidikan berbasis kompetensi. (Online). Diakses dari

http://imroatulwahid.blogspot.com/2013/05/pendidikan-berbasis-kompetensi.html.

Tampubolon, D.P. (2001). Perguruan tinggi bermutu paragdigma baru

manajemen pendidikan tinggi menghadapi tantangan abad ke-21. Jakarta:

Gramedia.

Tarigan (1986). Telaah buku teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Thamrin, M. dkk.. (2014) Pengembangan bahan ajar penulisan karya ilmiah berbasis vokasi pada jurnal Litera Volume, 13, Nomor 1, April.

Thohri (2013) Pengembangan model bahan ajar Bahasa Indonesia untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam. (Disertasi) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Uno, H. B.(2010). Perencanaan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Uno, H. B. dan Satria, K. (2012). Assesment pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Uswatul, S. (2014). Pentingnya mata kuliah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi

makalah (Online) Diakses dari http://www.slideshare.net/ DenganDciniII/materi-seminar.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: CV Eko Jaya.

Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

tinggi.

Wahid, E. (2013). Pendidikan berbasis kompetensi. (Online) Diakses dari http://imroatulwahid.blogspot.com.

Wahyudi ,B. S. dkk. (2014) Pengembangan bahan ajar berbasis model problem

based learning pada pokok bahasan pencemaran lingkungan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri Grujugan Bondowoso pada jurnal Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 83-92, Agustus.

Widoyoko, S. E. P. (2012). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widjono (2008). Mendesain bahan ajar Bahasa Indonesia untuk tujuan akademis pada jurnal Lingua Cultura Vol.2 No.38 1 Mei 2008: 37-45.


(6)

Widyartono, D. (2010). Pengembangan bahan ajar mata kuliah Bahasa Indonesia

dengan web interaktif. (Tesis tidak diterbitkan). Malang: PPs UM.

Yuliyawati, S. N. (2009). Studi pembuatan dan penggunaan media pembelajaran

mata kuliah Bahasa Indonesia berdasarkan kompetensi dan SK No. 43/DIKTI/Kep/2009 bagi Program Politeknik (Laporan). Bandung: UPT