PENDAHULUAN Pengajaran Matematika Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa Kelas I Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Di SLTP Muhammadiyah 5 Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan soko guru pembangunan, oleh karena itu
pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama
pendidikan sekolah.
Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi hubungan timbal balik
(interaksi) antara guru dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru
memerankan fungsi sebagai pengajar atau motivator dan fasilisator belajar,
sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Perpaduan
kedua peranan tersebut mengacu kepada tujuan yang sama yaitu memanusiakan
siswa yang secara operasional tersirat dalam tujuan pendidikan atau pengajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, mengajar pada dasarnya memberikan
bimbingan

kepada

siswa


untuk

melakukan

kegiatan

belajar

(Nana

Sudjana,1989: 3). Pandangan atau pengertian tersebut pada hakekatnya
mengajar adalah memberi tekanan pada keaktifan siswa, dengan kata lain
mengajar bukan semata-mata berorientasi kepada hasil tetapi juga berorientasi
pada proses, dengan harapan makin tinggi proses makin tinggi pula hasil yang
dicapai.
Bertolak dari pengertian diatas, kegiatan belajar yang baik adalah
kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada keaktifan dan kemandirian
siswa, karena pada dasarnya siswa bukan manusia kecil tetapi manusia
1


2

seutuhnya yang memiliki potensi untuk berkembang, berfikir aktif , kreatif dan
dinamis, serta memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Potensi-potensi tersebut hanya dapat diwujudkan apabila mereka diberi
kesempatan untuk berpikir dan berusaha sendiri.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berorientasikan pada keaktifan
dan kemandirian siswa, siswa perlu mencoba sendiri, mencari jawaban sendiri
dalam

memecahkan

masalah,

bekerja

sama

dengan


teman

sekelas,

menyimpulkan hasil kerjasama dan sebagainya. Guru hanya membantu dan
mengarahkan siswa dan bertindak sebagai motivator dan fasilisator. Pengambil
bagian oleh siswa dalam aneka ragam kegiatan belajar mengajar akan
meningkatkan keterlibatan mental siswa dalam proses belajar mengajar. Pada
gilirannya keterlibatan mental siswa yang optimal ini akan membangkitkan
motivasi yang optimal pula bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar tersebut. Dengan kata lain pengalaman belajar yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencoba sendiri, mencari jawaban terhadap
suatu masalah, bekerjasama dengan teman sekelas atau membuat sesuatu, akan
jauh lebih menantang pengerahan energi dan pengerahan perhatian siswa
daripada apabila mereka hanya terus mencernakan informasi yang diberikan
secara searah.
Bagi guru matematika, matematika merupakan wahana yang perlu
digunakan untuk membawa peserta didik menuju tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwa penguasaan guru terhadap

matematika adalah hal yang amat penting. Termasuk diantaranya adalah

3

menguasai

kurikulum

matematika

dan

mampu

menganalisis

serta

menjabarkannya menjadi rancangan pengajaran dan persiapan mengajar. Selain
itu tidak kalah pentingnya adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik, dalam arti peserta
didiknya

benar-benar

memahami

matematika

sesuai

dengan

jenjang

sekolahnya.
Pelajaran matematika telah diajarkan sejak anak-anak duduk di bangku
SD, bahkan sudah dikenal sejak anak duduk di bangku TK. Meskipun demikian
matematika masih banyak menjadi masalah bagi sebagian siswa. Hal ini terlihat
dengan adanya keluhan-keluhan dari sebagian besar siswa bahwa matematika

itu sulit. Salah satu factor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa terhadap
matematika adalah penggunaan metode pengajaran oleh guru pada saat
menyampaikan materi pelajaran matematika, karena dalam pengajaran
matematika suatu metode mengajar belum tentu cocok untuk setiap pokok
bahasan yang ada yang berupa hitungan (misalnya aritmatika dan aljabar) yang
memerlukan metode yang berbeda dengan pokok bahasan geometri yang
cenderung berkaitan dengan gambar-gambar suatu bangun. Oleh karena itu
kemampuan guru menggunakan/menerapkan suatu pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik pokok bahasan, tujuan pengajaran serta keadaan siswa
yang dapat menarik perhatian siswa serta meningkatkan keaktifan siswa adalah
hal yang sangat penting.
Pada saat ini kebanyakan para guru di Indonesia menggunakan metode
ceramah (dalam matematika metode ekspositori) untuk menyampaikan materi

4

pelajaran dengan berbagai pertimbangan praktis tanpa memperhatikan
karakteristik materi pelajaran dan kondisi siswa.
Dengan metode ceramah kegiatan belajar mengajar cenderung
berlangsung searah maka siswa cenderung pasif dan tidak dapat melibatkan

kemampuan intelektual dan emosional siswa secara optimal sehingga akan
mengurangi motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu
kelemahan lain dari metode ceramah ini adalah metode ini hanya cocok untuk
menyampikan materi yang berupa fakta atau informasi, tidak cocok untuk
menyampaikan materi yang bersifat konsep, ketrampilan, prinsip, dalil dan
aplikasi.
Melihat beberapa kelemahan dari pengajaran yang menggunakan
metode ceramah tersebut, maka metode ceramah sebenarnya kurang cocok
untuk pembelajaran matematika karena sebagian besar matematika berupa
fakta, konsep, ketrampilan, prinsip, dalil dan aplikasi yang kesemuanya itu
saling berhubungan. Metode ceramah dalam matematika akan baik jika
dikombinasikan dengan metode lainnya. Oleh karena itu sebagai guru
matematika yang baik harus mampu mengembangkan suatu metode
pembelajaran baru (dapat berupa kombinasi dari dua atau lebih metode
pengajaran) agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.

B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

5

1. Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah kegiatan belajar mengajar yang
berorientasi pada keaktifan siswa, namun saat ini masih banyak kenyataan
bahwa siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Banyaknya guru matematika yang cenderung menggunakan metode
ceramah (ekspositori) dalam penyampaian materi pelajaran matematika
yang sebenarnya kurang cocok untuk materi pelajaran matematika terutama
pokok bahasan Aritmetika Sosial.
3. Guru matematika yang baik adalah guru yang mampu menggunakan
macam-macam metode pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif
dan mandiri, namun masih banyak guru matematika yang belum mampu
menggunakan/menerapkan berbagai macam metode mengajar yang sesuai
karakteristik materi/pokok bahasan dan kondisi siswa, sehingga akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.

C.


Pembatasan Masalah
Agar dalam penelitian ini dapat terfokus dan tidak luas jangkauannya,
maka masalah yang akan diteliti adalah:
Pengaruh pengajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada pokok bahasan Aritmetika Sosial kelas I SLTP Muhammadiyah 5
Surakarta terhadap prestasi belajar matematika.

6

D.

Perumusan Masalah
Agar dalam penelitian yang dilakukan dapat terarah maka permasalahan
yang penulis ajukan adalah:
Apakah pengajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan Aritmetika Sosial memberikan
prestasi

yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan metode


pembelajaran konvensional pada siswa kelas I

SLTP Muhammadiyah 5

Surakarta?

E.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah:
Untuk mengetahui apakah pengajaran matematika dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan Aritmetika Sosial memberikan
prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan metode
pembelajaran konvensional pada siswa kelas I

SLTP Muhammadiyah 5

Surakarta.

F.


Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan :
1. Dapat memberikan gambaran tentang perbedaan prestasi siswa jika ditinjau
dari penggunaan metode pembelajaran, karena metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan materi atau bahan pelajaran akan menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar.

7

2. Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan matematika di SLTP.

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENDAHULUAN Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika dalam Bentuk Cerita Pokok Bahasan Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

0 3 7

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika dalam Bentuk Cerita Pokok Bahasan Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

0 1 14

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA VCD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta).

0 1 6

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri I GiriwoyoWonogiri).

0 0 6

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) POKOK BAHASAN SEGI EMPAT (Eksperimen di Kelas VII semester II SMP Muhammadiyah 10 Surakarta).

0 0 7

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE KOOPERATIF MODEL STAD PADA POKOK Pembelajaran Matematika Dengan Metode Kooperatif Model Stad Pada Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Siswa Kelas IV SDN Panggung 6 Dan SDN Mintaragen I Tegal Tahun Ajaran 2002/2003.

0 0 13

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN SLEMAN TAHUN AJARAN 20112012

0 33 253