OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI.

(1)

No. Daftar FPIPS : 4650/UN.40.2.4/PL/2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Geografi

Oleh :

BAYU PRASETYO PAMBUDI 1106341

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Bayu Prasetyo Pambudi NIM : 1106341

Departemen : Pendidikan Geografi Angkatan : 2011

Alamat : Jln. Muria, Blok C 120 Harapan Jaya, Bekasi Utara,

Menyatakan bahwa, skripsi yang berjudul “Optimalisasi Pemanfaatan Taman Kota Oleh Masyarakat Kota Bekasi”, merupakan hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen :

1. Nama : Drs. Jupri.Mt

NIP : 196006115 198803 1 1003 2. Nama : Drs. Dadang Sungkawa, M.Pd

NIP : 195550210 198002 1 001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap bertanggung jawab serta menerima segala konsekuensi apabila pada suatu hari nanti ada pihak yang mengklaim atas karya tulis ilmiah ini.

Bandung, September 2015 Pembuat Pernyataan,

Bayu Prasetyo Pambudi


(3)

(4)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH

MASYARAKAT KOTA BEKASI

Oleh :

Bayu Prasetyo Pambudi, Jupri*)

, Dadang Sungkawa*)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

bayupambudi22@yahoo.co.id, dadangsungkawa_geo@upi.edu

ABSTRAK

Pembangunan fasilitas umum tidak dapat dilaksanakan tanpa memepertimbangkan kebutuhan ekologi, terutama dalam hal penataan kota. Berdasarkan peraturan pemerintah mengenai penataan wilayah, sebuah kota wajibnya memiliki ruang terbuka hijau minimal 30%. Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang sedang melakukan pembangunan di aspek ruang terbuka hijau, dalam hal ini taman kota. Tujuan dari penelitian ini ialah mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan taman kota, peran serta masyarakat dalam memanfaatkan taman kota dan mengetahui respon pemerintah terhadap keberadaan taman kota. Metode yang digunakan ialah observasi lapangan, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase dan teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah random sampling sehingga populasi dari penelitian ini masyarakat sekitar yang sedang mengunjungi taman kota. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan taman kota ialah jarak tempat tingggal dan kondisi fisik taman kota, selain itu taman dengan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan taman kota paling tinggi ialah Taman Pekayon sedangkan respon pemerintah lebih kepada merawat dan menjaga taman kota yang ada, serta berencana akan menambah jumlah taman kota yang akan disebar di 12 kecamatan hingga tahun 2018. Agar pengelolaan taman kota dapat ditingkatkan maka perawatan taman harus dilakukan secara rutin. Selain itu masyarakat sebagai pengunjung taman kota harus bisa menjaga fasilitas taman kota yang tersedia.

Kata Kunci : Optimalisasi, RTH, Taman Kota,Bekasi.

Abstract

Construction of public facilities can not be implemented without considering enviromental factors, especially in term of urban planning. Based on goverment regulatiion regarding the arrangement of the city, a city must have a green open space at least 30%. Bekasi is one of the cities that are doing development in aspects of green open space, in this case the city park. The purpose of this study is to identify factors that affect the public in using city park. Community participation in using the city park and knowing the goverment’s response to the presence of city park. The method used in this research is descriptive method with data collection throught


(5)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observaton, interview and documentation study. The result show that factors that affect the community in using the park is home to the ciry park distance and the physical condition of the city park, in addition to that. A city park with community participation in using the highest city park is Pekayon Park while the goverment response is to maintain and develop the existing city park as well as plans to increase the number of city park that will be held in 12 district until 2018. In order for the management of urban parks can be improved park maintenance should be performed routinely. Moreover, society as a city park visitors should be able to keep the city park facilities to be used again


(6)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II LATAR BELAKANG MASALAH ... 8

A. Lokasi ... 8

B. Ruang Terbuka Hijau ... 9

C. Tujuan Dibangunnya Ruang Terbuka Hijau ... 9

D. Fungsi dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau ... 9

E. Tipologi RTH ... 10

F. Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah ... 11

G. Klasifikasi RTH... 12

H. Penyediaan RTH di wilayah perkotaan ... 13

I. Pengertian Taman Kota ... 14

J. Jenis Taman Kota ... 14

K. Fungsi Taman Kota ... 15

L. Standar Taman Kota ... 16

M. Ruang Publik ... 17

N. Fungsi dan Pemanfaatan Ruang Publik ... 17

O. Tipe Karakteristik Ruang Publik ... 18

P. Elemen Ruang Publik ... 19

Q. Kriteria Keberhasilan Ruang Publik... 20

R. Sarana dan Prasarana Ruang Publik ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian ... 24


(7)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pendekatan Penelitian ... 25

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Populasi dan Sampel ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Teknik Pengolahan Data ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Kondisi Geografi Daerah Penelitian ... 33

B. Penggunaan Lahan ... 38

C. Kondisi Sosial Ekonomi ... 40

D. Potensi Daerah ... 41

E. Taman Kota di Kota Bekasi ... 43

F. Tingkat Pemanfaatan Taman Kota di Kota Bekasi ... 43

G. Analisis Lokasi Taman Kota di Kota Bekasi ... 47

H. Karakterisitik Pengunjung Taman Kota ... 59

I. Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Ruang Publik ... 62

I. Aksesbilitas dan Lokasi Taman Kota ... 67

J. Pendapat Masyarakat Terhadap SaranaTaman Kota Bekasi ... 72

K. Analisis Fasilitas Taman Kota di Bekasi ... 116

L. Faktor masyarakat dalam memanfaatkan taman kota...120

I. Peran serta masyarakat dalam pemanfaatan taman kota ... 120

K. Respon pemerintah dalam perkembangan taman kota di Bekasi ... 122

J. Implementasi taman kota dalam pendidikan ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 128

A. Kesimpulan ... 128

B. Rekomendasi ... 130 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(8)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian

Kota merupakan suatu pusat dari populasi yang luas serta padat penduduknya, juga merupakan tempat masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi, sosial dan politik serta memiliki posisi geografi yang relatif tetap dan kekuasaan pemerintah yang spesifik.

Kota juga merupakan kawasan pemukiman yang pada umumnya dibangun untuk masyarakat yang mendominasi tata ruang perkotaan dan telah memiliki berbagai infrastruktur yang dapat memenuhi kebutuhan warganya secara mandiri.

Walaupun begitu, tata ruang perkotaan yang baik baru dapat terpenuhi jika terdapat penghijauan di pekarangan pemukiman maupun perkantoran. Menurut Jansson dan Lindgren (2012). Tata ruang perkotaan yang baik diutamakan pada keberadaan ruang terbuka publik seperti taman umum, taman bermain dan ruang terbuka hijau pemukiman. Penyediaan ruang terbuka hijau tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah, tetapi juga merupakan kewajiban masyarakat maupun pemerintah.

Salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah ikut menciptakan RTH atau ruang terbuka hijau dilingkungan sekitarnya dalam bentuk pekarangan maupun taman di areal pemukiman. Selain itu masyarakat juga berkewajiban untuk merawat dan menjaga ruang terbuka yang sudah ada. RTH sendiri jika dimanfaatkan dengan baik dapat berfungsi secara estetis, hidrologis, klimatologis, protektif maupun sosial budaya (Hastuti, 2011). Sementara menurut Van Dill En (2011), kualitas suatu RTH berhubungan dengan kesehatan penghuni pemukiman sekitar RTH itu sendiri.

RTH sendiri merupakan unsur utama dalam tata ruang kota. Menurut Direktorat Jenderal Penataan Ruang (2006) RTH harus dibangun di antara struktur bangunan sebagai pelunak maupun penyejuk lingkungan. Pada prinsipnya, RTH diciptakan agar dapat menekan efek negatif yang ditimbulkan dari padatnya aktifitas perkotaan, seperti penurunan tingkat peresapan air, polusi dan peningkatan temperatur. Semakin sedikit


(9)

2

jumlah RTH akan berakibat fatal, yaitu naiknya suhu bumi dan perubahan cuaca yang berakibat pada pemanasan global. Saat ini eksistensi RTH semakin berkurang dikarenakan adanya alih fungsi lahan RTH menjadi lahan pemukiman maupun perkantoran, adanya penebangan pohon-pohon di daerah perkotaan yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat juga dan tidak diikuti dengan upaya penanaman kembali dengan pohon yang baru berdampak juga pada berkurangnya RTH.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang menyatakan berdasarkan Undang-Undang No 26 Tahun 2007 mengenai tata ruang perkotaan, sebuah kota wajibnya memiliki RTH minimal 30% dari total luas wilayah. RTH yang dimaksud terbagi menjadi dua, yaitu RTH publik dan RTH privat dengan proporsi masing-masing 20% untuk RTH publik dan 10% untuk RTH privat. Penetapan besaran luas RTH ini berdasarkan dari pengembangan RTH kota. Upaya penataan wilayah perkotaan sesuai dengan pengembangan kota akan menciptakan keseimbangan serta keserasian antara lingkungan alam maupun lingkungan buatan atau binaan.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang (2006) juga menyatakan bahwa kota-kota di indonesia pada umumnya memiliki kesulitan dalam meningkatkan RTH kota sehingga beberapa kota di indonesia hanya sekedar mempertahankan RTH yang sudah ada walaupun belum memenuhi persentase 30% dari yang diwajibkan. Target untuk memenuhi persentase RTH konon semakin sulit untuk direalisasikan akibat adanya tekanan kebutuhan sarana dan prasarana kota. Seperti struktur bagunan dan pelebaran jalur jalan yang semakin meningkat yang disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk. Hal ini merupakan bukti kurang diperhatikannya eksistensi RTH dan bahkan sering dikorbankan. Padahal seharusnya RTH memiliki nilai ekologis maupun ekonomis tinggi bagi terwujudnya lingkungan kota yang sehat.

Keberadaan RTH di perkotaan sering diabaikan baik oleh masyarakat maupun pemerintah, karena dianggap tidak memberikan keuntungan ekonomi dan ini berakibat kepada luas RTH yang semakin berkurang. Ini disebabkan karena meningkatnya kebutuhan lahan yang diiringi dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang meningkat akan memberikan pengaruh yang besar pada pemanfaatan lahan sehingga perlu perhatian khusus dari pihak-pihak yang berkaitan dengan penyediaan ruang publik untuk masyarakat.


(10)

3

Dari sekian banyaknya jenis RTH yang ada di perkotaan, salah satunya adalah taman kota. Taman kota merupakan suatu kawasan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan,lengkap dengan fasilitas yang ada untuk kebutuhan masyarakat sebagai termpat rekreasi,selain menjadi tempat rekreasi,taman kota merupakan elemen kota yang memiliki banyak fungsi. Selain untuk mendapatkan keindahan taman juga berfungsi sebagai tempat bermain,berolahraga,pemelihara ekosistem tertentu serta pelembut arsitektur kota.

Es Savas (2000) menyatakan bahwa taman kota ditempatkan sebagai public

goodsyaitu natural resources atau man made featuresyang dapat dinikmati masyarakat

secara gratis. Pemerintah di negara-negara maju pada umumnya sangat serius dalam memperhatikan aspek pertamanan. Di beberapa negara maju sudah banyak taman kota yang dikembangkan untuk kepentingan publik. Fokusnya ialah meningkatkan kualitas taman, menambah dan memperbaiki pepohonan, mengawasi kebersihan dan keamanan. Dalam pengelolaan taman kota tersebut bukan tanggung jawab pemerintah, melainkan melalui lembaga swadaya masyarakat yang bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat yang tinggal di sekitar taman kota. Saat ini taman kota merupakan hal yang wajib dibangun pemerintah setempat dalam memperindah tata ruang kota,tidak terkecuali dengan Kota Bekasi.

Kota Bekasi memiliki wilayah yang relatif datar dan berbatasan langsung dengan provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota indonesia. Potensi daerah Kota Bekasi yang tidak memiliki hutan menyebabkan perkembangan kota menuju daerah perdagangan, jasa serta industri.

Karena letak Kota Bekasi yang berbatasan langsung dengan ibukota,menyebabkan datangnya arus urbanisasi yang signifikan dari masyarakat yang ingin mengadu nasib di ibukota dan ini berdampak pada berkurangnya areal lahan RTH yang dialihfungsikan menjadi pemukiman penduduk yang semakin meluas.

Menurut data BAPPEDA Kota Bekasi (2012),ketersediaan RTH di Kota Bekasi hanya sekitar 15% dari luas total kota seluruhnya yang berarti persentase jumlah RTH di Kota Bekasi masih sangat kurang dikarenakan dalam syarat syarat untuk memaksimalkan RTH,persentase RTH minimal harus 30% dari total luas kota yang ada, dan menurut data Dinas Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum Kota Bekasi tahun


(11)

4

2013, baru 4 kecamatan dari 12 kecamatan yang sudah memiliki taman dan jalur hijau, seperti tabel di bawah Ini:

Tabel 1.1

Jumlah Taman dan Jalur Hijau di Kota Bekasi

Kecamatan Jumlah

Taman Luas(m

2

)

Jumlah Jalur Hijau

Luas(m Luas

Total

Pondok Gede - - - - -

Jati Sampurna - - - - -

Pondok

Melati - - - - -

Jatiasih - - - - -

Bantar

Gebang - - - - -

Mustika Jaya - - - - -

Bekasi Timur 5 6.112.78 2 4.316.23 10.429.01

Rawa Lumbu 2 739.2 - - 739.2

Bekasi

Selatan 5 3.483.49 8 6.549.29 10.032.78

Bekasi Barat 2 736 - - 736

Medan Satria - - - - -

Bekasi Utara - - - - -

TOTAL 14 11.071.47 10 10.865.52 21.936.99

2011 14 46.742.40 11 15.626 62.368.70

2010 15 46.742.37

2009 29 54.543.00

Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman dan PJU Kota Bekasi

Kota Bekasi secara geografis tidak memiliki potensi hutan alam. Walaupun begitu Kota Bekasi memiliki potensi hutan kota dan taman kota. Berdasarkan data dari Dinas Pertamanan, Pemakaman & Penerangan Jalan Umum Kota Bekasi, luas hutan kota di Bekasi 3,5 Ha sementara taman kota seluas 6,27 Ha atau baru sekitar 0,05 % dari luas Kota Bekasi. Pada tahun 2012 hutan kota berkurang sebanyak 6000 m2


(12)

5

dikarenakan pembangunan fly overSummarecon, sehingga luas hutan kota menjadi 2,9 Ha atau sekitar 0,01 %. Jumlah tersebut belum memenuhi peraturan PP No.63 tahun 2002 mengenai Hutan Kota yang menjelaskan bahwa persentasi luas hutan kota paling sedikit sekitar 10% dari wilayah perkotaan.

Sementara menurut data yang disajikan pada tabel 1.1, Luas Taman Kota mengalami perubahan dimana pada tahun 2010 terjadi penurunan sebesar 14,31 %. Namun pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang signifikan sebanyak 33,62% dan pada tahun 2012, persentase luas Taman Kota meningkat sebanyak 0,48% dari luas sebelumnya.

Diagram 1.1

Luas Taman Kota Bekasi Tahun 2009-2012

Sumber : Dinas Pertamanan, Pemakaman & Penerangan Jalan Umum,2013

Dari persentase 6,27% luas taman kota yang ada di Kota Bekasi,Saat ini Kota Bekasi baru memiliki 5 taman kota,yaitu Taman GOR Bekasi,Taman Terminal Bekasi,Taman Alun Alun Kota Bekasi, Taman Pekayon dan Taman Kota Bantar Gebang. Masing masing taman pada awal tahun 2010 sampai sekarang sudah mengalami perbaikan infrastruktur,walaupun begitu berdasarkan observasi sebelumnya,masih ada beberapa permasalahan serius yang belum terpecahkan, salah satunya ialah kebersihan, perawatan fasilitas taman kota yang tidak intens serta kesadaran pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya yang masih rendah

0 1 2 3 4 5 6 7

2009 2010 2011 2012

5,45

4,67

6,24 6,27

Ha


(13)

6

serta adaya PKL yang berjualan di dalam taman menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat yang mengunjungi taman kota menjadi persoalan penting dalam mengoptimalkan pemanfaatan taman kota.

Berdasarkan hal tersebut,peneliti mencoba mengungkapkan permasalahan mengenai pemanfaatan taman kota sebagai ruang terbuka hijau ditujukan untuk masyarakat yang menggunakannya. Oleh karena itu peneliti akan menjabarkannya melalui judul ”OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI”.

A.

Rumusan Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan di latar belakang masalah,peneliti mengambil beberapa rumusan masalah,yaitu:

1. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan taman kota di Bekasi?

2. Bagaimana peran serta masyarakat dalam pemanfaatan taman kota di Bekasi? 3. Bagaimana respon pemerintah terhadap keberadaan taman kota di Bekasi?

B.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut,yaitu:

1. Mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan taman kota di Bekasi

2. Mengidentifikasi peran masyarakat dalam pemanfaatan taman kota oleh masyarakat Bekasi

3. Mengidentifikasi respon pemerintah terhadap keberadaan taman kotadi Bekasi

C.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut,yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perkuliahan untuk memperkaya ilmu sosial khususnya ilmu perencanaan wilayah serta ekologi lingkungan dalam hal ini mengenai tata ruang kota, penataan wilayah serta penjelasan mengenai flora dan fauna


(14)

7

dan hasil kajian diharapkan dapat dijadikan referensi guna penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan taman kota.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pengelola dan pemerintah setempat dalam hal pemanfataan taman kota di Bekasi.

D.

Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi memuat sistematika penulisan skripsi dengan memberikan gambaran dari kandungan setiap bab, urutan penulisannya, serta keterkaitan antara satu bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka. Berikut ini merupakan struktur untuk penelitian ini:

1. BAB I

BAB I merupakan pendahuluan dalam skripsi atau pada dasarnya merupakan bab perkenalan. Dalam penelitian ini, BAB I menjelaskan mengenai permasalahan yang terjadi di tempat penelitian.

2. BAB II

BAB II berisi mengenai landasan teoritis dalam skripsi untuk memberikan konsep yang jelas terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

3. BAB III

BAB III merupakan bagian yang berisi tentang alur penelitian dari mulai pendekatan penelitian yang digunakan, instrumen yang akan dipakai, tahapan pengumpulan data serta langkah langkah dalam analisis data.

4. BAB IV

BAB IV berisi mengenai hasil temuan penelitian berdasarkan pengolahan dan analisis data yang disesuaikan dengan urutan rumusan permasalahan penelitian serta pembahasan dari hasil temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan sebelumnya.

5. BAB V

BAB V berisi kesimpulan maupun rekomendasi yang berasal dari penafsiran peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus memberikan saran yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.


(15)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara untuk menjelaskan pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup teknik pengumpulan data, alat yang digunakan serta teknik analisa data. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode survei.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu merupakan penilaian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa-peristiwa, kejadian yang terjadi di masa sekarang, pada pelaksanaannya nanti tidak hanya menyajikan, mengumpul dan menyusun data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti dari data yang ada untuk menjelaskan permasalahannya sehingga dapat menggambarkan suatu kejadian ataupun keadaan objek dalam suatu dekriptif atau penjelasan.

B.

Definisi Operasional

Pada penelitian kali ini, yang akan dibahas adalah pemanfaatan taman kota oleh masyarakat kota bekasi. Agar penelitian ini tidak menjadi sangat luas maka batasan-batasannya adalah sebagai berikut:

1. Optimalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995:628) optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik,sedangkan optimalisasi berarti suatu proses meninggikan atau meningkatkan. Dalam penelitian kali ini optimalisasi yang dimaksud adalah meningkatkan pemakaian taman kota di Kota Bekasi sebagai ruang terbuka hijau.

2. Pemanfaatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(Depdikbud, 1995:628),pemanfaatan adalah proses,cara,perbuatan yang akan menghasilkan dampak,dalam penelitian kali ini,parameter dari pemanfaatan adalah kenyamanan dan kepuasan yang didapatkan oleh pengunjung yang memanfaatkan fasilitas di taman kota.


(16)

3. Kota

Menurut Undang Undang No 2 Tahun 1987 mengenai penataan ruang

perkotaan,yang dimaksud kota adalah “pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang

mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundanng undangan dan pemukiman yang telah memperlihatkan gambaran asli dari ciri kehidupan

perkotaan”. Kota dalam penelitian kali ini adalah Kota Bekasi.

4. Lokasi

Lokasi merupakan salah satu Konsep Geografi, karena lokasi menunjukan posisi suatu tempat, benda atau gejala dipermukaan bumi. Lokasi juga bisa dapat menjawab pertanyaan seperti dimana (where) dan mengapa disana (why is in there) tidak di tempat yang lain. Menurut Kartawidjaja (2001: hal 9) bahwa “lokasi merupakan posisi suatu tempat, benda peristiwa atau gejala dipermukaan bumi dalam hubungannya dengan

tempat, gejala dan peristiwa lain”.

5. Taman Kota

Taman kota adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak yang timbul dari adanya perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Dalam penelitian kali ini, jenis taman yang akan dikaji adalah taman berdasarkan aktifitasnya, yaitu taman kota aktif, taman kota pasif dan taman kota aktif pasif.

C.

Pendekatan Penelitian

Ilmu geografi memiliki tiga pendekatan yang berbeda dalam menganalisis ilmu geografi, yaitu pendekatan keruangan, pendekatan komplek wilayah dan pendekatan ekologi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan keruangan dimana pendekatan keruangan menekankan pada persebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan digunakan. Contoh dari penelitian ini adalah taman kota yang bertindak sebagai ruang dan masyarakat yang memanfaatkan fasilitas yang terdapat di taman kota, sementara konsep geografi yang digunakan adalah sebagai berikut:


(17)

1. Konsep diferensiasi area

Dalam penelitian kali ini peneliti akan membandingkan perbedaan antar taman kota dengan taman kota lainnya, dimana aspek yang aksesbilitas.

2. Konsep keterjangkauan

Dalam penelitian kali ini peneliti akan membandingkan keterjangkauan setiap taman kota di Bekasi, keterjangkauan tidak hanya bergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana serta prasarana penunjang.

3. Konsep jarak

Konsep jarak terbagi menjadi dua yaitu jarak mutlak dan jarak relatif, dalam penelitian ini, peneliti akan menjabarkan waktu tempuh untuk sampai ke taman kota serta lama perjalanan atau waktu yang diperlukan untuk sampai ke taman kota.

D.

Variabel Penelitian

Menurut sugiyono (1999:31) variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal hal tersebut dan untuk kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1985:39) mendefinisikan variabel sebagai segala sesuatu yang bisa menjadi objek pengamatan penelitian,dalam penelitian ini terdapat 2 macam variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, yaitu adalah sebagai berikut

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Waktu dan lokasi

Aksesbilitas

Kenyamanan pengunjung Kepuasan pengunjung Keramaian pengunjung

Pemanfaatan Taman Kota Oleh Masyarakat Kota Bekasi


(18)

Sumber: Hasil penelitian, 2015

E.

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2013,hlm.80) menjelaskan bahwa definisi dari populasi merupakan

“wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.Lalu menurut Suraatmadja (1988) populasi adalah “semua kasus,individu,dan gejala yang ada di daerah penelitian”.

Populasi dalam penelitian kali ini dibagi menjadi 2,yaitu populasi ruang dan populasi manusia,yaitu:

a. Populasi Wilayah

Populasi Ruang meliputilima taman kota yang dijadikan objek dalam penelitian kali ini.

Lokasi taman kota tersebut adalah: 1) Taman Kota Gor Bekasi

2) Taman Kota Terminal Bekasi 3) Taman Kota Pekayon

4) Taman Kota Alun Alun Kota Bekasi 5) Taman Kota Bantar Gebang

b. Populasi Manusia

Populasi Manusia yaitu meliputi seluruh masyarakat yang sedang berada di taman kota.

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sumaatmaja (1988:112) merupakan bagian dari populasi yang dianggap reprentatif atau mewakili daerah yang diteliti,seperti contohnya populasi. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sampel wilayah dan sampel manusia.


(19)

Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah kelima taman kota yang berada di 5 kelurahan yang berbeda, Kelurahan Kayuringin, Kelurahan Margajaya, Kelurahan Margahayu, Kelurahan Bantar Gebang dan Kelurahan Pekayon Indah.

b. Sampel Manusia

Sampel dalam penelitian ini ialah masyarakat yang mengunjungi taman kota, teknik yang digunakan ialah random sampling yaitu “pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

tersebut”. Untuk mendapatkan jumlah sampel diperlukan data jumlah penduduk dari

lima kelurahan tempat dilakukannya penelitian, Kelurahan Kayuringin, Kelurahan Margajaya, Kelurahan Margahayu, Kelurahan Bantar Gebang dan Kelurahan Pekayon Indah, dimana jumlah penduduk dari kelima kelurahan tersebut ialah 2683 jiwa, setelah itu jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus slovin (Umar 2008:108) sebagai berikut:

Dimana: n = jumlah sampel

N = jumlah seluruh populasi

e2 = error tolerance (toleransi terjadinya kegagalan, untuk penelitian sosial lazimnya 0,01)

Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kesalahan 10% maka dengan rumus diatas diperoleh perhitungan sebagai berikut:

. �2+ = , = jiwa

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 150 orang.


(20)

Dalam melengkapi data untuk menjelaskan permasalahan penelitian ini, maka peneliti melakukan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilaksanakan adalah observasi lapangan, kuisioner, studi literatur dan studi dokumentasi.

1. Obsevasi Lapangan

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengamati secara langsung di lapangan dengan cara melihat,mengamati dan mencatat data,dalam penelitian kali ini,data yang dihasilkan dari observasi lapangan adalah untuk mengetahui kondisi secara langsung taman kota yang ada di Kota Bekasi.

2. Wawancara

Wawancara adalah interaksi sesama manusia untuk memperoleh informasi secara langsung dari masyarakat setempat atau narasumber. Data yang akan dihasilkan nanti berupa data primer yaitu pendapat masyarakat mengenai keberadaaan taman kota. 3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk mencari dan mempelajari sumber sumber informasi mengenai buku buku,foto foto,peta dan sebagainya. Dalam penelitian ini studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi referensi penelitian.

4. Studi Literatur

Studi literatur bertujuan untuk memperoleh sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti,adapun studi literatur berkaitan antara lain buku dan hasil penelitian pihak lain yang berkaitan dengan penelitian yang dimaksud untuk menjadi petunjuk atau referensi sehingga dapat memperjelas analisis dalam pemecahan masalah peneliti. Data yang diperlukan dalam penelitian kali ini adalah data mengenai jumlah taman kota di Kota Bekasi,perda RTRW Kota Bekasi,sebagian informasi tersebut didapat melalui instansi-instansi yang berhubungan dengan taman kota.

G.

Teknik Pengolahan Data


(21)

1. Penyuntingan (editing)

Penyuntingan merupakan tahap dimana memeriksa dokumen atau kuesioner yang sudah dijawab responden sehingga jawaban atau meragukan bisa diketahui atau diperbaiki bila memungkinkan

2. Penyandian (coding)

Tahap dimana mengubah atau mengalihkan data yang sudah dikumpulkan kedalam bentuk angka menurut klasifikasi tertentu,yang berarti membuat kode sebagai ganti jawaban,yaitu mengganti setiap jawaban responden dengan angka.

Tahap penyandian bertujuan untuk mempermudah agar data yang sudah dikumpulkan bisa diolah dengan mudah,data yang dikumpulkan nanti bisa berupa

angka,beberapa kalimat,atau hanya pertanyaan sederhana berupa “ya” atau “tidak”,dan

untuk mempermudah proses tersebut,maka jawaban jawaban tersebut perlu dibuat menjadi kode.

3. Worksheet

Work sheet adalah blanko penolong untuk menyelesaikan pengolahan data,Work Sheet merupakan daftar perantara antara jawaban kuesioner dengan tabel akhir.

Dokumen atau daftar pertanyaan yang telah dijawab responden jarang dapat langsung dibuat tabel,tetapi harus melalui proses terlebih dahulu melalui satu atau Work Sheet. 4. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah pembuatan tabel data dari hasil jawaban responden, melakukan tabulasi berarti memasukan data ke dalam tabel tabel dan mengatur angka angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

H.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara untuk menganalisis data yang telah didapatkan dilapangan setelah sebelumnya diolah terlebih dahulu berdasarkan masing masing kriterianya. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan teknik analisis data persentase

Persentase merupakan teknik statistik yang digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban yang diberikan oleh responden. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(22)

P=

�� %

Sumber:Arikunto (2006:57)

Dimana: P = Persentase

F = Frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih responden N = Jumlah dari seluruh frekuensi alternatif jawaban yang Menjadipilihan responden.

100% = Konstanta

Setelah dilakukan perhitungan, maka hasil persentase tersebut akan ditafsirkan oleh arikunto (2006:7) dalam kategori sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tafsiran Presentase

Persentase(%) Kriteria

0-24 Tidak Maksimal

25-29 Kurang Maksimal

50 Hampir Maksimal

75-100 Maksimal

100 Sangat Maksimal

Sumber: Arikunto(2006:7)

Selain itu, digunakan juga skala likert. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2010 : 67) bahwa “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dalam penelitian ini, skala

likert digunakan untuk mengukur penilaian pengunjung terhadap fasilitas taman kota yang ada. Tiap alternatif diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skala Likert

Pernyataan Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4


(23)

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono, 2010

Menurut Supranto (2003:27), penggolongan kategori tiap indikator dihitung berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan cara mengalihkan besar boot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang menjawab masing-masing kategori tersebut. Setelah itu dapat ditentukan bobot penilaian dengan menggunakan jarak yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut:

Nilai tertinggi = total responden x bobot terbesar Nilai terendah = total responden x bobot terkecil Interval = nilai tertinggi – nilai terendah


(24)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan

berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan taman kota

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan taman kota ialah jarak antara tempat tinggal dengan taman kota. Masyarakat lebih memilih untuk mengunjungi taman kota yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, seperti Taman Pekayon. Pengunjung yang berada di Taman Pekayon sebagian besar ialah masyarakat yang tinggal di sekitar taman. Lalu sarana yang digunakan untuk mencapai taman juga merupakan salah satu faktor pemanfaatan taman kota. Karena masyarakat lebih memilih mengunjungi taman terdekat dengan sarana kendaraan yang mudah digunakan. Kesan masyarakat terhadap taman juga merupakan salah satu faktor pemanfaatan taman. Taman dengan fasilitas serta pengelolaan taman yang baik,akan menciptakan kesan yang positif kepada para pengunjung taman, seperti Taman Alun Alun yang memiliki pengelolaan taman yang baik, kondisi vegetasi yang bagus menimbulkan kesan pada pengunjung bahwa Taman Alun Alun merupakan taman yang layak untuk disebut “paru-paru kota”.

b. Taman Bina Bangsa dan Taman Alun Alun sebagai ruang publik telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Kota Bekasi. Hal ini ditunjukan dengan jumlah masyarakat yang memanfaatkan kedua taman itu lebih banyak dibanding ketiga taman lainnya ketika weekend atau hari libur biasa dan juga frekuensi masyarakat mengunjungi kedua taman tersebut dalam sebulan lebih dari 1 kali. Sedangkan frekuensi jumlah pengunjung untuk Taman Pekayon dan Taman Bantar Gebang lebih sedikit dari kedua taman sebelumnya. Ini dikerenakan letak kedua taman yang jauh dari pusat kota seperti Taman Pekayon. Taman Pekayon sendiri terletak di samping perumahan pekayon indah, sehingga pengunjung yang terdapat di Taman


(25)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pekayon merupakan masyarakat sekitar,berbeda dengan Taman Bina Bangsa yang memiliki pengunjung dari berbagai wilayah di Kota Bekasi. Sedangkan Taman Bantar Gebang yang juga terletak jauh dari pusat kota memiliki aksesbilitas yang kurang baik, ini dikarenakan jalan umum yang melewati Taman Bantar Gebang dilewati oleh truk besar sehingga berpengaruh terhadap kondisi jalan. Dan terakhir ialah Taman Terminal, taman yang terletak di antara penyimpangan jalan cut meutia dan jalan ir. Djuanda ini tidak memiliki berbagai fasilitas penunjang taman layaknya keempat taman sebelumnya. Ini dikarenakan mengingat Taman Terminal hanya untuk singgah sementara karena letak taman yang berdekatan dengan terminal bekasi. Sehingga taman ini terlihat menjadi semacam penanda masuk Kota Bekasi dari arah Kabupaten Bekasi.

c. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menggunakan taman kota didominasi oleh laki laki. Usia masyarakat yang paling banyak memanfaatkan taman kota di Kota Bekasi adalah berusia 21-30 tahun. Pekerjaan masyarakat yang paling banyak memanfaatkan taman kota ialah wiraswasta dan PNS. Masyarakat yang memanfaatkan taman kota paling banyak berasal dari daerah sekitar dan melakukan aktifitas seperti berolahraga dan menikmati lingkungan taman kota. Berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak adalah tamatan SMP serta sedang menjalani pendidikan perguruan tinggi.

2. Peran serta dalam pemanfaatan taman kota oleh masyarakat kota bekasi

a. Taman Pekayon merupakan taman dengan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan taman kota paling baik diantara keempat taman lainnya. Ini dikarenakan adanya inisiatif dari masyarakat sekitar untuk menciptakan LSM yang berhubungan dengan lingkungan sekitar yaitu GPL (Gerakan Peduli Lingkungan) Pekayon, dimana LSM ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih serta asri dan tujuan tersebut diaplikasikan dengan membangun Taman pekayon yang dulunya berupa lapangan. Selain itu Taman Pekayon juga digunakan untuk kegiatan seni dan musyawarah antar masyarakat sekitar. Sementara untuk partisipasi masyarakat di Taman Alun Alun, Bantar Gebang dan Bina Bangsa. Ketiga taman tersebut sering digunakan untuk kegiatan seni serta acara dari komunitas tertentu. Untuk Taman Bina Bangsa, dikarenakan memiliki lahan yang luas dan pepohonan


(26)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bervariasi, taman tersebut sering digunakan untuk kegiatan pramuka. Sedangkan untuk Taman Terminal, tidak memiliki kegiatan perkumpulan, dikarenakan lahannya yang kecil.

3. Respon pemerintah terhadap perkembangan taman kota di kota bekasi

a. Bentuk respon dari Pemerintah Kota Bekasi terhadap keberadaan ruang terbuka hijau dalam hal ini taman kota ialah tetap menjaga dan merawat fasilitas taman kota yang ada, tentunya perawatan fasilitas taman kota tidak hanya tanggung jawab pemerintah selaku pengelola tetapi juga masyarakat pengguna taman, selain itu untuk meningkatkan lagi jumlah taman kota di Kota Bekasi, pemerintah terus menambah jumlah taman kota karena berdasarkan Undang Undang Nomer 26 tahun 2007 mengenai penataaan ruang, sebuah daerah harus memiliki RTH minimal atau lebih dari 30% dari total luas kota yang ada. Salah satu cara yang yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan jumlah taman kota maupun RTH yaitu dengan melibatkan pihak swasta, dalam hal ini pengembang, karena pengembang memiliki kewajiban untuk turut serta dalam penyediaan lahan untuk dijadikan fasilitas sosial seperti taman. Karena berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi No.16 tahun 2011 tentang penyediaan dan penyerahan prasaran, sarana dan utilitas (PSU) ada kewajiban pengembang untuk turut serta dalam menyediakan RTH. Saat ini pemerintah berencana menambah 400 titik taman yang akan disebar di 12 kecamatan hingga tahun 2018. Program ini bertujuan untuk menambah kuota penyediaan RTH yang saat ini baru mencapai 14%.

B.

Rekomendasi

Setelah merumuskan beberapa kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, perlu kiranya untuk peneliti memberikan saran saran yang berupa rekomendasi berkaitan dengan taman kota di Kota Bekasi. Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengelolaan dan perawatan taman yang berkala, baik dalam aspek kebersihan maupun perawatan fasilitas yang ada. Perawatan taman tidak hanya dilakukan oleh pengelola, tapi juga dari masyarakat yang mengunjungi taman kota.


(27)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengunjung selaku pengguna taman harus bisa menjaga fasilitas taman kota yang ada.

2. Melakukan penertiban dan penataan terhadap pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar taman. Adanya pedagang kaki lima membuat suasana taman terlihat tidak rapi. Dengan dilakukannya penataaan yang baik diharapkkan akses menuju taman kota menjadi lebih baik lagi.

3. Adanya pengawasan dari pengelola dan aparat hukum terhadap orang-orang yang merusak, melanggar ketertiban taman serta menyalahgunakan keberadaan taman kota sebagai lokasi prostitusi di malam hari.

4. Mengadakan kegiatan bertemakan lingkungan seperti gerakan memungut sampah dan penanaman pohon. Selain untuk menjaga kelestarian taman kota juga dapat mengenalkan taman kota kepada masyarakat setempat.

5. Diperlukannya manajemen tempat parkir di beberapa taman kota, agar kendaraan yang diparkir tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang sedang berlangsung.


(28)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Anonymous,2012. Optimalisasi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Privat di Kota

Cimahi.

Anonymous,2010. Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Iklim Mikro di Kota

Pasuruan

Anonymous,2011.Tindakan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Pemukiman di

Kota Purwodadi.

Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Bekasi. 2013. Kota Bekasi Dalam

Angka 2013. Bekasi. BAPPEDA.

Dinas Tata Kota Bekasi. (2014). Jurnal Tata Kota Edisi 01. Bekasi. Dinas Tata Kota Bekasi

Hernawati,Ati.2010.Pemanfaatan Jembatan Penyebrangan Orang di Kota

Bandung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Iriani,Lia Yulia. 2013.Legal Aspek Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kota

Bandung. Bandung. Puslitbang Kementrian Pekerjaan Umum

Kharis Theo,Ronald Aji.2013.Pemanfaatan Tegalega Sebagai Ruang Publik Oleh

Masyarakat Kota Bandung.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mawardah, Luluk. 2013. Penataan Ruang Terbuka Hijau sebagai Cara Optimalisasi Pembentukan Karakter Kota Pacitan. Surabaya. Institut Teknologi Adhi Taman Surabaya.

Silain,Safar.MM.2011.Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. In Media

Sukawi. 2008. Taman Kota dan Upaya Pengurangan Suhu Lingkungan Perkotaan


(29)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tika, Moh. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia (2007) UU No. 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang. Jakarta : DPR RI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis

Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Widiawati, Kurnia. 2013. Taman Kota dan Jalur Hijau Jalan Sebagai Ruang

Terbuka Hijau Publik di Banjarbaru. Banjarbaru. Universitas Lambung


(1)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan

berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan taman

kota

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan taman kota

ialah jarak antara tempat tinggal dengan taman kota. Masyarakat lebih memilih untuk mengunjungi taman kota yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, seperti Taman Pekayon. Pengunjung yang berada di Taman Pekayon sebagian besar ialah masyarakat yang tinggal di sekitar taman. Lalu sarana yang digunakan untuk mencapai taman juga merupakan salah satu faktor pemanfaatan taman kota. Karena masyarakat lebih memilih mengunjungi taman terdekat dengan sarana kendaraan yang mudah digunakan. Kesan masyarakat terhadap taman juga merupakan salah satu faktor pemanfaatan taman. Taman dengan fasilitas serta pengelolaan taman yang baik,akan menciptakan kesan yang positif kepada para pengunjung taman, seperti Taman Alun Alun yang memiliki pengelolaan taman yang baik, kondisi vegetasi yang bagus menimbulkan kesan pada pengunjung bahwa Taman Alun Alun merupakan taman yang layak untuk disebut “paru-paru kota”.

b. Taman Bina Bangsa dan Taman Alun Alun sebagai ruang publik telah dimanfaatkan

dengan baik oleh masyarakat Kota Bekasi. Hal ini ditunjukan dengan jumlah masyarakat yang memanfaatkan kedua taman itu lebih banyak dibanding ketiga taman lainnya ketika weekend atau hari libur biasa dan juga frekuensi masyarakat mengunjungi kedua taman tersebut dalam sebulan lebih dari 1 kali. Sedangkan frekuensi jumlah pengunjung untuk Taman Pekayon dan Taman Bantar Gebang lebih sedikit dari kedua taman sebelumnya. Ini dikerenakan letak kedua taman yang jauh dari pusat kota seperti Taman Pekayon. Taman Pekayon sendiri terletak di samping perumahan pekayon indah, sehingga pengunjung yang terdapat di Taman


(2)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pekayon merupakan masyarakat sekitar,berbeda dengan Taman Bina Bangsa yang memiliki pengunjung dari berbagai wilayah di Kota Bekasi. Sedangkan Taman Bantar Gebang yang juga terletak jauh dari pusat kota memiliki aksesbilitas yang kurang baik, ini dikarenakan jalan umum yang melewati Taman Bantar Gebang dilewati oleh truk besar sehingga berpengaruh terhadap kondisi jalan. Dan terakhir ialah Taman Terminal, taman yang terletak di antara penyimpangan jalan cut meutia dan jalan ir. Djuanda ini tidak memiliki berbagai fasilitas penunjang taman layaknya keempat taman sebelumnya. Ini dikarenakan mengingat Taman Terminal hanya untuk singgah sementara karena letak taman yang berdekatan dengan terminal bekasi. Sehingga taman ini terlihat menjadi semacam penanda masuk Kota Bekasi dari arah Kabupaten Bekasi.

c. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menggunakan taman kota didominasi oleh

laki laki. Usia masyarakat yang paling banyak memanfaatkan taman kota di Kota Bekasi adalah berusia 21-30 tahun. Pekerjaan masyarakat yang paling banyak memanfaatkan taman kota ialah wiraswasta dan PNS. Masyarakat yang memanfaatkan taman kota paling banyak berasal dari daerah sekitar dan melakukan aktifitas seperti berolahraga dan menikmati lingkungan taman kota. Berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak adalah tamatan SMP serta sedang menjalani pendidikan perguruan tinggi.

2. Peran serta dalam pemanfaatan taman kota oleh masyarakat kota bekasi

a. Taman Pekayon merupakan taman dengan peran serta masyarakat dalam

pemanfaatan taman kota paling baik diantara keempat taman lainnya. Ini dikarenakan adanya inisiatif dari masyarakat sekitar untuk menciptakan LSM yang berhubungan dengan lingkungan sekitar yaitu GPL (Gerakan Peduli Lingkungan) Pekayon, dimana LSM ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih serta asri dan tujuan tersebut diaplikasikan dengan membangun Taman pekayon yang dulunya berupa lapangan. Selain itu Taman Pekayon juga digunakan untuk kegiatan seni dan musyawarah antar masyarakat sekitar. Sementara untuk partisipasi masyarakat di Taman Alun Alun, Bantar Gebang dan Bina Bangsa. Ketiga taman tersebut sering digunakan untuk kegiatan seni serta acara dari komunitas tertentu. Untuk Taman Bina Bangsa, dikarenakan memiliki lahan yang luas dan pepohonan


(3)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bervariasi, taman tersebut sering digunakan untuk kegiatan pramuka. Sedangkan untuk Taman Terminal, tidak memiliki kegiatan perkumpulan, dikarenakan lahannya yang kecil.

3. Respon pemerintah terhadap perkembangan taman kota di kota bekasi

a. Bentuk respon dari Pemerintah Kota Bekasi terhadap keberadaan ruang terbuka

hijau dalam hal ini taman kota ialah tetap menjaga dan merawat fasilitas taman kota yang ada, tentunya perawatan fasilitas taman kota tidak hanya tanggung jawab pemerintah selaku pengelola tetapi juga masyarakat pengguna taman, selain itu untuk meningkatkan lagi jumlah taman kota di Kota Bekasi, pemerintah terus menambah jumlah taman kota karena berdasarkan Undang Undang Nomer 26 tahun 2007 mengenai penataaan ruang, sebuah daerah harus memiliki RTH minimal atau lebih dari 30% dari total luas kota yang ada. Salah satu cara yang yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan jumlah taman kota maupun RTH yaitu dengan melibatkan pihak swasta, dalam hal ini pengembang, karena pengembang memiliki kewajiban untuk turut serta dalam penyediaan lahan untuk dijadikan fasilitas sosial seperti taman. Karena berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi No.16 tahun 2011 tentang penyediaan dan penyerahan prasaran, sarana dan utilitas (PSU) ada kewajiban pengembang untuk turut serta dalam menyediakan RTH. Saat ini pemerintah berencana menambah 400 titik taman yang akan disebar di 12 kecamatan hingga tahun 2018. Program ini bertujuan untuk menambah kuota penyediaan RTH yang saat ini baru mencapai 14%.

B.

Rekomendasi

Setelah merumuskan beberapa kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, perlu kiranya untuk peneliti memberikan saran saran yang berupa rekomendasi berkaitan dengan taman kota di Kota Bekasi. Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengelolaan dan perawatan taman yang berkala, baik dalam aspek

kebersihan maupun perawatan fasilitas yang ada. Perawatan taman tidak hanya dilakukan oleh pengelola, tapi juga dari masyarakat yang mengunjungi taman kota.


(4)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengunjung selaku pengguna taman harus bisa menjaga fasilitas taman kota yang ada.

2. Melakukan penertiban dan penataan terhadap pedagang kaki lima yang berjualan di

sekitar taman. Adanya pedagang kaki lima membuat suasana taman terlihat tidak rapi. Dengan dilakukannya penataaan yang baik diharapkkan akses menuju taman kota menjadi lebih baik lagi.

3. Adanya pengawasan dari pengelola dan aparat hukum terhadap orang-orang yang

merusak, melanggar ketertiban taman serta menyalahgunakan keberadaan taman kota sebagai lokasi prostitusi di malam hari.

4. Mengadakan kegiatan bertemakan lingkungan seperti gerakan memungut sampah

dan penanaman pohon. Selain untuk menjaga kelestarian taman kota juga dapat mengenalkan taman kota kepada masyarakat setempat.

5. Diperlukannya manajemen tempat parkir di beberapa taman kota, agar kendaraan


(5)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Anonymous,2012. Optimalisasi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Privat di Kota

Cimahi.

Anonymous,2010. Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Iklim Mikro di Kota

Pasuruan

Anonymous,2011.Tindakan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Pemukiman di

Kota Purwodadi.

Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Bekasi. 2013. Kota Bekasi Dalam

Angka 2013. Bekasi. BAPPEDA.

Dinas Tata Kota Bekasi. (2014). Jurnal Tata Kota Edisi 01. Bekasi. Dinas Tata Kota Bekasi

Hernawati,Ati.2010.Pemanfaatan Jembatan Penyebrangan Orang di Kota

Bandung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Iriani,Lia Yulia. 2013.Legal Aspek Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kota

Bandung. Bandung. Puslitbang Kementrian Pekerjaan Umum

Kharis Theo,Ronald Aji.2013.Pemanfaatan Tegalega Sebagai Ruang Publik Oleh

Masyarakat Kota Bandung.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mawardah, Luluk. 2013. Penataan Ruang Terbuka Hijau sebagai Cara Optimalisasi Pembentukan Karakter Kota Pacitan. Surabaya. Institut Teknologi Adhi Taman Surabaya.

Silain,Safar.MM.2011.Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. In Media

Sukawi. 2008. Taman Kota dan Upaya Pengurangan Suhu Lingkungan Perkotaan


(6)

Bayu Prasetyo Pambudi,2015

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tika, Moh. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia (2007) UU No. 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang. Jakarta : DPR RI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis

Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Widiawati, Kurnia. 2013. Taman Kota dan Jalur Hijau Jalan Sebagai Ruang

Terbuka Hijau Publik di Banjarbaru. Banjarbaru. Universitas Lambung