IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung).
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn
(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaran
Disusun oleh
OKY ANDIYAN PRATAMA 1001524
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn
(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Oleh
Oky Andiyan Pratama
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial
© Oky Andiyan Pratama 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
OKY ANDIYAN PRATAMA
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PKN
(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Rahmat M.Si NIP 19580915 198603 1 003
Pembimbing II
Dr.Hj. Komala Nuramalina, M.Pd NIP. 13034502500
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001
(4)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Stuktur Organisasi ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Tentang Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ... 14
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 14
2. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan. ... 18
3. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ... 20
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 20
5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 24
B.Tinjauan Tentang Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 26
1. Pengertian Pembelajaran ... 26
2. Materi Pendidikan Kewarganegaraan ... 28
3. Metode Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan. ... 30
4. Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. ... 32
C.Tinjauan Tentang Pembelajaran Moving Class ... 36
(5)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
2. Pembelajaran Moving Class ... 38
D.Tinjauan Tentang Civics Skill.. ... 47
1. Pengertian Civics Skill.. ... 48
2. Kompetensi Dasar Keterampilan Kewarganegaraan ... 50
3. Keterampilan-keterampilan yang Dimiliki Warga Negara dalam Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) ... 53
BAB III METODE PENELITIAN A.Subjek dan Lokasi Penelitian ... 65
1. Lokasi Penelitian ... 65
2. Subjek Penelitian. ... 65
B.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 67
1. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 67
C.Penjelasan Istilah ... 68
1. Implementasi ... 68
2. Program ... 69
3. Moving Class ... 69
4. Civics Skill ... 70
D.Tahap Penelitian.. ... 70
1. Persiapan Penelitian.. ... 71
2. Perizinan Penelitian ... 71
3. Pelaksanaan Penelitian ... 72
4. Pengolahan dan Analisis Data ... 72
5. Penyusunan Laporan ... 72
E.Instrumen Penelitian ... 73
F. Jenis dan Sumber Data ... 74
G.Teknik Pengumpulan Data ... 74
1. Observasi ... 75
(6)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
3. Studi Literatur ... 76
4. Field Note ... 76
H.Teknik pengolahan dan Analisis Data ... 77
1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 79
2. Penyajian Data (Data Display) ... 79
3. Conclution Drawing Verification ... 79
I. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 80
1. Creability ... 80
2. Peningkatan Ketekunan dalam Penelitian ... 80
3. Triangulasi Data ... 81
4. Analisis Kasus Negatif ... 83
5. Menggunakan referensi yang cukup ... 83
6. Member Check ... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 86
1. Sejarah SMPN 34 Bandung ... 86
2. Sarana dan Prasarana. ... 87
3. Lokasi SMPN 34 Bandung ... 88
4. Struktur organisasi ... 90
5. Visi dan Misi ... 91
6. Data Guru dan Staf... 91
7. Data Ekskul ... 95
B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 96
1. Hasil observasi ... 97
2. Hasil Wawancara ... 99
a. Implementasi program moving class pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 34 Bandung ... 100 b. Implementasi program moving class pada mata
(7)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam
mengembangkan civic skill di SMP Negeri 34 Bandung.. ... 104
c. Keterampilan Kewarganegaraan yang paling menonjol
melalui program moving Class pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ... 106
d. Hambatan yang dihadapi Siswa dan Guru
dalam Mengimplementasikan Program Moving Class dalam Mengembangkan Civic Skill pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
di SMP Negeri 34 Bandung ... 109 3. Hasil Studi Dokumentasi ... 111
C. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 116
1. Implementasi program moving class pada mata pelajaran
PKn di SMP Negeri 34 Bandung ... 116 2. Implementasi program moving class pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan civic skill
di SMP Negeri 34 Bandung ... 124
3. Keterampilan Kewarganegaraan yang paling menonjol melalui
program moving Class pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ... 134
4. Hambatan yang dihadapi Siswa dan Guru dalam
Mengimplementasikan Program Moving Class dalam Mengembangkan Civic Skill pada Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 34 Bandung ... 141
D. Kerangka Hasil Penelitian ... 147
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
(8)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
1. Simpulan umum ... 148
2. Simpulan Khusus. ... 148
B. Saran ... 149
(9)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Oky Andiyan Pratama. 2014. Implementasi Program moving class sebagai Wahana Pengembangan civic skill pada Mata Pelajaran PKn
(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung )
Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan hasil pra penelitian bahwa SMP Negeri 34 Bandung hanya memiliki 21 ruangan kelas, sementara robongan belajar memiliki 28 rombongan. Ketidaktersediaan ruangan kelas yang memadai membuat sekolah ini mengambil kebijakan untuk menerapkan program moving class sebagai upaya untuk menyikapi ketidaktersediaan jumlah ruangan kelas yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi program moving class pada mata pelajaran PKn, Implementasi program moving class pada mata pelajaran PKn dalam mengembangkan civic skill dan keterampilan kewarganegaraan yang paling menonjol melalui program moving class pada mata pelajaran PKn serta hambatan yang dihadapi siswa dan guru dalam mengimplementasikan program moving class dalam mengembangkan civic skill pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dari penelitian ini adalah kepala sekolah, wakasek, guru mata pelajaran PKn, dan siswa SMP Negeri 34 Bandung. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan catatan lapangan. Analisis data dengan penyeleksian atau pengelompokan data, penyajian data dan verifikasi data. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1) Latar belakang SMPN 34 Bandung menggunakan moving class pada mulanya adalah keterbatasan lahan sekolah untuk menyediakan ruangan kelas yang sebanding dengan jumlah rombongan belajar; 2) Implementasi program moving class pada mata pelajaran PKn dalam mengembangkan civic skill pada mata pelajaran PKn secara umum bercirikan peserta didik yang mendatangi guru di kelas dan siswa tidak memiliki ruangan kelas yang tetap. Setiap kali subjek pelajaran berganti, maka peserta didik akan meninggalkan kelas. Setiap pergantian kelas diberi durasi waktu perpindahan kurang lebih 5-10 menit. Namun, kebijakan mengenai durasi waktu perpindahan kelas ini banyak di salahgunakan oleh beberapa siswa untuk membolos mata pelajaran tertentu, termasuk mata pelajaran PKn. Berkenaan dengan pengembangan civic skill berbanding lurus dengan tujuan yang diharapkan dengan menerapkan moving class; 3) Secara umum keterampilan berpartisipasi siswa lebih menonjol dibandingkan keterampilan berpikir kritis; 4) Hambatan yang dihadapi siswa dan guru dalam mengimplementasikan program moving class dalam mengembangkan civic skill pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 34 Bandung terkendala dengan masalah, keterbatasan jumlah ruangan, kesadaran dan tanggung jawab yang rendah akan pemeliharaan ruangan kelas dikarenakan rombongan belajar yang tidak memiliki kelas yang tetap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan keterbatasan lahan yang dimiliki SMP Negeri 34 Bandung bisa diminimalisisr dengan menerapkan program moving class dan terbukti dengan program ini bisa mendorong kemampuan siswa dalam mengembangkan potensi, minat, serta menampung keinginan siswa, khusunya mendorong siswa dalam mengembangkan civic skill pada mata pelajaran PKn.
(10)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rekomendasinya adalah perlu ada dukungan dari semua pihak untuk mensukseskan program ini berjalan dengan optimal.
ABSTRACT
Oky Andiyan Pratama. 2014. Program Implementation Moving Class as a Civic Skill Development Rides on Civic Educatoin
(Case Study of StudentJunior High School 34 Bandung)
This research is motivated by the results of pre-study that Junior High School 34 Bandung only has 21 classrooms, while entourage has 28 group study. Unavailability of adequate classrooms makes this school adopted a policy to implement the program moving class in an effort to address the unavailability of an adequate number of classrooms. This study aims to determine the implementation of programs on subjects moving class Civics, implementation of programs on subjects moving class Civics in developing civic skills and civic skills most notably through programs on subjects moving class Civics and barriers faced by students and teachers in implementing the program moving class in developing civic skills in the subject of Civics. This study used a qualitative approach with the case study method. The subject of this research is the principal, Vice Principal, teachers of Civics, and students of Junior High School 34 Bandung. The data was collected through interviews, observation, documentation studies, and field notes. Data analysis with screening or grouping of data, presentation of data and verification data. The research results obtained, namely: 1) Background Junior High School 34 Bandung using a moving class in the beginning of the school is limited land to provide classrooms that are comparable to the number of classrooms; 2) Implementation of programs on subjects moving class Civics in developing civic skills on the subjects of Civics in general characterized by learners who came to the teacher in the classroom and the students do not have a permanent classrooms. Whenever the subject of the lesson changed, then the students will leave the class. Each turn of the class is the duration of the switching time of approximately 5-10 minutes. However, the policy regarding the duration of the switching time of this class much misused by some students to skip certain subjects, including subjects Civics. With regard to the development of civic skills is directly proportional to the expected goals by applying moving class; 3) Generally speaking skills of students participating is more prominent than the critical thinking skills; 4) Barriers faced by students and teachers in implementing the program moving class in developing civic skills in the subjects of Civics in Junior High School 34 Bandung is plagued with problems, the limited amount of space, consciousness and responsibility that will lower maintenance due to classroom study groups which do not have grade fixed. Thus it can be concluded that the limited land owned by Junior High School 34 Bandung can minimize by implementing programs and proven moving class with this program could encourage students' skills in developing potential, interests,
(11)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
and desires to accommodate students, especially encouraging students to develop civic skills in the eye Civics. Recommendation is necessary to have the support of all parties to succeed the program is running optimally.
(12)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi mana yang dituju dalam melakukan sebuah penelitian, yang dicirikan oleh adanya unsur-unsur seperti, pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi. Adapun lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 34 Bandung yang beralamat di Jalan Waas, Bandung Kidul. Sementara itu, yang menjadi pertimbangan mendasar dipilihnya sekolah tersebut sebagai lookasi dan subjek dalam penelitian ini karena sangat mudah ditempuh oleh peneliti, juga dilihat dari sisi histori, SMP Negeri 34 bandung ini merupakan salah satu SMP yang menjadi pelopor diterapkannya program moving class bagi SMP Negeri, khususnya di Kota Bandung
Dilihat dari program moving class ini, SMP Negei 34 Bandung termasuk sekolah yang konsisten menerapkan program tersebut, karena SMP Negeri 34 Bandung ini menerapkan program moving class sejak tahun 2007 dan hingga saat ini sudah memasuki tahun ke-enam menunjukan bahwa program ini dirasa cukup efektif dan menujang bagi para siswa, walaupun telah berganti kepemimpinan sekolahnya beberapa kali.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, guru PKn, dan tiga orang siswa dari masing-masing tingkatan kelas di SMP Negeri 34 Bandung. Subjek penelitian sebagaimana yang dikemukakan oleh sugiono (2011: 215) bahwa:
(13)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat diyatakan sebagai objek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi di dalamnya”.
Sedangkan subjek penelitian yang menjadi sampel penelitiannya seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2003: 32) bahwa:
Dalam penelitian kualitatif yang dijakdikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.
Dari apa yang telah diungkapkan di atas, subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memeberikan informasi dipilih secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Berdasarkan uraian tersebut, maka subjek yang diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Namun, ada juga subjek yang ditentukan secara khusus dengan maksud untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk dijadikan sample penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan “sample purposive”, sehingga besarnya jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi.
Dalam pengumpulan data, subjek penelitian di dasarkan pada ketentuan atau kejenuhan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa subjek penelitian yang dimintai keterangan diperoleh informasi yang sama, maka itu sudah dianggap cukup untuk proses pengumpulan data yang diperlukan sehingga tidak perlu meminta keterangan dari subjek berikutnya.
(14)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian ini adalah kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolh bidang sarana dan prasarana, guru PKn, dan tiga orang siswa dari masing-masing tingkatan kelas di SMP Negeri 34 Bandung.
Mereka dipilih karena dinilai memenuhi kriteria yang mengalami, memahami, dan juga menghayati kegiatan yang tengah diteliti, mereka tergolong berhubungan atau terlibat langsung dalam kegiatan yang tengah diteliti dan mereka memiliki waktu yang memadai guna dimintai informasi.
B.Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Sesuai dengan pendekatan tersebut maka dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mengetahui secara spesifik masalah yang timbul berkenaan dengan apa yang diteliti, selain itu peneliti ingin meneliti secara kompleks mengenai gambaran di lapangan berupa; interaksi, proses atau mekanisme seuah lembaga, serta kemungkinan baru yang muncul berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011: 3). Sementara itu menurut Sudjana (2001: 16) “Metodologi penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitan atau petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan”. Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian dengan menggunakan metode studi kasus. Menurut Danial dan Nanan (2009: 63) metode studi kasus
(15)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.
Lebih lanjut Danial dan Nanan (2009: 64) mengungkapkan bahwa studi ini tidak mengambil generalisasi, sebab kesimpulan yang diambil adalah kekhasan temuan kajian individu 'tertentu karakteristiknya' secara utuh menyeluruh yang menyangkut seluruh kehidupannya, mulai dari persepsi, gagasan, harapan, sikap, gaya hidup, dan lingkungan masyarakat.
Sesuai dengan metode penelitian tersebut maka penelitian ini berusaha untuk meneliti secara intensif tentang pengungkapan latar elakang, status, interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi, komunitas masyarakat tertentu, serta mendapatkan gambar riil mengenai implementasi program moving class dalam mengembangkan civic skill pada mata pelajaran PKn.
C.Penjelasan Istilah
Penelitian ini berjudul “Implementasi Program Moving Class Sebagai Wahana Pengembangan Civic Skill Pada Mata Pelajaran PKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)”. Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memperoleh kesatuan arti dan pengertian dari judul penelitian ini, maka akan dijelaskan istilah sebagai berikut:
1. Implementasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Implementasi adalah pelaksanaan, penerapan: pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentang hal yang disepakati dulu (Tim Penyusun 2005:427).
(16)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Dalam hal ini yang dimaksud dengan implementasi adalah menekankan pada pelaksanaan dan penerapan suatu kesepakatan dalam bentuk program yang dibuat lembaga (sekolah) kepada para siswa.
2. Program
Pada dasarnya program didefinisikan sebagai sebuah instruksi-instruksi atau perintah-perintah dalam bentuk tertentu yang telah terkomputerisasi sebelumnya,
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Sunarto dalam
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_program_info2048.html)
Program adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode skema, ataupun bentuk lain, yang apabila di gabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan computer akan mampu membuat computer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan program adalah menekankan pada suatu kebijakan yang ditentukan oleh lembaga (sekolah) yang diwujudkan melalui bentuk tertentu.
3. Moving Class
Moving class terdiri dari 2 kata, yaitu moving dan class. Moving berarti berpindah atau berganti. Class dapat diartikan sebagai kelas atau tempat belajar. Secara eksplisit moving class adalah pergerakan dari suatu kelas ke kelas lain sesuai dengan pelajarannya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sagala (2009: 183) “Moving Class merupakan suatu proses belajar mengajar yang bercirikan peserta didik mendatangi
(17)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
guru kelas, dimana untuk mengikuti setiap pelajaran peserta didik harus berpindah dari satu kelas ke kelas lain yang sudah di tentukan”.
Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru atau pendamping di kelas. Konsep moving class mengacu pada proses pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinnya.
4. Civic Skill
Civic skill merupakan salah satu tujuan yang dikembangkan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membenuk warga negaranya yang baik dan cerdas “To be A Good and Smart Citizenship” yang menekankan pada adanya keterampilan dalam hal kewarganegaraan baik dalam berpikir, berbicara, maupun bertindak.
Senada dengan pemaparan Branson yang dikutip Wuryan dan Syaifullah (2008:78) bahwa:
Civic skill atau keterampilan kewarganegaraan berkaitan dengan
kemampuan atau kecakapan intelektual, sosial dan psikomotorik.
Keterampilan intelektual yang penting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas, efektif, dan bertanggungjawab, antara lain keterampilan berpikir kritis, meliputi keterampilan mengidentifikasi dan mendeskripsikan;
menjelaskan dan menganalisis; mengevaluasi; menentukan dan
mempertahankan sikap atau pendapat berkenaan dengan persoalan-persoalan publik.
Hal ini ditegaskan oleh Nu’man Sumantri (1976: 29-30) bahwa “kecakapan intelektual meliputi dua bagian, yakni keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleks dan penyelidikan sampai kesimpulan yang valid”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa penekanan civic skill teletak pada bagaimana mengembangkan keterampilan dalam hal kewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi bermakna. Kata bermakna mengarah pada bagaimana dengan pengetahuan yang diperoleh dari
(18)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
keterampilan tersebut dapat mengatasi berbagai permasalahan dalam hal berbangsa dan bernegara.
D. Tahap Penelitian
Dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan dan membuat penelitian secara sistematis maka harus melalui beberapa tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, seperti menentukan fokus permasalahan serta objek penelitian. Selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti. Setelah proposal atau rancangan penelitian disetujui oleh pembimbing skripsi, maka peneliti melakukan pra penelitian sebagai upaya menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian.
2. Perizinan Penelitian
Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian.
Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:
a.Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKN FPIPS UPI untuk mendakan sebuah penelitian untuk selanjutnya menapatkan surat rekomendasinya dan disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.
b.Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan satu atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.
(19)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
c.Setelah itu, penulis meminta izin kepada Badan Pemberdayaan masyarakat Kota Bandung dan Kepala Dinas Pendidikan Kota bandung untuk disampaikan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 34 Bandung.
d.Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah SMP Negeri 34 Bandung, kemudian
penulis melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan, yaitu SMP Negeri 34 Bandung.
3. Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut: a. Menghubungi wakasek Kesiswaan SMP Negeri 34 Bandung untuk meminta
informasi dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian.
b. Menghubungi pihak tata usaha untuk memproses persuratan dan
merekomendasikan kemana saja penulis melakukan penelitian.
c. Mengadakaan agenda pertemuan dengan subjek yang akan diwanwancarai oleh peneliti.
d. Menghubungi kembali untuk meminta konfirmasi mengenai agenda
wawancara yang telah disepakati sebelumnya kepada pihak-pihak yang yang dikehendaki oleh penulis sebagai subjek penelitian.
e. Membuat catatan tambahan yang diperlukan beserta dokumentasi yang
dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
(20)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
73
Dalam tahap ini, data yang diperoleh melalui penelitian, diolah sesuai susunan kebutuhan peneliti dari informasi yang telah dikumpulkan. Setelah itu, dilakukan analisis data untuk mencari kebenaran dalam menjawab fokus masalah.
5. Penyusunan Laporan
Dalam tahapan ini peneliti menggabungkan seluruh bagian /bab penelitian yang telah ditulis peneliti, untuk dipertanggungjawabkan peneliti dalam sebuah sidang ujian skripsi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu pedoman dalam penelitian untuk mencari data-data atau informasi agar peneliti mendapatkan hasil atau data yang akan diperoleh untuk selanjutnya diolah pada bab berikutnya. Salah satunya dapat mealui wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang ditetapkan dalam rumusan masalah. Pertanyaan wawancara mencakup tiga hal, antara lain:
1. Pertanyaan umum dan identitas informan
2. Pertanyaan tentag setting sosial 3. Pertanyaan tentang tema yang diteliti
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian atau alat peneliti adalah peneliti itu sendiri. Wawancara, dokumentasi dan pengamatan ke lapangan adalah pelengkap untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan angket atau selebaran lainya dalam penelitian ke lapangan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 61) yang menyatakan bahwa:
(21)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
74
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada ground to question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka peneliti berpedoman pada pendapat di atas bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen dalam penelitian, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti harus lebih aktif dalam proses penelitian, setelah fokus permasalahan menjadi jelas, maka peneliti dapat mengembangkan hasil penelitiannya dengan wawancara, pengambilan dokumentasi, dan observasi untuk melengkapi data lainya.
F. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan oleh peneliti sendiri dengan
mengumpulkan data yang diperlukan dilapangan. Peneliti menjadi instrumen utama yang terjun ke lokasi serta berusaha sendiri mengumpukan informasi melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Pada penelitian ini data utamanya adalah berupa orang yang diamati dan diwawancarai. Data tersebut diperoleh melalui kegiatan mengamati dan bertanya.
Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut denga responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik petanyaan tertulis maupun tidak tertulis. Apabila peneliti melakukan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda atau proses. Sedangkan, apabila penelitimenggunakan dokumentasi, mak sumber data yang diperoleh berupa
(22)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75
dokumen atau catatan penelitian. Menurut Suharsimi (2006: 129) menyatakan bahwa sumber data adalah “subjek darimana data diambil atau diperoleh”. Data primer berupa keterangan-keterangan yang langsung dicatat oleh peneliti yang bersumber dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidamg kesiswaan, sarana prasarana serta tenaga pendidik atau guru dan siswa SMP Negeri 34 Bandungyang mengetahui secara rinci tentang masalah yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah catatan yang bersumber dari rekaman atau dokumen-dokumen sebagai pelengkap data.
G.Teknik Pengumpulan Data
Sebuah penelitian tentu sangat memerlukan teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan informasi-informasi yang penting agar hasil penelitian sesuai dengan dengan data yang diharapkan oleh peneliti pada akhir sebuah penelitian, oleh karena itu peneliti menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu:
a. Observasi
Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Arikunto (2010: 199) mengemukakan bahwa ”mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecapan”. Sementara itu menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011:196) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi ini dilakukan peneliti untuk mengamati sejauh mana kegiatan belajar mengajar di kelas.
Melalui observasi ini peneliti akan mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian dengan cara melakukan observasi pada lokasi penelitian untuk mengamati secara langsung menggunakan panca indera peneliti langsung di lokasi
(23)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76
pada objek yang kan diteliti, yaitu mengetahui sejauh mana penerapan program moving class di SMP Negeri 34 Bandung dalam meningkatkan keterampilan dalam mata pelajaran PKn disana.
b. Wawancara
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Moleong, (2000: 150) berpendapat bahwa: “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, dimana percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Sementara itu Sugiyono (2011: 188), mengemukakan tentang wawancara bahwa:
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpullan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responennya sedikit/kecil. Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada guru dan siswa. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses belajar mengajar pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 34 Bandung. Tujuan wawancara ialah untuk menjaring dan berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa terhadap penerapan program moving class.
c. Studi Literatur
Yaitu mempelajari buku-buku dan bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dengan objek penelitian guna mendapatkan informasi teoretis. Studi literatur ini digunakan untuk memperoleh data empirik yang relevan dengan masalah yang peneliti kaji.
Studi literatur adalah teknik penelitian yang dapat berupa informasi-informasi data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang di dapat
(24)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
77
dari buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah, dokumentasi-dokumentasi, dan lain-lain (Kartono, 1996: 33).
Dalam penelitian ini peneliti membaca, mempelajari bahan-bahan atau sumber-sumber informasi yang ada hubungannya dengan Pola pendidikan ormawa dengan pendidikan karakter. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi literatur berupa jurnal, artikel, buku, dan hasil peneliti terdahulu mengenai moving class. Serta literatur lainnya tentang civic skill.
d. Field Note
Catatan lapangan (Field Note) menurut Bogdan dan Biklen (J. Moleong, 2005:209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Di sini peneliti melakukan penelitian dengan cara membuat catatan singkat pengamatan tentang segala peristiwa yang dilihat dan didengar selama penelitian berlangsung, sebelum dirubah kedalam catatan yang lebih lengkap. Catatan yang dipakai peneliti adalah catatan-catatan harian yang dibuat selama peneliti melakukan penelitian.
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah keseluruhan proses penelitian telah diselesaikan, maka selanjutnya peneliti mulai melakukan pengelolaan data dan analisi data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi literatur, sedangkan analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti.
(25)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
Menurut Sugiyono (2011: 244) mengatakan bahwa:
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengirganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena amemberikan makna terhadap data yang diperoleh dan dikmpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data akan dilakukan melalui proses menyusun, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan disesuaikan dengan kajian penelitian.
Tahap akhir dari analisi data ini adalah mengadakan analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan dan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu. Proses analisis data dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dirangkum dan difokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti apa yang diungkapkan Miles dan Huberman (1992: 16-18), bahwa “terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi”.berikut adalah bagan mengenai komponen
-komponen analisis data menurut Miles dan Huberman (1992: 20).
Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data (sumber: Miles dan Huberman 1992: 20 )
(26)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.
2. Penyajian Data (Data Display) Pengumpulan
data/ (data collection)
Reduksi Data/ (data Reduction)
Kesimpulan/ (conclution drawing verification)
Penyajian Data/ (data display)
(27)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80
Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai denga data hasil penelitian yang diperoleh.
3. Conclusion Drawing Verification
Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.
Demikian prosedur yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan melakukan tahapan-tahapn ini diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria suatau penelitian yaitu derajat kepercayaan, maksudnya data yang diperoleh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan kebenarannya.
I. Pemeriksaan Keabsahan Data
Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilita, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh tingkat keprcayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal). Menurut Sugiyono (2010: 366) menjelaskan bahwa “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji creability (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan
(28)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
confirmability (obyektivitas)”. 1. Creability
Menurut Sugiyono (2010: 368) yang dimaksud dengan creability adalah sebagai berikut:
“creability merupakan uji kreabilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check.
a. Perpanjangan pengamatan
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang telah diperoleh tersebut setelah di cek kelapangan benar atau tidak, b erubah atau tidak. Bila ternyata data sudah benar berarti telah dinyatakan kredibel, maka waktu perpanjangan diakhiri, kecuali bila ditemukan kesalahan maka perpanjangan akan kembali diberlakukan.
b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Terkadang seorang peneliti dalam melakukan penelitian dilanda masalah yang menghantui, yaitu rasa malas, maka untuk mengantisipasi ha tersebut penulis meningkatkan ketekunan dengan membulatkan niat dan menjaga semangat dalam meningkatkan intimitas hubungan dengan motivator. Hal ini penulis lakukan agar dapat melakukan penelitian dengan lebih cermat dan berkesinambungan.
c. Triangulasi data
Triagulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan dari data berbagai sumber dengan sumber yang lain dengan waktu dan pendekatan yang berbeda. Teknik ini dilakukan untuk menguji keabsahan data
(29)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
82
yang diperoleh dari sumber yang lain. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data, dimana dalam pengertiannya triangulasi
yang dikemukakan oleh Moleong (2004: 330) “triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian”. Sedangkan menurut Nasution, (2003: 115) “Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumen”. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Berikut gambaran mengenai triangulasi dengan teknik pengumpulan data:
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang akan dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
(30)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
83
Peserta Didik
Bagan 3.2 Triangulasi dengan tiga sumber data (Sumber: Sugiyono, 2010: 372)
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi terbaik untuk menguji kreabilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Wawancara Observasi
Dokumentasi
Bagan 3.3 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data (Sumber: Sugiyono, 2010: 373)
3) Triangulasi Waktu
Seringkali waktu sangat mempengaruhi kreabilitas suatu data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagihari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Siang Sore
Pagi
(31)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
84
(Sumber: Sugiyono, 2010: 374)
d. Analisis kasus negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda bahkan pertentangan. Hal ini lebih menekankan pada analisis permasalahan yang timbul akibat adanya suatu ketidak sesuaian antara data satu dengan data yang lainya.
e. Menggunakan referensi yang cukup
Dalam hal ini yang dimaksud menggunakan referensi yang cukup adalah adanya pendudkung untuk membuktikan data yang ditemukan oleh peneliti. Oleh karena itu supaya [enelitian validitas dapat dipercaya maka penulis mengumpulkan semua bukti penelitian yang ada.
f. Member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data tujuan, dimana member check ini berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberik an pemberi data. Dalam penelitian ini penulis melakukan member check kepada semua sumber data terutama kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru PKn, dan peserta didik.
2. Transferability (validitas internal)
Sugiyono (2010: 376) menjelaskan bahwa:
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.
Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat
(32)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85
diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian,penulis berharap pembaca menjadi paham dan mengerti atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.
3. Dependability (Reabilitas)
Mengenai dependability Sugiyono (2010: 377) menjelaskan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu
penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat
mengulangi/merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian semacam ini perlu diuji dependability.
Berkaitan dengan dependability, penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukan jejak aktivitas dilapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.
4. Confirmability (Obyektifitas)
Sugiyono (2010: 377) menjelaskan bahwa:
(33)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
86
uji obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati oleh banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability serupa dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.
Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian dan mengevaluasi apakah hasil penelitian merupkan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.
(34)
148 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan
1. Simpulan Umum
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa perlu banyak dukungan dari semua pihak untuk membantu berjalannya program moving class ini berjalan dengan baik. Dukungan yang maksud dapat berupa dukungan kebijakan, dukungan berupa materiil maupun immateriil dan juga kesadaran dan penuh rasa tanggung jawab dari semua
pihak untuk mewujudkan tujuan negara kita, yakni ” mencerdaskan kehidupan
bangsa” seperti yang diinginkan sejak awal kemerdekaan oleh bangsa kita.
Keterbatasan ruangan yang menghambat jalannya program moving class ini tidak sepenuhnya membuat SMPN 34 Bandung merasa cemas. Hal ini dikarenakan dengan kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat dalam memanfaatkan sumber daya dan dukungan yang ada justru berbanding lurus dengan kualitas hasil belajar peserta didik dan mendorong potensi dan minat peserta didik, terutama dalam mengembangkan civic skill dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Simpulan Khusus
Di samping simpulan umum di atas, dirumuskan juga simpulan khusus sebagai berikut:
a. Secara umum latar belakang SMPN 34 Bandung menggunakan moving class pada mulanya adalah semata-mata dikarenakan keterbatasan lahan sekolah untuk menyediakan ruangan kelas yang sebanding dengan jumlah rombongan belajar.
(35)
149 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Implementasi program moving class pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam mengembangkan civic skill di SMP Negeri 34 Bandung bahwa moving class ini lebih dirasakan langsung oleh peserta didik karena mereka yang terlibat langsung sebagai objek dan subjek dari program moving class. Secara umum gambaran moving class yang dialami oleh peserta didik diawali dengan sistem belajar yang bercirikan peserta didik yang mendatangi guru di kelas, namun kebijakan mengenai durasi waktu perpindahan kelas ini banyak disalahgunakan oleh beberapa peserta didik untuk membolos mata pelajaran tertentu, termasuk mata pelajaran PKn. Faktor lain yang menyebabkan peserta didik membolos pada saat perpindahan kelas adalah karena jarak dari satu ruangan kelas mata pelajaran dengan mata pelajran lainnya terlalu jauh dan harus naik turun tangga, sehingga membuat beberapa peserta didik merasa malas untuk berpindah-pindah kelas. Berkenaan dengan pengembangan civic skill berbanding lurus dengan tujuan yang diharapkan dengan menerapkan moving class, yakni mendorong minat dan bakat peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif tentunya dengan dukungan classroom management yang tepat dari guru mata pelajaran PKn.
c. Secara umum kemampuan berpartisipasi peserta didik lebih menonjol
dibandingkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini didasari dari munculnya bentuk-bentuk partisipasi yang bervariasi dan beraneka ragam dari mulai partisipasi dalam ruang lingkup kecil hingga partisipasi dalam kegiatan yang memiliki ruang lingkup cukup luas.
d. Hambatan yang dihadapi peserta didik dan guru dalam mengimplementasikan
program moving class dalam mengembangkan civic skill pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 34 Bandung terkendala dengan keterbatasan jumlah ruangan, kesadaran dan tanggung jawab yang rendah
(36)
150 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan pemeliharaan ruangan kelas dikarenakan rombongan belajar yang tidak memiliki kelas yang tetap
B.SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran adalah sebagai berikut:
1. Bagi SMP Negeri 34 Bandung
a.Sekolah perlu melakukan beberapa pergeseran paradigma dalam
pembelajaran yaitu perubahan-perubahan dalam kerangka berpikir para pengelolanya yang lebih professional.
b.Perlunya menjalin komunikasi lebih baik lagi dengan pihak-pihak yang bisa membantu program moving class berjalan dengan baik, seperti
mengoptimalisasi peranan komite sekolah, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Organisasi Masyarakat (Ormas), Pemerintah, serta dinas pendidikan setempat agar hambatan yang dirasakan bisa diminimalisir.
c.Sekolah perlu mengelola dan mengatur sistem perpindahan kelas yang baik dan terorganisir agar permasalahan ketika perpindahan kelas bisa dikurangi.
2. Bagi Guru
a. Peningkatan kualitas guru perlu diperhatikan terutama dalam classroom management agar jalannya proses pembelajaran dan pengelolaanya bisa lebih professional dan terciptanya kelas sebagai laboratorium demokrasi, seperti memfasilitasi peserta didik dan mendorong mereka
(37)
151 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengembangkan potensi, minat serta kemampuannya agar bisa kompetitif dimasa yang akan datang.
b. Guru perlu lebih menjalin komunikasi dengan guru sekolah lain yang menerapkan program yang serupa dengan SMP Negeri 34 Bandung, yakni program moving class agar bisa saling berbagi, saling bertukar pikiran dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan di dalam kelas.
c. Perlunya guru setiap mata pelajaran, termasuk guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk lebih meluangkan waktunya dalam mengikuti seminar, loka karya, penataran atau bintek yang berkaitan dengan manajemen pengelolaan kelas yang interaktif agar proses pembelajaran di dalam kelas bisa dinamis serta menciptakan susasan kelas yang kondusif, interaktif, partisipatif, memicu motivasi belajr peserta didik, serta lebih meningkatkan civic skill dalam pembelajaran PKn di dalam kelas.
3. Bagi Peserta didik
a. Meningkatkan sense of belonging dan penuh rasa tanggung jawab untuk senantiasa menjaga setiap ruangan kelas yang ditempati, terutama ruangan kelas mata pelajaran PKn agar mendukung suasana kelas agar tetap nyaman, bersih, kondusif dan membantu peserta didik dalam memicu semangat dalam mengikuti setiap proses pembelajaran di kelas dengan baik.
b. Membiasakan diri untuk melatih kemampuan bertanya, menyanggah dan menambahkan dalam setiap forum diskusi dan unjuk kerja kelompok agar pembiasaan itu senantiasa melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik agar bisa memecahkan permasalahan dengan
(38)
152 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
argumentasi yang terarah dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah pernyataannya.
4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
a. Lebih banyak lagi dalam mengadakan kegiatan tambahan karya ilmiah
dalam bentuk seminar, diskusi panel, loka karya, atau dalam bentuk sebuah kompetisi agar bisa menjadi referensi positif bagi mahapeserta didik yang lain dalam melakukan penelitian ilmiah
b. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan juga perlu memberikan
sumbangan pemikiran kepada dinas pendidikan dan pemerintah dalam mengembangkan pengelolaan manajemen sekolah dengan cara mengadakan seminar dan sosialisasi kepada para kepala sekolah dan guru mata pelajaran terutama guru PKn, hal ini sangat perlu untuk dilakukan mengingat hal ini terasa kurang menyentuh kepada para guru khususnya.
5. Bagi peneliti berikutnya
Menyarankan agar peneliti berikutnya bisa melakukan penelitian lebih mendalam yang berkaitan dengan koordinasi, pengawasan, serta pendekatan terhadap sekolah-sekolah yang menggunakan program moving class.
(39)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: Alfabeta
Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta PT Rineka Cipta.
Branson, Margaret. (1999). Belajar Civic Education Dari Amerika. Yogyakarta: LKIS
Danial, E. dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung
Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Guza, Afnil. (2008). Standar Nasional Pendidikan (SNP). Jakarta: Asa Mandiri Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara. Hassoubah, Zaleha Izhab. (2002). Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung:
Nuansa.
Johnson, elaineB, Pengantar Alwasilah, A. Chaedar. (2006). Contextual Teaching & learning (menjadikan Kegiatan Belajat-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna). Bandung: Mizan Learning Center.
Karwati dan Priansa. (2014). Manajemen Kelas Classroom Management. Bandung: Alfabeta
Miles dan Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Pers
Moleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Soemantri, N. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga
(40)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta.
Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI.
.(2002). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara
Sastropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni 1998
Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Sugiyono (2009). (Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, penelitian kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Method). Bandung Alfabeta.
. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Syafarudin. (2008). Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Winataputra dan Budimansyah. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi PKn SPs UPI. Winataputra dan Saripudin Udin. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Desertasi Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan
Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI
(41)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
Baluk, R. 2009. Strategi Belajar Dengan Moving Class. Tersedia: http://www. 21 Agustus [2013].
Dikavancivil dalam (http://elvosfor.wordpress.com/2009/02/22/sistem-moving-class-di-smada/). [22 Februari 2013]
Elvostor Bomber. Sistem Moving Class di SMADA . [Online]. Tersedia :
http://elvosfor.wordpress.com/2009/02/22/sistem-moving-class-di-smada/). [22 Februari 2013]
Heru Kustanto. Pembelajaran Moving Class. [Online]. Tersedia:
http://www.metrojambi.com/dikbud/6766-al-azhar-terapkan-moving-class.html.
Khaerudin http://www.alkausar.org.
Sunarto. Pengertian dan Definisi Program. [Online]. Tersedia:
http://carapedia.com/pengertian_definisi_program_info2048.html. [23
januari 2013]
Peraturan Menteri Pendidikan Nasioal No 22 tahun 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(1)
150
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan pemeliharaan ruangan kelas dikarenakan rombongan belajar yang tidak memiliki kelas yang tetap
B.SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran adalah sebagai berikut:
1. Bagi SMP Negeri 34 Bandung
a.Sekolah perlu melakukan beberapa pergeseran paradigma dalam pembelajaran yaitu perubahan-perubahan dalam kerangka berpikir para pengelolanya yang lebih professional.
b.Perlunya menjalin komunikasi lebih baik lagi dengan pihak-pihak yang bisa membantu program moving class berjalan dengan baik, seperti mengoptimalisasi peranan komite sekolah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Masyarakat (Ormas), Pemerintah, serta dinas pendidikan setempat agar hambatan yang dirasakan bisa diminimalisir.
c.Sekolah perlu mengelola dan mengatur sistem perpindahan kelas yang baik dan terorganisir agar permasalahan ketika perpindahan kelas bisa dikurangi.
2. Bagi Guru
a. Peningkatan kualitas guru perlu diperhatikan terutama dalam classroom
management agar jalannya proses pembelajaran dan pengelolaanya bisa
lebih professional dan terciptanya kelas sebagai laboratorium demokrasi, seperti memfasilitasi peserta didik dan mendorong mereka
(2)
151
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengembangkan potensi, minat serta kemampuannya agar bisa kompetitif dimasa yang akan datang.
b. Guru perlu lebih menjalin komunikasi dengan guru sekolah lain yang menerapkan program yang serupa dengan SMP Negeri 34 Bandung, yakni program moving class agar bisa saling berbagi, saling bertukar pikiran dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan di dalam kelas.
c. Perlunya guru setiap mata pelajaran, termasuk guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk lebih meluangkan waktunya dalam mengikuti seminar, loka karya, penataran atau bintek yang berkaitan dengan manajemen pengelolaan kelas yang interaktif agar proses pembelajaran di dalam kelas bisa dinamis serta menciptakan susasan kelas yang kondusif, interaktif, partisipatif, memicu motivasi belajr peserta didik, serta lebih meningkatkan civic skill dalam pembelajaran PKn di dalam kelas.
3. Bagi Peserta didik
a. Meningkatkan sense of belonging dan penuh rasa tanggung jawab untuk senantiasa menjaga setiap ruangan kelas yang ditempati, terutama ruangan kelas mata pelajaran PKn agar mendukung suasana kelas agar tetap nyaman, bersih, kondusif dan membantu peserta didik dalam memicu semangat dalam mengikuti setiap proses pembelajaran di kelas dengan baik.
b. Membiasakan diri untuk melatih kemampuan bertanya, menyanggah dan menambahkan dalam setiap forum diskusi dan unjuk kerja kelompok agar pembiasaan itu senantiasa melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik agar bisa memecahkan permasalahan dengan
(3)
152
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
argumentasi yang terarah dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah pernyataannya.
4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
a. Lebih banyak lagi dalam mengadakan kegiatan tambahan karya ilmiah dalam bentuk seminar, diskusi panel, loka karya, atau dalam bentuk sebuah kompetisi agar bisa menjadi referensi positif bagi mahapeserta didik yang lain dalam melakukan penelitian ilmiah
b. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan juga perlu memberikan sumbangan pemikiran kepada dinas pendidikan dan pemerintah dalam mengembangkan pengelolaan manajemen sekolah dengan cara mengadakan seminar dan sosialisasi kepada para kepala sekolah dan guru mata pelajaran terutama guru PKn, hal ini sangat perlu untuk dilakukan mengingat hal ini terasa kurang menyentuh kepada para guru khususnya.
5. Bagi peneliti berikutnya
Menyarankan agar peneliti berikutnya bisa melakukan penelitian lebih mendalam yang berkaitan dengan koordinasi, pengawasan, serta pendekatan terhadap sekolah-sekolah yang menggunakan program moving
(4)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: Alfabeta
Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta PT Rineka Cipta.
Branson, Margaret. (1999). Belajar Civic Education Dari Amerika. Yogyakarta: LKIS
Danial, E. dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS. Universitas Pendidikan Indonesia.
Guza, Afnil. (2008). Standar Nasional Pendidikan (SNP). Jakarta: Asa Mandiri Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara. Hassoubah, Zaleha Izhab. (2002). Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung:
Nuansa.
Johnson, elaineB, Pengantar Alwasilah, A. Chaedar. (2006). Contextual Teaching
& learning (menjadikan Kegiatan Belajat-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna). Bandung: Mizan Learning Center.
Karwati dan Priansa. (2014). Manajemen Kelas Classroom Management. Bandung: Alfabeta
Miles dan Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Pers
Moleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Soemantri, N. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga
(5)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung : Alfabeta.
Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI.
.(2002). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara
Sastropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni 1998
Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Sugiyono (2009). (Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,
penelitian kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Method). Bandung Alfabeta.
. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Syafarudin. (2008). Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Winataputra dan Budimansyah. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan,
Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi PKn SPs UPI.
Winataputra dan Saripudin Udin. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Desertasi Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan
Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI
(6)
OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015
IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
Baluk, R. 2009. Strategi Belajar Dengan Moving Class. Tersedia: http://www. 21 Agustus [2013].
Dikavancivil dalam (http://elvosfor.wordpress.com/2009/02/22/sistem-moving-class-di-smada/). [22 Februari 2013]
Elvostor Bomber. Sistem Moving Class di SMADA . [Online]. Tersedia :
http://elvosfor.wordpress.com/2009/02/22/sistem-moving-class-di-smada/). [22 Februari 2013]
Heru Kustanto. Pembelajaran Moving Class. [Online]. Tersedia: http://www.metrojambi.com/dikbud/6766-al-azhar-terapkan-moving-class.html.
Khaerudin http://www.alkausar.org.
Sunarto. Pengertian dan Definisi Program. [Online]. Tersedia: http://carapedia.com/pengertian_definisi_program_info2048.html. [23 januari 2013]
Peraturan Menteri Pendidikan Nasioal No 22 tahun 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.