PERBANDINGAN KEAKURATAN MODEL ARUS KAS METODE LANGSUNG DENGAN TIDAK LANGSUNG DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN MASA DEPAN : Studi pada Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011.
PERBANDINGAN KEAKURATAN MODEL ARUS KAS METODE LANGSUNG DENGAN TIDAK LANGSUNG DALAM MEMPREDIKSI
ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN MASA DEPAN
(Studi pada Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011)
Sefdina Nur Azizayanti (0906694)
Pembimbing I : Dr. Arim, SE.,M.Si.,Ak Pembimbing II : Agus Widarsono, SE.,M.Si.,Ak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari laporan arus kas metode langsung dengan metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas operasi dan dividen masa depan. Penelitian ini juga ingin membuktikan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 yang menyatakan bahwa metode langsung menyajikan informasi yang lebih akurat untuk memprediksi arus kas operasi dan dividen masa depan.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perdagangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode laporan keuangan 2008-2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling sehingga didapat 13 perusahaan untuk model arus kas operasi masa depan dan 8 perusahaan untuk model dividen masa depan. Dalam penelitian ini digunakan model arus kas dengan menggunakan regresi data panel.
Hasil dari penelitian ini adalah model arus kas dengan metode langsung lebih akurat dibandingkan metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Sedangkan untuk kemampuan arus kas dalam memprediksi dividen masa depan, metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan metode tidak langsung sehingga penelitian ini membuktikan pernyataan Financial Accounting Standards Board (FASB) bahwa metode langsung lebih konsisten dengan tujuan laporan arus kas salah satunya menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.
Kata Kunci : Metode Arus Kas, Kemampuan Prediksi Arus Kas, Regresi Data Panel
(2)
THE COMPARISON OF THE ACCURACY OF CASH FLOW MODELS DIRECT AND INDIRECT METHOD TO PREDICT FUTURE
OPERATING CASH FLOWS AND FUTURE DIVIDEN
(Case in Trading Company which Listed on
The Indonesia Stock Exchange during The Period of 2008-2011)
Sefdina Nur Azizayanti (0906694)
Supervisor I : Dr. Arim, SE.,M.Si.,Ak Supervisor II : Agus Widarsono, SE.,M.Si.,Ak
ABSTRACT
This study aims to determine which one is more accurate between cash flow statement direct method or indirect method in ability to predict future cash flow and future dividend. This study also wants to prove the statement PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.2 that the direct method provides information is more useful for predicting the future operating cash flow and future dividend.
The sample in this study is a trading company which is listed on the Indonesia Stock Exchange within the period of 2008-2011. The sampling technique in this study using purposive sampling in order to get 13 companies for the future operating cash flow and 8 companies for future dividend. This study used a model of cash flow using panel data regression.
The results of this study showed that model of cash flow using direct method is more accurate than indirect method in predicting future operating cash flow. As for the cash flow in predicting future dividends, the direct method is more accurate than the indirect method of this study prove that the FASB (Financial Accounting Standards Board) statement that the direct method is more consistent with the purpose of cash flow statements one of which assesses a company's ability to pay dividend.
Keyword : Cash Flow Methods, Ability of Cash Flows Prediction, Panel Data Regression
(3)
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan wajib melaporkan setiap kegiatan perusahaan kepada para pemangku kepentingan. Kewajiban perusahaan dalam melaporkan kegiatannya dapat berupa menyusun laporan mengenai setiap kegiatan perusahaan salah satunya menyusun laporan keuangan. Perusahaan menyusun laporan keuangan semata-mata demi kepentingan para pemangku kepentingan seperti pemilik perusahaan, investor, kreditor, dan pengguna laporan keuangan lainnya.
Pada umumnya laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan diantaranya laporan neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Setiap laporan keuangan yang dibuat berkaitan satu dengan yang lainnya dan masing-masing mengandung informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan. Salah satunya laporan arus kas yang dapat memberikan informasi mengenai besarnya laporan arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu periode tertentu. Laporan arus kas yang dilaporkan oleh perusahaan kepada pihak pemangku kepentingan sangat membantu dalam melihat keadaan kas perusahaan dalam periode tertentu. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada tanggal 7 September 1994 mengesahkan pengaturan dan sebagai acuan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan yaitu Pernyataan Standar Akuntansi
(4)
B A B I : P e n d a h u l u a n | 2
Keuangan (PSAK) No.2 mengenai laporan arus kas yang mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 1995.
Dalam PSAK No.2 disebutkan bahwa tujuan dari laporan arus kas yaitu "sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut". Dengan mengetahui besarnya arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan dan kas yang akan dikeluarkan untuk pemenuhan kebutuhan perusahaan, maka perusahaan dapat mengetahui seberapa mampu perusahaan untuk melanjutkan kegiatan operasinya untuk jangka waktu kedepannya.
Seperti halnya laporan keuangan lainnya laporan arus kas juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan lainnya. Laporan arus kas tidak dapat berdiri sendiri, laporan keuangan lainnya seperti laporan laba rugi komprehensif, laporan neraca, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan satu dengan lainnya saling berkaitan agar dapat memberikan informasi keuangan perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan sehingga mengetahui kondisi keuangan perusahaan apakah dalam keadaan yang baik atau buruk untuk periode saat ini ataupun bahkan untuk periode kedepannya. Keterkaitan laporan arus kas dengan laporan-laporan keuangan lainnya yaitu laporan arus kas dapat memberikan informasi mengenai perubahan dalam aset neto.
Baik dan buruknya keadaan keuangaan suatu perusahaan bukan hanya dilihat dari perolehan laba yang tinggi melainkan kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan kas dari kegiatan operasi maupun dari penghasilan lain
(5)
B A B I : P e n d a h u l u a n | 3
diluar kegiatan operasi perusahaan tersebut dan dapat membayar biaya-biaya yang dibebankan untuk kegiatan operasi perusahaan itu sendiri. Informasi tersebut dapat dilihat dari laporan arus kas. Dengan arus kas masuk yang dihasilkan perusahaan maka perusahaan dapat menggunakannya untuk beroperasi, membayar kewajiban dan membayar dividen. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan kas yang cukup untuk hal-hal tersebut perusahaan bisa saja tidak dapat melanjutkan usahanya dan dapat dinyatakan pailit.
Peristiwa pailitnya suatu entitas dikarenakan tidak dapat membayar kewajibannya banyak terjadi di perusahaan-perusahaan di Indonesia contohnya adalah perusahaan PT. Dayaindo Resources International Tbk (kode IDX:KARK). Perusahaan yang dulunya bernama PT Karka Yasa Profilia Tbk adalah perusahaan sektor perdagangan besar barang produksi berbasis sumber daya alam, energi yang terbarukan, transportasi, serta infrastuktur. Perusahaan terlilit hutang dan pailit dalam pengadilan niaga yang diajukan oleh perusahaan Swiss SUEK AG. Albert Djoko dan Samuel Febriyanto (www.tribunnews.com) menyebutkan "perusahan sebelumnya memperoleh laba yang besar di kuartal II-2010 yaitu 756,8 % dari Rp 8,171 Milyar menjadi Rp 70,017 Milyar per 30 September 2010". Akibat gugatan pailit ini, pada 18 Juli 2012 Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham KARK. Pada sidang yang digelar pada tanggal 17 Juli 2013, majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan PT. Dayaindo Resources International dinyatakan pailit karena majelis hakim yang diketuai Dwi Sugiarto memutuskan mengakhiri masa
(6)
B A B I : P e n d a h u l u a n | 4
penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) perusahaan itu setelah 7 bulan lamanya.
Dari peristiwa PT. Dayaindo Resources International tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahan tidak dapat membayar kewajiban/hutang kepada pemasok dikarenakan uang kas yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan tidak mencukupinya. Dengan laba yang besar tidak menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Suatu perusahaan sangat bergantung pada kas yang dihasilkan. Tidak hanya dari aktivitas operasi perusahaan saja tetapi juga dari kas yang dihasilkan dari kegiatan selain operasi perusahaan seperti dari hasil investasi. Dengan pernyataan tersebut dapat membuktikan bahwa laporan arus kas/cash flow diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan, selain itu pernyataan diatas menunjukkan bahwa laporan arus kas mampu memprediksi keadaan arus kas masa depan sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Magdalena Nany (2012) dan Farshadfar et al (2008) .
Laporan arus kas pada dasarnya diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Hal tersebut terdapat dalam pernyataan PSAK No.2, dengan demikian perusahaan dapat lebih memahami pengaruhnya terhadap laporan keuangan perusahaan serta dapat mengevaluasi hubungan antar aktivitas.
PSAK No. 2 menyebutkan dalam paragraf 12 bahwa jumlah kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen dan
(7)
B A B I : P e n d a h u l u a n | 5
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Dalam SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 1 disebutkan bahwa laporan keuangan yang disajikan perusahaan harus dapat menyediakan informasi yang membantu para pengguna lapora keuangan dalam menilai jumlah, waktu, ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, pelunasan dari sekuritas atau utang. Dengan demikian laporan arus kas berhubungan dalam memprediksi pembayaran dividen perusahaan kepada pemegang saham di masa depan. Pernyataan tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan Jen Surya (2010) yang menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas yang dapat memprediksi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan.
Dalam PSAK No.2 disebutkan bahwa terdapat dua metode yang dapat digunaakan dalam menyusun laporan arus kas dari aktivitas operasi yaitu metode langsung dan tidak langsung. Kedua metode ini pada dasarnya sama-sama menghasilkan angka yang serupa dalam menyajikan jumlah kas bersih. Kebanyakn perusahaan lebih memilih untuk menggunakn metode langsung dalam penyajian laporan arus karena lebih mudah dipahami, selain itu FASB yakin bahwa penyajian laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung lebih berguna dan mendorong perusahaan untuk menerapkannya. FASB menganggap bahwa metode ini lebih konsisten dengan tujuan dari laporan arus kas dibandingkan dengan metode tidak langsung yang tidak melaporkan penerimaan dan pembayaran kas.
(8)
B A B I : P e n d a h u l u a n | 6
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai kemampuan metode langsung dan tidak langsung dalam penyajian laporan arus kas untuk memprediksi arus kas dan dividen masa depan, banyak terjadi pro dan kontra yang ditunjukkan dari hasil penelitian itu sendiri. Seperti penelitian yang dilakukan Handri Thiono (2005) yang menunjukan bahwa metode langsung lebih akurat dibanding metode tidak langsung untuk memprediksi arus kas masa depan. Selain itu tidak terdapat perbedaan keakuratan model metode langsung dengan tidak langsung dalam memprediksi deviden masa depan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunar Prima S (2008) adalah kemampuan prediksi model arus kas metode langsung lebih baik dalam memprediksi deviden masa depan daripada model arus kas metode tidak langsung.
Dengan uraian penjelasan dan fenomena yang telah dipaparkan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kemampuan keakuratan dari metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan dengan judul penelitian " Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas Operasi dan Dividen Masa Depan" dengan sampel penelitian perusahaan perdagangan di Indonesia yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan periode laporan keuangan 2008-2011.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas penulis sebagai peneliti ingin mengetahui kemampuan keakuratan dari metode langsung dan tidak
(9)
B A B I : P e n d a h u l u a n | 7
langsung dalam laporan arus kas sehingga penulis merumuskan beberapa rumusan masalah untuk penelitian ini diantaranya :
1. Apakah model arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan model arus kas metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas operasi masa depan?
2. Apakah model arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan model arus kas metode tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan dari metode dalam penyajian arus kas dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan dan membuktikan pernyataan FASB dalam SFAS No.95 dan pernyataan PSAK No.2 bahwa metode langsung menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas operasi masa depan yang tidak dapat dihasilkan oleh metode tidak langsung.
1.3.2 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini diantaranya:
1. Untuk mengetahui apakah model arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan model arus kas metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
(10)
B A B I : P e n d a h u l u a n | 8
2. Untuk mengetahui apakah model arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan model arus kas metode tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Akademis
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi khususnya akuntansi. Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan refensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang pelaporan keuangan khususnya laporan arus kas.
1.4.2 Aspek Praktis
1. Menjadi referensi bagi pihak-pihak yang berkaitan dalam pemilihan metode penyusunan pelaporan arus kas.
2. Dapat membantu pembaca untuk memahami kemampuan dari metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan.
(11)
BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari obyek penelitian yaitu:
“Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel
tertentu)”.
Obyek dalam penelitian ini adalah arus kas operasi metode langsung dan arus kas operasi metode tidak langsung, serta arus kas mas depan dan dividen masa depan.
Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan-perusahaan Go-Public yang berada pada sektor perdagangan di Indonesia, yang mempublikasikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Alasan penulis memilih perusahaan perdagangan sebagai obyek dari penelitiannya yaitu dikarenakan fenomena kepailitanan yang dialami oleh perusahaan Perdagangan PT. Dayaindo Resources International baru-baru ini. Perusahaan tersebut tidak dapat melunasi hutangnya kepada pemasok sehingga mengalami kepailitan yang memungkinkan kurangnya evaluasi atas laporan keuangan dalam memprediksi arus kas dimasa depan.
(12)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 32
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Gunar Prima (2008:39) menyatakan pernyataan mengenai penelitian deskriptif yaitu "metode ini bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dari suatu masalah yang ingin dipecahkan". Dalam menjawab pertanyaan pada rumusan masalah maka penelitian ini merupakan penelitian komparatif/perbandingan yaitu membandingkan manakah yang lebih akurat antara metode langsung dan metode tidak langsung dalam penyusunan laporan arus kas untuk memprediksi arus kas dan dividen masa depan.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Definisi variabel penelitian menurut Sugiyono (2012:58) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa sajayang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2012:59). Dalam penelitian ini variabel dependennya yaitu:
a. Arus kas operasi masa depan yaitu jumlah arus kas dari aktivitas operasi yang dihasilkan dari transaksi kas dan diakui sebagai pendapatan operasi perusahaan dalam satu periode (t+1)
(13)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 33
b. Dividen masa depan yaitu jumlah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam satu periode (t+1)
Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2012:59). Dalam penelitian ini variabel independennya terdiri dari komponen laporan arus kas metode langsung dan komponen laporan arus kas metode tidak langsung. Adapun variabel independen dari laporan arus kas metode langsung komponennya terdiri dari:
a. Arus kas masuk adalah arus kas masuk yang diperoleh dari aktivitas operasi yaitu kas yang diterima dari pelanggan.
b. Arus kas keluar adalah arus kas yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai aktivitas operasinya yaitu kas yang dibayarkan kepada pemasok dan karyawan, pembayaran bunga, pajak, dan lain-lain.
Sedangkan variabel independen dari laporan arus kas metode tidak langsung komponennya terdiri dari:
a. Laba bersih adalah total laba yang diperoleh perusahaan baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan operasi perusahaan maupun yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan operasi perusahaan.
b. Akrual adalah item-item diluar laba yang sama sekali tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan. Yang termasuk komponen akrual adalah item-item yang mengurangi laba bersih dengan arus kas yaitu depresiasi dan amortisasi, piutang, persediaan, beban dan pajak dibayar dimuka, serta hutang dagang dan lain-lain.
(14)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 34
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala
Independen (X1.1) Laba Usaha ( )
Laba usaha yang diperoleh perusahaan pada periode t
Rasio
(X1.2) Piutang ( )
Piutang perusahaan pada periode t Rasio (X1.3) Biaya dibayar dimuka dan Pajak dibayar dimuka ( )
Biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka perusahaan pada periode t
Rasio
(X1.4)
Persediaan ( )
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada periode t
Rasio (X1.5)
Depresiasi dan Amortisasi ( )
Depresiasi dan amortisasi perusahaan pada periode t
Rasio
(X1.6)
Hutang Usaha ( )
Hutang usaha yang dimiliki perusahaan pada periode t
Rasio
(X2.1)
Arus Kas Masuk ( )
Arus kas masuk yang diterima dari pelanggan oleh perusahaan selama periode t
Rasio
(X2.2)
Arus Kas keluar ( )
Arus kas yang dikeluarkan perusahaan yang dibayarkan kepada pemasok dan karyawan, pembayaran bunga, pajak, dan lain-lain
Rasio
Dependen (Y1) Arus Kas Operasi Masa depan ( )
Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan pada periode (t+1)
Rasio
(Y2)
Dividen Masa depan ( )
Dividen yang dibayarkan perusahaan pada periode (t+1)
(15)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 35
3.2.3 Model Penelitian
Dalam penelitian ini dibutuhkan model penelitian untuk membandingan keakuratan metode arus kas langsung dan metode arus kas tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan. Pembentukan model penelitian dalam memprediksi arus kas dan dividen dimasa depan didasarkan pada Penman (2003) dan dikembangkan oleh Gunar Prima (2008).
Dalam Penman (2003:664-663) fundamental beta models yang dinyatakan dalam regresi dapat digunakan juga dalam memprediksi cash flow variability dan dividend yield. Adapun dalam Penman (2003:327) menyatakan bahwa dalam metode langsung, perbedaan dari kas masuk dan kas keluar adalah arus kas operasi. Sedangkan dalam metode tidak langsung Penman (2003:327) menyatakan "The indirect method calculates cash from operation by adding back accrual components of net income."
Sedangkan maksud dari pengembangan yang dilakukan oleh Gunar Prima (2008) yaitu yang dimaksud dari akrual dalam metode arus kas tidak langsung yang disebutkan dalam Penman (2003) yaitu menjabarkan yang termasuk kedalam komponen akrual tersebut.
Adapun model penelitian untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: (1.1) (1.2) (2.1) (2.2)
(16)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 36
Keterangan:
= Konstanta
= Arus kas operasi perusahaan, periode (t+1) = Dividen perusahaan, periode (t+1)
= Arus kas masuk perusahaan, periode t = Arus kas keluar perusahaan, periode t = Laba Usaha perusahaan, periode t = Piutang perusahaan, periode t
= Biaya dibayar dimuka dan Pajak dibayar dimuka perusahaan, periode t
= Persediaan perusahaan, periode t
= Depresiasi dan Amortisasi perusahaan, periode t = Hutang usaha perusahaan, periode t
= faktor lain yang dapat mengganggu variabel model
Model diatas merupakan model yang akan digunakan dalam penelitian ini. Model (1.1) adalah model prediksi arus kas operasi dari metode langsung, sedangkan model prediksi dividen masa depan dari metode langsung adalah model (2.1). Model dari metode tidak langsung untuk prediksi arus kas operasi masa depan adalah model (1.2) sedangkan model (2.2) adalah model untuk prediksi dividen dari metode tidak langsung.
(17)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 37
3.2.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.3.1Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2012:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas "obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya". Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dari sektor perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 66 perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan pada tahun 2008 s/d 2011.
3.2.3.2Sampel
Definisi sampel menuru Sugiyono (2012:116) adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil untuk penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan ata kriteria-kriteria berikut ini:
a. Perusahaan perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dari tahun 2008-2011 b. Perusahaan tidak mengalami kerugian atau arus kas operasi negatif selama
tahun 2008-2011
c. Laporan keuangan perusahaan dinyatakan dalam mata uang Indonesia (Rupiah)
d. Perusahaan membayar dividen kas dari laba tahun berjalan sepanjang tahun 2008-2011.
(18)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 38
Tabel dibawah ini memaparkan jumlah sampel yang dipilih berdasarkan kriteria purposive sampling.
Tabel 3.2
Kriteria Purposive Sampling untuk Model Prediksi Arus Kas Operasi dan Dividen Masa Depan
Jumlah perusahaan Perdagangan terdaftar di BEI periode
2008-2011 56
Perusahaan mengalami kerugian atau arus kas operasi negatif selama
tahun 2008-2011 (22)
Laporan keuangan perusahaan tidak dalam mata uang Rupiah (5)
Data keuangan tidak lengkap (16)
Jumlah sampel akhir (model prediksi arus kas operasi masa depan) 13
Perusahaan tidak membagikan dividen kas selama tahun 2008-2011 (5)
Jumlah sampel akhir (model prediksi dividen masa depan) 8
Berikut ini merupakan nama-nama perusahaan untuk penelitian ini.
Tabel 3.3
Daftar Nama Perusahaan Sampel Model Prediksi Arus Kas Operasi Masa Depan
No Kode
Saham Nama Perusahaan Tanggal IPO 1 ACES PT. Ace Hardware Indonesia Tbk 6 November 2007 2 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 30 Oktober 1994 3 EMPT PT. Enseval Putera Megatrading Tbk 1 Agustus 1994 4 HERO PT. Hero Supermarket Tbk 2 Desember 1989 5 INTA PT. Intraco Penta Tbk 23 Agustus 1993 6 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama
Tbk 4 Desember 2007
7 LPPF PT. Matahari Departement Store Tbk 9 Oktober 1989 8 MAPI PT. Mitra Adiperkasa Tbk 10 November 2004 9 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk 21 Desember 1992 10 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk 24 Juli 1996
(19)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 39
12 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 6 Mei 1995 13 UNTR PT. United Tractor Tbk 19 September 1989
Tabel 3.4
Daftar Nama Perusahaan Sampel Model Prediksi Dividen Masa Depan
No Kode
Saham Nama Perusahaan Tanggal IPO 1 ACES PT. Ace Hardware Indonesia Tbk 6 November 2007 2 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk 30 Oktober 1994 3 EMPT PT. Enseval Putera Megatrading Tbk 1 Agustus 1994 4 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama
Tbk 4 Desember 2007
5 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk 21 Desember 1992 6 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk 24 Juli 1996 7 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 6 Mei 1995 8 UNTR PT. United Tractor Tbk 19 September 1989
3.2.5 Sumber Data
Data dari penelitian ini merupakan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang di download dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id yang berupa laporan neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan tahun 2008-2011.
Data yang disajikan dalam laporan arus kas perusahaan yang tersedia di situs BEI merupakan data laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung, sedangkan laporan arus kas dengan metode tidak langsung untuk memperolehnya dibutuhkan komponen-komponen data dari laporan keuangan yang tersedia seperti laporan neraca, laporan laba rugi komprehensif. Adapun
(20)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 40
untuk variabel mengenai dividen dapat diperoleh melalui laporan perubahan modal perusahaan.
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data panel yaitu gabungan antara data time series dan data cross-section. Menurut Prapto Yuwono (2005:25) data time series adalah data suatu variabel yang diamati dalam jarak waktu tertentu dengan satu satuan pengamatan. Sedangkan data cross-section adalah data suatu variabel yang diamati hanya pada satu titik waktu dengan memakai sejumlah satuan pengamatan.
Data time series dari penelitian ini adalah membandingkan 13 perusahaan sektor Perdagangan yang ada di Indonesia, sedangkan data cross-section dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dari tahun 2008 sampai tahun 2011.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini merupakan data sekunder yaitu mengumpulkan laporan keuangan tahunan dan mengkaji komponen-komponen dalam laporan keuangan setiap perusahaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
3.2.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dari penelitian ini menggunakan model regresi data panel, tetapi analisis regresi dan uji asumsi klasik juga dipergunakan dalam
(21)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 41
menganalisis data pada penelitian ini karena merupakan salah satu kriteria yang dipergunakan dalam pemilihan model regresi data panel. Menurut Gunar Prima S (2008:46) pada saat ini, analisis regresi berguna untuk menelaah hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna sehingga dalam penerapannya bersifat eksploratif.
3.2.7.1.1 Analisis Regresi dan Uji Asumsi Klasik 1. Regresi Berganda
Sugiyono (2012) menyatakan bahwa regresi berganda digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Dapat disimpulkan bahwa regresi berganda ini digunakan jika variabel independennya berjumlah lebih dari 2 dengan persamaan:
Y = a + + + ... + Rumus... (3.1) Keterangan:
Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = harga Y bila X=0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b(-) maka terjadi penurunan.
(22)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 42
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini sama halnya dengan model regresi linier klasik karena model regresi data panel merupakan perluasan dari model regresi klasik.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas hanya digunakan jika jumlah observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal. Dalam mengambil kesimpulan maka pedoman yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:
1. Jika p 0,05 maka distribusi data normal 2. Jika p 0,05 maka distribusi data tidak normal
b) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel bebas satu dengan yang lainnya. Shochrul, dkk (2011:35) mengakatakan bahwa "multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi". Terjadinya multikolinieritas apabila koefisien korelasi di antara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8.
Dalam uji multikolinieritas maka digunakan Variance Inflation Factor (VIF). VIF adalah suatu estimasi berapa besar multikolinieritas meningkatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel penjelas (Gunar Prima S
(23)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 43
2008:49). Jika nilai dari VIF tidak melebihi 10 maka model terbebas dari multikolinieritas.
c) Uji Autokorelasi
Shochrul dkk (2011:40) menyatakan bahwa "Autokorelasi (atau otokorelasi) menunjukkan korelasi di antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Pengujian untuk mengetahui masalah autokorelasi yang paling banyak digunakan adalah metode Durbin-Watson (Prapto Yuwono 2005:142). Shochrul dkk (2011:40) mengungkapkan hal-hal yang dapat dilakukan dalam mendeteksi adanya autokorelasi salah satunya dengan mengetahui dari hasil estimasi nilai Durbin-Watson statistik relatif kecil, yaitu sebesar 0,492 artinya ada kemungkinan terjadi masalah autokorelasi. Ketentuan Durbin-Watson statistik adalah sebagai berikut:
maka tidak ada autokorelasi atau maka tidak dapat disimpulkan atau maka terjadi autokorelasi
d) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Shochrul dkk (2011:36) heteroskedasitas merupakan keadaan dimana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. Uji heteroskedasitas dapat dilakukan dengan cara melihat pola residual dari hasil estimasi regresi apakah konstan atau membentuk suatu pola. Jika konstan maka tidak ada heteroskedasitas, sedangkan jika
(24)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 44
membentuk pola maka di indikasi adanya heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Kriteria dari uji Glejser ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada gejala heteroskedastisitas Ha : Ada gejala heteroskedastisitas
Ho diterima apabila nilai p value atau signifikansi > 0,05
3.2.7.1.2 Pengujian Model Arus Kas
Model diuji untuk menentukan nilai konstanta dengan menggunakan bantuan dari program SPSS versi 13.0. Dari hasil pengolahan SPSS tersebut selain didapat nilai konstanta maka dapat terlihat nilai dari koefisien determinasi.
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:162) yang dimaksud dengan koefisien determinasi yaitu:
koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang
memengaruhi atau independent).
Selain itu Suharyadi dan Purwanto (2009:162) juga menyatakkan bahwa semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Nilai R berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin nilai R mendekati satu maka semakin baik, sedangkan semakin nilai R mendekati 0 maka semakin buruk.
(25)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 45
3.2.7.1.3 Perhitungan dan Pengujian Nilai Kesalahan Prediksi Model.
Dalam menguji kemampuan model arus kas dari penelitian ini maka nilai kesalah prediksi (APE/absolute precentage error) digunakan dalam penelitian ini. APE itu sendiri berguna untuk menilai/mengukur kemampuan ataupun keakuratan prediksi dari masing-masing model arus kas dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan.
APE dapat menunjukkan seberapa besar kesalahan prediksi dibandingkan dengan nilai realisasi dari peiode satu ke periode berikutnya. Rumus dari APE itu sendiri adalah:
̂ x 100% Rumus ...(3.2)
Keterangan:
APE = absolute precentage error A = Nilai realisasi
̂ = Nilai prediksi model
3.2.7.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dari suatu penelitian. Pengujian hipotesis statistik dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan manakah yang lebih akurat dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan apakah kemampuan dari metode langsung dan atau metode tidak langsung. Maka hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
(26)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 46
Ho : Metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas operasi dan dividen masa depan.
Ha : Metode langsung tidak lebih akurat dibandingkan metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas operasi dan dividen masa depan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji normalitas dari APE (Nilai Kesalahan Prediksi) seluruh sampel terlebih dahulu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS. Apabila APE terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji parametrik, sedangkan jika tidak berdistribusi normal maka digunakan uji nonparametrik (Emory dan Cooper [1991] dalam Handri Thiono [2006]).
Untuk uji statistik parametrik dalam menguji keakuratan metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan maka digunakan uji t dengan rumus (Douglas A. Lind et al, 2007:507):
√ ̅ Rumus ...(3.3)
Dimana
̅ ∑ dan √∑ ∑ Keterangan:
D = beda rata-rata (mean difference) = deviasi standar (standar deviation) Dengan kriteria pengujian:
(27)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 47
Sedangkan untuk uji statistik nonparametrik yang digunakan untuk menguji keakuratan metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan maka digunakan uji Wilcoxon-signed rank test dengan rumus sebagai berikut (M. Iqbal Hasan, 2001:304-305):
Rumus ...(3.4)
Dimana:
dan √
Keterangan:
T= Jumlah rank dengan tanda paling kecil
Dengan kriteria pengujian:
atau atau
(28)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai perbandingan keakuratan arus kas metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan dengan sampel perusahaan perdagangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, metode langsung memiliki kemampuan prediksi yang lebih akurat dibandingkan dengan metode tidak langsung. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung metode yang dianjurkan dalam PSAK No.2 untuk menyajikan laporan arus kas perusahaan yaitu metode langsung. Selain itu, membuktikan pernyataan dalam PSAK No.2 paragraf 18 disebutkan bahwa "metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan oleh metode tidak langsung".
2. Sedangkan untuk kemampuan arus kas metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan, hasil dari perhitungan statistik penelitian ini menunjukkan bahwa model arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan model arus kas metode tidak langsung. Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa pernyataan FASB dalam Handri Thiono (2005:7) bahwa metode langsung lebih konsisten dengan tujuan laporan arus kas, yaitu menyediakan informasi penerimaan dan pengeluaran kas daripada metode tidak langsung. Dapat dikatakan bahwa metode langsung
(29)
B A B V : K e s i m p u l a n d a n S a r a n | 97
dalam penyajian laporan arus kas lebih baik dibandingkan metode tidak langsung dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran untuk perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya, diantaranya:
1. Pada dasarnya penyajian laporan arus kas dari aktivitas operasi menggunakan metode langsung dalam laporan keuangan perusahaan dianjurkan dalam PSAK No.2, jika perusahaan ingin menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi dalam metode tidak langsung dianjurkan dicatat dalam catatan atas laporan keuangan saja supaya pengguna laporan keuangan mengetahui secara rinci mengenai penurunan dan kenaikan aktivitas akrual perusahaan.
2. Penelitian sebelumnya memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perdagangan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan perusahaan manufaktur. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mengambil sampel dari perusahaan yang bergerak disektor lain dan menambah periode pengamatannya.
3. Penelitian lainnya dapat menguji kemampuan laporan arus kas lainnya seperti memprediksi laba usaha.
(30)
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul R., et al. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat. Ambarwati, Sri Dwi Ari. (2010). Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu. Djoko, Albert dan Samuel Febriyanto. (2013). Bangkrut Usai Untung Besar. Tersedia:
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/01/26/bangkrut-usai-untung-besar. Html [31 Oktober 2013]
Donald E. Kieso et.al. (2008). Akuntansi Intermediate jilid 1 edisi 12. Jakarta: Erlangga. Douglas A. Lind et.al. (2007). Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi
Menggunakan Kelompok Data Global. Jakarta: Salemba Empat.
Farshadfar, Shadi et al. (2008). The relative ability of earnings and cash flow data in forecasting future cash flows. Pacific Accounting Review. Vol. 20 No.3 p. 254-268. Tersedia.
http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?issn=0114-0582&volume=20&issue=3&articleid=1748111&show=pdf. Html [10 September 2013]
Harahap, Sofyan Syafri. (2007). Teori Akuntansi.Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hery. (2009). Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Hery. (2013). Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta: Garsindo.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Iqbal, M. Hasan. (2001). Pokok-pokok Materi Statistika 2(Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi
Aksara
Nany, Magdalena. (2012). Analisis Kemampuan Prediksi Arus Kas Operasi (Studi Pada Bursa Efek Indonesia). Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 5 No.1. p. 35-46. Tersedia. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda/article/download/2561/2614. Html [12 September 2013]
Penman, Stephen H. (2003). Financial Statement Analysis and Securities Valuation. Singapore: Mc Graw Hill.
Prima S, Gunar. (2008). Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas Operasi dan Deviden Masa Depan. Skripsi. Bandung: Universitas Padjajaran.
Samryn, L.M. (2011). Pengantar Akuntansi: Mudah Membuat Jurnal Dengan Pendekatan Siklus Transaksi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
(31)
Simamora, Henry. (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suharyadi, dan Purwanto S.H. (2009). Statistik untuk ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Surya, Jen. (2010). Pengaruh laba, arus kas operasi dan arus kas bebas terhadap dividen kas (studi pada emiten manufaktur di bursa efek indonesia). Jurnal Investasi Vol. 6 No. 2. p. 111-123. Tersedia. http://infestasi.trunojoyo.ac.id/admin/download.php?id=18.html [8 Oktober 2013]
Surya, Raja Adri Satriawan. (2012). Akuntansi Keuangan versi IFRS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Thiono, Handri. (2006). Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas Operasi dan Deviden Masa Depan. Padang: Simposium Nasional Akuntansi IX.
Wibowo dan Abubakar Arif. (2003). Pengantar Akuntansi II. Jakarta: Grasindo. Yadianti, Winwin. (2007). Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana. Yuwono, Prapto. (2005). Pengantar Ekonometri. Yogyakarta: Andi.
(1)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 46
Ho : Metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas operasi dan dividen masa depan.
Ha : Metode langsung tidak lebih akurat dibandingkan metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas operasi dan dividen masa depan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji normalitas dari APE (Nilai Kesalahan Prediksi) seluruh sampel terlebih dahulu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS. Apabila APE terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji parametrik, sedangkan jika tidak berdistribusi normal maka digunakan uji nonparametrik (Emory dan Cooper [1991] dalam Handri Thiono [2006]).
Untuk uji statistik parametrik dalam menguji keakuratan metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan maka digunakan uji t dengan rumus (Douglas A. Lind et al, 2007:507):
̅ √ Rumus ...(3.3)
Dimana
̅ ∑ dan √∑ ∑
Keterangan:
D = beda rata-rata (mean difference) = deviasi standar (standar deviation)
(2)
B A B I I I : O b y e k d a n M e t o d e P e n e l i t i a n| 47
Sefdina Nur Azizayanti, 2014
Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung Dengan Tidak Langsung Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Dan Dividen Masa Depan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan untuk uji statistik nonparametrik yang digunakan untuk menguji keakuratan metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan maka digunakan uji Wilcoxon-signed rank test dengan rumus sebagai berikut (M. Iqbal Hasan, 2001:304-305):
Rumus ...(3.4)
Dimana:
dan √
Keterangan:
T= Jumlah rank dengan tanda paling kecil
Dengan kriteria pengujian:
atau
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai perbandingan keakuratan arus kas metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan dividen masa depan dengan sampel perusahaan perdagangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, metode langsung memiliki kemampuan prediksi yang lebih akurat dibandingkan dengan metode tidak langsung. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung metode yang dianjurkan dalam PSAK No.2 untuk menyajikan laporan arus kas perusahaan yaitu metode langsung. Selain itu, membuktikan pernyataan dalam PSAK No.2 paragraf 18 disebutkan bahwa "metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan oleh metode tidak langsung".
2. Sedangkan untuk kemampuan arus kas metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan, hasil dari perhitungan statistik penelitian ini menunjukkan bahwa model arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan dengan model arus kas metode tidak langsung. Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa pernyataan FASB dalam Handri
(4)
B A B V : K e s i m p u l a n d a n S a r a n | 97
Sefdina Nur Azizayanti, 2014
Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung Dengan Tidak Langsung Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Dan Dividen Masa Depan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penyajian laporan arus kas lebih baik dibandingkan metode tidak langsung dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran untuk perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya, diantaranya:
1. Pada dasarnya penyajian laporan arus kas dari aktivitas operasi menggunakan metode langsung dalam laporan keuangan perusahaan dianjurkan dalam PSAK No.2, jika perusahaan ingin menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi dalam metode tidak langsung dianjurkan dicatat dalam catatan atas laporan keuangan saja supaya pengguna laporan keuangan mengetahui secara rinci mengenai penurunan dan kenaikan aktivitas akrual perusahaan.
2. Penelitian sebelumnya memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perdagangan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan perusahaan manufaktur. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mengambil sampel dari perusahaan yang bergerak disektor lain dan menambah periode pengamatannya.
3. Penelitian lainnya dapat menguji kemampuan laporan arus kas lainnya seperti memprediksi laba usaha.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul R., et al. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat. Ambarwati, Sri Dwi Ari. (2010). Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu. Djoko, Albert dan Samuel Febriyanto. (2013). Bangkrut Usai Untung Besar. Tersedia:
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/01/26/bangkrut-usai-untung-besar. Html [31 Oktober 2013]
Donald E. Kieso et.al. (2008). Akuntansi Intermediate jilid 1 edisi 12. Jakarta: Erlangga. Douglas A. Lind et.al. (2007). Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi
Menggunakan Kelompok Data Global. Jakarta: Salemba Empat.
Farshadfar, Shadi et al. (2008). The relative ability of earnings and cash flow data in forecasting future cash flows. Pacific Accounting Review. Vol. 20 No.3 p. 254-268. Tersedia.
http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?issn=0114-0582&volume=20&issue=3&articleid=1748111&show=pdf. Html [10 September 2013]
Harahap, Sofyan Syafri. (2007). Teori Akuntansi.Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hery. (2009). Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Hery. (2013). Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta: Garsindo.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Iqbal, M. Hasan. (2001). Pokok-pokok Materi Statistika 2(Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi
Aksara
Nany, Magdalena. (2012). Analisis Kemampuan Prediksi Arus Kas Operasi (Studi Pada Bursa Efek Indonesia). Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 5 No.1. p. 35-46. Tersedia. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda/article/download/2561/2614. Html [12 September 2013]
Penman, Stephen H. (2003). Financial Statement Analysis and Securities Valuation. Singapore: Mc Graw Hill.
Prima S, Gunar. (2008). Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas Operasi dan Deviden Masa Depan.
(6)
Sefdina Nur Azizayanti, 2014
Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung Dengan Tidak Langsung Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Dan Dividen Masa Depan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Simamora, Henry. (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suharyadi, dan Purwanto S.H. (2009). Statistik untuk ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Surya, Jen. (2010). Pengaruh laba, arus kas operasi dan arus kas bebas terhadap dividen kas (studi pada emiten manufaktur di bursa efek indonesia). Jurnal Investasi Vol. 6 No. 2. p. 111-123. Tersedia. http://infestasi.trunojoyo.ac.id/admin/download.php?id=18.html [8 Oktober 2013]
Surya, Raja Adri Satriawan. (2012). Akuntansi Keuangan versi IFRS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Thiono, Handri. (2006). Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metode Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas Operasi dan Deviden Masa Depan. Padang: Simposium Nasional Akuntansi IX.
Wibowo dan Abubakar Arif. (2003). Pengantar Akuntansi II. Jakarta: Grasindo. Yadianti, Winwin. (2007). Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana. Yuwono, Prapto. (2005). Pengantar Ekonometri. Yogyakarta: Andi.