Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS OPERASI
DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
OLEH :
NAMA : FRISTYANTI AFLA HARAHAP
NIM : 070503008
Program Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Medan 2011
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 26 Mei 2011 Yang Membuat Pernyataan
Fristyanti Afla Harahap NIM: 070503008
(3)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara. Shalawat berangkaian Salam tidak lupa pula penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menanamkan ilmu pengetahuan kepada umatnya.
Skripsi ini selesai tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara materi maupun tidak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak DR. Syarifuddin Ginting Sugihen, Mafis, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak, selaku dosen pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberi petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
(4)
Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku dosen pembanding/ penguji I dan Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, MSi, selaku dosen pembanding/ penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Kedua orangtua saya, Ayahanda Anwar Harahap, Bsc dan Ibunda Huznelita Piliang, Kakanda Taufiq Ahmad Harahap, SE, Kakanda Henry Ivo Harahap, Amd.Com. Terimakasih atas kasih sayang yang tidak ternilai, do’a yang selalu dihadiahkan untukku, didikan, dukungan dan semangat yang selalu dapat membuatku bangkit dari keputusasaanku. Terimakasih kepada Kamal Asri atas kasih sayang, semangat dan telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih kepada Achy, Igus, Dita dan Heni yang selalu saling menyemangati, aku pasti merindukan kalian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis belumlah cukup untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga kiranya skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi.
Medan, 26 Mei 2010
Penulis,
Fristyanti Afla Harahap NIM: 070503008
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Laba dan Arus Kas Operasi Memiliki Kemampuan dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 78 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2009. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder.
Data diperoleh dari database laporan keuangan yang tersedia di ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dan juga database Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs penelitian ini diolah dari Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif empiris dengan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif terhadap prediksi arus kas operasi masa depan. Kedua variabel independen memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, namun variabel arus kas operasi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memprediksi arus kas operasi masa depan daripada variabel laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Jefri Setiawan yang menyatakan bahwa variabel laba bermanfaat dalam memprediksi arus kas operasi masa depan daripada variabel arus kas operasi.
(6)
ABSTRACT
This study aims to determine whether the Profit and Operating Cash Flows Has Ability in Predicting the Future Operating Cash Flows in Manufacturing Companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Research methods in this research using causal research design, with a total sample of 78 companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2008-2009. The type of data used are secondary data.
Data obtained from a database of financial reports are available at ICMD (Indonesian Capital Market Directory) as well as the Indonesian Stock Exchange databases are available online at the site www.idx.co.id. The data analyzed in this study prepared from Manufacturing Company Financial Statements listed in Indonesia Stock Exchange. The analytical method used was quantitative empirical methods to test the classic assumption before testing the hypothesis. Testing the hypothesis in this study using simple linear regression with t test.
The results of this study indicate that both independent variables have positive influence on the prediction of future operating cash flows. Both independent variables have the ability to predict future operating cash flows, but the variable operating cash flows have a greater ability to predict future operating cash flows rather than earnings variable. The results of this study differ from research conducted by Jefri Setiawan said that income variables useful in predicting future operating cash flows rather than operating cash flow variables.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Batasan Penelitian ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Tinjauan Teoritis ... 11
1. Laporan Keuangan ... 11
a. Pengertian ... 11
(8)
c. Manfaat Laporan Keuangan ... 12
d. Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan ... 12
2. Laba bersih ... 14
3. Arus Kas Operasi ... 15
a. Pengertian ... 15
b. Contoh Arus Kas Operasi ... 16
c. Pelaporan Arus Kas Operasi ... 17
4. Arus Kas Operasi Masa Depan ... 19
5. Prediksi Laba dan Arus Kas ... 20
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 24
1. Kerangka Konseptual ... 24
2. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Desain Penelitian ... 26
B. Populasi dan Sampel ... 26
C. Jenis Data ... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ... 32
E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel... 33
F. Metode Analisis Data ... 35
1. Statistik Deskriptif ... 35
(9)
a. Uji Normalitas ... 36
b. Uji Multikolinearitas ... 38
c. Uji Heteroskedastisitas ... 38
d. Uji Autokorelasi ... 39
3. Pengujian Hipotesis ... 40
a. Analisis regresi sederhana ... 40
b. Uji t (t-test) ... 41
G. Jadwal Penelitian ... 42
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Analisis Hasil Penelitian ... 43
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 43
2. Uji Asumsi Klasik ... 44
a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Multikolinearitas ... 48
c. Uji Heteroskedastisitas ... 48
d. Uji Autokorelasi ... 50
3. Pengujian Hipotesis ... 51
a. Analisis Regresi Sederhana ... 51
1) Kemampuan Laba Tahun 2008 dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Tahun 2009 ... 53
2) Kemampuan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Tahun 2009 ... 54
(10)
b. Uji t (t-test) ... 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Keterbatasan Penelitian ... 60
C. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
(11)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Klasifikasi Jenis Industri Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sampai Periode 31
Desember 2009 5
Tabel 1.2 Devisa yang berasal dari perusahaan manufaktur 6
Tabel 1.3 Pertumbuhan PDB Indonesia 6
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 22
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi 28 Kriteria Sampel
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian 42
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif 43
Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov 45 Test
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas 48
Tabel 4.4 Dasar Pengambilan Keputusan Autokorelasi 50
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi 50
Tabel 4.6 Pengujian Prediksi Arus Kas Operasi Satu Tahun
ke Depan 53
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 24
Gambar 4.1 Histogram 46
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot 47
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Klasifikasi Jenis Industri Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sampai
Periode 31 Desember 2009 64
Lampiran 2 Devisa yang berasal dari perusahaan manufaktur 65
Lampiran 3 Pertumbuhan PDB Indonesia 66
Lampiran 4 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi 67 Kriteria Sampel
Lampiran 5 Data Variabel Penelitian (Sebelum Ditransformasi) 72 Lampiran 6 Data Variabel Penelitian (Setelah Ditransformasi) 74
Lampiran 7 Statistik Deskriptif 77
Lampiran 8 Hasil Regresi Kemampuan Laba Tahun 2008 dalam
Memprediksi Arus Kas Operasi Tahun 2009 78 Lampiran 9 Hasil Regresi Kemampuan Arus Kas Operasi Tahun 2008
Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Tahun 2009 79
Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas 80
Lampiran 11 Hasil Uji Multikolinearitas 83
Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas 84
Lampiran 13 Hasil Uji Autokorelasi 85
(14)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Laba dan Arus Kas Operasi Memiliki Kemampuan dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 78 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2009. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder.
Data diperoleh dari database laporan keuangan yang tersedia di ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dan juga database Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs penelitian ini diolah dari Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif empiris dengan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif terhadap prediksi arus kas operasi masa depan. Kedua variabel independen memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, namun variabel arus kas operasi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memprediksi arus kas operasi masa depan daripada variabel laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Jefri Setiawan yang menyatakan bahwa variabel laba bermanfaat dalam memprediksi arus kas operasi masa depan daripada variabel arus kas operasi.
(15)
ABSTRACT
This study aims to determine whether the Profit and Operating Cash Flows Has Ability in Predicting the Future Operating Cash Flows in Manufacturing Companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Research methods in this research using causal research design, with a total sample of 78 companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2008-2009. The type of data used are secondary data.
Data obtained from a database of financial reports are available at ICMD (Indonesian Capital Market Directory) as well as the Indonesian Stock Exchange databases are available online at the site www.idx.co.id. The data analyzed in this study prepared from Manufacturing Company Financial Statements listed in Indonesia Stock Exchange. The analytical method used was quantitative empirical methods to test the classic assumption before testing the hypothesis. Testing the hypothesis in this study using simple linear regression with t test.
The results of this study indicate that both independent variables have positive influence on the prediction of future operating cash flows. Both independent variables have the ability to predict future operating cash flows, but the variable operating cash flows have a greater ability to predict future operating cash flows rather than earnings variable. The results of this study differ from research conducted by Jefri Setiawan said that income variables useful in predicting future operating cash flows rather than operating cash flow variables.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi global pada tahun 2007 mengakibatkan pesatnya persaingan dalam dunia usaha, karena itu perusahaan harus memiliki kemampuan yang kuat di berbagai bidang seperti keuangan, pemasaran, operasional dan sumber daya manusia agar mampu memberikan prestasi yang baik untuk masyarakat luas maupun untuk perusahaan itu sendiri. Prestasi perusahaan adalah hasil dari keputusan-keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh pihak manajemen perusahaan. Salah satu hal yang penting dalam penilaian prestasi perusahaan adalah kondisi keuangannya.
Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat melalui kinerja keuangannya dari tahun ke tahun. Penilaian kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang berguna bagi perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang serta merupakan persoalan yang kompleks dan sulit karena menyangkut masalah efektifitas, pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan maupun non keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakai dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat, memprediksi jumlah
(17)
dan penentuan waktu arus kas di masa yang akan datang yang berkaitan dengan investasi mereka (Halim: 2003).
Setiap informasi dalam laporan keuangan memberikan manfaat bagi pihak eksternal dan internal perusahaan untuk mengambil keputusan-keputusan ekonomi. Pihak eksternal menggunakan keputusan tersebut untuk mempediksi arus kas operasi masa depan suatu perusahaan dan pada akhirnya dapat memilih perusahaan yang tepat untuk melakukan penanaman modal dengan harapan memperoleh suatu return yang diharapkan, sedangkan pihak internal menggunakan keputusan tersebut juga untuk memprediksi arus kas operasi masa depan sehingga dapat mengetahui perkembangan perusahaan, kemudian dapat memutuskan langkah apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Setiap keputusan yang akan diambil oleh para pemakai laporan keuangan tersebut membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dengan lebih baik jika mereka mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, laba, perubahan posisi keuangan, dan arus kas perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai suatu tingkat laba tertentu tidak terlepas dari keberhasilan kinerja manajemen perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan yang baik dapat dilihat dan dievaluasi dari jumlah laba yang dihasilkan perusahaan.
Laba yang diperoleh perusahaan pada dasarnya dimasukkan dalam dua akun, yakni sebagai deviden kepada pemegang saham dan laba ditahan (return
(18)
earning). Deviden, sudah tentu dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan sebagai laba ditahan, laba perusahaan tetap berada pada perusahaan yang tentu saja dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan ekspansi maupun operasional perusahaan. Jika laba ditahan semakin besar maka semakin kuat pundi-pundi perusahaan sehingga perusahaan memiliki ruang lebih lebar dalam merencanakan ekspansi. Laba tentu berkaitan dengan arus kas operasi perusahaan. Jika arus kas operasi dinilai kurang kuat, kurang memadai untuk langkah-langkah ekspansi yang akan dilakukan, maka perusahaan tentu membutuhkan tambahan likuiditas.
Dari penjelasan diatas jelas bahwa pelaporan keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak investor atau pihak lainnya. Salah satu cara yang di lakukan oleh pihak investor ataupun perusahaan yaitu dengan mengevaluasi nilai arus kas operasi dan laba pada perusahaan tersebut untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta tingkat pengembalian yang diharapkan. Laba dan arus kas operasi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan. Arus kas operasi masa depan yang baik merupakan hal yang diharapkan semua pihak pemakai laporan keuangan.
Kewajiban untuk melaporkan arus kas di Indonesia dimulai pada tahun 1994 dengan keluarnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 yang isinya menyatakan perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Bagi perusahaan, arus kas operasi adalah hal utama yang harus dipenuhi dan dijaga, jangan sampai arus kas operasi lemah, apalagi minus, jangan sampai perusahaan disatu sisi memberikan
(19)
dividen dalam jumlah besar, tetapi disisi lain menghadapi problem likuiditas di internal perusahaan. Kondisi inilah yang harus dijaga oleh manajemen.
Oleh karena itu, tidak heran jika ada perusahaan yang meskipun berhasil mencatat laba bersih cukup besar tetapi tidak membagi deviden. Hal itu biasanya dilakukan demi menjaga arus kas supaya tetap dapat melakukan ekspansi usaha sesuai rencana. Untuk mencapai tujuan ini dan untuk membantu investor dan pihak lain dalam analisis arus kas, laporan arus kas harus melaporkan pengaruh operasi suatu perusahaan atas kas selama satu periode dan kenaikan atau penurunan bersih dalam kas selama suatu periode. Penggunaan laba dan arus kas operasi sebagai alat pembuatan keputusan adalah proses yang kompleks karena perlu memperhatikan informasi-informasi yang terkandung di dalamnya.
Fenomena utama dari penelitian ini adalah untuk melihat kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian yaitu karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan keadaan ekonomi perusahaan-perusahaan di Indonesia secara keseluruhan. Perusahaan manufaktur merupakan populasi yang relevan dengan tujuan dan masalah penelitian.
Tabel 1.1 menunjukkan klasifikasi jenis industri perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, sebagai berikut:
(20)
Tabel 1.1
Klasifikasi Jenis Industri
Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sampai Periode 31 Desember 2009
No. Jenis Klasifikasi Jumlah
1. Pertanian 14
2. Pertambangan 14
3. Manufaktur 170
4. Properti, real estate dan konstruksi bangunan 45 5. Infra stuktur, utilitas transportasi 24
6. Keuangan 69
7. Perdagangan 86
Total 423
Sumber:
Berdasarkan klasifikasi di atas, jenis industri yang paling mendominasi adalah manufaktur. Dengan demikian pertimbangan penelitian untuk memilih populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang selalu terdaftar di BEI dari tahun 2008 hingga tahun 2009 dengan jumlah 171 perusahaan.
ILO (International Labour Organization) menyatakan bahwa perusahaan manufaktur sejauh ini tidak terlalu terkena dampak dari krisis, meskipun mendapat tekanan terutama dari sisi eksternal, perusahaan tersebut memperlihatkan kinerja yang membaik. Perusahaan tersebut adalah sektor yang telah mengalami pertumbuhan paling dinamis sejak tahun 2007. Pertumbuhan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
(21)
Tabel 1.2
Devisa yang berasal dari perusahaan manufaktur
2007 2008
US $ 17,81 Miliar US $ 19,3 Miliar Sumber: ILO, 2009
Menurut laporan perekonomian tahun 2009 yang dibuat oleh Bank Indonesia, perusahaan tersebut merupakan pemberi devisa terbesar pertama pada tahun 2007. Data perekonomian tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1.3
Pertumbuhan PDB Indonesia
No. Sektor 2008
1. Pertanian 3,47 %
2. Pertambangan dan Penggalian 1,93 %
3. Manufaktur 21,44 %
5. Bangunan 8,53 %
6. Perdagangan, hotel dan restoran 8,93 % 7. Pengangkutan dan komunikasi 14,04 % 8. Keuangan, persewaan dan jasa 7,99 %
Produk Domestik Bruto 66,33 %
Sumber : Bank Indonesia, 2011
Meningkatnya kinerja yang baik dari perusahaan manufaktur tersebut sebaiknya dapat dipertahankan dan ditingkatkan agar tetap mampu memberikan kontribusi kepada negara. Oleh karena itu perlu dilakukan prediksi arus kas operasi masa depan perusahaan. Hal inilah yang membuat penulis ingin meneliti
(22)
kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan perusahaan tersebut.
Mufid Adi As’ad (2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah komponen arus kas (variabel ) dan laba (variabel ) mampu memprediksi arus kas masa depan (variabel Y). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa komponen arus kas operasi, investasi dan pendanaan masing-masing terbukti berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan namun pengujian komponen arus kas secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap laba, laba berpengaruh dalam memprediksi laba masa yang akan datang.
Jefri Setiawan (2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah laba (variabel ) dan arus kas (variabel ) mampu memprediksi arus kas masa depan (variabel Y). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan, namun tidak terhadap perubahan arus kas 1 tahun ke depan.
Robby Cahyadi (2006) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan earnings (variabel ) dan arus kas (variabel ) dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang (variabel Y). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa earnings lebih baik dalam memprediksi earnings di masa depan dibandingkan arus kas dalam memprediksi earnings, arus kas lebih baik dalam memprediksi arus kas di masa depan dibandingkan earnings dalam memprediksi arus kas.
(23)
Bandi dan Rahmawati (2005) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan kandungan informasi komponen arus kas (variabel ) dan laba (variabel ) dalam memprediksi arus kas masa depan (variabel Y). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa informasi earnings dan komponen arus kas merupakan informasi akuntansi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan oleh para analis keuangan, investor, dan manajer untuk menilai prospek dan kinerja perusahaan pada suatu periode.
Penelitian terdahulu memiliki perbedaan dengan penelitian ini dimana penelitian terdahulu menggunakan arus kas secara keseluruhan sebagai variabel X. Penelitian ini menggunakan kemampuan laba ( ) dan arus kas operasi ( ) untuk memprediksi arus kas operasi masa depan (Y). Peneliti menggunakan arus kas operasi karena arus kas operasi merupakan indikator utama dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 171 perusahaan yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan batasan tahun penelitian mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. Pemilihan berawal dari tahun 2008 karena tahun 2008 adalah awal pertumbuhan ekonomi setelah krisis global tahun 2007, dan berakhir pada tahun 2009 karena data keuangan perusahaan merupakan data terbaru.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
(24)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah antara lain:
1. apakah laba memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2. apakah arus kas operasi memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas
operasi masa depan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
C. Batasan Penelitian
Batasan penelitian bertujuan untuk membatasi cakupan penelitian, yaitu: 1. batasan aspek dalam penelitian ini hanya mencakup akuntansi keuangan saja
dengan menggunakan laba dan arus kas operasi untuk melihat arus kas operasi masa depan perusahaan,
2. batasan perusahaan dalam penelitian ini hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,
(25)
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:
1. untuk mendapatkan bukti empiris bahwa laba memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan,
2. untuk mendapatkan bukti empiris bahwa arus kas operasi memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau masukan mengenai kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan perusahaan dan agar dapat mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dihubungkan dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat mengetahui sejauh mana peran teori di dalam praktek,
2. bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari penelitian terdahulu.
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
a. Pengertian
Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan keuangan utama yaitu neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas (Stice dan Skousen: 2004, 12). Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu
(27)
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas.
c. Manfaat Laporan Keuangan
Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 yang menggantikan SFAC no. 1 dinyatakan manfaat laporan keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang:
1) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional,
2) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan,
3) berisi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal,
4) berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.
d. Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan 1) Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
(a) neraca, adalah laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu tanggal tertentu biasanya pada akhir tahun,
(b) laporan laba rugi, adalah laporan hasil operasi suatu entitas selama periode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun,
(28)
(c) laporan perubahan ekuitas, adalah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu entitas untuk suatu periode tertentu,
(d) laporan arus kas, adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu,
(e) catatan atas laporan keuangan, adalah catatan yang berisi informasi tambahan dan juga informasi mengenai hal-hal yang tidak terdapat dalam keempat laporan sebelumnya.
2) Karakteristik Laporan Keuangan
Agar informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan harus memiliki karakter kualitatif. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai berikut:
(a) Dapat dipahami.
Kualitas penting informasi yang ada di dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
(b) Relevan.
Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam memproses pengambilan keputusan. Informasi mempunyai kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa kini, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi
(29)
mereka masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi dipandang material kalau ada kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil atas dasar laporan keuangan.
(c) Keandalan.
Informasi juga harus andal (realiable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Unsur-unsur substansi mengungguli bentuk, netral pertimbangan sehat dan kelengkapan.
(d) Dapat dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2. Laba bersih
Laba bersih (net income atau earning) dapat diartikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian). Laba dapat didefinisikan sebagai kenaikan atau peningkatan kesejahteraan. Pengukuran laba merupakan informasi penting yang menunjukkan prestasi perusahaan dan informasi yang berguna sebagai dasar pembagian laba, kebijakan investasi, dan pembagian hasil.
SFAC nomor 8 menyatakan bahwa informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba, menaksir resiko dalam meminjam atau investasi. Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran
(30)
presensi, hasil usaha, laba dan posisi keuangan. Pengukuran laba penting untuk menentukan prestasi perusahaan dan sebagai informasi bagi pembagian dividen dan penentuan kebijakan investasi. Penghitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.
Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan probabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan (Kieso dan Weygandt, 2004: 149).
Untuk menentukan keputusan investasi, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Untuk itu perusahaan harus mampu memaksimalkan laba. Sasaran pertama perusahaan yang sering dinyatakan adalah memaksimumkan laba atau keuntungan (Rahardjo, 2007: 8).
3. Arus Kas Operasi a. Pengertian
Berdasarkan PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI 2009) jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi yang utama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan, karena itu arus kas biasanya berasal dari
(31)
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba dan rugi bersih. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus kas tersebut sebagai arus kas operasi (Dyckman, Dukes dan Davis, 2000: 554). Faktor penting dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan adalah berupa kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasionalnya (Djarwanto, 2004: 124).
b. Contoh Arus Kas Operasi
Contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI 2009) adalah sebagai berikut:
1) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,
2) penerimaan kas dari royalti, komisi, dan pendapatan lain, 3) pembayaran kas kepada karyawan,
4) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, penerimaan kas dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim anuitas dan manfaat asuransi lainnya,
5) pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan, kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,
6) penerimaan dan pembayaran dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba. Aktivitas operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka, utang dan beban akrual.
(32)
Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan.
Stice dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
1) kas masuk dari:
(a) penjualan barang dan jasa,
(b) penjualan efek yang diperdagangkan, (c) pendapatan bunga,
(d) pendapatan deviden 2) kas keluar untuk:
(a) pembelian persediaan, (b) gaji dan upah,
(c) pajak,
(d) beban bunga, (e) beban lainnya, (f) pembelian efek.
Untuk mencapai tujuan ini dan untuk membantu investor dan pihak lain dalam analisis arus kas, laporan arus kas harus melaporkan pengaruh operasi suatu perusahaan atas kas selama satu periode dan kenaikan atau penurunan bersih dalam kas selama suatu periode.
c. Pelaporan Arus Kas Operasi 1) Metode Langsung
PSAK No. 2 paragraf 18 (IAI 2009), menyatakan perusahaan disarankan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
(33)
(a) dari catatan akuntansi perusahaan, atau
(b) dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi
(c) perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan,
(d) pos bukan kas lainnya,
(e) pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Contoh perhitungan arus kas operasi dengan metode langsung:
Arus kas dari kegiatan operasi:
kas yang diterima dari pelanggan ... Rp 58.000.000 pembayaran kepada pegawai ... Rp (26.000.000) pembayaran untuk kegiatan administrasi dan
penjualan ………... Rp (12.000.000) arus kas masuk bersih dari kegiatan operasi ... Rp 20.000.000
2) Metode Tidak Langsung
Pada metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
(a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan,
(b) pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba
(34)
perusahaan assosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas dalam laba rugi konsolidasi,
(c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Contoh perhitungan arus kas operasi dengan metode tidak langsung: Arus kas dari aktivitas operasi :
laba bersih ……….. Rp 22.000.000 ditambah (dikurangi) untuk merekonsiliasi laba
bersih dan arus kas masuk operasi bersih:
kenaikan piutang usaha ……….. Rp (8.000.000) kenaikan hutang gaji ………... Rp 2.000.000 beban penyusutan ... Rp 4.000.000
arus kas masuk bersih dari kegiatan operasi … Rp 20.000.000
4. Arus Kas Operasi Masa Depan
Menurut Stice dan Skousen (2004: 28) arus kas operasi masa depan adalah arus kas operasi perusahaan di masa yang akan datang atau di periode berikutnya yang diharapkan mampu berkembang dengan baik sesuai dengan prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Kreditor berharap agar bunga dan pokok pinjamannya dibayar dengan uang kas di masa depan.
PSAK No. 2 paragraf 4 (IAI 2009) menyatakan bahwa:
Arus kas operasi masa depan adalah indikator arus kas yang paling baik dalam menilai kemampuan perusahaan di periode yang akan datang yang dibuat melalui prediksi pada tahun sebelumnya, misalnya
(35)
menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Berdasarkan pengertian diatas, arus kas operasi masa depan adalah keadaan arus kas operasi suatu perusahaan pada suatu periode yang merupakan realisasi dari usaha masa lalu yang sebelumnya telah diprediksi dengan menggunakan data-data historis.
5. Prediksi Laba dan Arus Kas
Prediksi merupakan alat bantu yang penting untuk pengambilan suatu keputusan berkaitan dengan resiko yang akan dihadapi. Adapun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probabilitas hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambilan keputusan dan variabel prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberi dasar yang lebih baik untuk perencanaan.
Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan usaha di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data yang didapat dari periode yang lalu. Likuiditas perusahaan bisa diukur dengan beberapa alat, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas jangka pendek. Peramalan kas jangka pendek ini berguna bagi pemakai internal dan eksternal.
Bagi pengguna internal seperti manajer dan auditor, peramalan arus kas operasi diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang dan di masa yang akan datang, sedangkan bagi para pemakai eksternal seperti kreditor, peramalan arus kas operasi digunakan untuk melihat kemampuan
(36)
perusahaan membayar hutang jangka pendek. Relevansi dari peramalan-peramalan ini sebagian besar bergantung pada kewajaran akurasi yang diberikan oleh analis, manajemen, atau model-model statistik (Belkaoui, 2007: 136). Investor pada khususnya dan pasar modal pada umumnya tidak akan memiliki keyakinan pada peramalan laba yang tidak akurat, dan pada akhirnya tidak akan menggunakannya. Prediksi arus kas masa depan merupakan informasi penting yang membantu pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan.
(37)
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama
Peneliti dan Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Mufid Adi As’ad (2010)
Kemampuan Informasi Komponen
Arus Kas dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan
- Arus Kas dari Aktivitas Operasi - Arus Kas dari
Aktivitas Investasi
- Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan - Laba
- Arus Kas Masa Depan
- Komponen arus kas operasi, investasi dan pendanaan masing-masing terbukti berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan namun pengujian komponen arus kas secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap laba
- Laba berpengaruh dalam memprediksi laba masa yang akan datang
2. Zeffri Setiawan
(2010)
Kemampuan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba dan Perubahan Arus Kas di Masa Mendatang
Pada Perusahaan Manufaktur Industri
Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
- Perubahan Laba - Perubahan
Piutang - Perubahan
Persediaan
- Perubahan Biaya Administrasi dan Penjualan
- Perubahan Rasio Profit Margin - Perubahan Arus
Kas
- Prediksi Laba
- Prediksi Arus Kas
Seluruh variable secara parsial berpengaruh terhadap
perubahan laba 1 tahun ke depan, kecuali variable perubahan laba.
(38)
No. Nama Peneliti
dan Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
3. Robby Cahyadi
(2006)
Kemampuan Earnings dan Arus Kas dalam
Memprediksi Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta)
- Earning tahun t atau arus kas
tahun t perusahaan
manufaktur tahun 2004. - Earning tahun
t-1 dan arus kas tahun t-1 dari perusahaan manufaktur tahun 2003
- earnings lebih baik dalam memprediksi earnings di masa depan dibandingkan arus kas dalam memprediksi earnings,
- arus kas lebih baik dalam memprediksi arus kas di masa depan dibandingkan earning dalam memprediksi arus kas,
- arus kas memberikan kemampuan prediksi inkramental terhadap arus kas.
4. Bandi dan Rahma
Wati (2005)
Kandungan Informasi Komponen Arus Kas
dan Laba dalam Memprediksi Arus
Kas Masa Depan
- Arus Kas Aktivitas Operasi
- Arus Kas Aktivitas
Investasi,
- Arus Kas Aktivitas
Pendanaan - Earning
- Arus Kas Masa Depan
Informasi earnings dan komponen arus kas merupakan informasi akuntansi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan oleh para analis keuangan, investor, dan manajer dalam menilai prospek dan kinerja perusahaan dalam suatu periode.
(39)
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penjelasan gambar:
Dari gambar diatas dapat dilihat hubungan kausal antara laba dan arus kas operasi terhadap arus kas operasi masa depan. Pengaruh hubungan antara laba dan arus kas operasi terhadap arus kas operasi masa depan dapat dilihat dari laba dan arus kas operasi tahun sebelumnya. Arus kas operasi masa depan diharapkan lebih baik dibandingkan dengan arus kas operasi tahun sebelumnya. Arus kas operasi masa depan yang lebih baik menggambarkan keberhasilan perusahaan, yang akan menarik minat investor untuk melakukan penanaman modal.
Laba Bersih Arus Kas Operasi
Arus Kas Operasi Masa Depan
(40)
2. Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2008: 49) “Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan untuk mengetahui kemampuan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan dinyatakan dalam hipotesis sebagai berikut:
: Laba mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan.
Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009) arus kas dari aktivitas operasi berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan untuk menilai kebutuhan operasional perusahaan. Hipotesis yang dapat diajukan untuk mengetahui kemampuan komponen arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan dinyatakan dalam hipotesis sebagai berikut:
: Arus kas operasi mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan.
(41)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisa kuantitatif empiris. Metode ini merupakan salah satu proses analisa data dengan menggunakan rumus-rumus matematik. Penulis menggunakan metode analisa regresi untuk mengetahui besarnya kenaikan atau penurunan secara kuantitatif dari variabel X dan variabel Y.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rancangan penelitian yang dilihat dari aspek metode pengumpulan data, dan aspek tujuan penelitian.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Alasan pemilihan perusahaan ini adalah perusahaan terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan keadaan ekonomi perusahaan-perusahaan di Indonesia secara keseluruhan. Data yang digunakan berupa data laba yang tercantum dalam laporan laba rugi perusahaan dan data arus kas operasi yang tercantum dalam laporan arus kas perusahaan.
(42)
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode penyampelan bersasaran (purposive sampling) sehingga diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan ádalah sebagai berikut:
1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,
2. perusahaan manufaktur tersebut mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari tahun 2008-2009,
3. selama periode pengamatan, perusahaan yang bersangkutan tidak mengalami kerugian.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka diperoleh sampel yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini:
(43)
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria Sampel No. Nama Perusahaan Kriteria Keterangan
1 2 3
1. AALI √ √ √ Sampel 1
2. ADES √ √ ×
3. ADRO √ × ×
4. ADMG √ √ ×
5. AISA √ √ √ Sampel 2
6. AKPI √ × ×
7. AKKU √ √ ×
8. ALMI √ × ×
9. AMFG √ × ×
10. ANTM √ √ √ Sampel 3
11. APEX √ × ×
12. APLI √ √ ×
13. AQUA √ √ √ Sampel 4
14. ARGO √ × ×
15. ARNA √ √ √ Sampel 5
16. ARTI √ √ ×
17. ASII √ √ √ Sampel 6
18. ATPK √ × ×
19. AUTO √ √ √ Sampel 7
20. BATA √ √ √ Sampel 8
21. BATI √ × ×
22. BIMA √ √ ×
23. BISI √ × ×
24. BRAM √ √ √ Sampel 9
25. BRNA √ √ √ Sampel 10
26. BRPT √ √ ×
27. BTEK √ √ ×
28. BTON √ √ √ Sampel 11
29. BUDI √ √ √ Sampel 12
30. BUMI √ √ √ Sampel 13
31. BWPT √ × ×
32. BYAN √ × ×
33. CEKA √ √ √ Sampel 14
34. CITA √ √ √ Sampel 15
35. CNKO. √ √ √ Sampel 16
36. CXSS √ × ×
37. CNTX √ √ ×
38. CPDW √ √ ×
(44)
No. Nama Perusahaan Kriteria Keterangan 1 2 3
40. CPRO √ √ ×
41. CTBN √ √ √ Sampel 17
42. CTTH √ √ √ Sampel 18
43. DAVO √ × ×
44. DEWA √ √ ×
45. DLTA √ √ √ Sampel 19
46. DOID √ × ×
47. DPNS √ √ ×
48. DSFI √ √ ×
49. DSUC √ × ×
50. DVLA √ √ √ Sampel 20
51. DINA √ √ √ Sampel 21
52. EKAD √ √ √ Sampel 22
53. ELSA √ √ √ Sampel 23
54. ENRG √ × ×
55. ERDJ √ × ×
56. ESTI √ √ ×
57. ETWA √ × ×
58. FASW √ √ √ Sampel 24
59. FPNI √ × ×
60. GDST √ × ×
61. GDYR √ √ √ Sampel 25
62. GGRM √ × ×
63. GJTL √ √ ×
64. GTBB √ × ×
65. GOZCO √ √ √ Sampel 26
66. HDTX √ × ×
67. HMSP √ √ √ Sampel 27
68. IGAR √ √ √ Sampel 28
69. IIKP √ × ×
70. IKAI √ × ×
71. IKBI √ √ √ Sampel 29
72. IMAS √ × ×
73. INAF √ √ ×
74. INAI √ √ ×
75. INCI √ √ ×
76. INCO √ √ ×
77. INDF √ × ×
78. INDR √ √ √ Sampel 30
79. INDS √ √ √ Sampel 31
80. IKPP √ × ×
(45)
No. Nama Perusahaan Kriteria Keterangan 1 2 3
82. INTP √ √ √ Sampel 32
83. ITMA √ × ×
84. ITMG √ √ √ Sampel 33
85. JECC √ × ×
86. JKSW √ √ ×
87. JPFA √ × ×
88. JPRS √ √ √ Sampel 34
89. KAEF √ √ √ Sampel 35
90. KARW √ √ ×
91. KBLM √ √ √ Sampel 36
92. KBRI √ √ ×
93. KIA √ √ √ Sampel 37
94. KKGI √ × ×
95. KBLF √ √ √ Sampel 38
96. LION √ √ √ Sampel 39
97. LMSH √ √ √ Sampel 40
98. LPIN √ √ √ Sampel 41
99. PPLS √ × ×
100. MAIN √ √ √ Sampel 42
101. MASA √ √ √ Sampel 43
102. MBAI √ × ×
103. MEDC √ √ √ Sampel 44
104. MERK √ √ √ Sampel 45
105. MITI √ √ √ Sampel 46
106. MLBI √ √ √ Sampel 47
107. MLIA √ √ ×
108. MRAT √ √ √ Sampel 48
109. MYOR √ √ √ Sampel 49
110. MYRX √ √ ×
111. MYTX √ × ×
112. NIKL √ × ×
113. NIPS √ √ √ Sampel 50
114. PAFI √ √ ×
115. PBRX √ √ ×
116. PICO √ √ √ Sampel 51
117. PKPK √ × ×
118. PAPF √ × ×
119. PRAS √ √ ×
120. PSDN √ √ √ Sampel 52
121. PTRO √ √ √ Sampel 53
122. PTSN √ √ ×
(46)
No. Nama Perusahaan Kriteria Keterangan 1 2 3
124. RDTX √ √ √ Sampel 55
125. RICY √ √ ×
126. RMBA √ √ √ Sampel 56
127. RUIS √ √ √ Sampel 57
128. SAIP √ √ ×
129. SCPI √ √ √ Sampel 58
130. SGRO √ √ √ Sampel 59
131. SIAP √ √ √ Sampel 60
132. SIMA √ × ×
133. SIMM √ × ×
134. SIPD √ √ √ Sampel 61
135. SKBM √ × ×
136. SKLT √ √ √ Sampel 62
137. SLBC √ × ×
138. SMAR √ √ √ Sampel 63
139. SMCB √ √ √ Sampel 64
140. SMGR √ √ √ Sampel 65
141. SMSM √ √ √ Sampel 66
142. SOBI √ × ×
143. SPMA √ × ×
144. PTPI √ √ ×
145. SQBI √ √ √ Sampel 67
146. SQMI √ × ×
147. SRSN √ √ √ Sampel 68
148. PSTM √ × ×
149. STTP √ √ √ Sampel 69
150. SULI √ √ ×
151. TALF √ √ ×
152. TBLA √ × ×
153. TBMS √ × ×
154. PTBA √ √ √ Sampel 70
155. PTFI √ √ ×
156. TINS √ √ √ Sampel 71
157. TIRT √ × ×
158. PKTK √ × ×
159. TOTO √ √ √ Sampel 72
160. TPJA √ × ×
161. TRST √ √ √ Sampel 73
162. TSPC √ √ √ Sampel 74
163. ULTJ √ √ √ Sampel 75
164. UNIC √ × ×
(47)
No. Nama Perusahaan Kriteria Keterangan 1 2 3
166. UNSP √ √ √ Sampel 76
167. UNTX √ √ ×
168. UNVR √ √ √ Sampel 77
169. VOKS √ × ×
170. YPAS √ √ √ Sampel 78
171. TFCO √ × ×
Sumber:
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala nominal. Data penelitian ini merupakan pooling data yaitu gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu database laporan keuangan yang tersedia di ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dan juga database Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs
Data yang digunakan berupa : 1. Informasi mengenai laba perusahaan
2. Informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi dari sumber yang digunakan, yaitu laporan keuangan auditan perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data sekunder yang diperoleh
(48)
dari media internet dengan mendownload melalui situs memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel 1. Klasifikasi Variabel
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah komponen arus kas operasi tahun t-1 dan laba tahun t-1 dari perusahaan manufaktur.
b. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah arus kas operasi masa depan tahun t dari perusahaan manufaktur.
2. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk pengukuran.
(49)
a. Variabel Bebas (X) (Independent Variable) 1) Laba ( )
Konsep variabel laba adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih tahunan setelah pajak.
2) Arus Kas Operasi (
Konsep variabel arus kas adalah menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas operasi yang positif dari kegiatan operasionalnya. Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi.
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan selisih antara penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa dengan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban (Bandi dan Rahmawati, 2005).
Arus kas operasi ini dapat diukur dalam cara:
CFO = income before depreciation- interest expense + interest revenue- taxes - Δ
WC
Keterangan :
WC (Working Capital) = perubahan dalam piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya dikurangi perubahan dalam hutang, hutang pajak, hutang lancar lainnya dan pajak yang ditangguhkan.
(50)
b. Variabel Dependen (Y)
Arus Kas Operasi Masa Depan
Konsep variabel arus kas operasi masa depan adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas operasi yang positif di masa yang akan datang. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi masa depan perusahaan. Arus kas operasi masa depan adalah keadaan arus kas operasi suatu perusahaan pada suatu periode yang merupakan realisasi dari usaha masa lalu yang sebelumnya telah diprediksi dengan menggunakan data-data historis. Variabel dependen menggunakan data laporan keuangan perusahaan periode 2008-2009.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistik spss versi 18. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi dengan terlebih dahulu melakukan pengujian statistik deskriptif.
Adapun analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif
Analisa statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran fenomena atau karakteristik data yang digunakan dalam peneltian ini. Gambaran yang disajikan berupa jumlah sampel yang diteliti, nilai rata-rata,
(51)
nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi serta distribusi data tidak harus normal.
a. N, adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian.
b. Mean, adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut.
c. Minimum, adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang terendah dari data yang ada di dalam penelitian.
d. Maksimum, adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang tertinggi dari data yang ada di dalam penelitian.
e. Standar deviasi, adalah salah satu ukuran yang diperoleh dari akar kuadrat positif variance.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini digunakan uji kolmogorov-smirnov. Menurut Erlina (2008: 102), “tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.
(52)
Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut Ghozali (2005: 110) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dan analisis grafik.
1) Analisis statistik
Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari :
a) nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,
b) nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali, 2005: 115).
2) Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(53)
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi menemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat pada tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. Nilai cuttof yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai toleransi < 0,05 atau sama dengan nilai VIF > 5 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinearitas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Erlina (2008: 106), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2004: 105). Deteksi adanya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot (Santoso, 2000: 210).
(54)
Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2004: 95). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korelasi serial adalah sebagai berikut :
1) Data observasi dimulai di situasi kelesuan, data observasi yang menaik jelas dipengaruhi oleh data sebelumnya.
2) Data tidak memasukkan variabel bebas tertentu yang sebelumnya turut mempengaruhi variabel terikat
(55)
3. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini dianalisis dengan model regresi linear sederhana untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t (t-test).
a. Analisis regresi sederhana
Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Y = a + b + e
Dimana:
Y = variabel dependen ( arus kas operasi masa depan ) a = konstanta
= variabel independen (laba bersih) b = koefisien regresi laba
e = error
2) Y = a + b + e Dimana:
Y = variabel dependen ( arus kas operasi masa depan ) a = konstanta
= variabel independen (arus kas operasi) b = koefisien regresi arus kas operasi e = error
(56)
b. Uji t (t-test)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba dan arus kas operasi bersih secara parsial terhadap kemampuannya memprediksi arus kas operasi masa depan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Ha ditolak jika < untuk α = 5% Ha diterima jika > untuk α = 5%
(57)
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dilakukan sebagai berikut: Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pencarian data awal Penyelesaian Proposal Bimbingan dan Perbaikan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Analisis Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi dan Meja Hijau
(58)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Variabel bebas (independent variabel) dari penelitian ini terdiri dari laba tahun 2008 dan arus kas operasi tahun 2008 sedangkan variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah arus kas operasi tahun 2009. Informasi data sekunder yang diperoleh dari database laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2009 dijabarkan dalam bentuk statistik pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LabaTahun2008 75 7.48 28.19 19.7362 5.33998
ArusKasOperasiTahun2008 62 8.41 28.11 20.4574 5.23418
ArusKasOperasiTahun2009 69 8.52 28.79 20.6631 5.28815
Valid N (listwise) 55
Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai minimum dan maksimum yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
a. variabel laba tahun 2008 ( ) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 75 dengan nilai minimum 7,48, nilai maksimum 28,19, mean 19,7362 dan standart deviation (simpangan baku) 5,33998.
(59)
b. variabel arus kas operasi tahun 2008 ( ) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 62 dengan nilai minimum 8,41, nilai maksimum 28,11, mean 20,4574 dan standart deviation (simpangan baku) 5,23418.
c. variabel arus kas operasi tahun 2009 (Y) memiliki jumlah sampel (N) 69 dengan nilai minimum 8,52, nilai maksimum 28,79, mean 20,6631 dan standart deviation (simpangan baku) 5,28815.
2. Uji Asumsi Klasik
Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi sederhana. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian sudah normal dan bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas serta autokorelasi. Uji asumsi klasik terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan analisis statistik dan analisis grafik.
1.) Analisis Statistik
Pengujian uji normalitas pada analisis statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
(60)
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka ditolak.
Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Variabel
Kolmogorov-Smirnov Z
Signifikansi Nilai Kritis
Kesimpulan
Laba
Arus Kas Operasi
1,351 1,089
0,052 0,187
0,05 0,05
Distribusi data normal Distribusi data normal Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada variabel laba sebesar 1,351 pada signifikansi sebesar 0,052 dan Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada variabel arus kas operasi sebesar 1,089 pada signifikansi sebesar 0,187 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansi masing-masing variabel lebih dari 0,05. Dengan demikian, uji asumsi klasik selanjutnya dapat dilakukan.
(61)
2.) Analisis Grafik
Analisis grafik dilakukan dengan grafik histogram dan grafik probably plot of standarlized residual yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.1 Histogram Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal.
(62)
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
Dari gambar grafik normal p-plot diatas terlihat titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
(63)
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi antar variabel-variabel bebas. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Infalation Factor) dan toleransi. Nilai VIF dan toleransi dari variabel-variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Variabel VIF Nilai Kritis Keterangan Laba
Arus Kas Operasi
1 1
5 5
Tidak terjadi multikonearitas Tidak terjadi multikonearitas Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, nilai VIF untuk seluruh variabel bebas yang terdiri dari laba dan arus kas operasi memiliki nilai VIF dibawah 5, dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas dalam model regresi ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut ini.
(64)
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
Dari gambar scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
(65)
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2004: 95). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.
Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin-Watson (DW-test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Dasar Pengambilan Keputusan Autokorelasi
H0 (hipotesis nol) Apabila Keputusan
Tidak ada auto korelasi + 0<d<d1 Menolak Tidak ada auto korelasi + d1<d<du Ragu-ragu Tidak ada auto korelasi - (4-d1)<d<4 Menolak Tidak ada auto korelasi - (4-du)<d<(4-d1 ) Ragu-ragu Tidak ada auto korelasi +/- du<d<(4-du) Menerima Sumber: Buku Analisis Data
Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Hipotesis Regresi Du DW 4-du Kesimpulan Laba
Arus Kas Operasi
1,6802 1,6561
2,104 2,298
2,3198 2,3439
Tidak ada auto korelasi +/- Tidak ada auto korelasi +/- Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
(66)
Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil DW hitung seluruh variabel terletak diantara du sampai 4-du , dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif pada penelitian ini.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisis regresi sederhana, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.
Analisa ini digunakan untuk melihat seberapa besar peranan laba dalam memprediksi arus kas operasi dan peranan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi. Untuk menentukan kemampuan masing-masing variabel dalam memprediksi arus kas, digunakan model umum persamaan regresi linier sederhana.
a. Analisis regresi sederhana
Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Y = a + b e
Dimana:
Y = variable dependen (arus kas operasi masa depan) a = konstanta
b = koefisien regresi laba = variable independen (laba) e = error
(67)
2) Y = a + b e Dimana:
Y = variable dependen (arus kas operasi masa depan) a = konstanta
b = koefisien regresi arus kas operasi = variable independen (arus kas operasi) e = error
Dalam penganalisaan ini, penulis menggunakan program SPSS 18.0, untuk menjawab hipotesis pertama dan hipotesis kedua. Hipotesis pertama menyatakan bahwa laba memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi di masa mendatang. Hipotesis kedua menyatakan bahwa arus kas operasi memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi di masa mendatang. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 18.0 maka dapat ditunjukkan hasil analisis regresi linier sederhana seperti terlihat pada Tabel 4.6 berikut:
(68)
TABEL 4.6
Pengujian Prediksi Arus Kas Operasi Satu Tahun ke Depan Variabel Independen Laba Arus Kas Operasi
Koefisien Korelasi 0,869 0,934
Konstanta 4,956 0,938
Koefisien Regresi 0,807 0,956
t test 14,140 19,399
Sig-t 0,000 0,000
F test 199,927 376,327
Standar Error of Estimate 2,55449 1,97362 R Square (Koefisien Determinasi) 0,755 0,872 Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
1) Kemampuan Laba Tahun 2008 dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Tahun 2009
a) Persamaan regresi linier sederhana Y = 4,956 + 0,807
Konstanta sebesar 4,956 artinya bahwa jika tidak ada laba pada tahun 2008 maka arus kas operasi tahun 2009 akan berjumlah sebesar Rp 4,956 juta. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,807 artinya bahwa setiap kenaikan laba pada tahun 2008 sebesar Rp 1 juta maka arus kas operasi pada tahun 2008 akan meningkat sebesar Rp 0,807 juta. Hasil uji signifikansi diperoleh sig-t sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa pengaruh laba tahun 2008 terhadap arus kas operasi tahun 2009 adalah signifikan.
(69)
b) Standar Error Estimasi
Standar Error Estimasi atau kesalahan prediksi sebesar 2,55449 yang nilainya lebih kecil dari standar deviasi arus kas operasi tahun 2009 yaitu sebesar 5.28815 menunjukkan bahwa kemampuan laba tahun 2008 dalam memprediksi arus kas operasi tahun 2009 mempunyai kesalahan yang lebih kecil dari penyimpangan arus kas operasi itu sendiri, artinya laba tahun 2008 dapat digunakan untuk memprediksi arus kas operasi tahun 2009.
c) Koefisien Determinasi ( )
Hasil koefisien determinasi atau R square adalah sebesar 75,5%. Artinya besarnya pengaruh laba tahun 2008 terhadap arus kas operasi tahun 2009 sebesar 75,5%. Angka ini sangat besar sehingga bisa disimpulkan terdapat hubungan sebab akibat antara laba tahun 2008 dengan besarnya arus kas operasi tahun 2009.
2) Kemampuan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Tahun 2009
a) Persamaan regresi linier sederhana Yt = 0,938 + 0,956
Konstanta sebesar 0,938 artinya bahwa jika tidak ada arus kas operasi pada tahun 2008 maka arus kas operasi tahun 2009 akan berjumlah sebesar Rp 0,938 juta. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,956 artinya bahwa setiap kenaikan arus kas operasi pada tahun 2008
(70)
sebesar Rp 1 juta maka arus kas operasi pada tahun 2009 akan meningkat sebesar Rp 0,956 juta. Hasil uji signifikansi diperoleh sig-t sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa pengaruh laba tahun 2008 terhadap arus kas operasi tahun 2009 adalah signifikan.
b) Standar Error Estimasi
Standar Error Estimasi atau kesalahan prediksi sebesar 1,97362 yang nilainya lebih kecil dari standar deviasi arus kas operasi tahun 2009 yaitu sebesar 5.28815 menunjukkan bahwa kemampuan arus kas operasi tahun 2008 dalam memprediksi arus kas operasi tahun 2009 mempunyai kesalahan yang lebih kecil dari penyimpangan arus kas operasi itu sendiri, artinya arus kas operasi tahun 2008 dapat digunakan untuk memprediksi arus kas operasi tahun 2009.
c) Koefisien Determinasi ( )
Hasil koefisien determinasi atau R square adalah sebesar 87,2%. Artinya besarnya pengaruh arus kas operasi tahun 2008 terhadap arus kas operasi tahun 2009 sebesar 87,2%. Angka ini sangat besar sehingga bisa disimpulkan terdapat hubungan sebab akibat antara arus kas operasi tahun 2008 dengan besarnya arus kas operasi tahun 2009.
Dari kedua analisis regresi linier sederhana diperoleh kesimpulan bahwa baik laba maupun arus kas operasi memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi satu tahun ke depan. Namun demikian jika dilihat dari koefisien determinasi menunjukkan bahwa laba
(71)
memberikan pengaruh (75,5%) yang lebih kecil dibandingkan dengan arus kas operasi (87,2%). Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “arus kas operasi memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan” dapat diterima daripada hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “laba memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan”.
b. Uji t (t-test)
Untuk menentukan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat di gunakan uji t. Ada dua hipotesis yang akan di uji dengan uji t.
: Laba memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan arus kas operasi masa depan
: Arus kas operasi memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan arus kas operasi masa depan.
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan ketentuan:
• Jika t-hitung < t-tabel α = 0,05, maka dan ditolak.
(72)
Tabel 4.7 Uji Statistik t
Coefficientsa
Variabel t t hitung Signifikansi Nilai Kritis Keterangan Laba
Arus Kas Operasi
14,140 19,399
2,000 2,000
0,000 0,000
0,05 0,05
Berpengaruh secara positif Berpengaruh secara positif Sumber: Hasil olahan dari SPSS, 2011
Dari hasil estimasi regresi pada table 4.5 diatas diketahui nilai t hitung sebagai berikut:
1) Laba memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t-hitung diperoleh sebesar 14,140. Nilai t-hitung ini lebih besar dari nilai t-tabel (14,140 > 2,000). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa diterima atau laba memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
2) Arus kas operasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t-hitung diperoleh sebesar 19,399. Nilai t-hitung ini lebih besar dari nilai t-tabel (19,399 > 2,000). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa diterima atau arus kas operasi memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Dari kedua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, namun, variabel arus kas operasi memiliki kemampuan yang lebih besar dari pada laba dalam memprediksi arus kas operasi masa
(1)
Lampiran 10 (Lanjutan)
(2)
(3)
Lampiran 11
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Laba
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.956 1.161 4.268 .000
LabaTahun2008 .807 .057 .869 14.140 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: ArusKasOperasiTahun2009
Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Arus Kas Operasi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .938 1.036 .905 .369
ArusKasOperasiTahun2008 .956 .049 .934 19.399 .000 1.000 1.000
(4)
(5)
Lampiran 13
HASIL UJI AUTOKORELASI
Hasil Uji Autokorelasi Variabel Laba
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
dimension0 1 .869 a
.755 .751 2.55449 2.104
a. Predictors: (Constant), LabaTahun2008
b. Dependent Variable: ArusKasOperasiTahun2009
Hasil Uji Autokorelasi Variabel Arus Kas Operasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
dimension0 1 .934 a
.872 .870 1.97362 2.298
a. Predictors: (Constant), ArusKasOperasiTahun2008 b. Dependent Variable: ArusKasOperasiTahun2009
(6)
Lampiran 14
HASIL UJI HIPOTESIS
UJI t untuk variabel Laba
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.956 1.161 4.268 .000
LabaTahun2008 .807 .057 .869 14.140 .000
a. Dependent Variable: ArusKasOperasiTahun2009
UJI t untuk variabel Arus Kas Operasi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .938 1.036 .905 .369
ArusKasOperasiTahun2008 .956 .049 .934 19.399 .000