Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011

OLEH

DEDE DELVIS SAHERA 090503004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan

Dede Delvis Sahera 090503004


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Azhar Maksum., MM., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM,Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan masukan yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi.

5. Ibu Hj. Dra. Nurzaimah, MM, Ak., selaku dosen pembaca yang telah membantu penulis melalui kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.


(4)

6. Semua staf karyawan FE USU terkhusus Departemen Akuntansi. Bang Sugeng, Kak Dame, Kak Raya dan staf yang lain, yang telah membantu menyiapkan segala administrasi dan keperluan penulis.

7. Dan secara khusus penulis mempersembahkan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tersayang, M. Daud Z dan Darus Mardiana, serta kepada abang tercinta Dede dan adik tersayang Dede Safitri Millenia yang tidak pernah jenuh dan selalu sabar dalam memberikan doa, dukungan, perhatian dan saran kepada penulis.

8. Kepada Ahmad Fadli Polem, ST.,yang selalu setia memberikan dukungan, motivasi dan senyuman kepada penulis demi kelancaran penyelesaian skripsi ini. Juga kepada teman-teman di Fakultas Ekonomi khususnya Akuntansi 2009 yang selalu memberikan motivasi dan informasi, Mari kita lanjutkan perjuangan ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, Penulis,

Dede Delvis Sahera 090503004


(5)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh komponen laporan laba rugi (laba bersih per saham dan laba kotor per saham) dan komponen arus kas (arus kas dari aktivitas operasi per saham dan arus kas dari aktivitas investasi per saham) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistic yaitu analisis regresi linear berganda. Metode penggambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba bersih per saham sebagai X1, laba

kotor per saham sebagai X2, arus kas dari aktivitas operasi per saham sebagai X3

dan arus kas dari aktivitas investasi per saham sebagai X4, serta return saham

sebagai variabel Y dengan total sampel per tahun sebanyak 18 perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (X1, X2, X3, X4)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel Laba Kotor per saham yang berpengaruh signifikan terhadap

Return saham. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh variabel independen yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya Return saham.

Kata Kunci: return saham, laba bersih per saham, laba kotor per saham, arus kas dari aktivitas operasi per saham, arus kas dari aktivitas investasi per saha.


(6)

ABSTRACT

THE ANALYSIS EFFECT OF INCOME AND CASH FLOW COMPONENTS TO STOCK RETURN IN MANUFACTUR CONSUMERS GOODS

INDUSTRY COMPANY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXECHANGE (IDX) IN THE PERIOD 2009-2011

This study analyzed the influence of income components (gross profit and net profit) and cash flow components ( cash flows from operating activities and cash flows from investing activities) to stock returns in consumers goodS industry company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX).

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are net profit per share as X1 variable, gross profit per share as X2 variable, cash flows from operating activities per share as X3 variable, cash flows from investing activities per share as X4 variable and stock returns as Y variable consist of the 18 firm.

The results showed that the independents variable (X1, X2, X3,X4) does not have a significant effect on the dependents variable (stock returns) in all at coice. While the parsial, the results showed that net income per share is the only variables which have a significant influence on stock returns. This, it can be concluded that thewhole of independent variables which is tested can’t be used all at once to determine the stock Return.

Keyword: stock return, net profit per share, gross profit per share, cash flows from operating activities per share, cash flows from investing activities per share.


(7)

DAFTAR ISI Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) ... 9

2.1.2 Teori Asimetri Informasi ... 10

2.1.3 Laporan Laba Rugi ... 11

2.1.3.1 Laba Kotor... ... 12

2.1.3.2 Laba Bersih. ... 13

2.1.4 Laporan Arus Kas ... 13

2.1.2.1 Arus Kas Operasi... .. 14

2.1.2.2Arus Kas Investasi ... 14

2.1.5 Return Saham ... 16

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 20

2.4 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.5 Jenis dan Sumber Data... 31

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.7 Metode Analisis Data ... 32

3.7.1 Statistik Deskriptif ... 32

3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 32


(8)

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas ... 34

3.7.2.3 Uji Heterokedasitas ... 35

3.7.2.4 Uji Autokorelasi ... 36

3.8 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37

3.8.1 Model Regresi Linear Berganda ... 37

3.8.2 Koefisien Determinasi ... 39

3.8.3 Uji Serempak (f-test)... 40

3.8.4 Uji Parsial (t-test) ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 42

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 42

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 45

4.2.2.2 Uji Multikoliniearitas ... 50

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 56

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 58

4.2.3.1 Model Regresi Linear Berganda ... 58

4.2.3.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 61

4.2.3.3 Uji Serempak (F-test) ... 63

4.2.3.4 Uji Parsial (T-test) ... 64

4.3 Hasil Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Keterbatasan Penelitian... 73

5.3 Saran ... 74


(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

3.1 Jadwal Penelitian... 25

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 26

3.3 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 29

3.4 Daftar Sampel Penelitian ... 30

4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 41

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 43

4.3 Uji Normalitas Sebelum Trimming ... 45

4.4 Uji Normalitas Setelah Trimming ... 47

4.5 Uji Multikolinearitas ... 51

4.6 Coefficients Correlations ... 52

4.7 Hasil Uji Gleiser Heteroskedastisitas ... 55

4.8 Hasil UjiAutokorelasi ... 57

4.9 Hasil Analisis Regresi ... 59

4.10 Casewise Diagnostics ... 61

4.11 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 62

4.12 Hasil Uji F ... 63


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 20

4.1 Grafik Histogram ... 48

4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Data variabel Penelitian SebelumTrimming ... 78 2. Data Variabel Penelitian SetelahTrimming ... 83 3. Tabel Hasil Penelitian ... 88


(12)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh komponen laporan laba rugi (laba bersih per saham dan laba kotor per saham) dan komponen arus kas (arus kas dari aktivitas operasi per saham dan arus kas dari aktivitas investasi per saham) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistic yaitu analisis regresi linear berganda. Metode penggambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba bersih per saham sebagai X1, laba

kotor per saham sebagai X2, arus kas dari aktivitas operasi per saham sebagai X3

dan arus kas dari aktivitas investasi per saham sebagai X4, serta return saham

sebagai variabel Y dengan total sampel per tahun sebanyak 18 perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (X1, X2, X3, X4)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel Laba Kotor per saham yang berpengaruh signifikan terhadap

Return saham. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh variabel independen yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya Return saham.

Kata Kunci: return saham, laba bersih per saham, laba kotor per saham, arus kas dari aktivitas operasi per saham, arus kas dari aktivitas investasi per saha.


(13)

ABSTRACT

THE ANALYSIS EFFECT OF INCOME AND CASH FLOW COMPONENTS TO STOCK RETURN IN MANUFACTUR CONSUMERS GOODS

INDUSTRY COMPANY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXECHANGE (IDX) IN THE PERIOD 2009-2011

This study analyzed the influence of income components (gross profit and net profit) and cash flow components ( cash flows from operating activities and cash flows from investing activities) to stock returns in consumers goodS industry company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX).

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are net profit per share as X1 variable, gross profit per share as X2 variable, cash flows from operating activities per share as X3 variable, cash flows from investing activities per share as X4 variable and stock returns as Y variable consist of the 18 firm.

The results showed that the independents variable (X1, X2, X3,X4) does not have a significant effect on the dependents variable (stock returns) in all at coice. While the parsial, the results showed that net income per share is the only variables which have a significant influence on stock returns. This, it can be concluded that thewhole of independent variables which is tested can’t be used all at once to determine the stock Return.

Keyword: stock return, net profit per share, gross profit per share, cash flows from operating activities per share, cash flows from investing activities per share.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Investor merupakan pelaku pasar yang berperan penting di pasar modal. Salah satu pilihan berinvestasi di pasar modal adalah investasi dan penanaman modal dalam bentuk saham yang merupakan pemilikan atau pembelian saham-saham perusahaan terbuka oleh para investor dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan (return) sebagai keuntungan. Dalam pasar modal, perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus akan mempunyai kesempatan yang relatif besar untuk mendapatkan dana dari masyarakat dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempunyai prospek yang jelas.

Pasar modal berperan penting dalam perekonomian suatu Negara, seperti di Indonesia, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana

(investor) atau disebut sebagai lembaga perantaraan (intermediaries). Sedangkan fungsi keuangan maksudnya reward bagi investor atas hasil investasinya yang berupa keuntungan untuk memaksimalkan kekayaan. Sebelum bertransaksi di pasar modal, para investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan sahamnya di bursa efek.


(15)

Dengan adanya pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena melalui pasar modal pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan

(return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal banyak sekali menyediakan informasi yang tersedia bagi para investor. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam mengambil keputusan. Salah satu bentuk investasi yang dilakukan investor adalah membeli saham, dengan harapan akan memperoleh

return baik berupa dividen maupun capital gain.

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan yang sangat penting bagi investor dan sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam laporan keuangan perusahaan dapat digunakan para investor untuk memprediksi dan menilai sekuritas saham. Sekuritas saham sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh besarnya aliran imbal hasil (return) yang akan diperoleh perusahaan dimasa mendatang. Agar suatu keputusan investasi dapat memuaskan investor, maka diperlukan adanya suatu analisis sekuritas dalam upaya melakukan pendapatan harga efek wajar.

Dengan demikian investor harus mampu menyusun prakiraan harga sekuritas saham yang akan dibeli maupun dijual dari informasi laporan keuangan perusahaan yang ada. Agar harga tersebut dapat mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya. Para investor yang bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal apabila terdapat perasaan aman akan berinvestasi dari tingkat return yang


(16)

diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman yang diperoleh investor karena memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Disisi lain return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suati investasi (Linda:2005 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).

Menurut PSAK, No 1 (IAI 2009) jika seorang investor mengambil keputusan bisnis, maka salah satu perkembangannya dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak luar.

Laporan keuangan menggambarkan kinerja suatu perusahaan yang merupakan hasil dari serangkaian proses. Salah satu ukuran kinerja tersebut adalah laba. Menurut PSAK No.25 menyatakan pentingnya informasi laba secara tegas bahwa laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Bentuk tindakan lain dalam pengungkapan laporan keuangan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut PSAK No.2 (IAI 2009) laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih


(17)

entitas, struktur keuangan dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.

Alasan peneliti menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi adalah, berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa semua sektor saham dapat tumbuh baik pada 2013. Apalagi sektor konsumsi karena kenaikan jumlah kelas menengah. Artinya perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi relatif yang diuntungkan. Berdasarkan ‘consumer confidence index’ hasil survey dari Danareksa Research Institute, menunjukkan bahwa index kepercayaan konsumen sedang tinggi-tingginya. Selain itu, di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menunjukkan perkembangan yang sangat baik dengan kenaikan sebesar 11,5 persen sepanjang awal 2013. Berada diurutan ketiga setelah Filipina dan Jepang.

Selain itu, pertimbangan lainnya sehingga peneliti menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi memiliki sifat inelastis artinya persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dibanding persentase perubahan harga.

Beberapa penelitian telah menghubungkan antara komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas terhadap return saham, antara lain, Watson dan Wells (2005) dalam Mohsen Destgir, et all (2010) meneliti hubungan antara berbagai pendapatan dengan tingkat pengembalian saham di Bursa Efek Australia. Mereka melaporkan bahwa untuk memperoleh keuntungan perusahaan, laporan laba rugi ditemuka n lebih erat kaitannya dengan tingkat pengembalian saham dibandingkan laporan arus kas. Namun pada perusahaan yang memperoleh kerugian, mereka


(18)

menemukan bahwa baik laporan laba rugi maupun laporan arus kas menangkap kinerja perusahaan dengan baik. Sidik Cahyasucin (2008) , yang membuktikan adanya pengaruh informasi laba akuntansi terhadap cuummulative abnormal return. Hal tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan nilai perusahaan dimasa yang akan datang.

Penelitian Hardian Hariono Sinaga (2010), yang meneliti tentang analisis pengaruh total arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi terhadap return saham. Hasil pengujian yang diperoleh bahwa ada pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas operasional terhadap Expected Return Saham, secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus kas investasi terhadap

Expected Return saham, secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus kas pendanaan terhadap Expected Return saham, secara parsial ada pengaruh yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap Expected Return saham, secara parsial dan ada pengaruh yang signifikan dan positif antara ukuran perusahaan (Size) terhadap Expected Return saha, secara parsial.

Penelitian selanjutnya Martha Anna Siagian (2011), yang meneliti tentang analisis pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI, dengan variabel independen: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. hasil penelitian ini yang diperoleh adalah keempat variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi,


(19)

arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan.

Penelitian lainnya oleh Ninna Danniati dan Suhairi (2006) menganalisis pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor, dan size

perusahaan terhadap expected return saham. penelitian ini menggunakan variabel independen berupa arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan,laba kotor, dan size perusahaan. Variabel dependen berupa expected return. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap expected return saham, arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh negatif terhadap expected return saham, laba kotor berpengaruh positif terhadap expected return saham dan size perusahaan berpengaruh negatif terhadap expected return saham.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu menunjukkan inkonsistensi, sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul: “Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktus Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah:


(20)

1. Apakah komponen laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba Bersih per saham) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham?

2. Apakah komponen arus kas (Operasi per saham dan Investasi per saham) secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham?

3. Apakah secara serempak komponen laporan laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba Bersih per saham) dan komponen arus kas (Operas per saham dan Investasi per saham) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham?

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh pengaruh positif dan signifikan komponen laba rugi (Laba Kotor Per saham dan Laba Bersih per saham) terhadap return saham.

2. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh positif dan signifikan komponen arus kas (Operasi per Saham dan Investasi per Saham) terhadap return saham.

3. Untuk mengetahui secara serempak pengaruh positif dan signifikan komponen laba rugi (Laba Kotor Per saham dan Laba Bersih per saham) dan komponen arus kas (Operasi per Saham dan Investasi per Saham) terhadap return saham.


(21)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Peneliti

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis tentang pasar modal dan yang berkaitan dengan pengaruh komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas terhadap return saham.

2. Investor

Penelitian ini diharapkan membantu investor untuk mengetahui kondisi kinerja perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011. Dan membantu investor dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham yang kemudian diharapkan memperoleh pendapatan

(return).

3. Perusahaan

Diharapkan menjadi alat bantu untuk menilai apakah penerbitan laporan keuangan memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan.

4. Peneliti Lain

Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang yang sama.


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun dimasa akan datang. Informasi yang akurat, tepat waktu, dan lengkap sangat dibutuhkan investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news).

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).

Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan


(23)

keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.

Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya analisis terhadap laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.

2.1.2 Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information Theory)

Menurut Husnan (2003 : 325) dalam Martha Anna Siagian (2011), mengatakan Assymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi di mana manajer memiliki yang berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi atau prospek perusahaan dari pada yang dimiliki


(24)

investor. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu caranya adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidapastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang, dengan demikian penerbitan laporan arus kas dan laporan laba rugi sebagai salah satu bagian dari laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.

2.1.3 Laporan Laba Rugi

Menurut Warren Reeve Fess (2006 : 25) “Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept)”.

Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).

Beberapa tujuan khusus yang lebih rinci dari laporan laba rugi antara lain (Faisal Abdullah: 2004 dalam Wenny Wijayanti: 2012) :

1. Untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba. 2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan


(25)

3. Penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta pedoman pengambilan keputusan manajerial dimasa yang akan datang.

4. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen. 5. Penggunaan laba sebagai dasar pengenaan pajak, sebagai alat

pengawasan perusahaan yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penggunaan laba sebagai sarana bagi para ekonom untuk mengevaluasi sumber daya.

2.1.3.1 Laba Kotor

Yang dimaksud dengan laba kotor adalah selisih antara hasil penjualan dan harga pokok penjualan. Meskipun untuk menghitung laba dari operasi, laba kotor tersebut masih harus dikurangi dengan biaya-biaya operasi (biaya penjualan, biaya administrasi, dan biaya umum), namun laba kotor perlu mendapat perhatian yang cukup. Dalam perusahaan yang sudah berjalan lancar biasanya terdapat hubungan yang stabil antara laba kotor dan hasil penjualan bersih (D.Hartanto : 1981).

Analisis laba kotor merupakan proses analisa yang berkelanjutan dan harus dilaksanakan dengan efektif. Analisa laba kotor ini dapat dilakukan seperti melakukan analisis biaya standar dimana setiap perbedaan akan segera diketahui. Laba kotor sering juga disebut dengan Gross Margin yang merupakan kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan (Kusnadi,dkk: 2001: 189).


(26)

2.1.3.2 Laba Bersih

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002 : 67) “laba bersih mencerminkan semua pos laba dan rugi selama satu periode, kecuali koreksi masa lalu”. Koreksi masa lalu disajikan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba yang ditahan.

Berdasarkan PSAK No.25 paragraf 08 (2007) menyatakan: “Biasanya semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut, termasuk juga pos luar biasa dan dampak perubahan estimasi akuntansi. Tetapi dalam keadaan tertentu mungkin diperlukan untuk mengeluarkan unsur-unsur tertentu dari laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pernyataan ini menyangkut dua kondisi tertentu: koreksi atas kesalahan yang mendasar dan dampak perubahan kebijakan akuntansi .

2.1.4 Laporan Arus Kas

Menurut PSAK No.2 (IAI 2009) “laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih entitas, struktur keuangan dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah”.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (1999 : 217) “tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya untuk:

1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang.

2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen, dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.

3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.


(27)

4. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

2.1.4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities). Arus kas umumnya berasal dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas operasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2 paragraf 14, 2009) antara lain:

1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain-lain;

3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; 4. Pembayaran kas kepada karyawan;

5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi;

6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus;

7. Penerimaan atau pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdaganganl

2.1.4.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Menurut Warren Reeve Fess (2006 : 28) “Arus kas dari aktivitas investasi melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan aktiva tetap atau permanen”. Aktivitas investasi juga


(28)

termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman.

Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan arus kas dari aktivitas investasi menurut menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2 paragraf 16, 2009) antara lain:

1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri;

2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain;

3. Pembayaran kas untuk membeli instrument utang atau instrument ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);

4. Kas yang diterima dari penjualan instrument utang dan instrument ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);

5. Uang muka atau pinjaman yang diberikan kepada pihak lain(selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

7. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan

swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan


(29)

8. Pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts

kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;

2.1.5 Return Saham

Menurut Jogiyanto (2000) dalam Wenny Wijayanti (2012)” return

merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil investasinya”. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi pada suatu perusahaan meliputi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan tersebut.

Menurut Abdul Halim (2005) dalam Wenny Wijayanti (2012) , komponen pengembalian (return) meliput i:

1. Untung atau rugi modal (capital gain/loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investasi yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.

2. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik. Misalnya berupa dividen atau bunga yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan.

Menurut Jogiyanto (2003 : 109), return dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Return Realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dari risiko dimasai datang.


(30)

Return exspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,

return exspektasi sifatnya belum terjadi.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas terhadap return saham antara lain:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

Mohsen Destgir, Hossein S. Sajadi, Omid M.Akhgar (2010) Pengaruh Komponen Laporan laporan laba rugi dan komponen laporan arus kas terhadap return saham

Variabel independen: Laba Kotor, Laba Operasi, Laba sebelum Pajak, Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Arus kas Pengembalian Investasi dan Penerimaan Hutang, Arus Kas Penerimaan Pajak dan Arus kas Pendanaan.

Variabel Dependen: Return Saham

menunjukkan bahwa antara komponen laporan laba rugi, laba bersih dan diantara komponen laporan arus kas, arus kas dari kegiatan investasi memiliki hubungan yang kuat dengan return saham. namun, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara return saham dan komponen laporan laba rugi yang cukup signifikan terhadap arus kas.

Hardian Hariono Sinaga (2010)

Analisis pengaruh total arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi terhadap return saham

Variabel independen: Total Arus kas, Arus kas dari aktivitas operasi, Arus kas dari aktivitas investasi, Arus kas dari aktivitas pendanaan, dan Laba Akuntansi

Menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas operasional terhadap

expected return saham secara parsial; tidak


(31)

Variabel Dependen: Return Saham

ada pengaruh yang signifikan antara arus kas investasi terhadap

expected return saham secara parsial; tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus

kas pendanaan terhadap expected

return saham secara parsial; ada pengaruh yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap

expected return saham secara parsial; dan ada

pengaruh yang signifikan dan positif

antara ukuran perusahaan (size)

terhadap expected return saham secara parsial. Sidik Cahyasucin (2008) Pengaruh hubungan informasi laba, komponen arus kas, dan ukuran perusahaan terhadap cummulative abnormal return pada perusahaan Food and Bevareges, Apparel

and Other Textile Products, dan Automotive and Allied Products

yang terdaftar di BEI tahun 2004-2005

Variabel Independen: Laba akuntansi, Arus kas dari aktivitas Operasi, Arus kas dari aktivitas Investasi, Arus kas dari aktivitas pendanaan dan Ukuran perusahaan.

Variabel Dependen:

cummulative Abnormal Return (CAR).

menunjukkan bahwa peningkatan laba dan arus kas investasi berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan

cummulative

abnormal return.

Penelitian ini gagal menjelaskan pengaruh arus kas operasi, arus kas pendanaan dan ukuran perusahaan terhadap cummulative abnormal return. Hal ini mengindikasikan bahwa investor lebih memilih informasi yang terkandung dalam laba dan arus kas investasi dalam mengambil keputusan


(32)

daripada informasi yang terkandung dalam arus kas operasi, arus kas pendanaan, dan ukuran perusahaan.

Martha Anna Siagian (2011)

Analisis pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan

industry dasar dan

kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009

Variabel Independen: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan. Variabel Dependen: Harga Saham. menunjukkan bahwa keempat variabel independen berpengrauh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas

dari aktivitas pendanaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham,

sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan. Ninna Daniati dan Suhairi (2006) Pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor, dan size

perusahaan

terhadap expected return saham pada perusahaan

industry textile Mill Products, Apparel and Other Textile

Variabel Independen: Arus kas dari aktivitas Operas, Arus kas dari aktivitas Pendanaan, Arus kas dari aktivitas Investasi, Laba Kotor, dan size perusahaan.

Variabel Dependen:

Expected Return Saham

menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap

expected return

saham. laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected

return saham. size

perusahaan


(33)

Products, dan

Automotive and Allied Products

yang terdaftar di BEJ tahun 1998-2004

yang signifikan terhadap expected

return saham. sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap

expected return

saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari pola hubungan antara variabel yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

H1 H2 H3 Gambar 2.1 H3 Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Laba Kotor Perusahaan per saham

Laba Bersih Perusahaan Per saham

Arus kas Operasi Perusahaan Per saham Arus Kas Investasi Perusahaan Per saham

R E T U R N S A H A M (Y) Komponen laporan Laba Rugi

Komponen Arus Kas

Laba Bersih Persaham (X1)

Laba Kotor Persaham (X2)

Arus Kas Operasi Persaham (X3)

Arus Kas Investasi Persaham (X4)


(34)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan hubungan kausal antara laba kotor per saham, laba bersih per saham, arus kas dari aktivitas operasi per saham, dan arus kas dari aktivitas investasi per saham terhadap return saham. Kerangka konseptual ini dapat berguna bagi para investor dalam memprediksi dan meramalkan return

saham dengan menfaatkan informasi yang berkaitan dengan pengaruh komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas.

Komponen laporan laba rugi terdiri dari laba kotor dana laba bersih, yang menggambarkan keefesiensian kinerja suatu perusahaan. Komponen laporan laba rugi tentunya memiliki hubungan yang positif terhadap return saham. Karena semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula return sahamnya. Febrianto (2005) dalam Ninna Daniati dan Suhairi (2006) menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham.

Komponen Laporan arus kas terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Namun, dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas dari aktivitas investasi. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan pendapatan utama yang oleh perusahaan diharapkan bernilai positif (surplus) dari tahun ke tahun. Arus kas operasi yang surplus dapat menambah pemasukan bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden yang cukup besar


(35)

bagi para pemegang sahamnya yang akan meningkatkan harga saham perusahaan dan tentunya berpengaruh terhadap tingkat pengambilan (return) saham.

Arus kas dari aktivitas investasi berkaitan dengan perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) yang dilakukan oleh perusahaan serta bentuk investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas yang mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran jasa sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa yang akan dating. (Miller dan Rock:1985 dalam Ninna Daniati dan Suhairi 2006) melakukan pengujian mengenai pengaruh investasi pada return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru.

2.4 Hipotesis

Menurut Erlina (2011 : 41) “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Dari kerangka teoritis yang telah diuraikan di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Komponen laporan laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba

Bersih per saham) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.


(36)

H2 : Komponen arus kas (Arus kas Operasi per saham dan Arus kas

investasi per saham) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

H3 : Komponen laporan laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba

Bersih per saham) dan komponen arus kas (Arus Kas dari

aktivitas Operasi per saham dan Arus Kas dari Aktivitas Investasi per saham) secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal yang berguna untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dengan lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003 : 30). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: laba bersih per saham, laba kotor per saham, arus kas dari aktivitas operasi per saham, dan arus kas dari aktivitas investasi per saham sebagai variabel independen. Sebagai variabel dependen adalah return saham.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengajuan proposal dilakukan pada minggu ketiga bulan Januari 2013 dan disetujui departemen akuntansi pada minggu terakhir Februari 2013. Bimbingan proposal berlangsung selama dua bulan. Peneliti membutuhkan waktu 1 bulan untuk mengumpulkan dan mengolah data karena peneliti harus mengunduh seluruh laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Setelah mengolah data perusahaan, peneliti mendiskusikan hasilnya yaitu melalui bimbingan skripsi pada Juni.


(38)

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004 : 62) “definisi operasional adalah bagian dari riset yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset”. Dengan definisi operasional, peneliti dapat mengumpulkan, mengukur, atau menghitung informasi melalui logika empiris.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen

Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed couse variabel) dari variabel dependen, yaitu varibel yang diduga sebagai akibat presumed effect variabel. Variabel independen

Tahap penelitian

Jan Feb Mar April Mei Juni

Pengajuan Judul Penyetujuan Proposal Penyelesaian Proposal Bimbingan Skripsi Penulisan Skripsi Penyelesaian Skripsi


(39)

juga dapat disebut sebagai varibel yang mendahului (antecendent variabel)

dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi (consequent variabel). Variabel ini juga sering disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus, dan predictor (Erlina, 2011 : 37). Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Laba Bersih Per saham (X1), Laba Kotor Per saham (X2), Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Persaham (X3), dan Arus Kas dari Aktivitas Investasi Per saham (X4).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat atau variabel tak bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen (Erlina,2011:36). Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Retunr Saham.

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran

Laba Bersih per saham (X1)

hasil penambahan laba operasi dengan

pendapatan diluar operasi serta pengurangan

dengan beban di

Nilai Laba Kotor Per saham.


(40)

luar operasi setelah dibagikan dengan jumlah saham. yang diperoleh dari laporan laba rugi.

Laba Kotor Per saham (X2)

selisih pendapatan perusahaan dengan harga pokok penjualan setelah dibagikan dengan jumlah saham yang

berasal dari laporan laba rugi

Nilai Laba Bersih Per saham.

Rasio

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Per saham (X3)

Arus kas dari aktivitas operasi diproksikan

dengan total arus kas aktivitas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan setelah dibagikan dengan jumlah saham

Nilai Arus Kas Aktivitas Operasi Per saham

Rasio

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Per saham (X4)

Arus kas dari aktivitas investasi diproksikan

dengan total arus kas aktivitas investasi yang terdapat di dalam laporan arus kas perusahaan setelah dibagikan dengan jumlah saham

Nilai Arus Kas Investasi Per saham

Rasio

Return Saham (Rt) Rit =

Selisih bersih antara harga saham penutupan tahun berjalan dan harga saham penutupan tahun


(41)

lalu setelah dibagikan dengan harga saham penutupan tahun lalu.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2011 : 80) “Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 dengan interval 1 tahun. Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina 2011 : 81).

Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Purposive sampling

(sampling bertujuan) adalah pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan (judgment) atau berdasarkan kuota tertentu.

Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel menggunakan purposive sampling mempunyai kriteria sebagai berikut:


(42)

1. Perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama tahun 2009, 2010, dan 2011.

2. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan berakhir pada tanggal 31 Desember pada periode 2009, 2010, dan 2011.

3. Perusahaan tersebut aktif memperdagangkan sahamnya di BEI selama periode 2009, 2010, dan 2011.

4. Perusahaan yang diteliti selama pengamatan adalah perusahaan yang memiliki data lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu laporan arus kas dan laporan laba rugi.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, terdapat 18 perusahaan atau emiten yang akan digunakan atau dijadikan sampel dalam penelitian ini dari 32 populasi perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia dengan 54 unit analisis (18 x 3 tahun).

Tabel 3.3

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kode Nama Perusahaan Kriteria No

Sampel

1 2 3 4

1 ADES Akasha Wira International Tbk 1

2 AQUA Aqua Golden Mississipi Tbk - - - -

3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 2

4 DAVO Davomas Abadi Tbk - -

5 DLTA Delta Djakarta Tbk -

6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 3


(43)

8 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 4

9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 5

10 SKBM Sekar Bumi Tbk - - -

11 SKLT Sekar Laut Tbk -

12 STTP Siantar Top Tbk -

13 AISA Tiga pilar Sejahtera Food Tbk 6

14 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 7

15 RMBA Bantoel International Investama Tbk 8

16 GGRM Gudang Garam Tbk 9

17 HMSP H.M Sampoerna Tbk 10

18 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 11

19 INAF Indofarma Tbk - -

20 KLBF Kalbe Farma Tbk 12

21 KAEF Kimia Farma Tbk 13

22 MERK Merck Tbk - -

23 PYFA Pyridamfarma Tbk 14

24 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk - -

25 SQBB Taisho pharmaceutical Indonesia tbk -

26 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk -

27 TCID Mandom Indonesia Tbk 15

28 MRAT Mustika Ratu Tbk

-29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 16

30 KICI Kedaung Indah Can Tbk 17

31 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 18 32 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk -

Tabel 3.4

Daftar Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Kriteria No

Sampel

1 2 3 4

1 ADES Akasha Wira International Tbk 1

2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 2

3 INDF Indoofod Sukses Makmur Tbk 3

4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 4

5 PSDN Prasidha Aneka Niaga 5

6 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 6

7 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 7

8 RMBA Bantoel International Investama Tbk 8

9 GGRM Gudang Garam Tbk 9


(44)

11 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 11

12 KLBF Kalbe Farma Tbk 12

13 KAEF Kimia Farma Tbk 13

14 PYFA Pyridamfarma Tbk 14

15 TCID Mandom Indonesia Tbk 15

16 UNVR Unilever Indonesia Tbk 16

17 KICI Kedaung Indah Can Tbk 17

18 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 18

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Erlina,2011 : 12), dan data tersebut merupakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011, melalui situs resmi BEI yaitu perusahaan yang bersangkutan yang diperoleh dan diunduh dari IDX FACT BOOK yang juga diperoleh melalui situs resmi idx yait

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dokumentasi. Teknik Dokumentasi ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari dan menggunakan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan dari


(45)

sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina,2011 : 31).

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode statistik dengan menggunakan SPSS 17, namun terlebih dahulu dilakukan uji statistik deskriptif sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bantuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi mengenai variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan berupa: frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), disperse (standar deviasi, variance) dan pengukur-pengukur bentuk (measures of shape)

(Erlina, 2011 :93).

3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa

(Ordinary Least Squares/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) . Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik.


(46)

Menurut Algifari (2000 : 83) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

a. Non-Multikoleniaritas. Artinya antara variabel independen yang satu dengan independen yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendakati sempurna.

b. Homoskendastisitas. Artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel adalah konstan ( sama ).

c. Nonotokorelasi. Artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel dalam model melalui tenggang waktu (time lag). Misalnya nilai suatu variabel saat ini akan berpengaruh terhadap nilai variabel lain pada masa yang akan datang. Menurut model klasik ini tidak mungkin terjadi.

d. Nilai rata – rata kesalahan (error) populasi pada model stokhastiknya sama dengan nol.

e. Variabel independen adalah nonstokastik ( nilainya konstan pada setiap kali percobaan yang dilakukan secara berulang). f. Distribusi kesalahan (error) adalah normal.

3.7.2.1 Uji Normalitas Residual

Menurut Hengky Latan dan Selva Temalagi (2013:56), Uji asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas. Pengujian terhadap asumsi klasik normalitas bertujuan untuk mengetahui


(47)

apakah residual data dari model regresi linear memiliki distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang residual datanya berdistribusi normal. Jika residua l data tidak tidak terdistribusi normal maka kesimpulan statistik menjadi titik valid atau bias. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual data berdistribusi normal ataukah tidak yaitu dengan melihat grafik normal probability plot dan uji statistic One-Sample Kolmogorov smirnov Test. Apabila pada grafik normal probability plot tampak bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal maka hal ini dapat disimpulkan bahwa residual data memiliki distribusi normal, atau data memenuhi asumsi klasik normalitas. Lebih lanjut pada uji statistik

One-Sample Kolmogorov smirnov Test. Jika didapat nilai signifikan > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal secara multivariate.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Erlina (2011 : 102) “ uji multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.


(48)

Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya Multikolinearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation factors (VIF). VIF adalah suatu estimasi berapa besar multikolinearitas meningkatkan varians pada suatu koefisien sebuah variabel independen/penjelas (Erlina,2011:103). Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

3.7.2.3 Uji Heterokedasitas

Menurut Erlina (2011 : 105) “ uji heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika variabel residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Glaiser. Glaiser mengusulkan untuk meregresinilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika variabel indepnden ternyata signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Syarat untuk terbebas dari indikasi terjadi heteroskedastisitas adalah


(49)

adanya tingkat signifikan yang berada di atas tingkat kepercayaan α

0,05 (Wenny Wijayanti,2012).

Permasalahan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa cara adalah sebagai berikut:

1. Dengan melakukan prosedur general least square (GLS). Prosedur ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu mentransformasi data dengan suatu faktor yang tepat, kemudian menggunakan prosedur OLS terhadap data yang telah ditransformasi tersebut. 2. Transformasi data dalam bentuk logaritma.

3.2.7.4 Uji Autokorelasi

Erlina (2011 : 106) Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah auto kolerasi di antaranya dengan uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Kriteria uji Durbin Watson menurut Erlina (2011 : 106):

1. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau upper Bound (DU) dan 4-DU, maka


(50)

koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound I (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka

koefisien autokolerasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negative.

4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL), atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan (Ghozali,2001)

3.8 ` Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik.

3.8.1 Model Regresi Linear Berganda

Penelitian mengenai pengaruh komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas dalam mempengaruhi return saham dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda. Model regresi linear berganda adalah model regresi yang memeiliki lebih dari satu variabel


(51)

independen. Analisis dengan model regresi linear berganda ini dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen, apakah variabel independen berhubungan positif atau negatif dengan variabel dependen dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Model ini juga diharapkan dapat menjelaskan besarnya pengaruh dari enam variabel independen atau variabel bebas. Yaitu laba kotor, laba operasional, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap satu variabel dependen atau variabel terikat, yaitu return saham. Model regresi linear berganda dapat dinyatakan dalam persamaan:

Rt = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + e

Keterangan:

Rt = Return Saham α = konstanta

β1,β2,β3,β4 = koefisien regresi variabel LK, LB, AKO, AKI X1 = Laba Bersihper saham

X2 = Laba Kotor per saham

X3 = Arus Kas dari Aktivitas Operasi per saham

X4 = Arus Kas dari Aktivitas Investasi per saham


(52)

3.8.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam Ghozali,2006 dalam Wenny Wijayanti, 2012). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Oleh karena itu variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Maka nilai koefisien determinasinya dilihat pada adjusted R square. Nilai adjusted R Square

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai adjusted R square yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R square pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2 , nilai adjusted R square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model,


(53)

3.8.3 Uji Serempak (F-Test)

Hengky Latan dan Selva Temalagi (2013:81), Uji statistik F pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen ataukah tidak. Jika nilai signifikan yang dihasilkan uji F < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.8.4 Uji Parsial (t-test)

Uji Parsial (t-test) menurut Erlina (2011 : 111) yaitu untuk menjelaskan seperangkat variabel atau mengelompokkan berdasarkan variabel-variabel tertentu. Menurut Husein Umar (2008 :115) hipotesis yang dapat diambil:

Jika nilai thitung > ttabel, tolak/reject H0 sehingga korelasi memiliki


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 18 perusahaan industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2011

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode

1 Akasha Wira International Tbk ADES

2 Cahaya Kalbar Tbk CEKA

3 Indoofod Sukses Makmur Tbk INDF

4 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

5 Prasidha Aneka Niaga PSDN

6 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

7 Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ

8 Bantoel International Investama Tbk RMBA

9 Gudang Garam Tbk GGRM

10 H.M Sampoerna Tbk HMSP

11 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA


(55)

13 Kimia Farma Tbk KAEF

14 Pyridamfarma Tbk PYFA

15 Mandom Indonesia Tbk TCID

16 Unilever Indonesia Tbk UNVR

17 Kedaung Indah Can Tbk KICI

18 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari laba bersih per saham, laba kotor per saham, arus kas dari aktivitas operasi per saham, arus kas dari aktivitas investasi per saham sebagai variabel bebas (independent variablel) dan Return saham sebagai variabel terikat (dependent variable).

Statitik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi selama periode 2009 sampai dengan tahun 2011 disajikan dalam table 4.2 berikut


(56)

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Laba Bersih Per Saham 54 .02 1971.40 92.3392 303.32087 Laba Kotor Per Saham 54 .01 7107.90 398.0925 1151.65037 Arus Kas dari Aktivitas

Operasi Per Saham

54 -694.80 1886.70 81.2211 324.77390 Arus Kas dari Aktivitas

Investasi Per Saham

54 -807.90 19.95 -49.6193 142.38020

Return Saham 54 -.57 19.25 .9873 2.70206

Valid N (listwise) 54

Sumber: Penulis, 2013

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel arus kas dari aktivitas operasi per saham, arus kas dari aktivitas investasi per saham, dan Return saham memiliki nilai minimum negatif, sedangkan laba bersih per saham dan laba kotor per saham memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai positif.

Berikut perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. Variabel independen laba bersih per saham perusahaan sampel diperoleh rata-rata sebesar 92,3392 dengan nilai tertinggi 1971,40 dan nilai terendah sebesar 0,02 serta standar deviasinya sebesar 303,32087. Kondisi demikian mencerminkan bahwa secara umum perusahaan sampel mengalami pertumbuhan laba bersih.

b. Variabel indepenen laba kotor per saham memperoleh rata-rata sebesar 398,0925 dengan nilai tertinggi sebesar 7107,90 dan


(57)

nilai terendah sebesar 0,01 serta standar deviasinya sebesar 1151,65037. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum perusahaan sampel mampu menghasilkan laba kotor.

c. Variabel independen arus kas dari aktivitas operasi per saham memperoleh rata-rata sebesar 81,2211 dengan nilai tertinggi sebesar 1886,70 dan nilai terendah sebesar -694,80 serta standar deviasinya sebesar 324,77390. Kondisi demikian mencerminkan bahwa secara umum perusahaan sampel mengalami pertumbuhan arus kas operasional. Arus kas operasional positif dapat berpotensi menghasilkan laba operasional yang makin besar.

d. Variabel independen arus kas dari aktivitas investasi per saham memperoleh rata-rata sebesar -49,6193 dengan nilai tertinggti sebesar 19,95 dan nilai terendah sebesar -807,90 serta standar deviasinya sebesar 142,38020. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut maka kondisi demikian menunjukkan bahwa banyak perusahaan sampel yang melakukan pengeluaran investasi pada perusahaan lain.

e. Untuk variabel dependen return saham memiliki rata-rata sebesar 0,9873 dengan nilai tertinggi sebesar 19,25 dan nilai terendah sebesar -0,57 serta standar deviasinya sebesar 2,70206. Rata-rata return saham positif mencerminkan bahwa ada peningkatan harga saham perusahaan selama tahun


(58)

2009-2011 yang berarti pula ada peningkatan kepercayaan investor terhadap perusahaan.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistic non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residua l berdistribusi normal

Ha : Data residua l tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari

0,05 maka H0 ditolak.

1. Uji Normalitas Sebelum TrimmingTabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Trimming

D a

r

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 54

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.43312413 Most Extreme

Differences

Absolute .223

Positive .223

Negative -.196

Kolmogorov-Smirnov Z 1.642

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(59)

Hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,642 dan signifikansinya pada 0,009 maka disimpulkan data tersebut tidak terdistribusi secara normal karena p = 0.009 < 0,05.

2. Uji Normalitas Setelah Trimming

Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004 : 172), yaitu:

a. Dengan melakukan transformasi data, b. Lakukan trimming,

c. Lakukan winsorizing,

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan trimming. Trimming dilakukan dengan membuang data perusahaan pada tahun tertentu, Data yang dibuang berjumlah 12 dari perusahaan pada tahun tertentu. Setelah ditrimming maka jumlah N menjadi 42 Berikut ini hasil pengujian


(60)

Tabel 4.4

Uji Normalitas Setelah Trimming

D a

t a

Tabel diatas, besarnya Kolmogorov-Smirnov (K-I) adalah 0,664 dan signifikansi pada 0,771 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normL, dimana nilai signifikansinya > 0,05 (p = 0,771 > 0,05). Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 42

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation .39482076 Most Extreme

Differences

Absolute .102

Positive .102

Negative -.076

Kolmogorov-Smirnov Z .664

Asymp. Sig. (2-tailed) .771

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(61)

Gambar 4.1

Histogram (setelah Trimming) Sumber: Penulis, 2013


(62)

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot (setelah Trimming) Sumber: Penulis, 2013

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidal menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.


(1)

Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Standardiz ed

Coefficien ts

T Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part

Toleran

ce VIF

1 (Constant) .310 .069 4.469 .000 Laba Bersih

Per Saham

-.002 .001 -.746 -2.040 .049 -.231 -.318 -.303 .165 6.07 8 Laba Kotor

Per Saham

.000 .000 .726 2.216 .033 -.061 .342 .329 .205 4.86 7 Arus Kas dari

Aktivitas

Operasi Per Saham

.000 .000 .195 .939 .354 -.063 .153 .139 .513 1.95 1

Arus Kas dari Aktivitas

Investasi Per Saham

.001 .001 .311 1.101 .278 .224 .178 .163 .276 3.62 3

f. Dependent Variable: Return Saham


(2)

Tabel 4.6

Coefficients Correlations Correlations

Return Saham

Laba Bersih Per Saham

Laba Kotor Per Saham

Arus Kas dari

Aktivitas Operasi Per Saham

Arus Kas dari

Aktivitas Investasi Per Saham Pearson

Correlation

Return Saham 1.000 -.231 -.061 -.063 .224 Laba Bersih Per Saham -.231 1.000 .883 .684 -.833 Laba Kotor Per Saham -.061 .883 1.000 .625 -.802 Arus Kas dari Aktivitas

Operasi Per Saham

-.063 .684 .625 1.000 -.647 Arus Kas dari Aktivitas

Investasi Per Saham

.224 -.833 -.802 -.647 1.000 Sig.

(1-tailed)

Return Saham . .070 .350 .345 .077

Laba Bersih Per Saham .070 . .000 .000 .000 Laba Kotor Per Saham .350 .000 . .000 .000 Arus Kas dari Aktivitas

Operasi Per Saham

.345 .000 .000 . .000

Arus Kas dari Aktivitas Investasi Per Saham

.077 .000 .000 .000 .

N Return Saham 42 42 42 42 42

Laba Bersih Per Saham 42 42 42 42 42

Laba Kotor Per Saham 42 42 42 42 42

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Per Saham

42 42 42 42 42

Arus Kas dari Aktivitas Investasi Per Saham

42 42 42 42 42


(3)

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: Penulis, 2013

Tabel 4.7

Hasil Uji Gleiser Heteroskedastisitas ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.455 4 .364 2.106 .100a

Residual 6.391 37 .173

Total 7.846 41

a. Predictors: (Constant), Arus Kas dari Aktivitas Investasi Per Saham, Arus Kas dari Aktivitas Operasi Per Saham, Laba Kotor Per Saham, Laba Bersih Per Saham

g. Dependent Variable: Return Saham


(4)

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi

Sumber: Penulis, 2013

Tabel 4.9 Hasil Analisi Regresi Model Summaryb

Mod el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin

-Watso n R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .431a .185 .097 .41561 .185 2.106 4 37 .100 2.036 a. Predictors: (Constant), Arus Kas dari Aktivitas Investasi Per Saham, Arus Kas dari Aktivitas Operasi Per Saham, Laba Kotor Per Saham, Laba Bersih Per Saham

b. Dependent Variable: Return Saham

Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Standardiz ed

Coefficien ts

T Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part

Toleran

ce VIF

1 (Constant) .310 .069 4.469 .000 Laba Bersih

Per Saham

-.002 .001 -.746 -2.040 .049 -.231 -.318 -.303 .165 6.07 8 Laba Kotor

Per Saham

.000 .000 .726 2.216 .033 -.061 .342 .329 .205 4.86 7 Arus Kas dari

Aktivitas

Operasi Per Saham

.000 .000 .195 .939 .354 -.063 .153 .139 .513 1.95 1

Arus Kas dari Aktivitas

Investasi Per Saham

.001 .001 .311 1.101 .278 .224 .178 .163 .276 3.62 3

h. Dependent Variable: Return Saham


(5)

Tabel 4.11

Hasil analisis Koefisien Determinasi

Tabel 4.12 Hasil Uji F ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.455 4 .364 2.106 .100a

Residual 6.391 37 .173

Total 7.846 41

a. Predictors: (Constant), Arus Kas dari Aktivitas Investasi Per Saham, Arus Kas dari Aktivitas Operasi Per Saham, Laba Kotor Per Saham, Laba Bersih Per Saham

i. Dependent Variable: Return Saham

Sumber: penulis, 2013

Casewise Diagnosticsa

Case Numb

er Std. Residual Return Saham

Predicted

Value Residual

14 2.140 1.20 .3106 .88939

24 2.120 1.19 .3098 .88115

b. Dependent Variable: Return Saham

Sumber: Penulis, 2013

Model Summaryb

Mod el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin

-Watso n R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .431a .185 .097 .41561 .185 2.106 4 37 .100 2.036 a. Predictors: (Constant), Arus Kas dari Aktivitas Investasi Per Saham, Arus Kas dari Aktivitas Operasi Per Saham, Laba Kotor Per Saham, Laba Bersih Per Saham


(6)

4.13

Uji Parsial (F test) Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Standardiz ed

Coefficien ts

T Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part

Toleran

ce VIF

1 (Constant) .310 .069 4.469 .000 Laba Bersih

Per Saham

-.002 .001 -.746 -2.040 .049 -.231 -.318 -.303 .165 6.07 8 Laba Kotor

Per Saham

.000 .000 .726 2.216 .033 -.061 .342 .329 .205 4.86 7 Arus Kas dari

Aktivitas

Operasi Per Saham

.000 .000 .195 .939 .354 -.063 .153 .139 .513 1.95 1

Arus Kas dari Aktivitas

Investasi Per Saham

.001 .001 .311 1.101 .278 .224 .178 .163 .276 3.62 3

j. Dependent Variable: Return Saham


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

15 198 120

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

2 67 95

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

SKRIPSI PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

PENGARUH LABA BERSIH, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 1 19

SKRIPSI PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) - Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek In

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

0 0 8

Pengaruh Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Periode 2010 – 2012)

0 0 14