ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG MANGUPURA.

(1)

i

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG MANGUPURA

Oleh :

I PUTU GEDE BAYU TAMARA NIM : 1306023004

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Keuangan &

Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar


(2)

ii

2016 Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : ………...

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua :……… ………..

2. Sekretaris :……… ………..

Mengetahui,

Ketua Program Pembimbing

……… ………


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-NYA, penulis dapat menyelesaiakan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Analisis Tingkat Likuiditas pada PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI”.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak dan telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaika terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM., selaku ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak Drs. I Made Dana, MM, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Studi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainnya Tugas Akhir Studi ini.

5. Ibu Ni Wayan Mujiati, SE., M.Si. selaku Pembimbing Akademik (PA) selama penulis menjalankkan kuliah pada Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(4)

iv

6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulisan selama mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Ibu Putu Dharmapatni, SE, MM , selaku pimpinan cabang PT Bank Pembangunan Daerah Cabang Mangupura yang telah memberikan penulis melaksanakan Tugas Akhir Studi.

8. Ibu Desak Made Diah Purnawati, Bapak A.A Ngurah Mustakawarman, Bapak I Ketut Ramia, Bapak Dewa Sayang serta seluruh staff karyawan di PT. Bank Pembangunan Daerah Cabang Mangupura yang telah mendampingi serta memberikan pengarahan pada saat Tugas Akhir Studi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan seta pengalaman penulis. Namun demikian Tuga Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, 02 Juni 2016


(5)

v

Judul : Analisis Tingkat Likuiditas pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Nama : I Putu Gede Bayu Tamara

NIM : 1306023004

ABSTRAK

Sektor perbankan memiliki fungsi pokok sebagai lembaga penghimpunan dana masyarakat. Setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya selalu memerlukan modal kerja yang cukup untuk menjaga kelancaran usahanya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji dan upah, biaya produksi, biaya administrasi dan umum tergantung pada modal kerja yang dimiliki perusahaan. Dana pada perusahaan perbankan yang terbesar digunakan adalah untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelola likuiditas secara baik terutama ditunjukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan, dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan. Salah satu cara menilai likuiditas suatu bank adalah dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan tiga rasio likuiditas, yakni Cash Ratio (CR), Loan to Asset Ratio (LAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Adapun masalah penelitian yaitu bagaimana likuiditas Bank BPD Bali Cabang Mangupura dilihat dari rasio – rasio likuiditas periode tahun 2013 sampai tahun 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah Bank BPD Bali Cabang Mangupura. Metode pengumpulan data dengan menggunakan studi pustaka, dan mengakses web atau situs yang terkait. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum likuiditas Bank BPD Bali Cabang Mangupura tergolong baik namun ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian yaitu rendahnya nilai LDR dibawah standar yang telah ditetapkan oleh BI.

Kata kunci : Rasio Likuiditas, Bank BPD Bali Cabang Mangupura, LDR, LAR, Cash Ratio.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Isi

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan... ... 5

1.3 Kegunaan Penelitian... 5

1.4 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL 2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1 Pengertian bank ... 7

2.1.2 Sumber dana bank ... 8

2.1.2.1 Dana pihak ketiga ... 10

2.1.3 Pengertian likuiditas ... 11

2.1.4 Teori manajemen likuiditas ... 12

2.1.4.1 Commercial loan theory ... 13

2.1.4.2 Shiftability theory ... 13

2.1.4.3 Anticipated income theory... 13

2.1.4.4 The liability management theory ... 14

2.1.5 Penilaian likuiditas ... 14

2.1.5.1 Cash ratio ... 16

2.1.5.2 Loan to deposit ratio (LDR) ... 16

2.1.5.3 Loan to asset ratio (LAR) ... 16

2.1.6 Laporan keuangan ... 17

2.1.6.1 Pengertian laporan keuangan ... 17

2.1.6.2 Tujuan laporan keuangan ... 18

2.1.6.3 Jenis laporan keuangan ... 19

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya... 20

BAB III PENUTUP METODE PENELITIAN DAN HIPOTESIS 3.1 Lokasi Penelitian ... 23

3.2 Obyek Penelitian ... 23

3.3 Identifikasi Variabel ... 24

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.4.1 Cash ratio ... 24

3.4.2 Loan to deposit ratio (LDR) ... 24


(7)

vii

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.5.1 Jenis data ... 25

3.5.2 Sumber data ... 25

3.6 Metode Penentuan Sampel ... 25

3.7 Studi Kasus ... 26

3.8 Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 29

4.1.1 Cash ratio ... 29

4.1.2 Loan to deposit ratio (LDR) ... 29

4.1.3 Loan to asset ratio (LAR) ... 30

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 31

4.2.1 Cash ratio ... 31

4.2.2 Loan to deposit ratio (LDR) ... 32

4.2.3 Loan to asset ratio (LAR) ... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR RUJUKAN Lampiran ... 36


(8)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Perkembangan DPK dan Kredit di Bank BPD Bali Cabang Mangupura periode tahun 2013 –

2015………...

6 4.1 Cash Ratio BPD Bali Cabang Mangupura Periode 2013

2015………. 22 4.2 Rasio LDR pada Bank BPD Bali Cabang Mangupura periode

tahun 2013 – 2015………... 23

4.3 Rasio LAR pada Bank BPD Bali Cabang Mangupura periode


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

4.1 Cash Ratio pada Bank BPD Bali Cabang Mangupura periode tahun 2013 –

2015………... 33 4.2 Loan to Deposit Ratio pada Bank BPD Bali Cabang

Mangupura periode tahun 2013 –

2015………... 34

4.3 Loan to Asset Ratio pada Bank BPD Bali Cabang Mangupura periode tahun 2013 –


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Lampiran I Pengolahan


(11)

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan perekonomian suatu negara ditentukan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah sektor perbankan yang memiliki fungsi pokok sebagai lembaga penghimpunan dana masyarakat. Setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya selalu memerlukan modal kerja yang cukup untuk menjaga kelancaran usahanya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji dan upah, biaya produksi, biaya administrasi dan umum tergantung pada modal kerja yang dimiliki perusahaan. Dana yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan diharapkan dapat kembali dalam waktu relatif singkat dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Dana pada perusahaan perbankan yang terbesar digunakan adalah untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Periode perputaran setiap elemen modal kerja antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Semakin cepat perputaran elemen modal kerja dalam setiap periode berarti semakin efisien perusahaan di dalam menggunakan dana. Tujuan dari manajemen modal kerja itu sendiri adalah untuk mengelola masing-masing elemen modal kerja sehingga jumlah net working capital yang diinginkan tetap dapat dipertahankan dan perusahaan akan semakin likuid yaitu perusahaan mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban jatuh tempo.


(13)

2

Likuiditas merupakan kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat. Dalam kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitment loan maupun penarikan-penarikan tidak terduga lainnya. Sebagai lembaga kepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelola likuiditas secara baik terutama ditunjukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan, dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan.

Dana yang menganggur mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh bank lebih besar dari penerimaan yang didapat dari penerimaan bunga untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Contoh yang lainnya pada saat suatu perusahaan akan menarik dana yang dibutuhkan, haruslah diketahui lebih dahulu untuk berapa lama dana itu akan dipergunakan didalam perusahaan. Penarikan dana yang dibutuhkan didasarkan kepada ketentuan bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaknya ditarik untuk jangka waktu yang sesuai dengan penggunaan dana tersebut didalam perusahaan atau jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva yang akan dibiayai dengan dana tersebut. Sebab dari itu perlu adanya pemenuhan kebutuhan dana dalam setiap perusahaan.

Pemenuhan kebutuhan dana sendiri dapat dibedakan antara cara pemenuhan kebutuhan dana sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok. Adapun setiap dana yang digunakan dalam suatu perusahaan adalah dimaksudkan untuk


(14)

3 menghasilkan pendapatan

Pendapatan pada sisi pasiva harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank, di tarik pada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan. Hal yang dilakukan oleh bank agar tidak mengalami kelebihan atau kekurangan dana adalah dengan mengatur dananya secara terencana dan tepat karena efek kelebihan maupun kekurangan dana kedua-duanya tidak menguntungkan bagi bank. Keberhasilan bank dalam manajemen likuiditas dapat diketahui pada:

1. Kemampuan memprediksi kebutuhan dana diwaktu yang akan datang

2. Kemampuan untuk memenuhi permintaan akan cash dengan menukarkan harta lancarnya

3. Kemampuan memperoleh cash secara mudah dengan biaya yang sedikit, 4. Kemampuan pendapatan pergerakan cash in dan cash out dana

5. Kemampuan untuk memenuhi kewajibannya tanpa harus mencairkan aktiva tetap apapun kedalam cash.

Bank Pembangunan Daerah Bali yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bali dan seluruh Pemerintah Kabupaten yang ada di Bali. Bank BPD Bali memiliki visi menjadi bank terkemuka dalam melayani UMKM untuk mendorong pertumbuhan perekonomian Bali serta misi meningkatkan kinerja organisasi, daya saing, program kemitraan dan kontribusi pada daerah serta kepedulian lingkungan. Per tahun 2015 sudah memiliki 1 Kantor Pusat, 13 Kantor Cabang, 37 Kantor Cabang Pembantu, 48 Kantor Kas dan 2 Kas mobil serta 36 kegiatan pelayanan kas dengan jumlah ATM yang tersebar di


(15)

4

seluruh Bali mencapai 138 unit. Bank BPD Bali juga menjalin kemitraan dengan Lembaga Perkreditan Desa yang tersebar di seluruh Bali, menjadi anggota ASBANDA serta memiliki kerjasama internasional sebagai bank devisa.

Sesuai dengan Keputusan Direksi PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Nomor 0140.102.110.2012.2 tentang Pembukaan Kantor Cabang Mangupura dan Pengoperasian Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Cabang Mangupura, maka Bank BPD Bali Cabang Mangupura dibuka mulai tanggal 10 Desember 2012. Tujuan pembukaan kantor cabang ini adalah untuk memanfaatkan potensi pasar yang sangat besar di Kabupaten Badung khususnya daerah utara serta lebih dekat dalam melayani Pemerintah Kabupatan Badung yang pusat pemerintahannya terdapat di Mangupura.

Bank BPD Bali Cabang Mangupura mendapatkan dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito serta menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit.

Tabel 1.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit di Bank BPD Bali Cabang Mangupura periode tahun 2013 – 2015.

Keterangan 2013 2014 2015

Giro 26,709,746,714 776,787,845,940.76 771,108,670,080.74 Tabungan 450,732,083,289 499,139,167,089.94 593,698,121,492.95 Deposito 110,537,800,000 130,717,041,500.00 162,310,941,500.00 Kredit 657,879,985,145 843,657,443,649.06 1,006,920,676,914.78 sumber : Bank BPD Bali Cabang Mangupura


(16)

5

Dari uraian di atas maka dapat diketahui lebih jauh bagaimana tentang likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali Cabang Mangupura, guna melihat tingkat efisiensi dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi bank tersebut dalam menghasilkan laba, yang kemudian digunakan oleh bank sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang yang di paparkan maka dilakukan penelitian tentang “Analisis Tingkat Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Mangupura ”

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura periode 2013 – 2015.

1.3 Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan penelitian sekaligus sebagai suatu penerapan teori-teori manajemen keuangan yang telah dipelajari selama ini dalam aktivitas perusahaan.

2. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan.


(17)

6 1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian ini sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan

Menjelaskan uraian tentang latar belakang masalah, tujuan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Menjelaskan uraian landasan teori dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya.

3. Bab III Metode Penelitian dan Hipotesis

menjelaskan uraian tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

menjelaskan tentang deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

5. Bab V Simpulan dan Saran


(18)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tangga 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akutansi Keuangan dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 792 tahun 1990. Pengertian bank menurut Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) mengenai Akutansi perbankan, yaitu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Selain itu Menurut Kasmir (2012:12), pengertian bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Pengertian lembaga keuangan sendiri menurut Kasmir (2012:12) adalah setiap perusahaan yang bergerak di


(19)

8

bidang keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

2.1.2 Sumber Dana Bank

Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat (Kasmir, 2012:50). Dalam mengimpun dana tersebut sudah tentu bank harus mengenal sumber-sumber dana yang terdapat di dalam berbagai lapisan masyarakat dengan bentuk yang berbeda-beda pula. Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari :

1. Bank itu sendiri, perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank.


(20)

9

Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari: a. Setoran modal dari pemegang saham, yaitu merupakan modal dari

para pemegang saham lama atau pemegang saham baru

b. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan.

c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham

2. Masyarakat luas, sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasi sumber dana ini. Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga jenis produk sebagai berikut :

a. Giro b. Tabungan c. Deposito

3. Dana yang bersumber dari lembaga lain, merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana dari bank itu sendiri dan masyarakat luas. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :

a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan dana yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya.


(21)

10

diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah klring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya.

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri

4. Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat , baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

2.1.2.1 Dana Pihak Ketiga

Menurut Kasmir (2011:62) sumber dana dari masyarakat luas merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank, terdiri dari 3 jenis yaitu:

1) Giro (Demand Deposit)

Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat perintah pembayaran lainnya atau pemindah bukuan. Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekening yang disebut sebagai rekening koran. Biasanya giro dibedakan atas dua kategori pemilik yaitu, rekening perorangan dan rekening atas nama badan. Motivasi simpanan uang dalam bentuk giro adalah untuk memenuhi keperluan usaha sehari-hari, sehingga


(22)

11

pengendapan dana pada umumnya tidak lama dan sulit diperkirakan.

2) Tabungan (Saving Deposit)

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Setoran tabungan dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dalam melakukan penarikan dana, nasabah tidak perlu memperhatikan jatuh tempo pencairan seperti pada deposito. Motif masyarakat dalam menabung pada produk ini adalah sebagai penanaman dana dan berjaga-jaga atau untuk menghimpun dana dalam mencapai maksud tertentu setelah dananya mencukupi akan ditarik kembali.

3) Deposito (Time Deposit)

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Deposito merupakan sumber dana pinjaman terbesar bagi kebanyakan bank. Semakin

2.1.3 Pengertian Likuiditas

Likuiditas sering digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Kewajiban tersebut


(23)

12

bersifat jangka pendek. Kewajiban jangka pendek itu seperti membayar tagihan listrik, gaji pegawai, atau hutang yang telah jatuh tempo. Tetapi terkadang ada beberapa perusahaan tidak sanggup membayar hutang tersebut pada waktu yang telah ditentukan, dengan alasan perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk menutupi hutang yang telah jatuh tempo tersebut. Kasus tersebut akan mengganggu hubungan antara perusahaan dengan para kreditor, maupun para distributor. Dalam jangka panjang, kasus tersebut akan berdampak kepada para pelanggan. Artinya pada akhirnya perusahaan akan mengalami krisis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tidak memperoleh kepercayaan dari pelanggan. Menurut Kasmir (2012:128), ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:

1. Bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali, atau

2. Bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual sediaan atau aktiva lainnya).

2.1.4 Teori Manajemen Likuiditas

Terdapat empat teori likuiditas perbankan yang dikenal yaitu sebagai berikut:


(24)

13 2.1.4.1Commercial Loan Theory

Teori ini dianggap paling kuno, nama lain dari teori ini adalah real bills doctrine. Teori ini mulai dikenal sekitar 2 abad lalu. Kajian teori ini dilakukan oleh Adam Smith dalam bukunya yang terkenal The Wealth of Nation yang diterbitkan tahun 1776. Teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang dapat dicairkan dengan sendirinya (self liquiditing). Self Liquiditing berarti pemberian pinjaman mengandung makna untuk pembayaran kembali.

2.1.4.2 Shiftability Theory

Shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank memindahkan aktivanya kepada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan, misalnya dapat diterima bagi bank untuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek dalam portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini sejumlah depositor harus memutuskan untuk menarik kembali uang mereka, bank hanya tinggal menjual investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau dibeli), dan membayarnya kembali kepada depositornya.

2.1.4.3 Anticipated Income Theory

Sebagai teori yang dikenal tahun 1940 yang menonjol di Amerika Serikat, yaitu teori pendapatan yang diharapkan (the anticipated income theory) ini berarti semua dana yang dialokasikan atau setiap upaya


(25)

14

mengalokasikan dana ditunjukkan pada sektor yang feasible dan layak akan menguntungkan bagi bank.

2.1.4.4 The Liability Management Theory

Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank adalah:

a. untuk menghadapi penarikan oleh nasabah b. memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo c. memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah. 2.1.5 Penilaian Likuiditas

Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Pengelolaan dana oleh bank tidak hanya berupa penyaluran kredit kepada masyarakat akan tetapi bisa juga dilakukan dengan investasi atau penanaman dana ke dalam aktiva produktif lainnya, yaitu surat-surat berharga, seperti obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dalam rangka memperkuat likuiditas bank.

Likuiditas untuk memastikan dilaksanakan manajemen asset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuidititas yang cukup. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk


(26)

15

memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas.

Menurut Kasmir (2010:286) rasio likuiditas dapat dicari dengan menggunakan cash ratio. Hal in juga didukung oleh Munawir (2002) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai operasi dan memenuhi kewajiban financial saat ditagih.

Menurut Muhammad dan Dwi Suyikno (2009) dalam perbankan pengukuran rasio likuiditas berbeda dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya, di industri perbankan rasio likuiditas dalah satunya dapat diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tetang sistem penilaian kesehatan bank umum dinyatakan bahwa dalam mengukur tingkat kesehatan bank dengan penilaian terhadap likuiditasnya dilakukan dengan salah satunya menghitung nilai Loan to Deposit Ratio agar diperoleh tingkat kewajaran likuiditas suatu bank.

Menurut Harefa (2011), Natsir (2012), Endrabawana (2013) dan Kasmir (2010:286) rasio likuiditas pada perbankan juga dapat diukur dengan menggunakan rasio Loan to Asset Ratio. Mengukur likuiditas dengan membandingkan antara pinjaman yang diberikan dengan jumlah aset yang diberikan. Penjelasan masing-masing rasio sebagai berikut :


(27)

16 2.1.5.1 Cash Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.

x 100%

2.1.5.2 Loan To Deposit Ratio (LDR)

Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Menurut Sugiharto dan Hadad (2007) semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar dengan rumus sebagai berikut:

x 100

2.1.5.3 Loan to Assets Ratio (LAR)

Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antar besarnya kredit yang diberikan bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Loan to Assets Ratio dirumuskan dengan:


(28)

17

x 100

2.1.6 Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Agar tidak salah dalam memakai informasi (laporan akuntansi) ini, maka perlu diketahui secara benar pengertian dari proses akuntansi.

2.1.6.1 Pengertian Laporan Keuangan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporan keuangan antara lain:

Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan pengertian laporan keuangan yang merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas.Tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, networth , beban, dan pendapatan (termasuk gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas.


(29)

18

Informasi tersebut diikuti dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan.

2.1.6.2 Tujuan Laporan Keuangan

Hasil akhir dari suatu proses akuntasi adalah laporan keuangan yang merupakan cerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain digunakan sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi.

Menurut Fahmi (2012:26) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.

Menurut Standar Akutansi Keuangan (2011:6) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Kasmir (2012:10) juga mengungkapkan bahwa laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Beberapa tujuan dan manfaat laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangan dibutuhkan oleh para pemakai laporan


(30)

19

keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang tibul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan kondisi perusahaan di masa sekaang dan di masa yang akan datang, sehingga apakah akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.

3. Informasi perbahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan jugga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi

2.1.6.3. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan ringkasan dari harta, kewajiban, dan kinerja operasi selama suatu periode akuntansi tertentu. Pada umumnya laporan keuangan terdiri atas tiga hal utama, yaitu neraca (Balance Sheet), laporan laba rugi (Income Statement), dan laporan perubahan modal (Statement of Changes in Capital). Dalam perkembangannya komponen laporan keuangan bertambah dengan satu laporan keuangan yaitu laporan arus kas (Cash Flow). Di mana menurut Gumanti (2011:103) jenis laporan keuangan yaitu :

1. Neraca (Balance Sheet)


(31)

20

perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Menunjukkan kinerja operasi suatu perusahaan dalam suatu peridoe akutansi tertentu dan juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menjalankan kegiatan usaha serta seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

3. Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes in Capital)

Menunjukkan berapa besar bagian atau porsi dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan yang diinvestasikan lembali ke perusahaan yang mempengaruhi besaran modal secara keseluruhan.

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow)

Menyajikan Informasi tentang arus kas bersih dari tiga kegiatan utama di perusahaan, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari pendanaan, dan arus kas dari aktivitas investasi.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang analisis likuiditas sudah pernah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya dimana rasio likuiditas yang digunakan hampir sama satu sama lain tergantung dengan lokasi penelitian perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur. Berikut dijelaskan beberapa pembahasan penelitian-penelitian sebelumnya :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Natsir (2012) dengan judul "Analisis Tingkat Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah" meneliti kondisi likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia dengan


(32)

21

menggunakan rasio LDR, LAR, dan Cash Ratio pada periode tahun 2006 – 2010 serta membandingkannya dengan Bank BUMN. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa beberapa BPD memiliki likuiditas yang perlu menjadi perhatian yakni BPD Papua, BPD Sulut, dan BPD Sulselbar dibuktikan dengan memperhatikan NPL, pertumbuhan kredit dan DPKnya. Secara umum, dengan melihat rasio LDR dan NPL tanpa melupakan faktor DPK dan kredit, Bank BPD lebih baik dari Bank BUMN namun dari segi proporsi dana dapat ditarik kesimpulan manajemen dana Bank BUMN jauh lebih baik dari Bank BPD.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Erwin Endrabawana (2013) dengan judul “Analisis Tingkat Likuiditas pada PT.Bank Permata Tbk” menemukan bahwa secara umum kondisi likuiditas dengan menggunakan rasio LDR, LAR, dan Cash Ratio pada PT Bank Permata Tbk tergolong baik. Namun dalam hal manajemen dana yang masih kurang yang dibuktikan dengan memperhatikan NPL, pertumbuhan kredit dan DPKnya. Secara umum, dengan melihat rasio LDR dan NPL tanpa melupakan faktor DPK dan kredit, PT Bank Permata Tbk lebih baik dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Namun dari segi proporsi dana dapat ditarik kesimpulan manajemen dana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk jauh lebih baik dari PT Bank Permata Tbk.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Noviyanita (2012) dengan judul “Analisis tingkat likuiditas pada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero)


(33)

22

Palembang”. Peneliti menemukan bahwa PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang telah memenuhi standar rasio yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari perhitungan rasio likuiditas berdasarkan perhitungan pada tahun 2007 dan 2008 terjadi peningkatan. Meskipun terdapat penurunan, penurunan tersebut tidak terlalu rendah masih dalam keadaan sesuai dengan standar rasio maupun standar industri untuk penjualan dan persediaan. Tingkat rasio keuangan dari tahun 2007 dan 2008 sudah memenuhi standar rasio berdasarkan perhitungan tahun 2007 memiliki persentase rasio likuiditas sebesar 184,6 persen untuk current rasio, 135 persen untuk acid test rasio, 116 persen cash rasio, untuk working capital to total assets rasio 20,3 persen, untuk perputaran piutang 16 kali, dan untuk perputaran persediaan 6 kali. Untuk tahun 2008 memilki persentase rasio likuiditas sebesar 167,5 persen untuk current rasio, 130 persen untuk acid test rasio, 120 persen, cash rasio, untuk working capital to total assets rasio 23,3 persen, untuk perputaran piutang 19 kali, dan untuk perputaran persediaan 5 kali. Dalam hal ini keuangan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang masih dalam keadaan yang masih likuid, terlihat dari laba yang dihasilkan dari tahun 2007 dan tahun 2008 telah meningkat, dan terlihat dari perbandingan antara aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancar.


(1)

x 100

2.1.6 Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Agar tidak salah dalam memakai informasi (laporan akuntansi) ini, maka perlu diketahui secara benar pengertian dari proses akuntansi.

2.1.6.1 Pengertian Laporan Keuangan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporan keuangan antara lain:

Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan pengertian laporan keuangan yang merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas.Tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, networth , beban, dan pendapatan (termasuk gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas.


(2)

Informasi tersebut diikuti dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan.

2.1.6.2 Tujuan Laporan Keuangan

Hasil akhir dari suatu proses akuntasi adalah laporan keuangan yang merupakan cerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain digunakan sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi.

Menurut Fahmi (2012:26) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.

Menurut Standar Akutansi Keuangan (2011:6) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Kasmir (2012:10) juga mengungkapkan bahwa laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Beberapa tujuan dan manfaat laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangan dibutuhkan oleh para pemakai laporan


(3)

keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang tibul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan kondisi perusahaan di masa sekaang dan di masa yang akan datang, sehingga apakah akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.

3. Informasi perbahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan jugga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi

2.1.6.3. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan ringkasan dari harta, kewajiban, dan kinerja operasi selama suatu periode akuntansi tertentu. Pada umumnya laporan keuangan terdiri atas tiga hal utama, yaitu neraca (Balance Sheet), laporan laba rugi (Income Statement), dan laporan perubahan modal (Statement of Changes in Capital). Dalam perkembangannya komponen laporan keuangan bertambah dengan satu laporan keuangan yaitu laporan arus kas (Cash Flow). Di mana menurut Gumanti (2011:103) jenis laporan keuangan yaitu :

1. Neraca (Balance Sheet)


(4)

perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Menunjukkan kinerja operasi suatu perusahaan dalam suatu peridoe akutansi tertentu dan juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menjalankan kegiatan usaha serta seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

3. Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes in Capital)

Menunjukkan berapa besar bagian atau porsi dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan yang diinvestasikan lembali ke perusahaan yang mempengaruhi besaran modal secara keseluruhan.

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow)

Menyajikan Informasi tentang arus kas bersih dari tiga kegiatan utama di perusahaan, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari pendanaan, dan arus kas dari aktivitas investasi.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang analisis likuiditas sudah pernah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya dimana rasio likuiditas yang digunakan hampir sama satu sama lain tergantung dengan lokasi penelitian perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur. Berikut dijelaskan beberapa pembahasan penelitian-penelitian sebelumnya :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Natsir (2012) dengan judul "Analisis Tingkat Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah" meneliti kondisi likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia dengan


(5)

menggunakan rasio LDR, LAR, dan Cash Ratio pada periode tahun 2006 – 2010 serta membandingkannya dengan Bank BUMN. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa beberapa BPD memiliki likuiditas yang perlu menjadi perhatian yakni BPD Papua, BPD Sulut, dan BPD Sulselbar dibuktikan dengan memperhatikan NPL, pertumbuhan kredit dan DPKnya. Secara umum, dengan melihat rasio LDR dan NPL tanpa melupakan faktor DPK dan kredit, Bank BPD lebih baik dari Bank BUMN namun dari segi proporsi dana dapat ditarik kesimpulan manajemen dana Bank BUMN jauh lebih baik dari Bank BPD.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Erwin Endrabawana (2013) dengan judul “Analisis Tingkat Likuiditas pada PT.Bank Permata Tbk” menemukan bahwa secara umum kondisi likuiditas dengan menggunakan rasio LDR, LAR, dan Cash Ratio pada PT Bank Permata Tbk tergolong baik. Namun dalam hal manajemen dana yang masih kurang yang dibuktikan dengan memperhatikan NPL, pertumbuhan kredit dan DPKnya. Secara umum, dengan melihat rasio LDR dan NPL tanpa melupakan faktor DPK dan kredit, PT Bank Permata Tbk lebih baik dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Namun dari segi proporsi dana dapat ditarik kesimpulan manajemen dana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk jauh lebih baik dari PT Bank Permata Tbk.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Noviyanita (2012) dengan judul “Analisis tingkat likuiditas pada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero)


(6)

Palembang”. Peneliti menemukan bahwa PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang telah memenuhi standar rasio yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari perhitungan rasio likuiditas berdasarkan perhitungan pada tahun 2007 dan 2008 terjadi peningkatan. Meskipun terdapat penurunan, penurunan tersebut tidak terlalu rendah masih dalam keadaan sesuai dengan standar rasio maupun standar industri untuk penjualan dan persediaan. Tingkat rasio keuangan dari tahun 2007 dan 2008 sudah memenuhi standar rasio berdasarkan perhitungan tahun 2007 memiliki persentase rasio likuiditas sebesar 184,6 persen untuk current rasio, 135 persen untuk acid test rasio, 116 persen cash rasio, untuk working capital to total assets rasio 20,3 persen, untuk perputaran piutang 16 kali, dan untuk perputaran persediaan 6 kali. Untuk tahun 2008 memilki persentase rasio likuiditas sebesar 167,5 persen untuk current rasio, 130 persen untuk acid test rasio, 120 persen, cash rasio, untuk working capital to total assets rasio 23,3 persen, untuk perputaran piutang 19 kali, dan untuk perputaran persediaan 5 kali. Dalam hal ini keuangan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang masih dalam keadaan yang masih likuid, terlihat dari laba yang dihasilkan dari tahun 2007 dan tahun 2008 telah meningkat, dan terlihat dari perbandingan antara aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancar.