PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD&BEVERAGE DEPARTEMENT THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA.

(1)

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTEMENT

THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Jurusan Manajemen Industri Katering

Oleh :

ROSSY ROSMINI 0801136

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT THE

JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA

Oleh Rossy Rosmini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rossy Rosmini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Rossy Rosmini (0801136), Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, dibawah bimbingan Dr.Sumartini.MP dan Agus Sudono, SE, MM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrptif dan metode verifikatif, yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sample jenuh Analisis data dalam penelitian ini memakai teknik analisis regresi linier berganda. Sampel pada penelitian ini secara keseluruhan adalah 36 orang, yang terdiri dari seluruh karyawan Food&Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kompensasi (XІ) berpengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) dan Lingkungan Kerja(XЇ) berpengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y). Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan keseluruhan adalah sebesar 61,1% sedangkan variabel lain yang mempengaruhi Kepuasan Kerja karyawan sebesar 38,9% .


(5)

ABSTRACT

Rossy Rosmini (0801136), Effect of Compensation and Working Environment Against Employee Satisfaction Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique, under the guidance of Dr.Sumartini.MP and Agus Sudono, SE, MM

This study aims to determine: Effect of Compensation and Working Environment Against Employee Satisfaction Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique.

The method used in this study is deskrptif method and verification method, the method of research to create a picture of the situation and events. The sampling technique used in this study is saturated sample data analysis in this study using multiple linear regression analysis techniques. The samples in this study as a whole is 36 people, consisting of all employees Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique.

The results showed that the variable compensation (XІ) positive effect on job satisfaction variable (Y) and Working Environment (XЇ) positive effect on job satisfaction variable (Y). Compensation and Working Environment influence on the overall Employee Satisfaction amounted to 61.1%, while the other variables that influence employee job satisfaction of 38.9%.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 17

1.3 Tujuan Penelitian ... 17

1.4 Kegunaan Penelitian... 18

1.4.1 Manfaat Teoritis ………. .. 18

1.4.2 Manfaat Praktis ……….. . . 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 19

2.1.1 Konsep Hotel ... 19

2.1.1.1 Jenis-Jenis Hotel ... 20

2.1.1.2 Fasilitas Usaha Hotel ... 20

2.1.1.3 Klasifikasi Usaha Hotel... 21

2.1.1.4 Pengertian Boutique Hotel ………. .. 23

2.1.1.5 Pengertian Spa Hotel ………. ... 24

2.1.1.6 Food and Beverage Departemen ... 25

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 28

2.1.3 Kompensasi ... 33

2.1.3.1 Tujuan Manajemen Kompensasi ... 38

2.1.3.2 Komponen-Komponen Kompensasi ... 40

2.1.4 Lingkungan Kerja... 41

2.1.4.1 Konsep Lingkungan Kerja ... 42

2.1.4.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja ... 43

2.1.5 Konsep Kepuasan Kerja ... 44

2.1.5.1 Variabel-Variabel Kepuasan Kerja ... 48

2.1.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 49

2.1.5.3 Pengukuran Kepuasan Kerja ……… .... 56

2.1.6 Kajian Empirik Hasil Penelitian Terdahulu ... 59

2.1.6.1Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasam Kerja ... 61

2.2 Kerangka Pemikiran ... 62


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 68

3.2 Jenis Dan Metode Penelitian ... 69

3.2.1 Jenis Penelitian ... 69

3.2.2 Metode Penelitian ... 70

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 71

3.4 Jenis Dan Sumber Data ... 74

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 75

3.6 Teknik Pengolahan Data ... 77

3.7 Populasi, Sampel, Dan Teknik Sampling ... 77

3.7.1 Populasi ... 77

3.7.2 Teknik Sampling Penelitian ... 78

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian... 78

3.8.1 Uji Validitas ... 78

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 83

3.9 Teknik Analisis Data ... 85

3.9.1 Method Of Successive Interval (MSI) ... 85

3.9.2 Analisis Korelasi ... 86

3.9.3 Menentukan Persamaan Regresi Linier Ganda ... 87

3.9.4 Uji Koefisien Determinasi ... 88

3.10 Pengujian Hipotesis ... 89

3.10.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 90

3.10.2 Pengujiam Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 93

4.1.1 Profil Industri Perhotelan Di Bandung ... 93

4.1.2 Food and Beverage Departemen ... 94

4.2 Analisis Data ... 96

4.2.1 Karakteristik Responden ... 96

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 97

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 98

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 100

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 101

4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 102

4.2.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 104

4.2.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Perusahaan ... 106

4.2.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 107

4.2.2.1 Kompensasi The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ... 107 4.2.2.2 Lingkungan Kerja The Jayakarta Bandung


(8)

Boutique Suite Hotel & Spa ... 121

4.2.2.3 Kepuasan Kerja The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ... 134

4.3Pengujian Hasil Penelitian ... 159

4.3.1 Uji Koefisien Korelasi... 160

4.3.2 Koefisien Determinasi ... 161

4.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 164

4.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)... 169

4.3.5 Persamaan Regresi Linier Berganda Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Variabel Kepuasan Kerja ... 170

4.4Analisis Data Hasil Penelitian ... 171

4.4.1 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja ... 171

4.4.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 172

4.4.3 Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja ... 172

4.5Pembahasan Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja ... 173

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 176

5.2 Saran ... 177

DAFTAR PUSTAKA ... 179

LAMPIRAN- LAMPIRAN BIODATA


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata, sebelum dan selama dalam perjalanan dan kembali ke tempat asal, pengusahaan daya tarik atau atraksi wisata seperti, pemandangan alam, taman rekreasi, peninggalan sejarah, pagelaran seni budaya. Usaha dan sarana wisata yaitu, usaha jasa, biro perjalanan, pramu wisata, usaha sarana, akomodasi dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan pariwisata.

Menurut Murphy dalam Pitana dan Gayatri (2005), pariwisata (tourism) adalah keseluruhan elemen-elemen terkait seperti, wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industry, yang merupakan akibat dari perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen. Pariwisata sebagai industri makin berkembang, dibuktikan dengan makin banyaknya hotel, pendidikan keterampilan untuk keperluan tersebut, pesawat udara, gerbong kereta api, bis dan taksi untuk keperluan wisatawan. Karenanya disarankan kepada pemerintah agar dengan tegas mengakui pariwisata sebagai industri, sebagai ilmu, serta membuat undang-undang dan


(10)

mendudukannya sebagai sektor yang ditangani secara professional dalam skala departement.

Pariwisata sebagai ilmu akan tumbuh apabila ia dikembangkan dan dipelihara. Struktur dan fungsinya dapat dipelajari dari sejarah perkembangannnya dan diluaskan ruang lingkupnya sehingga menjadi faktor pendorong bagi kemajuan bangsa Indonesia yang memiliki potensi sangat besar. Sebagai ilmu, pariwisata tentu membutuhkan para ahli yang tekun, penuh dedikasi dan rela berkorban untuk melakukan observasi, menggali kaidah kaidah, melakukan percobaan, membuat analisis, menyusun hipotesis dan mendemonstrasikan kebenarannya.

Pariwisata merupakan salah satu bidang industri yang sangat menunjang program pemerintah, khususnya dalam pemasukan devisa negara dan pembangunan pada umumnya. Bidang pariwisata juga dapat membawa citra bangsa di negara lain. Oleh karena itu, pihak pemerintah maupun swasta berusaha meningkatkan bidang pariwisata dalam hal produktivitas atau efisiensi dari tenaga kerja yang potensial, terutama di bidang perhotelan. Bidang ini masih dianggap kurang memiliki tenaga terampil dan siap pakai yang benar-benar dibutuhkan. Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai dan professional.

Di Indonesia, pariwisata telah menampilkan peranannya dengan nyata dalam memberikan kontribusi terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan budaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini


(11)

makin bertambah jumlahnya, pendapatan negara dari sektor pajak dan devisa makin bertambah, keadaan sosial masyarakat yang terlibat dalam sektor ini makin baik, kebudayaan bangsa makin memperoleh apresiasi. Di luar itu pariwisata merupakan industri yang paling menjanjikan untuk mendukung perekonomian suatu negara. Saat ini paling tidak ada 40 negara yang menjadikan industri pariwisata sebagai sektor unggulannya.

Pariwisata sebenarnya tidak dapat hanya diukur dari penerimaan devisa atau pendapatan asli daerah saja. Tapi harus tercermin dari peningkatan kesejahteraan, kualitas hidup, dan lingkungan masyarakat di dalamnya. Merencanakan pengembangan pariwisata perlu ada pemahaman, bahwa dalam mekanisme permintaan-penawaran tidak sepenuhnya berlaku dalam pariwisata. Hal yang lebih menentukan adalah “supply creates its own

market”, yaitu penciptaan diferensiasi yang menimbulkan keingintahuan wisatawan. Oleh karena pada dasarnya wisatawan memutuskan untuk mendatangi suatu daerah tujuan wisata, didasarkan pada keinginan mereka membeli pengalaman yang menyenangkan. Artinya sesuatu yang tidak mereka dapatkan atau berbeda dengan yang ada di tempat asalnya.

Menurut Unieted Nation Conference on Travel and Tuorism (2011), wisatawan (tourism) adalah setiap orang yang mengunjungi Negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari Negara yang dikunjungi. Minat masyarakat dunia untuk berwisata ke Indonesia terus meningkat. Hal


(12)

ini dapat dilihat dari terus bertambahnya jumlah wisatawan mancanegara datang untuk berlibur di Negara kita ini. Semakin bertambah besar kunjungan wisata tersebut, semakin bertambah besar juga bagi penerimaan devisa Negara maupun terhadap masyarakat Negara kita ini.

Menurut Lawson (1976:27) hotel merupakan sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran. Hotel salah satu kunci bagi pendukung pengembangan pariwisata yang penting karena hotel sangat dibutuhkan oleh para wisatawan yang datang baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk menikmati keramah tamahan dan keindahan alam Indonesia. Oleh sebab itu untuk membuat hotel yang baik untuk memenuhi standar internasional dalam hal fasilitas dan mutu pelayanannya, yang perlu ditingkatkan adalah sumber dayanya.

Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia, yang memiliki kekayaan obyek wisata cukup banyak dan beragam, obyek wisata alam, wisata budaya, dan wisata belanja. Demikian pula wisatawan yang memanfaatkan fasilitas akomodasi (hotel dan penginapan) menjadi lebih ramai bersamaan dengan suasana liburan. Untuk melayani wisatawan tersebut maka sarana akomodasi di Jawa Barat harus dapat mencukupinya, karena jumlah tamu yang memerlukan pelayanan akomodasi di Jawa Barat terus menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Berikut merupakan perkembangan


(13)

wisatawan mancanegara yang datang ke Provinsi Jawa Barat pada tahun 2006-2010 :

Tabel 1.1

Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006-2010

Wisatawan Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Mancanegara 227.068 338.959 330.369 741.323 720.683 Nusantara 23.859.615 23.782.302 26.287.031 24.138.855 25.066.687

Jumlah 24.086.615 24.121.261 26.671.400 24.880.178 25.787.370 Sumber : Disbudpar Kab.Kota Di Provinsi Jawa Barat Bandun, 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan setiap tahun dari jumlah kedatangan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu pariwisata sudah menjadi kekuatan di suatu daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya.

Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pariwisata. Wisatawan sangat beragam , mulai dari tua-muda, asing-nusantara, semuanya mempunyai keinginan dan juga harapan yang berbeda, khususnya Kota Bandung menjadi kota favorit untuk para wisatawan. Pada tahun 2012, kunjungan wisatawan ke Provinsi Jawa Barat mencapai 25.787.370 orang. Wisatawan yang berkunjung ke Bandung tentunya mereka akan mencari Hotel untuk menginap dengan suasana yang indah, nyaman dan tempatnya strategis.


(14)

Berikut merupakan tingkat hunian The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa pada tahun 2010-2012 :

Tabel 1.2

Rata-rata Tingkat Hunian The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

Tahun 2010-2012

No Tahun Occupancy (%)

Available Room

Occupade Room

Guest

1 2010 64,378 76.650 49.346 88.137

2 2011 67,786 76.850 52.094 96.395

3 2012 65,746 76.540 50.322 89.855

Sumber : Human Resources Departement, 2012.

Berdasarkan tabel 1.2 mengenai rata-rata tingkat hunian kamar, bahwa jumlah tamu pada tahun 2010 sebesar 88.137 orang, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 96.395 orang dan pada tahun 2012 jumlah tamu mengalami penurunan sebesar 89.855 orang. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi penurunan jumlah tamu dikarenakan semakin banyaknya hotel di KotaBandung, maka semakin banyak pula persaingan bisnis hotel-hotel di Kota Bandung ini.


(15)

Berikut merupakan omset The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa pada tahun 2010-2012 :

Tabel 1.3

Omset The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa Tahun 2010-2012

Tahun Omset

(Rp)

2010 39.744.367.226

2011 44.642.448.048

2012 40.777.370.299

Sumber : Human Resources Departement, 2012.

Berdasarkan tabel 1.3 mengenai omset The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa bahwa omset pada tahun 2010 sebesar 39.744.367.226, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 44.642.448.048 dan pada tahun 2012 omset mengalami penurunan sebesar 40.777.370.299. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 omset terjadi penurunan, dikarenakan jumlah tamu yang menginap di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa menurun.

Obyek wisata dan fasilitasnya suatu yang tidak bisa terpisahkan, jika salah satunya tidak memenuhi maka kepariwisataan tidak akan berkembang secara baik. Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki obyek wisata alam yang cukup kaya sekaligus sebagai obyek wisata belanja, dan kuliner khususnya di Kota Bandung. Demikian juga fasilitas akomodasi yang


(16)

cukup memadai hal itu adalah suatu modal besar yang perlu dipertahankan, bahkan lebih dikembangkan lagi. Maka sektor kepariwisataan di Jawa Barat suatu saat bisa dijadikan sebagai sumber penerimaan pendapatan daerah yang cukup handal. Sehubungan dengan hal itu pengembangan obyek-obyek wisata di berbagai tempat, pengembangan sumber daya manusia yang akan bertanggung jawab dalam dalam mengelola obyek-obyek wisata serta peningkatan pelayanan dalam berbagai fasilitas yang berkaitan dengan kepariwisataan tersebut harus menjadi model pengembangan yang serasi dan seimbang, agar kepariwisataan dapat menjadi modal pembangunan di provinsi Jawa Barat ini.

Bahasan yang akan dibahas penulis tersebut adalah mengenai sumber daya manusia, khususnya karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya. Faktor yang menjadi perhatian dalam Manajemen sumber daya manusia adalah manusianya itu sendiri.

Sumber daya manusia merupakan aset yang dapat meningkatkan keberhasilan perusahaan. Kemampuan sumber daya manusia merupakan kunci utama untuk mampu menghadapi persaingan dalam era globalisasi,


(17)

kemampuan ini sering disebut keunggulan kompetitif. Paradigma baru dalam pengelolaan kegiatan perusahaan adalah pendayagunaan sumber daya manusia. Hal tersebut di cerminkan dari peran sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2002, 117 ), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dan pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya. Dengan keterpuaskannya kebutuhan – kebutuhan karyawan melalui pemberian kompensasi dapat memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan, oleh sebab itu perusahaan perlu memperhatikan keseimbangan antara jumlah kompensasi dengan tingkat konstribusi yang disumbangkan oleh tenaga kerja kepada perusahaan. Dengan demikian kepuasan kerja para karyawannya akan terpenuhi oleh apa yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam memberikan kompensasi. Adanya sikap positif dari diri karyawan itu sendiri maka akan dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat selesai. Dalam menyikapi hal ini tentunya perusahaan harus bisa memuaskan para karyawannya agar terus bekerja dengan baik demi kemajuan dan keuntungan perusahaan itu sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan kompensasi yang sesuai dan layak agar para karyawan selalu puas dan senang dalam melakukan pekerjaan di perusahaan.

Hal yang disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi prilaku seperti rasa malas, rajin, produktif, semangat dan lain-lain atau memiliki


(18)

hubungan dengan berbagai jenis prilaku yang sangat penting dalam suatu organisasi. Itulah beberapa sikap yang akan ditimbulkan karyawan bilamana mereka mengalami ketidakpuasan kerja.

Sedangkan menurut Keith Davis “Kepuasan kerja adalah perasaan menyongkong atau tidak menyongkong yang dialami pegawai dalam bekerja”. Kepuasan kerja umumnya perusahaan melihat dan menghubungkan dengan tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, turnover, dan ukuran organisasi perusahaan. Jika karyawan datang tepat waktu ke tempat kerja dan tingkat absensinya rendah maka secara relative kepuasan kerja karyawan baik. Sebaliknya jika karyawan datang ketempat kerja sering terlambat dan tingkat absensinya tinggi maka kepuasan kerja karyawan diperusahaan dikatakan kurang.

Melihat masalah kepuasan kerja karyawan ini dialami pula oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa di Kota Bandung selama kurun waktu 2010-2012 tercatat tingkat absensi mengalami kecenderungan peningkatan. Hal ini dapat terlihat dalam tabel tingkat ketidakhadiran karyawan berikut ini :


(19)

Tabel 1.4

Tingkat Kehadiran Karyawan Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

Tahun 2010-2012

No Tahun Rata-rata Kehadiran

(%)

1 2010 80,689

2 2011 96,923

3 2012 85,215

Sumber : Human Resources Departement, 2012.

Pada tabel 1.4 diatas dapat diketahui rata-rata kehadiran karyawan Food&Beverage Departement pada tahun 2010 sebesar 80,689%, sedangkan tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 96,923% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 85,215%. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi penurunan rata-rata kehadiran, kecenderungan penurunan kehadiran karyawan ini mengindikasikan tingkat ketidakdisiplinan karyawan Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Ketidakpuasan kerja karyawan Food&Beverage produk ini memperlihatkan bahwa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja dalam bekerja.


(20)

Tingkat ketidakhadiran antara 2 hingga 3 persen biasanya dianggap normal, hasil presentase akan bervariasi berdasarkan daerah dan perusahaan. Survei menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat gaji dan semakin lama masa kerja karyawan, berarti semakin rendah tingkat ketidakhadirannya.

Dari hasil pra-penelitian yang penulis dapatkan dengan menyebarkan kuisioner, dihasilkan berupa jawaban dari para karyawan Food & Beverage Departement Hotel The Jayakarta Boutique Suite Hotel & Spa Bandung :

Tabel 1.5

Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

Pertanyaan

Jawaban

Kompensasi Lingkungan

Kerja

Rekan Kerja

Atasan Pekerjaan itu sendiri

Promosi

f % f % f % f % f % f %

Jika anda merasa bahwa anda tidak

puas dengan

kondisi lingkungan

kerja anda.

Faktor-faktor apa saja yang menurut anda rasakan pada saat bekerja di perusaha an ini?

(anda boleh

menjawab lebih dari satu)

30 83,3 27 75 16 44,4 15 41,7 12 33,3 10 27,7

Sumber : Hasil Kuisioner Pra-Penelitian, 2012.

Berdasarkan tabel diatas, pengaruh faktor kompensasi, dan lingkungan kerja diduga menyebabkan ketidakpuasan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Dari hasil pra penelitian ini


(21)

menunjukkan dari 36 responden sebanyak 83,3 % memilih faktor kompensasi, dan 75 % memilih faktor lingkungan kerja.

Untuk lebih jelas melihat frekuensi faktor-faktor yang diduga menyebabkan ketidakpuasan kerja karyawan Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, berikut dijelaskan pada gambar1.5:

Gambar 1.5

Grafik Frekuensi Hasil Kuisioner pra-penelitian

Hal ini mengindikasikan bahwa ketidakpuasan kerja karyawan Food & Beverage Departement Hotel The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, memang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendapat Mangkunegara (2007:117) “Ketidakpuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan

83,3% 75%

44,4% 41,7%

33,3%

27,7%

0 5 10 15 20 25 30 35

Frekuensi Kepuasan Kerja


(22)

pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi, dan lain sebagainya”. Karyawan tentu saja mengharapkan adanya timbal balik yang berupa penghargaan atas kontribusi yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan. Bentuk penghargaan yang diharapkan karyawan tersebut dalam bentuk program kompensasi yang sesuai misalnya yang langsung berupa upah, gaji, komisi, dan bonus serta tidak langsung berupa asuransi, pensiun, cuti, pendidikan dan lain sebagainya. Kebijakan Kompensasi selain memberikan imbalan pada karyawan atas pekerjaan yang dilakukan karyawan juga merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempertahankan karyawan potensial, oleh karena itu pemberian kompensasi perlu mendapat perhatian khusus dan dilaksanakan atas dasar kepentingan perusahaan maupun kebutuhan karyawan, sehingga menghasilkan manfaat yang maksimal.

Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting bagi karyawan adalah kompensasi. Dengan adanya kompensasi maka karyawan merasakan adanya suatu ikatan dengan perusahaan. Selain kompensasi, perusahaan biasa memberikan rasa aman, nyaman serta adanya fasilitas yang cukup serta memadai bagi karyawan. Dengan adanya pemberian kompensasi kepada para karyawan dapat memberikan rasa kepuasan kerja bagi karyawan Handoko (2001, 155).


(23)

Kompensasi sangat penting bagi pegawai. Kompensasi yang diberikan kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta hasil kerja. Perusahaan yang menentukan tingkat upah dengan mempertimbangkan standar kehidupan normal, akan memungkinkan pegawai bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi kerja pegawai banyak dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan minimal kehidupan pegawai dan keluarganya.

Kompensasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka. Bentuk-bentuk pemberian upah, bentuk upah, dan gaji digunakan untuk mengatur pemberian keuangan antara majikan dan pegawainya.

Faktor lingkungan kerja pun merupakan faktor yang cukup andil dalam memepengaruhi kepuasan kerja. Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap keadaan karyawan yang ada pada suatu perusahaan. Dengan memperhatikan lingkungan kerja diharapkan dapat menambah semangat dalam bekerja. Lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu, tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di instansi antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan. Lingkungan


(24)

kerja yang baik dapat meningkatkan semangat kerja dan lingkungan kerja yang terjaga juga baik untuk kenyamanan pribadi, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai dapat menurunkan semangat kerja dan motivasi kerja karyawan.

Fenomena yang dikemukakan indikasi yang menunjukkan masih adanya ketidakpuasan kerja pada karyawan Food & Beverage The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa yang berdasarkan pada hasil kuisioner yang disebar oleh penulis ke karyawan Hotel merujuk pada ketidakpuasan karyawan pada faktor kompensasi dan lingkungan kerja di Hotel tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan judul untuk meneliti tentang Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.


(25)

1.2Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari uraian permasalahan di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kompensasi dan lingkungan kerja pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ? 2. Sejauh mana pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada

bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ?

3. Sejauh mana pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar gambaran kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa?

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa?


(26)

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa?

1.4Kegunaan Penelitian

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua macam manfaat, yaitu sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan manfaat untuk meningkatkan ilmu dan wawasan mengenai sumber daya manusia. Diharapkan dapat menjadi bahan pengayaan bagi program studi Manajemen Industri Katering, khususnya mengenai kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tambahan bagi perusahaan, hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan kepala personalia dalam mengevaluasi guna meningkatkan kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan. Selain itu juga sebagai bahan untuk meningkatkan pngetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Departemen The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kompensasi, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah kompensasi (X1), dan lingkungan kerja (X2). Sedangkan objek yang menjadi

variabel terikat (dependent variable) adalah kepuasan kerja (Y) The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 381 A Dago Bandung 40135, Jawa Barat – Indonesia.

Menurut Sugiyono (2008:59), variable independent atau variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat).Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah kompensasi dengan elemennya yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Lingkungan kerja dengan elemennya yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik. Dan menjadi variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja karyawan yang terdiri gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, atasan, dan promosi.


(28)

Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh kompensasi yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung, lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik kerja dan kondisi non-fisik kerja.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian

Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus ditentukan jenis penelitian dan metode penelitian yang akan digunakan sehingga tujuan dari penelitian ini dapat dicapai. Berdasarkan penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskrptif (descriptive research) dan verifikatif (verifikatif research). Menurut Winarnoo Surachman (1982:139-140) menyatakan sebagai berikut: Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Pelaksanaan metoda deskriptif tidak hanya sampai pada pengumpulan data dan menyusun tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang hubungan itu juga menetapkan hubungan dan kedudukan satu unsur dengan unsur lainnya.

Menurut Masri Singarimbun, (1981:4), menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan metode deskriptif biasanya memiliki dua tujuan, yaitu : Pertama; untuk mengetahui perkembangan secara fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu. Kedua : untuk


(29)

mendiskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu yang terjadi saat sekarang.

Adapun jenis penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:8), “Pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan”. Dalam hal ini penelitian verifikatif dilakukan penulis dengan tujuan mengetahui pengaruh kompensasi, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

3.2.2 Metode Penelitian

Sapari Imam Ansyari (1993:66) mengemukakan istilah metode sebagai “cara atau sistem mengerjakan sesuatu”. Dan menurut Engking Soewarman Hasan (1997:4) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan penelitian adalah “secara etimologis, penelitian meninjau kembali apa-apa yang telah terjadi untuk kepentingan yang akan datang atau penyelidikan untuk memperoleh data-data atau fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode descriptive survey dan metode explantatory survey. Seperti pendapat Sugiyono (2009:11) mengenai metode survey yaitu: “Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi penelitian melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuisioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya”.


(30)

Berdasarkan waktu penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional method. Husein Umar mengemukakan pengertian cross sevctional method (2001:45) yaitu, “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)”. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

3.3Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diiteliti dalam penelitian ini meliputi dua variabel independent yaitu kompensasi (X ), lingkungan kerja (X ), sedangkan kepuasan kerja sebagai variabel dependent (Y).

Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Konsep

Teoritis

Konsep

Empiris Konsep Analisis

Skala Kepuasan Kerja (Y) “Kepuasan Kerja adalah sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbgai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaann

Faktor-faktor yang mempengar uhi

kepuasan kerja, yaitu: Gaji

Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat kesesuaian gaji yang diberikan dalam skor

2.Tingkat keadilan dalam pemberian gaji dalam skor 3.Tingkat kepuasan terhadap pemberian bonus/intensif dalam skor

Ordinal Ordinal Ordinal


(31)

ya”. Marihot T.E Haraindja (2006:291) Pekerjaan itu sendiri

Data diperoleh dari

karyawan mengenai

kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat kesesuai pekerjaan dengan kemampuan, minat, bakat, dan keterampilan dalam skor

2.Tingkat kepuasan terhadap kebebasan bekerja dalam skor

3.Tingkat kepuasan terhadap variasi pekerjaan dalam skor

Ordinal

Ordinal Ordinal

Rekan kerja Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1. Bantuan yang diberikan oleh rekan kerja terhadap pekerjaan dalam skor.

2. Partisipasi bantuan yang diberikan oleh rekan kerja dalam skor.

3.Kerjasama yang terjalin dengan rekan kerja dalam skor.

Ordinal Ordinal Ordinal

Atasan Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat kepuasan terhadap kemampuan atasan dalam mengambil keputusan dalam skor

2.Tingkat kepercayaan yang

Ordinal

Ordinal Ordinal


(32)

diberikan atasan pada pelaksanaan kerja dalam skor. 3.Tingkat keterlibatan atasan dalam pemecahan masalah yang dihadapi dalam skor. Promosi Data diperoleh dari karyawan

mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat keterbukaan dalam kesempatan dalam skor. 2.Tingkat kepuasan terhadap keadilan dalam pemberian promosi dalam skor.

3.Tingkat keterbukaan dalam proses promosi jabatan dalam skor. Ordinal Ordinal Ordinal Lingkungan Kerja

Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat kenyamanan dalam bekerja dalam skor.

2.Tingkat kondusif dalam bekerja dalam skor.

3.Tingkat kepeduliaan sesama rekan kerja dalam skor.

Ordinal Ordinal Ordinal

Variabel Konsep Teoritis

Konsep

Empiris Konsep Analisis

Skala

Kompensasi (X1)

Kompensa si adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

Kompensas i finansial terdiri dari: 1.Kompens asi langsung berupa gaji, upah, bonus atau komisi

Data diperoleh dari karyawan mengenai kompensasi yang terdiri dari :

1.Tingkat kesesuaian gaji atau upah dengan jabatan dalam satuan rupiah perbulan.

2.Tingkat kesesuaian gaji dengan waktu yang telah ditentukan dalam satuan rupiah perbulan.

3.Tingkat kesesuaian gaji

Ordinal

Ordinal

Ordinal


(33)

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan Drs H.Malayu S.P Hasibuan (2002:118)

dengan upah minimum regional UMR dalam satuan rupiah perbulan.

4.Tingkat kesesuaian bonus atau komisi dalam satuan rupiah perbulan.

2.Kompens asi Tidak langsung berupa liburan, asuransi, jasa

Data diperoleh dari karyawan mengenai kompensasi yang terdiri dari :

1. Tunjangan hari raya dalam satuan rupiah perbulan.

2. Asuransi kesehatan dalam satuan rupiah perbulan

3. Pemberian dana pension atau pesangon dalam satuan rupiah perbulan.

4. Tunjangan jabatan, prestasi kerja dalam satuan rupiah perbulan.

5. Tunjangan transportasi dalam satuan rupiah perbulan.

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Lingkungan Kerja (X2)

“Lingkung an kerja merupakan faktor-faktor diluar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi

Faktor-faktor yang mempengar uhi lingkungan kerja, yaitu: 1.Kondisi fisik kerja

Data diperoleh dari karyawan mengenai lingkungan kerja yang terdiri dari :

1. Peralatan kerja dalam skor

2. Tingkat cahaya

penerangan terhadap kinerja dalam skor.

3. Tingkat suhu udara di perusahaan dalam skor. 4. Tingkat kebisingan (suara) terhadap kinerja dalam skor. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(34)

3.4J e n i s d a

3.4 Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dimana data tersebut diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian baik diperoleh secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi saperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

Sihombing (2004)

5. Tingkat kepadatan ruangan terhadap kinerja dalam skor.

6. Luas ruang gerak dalam skor.

Ordinal Ordinal

2.Kondisi non fisik kerja

Data diperoleh dari karyawan mengenai lingkungan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat hubungan kerja terhadap atasan dalam skor. 2.Tingkat hubungan kerja dengan bawahan dalam skor. 3.Tingkat hubungan kerja dengan rekan kerja dalam skor.

Ordinal Ordinal Ordinal


(35)

Tabel 3.2

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

No. Data Penelitian Jenis Data Sumber Data

1. Data Kehadiran, Data Omset, dan Data Occupancy

Data Sekunder

Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

2. Profil Perusahaan Hotel Data Sekunder

Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

3. Pertumbuhan industri pariwisata

Data Sekunder

www.budpar.go.id

4. Gambaran Mengenai

Kompensasi Karyawan F&B Produk

Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

5. Gambaran Mengenai

Lingkungan Kerja Karyawan F&B Produk

Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

6. Gambaran Mengenai

Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan F&B Produk

Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian memerlukan data atau informasi yang berguna untuk bahan pemecahan masalah yang ditemukan dalam penelitian tersebut. Untuk itu diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat, agar penelitian mencapai tujuan yang diinginkan.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah : 1. Observasi

Penulis terjun langsung mengadakan peninjauan langsung terhadap objek (karyawan) yang akan mendukung kesempurnaan penelitian. Hal ini


(36)

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikanto (1983:111), bahwa observasi itu : meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengalaman langsung. 2. Wawancara

Penulis lakukan untuk mendapatkan data sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian itu sendiri. Sehubungan dengan teknik wawancara ini H. Engking S. Hasan (1997:49-50), menyatakan bahwa : “Wawancara adalah sebagai proses interaksi, interelasi, mempunyai karekteristik, isyarat dari persepsi dan didalam prosesnya perlu diperhatikan beberapa hal yaitu situasi wawancara, isi wawancara, pewawancara/ interviewer”.

3. Kuisioner

Teknik ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang sedang diteliti dengan mencari informasi dari sumber langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada selebaran kertas pada responden.

4. Studi Literatur

Studi literature adalah studi atau pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data dari buku-buku, laporan, majalah dan laim-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(37)

3.6Teknik Pengolahan Data

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyeleksi data yang telah diperoleh untuk memeriksa tingkat kesempurnaannya, diseleksi sesuai dengan keperluan.

b. Mentabulasi data, data yang telah diseleksi kemudian dimasukkan ke dalam table untuk diketahui perhitungannya berdasarkan aspek yang dijadikan variable penelitian

c. Menghitung ukuran-ukuran karakteristik berdasarkan variable penelitian.

d. Melakukan pengujian hipotesis.

3.7 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.7.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok subjek yang akan menjadi sumber data baik berupa benda, manusia, gejala maupun peristiwa sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti. Definisi lain yang dianggap lebih sederhana, dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1987 : 102), yaitu populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti. Adapun populasi pada penelitian ini adalah karyawan Food&Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa berjumlah 36 orang. Menurut Sugiono (1998:62) bila jumlah relative kecil kurang dari 30 orang maka keseluruhan unit populasi ini diteliti atau disebut juga sebagai penelitian populasi.


(38)

3.7.2 Teknik Sampeling penelitian

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel atau sebagian elemen dari populasi untuk memahami karakteristik dari keseluruhan populasi. Menurut Sugiono (2009:62) menyatakan bahwa : “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Aada beberapa macam teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Nonprobability Sampling adalah teknik pengambialan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Dari Nonprobability Sampling teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiono (2009:68) sampling jenuh adalah “teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian 3.8.1 Uji Validitas

Instrumen pengumpulan data akan menentukan baik tidaknya data. Yang pada akhirnya akan menentukan kualitas hasil penelitian. Maka dari itu instrumeen pengumpulan data yang dikatakan baik harus memenuhi dua persyaratan dalam pengujian hasil yang diteliti, yaitu valid dan reliable. Seperti pendapat Suharsimi Arikunto (2002:145) bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan keterpercayaannya suatu


(39)

instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang atau rendah berarti memiliki validitas yang rendah”.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuisioner yang disebar. Dalam uji validitas digunakan metode koefisien korelasi product moment Pearson dengan rumus :

Teknik korelasi yang digunakan korelasi Pearson Product Moment:

Sumber : (Sugiyono, 2008:231)

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑ X²= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ Y²= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

r = n (∑XY) – (∑X)(∑Y) V {(n∑X²) - (∑X)²}.(n∑Y² - (∑Y) ²}


(40)

Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3

INTERPRETASI NILAI r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,00-0,199 Sangat rendah

Antara 0,20-0,399 Rendah

Antara 0,40-0,599 Sedang

Antara 0,60-0,799 Kuat

Antara 0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2011:228)

Selanjuntnya perlu diuji apakah validnya instrument yang ditemukan dengan sampel 36 itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 36 orang. Maka perlu dihitung dengan uji-t dengan rumus berikut:

Keterangan : thitung = Nilai thitung

r =Koefisiensi korelasi

r² =Kuadrat Koefisien Korelasi n =Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas menggunakan kriterian sebagai berikut :

a.Nilai thitung dibandingkan dengan ttabel dengan α = 0,05 dan dk = n-3

b.Jika thitung ≥ ttabel maka item pertanyaan dikatakan valid

�= r �−


(41)

c.Jika thitung <ttabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid

Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari responden, dengan menggunakan pengujian validitas di atas, dapat diketahui bahwa dari 9 pernyataan tentang variabel kompensasi dinyatakan valid, 9 pernyataan mengenai variabel lingkungan kerja dinyatakan valid. Begitupula pernyataan tentang kepuasan kerja dengan jumlah pernyataan sebanyak 15, semuanya valid. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas

No PERTANYAAN rhitung rtabel Keterangan

Kompensasi

1 Tingkat kesesuaian gaji dengan tugas dan tanggung jawab

0,516 0,329 Valid

2 Tingkat kesesuaian gaji dengan waktu yang telah ditentukan

0,700 0,329 Valid

3 Tingkat kesesuaian gaji dengan UMR

0,722 0,329 Valid

4 Tingkat kesesuaian bonus

0,752 0,329 Valid

5 Tunjangan hari raya 0,640 0,329 Valid

6 Asuransi kesehatan 0,670 0,329 Valid

7 Pemberian dana

pension atau pesangon

0,712 0,329 Valid

8 Tunjangan jabatan dalam prestasi kerja

0,701 0,329 Valid

9 Tunjangan transportasi 0,671 0,329 Valid

Lingkungan Kerja

10 Peralatan kerja 0,563 0,329 Valid

11 Tingkat cahaya penerangan terhadap kinerja


(42)

12 Tingkat suhu

udara di

perusahaan

0,652 0,329 Valid

13 Tingkat kebisingan (suara) terhadap kinerja

0,606 0,329 Valid

14 Tingkat kepadatan ruangan terhadap kinerja

0,566 0,329 Valid

15 Luas ruang gerak 0,613 0,329 Valid

16 Tingkat hubungan kerja terhadap atasan

0,555 0,329 Valid

17 Tingkat hubungan kerja dengan bawahan

0,535 0,329 Valid

18 Tingkat hubungan kerja dengan rekan kerja

0,511 0,329 Valid

Kepuasan Kerja

19 Tingkat kesesuaian gaji yang diberikan

0,696 0,329 Valid

20 Tingkat keadilan dalam pemberian gaji

0,698 0,329 Valid

21 Tingkat kepuasan terhadap pemberian bonus/intensif

0,679 0,329 Valid

22 Tingkat kesesuai pekerjaan dengan kemampuan, minat, bakat, dan keterampilan

0,726 0,329 Valid

23 Tingkat kepuasan terhadap kebebasan bekerja

0,776 0,329 Valid

24 Tingkat kepuasan terhadap variasi pekerjaan

0,677 0,329 Valid

25 Bantuan yang diberikan oleh rekan kerja terhadap pekerjaan

0,742 0,329 Valid

26 Partisipasi bantuan yang diberikan oleh rekan kerja

0,680 0,329 Valid


(43)

dengan rekan kerja 28 Tingkat kepuasan

terhadap kemampuan

atasan dalam

mengambil keputusan

0,856 0,329 Valid

29 Tingkat kepercayaan yang diberikan atasan pada pelaksanaan kerja

0,839 0,329 Valid

30 Tingkat keterlibatan

atasan dalam

pemecahan masalah yang dihadapi

0,747 0,329 Valid

31 Tingkat keterbukaan dalam kesempatan

0,773 0,329 Valid

32 Tingkat kepuasan terhadap keadilan dalam pemberian promosi

0,779 0,329 Valid

33 Tingkat keterbukaan dalam proses promosi jabatan

0,789 0,329 Valid

34 Tingkat kenyamanan dalam bekerja di perusahaan

0,512 0,329 Valid

35 Tingkat Kondusif bekerja di perusahaan

0,513 0,329 Valid

36 Tingkat kepedulian sesama rekan kerja di perusahaan

0,460 0,329 Valid

3.8.2Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliable). Tujuan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi akurasi dan prediktailitas suatu alat ukur (kuesioner) yang dilakukan dalam waktu yang berbeda namun hasil penelitian tetap sama. Dalam uji reliabilitas digunakan


(44)

metode koefisien korelasi product moment. Pengujian reliabilitas kuisioner penelitian dilakukan dengan rumus alpha cronbach.

Korelasi alpha cronbach (Cα) merupakan statistic yang paling umum digunakan untuk menguji reabilitas suatu instrument penelitian. Rumus untuk mengukur reliabilitas yaitu :

Sumber : Suharsimi (2002,171) Keterangan :

r1.1 = relibilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan ∑σb2

= jumlah varians butir soal σ2

t = varians total

Sedangkan rumus variansnya adalah :

Sumber : Suharsimi (2002,38) Keterangan :

n = jumlah sampel σ = nilai varians

x = nilai skor yang dipilih

σ

2

=

∑�

2∑� 2


(45)

Keputusan uji reabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika rhitung≥ rtabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika rhitung < rtabel

Setelah diperoleh r hitung maka selanjutnya dapat diputuskan instrument tersebut realibel atau tidak, maka kompensasi dan lingkungan kerja tersebut dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf kesalahan 5%. Jika r hitung lebih

besar rtabel maka dapat disimpulkan instrument kepuasan kerja karyawan

tersebut realibel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Berdasarkan jumlah kuisioner yang diuji sebanyak 36 responden dengan taraf kesalahan 5% maka didapat nilai rtabel sebesar 0,329. Ini dapat dilihat

pada tabel 3.5 hasil pengujian reliabilitas di bawah ini :

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Reliabilitas

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Kompensasi 0,862 0,329 Reliabel

2 Lingkungan Kerja 0,779 0,329 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012

Berdasarkan tabel 3.5 di atas, dapat diketahui instrument yang diajukan kepada responden dapat dikatakan reliable, karena setiap pertanyaan memiliki rhitung yang lebih besar daripada rtabel

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Karena penelitian ini


(46)

menggunakan data ordinal, lalu di transformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Methode of Successive Interval. Dimana dalam memilih teknik korelasi dalam pengujian hipotesis yaitu Person Product Moment, Korelasi Ganda, dan Korelasi Parsial.

Untuk skala pengukuran, penulis menggunakan skala pengukuran semantic. Skala pengukuran semantic merupakan metode penulisan yang disusun dengan menggunakan rangkaian kata sifat yang bertentangan (bipolar) serta memiliki unsur evaluasi potensi unsur aktivitas. Sedangkan dalam kerangka sakala beda semantic, skoring dapat dilakukan dengan menggunakan empiris yaitu meneliti analisis faktor/konvensi, yaitu skor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti.

3.9.1 Method of Successive Interval (MSI)

Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu di transformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Methode of Successive Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131).

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.


(47)

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menghitung nilai Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban.

3.9.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien korelasi (r) nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1≤ r ≤ 1), artinya jika:

1. r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan sangat kuat dan positif)

2. r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekat -1, hubungan sangat kuat dan negatif)


(48)

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2010:231)

3.9.3 Menentukan persamaan Regresi Linier Ganda

Seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dikumpulkan untuk selanjutnya diklasifikasikan untuk kepentingan penulisan. Data yang dianggap mendukung penelitian kemudian dianalisis berdasarkan metode yang digunakan oleh peneliti, sehingga diperoleh uraian yang diharapkan. Uraian yang diperoleh kemudian diklasifikasikan secara sistematik untuk dijadikan tulisan laporan.

Persamaan Regresi Linier Ganda

Keterangan :

Y = Kepuasan Kerja

a = Konstanta

X1 = Kompensasi

X2 = Lingkungan Kerja

b = Koefisien Regresi Kompensasi b = Koefisien Regresi Lingkungan Kerja


(49)

Regresi linier berganda dengan persamaan Y = a+b X + b X untuk menghitung harga-harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :

Sugiyono (2011:278)

Uji Koefisiensi Determinasi

Menurut Sugiono (2009:231) dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien determinasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen.

Rumus koefisien determinasi :

Sumber : Sugiyono, (2007:275)

Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh antar variabel, maka Guilford yang dikutip oleh (Sugiyono, 2008:184), untuk menjelaskan interprestasi koefisien regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Koefisien Determinasi = r2 x 100% ∑ Y = an + b ∑ X + b ∑ X

∑ X Y = a ∑ X + b ∑ X ² + b ∑ X X ∑ X Y = a ∑ X + b ∑ X X + b ∑ X ²


(50)

Tabel 3.7

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi (GUILFORD)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, (2008:184)

3.10 Pengujian Hipotesis

Untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih.

Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variabel yaitu kompensasi (variabel X ) yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung, lingkungan kerja (variabel X ) yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan non fisik sedangkan variabel dependent adalah kepuasan kerja (Y), dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan di uji, maka uji statistic yang digunakam melalui perhitungan analisis regresi linear berganda untuk ke dua variabel tersebut.

Adapun menjadi hipotesis mayor dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kompensasi yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Lingkungan kerja yang terdiri dari lingkungan fisik dan


(51)

lingkungan non fisik terhadap kepuasan karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

3.10.1 Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (uji t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara individual.

Sumber : Sugiyono (2007:230) Keterangan :

t = Distribusi student

r = Koefisien korelasi product moment n = Banyaknya data

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan menguji nilai thitung. Uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikan dari variabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y). Kriteria untuk menolak dan menerima hipotesis, pada tingkat kesalahan 5% atau 0,05 pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows.

a. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Yang artinya

koefisien korelasi berganda yang dihitung tingkat signifikan.

� =r n −


(52)

b. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Yang artinya

koefisien korelasi berganda yang dihitung tingkat signifikan dan menunjukkan terdapat pengaruh secara parsial.

3.10.2 Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (uji F)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui seberapa besar peengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Merumuskan hipotesis statistik :

Sumber : Sugiyono, (2007 : 235) Keterangan :

F = Nilai simultan yang akan dicari k = Jumlah variabel independen (bebas) n = Jumlah sampel

r = Nilai koefisien korelasi ganda

Kaidah pengambilan keputusan pegujian hipotesis secara statistik :

1. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat

pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja. 2. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

terdapat pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.


(53)

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji berada pada α = 0,05 dengan menggunakan derajat dk = (n-3) serta dilakukan dengan uji satu pihak, yaitu pihak kanan, hipotesis yang akan diuji dalam pengambilam keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

a. Ho : p ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif antara kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.

b. Ha : p > 0, artinya terdapat pengaruh positif antara kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kompensasi (XІ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

2. Lingkungan Kerja (XЇ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

3. Kompensasi (XІ) dan Lingkungan Kerja (XЇ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Bouitique Suite Hotel & Spa.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodelogipenelitian. Yogyakarta: BinaAksara.

Desseler, Gary, 1997, Human Resources Management. New jersey : Prentice Hall International, Inc, Upper Side River.

GouzaliSaydam. 2000.ManajemenSumberDayaManusia, Jilid 2, Jakarta :GunungAgung,

Gede, Rumadadan I Wayan, Mudiartha, Utama. 2006. PengaruhKompensasi, Kepemimpinan, danLingkunganKerjaFisikTerhadapKepuasanKerjaKaryawan Hotel Taman HarumUbudGianyar. Jurnal.

Hariandja, MarihotTua Effendi. 2006. ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta :PT. Grasindo

Hasibuan, Malayu. S.P. 2007.ManajemenSumberDayaManusia, Jakarta : PT. BumiAksara.

Mangkunegara, A.A.AnwarPrabu. 2005. ManajemenSumberDayaManusia Perusahaan. Bandung : PT RemajaRondakarya.

Nitisemito, Alex. S., Drs. 1986. ManajemenPersonalia.Jakarta :Ghalia Indonesia. Panggabean, M.E, Dr. Mutiara. 2004. ManagemenSumberDayaManusia. Ghalia.


(56)

Purwaningrum, Hastuti. PengaruhKomunikasiIntrnal, Kompensasi, LingkunganKerjaTerhadapKinerjaKaryawanMelaluiMotivasiPada CV. Medinda Semarang. Jurnal.

Rivai, Veithzal. 2004. ManajemenSumberDayaManusiauntuk Perusahaan.Dari TeorikePraktik.Jakarta :MuraiKencana.

Riduwan.2011. Dasar-DasarStatistika. Bandung :Alfabeta.

Riduwan, Drs., M.BA.,&Akdon, Prof., Dr., 2007. M.Pd. Rumusdan Data DalamAnalisisStatistika.Bandung :Alfabeta.

Robbins, Stephen, (2003), PERILAKU Organisasi :Kontroversi, Aplikasi, EdisiBahasa Indonesia, Jilid 2. Jakarta : PT. Prehallindo.

Rohendi,Eek.2010.PengaruhMotivasiKerjadanLingkunganKerjaTerhadapKinerjaPe gawai Kantor DinasPendidikan Kota Cimahi (Survey Terhadap PNS DinasPendidikan Kota Cimahi).Tesis.

Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung :Mandar Maju.

Sikula, E. Andrew. 1981. Personal Addministration and Human Resources Management. Jhon Willey & Sons, Inc.

Soekresno.1998. Manajemen Food and Beverage Service.

Sulastiyono, Agus, Drs. 2008. ManajemenPenyelenggaraan Hotel.Bandung :Alfabeta.

Sudjana 1996.Statistika.Bandung :Tarsito.


(57)

Sudirman.2007. PengaruhPemberianKompensasiKegiatanPenelitianDenganSistem “Orang Jam” (OJ) TerhadapPeningkatanKinerja Di PusatPemanfaatanSainsAtmosfer Dan Iklim-Lapan.Jurnal.

Siti,Agiatania.2011.PengaruhInsentif,LingkunganKerjadanPromosiJabatanTerhadap Kepuasan kerjaKaryawan F&B Produk Hotel Horisson Bandung dan Hotel Novotel Bandung. Skripsi.Bandung.UniversitasPendidikan Indonesia.

Suwatno, Dr, M.SidanTjutju, Prof. Dr. 2009. ManajemenSumberDayaManusia. Alfabeta, Bandung.

Wulan,Devi.Ariyanti.2011.PengaruhKompensasidanMotivasiKerjaTerhadapLoyalita Pegawai Di PT. BintangInternusa (studiterhadapPersepsiPegawai di PT.BintangInternusa.Tesis.

Moeheriono, Dr. Prof, M.Si.2009. PengukuranKinerjaBerbasisKompetensi.Bogor :Ghalia Indonesia.

Usman,Husaini,Dr.Prof,M.Pd.,M.T.2008.ManajemenTeoriPraktik&RisetPendidikan. EdisiKedua, Yogyakarta: BumiAksara.


(58)

(1)

94

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji berada pada α = 0,05 dengan

menggunakan derajat dk = (n-3) serta dilakukan dengan uji satu pihak, yaitu pihak kanan, hipotesis yang akan diuji dalam pengambilam keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

a. Ho : p ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif antara kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.

b. Ha : p > 0, artinya terdapat pengaruh positif antara kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kompensasi (XІ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

2. Lingkungan Kerja (XЇ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

3. Kompensasi (XІ) dan Lingkungan Kerja (XЇ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Bouitique Suite Hotel & Spa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodelogipenelitian. Yogyakarta: BinaAksara.

Desseler, Gary, 1997, Human Resources Management. New jersey : Prentice Hall International, Inc, Upper Side River.

GouzaliSaydam. 2000.ManajemenSumberDayaManusia, Jilid 2, Jakarta :GunungAgung,

Gede, Rumadadan I Wayan, Mudiartha, Utama. 2006. PengaruhKompensasi, Kepemimpinan, danLingkunganKerjaFisikTerhadapKepuasanKerjaKaryawan Hotel Taman HarumUbudGianyar. Jurnal.

Hariandja, MarihotTua Effendi. 2006. ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta :PT. Grasindo

Hasibuan, Malayu. S.P. 2007.ManajemenSumberDayaManusia, Jakarta : PT. BumiAksara.

Mangkunegara, A.A.AnwarPrabu. 2005. ManajemenSumberDayaManusia

Perusahaan. Bandung : PT RemajaRondakarya.

Nitisemito, Alex. S., Drs. 1986. ManajemenPersonalia.Jakarta :Ghalia Indonesia. Panggabean, M.E, Dr. Mutiara. 2004. ManagemenSumberDayaManusia. Ghalia.


(4)

Purwaningrum, Hastuti. PengaruhKomunikasiIntrnal, Kompensasi,

LingkunganKerjaTerhadapKinerjaKaryawanMelaluiMotivasiPada CV.

Medinda Semarang. Jurnal.

Rivai, Veithzal. 2004. ManajemenSumberDayaManusiauntuk Perusahaan.Dari TeorikePraktik.Jakarta :MuraiKencana.

Riduwan.2011. Dasar-DasarStatistika. Bandung :Alfabeta.

Riduwan, Drs., M.BA.,&Akdon, Prof., Dr., 2007. M.Pd. Rumusdan Data DalamAnalisisStatistika.Bandung :Alfabeta.

Robbins, Stephen, (2003), PERILAKU Organisasi :Kontroversi, Aplikasi, EdisiBahasa Indonesia, Jilid 2. Jakarta : PT. Prehallindo.

Rohendi,Eek.2010.PengaruhMotivasiKerjadanLingkunganKerjaTerhadapKinerjaPe gawai Kantor DinasPendidikan Kota Cimahi (Survey Terhadap PNS DinasPendidikan Kota Cimahi).Tesis.

Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung :Mandar Maju.

Sikula, E. Andrew. 1981. Personal Addministration and Human Resources Management. Jhon Willey & Sons, Inc.

Soekresno.1998. Manajemen Food and Beverage Service.

Sulastiyono, Agus, Drs. 2008. ManajemenPenyelenggaraan Hotel.Bandung

:Alfabeta.


(5)

Sudirman.2007. PengaruhPemberianKompensasiKegiatanPenelitianDenganSistem

“Orang Jam” (OJ) TerhadapPeningkatanKinerja Di

PusatPemanfaatanSainsAtmosfer Dan Iklim-Lapan.Jurnal.

Siti,Agiatania.2011.PengaruhInsentif,LingkunganKerjadanPromosiJabatanTerhadap Kepuasan kerjaKaryawan F&B Produk Hotel Horisson Bandung dan Hotel Novotel Bandung. Skripsi.Bandung.UniversitasPendidikan Indonesia.

Suwatno, Dr, M.SidanTjutju, Prof. Dr. 2009. ManajemenSumberDayaManusia. Alfabeta, Bandung.

Wulan,Devi.Ariyanti.2011.PengaruhKompensasidanMotivasiKerjaTerhadapLoyalita Pegawai Di PT. BintangInternusa (studiterhadapPersepsiPegawai di PT.BintangInternusa.Tesis.

Moeheriono, Dr. Prof, M.Si.2009. PengukuranKinerjaBerbasisKompetensi.Bogor :Ghalia Indonesia.

Usman,Husaini,Dr.Prof,M.Pd.,M.T.2008.ManajemenTeoriPraktik&RisetPendidikan.


(6)

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatan Kinerja Karyawan Food And Beverage Department Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Di Hotel Inna Dharma Deli Medan

11 140 60

Kegiatan Public Relations Officer The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel And SPA

0 2 32

Pengaruh Kompensasi Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

0 11 158

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN

0 2 70

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Gujati 59 Utama sukoharjo.

0 4 14

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD AND BEVERAGE PRODUCT DEPARTMENT THE PAPANDAYAN HOTEL BANDUNG”.

0 5 45

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG.

9 52 67

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN DI GRAND PASUNDAN CONVENTION HOTEL BANDUNG : Survey Terhadap Karyawan F & B Departement di GPCH Bandung.

12 35 49

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT BANDUNG GIRI GAHANA GOLF AND RESORT.

0 1 4

PENGARUHPRICE ADJUSTMENT STRATEGIES TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA : Survei Terhadap Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package Fullboard di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel an

0 6 80