KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK FPTK UPI SEBAGAI TEMPAT AKTIVITAS MAHASISWA.

(1)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Pertanyaan Penelitian ... 5

1.3. Pembatasan Studi ... 5

1.4. Penjelasan Istilah dalam Judul ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...8

2.1. Ruang ...8

2.2. Ruang Publik ... 10

2.3. Kerangka Studi Perilaku ... 16

2.4. Konsep Penting dalam Kajian Arsitektur Lingkungan dan Perilaku ... 18

2.4.1 Teritorialitas ... 18

2.4.2 Behavior Setting (Setting Perilaku) ... 21

2.4.3 Batas Behavior Setting ...24

2.4.4 Perceived Environtment (Lingkungan yang Terpersepsikan) ...26

2.5. Sistem Aktivitas ... 26


(2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1. Metode Penelitian ... 31

3.2. Paradigma dan Teori Substantif ... 32

3.3. Data dan Sumber Data ... 34

3.4. Tahapan Penelitian ... 34

3.5. Pengumpulan dan Pencatatan Data ... 35

3.6. Analisis dan Penafsiran Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37

4.1 Pendahuluan ... 37

4.2 Fungsi dan Kondisi Fasilitas Ruang Publik FPTK ...39

4.3 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Ruang Publik FPTK ...41

4.4 Pembahasan Hasil-Hasil Penelitian ... 41

4.4.1 Lobby ... 41

A.Tabulasi Data ... 43

B.Analisis dan Penafsiran Data ... 43

4.4.2 Kantin... 45

A.Tabulasi Data ... 46

B.Analisis dan Penafsiran Data ... 47

4.4.3 Koridor Selatan ... 47

A.Tabulasi Data ... 50

B.Analisis dan Penafsiran Data ... 50

4.4.4 Koridor Utara ... 50

A.Tabulasi Data ... 52

B.Analisis dan Penafsiran Data ... 53

4.4.5 Gazebo E ...53

A.Tabulasi Data ... 55

B.Analisis dan Penafsiran Data ... 55


(3)

4.4.7 Gazebo G ...58

A.Tabulasi Data ... 59

B.Analisis dan Penafsiran Data ... 59

4.4.8 Gazebo H ...60

A.Tabulasi Data ... 61

B.Analisis dan Penafsiran Data ... 62

4.5 Temuan Penelitian ...63

4.5.1 Temuan Penelitian ... 63

4.5.2 Pola Perilaku Mahasisiwa Pada Ruang Publik ... 66

4.5.3 Jumlah Mahasiswa pada Ruang Publik ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 77

5.1 Kesimpulan ...77

5.2 Rekomendasi ...78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital

dan mendasar dalam memfasilitasi interaksi antar manusia. Respon seseorang

terhadap lingkungannya bergantung pada bagaimana individu yang bersangkutan

memersepsi lingkungannya. Salah satu hal yang dipersepsi manusia tentang

lingkungannya adalah ruang di sekitarnya. Aspek sosialnya adalah bagaimana

manusia berbagi dan membagi ruang dengan sesamanya, baik pada ruang natural

maupun ruang buatan.

Menurut Maslow, salah satu kebutuhan dasar manusia adalah love and

belonging yang merupakan kebutuhan pengakuan identitas baik secara pribadi

maupun kelompok. Dalam memenuhi kebutuhan sosialnya manusia akan

berperilaku sosial dalam lingkungannya, berdasarkan tempat terjadinya aktivitas

hal ini dapat diamati dari fenomena-fenomena yang terjadi antara suatu perilaku

dengan lingkungannya, baik dalam aktivitas antar individu maupun antar

kelompok.

Fasilitas ekstrakulikuler seperti PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) ataupun

ruang himpunan berfungsi menyediakan ruang untuk memfasilitasi kegiatan

organisasi mahasiswa, beberapa fasilitas umum lainnya seperti sarana olahraga,

kantin, dan taman juga menjadi tempat aktivitas sosial sivitas kampus. Dalam

lingkup fakultas, terdapat banyak pembagian ruang yang dapat diamati. Secara


(5)

administrasi, begitu juga ruang dosen, ruang rapat dosen, perpustakaan, dan

lain-lain. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki fungsi spesifik berdasarkan kebutuhan

aktifitasnya.

Demikian juga pada ruang publik, ruang yang memiliki fungsi publik pada

prinsipnya adalah ruang yang terbuka untuk umum dan dapat diakses oleh setiap

orang. Ruang publik dalam suatu desain dan perancangan akan menjadi bagian

dari seluruh aspek fungsional yang bertujuan mengakomodasi aktifitas yang

terjadi di dalamnya. Pada suatu ruang buatan yakni bangunan, idealnya ruang

publik tidak menjadi ruang “sisa”, namun integral dengan kebutuhan fungsional

secara keseluruhan. Dalam hal ini aspek organisasi ruang juga dapat

mempengaruhi organisasi sosial yang dibentuk, maka hubungan atara aktivitas

penggunaan ruang, khususnya ruang publik dengan aktifitas yang terbentuk

sesudahnya menjadi penting.

Dalam “Psikologi Arsitektur”, Deddy Halim mengungkapkan bahwa

teritori yang belum jelas terbentuk atau dalam perebutan dapat memicu terjadinya

agresi (konflik teritori). Sedangkan batasan-batasan teritori yang jelas akan lebih

mampu menciptakan stabilitas dan mengurangi konflik antar kelompok manusia

(O’Neal & Mc Donald, 1976). Pada penggunaan ruang publik sering terjadi

pergeseran fungsi akibat ambiguitas dari status suatu teritori. Misalnya teritori

publik yang dipersepsi sebagai teritori sekunder, yakni ruang koridor yang

dijadikan sebagai tempat berdiskusi kelompok atau dijadikan sebagai ruang


(6)

3

Ruang publik yang dimaksud pada kajian ini adalah ruang publik yang

berada di FPTK UPI yaitu; lobby, koridor, plaza, dan gazebo. Dalam

penggunaannya, misalnya lobby yang dirancang sebagai ruang penerima atau

ruang transisi utama yang memisahkan antara bagian luar dan dalam bangunan,

lobby berfungsi sebagai ruang penerima yang mengarahkan pengunjung ke fungsi

lain dari bangunan yang dituju.

Misalnya untuk menuju ruangan kelas, mahasiswa akan melalui lobby

terlebih dahulu. Di sisi lain, pada dasarnya lobby juga dapat berfungsi sebagai

ruang tunggu atau ruang duduk, sekalipun tidak disediakan tempat duduk. Karena

persepsi pengguna terhadap lobby adalah sebagai teritori publik, siapa saja

diperkenankan mengakses lobby, termasuk sebagai ruang tunggu. Akibatnya,

sekalipun pada lobby FPTK tidak disediakan tempat duduk, mahasiswa akan tetap

memaksakan diri duduk di lantai atau di tangga. Hal ini dapat terjadi baik

disebabkan oleh faktor ruang, perilaku mahasiswa, maupun faktor pengawasan

yang ada.

Deddy Halim (2005) dalam Psikologi Arsitektur mengatakan, “Arsitek

harus memberi kejelasan status teritori yang dihasilkan dan tidak boleh ada

keambiguan”. Hal ini menuntut kejelasan status teritori pada lobby FPTK yang

perlu diperkuat misalnya dengan menambahkan tempat duduk atau dengan

mempertegas fungsi suatu teritori dengan memberi batasan behavior setting.

Bangunan FPTK merupakan produk arsitektur yang mewadahi aktivitas

pendidikan, serta aktivitas lain yang berlangsung di dalamnya. Dalam konteks ini


(7)

bagaimana respon mahasiswa terhadap ruang yang ada. Dengan kata lain faktor

akomodasi pada bangunan akan tarik menarik dengan faktor adaptasi pengguna.

Kajian dalam penelitian ini dilakukan dalam lingkup pendekatan

psikologis para pengguna, proses sosial yang terbentuk, termasuk unsur-unsur

perilaku manusia yang dapat diamati melalui sisi teritorialitas para pengguna. Dari

hasil kajian ini, diharapkan dapat diperoleh informasi yang dapat membantu

meningkatkan respon atas kebutuhan fasilitas yang lebih tanggap serta akomodatif

terhadap aktivitas yang membutuhkan ruang publik.

Aktivitas mahasiswa di ruang publik terjadi melalui suatu proses sosial

atau proses interaksi antar mahasiswa, terjadinya hal tersebut juga dapat sangat

dipengaruhi oleh akomodasi atas fasilitas yang ada, dalam prosesnya keterbatasan

akomodasi akan dipenuhi oleh proses adaptasi dengan kegiatan atau penggunaan

yang menyesuaikan dengan fasilitas yang ada.

Sehubungan dengan hal tersebut, penggunaan ruang publik yang tidak

sesuai dengan fungsi utamanya dapat dipengaruhi oleh faktor individu mahasiswa

sebagai pengguna maupun faktor tata ruang atau fasilitas yang tersedia.

Terdapat banyak faktor yang dapat digunakan sebagai dasar pengamatan

serta penilaian pada penggunaan ruang publik di FPTK UPI. Berdasarkan subjek

utama penelitian yakni mahasiswa, penelitian ini akan membahas permasalahan

dari sisi aktivitas mahasiswa di ruang publik yang sangat dipengaruhi oleh


(8)

5

1.2Pertanyaan Penelitian

Permasalahan umum yang menjadi inti pembahasan adalah

“bagaimanakah penggunaan ruang publik di FPTK oleh mahasiswa?”

Pembahasan pada penelitian ini akan dikembangkan berdasarkan pada beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah fungsi ruang publik di FPTK? 2. Bagaimanakah kondisi ruang publik di FPTK?

3. Apa sajakah aktifitas mahasiswa yang dilakukan pada ruang publik FPTK?

4. Aktivitas mahasiswa apa sajakah yang membutuhkan fasilitas ruang publik?

5. Bagaimanakah kecenderungan pemanfaatan ruang publik di FPTK oleh mahasiswa?

6. Pada waktu apa sajakah mahasiswa menggunakan ruang publik?

7. Ruang publik manakah yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa untuk beraktivitas?

8. Apakah yang dilakukan mahasiswa untuk memanfaatkan ruang publik? 9. Apakah aktivitas mahasiswa di ruang publik membentuk pola perilaku

tertentu?

10.Apakah kegiatan belajar seperti mengerjakan tugas termasuk dalam aktivitas yang dilakukan mahasiswa di ruang publik?

1.3Pembatasan Studi

Karena sifat permasalahan yang bersifat umum, penelitian ini dibatasi

dalam lingkup fakultas, yakni pada ruang publik di FPTK. Ruang publik yang

dimaksud dalam penelitian ini antara lain lobby, koridor, plaza, dan gazebo.

Penelitian difokuskan pada aktivitas mahasiswa yang terjadi di ruang-ruang


(9)

1.4Penjelasan Istilah dalam Judul

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendalami, menelaah, dan mengkaji

aktivitas yang terjadi selama mahasiswa menggunakan fasilitas ruang publik

FPTK. Judul penelitian yang akan diajukan adalah: Kajian Penggunaan Ruang

Publik FPTK UPI sebagai Tempat Aktivitas Mahasiswa.

Berikut penjelasan istilah dalam judul:

1. Kajian adalah “penyelidikan (bersifat mendalam); penelaahan; hasil

dari proses pengkajian; eksplorasi” (KBBI).

2. Ruang Publik adalah “area atau tempat yang terbuka dan dapat diakses

oleh semua orang, tanpa dibatasi jender, suku, etnis, usia, maupun level sosial-ekonomi.” (Wikipedia)

3. Ruang Publik FPTK dalam penelitian ini adalah “lobby, kantin, koridor

dan gazebo pada lantai 1 FPTK”

4. Yang dimaksud dengan Aktivitas Mahasiswa dalam penelitian ini adalah

“kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa baik secara individual ataupun kelompok, dan dalam pelaksanaannya dapat bersifat akademik, non-akademik, maupun ekstrakulikuler.”

1.5Tujuan Penelitian

Permasalahan umum yang menjadi tujuan pembahasan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan ruang publik di FPTK oleh

mahasiswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui fungsi ruang publik di FPTK. 2. Mengetahui kondisi ruang publik di FPTK.


(10)

7

4. Mengetahui aktivitas mahasiswa apa sajakah yang membutuhkan fasilitas ruang publik.

5. Mengetahui kecenderungan pemanfaatan ruang publik di FPTK.

6. Mengetahui pada ada waktu apa sajakah mahasiswa menggunkan ruang publik.

7. Mengetahui ruang publik manakah yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa untuk beraktivitas.

8. Mengetahui cara yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memanfaatkan ruang publik.

9. Mengetahui apakah aktivitas mahasiswa di ruang publik membentuk pola perilaku tertentu.

10.Mengetahui apakah mahasiswa melakukan kegiatan belajar seperti mengerjakan tugas di ruang publik FPTK.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana dan

masukan untuk peningkatan efektifitas baik dalam pra- maupun pasca perancangan di dunia Arsitektur, khususnya pembahasan mengenai ruang publik dari sudut pandang perilaku manusia.

Sebagai literatur akademik, kajian deskripsi yang bersifat evaluatif pada

ruang publik FPTK ini juga diharapkan menjadi referensi serta memicu adanya

pengembangan pada penelitian-penelitian tentang ruang publik berikutnya. Hasil

dari penelitian ini dapat digunakan oleh:

1. Bagi pengguna (civitas), hasil dari penelitian ini berfungsi untuk mendorong peningkatan kenyamanan maupun kualitas ruang publik yang ada.

2. Bagi pengelola bangunan, sebagai bahan masukan untuk pengembangan fasilitas khususnya pada ruang publik.

3. Bagi peneliti berikutnya, hasil dari penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan ataupun referensi penelitian ruang publik FPTK UPI.


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital

dan mendasar dalam memfasilitasi interaksi antar manusia. Respon seseorang

terhadap lingkungannya bergantung pada bagaimana individu yang bersangkutan

memersepsi lingkungannya. Salah satu hal yang dipersepsi manusia tentang

lingkungannya adalah ruang di sekitarnya. Aspek sosialnya adalah bagaimana

manusia berbagi dan membagi ruang dengan sesamanya, baik pada ruang natural

maupun ruang buatan.

Menurut Maslow, salah satu kebutuhan dasar manusia adalah love and

belonging yang merupakan kebutuhan pengakuan identitas baik secara pribadi

maupun kelompok. Dalam memenuhi kebutuhan sosialnya manusia akan

berperilaku sosial dalam lingkungannya, berdasarkan tempat terjadinya aktivitas

hal ini dapat diamati dari fenomena-fenomena yang terjadi antara suatu perilaku

dengan lingkungannya, baik dalam aktivitas antar individu maupun antar

kelompok.

Fasilitas ekstrakulikuler seperti PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) ataupun

ruang himpunan berfungsi menyediakan ruang untuk memfasilitasi kegiatan

organisasi mahasiswa, beberapa fasilitas umum lainnya seperti sarana olahraga,

kantin, dan taman juga menjadi tempat aktivitas sosial sivitas kampus. Dalam

lingkup fakultas, terdapat banyak pembagian ruang yang dapat diamati. Secara


(12)

2

administrasi, begitu juga ruang dosen, ruang rapat dosen, perpustakaan, dan

lain-lain. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki fungsi spesifik berdasarkan kebutuhan

aktifitasnya.

Demikian juga pada ruang publik, ruang yang memiliki fungsi publik pada

prinsipnya adalah ruang yang terbuka untuk umum dan dapat diakses oleh setiap

orang. Ruang publik dalam suatu desain dan perancangan akan menjadi bagian

dari seluruh aspek fungsional yang bertujuan mengakomodasi aktifitas yang

terjadi di dalamnya. Pada suatu ruang buatan yakni bangunan, idealnya ruang

publik tidak menjadi ruang “sisa”, namun integral dengan kebutuhan fungsional

secara keseluruhan. Dalam hal ini aspek organisasi ruang juga dapat

mempengaruhi organisasi sosial yang dibentuk, maka hubungan atara aktivitas

penggunaan ruang, khususnya ruang publik dengan aktifitas yang terbentuk

sesudahnya menjadi penting.

Dalam “Psikologi Arsitektur”, Deddy Halim mengungkapkan bahwa

teritori yang belum jelas terbentuk atau dalam perebutan dapat memicu terjadinya

agresi (konflik teritori). Sedangkan batasan-batasan teritori yang jelas akan lebih

mampu menciptakan stabilitas dan mengurangi konflik antar kelompok manusia

(O’Neal & Mc Donald, 1976). Pada penggunaan ruang publik sering terjadi

pergeseran fungsi akibat ambiguitas dari status suatu teritori. Misalnya teritori

publik yang dipersepsi sebagai teritori sekunder, yakni ruang koridor yang

dijadikan sebagai tempat berdiskusi kelompok atau dijadikan sebagai ruang


(13)

Ruang publik yang dimaksud pada kajian ini adalah ruang publik yang

berada di FPTK UPI yaitu; lobby, koridor, plaza, dan gazebo. Dalam

penggunaannya, misalnya lobby yang dirancang sebagai ruang penerima atau

ruang transisi utama yang memisahkan antara bagian luar dan dalam bangunan,

lobby berfungsi sebagai ruang penerima yang mengarahkan pengunjung ke fungsi

lain dari bangunan yang dituju.

Misalnya untuk menuju ruangan kelas, mahasiswa akan melalui lobby

terlebih dahulu. Di sisi lain, pada dasarnya lobby juga dapat berfungsi sebagai

ruang tunggu atau ruang duduk, sekalipun tidak disediakan tempat duduk. Karena

persepsi pengguna terhadap lobby adalah sebagai teritori publik, siapa saja

diperkenankan mengakses lobby, termasuk sebagai ruang tunggu. Akibatnya,

sekalipun pada lobby FPTK tidak disediakan tempat duduk, mahasiswa akan tetap

memaksakan diri duduk di lantai atau di tangga. Hal ini dapat terjadi baik

disebabkan oleh faktor ruang, perilaku mahasiswa, maupun faktor pengawasan

yang ada.

Deddy Halim (2005) dalam Psikologi Arsitektur mengatakan, “Arsitek

harus memberi kejelasan status teritori yang dihasilkan dan tidak boleh ada

keambiguan”. Hal ini menuntut kejelasan status teritori pada lobby FPTK yang

perlu diperkuat misalnya dengan menambahkan tempat duduk atau dengan

mempertegas fungsi suatu teritori dengan memberi batasan behavior setting.

Bangunan FPTK merupakan produk arsitektur yang mewadahi aktivitas

pendidikan, serta aktivitas lain yang berlangsung di dalamnya. Dalam konteks ini


(14)

4

bagaimana respon mahasiswa terhadap ruang yang ada. Dengan kata lain faktor

akomodasi pada bangunan akan tarik menarik dengan faktor adaptasi pengguna.

Kajian dalam penelitian ini dilakukan dalam lingkup pendekatan

psikologis para pengguna, proses sosial yang terbentuk, termasuk unsur-unsur

perilaku manusia yang dapat diamati melalui sisi teritorialitas para pengguna. Dari

hasil kajian ini, diharapkan dapat diperoleh informasi yang dapat membantu

meningkatkan respon atas kebutuhan fasilitas yang lebih tanggap serta akomodatif

terhadap aktivitas yang membutuhkan ruang publik.

Aktivitas mahasiswa di ruang publik terjadi melalui suatu proses sosial

atau proses interaksi antar mahasiswa, terjadinya hal tersebut juga dapat sangat

dipengaruhi oleh akomodasi atas fasilitas yang ada, dalam prosesnya keterbatasan

akomodasi akan dipenuhi oleh proses adaptasi dengan kegiatan atau penggunaan

yang menyesuaikan dengan fasilitas yang ada.

Sehubungan dengan hal tersebut, penggunaan ruang publik yang tidak

sesuai dengan fungsi utamanya dapat dipengaruhi oleh faktor individu mahasiswa

sebagai pengguna maupun faktor tata ruang atau fasilitas yang tersedia.

Terdapat banyak faktor yang dapat digunakan sebagai dasar pengamatan

serta penilaian pada penggunaan ruang publik di FPTK UPI. Berdasarkan subjek

utama penelitian yakni mahasiswa, penelitian ini akan membahas permasalahan

dari sisi aktivitas mahasiswa di ruang publik yang sangat dipengaruhi oleh


(15)

1.2Pertanyaan Penelitian

Permasalahan umum yang menjadi inti pembahasan adalah

“bagaimanakah penggunaan ruang publik di FPTK oleh mahasiswa?”

Pembahasan pada penelitian ini akan dikembangkan berdasarkan pada beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah fungsi ruang publik di FPTK? 2. Bagaimanakah kondisi ruang publik di FPTK?

3. Apa sajakah aktifitas mahasiswa yang dilakukan pada ruang publik FPTK?

4. Aktivitas mahasiswa apa sajakah yang membutuhkan fasilitas ruang publik?

5. Bagaimanakah kecenderungan pemanfaatan ruang publik di FPTK oleh mahasiswa?

6. Pada waktu apa sajakah mahasiswa menggunakan ruang publik?

7. Ruang publik manakah yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa untuk beraktivitas?

8. Apakah yang dilakukan mahasiswa untuk memanfaatkan ruang publik? 9. Apakah aktivitas mahasiswa di ruang publik membentuk pola perilaku

tertentu?

10.Apakah kegiatan belajar seperti mengerjakan tugas termasuk dalam aktivitas yang dilakukan mahasiswa di ruang publik?

1.3Pembatasan Studi

Karena sifat permasalahan yang bersifat umum, penelitian ini dibatasi

dalam lingkup fakultas, yakni pada ruang publik di FPTK. Ruang publik yang

dimaksud dalam penelitian ini antara lain lobby, koridor, plaza, dan gazebo.

Penelitian difokuskan pada aktivitas mahasiswa yang terjadi di ruang-ruang


(16)

6

1.4Penjelasan Istilah dalam Judul

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendalami, menelaah, dan mengkaji

aktivitas yang terjadi selama mahasiswa menggunakan fasilitas ruang publik

FPTK. Judul penelitian yang akan diajukan adalah: Kajian Penggunaan Ruang

Publik FPTK UPI sebagai Tempat Aktivitas Mahasiswa.

Berikut penjelasan istilah dalam judul:

1. Kajian adalah “penyelidikan (bersifat mendalam); penelaahan; hasil

dari proses pengkajian; eksplorasi” (KBBI).

2. Ruang Publik adalah “area atau tempat yang terbuka dan dapat diakses

oleh semua orang, tanpa dibatasi jender, suku, etnis, usia, maupun level sosial-ekonomi.” (Wikipedia)

3. Ruang Publik FPTK dalam penelitian ini adalah “lobby, kantin, koridor

dan gazebo pada lantai 1 FPTK”

4. Yang dimaksud dengan Aktivitas Mahasiswa dalam penelitian ini adalah

“kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa baik secara individual ataupun kelompok, dan dalam pelaksanaannya dapat bersifat akademik, non-akademik, maupun ekstrakulikuler.”

1.5Tujuan Penelitian

Permasalahan umum yang menjadi tujuan pembahasan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan ruang publik di FPTK oleh

mahasiswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui fungsi ruang publik di FPTK. 2. Mengetahui kondisi ruang publik di FPTK.


(17)

4. Mengetahui aktivitas mahasiswa apa sajakah yang membutuhkan fasilitas ruang publik.

5. Mengetahui kecenderungan pemanfaatan ruang publik di FPTK.

6. Mengetahui pada ada waktu apa sajakah mahasiswa menggunkan ruang publik.

7. Mengetahui ruang publik manakah yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa untuk beraktivitas.

8. Mengetahui cara yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memanfaatkan ruang publik.

9. Mengetahui apakah aktivitas mahasiswa di ruang publik membentuk pola perilaku tertentu.

10.Mengetahui apakah mahasiswa melakukan kegiatan belajar seperti mengerjakan tugas di ruang publik FPTK.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana dan

masukan untuk peningkatan efektifitas baik dalam pra- maupun pasca perancangan di dunia Arsitektur, khususnya pembahasan mengenai ruang publik dari sudut pandang perilaku manusia.

Sebagai literatur akademik, kajian deskripsi yang bersifat evaluatif pada

ruang publik FPTK ini juga diharapkan menjadi referensi serta memicu adanya

pengembangan pada penelitian-penelitian tentang ruang publik berikutnya. Hasil

dari penelitian ini dapat digunakan oleh:

1. Bagi pengguna (civitas), hasil dari penelitian ini berfungsi untuk mendorong peningkatan kenyamanan maupun kualitas ruang publik yang ada.

2. Bagi pengelola bangunan, sebagai bahan masukan untuk pengembangan fasilitas khususnya pada ruang publik.

3. Bagi peneliti berikutnya, hasil dari penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan ataupun referensi penelitian ruang publik FPTK UPI.


(18)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sesuai dengan judul yang digunakan, penelitian ini bersifat kajian atau

studi eksplorasi. Metodologi penyajian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskripsi kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk meggambarkan

(mendeskripsikan) aktivitas yang terjadi pada ruang publik FPTK.

Motivasi utama penelitian ini adalah untuk menemukan suatu penjelasan

terhadap aktivitas yang terjadi pada ruang publik FPTK. Dalam penelitian ini

peneliti hanya mengumpulkan data, mengolah, mengamati, mencatat dan

mendeskripsikan hasil-hasil penelitian. Pendekatan deskriptif dilakukan untuk

menggambarkan dan menginterpretasikan obyek studi yaitu untuk mengetahui dan

mendalami penggunaan ruang publik oleh mahasiswa.

Sommer (1986) dalam Arsitektur Lingkungan dan Perilaku menyajikan

matriks teknik riset yang dapat digunakan. Diantaranya adalah jika permasalahan

yang diangkat adalah untuk memperoleh informasi perilaku manusia di tempat

umum, maka pendekatan yang digunakan adalah dengan pengamatan atau


(19)

3.2 Paradigma dan Teori Substantif

Dari beberapa teknik survai yang dapat dipakai dalam kajian arsitektur

lingkungan dan perilaku, teknik behavorial mapping yang dikembangkan oleh

Ittelson sejak tahun 1970-an merupakan teknik yang sangat popular dan banyak

dipakai. Selain relatif mudah dipahami, teknik ini mempunyai kekuatan utama

pada aspek spasialnya. Artinya, dengan teknik ini akan didapatkan sekaligus suatu

bentuk informasi mengenai suatu fenomena (terutama perilaku individu dan

sekelompok manusia) yang terkait dengan system spasialnya. Haryadi (1995)

Sommer (1986) mengatakan bahwa behavorial mapping digambarkan

dalam bentuk sketsa atau diagram mengenai suatu area dimana manusia

melakukan berbagai kegiatannya. Tujuannya adalah untuk menggambarkan

perilaku dalam peta, mengidentifikasikan jenis dan frekuensi perilaku, serta

menunjukkan kaitan antara perilau tersebut dengan suatu bentuk rancangan yang

spesifik.

Terdapat empat dimensi dalam melakukan studi perilaku-lingkungan

antara lain; pelaku, aktivitas, tempat (ruang), dan waktu. Untuk memenuhi

unsur-unsur tersebut penelitian ini menggunakan metode behavioral mapping

(pemetaan perilaku). Metode behavioral mapping adalah teknik observasi

sistematis yang digunakan untuk merekam aktivitas seseorang atau sekelompok

orang di suatu tempat (ruang) dalam jangka waktu tertentu.

Setelah perilaku dapat direkam dan digambarkan melalui behavioral

mapping, selanjutnya dapat dipetakan perilaku (mahasiswa) berdasarkan hasil


(20)

33

membentuk suatu (pola) perilaku tertentu akan dikategorikan dalam temuan

penelitian.

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian

Dalam proses pengamatan peneliti menguraikan behavior setting pada tiap

ruang publik di FPTK. Untuk memperoleh data mengenai pola aktivitas atau

perilaku penggunaan ruang publik, peneliti menggunakan dua cara untuk

melakukan pemetaan perilaku yakni:

Place-centered Mapping (Pemetaan Berdasarkan Tempat)

Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana mahasiswa atau sekelompok mahasiswa memanfaatkan, menggunakan, atau mengakomodasikan perilakunya dalam suatu situasi waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain, perhatian dari teknik ini adalah suatu tempat yang spesifik.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses observasi (behavorial mapping) dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti menggunakan peta dasar yang telah dibuat untuk memberikan gambaran lokasi area ruang publik,

2. Peneliti membuat dan memetakan daftar perilaku yang akan diamati,

Behavorial Mapping

Aktivitas mahasiswa

Mahasiswa FPTK

Temuan

Penelitian Kesimpulan

Ruang Publik FPTK

Pola Perilaku


(21)

3. Dalam suatu kurun waktu penelitian, peneliti mencatat berbagai perilaku yang terjadi pada masing-masing tempat.

4. Data hasil dari pencatatan tersebut kemudian dijelaskan melalui deskripsi data dan disertai dengan foto.

5. Data aktivitas/perilaku yang telah terdeskripsikan di masing-masing lokasi area observasi diklasifikasikan ke dalam temuan pola perilaku yang paling umum/sering terjadi.

3.3Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah aktivitas mahasiswa

FPTK di ruang publik yang telah ditentukan. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Data mengenai ruang-ruang publik di FPTK UPI.

2. Data mengenai aktivitas/penggunaan ruang publik FPTK UPI.

3.4 Tahapan Penelitian

Bagan 3.2 Tahapan Penelitian

Tujuan Penelitian: Deskripsi Aktivitas Penggunaan

Ruang Publik oleh Mahasiswa

Hasil-Hasil Metodologi Penelitian Latar Belakang Masalah Fungsi Ideal

Ruang Publik

Aktivitas Pengunaan Ruang

Instrumen : - Observasi

- Dokumentasi

Data: - Ruang

- Jumlah Mahsiswa - Aktivitas

Teknik Analisis:

Behavioral Mapping


(22)

35

3.5Pengumpulan dan Pencatatan Data

Analisis data kualitatif pada dasarnya adalah ingin memahami situasi dan

kondisi objek penelitian menjadi bagian-bagian, hubungan antar bagian, dan

hubungannya dengan keseluruhan.

Instrumen dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:

1. Observasi 2. Dokumentasi

Metode behavorial mapping sangat perlu memperhatikan ruang dan

waktu. Oleh karena itu, segala bentuk pencatatannya melampirkan ruang (lokasi)

dan waktu sebagai salah satu tolak ukur validitas data.

Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap subjek ketika

berada di ruang publik FPTK UPI. Data aktivitas mahasiswa yang telah diperoleh

melalui observasi kemudian dicatat dan diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis

aktivitas/perilaku.

Data yang disajikan:

1. Foto ruang publik untuk menggambarkan suasana saat pengamatan

berlangsung.

2. Pencatatan hasil observasi berupa jumlah serta aktivitas yang dilakukan

oleh mahasiswa pada masing-masing ruang publik.

Berikut adalah tahapan pengolahan data yang dilakukan:

1. Tabulasi Data

Tabulasi data ini adalah pengelompokan data sesuai kebutuhan pengolahan data dalam bentuk tabel dan grafik.


(23)

2. Analisis dan Penafsiran Data

Hasil tabulasi kembali dianalisis dan ditafsirkan sesuai sistematika data yang diperlukan.

3. Pencatatan Hasil-Hasil Penelitian

Untuk memperoleh gambaran dari keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian, maka dari hasil-hasil diungkapkan beberapa pola perilaku yang terjadi (temuan penelitian).

3.6Analisis dan Penafsiran Data

Dengan pemetaan perilaku, melalui pengamatan pola aktivitas yang terjadi

di ruang publik, dapat diperoleh data untuk menggambarkan bagaimana ruang

publik tersebut digunakan oleh mahasiswa.

Penafsiran data dalam penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi aktivitas dan jumlah mahasiswa di setiap ruang

publik.

2. Memaparkan penggunaan atau aktivitas mahassiswa pada ruang publik

berdasarkan rentang waktu tertentu.

3. Menunjukkan kaitan antara pola perilaku mahasiswa dengan ruang


(24)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan deskripsi data mengenai kondisi, fungsi

serta pengamatan kecenderungan penggunaan ruang publik di FPTK oleh

mahasiswa, diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas/kegiatan mahasiswa di ruang

publik FPTK membentuk pola perilaku/interaksi sebagai berikut:

1. Duduk di Lantai, mahasiswa duduk di lantai khususnya karena faktor

kurangnya fasilitas tempat duduk. Disamping itu juga karena didorong

oleh adanya fasilitas WiFi (Hot Spot) - sekaligus kebutuhan terhadap

ruang untuk melakukan kegiatan di ruang publik.

2. Duduk di Tangga Lobby, mahasiswa yang duduk di tangga pada umunya

melakukan aktivitas yang bersifat santai, rekreatif, atau aktivitas sosial

lainnya. Adanya faktor kelelahan ataupun karena adanya keperluan untuk

menunggu membuat mahasiswa duduk di tangga.

3. Berdiskusi/Aktivitas Sosial, perilaku ini merupakan kebutuhan dasar

setiap individu. Pada setiap titik setting di ruang publik FPTK dapat

ditemukan mahasiswa yang melakukan kegiatan ini.

4. Aktivitas dengan Notebook/Mengerjakan Tugas, berdasarkan hasil

observasi dapat diamati bahwa sebagian besar mahasiswa dalam setting

yang memanfaatkan ruang publik untuk melakukan suatu aktivitas –

melakukan kegiatan dengan notebook. Ada yang bersifat santai,


(25)

5. Menggunakan Fasilitas Fotokopi, sebagai sarana pelengkap fakultas di

ruang publik, tempat fotokopi menjadi sangat strategis. Tempat fotokopi

idealnya dapat melayani kebutuhan mahasiswa maupun civitas FPTK

secara keseluruhan. Pada fasilitas ini, ruang yang dipergunakan sangat

terbatas

6. Makan dan Minum, aktivitas ini sebagian besar terjadi di kantin/lab. Tata

Boga yang memiliki fungsi kantin, namun tidak jarang ditemukan di

beberapa fasiltas ruang publik seperti pada Gazebo E dan F, maupun G

dan H. Kesesakan yang terjadi pada kantin terjadi karena keterbatasan

fasilitas tempat duduk, hal ini juga karena fungsi kantin sebagai ruang

publik yang belum terdefenisikan dengan jelas.

7. Kegiatan Administrasi, adanya loket pelayanan administrasi fakultas di

koridor selatan menjadikan area ini memiliki fungsi yang terdefenisi

dengan baik.

Berdasarkan dari seluruh pola perilaku yang berhasil diamati, dapat ditarik

kecenderungan pola aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa

(berdasarkan jumlah setting yang diamati) yaitu berdiskusi/aktivitas sosial dan

aktivitas dengan notebook/mengerjakan tugas. Dua pola perilaku ini sangat

berkaitan dengan kegiatan pembelajaran karena di ruang publik tersebut para

mahasiswa dapat berbagi dan saling bertukar informasi mengenai kegiatan


(26)

79

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, penulis mengajukan

rekomendasi perbaikan, perawatan, serta penambahan fasilitas penunjang ruang

publik yang dapat mengakomodasi kegiatan mahasiswa di luar waktu perkuliahan,

antara lain:

1. Perlu perbaikan serta perawatan berkelanjutan pada ruang publik yang ada,

2. Diperlukan penambahan kapasitas serta fasilitas pada ruang publik,

3. Diperlukan penambahan fasilitas penunjang pada lobby, koridor utara,

koridor selatan, serta Gazebo G dan H,

4. Perlu adanya fasilitas kantin khusus serta ruang fotokopi dan penjualan

ATK yang dapat memenuhi kebutuhan,

5. Diperlukan penambahan akses pada Gazebo G dan H untuk


(27)

4.1 Pendahuluan

Pada bab ini a

peneliti selama berad

observasi dikelompo

berdasarkan 8 (delapa

yang diperoleh diperg

sebagai tempat aktivit

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

i akan dibahas dan diuraikan hasil observasi d

ada di lapangan. Data yang telah diperoleh m

pokkan ke dalam masing-masing foku

apan) kategori ruang publik yang telah ditentu

ergunakan untuk menjelaskan penggunaan ruan

vitas mahasiswa.

Gambar 4.1 Denah Area Observasi

i dan dokumentasi

melalui pedoman

kus pembahasan

ntukan. Hasil data


(28)

38

Area observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ruang publik di

lantai satu gedung FPTK dan gazebo yang menjadi tempat mahasiswa melakukan

berbagai macam aktivitas, baik aktivitas akademik maupun non-akademik. Untuk

memudahkan pengamatan dan fokus penelitian yang menggunakan metode

pemetaan perilaku (behavorial mapping), maka peneliti menentukan secara

spesifik pembagian area yang diteliti antara lain; lobby, kantin, koridor selatan,

koridor utara, serta empat buah gazebo yang terdapat pada area ruang terbuka.

Waktu observasi: pengamatan dilakukan selama satu minggu (5 hari

efektif) dimulai pada hari Senin, 11 Oktober 2010 sampai dengan hari Jumat, 15

Oktober 2010 yang dimulai dari jam 08.00 pagi hingga jam 16.00 sore.

Melalui observasi, peneliti mencatat jumlah mahasiswa per jam yang

berada di masing-masing area (setting). Di setiap satu jam, peneliti hanya

mencatat jumlah maksimal mahasiswa yang beraktivitas di tempat tersebut dan

mengamati kecenderungan pola aktivitas yang terjadi. Peneliti tidak menghitung

jumlah mahasiswa yang sedang melintas ataupun hanya berjalan melewati area

pengamatan. Berdasarkan data yang telah diperoleh, peneliti mengidentifiaksi


(29)

4.2 Fungsi dan Kond

Dalam memen

mempertimbangkan a

publik. Sebagai ruang

satu dengan ruang yan

berfungsi sebagai tem

Gambar 4.2

Dari kategori

publik memiliki fasil

aktivitas/kegiatan yan

1. Lobby (fa kapasitas 5

ndisi Fasilitas Ruang Publik FPTK

enuhi kebutuhan penghuni, sebuah rancangan

n aspek kebutuhan ruang, salah satu diantarany

ang yang berfungsi untuk menghubungkan an

yang lainnya di dalam gedung FPTK, ruang pu

empat aktivitas mahasiswa.

4.2 Fasilitas Penunjang pada Ruang Publik F

ri ruang publik yang telah ditentukan, masin

silitas penunjang yang berfungsi mengakomoo

ang berlangsung di dalamnya, antara lain:

(fasilitas meja resepsionis, kursi dan meja s 5 orang, tanaman, serta televisi LCD)

an bangunan perlu

anya adalah ruang

antar ruang yang

publik FPTK juga

ik FPTK

sing-masing ruang

oodasi kebutuhan


(30)

40

2. Koridor Selatan (4 buah kursi di depan kantor administrasi fakultas dengan kapasitas masing-masing 3 orang dan 1 buah papan pengumuman di depan lift)

3. Koridor Utara (1 buah kursi di dekat lift dengan kapasitas 3orang) 4. Kantin (dua buah meja makan dengan kapasitas masing-masing 4

orang)

5. Gazebo (4 buah gazebo yang terdiri dari 2 buah gazebo dengan fasilitas kursi dan meja berkapasitas masing-masing 16 orang dan 2 buah gazebo lainnya tanpa kursi dan meja).

Dari hasil pengamatan, dapat didentifikasi fungsi yang lebih spesifik dari setiap ruang publik FPTK. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

Lobby, dipergunakan sebagai ruang penerima tamu. Pada lobby FPTK,

berdasarkan keterangan pengelola, yang dimaksud dengan tamu yang diperbolehkan untuk menempati meja dan kursi tamu adalah pengunjung khusus (bukan mahasiswa). Disamping itu, mahasiswa tetap diperbolehkan untuk menggunakan lobby, misalnya dalam kegiatan pameran atau kegiatan lain yang memerlukan ruang publik.

Koridor Selatan, sebagai ruang yang memiliki fungsi akses, area ini juga

difungsikan sebagai ruang tunggu mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan administrasi di loket fakultas. Selain itu, koridor selatan juga memiliki fungsi yang fleksibel, misalnya untuk kegiatan pameran, browsing, dsb.

Koridor Utara, serupa dengan koridor selatan dengan fungsi utama akses,

hanya dibedakan dengan beberapa fasilitas lain seperti ruang pelayanan fotokopi dan area kantin.

Kantin, memiliki fungsi pelayanan konsumsi – sekaligus merupakan

fasilitas laboratotium yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Tata Boga.

Gazebo, adalah ruang publik aktif yang sengaja dirancang untuk


(31)

4.3 Jumlah dan Aktivitas Mahasiwa

Dalam observasi ini, peneliti membagi aktivitas mahasiswa menjadi dua

jenis kegiatan. Pertama, aktivitas akademik (aktivitas yang berhubungan

langsung dengan kegiatan akademik) antara lain:

1. Aktivitas mahasiswa mengerjakan tugas perkuliahan di ruang publik

2. Aktivitas mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan di ruang publik

3. Aktivitas mahasiswa yang berhubungan dengan kegiatan administrasi

Kedua, aktivitas non-akademik (aktivitas yang tidak berhubungan langsung

dengan kegiatan akademik) antara lain:

1. Aktifitas keperluan non-akademik (aktivitas yang bersifat

pribadi/kelompok) contoh: browsing internet

2. Aktivitas opsional non-akademik (aktivitas yang bersifat rekreatif dan

santai) contoh: mengobrol

3. Aktivitas sosial (aktivitas interaksi yang terjadi diantara dua orang atau

lebih)

4.4 Pembahasan Hasil-Hasil Penelitian 4.4.1 Lobby

Sebagai ruang publik, lobby FPTK berfungsi sebagai ruang penerima

sekaligus akses utama keluar masuk bangunan. Lobby dalam sebuah bangunan

secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan keperluan sosial yang

relatif singkat seperti menunggu, bertemu, dan berkomunikasi. Sebagai ruang

transisi yang menjadi akses utama seluruh pengguna bangunan, lobby diharapkan


(32)

42

Gambar 4.5 Foto Suasana Lobby

Sepanjang waktu observasi, penulis mengamati beberapa pola aktivitas

mahasiswa yang terjadi pada lobby FPTK baik aktivitas akademik maupun non

akademik, personal maupun kelompok. Pengamatan difokuskan pada pencatatan

jumlah mahasiswa yang membentuk suatu behavior setting (perilaku) dengan

lobby, sekaligus memerhatikan aktivitas/kegiatan apa saja yang dilakukan oleh

mahasiswa tersebut selama berada di dalam area lobby.

Dalam beraktivitas di lobby, dari hasil pengamatan terlihat mahasiswa

cenderung menggunakan lobby sebagai tempat bersosialisasi. Semakin banyak

mahasiswa yang berkumpul dan berkelompok dalam suatu behavior setting,

semakin tinggi pula nilai teritorialitas yang dipertahankan, hingga pada beberapa

kasus tampak duduk bersama di lantai pada lobby dapat dianggap biasa atau

wajar.


(33)

A . Tabulasi Data

Tabel 4.1 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Lobby

Waktu Pengamatan Hari Jumlah Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik

S S R K J A B C D E F

08.00 - 09.00 2 2 0 2 3 9 v v v

09.00 - 10.00 3 0 2 1 4 10 v v v

10.00 - 11.00 3 3 3 2 0 11 v v v

11.00 - 12.00 3 2 2 1 2 10 v v v

12.00 - 13.00 0 5 3 6 3 17 v v v

13.00 - 14.00 0 4 4 5 2 10 v v v

14.00 - 15.00 2 6 6 6 5 25 v v v

15.00 - 16.00 0 3 2 3 3 11 v v v

Total 13 25 22 21 22 103

Keterangan Tabel:

A. Mengerjakan tugas

E. Aktivitas opsional non-akademik

F. Aktivitas sosial

B . Analisis dan Penafsiran Data

Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari

efektif), dapat diketahui aktivitas spesifik yang terjadi melalui pengamatan di

setiap jam di setiap harinya.

Jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di lobby sekitar 2-3 orang setiap

jam. Paling sedikit 0-1 orang dan paling banyak berjumlah 6 orang mahasiswa.

Total selama 5 hari berjumlah 103 mahasiswa dengan rata-rata 21 orang

mahasiswa yang beraktivitas di lobby dalam satu hari.

Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, aktivitas

santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar

melakukan aktivitas browsing dengan notebook dan sebagian yang lain

berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak


(34)

44

penggunaan lobby oleh mahasiswa adalah pada jam 14.00-15.00, hal ini

dikarenakan bersamaan dengan berakhirnya jam perkuliahan.

Gambar 4.6 Foto Kegiatan Mahasiswa di Lobby

Setiap orang menginginkan adanya komunikasi dari aspek-aspek

kepribadian mereka dengan orang lain yang mampu merefleksikan keterikatan

mereka terhadap ruang. Sifat privasi dalam arsitektur cenderung dipersonalisasi

dengan dukungan presentasi dan informasi dari lingkungan fisiknya.

Dari Gambar 4.6 dapat diamati sejumlah mahasiswa yang sedang

beraktivitas di lobby. Pada gambar sebelah kiri tampak sekelompok mahasiswa

yang sedang mengerjakan tugas di area meja resepsionis pada lobby. Sebagian

diantara mereka ada yang browsing internet, menulis, membaca, dan sebagian

yang lain berdiskusi.

Teritori adalah ruang yang dikuasai/dikendalikan oleh individu atau

kelompok dalam memuaskan motif atau kebutuhannya dan ditandai dengan

sesuatu yang kongkrit atau simbolik serta dipertahankan (Deddy Halim, 2005).

Dari aspek teknis, ruang dan meja resepsionis pada lobby berfungsi sebagai

penerima tamu sekaligus pusat informasi. Namun dikarenakan fungsinya belum


(35)

tertata, sekelompok mahasiswa yang membutuhkan ruang untuk aktivitasnya

tersebut secara alamiah menganggap area resepsionis sebagai pilihan teritorinya.

Awalnya hanya 2-3 orang, namun seiring bertambahnya jumlah teman yang ikut

masuk kedalam behavior setting tersebut maka seolah-olah menempati area

resepsionis untuk beraktivitas menjadi lumrah.

4.2.2 Kantin

Dalam setiap bangunan formal khususnya bangunan bertingkat, jika

bangunan mengakomodasi jumlah pengguna yang relatif banyak dengan aktivitas

yang cukup padat, pada umumnya memiliki fasilitas kantin, baik di luar ataupun

di dalam bangunan. Hal ini dikarenakan manusia yang beraktivitas seharian penuh

dalam bangunan tersebut dipastikan membutuhkan waktu untuk beristirahat

sekaligus makan dan minum. Berdasarkan hal itu maka fasilitas kantin menjadi

sangat strategis dan penting.

Sebagai ruang publik, selain memiliki fungsi sebagai area untuk

beristirahat, kantin juga dijadikan ruang untuk berkumpul dan bersosialisasi.

Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar mahasiswa memenuhi kebutuhan

makan dan minumnya di luar bangunan FPTK. Hal ini disebabkan khususnya

karena area kantin yang terbatas.

Kantin FPTK menjadi bagian dari lab tata boga yang dikelola oleh Jurusan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dari hasil pengamatan, fungsi kantin

di gedung FPTK sebagai bagian dari laboratorium praktek mahasiswa belum

dikelola secara khusus untuk melayani kebutuhan civitas FPTK, namun lebih


(36)

46

Gambar 4.7 Foto Suasana di Kantin

Fasilitas pada kantin terdiri dari dua buah meja dengan masing-msing empat kursi. Artinya kapasitas maksimal jumlah mahasiswa yang dapat menempati kantin sebanyak 8 orang.

A . Tabulasi Data

Tabel 4.2 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Kantin

Waktu Pengamatan Hari Jumlah Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik

S S R K J A B C D E F

08.00 - 09.00 6 4 5 2 10 27 v v v

09.00 - 10.00 4 3 6 8 7 28 v v v

10.00 - 11.00 4 3 9 5 6 27 v v v

11.00 - 12.00 3 4 5 5 7 24 v v v

12.00 - 13.00 10 4 6 7 4 31 v v v

13.00 - 14.00 8 5 4 5 6 28 v v v

14.00 - 15.00 9 0 4 4 4 21 v v v

15.00 - 16.00 3 0 0 7 1 11 v v v

Total 47 23 39 43 45 197

Keterangan Tabel:

D. Aktivitas keperluan (makan dan minum)

E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif)

F. Aktivitas sosial (mengobrol)

Sumber: Dokumentasi Penulis


(37)

B. Analisis dan Penafsiran Data

Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari

efektif), dapat diketahui aktivitas spesifik yang terjadi melalui pengamatan di

setiap jam di setiap harinya.

Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang

berada di kantin sekitar 4 orang setiap jam. Paling sedikit 0-1 orang dan paling

banyak berjumlah 10 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 197

mahasiswa dengan rata-rata 40 orang mahasiswa yang beraktivitas di lobby dalam

satu hari.

Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; aktivitas keperluan

non-akademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara

mereka sebagian besar melakukan aktivitas makan dan minum dan sebagian yang

lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak

penggunaan kantin oleh mahasiswa adalah pada jam 12.00-13.00, hal ini

dikarenakan pada jam tersebut bersamaan dengan jam istirahat.

4.4.3 Koridor Selatan

Pada koridor selatan terdapat ruang kantor administrasi fakultas yang

memiliki loket pelayanan. Sebagai koridor yang memiliki fungsi akses, koridor

selatan juga memiliki ruang yang berfungsi melayani kegiatan administrasi

mahasiswa. Fasilitas yang menjadi penunjang kegiatan administrasi ini adalah 4

buah kursi dengan kapasitas masing-masing 3 orang.

Pada Gambar 4.8 sebelah kiri tampak sekelompok mahasiswa yang


(38)

48

formal (pelayanan administrasi) koridor selatan juga digunakan oleh mahasiswa

sebagai ruang tunggu dan melakukan kegiatan sosial.

Gambar 4.8 Foto Suasana di Koridor Selatan

Dengan adanya fasilitas lift, koridor selatan memiliki tingkat akses yang

cukup tinggi. Pada hari-hari tertentu, koridor selatan juga dipergunakan untuk

aktivitas lain seperti kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa khususnya pameran dan

kegiatan lain seperti event promosi Kasoem Optical pada hari Rabu, tanggal 13

Oktober 2010 (Gambar 4.8) sebelah kanan. Kegiatan ini disertai dengan layanan

periksa mata gratis untuk civitas.

Berdasarkan hasil pengamatan pada waktu yang berbeda, pada area

koridor selatan di bagian depan lift (Gambar 4.9) tampak dua orang mahasiswa

yang sedang melakukan kegiatan browsing internet sambil berbincang. Kedua

mahasiswa tersebut lebih memilih duduk di lantai dibandingkan di kursi yang

telah disediakan karena keperluan listrik (stop kontak) untuk notebook yang

berada di lokasi.


(39)

Gambar 4.9 Fo

Pada bagian b

barang-barang sisa pa

pada ruang yang seha

puluhan meja gambar

oleh kurangnya ruang

serta dapat menguran

pada area tersebut.

Gambar 4.

Foto Kegiatan Mahasiswa depan Lift Korido

n barat koridor selatan (Gambar 4.10) sebel

pameran mahasiswa yang belum dibersihkan a

harusnya. Demikian juga pada gambar sebelah

bar yang terletak pada ruang publik. Kedua hal

ang. Akibatnya fungsi akses pada koridor ters

rangi tingkat kenyamanan para pengguna jalan

4.10 Foto Suasana bagian Barat Koridor Se Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

idor Selatan

elah kiri terdapat

atau ditempatkan

lah kanan, tampak

hal ini disebabkan

tersebut terganggu

lan yang melintas


(40)

50

A . Tabulasi Data

Tabel 4.3 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Koridor Selatan

Waktu Pengamatan Hari Jumlah Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik

S S R K J A B C D E F

08.00 - 09.00 6 2 11 2 9 30 v v v v

09.00 - 10.00 7 5 15 4 12 43 v v v v

10.00 - 11.00 8 6 17 12 6 49 v v v v

11.00 - 12.00 5 5 9 7 11 37 v v v v

12.00 - 13.00 5 9 6 6 7 33 v v v v

13.00 - 14.00 4 6 7 6 5 28 v v v v

14.00 - 15.00 6 0 5 5 5 21 v v v v

15.00 - 16.00 3 8 2 2 8 23 v v v v

Total 44 41 72 44 63 264

Keterangan Tabel:

C. Aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan administrasi (loket administrasi fakultas)

D. Aktivitas keperluan non-akademik (browsing internet, menunggu lift, dll.)

E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.)

F. Aktivitas sosial (mengobrol)

B. Analisis dan Penafsiran Data

Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari

efektif), dapat diketahui aktivitas spesifik yang terjadi melalui pengamatan di

setiap jam di setiap harinya.

Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang

berada di koridor selatan sekitar 6 orang setiap jam. Paling sedikit 2 orang dan

paling banyak berjumlah 17 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 264

mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 53 orang mahasiswa yang

beraktivitas di koridor selatan.

Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; aktivitas keperluan

non-akademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara

mereka sebagian besar melakukan aktivitas makan dan minum dan sebagian yang


(41)

lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak

penggunaan koridor selatan sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa

adalah pada jam 10.00-11.00

4.4.4 Koridor Utara

Perbedaan utama antara koridor selatan dengan koridor utara adalah

fasilitas ruang yang terdapat pada masing-masing lokasi. Titik yang menjadi

perhatian pada koridor utara adalah aktivitas mahasiswa di sekitar pintu keluar

masuk lift hingga area di depan fasilitas fotokopi. Area ini menjadi tempat

aktivitas mahsiswa yang cukup ramai karena adanya pelayanan yang umum

diperlukan yaitu print dokumen, fotokopi, dan kebutuhan ATK lainnya.

Gambar 4.12 Foto Suasana Koridor Utara

Area di depan lift seperti tampak pada (Gambar 4.12) sebelah kiri

menggambarkan suasana yang paling umum dan sering terlihat pada jam-jam

efektif perkuliahan. Fasilitas yang dapat dipakai oleh mahasiswa pada area ini

adalah 1 buah kursi dengan kapasitas 3 orang. Tempat duduk ini dekat dengan

satu buah stop kontak yang melengkapi kebutuhan mahasiswa yang memerlukan

listrik untuk keperluan browsing internet yang lebih lama.


(42)

52

Mirip pada area depan lift pada koridor selatan, area depan lift dilengkapi

dengan satu buah stop kontak. Bedanya, koridor utara dilengkapi 1 buah kursi

yang dapat meningkatkan kenyamanan, baik secara visual – bagi orang yang

melintas maupun secara akomodatif – mahasiswa yang beraktivitas di ruang

publik. Pada area ini (bagian depan lift) baik pada koridor utara maupun selatan

dapat diamati sebuah ruang mati (ruang negatif) yaitu fungsi ruang publik yang

belum optimal, khususnya permasalahan kurangnya tempat duduk.

A . Tabulasi Data

Tabel 4.4 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Koridor Utara

Waktu Pengamatan Hari Jumlah Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik

S S R K J A B C D E F

08.00 - 09.00 8 7 8 6 16 45 v v v

09.00 - 10.00 12 8 7 8 27 62 v v v

10.00 - 11.00 5 16 12 14 6 53 v v v

11.00 - 12.00 7 10 12 5 15 49 v v v

12.00 - 13.00 6 8 8 16 9 47 v v v

13.00 - 14.00 8 7 8 9 12 44 v v v

14.00 - 15.00 7 6 7 7 9 36 v v v

15.00 - 16.00 3 11 4 5 5 28 v v v

Total 56 73 66 70 99 364

Keterangan Tabel:

D. Aktivitas keperluan non-akademik (browsing internet, menunggu lift, fotokopi, print, dll.)

E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.)

F. Aktivitas sosial (mengobrol)

B. Analisis dan Penafsiran Data

Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari

efektif), dapat diketahui aktivitas spesifik yang terjadi melalui pengamatan pada

koridor selatan di setiap jam.


(43)

Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang

berada di koridor selatan sekitar 9 orang setiap jam. Paling sedikit 3 orang dan

paling banyak berjumlah 27 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 364

mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 73 orang mahasiswa yang

beraktivitas di koridor selatan.

Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; aktivitas keperluan

non-akademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara

mereka sebagian besar melakukan aktivitas di ruang fotokopi dan sebagian yang

lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak

penggunaan koridor selatan sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa

adalah pada jam 10.00-11.00

4.4.5 Gazebo E

Dari hasil pengamatan, ruang publik FPTK yang relatif nyaman dan cukup

ideal bagi mahasiswa untuk beraktivitas adalah gazebo. Hal ini dapat dilihat dari

tingginya jumlah mahasiswa yang beraktivitas di gazebo, selain itu juga karena

gazebo memang dikhususkan sebagai ruang publik aktif yang berfungsi mewadahi

aktivitas mahasiswa.

Derajat privasi pada area ini sangat fleksibel, tergantung pada mahasiswa

atau kelompok mahasiswa yang berada di dalamnya. Semakin banyak mahasiswa

yang berada dalam suatu kelompok maka semakin tinggi nilai teritorial yang

dipertahankan. Semakin sedikit jumlah kelompok mahasiswa yang menempati


(44)

54

kapasitas dan fasilitas, beragamnya tingkat privasi yang dapat diperoleh membuat

gazebo menjadi pilihan yang nyaman untuk beraktivitas.

Gambar 4.11 Foto Suasana Gazebo E

Kapasitas maksimal Gazebo E adalah 16 orang yang dapat menempati 4

buah meja dengan kapasitas masing-masing 4 orang. Setiap meja dilengkapi

dengan satu buah stop kontak untuk memfasilitasi kebutuhan browsing internet.

Pada Gambar 4.11 dapat dilihat suasana aktivitas yang dilakukan

mahasiswa pada Gazebo E. Sebagaian besar kegiatan mahsiswa yang terlihat pada

Gazebo E adalah browsing internet. Dari hasil observasi, sering ditemukan

mahasiswa beraktivitas dengan notebook ataupun mengobrol dengan waktu

kurang lebih 2 jam. Berbeda dengan kegiatan mahasiswa yang dilakukan di lobby

atau koridor, mahasiswa yang beraktivitas pada Gazebo E menghabiskan waktu

yang relatif lebih lama.

Sebagai area behavior setting yang cukup ideal, Gazebo E memenuhi

korelasi positif antara ruang dengan aktivitas di dalamnya; membentuk pola

perilaku sesuai dengan fungsi dan tujuannya, dibuat berdasarkan tata ruang

tertentu.


(45)

Hal utama yang menjadi catatan pada Gazebo E adalah kapasitas atau

jumlah maksimal pengguna. Dari hasil pengamatan, terlihat pada waktu tertentu

banyak mahasiswa yang berdiri atau duduk di meja karena tidak dapat kursi.

A . Tabulasi Data

Tabel 4.5 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Gazebo E

Waktu Pengamatan Hari Jumlah Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik

S S R K J A B C D E F

08.00 - 09.00 12 8 11 5 10 46 v v v v

09.00 - 10.00 8 7 9 3 13 40 v v v v

10.00 - 11.00 11 14 14 10 15 64 v v v v

11.00 - 12.00 12 13 10 9 16 60 v v v v

12.00 - 13.00 9 15 7 6 8 45 v v v v

13.00 - 14.00 16 15 8 8 9 56 v v v v

14.00 - 15.00 6 15 7 6 9 43 v v v v

15.00 - 16.00 15 8 6 9 9 47 v v v v

Total 89 95 72 56 89 401

Keterangan Tabel:

A. Mengerjakan Tugas

D. Aktivitas keperluan non-akademik (browsing internet.)

E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.)

F. Aktivitas sosial (mengobrol)

B. Analisis dan Penafsiran Data

Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari

efektif), dapat diketahui aktivitas mahasiswa pada Gazebo E.

Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang

berada di Gazebo E sekitar 10 orang setiap jam. Paling sedikit 3 orang dan paling

banyak berjumlah 16 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 401

mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 80 orang mahasiswa yang

beraktivitas di Gazebo E.


(46)

Aktivitas mah

keperluan non-akade

(mengobrol). Diantar

yang lain mengerjak

(sehari-hari). Jumlah

beraktivitas oleh maha

4.4.6 Gazebo F

Gazebo F sang

Gazebo F menjadi ar

yang terdapat pada ko

membuat Gazebo F te

Pada Gambar

pada Gazebo F. Pad

beraktivitas dengan

menunggu. Pada gam

menampung jumlah m

ahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan

ademik, aktivitas santai/rekreatif, serta a

tara mereka sebagian besar browsing interne

jakan tugas, dan berbincang-bincang dengan

ah terbanyak penggunaan Gazebo E sebaga

ahasiswa adalah pada jam 10.00-11.00

angat identik dengan Gazebo E, hal yang mem

area yang dilewati akses keluar masuk gedun

koridor utara. Dekatnya lokasi Gazebo F denga

terlihat relatif lebih sering berganti pemakai.

Gambar 4.12 Foto Suasana Gazebo F

bar 4.12 dapat dilihat kegiatan mahasiswa ya

ada Gambar sebelah kiri terdapat 5 orang m

n notebook, sedang yang lainnya tampak b

ambar sebelah kanan terlihat saat kapasitas Gaz

mahasiswa lebih dari 16 orang.

Sumber: Dokumentasi Penulis

56

n tugas, aktivitas

aktivitas sosial

rnet dan sebagian

an topik informal

gai tempat untuk

embedakan adalah

ung melalui pintu

gan akses tersebut

yang beraktivitas

mahasiswa yang

k berbincang dan


(47)

A . Tabulasi Data

Tabel 4.6 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Gazebo F

Waktu Pengamatan Hari Jumlah Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik

S S R K J A B C D E F

08.00 - 09.00 9 5 9 4 15 42 v v v v

09.00 - 10.00 8 9 8 8 13 46 v v v v

10.00 - 11.00 9 7 6 7 11 40 v v v v

11.00 - 12.00 8 16 9 10 16 59 v v v v

12.00 - 13.00 13 12 20 9 11 61 v v v v

13.00 - 14.00 7 9 9 11 12 48 v v v v

14.00 - 15.00 11 10 11 9 9 50 v v v v

15.00 - 16.00 15 8 6 9 8 46 v v v v

Total 80 76 74 67 95 392

Keterangan Tabel:

A. Mengerjakan Tugas

D. Aktivitas keperluan non-akademik (browsing internet.)

E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.)

F. Aktivitas sosial (mengobrol)

B. Analisis dan Penafsiran Data

Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari

efektif), dapat diketahui aktivitas mahasiswa pada Gazebo F.

Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang

berada di Gazebo F sekitar 10 orang setiap jam. Paling sedikit 4 orang dan paling

banyak berjumlah 20 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 392

mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 79 orang mahasiswa yang

beraktivitas di Gazebo F.

Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, aktivitas

keperluan non-akademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial

(mengobrol). Diantara mereka sebagian besar browsing internet dan sebagian

yang lain mengerjakan tugas, dan berbincang-bincang dengan topik informal


(48)

58

(sehari-hari). Jumlah terbanyak penggunaan Gazebo F sebagai tempat untuk

beraktivitas oleh mahasiswa adalah pada jam 12.00-13.00.

4.4.7 Gazebo G

Berdasarkan hasil observasi, pada Gazebo G dan H terlihat menjadi tempat

dengan jumlah mahasiswa paling sedikit. Gazebo G terletak pada bagian tenggara

plaza (ruang terbuka hijau) FPTK yang memiliki ketinggian yang lebih rendah

dibandingkan dengan Gazebo E dan F.

Gazebo G tidak memiliki akses langsung dari bagian dalam bangunan,

akses untuk mencapai Gazebo G yaitu melalui plaza FPTK. Pada Gazebo G juga

tidak dilengkapi meja dan tempat duduk sehingga sebagian besar mahasiswa yang

beraktivitas di dalamnya harus duduk atau lesehan.

Gambar 4.13 Foto Suasana Gazebo G

Pada Gambar 4.13 sebelah kiri tampak sekelompok mahasiswa yang

sedang melakukan kegiatan ekstrakulikuler. Sekelompok mahasiswa tersebut

sedang berdiskusi membentuk dua kelompok yang duduk melingkar. Berbeda

dengan gambar sebelah kiri, pada gambar sebelah kanan terlihat sekelompok


(49)

mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan perkuliahan praktek mata kuliah

Ilmu Ukur Tanah.

A . Tabulasi Data

Tabel 4.7 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Gazebo G

Waktu Pengamatan Hari Jumlah Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik

S S R K J A B C D E F

08.00 - 09.00 3 0 0 0 0 3 v v v v

09.00 - 10.00 0 3 10 9 8 30 v v v v v

10.00 - 11.00 0 3 12 6 5 26 v v v v v

11.00 - 12.00 0 0 11 6 8 25 v v v v v

12.00 - 13.00 2 3 7 4 0 16 v v v v v

13.00 - 14.00 0 0 0 0 2 2 v v v

14.00 - 15.00 0 5 0 0 0 5 v v v v

15.00 - 16.00 0 3 0 2 0 5 v v v v

Total 5 17 40 27 23 112

Keterangan Tabel:

A. Mengerjakan Tugas

B. Aktivitas perkuliahan (Ilmu Ukur Tanah jurusan T. Sipil)

D. Aktivitas keperluan non akademik (berdiskusi, browsing internet, dsb)

E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.)

F. Aktivitas sosial (mengobrol)

B. Analisis dan Penafsiran Data

Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari

efektif), dapat diketahui aktivitas mahasiswa pada Gazebo G.

Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang

berada di Gazebo G sekitar 3 orang setiap jam. Paling sedikit 0-2 orang dan paling

banyak berjumlah 12 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 112

mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 22 orang mahasiswa yang

beraktivitas di Gazebo G.


(50)

60

Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, kegiatan

praktek mata kuliah, aktivitas keperluan non-akademik, aktivitas santai/rekreatif,

serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar duduk

berkelompok lebih dari 2 orang sambil mengerjakan tugas dan sebagian yang lain

berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak

penggunaan Gazebo G sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa adalah

pada jam 09.00 – 10.00.

4.4.8 Gazebo H

Identik dengan Gazebo G, Gazebo H memiliki karakteristik dan aktivitas

mahasiswa yang sama dengan Gazebo G. Gazebo G dan H memiliki karakter

teritorialitas yang berbeda dengan Gazebo E dan F. Tidak adanya fasilitas meja

dan tempat duduk membuat sekelompok mahasiswa lebih terlihat “menguasai”

Gazebo walaupun sekelompok mahasiswa tersebut hanya terdiri dari tiga orang.

Hal ini karena Gazebo E dan F tidak memiliki batas behavior setting yang jelas

seperti meja dan kursi pada Gazebo E dan F.

Tingkat kenyamanan yang dapat diperoleh pun relatif lebih beragam dan

memberikan lebih banyak pilihan kegiatan yang dapat dilakukan pada gazebo E

dan F. Namun tidak adanya stop kontak membuat kedua Gazebo ini terlihat sangat

jarang digunakan sebagai tempat untuk sekedar browsing internet ataupun


(51)

Gambar 4.14 Foto Suasana Gazebo H

Pada Gambar 4.14 sebelah kiri dapat diamati suatu behavior setting

sekelompok mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas. Sedangkan pada gambar

sebelah kanan terlihat sekelompok mahasiswi PKK yang duduk membentuk

lingkaran sedang berdiskusi dengan seorang dosen.

Tidak adanya fasilitas meja dan tempat duduk yang menjadi batas suatu

behavior setting seperti pada Gazebo E dan F membuat Gazebo G dan H terlihat

lebih nyaman untuk kegiatan kelompok yang membutuhkan ruang publik untuk

digunakan sebagai teritori dalam rentang waktu tertentu.

A . Tabulasi Data

Tabel 4.8 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Gazebo H

Waktu Pengamatan Hari Jumlah Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik

S S R K J A B C D E F

08.00 - 09.00 0 0 0 0 0 0 v v v v

09.00 - 10.00 0 0 23 3 8 34 v v v v

10.00 - 11.00 5 0 23 2 5 35 v v v v

11.00 - 12.00 7 0 0 16 6 29 v v v v

12.00 - 13.00 0 6 0 9 0 15 v v v v

13.00 - 14.00 0 0 0 0 4 4 v v v v

14.00 - 15.00 0 6 0 0 0 6 v v v v

15.00 - 16.00 0 7 0 2 0 9 v v v v

Total 12 19 46 32 23 132

Sumber: Dokumentasi Penulis


(52)

62

Keterangan Tabel:

A. Mengerjakan Tugas

B. Aktivitas perkuliahan (Mahasiswi PKK)

D. Aktivitas keperluan non akademik (berdiskusi, browsing internet, dsb)

E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.)

F. Aktivitas sosial (mengobrol)

B. Analisis dan Penafsiran Data

Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari

efektif), dapat diketahui aktivitas mahasiswa pada Gazebo H.

Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang

berada di koridor Gazebo H 3 orang setiap jam. Paling sedikit 0-2 orang dan

paling banyak berjumlah 23 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 132

mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 26 orang mahasiswa yang

beraktivitas di Gazebo H.

Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, kegiatan

praktek mata kuliah, aktivitas keperluan non-akademik, aktivitas santai/rekreatif,

serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar duduk

berkelompok lebih dari 2 orang sambil mengerjakan tugas dan sebagian yang lain

berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak

penggunaan Gazebo H sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa adalah


(53)

4.5 Temuan Penelitian 4.5.1 Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan gambaran kondisi ruang

publik serta bagaimana mahasiswa menggunakan dan beraktivitas di ruang publik

FPTK. Terdapat banyak faktor yang dapat digunakan sebagai dasar pengamatan

serta penilaian pada penggunaan masing-masing ruang publik.

Berdasarkan objek utama penelitian yakni mahasiswa dan ruang publik,

ditemukan beberapa permasalahan dari sisi aktivitas mahasiswa di ruang publik

yang sangat dipengaruhi oleh fasilitas yang tersedia, antara lain:

1. Adanya fasilitas Hot Spot (WiFi) mendorong mahasiswa beraktivitas di ruang publik, serta adanya stop kontak pada beberapa titik ruang publik dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk beraktivitas dengan

notebook.

2. Kantin pada koridor utara merupakan bagian dari laboratorium Tata Boga dengan fungsi pelayanan yang sangat terbatas dan mengganggu akses pada koridor.

3. Di waktu-waktu tertentu tejadi penumpukan atau kesesakan pada beberapa ruang publik di luar gedung dikarenakan kapasitas ruang publik yang terbatas. Hal ini membuat mahasiswa memanfaatkan ruang-ruang publik informal yang berada di luar area pengamatan seperti pada area kosong (di bawah pohon) yang teduh di bagian barat plaza.

4. Pada waktu-waktu tertentu terlihat mahsiswa duduk di lantai untuk memanfaatkan area yang tanpa dilengkapi tempat duduk.

5. Berdasarkan hasil observasi, ruang fotokopi pada koridor utara terlihat tidak dapat menjalankan pelayanannya dengan efisien dikarenakan adanya keterbatasan ruang.

6. Pada koridor selatan terdapat tumpukan barang sisa pameran dan meja gambar yang mengganggu akses pada koridor.


(54)

64

Efektif tidaknya fungsi ruang publik setelah bangunan selesai dibangun

dan dipakai oleh penghuni selama periode waktu tertentu dapat diamati melalui

beberapa hal antara lain; pertama, unsur teknis dan fungsional meliputi aspek

kenyamanan, akses dan pencapaian, serta fasilitas yang ada, kedua, unsur

perilaku (behavior setting) yang meliputi aspek sosial dan psikologis pengguna

seperti; privasi, interaksi penghuni, persepsi lingkungan, rasa kepemilikan,

pemahaman bangunan, kognisi, dan orientasi lingkungan penghuni. Ruang-ruang

publik tersebut memiliki karakteristik tertentu, secara teknis dan fungsional

maupun perilaku dapat digambarkan pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Unsur-Unsur Pengamatan

No R. Publik Unsur Teknis dan Fungsional Pola Perilaku

1. Lobby

1. Memiliki fasilitas tempat duduk

dan meja sebagai ruang tunggu tamu

2. Merupakan akses utama keluar

masuk bangunan

3. Memiliki fasilitas meja

resepsionis/penerima tamu

Mahasiswa beraktivitas pada lobby dengan duduk di area resepsionis, di lantai, dan di tangga.

2. Kantin

1. Memiliki fasilitas meja makan

dan tempat duduk

2. Area pelayanan berbagi tempat

dengan akses koridor utara

3. Merupakan kantin lab. Tata Boga

Jurusan PKK

Pada jam-jam tertentu terjadi kepadatan pada area kantin sehingga mengganggu pengguna jalan.

3. Koridor Selatan

1. Memiliki fasilitas tempat duduk

untuk mahasiswa di depan loket pelayanan fakultas

2. Terdapat tumpukan barang sisa

pameran dan meja gambar yang mengganggu kenyamanan dan akses pada koridor

Mahasiswa beraktivitas dengan duduk di lantai di depan lift untuk memenuhi kebutuhan listrik notebook.


(55)

4. Koridor utara

1. Memiliki fasilitas tempat duduk

di depan lift

2. Memiliki fasilitas ruang fotokopi

di sudut bangunan di bawah tangga dengan jumlah penghunjung yang melebihi kapasitas

Terjadi penumpukan atau antrian mahasiswa di sekitar area fotokopi karena sempitnya ruang dan tingginya jumlah mahasiswa yang membutuhkan layanan foto kopi.

5. Gazebo E

1. Memiliki fasilitas tempat duduk

dan meja

2. Dilengkapi dengan stop kontak

untuk kebutuhan kegiatan yng membutuhkan listrik, khususnya penggunaan notebook

3. Kapasitas maksimal 16 orang

Secara umum, fungsi ruang publik gazebo berjalan dengan ideal. Namun pada waktu-waktu tertentu terjadi penumpukan jumlah mahasiswa pada Gazebo E.

6. Gazebo F

1. Memiliki fasilitas tempat duduk

dan meja

2. Dilengkapi dengan stop kontak

untuk kebutuhan kegiatan yng membutuhkan listrik, khususnya penggunaan notebook

3. Kapasitas maksimal 16 orang

Secara umum, fungsi ruang publik gazebo berjalan dengan ideal. Namun pada waktu-waktu tertentu terjadi penumpukan jumlah mahasiswa pada Gazebo F.

7 Gazebo G

1. Ruang publik fleksibel tanpa

tenpat duduk dan meja

2. Tidak memiliki akses langsung

dari dan ke dalam bangunan, tidak dihubungkan dengan jalan setapak

Tanpa dilengkapi meja dan tempat duduk, menjadikan Gazebo G sebagai fasilitas ruang publik yang memberikan lebih banyak pilihan kegiatan.

8. Gazebo H

1. Ruang publik fleksibel tanpa

tenpat duduk dan meja

2. Tidak memiliki akses langsung

dari dan ke dalam bangunan, tidak dihubungkan dengan jalan setapak

Tanpa dilengkapi meja dan tempat duduk, menjadikan Gazebo G sebagai fasilitas ruang publik yang memberikan lebih banyak pilihan kegiatan.

Secara umum, dapat diamati bahwa permasalahan utama pada ruang

publik FPTK adalah kurangnya kapasitas dan fasilitas penunjang yang terdapat

pada setiap ruang publik.


(56)

4.5.2 Pola Perilaku M

Gam

Akses utama

terdapat pada lobby d

dihubungkan dengan j

Akses penghu

mendistribusikan pen

sebagai ruang dengan

diakses oleh penggun

idealnya lobby mem

fasilitas seperti tem

Terbatasnya fasilitas

duduk di lantai untuk

u Mahasiswa Pada Ruag Publik

mbar 4.15 Akses Pada Ruang Publik FPTK

a keluar dan masuk gedung FPTK berjumla

y dan koridor utara bangunan. Sedangkan aks

n jalan setapak seperti terlihat pada Gambar 4.

ghubung antar ruang publik tersebut menj

encapaian mahasiswa ke masing-masing ruang

an tingkat akses yang tinggi menjadi ruang yan

una bangunan, termasuk mahasiswa. Sebagai r

emiliki fungsi sebagai ruang tunggu, namu

empat duduk menjadikan fungsi lobby kur

as mendorong sebagian mahasiswa untuk m

uk memenuhi kebutuhannya akan ruang publik.

66

K

lah 3 buah yang

kses antar gazebo

r 4.15.

enjadi titik yang

ang publik. Lobby

ang paling banyak

ai ruang penerima,

mun keterbatasan

kurang maksimal.

memaksakan diri


(57)

Gambar

Ruang negatif

dengan jelas serta ber

tertentu. Terbentuk

termanfaatkan dengan

Pada Gambar

publik gedung FPTK

pameran, pada bagian

dan pada bagian F ter

terlihat pada Gambar

Pada bagian G

kurang optimalnya fu

area yang kurang opti

bar 4.16 Kesan Fisik pada Ruang Publik FPT

atif, yaitu ruang publik yang menyebar dan

bersifat negatif, biasanya terjadi secara spontan

k dengan tidak terencanakan, tidak terling

an baik sesuai dengan kebutuhan. (Rustam Hak

bar 4.16 dapat diamati beberapa ruang nega

TK. Pada bagian C terdapat barang-barang

ian D terdapat meja dan papan pengumuman ya

terdapat meja gambar yang mengganggu akses

ar 4.17.

n G dan H tidak terdapat akses menuju gaze

fungsi gazebo G dan H. Pada bagian A yaitu

ptimal karena kurangnya fasilitas penunjang, kh

PTK

n tidak berfungsi

tan tanpa kegiatan

ingkup dan tidak

akin, 2002)

egatif pada ruang

ng tumpukan sisa

yang tidak tertata,

ses koridor seperti

zebo, menjadikan

itu lobby menjadi


(58)

duduk. Pada bagian B

jam-jam tertentu, khu

dibawah tangga.

Gambar 4

Kurangnya fa

mahasiswa pada wak

duduk-duduk dan mel

K, dan L.

Dari hasil obse

melakukan kegiatan

menggunakan waktun

tempat beraktivitas. B

berhubungan dengan

ruang publik menjadi

terhadap kelangsunga

B, E, dan F menjadi area koridor utara yang cu

hususnya pada tempat fotokopi yang menggun

r 4.17 Foto Suasana Area F pada Koridor Sel

fasilitas ruang publik pada area gedung mem

aktu-waktu tertentu memenuhi kebutuhan ru

elakukan aktivitas di bawah pohon yang terda

bservasi dapat diamati bahwa sebelum dan sesu

n perkuliahan di dalam kelas, sebagian be

tunya untuk memanfaatkan ruang publik ya

Baik untuk sekedar bersosialisasi maupun keg

an kegiatan akademik. Berdasarkan temuan

di bagian yang penting dan berhubungan secara

gan kegiatan akademik mahasiswa.

Sumber: Dokumentasi Penulis

68

cukup padat pada

unakan sisa ruang

Selatan

embuat beberapa

ruangnya dengan

rdapat pada area J,

esudah mahasiswa

besar mahasiswa

yang ada sebagai

kegiatan lain yang

an tersebut maka


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Miftah Arief dilahirk

tanggal 07-Oktober-anak ke 2 dari 3 be Sholeh dan Ibu Siti Zu

Beberapa pre Juara II Lomba Pen Implementasi Otonom Pusat dan Daerah - Inggris, Juara II Lom Inggris SMU PU Alb

Dalam 6 tahun lain; ROHIS HMTB, kegiatan ekstra kamp Aktivitas tersebut tid khususnya serta pada wawasannya dan te semangat anti kekeras yang diungkap oleh education.”

Universitas Pendidikan In STIE Muhammadiyah, Ju SMU PU Al-Bayan Board SLTP Al-Kautsar, Banda SLTP Al-Azhar, Medan SD F. Tandean, Tebing Ti MIN 1, Malang

BA Restu, Malang

RIWAYAT HIDUP

irkan di kota Malang, Jawa timur pada -1985, beragama Islam, merupakan bersaudara pasangan Bapak Syafiudin Zumaroh.

prestasi formal penulis diantaranya: enulisan Karya Ilmiah Pemerintahan, omi Daerah: Perimbangan Keuangan

STPDN – Sukabumi, 2004. Juara I Lomba M mba Debat Bahasa Inggris, Juara III Lomba G

lbayan – Sukabumi, 2003.

hun perkuliahannya, penulis aktif di beberapa o B, UKDM, FIMA JABAR, PERFORMA, dan pus, penulis juga aktif di beberapa LSM dan tidak mengurangi ketertarikannya di dunia ada umumnya dunia Pendidikan. Penulis gem

terus mengembangkan diri. Penulis sangat rasan serta perbedaan antara pengajaran vs pen h Mark Twain, “I never let my schooling in

Pendidikan Formal

Indonesia, Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur, Bandung Jurusan Manajemen, Bandung (Incomplete)

arding School, Sukabumi

dar Lampung

g Tinggi

a Menulis Bahasa Grammar Bahasa

a organisasi antara an KMPP. Dalam an politik praktis. a Arsitektur pada emar memperluas gat mengapresiasi endidikan, seperti interfere with my

Tahun

2004 – 2011 2004 – 2005 2001 – 2004 2000 – 2001 1998 – 2000 1995 – 1998 1992 – 1995 1991 – 1992