Kajian Ruang Terbuka Publik Sebagai Generator Aktivitas Olahraga Di Bundaran Cemara Asri

(1)

KAJIAN RUANG TERBUKA PUBLIK

SEBAGAI GENERATOR AKTIVITAS

OLAHRAGA DI BUNDARAN CEMARA ASRI

SKRIPSI

OLEH:

ADINDA DARA A. LUBIS 100406081

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KAJIAN RUANG TERBUKA PUBLIK SEBAGAI

GENERATOR AKTIVITAS OLAHRAGA DI BUNDARAN

CEMARA ASRI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH:

ADINDA DARA A. LUBIS 100406081

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PERNYATAAN

KAJIAN RUANG TERBUKA PUBLIK SEBAGAI

GENERATOR AKTIVITAS OLAHRAGA DI BUNDARAN

CEMARA ASRI

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2015

Penulis,


(4)

Judul Skripsi Kajian Ruang Terbuka Publik sebagai Generator Aktivitas Olahraga di Bundaran Cemara Asri

Nama Mahasiswa Adinda Dara A. Lubis Nomor Pokok 100406081

Departemen Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

(DR. Ir. Nelson M, Siahaan, DIPL.TP. M.Arch)

Koordinator Skripsi,

Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc

Ketua Program Studi,


(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 13 Januari 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji :DR. Ir. Nelson M. Siahaan, DIPL.TP. M.Arch

Anggota Komisi Penguji : 1. Salmina Wati Ginting, S.T. , M.T.


(6)

ABSTRAK

Ruang terbuka publik memiliki peranan penting dalam suatu kota. Selain berfungsi sebagai paru-paru kota, ruang terbuka publik juga dapat menjadi generator aktivitas kota dengan berbagai aktivitas salah satunya aktivitas olahraga. Untuk itu penelitian ini dilakukan guna menemukan peran ruang terbuka publik sebagai generator aktivitas olahraga di suatu permukiman. Penelitian ini dilakukan di Bundaran Perumahan Cemara Asri dimana pada bundaran ini dapat kita lihat penghuni perumahan serta masyarakat luar yang memanfaatkan kawasan tersebut untuk aktivitas olahraga. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Melalui analisis ditemukan bahwa secara umum bundaran tersebut memiliki daya tarik yang cukup baik sebagai generator aktivitas olahraga. Hal ini didasari oleh pendapat pengunjung berdasarkan kriteria dan karakteristik ruang terbuka publik serta generator aktivitas olahraga.

ABSTRACT

The role of public open space is vital in a city. Beside it’s role as the lungs of the city, it also serve as a generator activity of the city with a variety activities that can be done one of them is exercise. This study was conducted to find the role of public open space as sport generator activity in a residential. This research was conducted at Bundaran Cemara Asri where we can find the housing residents and outsiders doing sports activities. This research use descriptive qualitative research methods. In the analysis it is found that Bundaran Cemara Asri has considerable appeal as sport activities generator. The finding in this research is acquired by considering visitor’s opinions based on the criteria, the characteristics of a public open space and generator activity.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang diambil adalah:

"Kajian Ruang Terbuka Publik sebagai Generetor Aktivitas Olahraga di Bundaran Cemara Asri”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang berperan penting yaitu:

1. Bapak Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. T.P., M. Arch. selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dukungan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Salmina Wati Ginting, S.T., M.T. dan Bapak Hajar Suwantoro, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji, atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis terhadap skripsi ini.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT selaku Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA selaku Sekretaris Departemen Arsitektur serta Bapak/Ibu staff pengajar Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Ir. Dwira N Aulia, M.Sc selaku koordinator skripsi yang selalu memberikan arahan, informasi dan bimbingan kepada penulis.

5. Seluruh pegawai administrasi Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini kepada penulis.

6. Bapak Batara Lubis dan Ibu Lima Wati selaku orangtua yang senantiasa selalu memberikan dukungan yang sangat besar dan telah membantu baik materi maupun moril serta doanya.

7. Bang Jack, Bena, Tara dan seluruh keluarga besar yang telah mendukung dan memberi motivasi penulis dalam berbagai hal.

8. Fanny Dyah Ningrum,S.T., Dwi Octavianty Tanjung,S.T., Novi Istighfarini, Fanny Khairunisa, S.T., dan Eki Suderajat, S.T. yang selalu memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis kapanpun di manapun dalam suka maupun duka.

9. Kak Alvy, Paul, Roy, Bahdar, Putri dan Reza sebagai sahabat penulis yang selalu memberikan motivasi dan selalu ada setiap saat untuk penulis. 10. Herin Umri Pratama yang selalu membantu dan memberi semangat bagi

penulis serta telah sabar menghadapi penulis selama menyelesaikan skripsi ini.


(8)

11. Teman-teman kelompok skripsi, Rudi dan Ami serta teman teman stambuk 2010 khususnya Fikar, Utuy, Yuyu, Onggek, Aldo, Agung, Doni, Wulan, Sasya dan lain-lain yang telah menemani saya selama menempuh pendidikan di Arsitektur.

12. Serta semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan pada kesempatan kali ini karena keterbatasan penulis namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih penulis.

13. Dan semua itu tidak terlepas dari rahmat dan karunia Allah SWT.

Mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan yang penulis miliki, maka penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2015 Penulis

Adinda Dara A.Lubis 100406081


(9)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Batasan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Kerangka Berpikir ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Publik... 6

2.1.1 Defenisi Ruang Terbuka Publik... 6

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ruang Tebuka Publik ... 7

2.1.3 Fungsi Ruang Terbuka Publik ... 8

2.1.4 Tujuan Ruang Terbuka Publik ... 10

2.1.5 Manfaat Ruang Terbuka Publik ... 12

2.1.6 Elemen Ruang Terbuka Publik ... 12

2.1.7 Kriteria Ruang Terbuka Publik ... 13

2.2 Generator Aktivitas ... 15

2.2.1 Definisi Generator Aktivitas ... 15

2.2.2 Jenis-Jenis Generator Aktivitas... 15

2.2.3 Kriteria Generator Aktivitas ... 16


(10)

2.3.1. Definis Aktivitas Olahraga... 16

2.3.2 Kaitan Olahraga dan Ruang Terbuka... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 21

3.2 Variabel Penelitian ... 22

3.3 Populasi/Sampel... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.4.1 Data Primer ... 25

3.4.2 Data Sekunder ... 26

3.5 Kawasan Penelitian ... 26

3.6 Metode Analisa Data... 27

BAB IV HASIL PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Bundaran Perumahan Cemara Asri ... 27

4.2 Analisa Profil Pengguna... 32

4.3 Analisa Tingkat Kenyamanan ... 33

4.3.1 Analisa Tingkat Kenyamanan pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Penyediaan Jalan ... 33

4.3.2 Analisa Tingkat Kenyamanan pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Fasilitas Olahraga yang Tersedia ... 35

4.3.3 Analisa Tingkat Kenyamanan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Kerapian dan Kebersihan ... 37

4.3.4 Analisa Tingkat Kenyamanan Bundaran Perumahan Cemara Asri Dari Segi Fungsi RT Sebagai Area Olahraga ... 39

4.3.5 Analisa Tingkat Kenyamanan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Keamanan, Kenyamanan serta Situasi ... 41

4.3.6 Analisa Tingkat Kenyamanan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Penyediaan Lahan Relaksasi ... 42

4.4. Analisa Mengenai Aktifitas Pasif ... 44

4.4.1 Analisa Mengenai Aktifitas Pasif dari Segi Objek yang Dapat Dilihat ... 44


(11)

vi 4.4.3 Analisa Mengenai Aktifitas Pasif dari Segi Suasana Ruang Terbuka..48 4.5. Analisa Mengenai Aksesbilitas ... 49

4.5.1 Analisa Terhadap Aksesbilitas di Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Jalur Kendaraan... 49 4.5.2 Analisa Terhadap Aksesbilitas Bundaran Perumahan Cemara Asri dari

Segi Area Parkir Kendaraan ... 51 4.5.3 Analisa Terhadap Aksesbilitas pada Bundaran Perumahan Cemara Asri

dari Segi Jalur Pejalan Kaki... 53 4.6. Analisa Perkembangan... 54

4.6.1 Analisa Terhadap Perkembangan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Fasilitas ... 54 4.6.2 Analisa Terhadap Perkembangan Bundaran Perumahan Cemara Asri

dari Segi Sirkulasi... 55 4.7 Analisa Mengenai Kebebasan Beraktifitas ... 56

4.7.1 Analisa Mengenai Kebebasan Beraktifitas dari Segi Keaktifan

Pengguna Berolahraga ... 57 4.7.2 Analisa Mengenai Kebebasan Beraktifitas dari Segi Kondisi Fasilitas

Olahraga (Jogging Track, area senam dan Bersepeda)... 58 4.8. Analisa Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial ... 59

4.8.1 Analisa Terhadap Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Karakteristik dan Intensitas Kegiatan... 59 4.8.2 Analisa Terhadap Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur

Sosial pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Kultur

Sosial ... 61 4.9. Analisa Terhadap Aktifitas Utama... 62 4.9.1 Analisa Terhadapa Aktifitas Utama pada Bundaran Perumahan Cemara

Asri dari Segi Waktu yang Tersedia untuk Berolahraga pada Ruang Terbuka... 62 4.9.2 Analisa Terhadapa Aktifitas Utama pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Prilaku Pengguna Berolahraga ... 66


(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran... 68

5.2.1 Kebijakan ... 68

5.2.2 Manajemen... 69

5.2.3 Sarana dan Prasarana ... 69

DAFTAR PUSTAKA... 70


(13)

viii

DAFTAR TABEL


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 5

Gambar 2.1 Contoh Ruang Terbuka Publik ... 6

Gambar 2.2 Aktivitas Jogging yang Dilakukan di Ruang Terbuka ... 18

Gambar 2.3 Aktivitas Senam yang Dilakukan di Ruang Terbuka ... 18

Gambar 2.4 Aktivitas Bersepeda yang Dilakukan di Ruang Terbuka ... 19

Gambar 3.1 Batasan Wilayah Penelitian ... 25

Gambar 4.1 Peta Perumahan Cemara Asri... 27

Gambar 4.2 Peta Titik Fasilitas Perumahan Cemara Asri... 28

Gambar 4.3 Detail Bundaran Perumahan Cemara Asri ( Objek Penelitian ) ... 29

Gambar 4.4 Site Plan Bundaran Perumahan Cemara Asri ... 30

Gambar 4.5 Potongan Bundaran Perumahan Cemara Asri ... 31

Gambar 4.6 Penyediaan Jalan Pendukung Aktivitas Olahraga yang MenggunakanPaving Blockdan Batu Krikil ... 34

Gambar 4.7 Fasilitas Area Aktivitas Olahraga yang Terjadi di Bundaran Cemara Asri... 36

Gambar 4.8 Titik Peletakan Tong Sampah Pendukung Kerapian Serta Kebersihan Bundaran Perumahan Cemara Asri ... 38

Gambar 4.9 Bukti Bundaran Cemara Asri Berfungsi Sebagai Area Olahraga 40 Gambar 4.10 Lahan yang Tersedia sebagai Tempat Relaksasi (Bersantai) ... 43

Gambar 4.11 Pemandangan dari vegetasi sebagai Objek yang Dapat di Lihat di Bundaran Cemara Asri ... 45

Gambar 4.12 Area Tempat Duduk Dari Beton yang Tersedia di sekeliling Bundaran Cemara Asri ... 47

Gambar 4.13 Jalur Kendaraan dari pintu masuk dan Pintu Keluar ... 50

Gambar 4.14 Area Parkir di Bundaran Cemara Asri... 52

Gambar 4.15 Sirkulasi menuju perumahan Cemara Asri... 54


(15)

x Gambar 4.17 Bebebrapa hal yang menjadi karakteristik bundaran Cemara

Asri ... 60 Gambar 4.18 Titik Aktivitas yang Terjadi pada Minggu Pagi ... 64 Gambar 4.19 Titik Aktivitas yang Terjadi pada Sore Hari setiap Harinya ... 65


(16)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Presentase Tingkat Kenyamanan dari Segi Penyediaan Jalan... 33

Diagram 4.2 Presentase Tingkat Kenyamanan dari Segi Fasilitas Olahraga .... 35

Diagram 4.3 Presentase Tingkat Kenyamanan dari Segi Kerapian dan Kebersihan ... 37

Diagram 4.4 Presentase Tingkat Kenyamanan dari Fungsi dan Aktivitas Olahraga……...... 39

Diagram 4.5 Presentase Tingkat Kenyamanan dari Segi Keamanan, Kenyamanan serta Situasi... 40

Diagram 4.6 Tingkat Kenyamanan dari Segi Penyediaan Lahan Relaksasi ... 42

Diagram 4.7 Presentase Aktifitas Pasif dari Segi Objek yang Dapat di Lihat... 44

Diagram 4.8 Presentase Aktifitas Pasif dari Segi Fasilitas Area Santai... 46

Diagram 4.9 Presentase Aktifitas Pasif dari Segi Suasana yang Dapat di Rasa ... 48

Diagram 4.10 Presentase Aksesbilitas dari Segi Jalur Kendaraan ... 49

Diagram 4.11 Presentase Aksesbilitas dari Segi Area Perkir Kendaraan ... 51

Diagram 4.12 Presentase Aksesbilitas dari Segi Jalur Pejalan Kaki... 53

Diagram 4.13 Presentase Perkembangan Bundaran Cemara Asri dari Segi Fasilitas... 54

Diagram 4.14 Presentase Perkembangan Bundaran Cemara Asri dari Segi Sirkulasi... 55

Diagram 4.15 Presentase Mengenai Kebebasan Beraktifitas dari Segi Keaktifan Pengguna Berolahraga... 57

Diagram 4.16 Presentase Mengenai Kebebasan Beraktifitas dari Segi Kondisi Fasilitas Olahraga (Jogging Track, area senam dan Bersepeda .. 58

Diagram 4.17 Presentase Terhadap Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial dari Segi Karakter dan Intensitas Kegiatan ... 59


(17)

xii Diagram 4.18 Presentase Terhadap Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta

Kultur Sosial dari Segi Kultur Sosial ... 61 Diagram 4.19 Presentase TerhadapAktifitas Utamadari SegiWaktu yang

Tersedia untuk Berolahraga... 63 Diagram 4.20 Presentase TerhadapAktifitas Utamadari SegiWaktu yang


(18)

ABSTRAK

Ruang terbuka publik memiliki peranan penting dalam suatu kota. Selain berfungsi sebagai paru-paru kota, ruang terbuka publik juga dapat menjadi generator aktivitas kota dengan berbagai aktivitas salah satunya aktivitas olahraga. Untuk itu penelitian ini dilakukan guna menemukan peran ruang terbuka publik sebagai generator aktivitas olahraga di suatu permukiman. Penelitian ini dilakukan di Bundaran Perumahan Cemara Asri dimana pada bundaran ini dapat kita lihat penghuni perumahan serta masyarakat luar yang memanfaatkan kawasan tersebut untuk aktivitas olahraga. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Melalui analisis ditemukan bahwa secara umum bundaran tersebut memiliki daya tarik yang cukup baik sebagai generator aktivitas olahraga. Hal ini didasari oleh pendapat pengunjung berdasarkan kriteria dan karakteristik ruang terbuka publik serta generator aktivitas olahraga.

ABSTRACT

The role of public open space is vital in a city. Beside it’s role as the lungs of the city, it also serve as a generator activity of the city with a variety activities that can be done one of them is exercise. This study was conducted to find the role of public open space as sport generator activity in a residential. This research was conducted at Bundaran Cemara Asri where we can find the housing residents and outsiders doing sports activities. This research use descriptive qualitative research methods. In the analysis it is found that Bundaran Cemara Asri has considerable appeal as sport activities generator. The finding in this research is acquired by considering visitor’s opinions based on the criteria, the characteristics of a public open space and generator activity.


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dekade terakhir ini, pertumbuhan dan perkembangan perumahan di kota Medan sangat pesat, hal ini tampak dari pertumbuhan dan perkembangan penduduknya, dimana jumlah penduduk di kota Medan memiliki peningkatan 25% pada setiap dekadenya dari tahun 1980 yaitu 1.378.955 jiwa, hingga tahun 1990 yaitu 1.730.750 jiwa (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2011). Kenaikan jumlah penduduk yang cukup tinggi di kota Medan memiliki pengaruh terhadap beberapa elemen kota, salah satunya mempengaruhi tingkat ketersediaan dan kenyamanan serta keamanan fasilitas dalam struktur ruang kota khususnya Medan. Selain itu, jumlah penduduk yang semakin meningkat dan ketersediaan lahan permukiman yang semakin sempit, mengakibatkan kota Medan banyak terdapat kawasan permukiman padat. Seperti yang kita ketahui, kota Medan merupakan daerah yang paling menarik untuk investasi perumahan sehingga membuat kalangan menengah keatas melakukan ekspansi kepemilikan hunian, namun perkembangan pembangunan perumahan telah mengesampingkan kebutuhan masyarakat atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka publik. Contoh yang paling jelas adalah di kawasan Medan Utara.

Keberadaan Ruang Terbuka merupakan salah satu fasilitas yang penting bagi keberlangsungan pertumbuhan kota serta permukiman. Namun keberadaaan kawasan perumahan yang memberikan kontribusi besar pada pencitraan visual kota, dewasa ini juga mengalami kemunduran dalam hal pengelolaan Ruang


(20)

Terbuka, khususnya Ruang Terbuka Publik, dimana pada tahun 2000 ketersediaan Ruang Terbuka Publik di Kota Medan 0,86 % dari total wilayah Kota Medan. Jumlah ini belum memenuhi standar karena masih sekitar 9% dari 30% Berdasarkan standar (RUTRWK Kota Medan 2000-2005) tentang Penataan Ruang. Di kawasan perumahan tidak jarang ditemukan kondisi ruang terbuka yang tidak memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/Prt/M/2008 tentang penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka di Kawasan perkotaan. Oleh karena itu penelitian mengenai masalah ketersediaan ruang terbuka publik sebagai tempat menuangkan berbagai aktifitas khususnya olahraga pada kawasan perumahan penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penghuninya, Ironisnya tidak dapat kita temukan keberadaan ruang terbuka publik dalam suatu perumahan.

Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan di atas, penulis ingin

membuat “Kajian Ruang Terbuka Publik sebagai Generator Aktifitas Olahraga”,

yang pada penelitian ini kawasan penelitian yang diambil adalah kawasan perumahan tepatnya perumahan Cemara Asri Medan. Di kawasan ini terdapat suatu ruang terbuka publik, yang letaknya sangat strategis, di karenakan berada di tengah kawasan sehingga mudah diakses oleh pengunjung. Daya tarik kawasan bundaran Cemara Asri ini memberikan dampak positif terhadap perkembangan aktivitas Olahraga pada kawasan perumahan Cemara Asri. Oleh sebab itu ruang terbuka ini menjadi incaran masyarakat sekitar maupun masyarakat luar sebagai generator aktivitas, khususnya aktivitas olahraga. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu ahli bahwa Ruang Terbuka Publik merupakan elemen yang penting


(21)

3

pada suatu area permukiman, dan juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas didalamnya. Dan perumahan Cemara Asri dipilih dikarenakan perumahan ini memiliki ruang terbuka publik yang cukup menonjol dengan beberapa fasilitas dan aktifitas terutama aktifitas olahraga yang menjadi tujuan utama masyarakat penghuni Perumahan Cemara Asri maupun masyarakat umum di luar perumahan tersebut. Selain itu yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian di kawasan ini, dikarenakan mengingat cukup banyak aktivitas yang terjadi di bundaran perumahan Cemara Asri khusunya terkait dengan aktivitas olahraga.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini ditujukan dengan pertanyaan penelitian,sebagai berikut :

• Faktor-faktor apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi Ruang Terbuka Publik yang baik ?

• Apakah Bundaran Perumahan Cemara Asri berfungsi sebagai generator aktivitas olahraga yang baik di perumahan tersebut ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

• untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dibutuhkan agar suatu ruang terbuka dapat dikatakan sebagai ruang terbuka publik yang baik • Mengidentifikasi pemanfaatan ruang terbuka publik sebagai generator


(22)

1.4. Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya mengkaji dan mengidentifikasi peran ruang terbuka publik di Bundaran Perumahan Cemara Asri sebagai generator aktivitas olahraga. sedangkan batasan wilayah yang diteliti adalah Bundaran yang berada di tengah kawasan perumahan serta menjadi pusat ruang terbuka di Perumahan Cemara Asri.

1.5. Manfaat Penelitian

• Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengalaman, sebagai proses pembelajaran dan sebagai suatu kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari teori-teori serta Menjadi salah satu bahan literatur mengenai kawasan ruang terbuka sebagai generator aktivitas kawasan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk studi kasus sejenis.

• Bagi akademis, selanjutnya penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu bahan literatur mengenai generator aktivitas olahraga pada ruang terbuka di kawasan permukiman di kota Medan yang dapat digunakan sebagai refrensi untuk studi kasus sejenis.

• Bagi Perumahan Cemara Asri hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan mengenai ruang terbuka yang mempertimbangkan aktivitas olahraga yang dilakukan di Bundaran Perumahan Cemara Asri

• Bagi Masyarakat penelitian ini dapat membangun kesadaran akan pentingnya ruang terbuka publik sebagai generator aktivitas.


(23)

5

1.6. KERANGKA BERPIKIR

LATAR BELAKANG

Dalamdekade terakhir ini, pertumbuhan dan perkembangan perumahan di kota Medan sangat pesat, hal ini tampak dari pertumbuhan dan perkembangan penduduk di kota tersebut. Namun pertumbuhan ini tidak di imbangi dengan nilai-nilai kebutuhan masyarakat, sehingga jumlah penduduk yang semakin meningkat dan ketersediaan lahan permukiman yang semakin sempit, mengakibatkan kota Medan banyak terdapat kawasan permukiman padat

JUDUL PENELITIAN

Kajian Ruang Terbuka Publik sebagai Generator Aktivitas Olahraga di Bundaran Perumahan Cemara Asri Medan.

PERUMUSAN MASALAH

• Faktor-faktor apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi Ruang Terbuka Publik yang baik ? • Apakah Bundaran

Perumahan Cemara Asri berfungsi sebagai generator aktivitas olahraga di perumahan tersebut ?

TUJUAN PENELITIAN

• Mengidentifikasi fungsi ruang terbuka di perumahan Cemara Asri sebagai generator aktivitas khusunya aktivitas Olahraga di Bundaran Perumahan Cemara Asri.

• Mengidentifikasi pemanfaatan ruang terbuka sebagai generator aktivitas , olahraga yang baik.

MANFAAT PENELITIAN

•Menjadi salah satu bahan literatur mengenai kawasan ruang terbuka sebagai generator aktivitas kawasan

yang dapat

digunakan sebagai referensi untuk studi kasus sejenis.

•Data data yang diperoleh dalam penelitianA dapat bermanfaat dalam pengembangan fungsi ruang terbuka pada kawasan permukiman di Kota Medan.

STUDI LITERATUR

• Ruang Terbuka Publik

• Generator Aktivitas

-JENIS PENELITIAN

Kualitatif Deskriptif

-METODE

PENGUMPULAN DATA

Kualitatif (survey lapangan, wawancara, dan kuisioner)

-METODE ANALISIS DATA

Deskriptif & Analisa Pola Perilaku

KESIMPULAN

METODOLOGI PENELITIAN


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Ruang Terbuka Publik

2.1.1. Definisi Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin “platea” yang berarti jalur yang diperluas seperti “square”. Square merupakan suatu tempat dimana masyarkat dapat menyelanggarakan berbagai kegiatan berupa kegiatan kebudayaan, pelayanan umum, perdagangan, peretemuan dsb. (Krier, 1979).

Gambar 2.1 Contoh Ruang Terbuka Publik (sumber:yudhayuwana.wordpress.com)

Keberadaan ruang publik pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik itu dari segi lingkungan, masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang di dalamnya


(25)

7 yang memberikan banyak manfaat. Dalam pengembangan ruang publik dalam konteks perkotaan, perlu memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh didalamnya. Sebagai suatu ruang terbuka publik yang baik, perlu diketahui karakteristik pemanfaatan ruangnya agar tercipta ruang luar yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka terbentuk karena pengaruh dari beberapa faktor, baik lingkungan alam itu sendiri maupun lingkungan buatan. Suatu ruang baik itu tertutup maupun terbuka, merupakan gambaran sifat dan suasana dari faktor-faktor penyusunan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ruang terbuka tersebut menurut Sugata (2004) yaitu :

a) Pembatas

Setiap ruang selalu dibatasi oleh elemen pembentuk ruang, baik itu berupa lantai,langit-langit,maupun vertikal, misalnya dinding,pagar,tiang dll. b) Skala

Arsitektur diperuntukan bagi manusia dan selalu berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu, skala dalam perencanaan suatu produk arsitektur harus selalu menunjukan perbandingan antara elemen ruang dan elemen kebutuhan manusia.


(26)

c) Bentuk

Bentuk dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu alami dan ciptaan manusia. Berdasarkan tampilannya, bentuk dibagi menjadi

tiga,yaitu:-• Teratur

Bentuk teraur merupakan bentuk-bentuk geometris,kotak,kubus,kerucut dan sebagainya yang dapat memberikan kesan statis, stabil, formal, dan mengarah pada sifat yang massif dan monoton.

• Bentuk lengkung

Bentuk lengkung merupakan bentuk alam yang berkesan dinamis,tuntas,dan selalu bergerak.

• Bentuk tidak teratur

Bentuk yang tidak teatur seperti bentuk segitiga dan meruncing, yang selalu member kesan aktif,energik,serta mengarah pada sesuatu.

2.1.3. Fungsi Ruang Terbuka Publik

Keberadaan ruang terbuka publik pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik dari segi lingkungan, masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang didalamnya. Ruang terbuka publik adalah ruang tidak terbangun dalam kota yang memiliki berbagai macam fungsi bila dipandang dari beberapa aspek (Amelia, 2012), yaitu:


(27)

9 a) Aspek Sosial

Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana interaksi sosial masyarakat dengan lingkungan sosial sekitarnya dan sebagai tempat masyarakat untuk menampung wadah aktivitas dalam bersosialisasi satu sama lain baik sama kerabat bahkan orang yang tidak dikenal.

b) Aspek Ekonomi

Ruang terbuka publik dapat berfungsi sebagai lahan berjualan bagi pedagang-pedagang dikarenakan ramainya aktivitas yang ada di ruang terbuka publik yang mampu menampung aktivitas aktivitas dagang yang banyak disekitarnya.

c) Aspek Budaya

Ruang terbuka publik yang dapat menampung acara-acara yang menonjolkan kebudayaan.

d) Aspek Politik

Ruang terbuka publik sebagai tempat pagelaran acara-acara Negara serta menyampaikan aspirasi masyarakat seperti pemilu dan demonstrasi.

e) Aspek Ekologis

Ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, maupun keindahan lingkungan. Selain itu berfungsi juga tempat untuk mendapatkan udara segar dan menyerap air hujan.


(28)

f) Aspek Arsitektural

Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana penghubung satu tempat dengan tempat yang lainnya dan berfungsi sebagai pembatas diantara massa bangunan, pelembut arsitektur bangunan.

Banyak fungsi-fungsi lain dari ruang terbuka publik bila dikaji menurut pandangan orang-orang, Stephen Carr (1992) menyatakan bahwa ruang terbuka publik harus responsif, demokratis, dan bermakna.

• Responsif artinya ruang terbuka publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas.

• Demokratis berarti ruang terbuka publik yang harus dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya serta aksesibel yang bagi penyandang cacat tubuh, lanjut usia, dan berbagai macam kondisi fisik manusia.

• Bermakna berarti ruang terbuka publik yang harus memiliki tautan dengan manusia, dunia luas, dan konteks sosial.

• Merupakan simpul dan sarana komunikasi pengikat sosial untuk menciptakan interaksi antar kelompok masyarakat.

2.1.4. Tujuan Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka publik merupakan suatu wadah umum yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan terbuka atau tidak memiliki penutup yang


(29)

11 memiliki tujuan, menurut Carr (1992) secara umum tujuan ruang terbuka publik dibagi menjadi 5 tujuan, yaitu:

a) Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat menjadikan motivasi dasar dalam bentuk penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik yang menyediakan jalur untuk pergerakan, pusat komunikasi, dan tempat untuk merasa santai dan bebas.

b) Peningkatan Visual

Keberadaan ruang terbuka publik disuatu kota akan meningkatkannya kualitas visual kota menjadi lebih manusiawi, harmonis, dan indah.

c) Peningkatan Lingkungan

Penghijauan pada suatu ruang terbuka publik sebagai sebuah nilai estetika juga paru-paru kota yang memberikan udara-udara segar di tengah-tengah polusi.

d) Pengembangan Ekonomi

Pengembangan ekonomi menjadi tujuan umum dalam penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik.

e) Peningkatan Kesan

Merupakan tujuan yang tidak tertulis secara jelas dalam kerangka penciptaan suatu ruang terbuk publik namun selalu ingin dicapai.


(30)

2.1.5. Manfaat Ruang Terbuka Publik

Menurut penelitian Amelia (2012) manfaat ruang terbuka publik bagi masyarakat seperti oase pada gurun yang berarti tempat berteduh di perkotaan yang sangat padat. Suatu ruang terbuka publik bermanfaat juga bagi kesehataan karena membuat masyarakat/pengunjung memiliki wadah dalam berolahraga yang lebih menarik. Dilihat dari aspek ekonomi pun juga mempunyai manfaat bagi kehidupan perekonomian penduduk sekitar lokasi ruang terbuka publik dimana mereka bisa memanfaatkan lahan ruang terbuka publik sebagai suatu kesempatan untuk bekerja. Apabila dilihat dari aspek arsitektural, ruang terbuka publik bermanfaat membuat suatu daerah menjadi lebih indah estetikanya apalagi suatu ruang terbuka publik didesain secara indah dan fungsional.

2.1.6.Elemen Ruang Terbuka Publik

Terdapat dua elemen dasar sebagai elemen pembentuk ruang terbuka public,yaitu:

a) Elemen Keras (Hard Material)

Elemen keras merupakan unsur yang dapat memberikan sifat ruang terbuka menjadi kuat, misalnya bangunan, pedestrian, atau perlengkapan jalan yang menggunakan bahan yang berkesan tidak kaku.

b) Elemen Lunak (Soft Material)

Elemen lunak merupakan suatu unsur yang memberikan rasa kelembutan dan menggambarkan suatu yang nyata. Karena pada dasarnya kehidupan manusia


(31)

13 memang fleksibel dan elastis. Tanaman merupakan elemen utama dari elemen lunak, karena fungsinya yang tidak hanya sebagai elemen estetika namun juga untuk menambah kualitas lingkungan.

2.1.7. Kriteria Ruang Terbuka Publik

Sebuah ruang terbuka publik yang baik, harus mampu memenuhiu kebutuhan penggunanya setiap saat yang meliputi masyarakat di kawasan tersebut maupun masayarakat di luar kawasan lain. Dengan demikian, ruang terbuka publik tidak memihak pengguna manapun yang akan beraktivitas di dalamnya.

Adapun tiga prinsip utama ruang terbuka publik menurut Carr (1995), yaitu: a) Tanggap

Tanggap disini berarti tanggap terhadap keinginan serta kebutuhan pengguna meliputi :

Comfort

Comfort yang kita ketahui adalah nyaman, kenyamanan adalah salah satu pemenuhan kebutuhan psikologis pengguna yang perlu di perhatikan dalam perencanaan suatu ruang publik.

Relaxation

Sama halnya dengan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan psikologis pengguna juga mengharapkan suatu relaksasi di ruang publik yang menampung segala aktivitas pengguna.


(32)

Passive Engagement with Environment

Ruang publik harus dapat menampung aktivitas pasif yang bersifat mengamati objek ,dimana pengguna tidak terkait atau berinteraksi secara langsung dengan objek yang dimaksud.

b) Demokratis

Demokratis disini maksudnya dapat digunakan oleh siapa saja untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Hal yang meliputi antara lain:

Acces

Terkait dengan kemampuan untuk memasuki ruang publik yang mencakup aspek fisik dan visul.

Freedom of Action

Kebebasan beraktivitas tetap mempertimbangkan aktivitas orang lain pada ruang dan waktu yang bersamaan, atau terhadap pemenuhan kebutuhan psikologis.

Claim

Kontrol terhadap tingkat penggunaan ruang publik yang masih terkait dengan kebutuhan psikologis.

Change

Kemampuan untuk berkembang dan berubah setiap saat dan sepanjang waktu.


(33)

15 c) Bermakna

d) Ruang terbuka publik harus bersifat jelas dan mudah untuk dipahami. 2.2. Generator Aktivitas

2.2.1. Definisi Generator Aktivitas

Generator aktivitas adalah pergerakan segala macam aktivitas dan fungsi yang berperan dalam memaksimalkan penggunaan suatu ruang publik (Shirvani, 1985). Pada penelitian ini aktivitas yang dilakukan di ruang publik adalah aktivitas olahraga. 2.2.2. JenisJenis Generator Aktivitas

Berdasarkan tempatnya, maka generator aktivitas dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu generator aktivitas dalam site dan generator aktivitas di luar site :

a) Generator aktivitas di dalam site muncul akibat tersedianya fasilitas-fasilitas di suatu site. Contoh generator aktivitas di dalam site yaitu area parkir, pusat perbelanjaan, restoran, kafe dan area komersial.

b) Generator aktivitas di luar site terjadi akibat fungsi, fasilitas dan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Contoh generator aktivitas di luar site yaitu rekreasi, perkantoran, pusat perbelanjaan

Pada studi ini, bundaran ini termasuk generator aktivitas yang berada di dalam site yaitu di dalam Perumahan Cemara Asri.


(34)

2.2.3. Kriteria Generator Aktivitas

Beberapa kriteria dalam perancangan tempat pergerakan aktifitas olahraga adalah sebagai berikut :

1. Memiliki karakter daerah setempat, dihadirkan keragaman dan intensitas kegiatan dalam ruang tersebut.

2. Perlu adanya koordinasi antara kegiatan dengan ruang yang dirancang, guna menggerakan dan membentuk kehidupan yang lebih ramai pada melakukan aktifitas utama.

3. Memeberikan warna tehadap kultur sosial dalam bentuk kegiatan timbal balik antar pengguna.

4. Harus dirancang dengan pola, bentuk, dan dimensi lokasi yang teratur sesuai skala manusia.

5. Diperlukan fasilitas lingkungan yang berupa tempat duduk untuk beristirahat, tempat bermain untuk pengguna supaya dapat menikmati suasana di sekelilingnya.

2.3. Aktivitas Olahraga

2.3.1. Definis Aktivitas Olahraga

Olahraga merupakan suatu kegiatan fisik yang dilakukan oelh manusia dalam upaya agar tubuh dan pikiran dapat menjadi lebih segar dan dapat membuat tubuh manusia tersebut menjadi lebih sehat (Marbun, 2007). Olahraga juga dapat dikatakan


(35)

17 sebagai hidup aktif, karena hidup aktif merupakan sesuatu yang hampr setiap orang alami sebelum mereka mencapai keuntungan dari modernisasai industri.

2.3.2. Kaitan Olahraga dan Ruang Terbuka

Menurut Shirvani (1986), ruang terbuka bisa jadi merupakan lanskap, jalan, dan perkerasan lainnya di daerah kota, Ruang terbuka dapat berfungsi sebagai lahan untuk kegiatan olahraga. Olahraga yang dilakukan di ruang terbuka dapat membuat masyarakat yang berolahraga merasakan hasil olahraga yang lebih baik jika dibandingkan dengan melakukan olahraga di ruang tertutup (Marbun, 2007). Pada penelitian ini, ruang terbuka yang dimaksud adalah Bundaran Cemara Asri yang tergolong sebagai taman pada perumahan Cemara Asri.

Menurut Rini (2012) Aktivitas olahraga merupakan salah satu aktifitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang di ruang terbuka dan tergolong rekreatif. Di suatu kota, aktivitas olahraga dapat dilakukan di ruang terbuka di pusat kota dan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat.

Adapun jenis olahraga yang biasa dilakukan di ruang terbuka, antara lain:

a) Jogging

Jogging adalah kegiatan lari santai yang umumnya dilakukan di atas perkerasan dengan ukuran sesuai kebutuhan manusia. Umumnya lebar area yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini berkisar antara 1,5–2 meter


(36)

sehingga masih tersisa ruang untuk berpapasan dengan pengguna lainnya. ( Lihat Gambar 2.4)

Gambar 2.2 Aktivitasjoggingyang dilakukan di ruang terbuka (sumber:chibi-arif.blogspot.com)

b) Senam

Olahraga ini memerlukan area yang lebih luas karena memerlukan kebebasan untuk bergerak. (Lihat Gambar 2.5)

Gambar 2.3 Kegiatan senam yang dilakukan di ruang terbuka (sumber: unnes.ac.id)


(37)

19 c) Bersepeda

Bersepeda dapat dilakukan oleh siapa saja mulai dari anak–anak hingga orang dewasa dan sangat umum dilakukan di ruang terbuka. (Lihat Gambar2.6)

Gambar 2.4 Kegiatan bersepeda yang dilakukan di ruang terbuka (sumber: chibi-arif.blogspot.com)

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa ruang terbuka sangat erat kaitannya dengan aktivitas olahraga, Karena Olahraga yang dilakukan di daerah terbuka dapat membuat masyarakat yang berolahraga merasakan hasil olahrga yang lebih baik.


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Peneltian

Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif, dimana penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam konteks alamiah, selain itu penelitian ini memanfaatkan berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti dari segi prosesnya. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan peran ruang terbuka publik sebagai generator aktivitas olahraga di Bundaran Perumahan Cemara Asri .

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan batasan pembahasan dalam penelitian. Adapun variabel penelitian yang diamati dalam penelitian Kajian Ruang Terbuka sebagai Generator Aktivitas Olahragaini adalah : (Lihat Tabel 3.1)


(39)

Tabel 3.1 Tabel Variabel Teori &

Sumber Variabel Pertanyaan

Jumlah Pertanyaan Kriteria Ruang Terbuka Publik Carr (1995) Kenyamanan

1. Bagaimana penyediaan jalan yang mendukung pergerakan aktivitas khususnya aktifitas olahraga di bundaran perumahan Cemara Asri

2. Bagaimana fasilitas olahraga yang tersedia di bundaran perumahan Cemara Asri

3. Bagaimana kerapian serta kebersihan di bundaran perumahan Cemara Asri 4. Apakah fungsi ruang terbuka bundaran perumahan Cemara Asri untuk

menunjang aktifitas olahraga sudah berjalan dengan baik

5. Bagaimana kenyamanan, keamanan dan situasi di bundaran perumahan Cemara Asri

6. Apakah penyediaan lahan untuk relaksasi di bundaran Cemara Asri sudah memadai

6

Pengguna Pasif

1. Sebagai sesuatu yang dapat dilihat, bagaimana objek yang terdapat di bundaran perumahan Cemara Asri

2. Bagaimana fasilitas area santai (tempat duduk) yang tersedia di bundaran perumahan Cemara Asri

3. Bagaimana suasana yang dapat di lihat serta dirasa oleh pengguna di bundaran perumahan Cemara Asri

3

Aksesibilitas

1. Bagaimana fasilitas pencapaian yang tersedia (seperti jalur kendaraannya) menuju bundaran perumahan Cemara Asri

2. Bagaimana kondisi area parkir kendaraan yang tersedia di bundaran perumahan Cemara Asri

3. Bagaimana fasilitas pencapaian menuju bundaran perumahan Cemara Asri


(40)

bagi pejalan kaki

Perkembangan

1. Bagaimana perkembangan fasilitas yang ada di bundaran perumahan Cemara Asri terutama fasilitas Olahraga

2. Bagaimana perkembangan akses sirkulasi area parkir serta area pejalan kaki ( pederstrian ) di perumahn Cemara Asri, seperti yang dijelaskan di pertanyaan sebelumnya

2

Kebebasan beraktivitas

1. Bagaimana keaktifan pengguna dalam melakukan aktifitas khususnya aktifitas olahraga di bundaran perumahan Cemara Asri

1 Aktivitas Olahraga yang biasa dilakukan di ruang terbuka Rini (2012) Jogging, senam, bersepeda

1. Bagaimana kondisi fasilitas pendukung kegiatan terutama kegiatan Olahraga seperti Joging track, area senam dan bersepeda di bundaran perumahan Cemara Asri

1

Kriteria Generator

Aktifitas

Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial

1. Bagaimana karakter serta intensitas kegiatan pada bundaran perumahan Cemara Asri

2. Bagaimana kultur sosial yang terjadi di bundaran perumahan Cemara Asri

2

Aktifitas Utama

1. Apakah ketersediaan waktu untuk melakukan aktifitas olahraga di bundaran perumahan Cemara Asri sudah pas bagi pengguna

2. Bagaimana prilaku pengguna di bundaran perumahan Cemara Asri


(41)

3.3 Populasi/Sampel

Menurut Sugyono (2009), populasi adalah kelompok objek yang diteliti dan disimpulkan. Dalam studi ini, populasi atau sampel untuk dilakukan kuisioner adalah sebagai berikut:

1. Orang tersebut tinggal di perumahan Bundaran Cemara Asri.

2. Orang tersebut tidak tinggal di perumahan tersebut namun sedang mengunjungi Bundaran Cemara Asri.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dimana pada penelitian ini menggunakan metode kuisioner dan observasi.

Menurut Sugyono (2009) sampel merupakan sebagian dari jumlah popolasi yang diteliti. Pengambilan sampel yang akan di ambil menggunakan metoderandom sampling,sehingga banyak peluang yang menjadi anggota sampel dikarenakan juga ketersediaan waktu yang ada. Untuk jumlah sampelnya sendiri mengambil teori Frankel Wallen (1993) yang mengatakan bahwa suatu peneltian deskriptif yang jumlah populasinya tidak diketahui maka minimal sampel sebanyak 100 sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2008). Dalam usaha pengumpulan data serta keterangan yang di perlukan, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:


(42)

3.4.1 Data Primer

a) Observasi dan Foto

Observasi menurut Raco (2010) adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Sedangkan menurut Nasution (2003) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui observasi. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi untuk mengamati Bundaran Cemara Asri baik itu secara fisik maupun aktivitas olahraga yang dilakukan di bundaran tersebut. Selanjutnya peneliti akan mengambil gambar di sekitar lokasi penelitian.

b) Kuisioner

Menurut Sinulingga (2011) kuesioner adalah suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam format pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Data-data yang akan dikumpulkan dengan teknik kuisioner ini adalah latar belakang sosial, serta persepsi mengenai Ruang Terbuka Publik sebagai Generator Aktivitas Olahraga. Pengumpulan data kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada 100 responden secara acak dengan jumlah 100 responden.


(43)

3.4.2 Data Sekunder a) Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mencari informasi yang terkait dengan penelitian ini dari literatur. Langkah selanjutnya adalah menentukan teori, setelah pencarian data dari literatur, maka dipilihlah teori yang sesuai dengan peneliti untuk diterapkan dalam penelitian.

b) Pemetaan

Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain peta kawasan penelitian. Peta ini diperoleh melalui Google Map. Peneliti kemudian akan mencocokkan peta yang diperoleh dari Google Map ini dengan kondisi aslinya.

3.5 Kawasan Penelitian

Gambar 3.1 Batasan Wilayah Penelitian (Sumber: Google Earth)

Penelitian ini dilakukan di Perumahan Cemara Asri Medan yang terletak di,JL Cemara Boulevard, Medan, Sumatera Utara tepatnya di Bundaran Cemara Asri ( Gambar 3.1)


(44)

3.6 Metode Analisa Data

Metode analisis data yang peneliti gunakan adalah metode analisis data deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam studi ini berupa analisa kenyamanan serta fungsi ruang terbuka bundaran perumahan cemara asri sebagai generator aktivitas olahraga. Hasil analisa akan ditampilkan dengan presentase dalam bentuk diagram pie chart, dan deskripsi. Hasil analisa akan dianalisa berdasarkan metode pengukuran skalalikertdan akan ditampilkan dalam bentuk diagrampie chartdan deskripsi.

Skalalikertmerupakan skala pengukuran yang semuanya digunakan untuk mengukur elemen-elemen berupa pendapat seseorang atau kelompok terhadap suatu fenomena (Silaen, S. dan Widoyono, 2013).

Dalam kuisioner studi ini, responden akan menilai suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari 5 pilihan skala yaitu :

• Sangat Baik (SB) = 5

• Baik (B) = 4

• Cukup (C) = 3

• Tidak Baik (TB) = 2 • Sangat Tidak Baik (STB)= 1

Oleh karena itu peneliti memilih jenis metode analisis deskriptif dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kawasan bundaran Cemara Asri sebagai salah satu generator aktivitas khususnya olahraga.


(45)

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Bundaran Perumahan Cemara Asri

Bundaran Perumahan Cemara Asri merupakan ruang terbuka publik di perumahan Cemara Asri Medan yang terletak di,JL Cemara Boulevard, Medan, Sumatera Utara.

Gambar 4.1 Peta Perumahan Cemara Asri (Sumber : Kantor Pemasaran Perumahan Cemara Asri)

Perumahan Cemara Asri dimulai pada tahun 1995. Seiring dengan berjalannya waktu. Perumahan ini kurang lebih terdiri dari 5000 unit rumah dan ratusan ruko yang belum pasti jumlahnya. Selain itu, perumahan ini juga memiliki fasilitas yang


(46)

cukup lengkap, seperti kolam renang yang berstandar internasional (Gambar 4.2 C). vihara yang merupakan vihara terbesar di Asia Tenggara yang termasuk VIhara kebanggaan warga Cemara Asri pada khususnya, dan warga Medan pada umumnya vihara ini diberi nama Maha Vihara Maitreya (Gambar 4.2 B).

Gambar 4.2. Peta Titik Fasilitas Perumahan Cemara Asri (Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014)

Di samping itu terdapat sebuah rawa kecil yang dijadikan sebagai tempat habitat burung.. Tempat ini juga menjadi habitat beragam jenis ikan tawar dan juga kadal (Gambar 4.2 B). Memiliki pintu masuk dan pintu keluar yang cukup memenuhi


(47)

29 yang paling utama perumahan ini memiliki ruang terbuka publik yang menarik bagi pengunjung, baik bagi dari perumahan Cemara Asri maupun dari luar perumahan tersebut yang dikenal sebagai Bundaran Perumahan Cemara Asri (Gambar 4.3).

Gambar 4.3. Detail Bundaran Perumahan Cemara Asri ( Objek Penelitian ) (Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014)

Bundaran Perumahan Cemara Asri ini merupakan ruang terbuka publik yang berada tepat di tengah kawasan perumahan Cemara Asri sehingga para pengunjung mudah sekali mencapainya. Bundaran ini memiliki luas yang cukup untuk dikatakan sebagai ruang terbuka publik yang baik. Banyak sekali aktifitas yang terjadi di Bundaran ini terutama aktivitas olahraga pada saat weekend seperti jogging, senam bersepeda dan kegiatan olahraga lainnya. Selain itu, di setiap harinya khususnya sore hari, bundaran ini juga menjadi pilihan masyarakat sebagai tempat santai, mengobrol yang dilakukan dengan teman serta keluarga hingga kerja kelompok bagi mahasiswa dan pelajar.


(48)

Gambar 4.4. Site Plan Bundaran Perumahan Cemara Asri (Sumbeta Pribadi 2014)


(49)

31 Gambar 4.5. Potongan Bundaran Perumahan Cemara Asri


(50)

4.2. Analisa Profil Pengguna

Analisa profil ini membahas tentang profil pengguna diantaranya Jenis kelamin, Umur, pekerjaan, dan pendidikan Terakhir, yang dikaitkan dengan hubungannya terhadap Ruang Terbuka Publik khususnya di Bundaran Perumahan Cemara Asri sebagai Generator Aktifitas Olahraga.

Dari 100 responden, menunjukan bahwa pengguna lebih didominasi jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 54% dan 46% jenis kelamin perempuan. Jika dilihat dari segi usia penggunjung rata-rata bersusia 17-25 tahun yaitu sebanyak 50% yang umumnya adalah orang dewasa dengan jenjang pendidikan sudah perguruan tinggi. Sedangkan persentase usia dibawah 17 tahun yang umumnya berada di jenjang pendidikan SMP dan SMA hanya mencapai 5%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Makmun (2003), dimana masa remaja akhir yang usianya 17-25 tahun merupakan masa dimana remaja sudah memiliki emosi yang lebih stabil dibandingkan masa remaja awal yang berusia dibawah 17 tahun , sehinggah pengawasan dan kontrol orang tua terhadap remaja akhir sudah lebih berkurang intensitasnya dan mereka lebih diberikan kebebasan untuk beraktivitas di luar rumah dibandingkan remaja yang masih awal. Dan dari segi pekerjaan pengguna lebih banyak masih pelajar/mahasiswa yaitu 34%. Hal ini terjadi dikarenakan area tersebut merupakan ruang terbuka publik yang menyediakan berbagi fasilitas untuk berbagai kegiatan yang di gemari banyak orang khusunya anak muda yang mayoritas adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 54%. Hal ini seiring dengan apa yang bakal dikunjungi di bundaran cemara asri sehingga banyak anak SMA yang berkunjung ke


(51)

33 bersantai, mengobrol, membahas tugas sekolah serta olahraga seperti jogging, senam dan bersepeda dan olahraga lainnya.

4.3. Analisa Tingkat Kenyamanan

Carr (1995) Menyatakan bahwa salah satu kriteria ruang terbuka, salah satunya adalah comfort (nyaman). Kenyamanan adalah salah satu pemenuhan kebutuhan psikologis pengguna yang perlu di perhatikan dalam perencanaan suatu ruang terbuka publik yang baik. Dan dari segi kenyamanan terbagi beberapa bagian yang ingin diketahui tingkat kenyamanan nya, yaitu penyediaan jalan pendukung aktifitas olahraga, fasilitas Area olahraga, kerapian serta kebersihan, fungsi dan aktivitas olahraga, serta keamanan/kenyamanan serta situasi dan penyediaan lahan relaksasi.

4.3.1. Analisa Tingkat Kenyamanan pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Penyediaan Jalan

Diagram 4.1. Presentase Tingkat Kenyamanan dari Segi Penyediaan Jalan Sumber : Olah Data

13%

67% 20%

0% 0%

PENYEDIAAN JALAN

SB B C TB STB


(52)

Dari segi penyediaan jalan, menunjukan bahwa dari 100 responden 67% mengatakan penyediaan jalan pendukung fasilitas area olahraga di bundaran perumahan cemara asri baik (B), dan diikuti 20% menyatkan cukup (C), serta 13% menyatakan sangat baik (SB). Hal ini membuktikan bahwa penyediaan jalan bundaran perumahan cemara asri sudah baik (B) sebagai pendukung aktifitas area olahraga. Berikut dimana terlihat kondisi penyediaan jalan yang mendukung aktivitas olahraga di bundaran perumahan cemara asri yang menggunakan material yang berbeda sepertipaving blockdan krikil.


(53)

35 Gambar 4.6. Penyediaan Jalan Pendukung Aktifitas Olahraga yang menggunakan

paving blockdan batu krikil (Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014)

4.3.2. Analisa Tingkat Kenyamanan pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Fasilitas Olahraga yang Tersedia

Diagram 4.2. Presentase Tingkat Kenyamanan Bundaran Cemara Asri dari Segi Fasilitas Area Olahraga yang Tersedia

Sumber : Olah Data

Diagram 4.6 mengenai kenyamanan serta kenyamanan dari segi fasilitas area olahraga, menunjukan bahwa dari 100 responden bundaran perumahan cemara asri, 53% mengatakan cukup (C), dan diikuti 36% menyatkan baik (B), serta sisanya menyatakan sangat baik (SB) yaitu 6%, tidak baik (TB) yaitu 3% hingga sangat tidak baik (STB). Hal ini menunjukan bahwa kenyamanan fasilitas olahraga di bundaran Cemara Asri harus ditingkatkan dikarenakan bundaran perumahan Cemara Asri memilki potensi sebagai generator aktifitas olahraga. Hal ini dikarenakan menurut (Marbun, 2007), olahraga yang dilakukan di ruang terbuka dapat membuat orang yang berolahraga merasakan hasil olahraga yang lebih baik dibandingkan dengan melakukan olahraga di ruang tertutup.

6%

38% 53%

3% 0%

FASILITAS OLAHRAGA

SB B C TB STB


(54)

Gambar 4.7. Fasilitas Area Aktifitas Olahraga yang terjadi Bundaran Cemara Asri (Sumber : Data Pribadi 2014)


(55)

37 4.3.3. Analisa Tingkat Kenyamanan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Kerapian dan Kebersihan

Diagram 4.3. Presentase Tingkat Kenyamanan Bundaran Cemara Asri dari Segi Kerapian dan Kebersihan

Sumber : Olah Data

Aspek kerapian dan kebersihan merupakan bagian dari kenyamanan. Dimana dari 100 responden 52% pengunjung mengatakan Kerapian serta Kebersihan di bundaran perumahan Cemara Asri baik (B), dan presentase yang menyatakan cukup (C) bahkan sangat baik (SB), hasilnya sama yaitu rata-rata 10%. Serta sisanya menyatakan, tidak baik (TB) yaitu 15% hingga sangat tidak baik (STB) yaitu 6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bundaran perumahan Cemara Asri memiliki kerapian serta kebersihan yang baik (B) sebagai ruang terbuka publik yang menjadi area olahraga sehingga meningkatkan kesehatan bagi penggunanya. Seperti yang dikemukakan oleh Amelia (2012) bahwa Suatu ruang terbuka publik yang baik bermanfaat juga bagi kesehataan karena membuat masyarakat/pengunjung memiliki wadah dalam berolahraga yang lebih menarik. Berikut adalah gambar peletakan tong sampah yang mendukung tingkat kerapian serta kebersihan.

10%

52% 17%

15% 6%

KERAPIAN SERTA KEBERSIHAN

SB B C TB STB


(56)

Gambar 4.8. Titik Peletakan Tong Sampah Pendukung Kerapaian Serta Kebersihan Bundaran Perumahan Cemara Asri


(57)

39 4.3.4. Analisa Tingkat Kenyamanan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Fungsi dan Aktivitas Olahraga

Diagram 4.4. Presentase Tingkat Kenyamanan Bundaran Cemara Asri dari SegiFungsi dan Aktivitas Olahraga

Sumber : Olah Data

Diagram 4.8 menunjukan bahwa, 56% pengunjung Bundaran Cemara Asri mengatakan bahwa ruang terbuka bundaran cemara asri berfungsi baik (B) sebagai generator aktivitas olahraga. Karena seperti yang kita ketahui ruang terbuka public berguna sebagi tempat menuangkan berbagai aktifitas khusunya aktivitas olahrga. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Shirvani (1986), dimana ruang terbuka yang baik bisa merupakan lanskap, jalan, dan perkerasan lain nya di daerah kota bahkan Ruang terbuka publik yang baik juga dapat berfungsi sebagai lahan untuk kegiatan olahraga seperti di bundaran perumahan cemara asri.

23%

56% 18% 3%

0%

FUNGSI dan Aktivitas Olahraga

SB B C TB STB


(58)

Gambar 4.9. Bukti Bundaran Cemara Asri Berfungsi Sebagai Area Olahraga ( Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014 )


(59)

41 4.3.5. Analisa Tingkat Kenyamanan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Keamanan, Kenyamanan serta Situasi

Diagram 4.5. Presentase Tingkat Kenyamanan Bundaran Cemara Asri dari SegiKeamanan, Kenyamanan serta Situasi

Sumber : Olah Data

Diagram 4.9. menunjukan bahwa 54% dari 100 responden mengatakan situasi di bundaran perumahan Cemara Asri nyaman dan aman atau bisa dibilang baik (B), dan hampir setengahnya menyatakan sangat aman dan nyaman atau bisa dibilang sangat baik (SB) yaitu 42%. Hal ini diungkapkan kepada responden dikarenakan kondisi ruang terbuka terbukti nyaman dan aman. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan perbatasan antara satu dengan yang lainnya, agar tidak berbahaya bagi pengunjung melaukan aktivitas, selain itu material pijakan yang tersedia juga tidak berbahaya dan aman pagi pengguna.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bundaran perumahan Cemara Asri memiliki tingkat keamanan, kenyamanan serta situasi yang baik (B) sebagai ruang terbuka publik yang baik. Jadi dari segi keamanan dan kenyamanan bundaran Cemara Asri sudah memenuhi kebutuhan ekologis pagi penggunanya, sebagaimana

42% 54%

4% 0%

KENYAMANAN SERTA SITUASI

SB B C TB STB


(60)

yang diungkapkan oleh Carr (1995) yang menyatakan bahwa kenyamanan adalah salah satu pemenuhan kebutuhan psikologis pengguna yang perlu di perhatikan dalam perencanaan suatu ruang publik yang baik khusunya sebagai generator olahraga.

4.3.6. Analisa Tingkat Kenyamanan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Penyediaan Lahan Relaksasi

Diagram 4.6. Presentase Tingkat Kenyamanan Bundaran Cemara Asri dari SegiPenyediaan Lahan Relaksasi

Sumber : Olah Data

Dari segi penyediaan lahan relaksasi di ruang terbuka bundaran cemara asri hasil presentasenya menunjukan bahwa 44% mengatakan baik (B), 27% menyatakan cukup (C), 25% menyatakan sangat baik (SB) dan 0% menyatakan tidak baik (TB) bahkan sangat tidak baik (STB).

Dengan demikian jelas terlihat bahwa penyediaan lahan sebagai tempat relaksasi di bundaran perumahan Cemara Asri dinyatakan baik (B) sebagai ruang terbuka publik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Carr (1995) tentang Relaxation

27%

44% 25%

3%1%

PENYEDIAAN LAHAN RELAKSASI

SB B C TB STB


(61)

43 pengguna juga mengharapkan suatu relaksasi di ruang publik yang baik untuk menampung segala aktivitas pengguna khususnya aktifitas olahraga. Berikut beberapa foto penyediaan lahan relaksasi di bundaran perumahan cemara asri.

Gambar 4.10. Lahan yang Tersedia sebagaiTempat Relaksasi (Bersantai) ( Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014 )

4.4. Analisa Mengenai Pengguna Pasif

Menurut Carr (1995)Passive Engagement with Environment adalah pengguna yang melakukan aktifitas pasif di Ruang publik seperti tidak melakukan aktivitas apa-apa kecuali duduk santai, oleh sebab itu ruang terbuka publik yang baik harus dapa-apat


(62)

menampung pengguna pasif yang hanya mengamati dan objek, merasakan suasananya serta mendapatkan fasilitas tempat duduk yang nyaman, dimana pengguna tidak terkait atau berinteraksi secara langsung dengan objek yang dimaksud.

4.4.1. Analisa Mengenai Aktifitas Pasif dari Segi Objek yang Dapat dilihat

Diagram 4.7. Presentase Mengenai Aktifitas Pasif dari SegiObjek yang Dapat di Lihat Sumber : Olah Data

Diagram 4.11. menunjukan bahwa 58% mengatakan baik (B) pada objek yang dapat diamati di bundaran perumahan Cemara Asri, namun 36% menyatakan cukup (C) dan 6% menyatakan sangat baik (SB).

Dengan demikian dapat terlihat bahwa bundaran perumahan Cemara Asri memiliki objek yang baik (B) untuk diamati pengunjung sebagai ruang terbuka public yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pemandangan yang diciptakan oleh vegetasi-vegetasi yang terdapat di bundaran serta bangunan-bangunan perumahan yang berada

0%

58% 36%

6% 0%

OBJEK YANG DAPAT DILIHAT


(63)

45 perumahan Cemara Asri juga terdapat berbagai area santai seperti tempat duduk sehingga dapat digunakan dan dinikmati para pengguna yang tergolong pasif. Seperti yang dikemukakan Carr (1992) tentang tujuan ruang terbuka publik yang baik terhadap Peningkatan Visual, Dimana keberadaan ruang terbuka publik disuatu kota akan meningkatkan kualitas visual kota menjadi lebih manusiawi, harmonis, dan indah.

Gambar 4.11. Pemandangan dari vegetasi sebagai Objek yang Dapat di Lihat di Bundaran Cemara Asri


(64)

4.4.2. Analisa Mengenai Aktifitas Pasif dari Segi Fasilitas Area Duduk

Diagram 4.8. Presentase Mengenai Aktifitas Pasif Penghuni Cemara Asri yang Berkunjung ke Bundaran Cemara Asri dari SegiFasilitas Area Santai

Sumber : Olah Data

Diagram 4.12. menunjukan bahwa 41% dari 100 responden menyatakan baik (B) menegenai fasilitas tempat duduk di bundaran perumahan Cemara Asri dan diikuti dengan presentase yang tidak beda jauh yaitu 34% menyatakan sangat baik (SB) .

Hal ini menunjunkan bahwa dari 100 responden secara umum menyatakan bahwa fasilitas area santai ( Tempat Duduk ) di bundaran perumahan Cemara Asri baik (B) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bundaran perumahan Cemara Asri menyediakan fasilitas area santai (tempat duduk) yang baik (B) bagi pengguna yang tergolong pasif. Tempat duduk yang tersedia di bundaran perumahan Cemara Asri hanya sekedar coran beton berukuran sekitar 30cm yang sebenarnya adalah pembatas yang dijadikan ornamen taman namun bisa digunakan sebagai tempat

34%

41% 16%

8% 1%

FASILITAS AREA DUDUK

SB B C TB STB


(65)

47 duduk bagi pengunjung yang ingin bersantai di bundaran perumahan Cemara Asri. berikut ini beberapa foto ornamen taman yang dijadikan tempat duduk.

Gambar 4.12. Area Tempat Duduk Dari Beton yang Tersedia di sekeliling Bundaran Cemara Asri


(66)

4.4.3. Analisa Mengenai Aktifitas Pasif dari Segi Suasana Ruang Terbuka

Diagram 4.9. Presentase Mengenai Aktifitas Pasif dari SegiSuasana Ruang Terbuka Sumber : Olah Data

Diagram 4.13. menunjukan bahwa pengunjung berdominasi mengatakan baik (B) mengenai suasana yang dinikmati di bundaran perumahan Cemara Asri yaitu 38% serta diikuti 33% menyatakan sangat baik (SB) dan tidak beda jauh 27% menyatakan cukup (C). Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum responden menyatakan baik (B) terhadap suasana yang terdapat di bundaran perumahan cemara asri. Antara lain dikarenakan banyaknya vegetasi-vegetasi yang memberikan kesejukan pada ruang terbuka publik di bundaran Cemara Asri. Kerena suatu ruang terbuka publik sangat baik digunakan menjadi area olahraga dengan suasana yang indah dan segar. Seperti teori yang dikemukakan oleh Carr (1992) dimana Penghijauan pada suatu ruang terbuka publik yang baik sangat penting sebagai nilai estetika yang juga dijadikan sebagai paru-paru kota yang memberikan udara-udara segar di tengah-tengah polusi.

33%

38% 27%

2% 0%

SUASANA YANG DAPAT DIRASA

SB B C TB STB


(67)

49 4.5. Analisa Mengenai Aksesbilitas

Seperti yang kita ketahui setiap ruang terbuka public yang baik harus mempunyai aksesbilitas yang baik, sehinggah mudah dicapai bagi para pengguna nya. Akses yang tersedia juga harus nyaman dan mencukupi dari segi ukuran standart serta dari segi materialnya, Terkait dengan kemampuan untuk memasuki ruang terbuka publik yang mencakup aspek fisik dan visual.

4.5.1. Analisa Aksesbilitas di Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Jalur Kendaraan

Diagram 4.10. Presentase Terhadap Aksesbilitas pada Bundaran Cemara Asri dariSegi Jalur Kendaraan

Sumber : Olah Data

Berdasarkan data dari 100 responden menunjukan bahwa sirkulasi kendaraan pada pencapaian ke bundaran perumahan Cemara Asri 56% menyatakan baik (B), selain itu 32% pengunjung mengatakan cukup (C) dan 8% menyatakan tidak baik (TB). Seperti yang kita ketahui dari pintu masuk menuju bundaran Cemara Asri, sirkulasi jalan kendaraan yg tersedia sudah baik (B), Hal ini membuktikan bahwa akses jalur kendaraan menuju bundaran perumahan Cemara Asri sudah terkait dengan Acces kemampuan memasuki ruang publik yang mencakup aspek fisik dan visual (Carr 1995). 0% 56% 32% 11%1%

JALUR KENDARAAN

SB B C TB STB


(68)

Gambar 4.13. Jalur Kendaraan dari pintu masuk dan Pintu Keluar ( Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014 )

Jalur kendaraan roda 4 dan roda 2 menuju keluar perumahan Cemara Asri

Jalur kendaraan roda 4 dan roda 2 menuju masuk ke perumahan Cemara Asri.


(69)

51 4.5.2. Analisa Aksesbilitas Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Area

Parkir Kendaraan

Diagram 4.11. Presentase Aksesbilitas Bundaran Cemara Asri dariSegi Area Parkir Kendaraan

Sumber : Olah Data

Diagram 4.15. menunjukan presentase mengenai area parkir kendaraan di bundaran perumahan Cemara Asri, dimana hasilnya menunjukan bahwa 39% dari 100 responden menyatakan cukup (C), dan diikuti dengan hasil yang meyatakan baik (B) yaitu 34%, serta terjadi kecenderungan dikarenakan yang menyatakan tidak baik (TB) lebih banyak yaitu 12% dibandingkan yang menyatakan sangat baik (SB) yaitu 8%. Dengan demikian dapat terlihat bahwa area parkir di bundaran tersebut belum baik untuk dijadikan ruang terbuka publik, kendaraan hanya di parkirkan di sekeliling bundaran yang seharusnya adalah jogging trackdan lahan bersepeda. (Gambar 4.16) namun berdasarkan penelitian masih banyak lahan kosong yang berpotensi sebagai area parkir kendaraan, hal ini membuktikan bahwasannya bundaran Cemara Asri berpotensi menjadi ruang terbuka publik yang baik untuk dapat dikembangkan sebagai generator aktifitas khususnya aktifitas olahraga, karena ruang terbuka yang baik adalah ruang terbuka yang bisa berkembang menjadi lebih baik. Seperti teori

9%

34% 39%

12% 6%

AREA PARKIR

SB B C TB STB


(70)

yang dikemukakan oleh Carr (1995), dimana Ruang Terbuka Publik yang baik harus memiliki Kemampuan untuk berkembang dan berubah setiap saat dan sepanjang waktu.

Gambar 4.14. Area Parkir di Bundaran Cemara Asri ( Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014 )


(71)

53 4.5.3. Analisa Aksesbilitas pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi

Fasilitas Pejalan Kaki

Diagram 4.12. Presentase Aksesbilitas Bundaran Cemara Asri dariSegi Fasilitas Pejalan Kaki

Sumber : Olah Data

Diagram 4.16. menunjukan bahwa dari 100 responden berdominasi mengatakan baik (B) menegnai jalur pejalan kaki di bundaran perumahan Cemara Asri yaitu 44%. Lalu diikuti 28% mengatakan cukup (C). dan sisanya menyatakan sangat baik (SB) yaitu 5%, tidak baik (TB) yaitu 17%, bahkan sangat tidak baik (STB) yaitu 6%. Dengan demikian terlihat bahwa jalur pejalan kaki di bundaran tersebut sudah baik (B) sebagai ruang terbuka publik, namun sebernarnya berdasarkan penelitian masih banyak yang harus diperhatikan untuk pedestrian bagi pejalan kaki, karena hampir nyaris tidak bisa dibedakan jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki. Seharusnya khusus pejalan kaki disediakan pedestrian yang menggunakan elemen keras yang berkesan tidak kaku, hal inilah yang memperkuat sifat ruang terbuka itu sendiri. Seperti yang diungkapkan salah satu ahli bahwa Elemen keras merupakan unsur yang dapat memberikan sifat ruang terbuka menjadi

5%

44% 28%

17% 6%

FASILITAS PEJALAN KAKI

SB B C TB STB


(72)

kuat, misalnya bangunan, pedestrian, atau perlengkapan jalan yang menggunakan bahan yang berkesan tidak kaku. Seperti yang bisa dilihat pada (Gambar 4.17) bahwa jalan yang tersedia tidak ada perbedaannya antara jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki.

Gambar 4.15. Sirkulasi menuju perumahan Cemara Asri ( Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014 )

4.6. Analisa Perkembangan

4.6.1. Analisa Perkembangan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Fasilitas

Diagram 4.13. Presentase Perkembangan Bundaran Cemara Asri dariSegi Fasilitas Sumber : Olah Data

0%

41%

45% 8%

6%

FASILITAS

SB B C TB STB


(73)

55 Dari 100 responden pada Diagram 4.17. menunjukan bahwa perkembangan fasilitas khususnya fasilitas olahraga di bundaran perumahan Cemara Asri cukup baik (C) yaitu 45%, dan selanjutnya 41% mengatakan baik (B) serta sisanya rata-rata mengatakan tidak baik (TB) bahkan sangat tidak baik (STB). Jadi dapat disimpulkan bahwasannya bundaran perumahan cemara asri merupakan ruang terbuka publik yang baik, karena menurut teori yang dikemukakan oleh Carr 1995 bahwa Ruang Terbuka publik yang baik harus memiliki Kemampuan untuk berkembang dan berubah menjadi lebih baik lagi.

4.6.2. Analisa Perkembangan Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Sirkulasi

Diagram 4.14. Presentase Perkembangan Bundaran Cemara Asri dariSegi Sirkulasi Sumber : Olah Data

Diagram 4.18. membahas mengenai perkembangan sirkulasi pada bundaran Cemara Asri, dimana berdasarkan 100 responden 47% berpendapat cukup baik (C), serta diikuti 35% mengungkapkan baik (B). Namun pada pernyataan lain mengalami

6%

35%

47%

11% 1%

SIRKULASI

SB B C TB STB


(74)

kecenderungan dimana yang mengungkapkan tidak baik (TB) lebih banyak yaitu (10%) dibandingkan dengan yang mengatakan sangat baik (SB) yaitu (6%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya Bundaran perumahan Cemara Asri mengalami perkembangan sirkulasi yang cukup baik (C). Hal ini membuktikan bundaran perumahan Cemara Asri adalah ruang terbuka publik yang selalu ingin berkembang demi meningkatkan kesan yang baik bagi pengguna untuk tetap berkunjung ke bundaran tersebut. Dikarenakan peningkatan kesan merupakan tujuan yang tidak tertulis secara jelas dalam kerangka penciptaan suatu ruang terbuka publik yang baik namun selalu ingin dicapai (Carr 1992).

4.7. Analisa Mengenai Kebebasan Beraktifitas

Adapun tiga prinsip utama ruang terbuka publik menurut Carr (1995) salah satunya adalah Freedom of Action atau bisa dibilang seperti Kebebasan beraktivitas. Kebebasan beraktifitas tetap mempertimbangkan aktivitas orang lain pada ruang dan waktu yang bersamaan, atau terhadap pemenuhan kebutuhan psikologis. Jadi pada studi ini bundaran perumahan Cemara Asri memberikan kebebasan beraktifitas pada setiap pengguna dari segi apapun selama aktifitas itu masih tergolong positif.


(75)

57 4.7.1. Analisa Mengenai Kebebasan Beraktifitas dari Segi Keaktifan Pengguna

Berolahraga

Diagram 4.15. Presentase Mengenai Kebebasan Beraktifitas dariSegiKeaktifan Pengguna Berolahraga

Sumber : Olah Data

Diagram 4.13. membahas mengenai Aktifnya pengunjung melakukan aktifitas khususnya aktivitas olahraga di bundaran perumahan Cemara Asri. Dan pendapat mengenai keaktifan aktifitas olahraga di bundaran Cemara Asri berjalan baik (B), dimana presentase yang diperoleh 42%. Hal ini membuktikan bahwa bundaran perumahan Cemara Asri memiliki daya tarik yang besar bagi penghuni perumahan cemara asri dan pengunjung di luar perumahan tersebut.

Berdasarkan hasil kuisioner di atas bundaran Cemara Asri adalah ruang terbuka publik yang berpotensi dan erat kaitannya dengan olahraga, selain itu jika kita berolahraga di area terbuka akan memperoleh hasil yang lebih baik. Seperti yang dikemukakan oleh Marbun 2007 bahwa ruang terbuka public yang baik sangat erat kaitannya dengan aktivitas olahraga. Dikarenakan olahraga yang dilakukan di ruang

41%

42%

13% 4% 0%

KEAKTIFAN PENGUNJUNG

SB B C TB STB


(76)

terbuka dapat membuat masyarakat yang berolahraga merasakan hasil olahraga yang lebih baik di bandingkan olahraga di dalam ruangan.

4.7.2. Analisa Mengenai Kebebasan Beraktifitas dari Segi Kondisi Fasilitas Olahraga (Jogging Track, area senam dan Bersepeda)

Diagram 4.16. Presentase Mengenai Kebebasan Beraktifitas dari Segi Kondisi Fasilitas Olahraga (Jogging Track, area senam dan Bersepeda)

Sumber : Olah Data

Diagram 4.20. menunjukan bahwa dari 100 responden, 43% menyatakan baik (B), dan diikuti 34% menyatakan cukup (C), serta sisanya menyatakan sangat baik (SB) yaitu 17%, tidak baik (TB) yaitu 6%.

Dengan demikian dari berbagai tanggapan tentang kondisi fasilitas olahraga seperti jogging track, area senam, bersepeda serta aktivitas olahraga lainnya di bundaran cemara asri, menyatakan cukup baik (C), Hal ini menunjukan bahwa kondisi fasilitas olahraga di bundaran Cemara Asri harus ditingkatkan dikarenakan

17%

43% 34%

6% 0%

KONDISI FASILITAS PENDUKUNG

SB B C TB STB


(77)

59 bundaran perumahan Cemara Asri memiliki banyak peminat untuk melakukan kegiatan olahraga sebab olahraga sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. (Rinni 2012)

Gambar 4.16. Kondisi Lahan Olahraga seperti trak jogging dan Bersepeda ( Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014 )

4.8. Analisa Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial

4.8.1. Analisa Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Karakteristik dan Intensitas Kegiatan

Diagram 4.17. Presentase Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial Bundaran Cemara Asri dari Segi Karakter dan Intensitas Kegiatan

Sumber : Olah Data

8%

59% 28%

5% 0%

KARAKTER SERTA INTENSITAS

SB B C TB STB


(78)

Pada Diagram 4.21. membahas mengenai karakteristik dan intensitas kegiatan pada bundaran perumahan Cemara Asri dimana dari presentase dominan mengatakan baik (B), yaitu 59%. Tanpa mendeskripsikan hasil yang lain, sudah bisa diketahui bahwa bundaran perumahan Cemara Asri sudah memiliki karakteristik dari segi fasilitas yang tersedia di dalamnya, selain itu intensitas kegiatan di bundaran Cemara Asri juga berjalan baik, hal ini dilihat dari meningkatnya setiap pengunjung yang melakukan kegiatan khususnya olahraga di bundaran Cemara Asri. Karena menurut Sugatta (2004) salah satu kriteria ruang terbuka adalah memiliki karakter daerah setempat, serta dihadirkan keragaman kegiatan intensitas kegiatan dalam ruang terbuka tersebut. Berikut adalah karakteristik yang menjadi intensitas pengunjung melakukan kegiatan olahraga.


(79)

61 Ruang terbuka ini memiliki bentuk lingkaran sempurna yang setiap sisinya seperti cermin yang sama bentuknya, oleh sebab itu ruang terbuka ini dikenal sebagi Bundaran (Gambar 4.19 C). Selain itu bundaran ini memiliki kolam yang terletak pas ditengah bundaran tersebut sehingga mudah untuk diingat bagi pengunjung (Gambar 4.19 A). Dan bangku yang ada tidak seperti taman-taman lain yang menggunakan berbagai bentuk bangku melainkan bangku di bundaran ini adalah pembatas yang menjadi ornamen taman dengan lebar sekitar 30cm sehingga bisa dijadikan tempat duduk bagi prngunjung (Gambar 4.19 B). Dan tepat dipinggiran kolam dengan batas yang cukup aman di kelilingi pohon beringin yang tersusun rapid an bersih sehinggah para pengunjung menggunakannya sebagai tempat bersantai dengan duduk dibawah pohon tersebut untuk menikmati suasana dan objek yang terdapat di Bundaran tersebut (Gambar 4.19 D).


(80)

4.8.2. Analisa Terhadap Karakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Kultur Sosial

Diagram 4.18. PresentaseKarakter dan Intensitas, Koordinasi serta Kultur Sosial

Bundaran Cemara Asri dariSegi Kultur Sosial Sumber : Olah Data

Pada Diagram 4.22. membahas mengenai kultur sosial yang terjadi pada bundaran perumahan Cemara Asri, dimana presentase mengatakan cukup (C) yaitu 46%. Dan hasil yang hampir sama mengatakan baik (B) yaitu 41%. Hal ini dilihat dari jaringan sosial antara para pengguna yang secara umum tidak saling mengenal sehingga tidak ada bentuk kegiatan timbal balik dari para pengunjung maupun penghuni Cemara Asri yang berkunjung ke bundaran perumahan Cemara Asri tersebut. Padahal selain karakteristik serta intensitas, kultur sosial juga menjadi kriteria pada ruang terbuka, seperti yang dikemukakan Sugatta (2004) bahwa ruang terbuka harus bisa memberikan warna dalam konteks kultur sosial dalam bentuk hubungan timbal balik antar pengguna, misalnya menjual sesuatu yang khas dari daerah setempat.

5%

41% 46%

7% 1%

KULTUR SOSIAL

SB B C TB STB


(1)

Gambar 4.19. Titik Aktivitas yang Terjadi pada Sore Hari setiap Harinya ( Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014 )


(2)

4.9.2. Analisa Terhadapa Aktifitas Utama pada Bundaran Perumahan Cemara Asri dari Segi Prilaku Pengguna Berolahraga

Diagram 4.20. PresentaseAktifitas Utamapada Bundaran Cemara Asri dariSegi Prilaku Pengguna Berolahraga

(Sumber : Olah Data)

Pada Diagram 4.24. membahas perilaku pengguna dalam menjalankan

aktifitas olahraga yang pada hasil survey dominan mengatakan baik (B) yaitu 47%.

Setelah itu diikuti dengan hasil yang sama dengan mengatakan baik (B) dan

mengatakan cukup (C) yaitu 23%. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pengguna dominan berolahraga dengan baik (B) di bundaran perumahan Cemara

Asri, hal ini dilihat karena ada dukungan dari fasilitas olahraga seperti jogging track,

area senam, bersepeda serta olahraga lainnya yang tersedia di bundaran perumahan

Cemara Asri. Hal ini juga dikarenakan sebuah ruang terbuka bisa dibilang sebagai

generator aktivitas khususnya olahraga, dikarenakan fungsi ruang terbuka tersebut

berjalan sesuai dengan rencana pembuatan ruang terbuka publik yang baik (Sugata

2004), seperti bundaran perumahan Cemara Asri yang dibuat sebagai area olahraga, 23%

47% 23%

5% 2%

PRILAKU PENGGUNA

SB B C TB STB


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Perumahan Cemara Asri merupakan salah satu perumahan di kota Medan

yang memiliki satu ruang terbuka publik dengan banyak fasilitas untuk berbagai

aktifitas, terutama aktifitas olahraga. Ruang terbuka publik di perumahan Cemara

Asri yang dimaksud adalah Bundaran Perumahan Cemara Asri yang berperan penting

bagi penghuni perumahan tersebut serta masyarakat di luar dari perumahan tersebut.

Pendapat pengunjung Bundaran Cemara Asri terhadap ruang terbuka publik

dan generator aktifitas yang terjadi di bundaran perumahan Cemara Asri mencakup

kriteria ruang terbuka publik, aksesbilitas serta fasilitas terutama fasilitas olahraga

yang tersedia di bundaran tersebut. Pendapat pengguna mengenai kriteria ruang

terbuka publik dan aksesbilitas adalah baik dikarenakan kualitasnya aman,

aktifitasnya menyenangkan, bebas beraktifitas, penting, ramai, berkesan, mudah di

akses, cukup banyak pilihan kegiatan, sangat aman dan nyaman, cukup bersih, cukup

rindang, cukup nyaman untuk pejalan kaki, dan cukup baik mengenai kultur sosial.

Dan pendapat pengguna terhadap fasilitas olahraga di bundaran perumahan Cemara

Asri cukup baik, karena pengguna sudah cukup puas terhadap fasilitas jogging track,

area senam, bersepeda, area santai dan relaksasi, jalur pejalan kaki , serta tempat


(4)

perkembangan fasilitas dan sirkulasi di bundaran perumahan cemara asri yang selalu

berkembang dari waktu ke waktu.

5.2. Saran 5.2.1. Kebijakan

Kebersihan di bundaran perumahan Cemara Asri harus senantiasa dijaga agar

pengguna dapat beraktifitas dengan nyaman. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

cara menyediakan lebih banyak tempat sampah yang di sebarkan secara merata pada

setiap sudut ruang terbuka serta menyediakan papan larangan untuk tidak membuang

sampah sembarangan. Selain itu yang menjadi perhatian bagi pengguna adalah

fasilitas yang tersedia seperti fasilitas olahraga dan area parkir di bundaran

perumahan Cemara Asri. Hal ini dapat dihindarkan dengan cara membuat lahan

khusus sebagai area parkir, sehingga pengguna tidak sembarangan meletakan

kendaran mereka, karena hal ini menyebabkan ketidakteraturan kondisi jalan sekitar

bundaran perumahan Cemara Asri. Dan untuk fasilitas olahraga seharusnya bisa

menyediakan alat-alat olahraga yang dapat menyempurnakan kegiatan olahraga

tersebut, hal ini dilihat karena ada dukungan lahan yang seharusnya bisa dijadikan

tempat sebagai fasilitas olahraga di bundaran perumahan Cemara Asri serta

dikarenakan bundaran Cemara Asri memiliki potensi besar untuk dijadikan wadah


(5)

5.2.2. Manajemen

Pengelolahan dan perawatan rutin terhadap kebersihan serta fasilitas-fasilitas

yang telah tersedia pada bundaran perumahan Cemara Asri sangat diperlukan agar

kebersihan serta fasilitas-fasilitas tersebut dapat di nikmati oleh para pengguna secara

maksimal dan nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengecekan terhadap

kondisi bundaran perumahan Cemara Asri terutama terhadap kebersihan dan fasilitas

yang tersedia secara rutin yaitu minimal seminggu sekali. Selain itu untuk

meningkatkan fungsi dan aktifitas olahraga di bundaran Perumahan Cemara Asri

perlu dilakukan penyelanggaraan berbagai acara yang berhubungan dengan olahraga

seperti jalan santai dan senam yang bersifat umum.

5.2.3. Sarana dan Prasarana

Untuk menjaga kenyamanan pengguna melakukan aktifitas di bundaran

perumahan Cemara Asri, sarana dan prasarana yang harus dijaga dan ditambah adalah

area tempat duduk di sekitar bundaran, karena area tempat duduk sangat penting bagi

setiap ruang terbuka publik. Jalur pejalan kaki seharusnya dibedakan dengan jalur

kendaraan, karena jika tidak dibedakan bisa menyebabkan bahaya bagi penggunanya.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pelebaran jalan serta dibatasi dengan

menggunakan material yang kasar berupa beton, atau batu bata, namun agar tidak

monoton pedestrian dapat dibentuk dengan berbagai variasi bentuk, warna dan

tekstur. Selain itu bundaran Cemara Asri juga membutuhkan sarana toilet umum agar

pengunjung bundaran tersebut merasa betah berada di bundaran perumahan Cemara


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, (2012). Tingkat Keberhasilan Ruang Terbuka Publik pada Perumahan Taman Setia Budi Indah, Medan, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Anggriani, Niniek (2011). Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan, Surabaya, penerbit: Yayasan Humaniora.

Budihardjo, Eko . (1999).Kota Berkelanjutan. Penerbit Alumni. Bandung Carr, Stephen. (1992).Public Space, Cambridge University.

Darmawan, E , 2003 Teori dan Kajian Ruang Publik Kota, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Krier, Rob, 1979,Urban Space, Rizzoli International Publication, Inc, USA

Makmun, A. S., 2003,Psikologi Kependidikan,Bandung: PT Rosda Karya Remaja Marbun, Arya. (2007). Ruang Terbuka Hijau Sebagai Pendukung Sarana Olahraga

di Perkotaan, Jakarta, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/Prt/M/2008 tentang penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka di Kawasan perkotaan.

RUTRWK Kota Medan 2000-2005 tentangPenataan Ruang.

Shirvani, Hamid. (1985) The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold Company, New York.

Silaen S. dan Widiyono, 2013,Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta : IN MEDIA

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.