PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (VISUAL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.

(1)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ………

KATA PENGANTAR ……….

DAFTAR ISI ………

DAFTAR TABEL ………

DAFTAR GAMBAR ………..

DAFTAR LAMPIRAN ………

BAB I PENDAHULUAN……….

A. Latar Belakang Masalah ……… B. Rumusan Masalah ……… C. Tujuan Penelitian ……….. D. Manfaat Penelitian ……… E. Definisi Operasional ………

BAB II KAJIAN PUSTAKA………..

A. Kajian Teoritik……… ……….. 1. Media Pembelajaran………... 2. Media Gambar (Visual)………...………... 3. Hasil Belajar Siswa.………...…….. 4. Pembelajaran Sejarah….……… 5. Pengaruh Media Gambar (Visual) terhadap Hasil Belajar……

i ii v viii ix x 1 1 10 10 11 12 14 14 14 33 36 41 49


(2)

6. Materi Pembelajaran Sejarah kelas X……… B. Kajian Empiris……… C. Hipotesis………..………...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….

A.Pendekatan penelitian dan metode penelitian………

1. Pendekatan penelitian………

2. Metode Penelitian………..

B. Variabel Penelitian……….

C.Skenario Penelitian……….

D.Teknik analisis data ………...

E. Lokasi Penelitian……… ……….

F. Populasi dan Sampel Penelitian……….

G.Prosedur Penelitian……….

1. Rancangan Perlakuan………. 2. Waktu perlaksanaan perlakuan……….. 3. Alur Pelaksanaan Penelitian………..

H.Alat tes Penelitian………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..

A.Deskripsi Data Hasil Penelitian………..

1. Hasil Pre-Tes Kelas Eksperimen……….

2. Hasil Pos-tes Kelas Eksperimen………..

3. Perbedaan Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar Siswa pada kelas Eksperimen……….. 55 86 87 88 88 88 88 90 91 93 102 102 104 104 105 105 106 109 109 109 111 112


(3)

B. Uji Persyaratan Analisis…………..………...

1. Uji Normalitas ………..

2. Uji Homogenitas………...

C.Uji Hipotesis……….………..

D.Hasil Pengujian Gain……….

E. Pembahasan Hasil

Penelitian……….

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……….

A.Kesimpulan ……….

B.Rekomendasi ………...

DAFTAR PUSTAKA ………..

LAMPIRAN ……….

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

114 114 115 117 122 124 128 129 130 132


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1Hasil belajar siswa MAN Kisaran T.A. 2010/2011………... 2.1 Taksonomi Media berdasarkan Indera yang terlibat menurut Rudi

Bretz………. 3.1 Nonequivqlent (pretes dan posttest) control group design………… 3.2 Hasil uji validitas tes uji coba hasil belajar……… 3.3 Standar penilaian koefisien validitas dan reabilitas……….. 3.4 Rangkuman hasil daya pembeda……….. 3.5 Rangkuman hasil tingkat kesukaran………. 3.6 Perbandingan perlakuan kelas kontrol dan kelas eksperimen……… 4.1 Distribusi Frekuensi Pre-Test Hasil Belajar kelas Eksperimen……. 4.2 Distribusi Frekuensi Post-Test Hasil Belajar kelas Eksperimen…… 4.3 Hasil Uji Normalitas Data………..… 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data………..… 4.5 Pengujian hasil belajar siswa kelompok eksperimen pada saat

pretes dan postes………... 4.6 Pengujian hasil belajar siswa kelompok kontrol pada saat pretest

dan posttest……… 4.7 Pengujian hasil belajar siswa kedua kelompok pada saat pre test…. 4.8 Pengujian hasil belajar siswa kedua kelompok pada saat post-test… 4.9Hasil uji beda rata-rata gain hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol………

Halaman 7

29 89 94 95 96 97 104 109 111 114 115 117

118

120 121 122


(5)

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Kerucut pengalaman E. Dale………

3.1 Operasional Variabel……… 3.2 Skenario penelitian……….. 3.3 Prosedur Penelitian……… 4.1 Distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen pada saat Pre-test……… 4.2 Distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen pada saat

Post-tes………. 4.3 Rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen………...

Halaman 16 91 93 106

110 112


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Silabus………..

2. RPP dengan menggunakan media gambar (visual)………..………

3. RPP dengan metode ceramah………...

4. Kisi-kisi alat tes………

5. Alat tes……….

6. Rekapitulasi hasil uji coba tes………..

7. Hasil uji validitas……….

8. Uji Daya Beda………..

9. Tingkat kesukaran………

10. Rekapitulasi hasil belajar pretest kelas eksperimen……… 11. Rekapitulasi hasil belajar posttest kelas eksperimen……….. 12. Rekapitulasi hasil belajar pretes kelas kontrol……… 13. Rekapitulasi hasil belajar postes kelas kontrol………

14. Ujia Reability………

15. Hasil uji normalitas dan homogenitas……….

16. Uji t hasil belajar………..

17. Media gambar (Visual)……….

18. Kegiatan penelitian………..

Halaman 139 141 154 163 173 178 179 180 181 182 183 184 185 186 189 192 197 212


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kurikulum Sejarah 2006 menyebutkan bahwa mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Sementara itu perkembangan dunia saat ini yang ditandai dengan terjadinya berbagai peristiwa yang mengubah kehidupan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional merupakan tantangan bagi para guru untuk dapat tetap mempertahankan peranan dan eksistensinya sebagai pendidik dan pengajar yang baik bagi para siswanya sebagai generasi penerus bangsa yang harus siap menghadapi berbagai tantangan dan keadaan di masa depannya.

Pendidikan di Indonesia menanggapi perubahan keadaan tersebut dengan diadakannya berbagai perubahan kurikulum dari tingkat Sekolah Dasar hingga tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas termasuk juga pada kurikulum pendidikan sejarah. Kedudukan kurikulum pendidikan sejarah dalam setiap perubahan kurikulum di Indonesia mengalami pasang surut, walaupun dalam setiap upaya perbaikan kurikulum, sejarah selalu dicantumkan sebagai salah satu mata pelajaran dari tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMTA (Sekolah Menengah Tingkat Atas). Secara resmi kedudukan sejarah sebagai materi


(8)

2

kurikulum pendidikan dasar dijamin dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989, pasal 39 ayat 3 (Hasan, 2004 : 7)

Pendidikan sejarah di tingkat Madrasah Aliyah misalnya, tidak lepas dari pengaruh perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan alokasi waktu pembelajaran yang semakin terbatas, para guru dituntut untuk dapat mengoptimalkan pembelajaran sejarah sehingga dapat efektif dan bermakna sesuai dengan tuntutan zaman.

Salah satu kendala dalam pembelajaran sejarah yang efektif dan penuh makna adalah karena di dalam strategi belajar mengajarnya sangat banyak mengandalkan metode penyampaian yang kurang atraktif dan imajinatif, yaitu dengan ceramah dan tanya jawab dengan tujuan memberikan sejumlah besar informasi kepada siswa agar pokok bahasan, atau kajian materi yang tercantum dalam Satuan Pelajaran (Satpel) atau Satuan Acara Perkuliahan (SAP) segera dapat dituntaskan (Rochiati Wiriaatmadja, 2002 : 112).

Menurut Gagne dan Briggs (1979), bahwa pengajaran adalah upaya menciptakan lingkungan agar mempengaruhi siswa untuk aktif belajar. Dengan demikian penekanan usaha tersebut adalah untuk membangkitkan aktifitas siswa untuk belajar, yang pada pokoknya nanti bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Charlotte Flemming dalam Kosasih Djahiri dan Somara (1980:14) memberikan sejumlah pedoman operasional untuk guru agar dia dapat fungsional dalam tata pelajaran yang demokratis. Caranya agar guru bersabar diri, membantu siswa, jujur dan bijaksana, toleransi dalam menghadapi kesalahan siswa, tidak


(9)

3

menghukum seluruh kelas untuk kesalahan salah seorang diantara mereka, tidak marah kalau ada pertanyaan atau permintaan penjelasan siswa, mampu menjelaskan sesuatu yang sulit menjadi mudah, tidak mengorganisasi kelas dengan suasana ketakutan atau tekanan dengan menguasai pengetahuan subyek tersebut secara menyeluruh. Semua hal di atas harus dapat dilihat dalam program pengajaran, khususnya dalam : (1). Pilihan konsep dan bahan pelajaran, (2). Pilihan metode/teknik belajar mengajar, (3). Dalam pilihan kegiatan, (4). Pilihan media pengajaran yang mendukung hal di atas.

Proses belajar mengajar (PBM) pada intinya bertumpu pada persoalan bagaimana guru memberikan motivasi agar siswa dapat belajar dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan upaya yang terencana dan terarah dalam satu kemasan sistem pendidikan yang solid, berorientasi pada pendekatan kemanusiaan serta mengembangkan seluruh potensi individu secara optimal. Oleh karena itu, peranan guru sebagai pengajar, harus memberikan pengalaman belajar (learning experience) agar terjadi perubahan perilaku terhadap diri siswa.

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan pemanfaatan media. Peranan media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlach dan Ely (1971:280) ditegaskan bahwa ada tiga keistimewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu: (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan (3) Media


(10)

4

mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna.

Media pengajaran memegang peranan sebagai alat yang mendorong belajar lebih efektif. Oleh karena itu guru tidak cukup memiliki pengetahuan media pengajaran saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media pengajaran dengan baik (Hamalik, 1999:6).

Brown, Lewis dan Harcleroad (Sylvia, 2005:15) menyatakan juga bahwa media pendidikan merupakan sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dan siswa agar terjadi efektifitas proses pembelajaran. Kreatifitas dalam penggunaan berbagai macam media akan meningkatkan kemungkinan siswa belajar lebih banyak, apa yang mereka pelajari dapat diingat dengan lebih baik, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berkembang.

Seiring dengan itu metode pengajaran di sekolah pun harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekarang ini. Metode pengajaran haruslah dapat menciptakan siswa lebih aktif dan mencapai hasil belajar yang baik. Karena pengajaran merupakan upaya menciptakan lingkungan agar mempengaruhi siswa untuk aktif belajar. Dengan demikian penekanan usaha tersebut adalah untuk membangkitkan aktifitas siswa untuk belajar, yang pada pokoknya nanti bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Di sekolah media pengajaran memegang peranan sebagai alat yang mendorong belajar lebih efektif. Oleh karena itu guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media pengajaran saja, tetapi harus memiliki keterampilan memilih media yang akan digunakan.


(11)

5

Agar tercapai peningkatan hasil belajar siswa maka guru harus memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, kondisi siswa atau karakteristik siswa agar lebih mudah diterima, yang diantaranya adalah dengan memanfaatkan media yang berada di sekitar siswa agar materi yang disampaikan dapat diterima dan siswa lebih termotivasi sehingga membangkitkan kreatifitasnya dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam memanfaatkan media pembelajaran juga diperlukan kreatifitas guru, karena seorang guru harus mampu memberikan kemudahan dalam memberikan pembelajaran di sekolah, yang dapat menimbulkan kreatifitas siswa seperti ungkapan dari Rockler (2002: 2) berikut ini:

The solutions to the major difficulties facing this planet will require cooperation, foresight, and creative. Today’s students’ must become effective problem-solvers, and education must facilitate this aspect of their growth. The strategies in this book include the facilitation of creative behavior, simulation/gaming, and future studies.

Sehingga solusi berbagai kesulitan yang utama bagi dunia pendidikan saat ini membutuhkan kerjasama dan pemikiran yang berorientasi ke depan dan kreatif. Siswa sekarang harus lebih efektif dalam menanggapi dan memecahkan masalah, dan pendidikan harus memberikan kemudahan dalam mengarahkan pertumbuhan mereka. Guru harus mampu memberikan kemudahan dalam memberikan pembelajaran di sekolah, yang dapat menimbulkan kreatifitas siswa, seperti dengan menggunakan media, atau metode, pendekatan dan siasat tertentu yang menimbulkan gairah belajar bagi siswanya sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.


(12)

6

Banyak terdapat pilihan dalam unsur-unsur program pengajaran terutama dalam hal media pengajaran dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan. Alat-alat teknologi juga masuk di persekolahan dan di dalam ruangan kelas sebagai alat bantu (media) untuk meningkatkan mutu pendidikan. Teknologi dalam kependidikan merupakan pengembangan, penerapan, penilaian dari semua sistem, teknik dan peralatan yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Hal ini sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, karena penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar (Visual) sangat membantu guru dalam proses penyampaian materi pelajaran dan sebagai salah satu alat belajar. Agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah, guru harus memanfaatkan media pembelajaran khususnya media gambar (visual).

Perlunya penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar (Visual) dalam pembelajaran sejarah di MAN Kisaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar siswa kelas X MAN Kisaran hanya berkisar pada nilai minimal dari KKM yaitu 7,00 untuk bidang studi sejarah. Seperti terlihat pada tabel berikut ini hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah semester ganjil dikelas X MAN Kisaran T.A 2010/2011 yang terdapat pada Tabel 1.1.


(13)

7

Tabel 1.1

Tabel Hasil Belajar Siswa semester ganjil T.A 2010/2011

No KELAS Jumlah Siswa Nilai Rata-rata

1 XA 30 7,15

2 XB 32 7,00

3 XC 33 7,00

4 XD 34 7,05

5 XE 35 7,00

6 XF 31 7,00

Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar siswa pembelajaran sejarah peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, guru harus dapat memanfaatkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Pilihan dari media pengajaran tersebut menurut Mulyono dan Zainal (1980 : 3) menyatakan bahwa alat bantu mengajar atau media pengajaran yang merupakan bagian dari teknologi pengajaran yang pada umumnya berupa alat-alat atau sarana yang dapat digunakan melalui indera mata dan telinga. Wujudnya dari yang sederhana seperti papan tulis, sampai kepada alat-alat elektronik yang mahal seperti komputer. Fungsi alat bantu mengajar sama pentingnya dengan kegiatan mengajar, yang membantu efisiensi pencapaian tujuan yang diharapkan.

Keberagaman fasilitas teknologi yang dapat digunakan untuk pembelajaran dalam hal ini pembelajaran sejarah tersebut akan memberikan banyak pilihan kepada guru untuk memanfaatkannya sehingga dapat memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar dan mengoptimalkan hasil belajar siswa.


(14)

8

Salah satu media pengajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sejarah adalah melalui pemanfaatan media gambar (visual). Media gambar (visual) dipandang dapat memberikan kontribusi yang besar dalam proses pembelajaran di kelas. Media gambar (visual) dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa terhadap materi pelajaran. Media gambar (visual) dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata.

Dengan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media gambar (visual) seperti disebutkan di atas, dapat dipandang tepat apabila dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di sekolah guru dapat memanfaatkan media gambar (visual) dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan denan materi pelajaran.

Pendidikan sejarah di tingkat Madrasah Aliyah tidak lepas dari pengaruh perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan alokasi waktu pembelajaran yang semakin terbatas, para guru dituntut untuk dapat mengoptimalkan pembelajaran sejarah sehingga dapat efektif dan bermakna dan sesuai dengan tuntutan zaman. Adanya suatu perubahan yang lebih baik dan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan arus globalisasi, sejalan dengan tujuan pembelajaran sejarah nasional yaitu : mendorong siswa berfikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang.

Berdasarkan dari hasil pengamatan yang penulis lakukan selama penulis bertugas mengajar pada guru mata pelajaran sejarah di MAN Kisaran di


(15)

9

kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara, dapat dinyatakan bahwa kondisi pembelajaran sejarah di madrasah ini adalah sebagai berikut (1) Pembelajaran yang berlangsung cenderung tidak melibatkan pengembangan pengetahuan siswa, karena guru selalu mendominasi pembelajaran (teacher centred). (2) Guru hanya mengandalkan buku teks yang tersedia. (3) Pembelajaran masih berpusat pada penyampaian materi secara konvensional, belum sampai kepada memaksimalkan kepada penggunaan media pembelajaran khususnya media gambar (visual). (4) Jumlah guru bidang studi sejarah yang tidak mencukupi jumlah jam atau kelas yang tersedia. (5) Latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidang studi sejarah yg diajarkannya yang mengakibatkan rendahnya kinerja guru. Hal ini menyebabkan rasa bosan pada diri siswa dalam proses pembelajaran sejarah yang selalu dihadapkan pada pola pengajaran yang tidak bervariatif sehingga berpengaruh kepada hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengamatan peneliti diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka meningkatkan profesionalisme penulis di bidang pendidikan dan pengajaran terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran sejarah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Media gambar (visual). Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk mengangkat tema tesis dengan judul Pengaruh penggunaan media gambar (visual) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.


(16)

10

B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh penggunaan media gambar (visual) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah di MAN KISARAN?

Secara rinci rumusan masalah di atas dapat dikemukakan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test pada kelas eksperimen?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test pada kelas kontrol?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre tes dan post test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test kelas eksperimen.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test kelas kontrol.

3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre test dan post test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.


(17)

11

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

• Bagi dunia akademik, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi pengembangan pembelajaran sejarah dengan pengaruh penggunaan media gambar (visual) terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

• Bagi dunia pendidikan Madrasah Aliyah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk mengembangkan strategi pembelajaran kolaboratif, efektif mengenai perencanaan, pengorganisasian dan penyajian materi, metode, serta evaluasinya, khususnya dalam mata pelajaran sejarah.

• Bagi peneliti berikutnya, menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan penelitian bidang pendidikan sejarah.

2. Manfaat Praktis

• Bagi guru sejarah MAN Kisaran, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk selalu explorasi dalam teknik, metode dan model pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

• Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk memahami konsep, kejadian, peristiwa, fakta, data dan interpretasi serta kebenaran sejarah lewat gambar-gambar. Dan dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Sejarah.


(18)

12

• Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bahan pengarahan kepada guru untuk mengembangkan potensi pembelajaran sejarah yang di dalam kelas.

E.Defenisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan defenisi operasional sebagai berikut:

1. Media Gambar (Visual)

Media gambar (Visual) media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media gambar (Visual) yakni pesan verbal dan non verbal. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual supaya penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar. Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas penyajian ide, menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak di grafiskan. Secara Garis besar unsure-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur (Azhar Arsyad, 1997: 109).

2. Hasil Belajar

Menurut Hamalik (1999: 159) hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa”. Jadi hasil belajar adalah merupakan penguasaan siswa


(19)

13

terhadap berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar.


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan jenis data yang digunakan, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif menampilkan hasil statistik yang disajikan dengan angka (McMillan and Schumacher,2001:22). Pendekatan Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisem, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampelpada umumnya dilakukan random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiyono,2007:14). 2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen. McMillan dan Schumacher (2001:590) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan “research in which independent variable is manipulated to investigate cause and affect relationships between the independent and dependendent variable”. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik.

Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan


(21)

89

ketat. Pengontrolan yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variabel bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen).

Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent (Pretest dan Posttest) Control Group Design. Desain kuasi eksperimen terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Nonequivalent (Pretest dan Posttest) Control Group Design

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan :

O1 = Tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X = Perlakuan dengan media gambar (Visual)

Mengacu pada desain di atas, penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sama-sama diberikan pretest maupun posttest, tetapi diberikan perlakuan berbeda. Siswa kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan media gambar (Visual) sedangkan kelas kontrol dengan metode ceramah dan penugasan.


(22)

90

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini akan melibatkan 2 (dua) variabel yaitu 1 (satu) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent). Penggunaan media gambar (Visual) sebagai variabel bebas (X), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah (Y).

Untuk memudahkan operasionalisasi variabel dalam penelitian ini, maka hubungan antar variabel digambarkan, seperti berikut ini:

Gambar 3.1

Keterangan:

X = Penggunaan Media gambar (Visual) Y = Hasil Belajar siswa

Menurut Kerlinger (1990) yang dimaksud dengan variabel adalah konstruk yang diberi angka atau variasi nilai. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini penulis menggunakan satu variabel bebas (X) yaitu media gambar (Visual). Media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual. Posisi simbol-simbol nonverbal visual yakni sebagai pengganti bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi

software-Y

X


(23)

91

nya media visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur (Azhar arsyad, 1997:109).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa (Y) yang merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1997).

C. Skenario Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Kegiatan pendahuluan yaitu melakukan koordinasi ke sekolah tempat yang akan dilakukan penelitian.

2. Menentukan kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan media gambar (Visual). Kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan menggunakan media gambar (Visual) adalah kelas X.

3. Membuat perencanaan kegiatan, antara lain :

a. Membuat telaah terhadap kurikulum pembelajaran sejarah kelas X untuk menentukan standard kompetensi atau Kompetensi dasar yang akan disampaikan.

b. Mencari dan memilih gambar-gambar yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar sejarah agar sesuai dengan materi sejarah yang akan disampaikan. Membuat rancangan pretes dan postes.


(24)

92

4. Mempersiapkan alat tes yang sudah sesuai dengan SK/KD yang pilih sebanyak 25 butir soal pilihan ganda.

5. Melakukan tes awal (pretes) untuk memperoleh data kemampuan siswa dari masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan. 6. Melaksanakan kegiatan eksperimen pembelajaran sejarah dengan

menggunakan media gambar pada kelas eksperimen.

7. Melakukan tes akhir (postes), untuk mengetahui hasil belajar siswa pada masing-masing kelas eksperimen dan kontrol.

Untuk lebih jelasnya skenario penelitian yang akan penulis lakukan dapat dilihat dari Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Skenario penelitian Penentuan Kelompok

eksperimen

Membuat Rencana Kegiatan

Melakukan Tes Awal

Melakukan Kegiatan Eksperimen

Melakukan Tes Akhir

Analisis Data Pendauluan


(25)

93

D. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik data pretes maupun data postes harus diolah sesuai dengan rumusan masalahnya. Dalam hal ini, pengolahan datanya menggunakan bantuan Program SPSS versi 19. Langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

1. Uji Validitas alat tes dilakukan terhadap soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian. Alat tes akan diujicobakan kepada siswa di kelas yang akan menerima materi yang digunakan dhalam kelas eksperimen. Kemudian hasil uji coba ini diolah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran.

Validitas Tiap Butir Soal

Untuk menghitung koefisien suatu validitas suatu soal digunakan teknik korelasi. Karena skor jawaban yang diperoleh dari kuesioner yang berbentuk skala Gutman (benar/salah), maka rumus uji validitas yang digunakan adalah point biserial yang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

p t

t

M M p

Rpbi

S q

− =

Keterangan :

Rpbis =koefisien korelasi point biseral

Mp =Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul Mt =Mean skor total (skor rata-rata)

St =Standar deviasi skor total

P =Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut

q =1-p


(26)

94

Syarat minimum dianggap valid apabila korelasinya = 0,3 atau lebih. Bila korelasinya kurang dari 0,3 dinyatakan tidak valid (Barker et al, 2002:70). Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil uji validitas yang terdapat pada Tabel 3.2 .

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Kuesioner Hasil Belajar Nomor Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0,767 0,30 Valid

Item 2 0,717 0,30 Valid

Item 3 0,426 0,30 Valid

Item 4 0,717 0,30 Valid

Item 5 0,616 0,30 Valid

Item 6 0,767 0,30 Valid

Item 7 0,616 0,30 Valid

Item 8 0,584 0,30 Valid

Item 9 0,576 0,30 Valid

Item 10 0,572 0,30 Valid

Item 11 0,767 0,30 Valid

Item 12 0,717 0,30 Valid

Item 13 0,608 0,30 Valid

Item 14 0,511 0,30 Valid

Item 15 0,616 0,30 Valid

Item 16 0,584 0,30 Valid

Item 17 0,717 0,30 Valid

Item 18 0,767 0,30 Valid

Item 19 0,572 0,30 Valid

Item 20 0,511 0,30 Valid

Item 21 0,600 0,30 Valid

Item 22 0,404 0,30 Valid

Item 23 0,576 0,30 Valid

Item 24 0,617 0,30 Valid

Item 25 0,767 0,30 Valid

Reliabilitas Alat tes

Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan instrument, atau data yang diteliti. Pada penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrumen hasil belajar digunakan metode KR-20 (Kuder Richardson) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut


(27)

95

2

2

1

t i i

t

S p q

k Ri

k S

= 

Keterangan:

Ri = Reliabilitas instrument k = jumlah item dalam instrument

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada item i qi = 1– pi

St²= varians total

Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.

Tabel 3.3

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Criteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002; 70

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,943 sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner hasil belajar termasuk kategori baik.

Daya Pembeda

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah :

∑ ∑

DP = indeks daya pembeda

∑A = jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok atas

∑B = Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok bawah nA = jumlah peserta tes kelompok atas


(28)

96

Klasifikasi daya pembeda adalah

DP ≤ 0,00 : Sangat rendah

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : rendah 0,20 ≤ DP ≤ 0,40 : cukup/sedang 0,40 ≤ DP ≤ 0,70 : baik

0,70 ≤ DP ≤ 1,00 : sangat baik

Hasil perhitungan daya pembeda butir soal terdapat tiga klasifikasi daya pembeda: (1) cukup/sedang sebanyak 3 butir soal; (2) baik sebanyak 16 butir soal; (3) sangat baik sebanyak 6 butir soal.

Tabel 3.4

Rangkuman hasil Daya Pembeda

No. Butir ID Kriteria 1 0.765 Sangat baik 2 0.765 Sangat baik

3 0.529 Baik

4 0.634 Baik

5 0.454 Baik

6 0.765 Sangat baik

7 0.454 Baik

8 0.538 Baik

9 0.517 Baik

10 0.588 Baik

11 0.765 Sangat baik

12 0.634 Baik

13 0.597 Baik

14 0.328 Cukup

15 0.454 Baik

16 0.538 Baik

17 0.634 Baik

18 0.765 Sangat baik

19 0.588 Baik

20 0.328 Cukup

21 0.576 Baik

22 0.387 Cukup

23 0.517 Baik

24 0.576 Baik


(29)

97

Tingkat Kesukaran

Rumus yang digunakan untuk menghituk tingkat kesukaran soal uraian adalah :

p = tingkat kesukaran

∑x = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar N = Jumlah peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

p< 0,30 : Sukar

0,3 ≤ p ≤ 0,7 : Sedang

p > 0,70 : Mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran terdapat 2 kategori tingkat kesukaran: (1) mudah sebanyak 1 butir soal; (2) sedang sebanyak 24 butir soal. Hasil rekapitulasi lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.5

Rangkuman hasil tingkat kesukaran No. Soal Indeks Kesukaran Status

1 0.581 Sedang

2 0.581 Sedang

3 0.710 Mudah

4 0.581 Sedang

5 0.323 Sedang

6 0.581 Sedang

7 0.323 Sedang

8 0.419 Sedang

9 0.645 Sedang

10 0.677 Sedang


(30)

98

Tabel 3.5

Rangkuman hasil tingkat kesukaran (Lanjutan) No. Soal Indeks Kesukaran Status

12 0.581 Sedang

13 0.387 Sedang

14 0.677 Sedang

15 0.323 Sedang

16 0.419 Sedang

17 0.581 Sedang

18 0.581 Sedang

19 0.677 Sedang

20 0.677 Sedang

21 0.613 Sedang

22 0.645 Sedang

23 0.645 Sedang

24 0.613 Sedang

25 0.581 Sedang

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar awal siswa dalam pembelajaran sejarah antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dilakukan pengujian hipotesis, yaitu :

a. Pengujian normalitas tentang nilai pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kriteria pengujiannya :

1) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang < 0,05 maka data sampel berdistribusi tidak normal.

2) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang > 0,05 maka data sampel berdistribusi normal.

b. Apabila data kedua kelas semuanya berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji homogenitas varians.


(31)

99

1) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang < 0,05 maka data sampel berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama.

2) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang > 0,05 maka data sampel berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.

c. Apabila paling sedikit satu dari dua kelas berdistribusi tidak normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata secara non parametrik.

Kriteria pengujian dalam uji kesamaan dua rata-rata tersebut adalah sebagai berikut :

1) Apabila nilai Sig. atau peluang < 0,05 maka H0 ditolak

2) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang > 0,05 maka H0 diterima

d. Setelah dilakukan pengujian homogenitas varians, dilanjutkan dengan pengujian kesamaan dua rata-rata secara parametrik.

Kriteria pengujian dalam uji kesamaan dua rata-rata tersebut sebagai berikut:

1) Apabila nilai Sig. atau nilai peluang < 0,05 maka H0 ditolak

2) Apabila nilai Sig. atau peluang > 0,05 maka H0 diterima

Jenis analisis statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis tergantung dari hasil pengujian normalitas data. Apabila data dari variabel yang sedang diuji berdistribusi normal, maka digunakan statistik parametrik, sebaliknya apabila data dari variabel yang sedang diuji tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik nonparametrik.


(32)

100

Statistik uji parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antar kelompok adalah uji t sampel independen dengan rumus sebagai berikut.

2 1 2 1 1 1 n n s x x t + − = 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2 − + − + − = n n s n s n s

(Cooper & Schindler, 2006:510) Keterangan:

1

X = rata-rata kelompok eksperimen

2

X = rata-rata kelompok kontrol

n1 = banyaknya sampel pada kelompok eksperimen

n2 = banyaknya sampel pada kelompok kontrol 2

i

S = nilai variasi data dari masing-masing kelompok Kriteria ujinya adalah :

Tolak Ho jika | t | > t1-α/2 dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi

dengan dk = (n1+n2-2) dan peluang (1- α).

Statistik uji nonparametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan kedua kelompok adalah uji beda dua sampel independen dengan mengunakan rumus uji Mann-Whitney sebagai berikut.

U U U z µ σ − = Keterangan: 2 2

1 2 2

( 1)

2 n n


(33)

101

1 2 2 U

n n

µ = dan 1 2

(

1 2 1

)

12 U

n n n n

σ = + +

(Cooper & Schindler, 2006:664) Keterangan :

n1 = jumlah data pada kelompok pertama n2 = jumlah data pada kelompok kedua

R2 = Jumlah ranking data pada kelompok kedua (kecil) Kriteria ujinya adalah :

Tolak Ho jika | z | > z

Pada pengujian pretest dan posttest, uji parametrik yang digunakan adalah uji t sampel dependen dengan rumus sebagai berikut.

/ D D t S n = D D n

=

SD =

1 ) ( 2 2 − −

n n D D

D = Beda rata-rata (mean difference) SD = Deviasi standar (standar deviation) (Cooper & Schindler, 2006:514)

Kriteria pengujiannya adalah :

Tolak Ho jika | t | > t∝dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n-1) dan peluang (1- α)

Atau tolak Ho jika nilai probabilitas (nilai-p) < 0,05

Apabila data tidak berdistribusi normal, maka statistik uji nonparametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan pretest dan posttest


(34)

102

adalah adalah uji beda dua sampel dependen dengan mengunakan rumus Wilcoxon signed rank test sebagai berikut.

T T T

z µ

σ

− =

Keterangan:

T = jumlah rank dengan tanda paling kecil

( 1)

4 T

n n

µ = + dan

(

1 2

)(

1

)

24 T

n n n

σ = + +

(Cooper & Schindler, 2006:667) Kriteria pengujiannya adalah : Tolak Ho jika | z | > z

Atau tolak Ho jika nilai probabilitas (nilai-p) < 0,05

E. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, yang terletak di kabupaten Asahan, Propinsi Sumatra Utara. Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Kisaran (MAN Kisaran) sebagai populasi.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini melibatkan seluruh siswa MAN Kisaran sebagai populasi. Karakteristik populasi yang terdiri dari siswa MAN Kisaran, dengan jumlah siswa kelas pada tahun 2010/2011 adalah 560 siswa. Penelitian melibatkan siswa kelas


(35)

103

X dari Madrasah Aliyah Negeri Kisaran ini pemilihan samplingnya dilakukan dengan purposive sampling.

Adapun pemilihan kelas X sebagai subjek penelitian, didasari oleh beberapa pertimbangan akademis dan praktis, yaitu: Pertama, siswa kelas X merupakan kelas awal pada jenjang Madrasah Aliyah sehingga masih memiliki waktu relatif lama untuk belajar dan menguasai materi pelajaran yang diminati, sesuai dengan pilihan mereka memilih jurusan IPA atau IPS; Kedua, pola belajar mereka belum banyak dipengaruhi oleh iklim belajar di Madrasah Aliyah, karena baru beberapa saat mereka dibina dan dibelajarkan berdasarkan iklim Madrasah Aliyah.

Penelitian yang melibatkan siswa kelas X Madrasah aliyah Negeri Kisaran di kabupaten Asahan, Sumatera Utara ini, pemilihan samplingnya dilakukan dengan purposive sampling. Fraenkel dan Wallen (1993:87) mengemukakan bahwa:

On occasion, based on previous knowledge of a population and the specific purpose of the research, investigators use personal judgment to select a sample. Researchers assume they can use their knowledge of the population to judge wheter or not a particular sample will be representative”.

Agar dapat menghasilkan sampel yang sesuai dengan karakteristik populasi, maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Adanya keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan, maka penelitian ini akan diambil jumlah sampel kelas X sebanyak satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen yang digunakan adalah kelas Xb dengan jumlah siswa 32 orang dan kelas kontrol adalah kelas Xc dengan jumlah siswa 33 orang.


(36)

104

G. Prosedur Penelitian 1. Rancangan Perlakuan

Penelitian ini mengkaji sejauh mana pengaruh penggunaan media gambar (Visual) terhadap peningkatan hasil belajar siwa pada pembelajaran sejarah. Sesuai dengan desain eksperimen yang digunakan, kelompok eksperimen mendapat perlakuan penggunaan media gambar (visual), sedangkan kelompok kontrol secara konvensional, yaitu pembelajaran yang umumnya digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah.

Agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar sejarah sesuai dengan standar yang diharapkan, dibuatlah skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sejarah adalah penggunaan media gambar (visual). Berikut ini perbandingan antara kedua perlakuan tersebut.

Tabel 3.6

Perbandingan Perlakuan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 Pre-test Pre-test

2 Pembelajaran Sejarah dengan

menggunakan media gambar (visual)

Pembelajaran Sejarah dengan cara konvensional

3 Guru memberikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa dengan menggunakan media gambar (visual) dalam pembelajaran sejarah

Guru memberikan penjelaan tentang materi pembelajaran

4 Siswa belajar sejarah dengan menggunakan media gambar (visual),

Tanya jawab, mencari dan

memecahkan masalah sendiri.

Siswa belajar sejarah dengan mendengarkan ceramah dari guru, melakukan Tanya jawab, membaca buku paket dan mencatat, mengerjakan LKS.


(37)

105

2. Waktu Pelaksanaan Perlakuan

Pelaksanaan perlakuan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol mengikuti kalender akademik MAN Kisaran di kabupaten Asahan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dengan mengambil waktu pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 setiap pertemuan menggunakan waktu 1 x 45 menit, sehingga penelitian ini memerlukan waktu lebih kurang 2 bulan. Dengan perincian sebagai berikut: dua pertemuan dipergunakan untuk pre-test dan post-test, sedangkan sisanya sebanyak tiga pertemuan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dengan mengambil materi pembelajaran di kelas X.

3. Alur Pelaksanaan Penelitian

Alur penelitian secara lebih ringkas dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Pengolahan dan Analisis Data Post-Test

Penyusunan Materi, instrument, Uji coba,

dan Revisi Persiapan Penelitian

Menentukan Subjek Penelitian

Kelompok Eksperimen

Melatih guru tentang pengggunaan media gambar (Visual) dalam pembelajaran

Kelompok Kontrol

Pre-test

Pengolahan dan Analisis Data

Pembelajaran sejarah konvensional Pembelajaran dengan dengan

menggunakan media gambar (visual)

Kesimpulan Gambar 3.3. Prosedur Penelitian


(38)

106

H. Alat tes Penelitian

Dalam melakukan penelitian dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka digunakan alat tes. Alat tes yang merupakan tes hasil belajar: pre test maupun post-test.

Alat tes penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Untuk memperoleh data yang akurat, sebelum alat tes penelitian digunakan, maka perlu mendapat pertimbangan, penilaian kelayakan alat tes penelitian tersebut guna mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel (McMillan dan Schumacher,2001:273). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Fraenkel dan Wallen (1993:558) menjelaskan: “ The degree to which correct inferences can be made based on result from an instrument it self, but also om the instrumentation process and the characteristics of the group studied”. Maksudnya ketepatan instrument harus dapat mengukur apa yang semestinya diukur, sebab derajat ketepatan identik dengan nilai validitas, dan nilai validitas menunjukkan kesahihan instrument dengan materi yang akan dinyatakan baik perbutir soal maupun soal secara keseluruhan.

Menurut Fraenkel dan Wallen (1993:556), mengemukakan reabilitas instrument merupakan “The degree to which scores obtained with an instrument are consistent are consistent measures of whatever the instrument measures”. Jadi, penekanannya terhadap konsistensi. Jika hasil tes itu diadministrasikan


(39)

107

walaupun instrument itu diujikan dua kali atau lebih maka hasilnya akan senilai (ekuivalen) pada masing – masing pengetesan, memperoleh nilai relative konstan atau tetap. Artinya kapanpun instrument tersebut akan digunakan akan memberikan hasil yang relative sama.

Untuk mengembangkan alat tes ini dilakukan kajian teoritik dan empirik tentang pengaruh penggunaan media gambar (visual) terhadap peningkatan hasil belajar pada pembelajaran sejarah. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti mengembangkan suatu instrument yang selanjutnya diujicobakan. Kisi– kisi instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di Bab IV dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan peningkatan hasil belajar sejarah siswa Madrasah Aliyah Negeri Kisaran, antara proses pembelajaran yang konvensional dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar. Hal ini ditunjukkan dengan analisis data rata-rata skor hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan penggunaan media gambar (visual) sudah cukup tinggi. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah pada kelompok eksperimen sebesar 0,2280 yang berarti setelah mendapatkan pembelajaran dengan penggunaan media gambar (visual), hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah meningkat sebesar 22,80% dibanding hasil belajar siswa pada saat pretest. nilai rata-rata sebesar 70,38 pada saat pretest dan 86,13 pada saat posttest.

2. Melalui hasil pengujian ini peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penggunaan media gambar (visual) lebih tinggi dibanding hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah pada siswa yang tidak mendapat perlakuan. Berarti pembelajaran dengan penggunaan media gambar (visual) efektif


(41)

130

dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran.

3. Penggunaan media gambar (visual) dalam pembelajaran sejarah merupakan pilihan yang bermanfaat dan memberikan hasil yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain media gambar (visual) merupakan media yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Dan guru dapat membuat siswa menjadi lebih bersemangat dengan gambar- gambar yang tepat. Dan media gambar yang digunakan dapat membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran sejarah.

B.REKOMENDASI

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah penggunaan media gambar (Visual) dalam pembelajaran sejarah di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran. Ada beberapa saran yang berkaitan dengan proses pembelajaran tersebut:

1. Penggunaan media gambar (Visual) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bagi guru dalam menyempurnakan proses pembelajaran, diharapkan siswa lebih peka mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.

2. Guru yang menerapkan penggunaan media gambar (Visual) harus memperhatikan tahapannya agar proses pembelajaran berjalan lancar dalam mencapai tujuan.

3. Kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan menggunakan media gambar (Visual) harus benar-benar memilih kekhasannya, karena tidak semua


(42)

131

kompetensi dasar dapat dilaksanakan dengan dengan menggunakan media gambar (Visual) tersebut. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan memilih kompetensi dasar yang tepat untuk menggunakan media gambar.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdul Razag dan Suwirta, Andi. (2007). Sejarah dan pendidikan sejarah perspektif Malaysia dan Indonesia, Bandung: Historia Utama.

Ali, M. (1987). Penelitian kependidikan, prosedur dan strategi, Bandung: Angkasa

Anni, Chatarina, dkk. (2004). Psikologi Belajar, Semarang: Unnes Press Anita, Sri. (2008). Media Pembelajaran, Surakarta: UNS Press

Association for Educational and Technology. (1997). The Definity Educational Technology, Washington D.C: AECT.

Arsyad, Azhar. (1997), Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arsyad, Azhar. (2010), Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Chadwik, Bruce A, et al. (1991), Metode penelitian ilmu pengetahuan sosial

(terjemahan Sulistia, dkk), Semarang: IKIP Semarang Press.

Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar, Jakarta: Erlangga.

Dale, E. (1969), Audiovisual Methos in Teaching. (third edition), New York: The Dryden Press, holt, Rinehart and Wiston, Inc.

Djahiri, Kosasih dan S.A. Somara. (1980), Strategi Belajar Mengajar dalam IPS, Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Dekdikbud.


(44)

130

Faisal, Sanopiah. (1982), Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Fraenkel, Jack R, dan Wallen, Norman E. (1993), How to design and Evaluate Research in Education, Me Graw hill Publishing Company.

Furqon. (2001), Evaluasi Belajar di Sekolah, Mimbar Pendidikan No. 3/XX/2001. 47-54, Bandung: University Press UPI.

Gagne, Robert M. dan Leslie J. Briggs. (1979), Principles of instructional Design, New York: Holt Reuchart and Wiston.

Gall, Meredith D, Gall, Joyce P, dan Borg, Walter R. (2003), Educational Research An Introduction (seventh Ed), Boston: Allyn dan Bacon.

Gerlach dan Ely. (1971), Teaching ang Media, A systematic Approach, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Hamalik, Oemar. (1999), Media Pendidikan, Bandung: Alumni.

Hasan, S Hamid. (2004), Pandangan dasar mengenai kurikulumPendidikan Sejarah, Historia. No.9, vol.v.hal.7

Hasan, S Hamid. (2005), Implementasi Pendidikan IPS dalam menghadapi Tantangan Global. Makalah pada Seminar Pendidikan IPS PPS UPI, Bandung. 19 Desember 2005.

Heinich, R. Molenda, M, dan Russel, J.D. (1982), Intructional Media and The New Technologies of Instruction, New York: John Wiley & Sons.

Hugiono dan Purwantana, P.K. (1987), Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina Aksara.


(45)

131

Ibrahim, M. (2004). Kumpulan makalah pengenalan strategi pembelajaran biologi di pergururan tinggi, Pekan baru: Universitas Riau.

Isjoni. (2007), Pembelajaran Sejarah pada satuan pendidikan, Bandung: Alpabeta.

Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. (1985), Planning dan Producing Instructional Media (fifth edition), New York: Harper & Row, Publishers.

Kennet, Richard (1972), The Concept Education Technologi, London; Weiderfeld and N. Colson.

Levie, W. Howard and levie, diane (1975), Pictorical Memory Processes. AVCR vol 23 No 1 spring.

McMillan, J. H. And Schumacher, S. (2001), Research in Educatiin A Conceptual Introduction, New York: Longman.

Mudhoffir. (1999), Teknologi Instruksional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhibbin, Syah. (2003), Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mulyasa, E. (2005), Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Rosda

Mulyono, Arifin Gafi dan Zaenul A (1980), Media dan lab IPS, Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Depdikbud.

Munadi, Yudhi. (2008), Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press.

Oetomo, Budi Sutedjo darmo (2002), e Education: Konsep tekhnologi dan aplikasi internet pendidikan, Yogyakarta: Penerbit Andi.


(46)

131

Paivo, A (1978), A dial coding approach to perception and cognition, la pick, Herb, and Elliot Salton (eds), Modes of Perceiring and processing information, New York: Halsted Press.

Permendiknas Nomor 22 Tahun (2006), tentang Standar Isi.

Permendiknas Nomor 23 Tahun (2006), tentang Standar Kompetensi Lulusan. Rockler, Michael, J. (2002), Innovative Teaching Strategies, Scottdale, Arizona:

Gorsuch Scarisbick.

Rahardi, A, Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta: Grasindo.

Rohani, Ahmad. (1997), Media Instruksional Edukatif, Jakarta:P2LPTK Dirjen Dikti Depdikbud

Rumampuk, D.B. (1988). Media Instruksional IPS-SD. Depdikbud Dirjen Dikti. PPLPTK

Russel, J.D dan Molenda. (1982), Role of still audio visual media in edication, In Plomp, Tjerd and Ely, Donald P. (eds). International Encyclopedia of Educational Technology, Second Edition, New York: Elsevier Science Ltd.jo.

Sagala, Saiful. (2007), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Sadiman, arief S. Rahardjo, Haryono, Anung, raharjito (2007), Media Pendidikan,

Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Putra Grafika.


(47)

133

Sjamsuddin, Helius dan Ismaun (1996), Pengantar Ilmu sejarah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Soenarwan. (2008). Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan, Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sudjana, Nana, dan Rivai, ahmad. (1991), Media Pengajaran, Bandung: C.V. Sinar Baru.

Sudjana, Nana. (1995), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana, dan Rivai, Ahmad. (2000), Teknologi pengajaran, Bandung: Sinar baru Algesindo

Suharsimi, Arikunto. (2002),Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suherman, E (2003), Evaluasi Pembelajaran, Bandung: UPI Bandung.

Sugiyono. (2007), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sunal, C.S and Hass, ME. (2006), Social Studies for the Elementary and Middle Grades, Boston: Pearson Education, Inc.

Surapranata, sumarna. (2004), Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes, Bandung: PT. remaja Rosdakarya.

Suryana, Mohammad. (1997), Motivasi dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung: Yayasan Kesuma Bangsa.


(48)

134

Sylvia. (2005), Efektifitas Pemanfaatan Media Film dalam Pembelajaran Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Kebangsaan Siswa, Tesis: Universitas Pendidikan Indonesia.

Trianto. (2007), Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman, Moh. Uzer. (2005), Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendididkan Nasional, Jakarta: Fokus Media.

Waspodo, Muktiono. (2007), Media Pembelajaran Tingkat Sekolah Menengah Atas, Jakarta: Rosda Karya.

Winkel, W.S. (1991), Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Garamedia.

Widja, I Gde. (1998). Sejarah Lokal Perspektif dalam Pengajaran sejarah. Jakarta: proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Wiriaatmadja, Rochiati (2002), Pendidikan Sejarah Indonesia, perspektif lokal,

Nasional dan Global, Bandung: Historia Utama Press

Wittich dan Schuller (1962), Audio visual Materials Third Edition, USA: Harper and Brothers.

Zulaikhah. (2009), Pengaruh penggunaan media gambar Animasi dan media gambar mati terhadap hasil belajar IPS di MIN Grobogan, Tesis Universitas Negeri Yogyakarta.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdul Razag dan Suwirta, Andi. (2007). Sejarah dan pendidikan sejarah

perspektif Malaysia dan Indonesia, Bandung: Historia Utama.

Ali, M. (1987). Penelitian kependidikan, prosedur dan strategi, Bandung:

Angkasa

Anni, Chatarina, dkk. (2004). Psikologi Belajar, Semarang: Unnes Press

Anita, Sri. (2008). Media Pembelajaran, Surakarta: UNS Press

Association for Educational and Technology. (1997). The Definity Educational

Technology, Washington D.C: AECT.

Arsyad, Azhar. (1997), Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. (2010), Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Chadwik, Bruce A, et al. (1991), Metode penelitian ilmu pengetahuan sosial

(terjemahan Sulistia, dkk), Semarang: IKIP Semarang Press.

Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in

Clinical Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar, Jakarta: Erlangga.

Dale, E. (1969), Audiovisual Methos in Teaching. (third edition), New York: The

Dryden Press, holt, Rinehart and Wiston, Inc.

Djahiri, Kosasih dan S.A. Somara. (1980), Strategi Belajar Mengajar dalam IPS,


(2)

Faisal, Sanopiah. (1982), Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Fraenkel, Jack R, dan Wallen, Norman E. (1993), How to design and Evaluate

Research in Education, Me Graw hill Publishing Company.

Furqon. (2001), Evaluasi Belajar di Sekolah, Mimbar Pendidikan No. 3/XX/2001.

47-54, Bandung: University Press UPI.

Gagne, Robert M. dan Leslie J. Briggs. (1979), Principles of instructional Design,

New York: Holt Reuchart and Wiston.

Gall, Meredith D, Gall, Joyce P, dan Borg, Walter R. (2003), Educational

Research An Introduction (seventh Ed), Boston: Allyn dan Bacon.

Gerlach dan Ely. (1971), Teaching ang Media, A systematic Approach, New

Jersey: Prentice Hall Inc.

Hamalik, Oemar. (1999), Media Pendidikan, Bandung: Alumni.

Hasan, S Hamid. (2004), Pandangan dasar mengenai kurikulumPendidikan

Sejarah, Historia. No.9, vol.v.hal.7

Hasan, S Hamid. (2005), Implementasi Pendidikan IPS dalam menghadapi

Tantangan Global. Makalah pada Seminar Pendidikan IPS PPS UPI, Bandung. 19 Desember 2005.

Heinich, R. Molenda, M, dan Russel, J.D. (1982), Intructional Media and The

New Technologies of Instruction, New York: John Wiley & Sons.

Hugiono dan Purwantana, P.K. (1987), Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina


(3)

Ibrahim, M. (2004). Kumpulan makalah pengenalan strategi pembelajaran biologi di pergururan tinggi, Pekan baru: Universitas Riau.

Isjoni. (2007), Pembelajaran Sejarah pada satuan pendidikan, Bandung:

Alpabeta.

Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. (1985), Planning dan Producing Instructional

Media (fifth edition), New York: Harper & Row, Publishers.

Kennet, Richard (1972), The Concept Education Technologi, London; Weiderfeld

and N. Colson.

Levie, W. Howard and levie, diane (1975), Pictorical Memory Processes. AVCR

vol 23 No 1 spring.

McMillan, J. H. And Schumacher, S. (2001), Research in Educatiin A Conceptual

Introduction, New York: Longman.

Mudhoffir. (1999), Teknologi Instruksional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhibbin, Syah. (2003), Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, E. (2005), Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Rosda

Mulyono, Arifin Gafi dan Zaenul A (1980), Media dan lab IPS, Jakarta: Proyek

Pengembangan Pendidikan Guru. Depdikbud.

Munadi, Yudhi. (2008), Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:

Gaung Persada Press.

Oetomo, Budi Sutedjo darmo (2002), e Education: Konsep tekhnologi dan


(4)

Paivo, A (1978), A dial coding approach to perception and cognition, la pick, Herb, and Elliot Salton (eds), Modes of Perceiring and processing information, New York: Halsted Press.

Permendiknas Nomor 22 Tahun (2006), tentang Standar Isi.

Permendiknas Nomor 23 Tahun (2006), tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Rockler, Michael, J. (2002), Innovative Teaching Strategies, Scottdale, Arizona:

Gorsuch Scarisbick.

Rahardi, A, Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta:

Grasindo.

Rohani, Ahmad. (1997), Media Instruksional Edukatif, Jakarta:P2LPTK Dirjen

Dikti Depdikbud

Rumampuk, D.B. (1988). Media Instruksional IPS-SD. Depdikbud Dirjen Dikti.

PPLPTK

Russel, J.D dan Molenda. (1982), Role of still audio visual media in edication, In

Plomp, Tjerd and Ely, Donald P. (eds). International Encyclopedia of Educational Technology, Second Edition, New York: Elsevier Science Ltd.jo.

Sagala, Saiful. (2007), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Sadiman, arief S. Rahardjo, Haryono, Anung, raharjito (2007), Media Pendidikan,

Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sanjaya, Wina. (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(5)

Sjamsuddin, Helius dan Ismaun (1996), Pengantar Ilmu sejarah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Soenarwan. (2008). Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan, Surakarta: Sebelas

Maret University Press.

Sudjana, Nana, dan Rivai, ahmad. (1991), Media Pengajaran, Bandung: C.V.

Sinar Baru.

Sudjana, Nana. (1995), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana, dan Rivai, Ahmad. (2000), Teknologi pengajaran, Bandung: Sinar

baru Algesindo

Suharsimi, Arikunto. (2002),Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suherman, E (2003), Evaluasi Pembelajaran, Bandung: UPI Bandung.

Sugiyono. (2007), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sunal, C.S and Hass, ME. (2006), Social Studies for the Elementary and Middle

Grades, Boston: Pearson Education, Inc.

Surapranata, sumarna. (2004), Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi

Hasil Tes, Bandung: PT. remaja Rosdakarya.

Suryana, Mohammad. (1997), Motivasi dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung:


(6)

Sylvia. (2005), Efektifitas Pemanfaatan Media Film dalam Pembelajaran Sejarah

Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Kebangsaan Siswa, Tesis:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Trianto. (2007), Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme,

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman, Moh. Uzer. (2005), Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendididkan Nasional, Jakarta: Fokus Media.

Waspodo, Muktiono. (2007), Media Pembelajaran Tingkat Sekolah Menengah

Atas, Jakarta: Rosda Karya.

Winkel, W.S. (1991), Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta:

Garamedia.

Widja, I Gde. (1998). Sejarah Lokal Perspektif dalam Pengajaran sejarah.

Jakarta: proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Wiriaatmadja, Rochiati (2002), Pendidikan Sejarah Indonesia, perspektif lokal,

Nasional dan Global, Bandung: Historia Utama Press

Wittich dan Schuller (1962), Audio visual Materials Third Edition, USA: Harper

and Brothers.

Zulaikhah. (2009), Pengaruh penggunaan media gambar Animasi dan media

gambar mati terhadap hasil belajar IPS di MIN Grobogan, Tesis Universitas Negeri Yogyakarta.