PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN F

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD YANG DIPADUKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION ( GI ) TERHADAP MOTIVASI DAN

PRESTASI BELAJAR BIOLOGI KELAS VII MTs.N KELEBUH TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Pendidikan Biologi

OLEH: ENIDA FATMALIA

NIM: 10.211.345

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM 2014

YAYASAN PEMBINA IKIP MATARAM FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Alamat : Jln, Pemuda No. 59 A Telp. (0370) 636629 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang disusun oleh Enida Fatmalia dengan Judul: Pengaruh Penggunaan

Media Pembelajaran

F lashcard yang Dipadukan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ( GI ) terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi Kelas VII MTs.N Kelebuh Tahun Ajaran 2013/2014

Telah diperiksa dan disetuji untuk melaksanakan ujian, Tanggal … Januari 2014

Oleh:

DosenPembimbing Skripsi I

Ismail Efendi, M.Pd. NIDN. 2007 09 053

Dosen Pembimbing Skripsi II

Ali Imran, S.Si, M.Pd. Si. NIDN. 2012 07 001

Mengesahkan,

YAYASAN PEMBINA IKIP MATARAM FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Alamat : Jln, Pemuda No. 59 A Telp. (0370) 636629 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan Judul:

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Flashcard yang dipadukan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ( GI ) Terhadap

Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi Kelas VII MTs.N Kelebuh Tahun Ajaran 2013/2014

Telah Disetujui oleh Dewan Penguji Skripsi Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi Pada tanggal 29 Januari 2014

Ketua : Ismail Efendi, M. Pd.

) NIDN. 2007 09 053

Anggota : Ali Imran, S. Si. M. Pd.Si. ( ) NIDN. 2012 07 001

Anggota : Any Fatmawati, M.Pd.

) NIK. 0831128101

Mataram, ………….. 2014 Mengetahui,

Menyetujui, Dekan FPMIPA IKIP MATARAM

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Ismail Efendi, M.Pd NIK. 424 230 109

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDIKAN MATARAM FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Alamat : Jln, Pemuda No. 59 A Telp. (0370) 636629 Mataram 83125

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini atas nama ENIDA FATMALIA menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan dipergunakan untuk menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram dan belum pernah dipergunakan untuk program lain di lembaga manapun juga. Hasil Karya pihak lain yang saya kutip di dalamnya telah didokumentasikan sebagaimana mestinya pada bagian daftar pustaka.

Mataram, …… Februari 2014

ENIDA FATMALIA NIM. 10 211 345

Motto:

“Do’a dan Ikhtiar adalah pondasi kuat mencapai kesuksesan”

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

 Nenekku tercinta (Hj. Siti Fatimah) dan kedua orang tuaku (Jeniah dan

Drs. H. Ahmad Ibrani) yang senantiasa mendo’akanku, memberikan semangat

dan nasihat yang tiada henti-hentinya  Seluruh sanak saudaraku yang selalu mendukung setiap langkahku  Sahabat- sahabatku tercinta (kantu’, cyla, niza, yanti, ana, adi, dan najam)  Teman-teman kelasku (Biologi G 2010)  Teman-teman seperjuanganku jurusan Pendidikan Biologi 2010  Orang yang ku cintai (Muhammad Sadli, S.Pd.) yang telah menginspirasi

dan mengajariku tentang arti sebuah perjuangan.

 Almamater tercinta IKIP MATARAM

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat serta hidayah-Nya penyusunan skripsi dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Flashcard yang Dipadukan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi Kelas VII MTs.N Kelebuh Tahun Ajaran

2013/2014” dapat terselesaikan dengan baik. Terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,

dan pengarahan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti akan menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ismail Efendi, M.Pd. selaku pembimbing I dan Bapak Ali Imran, S.Si, M.Pd,Si. selaku pembimbing II yang senantiasa membimbing, membantu, dan mengarahkan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Toho Cholik Mutohir, MA., Ph.D. selaku Rektor IKIP Mataram atas dukungan dan kesempatan yang telah diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

2. Bapak Drs. Sumarjan M.Si. selaku Dekan FPMIPA IKIP Mataram atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada peneliti selama ini sehingga

dapat membantu penyelesaian skripsi ini

3. Bapak dan Ibu dosen FPMIPA IKIP Mataram yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini

4. Teman-teman seperjuangan yang peneliti banggakan yang telah memberikan bantuan yang mungkin belum sempat terbalaskan

Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh peneliti. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompetensi. Amin

Mat aram, ………….. 2014

Penulis

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD YANG DIPADUKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION ( GI ) TERHADAP MOTIVASI DAN

PRESTASI BELAJAR BIOLOGI KELAS VII MTs.N KELEBUH TAHUN AJARAN 2013/2014 OLEH: ENIDA FATMALIA NIM. 10 211 345 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran Flashcard yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap motivasi dan prestasi belajar Biologi kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan penelitian menggunakan pretest-posttest control group design yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014.

Sampel penelitian ini yaitu kelas VII 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik Purpossive

Sampling atau sampel yang bertujuan . Data prestasi belajar peserta didik diperoleh melalui tes yang dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran atau posttest , dan data motivasi peserta didik diperoleh menggunakan angket tertutup. Sedangkan data keterlaksanaan RPP dan kegiatan peserta didik diperoleh menggunakan lembar observasi. Data prestasi belajar peserta didik kemudian dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data hasil tes prestasi belajar peserta didik menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar klasikal diperoleh nilai

secara berurutan sebesar 75 dan 85% pada kelas kontrol (VII 2 ), sedangkan pada kelas eksperimen (VII 3 ) diperoleh nilai berturut-turut 64 dan 54,5%. Pengujian hipotesis

prestasi dan motivasi belajar dalam penelitian ini menggunakan rumus Polled Varians. Pada data prestasi belajar diperoleh nilai t hitung sebesar 1,740 dan kemudian dikonsultasikan dengan t tabel sebesar 2,021 dengan dk=40 pada taraf signifikan 5%. Karena t hitung < t tabel maka disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran flashcard yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan untuk data motivasi, diperoleh t hitung sebesar 2,837 dengan t tabel yang sama. Karena t hitung lebih besar dari t tabel maka disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran flashcard yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh terhadap motivasi belajar biologi kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014

Kata kunci : media pembelajaran flashcard, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, motivasi belajar, prestasi belajar.

ABSTRACT

ENIDA FATMALIA: The Effect of Using Collaborative Learning Flashcard and Group Investigation Learning Model Toward Students Motivation and Achievment in Learning Biology at VII Class of MTs.N Kelebuh in Academic Years 2013/2014 (Supervised by Ismail Efendi and Ali Imran).

The research aimed finding out the effect of using collaborative learning flashcard and group investigation learning model toward students motivation and achievement in learning biology at VII class of MTs.N Kelebuh in academic years 2013/2014. The kinds of the research was quasi experimental with pretest posttest control group design with three meetings. The population of the research was whole students VII

3 class of MTs.N Kelebuh and the sample of the research VII 2 and VII class as experimental and control group. The sample is taken by using purposive sampling

technique. The research used quasi experimental method with pretest posttest control group design. The data gathering is used objective test that has been taken validity and reliability. Based on the data analysis is gotten that there were average score pretest for experimental and control group with classical completeness 75 with percentage 85% and 64 with percentage 54,5%. Based t-test analyzed is gotten that t- test value score was 1,740 and t-table 2,021 with signification level 55. It means that t-test was lower than t-table (1,740 lower from 2,021). So that way, alternative hypothesis (Ha) was rejected and null hypothesis (Ho) accepted. Therefore, it taken conclusion that there was no significant effect of using collaborative learning flashcard and garoup investigation learning model toward students motivation and achievement in learning biology at VII class of MTs.N Kelebuh in academic years 2013/2014.

Key Words: flashcard, group investigation learning model, motivation, and achievement.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik yang cukup dominan. Interaksi antara guru dan peserta didik dalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga transfer of values , akan senantiasa menuntut komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajar mengajar itu akan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi peserta didik, komponen-komponen tersebut misalnya seperti guru, peserta didik, metode, alat, tujuan pembelajaran, dan sarana pembelajaran. Untuk mencapai tujuan yang dinginkan, masing-masing komponen tersebut akan saling merespons dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga tugas guru adalah bagaimana harus mendesain dari masing-masing komponen agar proses pembelajaran lebih optimal (Sardiman, 2011).

Djamarah (1991) mengemukakan bahwa dalam pengajaran modern, guru bukanlah orang yang aktif, tetapi sebagai fasilitator dari subyek belajar. Guru bertugas sebagai pembimbing dan pengarah dalam rangka pencapaian tujuan belajar anak didik. Jadi yang aktif adalah peserta didik bukanlah guru. Inilah yang disebut dengan Cara Belajar siswa Aktif (CBSA).

Penerapan model pembelajaran yang bervariasi dapat mengurangi kebosanan peserta didik terhadap cara mengajar guru sehingga peserta didik akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Slameto (2010) menjelaskan bah- Penerapan model pembelajaran yang bervariasi dapat mengurangi kebosanan peserta didik terhadap cara mengajar guru sehingga peserta didik akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Slameto (2010) menjelaskan bah-

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dan perlu untuk diterapkan untuk membantu meningkatkan pemahaman dan penalaran peserta didik khususnya dalam mata pelajaran biologi adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif ini menuntut masing-masing peserta didik harus untuk memahami setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tidak akan dikatakan berhasil apabila didalam suatu kelompok yang telah dibagi dalam kelompok peserta didik yang heterogen, salah satu dari anggota kelompoknya belum memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif ini, peserta didik juga dituntut untuk belajar bersama dan saling membantu satu sama lain dalam memahami materi pelajaran (Jauhar, 2011).

Motivasi terkait erat dengan kebutuhan, semakin besar kebutuhan seseorang akan sesuatu yang ingin dicapainya, maka akan semakin kuat motivasi Motivasi terkait erat dengan kebutuhan, semakin besar kebutuhan seseorang akan sesuatu yang ingin dicapainya, maka akan semakin kuat motivasi

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi. Pada komunikasi pembelajaran guru berperan sebagai pengantar pesan dan peserta didik sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi (kata-kata dan tulisan) baik verbal maupun nonverbal.

Menyampaikan materi pembelajaran dengan hanya menggunakan bahasa verbal tidak selamanya berjalan dengan efektif. Dengan hanya mengandalkan bahasa sebagai media utama, bisa terjadi peserta didik salah dalam menangkap informasi. Dengan kata lain, peserta didik akan terbatas atau tidak optimal dalam memahami informasi yang disampaikan guru.

Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga menyebabkan gairah peserta didik untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena peserta didik kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang akan disampaikan. Padahal, untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan peserta didik baik fisik maupun psikis. Pada kenyataannya, memberikan pengalaman langsung pada peserta didik bukan sesuatu yang mudah, sebab bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang menjadi kendala, tetapi memang ada sejumlah pengalaman Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga menyebabkan gairah peserta didik untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena peserta didik kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang akan disampaikan. Padahal, untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan peserta didik baik fisik maupun psikis. Pada kenyataannya, memberikan pengalaman langsung pada peserta didik bukan sesuatu yang mudah, sebab bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang menjadi kendala, tetapi memang ada sejumlah pengalaman

Bukan hanya motivasi dan aktifitas belajar peserta didik saja yang menurun dengan bahasa verbal guru, tetapi prestasi belajar peserta didik juga ikut menurun. Aunurrahaman (2009) menjelaskan bahwa sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Bagi peserta didik, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran berdampak terhadap terciptanya iklim pembelajaran yang lebih kondusif, terjadinya kemudahan-kemudahan bagi peserta didik untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Selain itu, ketidaktepatan guru dalam memilih model pembelajaran juga menjadi penyebab lain dari ketidakaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang hanya mengandalkan guru sebagai sumber belajar akan membuat peserta didik cenderung bosan dan tidak bersemangat dalam belajar. Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran, namun seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Selain itu, ketidaktepatan guru dalam memilih model pembelajaran juga menjadi penyebab lain dari ketidakaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang hanya mengandalkan guru sebagai sumber belajar akan membuat peserta didik cenderung bosan dan tidak bersemangat dalam belajar. Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran, namun seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa

Kebosanan dan ketidakaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran tergambar dari rendahnya nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA Terpadu khususnya pada materi pelajaran biologi. Berikut ini akan disajikan nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII semester II MTs.N Kelebuh Tahun Ajaran 2012/2013.

Tabel 1.1 Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII semester II MTs.N Kelebuh Tahun Ajaran 2012/2013.

No

Kelas

Nilai Rata- Rata Kelas

68,00 Sumber : Daftar nilai semester mata pelajaran IPA Terpadu Kelas VII MTs

4 VII 4

Negeri Kelebuh

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan mencoba memadukan antara media pembelajaran dan model pembelajaran yang mungkin jarang dilakukan oleh guru. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sesuai dan langkah- langkahnya dapat dengan mudah dipadukan dengan media pembelajaran adalah Group Investigation (GI). Pada model pembelajaran ini, peserta didik dapat menginvestigasi flashcard yang disajikan untuk dipecahkan bersama. Flashcard merupakan kartu bergambar yang sangat menarik untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Selain menyenangkan, flashcard juga sangat mudah dibuat Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan mencoba memadukan antara media pembelajaran dan model pembelajaran yang mungkin jarang dilakukan oleh guru. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sesuai dan langkah- langkahnya dapat dengan mudah dipadukan dengan media pembelajaran adalah Group Investigation (GI). Pada model pembelajaran ini, peserta didik dapat menginvestigasi flashcard yang disajikan untuk dipecahkan bersama. Flashcard merupakan kartu bergambar yang sangat menarik untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Selain menyenangkan, flashcard juga sangat mudah dibuat

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dalam bentuk Penelitian Eksperimen Semu ( Quasi Experiment ) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Flashcard yang dipadukan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi Kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014 .”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran Flashcard yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation

(GI) terhadap motivasi belajar biologi kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran Flashcard yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap prestasi belajar biologi kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran Flashcard yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap motivasi dan prestasi belajar Biologi kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Flashcard yang dipadukan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, diharapkan dengan perpaduan media pembelajaran dan model pembelajaran ini dapat menjadi motivator dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang memuaskan.

b. Bagi guru, dapat memberikan pemahaman psikologis terhadap guru-guru dalam upaya pemanfaatan media pembelajaran dan model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik.

c. Bagi Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk pembaharuan strategi pembelajaran biologi. Dengan media pembelajaran

dan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat membantu mengatasi kejenuhan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

E. Definisi Istilah dan Operasional

Untuk menghindari adanya kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap beberapa istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini maka perlu didefinisikan istilah –istilah sebagai berikut :

1. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Alat-alat elektronik seperti radio, televisi, komputer dll, jika digunakan dan diprogramkan untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran (Rossi dan Briedle (1996), dalam Sanjaya, 2011). Media pembelajaran yang dimaksudkan disini adalah sarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran 1. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Alat-alat elektronik seperti radio, televisi, komputer dll, jika digunakan dan diprogramkan untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran (Rossi dan Briedle (1996), dalam Sanjaya, 2011). Media pembelajaran yang dimaksudkan disini adalah sarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran

2. Flashcard Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25 cm x 30 cm atau dapat disesuaikan dengan jumlah peserta

didik atau ukuran kelas. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar atau foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard . Flashcard yang dimaksudkan dalam penelitian adalah media pembelajaran yang terbuat dari kardus bekas yang dibuat dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran kelas dan banyaknya peserta didik di dalam kelas tersebut. Kartu ini memiliki kelebihan antara lain menyenangkan, menarik, sangat ampuh untuk mengkaji ulang pembelajaran, mudah dibuat, dan mudah dibawa (Nurseto, 2011).

3. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (2005) pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah model pembelajaran diskusi kelompok atau investigasi didalam kelompok kecil yang telah dibagi oleh peneliti. Kelompok-kelompok ini bersifat heterogen baik dari segi 3. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (2005) pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah model pembelajaran diskusi kelompok atau investigasi didalam kelompok kecil yang telah dibagi oleh peneliti. Kelompok-kelompok ini bersifat heterogen baik dari segi

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) Investigasi Kelompok ( Group Investigation ) adalah strategi belajar

kooperatif yang menempatkan peserta didik ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama, untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik (Hobri dan Susanto, 2006). Salah satu model pembelajaran kooperatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Investigasi Kelompok ( Group Investigation ) yang merupakan model pembelajaran yang menekankan pada investigasi suatu topik pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti akan menginovasikan model pembelajaran ini dengan memadukannya dengan media pembelajaran flashcard. Biasanya, dalam Investigasi Kelompok ( Group Investigation ) ini, topik atau masalah yang biasa diinvestigasi. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti akan menyuuguhkan flashcard sebagai media yang akan diinvestigasi di dalam kelompoknya. Langkah pembelajaran yang kooperatif yang menempatkan peserta didik ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama, untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik (Hobri dan Susanto, 2006). Salah satu model pembelajaran kooperatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Investigasi Kelompok ( Group Investigation ) yang merupakan model pembelajaran yang menekankan pada investigasi suatu topik pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti akan menginovasikan model pembelajaran ini dengan memadukannya dengan media pembelajaran flashcard. Biasanya, dalam Investigasi Kelompok ( Group Investigation ) ini, topik atau masalah yang biasa diinvestigasi. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti akan menyuuguhkan flashcard sebagai media yang akan diinvestigasi di dalam kelompoknya. Langkah pembelajaran yang

5. Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, di artikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata motif itu, motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. (Sardiman, 2011). Motivasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah motivasi baik dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). Motivasi yang dilakukan oleh peneliti merupakan motivasi ekstrinsik dan diharapkan dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Instrument pembelajaran yang peneliti akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi peserta didik yang peneliti telah sesuaikan dengan kondisi peserta didik. Peningkatan motivasi belajar peserta didik akan disajikan dalam bentuk presentase peningkatan motivasi belajar peserta didik.

6. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni

prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, dan di ciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Sedangkan belajar adalah suatu aktifitas yang di lakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan atau tujuan dari bahan yang telah di pelajari (Djamarah, 1991). Prestasi belajar yang peneliti maksud merupakan prestasi prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, dan di ciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Sedangkan belajar adalah suatu aktifitas yang di lakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan atau tujuan dari bahan yang telah di pelajari (Djamarah, 1991). Prestasi belajar yang peneliti maksud merupakan prestasi

F. Ruang Lingkup Penelitian

Pembatasan lingkup penelitian bertujuan untuk membatasi unsur yang digunakan guna memperlancar proses pelaksanan penelitian.

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs.N Kelebuh, Jalan Raya Batunyala,

Sanggeng, Kecamatan Praya Tengah.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Kelas VII MTs.N Kelebuh tahun

ajaran 2013/ 2014.

3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah orang yang akan diteliti dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2013). Subyek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014.

4. Obyek penelitian Obyek penelitian merupakan hal-hal yang menjadi pusat perhatian dalam

suatu penelitian, sering juga disebut sasaran penelitian (Sugiyono, 2013). Obyek pada penelitian ini adalah pengaruh penggunaan media pembelajaran

Flashcard yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI ) terhadap motivasi dan Prestasi belajar Biologi kelas

VII MTs.N Kelebuh tahun ajaran 2013/2014.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Hakekat Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar Berdasarkan perspektif psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010).

Belajar bukan hanya sekedar menghafal atau mengembangkan kemampuan intelektual, akan tetapi mengembangkan setiap aspek, baik kemampuan kognitif, sikap, emosi, kebiasaan, dan lain sebagainya. Konsep ini memandang manusia sebagai satu kesatuan, bukan bagian-bagian yang terpisahkan. Ketika perkembangan intelektual terjadi, maka aspek-aspek psikologis lainnya seharusnya turut juga berkembang (Sanjaya, 2008). Menurut Skiner dalam Sagala

(2009), dalam belajar ditemukan hal-hal berikut kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar, respon si pelajar,dan kon- sekuensi yang bersifat menggunakan respon tersebut, baik konsekuensinya sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan atau suatu aktivitas seseorang untuk memperoleh suatu perubahan sikap dan tingkah laku serta penambahan pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan sikap dan tingkah laku yang dimaksud seperti sikap tidak tahu menjadi tahu dan perkembangan sifat emosionalnya.

b. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus menerus sesuai dengan pengalaman peserta didik. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan peserta didik, maka akan semakin kaya, luas, dan sempurna pengetahuan mereka. Pembelajaran juga bukanlah sekedar penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Sanjaya, 2008).

Proses pembelajaran atau pengajaran kelas ( Classroom Teaching ) menurut Dunkin dan Briddle dalam Sagala (2009) berada dalam empat variabel interaksi yaitu variabel pertanda ( presage variables ) berupa pendidik, variabel konteks ( context variables ) Proses pembelajaran atau pengajaran kelas ( Classroom Teaching ) menurut Dunkin dan Briddle dalam Sagala (2009) berada dalam empat variabel interaksi yaitu variabel pertanda ( presage variables ) berupa pendidik, variabel konteks ( context variables )

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan Heinich, dkk mengartikan istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a source and a receiver”. (Nurseto, 2011).

Rossie dan Briedle (dalam Wina Sanjaya, 2012) membedakan media dan media pembelajaran. Media adalah perantara dari sumber informasi, contohnya video, komputer, televisi, koran, majalah, dll. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan. Sedangkan media Rossie dan Briedle (dalam Wina Sanjaya, 2012) membedakan media dan media pembelajaran. Media adalah perantara dari sumber informasi, contohnya video, komputer, televisi, koran, majalah, dll. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan. Sedangkan media

Media adalah sumber atau alat belajar, maka secara luas dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan sikap (Djamarah, 1991).

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh pendidik sebagai alat, bahan, dan sumber pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran Banyak media yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan interaksi belajar mengajar. Untuk itu media dalam pendidikan dapat digolongkan dalam tujuh kategori, yaitu sebagai berikut:

1) Relathing dalah manusia (pengajar), benda yang sesungguhnya (bukan gambar ataupun model), dan peristiwa yang sebenarnya

terjadi

2) Verbal Presentation adalah media tulis/cetak, misalnya buku teks, referensi, dan bahan bacaan lainnya.

3) Grafik Presentation adalah misalnya chart , diagram, gambar atau lukisan.

4) Stiil picture seperti foto, slide , film strip, overhead, projector, transparence.

5) Audio ( recording ) seperti kaset, reel tape , piringan hitam, sound track pada film ataupun pita pada tape .

6) Program adalah kumpulan informasi yang beurutan. Program dapat berupa verbal (buku teks), visual maupun video.

7) Simulation adalah media yang dikenal dengan istilah simulation and game , yaitu suatu permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya (Djamarah,1991).

c. Manfaat Media Pembelajaran Beberapa manfaat media pembelajaran secara umum menurut

Wina Sanjaya (2012) adalah sebagai berikut:

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau suatu objek

3) Menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik

Penggunaaan media tidak lain untuk mengurangi verbalisme agar anak didik mudah memahami bahan pelajaran yang akan disajikan. Penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan pencapaian Penggunaaan media tidak lain untuk mengurangi verbalisme agar anak didik mudah memahami bahan pelajaran yang akan disajikan. Penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan pencapaian

3. Flashcard

a. Pengertian Flashcard Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu

bergambar yang berukuran 25 cm x 30 cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar atau foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard . Gambar-gambar pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya. Flashcard hanya cocok untuk kelompok kecil peserta didik tidak lebih dari 30 orang peserta didik. Kelebihan flashcard antara lain mudah dibawa, praktis, gampang diingat, menyenangkan (Nurseto, 2011).

Menurut Muti’ah (2012), flashcard atau kartu kilas adalah suatu kartu bolak balik yang sangat ampuh digunakan untuk mengingat dan kaji ulang dalam proses belajar, atau definisi lain menyebutkan bahwa flashcard adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun peserta didik kepada sesuatu yang Menurut Muti’ah (2012), flashcard atau kartu kilas adalah suatu kartu bolak balik yang sangat ampuh digunakan untuk mengingat dan kaji ulang dalam proses belajar, atau definisi lain menyebutkan bahwa flashcard adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun peserta didik kepada sesuatu yang

Berdasarkan beberapa uraian tentang Flashcard diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa flashcard adalah sebuah media pembelajaran yang berbentuk seperti kartu kilas yang ukuran dapat disesuaikan dengan ukuran kelas, media pembelajaran yang sangat menarik dan menyenangkan dan sangat ampuh digunakan sebagai kartu pengingat.

b. Cara Pembuatan flashcard

1) Menyiapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan atau

menempelkan

dengan tujuan pembelajaran.

gambar-gambar

sesuai

2) Kertas tersebut diberi tanda dengan spidol menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25 cm x 30 cm atau dapat

disesuaikan dengan ukuran kelas dan banyaknya peserta didik.

3) Potong-potonglah kertas duplek/kardus tersebut dengan gunting atau cuter hingga tepat berukuran 25 cm x 30 cm atau yang

disesuaikan. Buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang dibutuhkan.

4) Membuat desain gambar menggunakan komputer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas yang berupa kardus bekas yang dipotong sesuai ukuran gambar

5) Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan gambar yang sudah ada, misalnya gambar-gambar yang dijual di toko,

majalah, koran, maka selanjutnya gambar-gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan ukuran kertas alas, lalu ditempelkan menggunakan perekat atau lem kertas.

6) Pada bagian akhir adalah memberi tulisan pada bagian belakang kartu-kartu tersebut sesuai dengan nama objek pada halaman

muka. Nama-nama ini biasa dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia dan Inggris (Nurseto, 2012).

Adapun beberapa contoh gambar yang akan digunakan pada flashcard yang akan disajikan oleh peneliti pada proses pembelajaran:

Gambar 2.1 Beberapa contoh gambar yang akan digunakan oleh peneliti sebagai gambar di flashcard

c. Cara Memainkan Flashcard

1) Tebak Pasang Peserta didik dikelompokkan berpasang-pasangan, kemudian pasangan ini dipisahkan menjadi 2 kubu, kubu yang satu adalah para pembawa flashcard soal ukuran A4 dan kubu yang satunya lagi adalah para pembawa flashcard jawaban ukuran A4 juga. Jika seorang anak di kubu soal membacakan soalnya maka pasangannya yang ada di kubu jawaban harus menjawab dengan benar jika salah akan dihukum, jika benar harus menjelaskan alasannya.

2) Permainan Kartu Peserta didik dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan duduk bersama membentuk sebuah lingkaran, masing-masing anak membawa 5 soal dan 5 jawaban dalam flashcard bolak balik ukuran 7 cm × 12 cm. Salah satu anak menjatuhkan soal miliknya sedang salah satu anak yang lainnya menjawab soal tersebut. Bila jawabannya benar maka dia menjatuhkan soal miliknya dan dijawab teman yang lainnya, begitu seterusnya. Siapa yang soal miliknya habis lebih dulu maka dia pemenangnya.

3) Ciluk Ba Pendidik menyuguhkan flashcard dalam ukuran setengah kertas manila, untuk dijawab soal-soalnya dengan cepat bersama 3) Ciluk Ba Pendidik menyuguhkan flashcard dalam ukuran setengah kertas manila, untuk dijawab soal-soalnya dengan cepat bersama

4. Model Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus salaing bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif belum selesai jika salah satu dari teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran (Jauhar, 2011).

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda. Strategi belajar khususnya diraancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama proses pembelajaran. Menurut Slavin (2005) pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk memahami konsep yang difasilitasi Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda. Strategi belajar khususnya diraancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama proses pembelajaran. Menurut Slavin (2005) pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk memahami konsep yang difasilitasi

Belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan belajar berbentuk kelompok kecil, sehingga peserta didik dapat saling berbagi ide dan bekerja secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas akademik. Di dalam belajar kooperatif tidak hanya dituntut keberhasilan individu namun juga keberhasilan kelompok. Dari pemikiran itulah dalam belajar kooperatif, peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang bersifat heterogen dari segi gender, etnis, dan kemampuan akademik untuk saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama (Hobri dan Susanto, 2006).

Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulakn bahwa model pembelajaran kooperatif adalah sebuah model pembelajaran yang dilakukan dengan cara membentuk kelompok kecil yang memiliki anggota yang heterogen dengan berpacu pada pemahaman dan penguasaan materi pelajaran dengan saling membantu antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya.

5. Model Pembelajaran kooperatif Tipe group investigation (GI)

a. Pengertian Group Investigation (GI)

Investigasi Kelompok ( Group Investigation ) adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan peserta didik ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis Investigasi Kelompok ( Group Investigation ) adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan peserta didik ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis

GI tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran didalam kelas. Komunikasi kooperatif diantara sesama teman kelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil, dimana pertukaran diantara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan (Slavin, 2005).

Menurut Aunurrhaman (2010) model pembelajaran GI merupakan model pembelajaran yang menjadi wahana untuk mendorong dan membimbing keterlibatan peserta didik didalam proses pembelajaran. Keterlibatan ini dalam bentuk bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan bebas serta kebersamaan dari kegiatan merencanakan sampai pada pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang menekankan pada kerjasama antara peserta didik secara bebas dan terbuka dalam hal pemahaman materi pelajaran, peserta didik juga dituntut untuk memilih sendiri topik/materi pelajaran yang mereka akan investigasi dalam kelompoknya.

b. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) yang dipadukan dengan media pembelajaran

Flashcard Langkah-langkah pembelajaran dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) yang dipadukan dengan media pembelajaran flashcard di dalam lingkungan kelas yang baik dan efisien adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perpaduan Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dengan Media Pembelajaran Flashcard .

Perpaduan langkah-langkah

Langkah-langkah

Langkah-langkah model pembelajaran GI dan

pembelajaran media

model pembelajaran GI media pembelajaran

pembelajaran flashcard

flashcard Tahap 1:

1. Mengidentifikasi topik mengidentifikasi topik

1. Pendidik

oleh guru dan peserta dan mengatur peserta

menyuguhkan

didik, dimana masing- didik ke dalam

flashcard dalam

masing topik memiliki kelompok

ukuran setengah

flashcard nya masing- Tahap 2 :

kertas A4

masing merencananakan tugas

2. Flashcard diberikan

2. Pembagian kelompok yang akan dipelajari

untuk dijawab soal-

yang bernggotakan 5-6 Tahap 3: melaksanakan

soalnya dengan cepat

orang perkelompoknya investigasi

bersama teman-

3. Perencanaan investigasi Tahap 4 : Menyiapkan

temannya dalam

di dalam kelompok laporan akhir

kelompok diskusi

4. Menginvestigasi Tahap 5 :

3. Setelah semua telah

flashcard yang sudah Mempresentasikan

terjawab, kelompok

disediakan berdasarkan laporan akhir

yang berhasil

topik yang dipilih oleh Tahap 5 :

menjawab lebih cepat

masing-masing Mempresentasikan

dan benar salah satu

anggotanya yang

kelompok.

laporan akhir

5. Kelompok yang sudah Tahap 6 : evaluasi

mewakili

selesai dipersilahkan pencapaian

dipersilahkan

untuk mempresentasikan (Slavin, 2005)

menjelaskan di depan

kelas kepada semua

hasil investigasi mereka

teman-temannya.

oleh perwakilan. Waktu

4. Setelah kelompok

yang digunakan untuk

pertama selesai,

menginvestigasi

dilanjutkan oleh

ditentukan seminimal dan

kelompok berikutnya

seefisien mungkin.

5. Apabila semua

6. Apabila kelompok

kelompok sudah

pertama telah selesai,

selesai

maka akan dilanjutkan

mepresentasikan

dengan kelompok

laporan masing-

berikutnya.

masing kelompoknya,

7. Setelah semua kelompok

pendidik

selesai mempresentasikan

mengevaluasi setiap

hasil investigasi mereka,

kelompok

maka guru mengevaluasi

(Sutanto Windura

dan menambahkan materi

dalam Mutiah, 2012).

yang dianggap masih kurang dari materi yang dipresentasikan

oleh masing-masing kelompok

6. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, yang diartikan sebagai daya upaya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern ( kesiapsiagaan ). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern ( kesiapsiagaan ). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi

Menurut Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan tehadap adanya tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatana fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.