Penggunaan media visual gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa di Kelas IV MI Yapia Parung

(1)

Skripsi

diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh A. Rahman NIM: 1811018300097

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Parung (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di MI. YAPIA Parung-Bogor), Jurusan PGMI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi permasalahan kurangnya motivasi belajar siswa, kejenuhan dalam belajar siswa, pembelajaran yang pasif, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar IPS, terutama pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang ditetapkan yakni 70.

Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul didalam kelas. Metode ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Ketiga tahapan tersebut dilakukan dengan dua siklus, dengan langkah-langkah pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran examples non examples. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru, data aktivitas siswa, dan data hasil belajar siswa setelah menggunakan media visual gambar. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi untuk mengukur aktifitas siswa dan aktifitas guru. Sedangkan untuk mengukur hasil belajar siswa, dengan menggunakan alat evaluasi berupa test tertulis yang dilakukan pada akhir setiap siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas guru pada siklus I yaitu, 59,61% meningkat menjadi 86,53% pada siklus II. Aktifitas siswa pada siklus I yaitu, 46,87% meningkat menjadi 87,5% pada siklus II.. Sedangkan pada hasil belajar siswa pada siklus I yaitu, 53,33% meningkat menjadi 90% pada siklus II. Dengan demikian penggunaan media visual dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dapat meningkatkan aktifitas guru, aktifitas siswa dan hasil belajar siswa.i


(6)

ii

menyelesaikan skrifsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia kepada jalan kebenaran, amien.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Fauzan, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah . 3. Dindin Ridwanuddin, M. Pd., selaku pengelola Dual Mode System.

4. Takiddin, M. Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, pengarahan, waktu, saran dan motivasinya.

5. Pimpinan dan Staf Administrasi Perpustakaan FITK, yang yang telah memberikan fasilitas pustakanya kepada penulis.

6. Sugama S. Pd.I., ( Kepala Madrasah ) dan Guru MI. YAPIA, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak dan Ibu tercinta, yang tiada henti-hentinya memberikan doa, dan semangat, sehingga ananda dapat menyelesaikan skrifsi ini. Semoga allah SWT, senantiasa memberikan Rakhmat dan Hidayah-nya, amien.

8. Istri dan anak-anak tercinta, yang telah memberikan do’a, motivasi dan dorongan baik dalam suka maupun duka.

9. Teman-teman Mahasiswa PGMI, Wahyu Hidayat, Khaerudin, Siti Aisyah, terima kasih atas segala kekompakan dan bantuannya. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu-persatu namanya, semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan dengan yang lebih banyak lagi.


(7)

iii

Jakarta, 15 Oktober 2014


(8)

iv

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi Masalah……… 6

C. Pembatasan Fokus Penelitian……….. 7

D. Perumusan Masalah Penelitian………... 7

E. Tujuan Penelitian………. 7

F. Manfaat Penelitian……….. 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoritik 1. Hakekat pendidikan IPS………... 9

2. Pembelajaran IPS Melalui Media Visual…………. 12

3. Hasil Belajar IPS dan Faktor-Faktor Yang mempeg Aruhinya………... 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan………. 27

C. Hipotesis Tindakan……….. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 31

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian….. 31

C. Subyek Penelitian……… 34


(9)

v

H. Instrumen Pengumpul Data……….. 38 I. Tehnik Pengumpul Data……….. 38 J. Pengembangan Perencanaan Tindakan……… 40

BAB IV DESKRIFSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HASIL OBSERVASI DAN HASIL BELAJAR

A. Deskrifsi Pelaksanaan Pembelajaran 42 1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 42 2. Pelaksanaan pembelajaran Siklus II 49 B. Hasil Observasi

1. Hasil Observasi Siklus I……….. 55 2. Hasil Observasi Siklus II……… 57 C. Hasil Belajar

1. Hasil Belajar Siklus I……….. 60 2. Hasil Belajar Siklus II……… 52

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan……….. 66 B. Implikasi……….. 66 C. Saran ………... 67 DAFTAR PUSTAKA


(10)

vi

2. Instrumen Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I……… 55

3. Instrumen Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I………. 57

4. Instrumen Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II……… 58

5. Instrumen Pengamatan Aktifitas Siswa siklus II………... 56

6. Nilai Ulangan Post Test Siklus I……….. 60


(11)

vii

2. Bagan Kerangka Pesan Dalam Komunikasi……….. 14 3. Bagan Pengalaman Edgar Dale………. 15 4. Disain Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt

Lewin……… 33 5. Rancangan Disain Tindakan Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Menggunakan media Visual……….. 39 6. Diagram Hasil Belajar siklus I……….. 62 7. Diagram Hasil Belajar siklus II……… 64


(12)

viii

2. Lembar Post Test Siklus I……….. 96

3. Kunci Jawaban Post Test Siklus I……… 99

4. Lembar Post Test Siklus II………. 100

5. Lembar Jawaban Post Test Siklus II……….. 103

6. Observasi Aktifitas Guru Siklus I……….. 104

7. Observasi Aktifitas Guru Siklus II……… 106

8. Observasi Aktifitas Siswa Siklus I……… 108

9. Observasi Aktifitas Siswa Siklus II………... 109 10. Pedoman Wawancara……… 110

11. Hasil Belajar Siswa Siklus I………. 111

12. Hasil belajar Siswa Siklus II……… 113

13. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I………. 115

14. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II………... 116

15. Poto Kegiatan Belajar Siswa……….. 117


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Terlebih pada masa kini pendidikan merupakan sebuah kebutuhan utama bagi manusia. Dunia pendidikan dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa.

Dalam Undang-Undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermamfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab.1

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya member arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan.Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.

Selain pendekatan teknologis untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru. Guru merupakan komponen sangat penting, sebab keberhasilan proses pendidikan tergantung pada guru sebagai pelaksana. Disamping itu juga seorang guru harus mengetahui hasil belajar siswa sebagai acuan keberhasilan, apakah ada kekurangan atau

1 Oemar Hamalik,

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 131


(14)

kelemahannya, kemudian mencari solusinya agar dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Menurut Badan Standar Penilaian Nasional (BNSP), penilaian adalah : Prosedur yang digunakan untuk mendapat kaninformasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik;

Proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data tentang karakteristik peserta didik dengan ukuran tertentu;

Proses rangkaian kegiatan untuk menganalisis data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.2

Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang harus dimiliki siswa, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka kurikulum itu tidak memiliki makna. Berkaitan dengan itu standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai pedoman perencanaan pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menghayati prinsip-prinsip standar proses pendidikan.3

Guru adalah kunci dari keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dewasa ini berbagai macam cara dilakukan untuk meningkatkan mutu guru yang telah berdinas di sekolah. Tujuannya yakni meningkatkan keterampilan dalam mengajar, penguasaan terhadap materi yang hendak diajarkan, motivasi dalam mengajar serta komitmen guru dalam mengajar.

Secara relaitas, kondisi profesionalisme guru di Indonesia saat ini masih cukup beragam . Untuk mengatasi keberagaman profesionalisme guru, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan nasional merumuskan standar kompetensi guruyang meliputi.(1) kompetensi pengelolaan

2

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: RemajaRosdaKarya, 2009), h.52 3Wina Sanjaya,

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 6


(15)

dan wawasan kependidikan;(2) kompetensi akademik/vokasional semua materi pembelajaran; dan (3) kompetensi pengembangan profesi. Pengembangan standar kompetensi guru ditujukan pada peningkatan profesionalisme guru dan pola pembinaan karir secara terstruktur.4

Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak hanya terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek spiritual. Menurut Mulyasa, “Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas”.5

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemamfaatan hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Interaksi yang terjadi selama proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan dan materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman, video, atau audio yang lain yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).

Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat-alat yang murah dan efesien, meskipun sederhana dan bersahaja akan tetapi merupakan keharusan dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru

4

Fachrudin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 86-87

5


(16)

juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia.

Untuk itu menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi :

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan hasil belajar mengajar;

2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan: 3. Seluk-beluk proses belajar;

4. Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidika; 5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; 6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;

7. Berbagai jenis alat dan tehnik media pendidikan; 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan;6

Dengan menggunakan media pembelajaran, tenaga pengajar dapat memperkaya dan memperdalam proses belajar-mengajar di kelas, misalnya dalam membangkitkan motivasi, memberikan orientasi, memberikan ilustrasi, mengadakan evaluasi, media pembelajaran dapat berfungsi dalam keseluruhan proses belajar mengajar, namun tetap sebagai salah satu komponen yang berinteraksi dengan komponen-komponen yang lain.

Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut berupa kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terhadap pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara sukarela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. Apabila hal tersebut dilakukan secara terus-menerus maka tidak menutup kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian dan penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diperolehnya, dan pada tingkat

6


(17)

tertentu nilai-nilai atau norma-norma itu akan diterimanya dan diyakininya. Kemudian terjadilah pengorganisasian nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, ide, dan sikap menjadi sistem batin yang konsisten yang disebut karakterisasi (Krathwork, et.al sebagai dikutip Jahja Qahar, 1982:11-12). Pada tingkat ini siswa dapat memperkuat falsafah hidupnya dan mempunyai nilai-nilai yang membimbing hidupnya.7

Pembelajaran bermedia sangat penting dalam proses belajar-mengajar untuk diterapkan di Madrasah, maupun di masyarakat, baik untuk pembelajaran maupun pembelajaran studi lainnya. Hal ini mengingat kemajuan teknologi informasi (Information Teknology, IT), yang demikian pesatnya dan merambah hampir seluruh institusi dan kebutuhan masyarakat. Kemajuan ini tentunya dapat memuaskan baik untuk kajian atau untuk hiburan.

Permasalahan yang utama adalah masih rendahnya daya serap siswa.Hal ini nampak pada rata-rata hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS masih di bawah KKM.

Pada pembelajaran IPS akhir-akhir ini banyak guru dalam pembelajaran hanya mencatat dan menjelaskan saja, Akhirnya pada proses pembelajaran siswa merasa jenuh, kurang fokus dalam proses pembelajaran, kurangnya motivasi dalam belajar, pembelajaran hanya berpusat pada guru (Teacher Centred) sehingga siswa pasif dan kurang kreatif. Masih rendahnya perhatian guru terhadap penggunaan media dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan catatan dari hasil belajar, ternyata dari 30 siswa kelas IV yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal pada materi Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Alam, hanya 23% memenuhi KKM, selebihnya belum memenuhi.

7


(18)

Dengan demikian berdasarkan hasil yang diperoleh dari pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam secara garis besar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu memenuhi criteria ketuntasan minimal. Untuk itu perlu segera dilakuakan perbaikan-perbaikan agar kesulitan belajar dapat teratasi.

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa perlu diperhatikan beberapa faktor, baik itu peran guru, peserta didik, lingkungan belajar. Berkenaan penggunaan media pembelajaran sangat berperan dalam peningkatan hasil belajar siswa. Maka penelitian ini diberi judul : “Penggunaan Media Visual Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa, di Kelas IV MI YAPIA Parung’’.

B. Identifikasi Masalah

Bila mengacu pada hasil yang diperoleh siswa pada materi tersebut terlihat jelas bahwa sebagian besar siswa belum menguasai materi yang diajarkan. Untuk itu perlu segera dilakukan perbaikan yang tepat agar kesulitan yang dialami siswa dapat teratasi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi masalah.

a) Rendahnya hasil belajar IPS siswa, pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam tidak memenuhi KKM.

b) Siswa kurang fokus pada materi yang diberikan.

c) Minimnya penggunaan media visual gambar pada proses pembelajaran. d) Minimnya kekreatifan guru dalam membuat dan menggunakan media

visual gambar.

e) Penyampaian materi menggunakan ceramah dan menulis saja. f) Hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran.

g) Penjelasan yang diberikan guru tidak disertai fakta yang dilihat dan dialami siswa sehingga siswa kurang memahami materi yang diberikan h) Masih rendahnya perhatian guru terhadap penggunaan media visual


(19)

i) Penataan kelas yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran j) Guru tidak mengaitkan materi yang diajarkan dengan pengalaman siswa.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Dari sekian banyak permasalahan yang terkait dengan hasil pembelajaran siswa.Untuk mempermudah penelitian ini dan lebih terarah dalam mencapai sasaran maka masalah yang akan diteliti akan dibatasi dengan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Media visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media visual gambar.

2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar bidang kognitif yang diukur melalui tes yang dilakukan setiap akhir siklus.

3. Materi yang digunakan pada pembelajaran ini ialah: Standar Kompetensi;

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan profinsi.

Kompetensi Dasar;

Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan potensi lain di daerah,

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasakan masalah yang sudah dianalisis, maka akan lebih difokuskan untuk mempermudah dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran. Yang menjadi focus dalam perbaikan pembelajaran, yakni, Bagaimana upaya penggunaan media visual gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dikelas IV Madrasah Ibtidaiyah Yapia?

Rumusan yang sudah dibuat ini sengaja difokuskan untuk memudahkan dalam proses perbaikan pembelajaran agar tidak terlalu jauh keluar jalur yang telah ditentukan, untuk itu peneliti memutuskan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


(20)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pembelajaran IPS melalui penggunaan media visual gambar pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru.

a) Dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. b) Guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya. c) Guru menjadi lebih kreatif, karena selalu dituntut untuk melakukan

upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar di kelasnya.

d) Menumbuhkan budaya meneliti. 2. Bagi siswa.

a) Proses pembelajaran lebih menyenangkan. b) Siswa lebih termotifasi

c) Hasil belajar lebih meningkat 3. Bagi peneliti.


(21)

9 BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Kajian Teoritik

1. Hakekat Pendidikan IPS

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum di persekolahan negara lain, khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal dengan social studies di Negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari pakar kita di Indonesia.1

Menurut sapriya, istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1975-an sebagai hasil kesepakat1975-an komunitas akademik d1975-an secara formal mulai digunakan dalam system pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disingkat IPA. Penggunaan istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama disiplin ilmu di universitas.2

Untuk memperoleh gambaran yang luas di bawah ini beberapa pengertian Social studies dan IPS menurut para ahli.

Edgar B Wesley menyatakan bahwa, “Social studies arethe social scienses simplified for faedagogiel purposes in school. The social sciences of geography history, economic, sociology, civics and variouscombination of these subjects.3

A. kosasih Djahiri (1978:2) mengatakan bahwa, “IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip

1

Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h.3 2 Sapriya,

Pendidikan IPS, (Bandung: Laboratorium Pkn UPI Press, 2008), h.6 3


(22)

pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan”.4

Gambar 2.1 Ilmu Pendukung PIPS

AGAMA

FILSAFAT

ILMU-ILMU ALAM ILMU-ILMU SOSIAL HUMANITIS

(NATURAL SCIENCES) (SOCIAL SCIENCES) (HUMANIORA)

PIPS

(SOCIALSTUDIES)

Pada gambar diatas semua disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing.Pada akhirnya semua disiplin ilmu itu berhulu pada ajaran agama.

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPSberkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji system kehidupan masyarakat di permukaan bumi ini dalam konteks manusia sebagai anggota masyarakat.

Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didiknya.Sehingga ruang lingkup pengajaran IPS berbeda pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan

4


(23)

sejarah.Terutama pada masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar tempat peserta didik MI/SD.

Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang perguruan tinggi, semakin dipertajam dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan.

Sama halnya dengan bidang-bidang yang lainnya, tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan pendidikan nasionalpada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya tujuan institusional ini dijabarkan dalam tujuan kurikuler dan tujuan pada mata pelajaranpada setiap bidang studi dalam kurikulum. Termasuk pada bidang studi IPS.

Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut:

1. membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat:

2. membekalai peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisa, dan membekali alternatif pemecahan masalah sosial; 3. membekali peserta didik dalam berkomunikasi dengan sesama warga

masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta keahlian; 4. membekali peserta didik dengan sikap mental yang positif;

5. membekali peserta didik dengan kemampuan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan tuntutan jaman.5

5


(24)

2. Pembelajaran IPS Melalui Media Visual

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Ada beberapa konsep atau definisi media pembelajaran.

Rossi dan Breidle (1966:3) dalam Wina Sanjaya “Media pembelajaran adalah seluruh alat atau bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio atau televisi jika digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.”6

Namun demikian, media bukan satu-satunya penunjang perolehan pengetahuan siswa. Tapi hal-hal lain juga memungkinkan seorang siswa mendapatkan pengetahuan.

Menurut Gerlach dan Elly (1980:244) dalam Wina Sanjaya“A medium, conceived is any person, material or event that is estabilishs condition which

enable the leraner to acquire knowledge, skill, and attitude.”7

Dari dua pengertian di atas maka pengertian yang disampaikan oleh garlach lebih luas pengertiannya dibandingkan dari pengertian sebelumnya.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, media menyaluran pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contoh termasuk video, televisi, komputer, bahan-bahan cetak, dan guru.

Secara tradisional, buku pelajaran, papan tulis dan gambardinding merupakan media pembelajaran visual yang paling sederhana digunakan. Dewasa ini media pembelajaran visual yang paling sering digunakan. Dewasa ini, media pembelajaran telah mengalami perluasan yang amat pesat. Di

6

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 163

7


(25)

samping buku pelajaran, digunakan stensil, foto copy, buku kerja, ensiklopedi, kamus, majalah dan surat kabar. Akhir-akhir ini, juga mulai digunakan media audiovisual yang merupakan hasil dibidang teknologi.

Azhar arsyad mengutif dari AECT (Association of Education andComunication Technology) “media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaian pesan atau informasi”.8

W.S Winkel mengutif pandangan E. De Conte, media pembelajaran dapat diartikan “suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang diguanakan atau di sediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan proses belajar-mengajar, untuk mencapai tujuan,9

Dengan istilah mediator, media menunjukan fungsi atau peranannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaranyang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling modern, dapat disebut media.Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan prilaku terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang dialami sebelumnya. Tingkat pengalaman pemerolehan hasil belajar yang digambarkan oleh Dale (1966) sebagai suatu komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkansiswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan kedalam simbol-simbol (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Digambarkan di bawah ini cara pengolahan pesan oleh guru dan murid.

8Azhar Arsyad,

Media Pebelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3 9


(26)

Gambar 2.2 Pesan Dalam Komunikasi

Pesan diproduksi dengan: Pesan dicerna dan

diinterpretasi dengan: Berbicara, menyanyi, memainkan alat

musik, dsb.

Memvisualisasikan melalui film, foto, lukisan, gambar, model, patung, patung, grafik, kartun, gerakan nonverbal.

Menulis atau mengarang.

< -- > Mendengarkan

< -- > Mengamati

< -- > Membaca

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s cane of Experience (Kerucut Pengalaman Dale) (Dale, 1969). Hasil belajar didapat mulai dari pengalaman langsung (kongkret), sampai kepada verbal (abstrak). Semakin ke atas semakin abstrak media penyampaian itu.

Levie & Levie (1975) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa :

“Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungan fakta dan konsep. Di lain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaranitu melibatkan ingatan yang berurut-urutan (sekuensial)”.10

10


(27)

Abstrak

Lam- Bang

Kata Lambang

Visual Gambar diam, Rekaman radio Gambar Hidup Permanen

Televisi Karyawisata

Dramatisasi

Benda Tiruan/Pengamatan Kongkreat Pengalaman Langsung

Bagan 2.1. Pengalaman Edgar Dale.11

Selanjutnya uraian dalam setiap pengalaman belajar seperti yang telah digambarkan dalam kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan berikut ini.

a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktifitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri apa yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan obyek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi kongkreat sehingga akan menjadi ketepatan yang tinggi.

11


(28)

b. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh dari manipulasi dari keadaan yang sebenarnya. Mempelajari objek tiruan adalah sangat besar manfaatnya, terutama menghindari adanya verbalisme.

c. Pengalaman melalui drama adalah pengalaman yang diperoleh dari situasi yang diciptakan melalui drama. Walaupun siswa tidak mengalaminya akan tetapi siswa akan lebih menghayati berbagai peran yang disuguhkan.

d. Pengalaman melalui demontrasi adalah penyampaian melaui peragaan. Walaupun tidak mengalami dalam dunia nyata akan tetapi siswa dapat melihat dengan peragaan yang dilakukan oleh orang lain.

e. Pengalaman wisata, adalah pengalaman langsung ke tempat obyek wisata. Sehingga siswa dapat mencatat dan bertanya hal-hal yang dikunjungi.

f. Pengalaman melalui pameran. Pameran sifatnya lebih abstrak dari wisata, sebab pengalaman yang diperolehnya sebatas mengamatiwujud benda itu sendiri.

g. Pengalaman melalui televisi. Sehingga melalui televisi siswa dapat melihat atau menyaksikan peristiwa program yang telah dirancang. h. Belajar melalui gambar hidup dan film.

i. Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar. Pengalaman ini lebih abstrak sifatnya dibandingkan dengan pengalaman melalui gambar hidup, karena mengandalkan satu indra saja.

j. Pengalaman melalui lambang-lambang visual gambar, dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas. Siswa dapat lebih mengetahui perkembangan melalui bagan atau lambang visual lainnya. k. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang

sifatnya lebih abstrak. Sebab siswa memperoleh pengetahuan melaui bahasa baik lisan maupun tulisan saja. Kemungkinan terjadinya verbalisme. Oleh sebab itu, sebaiknya penggunaan bahasa verbal sebaiknya disertai dengan penggunaan media lain.


(29)

Berbagai cara dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi media, Rudi dan Bretz (1971) misalnya mengklasifikasikan media kedalam tujuh kelompok media, yaitu:12

1. Media audio visual gerak, merupakan media yang paling lengkap, yaitu menggunakan kemampuan audio visual gerak.

2. Media audio visual diam, merupakan media kedua dari segi kelengkapan kemampuannya karena memiliki semua kemampuan yang ada pada golongan sebelumnya kecuali penampilan gerak.

3. Media audio semi gerak, memiliki kemampuan menampilkan suara disertai garakan titik secara linier, jadi tidak dapat menampilkan gerakan nyata secara utuh.

4. Media visual gerak, memiliki kemampuan seperti golongan pertama kecuali penampilan suara.

5. Media visual diam, mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak dapat menampilkan gerak dan suara.

6. Media audio, media yang hanya memanipulasikan kemampuan-kemampuan suara semata-mata.

7. Media cetak, merupakan media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf angka, dan simbol-simbol verbal tertentu.13

Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan visual dapat memberikan banyak manfaat asal guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan siswa dengan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan moderen saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pembelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:

1. meningatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas; 2. membuahkan perubahan signifikasi tingah laku siswa;

12

Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010),h.201


(30)

3. menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan minat siswa dengan meningkatkan motifivasi belajar siswa;

4. membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa; 5. membuat hasil belajar lebuh bermakna bagi berbagai kemampuan

siswa;

6. mendorong pemanfaatan dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar siswa;

7. memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari;

8. melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan;

9. memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat; 10. meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa

butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.14

Media Pembelajaran menurut Kemp & Daytone (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang jumlahnya. Yaitu :15

1. Memotifasi minat atau tindakan, 2. Menyajikan informasi,

3. Memberi intruksi.

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan tehnik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.

14Azhar Arsyad,

Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2011), h. 23-24 15


(31)

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian besifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan drama, atau tehnik motivasi. Parsitipasi dari siswa diharapkan hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak senang, netral, atau senang.

Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasiyang terdapat dalam media ituharus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun daam bentuk aktivitas pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Disamping menyenangkan media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan siswa.

Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran;

3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tak semata-mata komunokasi verbal melalui kata-kata guru, sehingga siswa tak bosan; 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, seperti mengamati,

melakukan dan lain-lain.16

Encyclopediei of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1. Meletakan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Membuat pembelajaran lebih mantap.

16


(32)

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama pada gambar hidup.

6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemempuan berbahasa.

7. Membantu efesiansi dan keragaman yang lebih baik.17

Media pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai motifator, yakni memiliki pengetahuan, pemahaman, keterampilan, memilih dan menggunakan media serta mengusahakan jika media tersebut tidak tersedia.Sebagai motifator, gurupun menjadi komunikator yang memfasilitasi terjadinya interaksi antarkomponen pembelajaran.Tiga macam yang dapat dilakuan oleh seorang guru dalam merancang dan mendorong terjadinya interaksi secara maksimal di dalam kelas, yaitu mendorong berlangsungnyatingkah laku sosial, mengembangkan interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan lingkungan.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, meningkatkan hasil/ prestasi belajar siswa, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

3. Hasil BelajarIPS dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Belajar merupakan hal yang kompleks, karena definisi atau pandangan seseorang tergantung teori yang dianutnya.Belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap jenjang pendidikan. Berhasil dan tidaknya tujuan pendidikan tergantung kepada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di luar lingkungan luar sekolah.

Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah

17


(33)

proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami, sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita akan berbicara tentang bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.

Oleh karena itubelajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu.18

Senada yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain yakni, “belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan”.19

Good dan Brophy (dalam Ngalim Purwanto), mengatakan:

Learning is the development of new associations as a result of experience”.20

Jadi menurut Good dan Bhrophy yang dimaksud dengan belajar merupakan bukan tingkah laku yang nampak, akan tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru.

Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai para siswa penting diketahui guru, agar guru dapat merancang/mendesain secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Tipe hasil belajar harus nampak dalam tujuan instruksional, sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.

Howard Kingsley (Sudjana, 2004) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3)

18

Benny A. Pribadi, Model Disain Sistem Pendidikan, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h.6 19Syaiful Bahri Jamarah,

Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006), h.10 20


(34)

sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.21

Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas tipe hasil belajar belajar menurut Gagne dan Benyamin Bloom. Sekalipun dalam system pendidikan itu menganut teori yang dikemukaan oleh Benyamin Bloom, Namun ada baiknya dikemuakan pendapat Gagne sebagai bahan perbandingan, sekaligus dapat memperkaya pengetahuan, sebab pendapat keduanya banyak persamaannya. 1. Bentuk Perbuatan belajar

Gagne Berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat pula dilihat dari segi hasil. Dari segi proses, menurut Gagne ada delapan tipe perbuatan belajar, yakni:

a) Belajar signal. Bentuk belajar ini paling sederhana yaitu memberikan reaksi terhadap perangsang.

b) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan yaitu memberikan reasi yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan. c) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-hubungkan

gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan (rangakaian) yang berarti.

d) Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk kata-kata, bahasa, terhadap perangsang yang diterima.

e) Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya.

f) Belajar konsep, yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi tertentu.

g) Belajar kaidah atau belajar prinsip yaitu menghubung-hubungkan beberapa konsep.

h) Belajar memecahkan masalah, yaitu menggabungkan beberapa kaidah atau prinsip, untuk memecahkan persoalan.

21 Nana Sudjana,

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2012), h.22


(35)

Kedelapan tipe di atas, disusun mulai dariyang sederhana sampai kepada yang kompleks. Dengan kata lain mempunyai hubungan hirarki. Belajar ditinjau dari proses, seperti dikemukakan di atas memberikan petunjuk bagaimana belajar itu dilakukan, atau bagaimana terjadinya perbuatan belajar. Bukan petunjuk mengenai hasil belajar yang harus dicapai siswa.

Sedangkan belajar berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran), Gagne mengemukakan ada lima jenis ada lima tipe, yakni

a. Belajar kemahira intelektul (kognitif)

Dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi belajar konsep dan belajar kaidah. Belajar diskriminasi yakni belajar kesanggupan membedakan beberapa objek berdasarkan ciri-ciri tertentu. Untuk itu diperlukan pengamatan yang cermat dan ciri-ciri dan objek itu seperti bentuknya, ukuran, warna, dan lin-lain. Kemampuan membedakan objek dipengaruhi oleh kematangan, pertumbuhan, dan pendidikan.

b. Belajar informasi verbal

Pada umumnya belajar, berlangsung melalui informasi verbal, apalagi belajar di sekolah, seperti membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan, menyatakan pendapat dalam bahasa lisan/tulisan, berkomunikasi, kesanggupan memberi arti setiap kata/kalimat dan lain-lain.

c. Belajar mengatur kegiatan intelektual

Tipe belajar ini menekankan aplikasi kognitif dalam memecahka persoalan. Ada dua aspek penting dalam tipe belajar ini, yakni prinsip pemecahan masalah dan langkah berfikir dalam pemecahan masalah (problem solving).Prinsip pemecahan masalah memerlukan kemahiran intelektual seperti belajar diskriminasi, belajar konsep belajar kaidah, Kemahiran intelektual tersebut pada gilirannyaakan membentuk satu kemampuan intelektual yang lebih tinggi, yakni langkah-langkahberfikir dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain,


(36)

kemampuan memecahkan masalah merupakan aspek kognitif tingkat tinggi.

d. Belajar sikap

Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu apakah berarti atau tidak bagi dirinya.Itulah sebabnya sikap berhubungan dengan pengetahuan, dan perasaan seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat dipandang sebagai kecendrungan seseorang untuk bersikap (predisposisi). Hasil belajar sikap nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian, perubahan perasaanm dan lain-lain. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses belajar.

e. Belajar keterampilan motorik

Belajar keterampilan motorik banyak berhubungan dengan kesanggupan menggunakan gerakan badan, sehingga memiliki rangkaian gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancar. Belajar motorik memerlukan kemahiran intelektual dan sikap, sebab dalam belajar motorik bukan semata-mata hanya gerakan anggota badan saja. Tetapi juga memerlukan pemahaman dan penguasaan akan prosedur yang harus dilakukan.

2. Tipe Hasil Belajar

1. Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif

Adapun tingkatan belajar tipe bidang kognitif, meliputi : a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan yang sifatnya factual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristiahan, pasal, hukum, bab, dan lain-lain.

b. Tipe hasil belajar pemahaman (comprehensip)

Ada tiga tiga macam pemahaman yang berlaku umum ; pertama pemahaman terjemahan, kedua pemahaman penafsiran, dan ketiga pemahaman ekstrapolasi (kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat).


(37)

c. Tipe hasil belajar penerapan aplikasi

aplikasi adalah kesanggupan mengabtraksi suatu konsep, ide, rumus, hokum dalam situasi yang baru.

Misalnya, memecahkan persoalan yang menggunakan rumus. d. Tipe hasil belajar analisis

Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memamfaatkan, unsur tipe hasil yang kompleks, yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

e. Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah lawan analis.Pola berfikir sintesis adalah berfikir divergen sedangkan pola berfikir analis adalah konvergen.

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya.Tipe hasil belajar ini yang paling tinggi.

2. Tipe Hasil belajar Bidang Afektif

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar.Tingkatan tersebut dimulai dari tingkata yang sederhana sampai tingkatan yang paling kompleks.22

a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang dari diri siswa.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus tadi. c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai, kesepakatan terhadap nilai tersebut.

22


(38)

d. Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan yang lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

3. Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotrik

Hasil belajar bidang psikomotoriktampak dalambentuk keterampialan (skill), kemampuan bertindak indvidu.Ada 6 tingkatan keterampilan, yakni :

a. Gerakan reflek

b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e. gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai keterampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekpresif dan interpretatif.23

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upayabelajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

23


(39)

siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.24

Berfikir oleh Jalaludin Rakhmat (1985:86) dibagi dalam dua macam, yakni berfikir utistik (autistic) atau disebut juga dengan berhayal, dan berfikirrealistik (realistic), atau disebut juga denganberfikir dalam rangka menyesuaikan dengan dunia nyata.25

Dalam kebanyakan usaha pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan guru adalah berusaha untuk membawa para siswanya kepada pemahaman yang realistis. Dengan demikian, pemanfaatan media dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan daya nalar siswa.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Skrifsi Tutik Nuryati mahasiswa Universitas Negeri Surabaya judul penelitiannya “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDNUjung VIII Surabaya. Penelitian dilakukan karena nilai hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas IV SDN Ujung VIII/33 Surabaya pada semester I tahun ajaran 2012-2013 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN Ujung VIII/33 Surabaya. Tujuan peneliti melakukan PTK dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPS adalah untuk membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan setiap siklus terdapat tiga tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta refleksi. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru, data aktivitas siswa, dan data hasil belajar siswa setelah menggunaan media gambar.

24 Muhibbinsyah,

Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h.129 25


(40)

Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi untuk mengukur aktivitas guru dan siswa, sedangkan untuk hasil belajar siswa menggunakan alat evaluasi yang berupa tes tertulis yang dilakukan peneliti dan dua observer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 62,5%, siklus II sebesar 68,18%, dan siklus III sebesar 83,33%. Pada aktivitas siswaselama proses pembelajaran yaitu siklus I sebesar 60,4%, siklus II sebesar 70,45%, dan siklus III sebesar 83,33%.Sedangkan pada hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I sebesar 61,34% dengan ketuntasan belajar 44%, siklus II sebesar 67,24% dengan ketuntasan belajar 60%, dan siklus III sebesar 77,2% dengan ketuntasan belajar 84%. hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar sangat efektif apabila diterapkan pada siswa kelas IV SDN Ujung VIII/33 Surabaya, khususnya pada mata pelajaran IPS dengan materi jenis-jenis sumber daya alam, persebaran sumberdaya alam, dan pemanfaatan sumber daya alam. Dengan demikian penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa sehingga kualitas pembelajaran meningkat.

2. Skripsi Rohanah dari Universitas Pendidikan Indonesia Purwakarta, dengan judul skripsinya “Penggunaan Media Gambar Pada Pembelajaran IPS Tentang Peninggalan Sejarah Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Di Kelas V SDN Waringin Jaya 01”.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas belajar siswa yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan proses pembelajaran IPS yang masih menggunakan pendekatan pembelajaran tradisional serta tidak adanya media sebagai alat bantu penyampai pesan pada setiap materi pembelajaran. Mengacu pada permasalahan tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini “Bagaimanakah penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS tentang peninggalan sejarah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Waringinjaya 01?” Landasan konseptual yang mendasari penelitian ini meliputi, hakikat Pembelajaran IPS di SD, Pentingnya media


(41)

pembelajaran, dan hasil belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Tindakan Kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas 3 siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu:perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diambil dari siswa kelas V SDN Waringinjaya 01 dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang terdiri atas 10 orang laki-laki, dan 18 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. 2) hasil belajar siswa sesudah menggunakan media gambar lebih baik dari pada sebelum menggunakan media gambar. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I mencapai 65,07 meningkat menjadi 70.09 pada siklus II, dan menjadi 75 pada siklus III. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Waringinjaya 01 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Penggunaan Media Gambar dan Hasil Belajar.

3. Pada penelitian yang lain juga seorang mahasiswa Al Karimiyah yakni Zaenal Muttaqin telah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), pada siswa kelas VI dalam kaitannya penggunaan media visual dalam pembelajaran IPS, untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S I), dapat meningkatkan aktifitas dan hasil pembelajaran yang baik.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dengan rancangan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 23 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah lemba observasi dan tes pada akhir pada setiap tes.Walaupun penelitian yang ia lakukan masih terdapat kelemahan mengenai penggunaan media yang ia pakai tidak secara jelas bagaimana aplikasinya dalam pelaksaan


(42)

pembelajaran, setidaknya kami sebagai peneliti dapat menunjukan secara spesifik tentang penggunaan media apa yang dilakukan dan aplikasinya dalam pembelajaran. Sehingga pada akhirnya dapat menunjukkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakannya adalah, terdapat peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan penggunaan media visual gambar, pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam di kelas IV MI Yapia Parung.


(43)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI YAPIA Parung, pada siswa kelas IV tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan Juni 2014 di Parung-Bogor.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan. Perencanaan tindakan ini mempunyai langkah-langkah yang diperkenalkan pertama kali oleh Kurt Lewin dalam Rido Kurnianto, dkk (2009:5-12) yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu (1) perencanaan (Planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).1

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral.Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus.Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya.

Sebelum melakukan PTK, peneliti melakukan observasi awal untuk (1) menetukan masalah; (2) melakukan identifikasi masalah; (3) menentukan “batasan masalah”; (4) menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya masalah; (5) merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan “hipotesis-hipotesis tindakan”

1


(44)

pemecahan masalah ; (6) menentukan pilihan “hipotesis tindakan” pemecahan masalah; (7) merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK. Kemudian langkah selanjutnya adalah,

Pertama, menyusun rencana (planning). Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah (1) membuat Rencana Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (2) mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas; (3) mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisa data mengenai proses dan hasil tindakan.

Kedua, melaksanakan tindakan (acting). Pada tahapan ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Ketiga, melaksanakan pengamatan (observing). Pada tahapan ini yang harus dilakukan peneliti adalah (1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran; (2) Memantau diskusi/kerja kelompok; (3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

Keempat, melakuan refleksi (reflecting). Pada tahapan ini, yang harus dilakukan oleh peneliti adalah (1) mencatat hasil observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil pembelajaran; (4) mencatat kelemahan-kelemahan yang dijadikan bahan rancangan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK itu tercapai.


(45)

Gambar 3.1 Disain Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin2

Identifikasi Masalah

Perencanaan (Planning)

Refleksi Tindakan

(reflecting) (acting) Siklus 1

Observasi (observing)

Perencanaan Siklus II ulang

dan seterusnya

Penelitian yang menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut.

1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pembelajaran;

2. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti para dosen dan guru agar lebih aktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran;

2


(46)

3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktifitas meneliti para dosen dan guru, khususnya dalam mensolusi masalah-masalah pembelajaran;

4. Meningkatkan kolaborasi antar dosen-guru dalam memecahkan masalah pembelajaran.

C. Subjek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor sebanyak 30 orang siswa terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

2. Partisipan dalam Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah rekan sejawat peneliti sebagai observer yang secara kolaboratif membantu melakukan penelitian dan pengamatan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti utama dan membuat perencanaan, melaksanakan dan mengamati serta merefleksi jalannya proses pembelajaran yang difokuskan pada peningkatan hasil belajar IPS konsep kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam, menggunakan media visual gambar pada kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor. Pada saat berlangsung, peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran. Dalam Hal ini peneliti ditemani oleh teman sejawat.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Berikut ini adalah gambaran umum mengenai rencana dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam keseluruhan penelitian tindakan kelas. Adapun tahapan intervensi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.


(47)

Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan

No SIKLUS KEGIATAN

1 Siklus I Perencanaan (Planning)

a. Penulis melakuakan analisis terhadap fungsi dan manfaat hasil pembelajaran.

b. Membuat pedoman wawancara, pedoman observasi, menyiapkan alat dokumentasi dan catatan lapangan.

c. Menyiapkan lembar pengamatan yang diberikan kepada siswa untuk diisi.

d. Mencatat tingkat hasil belajar IPS.

e. Peneliti berperan sebagai penilai mengenai hasil belajar IPS.

f. Menentukan waktu untuk mengamati hasil belajar IPS.

Pelaksanaan (Acting)

a. Peneliti mengumpulkan siswa dan memberikan penjelasan tentang pentingnya dan manfaat hasil belajar IPS.

b. Melaksanakan wawancara, melihat dan mendokumentasikan kegiatan siswa.

c. Peneliti membagikan daftar isian siswa menyangkut pelaksanaan pembelajaran. . d. Mengumpulkan daftar isian siswa menyangkut

pelaksanaan pembelajaran.

e. Peneliti menilai dan mengevaluasi tentang hasil belajar IPS dan pembelajaran.

f. Setelah melakukan kegiatan di atas selanjutnya dilakukan pembelajran.


(48)

No SIKLUS KEGIATAN Pengamatan (Observing)

a. Situasi kegiatan. Dalam hal ini peneliti mengamati mengenai hasil belajar IPS dan pembelajaran.

Refleksi (Reflecting)

Peneliti tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagian besar siswa memiliki hasil belajar IPS sesuai yang diharapkan.

2 Siklus II Perencanaan (Planning)

a. Menentukan waktu untuk mengumpulkan hasil belajar siswa yang belum tercapai hasil belajarnya.

b. Menyiapkan kembali materi untuk memberikan penjelasan mengenai fungsi dan manfaat hasil pembelajaran IPS pada siklus I.

c. Menyiapkan pedoman wawancara kepada kepala sekolah mengenai hasil pembelajaran IPS. Pelaksanaan (Acting)

a. Peneliti melihat kembali hasil pembelajaran pada siklus I

b. Penulis melakukan wawancara kepada informan mengenai hasil belajar IPS.

c. Selanjutnya peneliti melaksanakan pembelajaran.

Pengamatan (Observing)

Peneliti selanjutnya melakukan pengamatan terhadap aktifitas dan perhatian sekolah dalam


(49)

rangka meningkatkan hasil pembelajaran. Refleksi (Reflecting)

Peneliti selanjutnya melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II, selanjutnya mengadakan rencana untuk siklus selanjutnya, jika belum ada peningkatan yang signifikan.

F. Hasil Intervensi Yang Diharapkan

Adanya keberhasilan tiap siklus pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dinyatakan dengan menggunakan analisis yang bersifat naratif, sedangkan data kuantitatif dinyatakan dalam angka rata-rata perolehan hasil belajar siswa. Kriteria atau ukuran hasil belajar IPS siswa, pencapaian tujuannya dilihat dari hasil yang dicapai anak. Jika 75% anak sudah mencapai nilai KKM yakni (70), maka penelitian sudah dikatakan berhasil.

Apabila target 75% belum tercapai maka perlu dilakukan observasi ulang untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini dilakukan sampai tercapai tujuan. Penentuan keberhasilan disesuaikan dengan instruman yang telah ditentukan.

G. Data dan Sumber Data

Data yang didapatkan terdiri dari:

1) Data hasil yang didapatkan berupa data hasil tes siswa.

2) Alat penilaian yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS. 3) Lembar format pengamatan.

4) Hasil wawancara.

5) Foto sebagai dokumentasi belajar siswa.

Sumber data penelitian adalah peneliti sendiri yang melaksanakan penelitian dan siswa kelas IV MI YAPIA Parung.


(50)

H. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS yang di gunakan adalah berupa tes obyektif.

a) Defenisi Konseptual.

Hasil belajar siswa merupakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa dalam segiafektif, kognitif, dan psikomotorik.

b) Defenisi Operasional.

Hasil belajar siswa setelah mengisi instrument berguna untuk mengukur hasil belajar yang terdiri dari indikator.

1) Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerahnya. 2) Menjelaskan manfaat sumber daya alam di daerahnya.

3) Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang ada di daerahnya.

4) Menunjukan tempat sumber daya alam pertanian, kelautan, mineral danenergi.

5) Menjelaskan perlunya melestarikan sumber daya alam. 6) Menunjukkan tempat kegiatan ekonomi di daerahnya. 7) Mengelompokkan sumber daya alam di daerahnya.

I. Tehnik Pengumpul Data

Tehnik pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan diskusi.

1) Tes setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar.

2) Observasi berupa instrumen pengamatan aktifitas guru dan siswa.

3) Wawancara, untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan penggunaan media pembelajaran yang digunakan peneliti.

4) Catatan lapangan berupa hasil pengamatan kemudian dianalisa.

5) Dokumentasi terdiri dari foto-foto tentang proses belajar mengajar dengan menggunakan media yang digunakan peneliti.


(51)

Gambar 3.2 Rancangan Disain Tindakan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS menggunakan Media Visual

Perencanaan Tindakan siklus satu Menyusun RPP Mengelola Kelas

Membagikelompok Membagimateri

Menugaskansiswamembaca Siswa mengerjakan tugas

Refleksi

Menganalisis temuan-

kegiatan pembelajaran,- Observasi

diperlukan dilanjutkan ke Mengadakan pengamatan

siklus berikutnya proses pembelajaran

Perencanaan siklus dua Tindakan

Permasalahan baru hasil- Memperbaiki kompetensi Refleksi siklus I yang belum tercapai pada

siklus I

Refleksi Observasi

Menganalisis hasil temuan- Mengadakan pengamatan Padakegiatan pembelajaran proses pembelajaran

Lanjut ke siklus berikutnya bagi kompetensi yang belum tercapai

Dalam perencanaan penelitian ini terdiridari kegiatan menentukan target kompetensi, mendisain pembelajaran, mendisain alat tes, dan membuat media pembelajaran.


(52)

J. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Adapun rancangan tindakan penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut: 1. PelaksanaanTindakan

a. Tes Pra Siklus (Pre Assessment) ,dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan kelas, bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa, hasilnya dapat dibandingkan pada perolehan hasil tes siklus kesatu dan siklus kedua.

b. Pelaksanaan siklus pertama.

c. Tindak lanjut pembelajaran siklus kesatu yaitu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan proses dan hasil pembelajaran. Hasil identifikasi digunakan untuk merencanakan pembelajaran siklus kedua.

d. Siklus kedua dilaksanakan untuk mencapai target yang belum tercapai pada siklus pertama.

2. Observasi/Pengamatan

Observasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Observasi ialah car-cara atau metode menganalisis dan mengadakan percatatan secara sistematis mengenal tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”3

Cara atau metode tersebut dapat juga menggunakan tehnik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, cheklist, atau daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besarnya teknik observasi dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:

1. Observasi yang direncanakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko atau daftar isian yang tersusun, dan di dalamnya telah tercantum aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu penelitian.

2. Observasi yang tidak direncanakan, pada umumnya pengamat belum tahu sebelumnya apa yang harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwa tidak terduga sebelumnya. Misalnya pengamatan ketika murid-murid sedang bermain waktu

3


(53)

istirahat, atau ketika murid-murid sedang mengerjakan suatu mata pelajaran tertentu.

a. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan media visual.

b. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh teman sejawat. Peneliti sebagai pengamat pertama mencatat apa yang dilihat, didengar, selama proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk catatan lapangan.

3. Refleksi

a. Menganalisis hasil tindakan, seberapa jauh tingkatan perubahan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan.

b. Mengkaji keberhasilan siswa sebagai persiapan tindakan selanjutnya.


(54)

42 BAB IV

DESKRIFSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, HASIL OBSERVASI, DAN HASIL BELAJAR

A. Deskrifsi Pelaksanaan Pembelajaran 1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu

a) Tahapan Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, berupa:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2) Buku penunjang kegiatan pembelajaran, LKS 3) LCD, laptop, atlas

4) Media gambar yang menunjang kegiatan pembelajaran

5) Menyiapkan alat evaluasi dan mempersiapkan instrument penelitian berupa instrument observasi kegiatan guru, siswa, dan hasil belajar.

b) Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan pelaksanaan peneltian tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakanpada tanggal 2 April dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 April 2014, alokasi waktu untuk setiap kali pertemuan yakni 2 X 35 menit.

1) Pertemuan Pertama Siklus I Kegiatan Awal

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran memuat pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir,menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni: Materi Pokok yakni;


(55)

Aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya.

Pada langkah selanjutnya yakni pemberian ice breaking diberikan kepada siswa, bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan kebekuan situasi, agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Nyiur Melambai’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah.

Kegiatan Inti

Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru, siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengamati tampilan yang di sajikan menggunakan alat infocus, mengenaisumber daya alam dan potensi lain yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat baik yang di daratan atau perairan.

Photo kegiatan siswa mengamati slide atau gambar-gambar

Pada tahap kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang sumber daya alam yang ada di sekitar tempat tinggalnya, yang


(56)

mendukung kegiatan ekonomi itu berlangsung. Penjelasan materi yang diberikan kepada siswa melalui penjelasan yang menggunakan alat infokus, serta digunakannya slide-slide gambar sumber daya alam Indonesia dan jenis-jenis sumber daya alam yang ada..Dalam penjelasan materi guru sesekali bertanya jawab dengan siswa.

Akhir penjelasan materi yang telah diberikan guru, selanjutnya memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk berdiskusi yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Pada pelaksanaan kegiatan diskusi guru berkeliling mengamati kegiatan diskusi kelompok berlangsung, dan menanyakan kesulita-kesulitan apa yangdialami selama proses diskusi kelompok. Setelah selesai kegiatan diskusi kelompok ini, siswa menampilkan hasil diskusi masing-masing kelompok di depan teman kelompok lain dan guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum ia pahami, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan penguatan, dan dan reward kepada siswa.


(57)

Kegiatan Akhir

Kegiatan penutup penyimpulan materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung, guru beserta siswa mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap materi yang telah siswa terima. Pemberian tugas rumah diberikan oleh guru kepada siswa sebagai daya dorong kepada siswa agar mau meluangkan waktunya belajar dirumah dan penambahan pengetahuan yang ia miliki. Sebagai langkah akhir pada kegiatan ini adalah guru memberitahukan pembelajaran yang akan berlangsung pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

2). Pertemuan Kedua Siklus I

Proses pembelajaran siklus satu pada pertemuan kedua ini, dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014.

Kegiatan awal

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran memuat pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir, menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni:

Materi Pokok:

Aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya.

Tujuan Pembelajaran:

- Siswa dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di daerahnya.

- Siswa dapat menjelaskan perlunya usaha melestarikan sumber daya alam.

Untuk memecahkan susasana kekakuan belajar maka diberikanlah ice breaking. Ice breaking diberikan kepada siswa, bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan memecahkan kebekuan situasi,


(58)

agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Bukan lautan tapi kolam susu’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah.

Photo kegiatan ice breking

Kegiatan inti

Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru, siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengamati tampilan yang di sajikan, pemampaatan sumber daya alam baik dibidang pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, kelautan, pariwisata, dan bentuk pelestarian sumber daya alam.

Pada tahap kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang pemampaatan sumber daya alam dan bagaimana agar tetap lestari..Penjelasan materi yang diberikan kepada siswa melalui penjelasan yang menggunakan alat infokus, serta digunakannya slide-slidegambar sumber daya alam, pemanfaatan sumber daya alam,


(59)

penyebab kerusakan sumber daya alam, serta langkah-langkah pelaksanaan pelestarian sumber daya alam.

Akhir penjelasan materi yang telah diberikan guru, selanjutnya siswa diajak membentuk kelompok-kelompok. Tiap kelompok diberi tugas menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Pada pelaksanaan kegiatan diskusi guru berkeliling mengamati kegiatan diskusi kelompok berlangsung, dan menanyakan kesulita-kesulitan apa yang dialami selama proses diskusi kelompok. Setelah selesai kegiatan diskusi kelompok ini, siswa menampilkan hasil diskusi masing-masing kelompok di depan teman kelompok lain dan guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum ia pahami, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan penguatan, dan dan reward kepada siswa.

Pemberian tugas test (post test) diberikan setelah kegiatan diskusi, hal ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami, mengingat apa yang telah dipelajari. Tugas post test diberikan sebagai tugas individu untuk mengukur kemampuan masing-masing siswa.

Kegiatan akhir

Kegiatan penutup penyimpulan materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mencatat hal-hal penting tentang manfaat dan melestarikan sumber daya alam. Guru beserta siswa mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap materi yang telah siswa terima. Sebagai langkah akhir pada kegiatan ini adalah guru memberitahukan pembelajaran yang akan berlangsung pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.


(60)

C. Tahap Observasi

Pada tahap observasi pelaksanaan pembelajaran siklus satu, pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dapat terlaksana dengan baik. Walaupun hasil yang diharapkan belum maksimal, dari aktifitas siswa dapat dilihat beberapa kelemahan yang harus dijadikan bahan perbaikan yakni:

1) Siswa kurang termotivasi terhadap pelaksanaan pembelajaran 2) Pada saat penayangan slide gambar siswa banyak siswa yang

asik bermain

3) Pada kegiatan diskusi masih banyak siswa yang mengobrol 4) Siswa kurang berani bertanya, dan menjawab pertanyaan yang

diajukan

D. Tahap Refleksi

Pada tahapan refleksi pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus satu dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada pelaksanaan pembelajaran yang menjadi acuan untuk pelaksanaan tindakan, yakni:

1) Perlu pemberian ice breaking sebagai pemberian motivasi siswa

2) Pada saat penayangan slide gambar disertai penjelasan dan tanya jawab yang lebih menarik sehingga siswa lebih fokus saat berlangsung pembelajaran

3) Pada saat kegiatan diskusi peneliti memberikan arahan yang lebih maksimal

4) Peneliti mengadakan tanya jawab tentang apa yang menjadi kesulitan pada saat diskusi


(61)

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II a) Tahapan Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, berupa:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2) Buku penunjang kegiatan pembelajaran, LKS 3) LCD, laptop, atlas

4) Media gambar yang menunjang kegiatan pembelajaran

5) Menyiapkan alat evaluasi dan mempersiapkan instrument penelitian berupa instrument observasi kegiatan guru, siswa, dan hasil belajar.

b) Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus dua ini pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 April dan tanggal 30 April 2014 pertemuan kedua. Adanya kelemahan dalam proses pembelajaran siklus satu menjadi dasar perbaikan proses pembelajaran siklus dua ini. Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menunjang kegiatan pembelajaran.

1) Pertemuan Pertama Siklus II Kegiatan Awal

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran memuat pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir, menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni:

Materi Pokok:


(62)

Tujuan Pembelajaran:

- Siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah tempat tinggalnya.

- Siswa dapat menunjukkan tempat kegiatan ekonomi yang ada di daerahnya.

Pada langkah selanjutnya yakni pemberian ice breaking diberikan kepada siswa, bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan kebekuan situasi, agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Bukan lautan tapi kolam susu’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah.

Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru, siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengenai kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar tempat ia tinggal, suasana pasar dan kegiatan ekonomi masyarakat dekat dimana ia tinggal. Seperti sopir angkot mengangkut penumang, guru mengajar di kelas, buruh bekerja di pabrik, petani mencangkul di sawah. Memberikan kesempatan bertanya-jawab kepada siswa dalam penjelasan materi ketika berlangsung pembelajaran. Sehingga tercipta suasana belajar lebih interaktif.

Kegiatan Inti

Pada langkah kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang sumber daya alam yang ada di sekitar tempat tinggalnya, yang mendukung kegiatan ekonomi itu berlangsung. Penjelasan materi yang diberikan kepada siswa melalui penjelasan yang menggunakan alat infokus, serta digunakannya slide-slide, gambar kegiatan ekonomi sekitar tempat tinggal, dan tempat-tempat kegiatan ekonomi


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis kesulitan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor

2 71 82

Penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas III di Mi Miftahul Hidayah Pondok Gede Kota Bekasi

1 12 0

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 4 BRANTI RAYA

0 18 16

PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 03 JATIPURO Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Iv SDN 03 Jatipuro Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 14

PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 03 JATIPURO Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Iv SDN 03 Jatipuro Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 15

Penggunaan Media Visual Gambar Dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa.

0 3 47

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH BOGOR WONOSARI GUNUNGKIDUL.

1 2 176

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GEDONGKIWO YOGYAKARTA.

0 1 150

Penggunaan Media Visual Gambar Dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa - repository UPI S IPS 1005860 Title

0 0 4

Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajar IPS di Kelas IV SD Inpres Dongkas

0 0 10