HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK NEGERI 8 BANDUNG.

(1)

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH……….... ii

ABSTRACT………... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Penjelasan Istilah ... 7

H. Lokasi Penelitian ... 8

I. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 11

A. Tinjauan Tentang Persepsi ... 11

1. Pengertian Persepi ... 11

2. Proses Terjadinya Persepsi ... 12

3. Fungsi dan Sifat-sifat Dunia Persepsi……… ... 17

4. Pengukuran Persepsi ... 18

5. Intuisi ... 19

6. Hukum-hukum Gestalt……….. 19

B. Tinjauan Tentang Kinerja Guru ... 21

1. Pengertian Kinerja Guru ... 21

2. Penilaian Kinerja……….. ... 22

3. Peranan Guru………. 22

4. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja……… ... 25

C. Standarisasi Kompetensi Guru ... 27


(2)

b. Kompetensi Paedagogik………... 30

c. Kompetensi Profesional………. ... 31

d. Kompetensi Sosial……… ... 31

D. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar Siswa……… ... 32

1. Pengertian Belajar……… ... 32

2. Jenis-jenis Belajar……….……… 33

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar……… ... 35

4. Pengertian Motivasi………... 35

5. Kebutuhan Teori Tentang Motivasi………. ... 37

6. Fungsi Motivasi Dalam Belajar………. 39

7. Macam-macam Motivasi………. ... 39

8. Pengukuran Motivasi………. 40

E. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa ... 42

F. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK)……….. 43

1. Tinjauan Mata Pelajaran ... 43

2. Bahan Mata Pelajaran ... 43

G. Asumsi... ... 44

H. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….… 46

A. Metode Penelitian ... 46

B. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 47

1. Variabel Penelitian ... 47

2. Paradigma Penelitian ... 48

C. Data dan Sumber Data Penelitian ... 49

1. Data Penelitian ... 49

2. Sumber Data Penelitian... 50

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

1. Populasi Penelitian ... 51

2. Sampel Penelitian... 51

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 52

1. Teknik Pengumpulan Data ... 52

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 54


(3)

G. Teknis Analisis Data ... 59

1. Langkah-langkah Analisis Data ... 59

2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor……… 60

3. Uji Normalitas……… ... 61

4. Analisis Linearitas dan Keberartian Regresi……….. ... 63

5. Analisis Korelasi………. ... 67

6. Pengujian Hipotesis………. ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… . 73

A. Pengujian Instrumen ... 73

B. Deskripsi Data ... 74

1. Data Variabel X ... 74

2. Data Variabel Y ... 75

C. Analisis Data ... 77

1. Uji Normalitas ... 77

2. Uji Linieraitas ………. ... 78

3. Analisis Korelasi ... 80

4. Pengujian Koefisien Determinasi……….. 81

5. Pengujian Hipotesis ... 82

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….. 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Rekomendasi ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN –LAMPIRAN……….. 90

RIWAYAT HIDUP……… 164

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Skala Jawaban Angket Pada Skala Likert ... 55

3.2 Harga Reliabilitas Instrumen ... 59

3.3 Distribusi Frekuensi ... 62

3.4 Analisis Varians (ANAVA) ... 65


(4)

4.3 Analisis Varians (ANAVA) Regresi ... 78

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Foto SMKN 8 Bandung ... 9

1.2 Foto SMKN 8 Bandung ... 9

2.1 Variabel Psikologis diantara Rangsangan dan Tanggapan ... 13

2.2 Proses Terjadinya Persepsi ... 14

2.3 Faktor Konstektual ... 26


(5)

3.3 Foto Kegiatan Belajar Mengajar………. ... 53

3.4 Foto Kegiatan Belajar Mengajar………. ... 53

4.1 Diagram Batang Distribusi Variabel X ... 75

4.2 Diagram Batang Distribusi Variabel Y ... 76

4.3 Diagram Pencar Variabel X dan Y ... 80

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Lampiran 1 ... 90

Kisi-Kisi Instrumen ... 91

Instrumen Penelitian ... 95

Lampiran 2 ... 102

Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Variabel X…..…… 103

Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Variabel X……….. 104

Tabel Uji Validitas Angket Variabel X….………….……… 105

Tabel Uji Validitas Angket Variabel Y.………….………… 107


(6)

Uji Validitas Variabel Y………..……… 114

Uji Reliabilitas Variabel X………..…… 115

Uji Reliabilitas Variabel Y………..…… 116

Perhitungan Konversi Z Skor Dan T Skor……… 119

Uji Normalitas……… 123

Uji Linieritas………..…… 133

Uji Hipotesis………..…… 146

Lampiran 3 ... 148

Foto Dokumentasi ... 149

Lembar Bimbingan………. 151


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah tenaga pengajar yang harus mempunyai dasar-dasar ilmu kependidikan, tujuan dan karakteristik tertentu. Guru memiliki tugas untuk mengajar, sebagai mentor dan rekan siswa di dalam proses belajar mengajar. Kinerja guru berarti kinerja, yang berarti prestasi, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja. Jadi penampilan guru merupakan kemampuan kerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Guru sangatlah berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran, di samping itu siswa juga ikut berperan selama proses belajar mengajar. Guru memiliki tugas untuk menyampaikan materi kepada siswa, oleh karena itu guru harus bisa menyampaikan materi tersebut dengan jelas supaya siswa mengerti. Cara manyampaikan materi bisa dengan apa saja, seperti menggunakan metode ceramah, power point ditambah dengan ceramah, maupun animasi, sehingga dalam penyampaian materi guru dapat memotivasi siswa untuk belajar menjadi tinggi.

Performansi diterjemahkan menjadi kinerja, yang berarti prestasi kerja atau pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja. Jadi performansi guru merupakan kemampuan atau penampilan kerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.


(8)

Pelaksanaannya guru dituntut untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya, sehingga siswa dapat dengan mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Para siswanya juga demikian, di mana posisi mereka sebagai objek langsung dari proses belajar mengajar, sehingga mereka dapat secara langsung mengamati guru atau pengajar.

Guru merupakan kunci bagi peningkatan mutu pendidikan, di mana untuk meningkatkan mutu pendidikan harus disertai dengan peningkatan mutu guru juga, yang salah satu caranya guru terbuka dan menerima penilaian siswa terhadap performansinya dalam mengajar. Kondisi seperti ini membuat bervariasinya kinerja guru selama proses belajar mengajar berlangsung sesuai dengan keinginan dan kemampuan gurunya sendiri dengan tetap untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar. Berkenaan dengan proses tersebut dimana guru sebagai tenaga pengajar dengan siswa sebagai yang diajar harus terjadi kesinambungan diantara keduanya.

Perhatian juga memiliki dan mengarahkan rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau. Perhatian dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau ukuran, kontras, pengulangan dan gerakan, sedangkan faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu seperti motivasi, kesediaan dan harapan.

Permasalahan yang penulis temukan setelah mengikuti PLP (Program Latihan Profesi) di SMK Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010, adalah motivasi belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat disebabkan dari


(9)

berbagai faktor, salah satunya adalah kinerja guru yang diterapkan guru selama proses belajar mengajar. Kinerja guru yang dilakukan oleh guru membuat suasana cenderung membosankan dan turunnya motivasi siswa untuk belajar, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri.

Faktor lainnya adalah lingkungan sekolah. Faktor sekolah juga berperan penting, karena apabila siswa itu nyaman berada di sekolah terutama di kelas maka siswa tersebut akan termotivasi karena rasa nyaman itu sendiri. Keadaan kelas di SMK Negeri 8 adalah standar dan mungkin harus lebih dijaga lagi kebersihan dan prasarananya.

Survei pendahuluan yang penulis lakukan pada saat PLP di SMK Negeri 8 Bandung ketika guru sedang mengajar, kebanyakan murid kurang memperhatikan apa yang guru utarakan. Banyak diantaranya yang melamun dan membuat diskusi di dalam diskusi atau bisa dibilang mengobrol dengan teman sebelahnya, tidur-tiduran dan hanya beberapa siswa saja yang serius memperhatikan materi yang diajarkan guru. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa cenderung asik melakukan kegiatan mereka sendiri ketika mereka merasa bosan dan jenuh dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh kinerja guru di mana dalam penyampaiannya kurang menarik, dan bervariasinya kinerja guru selama proses belajar-mengajar berlangsung sesuai dengan keinginan dan kamampuan gurunya sendiri, sehingga motivasi siswa juga kurang dan suasana belajar menjadi membosankan.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru terhadap


(10)

motivasi belajar siswa pada salah satu mata pelajaran yang dipelajarinya, dengan judul: “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 8 Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah perlu dibuat untuk memperjelas kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang timbul dari penelitian ini. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya sebagian siswa yang diduga kurang menyukai kinerja guru dalam mengajar.

2. Adanya indikasi bahwa kinerja guru akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa.

3. Adanya indikasi bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan masih kurang.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan supaya sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah yang menjadi ruang lingkup penelitian. Adapun aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:


(11)

1. Persepsi siswa yang akan diteliti adalah persepsi tentang kinerja guru yang akan mendukung dalam proses belajar mengajar, seperti pendapat, ide-ide dan keyakinan.

2. Penelitian kinerja guru meliputi kompetensi guru yang terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi paedagogik, kompetensi prosfesional, dan kompetensi sosial.

3. Objek Penelitian adalah siswa kelas X TSM 1 SMK Negeri 8 Bandung pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan .

4. Penelitian motivasi belajar siswa, dibatasi pada faktor-faktor instrinsik, yaitu yang datang dari dalam diri dan motivasi ekstrinsik, motivasi yang datang dari luar (lingkungan).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, permasalahan penelitian perlu dirumuskan secara jelas dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

“Bagaimanakah Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 8 Bandung?”.


(12)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja guru, mengenai hubungannya dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan.

Secara khusus tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui gambaran bagaimana kinerja guru dalam mengajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan.

2. Mengetahui gambaran tentang motivasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan.

3. Mengetahui seberapa besar hubungan antara kinerja guru dengan motivasi belajar siswa Dasar Kompetensi Kejuruan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak guru pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dapat memacu untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif.

2. Bagi pihak SMK Negeri 8 Bandung sebagai masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa, khususnya kinerja guru dalam mengajar. 3. Bagi siswa SMK, sebagai pemacu dan motivasi akan manfaat belajar untuk


(13)

4. Bagi penulis, mendapatkan pengalaman baru untuk lebih meningkatkan semangat penelitian yang lainnya dan sebagai bahan untuk mempelajari ilmu yang lainnya.

G. Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian dan memudahkan pemahaman terhadap ungkapan yang dimaksud perlu dijelaskan istilah-istilahnya. Berikut ini dikemukakan penjelasan istilah dari masing-masing istilah tersebut, yaitu:

1. Hubungan secara bahasa artinya sangkutan, terdapat sangkut paut, terdapat keterkaitan. Hubungan dalam penelitian ini diartikan sebagai keterkaitan antara variabel, yaitu persepsi siswa tentang kinerja guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 8 Bandung menggunakan metode deskriptif analitik.

2. “Persepsi merupakan pemaknaan hasil pengamatan” (Yusuf dalam Sobur A, 2003: 446). Persepsi dalam penelitian ini diartikan sebagai proses pemaknaan informasi yang diterima siswa lewat panca indera dan akan lebih bermakna jika siswa memiliki ide, harapan, kreativitas dan lain sebagainya dalam proses belajar mengajar di sekolah.

3. Kinerja atau “performance” adalah penampilan kerja yang diperlihatkan

pegawai dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Penulis mengukur kinerja guru melalui kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.


(14)

4. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang baik sadar atau tidak sadar, untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Jadi, motivasi timbul dengan sendirinya dan tidak bisa dipaksakan begitu saja. Motivasi belajar ini dapat dilihat dari motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang datang dari individu itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul dari luar individu (lingkungan). Melalui pengukuran motivasi, dapat dilihat seberapa besar motivasi siswa dalam belajar agar tujuan belajarnya dapat tercapai.

H. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian dilakukan oleh penulis, yaitu di SMK Negeri 8 Bandung yang beralamat di Jalan Kliningan No.31 Bandung 40264, Tlp. (022)7304438. Kurikulum yang dipakai di SMK Negeri 8 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. SMK Negeri 8 Bandung terdiri dari beberapa kelas yaitu, Teknik Sepeda Motor yang terdiri dari empat kelas, Teknik Kendaraan Ringan yang terdiri dari tujuh kelas dan Teknik Bodi Otomotif yang hanya satu kelas.


(15)

Gambar 1.1 Foto SMK Negeri 8 Bandung

(7-5-2012, diambil melalui handphone di SMK Negeri 8 Bandung)

Gambar 1.2 Foto SMK Negeri 8 Bandung

(7-5-2012, diambil melalui handphone di SMK Negeri 8 Bandung)

I. Sistematika Penulisan

Agar penulisan nantinya akan sampai pada tercapainya hasil yang diharapkan, maka perlu adanya sistematis yang kan mengarahkan kepada tercapainya tujuan penulisan penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan sistematika sebagai berikut:


(16)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab II, akan membahas teori tentang persepsi, teori tentang kinerja, faktor yang mempengaruhi kinerja, teori motivasi, hubungan dasar kinerja dan motivasi belajar, anggapan dasar dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III, akan membahas tentang metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, pengujian, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini merupakan bab hasil penelitian berisi tentang deskripsi data, hasil analisis data, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan beserta saran-saran.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban, atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian, dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 6) bahwa: Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah, untuk mendapatkan data yang valid diteliti untuk ditemukan hasilnya, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu, sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Sesuai dengan sifat variabel yang memiliki hukum kausal (sebab-akibat) yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Penelitian ini memusatkan perhatian kepada permasalahan aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan dan bermaksud menghubungan antara dua atau lebih variabel, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data-data agar memperoleh suatu pemecahan masalahnya. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah mendiskripsikan, menggambarkan atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.


(18)

B. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 60) menyatakan, bahwa: “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lainnya. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu seperti, tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, sedangakan bentuk, ukuran, berat, dan warna merupakan atribut dari objek. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel dalam penelitian ini adalah:

a) Variabel bebas/ independent: variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).

b) Variabel terikat/ dependent: variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Adapun variabel dalam penelitian ini, adalah:


(19)

b) Variabel terikat (dependent) (Y): Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK).

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

Gambar di atas, merupakan model hubungan antara dua variabel: yaitu variabel persepsi siswa tentang kinerja guru (X) dan variabel motivasi belajar siswa (Y), yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa (Y), sangat dipengaruhi oleh variabel persepsi siswa tentang kinerja guru (X). Hubungan antara variabel kinerja guru dan variabel motivasi belajar siswa tersebut, merupakan hubungan korelasional.

2. Paradigma dan Alur Penelitian

Pengertian paradigma penelitian menurut Sugiyono (2009: 66) adalah sebagai berikut:

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Paradigma penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan dalam merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis dan menentukan teknik

Variabel (X)

Variabel (Y)


(20)

statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Gambar di bawah ini akan memperjelas bagaimana paradigma dalam penelitian ini:

Keterangan: = Arah Penelitian = Lingkup Penelitian

Gambar 3.2 Bagan Paradigma Penelitian

C. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Data Penelitian

Arikunto (2006: 118) menyatakan, bahwa: “Data adalah hasil pencatatan peneliti yang berupa fakta atau angka. Data tersebut dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini, adalah:

Siswa Kelas X Teknik Sepeda Motor di SMKN 8 Bandung Variabel Y Motivasi Belajar Siswa Aspek yang diungkap: 1. Faktor-faktor motivasi instrinsik 2. Faktor-faktor motivasi ekstrinsik Hasil Penilaian Kesimpulan dan Saran Variabel X Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru Aspek yang diungkap: 1.Kompetensi Kepribadian 2.Kompetensi paedagogik 3.Kompetensi Profesional 4.Kompetensi Sosial


(21)

a. Data tentang jumlah siswa Kelas X TSM di SMK Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2010/ 2011.

b. Data mengenai persepsi siswa tentang kinerja guru, yaitu ide-ide, harapan, keyakinan, perhatian, tanggapan siswa terhadap penampilan kerja guru ketika mengajar Dasar Kompetensi Kejuruan, di mana data ini diperoleh dengan menggunakan angket pada siswa kelas X TSM di SMK Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2010/ 2011.

c. Data mengenai motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan, yaitu dorongan siswa untuk belajar lebih giat guna mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Sumber Data Penelitian

Arikunto (2006: 129) menyatakan, bahwa “Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pernyataan-pernyataan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan, apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu”.

Supaya dapat mengungkap permasalahan dalam penelitian ini secara lebih jelas dan mendalam, maka penulis melakukan penelitian terbatas di lingkungan SMK Negeri 8 Bandung. Sebagai sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X TSM di SMK Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2010/ 2011 sebagai responden yang mengisi angket penelitian yang telah diberikan. Untuk


(22)

data pendukung adalah dokumentasi yang diperoleh dari staf tata usaha di SMK Negeri 8 Bandung.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Arikunto (2006: 130) menyatakan, bahwa: “Populasi adalah suatu keseluruhan objek penelitian, baik itu berupa benda ataupun peristiwa”. Sehubungan dengan pendapat tersebut, maka yang menjadi populsi dalam penelitian ini adalah data mengenai persepsi siswa tentang kinerja guru dan motivasi belajar siswa kelas X TSM di SMK Negeri 8 Bandung pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi untuk dilakukan penelitian secara langsung, dan bagian tersebut dianggap dapat mewakili sifat-sifat dari keseluruhan populasi. Hal ini senada dengan pendapat Arikunto (2006: 131) menyatakan, bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Sampel adalah bagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Menurut Arikunto (2006: 134) menyatakan bahwa: “untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Selanjutnya, jika jumlahnya subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel yang diambil adalah kelas X


(23)

TSM di SMK Negeri 8 Bandung di SMK Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/ 2012 dari Staf Tata Usaha.

E. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Banyak teknik untuk memperoleh data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelemahan dan kelebihan dan masing-masing. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan menyebarkan angket.

a) Obeservasi

Observasi adalah pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti. Observasi dilakukan pada SMK Negeri 8 Bandung dengan maksud memperoleh gambaran nyata kegiatan-kegiatan serta gejala-gejala yang ingin ditemukan responden, kemudian dari hasil pengamatan tersebut dijadikan bahan analisa masalah yang akan diteliti. Observasi yang dilakukan adalah pengamatan secara langsung mengenai, situasi belajar siswa pada saat proses belajar mengajar, lingkungan sekolah.


(24)

Gambar 3.3 Foto Kegiatan Belajar Mengajar (7-5-2012, handphone)

Gambar 3.4 Foto Kegiatan Belajar Mengajar

(7-5-2012, handphone)

b) Angket

Teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai persepsi siswa tentang kinerja guru pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. Angket dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kisi-kisi angket penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Angket ini digunakan untuk mengungkapkan data mengenai variabel yang telah penulis siapkan.


(25)

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Setelah ada kejelasan jenis instrumen, langkah selanjutnya menyusun pertanyaan-pertanyaan. Penyusunan pertanyaan diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi memuat aspek yang akan diungkap melalui pertanyaan. Aspek yang akan diungkap bersumber dari masalah penelitian (lampiran 1: 89). 3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada data yang dikumpulkan merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada saat pengumpulan data. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan kisi-kisi penelitian. Data yang digunakan adalah hasil observasi dan angket. Kedua variabel menggunakan instrument berupa angket (lampiran 1: 92) .

F. Pengujian Instrumen

Pengujian instrument penelitian dilakukan agar alat ukur penelitian atau angket yang digunakan diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya mendekati kebenaran data yang diharapkan. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrument yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut Skala Likert. Sugiyono (2009: 133) mengatakan bahwa: “Skala Likert digunakan


(26)

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial” dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Tabel 3.1 Skala Jawaban Angket Pada Skala Likert

Arah Pernyataan SL SR KD P TP

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, sedangkan pertimbangan penulis menggunakan Skala Likert adalah sebagai berikut:

1) Menentukan skornya mudah karena tiap jawaban diberi bobot berupa angka yang mudah dijumlahkan.

2) Skala Likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan peserta diklat berdasarkan intensitas sikap tertentu.

3) Skala Likert ini sangat luwes dan fleksibel, lebik fleksibel dari teknik pengukuran lainnya

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, instrument tersebut harus memiliki tingkat kesahihan (validitas) serta keterandalan (realibilitas). Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006: 168) menyatakan,


(27)

bahwa “instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan realiabel”.

Pengujian-pengujian dan analisis yang perlu dilakukan dalam format angket adalah:

1. Uji Validitas Angket

Menurut Arikunto (2006: 168) menyatakan, bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan, atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Penulis dalam penelitian ini, menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas, menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

 

2 2

2

2

    Y Y n X X n Y X XY n rxy

(Arikunto S, 2006: 170)

Keterangan:

rxy = koefisien antara variabel X dan variabel Y X = skor tiap item dari responden uji coba varabel X Y = skor tiap item dari responden uji coba varabel Y n = banyaknya responden

Setelah harga rXY diperoleh, kemudian disubstitusikan ke dalam rumus uji

t, dengan rumus sebagai berikut:

2 1 2 r n r t  


(28)

keterangan: t = distribusi

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden yang di ujicoba

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item angket, sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Validitas setiap item akan terbukti jika harga thitung > ttabel dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan n – 2.

2. Uji Reliabilitas Angket

Menurut Arikunto (2006: 178) menyatakan bahwa, “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Untuk itu, maka perlu dilakukan pengukuran tingkat reliabilitas angket. Pengukuran tingkat reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha.

Adapun langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut: a. Mencari harga varians tiap butir dengan rumus:

n n X X

b

2 2

2

) (   

 (Arikunto, 2006: 196)

Keterangan: 2

b

 = varians tiap butir item ΣX2

= jumlah kuadrat jawaban responden tiap item (ΣX) 2


(29)

n = banyaknya responden

b. Menjumlahkan butir varians seluruh item dengan rumus:

  2  2

2 2 1 2 ... n b b

b   

 (Arikunto, 2006: 196)

c. Menentukan besar varians total dengan rumus:

n n Y Y t 2 2 2 ) (   

 (Arikunto, 2006: 196)

Keterangan: 2

t

 = varian total

ΣY2 = jumlah kuadrat skor tiap item

(ΣXY)2 = jumlah perkalian antar skor dikuadratkan (ΣY)2 = jumlah skor responden dikuadratkan d. Menghitung koefisien reliabilitas dengan rumus Alpha:

                   2 2 11 1 1 t b k k r  

(Arikunto, 2006: 197)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2

b

= jumlah varians butir 2

t

= varians total

Selanjutnya harga koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan pada indeks korelasi. Menurut Arikunto (2006: 276) indeks korelasi sebagai berikut:


(30)

Tabel 3.2 Harga Reliabilitas Instrumen Besarnya Nilai r Interprestasi 0,800  r < 1,000 Tinggi 0,600  r < 0,800 Cukup 0,400  r < 0,600 Agak rendah 0,200  r < 0,400 Rendah 0,000  r < 0,200 Sangat rendah

(Sumber: Arikunto, 2006: 276)

G. Teknis Analisis Data

1. Langkah-langkah Analisis Data

Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data ini adalah: a) Persiapan, meliputi:

1) Memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan

2) Memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran dalam pengisian b) Tabulasi, meliputi:

1) Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yaitu skor 5 sampai 1 untuk pernyataan positif (skor 5 untuk jawaban SL, skor 4 untuk jawaban SR, skor 3 untuk jawaban KD, skor 2 untuk jawaban P, skor 1 untuk jawaban TP) dan skor 1 sampai 5 untuk pernyataan negatif (skor 1 untuk jawaban SL, skor 2 untuk jawaban SR, skor 3 untuk jawaban KD, skor 4 untuk jawaban P, skor 5 untuk jawaban TP). 2) Menghitung skor mentah yang diperoleh dari tiap responden.

3) Merubah skor mentah dari data hasil penyebaran angket menjadi skor standar.


(31)

2) Analisis data dan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan kesimpulan

2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor

Langkah-langkah pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar sebagai berikut:

a) Menghitung skor rata-rata (Mean), dengan rumus:

n X M   i

,

n Y M  i

(Syafaruddin Siregar, 2004: 22) Keterangan:

M = mean

ΣXi = jumlah skor item variabel X ΣYi = jumlah skor item variabel Y

b) Menghitung harga simpangan baku dengan rumus:

1 )

( 2

  

n M X

SD i (Syafaruddin Siregar, 2004: 24)

c) Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T dengan rumus:

SD M X

Z  ( i  )

50

10 

xZ

T (Syafaruddin Siregar, 2004: 24)

Hasil perhitungan dari T-skor digunakan untuk perhitungan selanjutnya. 3. Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan Rentang Skor ( R )


(32)

R = skor terbesar – skor terkecil (Syafaruddin Siregar, 2004: 24) b) Menentukan Banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan

Sturgesrs

n

i 13,3log (Syafaruddin Siregar, 2004: 24) c) Menentukan Panjang Kelas Interval ( p )

i R

p (Syafaruddin Siregar, 2004: 25)

d) Menghitung Nilai Median (Me)

2 ) 1 (   n Me               f F n p b Me 2 1

(Syafaruddin Siregar, 2004: 22)

e) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi

Kelas Interval Xi fi fiXi ( XiM)2 fi

2 ) ( XiM

Jumlah - Σfi Σ fiXi - Σfi( XiM)2

Rata-rata M Standar Deviasi SD

(Sumber: Arikunto, 2006: 276)

f) Menghitung Nilai Rata-Rata (M)

fi Xi fi M  

 . (Syafaruddin Siregar, 2004: 22)


(33)

1 ) ( 2     n M Xi fi

SD (Syafaruddin Siregar, 2004: 26) h) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk Harga-Harga yang Diperlukan

dalam Uji Chi-Kuadrat (χ2)

1) Menentukan Batas Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval Bb = skor terendah

Ba = skor tertinggi

2) Menentukan Z dengan rumus:

Z =

SD M Bk

(Syafaruddin Siregar, 2004: 6) 3) Mencari Batas Luas Tiap Kelas Interval (Lo) dengan Menggunakan

Daftar F (luas di bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z) 4) Mencari Luas Tiap Kelas Interval (Li)

Li = L1 - L2 (Syafaruddin Siregar, 2004: 87) 5) Mencari Harga Frekuensi Harapan (ei)

i i

i L f

e . (Syafaruddin Siregar, 2004: 87) 6) Menghitung Nilai Chi Kuadrat (χ2)

2

2 i i i e e f  

 (Syafaruddin Siregar, 2004: 87)

7) Mencari Harga p-value

2 1 2 2 2 1 2 2 1

1 ( )

         

v h

p (Syafaruddin Siregar, 2004: 89)


(34)

Hasil perhitungan uji normalitas jika diperoleh data yang normal untuk variabel X dan variabel Y, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik parametik. Apabila hasil perhitungan uji normalitas ada salah satu data atau keduanya berdistribusi tidak normal, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik non parametik.

4. Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi

Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y). Model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut:

1) Menentukan persamaan regresi linier

Menyatakan bentuk hubungan fungsional antara dua variabel (Variabel X dan Variabel Y), digambarkan dengan persamaan matematika, dengan rumus sebagai berikut:

X b a

Y  . (Syafaruddin Siregar, 2004: 197) Keterangan :

Y = variabel terikat X = variabel bebas

Harga a dan b, dapat berdasarkan metode kuadrat terkecil dari pasangan data X dan Y, dengan rumus:

2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( X X n Y X X X Y a         


(35)

2 2 ) ( ) ( ) ( X X n Y X XY n b       

 (Syafaruddin Siregar, 2004 : 200)

Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut, dapat digunakan untuk menghitung harga Y bila harga X diketahui.

2) Pengujian Kelinearan Regresi

Uji kelinieran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat jumlah kuadrat yang disebut sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung menurut Syafaruddin Siregar (2004, 202 – 211) sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus:

JKt =

 

n y yi i

2 2  

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan rumus:

n Y JKa 2 ) ( 

c. Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan rumus:

         n Y X XY b reg

JK ( )( )

d. Mengitung jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus: JKres = JKt– JKa– JKreg

e. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKE) dengan rumus:

f. Menghitung jumlah kuadrat ketidak cocokan JK (TC) dengan rumus: JKTC = JKreS– JKE

                   2 2 n Y Y JKE


(36)

g. Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA).

Tabel 3.4 Analisis Varians (ANAVA) Regresi Sumber

Varians Dk JK JKR F

Regresi(a) 1 RJK=1

 

yi 2

n

Regresi(a/b) k-1

JKreg = b.

) . . ( n y x y

xi i i i

  

1

2

 

k JK Sreg reg

Fh= 2

2

Sres Sreg

Residu n-k JKres = JKt - JKreg

k n JK Sres res

  2

Total N Yi2 - -

Tuna Cocok k–

2 JK TC = JKres –JKE

STC2 = 2

k JKTC

Galat (E) n-k JKE =

 

            k k k n y y 2

2 SE2 =

k n

JKE

 Fh = 2

2

E TC

S S

h. Memeriksa keberartian regresi, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Menentukan varians koefisien a dan b

                        2 2 2 2 1 ) 2 ( n X X M n n JKres S i i a 2 2

2 / ( 2)

           n X X n JKres S i i b


(37)

a a

S a t  ;

b b

S b

t  (ta = t1; tb = t2)

Pengujian keberartian regresi dengan dk = n – k untuk harga t1 dan t2 dengan mengambil taraf kepercayaan 1 = 0,05 dan 2 = 0,01

1 2

1 2

1

1 ( )

t t t t v p h         

Kriteria pengujian dengan taraf kepercayaan  = 0,05, jika p-v >  maka koefisien regresi a dan b tidak berarti. Sebaliknya jika p-v <  maka koefisien regresi a dan b sangat berarti.

i. Membuat grafik linieritas variabel X dan variabel Y

5. Analisis Korelasi

a. Metode Statistik Parametrik

1) Untuk Perhitungan Koefisien Korelasi

Perhitungan koefisien korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Pearson Product Moment” di bawah ini:

 

2 2

2

 

2

.

    Y Y n X X n Y X XY n rXY

(Syafaruddin Siregar, 2004: 169)

Yˆ= a + bX Variabel Y


(38)

Keterangan:

rxy = koefisien antara variabel X dan Variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = skor variabel X Y = skor Variabel Y

N = banyaknya Subjek Skor X dan Y yang berpasangan

Selanjutnya harga koefisien korelasi (r) yang diperoleh diinterpretasikan pada indeks korelasi. Kriteria derajat korelasi menurut Syafaruddin Siregar (2004: 295) adalah sebagai berikut:

0,80 ≤ r < 1 Hubungan sangat tinggi 0,60 ≤ r < 0,80 Hubungan tinggi 0,40 ≤ r < 0,60 Hubungan sedang 0,20 ≤ r < 0,40 Hubungan rendah 0,00 ≤ r < 0,20 Hubungan sangat rendah

r = 1 Hubungan sempurna

r = 0 Tidak berhubungan

2) Pengujian Koefisien Korelasi (Uji Keberartian)

Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student, sebagai berikut:

2

1 2

s s

r n r t

 


(39)

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n-2 , dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti.

3) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

KD = r2 x 100% (Subana, 2000: 137) b. Metode Statistik Non Parametik

1) Analisis Koefisien Korelasi

Data yang digunakan adalah data ordinal dan merupakan statistik non parame-trik, maka analisis koefisien korelasi yang digunakan adalah dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Langkah-langkah perhitungannya menurut Syafaruddin Siregar (2004: 300-308) adalah:

1) Membuat tabel rangking untuk kedua variabel

Rangking variabel bebas dan rangking variabel terikat disusun sesuai keadaannya.

Tabel 3.5 Rangking Untuk Kedua Variabel

No Xi Yi RXi RYi bi bi2


(40)

2) Menghitung selisih rangking bi = RXi - RYi

3) Menghitung nilai koefisien korelasi (rs)

 Apabila tidak mengandung rangking yang sama, maka menggunakan rumus: ) 1 ( 6 1 2 2     n n b r i S

 Apabila mengandung rangking yang sama, maka menggunakan rumus:

 

12

3

t t

TX dan

  12 3 t t TY

X   

TX

n n R 12 3 2

dan

RYnn

TY

12

3 2

Kriteria derajat korelasi menurut Syafaruddin Siregar. (2004: 295) adalah sebagai berikut:

0,80 ≤ r < 1 Hubungan sangat tinggi 0,60 ≤ r < 0,80 Hubungan tinggi 0,40 ≤ r < 0,60 Hubungan sedang 0,20 ≤ r < 0,40 Hubungan rendah 0,00 ≤ r < 0,20 Hubungan sangat rendah

r = 1 Hubungan sempurna

Y X Y X S R R i b R R r 2 2 2 2 2 .

2  

     


(41)

r = 0 Tidak berhubungan

2) Pengujian Koefisien Korelasi (Uji Keberartian)

Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student, sebagai berikut:

2

1 2

s s

r n r t

 

 (Syafaruddin Siregar, 2004: 240)

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n - 2 , dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti.

3) Perhitungan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

KD = r2 x 100% (Subana, 2000: 137) 6. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang memiliki koefisien korelasi r dilakukan dengan menggunakan uji t – student. Rumus yang digunakan adalah rumus uji t – student, adalah sebagai berikut:

t = r

2

1 2

r n

 


(42)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis kerja (HA). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n – 2 untuk harga t1 dan t2 dengan mengambil taraf kepercayaan 1 = 0,05 dan 2 = 0,01.

1 2

1 2

1 1 ( )

t t

t t v

p h

  

 

   

Kriteria pengujian:

Jika p-v < 0,05, maka tolak H0 dan terima HA Jika p-v > 0,05, maka terima H0 dan tolak HA

H0 : ρ = ρ0 ; Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kinerja guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 8 bandung.

HA : ρ ≠ ρ0 ; Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kinerja guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 8 bandung.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari permasalahan penelitian yang dilakukan. Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Penulis mengemukakan beberapa saran yang berpedoman pada hasil penelitian sebagai masukan bagi guru dan siswa di SMK Negeri 8 Bandung, khususnya pada dasar kompetensi kejuruan. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data penelitian yang diperoleh, sesuai dengan jawaban dari tujuan penelitian, maka pada bagian ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi siswa kelas X TSM 1 SMK Negeri 8 Bandung tentang kinerja guru pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan termasuk dalam kategori tinggi artinya baik.

2. Motivasi belajar siswa kelas X TSM 1 SMK Negeri 8 Bandung yang diajar guru pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan termasuk dalam kategori tinggi artinya baik.

3. Berdasarkan hasil analisis korelasi yang telah dilakukan diperoleh bahwa kinerja guru mempunyai korelasi yang signifikan dan dampak positif terhadap motivasi belajar siswa, dari perhitungan korelasi didapat angka hubungan 0,57 termasuk kedalam kriteria sedang. demikian juga dari perhitungan koefisien determinasi yang berfunsi untuk mencari besarnya


(44)

pengaruh antara variabel penelitian, diperoleh hasil perhitungan harga KD = 32,49%. Atau hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru terhadap motivai belajar siswa sebesar 32,49.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pada hasil penelitian di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran atau rekomendasi, di mana bias dijadikan sebagai masukan yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun implikasi yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru atau staf pengajar, hendaknya tidak lelah untuk menjaga dan tetap meningkatkan kinerja mengajarnya agar bisa memotivasi siswa sehingga akan tercapai pencapian motivasi belajar yang lebih baik. Hal tersebut akan menuntun Bapak atau Ibu Guru memberikan pengaruh yang baik terhadap motivasi maupun hasil belajar siswa, sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.

2. Bagi SMK Negeri 8 Bandung, hendaknya memberikan pengarahan atau penyuluhan tidak hanya pada siswa saja, tetapi juga pada guru-guru mata pelajaran terutama dalam hal kinerja mengajarnya, sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.

3. Kepada siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan, dan memiliki persepsi positif tentang


(45)

kinerja guru, karena hal ini memiliki pengaruh meskipun kecil terhadap pencapaian motivasi belajar.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian dilakukan pada faktor selain persepsi yang merupakan faktor dalam mempengaruhi dan menentukan motivasi belajar siswa.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A.S. (2004). Hubungan Performansi Guru Praktikan Dengan Motivasi Belajar. Skripsi JPTM FPTK UPI : Tidak Diterbitkan

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Depdiknas. (2004). GBPP Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Depdiknas

Marhiyanto, B. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Media Centre

Sardiman, A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandugn: Pustaka Setia Subana. (2000). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Syafaruddin, Siregar. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo

Undang-Undang SISDIKNAS. (2009). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media

Usman, U.M. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI


(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Jaenuri Purbowo, lahir di Cilacap 11 Januari 1989. Penulis adalah anak dari pasangan Sujarwo dan Tri Handayani. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SD PIUS Cilacap tahun 2000, setelah lulus penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di National School Buin Batu Sumbawa lulus tahun 2003 dan Sekolah Menengah Atas di SMA 2 Tarogong Kidul Garut (sekarang menjadi SMA 6 Garut) lulus tahun 2006. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri melalui jalur SPMB dan diterima di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sebagai Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) angkatan 2006. Selama pendidikan, penulis aktif berorganisasi di dalam kampus, diantaranya adalah HMM (Himpunan Mahasiswa Mesin), MOC (Mahasiswa Otomotif Club), UBBBS (Unit Bola Basket Bumi Siliwangi).


(1)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis kerja (HA). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi

dengan dk = n – 2 untuk harga t1 dan t2 dengan mengambil taraf kepercayaan 1 =

0,05 dan 2 = 0,01.

1 2

1 2

1

1 ( )

t t t t v p h          Kriteria pengujian:

Jika p-v < 0,05, maka tolak H0 dan terima HA

Jika p-v > 0,05, maka terima H0 dan tolak HA

H0 : ρ = ρ0 ; Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi

siswa tentang kinerja guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 8 bandung.

HA : ρ ≠ ρ0 ; Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa

tentang kinerja guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 8 bandung.


(2)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari permasalahan penelitian yang dilakukan. Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Penulis mengemukakan beberapa saran yang berpedoman pada hasil penelitian sebagai masukan bagi guru dan siswa di SMK Negeri 8 Bandung, khususnya pada dasar kompetensi kejuruan. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data penelitian yang diperoleh, sesuai dengan jawaban dari tujuan penelitian, maka pada bagian ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi siswa kelas X TSM 1 SMK Negeri 8 Bandung tentang kinerja guru pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan termasuk dalam kategori tinggi artinya baik.

2. Motivasi belajar siswa kelas X TSM 1 SMK Negeri 8 Bandung yang diajar guru pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan termasuk dalam kategori tinggi artinya baik.

3. Berdasarkan hasil analisis korelasi yang telah dilakukan diperoleh bahwa kinerja guru mempunyai korelasi yang signifikan dan dampak positif terhadap motivasi belajar siswa, dari perhitungan korelasi didapat angka hubungan 0,57 termasuk kedalam kriteria sedang. demikian juga dari perhitungan koefisien determinasi yang berfunsi untuk mencari besarnya


(3)

pengaruh antara variabel penelitian, diperoleh hasil perhitungan harga KD = 32,49%. Atau hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru terhadap motivai belajar siswa sebesar 32,49.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pada hasil penelitian di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran atau rekomendasi, di mana bias dijadikan sebagai masukan yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun implikasi yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru atau staf pengajar, hendaknya tidak lelah untuk menjaga dan tetap meningkatkan kinerja mengajarnya agar bisa memotivasi siswa sehingga akan tercapai pencapian motivasi belajar yang lebih baik. Hal tersebut akan menuntun Bapak atau Ibu Guru memberikan pengaruh yang baik terhadap motivasi maupun hasil belajar siswa, sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.

2. Bagi SMK Negeri 8 Bandung, hendaknya memberikan pengarahan atau penyuluhan tidak hanya pada siswa saja, tetapi juga pada guru-guru mata pelajaran terutama dalam hal kinerja mengajarnya, sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.

3. Kepada siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan, dan memiliki persepsi positif tentang


(4)

88

kinerja guru, karena hal ini memiliki pengaruh meskipun kecil terhadap pencapaian motivasi belajar.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian dilakukan pada faktor selain persepsi yang merupakan faktor dalam mempengaruhi dan menentukan motivasi belajar siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A.S. (2004). Hubungan Performansi Guru Praktikan Dengan Motivasi Belajar. Skripsi JPTM FPTK UPI : Tidak Diterbitkan

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Depdiknas. (2004). GBPP Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Depdiknas

Marhiyanto, B. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Media Centre

Sardiman, A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandugn: Pustaka Setia Subana. (2000). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Syafaruddin, Siregar. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo

Undang-Undang SISDIKNAS. (2009). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media

Usman, U.M. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Jaenuri Purbowo, lahir di Cilacap 11 Januari 1989. Penulis adalah anak dari pasangan Sujarwo dan Tri Handayani. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SD PIUS Cilacap tahun 2000, setelah lulus penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di National School Buin Batu Sumbawa lulus tahun 2003 dan Sekolah Menengah Atas di SMA 2 Tarogong Kidul Garut (sekarang menjadi SMA 6 Garut) lulus tahun 2006. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri melalui jalur SPMB dan diterima di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sebagai Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) angkatan 2006. Selama pendidikan, penulis aktif berorganisasi di dalam kampus, diantaranya adalah HMM (Himpunan Mahasiswa Mesin), MOC (Mahasiswa Otomotif Club), UBBBS (Unit Bola Basket Bumi Siliwangi).


Dokumen yang terkait

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa.

0 1 10

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 0 50

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X SMK N I Banyudono TAhun Aj

0 0 15

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUBUT LANJUT 1 DI SMKN 12 BANDUNG.

0 1 42

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG :Studi tentang Persepsi Siswa terhadap Guru dalam PBM.

0 0 62

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN ALAT UKUR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG.

1 1 47

HUBUNGAN KINERJA GURU TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS 2 DI SMK NEGERI 5 BANDUNG.

0 0 64

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER DI SMK NEGERI 1 BANYUDONO.

0 0 16

Pengaruh persepsi siswa mengenai kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sistem komputer di smk negeri 1 Banyudono jurnal

0 0 20

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN TIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 NGABANGKABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT.

0 3 143