HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN ALAT UKUR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG.

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI

PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN ALAT UKUR

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

MUHAMAD KAMALUDIN E.0551.0605975


(2)

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan BANDUNG

2013

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN ALAT UKUR

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG

Oleh

Muhamad Kamaludin

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

© Muhamad Kamaludin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

L E M B A R P E N G E S A H A N S K R I P S I

MUHAMAD KAMALUDIN 0605975

“HUBUNGAN

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI

PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN ALAT UKUR

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG”

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Dr. Wowo Sunaryo Kuswana, M.Pd. NIP. 19570304 199302 1 001


(4)

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd.


(5)

ABSTRAK

Muhamad Kamaludin (2013). “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur dengan Motivasi Belajar di SMK Negeri 1 Sumedang”

Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang masalah yaitu :1) adanya indikasi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur belum optimal, hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang belum memuaskan, 2) adanya indikasi bahwa sebagian siswa kurang menyukai kinerja guru dalam mengajar, 3) adanya sebagian siswa yang beranggapan bahwa apabila kinerja guru dalam mengajar baik, maka motivasi belajarnya pun akan tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui gambaran mengenai persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang , 2) mengetahui gambaran mengenai motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang, 3) mengetahui seberapa besar hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Sumedang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif parametrik.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, diperoleh kesimpulan bahwa 1) persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang berada pada tingkat tinggi , 2) motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur berada pada tingkat tinggi dilihat berdasarkan aspek perhatian, kesesuaian, kepercayaan diri dan kepuasan, 3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar di SMK Negeri 1Sumedang.


(6)

Muhamad Kamaludin, 2013

ABSTRACT

Muhamad Kamaludin (2013). "Relations Student Perceptions Toward Teacher Pedagogic Competence Measurement Subjects with Learning Motivation in SMK Negeri 1 Sumedang"

This study was conducted based on the background of the problem, namely: 1) an indication of students' motivation in subjects gauge is not optimal, it is seen from the results of students who have not been satisfactory, 2) an indication that some students do not like the performance of the teacher in teaching, 3 ) the majority of students who think that if the good performance of the teacher in teaching, the learning motivation will be high.

This study aims to 1) find a picture of the students' perceptions of teachers' pedagogical subjects gauges in SMK Negeri 1 Sumedang, 2) find a picture of the students' motivation to gauge subjects in SMK Negeri 1 Sumedang, 3) knowing how much the relationship students' perceptions of teachers' pedagogical subjects with gauge students' motivation in SMK Negeri 1 Sumedang. The method used in this research is descriptive correlational research methods with quantitative parametric approach.

Based on the results of research in the field, it is concluded that 1) students' perceptions of teachers' pedagogical subjects gauges in SMK Negeri 1 Sumedang is at a high level, 2) students' motivation to gauge subjects are at a high level visits by aspects of attention, relevance, confidence and satisfaction, 3) there is a positive and significant relationship between students' perceptions of teachers' pedagogical competence to gauge subjects' learning motivation in SMK 1Sumedang.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian/Signifikansi Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9


(8)

vi

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

2. Pengertian Motivasi Belajar ... 23

3. Jenis Motivasi Belajar ... 23

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 24

5. Bentuk Pemberian Motivasi di Sekolah ... 25

6. Teori Motivasi ARCS ... 27

C. Persepsi Siswa ... 30

1. Persepsi ... 30

2. Proses Persepsi ... 31

D. Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru dengan Motivasi Belajar Siswa ... 31

E. Anggapan Dasar ... 34

F. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Populasi ... 35

3. Sampel ... 36

B. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 36

1. Variabel ... 36

2. Paradigma Penelitian ... 37

C. Metode Penelitian ... 38

D. Definisi Operasional ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil penelitian ... 49

1. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian... 49

2. Gambaran Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69


(9)

2. Motivasi Belajar Siswa ... 75

3. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru dan Motivasi Belajar Siswa ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(10)

viii

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

1.1 Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran Alat Ukur Semester Ganjil

Tahun Ajaran 2012/2013... 3 3.1 Daftar Nama Kelas dan Jumlah Siswa SMK Negeri 1 Sumedang... 35 3.2 Alternatif Jawaban ... 41 3.3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien

Korelasi ... 48 4.1 Kriteria Penilaian Skor Jawaban ... 51 4.2 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Menguasai

Karakter Peserta Didik dari Aspek Fisik, Sosial, Emosional dan

intelektual ... 52 4.3 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator

Mengembangkan Kurikulum yang terkait dengan Mata Pelajaran

Alat Ukur ... 53 4.4 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Menguasai

Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik ... 54 4.5 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator

Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik ... 55 4.6 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator

Memanfaaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk

Kepentingan Pembelajaran ... 56 4.7 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Memfasilitasi

Pengembangan Potensi Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan


(11)

4.8 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik dan Santun dengan

Peserta Didik... 58

4.9 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Menyelenggarakan Penilaian dan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar ... 59

4.10Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Memanfaatkan Hasil Penilaian dan Evaluasi Untuk Kepentingan Pembelajaran ... 60

4.11 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Melakukan Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran ... 61

4.12 Kriteria Penilaian Skor Jawaban ... 62

4.13 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Perhatian... 62

4.14 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Kesesuaian ... 63

4.15 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Kepercayaan Diri ... 64

4.16 Kecenderungan Jawaban Siswa Mengenai Indikator Kepuasan ... 64

4.17 Hasl Uji Normalitas... 65

4.18 Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru dan Motivasi Belajar Siswa ... 67

4.19 Pedoman untuk memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 68


(12)

x

Muhamad Kamaludin, 2013


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

3.1 Hubungan Antar Variabel ... 37 3.2 Paradigma Penelitian ... 37


(14)

xii

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

1 Lembar Judgement ... 87

2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian ... 88

3 Angket Uji Coba ... 92

4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 98

5 Angket Penelitian ... 102

6 Uji Validitas Variabel X... 107

7 Uji Validitas Variabel Y... 108

8 Uji Reliabilitas Variabel X ... 109

9 Uji Reliabilitas Variabel Y ... 110

10 Rekapitulasi Skor Angket Penelitian Variabel X ... 111

11 Frekuensi Variabel X ... 114

12 Data Interval Variabel X ... 115

13 Rekapitulasi Skor Angket Penelitian Variabel Y ... 118

14 Frekuensi Variabel Y ... 121

15 Data Interval Variabel Y ... 122

16 Uji Normalitas ... 125

17 Uji Korelasi Variabel X Dan Variabel Y ... 126

18 Uji Signifikansi Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru dengan Motivasi Belajar Siswa ... 127

19 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Alat Ukur ... 128

20 Silabus ... 133

21 SK Pembimbing ... 141

22 Daftar Kegiatan Bimbingan ... 145

23 Undangan ... 150


(15)

25 Surat Penelitian ... 153 26 Daftar Riwayat Hidup ... 155


(16)

1

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan dapat menunjang pembangunan, karena pendidikan merupakan inventaris jangka panjang yang dapat membangun dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya tidak akan terlepas dari adanya lembaga pendidikan yang berkualitas. Lembaga pendidikan kejuruan dapat dijadikan solusi untuk merealisasikan manusia Indonesia seutuhnya yang dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga menjadi manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing dalam dunia tenaga kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang mempersiapkan para lulusannya menjadi tenaga kerja yang kreatif, terampil, produktif, dan mempunyai rasa tanggung jawab. Hal tersebut dapat terwujud apabila lembaga pendidikan menyediakan sarana dan prasarana penunjang belajar yang lengkap dan memiliki tenaga pengajar yang kompeten, sehingga mampu mengantarkan peserta didik mencapai keahlian yang profesional berdasarkan potensinya. Berdasarkan hal tersebut, tenaga pengajar terutama guru merupakan salah satu yang memiliki peranan penting dalam proses belajar-mengajar pada pendidikan kejuruan. Agar dapat menciptakan proses belajar-mengajar yang efesien dan efektif, seorang guru harus mempunyai penguasaan kompetensi.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 157) menegaskan


(17)

2 “guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.” Berdasarkan undang-undang tersebut guru sebagai agen pembelajaran sudah seharusnya memiliki kompetensi yang baik. Guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pendidikan dengan sebaik-baiknya, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 157) menjelaskan “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalan”.

Kompetensi guru yang dimaksud dalam undang-undang tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai dengan kemampuannya dalam menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu serta tindakan yang dapat dijadikan teladan. Kompetensi pedagogik guru meliputi kemampuan memahami peserta didik, merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar serta mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.

Pelaksanaan pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh pola, isi dan struktur kurikulumnya, namun sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengajar dan membimbing mereka. Guru sebagai manager dalam pembelajaran dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola pembelajaran


(18)

3

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan siswa sehingga dapat memacu semangat siswa dalam belajar. Senada dengan hal tersebut Oemar Hamalik (2009: 36) mengatakan “guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa akan berada pada tingkat optimal”. Lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan terkelola dengan baik akan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa, karena siswa merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Mata Pelajaran Alat Ukur merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk program produktif dan harus ditempuh oleh setiap peserta diklat dalam menyelesaikan studi pada program mekanik otomotif, dimana selain kemampuan teori yang harus dikuasai pada pelajaran ini peserta diklat juga harus memiliki kemampuan sikap dan praktek. Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, menurut guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang ternyata hasil belajar siswa bervariasi, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai sebagai berikut:

Tabel 1.1

Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran Alat Ukur Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

Nilai Frekuensi %

91-100 0 0

81-90 6 6,06

75-80 78 78,79

<75 15 15,15

Jumlah 99 100

(Sumber : Dokumen Guru Mata Pelajaran Alat Ukur)

Menurut ketentuan SMK Negeri 1 Sumedang bahwa nilai mata pelajaran alat ukur tidak boleh kurang dari 75. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 dinyatakan tidak lulus. Berdasarkan data di atas, diperoleh bahwa siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 15 orang atau 15.15% dari jumlah siswa


(19)

4 kelas X. Hal ini menunjukkan sebagian kecil hasil belajar siswa kurang maksimal. Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, ditemukan adanya anggapan bahwa sebagian siswa kurang menyukai kinerja guru yang monoton (tidak bervariasi) dalam mengajar dan adanya sebagian siswa yang beranggapan bahwa apabila kinerja guru dalam mengajar baik, maka motivasi belajarnya pun akan baik/ tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Hendrik Kristian (2010) tentang pengaruh kompetensi guru teradap motivasi belajar yang menyatakan bahwa “ada pengaruh positif secara langsung antara kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa”. Guru yang kompeten akan mampu mengelola pembelajaran dengan baik sehingga menciptakan suasana yang mampu memotivasi dan meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar. Guru yang kompeten akan mampu menentukan metode, media dan teknik evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan materi, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal. Selain itu, pengaruh kompetensi pedagogik guru dalam kegiatan pembelajaran pernah diteliti oleh Eva Yuliawati (2010). Dalam penelitiannya terhadap 200 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kabupaten Bandung diperoleh kesimpulan “penguasaan kompetensi pedagogik guru administrasi perkantoran mempunyai pengaruh yang kuat, positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Bandung”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik memiliki pengaruh terhadap tercapainya prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar siswa salah satunya ditentukan oleh adanya motivasi. Seperti dijelaskan oleh Abdorrakhman Ginting (2008: 87) “karena motivasi belajar berkorelasi dengan kinerja belajar sedangkan kinerja belajar berkorelasi


(20)

5

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan dari luar atau lingkungan belajar. Masing-masing faktor memberikan kontribusinya sesuai dengan peranan dan harapan yang akan dicapai oleh suatu program pendidikan.

Selama proses pembelajaran, guru memiliki peran dalam menumbuhkan motivasi siswa atau dapat disebut juga bahwa guru memiliki peran sebagai motivator dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi menjadi alasan setiap individu rela melakukan sesuatu hal dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah dan putus asa. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, namun disebabkan tidak adanya motivasi dalam dirinya. Motivasi dapat timbul disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor yang berasal dalam diri siswa (intrinsik) dan faktor yang berasal dari luar siswa (ekstrinsik). Syaiful Bahri Djamarah (2008: 115) mengatakan “termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan yang termasuk motivasi ekstrinsik yaitu pujian, peraturan/tata tertib, orang tua dan guru”. Guru sebagai salah satu faktor munculnya motivasi ekstrinsik siswa hendaknya memiliki kompetensi mengelola pembelajaran dengan baik. Pengelolaan pembelajaran yang baik akan membuat suasana kelas menjadi terarah, menyenangkan dan kondusif. Pembelajaran yang menyenangkan akan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur dengan Motivasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Sumedang”.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah


(21)

6 kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang timbul dari penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang akan diteiliti yaitu :

a. Adanya indikasi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur belum optimal, hal ini terlihat dari hasil belajarnya.

b. Adanya indikasi bahwa sebagian siswa kurang menyukai kinerja guru dalam mengajar.

c. Adanya sebagian siswa yang beranggapan bahwa apabila kinerja guru dalam mengajar baik, maka motivasi belajarnya pun akan tinggi.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam suatu penelitian diperlukan untuk memperjelas permasalahan agar mempermudah dan mengarahkan operasional penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 17) “Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas darimana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan apa”. Penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut :

a. Bagaimana persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang.

b. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang.

c. Bagaimana hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa di SMK


(22)

7

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan pedagogik guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang. 2. Mengetahui gambaran mengenai motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang.

3. Mengetahui seberapa besar hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Sumedang.

D. Manfaat Penelitian/Signifikansi Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan diatas, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam menciptakan calon guru yang kompeten.

2. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada guru mengenai alternatif pelaksanaan pembelajaran serta dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi guru dalam proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti, untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar siswa.

4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian di masa yang akan datang.


(23)

8 E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian/signifikansi penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II LANDASAN TEORITIS, membahas mengenai kompetensi pedagogik guru, motivasi belajar siswa, persepsi siswa, anggapan dasar dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam mengolah data dan menganalisis lebi h lanjut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang analisis data hasil penelitian, didalamnya berisi interpretasi dari hasil proses data yang diperoleh dan pengujian hipotesis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(24)

35

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian tentang hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Sumedang, dilakukan pada bulan Juni 2013, yang beralamat di Jalan Mayor Abdurakhman No. 209 Kab. Sumedang Jawa Barat. 2. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”, sedangkan Sugiyono (2011 : 297) menyatakan bahwa “dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester I Jurusan Otomotif SMK N 1 Sumedang Tahun Ajaran 2012 / 2013. Berikut daftar nama kelas dan jumlah siswa dalam penelitian ini:

Tabel 3.1

Daftar Nama Kelas dan Jumlah Siswa SMK Negeri 1 Sumedang

No. Kelas Jumlah Siswa

1 X O1 33

2 X O2 33


(25)

36

Jumlah 99

(Sumber: SMKN 1 Sumedang) 3. Sampel

Menurut Zainal Arifin (2011 : 215) “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniature population)”. Sampel adalah bagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134) menyatakan bahwa “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih”. Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel yang diambil merupakan sampel populasi, karena mengambil semua populasi yang ada, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah diambil semua siswa yang berjumlah 99 orang.

B.Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel

Menurut S. Siregar (2001: 6) variabel adalah “Suatu atribut (proporsi) objek, yang ada dalam diri sumber populasi dengan elemen-elemennya memiliki ukuran (kualitas atau kuantitas) yang bervariasi. Ukuran tersebut dalam bentuk nilai, indeks, skor atau identitas dan sebagainya”. Sejalan dengan pernyataan arti variabel di atas, Sugiyono (2002:20-21) menyatakan bahwa “Variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun obyek yang


(26)

37

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan Motivasi Belajar Siswa Di SMKN 1 Sumedang

a. Variabel bebas/independen (X) merupakan variabel yang diselidiki pengaruhnya terhadap variabel terikat. Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dalam hal ini adalah variabel yang akan dicari hubungannya dengan motivasi belajar.

b. Variabel terikat/dependen (Y) merupakan variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungannya yang fungsional dengan variabel bebas/independen. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi belajar.

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel 2. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu bentuk kerangka pikir yang akan menggambarkan alur pikiran peneliti. Seperti ungkapan Sugiyono (2002:25) berikut:

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumuskan hipotesis yang diajukan, metode/strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.

Paradigma penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.2 dibawah ini : Siswa Kelas X di SMK Negeri 1 Sumedang pada Mata

Pelajaran Alat Ukur Variabel (X):

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Variabel (Y): MOTIVASI BELAJAR


(27)

38

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian C.Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011 : 3) “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pemilihan metode penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007 : 317) “metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, mengolah data dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu.

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis studi korelasi. Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang, sebagaimana dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2007 : 64) bahwa penelitian deskriptif adalah “penelitian yang berusha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Zainal Arifin (2011: 54) bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat


(28)

39

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan (2) Melakukan kajian pustaka

(3) Merumuskan masalah

(4) Merumuskan asumsi dan hipotesis (5) Merumuskan tujuan penelitian (6) Menjelaskan manfaat hasil penelitian (7) Menentukan variabel penelitian (8) Menyusun desain penelitian (9) Menentukan populasi dan sampel (10) Menyusun instrumen penelitian (11) Mengumpulkan data

(12) Mengolah data

(13) Membahas hasil penelitian

(14) Menarik simpulan, implikasi dan saran (15) Menyusun laporan

Jenis penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi yaitu studi yang dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007 : 77) “studi korelasi mempelajari dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain”. Studi korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y.

D.Definisi Operasional

Menurut Zainal Arifin (2011 : 190) “definisi operasional adalah definisi khusus yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati dan dilaksanakan oleh peneliti lain”. Agar tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini, maka definisi operasional yang dimaksud dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogik guru dalam penelitian ini adalah kompetensi guru berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.


(29)

40 2. Guru Mata Pelajaran Alat Ukur

Guru dalam hal ini adalah orang yang bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran, yang bertugas merancang hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur. 3. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan yang timbul dalam diri siswa untuk mengikuti pembelajaran mata pelajaran ukur yang berkaitan dengan aspek perhatian, kesesuaian, kepercayaan diri dan kepuasan.

4. Persepsi Siswa

Persepsi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana siswa menilai, mangamati, mengatur, dan menginterpretasikan tentang kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur.

E.Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011 : 148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, dalam arti spesifik yaitu variabel penelitian”. Instrumen penelitian dalam bidang pendidikan tidak ada yang baku, oleh sebab itu seorang peneliti pendidikan harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitiannya. Cara penyusunan instrumen penelitian yang dijabarkan oleh Sugiyono (2011 : 148) bahwa:

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari


(30)

41

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan 1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub variabel dan mengembangkan indikator setiap sub variabel penelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.

2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/sub variabel/indikator-indikatornya

3. Setelah ditetapkan jenis instrumen, peneliti menyusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan dan waktu yang dibutuhkan.

4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.

5. Instrumen yang telah dibuat diuji coba, untuk melihat validitas, reliabilitas dan keterbacaannya.

Menurut Zainal Arifin (2011 :226) “instrumen penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Tes terdiri dari beberapa jenis, diantaranya tes tulis, tes lisan dan tes tindakan sedangkan non tes terdiri dari angket, observasi, wawancara dan sebagainya”. Adapun instrumen dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket

Menurut Zainal Arifin (2011 : 228) “angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya”. Diharapkan dengan angket ini, peneliti dapat menggali banyak


(31)

42 informasi dari subjek yang berkaitan secara langsung dengan masalah penelitian yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

Teknik angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup. Menurut Riduwan (2007 : 27) angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberi tanda checklist (√)”.

Bentuk konstruksi item pernyataan / pertanyaan pada angket dalam penelitian ini adalah bentuk skala sikap menurut Likert, dengan 5 pilihan jawaban, yaitu Sl (Selalu), Sr (Sering), J (Jarang), SJ (Sangat Jarang) dan TP (Tidak Pernah). Angket disusun berdasarkan pada kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya yang mengandung aspek dan indikator dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Untuk menilai setiap alternatif jawaban, setiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban

No Pilihan Jawaban Bobot Nilai

Positif Negatif 1 2 3 4 5 Selalu (Sl) Sering (Sr) Jarang (J)

Sangat Jarang (SJ) Tidak Pernah (TP)

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

(Sumber: Sugiyono, 2002 : 86)

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut Skala Likert. Menurut Sugiyono (2002 : 86) mengatakan bahwa: Skala Likert digunakan


(32)

43

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Sedangkan pertimbangan penulis menggunakan skala Likert adalah sebagai berikut :

1. Menentukan skornya mudah karena tiap jawaban diberi bobot berupa angka yang mudah dijumlahkan.

2. Skala Likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan peserta diklat berdasarkan intensitas sikap tertentu.

3. Skala Likert ini sangat luwes dan fleksibel, lebih fleksibel dari teknik pengukuran lainnya.

Instrumen tersebut harus memiliki tingkat kesahihan (validitas) serta keterandalan (reliabilitas) demi mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002 : 144) menyatakan, bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Data 1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 168) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atu sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Suharsimi Arikunto (2006 : 170) menyebutkan bahwa untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrumen, dapat menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus Product Moment sebagai berikut:


(33)

44

rXY =

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N          

Keterangan : rXY = Koefisiensi korelasi antar variabel X dan variabel Y X = Jumlah skor tiap item dari seluruh item responden uji coba Y = Jumlah skor total seluruh item responden uji coba

N = Jumlah responden

Setelah nilai r hitung diketahui, kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan dk = n 2, apabila didapatkan nilai r hitung > nilai r tabel maka instrumen tersebut dinyatakan valid, sebaliknya apabila didapatkan nilai r hitung nilai r tabel maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2006 : 178) “reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji instrumen penelitian yang berkenaan dengan ketetapan alat ukur dalam menilai apa yang akan dinilai. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronebach Alpha, mengingat skor yang diperoleh merupakan data rentangan antara beberapa nilai. Adapun langkah perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronebach Alpha adalah sebagai berikut:


(34)

45

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan 2

X

 = Jumlah kuadrat jawaban responden pada tiap item (X )2 = Kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap item N = Jumlah responden

2. Menghitung varians total (2), dengan rumus sebagai berikut:

2  =

 

N N Y Y 2 2   

(Arikunto, 2002 : 173) dimana : 2 = Nilai varians total

2 Y

 = Jumlah kuadrat jawaban responden pada tiap item (Y )2 = Kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap item N = Jumlah responden

3. Menghitung harga reliabilitas dengan rumus Alpha sebagai berikut: r11=

              2 2 1 1 t b K K

 (Suharsimi Arikunto, 2002 : 173)

dimana : r11 = Reliabilitas angket

K = Banyaknya butir pertanyaan / item 2

b

 = Jumlah varians item 2

t

 = Jumlah varians total

Setelah nilai r11 hitung diketahui, kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf nyata α = 0,05 apabila didapatkan nilai r11 hitung > nilai r tabel berarti reliabel, sebaliknya apabila didapatkan nilai r11 hitung nilai r tabel berarti tidak reliabel.


(35)

46 G.Teknik Analisis Data

Instrumen penelitian setelah diketahui dan dinyatakan valid dan reliabel, kemudian teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diajukan serta menjawab rumusan masalah yang diajukan. Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikan dalam susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai data yang sebelumnya telah dikumpulkan. Teknik analisis data menurut Sambas Ali dan Maman Abdurrahman (2007 : 52) adalah:

Cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifa-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, maka peneliti menentukan beberapa langkah atau prosedur analisa yaitu:

1. Tahap mengumpulkan data

Tahap ini dilaksanakan ketika peneliti mengumpulkan data dengan alat pengumpul data yang sebelumnya dudah ditentukan.

2. Tahap editing

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

3. Tahap koding


(36)

47

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan Tahap ini adalah tahap dimana dilakukannya pengujian validitas dan reliabilitas instrumen pengumpul data.

6. Tahap mendeskripsikan data

Tahap mendeskripsikan data adalah tahap dimana data yang telah ada kemudian dibuat dalam tabel frekuensi dan/atau diagram dengan tujuan untuk memahami data sampel penelitian.

7. Tahap Transformasi data

Tahap transformasi data bertujuan untuk merubah data ordinal dari data variabel yang telah didapatkan dalam angket pengumpul data, kedalam data interval dengan metode succesive interval dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 for Windows.

8. Tahap pengujian normalitas data

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui sebaran data yang didapatkan, distribusinya normal atau tidak, sehingga dapat diketahui tindakan pengujian korelasi yang akan dilakukan selanjutnya.

9. Tahap pengujuan hipotesis

Tahap ini merupakan tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Tahap-tahap pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis Statistik

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa”. Dari pernyataan tersebut diperoleh hipotesis statistik sebagai berikut:


(37)

48 H0 : ρ = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa

H1 : ρ ≠ 0, artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa

b. Menguji Korelasi

Pengujian korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan dua hasil pengukuran variabel yang diteliti. Perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu korelasi product moment dan korelasi tata jenjang atau rank spearman. Perhitungan dilakukan dengan memperhatikan hasil uji normalitas data. Sugiyono (2008 : 244) menyatakan bahwa:

Kalau product moment, sumber data untuk variabel yang akan dikorelasikan adalah sama, data yang dikorelasikan adalah data interval atau rasio, serta data dari kedua variabel masing-masing membentuk distribusi normal, maka korelasi spearman rank, jenis data yang dikorelasikan adalah variabel adalah data ordinal, serta data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Peneliti dalam penelitian ini, menggunakan teknik korelasi product moment untuk menguji hubungan dua variabel yang diteliti, karena sumber data untuk variabel yang akan dikorelasikan adalah sama, data yang diperoleh berupa data ordinal yang diperoleh dari instrumen dengan menggunakan jenis skala likert, kemudian ditransformasikan dari bentuk ordinal kedalam bentuk interval menggunakan metode


(38)

49

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan 2. Data menyebar/berdistribusi normal.

Sebab itu dari ciri-ciri dan pernyataan di atas, maka data angket yang peneliti dapat harus ditransformasikan dari data ordinal menjadi data interval. Berdasarkan jenis data, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik parametrik. Adapun langkah yang ditempuh dalam analisa korelasi adalah menghitung koefisien korelasi. Rumus yang digunakan adalah rumus koefisien product moment. c. Menentukan Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y

Tinggi rendahnya koefisien korelasi dapat terlihat dari rujukan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi untuk melihat seberapa besar hubungan antara variabel X dan variabel Y, atau mengidentifikasi yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sumber: Sugiyono 2008 : 231) d. Menguji Signifikansi

Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian atas tingkat keberartian korelasi hasil perhitungan tersebut. Tingkat keberartian ini diuji dengan uji signifikansi korelasi dengan uji t yaitu:


(39)

50

Keterangan:

t = Distribusi student dengan Derajat Kebebasan dk = n 2 r = Koefisien korelasi Pearson

n = Banyaknya ukuran sampel

Setelah mendapatkan nilai t hitung dari uji signifikansi korelasi, kemudian hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel. Setelah itu, dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, dimana: Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

380) : 1996 Sudjana, (Nana

) 1 (

) 2 (

2 r n r t

  


(40)

80

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penelitian ini menyimpulkan :

1. Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang secara keseluruhan berada pada kategori tinggi (dengan rujukan pada tabel 4.1), hal tersebut dapat dilihat berdasarkan indikator :

a . Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 77,58%

b. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 81,28% c. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 76,36%

d . Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 81,21%

e . Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 63,94%

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 81,70%

g . Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 82,13%


(41)

81 berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 77,07%

i . Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 79,87%

j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 77,37%.

2. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang secara keseluruhan berada pada kategori tinggi (dengan rujukan pada tabel 4.12), hal tersebut dapat dilihat berdasarkan indikator :

a . Perhatian (Attention) berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 78,87%

b . Kesesuaian (Relevance) berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 82,34%

c . Kepercayaan diri (Confidence) berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 74,79%

d . Kepuasan (Statisfaction) berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 79,34%.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Sumedang dengan tingkat keeratan korelasi sangat kuat.


(42)

82

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran memiliki presentase terendah dibandingkan indikator lainnya. Hal ini perlu mendapat perhatian dari kepala sekolah yang terkait karena di era globalisasi seperti sekarang ini teknologi informasi dan komunikasi merupakan kebutuhan hidup sehari-hari. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti mengadakan pelatihan pelatihan penggunaan Web/blog pembelajaran dll.

2. Guru

Guru hendaknya terus mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimilikinya, terutama pada kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

3. Siswa

Siswa dalam kegiatan pembelajaran, hendaknya lebih menumbuhkan motivasi belajarnya lagi terutama pada indikator kepercayaan dirinya. 4. Peneliti Selanjutnya

Bagi para peneliti untuk penelitian selanjutnya sebaiknya didalam meneliti tentang hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar siswa, dapat menggunakan sampel yang lebih banyak lagi, yaitu tidak hanya pada satu sekolah saja, sehingga benar-benar dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru memiliki hubungan dengan motivasi belajar siswa.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sadirman. (2009). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT Rajagrafindo Persada.

Ali, Sambas dan Abdurahman, M. (2007). Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. ( 2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi. [online].

Tersedia: http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103/ [3 April 2013]. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru. [online]. Tersedia : http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=107/ [3 April 2013].

Djamarah, B. Syaiful. (2008). Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta. Ginting, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran.

Bandung: Humaniora.

Hamalik, Oemar (2008). Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.


(44)

84

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

persepsi-siswa-tentang-kompetensi-profesional-guru-terhadap-prestasi- belajar-yang-dimediasi-oleh-motivasi-belajar-siswa-studi-pada-kelas-x- mata-pelajaran-ekonomi-di-sma-islam-malang-tahun-ajaran-20092010-hendrik-kristian-47937.html [25 April 2013].


(45)

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurani, Yuliani., Himana, W. dan Japar, M. (2004). Belajar &Pembeajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Nurgiantoro, Burhan., Gunawan. dan Marzuki. (2009). Statistik Terapan Untuk

Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Payong, R. Marselus. (2011). Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: PT Indeks.

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan

Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2009). Manjemen Kurikulum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.


(46)

86

Muhamad Kamaludin, 2013

Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan Sudjana, Nana. dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2002). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syamsudin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-Undang RI No.14 Tentang Guru dan Dosen Tahun 2005.

Uno, B. Hamzah. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuliawati, Eva (2010). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Diklat Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Di Kota Bandung. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(47)

(1)

82

dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran memiliki presentase terendah dibandingkan indikator lainnya. Hal ini perlu mendapat perhatian dari kepala sekolah yang terkait karena di era globalisasi seperti sekarang ini teknologi informasi dan komunikasi merupakan kebutuhan hidup sehari-hari. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti mengadakan pelatihan pelatihan penggunaan Web/blog pembelajaran dll.

2. Guru

Guru hendaknya terus mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimilikinya, terutama pada kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

3. Siswa

Siswa dalam kegiatan pembelajaran, hendaknya lebih menumbuhkan motivasi belajarnya lagi terutama pada indikator kepercayaan dirinya. 4. Peneliti Selanjutnya

Bagi para peneliti untuk penelitian selanjutnya sebaiknya didalam meneliti tentang hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar siswa, dapat menggunakan sampel yang lebih banyak lagi, yaitu tidak hanya pada satu sekolah saja, sehingga benar-benar dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru memiliki hubungan dengan motivasi belajar siswa.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sadirman. (2009). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT Rajagrafindo Persada.

Ali, Sambas dan Abdurahman, M. (2007). Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. ( 2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi. [online].

Tersedia: http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103/ [3 April 2013]. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru. [online]. Tersedia : http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=107/ [3 April 2013].

Djamarah, B. Syaiful. (2008). Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta. Ginting, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran.

Bandung: Humaniora.

Hamalik, Oemar (2008). Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Keller, John. (2007). What Are The Elements of Learner Motivastion?. [Online]. Tersedia: http://www.arcsmodel.com/Mot%20dsgn%20A%20cate.htm [25 April 2013].

Kristian, Hendrik. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar yang Dimediasi oleh Motivasi Belajar Siswa (Studi pada Siswa Kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Islam Malang Tahun Ajaran 2009/2010). [Online] Tersedia:


(3)

84

persepsi-siswa-tentang-kompetensi-profesional-guru-terhadap-prestasi- belajar-yang-dimediasi-oleh-motivasi-belajar-siswa-studi-pada-kelas-x-


(4)

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurani, Yuliani., Himana, W. dan Japar, M. (2004). Belajar &Pembeajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Nurgiantoro, Burhan., Gunawan. dan Marzuki. (2009). Statistik Terapan Untuk

Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Payong, R. Marselus. (2011). Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: PT Indeks.

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan

Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2009). Manjemen Kurikulum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Siregar, S. (2001). Statistika Terapan. Bandung: JPTM FPTK UPI

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum (Dalam Lintas Sejarah). Bandung: CV. Pustaka Setia.


(5)

86

Sudjana, Nana. dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2002). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syamsudin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-Undang RI No.14 Tentang Guru dan Dosen Tahun 2005.

Uno, B. Hamzah. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuliawati, Eva (2010). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Diklat Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Di Kota Bandung. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI Bandung: tidak diterbitkan. _______ . (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


(6)

Dokumen yang terkait

“ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Sukoharjo

0 2 14

“ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Sukoharjo Ta

0 5 17

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP KREATIFITAS SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI Kompetensi Pedagogik Guru Dan Motivasi Siswa Terhadap Kreatifitas Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2015

0 3 12

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP KREATIFITAS SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI Kompetensi Pedagogik Guru Dan Motivasi Siswa Terhadap Kreatifitas Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2015

0 3 17

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa.

0 1 10

PENGGUNAANMEDIA VIDEOUNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MENGOPERASIKAN ALAT UKUR PADA MATA PELAJARAN UKUR TANAH DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG.

0 5 50

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUBUT LANJUT 1 DI SMKN 12 BANDUNG.

0 1 42

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK NEGERI 8 BANDUNG.

0 1 47

Pengaruh persepsi siswa mengenai kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sistem komputer di smk negeri 1 Banyudono jurnal

0 0 20

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PERPAJAKAN SISWA DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA

0 0 17