PENERAPAN PENDIDIKAN AKHLAK MULIA DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA DINI DI PAUD AN - NUUR.

(1)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDIDIKAN AKHLAK MULIA DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA DINI

DI PAUD AN - NUUR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh: Cahny Sudiarni 1003213

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDIDIKAN AKHLAK MULIA DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA DINI

DI PAUD AN - NUUR

Oleh

Cahny Sudiarni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Cahny Sudiarni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

CAHNY SUDIARNI 1003213

PENERAPAN PENDIDIKAN AKHLAK MULIA DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA DINI DI PAUD AN NUUR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd NIP. 19600926 198503 1 003

Pembimbing II

Dr. Asep Saepudin, M.Pd NIP. 19700930 200801 1 004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

i

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari permasalahan dalam penerapan pendidikan akhlak mulia pada anak usia dini. Pembelajaran akhlak penting sekali ditanamkan pada anak didik semenjak usia dini, karena pada usia ini anak mudah sekali meniru apa yang mereka lihat dan dengar. Metode bercerita merupakan salah satu metode dalam mendidik anak. Bercerita dapat menanamkan nilai moral, nilai agama, nilai sosial, budaya dan karakter. Hal tersebut diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan memperoleh data mengenai: 1) pelaksanaan penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini di Paud An-Nuur; 2) prosedur penggunaan metode bercerita pada anak usia dini dalam proses pembelajaran di Paud An-Nuur; 3) faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini di Paud An Nuur.

Konsep atau landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Konsep Pendidikan Akhlak Mulia, Hakikat Pendidikan Karakter, Tujuan Pendidikan Karakter, Metode Bercerita, Konsep Pendidikan Anak Usia Dini

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah lima informan, yaitu satu orang pengelola paud An Nuur, satu orang tutor Paud An Nuur, tiga orang warga belajar paud An Nuur.

Berasarkan pengolahan data dan pembahasan, diperoleh hasil penelitian mengenai (1) pelaksanaan penerapan pendidikan akhlak mulia pada anak usia dini di Paud An-Nuur, memiliki tujuan yang sama, untuk kebaikan anak dan menjadikan anak yang berakhlakul karimah dengan diberikan pembiasaan akhlak yang baik. dimulai dengan pemberian nasehat yang baik dengan mencontohkan kehidupan yang baik agar anak dapat meniru keteladanannya. (2) prosedur penggunaan metode bercerita pada anak usia dini dalam proses pembelajaran di Paud An-Nuur dimulai dengan perencanaan penerapan pendidikan akhlak melalui persiapan tema cerita bertujuan merangsang kreatifitas dan imajinasi siswa dalam penerapan pendidikan akhlak. (3) faktor pendukung kerjasama antara tutor dan kepala sekolah (pengelola) sarana dan prasarana, dan faktor penghambat penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter melalui metode bercerita pada anak usia dini di Paud An Nuur. Diantaranya orang tua dan warga belajar

Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada pengelola agar meningkatkan program-program yang positif terutama untuk meningkatkan pendidikan akhlak


(5)

ii

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mulia. Tutor harus memperhatikan kebutuhan perkembangan karakter anak. Orang tua diharapkan dapat menerapkan metode bercerita dirumah.


(6)

v

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Pertanyaan Penelitian... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Struktur Organisasi Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 12

A. Konsep Pendidikan Akhlak Mulia ... 12

1. Pengertian Pendidikan Akhlak Mulia ... 12

2. Tujuan Pendidikan Akhlak ... 17

3. Urgensi Pendidikan Akhlak Mulia bagi Anak ... 18

B. Hakikat Pendidikan Karakter ... 21

C. Tujuan Pendidikan Karakter ... 22

D. Konsep Metode Bercerita ... 23

1. Pengertian Metode Bercerita ... 23

2. Tujuan Bercerita ... 24

3. Manfaat Bercerita ... 24

4. Penerapan Metode Bercerita Dalam meningkatkan aspek perkembangan Anak Usia Dini ... 25

E. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 32

1. Pengertian Anak Usia Dini ... 32

2. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini... 33


(7)

vi

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... 34

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Instrumen Penelitian ... 35

2. Teknik Pengumpulan Data ... 36

D. Triangulasi ... 38

E. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 38

1. Tahap Pra Lapangan ... 39

2. Tahap Kegiatan Lapangan ... 40

3. Tahap Analisis Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 41

1. Reduksi Data ... 41

2. Penyajian Data/Display Data ... 42

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

B. Hasil Penelitian ... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 66 RIWAYAT HIDUP ... LAMPIRAN – LAMPIRAN ...


(8)

1

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia sekarang, tidak akan berbeda dengan generasi manusia masa lampau, bahkan mungkin juga malah lebih rendah, lebih jelek kualitasnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa maju-mundurnya atau baik buruknya peradaban masyarakat suatu bangsa akan ditentukan oleh pendidikan yang ditempuh oleh masyarakat tersebut. Menurut ilmu dalam agama Islam wajib bagi setiap umat, baik laki-laki maupun perempuan, karena pendidikan berusaha membentuk pribadi berkualitas, baik jasmani maupun rohani.

Dengan demikian pendidikan mempunyai peran strategis dalam membentuk anak didik menjadi manusia berkualitas, tidak saja berkualitas dalam segi kognitif, afektif, psikomotorik, tetapi juga aspek spiritual. Hal ini membuktikan pendidikan mempunyai andil besar dalam mengarahkan anak didik untuk mengembangkan diri berdasarkan bakat dan potensinya. Melalui pendidikan, memungkinkan anak menjadi pribadi sholeh, pribadi berkualitas secara skill, kognitif, dan spiritual.

Setiap makhluk Allah yang dilengkapi dengan akal wajib untuk menuntut ilmu apa saja, yang pada intinya semua ilmu itu adalah baik. Hanya karena ulah manusialah yang menyebabkan ada golongan ilmu yang tidak baik. Itu semua tergantung dari manusia sendiri dalam mempergunakannya, apakah untuk hal kebaikan ataupun untuk kejahatan.

Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk meletakkan dasar-dasar


(9)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan kemampuan anak, karena usia (0 - 6 tahun) merupakan periode atau masa keemasan (The Golden Age) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, selain gizi yang cukup beragam stimulus juga harus diberikan. Oleh karena itu, keterlibatan orang tua dan pendidik pada masa ini sangat baik untuk mengetahui, memehami dan mengerti perkembangan anak usia dini (Riyanto, 2005:6-7).

Anak usia (0-6 tahun) akan mampu menyerap ilmu atau pelajaran jauh lebih kuat dari pada orang dewasa. Oleh karena itu, mendidik anak pada usia ini tidak dapat secara asal-asalan, karena sangat penting bagi perkembangan kemampuan dasar anak untuk menempuh jenjang pendidikan selanjutnya dan waktu yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak serta turut memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mempercepat keberhasilan peningkatan sumber daya manusia.

(Pardede/http://japarde.multiply.com/journal/item/46/tentang PAUD) Ibnu Qoyyim (dalam Muh. Suwaid 2003:19), mengatakan bahwa:

Anak akan tumbuh menurut apa yang dibiasakan oleh pendidiknya ketika kecil. Jika sejak kecil anak terbiasa marah, keras kepala, tergesa-gesa dan mudah mengikuti hawa nafsu, serampangan, tamak dan seterusnya, maka akan sulit baginya untuk memperbaiki dan menjauhi hal-hal itu ketika dewasa. Seperti yang kita ketahui bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan fitrah tanpa noda dan dosa, seperti sehelai kain putih yang belum mempunyai motif dan warna. Oleh karena itu, orang tualah yang akan memberikan warna terhadap kain putih tersebut.

Manusia yang paling tinggi statusnya adalah manusia yang paling mulia akhlak dan tinggi sifat taqwanya. Iman seorang muslim itu tidak sempurna apabila dia tidak memiliki akhlak yang mulia dan terpuji. Hal ini dapat dilihat dari tujuan utama diutusnya nabi muhammad SAW oleh Allah SWT kepada manusia juga memperlihatkan kepentingan nilai akhlak yang baik dalam Islam.

Azmi (2006:53), “masa anak-anak adalah masa terpenting dalam pembinaan akhlak, masa tersebut memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pada masa sebelum


(10)

3

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan sesudahnya”. Pada masa itulah seseorang pendidik atau orang tua memiliki peluang yang sangat besar dalam membentuk anak sesuai apa yang diinginkannya.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seoarang anak sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua dan anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perilaku tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya.

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama mendidik anaknya. Sekolah, pesantren, dan guru agama yang di undang kerumah adalah institusi pendidikan dan sekedar membantu orang tua.

Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Disekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budidayanya. “Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga”. (Sudrajat, 2008).

Tetapi realitas dimasyarakat membuktikan pendidikan di sekolah belum mampu menghasilkan anak didik berkualitas secara keseluruhan, kenyataan ini dapat dicermati dengan banyaknya prilaku kurang terpuji dimasyarakat, sebagai contoh merebaknya penggunaan narkoba, perampokkan, bunuh diri, pelecehan seksual, anak usia dini sudah terbiasa merokok dan banyak lagi. Realitas ini


(11)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memunculkan anggapan bahwa pendidikan gagal membentuk anak didik berakhlak mulia.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”(pasal 1, butir 14)

Selain itu disebutkan dalam pasal 28 UU tersebut bahwa PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan PAUD dapat diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dalam hal ini, kelompok bermain merupakan salah satu satuan PAUD jalur pendidikan nonformal (pasal 28 ayat 4). Berdasarkan peraturan menteri pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2005, PAUD nonformal berada dibawah pembinaan Direktorat PAUD, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah (Ditjen PLS)

Dalam pendidikan non formal, Paud An Nuur termasuk kedalam satuan PAUD sejenis. Sebagaimana dijelaskan bahwa PAUD sejenis adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada dimasyarakat.

Pembelajaran akhlak penting sekali ditanamkan pada anak didik sejak usia dini, karena pada usia ini anak mudah sekali meniru apa yang mereka lihat dan dengar pasti akan melekat di memori anak usia dini. Jika anak tidak dibina dengan pembelajaran akhlak terpuji sedini mungkin, maka pada masa perkembangan anak menuju kedewasaan akan membawa dampak yang lebih fatal lagi dan akan meresahkan masyarakat sekitarnya. Anak itu adalah amanat bagi kedua orang tuanya, hatinya yang bersih merupakan permata yang berharga, jika anak dibiasakan dan di didik kebaikan akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagia di


(12)

5

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dunia dan akhirat. Dan jika dibiasakan pada kejelekkan dan dibiarkan berperilaku binatang, akan celaka dan binasa, maka sebagai pencegahannya dengan pendidikan akhlak yang baik harus ditanamkan sejak usia dini.

Karakter memiliki makna lebih tinggi dari moral, karena karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar dan salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga siswa memiliki kesadaran, kepekaan, dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berkarakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakkan nyata melalui perilaku baik, jujur, ikhlas, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain.

Karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik dengan cara pendidikan yang menyenangkan.

Waktu yang paling menyenangkan pada usia dini adalah ketika sedang bermain. Kegiatan bermain adalah kegiatan apa saja dalam suasana yang menyenangkan. Menyenangkan adalah kata kunci dalam setiap kegiatan bagi anak. Tanpa suasana yang menyenangkan, kegiatan itu bagi anak tidak berarti apa-apa, walaupun mungkin terbilang mahal. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik dalam menciptakan kegiatan belajar, pelatihan atau pembiasaan hendaknya dalam suasana yang menyenangkan. Dengan demikian tidak membebani, tidak memaksa dan tidak menjadikan mereka bersedih hati. “Kegiatan yang dilakukan secara spontan, tanpa paksaan, sesuai dengan gerak hati anak, dan mendatangkan kegembiraan harus diciptakan terus menerus secara bervariasi”. (Riyanto, 2005:83). “Disela-sela bermain, anak belajar memahami salah benar. Ia juga mulai belajar memahami apa itu adil jujur, menguasai jiwa,


(13)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menanggalkan egoisme ketika bermain ramai-ramai, dan ia juga dapat belajar berjiwa besar”. (Ash-Shawwaf,2003:126).

Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan esensial bagi anak usia dini. “Melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa, emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup”. (Moeslichatoen, 2004:32-33). Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini terbagi dalam tiga tahap, yaitu masa anak anak lahir sampai 12 bulan, masa toddler (balita) usia 1-3 tahun, dan masa pra sekolah 3-6 tahun.

Metode pembelajaran yang digunakan di Paud An Nuur ialah metode belajar yang menyenangkan bagi anak usia dini, salah satunya yaitu metode bercerita. Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Bercerita juga merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak.

Aneka cerita yang diberikan ternyata dikemudian hari punya andil besar dalam pembentukan sifat dan sikap, ikut membangun karakter dan kepribadian, dengan kata lain bercerita dapat menyuntikkan aneka nilai dalam kehidupan anak, disadari atau tidak disadari cerita dapat memberikan banyak faedah dalam kehidupan anak. Bercerita dapat membentuk karakter, mengembangkan imajinasi, mengembangkan kreativitas, mengembangkan minat baca dan menulis, meningkatkan kemampuan bahasa dan kompetensi lainnya, juga dapat meningkatkan kecerdasan emosi. Bercerita kepada anak juga merupakan metode pendidikan yang sangat efektif dan efisien.

Pendidikan akhlak mulia merupakan tujuan yang diprogramkan disekolah-sekolah, termasuk di pendidikan anak usia dini. Pelaksanaan pendidikan ini disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di Kota Bandung dengan mengacu kepada peraturan Gubernur. Mengingat kondisi dewasa ini, banyaknya anak yang


(14)

7

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak memiliki bekal akhlak yang cukup, terbukti dengan banyaknya anak sekolah dengan prilaku menyimpang, maka di perlukan pendidikan akhlak di sekolah. Permasalahan minimnya pendidikan akhlak dengan pelaksanaan yang kurang terprogram ini harus segera ditangani mengingat banyaknya anak yang kurang memahami pentingnya pendidikan akhlak. Sekolah selaku lembaga pendidikan sudah selayaknya memprogramkan serta merealisasikan pendidikan akhlak tersebut. Implementasi dari program pendidikan akhlak merupakan tugas komponen sekolah selain guru sebagai pendidik. Pendidikan usia dini ini tidak akan berhenti dan akan berkembang terus sesuai dengan variasi zaman yang senantiasa berubah, dengan tujuan utama membentuk generasi pintar, berilmu, dan berbudaya dengan akhlak karimah.

Berdasarkan keadaan empiris di lapangan, kondisi siswa siswi Paud An-Nuur telah menerapkan pendidikan akhlak yang mulia dalam mengembangkan karakter yang harus dimiliki oleh anak sejak usia dini yaitu bersikap disiplin disekolah seperti anjuran atau suruhan terhadap anak-anak untuk duduk yang baik, tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapih berpakaian, hormat terhadap orang tua, menyayangi teman, rapi dalam berbaris sebelum masuk kelas, mengucapkan salam dengan bersalaman kepada tutornya, berdoa sebelum dan sesudah belajar, berdoa sebelum dan sesudah makan, berdoa masuk dan keluar WC, sabar menunggu giliran, mau berbagi dan menolong terhadap teman, sholat berjamaah, berinfak di hari jumat uang dari hasil infak di pakai untuk menengok temannya yang sakit, bertanggung jawab dapat membereskan mainan sendiri, dapat membedakan barang milik orang lain dan barang milik sendiri kegiatan semua itu berjalan secara intensif walaupun kadang ada satu atau dua anak yang belum bisa mengikuti kegiatan tersebut.

Penerapan pendidikan akhlak bagi anak-anak merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan agama, disamping pembinaan aqidah dan ibadah. Hal ini ditegaskan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya ”sesungguhnyalah aku


(15)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Penerapan akhlak pada dasarnya dimaksudkan sebagai upaya penanaman nilai-nilai Islami sebagaimana tercermin dalam pola perilaku seseorang. Di dalam penyelenggaraan penerapan akhlak tersebut sedikitnya ada tiga sasaran yang patut mendapat perhatian yaitu: 1) pemahaman dan penghayatan tentang nilai akhlak, 2) keterampilan mengamalkannya, 3) kesadaran dan kesediaan untuk mengamalkannya dengan penuh disiplin.

Dari tiga sasaran tersebut diatas maka upaya untuk menumbuhkan sikap dan kesadaran mengamalkan nilai-nilai tersebut merupakan yang terpenting tetapi juga paling sulit, sehingga diperlukan latihan dan pembiasaan yang terus menerus dan dimulai sedini mungkin. Dengan demikian diharapkan suatu nilai yang baik telah dihayati penuh dalam hati tertanam dalam jiwa maka akan terus melekat sebagai bagian dari watak dan kepribadian si anak pada masa yang akan datang. Bekal utamanya adalah keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT, hidup beradat, berakhlak mulia. Inilah, yang menjadi program utama dalam pendidikan anak usia dini (PAUD).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, mendorong penulis untuk mencari gambaran yang kongkrit dan membahas penelitian dengan judul “Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita pada Anak Usia Dini di Paud An-Nuur”. Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan pendidikan pada umumnya dan keberhasilan penerapan akhlak mulia bagi anak usia dini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis kemukakan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pendidikan akhlak mulia dengan membina karakter pada anak usia dini dalam keseharian di Paud An-Nuur sudah berjalan secara optimal


(16)

9

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

walaupun kadang-kadang ada satu atau dua anak yang masih belum melaksanakan kegiatan akhlak mulia.

2. Anak di belajarkan akhlak mulia tentang kesopanan terhadap guru, orang tua, kasih sayang terhadap sesama, serta di belajarkan dalam membaca huruf hijaiyyah dengan metode iqro, hafalan doa-doa, hafalan surat-surat pendek, belajar sholat berjamaah. Tetapi ada juga salah satu anak yang belum mau mengikutinya

3. Penanaman pendidikan akhlak melalui kedisplinan, kejujuran, ketaatan, bertanggung jawab dalam mengetahui barang milik sendiri dan barang milik orang lain, dapat bersikap dan berperilaku saling hormat menghormati, tolong menolong, menghargai teman, dan saling maaf memaafkan. Terkadang masih ada juga satu atau dua anak yang belum bisa mengikuti sikap tersebut.

4. Dapat menjaga lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, dapat menjaga kebersihan diri dan mengurus diri sendiri.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merumuskan penelitian ini dalam judul: Penerapan Pendidikan akhlak Mulia dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini di Paud An Nuur.

Untuk memfokuskan telaah dalam penelitian mengenai penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter melalui metode bercerita pada anak usia dini ini, penulis membatasi penelitian pada hal-hal sebagai berikut:

1. Pelaksanaan penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini di Paud An-Nuur

2. Prosedur penggunaan metode bercerita pada anak usia dini dalam proses pembelajaran di Paud An-Nuur.


(17)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini di Paud An Nuur.

D. Pertanyaan Penelitian

Merujuk pada hasil identifikasi masalah diatas, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan, adapun pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini di Paud An-Nuur?

2. Bagaimana prosedur penggunaan metode bercerita pada anak usia dini dalam proses pembelajaran di Paud An-Nuur?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter melalui metode bercerita pada anak usia dini di Paud An-Nuur?

E. Tujuan Penelitian

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini akan diarahkan pada terwujudnya deskripsi yang mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini di Paud An-Nuur.

2. Untuk mengetahui prosedur penggunaan metode bercerita pada anak usia dini dalam proses pembelajaran di Paud An-Nuur.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter melalui metode bercerita pada anak usia dini di Paud An Nuur.


(18)

11

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini akan bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya, karena dengan adanya penelitian ini dapat menambah khazanah pengetahuan yang di peroleh penulis terutama dalam bidang pendidikan akhlak mulia bagi anak usia dini. Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini merupakan masukkan bagi perkembangan dunia keilmuan dalam meningkatkan teori-teori pembelajaran yang berhubungan dengan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter anak usia dini.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban oleh para tutor pendidikan anak usia dini, dalam pembelajaran penerapan pendidikan akhlak mulia dengan metode bercerita..

G. Struktur Organisasi Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini supaya berurutan dan mudah dalam pembahasannya maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah,

Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Penulisan.

Bab II, berisi Tinjauan Teoritis yang berhubungan dengan masalah

penelitian serta membahas mengenai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang di teliti.

Bab III, berisi tentang prosedur penelitian yang membahas mengenai

metode penelitian, dan jenis data, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, tahap-tahap penelitian dan pelaksanaan, teknik analisis data.

Bab IV, berisi hasil penelitian yaitu penerapan pendidikan akhlak mengenai


(19)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daerah penelitian, gambaran umum identitas responden, penyajian hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V, berisi kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan


(20)

38

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam L.J Maleong (2007:4) bahwa “metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati”. Sedangkan Kirlk dan Miller (1986:9) dalam L.J Maleong (2007:4) mengungkapkan bahwa “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

dalam peristilahannya”.

Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah tujuannya yaitu untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang signifikan, melalui penerapan-penerapan prosedur ilmiah. Penelitian merupakan suatu langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak diragukan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang dalam pada latar penelitian. Secara lebih tegas Moleong menyatakan bahwa “mereka itu adalah orang yang dimanfaatkan


(21)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. (Moleong dalam Suryabrata, 2003:188).

Sedangkan menurut Arikunto (2006:145), bahwa:

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti, jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. Dalam penelitian ini, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.

Penentuan subjek penelitian dipilih dengan tujuan tertentu secara purposive, yaitu subjek penelitian diambil dengan maksud atau tujuan tertentu dan lebih bersifat selektif, informan yang diambil sebagai subjek penelitian karena peneliti menganggap bahwa informan tersebut dapat lebih dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan berdasarkan maksud untuk menenukan jawaban mengenai penggunaan metode bercerita dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini. Maka yang menjadi subjek penelitiannya antara lain, dua orang tutor, tiga orang warga belajar.

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri dengan bantuan orang lain merupakan pengumpulan data utama, karena peneliti ini menuntut penelitian alamiah yang lngsung dihadapi oleh peneliti. Di samping itu penelitian kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang ada ditempat penelitian. Hal ini dilakukan karena jasa menggunakan alat bukan manusia, maka akan sangat tidak mugkin jika mengadakan penyesesuaian terhadap situasi yang berubah-ubah dilapangan tempat penelitian.

Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri merupakan pengumpulan data utama yang terjun ke lokasi penelitian untukmengumpulkan data dan melalui


(22)

40

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi dan wawancara. Peneliti sebagai instrument penelitian, akan dapat memahami dan menyesuaikan keadaan yang terjadi pada waktu penelitian, maka data yang didapatkan oleh peneliti dapat diperoleh secara akurat. jadi manusia Adalah sebagai alat instrumen bagi penelitian. (instrumen dapat dilihat di lampiran).

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memudahkan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa teknik dan alat pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut:

a. Observasi

Teknik yang digunakan dengan mengkaji suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data secara sistematis.

Creswell (1997:125) dalam Satori Djam’an (2010:124) mengemukakan

operasionalisasi pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menjadi suatu rangkaian dari tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Pilih suatu lokasi untuk diamati, kemudian perolehan ijin-ijin yang diperlukan untuk mendapatkan akses terhadap lokasi yang telah dipilih. 2) Di lapangan, identifikasi siapa atau apa yang harus di observasi (amati),

kapan dan berapa lama. Untuk sasarannya disini yaitu guru dan anak, peneliti sendiri mengamati siswa dalam kegiatan sehari-hari lebih pada pembinaan yang diberikan guru pada anak, seperti pada saat guru membimbing ketika anaknya sedang mengaji ketika anaknya di sekolah.

3) Tentukan, pada awalnya sebuah peran sebagaiseorang pengamat. Peran ini dapat mencakup partisipan lengkap agar menjadi pengamat yang lengkap.

4) Rekam berbagai aspek-aspek terkait seperti: potret informan, setting fisik, kejadian dan aktifitas tertentu, dan reaksi-reaksi pengamat. Alat perekam dan untuk memotret disini yaitu menggunakan handphone.


(23)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui dari dekat kegiatan dan peristiwa tertentu yang dilakukan sehingga dapat memberikan informasi yang berguna sesuai dengan permasalahan penelitian. Observasi dilakukan terhadap proses pendidikan disekolah dan penerapan nilai-nilai akhlak yang ditanamkan oleh guru pada anak usia dini. Teknik ini dapat melihat dan mengamati sendiri kejadian.

b. Wawancara

Di samping observasi, data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan melalui wawancara. Menurut Afifudin dan Ahmad (2009:131) “wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan kepada seseorang yang menjadi informan atau responden”. Teknik wawancara ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh informasi/data yang lebih lengkap lagi yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan teknik observasi.

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan wawancara serta penelitian menggali informasi sedalam-dalamnya, penulis menggunakan instrumen/alat pengumpul data berupa pedoman wawancara. Sebagaimana diungkapkan oleh Patton(1998) dalam Afifudin dan Ahmad (2009:41), bahwa:

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti (pewawancara) mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkret dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteksactual saat wawancara berlangsung.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada satu pengelola dan satu orang tutor, dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang penerapan pendidikan akhlak melalui penggunaan metode bercerita dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini. Adapun permasalahan yang ditanyakan oleh peneliti


(24)

42

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diantaranya: penerapan pendidikan akhlak, proses metode bercerita dan hasil yang dicapai dalam mengembangkan aspek karakter pada anak usia dini melalui metode bercerita.

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan oleh penulis, yaitu studi dokumentasi. Studi dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2006:158), “di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya”.

Studi dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen dengan tujuan untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca, menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dokumen yang menjadi salah satu sumber pengumpulan data berupa foto, profil, dan data warga belajar.

D. Triangulasi

Triangulasi menurut Sugiyono (2008:241) diartikan sebagai:

Teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan beberapa subjek penelitian. Data yang diperoleh dari subjek penelitian yang satu


(25)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu membandingkan hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil studi dokumentasi dengan hasil wawancara dan hasil observasi tutor dan warga belajar.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara yang berkaitan dengan penggunaan metode bercerita pada penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini, yaitu hasil wawancara dengan satu orang pengelola dan satu orang tutor, dan observasi terhadap tiga orang warga belajar.

E. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan. Langkah dalam penelitian ini, mengacu pada pendapat Bogdan dalam Barsowi dan Suwandi

(2008:84) yaitu “ tahapan penelitian kualitatif menyajikan tiga tahapan yaitu tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan, dan tahapan analisis data”.

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan dilaksanakan peneliti sebelum pengumpulan data. Tahap pra lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan data, ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika penelitian lapangan, adapun enam kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam tahap ini, yaitu:


(26)

44

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menyusun rancangan penelitian, rancangan penelitian ini bisa disebut proposal penelitian. Pada tahapan ini penulis memilih lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian,rancagan pengumpulan data, menentukan latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, serta kajian keputusan yang dijadikan dasar dalam menentukan fokus penelitian yaitu mencari teori atau konsep yang berkaitan dengan penggunaan metode bercerita pada penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini

b. Memilih lapangan fokus penelitian. Dalam pemilihan lokasi penelitian, penulis melakukan kesesuaian antara teori yang didapat oleh penulis dengan kenyataan/praktek di lapangan.

c. Mengurus perijinan yang dibuat kepada pihak-pihak yang berwenang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan. Penulis terlebih dahulu membaca dari kepustakaan dan mengetahui dari orang tentang objek penelitian sehingga penulis mengenali situasi dan kondisi daerah tempat penelitian yang akan dilakukan serta memiliki gambaran umum tentang keadaan di lapangan. e. Memilih dan memanfaatkan responden. Responden yang dipilih oleh penulis sendiri disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan oleh penulis serta responden tersebut dirasakan dapat mewakili keseluruhan.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian. Perlengkapan yang dipersiapakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, diantaranya: perlengkapan fisik, surat ijin mengadakan penelitian dari Universitas, kontak dengan daerah yang menajadi latar penelitian yaitu Paud An Nuur.

g. Persoalan etika penelitian. Karena dalam penelitian kualitatif adalah orang sebagai alat yang mengumpulkan data. Penulis berhubungan dengan orang-orang, baik secara perseorangan maupun secara kelompok atau masyarakat, akan bergaul, hidup, dan merasakan serta menghayati bersama tata cara hidup


(27)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam latar penelitian. Sehingga penulis harus menyesesuaikan diri dengan orang-orang yang berada dilingkungan yang akan diteliti.

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Tahap kegiatan lapangan merupakan kegiatan peneliti yang dilakukan langsung di tempat penelitian, tahap lapangan pekerjaan dibagi atas tiga bagian yaitu:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahap ini penulis mengklasifikasikan subjek penelitian yang sesuai dengan alat pengumpulan data yang digunakan dengan melihat pada subjek penelitian yang ada pada latar penelitian serta data yang harus dikumpulkan.

b. Memasuki lapangan. Pada tahap ini peneliti berusaha untuk menyesesuaikan diri dengan karakteristik penelitian sehingga dapat terjadi keakraban dan tidak adanya dingding pemisah antara penulis dan subjek penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh penulis, diantaranya:

1) Mengadakan wawancara dengan pengelola, tutor sebagai subjek penelitian utama yang difokuskan kepada penggunaan metode bercerita pada penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini, dan observasi kepada warga belajar. 2) Melakukan observasi terhadap warga belajar selama kegiatan belajar. c. Berperan serta sambil mengumpulkan data. Penulis ketika melakukan

penelitian tidak hanya melakukan penelitian terhadap mengembangakan aspek perkemabangan anak usia dini. Namun peneliti juga ikut berfartisifasi dalam kegiatan pembelajaran di paud an nuur.


(28)

46

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat beberapa prinsip pokok dalam analisis data, prinsip tersebut meliputi konsep dasar, menemukan tema dan merumuskan hipotesis, serta bekerja dengan hipotesis.

F. Teknik Analisis Data

Pada prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitataif yang dikembangkan oleh Miler dan Huberman.

Menurut Miler dan Hubermen dalam Barsowi dan Suwandi (2008:209).

Menyatakan bahwa “Aktivitas dalam analisis data mencakup tiga kegiatan yang

bersamaan (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi)”. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penelitian, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pengtransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian, diantaranya: menentukan kerangka konseptual, menentukan permasalahan, menentukan pendekatan dalam pengumpulan data yang diperoleh. Sedangkan proses reduksi selama pengumpulan data yaitu: membuat ringkasan, memberikan kode pada aspek-aspek tertentu, mencari tema-tema, menulis memo, dan lain-lain.

Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorgasasi sehingga interpretasi bisa ditarik. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah penulis untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.


(29)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penyajian Data/Display Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa tek naratif, matriks, grafik, jaringan/network dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu sajiannya harus tertata secara apik. Penyajian data juga berupa bagian dari analisis, bahkan mencakup pula reduksi data.

Dalam penelitian ini penulis juga melakukan penyajian secra sistematis, agar lebih mudah untuk dipahami interaksi antar bagian-bagiannya dalam konteks yang utuh bukan segmental atau fragmental terlepas satu dengan lainnya. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Dalam tahap ini, penulis membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan.

Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan “temuan baru” yang berbeda dari temuan yang sudah ada.

Kesimpulan tersebut merupakan jawaban-jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang diperoleh peneliti sebagai hasil wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Kesimpulan yang diambil hanya bersifat sementara dan masih sangat kabur serta diragukan, oleh karena itu senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung hingga akhirnya tercapai kesimpulan akhir.


(30)

63

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pendidikan akhlak dalam mengembangkan karakter melalui metode bercerita pada anak usia dini di paud An nuur, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia dalam Mengembangkan karakter Pada Anak Usia Dini di Paud An Nuur

Penerapan pendidikan akhlak yang ditanamkan pada anak usia dini dalam berakhlakul karimah, menekankan pada keteladanan, berperilaku yang baik, pembiasaan disiplin yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu, dengan demikian, apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh warga belajar dapat membentuk kepribadian mereka secara utuh dan melekat dalam jiwa anak dimasa mendatang. Selain menjadikan keteladanan dan pembiasaan sebagai penerapan pendidikan utama, penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan keluarga dan masyarakat yang kondusif juga sangat penting sekali dalam memperkuat serta membentuk akhlak mulia dalam pengembangan karakter anak yang baik pada kehidupannya.

Mengembangkan karakter pada anak usia dini dengan cara memberikan nasehat yang baik pada warga belajar dengan cara menyenangkan agar warga belajar tidak merasa sedang diberi nasehat yaitu dengan cara metode cerita yang mencontohkan kisah-kisah perilaku kehidupan sehari-hari yang baik, sehingga warga belajar akan mengerjakan berbagai tugas dengan kesadaran dan pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi. Diberikan pembiasaan sikap perilaku yang baik di sekolah maupun dirumah dan diterapkan pada berbagai


(31)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan setiap hari. Diberikan pujian yang baik agar warga belajar merasa gembira dan akan selalu mengerjakan perbuatan yang baik, diberikan hukuman berupa nasehat agar warga belajar tidak mengulangi lagi perbuatan yang tidak disukai atau perbuatan yang salah.

2. Proses Pembelajaran Penggunaan Metode Bercerita dalam Mengembangkan Karakter pada Anak Usia Dini di paud An-Nuur

Terdapat hubungan yang relevan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada pembelajaran penerapan pendidikan akhlak melalui metode bercerita, pengelola dan tutor merencanakan aspek-aspek penting yang harus sudah dipersiapkan sehari sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, kemudian dilaksanakan dan dievaluasi setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tahap perencanaan pembelajaran metode bercerita pada kegiatan paud An Nuur, pengelola dan tutor paud An Nuur menetapkan kegiatan yang akan dilakukan seperti cerita yang akan disampaikan, menetapkan jenis permainan yang diperlukan sesuai dengan cerita dan media yaitu alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran paud An Nuur terkadang dibuat oleh tutor atau menggunakan alat yang sudah tersedia. Hal tersebut dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan penggunaan metode cerita dalam meningkatkan perkembangan karakter pada anak usia dini.

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Penerapan Pendidikan akhlak Mulia dalam Mengembangkan Karakter pada Anak Usia Dini di Paud An-Nuur

Faktor pendukung pada penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini di paud An Nuur adalah lembaga, kompetensi pengelola, kompetensi tutor serta sarana dan prasarana. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat penerapan pendidikan akhl;ak mulia dalam mengembangkan karakter antara lain faktor intern faktor ini condong kepada


(32)

65

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang tua warga belajar, orang tua merupakan tokoh sentral dan utama dalam proses tumbuh kembang anak karena mereka memiliki waktu yang lebih banyak dalam melaksanakan pengawasan dari mulai bangun tidur sampai tidur anak, orang tua kurang mengajarkan anak dirumah, terlalu mempercayakan akhlak dan karakter warga belajar akan terbentuk seutuhnya oleh tutor di sekolah, dari segi anak juga dapat menjadi hambatan yang sangat kuat jika anak tidak mau menerima nasehat atau teguran dari tutor.

B. Saran

Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter melalui metode bercerita pada anak usia dini di Paud An Nuur, maka perlu kiranya penulis kemukakan saran yang dapat berguna bagi semua pihak diantaranya:

1. Bagi kepala Sekolah /pengelola

Hendaknya lebih memperhatikan persiapan tutor dalam melaksanakan kegiatan bercerita kepada anak dalam membangun karakter, sarana/prasarana kegiatan belajar dalam alat permaianan di dalam seperti poster anak islami. Perlu meningkatkan program-program yang positif terutama untuk meningkatkan pendidikan akhlak mulia

2. Bagi tutor

Perlu memperhatikan kebutuhan perkembangan karakter anak dengan lebih seksama, dan memberikan kebebasan kepada anak untuk lebih mengekspresikan keinginan atau pendapatnya. Tutor senantiasa terus melaksanakan komunikasi dengan orang tua terkait pendidikan akhlak yang diterapkan di sekolah dalam metode bercerita.

3. Bagi orang tua

Orang tua yang mempunyai peranan yang sangat penting untuk anak diminta untuk tetap memperhatikan hak-hak dasar anak di rumah


(33)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam proses perkembangan anak. Anak perlu mendapatkan pembinaan pendidikan akhlak agar kelak menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama. Orang tua diharapkan dapat menerapkan metode bercerita di rumah dengan memberikan contoh pekerjaan kepada anak-anaknya bahwa mereka bisa melaksanakan kegiatan tersebut sendiri.


(34)

66

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta

Afifudin dan Saebani, B.A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia.

Al-Qur’an Terjemah Indonesia. (2005). Jakarta: depag RI

Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Bandung: CV. Nuansa Aulia

Azra, A. (2002). Buku Teks Pendididikan Agama Islam, Departemen Agama RI

Barsowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta

Dahlan. (2001). Model-model Mengajar beberapa Alternatif Interaksi belajar Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro

Gunawan, T. (2007). Teknik Bercerita. Jakarta: PT Penerbitan Sarana Bobo

Hatimah, I. (2003). Strategi Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Andira

Maleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.

Mulyasa. E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara

Majid, A & Andayani, D. (2012). Pendidikan Karakter Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mansur. (2005). Membina Moral Akhlak. Jakarta: Kalam Mulia.


(35)

67

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka Cipta

Rakhmat, Dj. (1987) Islam Alternatif. Bandung: Mizan

Sadeli, S. (1989). Bimbingan (Akhlakl yang Mulia) Bandung: Yayasan Pendidikan Islam “Ash-Sholieh”

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Dj. (2009). Pendidikan Luar Sekolah Wawasan Sejarah Perkembangan Falsafah dan Teori Pendukung Azas. Bandung: Nusantara Press.

Suryabarata, S. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tafsir, A. (2010) Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Tafsir, A. (1998) Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Universitas Pendidikan Indonesia, (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI Press

Universitas Pendidikan Indonesia, (2009). Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup, Bandung: Value Press

Yudha Andi. (2007). Cara Pintar Mendongeng. Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa


(1)

63

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pendidikan akhlak dalam mengembangkan karakter melalui metode bercerita pada anak usia dini di paud An nuur, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia dalam Mengembangkan karakter Pada Anak Usia Dini di Paud An Nuur

Penerapan pendidikan akhlak yang ditanamkan pada anak usia dini dalam berakhlakul karimah, menekankan pada keteladanan, berperilaku yang baik, pembiasaan disiplin yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu, dengan demikian, apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh warga belajar dapat membentuk kepribadian mereka secara utuh dan melekat dalam jiwa anak dimasa mendatang. Selain menjadikan keteladanan dan pembiasaan sebagai penerapan pendidikan utama, penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan keluarga dan masyarakat yang kondusif juga sangat penting sekali dalam memperkuat serta membentuk akhlak mulia dalam pengembangan karakter anak yang baik pada kehidupannya.

Mengembangkan karakter pada anak usia dini dengan cara memberikan nasehat yang baik pada warga belajar dengan cara menyenangkan agar warga belajar tidak merasa sedang diberi nasehat yaitu dengan cara metode cerita yang mencontohkan kisah-kisah perilaku kehidupan sehari-hari yang baik, sehingga warga belajar akan mengerjakan berbagai tugas dengan kesadaran dan pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi. Diberikan pembiasaan sikap perilaku yang baik di sekolah maupun dirumah dan diterapkan pada berbagai


(2)

64

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan setiap hari. Diberikan pujian yang baik agar warga belajar merasa gembira dan akan selalu mengerjakan perbuatan yang baik, diberikan hukuman berupa nasehat agar warga belajar tidak mengulangi lagi perbuatan yang tidak disukai atau perbuatan yang salah.

2. Proses Pembelajaran Penggunaan Metode Bercerita dalam Mengembangkan Karakter pada Anak Usia Dini di paud An-Nuur

Terdapat hubungan yang relevan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada pembelajaran penerapan pendidikan akhlak melalui metode bercerita, pengelola dan tutor merencanakan aspek-aspek penting yang harus sudah dipersiapkan sehari sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, kemudian dilaksanakan dan dievaluasi setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tahap perencanaan pembelajaran metode bercerita pada kegiatan paud An Nuur, pengelola dan tutor paud An Nuur menetapkan kegiatan yang akan dilakukan seperti cerita yang akan disampaikan, menetapkan jenis permainan yang diperlukan sesuai dengan cerita dan media yaitu alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran paud An Nuur terkadang dibuat oleh tutor atau menggunakan alat yang sudah tersedia. Hal tersebut dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan penggunaan metode cerita dalam meningkatkan perkembangan karakter pada anak usia dini.

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Penerapan Pendidikan akhlak Mulia dalam Mengembangkan Karakter pada Anak Usia Dini di Paud An-Nuur

Faktor pendukung pada penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter pada anak usia dini di paud An Nuur adalah lembaga, kompetensi pengelola, kompetensi tutor serta sarana dan prasarana. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat penerapan pendidikan akhl;ak mulia dalam mengembangkan karakter antara lain faktor intern faktor ini condong kepada


(3)

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang tua warga belajar, orang tua merupakan tokoh sentral dan utama dalam proses tumbuh kembang anak karena mereka memiliki waktu yang lebih banyak dalam melaksanakan pengawasan dari mulai bangun tidur sampai tidur anak, orang tua kurang mengajarkan anak dirumah, terlalu mempercayakan akhlak dan karakter warga belajar akan terbentuk seutuhnya oleh tutor di sekolah, dari segi anak juga dapat menjadi hambatan yang sangat kuat jika anak tidak mau menerima nasehat atau teguran dari tutor.

B. Saran

Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai penerapan pendidikan akhlak mulia dalam mengembangkan karakter melalui metode bercerita pada anak usia dini di Paud An Nuur, maka perlu kiranya penulis kemukakan saran yang dapat berguna bagi semua pihak diantaranya:

1. Bagi kepala Sekolah /pengelola

Hendaknya lebih memperhatikan persiapan tutor dalam melaksanakan kegiatan bercerita kepada anak dalam membangun karakter, sarana/prasarana kegiatan belajar dalam alat permaianan di dalam seperti poster anak islami. Perlu meningkatkan program-program yang positif terutama untuk meningkatkan pendidikan akhlak mulia

2. Bagi tutor

Perlu memperhatikan kebutuhan perkembangan karakter anak dengan lebih seksama, dan memberikan kebebasan kepada anak untuk lebih mengekspresikan keinginan atau pendapatnya. Tutor senantiasa terus melaksanakan komunikasi dengan orang tua terkait pendidikan akhlak yang diterapkan di sekolah dalam metode bercerita.

3. Bagi orang tua

Orang tua yang mempunyai peranan yang sangat penting untuk anak diminta untuk tetap memperhatikan hak-hak dasar anak di rumah


(4)

66

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam proses perkembangan anak. Anak perlu mendapatkan pembinaan pendidikan akhlak agar kelak menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama. Orang tua diharapkan dapat menerapkan metode bercerita di rumah dengan memberikan contoh pekerjaan kepada anak-anaknya bahwa mereka bisa melaksanakan kegiatan tersebut sendiri.


(5)

66

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Edisi Revisi

VI). Jakarta: Rineka Cipta

Afifudin dan Saebani, B.A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia.

Al-Qur’an Terjemah Indonesia. (2005). Jakarta: depag RI

Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD). Bandung: CV. Nuansa Aulia

Azra, A. (2002). Buku Teks Pendididikan Agama Islam, Departemen Agama RI Barsowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka

Cipta

Dahlan. (2001). Model-model Mengajar beberapa Alternatif Interaksi belajar

Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro

Gunawan, T. (2007). Teknik Bercerita. Jakarta: PT Penerbitan Sarana Bobo Hatimah, I. (2003). Strategi Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Andira

Maleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.

Mulyasa. E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara Majid, A & Andayani, D. (2012). Pendidikan Karakter Bandung: PT Remaja Rosda

Karya.

Mansur. (2005). Membina Moral Akhlak. Jakarta: Kalam Mulia. Mustofa. (2005). Membina Moral dan Akhlak, Jakarta: Kalam Mulia.


(6)

67

Cahny Sudiarni, 2013

Penerapan Pendidikan Akhlak Mulia Dalam Mengembangkan Karakter Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini Di PAUD An Nuur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka Cipta

Rakhmat, Dj. (1987) Islam Alternatif. Bandung: Mizan

Sadeli, S. (1989). Bimbingan (Akhlakl yang Mulia) Bandung: Yayasan Pendidikan

Islam “Ash-Sholieh”

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Dj. (2009). Pendidikan Luar Sekolah Wawasan Sejarah Perkembangan

Falsafah dan Teori Pendukung Azas. Bandung: Nusantara Press.

Suryabarata, S. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tafsir, A. (2010) Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Tafsir, A. (1998) Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Universitas Pendidikan Indonesia, (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI Press

Universitas Pendidikan Indonesia, (2009). Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup, Bandung: Value Press

Yudha Andi. (2007). Cara Pintar Mendongeng. Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa