PENGGUNAAN MEDIA STIK ES CREAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PERKALIAN BILANGAN CACAH.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………..………..i

KATA PENGANTAR………...…….iii DAFTAR ISI………..…...……..vi DAFTAR TABEL………..vii

DAFTAR GAMBAR………..………..viii

DAFTAR DIAGRAM……….…………ix

DAFTAR LAMPIRAN………..…..x

BAB I PENDAHULUAN………1

A. Latar Belakang Masalah………..…….1

B. Rumusan Masalah……….4

C. Tujuan Penelitian………..4

D. Manfaat Hasil Penelitian………..……….5

E. Definisi Operasional……….6

BAB II KAJIAN PUSTAKA………...……7

A. Pembelajaran Matematika………..……….……….7

B. Strategi Belajar Mengajar………..…………...9

C. Perkalian……….10

D. Bilangan Cacah………..……….12

E. Media………..………13

F. Strategi Pembelajaran Matematika Perkalian Bilangan Cacah Menggunakan Media Stik Es Cream……….……….13

BAB III METODE PENELITIAN………...…………..15

A. Metode Penelitian……….…..15

B. Model Penelitian………...…..15

C. Lokasi dan Subyek Penelitian……….………17

D. Instrumen Penelitian……….………..17

E. Prosedur Penelitian……….………21

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian………...……….25


(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….…..26

A. Deskripsi Sekolah……….………..26

B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas……….………30

1. Analisis dan Deskripsi Siklus I………..………30

2. Analisis dan Deskripsi Siklus II……….40

3. Analisis dan Deskripsi Siklus III………..………..48

C. Pembahasan………59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…64

A. Kesimpulan……….…64

B. Saran………...65

DAFTAR PUSTAKA………66 RIWAYAT HIDUP


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 4.1 : Jumlah Guru dan pegawai SDN Babakanjati………..26

TABEL 4.2 : Jumlah Siswa………28

TABEL 4.3 : Sarana dan Prasarana……….………..29

TABEL 4.4 : Hasil Observasi Guru Siklus I………..………33

TABEL 4.5 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……….………35

TABEL 4.6 : Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus I………..…..37

TABEL 4.7 : Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I……….…..39

TABEL 4.8 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II……….……42

TABEL 4.9 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………...43

TABEL 4.10 : Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus II………..…45

TABEL 4.11 : Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II………..…47

TABEL 4.12 : Obesrvasi Guru Siklus III………50

TABEL 4.13 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III………..……51

TABEL 4.14 : Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus III……….…53

TABEL 4.15 : Ketuntasan Belajar Siswa III………55

TABEL 4.16 : Peningkatan Keterampilan Perkalian Bilangan Cacah………….56


(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman GAMBAR 4.1 Konsep Pokok Penelitian………...16


(5)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman DIAGRAM 4.1: Peningkatan Keterampilan Siswa………...…58


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

RPP Siklus I……….….... 67

Kisi-Kisi Siklus I………. 72

LKS Siklus I………...……. 74

Alat Evaluasi Siklus I………. 77

Lembar Observasi Siklus I………. 79

RPP Siklus II………..………. 93

Kisi-Kisi Siklus II……….... 98

LKS Siklus II………...…….... 100

Alat Evaluasi Siklus II……….102

Lembar Observasi Siklus II……….……….10

RPP Siklus III……….………..116

Kisi-Kisi Siklus III………...…………121

LKS Siklus III………...…...…125

Lembar Observasi Siklus III………....129

Alat Evaluasi Siklus III………....132 Foto-Foto Kegiatan Belajar Mengajar

Lembar Bimbingan Skripsi

Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi Riwayat Hidup


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat diperlukan bagi semua orang. Baik pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan dasar yang mengembangkan segi kepribadian anak didik, dalam rangka menjembatani kependidikan lanjutan sekolah dasar, pada hakekatnya merupakan wadah bagi perkembangan aspek kepribadian anak usia 6-17 tahun yang sistematis dan terprogram sesuai dengan tujuan yang tertera dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Matematika adalah salah satu alat berpikir, selain bahasa, logika, dan statistika (Suriasumantri, 1997:167). Menurut Russeffendi (1997: 73-74) matematika sebagai ilmu deduktif, bahasa, seni, ratunya ilmu, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, dan ilmu tentang pola dan hubungan. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi kemajuan IPTEK dan persaingan global maka peningkatan mutu pendidikan matematika di semua jenis dan jenjang pendidikan harus selalu diupayakan. Matematika dipandang oleh sebagian besar siswa atau juga guru sebagai mata pelajaran yang sulit dipelajari atau diajarkan. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, sehingga matematika dipandang sebagai suatu ilmu yang terstruktur dan terpadu, ilmu tentang pola dan hubungan, dan ilmu tentang cara berpikir untuk memahami dunia sekitar.

Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan bagi guru SD, serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggunakan media dalam pembelajaran matematika. Di sisi lain pentingnya media dalam pembelajaran matematika telah diakui oleh semua jajaran pengelola pendidikan dan para ahli pendidikan.


(8)

2

Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar mempunyai indikator, mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu menggunakan metoda atau strategi, mampu menggunakan media atau alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang komutatif, mampu memotivasi siswa, mampu mengorganisasi kegiatan, mampu menyimpulkan pelajaran, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian, dan mampu menggunakan waktu (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 13 – 14).

Agar pembelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada siswa berhasil sesuai dengan kompetensi dasar, maka guru diharapkan dapat menyusun langkah-langkah pengembangan silabus pembelajaran, diantaranya merumuskan pengalaman belajar siswa meliputi;

1) Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik dan mental yang perlu dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi.

2) Pengalaman belajar dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas. Kegiatan yang diberikan sebagai pengalaman belajar siswa harus berorientasi agar siswa aktif dalam belajar, iklim belajar menyenangkan, fungsi guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dari pada sebagai pemberi informasi, siswa terbiasa mencari sendiri informasi (dengan bimbingan guru) dari berbagai sumber, siswa dibekali dengan kecakapan hidup dan dibiasakan memecahkan permasalahan yang kontektual yaitu terkait dengan lingkungan (nyata maupun maya) dari siswa.

Pada hakekatnya pengalaman belajar memberikan pengalaman kepada siswa untuk menguasai kompetensi dasar secara ilmiah dan ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai pengalaman belajar meliputi pengalaman untuk mencapai kompetensi pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif . Selanjutnya pengalaman belajar dirumuskan dengan kata kerja yang operasional. (Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika, Dit. PMU, Ditjen Dikdsmen, Depdiknas, 2003: 3).


(9)

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret.

2) Jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternatif pemecahannya.

3) Pemahaman terhadap konsep yang berurutan melalui tahap demi tahap, misalnya pada konsep panjang luas, volume, berat, dan sebagainya. 4) Belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi

urutan operasi pada masalah yang kompleks.

5) Mampu mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu, dapat mengadakan korespondensi satu-satu dan dapat berpikir membalik.

6) Dapat mengurutkan unsur-unsur atau kejadian. 7) Dapat memahami ruang dan waktu.

8) Dapat menunjukkan pemikiran yang abstrak.

Selain itu, menurut Pujiati (2004: dalam Dipeningrat 2011, 3) yang menyarikan dari Bruner bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru, maka diperlukan tahapan-tahapan yang runtut, yaitu: enactive, ikonik, dan simbolik. Tahap enactive, yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang kongkret, tahap ikonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar, dan tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbol.

Berdasarkan pada uraian diatas, siswa pada usia sekolah dasar dalam memahami konsep-konsep matematika masih sangat memerlukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata (pengalaman-pengalaman konkret) yang dapat diterima akal mereka. Khususnya di kelas IV SDN Babakan Jati hampir 75 % peserta didik belum memahami konsep perkalian


(10)

4

bilangan cacah masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah yaitu 65. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba mengetengahkan salah satu bentuk pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yaitu Penggunaan Media Stik Es Cream Untuk Meningkatkan Keterampilan Perkalian Bilangan Cacah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, maka masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah?

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah?

c. Apakah hasil belajar siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah dapat meningkatkan keterampilan siswa setelah digunakan media stik es cream?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah.


(11)

c. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah setelah menggunakan media stik es cream.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi semua pihak, antara lain:

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. 2) Siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran terutama pada

perkalian bilangan cacah.

3) Siswa dapat kreatif tentang perkalian bilangan cacah.

4) Proses pembelajaran perkalian bilangan cacah menjadi menyenangkan.

b. Bagi guru

1) Memberikan pembelajaran secara langsung dalam proses pembelajaran.

2) Menambah wawasan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

3) Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru-guru kelas yang ingin menggunakan media stik es cream sebagai proses pembelajaran matematika tentang materi perkalian bilangan cacah.

c. Bagi peneliti

1) Dapat dijadikan bahan-bahan kajian bagi mahasiswa PGSD, khususnya yang ingin melakukan penelitian mengenai penggunaan media stik es cream dalam meningkatkan keteranpilan perkalian bilangan cacah.


(12)

6

3) Memberikan dorongan untuk melaksanakan penelitian lagi dengan pembelajaran-pembelajaran matematika lain.

d. Bagi sekolah

1) Untuk meningkatkan pemahaman tentang fungsi penelitian tindakan kelas.

2) Menjelaskan maksud penyelesaian masalah tentang materi perkalian bilangan cacah sekolah dasar.

E. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi salah pengertian dalam mendefinisikan isi judul penelitian ini, maka perlu penjelasan yang mendefinisikan kalimat- kalimat yang mengandung arti dalam judul ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Media stik es cream adalah alat bantu untuk mengalikan bilangan cacah.

b. Keterampilan adalah kemahiran, kecekatan atau ketangkasan dalam menyelesaikan suatu masalah.

c. Perkalian bilangan cacah adalah penjumlahan bilangan berulang yang digunakan dalam membilang dimulai dari nol ke atas (positif).


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metodologi yang digunakan oleh peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas IV SD Negeri Babakan Jati kecamatan Buah Batu kota Bandung. Adapun uraian tersebut terdiri dari:

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Setiap penelitian menurut Jujun S. Suriamantri (1988: 320; Irma: 2002) pada hakekatnya memiliki metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Adapun tujuan penelitian adalah ingin mendapatkan gambaran tentang penggunaan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah. Maka metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas (Penelitian Tindakan Kelas). Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model menurut Kurt Lewin. ( http://www.duniaedukasi.net/2010/10/model-model-desain-penelitian-tindakan.html)

B. Model Penelitian

Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan.


(14)

16

Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu ; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Acting/tindakan

Planning /perencanaan Observating/observasi

Reflecting/refleksi

Gambar 3.1

Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin

(http://www.duniaedukasi.net/2010/10/model-model-desain-penelitian-tindakan.html).

Pertama, menyusun perencanaan (planning), Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat rpp, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

Kedua, melaksanakan tindakan (acting). Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan- tindakan yang telah dirumuskan dalam rpp, situasi yang actual, meliputi kegiatan awal, inti dan penutup.


(15)

Ketiga melaksanakan pengamatan (observing) pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku siswa- siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau kegiatan diskusi atau kerja sama antar kelompok mengamati pemahaman tiap-tiap siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan PTK.

Keempat melakukan refleksi (reflecting) pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian kelas dilaksanakan di SDN Babakanjati Jl. Cijawura

Girang V kecamatan Buah batu kota Bandung.

2. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah semua karakteristik individu yang terlibat

di kelas IV A SDN Babakanjati yang terdiri dari perempuan 22 orang dan laki-laki 27 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data pada suatu penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah:

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebagai persiapan mengajar peneliti untuk setiap setiap satu siklus pembelajaran. Terdapat tiga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(16)

18

(RPP) yaitu satu siklus terdapat satu RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat dan dirancang seoptimal mungkin sesuai indikator yang harus dicapai siswa. Dalam penelitian ini peneliti minitikberatkan pada pemahaman peserta didik tentang perkalian bilangan cacah dengan menggunakan media stik es cream.

b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa adalah lembar yang berisi tugas yang harus dilakukan peserta didik. Lembar kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran perkalian bilangan cacah. LKS ini dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat memahami dan mengerjakannya dengan benar. Pengerjaannya adalah dengan cara diskusi kelompok, namun setiap peserta didik harus mengerjakan LKS tersebut secara individu. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran lebih efektif, dan seluruh peserta didik dapat memahami konsep-konsep yang sedang dipelajari.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan peserta didik berkaitan dengan konsep, prosedur, dan aturan-aturan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya (Depdiknas:2006, dalam Nurlaela, 2011).

Pemberian tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada setiap siklus dan dikerjakan secara individu. Tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa melalui skor. Untuk


(17)

penilaian atau suatu tes dapat dipergunakan bermacam-macam kualitas seperti validitas, reliabilitas, objektivitas, dan kepraktisan.

1) Validitas

Validitas atau kesahihan adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi atau disebut valid jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Suatu tes dapat memiliki validitas yang bertingkat: tinggi, sedang, rendah bergantung pada tujuannya. Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria korelasi koefisien adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi) 0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,70 korelasi cukup 0,70 – 0,90 korelasi tinggi

0,90 – 1,00 korelasi sangat tinggi atau sempurna

Cara menghitung validitas suatu tes dengan “Product Moment Correlation” (Metode Pearson) dapat dilakukan anatara lain sebagai berikut:

r = ∑ x´y´ (∑x´²) (∑Y´²)

Dengan rumus diatas dapat menghitung validitas suatu tes dengan membandingkan atau mencari korelasi antara dua kelompok skor, dihitung berdasarkan deviasi setiap skor dari mean. Alat evaluasi perkalian bilangan cacah diujikan kepada


(18)

20

dua kelompok peserta didik yang berjumlah 24 orang tiap kelompok.

Reliabilitas

Keandalan (reliability) adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang dipentingkan disini ialah ketelitiannya

2) Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan peserta didik yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan peserta didik yang termasuk kelompok kurang (lower group). Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut:

DP = U – L ½ T Keterangan:

DP = Daya Pembeda yang dicari

U = Peserta didik upper group (kelompok pandai) L = Peserta didik lower group (kelompok kurang)

T = Jumlah peserta didik dari kelompok pandai dan kelompok kurang (jumlah upper group dan lower group)

3) Indeks Kesukaran

Untuk menghitung indeks kesukaran soal dari suatu tes dipergunakan rumus sebagai berikut:

IK = U + L T


(19)

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran yang dicari

U = Peserta didik upper group (kelompok pandai) L = Peserta didik lower group (kelompok kurang)

T = Jumlah peserta didik dari kelompok pandai dan kelompok kurang (jumlah upper group dan lower group)

b. Non tes

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kebenaran peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Sesuai bukti tertulis atau tidak.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan.

Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/ menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1) Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.

3) Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu stik es cream 4) Menyiapkan instrumen observasi

5) Menyusun alat tes yaitu tes tertulis berupa lembar kegiatan siswa dan lembar alat evaluasi.


(20)

22

b. Pelaksanaan tindakan

1) Melakukan pembelajaran dengan media yang telah disediakan.

2) Mengelompokkan siswa berdasarkan teman sebangku

3) Mendemonstrasikan penggunaan stik es cream pada perkalian bilangan cacah.

4) Peserta didik mengerjakan lembar kegiatan secara berkelompok.

c. Pengamatan

1) Mengamati jalannya proses pembelajaran.

2) Mengamati kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa dan alat evaluasi.

3) Mengamati keaktifan peserta didik dalam menyelesaikan soal.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian pada tahap refleksi diadakan pengkajian berbagai kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran. Peneliti dan pengamat (observer) mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, perbaikan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan dalam siklus II.

Siklus II

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/ menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1) Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan


(21)

2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.

3) Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal tes.

b. Pelaksanaan tindakan

Kelemahan penggunaan media stik es cream pada siklus kedua ini adalah siswa tidak mau kerja kelompok mau mengerjakan secara individual. Perbaikannya adalah aktivitas siswa diberikan secara individual.

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran pada siklus I, Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus II.

Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan pada silkus II. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus III, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.


(22)

24

Siklus III

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/ menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1) Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.

3) Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu stik es cream

4) Menyiapkan lembar observasi

5) Menyusun alat tes yaitu tes tertulis berupa lembar kegiatan siswa dan lembar alat evaluasi.

6) Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal tes.

b. Pelaksanaan tindakan

Kelemahannya siswa masih keliru membedakan nilai atau angka antara irisan atau perpotongan stik es cream yang berwarna, tidak berwarna dan campuran. Perbaikannya adalah siswa yang masih belum paham di tes terlebih dahulu.

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus III.


(23)

siklus III. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus ini peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan pada siklus III. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus III, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan setelah persiapan-persiapan dianggap cukup, yaitu alat pengumpul data telah disetujui dan telah mendapatkan izin untuk mengadakan penelitian dari pembimbing serta dilakukan uji coba.

Untuk memudahkan mengumpulkan data peserta didik tentang Penggunaan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah di kelas IV SDN Babakan Jati kecamatan Buah Batu kota Bandung, peneliti melakukan pencatatan langsung dengan menggunakan lembar isian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan penyusunan secara sistematis data yang diperoleh sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis induktif artinya data yang telah terkumpul langsung diolah, ditafsirkan dan dianalisis secara kritis, selanjutnya ditarik kesimpulan secara bertahap serta melakukan pembahasan hingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam tindakan kelas mengalami perbaikan-perbaikan. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV memberikan acuan kepada guru untuk pembelajaran yang efektif. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan Permendiknas yang mengacu pada permen No. 47. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi kepada guru untuk pembelajaran yang efektif.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati menumbuhkan aktivitas di kelas. Pada siklus I aktivitas siswa dalam menggunakan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah belum nampak, pada siklus II dan siklus III aktivitas siswa dalam menggunakan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah sudah mengalami dinamika yang cukup baik. Aktivitas guru membimbing sebagai fasilitator, mediator, organisator yang mendorong siswa untuk belajar aktif dan menyenangkan.

3. Setelah digunakan media stik es cream dalam peningkatan keterampilan perkalian bilangan cacah pada siswa kelas IV SDN Babakanjati pada siklus I pencapaian ketuntasan belajar sebesar 57,14% dengan nilai rata-rata 69,79 pada siklus ke II pencapaian ketuntasan belajar siswa menjadi 66,66% dengan nilai rata-rata 76,25 pada siklus ke III pencapaian ketuntasan belajar siswa menjadi 77,08% dengan nilai rata-rata siswa


(25)

pembelajaran perkalian bilangan cacah dengan menggunakan media stik es cream dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru disarankan untuk menggunakan media atau alat peraga pada pokok bahasan lainnya dalam pembelajaran matematika agar kegiatan belajar mengajar aktif dan menyenangkan serta untuk meningkatkan hasil pembelajaran matematika.

b. Guru disarankan membiasakan belajar secara berkelompok agar siswa dapat bertukar pikiran dalam memecahkan soal matematika juga dapat menjalin hubungan yang baik dalam proses pembelajaran di kelas.

c. Guru disarankan untuk menawarkan terlebih dahulu siapa yang bisa memecahkan soal menggunakan media atau alat peraga yang bertujuan agar siswa dapat menemukan jawaban soal sendiri atau yang disebut inquiry.

2. Bagi Sekolah

Disarankan sekolah memiliki media atau alat peraga yang mendorong guru untuk selalu berinovasi untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika. Jakarta.

Depdiknas. (2004). Pedoman Pengembangan Silabus. Jakarta. Deddiknas, (2006). Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta.

Dipeningrat, Putu. (2011). Penggunaan Media Lidi Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Pada Penjumlahan Bilangan Bulat

di Kelas IV SDN 1 Jungutan. [Online]Tersedia:google search.contoh proposal ptk matematika sd kelas IV.

Elly E, (1996). Metoda Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jogjakarta: Djoko Moesono & Sujono, (1998). Matematika 4, Jakarta: DepdikbudPPPG

JOGJAKARTA.

Hanapi, Parhan. (2012). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika. Skripsi Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pedagogik FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Http://www.duniaedukasi.net/2010/10/model-model-desain-penelitian-tindakan.html [19 Oktober 2012]

Http: //www.google.co.id/blank.html [19 Oktober 2012]

Http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html[19Oktober 2012] Irma, Iis. (2002). Aplikasi Pendekatan Percakapan Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Anak Tunarungu di SLBN/B Pembina Tingkat Propinsi Jawa Barat Cimalaka Kabupaten Sumedang.Skripsi Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.

Karim, Muchtar. (1999). Metodologi Pembelajaran, Jakarta.

Marhijanto, Bambang. (1993). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya: Terbit Terang.

Nurlaela, Yulia. (2011). Penggunaan Alat Peraga Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Tentang Bilangan Bulat. Skripsi Sarjana pada FIP UPI: tidak diterbitkan

Pelrily, Junaidi. (2007). Matematika 6A, Jakarta: PT Empiris Media Lugas. Prabawanto, Sufyani. (2011). Materi Stik Es Cream dan Bilangan Cacah,


(1)

23

2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.

3) Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal tes.

b. Pelaksanaan tindakan

Kelemahan penggunaan media stik es cream pada siklus kedua ini adalah siswa tidak mau kerja kelompok mau mengerjakan secara individual. Perbaikannya adalah aktivitas siswa diberikan secara individual.

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran pada siklus I, Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus II.

Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan pada silkus II. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus III, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.


(2)

24

Siklus III

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/ menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1) Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.

3) Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu stik es cream

4) Menyiapkan lembar observasi

5) Menyusun alat tes yaitu tes tertulis berupa lembar kegiatan siswa dan lembar alat evaluasi.

6) Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal tes.

b. Pelaksanaan tindakan

Kelemahannya siswa masih keliru membedakan nilai atau angka antara irisan atau perpotongan stik es cream yang berwarna, tidak berwarna dan campuran. Perbaikannya adalah siswa yang masih belum paham di tes terlebih dahulu.

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi


(3)

25

siklus III. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus ini peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan pada siklus III. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus III, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan setelah persiapan-persiapan dianggap cukup, yaitu alat pengumpul data telah disetujui dan telah mendapatkan izin untuk mengadakan penelitian dari pembimbing serta dilakukan uji coba.

Untuk memudahkan mengumpulkan data peserta didik tentang Penggunaan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah di kelas IV SDN Babakan Jati kecamatan Buah Batu kota Bandung, peneliti melakukan pencatatan langsung dengan menggunakan lembar isian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan penyusunan secara sistematis data yang diperoleh sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis induktif artinya data yang telah terkumpul langsung diolah, ditafsirkan dan dianalisis secara kritis, selanjutnya ditarik kesimpulan secara bertahap serta melakukan pembahasan hingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam tindakan kelas mengalami perbaikan-perbaikan. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV memberikan acuan kepada guru untuk pembelajaran yang efektif. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan Permendiknas yang mengacu pada permen No. 47. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi kepada guru untuk pembelajaran yang efektif.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati menumbuhkan aktivitas di kelas. Pada siklus I aktivitas siswa dalam menggunakan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah belum nampak, pada siklus II dan siklus III aktivitas siswa dalam menggunakan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah sudah mengalami dinamika yang cukup baik. Aktivitas guru membimbing sebagai fasilitator, mediator, organisator yang mendorong siswa untuk belajar aktif dan menyenangkan.

3. Setelah digunakan media stik es cream dalam peningkatan keterampilan perkalian bilangan cacah pada siswa kelas IV SDN Babakanjati pada siklus I pencapaian ketuntasan belajar sebesar 57,14% dengan nilai rata-rata 69,79 pada siklus ke II pencapaian ketuntasan belajar siswa menjadi


(5)

pembelajaran perkalian bilangan cacah dengan menggunakan media stik es cream dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru disarankan untuk menggunakan media atau alat peraga pada pokok bahasan lainnya dalam pembelajaran matematika agar kegiatan belajar mengajar aktif dan menyenangkan serta untuk meningkatkan hasil pembelajaran matematika.

b. Guru disarankan membiasakan belajar secara berkelompok agar siswa dapat bertukar pikiran dalam memecahkan soal matematika juga dapat menjalin hubungan yang baik dalam proses pembelajaran di kelas.

c. Guru disarankan untuk menawarkan terlebih dahulu siapa yang bisa memecahkan soal menggunakan media atau alat peraga yang bertujuan agar siswa dapat menemukan jawaban soal sendiri atau yang disebut inquiry.

2. Bagi Sekolah

Disarankan sekolah memiliki media atau alat peraga yang mendorong guru untuk selalu berinovasi untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran

Matematika. Jakarta.

Depdiknas. (2004). Pedoman Pengembangan Silabus. Jakarta. Deddiknas, (2006). Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta.

Dipeningrat, Putu. (2011). Penggunaan Media Lidi Untuk Meningkatkan

Keterampilan Siswa Pada Penjumlahan Bilangan Bulat

di Kelas IV SDN 1 Jungutan. [Online]Tersedia:google

search.contoh proposal ptk matematika sd kelas IV.

Elly E, (1996). Metoda Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jogjakarta: Djoko Moesono & Sujono, (1998). Matematika 4, Jakarta: DepdikbudPPPG

JOGJAKARTA.

Hanapi, Parhan. (2012). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A

Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika. Skripsi Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Pedagogik FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Http://www.duniaedukasi.net/2010/10/model-model-desain-penelitian-tindakan.html [19 Oktober 2012]

Http: //www.google.co.id/blank.html [19 Oktober 2012]

Http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html[19Oktober 2012] Irma, Iis. (2002). Aplikasi Pendekatan Percakapan Dalam Pembelajaran

Membaca Permulaan Anak Tunarungu di SLBN/B Pembina Tingkat Propinsi Jawa Barat Cimalaka Kabupaten Sumedang.Skripsi

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.

Karim, Muchtar. (1999). Metodologi Pembelajaran, Jakarta.

Marhijanto, Bambang. (1993). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya: Terbit Terang.

Nurlaela, Yulia. (2011). Penggunaan Alat Peraga Kancing Berwarna Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Tentang Bilangan Bulat. Skripsi Sarjana pada FIP UPI: tidak diterbitkan