PENGARUH METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(1)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN

KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SDN 12 Belinyu Kabupaten Bangka)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh Zulhilyah NIM. 1103300

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

ii

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013

Pengaruh Metode Pembelajaran

Creative Problem Solving Terhadap

Keterampilan Berpikir Keatif dan

Komunikasi dalam Pembelajaran IPS

Oleh Zulhilyah

S.Pd, SD Universitas Terbuka, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Dasar

© Zulhilyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2004

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

iii

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 196308201988031001

Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Disman, M.S NIP. 195902091984121001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana


(4)

iv

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr.Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd NIP. 196510011998022001


(5)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN

KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode pembelajaran creative problem solving dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional terhadap keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik kelas IV SD Negeri 7 dan SD Negeri 12 Belinyu Kabupaten Bangka. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain Pretest Posttest Control Grup Design. Alat tes penelitian ini adalah tes keterampilan berpikir kreatif, tes keterampilan komunikasi, lembar observasi, dan angket. Data penelitian berupa tes dianalisis menggunakan program SPSS dengan rumus Paired-Samples T Test dan Independent-Samples T Test. Sedangkan data non tes dianalisis secara deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 30 peserta didik untuk kelas

eksperimen dan 30 peserta didik untuk kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pada kelas eksperimen yang menerapkan metode pembelajaran creative problem solving terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik. (2) Pada kelas kontrol yang menerapkan metode pembelajaran konvensional tidak terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik.(3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berpikir kreatif kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran creative

problem solving di bandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan

metode konvensional. (4) Terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan komunikasi kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran

creative problem solving lebih tinggi di bandingkan dengan kelompok kontrol

yang menggunakan metode konvensional. Penelitian ini merekomendasikan bahwa metode pembelajaran creative problem solving hendaknya dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengembangkan metode pembelajaran di kelas dan sekolah.

Kata Kunci : Pembelajaran Creative Problem Solving, Keterampilan Berpikir Kreatif, dan Keterampilan Komunikasi.


(6)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CREATIVE PROBLEM SOLVING LEARNING

METHOD TOWARD THE ENHANCEMENTOF STUDENTS’ CREATIVE

THINKING AND COMMUNICATION SKILLS IN SOCIAL SCIENCE LEARNING

The problem in this study is lack of students’ creative thinking and

communication skills in learning process. The aim of this study is to examine the influence of creative problem solving learning method compare to conventional learning method toward communication and creative thinking skills in Social Science subject in students of IV SDN 7 and SDN 12 Belinyu, Bangka Regency. The research method which is used is quasi experiment with Pretest Posttest Control Group Design. Test instrument of this study is creative thinking skill test, communication skill test, observation sheet, and questionnaire. Data of study in the form of test which analyzed by using SPSS program with Paired-Samples T Test formulation and Independent-Samples T Test. Whereas non test data is analysed descriptively. Sampling is done by purposive sampling technique. The numbers of sample as much as 30 students for experiment class and 30 students for control class. The result of study show that (1) In experiment class which apply creative problem solving learning method, there is learning outcome

enhancement which is very significant toward students’ creative thinking skill. (2)

In control class which apply conventional learning method, there is no learning

outcome enhancement which is significant toward students’ creative thinking skill. (3) There is significant difference between creative problem solving learning method which is higher compared to control group which used conventional method. (4) There is significant difference between communication skill of experiment group which used creative problem solving learning method which is higher compared to control group which used conventional method. This study recommended that creative problem solving learning method should be used as an alternative to developing the learning method in class and school.

Keywords: Creative Problem Solving Learning, Creative Thinking Skill, and Communication Skill.


(7)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar ... 12

1. Definisi Pendidikan IPS ... 12

2. Tujuan Pendidikan IPS ... 14

3. Dimensi Pendidikan IPS ... 17

B. Metode Pembelajaran Creative Problem Solving ... 22

1. Definisi Metode Pembelajaran Creative Problem Solving ... 22


(8)

ii

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.Tahapan-tahapan Metode Creative Problem Solving ... 24

3.Penilaian dalam Metode pembelajaran Creative Problem Solving ... 28

C. Keterampilan Berpikir Kreatif ... 29

1. Defenisi Berpikir Kreatif ... 30

2. Karakteristik Berpikir Kreatif ... 32

3. Proses Berpikir Kreatif ... 36

4.Pentingnya Pengembangan Kreativitas ... 37

D. Keterampilan Komunikasi ... 39

1. Definisi Komunikasi ... 40

2. Komponen Komunikasi ... 41

3. Aspek-aspek Komunikasi ... 42

4.Keterampilan Komunikasi dalam Pembelajaran IPS ... 42

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 46

F. Hipotesis Penelitian …. ... 47

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 48

1. Lokasi Penelitian ... 48

2. Populasi Penelitian ... 48

3. Sampel Penelitian ... 49

B. Desain Penelitian ... 49

C. Metode Penelitian ... 50

D. Definisi Operasional ... 50

E. Intrumen Penelitian ... 52

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 53


(9)

iii

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Analisis Data ... 61 I. Prosedur Penelitian ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 65 1. Hasil Penelitian Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta

Didik pada Kelas Eksperimen ... 65 2. Hasil Penelitian Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta

Didik pada Kelas Kontrol ... 67 3. Hasil Penelitian Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta

Didik antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 68 4. Hasil Penelitian Keterampilan Komunikasi Peserta Didik

antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 70 5. Uji Normalitas Data ... 72 B. Pengujian Hipotesis ... 72

1. Pengujian Hipotesis Pertama Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 73 2. Pengujian Hipotesis Kedua Berpikir Kreatif Peserta Didik

Kelas Kontrol ... 74 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Berpikir Kreatif Peserta

Didik antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 76 4. Pengujian Hipotesis Keempat Komunikasi Peserta Didik

antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 78 C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

1. Pembahasan Berpikir Kreatif Peserta Didik Pada Kelas

Eksperimen ... 80 2. Pembahasan Berpikir Kreatif Peserta Didik Pada Kelas

Kontrol ... 85 3. Pembahasan Berpikir Kreatif Peserta Didik antara Kelas

Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 86 4. Pembahasan Komunikasi Peserta Didik antara Kelas


(10)

iv

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(11)

v

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Tingkat Orisinalitas Berdasarkan Usia ... 6

2.1 Sidney Parnes: Creative Problem Solving Process ... 24

2.2 Creative Problem Solving Stages and Phases ... 26

2.3 Tahap Pembelajaran Creative Problem Solving ... 27

2.4 Tahap Pembelajaran CPS ... 28

3.1 Subjek Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 49

3.2 Desain Penelitian ... 50

3.3 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Penelitian ... 52

3.4 Pedoman Penskoran Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 53

3.5 Pedoman Penskoran Tes Keterampilan Komunikasi ... 53

3.6 Hasil Uji Validitas Ketemapilan Berpikir Kreatif ... 55

3.7 Hasil Uji Validitas Keterampilan Komunikasi ... 56

3.8 Uji Reabilitas Berpikir Kreatif ... 57

3.9 Uji Tingkat Kesukaran Berpikir Kreatif ... 58

3.10 Daya Pembeda Soal Keterampilan Berpikir Kratif ... 60

4.1 Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas aaaaaaEksperimen ... 65

4.2 Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol .. 67

4.3 Pemahaman Keterampilan Berpikir Kreatif Gain Kelas Kontrol – asasas Gain Kelas Eksperimen ... 69


(12)

vi

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4 Keterampilan Komunikasi Kelas Kontrol – Gain Kelas

Eksperimen ... 70 4.5 Ringkasan Uji Normalitas Data ... 72 4.6 Uji Normalitas Data Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas

csasas Eksperimen ... 73 4.7 Hasil Paired-Samples T Test Berpikir Kreatif Peserta Didik

csasas Eksperimen ... 74 4.8 Uji Normalitas Data Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas

csasas Kontrol ... 75

4.9 Hasil Paired-Samples T Test Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas

csasas Kontrol ... 75 4.10 Uji Normalitas Data Berpikir Kreatif Peserta Didik ... 77 4.11 Hasil Independent-Samples T Test Berpikir Kreatif Peserta Didik .. 77 4.12 Uji Normalitas Data Keterampilan Komunikasi ... 78 4.13 Hasil Independent-Samples T Test Keterampilan Komunikasi ... 79 4.14 Angket Tanggapan Peserta didik Terhadap Penerapan Metode csasas csasas Pembelajaran Creative Problem Solving ... 81 4.15 Hasil Observasi Peserta Didik Metode Pembelajaran Creative csasas csasas Problem Solving ... 84


(13)

vii

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan

2.1 Hubungan antara Fakta, Konsep, dan Generalisasi ... 18 3.1 Prosedur Penelitian ... 64


(14)

viii

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Rata-Rata Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Kreatif

asasasasa Kelas Eksperimen ... 66 4.2 Rata-Rata Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Kreatif

asasasasa Kelas Kontrol ... 68 4.3 Rata-Rata Gain Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol-

asasasasa Kelas Eksperimen ... 69 4.4 Rata-Rata Keterampilan Komunikasi Kelas Kontrol-

asasasasa Kelas Eksperimen ... 71 4.5 Nilai Rata-Rata Pengamatan Keterampilan Komunikasi Kelas


(15)

ix

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Perangkat Pembelajaran Lampiran B : Instrumen Tes

Lampiran C : Data Keterampilan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Lampiran D : Uji Statistik


(16)

x

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS


(17)

1

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tantangan pembangunan bangsa Indonesia pada abad ke-21 ini, khususnya dibidang pendidikan adalah menyiapkan generasi muda yang luwes, kreatif, dan proaktif. Generasi muda perlu dibentuk agar terampil dalam memecahkan masalah, bijak dalam membuat keputusan, berpikir kreatif, suka bermusyawarah, dapat mengkomunikasikan gagasannya secara efektif, dan mampu bekerja secara efesien baik secara individu maupun dalam kelompok. Hal ini didasari bahwa, sekedar mengetahui pengetahuan (knowing of knowledge) saja terbukti tidak cukup untuk dapat berhasil dalam menghadapi hidup dan kehidupan yang semakin kompleks dan dapat berubah dengan cepat (Warsono dan Hariyanto, 2012:1).

Trilling and Fadel (Maftuh, 2010) menyatakan bahwa, untuk dapat menghadapi tantangan pada abad ke-21 seseorang harus memiliki keterampilan sebagai berikut :

1) critical thinking and problem solving, 2) communicating and

collaboration, 3) creativity and innovation, 4) information literacy, 5) media literacy, 6) ICT literacy, 7) flexibility and adaptability, 8) initiative and accountability, 9) leadership and responsibility.

Rotherdam & Willingham (2009) mencatat bahwa kesuksesan seorang peserta didik tergantung pada kecakapan abad 21, sehingga peserta didik harus belajar untuk memilikinya. Partnership for 21st Century Skills mengidentifikasi

kecakapan abad 21 meliputi : berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi. Senada dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya, menurut National

Education Association untuk mencapai sukses dan mampu bersaing di

masyarakat global, peserta didik harus ahli dan memiliki kecakapan sebagai komunikator, kreator, pemikir kritis, dan kolaborator (Trisdiono, 2013) .


(18)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tuntutan abad ke-21 dalam dunia pendidikan memerlukan adanya pergeseran tujuan pendidikan. Yaitu, mempersiapkan peserta didik menghadapi dunia yang relatif sederhana, statis, dan dapat diramalkan ke arah mempersiapkan peserta didik untuk hidup di dunia yang tidak mudah untuk diramal dan memerlukan kekuatan pikiran serta kreativitas yang tinggi. Untuk menjawab tantangan dan harapan tersebut hanya dapat diwujudkan melalui suatu pendidikan yang memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Kegiatan pembelajaran di sekolah harus merujuk pada 4 karakter belajar abad 21 yang biasanya dirumuskan dalam 4C yakni :

1. Communication. Artinya, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan

peserta didik harus terjadi komunikasi multi arah. Di mana terjadi komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, maupun antar sesama peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar mengajar, sehingga peserta didik dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui komunikasi dan pengalaman yang dia alami sendiri. Hal ini sejalan dengan filsafat pembelajaran modern yang dikenal dengan filsafat Kontrukstivisme.

2. Collaboration. Artinya, pada proses pembelajaran guru hendaknya

menciptakan situasi dimana peserta didik dapat belajar bersama-sama atau berkelompok (team work), sehingga akan tercipta suasana demokratis dimana peserta didik dapat belajar menghargai perbedaan pendapat, menyadari kesalahan yang ia buat, serta dapat memupuk rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tangung jawab yang diberikan. Selain itu, dalam situasi ini peserta didik akan belajar tentang kerjasama tim, kepemimpinan, ketaatan pada otoritas, dan fleksibilitas dalam lingkungan kerja. Hal ini akan mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi dunia kerja dimasa yang akan datang.

3. Critical Thinking and Problem Solving. Artinya, proses pembelajaran


(19)

3

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dengan masalah-masalah kontekstual yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Kedekatan dengan situasi yang real yang dialami oleh peserta didik ini akan membuat peserta didik menyadari pentingnya pembelajaran tersebut sehingga peserta didik akan menggunakan kemampuan yang diperolehnya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

4. Creativity and Innovation. Artinya, pembelajaran harus menciptakan kondisi di

mana peserta didik dapat berkreasi dan berinovasi, bukannya didikte dan diintimidasi oleh guru. Guru hendaknya selalu menjadi fasilitator dalam menampung hasil kreativitas dan inovasi yang dikembangkan oleh peserta didik.

Pada konteks ini, pembelajaran IPS di sekolah memiliki tempat yang strategis dan penting. Sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Lebih lanjut, dengan merujuk pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan;

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

Untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran IPS itu, bertolak dari pendapat yang dikemukakan oleh Sapriya (2011:48) maka peserta didik perlu


(20)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibekali dengan empat dimensi program pendidikan IPS yang komprehensif, meliputi : (1) Dimensi pengetahuan (Knowledge), (2) Dimensi keterampilan (Skills), (3) Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes), dan (4) Dimensi tindakan (Action).

Berdasarkan dimensi dan tujuan pembelajaran IPS yang tercantum di atas, maka pembelajaran IPS seharusnya tidak hanya menekankan penguasaan fakta-fakta pada tingkat rendah yang sangat berorientasi pada buku teks. Belajar IPS hendaknya memberdayakan peserta didik sehingga segala potensi kemampuannya baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilanya dapat berkembang. Seluruh kemampuan tersebut dapat terwujud dalam proses pembelajaran dengan melibatkan parsitipasi belajar peserta didik secara sepenuhnya. Keterlibatan atau partisipasi peserta didik dalam belajar mengajar merupakan dasar pengembangan dan pelatihan bagi peserta didik untuk berpartisipasi dan bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Jarolimek

dan Parker (1993) bahwa “ujian yang sesungguhnya dalam bentuk belajar IPS

terjadi ketika peserta didik berada di luar sekolah yakni hidup di masyarakat”. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar saat ini terkesan terpisah dari kehidupan nyata peserta didik, sehingga dirasakan kurang optimal diserap oleh peserta didik. Selain itu, proses pembelajaran IPS belum memberikan kesempatan yang memadai kepada peserta didik untuk mengembangkan dimensi keterampilan yang mereka miliki. Padahal menurut Sapriya (2011:12), IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.

Menurut Soemantri (2001), proses pembelajaran IPS di tingkat persekolahan masih mengandung beberapa kelemahan, yaitu :


(21)

5

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kurang memperhatikan perubahan-perubahan dalam tujuan, fungsi dan peran PIPS di sekolah, tujuan pembelajan kurang jelas dan tidak tegas (not

purposeful).

2. Posisi, peran dan hubungan fungsional dengan bidang studi lainnya terabaikan. Informasi faktual lebih bertumpu pada buku paket yang out of date dan kurang mendayagunakan sumber-sumber lainnya.

3. Lemahnya transfer informasi konsep ilmu-ilmu sosial out put PIPS tidak memberikan tambahan daya dan tidak pula mengandung kekuatan (not

empowering and not powerful).

4. Guru tidak dapat meyakinkan peserta didik untuk belajar PIPS lebih begairah dan bersungguh-sungguh. Peserta didik tidak dibelajarkan untuk membangun konseptualisasi yang mandiri.

5. Guru lebih mendominasi peserta didik (teacher centered). Kadang pembelajaran yang rendah, kebutuhan belajar peserta didik tidak terlayani. 6. Belum membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokrasi sosial

kemasyarakatan dengan melibatkan peserta didik dan seluruh komunitas sekolah dalam berbagai komunitas sekolah. Dalam pertemuan kelas tidak mengagendakan setting lokal, nasional dan global, khususnya berkaitan dengan struktur sistem sosial dan perilaku kemasyarakatan.

Berdasarkan hasil pengamatan awal mengenai proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan komunikasi sebagai unsur dimensi keterampilan IPS masih belum dikembangkan secara maksimal. Proses pembelajaran IPS lebih cenderung sebagai proses pengalihan dan penyerapan informasi berupa muatan kurikulum. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS guru masih berorientasi pada terselesaikannya materi. Guru mengajarkan materi pelajaran IPS dengan cara membaca buku teks pelajaran. Dalam kegiatan evaluasi guru menuntut jawaban peserta didik sama persis seperti yang ia jelaskan. Dengan kata lain, peserta didik tidak diberikan peluang untuk berpikir kreatif dan menyatakan pendapatnya di


(22)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas. Mereka terbiasa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru saja. Hal ini sejalan dengan penelitian Al-Muchtar (2006:59) yang menyatakan bahwa profil peserta didik lebih banyak dalam perilaku belajar menyimak informasi dengan kegiatan guru yang dominan dan guru lebih banyak mengambil posisi di depan kelas yang cenderung menggurui dari pada mengajar peserta didik untuk memikirkan bahan pelajaran. Pola pendidikan di sekolah menyebabkan anak tidak dapat bebas melakukan kegiatan sesuai kehendaknya, sehingga daya kreatif anak menjadi tereduksi.

Ayan (Rachmawati dan Kurniati, 2011:36) menandaskan bahwa hasil riset menunjukkan kreativitas mulai hilang pada masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Salah satu kajiannya telah mencermati kemampuan individu dalam memunculkan ide orisinal, nilai perbandingan jawaban orisinal (unik) dan standar (biasa) yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Tingkat Orisinalitas Berdasarkan Usia Umur 5 atau kurang 90 % orisinil

Umur 7 20 % orisinil

Orang dewasa 2 % orisinil

Hilangnya orisinalitas ini sungguh mengejutkan. Tidak heran jika banyak orang dewasa yang cepat merasa kecewa dan menyerah ketika mencoba melakukan perubahan, pembaruan dan produk kreatif lainnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya program-program pembelajaran yang akan tetap memelihara potensi kreatif anak. Pentingnya mengembangkan keterampilan berpikir kreatif pada diri peserta didik dikemukakan oleh Munandar (2009:31), sebagai berikut:

Pertama, dengan berkreasi maka orang dapat mewujudkan dirinya

(selfactualization). Kedua, sekalipun seseorang memandang bahwa kemampuan berpikir kreatif perlu dikembangkan, namun perhatian terhadap pengembangan kemampuan berpikir kreatif itu belum memadai khususnya dalam pendidikan formal. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tapi juga


(23)

7

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan kepuasan kepada individu. Keempat, kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Permasalahan lain yang muncul sebagai bentuk kelemahan dari proses pembelajaran IPS adalah kebiasaan guru yang lebih banyak menggunakan pendekatan “ekspsitory”. Kebanyakan guru menggajar dengan menggunakan metode ceramah dan mengharapkan peserta didik duduk, diam, mendengarkan, mencatat dan menghafal serta mengadu peserta didik satu sama lain (Lie, 2002:3). Dominasi guru pada proses pembelajaran, membuat peserta didik lebih banyak pada posisi mendengarkan dan menerima informasi. Hal ini menyebabkan kejenuhan dan sikap pasif pada diri peserta didik mengakibatkan keterampilan komunikasinya menjadi rendah.

Rendahnya keterampilan komunikasi ini dapat dilihat dari sebagian besar peserta didik tidak memiliki kemampuan berdiskusi di dalam kelas, tidak berani berpendapat, menanggapi, menjawab pertanyaan guru walaupun mereka sudah punya jawabannya, atau bertanya meskipun mereka belum memahami soal atau permasalahan yang dikemukakan oleh guru. permasalahan ini menyebabkan peserta didik menjadi sulit untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi perkembangan dirinya. Selain itu, jika peserta didik tidak mampu mengungkapkan pendapat kepada orang lain secara tidak langsung dapat berpengaruh pada kemampuan daya pikir dan prestasinya.

Widodo (1995:15) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang harus mendapatkan perhatian lebih dari pengajar karena dengan keterampilan ini peserta didik dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dan dapat menyampaikan informasi secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, setiap peserta didik perlu dilatih dan diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman dan perasaannya secara jelas, efektif dan kreatif. Keterampilan komunikasi dapat terwujud pada kemampuan berbicara, keterampilan bertanya dan mendengarkan orang lain.


(24)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai ujung tombak dalam pendidikan, maka sangatlah penting bagi guru untuk memahami karakteristik materi, peserta didik dan metodologi pembelajaran yang inovatif, sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih variatif, inovatif dan konstruktif serta dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Oleh sebab itu guru harus mempunyai strategi untuk memotivasi dan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Strategi pembelajaran ini harus dengan metode pembelajaran yang tepat dan mampu memberikan dampak terhadap dominasi peserta didik yang kreatif, aktif, inovatif, suasana menyenangkan dan mengembangkan keterampilan komunikasi.

Dalam penelitian ini, metode pembelajaran yang dipilih adalah creative

problem solving yang diasumsikan dapat meningkatkan keterampilan berpikir

kreatif dan komunikasi peserta didik. Creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang berpusat pada kemampuan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreativitas dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis maupun berpikir kreatif dalam proses pembelajarannya.

Metode pembelajaran creative problem solving diharapkan dapat menimbulkan minat sekaligus kreativitas dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran IPS, sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. Dengan demikian diharapkan prestasi belajar peserta didik menjadi lebih baik. Dalam pembelajaran metode

creative problem solving ini peserta didik dituntut aktif sehingga dalam

pembelajaran peserta didik mampu mengeluarkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki untuk kreatif memecahkan masalah yang belum mereka temui.

Aktif berarti peserta didik banyak melakukan aktivitas selama proses belajar berlangsung, karena dalam pembelajaran metode creative problem solving ada beberapa tahapan yang harus dilalui peserta didik selama proses pembelajaran yang meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan pendapat, evaluasi dan


(25)

9

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemilihan serta implementasi. Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Bertanya pada teman saat diskusi, berani mengemukakan pendapat, dan aktivitas lainnya baik secara mental, fisik, dan sosial sehingga peserta didik dapat menggunakan berbagai cara sesuai dengan daya kreatif mereka untuk memecahkan masalah tersebut.

Berdasarkan studi literatur terhadap penelitan tentang metode pembelajaran

creative problem solving, ditemukan bahwa: creative problem solving secara

signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan memecahkan masalah (Prayogo,2011). Creative problem solving efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Daties,2010). Wulanratmini (2011) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan penalaran peserta didik meningkat setelah menggunakan metode pembelajaran creative problem solving.

Berdasarkan latar belakang di atas, diduga bahwa pendekatan pembelajaran

creative problem solving dapat diterapkan guna meningkatkan keterampilan

berpikir kreatif dan komunikasi peserta didik sekokah dasar. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Peserta Didik dalam Pembelajaran IPS”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh metode pembelajaran creative

problem solving terhadap keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi peserta

didik dalam pembelajaran IPS?.

Rumusan masalah tersebut secara rinci dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(26)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik antara pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran creative problem solving ?

2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik antara pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional ?

3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berfikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran IPS antara kelompok yang menggunakan metode pembelajaran

creative problem solving dengan yang menerapkan metode konvensional?

4. Apakah terdapat perbedaan keterampilan komunikasi peserta didik dalam pembelajaran IPS antara kelompok yang menggunakan metode pembelajaran

creative problem solving dengan yang menerapkan metode konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta

didik antara pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran creative problem

solving

2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik antara pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional

3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran IPS antara kelompok yang menggunakan


(27)

11

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembelajaran creative problem solving dengan yang menerapkan metode konvensional

4. Mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan komunikasi peserta didik dalam pembelajaran IPS antara kelompok yang menggunakan metode pembelajaran creative problem solving dengan kelompok yang menerapkan metode konvensional

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis:

1. Manfaat secara teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan dukungan empiris terhadap khasanah teori dan konsep pembelajaran terutama bagi konsep pembelajaran creative problem solving, yang mendorong pengkajian lebih dalam pada tataran praktis.

b. Penelitian ini diharapkan memberikan acuan alternatif bagi praktisi pendidikan dalam mengembangkan proses pembelajaran yang sesuai dengan teori-teori dan konsep baru yang didasarkan pada dinamika dan tuntutan zaman.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi kepala sekolah, agar menjadi pertimbangan guna memfasilitasi guru dalam menerapkan creative problem solving untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi peserta didik.

b. Bagi guru, menjadi acuan tentang pengaruh metode pembelajaran creative

problem solving sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan


(28)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi peserta didik, melalui pembelajaran creative problem solving ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan mampu mengungkapkan gagasannya dengan baik dan lancar.

E. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis ini terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: Bab I, terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur oganisasi tesis. Selanjutnya pada Bab II, terdiri atas kajian teori landasan yang digunakan dalam penelitian ini, penelitian yang relevan, dan hipotesis. Bab III, terdiri atas uraian mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses penyusunan tesis. Bagian tersebut meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analitis data. Bab IV, terdiri atas gambaran umum mengenai bagaimana peneliti menganalisis data yang ditemukan dalam penelitian yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembahasan atau analisis temuan. Bab V, berisi simpulan yang menjawab rumusan masalah dan rekomendasi yang ditujukan pada berbagai pihak yang terkait dengan hasil penelitian tesis ini.


(29)

48

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 7 dan SD Negeri 12 Belinyu. Pemilihan lokasi penelitian didasari oleh berbagai pertimbangan, yaitu:

a. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di lokasi tersebut terdapat permasalahan yang berhubungan dengan penelitian yang akan penulis teliti.

b. Berdasarkan informasi dari guru IPS yang penulis hubungi, di SD Negeri 7 dan SD Negeri 12 Belinyu Kabupaten Bangka belum pernah ada yang melakukan penelitian seperti yang akan dilakukan oleh penulis.

c. Secara prestasi SD Negeri 7 dan SD Negeri 12 Belinyu memiliki tingkat prestasi yang setara. Nilai akreditasi SD Negeri 7 dan SD Negeri 12 adalah B. 2. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri 7 dan SD Negeri 12 Belinyu Kabupaten Bangka.


(30)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sugiyono (2007:62), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dialami oleh populasi tersebut. Penentuan sampel diambil secara purposive sampling (Sugiyono,2007:78). Dalam penelitian ini yang menjadi sampelnya adalah peserta didik kelas IV di SD Negeri 7 dan SD Negeri 12 Belinyu Kabupaten Bangka. Alasan dipilihnya kelas IV adalah karena peserta didik kelas IV merupakan peserta didik menegah pada satuan pendidikan tersebut yang diperkirakan telah dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya. Peserta didik kelas IV SD Negeri 12 akan dijadikan kelas eksperimen dengan jumlah 30 peserta didik, sementara peserta didik kelas IV SD Negeri 7 akan dijadikan kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 30. Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Subjek Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Nama Sekolah Kelas Peserta didik

1 SD Negeri 12 Belinyu Eksperimen 30

2 SD Negeri 7 Belinyu Kontrol 30

Jumlah 60

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “pretest-posttest control

group design” (Sugiyono, 2009:113). Subjek penelitian tidak dikelompok secara

acak, tetapi menerima keadaan subjek apa adanya. Kemudian dilakukan pretest terhadap kedua kelompok, setelah itu kedua kelompok diberikan perlakuan yang berbeda dan diakhiri dengan pemberian posttest pada kedua kelompok. Untuk

pretest dan posttest digunakan perangkat test yang sama. Rancangan desain


(31)

50

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan :

O1 = tes awal (pretest)

O2 = tes akhir (posttest)

X = pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran creative problem

solvig

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk yaitu untuk menguji pengaruh metode pembelajaran creative problem solving terhadap keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi peserta didik dalam pembelajaran IPS. Maka, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi (quasi eksperiment) dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian eksperimen kuasi adalah penelitian eksperimen semu dimana subjek penelitian tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan subjek apa adanya (Ruseffendi,2003:52). Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok eksperimen menggunakan metode pembelajaran creative problem solving dan kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Penerapan metode pembelajaran dilakukan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di

sekolah dasar dengan materi “Permasalahan Sosial”


(32)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang sering digunakan. Untuk menghindari terjadinya salah tafsir, maka perlu diberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut. Berikut ini adalah penjelasnnya.

1. Metode pembelajaran creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang berpusat pada kemampuan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreativitas dalam proses pembelajarannya. Langkah-langkah dalam pembelajaran creative problem solving yang digunakan dalam penelitian ini adalah :(a) Memahami masalah, (b)Konfirmasi informasi, (c) Pencarian masalah, (d) Penemuan solusi, (e)Pemilihan solusi, dan (f) Penerimaan solusi.

2. Keterampilan berfikir kreatif menurut Torrance (Filsaime, 2008:20) adalah sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibilitas dan elaborasi. Dikatakan lebih lanjut bahwa berpikir kreatif merupakan sebuah proses menjadi sensitif atau sadar terhadap masalah-masalah, kekurangan, dan celah-celah di dalam pengetahuan yang untuknya tidak ada solusi yang dipelajari; membawa serta informasi yang ada dari gudang memori atau sumber-sumber eksternal, mendefinisikan kesulitan atau mengidentifikasi unsur-unsur yang hilang, mencari solusi-solusi, menduga, menciptakan alternatif-alternatif untuk menyelesaikan masalah, menguji dan menguji kembali alternatif-alternatif tersebut, menyempurnakannya dan akhirnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya. Indikator yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

a. Keterampilan berfikir lancar (fluency), yaitu menghasilkan banyak jawaban yang relevan.

b. Keterampilan berfikir luwes (flexibility), yaitu menghasilkan jawababan atau gagasan yang bervariasi

c. Keterampilan berfikir orisinil (originality), yaitu menghasilkan jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang


(33)

52

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Keterampilan berfikir elaborasi (elaboration), yaitu mengembangkan suatu gagasan

3. Keterampilan komunikasi adalah keterampilan untuk menyampaikan informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain. Keterampilan komunikasi dalam penelitian ini berhubungan dengan keterampilan komunikasi peserta didik dalam mengkomunikasikan pemecahan masalah yang dimunculkan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas baik dengan guru maupun teman sekelasnya sehingga komunikasi bersifat multi arah. Indikator yang digunakan untuk mengukur keterampilan komunikasi peserta didik dalam pelajaran IPS adalah: (a) Menyampaikan pemahaman dan perasaan dengan jelas dan efektif, (b) Mengajukan pertanyaan, dan (c) Menghargai pendapat pihak lain.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006:136) intrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berikut disajikan kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Penyusunan Instumen Penelitian

No Variabel Indikator Teknik

Pulta Responden No.item 1 Berpikir

Kreatif

Kelancaran (menghasilkan banyak jawaban yang relevan)

Tes Peserta Didik

5,6,7

Fleksibilitas

(menghasilkan jawababan atau gagasan yang bervariasi)

3,4


(34)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang)

Elaborasi

(mengembangkan suatu gagasan)

1,2

2 Komunikasi Menyampaikan

pemahaman dan perasaan dengan jelas dan efektif

Angket Peserta Didik

3,4,6,7,10,12, 18,19,20,22,

23

Mengajukan pertanyaan 1,2,13,16

Menghargai pendapat pihak lain.

5,8,9,11,14, 15,17,21

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan suatu tes yang baik. Tes yang baik biasanya memenuhi kriteria tingkat kesukaran yang layak, daya pembeda yang baik, validitas tinggi, dan reliabitas tinggi. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan tersebut, maka sebelum dipergunakan seyogyanya tes tersebut diuji-coba untuk mendapatkan gambaran tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitasnya. Langkah-langkah pengujian instrumen adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama adalah membuat kisi-kisi instrumen penelitian agar butir-butir yang dikembangkan sesuai dengan definisi operasional yang telah dirumuskan.

2. Langkah kedua adalah membuat butir-butir instrumen penelitian sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat.

3. Langkah ketiga adalah mengujicobakan instrumen penelitian. Pada tahap ini instrumen yang dikembangkan untuk semua variabel diujicobakan terlebih dahulu sesuai dengan karakteristik populasi yang diteliti.

4. Langkah berikutnya adalah analisis hasil uji coba untuk mengetahui daya pembeda, tingkat kesulitan soal, validitas, maupun realibilitasnya. Kemudian


(35)

54

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

item yang dianggap valid dan realibel dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sedangkan item yang dianggap tidak valid, dibuang atau diperbaiki menyesuaikan dengan tingkat validitasnya.

Dalam penelitian ini diperoleh dua macam data yaitu data hasil tes dan data non tes. Pengolahan data diawali dengan mengukur validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrument penelitian.

Ketentuan-ketentuan yang akan digunakan bagi keperluan analisis data di atas adalah:

1. Uji Instrumen Penelitian a. Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa

Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”. Sebuah soal akan memiliki

validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap seluruh soal yang ada. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total.

Dalam menguji validitas menurut Sugiyono (2007:179), setelah ditentukan rXY = rhitung kemudian dibandingkan dengan rtabel pada taraf

signifikasi 1% dan dk= n – 2. Jika rXY≥ rtabel maka butir soal dinyatakan valid

sedangkan jika rXY < rtabel maka butir soal dinyatakan invalid. Dari

rumus-rumus di atas, perhitungan untuk mencari validitas soal menggunakan bantuan program Anates.

Berikut adalah hasil uji validitas butir soal keterampilan komunikasi dan berfikir kreatif peserta didik dengan menggunakan software Anates V.4 For

Windows:


(36)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil Uji Validitas Ketemapilan Berfikir Kreatif

No .Soal Koefisien (rxy) Signifikansi Keterangan

1 0,941 Sangat Signifikan Dipakai

2 0,607 Signifikan Dipakai

3 0,441 - Tidak dipakai

4 0,900 Sangat Signifikan Dipakai

5 0,802 Sangat Signifikan Dipakai

6 0,298 - Tidak dipakai

7 0,664 Signifikan Dipakai

8 0,769 Sangat Signifikan Dipakai

9 0,668 Signifikan Dipakai

10 0,662 Signifikan Dipakai

Tabel 3.5

Uji Validitas Keterampilan Komunikasi Peserta didik

No .Soal Koefisien (rxy) Signifikansi Keterangan

1 0,599 Sangat Signifikan Dipakai

2 0,648 Sangat Signifikan Dipakai

3 0,630 Sangat Signifikan Dipakai

4 0,552 Sangat Signifikan Dipakai

5 0,457 Signifikan Dipakai

6 0,673 Sangat Signifikan Dipakai

7 0,732 Sangat Signifikan Dipakai

8 0,605 Sangat Signifikan Dipakai

9 0,602 Sangat Signifikan Dipakai

10 0,610 Sangat Signifikan Dipakai

11 0,813 Sangat Signifikan Dipakai

12 0,610 Sangat Signifikan Dipakai

13 0,772 Sangat Signifikan Dipakai

14 0,873 Sangat Signifikan Dipakai

15 0,181 - Tidak dipakai


(37)

56

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

17 0,440 Signifikan Dipakai

18 0,813 Sangat Signifikan Dipakai

19 0,836 Sangat Signifikan Dipakai

20 0,556 Sangat Signifikan Dipakai

21 0,462 Signifikan Dipakai

22 0,510 Sangat Signifikan Dipakai

23 0,157 - Tidak dipakai

Berdasarkan tabel hasil analisis test di atas, pada soal keterampilan berfikir kreatif diperoleh perhitungan validasi soal sebanyak 10 item, dinyatakan valid hanya 8 soal dan yang tidak valid 2 item. Sedangkan pada soal keterampilan komunikasi diperoleh perhitungan validasi soal sebanyak 23 soal, yang dinyatakan valid hanya 21 item dan 2 item tidak valid. Untuk item soal yang valid maka soal tersebut digunakan pada penelitian, sedangkan item soal yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.

b. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien reliabilitas. Menghitung reliabilitas soal dengan rumus (Arikunto, 2012) kriteria tingkat reliabilitas adalah:

a. Kurang dari 0,20 : tidak ada korelasi b. 0,20-0,40 : korelasi rendah c. 0,40-0,70 : korelasi sedang d. 0,70-0,90 : korelasi tinggi e. 0,90-1,00 : korelasi tinggi sekali


(38)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. 1,00 : korelasi sempurna

Berikut adalah hasil rekapitulasi hasil perhitungan soal keterampilan berfikir kreatif peserta didik dengan menggunakan software Anates V.4 For

Windows:

Tabel 3.6

Uji Reabilitas Berfikir Kreatif Kreatif rhitung rtabel Kriteria Kategori

0,86 0,444 Reliabel Tinggi

c. Tingkat Kesukaran

“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar” (Arikunto, 2006:207). Soal yang terlalu mudah tidak membuat peserta

didik untuk mempertinggi usaha peserta didik untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar

jangkauannya”. Di lain pihak Arikunto (2006:210) mengatakan bahwa “soal

-soal yang terlalu mudah dan atau terlalu sukar bukan berarti tidak boleh digunakan”. Lebih lanjut dikatakan bahwa soal-soal yang terlalu mudah akan membangkitkan semangat kepada peserta didik yang lemah sementara soal yang sukar akan menambah gairah belajar bagi peserta didik yang pandai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal-soal dengan tingkat kesukaran mudah dan sukar dapat digunakan.

Arikunto (2006:207) menjelaskan bahwa “bilangan yang menunjukkan

sukar mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Menurut Arikunto (2006:207) kriteria tingkat kesukaran adalah:


(39)

58

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. P antara 1,00 sampai 0,30 adalah: soal sukar b. P antara 0,30 sampai 0,70 adalah: soal sedang c. P antara 0,70 sampai 1,00 adalah: soal mudah

Berikut adalah hasil uji tingkat kesukaran butir soal keterampilan berfikir kreatif peserta didik dengan menggunakan software Anates V.4 For Windows:

Tabel 3.7

Uji Tingkat Kesukaran Berfikir Kreatif Kreatif No.Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 67,50 Sedang

2 67,50 Sedang

3 55,00 Sedang

4 67,50 Sedang

5 52,50 Sedang

6 85,00 Mudah

7 67,50 Sedang

8 70,00 Sedang

9 65,00 Sedang

10 65,00 Sedang

d. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2006:211) menyatakan bahwa “daya pembeda soal

adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang kurang (berkemampuan rendah). Lebih lanjut dijelaskan bahwa angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang disingkat D (d besar). Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Berikut adalah rumus untuk menentukan indeks diskriminasi (D):


(40)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = Daya Pembeda

= Banyaknya peserta kelompok atas

= Banyaknya peserta kelompok bawah

= Banyaknya peserta tes kelompok atas menjawab benar

= Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

= Proporsi peserta keompok bawah yang menjawab benar

Untuk menentukan berapa persen peserta didik yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah, maka peneliti menggunakan rambu-rambu menurut Nitko dan Hanna (Suryanto, 2012:5.25) sebagai berikut :

a. Jika jumlah peserta didik 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 50%.

b. Jika jumlah peserta didik 21-40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 33,3%.

c. Jika jumlah peserta didik ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27%.

Berdasarkan kelas uji coba yang digunakan peneliti berjumlah 20 peserta didik, maka menggunakan untuk jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing sebanyak 50 %.

Menurut Arikunto (2006:211) hasil penghitungan daya pembeda diklasifikasikan seperti pada tabel di bawah ini:

a. D : 0,00 – 0,20 : jelek b. D : 0,20 – 0,40 : cukup c. D : 0,40 – 0,70 : baik d. D : 0,70 – 1,00 : baik sekali


(41)

60

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daya Pembeda Soal Keterampilan Berpikir Kratif

No.Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 0,65 Baik

2 0,45 Baik

3 0,30 Cukup

4 0,65 Baik

5 0,55 Baik

6 0,30 Cukup

7 0,35 Cukup

8 0,50 Baik

9 0,30 Cukup

10 0,40 Baik

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian (Nazir, 2003:328). Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen alat tes, kuisioner/angket, dan lembar observasi yang telah disetujui pembimbing dan hasil konfirmasi dengan guru kelas IV yang akan bertindak sebagai subyek pengelola pembelajaran untuk keperluan penelitian ini.

1. Tes keterampilan berfikir kreatif diukur dengan tes, berupa soal tes uraian. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pretest yang bertujuan untuk melihat kemampuan berpikir kreatif awal peserta didik dan postest yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta didik setelah perlakuan diberikan.

2. Tes keterampilan komunikasi diukur dengan tes berupa angket yang diberikan pada peserta didik dan pengamatan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung.


(42)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi memiliki tujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan di sekelilingnya, sehingga peneliti memperoleh makna dari informasi yang dikumpulkan. Fungsi observasi dalam penelitian menurut yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2007:109)

bahwa “observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi

buatan”. Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan

metode pembelajaran creative problem solving dan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Angket

Angket atau kuesioner menurut Arikunto (20012:42) adalah “alat penelitian berupa daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan

diukur (responden)”. Angket yang digunakan adalah skala Likert, yaitu

berupa lembar kuisioner untuk memperoleh informasi mengenai respon peserta didik terhadap penggunaan metode pembelajaran creative problem

solving. Peserta didik diminta untuk melakukan persetujuan terhadap setiap

pernyataan yang diberikan sesuai dengan yang mereka alami, rasakan, dan lakukan dengan cara memberi tanda ceklis pada setiap pernyataan. Bentuk pertanyaan dan pernyataan yang terdapat pada angket berupa pilihan jawaban yang berjumlah sesuai dengan aspek yang akan diukur.


(43)

62

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis data dalam pengujian hipotesis penelitian ini diperoleh dengan menggunakan SPSS for windows. Data yang diperoleh dari hasil tes keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi peserta didik diolah melalui tahapan sebagai berikut:

1. Memberikan skor jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban dan pedoman penskoran yang digunakan.

2. Membuat tabel skor pretest dan posttest peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor pretest,

posttest dan N-gain keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi

menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.

4. Menguji homogenitas varians skor pre-test, post-test dan N-gain keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi menggunakan uji Levene.

5. Melakukan analisis untuk membandingkan skor pretest dan posttest kelompok eksperimen. Tujuannya adalah untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan oleh perlakuan yang diberikan pada subjek, apakah naik atau turun. Secara statistik diharapkan hasil posttest lebih tinggi dibandingkan dengan pretest. Statistik uji t yang digunakan adalah statistik uji t untuk

paired sample. Hasil posttest lebih baik dibandingkan dengan hasil pretest

pada kelompok eksperimen jika harga statistik uji t memiliki memiliki

peluang kekliruan (α) lebih kecil dari 0,05. Dalam hal lain, berati kondisi

setelah perlakuan diberikan pada kelompok sama.

6. Melakukan analisis untuk membandingkan skor pretest dan posttest kelompok kontrol. Tujuannya adalah untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan oleh perlakuan yang diberikan pada subjek, apakah naik atau turun. Secara statistik diharapkan hasil posttest lebih tinggi dibandingkan dengan pretest. Statistik uji t yang digunakan adalah statistik uji t untuk


(44)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada kelompok kontrol jika harga statistik uji t memiliki memiliki peluang

kekliruan (α) lebih kecil dari 0,05. Dalam hal lain, berati kondisi setelah

perlakuan diberikan pada kelompok sama.

7. Melakukan perbandingan hasil gain kelompok eksperimen dan hasil gain kelompok kontrol. Pada tahap ini secara statistik diharapkan hasil eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Uji t yang digunakan adalah statistik uji t untuk sampel independen. Hasil eksperimen lebih baik dibanding dengan kelompok kontrol jika harga statistik uji t memiliki peluang

kekliruan (α) lebih kecil dari 0,05. Dalam hal lain berarti kondisi awal setelah

perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol adalah sama.

I. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Tahapan perencanaan penelitian

Kegiatan pada tahapan perencanaan penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Studi pendahuluan, observasi awal pembelajaran IPS di kelas, melakukan studi literatur tentang metode dan metode pembelajaran serta melakukan kajian pustaka terhadap konsep yang akan dijadikan variabel penelitian b. Pengembangan instrumen, penentunan materi dan subjek penelitian,

menyusun rencana pembelajaran untuk kelas eksperimen, membuat instrumen untuk mengukur keterampilan komunikasi dan berfikir kreatif peserta didik, melakukan uji validitas instrument, menyusun soal pretest dan post test.

2. Tahapan pelaksanaan penelitian


(45)

64

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bersama guru menyepakati pengaruh metode pembelajaran creative

problem solving yang akan dilaksanakan oleh guru bersangkutan,

pembelajaran disesuaikan dengan jadwal yang telah direncanakan

b. Memperkenalkan metode pembelajaran creative problem solving dan memberikan pelatihan pada guru yang bersangkutan.

c. Menentukan kelompok kelas yang akan dijadikan kelas kontrol dan kelompok kelas eksperimen.

d. Mengadakan pretest kepada kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol untuk mengukur keterampilan komunikasi dan berfikir kreatif sebelum diberikan perlakuan

e. Menerapkan metode pembelajaran creative probelem solving pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

f. Melaksanakan posttest pada kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol setelah diberi perlakuan.

3. Tahapan Pengolahan Data Hasil Penelitian

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan analisis data dengan menggunakan uji terhadap rerata skor pretes dan posttest


(46)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

Persiapan

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

Masalah

Penentuan Subjek Penelitian Penyusunan Instrumen

Kelas kontrol Kelas

eksperimen Uji coba Instrumen

Pre-test Hasil Revisi Instrumen

Treatment

Kontrol Eksperimen

Post-test


(47)

66

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penyusunan Laporan


(48)

94 Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis hasil penelitian tentang penggunaan metode pembelajaran creative problem solving dalam pembelajaran IPS, maka dengan ini peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada kelas eksperimen yang menerapkan metode pembelajaran creative

problem solving terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan

terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Hal ini didasari atas perkembangan nilai pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) dalam pembelajaran IPS dan hasil uji hipotesis yang dilakukan peneliti. Maka peneliti berkesimpulan bahwa metode pembelajaran

creative problem solving mampu meningkatkan keterampilan berpikir

kreatif peserta didik dalam pembelajaran IPS kelas IV di SDN 12 Belinyu Kabupaten Bangka.

2. Pada kelas kontrol yang menerapkan metode pembelajaran konvensional tidak terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Hal ini didasari atas perkembangan nilai pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest) serta hasil uji hipotesis yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran IPS. Maka peneliti berkesimpulan bahwa metode pembelajaran konvensional kurang mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran IPS kelas IV di SDN 7 Belinyu Kabupaten Bangka.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berpikir kreatif kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran creative


(1)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada seluruh guru untuk dapat terus mengasah dan meningkatkan potensi kreatif yang dimilikinya dengan cara mengikuti pendidikan dan pelatihan-pelatihan.

3. Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat mendukung segala aktivitas guru maupun peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan komunikasi siswa dengan cara menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan kreativitas, bukan hanya dalam lingkungan internal sekolah, melainkan ikut melibatkan masyarakat di luar sekolah sehingga dampaknya bukan hanya dirasakan oleh peserta didik dan guru saja, melainkan masyarakat yang ada di luar sekolah.

4. Mengingat berbagai kelemahan dan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada peneliti–peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian yang serupa. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dalam waktu yang lebih lama dan dalam jumlah sampel yang lebih besar.


(2)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1992). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Al Muchtar. (2006). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Amir, dkk. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renika Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara. Alexander, K.D. (2007). Effect of Intruction in Creative Problem Solving on

Cognition, Creativity, and Satisfaction among Ninth Grade Students in An Introduction to World Agricultural Science and Technology Course. Dissertation. The Graduate Faculty of Texas Teach University. (Online) Tersedia: http://www.scirus.com

Banks, J.A. dan Clegg, A.A.Jr. (1986). Teaching Strategis for the Social Studies. New York: Longman et al.

Banks, J.A. dan Clegg, A.A.Jr (1990). Teaching Strategis for the Social Studies: Inquiry, Valuing, and Decision Making. Reading: Addison –Wesley Publishing.

Cheolil, L. et al. (2010). An Instructional Model with an Online Support System for Creative Problem Solving. Seoul National university, Korea. International Journal for Educational Media and Technology. Vol. 4, No.1, pp.4-12

Daties, M. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPS SD/MI. Jakarta : Depdiknas.


(3)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desy. (2013). Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli. (Online) Tersedia: http://www.drzpost.com/reading-510-Definisi-Komunikasi-Menurut-Para-Ahli.html/(2 Mei 2013)

Djaihari, A.K. (1996). Dasar-dasar Umum Metodelogi Pengajaran Nilai Moral PCVT. Bandung.

Effendy, O.U. (2000). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti

Filsaime, D.K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kreatif dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka

Gunawan, R. (2011). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

Ibrahim. (2007). Kecerdasan Komunikasi. Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media

Ismianto, S.S. (2010). Implemtasi Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Menggambar: Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Vol. VI No. 2 Juli 2010. Pp103-111

Jarolimek, J. dan Parker, W.C. (1993). Social Studies in Elementary Education (9th Edition). New York Mac Millan. Publishing co. Ltd

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Balai Pustaka.

Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Maftuh, B. (2010). Memperkuat Peran IPS dalam Membelajarkan Keterampilan Sosial dan Resolusi Konflik. (Online) Tersedia: file.upi.edu/.../3._Pidato_ Pengukuhan_Bunyamin.pdf/( 28 September 2012)


(4)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyadiana, T. (2000). Kemampuan Berkomunikasi Siswa Madrasah Aliyah Melalui Pembelajaran Kooperatif pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Tesis pada FPS UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Mulyana. (2011). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rodakarya

Mulyasa. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rodakarya

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Myrmel, M.K. (2003). Effect of Using Creative Problem Solving in Eight Grade Technology Education Class At Hohkins Nort Junior High School. Research Paper to Submitted in Partial Fulfilment of The Requirements for Master of Science Degree. The Graduate School University of Winconsin Stout.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

NCSS. (1994). Curriculum Standars For Social Studies. Washington DC

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 Peterson, C.M. (2006). Creative Problem Solving Styles and Learning Strategies

of Management Students for Teaching, Learning, and Work. Dissertation. Oklohama State University. (Online) Tersedia: http://www.scirus.com Prayogo, K. (2011). Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Fluida Statis Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan

Rachmawati, Y dan Kurniati, E. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana

Rakhmat, J. (2004). Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosda


(5)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rosalin, E. (2008). Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Karsa Mandiri Persada

Rotherdam, A. J., & Willingham, D. (2009). 21st Century Skills: the challenges ahead. Educational Leadership Volume 67 Number 1 , 16 - 21.

Ruseffendi, E.T. (2003). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta lainnya. Semarang: Unnes Press

Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sapriya. (2011). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Sapriya, dkk. (2007). Pengembangan Pendidikan IPS di SD. UPI Press Santoso dan Sentiansah. (2010). Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sudrajat. (2010). Menyoal Pengajaran IPS. (Online) Tersedia: http:blog.uny.ac.id/sudrajat/menyoal-pengajaran-ips /(7 januari 2013). Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:: PT. Remaja Rosdakarya

Supriadi, D. (2001). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks

Supriatna, N, dkk. (2007). Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI Press Supriatna, N, dkk. (2009). Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI Press


(6)

Zulhilyah, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suranto, A.W. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Surya, F.E. (2012). Pengaruh Metode Pembelajaran Role Playing Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Peserta Didik. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan

Suryanto, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Penerbit Universitas Treffingger, D.J, et al. (2006). Creative Problem Solving An Introduction 4th

Edition. Texas: Prufrock Press Inc.

Trihartanto, S. (2009). Makalah Pembelajaran Model Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Mengembangkan Kreativitas Siswa. (Online) Tersedia: http://slametwidyaiswara.blogspot.com/2009/06/makalah-pembelajaran. html/ (2 Februari 2013).

Trisdiono, H (2013). Strategi Pembelajaran Abad 21. (Online) Tersedia: http://lpmpjogja.org/index.php/artikeldankaryailmiah/harlitrisdionomm/26 -strategi-pembelajaran-abad-21/(20 Februari 2013)

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Warsono dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Bandung: Rosdakarya

Widodo, A. (1995). Hubungan Antara Kemampuan Komunikasi dengan Tingkat Berfikirnya. Laporan Penelitian. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Bandung.

Wulanratmini, D. (2011). Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi Matematis Dengan Pendekatan Creative Problem Solving Melalui Media Geogebra Di Kota Bandung Propinsi Jawa Barat. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 4 45

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF REGULATION PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 8 BANDAR LAMPUNG PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

0 4 125

Strategi Kreatif Problem Solving dalam Pembelajaran

1 1 2

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MELALUI PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI S IPS 1201769 Title

0 0 5

Peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model creative problem solving (CPS)

0 1 6

STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

0 0 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA SUB KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Mufti Ali

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI TEKNIK DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI FUNGI KELAS X MAN 2 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 2 185

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI TEKNIKCONCEPT MAP TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

2 2 87

Pengembangan Panduan Keterampilan Berpikir Kreatif Dengan Model Creative Problem Solving - UNS Institutional Repository

0 0 17