LAPORAN INDIVIDU PRATIK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI: UPT SKB KOTA YOGYAKARTA.

(1)

i

LAPORAN INDIVIDU

PRATIK PENGALAMAN LAPANGAN

LOKASI: UPT SKB KOTA YOGYAKARTA

Alamat: Jl. Bung Tardjo 9A, Kel. Baciro, Kec.Gondokusuman, Kota Yogyakarta

JUDUL:

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI UPT SKB KOTA YOGYAKARTA

Dosen Pembimbing Lapangan: Ariefa Efianingrum, M.Si

Disusun Oleh: Aprilia Rosida 13110244012 Kebijakan Pendidikan

FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 2016 di UPT SKB Kota Yogyakarta dan pada akhirnya laporan ini dapat tersusun dengan baik.

Laporan ini disusun sebagai tugas akhir pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan yang telah dilaksanakan selama 2 bulan, mulai dari tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan 15 September 2016 di UPT SKB Kota Yogyakarta. Laporan ini terdiri dari hasil observasi (pengamatan), kegiatan dan pengalaman selama pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Drs. Edy Heri Suasana, M.Pd selaku kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan Drs. Marsudi, M.Si selaku kepala UPT SKB Kota Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan PPL, Ka TU dan Staff UPT SKB Kota Yogyakarta yang telah membantu memberikan informasi dan bimbingannya selama pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), Ariefa Efianingrum, M.Si selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan terkait pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), pihak LPPMP yang telah memberikan bantuannya untuk pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)2016 dan semua pihak yang telah memberikan dukungan, saran, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini, sehingga penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dan apa yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 15 September 2016 Penyusun

Aprilia Rosida NIM. 13110244012


(4)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL.………... i

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… iv

ABSTRAK……….. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi………... 1

B. Perumusan Program Kegiatan ……… 5

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Pelaksanaan Program ………. 7

B. Pelaksanaan Program ……….. 14

C. Analisis Hasil Pelaksanaan ……….. 18

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ……… 30

B. Saran ……….. 30

DAFTAR PUSTAKA 32


(5)

v IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI

UPT SKB KOTA YOGYAKARTA Aprilia Rosida 13110244012

ABSTRAK

Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di UPT SKB Kota Yogyakarta yang dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan 15 September 2016. Dalam kegiatan PPL ini meliputi kegiatan penataan taman baca masyarakart, input data warga belajar Paket B dan Paket C, pembuatan proposal BOP Paket C, pembuatan proposal lomba kelembagaan, pembuatan proposal lomba peserta didik Paket C Vokasi, pendataan keterampilan warga belajar Paket C, dan persiapan akreditasi Kelompok Bermain Salma. Dalam kegiatan PPL ini mahasiswa khususnya Prodi Kebijakan pendidikan diwajibkan untuk melakukan penelitian individu. Penelitian yang diambil dengan judul “Implementasi Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta”

Penelitian individu tersebut bertujuan untuk memperoleh dan memberikan gambaran secara obyektif tentang sejauh mana implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta, mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan tersebut, mengetahui solusi yang diberikan untuk mengatasi faktor yang menghambat implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta. Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskiptif kualitatif, responden yang dijadikan informan adalah kepala SKB Kota Ygyakarta, pengelola, tutor/pendidik, dan warga belajar. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan implementasi kebijiakan pendidikan kesetaraan paket C terlaksana dengan baik, dan di dukung oleh berbagai pihak karena mengingat semua orang berhak memperoleh pendidikan. Dalam pelaksanaan implementasi suatu kebijakan tidak lepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat.Faktor pendukung dalam pengimplementasian kebijakan pendidikan kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta yaitu semangat para tutor yang ingin mencerdaskan warga belajar, sedangkan salah satu faktor prnghambatnya yaitu kesibukan warga belajar yang belajar sambil bekerja.

Kata kunci: Implementasi pendidikan kesetaraan,Paket C, Faktor Pendukung dan Penghambat


(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu bentuk pendidikan dengan memberikan pelatihan dan pengalaman belajar yang berhubungan dengan masyarakat khususunya dunia pendidikan sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan dan mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Tujuan PPL adalah memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran di lembaga, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi kependidikan. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal, mempelajari, dan menghayati permasalahan sekolah atau lembaga yang terkait dengan proses pembelajaran. Serta meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai secara interdisipliner ke dalam pembelajaran di sekolah, klub, atau lembaga pendidikan.

Sebelum Praktik Pengalaman Lapangan II berlangsung telah dilakukan observasi dan perkuliahan PPL I selama satu semester. Dalam perkuliahan PPL I tersusunlah proposal program pengalaman lapangan berupa proposal penelitian sederhana. Dalam penerjunan PPL I di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta kami ditempatkan di beberapa bagian yang ada di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, diantara lain PNF, Kepegawaian, Umum, JPD, ADP, Bangdik, Dikmen, dan Dikdas, UPT. Saya sendiri mendapatkan bagian di UPT SKB Kota Yogyakarta bersama dengan satu teman. Kami memperoleh beberapa data dan informasi tentang Dinas pendidikan kota Yogyakarta khususnya bagian UPT SKB Kota Yogyakarta yang digunakan sebagai dasar acuan atau gambaran awal dalam melakukan kegiatan PPL tahun 2016 ini.

UPT SKB Kota Yogyakarta memiliki dua gedung, yang pertama Unit I beralamat di Jl. Bung Tardjo 9A (Gayam) sebagai kantor dan Unit II beralamat di Jl. Batikan untuk pelaksanaan pembelajaran Paket B dan Paket C.secara keseluruhan bangunan gedung di UPT SKB Kota Yogyakarta terawatt dengan baik dan memiliki sarana dan prasarana (fasilitas) yang tersedia sudah cukup memadai untuk menunjang kegiatan dan kinerja di instansi tersebut. Keadaan ruangan di gedung Unit I memiliki ruangan administrasi dan pamong menjadi satu, ruang kepala SKB, ruang pembelajaran Kelompok Bermain Salma, ruang Taman Baca Masyarakat, ruang komputer, parkiran, gudang dan 2


(7)

2 toilet. Sedangkan di UPT SKB Kota Yogyakarta Unit II terdapat 6 ruang kelas, ruang tata boga, ruang menjahit, ruang pamong, pos satpam, parkiran, mushola, 2 toilet namun yang satu rusak.untuk sarana prasarana terbilang cukup baik.

Dalam kegiatan PPL program individu saya melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta”. Pendidikan dalam pembangunan nasional merupakan salah satu prioritas yang cukup penting. Perkembangan suatu negara sangat tergantung dari kualitas pendidikan dan sumberdaya masyarakatnya. Apabila kualitas pendidikan di Indonesia meningkat, maka bangsa ini akan semakin maju. Demikian pula sebaliknya, apabila kualitas pendidikan menurun maka bangsa ini akan mengalami kemunduran.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 menyatakan bahwa, (1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Dan (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. (UUD 1945 pasal 31 ayat 1, 2,dan 3).

Selanjutnya, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 menegaskan bahwa (1) Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bermutu, (2) Warga Negara memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus, (3) Warga Negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus, (4) Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus, (5) Setiap warga Negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan harus menjadi tanggung jawab pemerintah, baik pusat maupun daerah, bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat. (UU Sisdiknas 20/2003 pasal 5 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5)

Pendidikan dipandang sebagai proses belajar sepanjang hayat manusia. Artinya, pendidikan merupakan upaya manusia untuk mengubah dirinya ataupun orang lain selama ia hidup. Pendidikan hendaknya lebih dari sekedar masalah akademik atau perolehan pengetahuan, skill dan mata pelajaran secara knvensional, melainkan


(8)

3 harus mencakup berbagai kecakapan yang diperlukan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Karena itu, pendidikan hendaknya meliputi keterampilan kerumahtanggaan (house hold skills), apresiasi terhadap estetika (aesthetic appreciation), berpikir analitik (analytic thinking), pembentukan sikap (formation of attitude), pembentukan nilai-nilai dan aspirasi (formation of values and aspiration), asimilasi pengetahuan yang berguna (assimilation of pertinent knowledge), dan informasi tentang berbagai hal dalam kehidupan (information of any sorts). (Saleh Marzuki. 2012)

Upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dicanangkan oleh pemerintah sejak rezim orde baru dengan mencanangkan kewajiban wajib belajar 9 tahun yang tertuang dalam Repelita VI (rencana pembangunan lima tahun) yang dimulai tahun 1994 dan terus berlanjut sampai sekarang. Bahkan saat ini telah diwacanakan kewajiban wajib belajar 12 tahun. Upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mulai dari pendidikan gratis sampai dengan pendidikan non-formal. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI tentang jalur jenjang dan jenis pendidikan, pasal 13 ayat (1) dinyatakan jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Lebih lanjut pasal 26 tentang pendidikan Nonformal dinyatakan bahwa (1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan pelayanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, (2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan menekankan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional, (3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Dan penghargaan terhadap pendidikan non-formal dihargai setara dengan pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk pemerintah yang mengacu pada standar nasional pendidikan. (UU Sisdiknas 20/2003 pasal 13 ayat 1 dan pasal 26 ayat 1, 2, 3).


(9)

4 Salah satu pendidikan non-formal yang diselenggarakan pemerintah adalah pendidikan kesetaraan. Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan non-formal yang ditujukan kepada warga negara yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal di sekolah, biasa dikenal dengan nama Kejar (Kelompok Belajar) Paket A untuk setara SD, Paket B untuk setara SMP, dan Paket C untuk setara SMA. Ada juga program Kesetaraan Fungsional (KF) untuk melayani warga yang buta huruf.

Pendidikan kesetaraan dengan slogan “Menjangkau yang tidak terjangkau” berupaya mem berikan layanan pendidikan bagi warga yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal dengan berbagai alasan. Ada anak usia sekolah yang putus sekolah karena kendala biaya, ada juga orang dewasa yang sudah bekerja, dan berbagai latar belakang yang lain.

Dalam pendidikan kesetaraan selain diberikan materi ilmu pengetahuan juga diberikan materi kecakapan hidup (life skill). Diharapkan dengan adanya kecakapan hidup ini warga belajar akan mampu mandiri dan mampu menciptakan lapangan usaha bagi diri sendiri. Adapun kecakapan hidup yang diberikan tergantung pada karakteristik tempat kegiatan belajar berlangsung.

Program pendidikan kesetaraan perlu terus dikembangkan sejalan dengan tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat dan untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia, serta sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2015 mengembalikan pembinaan program pendidikan kesetaraan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Pengembangan program pendidikan kesetaraan dapat dilakukan melalui pengembangan orientasi pendidikan kesetaraan ke arah pendidikan yang lebih berfungsi dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Orientasikan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan; a) pemberdayaan potensi peserta didik dengan mengoptimalkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta kepribadian professional; b) peningkatan kecakapan hidup peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan produktivitas dan taraf hidup masyarakat, dan c) pelayanan masyarakat yang belum beruntung dalam memperoleh pendidikan dasar dan pendidikan menengah. (Wartanto :2015).

Dari hasil pengamatan selintas peneliti berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesetaraan antara lain motivasi


(10)

5 dan minat warga belajar, sarana dan prasarana telah tersedia, lokasi kegiatan dekat dengan pemukiman warga belajar, biaya pendidikan gratis, dan faktor yang menghambat antara lain kesibukan warga belajar yang mengikuti pendidikan kesetaraan sambil bekerja, kurang tersedianya bahan ajar, kurangnya tenanga tutor, warga belajar yang akan mengikuti UNPK (Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan) tidak diberikan izin untuk mengikuti ujian dari tempat ia bekerja serta pengawasan dari pihak berwenang yang kurang optimal. Melihat berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesetaraan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai “Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta”.

B. Perumusan Program Kegiatan 1. Program Individu

Berdasarkan hasil analisa situasi dari kegiatan observasi maka akan dirumuskan sebuah program kegiatan penelitian sederhana. Adapun judul yang saya ambil yaitu “Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta”. Program kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh dan memberikan gambaran secara objektif tentang sejauh mana implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta, mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat implementasi, mengetahui solusi yang diberikan untuk mengatasi faktor yang menghambat implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB kota yogyakarta.

Hasil dari program ini dapat memberi manfaat untuk semua, memberi masukan dalam meningkatkan kinerja suatu program, khususnya program pendidikan kesetaraan paket C, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana dalam menyusun kebijakan dan strategi program-program pendidikan terutama yang berhubungan dengan pelayanan pendidikan bagi masyarakat khususnya pendidikan kesetaraan di masa yang akan datang. Selain itu program kegiatan ini juga akan dijadikan sarana untuk memenuhi kompetensi sebagai “peneliti” pada jurusan kami, Kebijakan Pendidikan.

2. Program Tambahan

Program tambahan merupakan program di luar atau selain program individu yang dilaksanakan oleh penulis selama kegiatan PPL


(11)

6 di UPT SKB Kota Yogyakarta. Program tambahan dilaksanakan secara rutin.

3. Program Insidental

Program insidental merupakan program di luar atau selain program individu yang dilaksanakan sekali dalam kegiatan selama kegiatan PPL di UPT SKB Kota Yogyakarta.


(12)

7 BAB II

PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

A. Persiapan Pelaksanaan Program

Mahasiswa PPL UNY Prodi Kebijakan Pendidikan yang berlokasi di UPT SKB Kota Yogyakarta sebelum melakukan kegiatan PPL telah melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan sebagai persiapan yang dilakukan di kampus maupun di lembaga. Rangkaian kegiatan tersebut antara lain:

1. Observasi

Observasi meliputi kegiatan pengamatan terhadap situasi dan kondisi fisik lembaga serta sarana dan prasarana, selain itu juga melakukan wawancara konsultasi mengenai penelitian yang akan dilaksanakan di lembaga. Serta mengamati hal-hal apakah yang sekiranya menjadi kebutuhan UPT SKB Kota Yogyakarta selain terkait dengan program kegiatan.

2. PPL 1

Pelaksanaan PPL 1 ini dilaksanakan selama satu semester untuk membuat proposal penelitian didampingi oleh dosen pembimbing lapangan. Proposal dibuat sebagai syarat pelaksanaan PPL @ dalam melakukan penelitian. Pada tahapan ini mahasiswa membuat proposal berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya.

3. Pembekalan PPL

Pembekalan PPL dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan program PPL di lembaga. Pembekalan PPL dilaksanakan di Fakultas Ilmu Pendidikan di ruang Abdullah Sigit. Kegiatan pembekalan bermanfaat bagi mahasiswa PPL yaitu memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan yang relevan dengan pelaksanaan PPL.

Untuk mempermudah pelaksanaan program penelitian perlu adanya persiapan penyusunan proposal penelitian. Agar program dapat terlaksana perlu adanya pengumpulan kajian teori sebagai dasar pelaksanaan program, adapun kajian teori yang digunakan antara lain:

A. Implementasi Kebijakan


(13)

8 Kamus Webster sebagaimana dikutip Solichin menyebutkan bahwa “to implement berarti to provide the means for carrying out – mengimplementasikan berarti melengkapi atau menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu. Van Meter dan Van Horn sebagaimana dikutip RL Lineberry (1978) dengan tegas menyatakan bahwa implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilaksanakan oleh negara, pemerintah, individu, kelompok, dan swasta untuk mencapai tujuan (umum dan khusus) yang menjadi prioritas keputusan kebijakan. Dengan singkat mereka menyatakan bahwa implementasi kebijakan merupakan semua tindakan yang berlangsung atau dilaksanakan antara formulasi kebijakan dampak aktual sebuah kebijakan. (Sudiyono, 2007: 80)

Van Meter dan Van Horn, mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari kebijakan publik, implementor, dan kinerja kebijakan publik. Beberapa variabel yang dimasukkan sebagai variabel yang mempengaruhi kebijakan public adalah variabel:

1. Aktivitas implementasi dan komunikasi antar organisasi, 2. Karakteristik dari agen pelaksana/implementor,

3. Kondisi ekonomi, social, politik, dan

4. Kecenderungan (disposition) dari pelaksana/implementor. (H.A.R Tilaar, 2012: 214)

Van Meter dan Van Horn mengawali gagasan teorinya dengan mengajukan pertanyaan mengapa ada implementasi yang berhasil dan mengapa ada implementasi yang gagal? Pertanyaan itu kemudian dijawabnya sendiri dengan menyampaikan enam variabel yakni dua variabel utama dan empat variabel tambahan yang membentuk kaitan antara kebijakan dan kinerja kebijakan.

Keenam variabel tersebut meliputi: standard dan tujuan kebijakan, sumberdaya, komunikasi, interorganisasi dan aktivitas pengukuhan, karakteristik agen pelaksana, kondisi social, ekonomi, dan politik, serta karakter pelaksana.

Teori yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn ini adalah teori yang berangkat dari argumen bahwa perbedaan-perbedaan dalam proses implementasi akan sangat dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang akan dilaksanakan; sebab setiap kebijakan memiliki karakteristik sifat yang berlainan. Selanjutnya mereka menawarkan suatu pendekatan yang mencoba untuk menghubungkan antara issu kebijakan dengan implementasi serta suatu model konseptual yang mempertautkan kebijakan dengan prestasi kerja.


(14)

9 Menurut teori dari dua ahli ini, bahwa perubahan, kontrol, dan kepatuhan bertindak merupakan konsep-konsep penting dalan prosdur-prosedur implementasi. Van Meter dan Van Horn selanjutnya membuat tipologi kebijakan. Tipologi kebijakan tersebut dibedakan menurut dua hal, yaitu: Pertama, Jumlah masing-masing perubahan yang akan dihasilkan. Kedua, Jangkauan atau lingkup kesepakatan terhadap tujuan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi.dari kedua indikator ini, maka dapat ditangkap jelas bahwa suatu implementasi akan berhasil manakala pada satu segi perubahan yang dikehendaki relatif sedikit serta pada segi lain adala kesepakatan terhadap tujuan dari para pelaku/pelaksana dalam mengoperasikan program relatif tinggi. (Arif Rohman, 2012: 108-109)

Sehingga dapat dijelaskan bahwa implementasi kebijakan adalah pelaksanaan tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan keputusan kebijakan yang telah dikeluarkan/ditetapkan.

2. Syarat-Syarat Implementasi Kebijakan

Menurut Brian W.Hogwood dan Lewis A.Gunn (Arif Rohman,2012:107-108), untuk dapat mengimplementasikan suatu kebijakan secara sempurna (perfect implementation) maka dibutuhkan banyak syarat-syarat sebagai berikut:

1) Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak akan menimbulkan gangguan/kendala yang serius.

2) Untuk pelaksanaan suatu program, harus tersedia waktu dan sumber-sumber yang cukup memadai.

3) Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan harus benar-benar ada atau tersedia.

4) Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu program kausalitas yang handal.

5) Hubungan kausalitas tersebut hendaknya bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai penghubungnya.

6) Hubungan saling ketergantungan harus kecil.

7) Adanya pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan.

8) Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat. 9) Adanya komunikasi dan koordinasi yang sempurna.

10)Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna.

Dalam implementasi atau mengoperasikan suatu program tersebut menurut Charles O.Jones ada tiga pilar aktivitas, yaitu: (1)


(15)

10 Pengorganisasian, pembentukan atau penataan kembali sumberdaya, unit-unit serta metode untuk menjalankan program agar bisa berjalan; (2) Interpretasi, yaitu aktifitas menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan; (3) Aplikasi, berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, pembayaran, atau lainnya yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program.

B. Pendidikan Kesetaraan

1. Pengertian Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan Kesetaraan merupakan pendidikan nonformal yang mencakup program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs, dan Paket C Setara SMA/MA dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional peserta didik.

Program Pendidikan Kesetaraan Paket C adalah layanan pendidikan melalui jalur pendidikan non-formal yang ditujukan bagi masyarakat yang karena berbagai faktor tidak dapat menyelesaikan pendidikannya atau putus sekolah di tingkat SMA/SMK/MA, yang diselenggarakan oleh lembaga/organisasi atau satuan pendidikan nonformal sehingga pada gilirannya lulusannya diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinyatakan dan diakui setara dengan lulusan SMA/MA.

Lembaga/organisasi atau satuan pendidikan nonformal sebagai penyelenggara program Pendidikan Kesetaraan Paket C (selanjutnya disebut sebagai lembaga penyelenggara program) adalah pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), sanggar kegiatan belajar (SKB), lembaga kursus dan pelatihan, kelompok belajar, rumah pintar, dan satuan pendidikan nonformal sejenis lainnya yang menyelenggarakan program Pendidikan Kesetaraan Paket C.

Tutor adalah pendidik yang memberikan bimbingan pada warga belajar dalam proses pembelajaran program Pendidikan Kesetaraan Paket C sesuai dengan kompetensinya.

Nara sumber teknis adalah pelatih yang memberikan pelatihan praktek keterampilan pada warga belajar dalam proses pelatihan program Pendidikan Kesetaraan Paket C sesuai dengan kompetensinya.

Warga belajar atau peserta didik adalah warga masyarakat yang membutuhkan dan mengikuti proses pembelajaran program Pendidikan Kesetaraan Paket C. (Petunjuk teknis penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan paket C, 2015:5-6)


(16)

11 2. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Paket

C

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional;

2. Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara;

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi Pendidikan Kesetaraan;

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C;

5. Surat Edaran Mendiknas No. 107/MPN/MS/2006 Tentang Eligibilitas Program Kesetaraan.

3. Maksud dan Tujuan Pendidikan Kesetaraan Paket C

Penyelenggaraan program Pendidikan Kesetaraan Paket C dimaksudkan untuk memberikan layanan pendidikan kepada warga negara Indonesia yang karena berbagai faktor dan sebab tidak dapat memperoleh layanan pendidikan setingkat SMA/SMK/MA pada jalur pendidikan formal, sehingga pada akhir pembelajaran program pendidikan kesetaraan Paket C diharapkan warga belajar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diakui setara dengan SMA/MA.

Penyelenggaraan program Pendidikan Kesetaraan Paket C bertujuan untuk:

a) menyediakan layanan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal untuk menjaring anak-anak yang putus sekolah di tingkat SMA/SMK/ MA untuk mensukseskan rintisan wajib belajar pendidikan menengah;

b) meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap warga belajar sehingga memiliki kemampuan yang setara dengan SMA/MA;

c) membekali dasar-dasar kecakapan hidup yang bermanfaat untuk bekerja mencari nafkah atau berusaha mandiri;

d) membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap warga belajar yang memungkinkan lulusan program dapat meningkatkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, atau meningkatkan kariernya dalam pekerjaannya.

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kesetaraan


(17)

12 Paket B, dan Paket C dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut; berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkemangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan nasional dan daerah, tematik, dan partisipatif. (Permen Diknas No. 14 tahun 2007).

Untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap warga belajar sebagai peserta program Pendidikan Kesetaraan Paket C, penyelenggara program harus menyusun silabus pembelajaran/ pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi lulusan dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang ditentukan dalam setiap tahapan pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C, maka struktur kurikulum program pendidikan Kesetaraan Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK). Beban belajar program pendidikan Kesetaraan Paket C dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalammengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan atau kegiatan mandiri. SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proposional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 45 menit. (Petunjuk teknis penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan paket C, 2015: 9)

C. UPTSKB Kota Yogyakarta

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). SKB merupakan Unit Pelaksana T eknis Daerah pendidikan nonformal yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah kabupaten/kota. SKB tersebar di berbagai kabupaten/kota di


(18)

13 seluruh Indonesia. Sebagai sanggar kegiatan belajar, SKB memfasilitasi dan melayani berbagai kegiatan dan program pendidikan nonformal, termasuk di dalamnya adalah program Pendidikan Kesetaraan P aket A, B, dan P aket C. (pedoman penyelenggaraan program paket C umum).

Sejarah UPTD SKB Kota Yogyakarta dimulai pada saat diterbitkannya SK Mendikbud No.039/O/1998 tentang pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga dengan nama SKB Gondokusuman Yogyakarta. Dibanding dengan SKB lain di wilayah Provinsi DIY SKB Gondokusuman adalah SKB yang paling muda usiannya. Dari diterbitkannya SK Mendikbud pada waktu itu SKB Gondokusuman belum dapat langsung beroprasi karena belum ada tenaga dan kantornya. Baru mulai beroprasi pada tanggal 1 April 1999 SKB pertama beroprasi dengan 9 orang personal dan keadaan sarana yang sangat terbatas. Berangkat dari keadaan yang serba terbatas itu SKB Gondokusuman tetap memiliki semangat yang tinggi untuk terus maju dan berkembang sejajar dengan SKB lain yang lebih dulu eksis sehingga sekarang tampak lebih cantik dan program – programnya semakin banyak dan bervariasi.

Di era otonomi daerah pada tahun 2000 SKB Gondokusuman berubah nama menjadi UPTD SKB Kota Yogyakarta berdasarkan Perda No 22 Tahun 2000 Pemerintah Kota Yogyakarta tanggal 22 Desember 2000. Meskipun terjadi perubahan dari UPT Pusat menjadi UPTD tugas dan fungsi SKB tetap tidak berubah, yaitu melaksanakan percontohan program Pendidikan Luar Sekolah, Pemudan dan Olahraga berdasarkan kebijakan teknis Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Kantor UPT SKB Kota Yogyakarta berada di Jln. Bung Tardjo (Gayam), Yogyakarta dikepalai oleh Drs. Marsudi, M.Si.


(19)

14 B. Pelaksanaan Program

1. Pendekatan Penelitian

Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Denzin dan Licoln (Meleong, 2009: 5), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang membutuhkan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilaksanakan secara wajar dan alami dengan kondisi obyektif dilapangan tanpa ada manipulasi dan hasilnya berupa deskripsi. Menggunakan penelitian kualitatif karena obyek dalam penelitian ini adalah implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta, yang dapat diuraikan dengan penelitian kulaitatif yaitu dengan cara ikut serta dan wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPT SKB Kota Yogyakarta dan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar kesetaraan paket C. Penelitian akan dilaksanakan selama PPL 2 yang diadakan pada bulan Juli-September 2016. Subjek penelitian ini adalah staff SKB, pamong/tutor SKB khususnya kesetaraan paket C, dan warga belajar kesetaraan paket C

3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini pada implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta.

4. Sumber Data

Untuk menghasilkan hasil penelitian yang valid dan akurat, peneliti mengambil data yakni data yang diperoleh dari sumbernya, berupa data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di lapangan.

5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan langkah untuk mendapatkan data untuk memenuhi standar data yang ditetapkan. Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2010:62-63). Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data seperti berikut:


(20)

15 Menurut Nasution dalam Sugiyono (2010: 64) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh data dari subjek penelitian berupa data kualitatif. Observasi dilakukan dengan mengamati pelaksanaan implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta dan pengamatan terhadap interaksi, perilaku, staff, tutor, warga belajar, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kebijakan.

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi

No Aspek Poin-poin

1. Fisik a. Gedung kantor dan gedung kegiatan SKB

b. Lokasi gedung c. Sarana dan prasarana 2. Non-fisik a. Struktur organisasi

b. Warga belajar c. Proses tutorial/KBM

2. Interview (Wawancara)

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dari subjek penelitian berupa data kualitatif. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB Kota Ygyakarta.

Table 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Aspek Poin-poin

1.Kebijakan pendidikan kesetaraan paket C

a. Implementasi kebijakan b. Faktor pendukung dan

penghambat kebijakan 2.Proses tutorial/KBM a. Kurikulum

b. Metode pembelajaran 3.Struktur Organisasi a. Warga belajar/peserta didik

b. Tutor/pendidik

4.Tutor/Pendidik a. Latar belakang pendidikan b. Motivasi tutor/pendidik c. Kendala


(21)

16 5.Warga belajar/peserta

didik

a. Latar belakang warga belajar/peserta didik

b. Alasan bersekolah di SKB Kota Yogyakarta

c. Motivasi

d. Kendala dalam belajar e. Solusi

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh dari data yang tersimpan dalam bentuk dokumen seperti surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi: data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing (verification dan penarikan kesimpulan). (Sugiyono, 2007: 337-345)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.


(22)

17 3. Conclusion Drawing (Verification dan Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabilakesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

7. Uji Keabsahan Data

Untuk menghindari kesalahan pada data yang akan di analisis, maka perlu dilakukan uji keabsahan data. Untuk menetapkan keabahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keterlatihan (transferability), keberuntungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Untuk menjaga keabsahan data, maka yang digunakan adalah teknik pengamatan lapangan dan teknik triangulasi data. (Lexy J. Moleong, 2009: 324) Menurut Lexy J. Moleong (2009:330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan melalui sumber dengan pertimbangan untuk memperoleh informasi yang akurat dari informan maka diperlukan crosscheck antara informan satu dengan yang lain.

Dengan demikian peneliti akan melakukan crosscheck kepada kepala UPT SKB Kota Yogyakarta, staff, pamong, warga belajar dan sumber data tertulis lainnya/dokumen SKB yang dapat dikaji untuk mendapatkan data yang akurat dan tidak berbeda dengan data yang satunya. Selain itu triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik yaitu antara teknk wawancara dengan teknik dokumentasi atau observasi.


(23)

18 C. Analisis Hasil Pelaksanaan

1) Hasil Penelitian

1. Desripsi Lokasi Penelitian

UPT SKB Kota Yogyakarta memiliki dua gedung atau dua unit, unit I terletak di jl. Bung Tardjo 9A (Gayam) dan unit II di jl. Batikan. UPT SKB Kota Yogyakarta memiliki:

a. Visi : Terwujudnya UPT SKB Kota Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan program pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga untuk menghasilkan SDM yang bermoral, memiliki kemandirian, serta memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.

b. Misi : Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah guna meningkatkan mutu kehidupannya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia melalui penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga.

c. Tujuan : Membantu dan melayani masyarakat yang karena berbagai keterbatasan ekonomi, sosial, budaya, kesempatan, dan ilmu pengetahuan untuk memperoleh layanan pendidikan dan keterampilan agar dapat meningkatkan derajat kehidupannya.

UPT SKB Kota Yogyakarta unit I sebagai kantor pegawai SKB Kota Yogyakarta, terdapat taman baca masyarakat dan ruang keterampilan komputer untuk warga belajar baik Paket B maupun Paket C. untuk proses pembelajaran dilaksanakan di gedung unit II terdapat 3 kelas untuk Paket B dan 3 kelas untuk Paket C, ruang tutor, ruang keterampilan menjahit, ruang keterampilan boga, toilet, pos satpam, parkiran dan mushola.

Pendidikan kesetaraan merupakan pendidikan non formal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SAMA/MA dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional peserta didik. Tujuan penyelenggaraan yaitu: 1. Memperluas akses pendidikan menengah melalui program Paket


(24)

19 2. Meningkatkan mutu dan daya saing lulusan serta relevansi

program Paket A, Paket B, dan Paket C

3. Menjangkau masyarakat yang tidak terlayani di jalur pendidikan formal/sekolah

Sasaran pendidikan kesetaraan terdiri atas: 1. Penduduk usia sekolah

2. Penduduk usia tiga tahun diatas usia SD/SMP/SMA

3. Penduduk usia sekolah yang terkendala ke jalur pendidikan formal oleh karena hal:

1) Ekonomi (penduduk miskin, PRT, TKW, petani, nelayan, dll)

2) Waktu (buruh, pengrajin, pekerja/karyawan)

3) Geografi (etnik minoritas, daerah terisolir/ perbatasan) 4) Keyakinan (warga pesantren yang tidak

menyelenggarakan pendidikan formal)

5) Masalah sosial/ hokum (napi, korban napza, anak jalanan, hamil pranikah, dll)

4. Penduduk usia 15-44 tahun belum tuntas wajib belajar 9 tahun 5. Penduduk usia SMA/MA atau diatas 18 tahun yang berminat

mengikuti program Paket dengan alas an akonomi atau alasan lainnya.

2. Hasil Wawancara

Pendidikan kesetaraan Paket C UPT SKB Kota Yogyakarta berdiri sejak tahun 2002/2003 dengan pengelola Paket C yaitu Sudijarto, M.Pd. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta nomor: 188/063/2005 tentang pendirian dan izin operasional UPT SKB Kota Yogyakarta untuk Prgram Pendidikan Kesetaraan Paket C setara SMA dengan nama “PAKET C SKB KOTA YOGYAKARTA”

1. Aktivitas pelaksanaan kebijakan pendidikan kesetaraan di UPT SKB Kota Yogyakarta sudah memenuhi persyaratan penyelenggaraan program Paket C Umum sesuai dengan pedoman yang ada. Dalam wawancara dengan nara sumber menjelaskan bahwa:

“Pelaksanaan kebijakan Paket C sudah sesuai dengan pedoman atau standar nasional, terbukti juga sudah terakreditasi” (SDJ/16/09/2016)


(25)

20 “Dalam pelaksanaannya, SOP untuk paket C sudah terlaksana, namun SOP yang ada saat ini masih menyeluruh belum terpisah menjadi yang lebih rinci lagi” (SRW/31/08/2016)

“Paket C sudah sesuai regulasi yang ada, kurikulum yang digunakan masih menggunakan kurikulum KTSP atau mengacu pada kurikulum sekolah formal” (MSD/4/08/2016)

2. Komunikasi tidak lepas dari pelaksanaan kebijakan, hasil wawancara dengan kepala SKB dan tutor menjelaskan:

“jika ada pengumuman atau kebijakan baru maka akan masuk ke bagian persuratan, lalu ke kepala SKB dan di komunikasikan kepada seluruh pegawai, atau para pegawai membacanya sendiri setelahnya tanda tangan untuk bukti. Komunikasi antar pegawai baik, untuk rapat seharusnya rutin namun untuk saat ini belum. Jika ada masalah biasanya langsung dibicarakan di grup Whatsapp. Jika ada kegiatan atau masalah yang perlu di

pecahkan maka diadakan rapat insidental”

(RA/8/09/2016)

“untuk komunikasi antar tutor karena mempunyai kesibukan masing-masing biasanya tatap muka hanya saat rapat namun tidak semua dapat hadir, sekarang dengan adanya facebook, whatsapp membuat komunikasi antar tutor menjadi mudah. Komunikasi antara tutor dengan warga belajar baik, jika ada yang belum paham mengenai materi bisa ditanyakan lagi, begitu juga komunikasi antar warga belajar baik” (SRW/31/08/2016)

3. Karakteristik SDM dalam pelaksanaan kebijakan menurut nara sumber yaitu:

“untuk tutor kita berhak memilih pamong yang berkomitmen tinggi dan kompetensi yang baik. Kalau tidak sesuai bisa dicabut, karena ini menyangkut pada pelayanan masyarakat. Untuk warga belajar semua masyarakat yang ingin memperoleh pendidikan tetapi harus mentaati peraturan yang ada di SKB” (MSD/6/08/2016)


(26)

21 “kriteria tutor harus sesuai dengan bidangnya, namun di SKB karena kekurangan tenaga pendidik maka beberapa pegawai merangkap menjadi tutor yang tidak sesuai dengan latar belakang bidangnya. Warga belajar memiliki kriteria khusus seperti diutamakan warga kota Yogyakarta, berkomitmen mengikuti pembelajaran, usia tak terbatas, berkelakuan baik. Sebelumnya calon warga beajar mengikuti tes wawancara yang disediakan SKB, jika calon warga belajar tidak dapat mengikuti ketentuan yang ada maka dianggap mengundurkan diri: (SRW/31/08/2016)

“tutor berpendidikan S1/ S2 kependidikan sesuai bidangnya (mata pelajaran UNPK), kalau untuk mata pelajaran non-UN tidak sesuai dengan latar belakang bidangnya tidak apa-apa karena jam belajar mata pelajaran non-UN tidak begitu banyak. Untuk warga belajar Paket C itu lulusan SMP atau Drop Out SMA/ SMK, sudah bekerja, ada juga tahanan yang kami didik, yang penting mengikuti aturan yang ada mengingat SKB tidak memungut biaya, jika tidak sesuai aturan maka di keluarkan, kasihan yang lain yang benar-benar ingin sekolah” (SDJ/16/09/2016)

Wawancara dengan warga belajar:

“kalau saya dari Paket B SKB Kota Jogja meneruskan ke Paket C, dulu saya di pesantren. Masuk kejar paket di SKB tidak sama sepeti dulu sekarang ada syarat fotocopy ijazah, KTP, foto dan wawancara. Kalau sering bolos dikeluarkan karena harus 75% kehadirannya. Tingkat kehadiran 75% sebenarnya ada beban karena saya bekerja jadi OB di SMP 15 jadi kadang capek. Untuk tutor dan teman-teman baik kalau ada yang tidak tahu pas pelajaran bisa Tanya. Kenadala yang dihadapi kurang waktu belajar karena kalau malam kerja service hp belajar jadi hanya di SKB ” (ARS/30/08/2016) “tau SKB dari temen ibu, aku pindahan dari SMK I jurusan tari kelas XI, karena terlalu berat praktik jadi


(27)

22 sakit dan sering absen. Kendala yang dihadapi pindah sekolah ini banyak materi yang belum mengerti dan paham, jadi di sini masuk ke kelas X lagi. Solusinya belajar sendiri di bantu kakak” (FR/30/08/201)

4. Untuk pelaksanaan implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan Paket C di SKB Kota Yogyakarta menggunakan uang dari APBD II. Setiap tahun sekali mengajukan proposal bantua operasional penyelenggaraan.

“untuk dana menggunakan dana APBD II dengan membuat proposal BOP setiap satu tahun sekali. Namun karena keterbatasan dana kegiatan yang seharusnya ada tidak bisa berjalan, anggaran yang ada harus dibagi-bagi agar semua kegiatan dapat berjalan tapi harus sesuai dengan RAB. Karena kekurangan dana ini membuat bahan ajar kurang seberti lembar kerja siswa, warga belajar tidak mungkin membeli kalau mencetak LKS tidak ada anggaran” (SDJ/16/09/2016)

5. Kondisi sosial dalam implementasi pendidikan kesetaraan baik, dibuktikan dengan kekeluargaan yang erat baik antar pegawi/pengelola, tutor dengan warga belajar, maupun warga belajar dengan warga belajar. Misalnya ada warga belajar yang backgroundnya ibu rumah tangga, karyawan, pelajar usia sekolah, mereka mempunyai hubungan yang baik tanpa memandang status orang lain.

6. Dalam implementasi pendidikan kesetaraan paket C di SKB Kota Yogyakarta tidak pernah terikat dalam masalah politik.

“SKB tidak mau terlibat dalam kegiatan polittik apapun, missal ada anak pejabat ingin sekolah di SKB meminta diprioritaskan, kami tidak bisa melakukannya karena menyalahi aturan yang ada, jika ingin sekolah ya harus sesuai aturan tanpa memandang anak pejabat” (SDJ/16/09/2016)

7. Faktor pendukung implementasi kebijakan berdasarkan hasil wawancara:

“fasilitas yang memadai membuat prses pembelajaran menjadi mudah, seperti tersedianya gedung pembelajaran sendiri karena tidak semua PKBM memiliki gedung sendiri, adanya modul, ruang kelas yang dilengkapi dengan kipas angin, meja dan kursi,


(28)

23 white board.pembelajaran di SKB juga tidak dipungut biaya atau gratis” (MSD/4/08/2016)

“semangat tutor untuk mendidik warga belajar dan menekankan pada proses pembelajaran, agar memperoleh lulusan yang baik akademiknya dan skapnya. (SDJ/16/09/2016)

8. Faktor penghambat dan solosi implementasi kebijakan paket C berdasarkan wawancara:

“kendala yang dihadpi dalam proses pembelajaran, usia peserta didika yang tidak seragam untuk menyamakan metode pembelajaran harus memilih trik untuk orang dewasa, misalnya sekarang sedang hangat dibicarakan kasus A nanti dari kasus A dihubungkan dengan materi pembelajaran” (SRW/31/08/2016)

“kendala dalam mengajar menurut saya wajar-wajar saja seperti disekolah formal. Misalnya ada yang tidak mengerjakan tugas didekati ditanya kenapa, ada kesulitan apa. Sebenarnya sebelum mengajar warga belajar yang mempunyai usia yang berdeda kita harus mengetahui kriterianya. Metode yang digunakan tidak selalu sama, jika saat materi memungkinkan untuk diskusi ya dengen metode diskusi, atau mencari materi sendiri di internet” (SGH/5/9/2016)

3. Hasil Observasi

a. Observasi gedung di UPT SKB Kota Yogyakarta unit II terdapat 6 ruang kelas, 3 kelas untuk ruang pembelajaran Paket B dan 3 kelas untuk pembelajaran Paket C, ruang kelas berisikan meja, kursi, papan tulis, kipas angina, berlantaikan keramik, tersedia bangku di depan ruang kelas, terdapat 2 toilet namun hanya satu yang dapat digunakan, terdapat ruang keterampilan menjahit yang digunakan oleh warga belajar Paket C, ruang tutor, ruang keterampilan boga, parkiran namun parkiran tidak dapat memuat semua kendaraan warga belajar dan tutor sehingga ada yang parker di halaman gedung.

b. Observasi dilakukan saat pembelajaran ekonomi d kelas X, sebelum pembelajara tutor memimpin doa, dilanjutkan mengulang materi


(29)

24 sebelumnya atau minggu lalu dan menanyakan apakah ada kesulitan/pertanyaan jika tidak ada dilanjutkan materi yang baru.tutor menjelaskan materi yang diajarkan, terlihat beberapa warga belajar yang tidak memperhatikan. Setelah materi disampaikan dilanjutkan latihan soal. Materi saat itu membahas mengenai hukum permintaan, latihan soal dengan membuat kurva permintaan, terlihat warga belajar mengerjakan latihan sal, ada yang langsung bertanya kepada tutor jika ada yang belum paham da nada juga yang bertanya kepada temannya. Selanjutnya latihan soal dibahas bersama. Sebelum pembelajaran diakhiri tutor emberikan tugas untuk warga belajar mempelajari materi selanjutnya, dan pembelajaran diakhiri dengan doa dipimpin oleh salah satu warga belajar.

2) Pembahasan

Kebijakan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan ditujukan untuk semua masyarakat yang belum memperoleh akses pendidikan formal dengan berbagai alasan.

1. Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta

Pendidikan kesetaraan Paket C UPT SKB Kota Yogyakarta berdiri sejak tahun 2002/2003 dengan pengelola Paket C yaitu Sudijarto, M.Pd. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta nomor: 188/063/2005 tentang pendirian dan izin operasional UPT SKB Kota Yogyakarta untuk Prgram Pendidikan Kesetaraan Paket C setara SMA dengan nama “PAKET C SKB KOTA YOGYAKARTA”

a. Aktivitas implementasi dan komunikasi antar organisasi

1) Dalam pengimplementasian pendidikan kesetaraan Paket C sudah sesuai dengan SOP dan terakreditasi. Karena program pendidikan kesetaraan gratis jika kuota terpenuhi maka pendaftaran akan dihentikan. Proses kegiatan pembelajaran meliputi tahap: tatap muka, tutorial, dan mandiri. Untuk kegiatan tatap muka dilaksanakan 4 kali/ minggu setiap senin, selasa, rabu, dan kamis puluk 13.45 – 17.00 WIB bertempat di SKB Kota Yogyakarta unit II Batikan. (jadwal pembelajaran terlampir)

2) Kurikulum pendidikan kesetaraan paket C mengacu pada Standar Isi (KTSP), Kemendiknas dengan jurusan/ program studi: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).


(30)

25 3) Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) dilaksanakan satuh tahun sekali, hari dan tanggal yang sama seperti Ujian Nasional di sekolah formal hanya waktu pelaksanaan UNPK berebeda yaitu dimulai dari pukul 13.00 – 18.00 WIB.

4) Ijazah dan SKHUN program pendidikan kesetaraan Paket C memiliki “civil effect” atau eligibilitas yang sama dengan lulusan sekolah formal, sehingga setiap lulusan Paket C memiliki kesempatan, penghargaan, pengakuan, dan hak yang sama dengan lulusan sekolah formal, missal untuk mendaftar kuliah di PTN, PTS, CPNS,TNI/ POLRI, melamar kerja, dll.

5) Komunikasi merupakan hal penting dalam implementasi suatu kebijakan. Komunikasi dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan Paket C jika ada kebijakan baru dari dinas maka akan segera dikomunikasikan kesemua pegawai SKB, pihak SKB tidak banyak mengeluarkan kebijakan khusus hamya membuat kebijakan seperti peraturan tata tertib Paket A, B, dan C. komunikasi kepala SKB Kota Yogyakarta dengan pengelola, tutor baik. Namun jika ada informasi dari Dinas atau Kementerian langsung kepada pengelola paket C. Untuk kegiatan rapat antara kepala dengan pengelola dan tutor seharusnya setiap bulan namun karena ada bebrapa faktor internal sehingga belum terlaksana. Hanya ada rapat incidental jika ada ssesuatu yang penting bicarakan.Rapat antara pengelola paket C dan tutor dilaksanakan 6 bulan sekali. Karena teknologi semakin canggih komunikasi baik antar pegawai/ pengelola dengan tutor memanfaatkan media WhatsApp agar mempermudah komunikasi dengan cepat tanpa harus bertemu. Komunikasi tutor dengan warga belajar baik dibuktikan jika ada warga belajar yang berhalangan hadir segera menghubungi wali kelas atau tutor yang mengajar, di dalam kelas jika ada warga belajar yang belum paham mengenai materi yang diajarkan warga berajar langsung bertanya kepada tutor maupun temannya.

b. Hal yang tak kalah penting dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan ialah sumber daya. Karakteristik dari agen pelaksana (SDM) dalam pelaksanaan kebijakan yaitu:


(31)

26 1) Pendidik dan Kualitas Akademik

Pendidik/ tutor mata pelajaran (UNPK) harus sesuai dengan background pendidikan dan berkualifikasi sarjana dan magister (S1 dan S2), untuk mata pelajaran non UNPK tidak sesuai dengan background pendidikannya dimaklumi karena untuk tutor di SKB Kota Yogyakarta masih kurang dan sebagian besar tutor yang berada di SKB mengajar di sekolah formal. (Daftar nama tutor terlampir)

2) Warga Belajar

Warga belajar yang memiliki komitmen tinggi untuk menaati peraturan/ tata tertib yang berlaku dan minimal 75% hadir dalam proses kegiatan belajar, jika kurang dari 75% maka warga belajar dikeluarkan dari SKB Kota Yogykarta.(Daftar nama warga belajar terlampir)

c. Kondisi ekonomi, sosial, poltik

1) Untuk implementasi pendidikan kesetaraan paket C menggunakan anggaran APBD II. Setiap satu tahun sekali membuat proposal Bantua Operasional Penyelenggaraan Paket C. Namun minimnya anggaran ada kegiatan yang tidak dapat terlaksana.

2) Kondisi sosial dalam implementasi pendidikan kesetaraan baik, dibuktikan dengan kekeluargaan yang erat baik antar pegawi/pengelola, tutor dengan warga belajar, maupun warga belajar dengan warga belajar. Misalnya ada warga belajar yang backgroundnya ibu rumah tangga, karyawan, pelajar usia sekolah, mereka mempunyai hubungan yang baik tanpa memandang status orang lain.

3) Dalam implementasi pendidikan kesetaraan paket C di SKB Kota Yogyakarta tidak pernah terikat dalam masalah politik.

d. Kecenderungan (disposittion) dari pelaksana/ implementor

Dalam implementasi pendidikan kesetaraan Paket C semua berperan penting baik pengelola, tutor, maupun warga belajar. Namun tutor sangat berpengaruh karena dengan semangat dan motivasi yang tinggi akan membuat warga belajar akan termotivasi bahwa pendidikan dengan proses yang baik maka akan menghasilkan lulusan yang baik pula, bukan mengikuti pembelajaran Paket C hanya karena ijazah semata.


(32)

27 2. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Kesetaraan Paket C di

UPT SKB Kota Yogyakarta

Dari hasil wawancara dengan nara sumber faktor pendukung dalam implementasi pendidikan kesetaraan Paket C adalah:

a. Program kesetaraan tidak dipungut biaya

b. Gedung/ ruang kelas memadai dengan white board, kipas angin, meja dan kursi

c. Tersedianya tempat dan fasilitas untuk keterampilan komputer, keterampilan menjahit, dan keterampilan tata boga

d. Semangat dan motivasi tutor yang tinggi untuk mendidik warga belajar

e. Pelayanan di kantor SKB Kota Yogyakarta baik

f. Alumni paket C yang diterima di PTN dan PTS (daftar terlampir)

g. Pendidikan Kesetaraan Paket C di SKB Kota Yogyakarta lebih menekankan proses pembelajaran agar tercapainya lulusan yang mempunyai sikap dan kepribadian yang baik.

3. Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta

a. Kurangnya anggaran dana sehingga beberapa kegiatan tidak dapat terlaksana

b. Kurangnya tenaga administrasi c. Kurangnya tenaga tutor

d. Tingkat kehadiran warga belajar rendah e. Kurangnya bahan ajar

f. Kesibukan warga belajar yang mengikuti kegiatan pembelajaran sambil bekerja

g. Waktu tutor yang padat antara waktu mengajar di sekolah formal dan di SKB Kota Yogyakarta

4. Upaya Mengatasi Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta

a. Memberhentikan kegiatan dan mengagendakannya kembali untuk tahun berikutnya

b. Mengupayakan pelayanan dengan mencari tenaga administrasi


(33)

28 c. Tenaga tutor 80% berasal dari luar yang mengajar di sekolah formal, karena mengusulkan tutor tidak bisa mengingat kebijakan PNS yang terbatas

d. Memotivasi warga belajar secara terus menerus, diberikan kesadaran bahwa belajar itu penting

e. Memanfaatkan modul yang tersedia, dan tutor membuat latihan soal untuk warga belajar.

f. Warga belajar paket C mempunyai latar belakang yang berbeda, ada yang ibu rumah tangga, karyawan, dan lain-lain yang terkadang sulit membagi waktunya. Dari hasil wawancara dengan warga belajar mereka mengusahakan agar tetap berangkat agar tidak tertinggal materi yang diajarkan.

g. Apabila tutor dari luar berhalangan hadir maka akan memberitahu tutor yang lain agar dapat bertukar jam mengajar.

5. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran/tutorial pendidkan kesetaraan paket Cdilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Perencanaan pembelajaran 1) Materi

Mata pelajaran yang diajarkan untuk program pendidikan kesetaraan paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta untuk kelas X meliputi Fisika, Kimia, Ekonomi, Bahasa Inggris, Geografi, Sejarah, Pkn, Biologi, Matematika, Bahasa Indonesia, Sosiologi. Untuk kelas XI meliputi PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Matematika, Geografi. Untuk kelas XII meliputi, Bahasa Indonesia, Pkn, Geografi, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi.

Warga belajar dipinjamkan modul-modul sesuai jenis mata pelajaran yang diikuti.

2) Jadwal pembelajaran ditetapkan berdasarkan musyawarah antara pihak pengelola dengan tutor, mengingat tutor sebagian besar mengajar di sekolah formal. Hasil dari musyawarah tersebut jadwal kegiatan


(34)

29 pembelajaran dilaksanakan empat kali dalam seminggu yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis.

3) Sarana dan Prasarana

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di gedung UPT SKB Kota Yogyakarta unit II. Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran seperti buku tulis dan modul disiapkan sendiri oleh warga belajar karena warga belajar sudah mendapat pinjaman modul dari UPT SKB Kota Yogyakarta.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran pada program Paket C sesuai cara masing-masing tutor dalam menyampaikan materi. Ada yang menggunakan metode ceramah dan diskusi. Pada saat observasi mata pelajaran Ekonomi kelas X kegiatan pembelajaran yang pertama adalah pembukaan dengan membaca doa bersama, mengulang sedikit materi minggu lalu, tanya jawab jika ada pertanyaan mengenai materi minggu lalu, dan dilanjutkan materi berikutnya. Bu Sugiharti selaku tutor mata pelajaran Ekonomi mengajar dengan menggunakan metode yang tidak selalu sama, tergantung situasi dan kondisi, terkadang berdiskusi atau belajar mandiri mencari materi yang sedang diajarkan.


(35)

30 BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan Paket C terlaksana dengan baik, dibuktikan dengan terakreditasinya Paket C SKB Kota Yogyakarta, dan hasil lulusan dari Paket C SKB Kota Yogyakarta yang berjumlah 2336 orang dan alumni yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. Faktor yang mendukung dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta ini adalah program kesetaraan tidak dipungut biaya, gedung/ ruang kelas memadai dengan white board, kipas angin, meja dan kursi, tersedianya tempat dan fasilitas untuk keterampilan komputer, keterampilan menjahit, dan keterampilan tata boga, semangat dan motivasi tutor yang tinggi untuk mendidik warga belajar. Faktor penghambat dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan Paket C antara lain kurangnya tenaga administrasi, kurangnya tenaga tutor, tingkat kehadiran warga belajar rendah, kurangnya bahan ajar, kesibukan warga belajar yang mengikuti kegiatan pembelajaran sambil bekerja, waktu tutor yang padat antara waktu mengajar di sekolah formal dan di SKB Kota Yogyakarta. Kurangnya pengawasan dari dinas terkait pelaksanaan kebijakan pendidikan kesetaraan Paket C.

B. Saran

Dalam pengimplementasian kebijakan pendidikan kesetaraan Paket C tetap baik maka diperlukannya kerjasama yang baik pula oleh komponen-komponen yang ada dalam pengimplementasian kebijakan tersebut. Saran yang diberikan untuk faktor penghambat antara lain: mencari tenaga administrasi agar tugas-tugas mengenai administrasi lebih tertara dengan baik, Dinas Pendidkan terkait melakukan pemantauan atau pengawasan yang rutin, memberikan motivasi untuk warga belajar, baik motivasi belajar maupun motivasi semangat hidup agar lebih semangat dalam belajar di SKB Kota Yogyakarta khususnya.

Agar kualitas PPL yang akan datang diharapkan lebih meningkat dari yang sebelumnya, maka ada beberapa saran yang mungkin dapat dilaksanakan, diantaranya:

1. LPPMP ( UNY )

a. Melakukan pembekalan yang lebih efektif dan efisien sebelum mahasiswa diterjunkan ke lapangan sehingga mahasiswa lebih siap.


(36)

31 b. Pelaksanaan PPL dengan waktu khusus tidak dibarengi dengan kegiatan

KKN agar lebih fokus dalam pelaksanaan PPL. 2. UPT SKB Kota Yogyakarta

Pelaksanaan rapat harus berjalan sesuai yang telah dijadwalkan agar tercipta iklim kerja yang bagus dan harmonis antar pegawai dan para tutor baik tutor Kelmpok Bermain Salma maupun tutor Pendidikan Kesetaraan.

3. Untuk Mahasiswa

a. Lebih tanggap dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan di lokasi PPL

b. Membagi waktu dengan baik agar program individu dan tugas yang diberikan di lokasi PPL dapat terselesaikan dengan baik.


(37)

32 DAFTAR PUSTAKA

Andhika Agung N. 2014. Dinamika Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan

Kejar Paket C Di Pkbm Maju Makmur. Diakses dari

http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/7686/12/803. Diakses pada tanggal 02 Mei 2016. Pukul 19:20.

Arif Rohman. 2012. Kebijakan Pendidikan Analisis Dinamika Formulasi dan Implementasi. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Drijen PAUD dan Pendidikan Masyarakat. 2015. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Pendidikan Kesetaraan Paket C dan Prosedur Memperoleh Bantuan Operasional Kegiatan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Tahun 2015

H.A.R Tilaar & Riant Nugroho. 2012. Kebijakan Pendidikan Pengantar Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Lexy J Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Permen Diknas No. 14 tahun 2007 Tentang Standar Isi untuk Program Paket A, B dan C

Saleh Marzuki. 2012. Pendidikan Nonformal Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudiyono. 2007. Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta


(38)

DOKUMENTASI KEGIATAN PPL

Penataan Taman Baca Masyarakat Penataan Taman Baca Masyarakat

Rapat Parenting Kelompok Bermain Salma

Front Office


(39)

Prsiapan Akreditasi Kelompok Bermain Salma

Lomba HUT RI Kelompok Bermain Salma

Bazzar dari wali murid Kelompok Bermain Salma

Pembagian Hadiah Lomba HUT RI Kelompok Bermain Salma

Kegiatan Keterampilan Komputer Paket C Peringatan Hari Keistimewaan Yogyakarta

Perpisahan Purna Tugas Kepala UPT SKB Kota Yogyakarta

Persiapan Lomba Peserta Didik Paket C Vokasi


(40)

Wawancara Dengan Tutor Paket C Wawancara Dengan Pengelola Paket C

Wawancara Dengan Warga Belajar Paket C

Observasi Proses Kegiatan Belajar Mengajar Paket C

Mini Trip Kelompok Bermain Salma Ke Fakultas Perternakan UGM

Penyembelihan Hewan Qurban di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

Pemberian Kenang-kenangan untuk UPT SKB Kota Yogyakarta

Foto Bersama Mahasiswa PPL dengan Pegawai UPT SKB Kota Yogyakarta


(41)

Foto Bersama Pendidik Kelompok Bermain Salma


(42)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

Nama Sekolah/Lembaga : UPT SKB Kota Yogyakarta Nama Mahasiswa : Aprilia Rosida Alamat Sekolah/Lembaga : Jl. Bung Tardjo 9 A, Kel. Baciro,

Kec.Gondokusuman, Kota Yogyakarta

NIM : 13110244012

Pembimbing : Drs. Marsudi, M.Si Fak/Jur/Prodi : FIP/FSP/KP

Dosen Pembimbing : Ariefa Efianingrum, M.Si

No. Hari

Tanggal

Materi Kegiatan

Hasil Hambatan Solusi

1. MINGGU KE-1 Senin-Jumat

18 Juli-22 Juli 2016

1. Penataan TBM 2. Front Office

3. Apel pagi (kamis pahing) di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

4. Rapat Parenting Kelompok Belajar Salma

1. Penataan kembali buku-buku yang ada di TBM SKB Kota Yogyakarta. Pengelompokan buku-buku yang masih digunakan dan sudah tidak digunakan lagi. Penataan buku-buku yang dikembalikan oleh warga belajar Paket B & Paket C.

2. Membantu pegawai administrasi untuk pemberian informasi pendaftaran Paket B & C

1. Pengembalian buku warga belajar yang tidak rapi membuat pengelompokan buku menjadi lebih lama. Buku yang dikembalikan tidak dijadikan satu tempat sehingga

terpisah-pisah.

1. Buku-buku yang telah dikembalikan kami susun berdasarkan mata pelajaran dan jenis paket (B/C).

Hendaknya pengelola menyediakan tempat khusus pengembalian buku.


(43)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

No. Hari

Tanggal

Materi Kegiatan

Hasil Hambatan Solusi

2. MINGGU KE-2 Senin-Jumat

25 Juli-29 Juli 2016

1. Membantu warga belajar untuk peminjaman buku di TBM.

1. Warga belajar memperoleh buku pelajaran yang dibutuhkan untuk refrensi belajar.

1. Beberapa warga belajar paket B & C mengambil buku terbitan baru lebih dari 1 untuk satu maple

1. Membantu mencarikan buku terbitan lama yang dapat dijadikan

3. Apel pagi berjalan dengan hikmat dan lancar, pegawai dan

mahasiswa PPL

mengenakan pakaian tradisional.

4. Rapat Parenting untuk wali murid Kelompok

Bermain Salma

terlaksana dengan baik, membahas tata tertib, dan agenda KB Salma dalam satu tahun.


(44)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

2. Membantu pamong yang izin tidak dapat mengajar paket C kelas XI & XII dengan mengisi kelas motivasi

3. Pembuatan Proposal Bantuan Operasional Penyelenggaraan Paket C dan Proposal Bantuan Program Pendidikan Paket C Vokasi

2. Warga belajar termotivasi untuk bersekolah dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi terbukti dengan banyak warga belajar yang bertanya bagaimana cara masuk perguruan tinggi, jenis program studi dll.

3. Mengetik kembali format penyusunan proposal. Mencari data-data yang dibutuhkan untuk pengisian proposal dengan bertanya ke pegawai-pegawai SKB yang mengetahuinya.

Merekap data warga belajar khususnya paket C.

sehingga warga belajar yang belum

mengambil buku tidak

mendapatkan buku baru. 2. –

3.Mengetik

kembali format penyusunan proposal dari pdf ke ms.word khususnya

format yang berbentuk table sehingga

memerlukan waktu yang lama.

referensi untuk belajar.

2. – 3.Untuk

mempersingkat waktu bagian deskripsi di coppy paste dan untuk table harus di ketik ulang


(45)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

No. Hari

Tanggal

Materi Kegiatan

Hasil Hambatan Solusi

3. MINGGU KE-3 Senin-Jumat

01 Agustus - 05 Agustus 2016

1.Membuat presensi untuk paket B & C 2.Pembuatan Proposal

Bantuan Operasional Penyelenggaraan Paket C dan Proposal Bantuan Program Pendidikan Paket C Vokasi

3.Pencarian data sertifikat menjahit

4.Pembuatan Proposal

Usulan Lomba

Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi 5.Pembuatan Proposal

Bantuan

Penyelenggaraan

1. Terbuatnya presensi untuk paket B kelas VII, VIII, IX & paket C kelas X, XI, XII bulan Agustus 2016.

2. Tersusunnya 2 Proposal Bantuan Operasional Penyelenggaraan Paket C & Proposal Bantuan Program Paket C Vokasi 3. Memperoleh data sertifikat

menjahit dari tahun 2013-2015 untuk kelengkapan data dalam pembuatan proposal.

4. Tersusunnya 2 buah proposal. 1 proposal usulan profil UPT SKB Kota Yogyakarta untuk diajukan lomba apresiasi layanan pendidikan masyarakart

1. Jumlah warga belajar yang mendaftar ulang

ada yang

terlambat

sehingga tidak tercantum di presensi

2. Saat proposal di

bawa ke

Semarang untuk diajukan namun saat di review ada kesalahan dalam

penyusunan proposal.

1. Warga belajar yang terlambat mendaftar ulang menuliskan namanya di kolom presensi yang masih kosong.

2. Membongkar ulang proposal dan

membuatnya kembali sesuai dengan yang disarankan oleh penilai.


(46)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)

(lomba kelembagaan) di Jakarta. Dan satu proposal pengajuan lomba siswa paket C Vokasi.

5. Terbuatnya 1 Proposal PKK yang merupakan proposal pengajuan bantuan penyelenggaraan program pendidikan kecakapan kerja (PKK) dengan jenis keterampilan computer dan menjahit dengan sasaran warga belajar paket C kelas XII.

No. Hari

Tanggal

Materi Kegiatan

Hasil Hambatan Solusi

4. MINGGU KE-4 Senin-Jumat

08 Agustus - 12 Agustus 2016

1. Pembuatan power point proposal lomba kelembagaan

1. Terbuatnya power point dari proposal usulan profil

UPT SKB Kota


(47)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

2. Pendataan

keterampilan paket C 3. Meronce bendera

merah putih

4. Persiapan akreditasi Kelompok Bermain Salma

2. Terdatanya warga belajar paket C untuk mengikuti keterampilan computer, menjahit, dan boga.

3. Terbuatnya rangkaian bendera merah putih untuk hiasan peringatan HUT RI ke-71.

4. Terbuatnya daftar data siswa kelompok bermain Salma tahun 2016. Terbuatnya pedoman pelaksanaan kelompok bermain Salma.

No. Hari

Tanggal

Materi Kegiatan

Hasil Hambatan Solusi

5. MINGGU KE-5 Senin-Jumat

15 Agustus - 19 Agustus 2016

1. Membantu

administrasi kantor

1. Membantu pegawai kantor mengetik, mengeprint data-data yang dibutuhkan


(48)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

2. Lomba peringatan HUT RI Ke-71 KB Salma.

3. Pencarian data penelitian

untuk keperluang lembaga/kantor.

2. Terselenggaranya lomba KB Salma dengan baik, diadakan 4 macam lomba yaitu lomba jepit baju, lomba goyang balon, lomba membawa kelereng, lomba memasukan air kedalam botol.

3. Wawancara dengan pamong Paket C

No. Hari

Tanggal

Materi Kegiatan

Hasil Hambatan Solusi

6. MINGGU KE-6 Senin-Jumat 22 Agustus-26 Agustus 2016

1. Membantu

administrasi kantor 2. Bazzar KB Salma

1. Tersusunya Silabus dan RPP untuk Paket B & C dari berbagai mata pelajaran

1. – 2. Dalam

pelaksanaan bazzar hari pertama

1. –

2. Diumumkannya kembali adanya bazzar untuk hari kedua,


(49)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

3. Pembagian hadiah lomba HUT RI ke-71 KB Salma

4. Pencarian data penelitian

2. Bazzar KB Salma yang diadakan tanggal 25 – 26 Agustus berjalan dengan lancar diisi 10 stand makanan, pakaian, mainan anak, peralatan rumah tangga, sembako.untuk pengisi stand merupakan wali murid kelompok bermain Salma.

3. Pembagian hadiah lomba berjalan dengan baik dan diadakan pula pembagian majalah untuk siswa yang tidak dapat juara lomba 4. Data hasil wawancara

dengan kepala SKB Kota Yogyakarta dan warga belajar paket C di SKB unit II.

penggunjung masih sedikit.

sehingga pengunjung bazzar bertambah


(50)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

No. Hari

Tanggal

Materi Kegiatan

Hasil Hambatan Solusi

7. MINGGU KE-7 Senin-Jumat 29 Agustus- 02 September 2016

1. Pembuatan

Proposal Lomba Kelembagaan Paket C Vokasi dan Pembuatan

Proposal Usulan Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi

2. Perpisahan dengan kepala SKB

3. Persiapan akreditasi

Kelompok Bermain Salma

4. Persiapan lomba peserta didik paket C Vokasi

1. Tersusunnya satu bendel proposal untuk melengkapi administrasi lomba kelmbagaan paket C vokasi karena lolos tahap selanjutnya.

2. Terbuatnya tabel perkembangan anak usia 2-4 tahun

3. Perpisahan dengan kepala SKB karena purna tugas dengan pemotongan tumpeng, makan bersama, dan pemberian kenang-kenangan untuk Drs. Marsudi, M.Si.

4. Persiapan administrasi, penataan ruangan untuk juri dari Jakarta dan

1. Banyaknya lampiran yang disertakan merupakan dokumen lama sehingga memperlambat proses penyelesaian proposal. 1. Mencari

dokumen-dokumen di arsip

lama lalu

menggandakannya kembali, lembur di kantor untuk penyelesaian proposal


(51)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

5. Lomba Peserta Didik Paket C Vokasi

6. Pencarian data penelitian

7. Penyusunan laporan

penataan tempat penilaian di SKB unit II.

5. Lomba peserta didik paket C vokasi dengan bidang keahlian menjahit diwakili oleh Fatimah Dwi peserta didik paket C kelas XII. 6. Wawancara dengan warga

belajar, kepala SKB Kota Yogyakarta dan tutor paket C

7. Merekap data-data hasil wawancara


(52)

Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02

Untuk Mahasiswa

No. Hari

Tanggal

Materi Kegiatan

Hasil Hambatan Solusi

8. MINGGU KE-8 Senin-Jumat 05 September- 09 September 2016

1.Membantu

Administrasi Kantor 2.Mini trip ke fakultas

perternakan UGM 3.Pencarin data

penelitian

1. Membantu pembuatan surat untuk bank.

Menyusun dokumen warga belajar (ijasah) berdasarkan presensi. 2. Mini trip di fakultas

perternakan UGM siswa-siswa kelompok bermain Salma melihat hewan sapi dan cara memerah susu sapi, melihat hewan domba, kambing, dan kuda. Setelah berkeliling melihat hewan-hewan dilanjutkan mewarnai gambar hewan, makan siang dan pembagian susu gratis dari pihak fakultas perternakan UGM.

3. Mencari data-data yang masih kurang dengan

1. –

2. Jarak yang lumayan jauh untuk ukuran anak PAUD untuk berjalan dari kandang hewan satu ke kandang hewan yang lain membuat lelah siswa sehingga dalam pelaksanaan mewarnai gambar siswa kurang antusias 1. –

2. Siswa mewarnai seselesainya dan sisa kerta

gambar yang belum di warnai di bawa pulang masing-masing siswa.


(1)

(2)

(3)

Daftar Tenaga Pendidik

No. Nama Pendidikan Pekerjaan Utama Bidang Keahlian

1. Tutut Pamungkas Sari, S.Pd. S 1/Pendidikan Bahasa Inggris Tutor Bahasa Inggris 2. Rigen Ariyati, S.Pd. S 1/Pendidkan Bahasa Inggris Tutor Bahasa Inggris

3. Nafsii Priyono, S.Pd. S 1/ Pendidikan Geografi Tutor Geografi

4. Rahayu Setyorini, S.Pd. S 1/ Pendidikan Matematika Tutor Matematika

5. Dianing Meijayanti, S.Pd. S 1/ Matematika Tutor Matematika

6. Widi Nugroho, M.Pd S 2/ PEP Tutor Matematika

7. Dra. Sugiharti,MM. Tutor Ekonomi

8. Tony Sunaryanta,M.Pd S 2/ PLS Tutor Ekonomi

9. Yekti Kisminingsih, S.Pd. S 1/Bahasa Indonesia Tutor Bahasa Indonesia

10. Dra. Siti Nikandaru Chairina Tutor Bahasa Indonesia

11. Khoirul Fadzila, S.Pd S 1/ Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Tutor PKn

12. Abu Sarnyata, S.Pd. S 1/ Olahraga Pamong Belajar PKn

13. Sujimah, S.Pd S 1/ Pendidikan Fisika Tutor Fisika/Kimia

14. Dra. Triandini Martisiana Tutor Biologi

15. Sudarmawi, S.Pd S 1/ PLS Pamong Belajar Biologi

16. Sabatina Rukmi Widiasih, S.P. S 1/Pertanian Tutor IPS

17. Dra. Agustina Eria Budiarti S 1/Akuntansi Tutor Ekonomi

18. Marsudi, M.Si. S 2/ Psikologi Tutor Sosiologi

19. Sudijarto,M.Pd. S 2/ PLS Pamong Belajar Sosiologi

20. Imam Suwito, S.Pd. S 1/Ilmu Sosial Instruktur komputer LKP Komputer

21. Retno Sulistyowati, S.Pd S1 Instruktur Komputer Komputer

22. Rr Arum Widayati, M.Pd S 2 Instruktur Menjahit LKP Menjahit

23. Mudji Harjanti, S.Pd S1 Instruktur Menjahit Menjahit


(4)

Universitas Negeri Yogyakarta

MATRIK PROGRAM KERJA PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02 Untuk Mahasiswa

Nama Sekolah/Lembaga : UPT SKB Kota Yogyakarta Nama Mahasiswa : Aprilia Rosida Alamat Sekolah/Lembaga : Jl. Bung Tardjo 9A, Kel. Baciro,

Kec.Gondokusuman, Kota Yogyakarta

NIM : 13110244012

Pembimbing : Drs. Marsudi, M.Si Fak/Jur/Prodi : FIP/FSP/KP

Semester : Khusus Dosen Pembimbing : Ariefa Efianingrum, M.Si

No. Program/Kegiatan PPL Jumlah Jam per Minggu Jml

Jam

I II III IV V VI VII VIII IX

1. Program Individu: Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Paket C di UPT SKB Kota Yogyakarta a. Persiapan

- Observasi pencarian data guna penelitian 10 10 jam

- Perizinan ke Dinas Pendidikan yang akan dijadikan sasaran pelaksanaan program

2 2 jam

- Pembuatan Proposal 19 19 jam

b. Pelaksanaan

- Wawancara dengan Kepala UPT SKB Kota Yogyakarta

1 2 3 jam

- Wawancara dengan Pamong Paket C 2 4 6 jam

- Wawancara dengan Warga Belajar dan Narasumber

3 2 7 12 jam

c. Analisis Hasil dan Refleksi

- Pengolahan data dan analisis data 3 2.5 5 10,5 jam

- Pencarian data yang masih dianggap kurang 2 2 jam


(5)

Universitas Negeri Yogyakarta

MATRIK PROGRAM KERJA PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02 Untuk Mahasiswa

2. Program Kelompok : Pembenahan Taman Baca Masyarakat

24 24 jam

3. Program Tambahan:

a. Front Office 2 2 jam

b. Input Data Warga Belajar Pake B & C 5 2 8 15 jam

c. Membantu administrasi kantor 16 16 10 42 jam

d. - Pembuatan Proposal Bantuan Operasional Penyelenggaraan Paket C

- Proposal Bantuan Program Pendidikan Paket C Vokasi

19,5 11,5 31 jam

e. Pembuatan Proposal Bantuan Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)

11 11 jam

f. Pembuatan Prposal Apresiasi Pendidikan Masyarakat (Lomba Kelembagaan) & Pembuatan Proposal Usulan Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi

10 8 18 jam

g. Pendataan Keterampilan Warga Belajar Paket C 4 4 jam

h. Persiapan Akreditasi Kelompok Bermain Salma 15 1 16 jam

4. Program Insidental:

a. Upacara kamis pahing di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

1 1 jam

b. Rapat Parenting Kelompok Bermain Salma 2 2 jam

c. Mengisi Kelas Motivasi Paket C 2 2 jam

d. Lomba memperingati HUT RI Ke 71 KB Salma 3,5 3,5 jam

e. Bazzar dari wali murid Kelompok Bermain Salma

10 10 jam


(6)

Universitas Negeri Yogyakarta

MATRIK PROGRAM KERJA PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

F02 Untuk Mahasiswa

g. Mini Trip Kelompok Bermain Salma di Fakultas Perternakan UGM

4 4 jam

h. Rapat koordinasi program kerja dengan Plt 1,5 1,5 jam

5. Penarikan PPL UNY 2016 4,5 4,5 jam