Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pentingnya Peran "Saksi" dalam Pernikahan : Suatu Tinjauan terhadap Pendampingan Saksi Nikah di Jemaat GMIT Efata Benlutu T1 712010026 BAB IV

4.

Analisa

4.1 Peran Saksi Dalam Perkawinan Kristen di GMIT Efata Benlutu
Perkawinan Kristen merupakan persekutuan percaya, dimana dua pribadi yang berbeda
harus mampu bersesuain agar menjadi satu tubuh, dalam membangun rumah tangga Kristen
dengan berlandaskan kasih kepada Kristus.1 Dalam pernikahan tidak saja urusan dari kedua
pasangan nikah sendiri tetapi juga soal keluarga dan kerabat dekat, karena kehadiran mereka
juga sangat mempengaruhi pola kehidupan mereka setiap hari. Inilah kesempatan bagi imam
yang bertindak sebagai “saksi” untuk menyatakan jaminan bahwa seluruh gereja mendukung
mereka berdua. Peranan orang tua saksi ini sangat penting dalam kehidupan rumah tangga
Kristen, karena saksi merupakan orang yang mempunyai informasi tangan pertama mengenai
suatu kejadian dramatis melalui indra mereka (penglihatan, pandangan, penciuman, sentuhan)
dan dapat menolong memastikan pertimbangan-pertimbangan penting dalam suatu kejahatan
atau suatu kejadian.2 Sesuai dengan peran saksi dalam jemaat GMIT Efata Benlutu, di mana
menurut mereka orang tua saksi mempunyai peran yang sangat penting dalam mendampingi
rumah tangga yang baru terbentuk tersebut, karena mereka adalah pasangan baru yang belum
mempunyai pengalaman dalam menjalani kehidupan berumahtangga. Sehingga pendampingan
dari orang tua saksi itu sangat penting. Ini disebabkan oleh karena orang tua saksi merupakan
orang yang menyaksikan secara langsung pernikahan mereka di hadapan pendeta dan juga

jemaat. Tidak saja saksi mendampingi mereka dalam keadaan baik tetapi ketika ada konflik yang
terjadi dalam rumah tangga tersebut, saksi juga harus hadir untuk memberikan jalan keluar dari
permasalah yang sedang dihadapi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada jemaat Benlutu, walaupun mereka
mengetahui pentingnya peran orang tua saksi kepada pasangan nikah, namun sebagian besar dari
mereka belum menjalankan tugasnya sebagai orang tua saksi. Yang dilakukan oleh orang tua
saksi hanya mendampingi pasangan nikah pada saat pernikahan. Kenyataan tersebut terlihat di
mana orang tua saksi hanya melakukan komunikasi dengan pasangan nikah apabila bertemu
dalam suatu acara tertentu seperti hari raya natal, ulang tahun perhikahan dari pasangan nikah.
Adapun hal-hal yang menyebabkan di antaranya batasan jarak tempat tinggal antara saksi dengan

1
2

Abineno. J.L. Ch, Perkawinan, (Jakarta Pusat: Bpk Gumung Mulia, 1983), 16-18
Depertemen Pendidikan Nasional, pusat bahasa (Indonesia),kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa

21

pasangan nikah yang berjauhan dan dibatasi oleh kesibukan dari masing-masing pihak baik dari

pihak saksi maupun dari pihak pasangan nikah.
Selain itu, apabila terdapat masalah dalam rumah tangga pasangan nikah, maka ada
pasangan nikah yang membicarakannya dengan orang tua saksi namun ada juga pasangan nikah
yang tidak terbuka mengenai persoalannya kepada orang tua saksi disebabkan oleh pasangan
nikah tidak suka jika urusan rumah tangganya dicampuri oleh orang lain. Ada juga orang tua
saksi yang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, namun bersikap pasif karena saksi
menunggu untuk dihubungi oleh pasangan nikah walaupun ia tahu bahwa pasangan nikah
mengalami masalah dalam rumah tangganya. Akibat kurangnya komunikasi dari kedua pihak
menyebabkan orang tua saksi lupa kepada pasangan nikah yang harus didampinginya dan juga
sebaliknya.
Tugas saksi yaitu untuk terus mendampingi dan mengarahkan serta mengawasi kedua
mempelai yang telah menikah untuk selalu berkomitmen dengan apa yang telah mereka ikrarkan
di hadapan Tuhan dan jemaat. Pendampingan dan pengarahan itu bertujuan untuk menjaga agar
kedua mempelai menjalani dan membangun rumah tangga mereka sesuai dengan nilai-nilai yang
di ajarkan oleh agama tapi juga yang di tuntut masyarakat berbudaya. Berdasarkan tugas-tugas
saksi pernikahan tersebut maka penulis dapat mengatakan bahwa jemaat GMIT Efata Benlutu
belum melaksanakan peran saksi dengan maksimal.

4.2 Peraturan GMIT Tentang Tugas-Tugas Saksi Pernikah Serta Syarat-Syaratnya
Dalam GMIT peraturannya tentang tugas dan syarat saksi pernikahan


bahwa saksi

pernikahan sesuai peraturan perkawinan bagi satu pasangan nikah Kristen hendaknya dipilih
dari anggota GMIT dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh GMIT sebagai
berikut: sudah menikah, tidak berada di bawah tindak disiplin gereja, umur minimal 30 tahun
serta dapat menjadi panutan/contoh dalam kehidupan berkeluarga dan berjemaat.3
Berdasarkan hasil penelitian di jemaat GMIT Efata Benlutu, dalam pemilihan orang tua
saksi seringkali dilakukan berdasarkan keinginan sendiri tidak berdasarkan pada ketetapan
GMIT. Pemilihan saksi yang dilakukan biasanya berdasarkan orang yang mempunyai jabatan
yang tinggi di tempat tersebut, ataupun di tempat mereka bekerja tanpa mengetahui dengan
3

Majelis sinode GMIT, Hasil sidang sinode GMIT XXXX (Indonesia: Gereja Pola Tribuana KalabahAlor,2007),196

22

benar karakter dan tingkah laku dari calon orang tua saksi yang akan menjadi pendamping
rumah tangga mereka. Adapun pemilihan saksi yang berasal dari luar jemaat GMIT, misalnya
mereka mempunyai kenalan di daerah lain dan meminta untuk menjadi orang tua saksi mereka.

Pada beberapa kasus terdapat juga pasangan nikah yang berasal dari gereja lain namun
menikah di gereja Efata Benlutu dan kemudian meminta salah seorang warga jemaat untuk
menjadi saksi bagi kedua pasangan ini. Jemaat yang diminta menerima untuk menjadi saksi
nikah, meskipun tidak mengenal dengan baik pasangan tersebut. Pasangan nikah memilih orang
tua saksi yang tidak dikenali hanya sebagai pemenuhan syarat pernikahan, namun tidak
memperhatikan tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan oleh orang tua saksi. Faktorfaktor tersebutlah yang mengakibatkan orang tua saksi tidak melaksanakan tugasnya secara
maksimal. Selain itu juga ada faktor kesibukan dari orang tua saksi, kurangnya komunikasi, serta
tidak adanya keterbukaan karena ada pengaruh budaya malu. Penyebab lainnya dikarenakan
orang tua saksi yang kurang mengerti mengenai persyaratan dan tanggung jawabnya, sehingga
mereka tidak menjalankan tugas mereka secara benar.
Sesuai dengan ketentuan GMIT mengenai persyaratan, tugas dan tanggung jawab dari orang
tua saksi serta hasil penelitian mengenai cara jemaat Efata Benlutu dalam penentuan saksi nikah
maka penulis dapat mengatakan bahwa dalam penetapan saksi, beberapa syarat sudah dipenuhi
tetapi ada juga syarat yang belum dipenuhi yakni syarat untuk menjadi teladan bagi pasangan
nikah. Hal ini disebabkan karena pemilihan saksi nikah dilakukan hanya untuk memenuhi syarat
pernikahan tanpa memperhatikan contoh dan teladan yang dapat diberikan saksi kepada
pasangan nikah. Demikian juga, dalam pemilihan saksi nikah dilakukan oleh keluarga sehingga
pasangan nikah tidak mengenal dengan baik orang tua saksi. Hal ini yang menyebabkan tidak
adanya komunikasi yang baik dan juga kurangnya keterbukaan dari pasangan nikah kepada
orang tua saksi yang seharusnya menolong, menutun dan membimbing mereka. Dengan

demikian maka, pelaksanaanya saksi nikah di jemaat Efata Benlutu belum secara menyeluruh
berperan dan melakukan tanggung jawabnya.

4.3 Peran GMIT Efata Benlutu Terhadap Penetapan Saksi Pernikahan
Sesuai dengan tugas-tugas orang tua saksi berdasarkan gambaran pernikahan GMIT maka
dapat disimpulkan bahwa orang tua saksi dan pasangan nikah di jemaat Benlutu sudah
mengetahui pentingnya peran saksi dalam pernikahan namun kedua pihak belum menjalankan
23

tugas-tugas secara maksimal baik sebagai orang tua saksi maupun sebagai pasangan nikah.
Gereja telah memberikan pembekalan kepada orang tua saksi, berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai wakil gereja untuk melakukan pendampingan kepada pasangan
nikah. Namun masih kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh gereja kepada orang tua saksi
dan kurangnya kesadaran orang tua saksi terhadap kewajibannya sebagai seorang saksi. Selain
itu gereja juga kurang berperan dalam memberikan bimbingan kepada orang tua saksi apabila
orang tua saksi mengalami kendala dalam mendampingi pasangan nikah. Adapun kendala yang
dialami oleh saksi yakni kurangnya keterbukaan dari orang tua saksi terhadap gereja yang
disebabkan oleh budaya malu orang Timor. Untuk itu gereja harus menjalin komunikasi yang
baik dengan orang tua saksi agar tugas dari orang tua saksi maupun gereja dapat tercapai.


24

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggapan Jemaat Gereja Kristen Jawa Ungaran terhadap Kehadiran Gereja Saksi-Saksi Yehuwa

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pentingnya Peran "Saksi" dalam Pernikahan : Suatu Tinjauan terhadap Pendampingan Saksi Nikah di Jemaat GMIT Efata Benlutu

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pentingnya Peran "Saksi" dalam Pernikahan : Suatu Tinjauan terhadap Pendampingan Saksi Nikah di Jemaat GMIT Efata Benlutu T1 712010026 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pentingnya Peran "Saksi" dalam Pernikahan : Suatu Tinjauan terhadap Pendampingan Saksi Nikah di Jemaat GMIT Efata Benlutu T1 712010026 BAB II

2 35 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hole (“Suatu Tinjauan Sosio-Antrpologi Terhadap Makna Hole dalam Kekristenan Jemaat Gmit Ebenheazer-Lederabba Sabu Mesara”) T1 712006043 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu T2 752011037 BAB IV

0 1 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Nazar dalam Jemaat GMIT Efata Soe

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Naketi: Dalam Pemahaman Jemaat GMIT Efata So’e, Dikaji dari Perspektif Pastoral

1 4 43