Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pentingnya Peran "Saksi" dalam Pernikahan : Suatu Tinjauan terhadap Pendampingan Saksi Nikah di Jemaat GMIT Efata Benlutu T1 712010026 BAB I

Pentingnya peran “saksi” dalam pernikahan
(Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu)
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suamiistri, dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa (pasal 1 UU Perkawinan).1 Setiap umat manusia tidak lepas dari
perkawinan (kecuali mereka yang memilih untuk tidak kawin). Dengan adanya perkawinan
tersebut akan terbentuk sebuah keluarga (keluarga inti), keluarga sebagai dasar persekutuan.
Keluarga juga adalah dasar yang pertama bagi manusia. Karena itu ditetapkan Tuhan pada
permulaan dunia sebelum segala hubungan manusia yang lain karena merupakan yang pertama
dalam Alkitab, maka kita harus berusaha terus menerus untuk memeliharanya.2
Pada umumnya dalam masyarakat, perkawinan dipandang sebagai suatu-satunya lembaga
yang menghalalkan persekutuan pria dan wanita, hubungan seks dan mendapatkan keturunan.
Oleh karena itu, perkawinan dilindungi dan diatur oleh hukum adat dan hukum negara.
Perkawinan merupakan kenyataan yang melibatkan masyarakat luas, baik sanak-saudara maupun
tetangga dan kenalan. Masyarakat ikut campur dalam urusan perkawinan, karena mereka
berkepentingan dalam keutuhan kehidupan kelurga, sebab kelurga adalah sel masyarakat.
Dalam dekrit Tametsi dari kosili Trente yang merupakan persidangan Gereja Katolik pada
tahun 1547-1563, menyampaikan beberapa ajaran atau peraturan mengenai perkawinan Kristen.
Menegaskan bahwa suatu perkawinan yang sah dituntut seorang pelayan tertahbis, yang
mempunyai wewenang sah sebagi saksi di samping dua orang saksi formal untuk perjanjian

perkawinan itu. 3 Studi-studi sosial telah menunjukan dengan sangat jelas bahwa pasangan suami
istri memerlukan dukungan dari keluarga maupun teman dekat. Ini merupakan salah satu
kesempatan bagi imam yang bertindak sebagai saksi resmi dari Gereja untuk menyatakan bahwa
seluruh gereja turut mendukung mereka. Di samping jaminan ini saksi resmi dapat memberikan

1

Gilarso T, Membangun Keluarga Kristen, ( Yogyakarta: Kanisuis, 1996), 9
Jay. E. Adams. masalah-masalah dalam rumah tangga Kristen,( Jakarta: Indonesia BPK
Gunung Mulia), 57-58
3
Al. Purwa Hadiwardoyo, Perkawinan Dalam Tradisi Katolik,( Yogyakarta: Kanisius), 52
2

1

dukungan kepada pasangan suami istri yang akan menikah.4 Perkawinan melibatkan masyarakat
baik dalam acara perkawinan maupun setelah keluarga baru tersebut terbentuk.
Masyarakat yang terlibat dalam perkawinan tersebut bertanggungjawab terhadap calon
pasangan suami-istri yang akan menikah dan membentuk keluarga, dalam tulisan ini yang

dimaksud adalah “orang tua saksi”.5 Peran saksi ini sangat penting dalam pernikahan Kristen di
pulau Timor. Saksi pernikahan merupakan salah satu persyaratan untuk melangsungkan
pernikahan di Gereja. Peran saksi ini juga menjadi prasyarat dalam pengurusan akta nikah di
catatan sipil. Peran saksi tidak terbatas pada pemenuhan permintaan Gereja saja melainkan pada
keikutsertaan dalam mendampingi dan menemani mereka yang menikah dalam hidup
perkawinan. Selain mendampingi orang tua saksi juga menjadi penasehat dan pemberi petua atau
nasehat bagi calon pasangan suami-istri yang akan menikah. Tahun-tahun setelah pernikahan
saksi juga tetap berperan seperti pada saat ulang tahun pernikahan dan lain-lain. Peran saksi
sangat penting bagi orang Timor juga bagi perkawinan secara gereja di Timor. Mereka dianggap
dapat diandalkan dan dapat dipercayai, sehingga tanggung jawab orang tua saksi sangat besar
pengaruhnya dalam kelangsungan rumah tangga Kristen di pulau Timor.
Saksi bukanlah sebuah formalitas saja tetapi merupakan suatu tanggung jawab yang besar
terhadap keluarga Kristen yang akan dibentuk dan juga orang tua saksi akan mempertanggung
jawabkan tugasnya di hadapan Tuhan, karena mereka juga ikut ambil bagian dalam peneguhan
pernihakan kudus dihadapan Jemaat dan di hadapan Tuhan. Peran saksi sangat penting oleh
karena itu GMIT menetapkan syarat-sayarat untuk menjadi orangtua saksi dalam pernikahan
sebagai berikut: Seorang saksi haruslah anggota sidi yang sudah menikah, saksi juga harus
sudah matang baik umur maupun spiritualnya, seorang saksi juga harus mempunyai karakter
yang baik agar dapat diteladani dalam masyarakat. Selain itu, saksi harus adalah orang yang
dekat dan mengenali dengan benar pasangan tersebut. Saksi pernikahan juga harus adalah orang

yang benar-benar mengerti tentang makna dari pernikahan agar dapat memberikan dukungan dan
masukan yang membangun keluarga yang terbentuk, karena jika tidak demikian maka nasehat
dan masukan-masukan yang diberikan tidak membangun pertumbuhan keluarga tersebut dan
hanya akan menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga, sehingga

syarat-syarat itu

haruslah dipenuhi barulah seorang layak untuk menjadi saksi nikah. Bimbingan pada umumnya
4

Cooke, Bernard, Perkawinan Kristen, (Yogyakarta: Kanisius, 1987), 51- 58
Orang tua saksi merupakan istilah yang di pakai oleh orang Timor (NTT) untuk menyebut saksi yang
menjadi orang tua/pendamping bagi calon pasangan suami-istri dalam pernikahan.
5

2

sangat penting diadakan, khususnya dalam keluarga. Hal ini disebabkan adanya persoalan hidup
manusia, yang berakhir pada suatu kebahagiaan untuk mencapai goal atau hasrat memecahkan
problem dalam hidupnya.

Akan tetapi, untuk mencapai hal tersebut banyak hambatan-hambatan, yang akan
dihadapinya. Hambatan-hambatan tersebut bisa berupa frustrasi, konflik, krisis, ketetanggaan
dan beberapa problem hidup lainnya. Dalam hubungan ini bimbingan dalam keluarga
mengimplikasikan bahwa bimbingan dalam keluarga itu diakui eksistensinya melalui orang tua
saksi yang mendampingi dan membimbing rumah tangga Kristen yang terbentuk. Tugas orang
tua saksi nikah ini tidak terbatas pada saat pernikahan saja tetapi, berlanjut dalam pembentukan
rumah tangga baru tersebut, dengan membimbing dan mendampingi mereka menjalani
pernikahan sampai rumah tangga tersebut menjadi rumah tangga yang matang.
Jemaat Efata Benlutu adalah sebuah warga jemaat GMIT dengan 167 kepala keluarga dan
dalam tahun 2014 ada 13 pasangan yang telah menikah. Tiap-tiap pasangan didampingi oleh dua
orang saksi dari kedua mempelai pria dan wanita. Ini memperlihatkan bahwa dalam jemaat Efata
Benlutu juga terdapat saksi yang mendampingi pasangan suami-istri dalam melangsungkan
pernikahan.6 Dari kenyataan ini, seperti telah dijelaskan di atas bahwa saksi berperan penting
dalam pembentukan Keluarga Kristen sehingga saksi perlu diberikan perhatian oleh Gereja
demikian juga dengan saksi yang ada di Jemaat Efata Benlutu. Dari kenyataan ini jemaat GMIT
memberikan perhatian terhadap saksi nikah dengan diadakannya pembekalan terhadap orang tua
saksi nikah dan pasangan nikah pada saat penggembalaan sebelum pernikahan. Akan tetapi
berdasarkan data awal pra penilitian yang diperoleh terkait peranan dari saksi pernikahan, masih
banyak saksi pernikahan yang tidak ditentukan langsung oleh pasangan nikah sendiri melainkan
di tentukan oleh orang Tua dan keluarga dari pasangan nikah pada saat pertemuan keluarga tanpa

pertimbangan-pertimbangan lain seperti syarat-syarat dan ketentuan untuk menjadi seorang
saksi. Ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi saksi nikah dalam tugas
pendampingannya kepada pasangan yang akan menikah, sehingga banyak saksi yang hanya
menjalankan tugasnya pada saat prosesi pernikahan di gereja, setelah masa pernikahan saksi
kurang berperan mendampingi pasangan nikah.

6

Berdasarkan hal tersebut maka penulis

Pdt. Kaci Franleni Naat S. Mth, Pdt di Gereja Efata Benlutu, Wawancara Pribadi, Benlutu, 12 Agustus
2014, pukul 19.00 WIB

3

berhipotesa bahwa peran dari saksi pernikahan di jemaat GMIT Efata Benlutu belum berjalan
secara optimal.

1.2 Rumusan dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, penulisan tugas akhir ini hendak menjelaskan

masalah penilitian antara lain, 1 Bagaimana pandangan GMIT tentang tugas-tugas saksi nikah
serta syarat-syaratnya. 2 Apakah pelaksanaan penetapan saksi-saksi nikah sudah sesuai dengan
ketentuan GMIT. Berdasarkan kedua masalah di atas, penulisan ini diberi udul : Pentingnya
peran “saksi” dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di
jemaat GMIT Efata Benlutu). Tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis
tentang peran pendampingan saksi pernikahan dalam pembetukan keluarga Kristen. Menjelaskan
pentingnya pendampingan dengan orang tua saksi terhadap keluarga-keluarga kristen, khususnya
ketika menghadapi masalah-masalah rumah tangga yang sering terjadi. Serta memberikan
kontribusi bagi pengembangan pelayanan Gereja, terutama dalam hal pendampingan kepada
pasangan nikah dan peran orang tua saksi pernikahan.

1.3 Metode Penilitian
Berdasarkan judul dan tujuan diatas maka, penelitian ini dilakukan dengan memakai metode
penelitian Kualitatif. Dimana peneliti turun langsung dan mengamati penetapan saksi nikah yang
sesuai dengan syarat GMIT dan mengamati peran sakni nikah di lapangan tepatnya di jemat
Efata Benlutu. Selanjutnya penulis bertemu langsung dengan informan kunci dan mewawancarai
6 orang saksi nikah, 5 pasangan nikah dan pendeta di jemaat tersebut. Metode ini dilakukan
bertujuan untuk mendapat informasi terkait peranan saksi yang sesuai dengan ketentuan GMIT.
Setelah mereduksi data dari informan kunci di lapangan, maka langkah berikutnya adalah
penyajian data (data display) dimana data sudah lebih teroganisir, tersusun dalam pola hubungan

sehingga data semakin mudah dipahami. Selanjutnya penulis melakukan analisa data
menggunakan teori-teori tentang saksi pernikahan. Selanjutnya verikasi data dapat dilakukan
dengan cara Triangulasi yaitu membandingkan hasil wawancara,

observasi, dan data-data

tertulis seperti buku referensi, jurnal, media elektronik (internet) ataupun artikel-artikel
4

penelitian yang menulis tentang pentingnya peran saksi dalam pernikahan dan melakukan analisa
reflektif terhadap data-data tersebut secara mendetail guna menjawab masalah penelitian.7
Penelitian dilakukan di Gereja Masehi Injili di Timor-Efata Benlutu-TTS.

1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan ini akan dipaparkan dengan sistematika sebagai berikut: Bagian 1 berisi
pendahuluan mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian 2 membahas landasan teori yang berisi paparan
teori pernikahan dan teori tentang saksi pernikahan sebagaimana yang di rumuskan oleh GMIT.
Bagian 3 dipaparkan selayang pandang gereja GMIT Efata Benlutu dan hasil penelitian yang
memuat data yang


berhasil diteliti dan dikumpulkan yaitu tentang peranan saksi dalam

pernikahan Kristen di jemaat Efata Benlutu serta peran gereja dalam membimbing orangtua
saksi. Bagian 4 membahas kesinambungan antara kerangka konseptual dengan hasil penelitian
lapangan, berupa analisis data mengenai pandangan tugas-tugas saksi nikah dengan syaratsyaratnya, serta pelaksanaan saksi nikah yang sesuai dengan ketentuan GMIT. Bagian 5
merupakan akhir dari penulisan karya ini, dan akan ditutup dengan kesimpulan dan saran-saran
penting terkait peran pendampingan saksi dalam pernikahan Kristen.

7

Mardalis, Metode penilitian suatu pendekatan proposal, (Jakarta: Bumi Askara, 2003), 330

5

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggapan Jemaat Gereja Kristen Jawa Ungaran terhadap Kehadiran Gereja Saksi-Saksi Yehuwa

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pentingnya Peran "Saksi" dalam Pernikahan : Suatu Tinjauan terhadap Pendampingan Saksi Nikah di Jemaat GMIT Efata Benlutu

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pentingnya Peran "Saksi" dalam Pernikahan : Suatu Tinjauan terhadap Pendampingan Saksi Nikah di Jemaat GMIT Efata Benlutu T1 712010026 BAB II

2 35 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pentingnya Peran "Saksi" dalam Pernikahan : Suatu Tinjauan terhadap Pendampingan Saksi Nikah di Jemaat GMIT Efata Benlutu T1 712010026 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hole (“Suatu Tinjauan Sosio-Antrpologi Terhadap Makna Hole dalam Kekristenan Jemaat Gmit Ebenheazer-Lederabba Sabu Mesara”) T1 712006043 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu T2 752011037 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Gereja terhadap Pemberdayaan Ekonomi Jemaat di Jemaat GMIT Betania Oetaman Desa Linamnutu

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Nazar dalam Jemaat GMIT Efata Soe

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Naketi: Dalam Pemahaman Jemaat GMIT Efata So’e, Dikaji dari Perspektif Pastoral

1 4 43