ANALISIS KESENJANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA PERIODE 2004-2008.

t

!
-,

~: ~l UK

~J NIMEO
-

FERPUSTAKAAN
-~

I\ •\ Hi l f t,TF.N/K( Yf,·, lH PiU)p: NSl S Ui\iATEH.A l iT AHA

p·::Rronc 2(W-t-2f:os

,

:....


-z

':)

m

~

f, :
,

"'

,

TESIS

ANALISIS KESENJANGAN PEMBANGUNAN ANTAR
KABUPATEN /KOTA DI PROVINSI
SUMATERA UTARA


PERIODE 2004-2008

Disusun dan diajukan oleh :
IRWANNUH

NIM. 0821 886 30034
Telah dipertahank.an di depan Panitia Ujian Tesis
pada 24 Februari 2011 dan dinyatakan telah memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister sains
Program Studi llmu Ekonorni

Medan, 3 Maret 2011

-z

Menyetujui :
Tim Pembimbing,

Pembimbing I


Pembimbing II

Dr. Muhammad Yusuf, M..Si
NIP.l96108151987 1 001

Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi

Dr. Dede Ruslan, M.Si
NIP. 19650704 199003 1 002

rik Manullan

1947101 5 197412 1 001

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
TESIS MAGISTER SAINS

NO.


NAMA

1.

Dr. Mubammad Yusuf, M.Si
(Pembimbing I)

2.

Dr. Rahmaota, M.Si
(Pembimbing II)

3.

Dr. Dede Ruslan, M.Si.
(Peoguji)

5.


.~

-.;

Dr. Arwansvah, M.Si
(Peoguji)

Dr. Jooni Manurung. M.Si
(Penguji)

Na. .

Nim
Prodi
Tanggal Sidaog

: Irwan Nuh
: 0821 88(; 30034
: Dmu Ekonomi
: 24 Februari 2011


KATAPENGANTAR

Alnamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Shalawat dan salam semoga tercurah pada
Nabi Muhammad SAW. Akhimya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
"Ana!isis Kesenj angan Pembangunan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara".
Tesis ini merupakan syarat untulc memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada
yang ternormat :
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mendalami llmu
Ekonomi di Sekolah Pascasrujana Universitas Negeri Medan.

-

2.

Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Mcdan.
Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu Elconomi,
yang telah memberikan masukan kepada penuHs sehingga tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Bapak Dr. Muhammad Yusut: M.Si dan bapak Dr. R.ahmanta. M.Si masingmasing sebagai pembimbing 1 dan pembimbing II yang telah .,.,.yak
meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam mengarahkan, mengoreksi dan
membantu penulis dalam proses penelitian ini.

5.

Bapsk Dr. Arwansyah, M.Si dan Dr. JoMi Manurung, M.Si selak:u penguji yang

telah memberikan koreksi dan masuhn demi perbaikan tesis saya.

6.

Istri dan anak-anak saya tercinta yang telah memberikan duk.ungan moril dan.
pengorbanan yang begitu besar sebingga semua ini dapat dilalui dengan baik.

7.


Kedua orangtua saya H. Abd. Muthalib dan Hj. Rosdiana Nasution yang tidak
bosan-bosannya selalu mendorong dan mendo'a.kan saya untuk terus
bersemangat dalam menuntut ilmu.

8.

Instansi yang telah memberikan data-data untuk. kepentingan penelitian ini.

9.

Sababat dan teman-teman terointa yang telah memberikan bantuan moril dan.
pemikiran, semoga semua ini menjadi amal mulia disisi Allah.....amin!I

Akhimya dengan berserah diri kepada Allah SWT, penulis berbarap
~

m

oga


tesis ini

bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan pibak-pihak/instansi yang tericait dalam
mengurus permasalahan perekonomian di Sumatera Utara.. dan untuk kesempurnaan penelitian
ini, penulis akan dengan bangga bila ada pibak-pibak yang ingin meneliti lebih lanjut berkaitan

-z

dengan masalah perekonornian ini.

?

Medan,

Pebruari 2011
Penulis

m


IRWANNUH

NIM 082188630034

ABSTRAK

mwAN NUB Analisis Kesenjangan Pembangunan Antar Kabupaten/Kota Di
Propinsi Sumatera Utara Periode 2004-2008. Tesis. Medan: Program Pascasarjana
UNIMED, 2011.
Salah satu fungsi utama pemerintah Propinsi Sumatera Utara adalah bagaimana
mengurangi kesenjangan antar daerah kabupatenlkota di Provinsi Sumatera Utara.
Kesenjangan antar daerah adalah perbandingan pendapatan perkapita riil antar
daerah dengan pendapatan perbpita riil propinsi. Penelitian ini.bertujuan untuk
menganalisis kesenjangan pembangunan antar kabupatenlkota di Sumatera Utra.
Kesenjangan antar daerah teljadi karena sumberdaya yang dimiliki daerah
berbeda, maka perlu ada kajian tentang sektor unggulan kabupatenlkota.
Disamping itu penelitian ini juga menganalisis typologi klasen pada setiap
kabupatenlkota di Sumatera Utara. Data yang digunakann dalam penelitian ini
adalah data skunder dari laporan BPS, Sumatera Utara Dalam Angka periode
2004-2008. Data dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif untuk

memberikan gambaran bagaimana tingk.at kesenjangan, sektor unggulan dan
typologi klasen setiap kabupatenlkota di Sumatera Utara. Untuk melihat tingkat
kesenjangan digunakan rumus indeks Williamson (Vw) dan untuk melihat sektor
unggulan digunakan rumus Location Quetion (LQ). Sedangkan untuk melihat
typologi klasen dengan membagi daerah menjadi daerah maj u, maju tertelcan,
berk:embang dan terbelak:ang.Hasil penelitian menUI\iukkan bahwa tidak terdapat
kesenjangan antar kabupaten/k.ota di Sumatera Utara, dimana Indeks Williamson
mendekati nilai not, dan hanya Kota medan yang mempunyai nilai indeks
williamson sebesar 0. sedangkan daerah lain mendekati nol, seperti Kota Tanjung
Balai dengan Vw sebesar 0,003. Dilihat dari sektor unggulan daerab
kabupatenlkota. daerah kabupaten mempunyai sektor basis pada sektor pertanian
yang mempunyai rata-rata LQ secara konsisten lebih besar dari satu. Sedangkan
daerah kota memlilci LQ lebih besar dari satu pada scktor industri dan jasa-jasa.
Daerah kabupatenlkota di Sumatera Utara mempunyai kategori 4 klas sesuai
dengan typologi ldasen yaitu daerah maju, maju tertekan, berk:embang dan daerah
terbelakang. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara LQ, Vw dan
typologi klasen, kecuali kota Medan yang memiliki LQ tinggi, Vw tinggi dan
kategori daerah maju. lmplikasi dari penelitian ini adalah perlu kebijabri
mempercepat pembangunan dengan bantuan pemerintah pusat. Pemerintah perlu
melakukan kebijakan agar daerah lebih berspesialisasi pada sektor basis dari
daerah masing-masing. Para Bupati/Walikota perlu menjalin kerjasama
perdagangan sesuai dengan sektor unggulan yang dimiliki daerah masing-masing
dengan dorongan investasi luar.
Kata kunci : Kesenjangan antar daerab. sektor unggulan dan typologi klasen

ABSTRACT

IRWAN NUH Analyse The Development Difference Usher the Regency I town In Province
of North Sumatra of Period 2004-2008. Thesis. Field: Program the Pascasatjana UNIMED,
2011.
One of especial function of government of Province of North Sumatra is how to lessen the
interregional difference of regency I town in Province North Sumatra. Interregional
Difference is interregional real earnings perkapita comparison with the real earnings
percapita of provinq:. This research aim to to analyse the development difference usher the
regency I town in. North Sumatra. Interregional Difference happened by because the
resourcess are diffrent, hence need there is study of about pre-eminent sector of regency I
town. Beside that this research also analyse the typologi klasen in each regency I town in
North Sumatra. Data which is used in this research is data skunder from report BPS, North
Sumatra of In period Number 2004-2008. Data analysed by using descriptive method to give
the picture of how difference storey;level, pre-eminent sector and typologi klasen of
each;every regency I town in North Sumatra. To see storey;level difference used by a
fonnula make an index to the Williamson ( Vw) and to see the used by pre-eminent sector of
fonnula of Location Quetion ( LQ). While to see the typologi klasen by dividing area become
the area go forward, go forward depressed, expanding and situated behind. Result of research
indicate that do not there are difference usher the regency I town in North Sumatra, where
Index Williamson come near the duck's egg, and only field Town having value make an
index to the williamson of equal to. 0.314 while other;dissimilar area come near zero, like
Town of Hall Foreland by Vw equal to 0.004 Seen from pre-eminent sector of regency area I
town, regency area have the bases sector of at agricultural sector baving mean LQ
consistently bigger than one. While area of town of wich has LQ is bigger than one at
industrial sector and service. Regency area I town in North Sumatra have the category 4 ldas
as according to typologi ldasen that is blood go forward, go forward depressed, expanding
and situated behind area. mean of regency Area owning LQ of among/between 0, 76 - 0,80
inclusive of area go forward depressed and own the Vw relative minimize, while town area
do not signifikan relation/link of among/between LQ, Vw And typologi ldasen, e~c
p t Field
town owning high LQ, High Vw and catagoryarea go forward Implication from this research
is policy require to quicken the development constructively central government.
Governmental require to do/conduct the policy of so that/ to be area more have specialization
to of at bases sector· from area of each. All Regent I mayor require to braid the commerce
cooperation as according to pre-eminent sector is which are Difference of each with the
external invesment mofi:vation.
Keyword : Interregional Difference, pre-eminent sector and typologi klasen

BABI
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang-Masalah
Perencanaan pembangunan di lndonesia diarahkan untuk mewu.iudkan

masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Kebijaksanaan
pembangunan dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ya~

tinggi

dengan cara memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada. Namun basil
pembangunan kadang belum dirasakan merata dan masih terdapat kesenjangan
antar daerah.
Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita merupakan
masalah yang berbeda dari masalah distribusi pendapatan. Apabila tetjadi
distribusi pendapatan yang sempuma (absolute equality) maka tiap orang akan
menerima peodapatan yang sama besamya. Angka pendapatan per kapita yang
ada selama ini merupal-.an angka rata-rata yang tidak mencerminkan pendapatan
yang diterima oleb tial"'"tiap penduduk. Seberapa yang diterima oleh tiap
peoduduk sebenamya sangat berkaitan dengan masalah merata atau tidak
meratanya distribusi peodapatan tersebut. Oleh lcarenanya pemerataan pendapatan
adalah masalah yang penting daJam pembangunan. Tambunan (2001) me.uyatakan
bahwa pada dekade 1980-an sampai pertengahan dekade 1990-an Indonesia
menikmati laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi dengan tingkat
kesenjangan yang semakin besar.

2

Pendapata., per kapita dan disparitas merupakan fungsi dari waktu. Pada
tahap awal pembangunan. perbedaan laju pertumbuhan ekonomi regional yang
cukup besar antar daerah telah mengakibatkan disparitas dalam distribusi
pendapatan antar daerah. Namun dalam jangka panjang, ketika faktor-faktor
produksi di daerah semakin dioptimalkan dalam pembangunan maka perbedaan
laju pertumbuhan output antar daerah akan cenderung menurun. Hal iru ditandai
dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita rata-rata di setiap daerah
seiring dengan waktu yang berjalan (Etharina,2005).
Tolak ukur keberhasilan pembanguoan dapat dilihat dari pertumbuhan
ekonomi, struktur ekonm~

dan semakin Jc:ecilnya kesenjangan pendapatan antar

penduduk, antar daerah dan antar sektor. Tujuan utama dari usaha pembang.man
ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang setinggi tingginya, harus pula
menghapus atau mengurangi tingkat kemiskioao, kesenjangan pendapatan. dan
tingkat pengangguran (fodaro, 2000). Pada dasamya pembanguoan nasiooal

bertujuan untuk meningkatkan Jc:esejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya.

Akan tetapi untuk mewujudJc:an tujuan dari pembangunan nasional tersebut akan
menghadapi banyak tantangan dan hambatan baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah-masalah fersebut
merupakan prioritas utama dalam pembangunan daerah yang berasaskan pada
terwujudnya pembangunan nasional. Faktor-faktor penghambat yang berasal dari
dalam negeri terutama masalah kependudukan antara lain ; perkembangan

penduduk yang semakin bcsar, penganaumn, dan tcrutama masalah kemislcinan.

3

Kemiskinan merupak.an masalah yang dihadapi oleh semua negara di
dunia, terutama di negara sedang berkembang. Banyak negara yang sedang
berkembang mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang relatiftinggi tetapi tidak
membawa manfaat yang berarti bagi penduduk miskin. Kemiskinan memiliki
banyak dimensi, bukan hanya ekonomi saja tetapi juga maSalah-masalab seperti
kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan merupak:an masalab kompleks karena
dipengaruhi oleh banyak faktor yang terkait.
Pembangunan dalam lingkup negara secara spasial tidak selalu merata.
Kesenjangan antardaerah seringkali menjadi permasalahan serius yang sedang
dihadapi. Beberapa daerah mencapai pertumbuhan cepat. se.mentara beberapa
daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. Daerah--daerah tersebut tidak
mengalami kemajuan yang sama disebabkan oleh karena kurangnya sumber-

sumber yang dimilik.i. Disamping itu banyak investor atau penanam modal yang
ingin menanamkan modaJnya pada daerah yang telab terpenuhi fasilitasnya kareoa

akan mempermudah usahanya. Sehingga bagi daerah yang belum tetjangkau

fasilitas tersebut kemungk.inan besar akan mengalami ketertinggalan sehingga
menyebabkan kesenjangan antar daerah.
Pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang berlangsuog secara
menyeluruh

dan

berkesinambungan

telab

meningkatkan

perekooomian

masyarakat Pencapaian basil-basil pembangunan yang sangat dirasakan
masyarakat merupakan agregat pembangunan dari 25 kabupaten/ kota di Sumatera
Utara yang tidak terlepas dari usaba keras secara bersama-sama antara pemerintab
dan masyarakat. Potensi daerah dan kekayaan alam dapat dilihat sebagai

4

keunggulan komparatif bagi daerah, namun di sisi lain berbagai kendala seperti
sumber daya manusia dan swnber modal Wttuk memanfaatkan potensi tersebut
masih dihadapi oleh peneotu kebijakan baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat
daerah kabupaten/kota. Akibatnya kondisj perckonomian masyarakat secara

wnum belum mencapai tingkat pcmerataan pendapatan yang sama dan masih
ditemui lcekurangan, diantuanya kesenjangan antar wilayah kabupaten/ kota
dalam pencapaian tingkat perekonomian.
Disparitas ekooomi dan sosial di Provinsi Sumatera Utara juga berdampalc
terhadap mobilitas sosial yang kurang menguntungk.an dengan a.danya para
migran. Arus migrasi bergerak dari daerah yang tingkat perekonomiannya lcbih

-

rendah menuju ke daerah yang tingkat perekooomiannya lebih tinggi. Masalab

yang ditimbulkan oleh arus migrasi ini adalah pemukiman kumuh, kejahatan.
penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai, lingkungan dan lainnya. Masalih
tersebut tentu tidak mudah diselesaikan dan dapat menjadi peoghambat
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu berbagai upaya untuk mengatasi disparitas
ekonomi antar daerah kabupaten/ kota di Provinsi Sumatcra Utara sudah saatnya
dilak.ukan dengan intensif.

Dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara tahun 2004-2008
menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB kabupatenlkota sangat bervariasi seperti

pada Tabell.l di bawah in~

:

5

Tabell.l
Pertumbaban PDRB Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Barga Konstan Tahun 2000

NO
1.

2.
3.
4.

5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

z
~

18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Kabupaten!Kota
2004
(l)
(2)
5,13
Nias
5,47
Mandai1i.ng Natal
Tapanuli Selatan
3,15
5,70
Tapanuli Tengah
4,74
Tapanuli Utara
-16,04
Toba Samosir
3,80
Labuhan Batu
4,94
Asahan
2,72
Simalungun
5,83
Dairi
3,31
Karo
4,03
Deli Serdang
Langkat
1,01
7,16
Nias Se1atan
Hwnbang Hasundutan 5,71
6,66
Pakpak Barat
7,85
Samosir
Serdang Bedagai
6,05
4,76
Sibolga
Tanjung Balai
5,95
Pematang Siantar
2,50
5,53
Tebing Tinggi
7,29
Medan
Bi.njai
8,17
4,63
Padang Sidempuan
Samatera Utara

5,74

2005

2006

2007

(3)

(4)

(5)

-3,33
5,86
3,38
5,36
5,04
4,95
4,14
3,00
3,11
5,34
4,70
4,97
3,47
-2,12
5,65
5,92
3,03
5,91
4,01
4,ll
5,71
4,39
6,98
5,28
4,91

4,70
6,14
5,79
5,68
5,44
5,17
5,33
4,44
4,76
4,28
4,96
5,45
2,88
3,99
5,77
5,66
4,02
6,22
5,22
3,54
5,96
5,33
7,76
5,32
5,49

6,64
6,44
4,39
6,23
6,03
5,53
6,71
4,45
5,31
5,03
5,13
5,74
4,91
4,83
6,06
5,95
4,59
6,25
5,53
4,01
5,12
5,98
7,78
5,68
6,18

2008
(6)
6,70
6,50
4,90
5,16
5,74
5,60
5,84
4,69
4,64
4,59
5,21
5,82
5,08
5,50
5,84
5,86
5,00
6,12
5,85
3,99
5,72
6,04
6,75
5,35
6,09

548

6,20

6,90

6,39

!\
[~

1---.

!~

10
:7

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara 2004-2008 (Data Diolah)
Data di atas menunjukan bahwa pendapatan antar kabupatenlkota sangat
bervariasi. ioi kareoa ditunjang oleh perbedaan potensi antar daerah yang dimiliki

baik potensi swnber daya alam, potcnsi sumber daya manusia maupun
i.nfrastruktur yang ada.

,,

6

Tabel1.2
PDRB Perkapita Kabupaten!Kota Proviasi Sumatera Utara
Atas Dasar Barga Koustau 2000 Tabuu 2004-2008

N
0
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu

II.

Asahan

1.

PDRB (Rupiah

Kabupaten!Kota

9. Simalungun
10. Dairi
11. Kato
12. Deli Serdang
13. Langlcal
14. Nias Selatan
15. Humbang Hasundutan
16. Pak:pak Barat
17. Samosir
18. Serdang Bedagai
19. Sibolga
20. Tanjung Balai
21. Pc:matang Siantar
22. Tebing linggi
23. Medan
24. Binjai
25. Padang Sidempuan
Samatera Utara

2004

2005

2006

2007

2008

3.717.144
3.718.628
3.967.584
3.037.506
4.593.627
8.190.000
7.208.710
9.931.462
5.177.504
5.985.671
7.953.427
6.836.814
5.790.730
3.615.5ll
4.738.093
3.392.620
6.232.274
5.556.284
6.189.477
7.345.543
6.450.770
6.248.169
11.748.852
6.266.053
4.406.377

3.524.455
3.864.014
4.124.559
3.148.611
4.809.865
8.527.447
7.365.989
9.535.741
5.292.447
6.254.208
8.224.137
7.007.613
5.898.438
3.471.119
4.989.924
3.564.234
6.370.414
5.746.192
6.331.930
7.468.769
'6.735.841
6.460.242
l 2.411.650
6.439.516
3.963.041
7.130.696

3.688.279
3.827.747
4.436.092
3.162.049
5.066.9ll
8.414.648
7.480.311
9.823.1 17
5.444.628
6.367.513
7.968.385
7.097.625
5.808.584
3.838.639
5.285.913
3.735.792
6.647.601
5.927.942
6.428.893
7.551.912
6.989.419
6.691.874
13. 174.001
6.605.547
4.080.163
7.383.039

3.928.527
4.036.725
4.479.129
3.270.357
5.223.677
11.870.010
7.823.209
10.62Ul08
5.699.142
6.658.987
8.167.326
7.272.460
6.013.174
4.010.626
5.566.810
3.559. 128
6.923.956
6.165.679
6.692.413
7.684.976
7.308.632
7.018.280
14.090.603
6.868.205
4.255.904
7.775.393

4.182.887
4.237.091
4.671.000
3.363.036
5.444.352
9.228.691
8.112.613
10.903.710
5.916.134
6.882.874
8.366.736
7.465.316
6.226.965
4.217.115
5.836.540
3.553.367
7.250.918
6.417.618
6.978.611
7.808.879
7.656.684
7.354.831
14.906.171
7.109.527
4.434.607

6.873.420

&.1