(B. Seni) Revitalisasi Wayang Beber untuk Memperkokoh Identitas Budaya Bangsa dan untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Daerah di Kabupaten Pacitan.

(B. Seni)
Revitalisasi Wayang Beber untuk Memperkokoh Identitas Budaya Bangsa dan untuk
Mendukung Pengembangan Pariwisata Daerah di Kabupaten Pacitan
Kata kunci: wayang beber, revitalisasi, identitas budaya, pariwisata
Warto; Supariadi; Margana
LPPM UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2012
Wayang beber Pacitan adalah salah satu seni tradisi yang terancam punah. Seni tradisi yang sudah ada
sejak ratusan tahun yang lalu itu semakin tergerus arus zaman yang terus berubah. Sama seperti jenis
kesenian tradisional yang lain, wayang beber semakin ditinggalkan penonton karena berbagai alasan.
Sebagai warisan budaya yang unik dan langka, wayang beber menghadapi beberapa persoalan untuk
bertahan hidup. Sehubungan dengan hal itu, penelitian tahun ke-2 ini secara khusus berusaha
menemukan model revitalisasi dan merumuskan strategi revitalisasi wayang beber Pacitan untuk
memperkokoh identitas budaya bangsa dan untuk mendukung diversifikasi daya tarik wisata di
Kabupaten Pacitan. Bentuk penelitiannya kualitatif deskriptif, data digali melalui observasi, wawancara
mendalam, FGD, dan studi dokumen. Validitas data dilakukan dengan triangulasi data/sumber dan
triangulasi metode. Analisis data dilakukan dengan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian
tahun pertama dan kedua dapat disimpulkan bahwa revitalisasi wayang beber Pacitan seharusnya
bertumpu pada tiga hal: (1) tetap memperhatikan akar tradisi/seni wayang beber yang berkembang di
daerah setempat (menyangkut bentuk dan isinya), (2) berlandaskan pada azas kebersamaan,
kemanfaatan (bagi masyarakat lokal), dan keberlanjutan, serta (3) melibatkan seluruh stakeholders yang
peduli terhadap seni tradisi. Sementara itu, strategi revitalisasi dapat ditempuh melalui beberapa cara,

yang pada dasarnya adalah membangun dan memperkuat kerjasama secara sinergis antar-unsur:
Pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pemerintah bertugas menyusun regulasi perlindungan terhadap
wayang beber, menyediakan anggaran, dan menyosialisasikan melalui pendidikan. Swasta berperan
mengembangkan industri kreatif berbasis seni wayang beber, sedangkan masyarakat umum memberi
apresiasi yang tinggi terhadap wayang beber, misalnya mau menanggap. Sementara itu, sanggar-sanggar
seni dan LSM berperan dalam mengembangkan seni lukis, seni pedalangan, karawitan, dan mencipta
kreasi baru wayang beber, sedangkan perguruan tinggi berpartisipasi dalam mengkaji, mensosialisasikan,
mempublikasikan, dan membantu pengembangan industri kreatif. Demikian pula peran media massa
dalam melaporkan/menyiarkan kegiatan yang berkaitan dengan wayang beber menjadi bagian penting
dalam usaha revitalisasi wayang beber Pacitan. Seperti ‘membeber tradisi di atas batu’, revitalisasi
wayang beber Pacitan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Seperti kata Rudhi Prasetya, satusatunya dalang wayang beber Pacitan, wayang beber itu seperti tradisi yang hidup di atas batu,
diselimuti kabut misteri yang membalut kesenian itu. Untuk membukanya dan agar mau berdamai
dengan perubahan, perlu negosiasi dan pemahaman bersama secara terbuka. Meski susah
memeliharanya, wayang beber ibarat sebiji padi yang akan tumbuh menjadi sumber inspirasi.