EKSISTENSI WAYANG BEBER DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA JAWA DI PACITAN

EKSISTENSI WAYANG BEBER DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA JAWA DI PACITAN

Skripsi

Oleh : MUKHLIS PRASETYA K 4406005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

EKSISTENSI WAYANG BEBER

DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA JAWA

DI PACITAN

Oleh : MUKHLIS PRASETYA K 4406005

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PERSETUJUAN

Skrip si ini telah d isetuju i untuk dip ertahankan d i hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kegu ruan dan Ilmu Pendid ikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Mei 2012

Pembimbing I

Drs. Djono, M .Pd NIP. 196307021990031005

Pembimbing II

Isawati, S.Pd, M.A NIP. 198304012006042001

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadap an Tim Penguji Skripsi Fakultas Kegu ruan dan Ilmu Pendid ikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima u ntuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendid ikan.

: 31 M ei 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Saiful Bachri, M.Pd

Sekretaris

: Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si

........................ Anggota I

: Drs. Djono , M .Pd

Anggota II

: Isawati, S.Pd, M. A

Disahkan o leh Fakultas Kegu ruan d an Ilmu P endidikan Universita s Sebelas Maret Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatu llah, M. Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

ABSTRAK

Mukhlis Prasetya, K4406005 EKSISTENSI WAYANG BEBER DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA JAWA DI PACITAN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguru an dan Ilmu Pend idikan Universitas Sebelas Maret, Mei 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Mengetahu i eksistensi Wayang Beber Karangtalun Desa Kedompo l Kecamatan Donorojo kabupaten Pacitan, (2 ) Makna filosofi yang ada d i da lam W a ya ng Beber Karangtalun Desa Kedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan, (3) Upa ya y ang d il akukan un tu k m el est ar ik an w ay an g b ebe r d i Karangtalun Desa Kedo mpol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif d engan strategi penelitian studi kasus terpancang tunggal. Sampel diambil d engan pendekatan yang bersifat purposive sampling dengan cara pemilihan informan yang dianggap la yak dan sangat mengetahui tentang data-data yang dibutuhkan. Sumber d ata yang dipergunakan diantaranya adalah: informan, tempat d an peristiwa, serta sumber tertu lis. Teknik pengumpu lan data ad alah d engan teknik wawancara, observasi dan analisis d okumen. Teknis analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan b ahwa: (1) Eksistensi Wayang Beber sebagai warisan budaya adilu hung tidak dapat eksis karena kalah dengan hiburan mod ern dan terabaikan oleh pengaruh unsur-unsur bud aya asing. Wayang Beb er d ap at eksis lagi karena dip ilihnya Dalang Tiban seb agai bentuk pelestarian karena adanya pengganti dalang yang sebelumnya, (2) M akna filosof i yang ad a d i dalam Wa ya ng Beber yaitu makna perjalanan ad alah laku atau tindakan ro hani menu ju tingkat spiritual terdalam melawan hawa nafsu . Filosofi bentuk ya kni Panji yang mem iliki karakter wajah menghadap ke b awah menggambarkan b ahwa manu sia harus rendah diri. Raja Klana digambarka n dengan mata merah memiliki arti penuh dengan sifat angkara mu rka, (3) Up aya pe lest ari an adalah W ayang Beber masih sesekali diadakan pertunjukan jika ad a masyarakat yang memiliki Khaul dan masih adanya peminat dari Wayang Beb er. Upaya lain dilakukan oleh Mangkunegaran S olo yang meniru Waya ng Beber.

ABSTRACT

Mukhlis Prasetya, K4406005 PRESERVATION IN PROGRESS PUPPET BEBER CULTURAL VALUES IN JAVA PACITAN. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education University Eleven in March, M ay 2012.

This stud y aims to determine: (1 ) The existence of the puppet beber Karangtalun Village Village Kedompol District o f Donorojo Pacitan, (2) The meaning of p hilosop hy that is in the puppet beb er Karangtalun Kedompol Village District Do norojo Pacitan, (3) The efforts made to preserve the puppet beber in Karangtalun Village Kedompol District o f Donorojo Pacitan.

This research uses descriptive method with qualitative case stud y researc h strateg y of single spikes. Samples were taken with the ap pro ach o f purposive sampling of informants by means of an election that is consid ered feasible and very aware of the req uired data. Source data used are: info rmants, places and events, as well as written sources. Techniques of data collection is b y interview techniques, observation and document analysis. Technical analysis of the data used is the model o f interactive analysis through three phases namely data reductio n, data presentation, and drawing conclusions.

Based o n the research results can be co nclu ded that: (1) W ayang Beb er's existence as a heritage valu able cultural can no t exist as inferior to modern enterta inment and neglected by the influence of foreign cultural elements. Wayang Beb er can exist anymore because the Dalang Tib an chosen as a form of preservation because of the mastermind of the previou s rep lacement, (2) Philosophical meaning in the Wayang Beber is the meaning of the jou rney toward spiritual behavior or action against the deepest level of spiritual passions. Flag philosophy that shapes the character face d own illustrates that humans have low self-esteem. Kla na king depicted with red eyes full of meaning to the nature of wrath, (3) Wayang Beb er conservation efforts are still o ccasionally conducted performances if there are people who have Khaul and the persistence of the interest of the W ayang Beber. Another effort undertaken b y the mimic Mangku negaran W ayang Beber Solo.

MOTTO

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah ( Lessing )

Jika hari ini kita menjadi penonton bersabarlah menjadi pemain esok hari (Mukpramintra)

Setiap generasi tidak akan puas dengan hanya mewariskan pusaka (budaya) yang diterimanya dari masa lalu, tetapi akan berusaha untuk membuat sumbangannya sendiri ( Maurice Duverger)

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

Bap ak dan Ib u tercinta. Adik-ad ikku dan ponakan-ponakanku tersayang. Mei yang selalu menduku ngku, terima kasih atas

semangatnya. Teman-teman Rekishi (Bryan, Budhi, Toriq) Teman-teman Sejarah 2006 dan adik-ad ik tingkat

Sejarah Almamater

KATA PENGANTAR

Puji syu ku r senantiasa penu lis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesabaran, ketabahan, dan keku atan sehingga terselesaikannya penyusu nan se kripsi ini untu k memenu hi sebagia n dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbu lkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat b antu an dari berb agai pihak akhirnya kesulitan tersebut dap at teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepad a yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Kegu ruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Seb elas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguru an d an Ilmu Pendid ikan Universitas Seb elas M aret Surakarta yang telah men yetujui permo honan penyu sunan Skrip si ini.

3. Ketua Pro gram Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendid ikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Herimanto, M .Pd, M.Si selaku pembimb ing akademis yang telah memberikan bimbingan akad emis kepada penulis selama studi di Program Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Djono , M.Pd. selaku pembimb ing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

6. Isawati, S.Pd, M .A selaku p embimbing II yang telah memberikan b imbingan dan pengarahan sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan penulis dan setiap butir tetes air mata dan keringatnya yang terurai untuk memberikan semangat hidup.

8. Semua Informan yang telah bersedia menjadi narasumb er bagi penulis, terima kasih banyak karena tanpa narasu mber skripsi ini tid ak akan pernah terselesaikan.

9. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang tela h banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu , penulis menyadari sepenuhnya denga n kerendahan hati, skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran merupakan jalan untuk mencari kesemp urnaan.

Semoga hasil karya ini bermanfaat bagi penulis pada khususn ya dan para pembaca p ad a umumnya serta bagi perkembangan ilmu p engetahu an.

Surakarta,

Mei 2012

Penulis

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Peta Kabupaten Pacitan .............................................................. 57 Lampiran 2 : Peta Kecamatan Donorojo .......................................................... 58 Lampiran 3 : Daftar Informan ......................................................................... 59 Lampiran 4 : Hasil W awancara ....................................................................... 60 Lampiran 5 : Foto -foto Penelitian.................................................................... 64 Lampiran 6 : Ju rnal Das widerentdeckte Bild rollen-Dra ma Z en tral Javas ....... 77 Lampiran 7 : Surat Permoho nan M en yusun Skripsi ......................................... 87 Lampiran 8 : Surat Ijin Pen yusunan Skrip si ..................................................... 88 Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian ................................ ................................ ... 89 Lampiran 1 0 : Surat Hasil Penelitian ............................................................... 90

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Ind onesia kaya dengan hasil karya seni budaya yang menga ndung nilai sejarah ya ng adi luhu ng. Dari sekian banyak karya seni budaya, wayang merupakan seni budaya asli bangsa Ind onesia yang dapat hid up berab ad-abad lamanya. Dalam arti yang p aling sem pit kata wa yang berarti “b a yang an”. W ayang bermula dari zam an kun a ketika nenek m o yan g ba ngsa Indo nesia masih me nganut animism e d an dinam isme. Perpad uan d ari an im isme dan dinam ism e ini menemp atkan roh nenek mo yang p ada ked udu kan yan g tertingg i. Ro h ne nek mo ya ng tetap d im inta i p ertolongan. Ro h nene k mo yang yang d ip uja ini d isebu t hyan g atau dah yan g. Orang bisa ber hu bu ngan d enga n hyan g atau dah yang ini melalu i med ium yang d isebu t sya ma n. Ritu al pemu jaan nen ek mo yang hya n g dan sya ma n inilah yang a khirn ya me njad i asal mu la pertunju kan wa yang . Hyan g menjad i wa ya ng d an sya man menjad i dalan g. Cerita d alam wa yan g asli J awa iala h p etu alang an d an p engalama n nenek mo yang. Bahasa ya ng d igunaka n ialah b ahasa Jawa asli yang masih

dip akai sam pai s ekara ng. Wayang memiliki land asan kokoh. Landasan utamanya adalah sifat “hamot, hamong, hamemangkat” yang menyebab kannya memiliki daya taha n sep anjang zaman. Hamot ad alah keterbukaan untuk menerima pengaruh dan

masukan d ari d alam dan luar. Hamong adalah kemamp uan untuk menyaring unsur-unsur baru sesuai dengan nilai wa yang yang ada, selanjutnya dijadika n seb agai nilai-nilai yang cocok dengan wayang seb agai bekal untuk bergerak maju sesuai perkembangan mas yarakat. Hamemang kat ad alah menganggkat sesuatu nilai menjad i sesu atu yang baru. Hal ini tentu tidaklah mudah, mengingat dip erlukan proses yang panjang dalam mengo lahnya. Namun sejarah membu ktikan ba hwa seni p edalangan dan wayang mampu melakukan hal ini sampai sekarang (Bambang Harsrinuksmo, 1997: 23).

Wayang terus menga lami perkembangan pad a masukn ya agama Hindu di Ind onesia sekitar abad VI. S etelah melalui perkembanga n teru s meneru s oleh para Wayang terus menga lami perkembangan pad a masukn ya agama Hindu di Ind onesia sekitar abad VI. S etelah melalui perkembanga n teru s meneru s oleh para

Wayang sebagai bentuk kar ya seni pertunjukan, telah mendapat temp at yang dalam di lubuk hati sebagian besar masyarakat Ind onesia terutama di Pulau Jawa. Pad a masa lampau sebe lu m m edia komu nikasi m odern, wa ya ng menjad i bagian dari kebutuhan hidup masyarakat luas. Cerita pewayangan dengan tokoh-toko hnya merupakan sarana efektif b agi med ia p endidikan mo ral anak-anak. Hampir semua orang tua selalu memasukkan wacana p ewa yangan ke dalam seluruh aktivitasnya sejak bangun pagi sampai saat menjelang tidu r.

Perilaku toko h-toko h dalam cerita wayang hampir selalu diband ingkan dan disejajarkan dengan b erbagai hal yang terjadi dalam kehid upan sehari-hari baik yang bersifat positif maupun negatif. Pertu nju kan wayang d apat berkemb ang, karena masyarakat merasa memiliki dan berkewajiban untuk melestarikannn ya.

Us a h a p e le s ta ri a n d a n p e n g e m b a n g a n s e n i b u d a ya In d o ne s ia se la lu dilestarikan seperti Wayang Beber yang langka, unik, dan mengandung nilai sejarah. S elain masih d isakralkan W ayang Beber merupakan warisan leluhur yang adiluhung dan bernilai tinggi. Apalagi p ada zaman dahulu Wayang Beb er ini

sangat melekat di hati masyarakat, karena wayang tersebu t sebagai sarana hiburan dari anak-anak sampai orang dewasa.

Pertunjukan wayang sebenarnya mem iliki po tensi yang luar biasa bagi media pendidikan, khususnya berkaitan dengan pengemb angan karakter anak did ik. Seb ab pertu njukan wa ya ng telah s yarat d engan m asala h hu maniora sep erti n ilai etika (moral), estetika (keindahan seni), d an hiburan. Unsur-unsur itu hend aknya ada dalam p ertunjukkan wayang, seyo gyanya disajikan secara seimb ang, sehingga dapat menarik p erhatian dan tid ak membosankan penontonnya.

Nilai moral lebih banyak terjalin pad a struktur cerita pertunjukan, se d an g estet ika d ap at d ita ng k ap seca ra la ng su ng m ela lu i ind er a k ita, b eru p a garapan med ium suara, gerak, bahasa, bentuk, warna d an garis. Siaran wayang kulit yang p enuh d engan inovatif dalam penyajia nnya, itu semua merupakan upaya memberikan sentuhan-sentu han emosional kep ada khalayak luas. Pertunjukan diupayakan tidak hanya memiliki unsu r hiburan saja, tetapi diupayakan menggarap m a sala h etik a d an es tetik a s e car a se im b a n g u n tu k m e nja m in kelangsungan pertunjukan.

Dari sekian banyak jenis wayang yang ada dan masih dipertunjukkan penulis sengaja meninjau jenis wayang beber. Wayang Beber sebenarn ya ada di berbagai tempat seperti W onosari dan Sragen, akan tetapi sud ah tidak asli lagi sep erti di Pacitan. Wayang Beber khu susnya yang berada di wila yah Kabupaten Pacitan adalah Wayang Beb er yang tertua dan d i dalamn ya terkandung d engan sifat kelangkaan dan kesakralan karena dianggap sebagai benda yang b ertuah. Wayang Beber biasanya ditanggap oleh o rang-orang yang mempunyai nad zar, kaul d an seb againya yang kemud ian datang kerumah dalang dengan membawa kembang b oreh, kemen yan dan barang la innya yang d ianggap perlu. Dalang kemudian d iminta untuk memb aca kan mantra-mantra terhadap sesajen yang dib awa agar keinginan o rang yang memp unyai hajat tersebu t terkabul. Dengan sifat kelangkaan d an kesakralan yang terkandu ng di dalam Wayang Beber khusu sn ya yang berada di wila yah Kab up aten Pacita n, maka kiran ya peneliti tertarik u ntuk meninjau, mengkaji secara ilmiah, tentang asal-usul, latar belakang keberadaannya serta makna visual yang terkandu ng didalamnya.

Dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis akan mengadaka n penelitian dalam bentuk skripsi dengan mengangkat judul "EKSISTENSI

WAYANG BEBER DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA JAWA DI PACITAN".

B. Perumusan Masalah

B e r d a s a r k a n la ta r b e l a k a n g d ia t a s , m a k a d a p a t d ir u m u sk an s u a tu permasalahan sebagai berikut:

1. Ba ga im a na e ksis ten si W a ya n g Be b er Ka r a ng ta lu n D esa Gedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan?

2. Bagaim ana m ak na filo so fi p ad a W ayan g Beb er Kar angtalu n Desa Gedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan?

3. Ba g a im a n a u p a ya u ntu k m e le s ta r ik a n W a y a n g Be b e r d i Desa Gedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan?

C. Tujuan Penelitian

Dalam hu bu ngannya dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini b ertujuan:

1. Untuk mengetahui eksistensi W ayang Beber Karangtalun Desa

Gedompol Kecamatan Donoro jo kabupaten Pacitan.

2. Untu k men getahui makna filosofi yang ad a di d alam Wa ya ng Beb er Karangtalun Desa Gedompol Kecamatan Donoro jo Kabupaten

Pacitan.

3. Untu k m engeta hu i u p a ya ya n g d i la k u ka n u n tu k m e le st a ri k a n wa ya n g b e b e r d i Karangtalun Desa Gedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.

D. Manfaat Penelitian

1. M anfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharap kan dapat bermanfaat :

a. Untuk memb erikan sumbangan pengetahu an ilmiah yang b erguna dalam rangka pengembangan ilmu sejarah khususnya yang berkaitan dengan wa ya n g b e b e r d i Karangtalu n Desa Gedompo l Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.

b. Memb erikan tambahan wawasan dan pengetahuan kepada p eneliti khususn ya dan pembaca u mumnya tentang w a y a n g b eb e r d i

Karangtalun Desa Gedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.

c. Menjadi salah satu b ahan perbandingan terhadap penelitian denga n

tulisan yang sama tetapi sudut pandang berbeda.

2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini d iharapkan dap at bermanfaat :

a. Untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana kepend id ikan Program Studi Pendidikan Sejarah Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Melengkapi koleksi penelitian ilm iah di perpustakaan, Khususnya mengenai W a yan g Beber Karangtalu n Desa Gedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.

c. Menambah bahan bacaan di Perpustakaan Program Stud i Pendid ika n Sejarah maupun d i Perpustakaan Fakultas Keguru an dan Ilmu Pendidikan.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kebudayaan

a. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta Buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata Budhi dalam bahasa Indonesia berarti “akal” atau “budi”. Dengan demikian kata kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan

akal (Subandiroso, 1987: 19). Menurut pend apat Dauglas Jackson (1985: 8) menyatakan bahwa kebudayaan adalah akumulasi pengalaman manusia yang ditransmisikan d ari generasi ke generasi dan d idifu sika n d ari kelo mpo k ya ng satu ke kelompok yang lainnya di permu kaan bumi.

Menurut Suparlin dalam Nu groho Notokusu mo (1987: 13) kebudayaan

ad alah cara berpikir dan cara merasa yang menyatakan dari dalam segi ke h idu p an se k elo m po k ma nu sia yan g m e mb e ntu k ma s ya r a ka t d ala m su a tu ruang dan suatu waktu. Sedangkan me nu ru t E B T a ylo r d alam Primitive Cultures ke b u d a ya a n a d a la h keseluruhan yang kompleks, yang didalam nya terkandung ilmu pengetahuan, kep erca yaa n, ke se nia n, m oral, hu ku m, adat- is tiad at, d an ke mamp ua n yan g la in, serta keb iasaan yang didapat oleh manusia

seb agai anggota masyarakat (Setiadi, 2007 :27). K e b u d a ya a a n a d a l a h

keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia d alam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manu sia dengan cara belajar (Koentjaraningrat, 1990: 8 ).

Pada diri manusia terd apat u nsur-unsur potensi budaya yaitu:

1. Pikir a n ( c ip ta ), ya itu ke m am p u a n ak a l p iki r ya n g m e nim b u lk a n ilmu p e n g e ta hu a n p ad a d ir i m a n u s ia s e h in g g a a d a d o r o ng a n in g in t a hu a k a n rahasia alam semesta. Dengan akal pikirannya manusia selalu mencari, mencob a, menyelidiki dan kemudian menemu kan sesuatu yang baru.

2. Rasa, d en gan panca ind eran ya manu sia dapat meng emb angkan rasa estetika (rasa indah) dan menimbulkan karya-karya seni atau kesenian.

3. Kehendak (karsa), manusia selalu menghendaki akan kesempurnaan hidup, kemuliaa n dan kebahagiaan. Menurut Kamus Besar B ahasa Indonesia ( 1990: 131) Kebudayaan dapat

diartikan sebagai berikut :

1. Hasil dari kegiatan dari penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat-istiadat.

2. Keseluru han pengetahuan manusia sebagai makluk so sial ya ng d igunakan u ntu k me ma ha m i lin gku n ga n serta p e n ga lam an n ya d an ya n g me nja di pedoman tingkah laku .

3. Hasil akal budi dari alam sekelilingn ya d an dipergunakan bagi hidupnya. Budaya merup akan peradaban dan kecerdasan serta k es e n ia n, se d a n gk a n d a la m ku mp u la n is tila h ke se n ia n d an k eb u d a ya a n , d iartika n seba gai has il kegiatan da n pe ncip taan b ud i d an akal manu sia, seperti kepercayaan, pengetahuan, ad at-istiad at dan sebagainya. Pad a ha kikatn ya definisi keb uda yaa n ada lah p e nd ek ata n realita, a rtin ya m en yo ro ti sa la h satu asp e k r ea lita s ma nu sia itu s e nd ir i s e hing ga menga ndung kebenaran.

M a n u s ia a d a la h m a k l u k b u d a y a , s e h in g g a m e n g a n d u n g

p e n g e r t ia n b a h w a kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah la ku manusia. Dalam kebudayaan tercakup hal-hal mengenai tanggapan manusia terhadap dunianya, lingkun ga n ma syarakat, d an sep erangkat n ilai yang menjad i landasan po ko k untuk menentukan sikap terhadap dunia lu arn ya, b ahkan u ntuk mendasari setiap langkah yang hendak dan harus dilaku kannya sehubu ngan dengan po la hidup dan tata cara kemas yarakatan (Herusatoto dan Budio no, 1985: 7). Da ri b eb er ap a p end ap at d ia tas ma ka d a p at d iam b il k es im p u la n bahwa kebud ayaan m erupakan ha sil bud ida ya ma nu sia yang d iciptaka n ata s d asa r akal pikiran serta p era saa n ya ng d ido ro ng o leh ad an ya karsa d alam rangka memenuhi kebutuhan hidup dalam b ermasyarakat.

b. Unsur-unsur Kebudayaan

Ban ya k yang sa lah m enga rtikan keb ud a ya an d isam aka n d enga n kese nian . M enurut para ahli p andanga n ini tidak benar karena kesenian yang terdiri atas seni ru p a, seni mu sik, sen i tar i, sen i sastra, seni teater dan seni Ban ya k yang sa lah m enga rtikan keb ud a ya an d isam aka n d enga n kese nian . M enurut para ahli p andanga n ini tidak benar karena kesenian yang terdiri atas seni ru p a, seni mu sik, sen i tar i, sen i sastra, seni teater dan seni

Unsur keb ud ayaan yang universal menurut Koentjaraningrat (1983: 206)

ad alah:

a) Sistem teknologi yaitu alat dan cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu makanan, perlindungan, transportasi dan pengolahan.

b) Sistem ekonomi berkaitan sistem produ ksi , distribu si dan jasa.

c) S i s t e m s o s ia l b e r k e n a a n d e n g a n a t u r a n - a t u r a n m a n u s i a

d a l a m b erm asyarakat dar i mu lai u nit terk ecil yaitu ke luarg a atu ran p er kawin an, tempat tinggal, sampai sistem kekerabatan.

d) Sistem politik berkaitan dengan jalan, cara dan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama dalam bermasyarakat.

e) Siste m kep erca ya an d an agam a yaitu u ntu k me me nu h i ke b u tu han sp riritu al manusia yang lahir d ari adanya kesadaran manusia akan keterbatasan-keterbatasan d alam memahami alam semesta dan memahami kejad ian dalam kehidupan.

f) S ist e m ke sen ian y ait u b ar kai t an den gan c ara m an usi a un tuk m em en uhi kebutuhan spriritual khususnya keindahan.

g) S ist em

bahas a

di per gun akan un t uk

ber ko mun ikasi den gan masyarakat atau individu lain.

c. Perkembangan Kebudayaan

Kebudayaan adalah semua hasil pengetahuan dan cip taan ma nusia yang dip eroleh dari belajar. Sistem p engetahuan manusia terus berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang. Aspek kebudayaan dapat hilang bila kurang memberikan manfaat bagi k eh idu p an m an u sia d an d iga nti o le h a sp ek la in ya ng leb ih

b erd a ya gu na. Seb alik n ya asp e k ya ng la in bisa b er ta mb ah se su ai d e ng an p erk emb a ng an kebutu han manusia. Perubahan kebudayaan d apat disebab kan oleh faktor d ari dalam m a sya ra k at d a n d a p at p u la o le h fa k to r ya ng b e ra sa l

d ar i lu ar masyarakat. Fakto r yang berasal dari dalam yaitu: d ar i lu ar masyarakat. Fakto r yang berasal dari dalam yaitu:

yang berlaku dalam masyarakat.

b) Adanya individu yang menyimpang d ari sistem yang berlaku.

c) Adanya penemuan-penemuan baru yang diterima.

d) Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk. Fakto r yang berasal dari luar masyarakat

e) Bencana alam, gunu ng meletu s.

f) Pep eranga n.

g) Kontak dengan masyarakat lain yang berb eda budayan ya.

2. Wayang

a. Pengertian Wayang

Bu kti se jara h m e nu nju kka n b ah wa wa ya ng se ja k za ma n ne ne k

mo ya ng merupakan bentuk hiburan yang sangat digemari. Wa yang merupakan wujud karya seni kerajinan yang sangat indah dan menarik, sehingga samp ai sekarang wayang sebagai seni pentas mau pun seni kerajinan tetap d igemari ole h masyarakat. Bahkan masyarakat mengupayakan berbagai macam cara untuk m e nja ga d an m e le sta rik a nn ya, b a ik m ela lu i p am era n -p am e ra n maup u n up acar a ada t khu susn ya ma syarakat Jawa.

Wayang dalam b ahasa J awa berarti bayangan, sedangkan dalam bahasa melayu artin ya bayang-bayang, bayangan, samar-samar, menerawang. Dalam

bahasa Jawa nama wayang disebut sebagai ayang-ayang (Mulyono, 1989: 15). M en uru t b ah asa J a wa wa yan g a d alah a ya n g-a ya ng “b a ya ng -b a ya n g “ kar ena yang terli hat ad a la h b erup a b ayan gan d i k elir yaitu tab ir ka in p utih seb agai gelanggang permainan (R.T. Jokowidakdo, 1989: 15).

Berd asarkan uraian dan pendapat para ah li, dapat disimp ulkan bahwa wayang adalah gambar leluhur yan g sel alu bergerak menurut bayangan si pembuat dan yang menghasilkan ayang-ayang atau bayangan dalam kelir. W aya ng dikenal m anusia sejak jaman prasejarah ya ng d itanda i d engan kep erc ayaa n terhad ap roh leluhur yang sudah mati, yang berfungsi sebagai pelindung dalam kehidupan. Sekitar 1 500 SM ne nek m o ya ng mela ku kan u pacara yang ada Berd asarkan uraian dan pendapat para ah li, dapat disimp ulkan bahwa wayang adalah gambar leluhur yan g sel alu bergerak menurut bayangan si pembuat dan yang menghasilkan ayang-ayang atau bayangan dalam kelir. W aya ng dikenal m anusia sejak jaman prasejarah ya ng d itanda i d engan kep erc ayaa n terhad ap roh leluhur yang sudah mati, yang berfungsi sebagai pelindung dalam kehidupan. Sekitar 1 500 SM ne nek m o ya ng mela ku kan u pacara yang ada

b. Jenis-jenis Wayang

Setelah m elalui kuru n waktu yang b erabad-abad lamanya, maka seni pewayangan berkembang sedemikian rupa sehingga berjumlah emp at ratus jenis. Jenis-je nis wayang antara lain:

a) M enuru t Encyloped ie Van Nederlands Indiedactie van D.G. Stebbe terdapat tujuh jenis Wayang yaitu Wayang Purwa, Wa yang Ged ho g Wayang Klithik, Wayang Golek W ayang Topeng, W ayang Orang, Wayang Beb er.

b) M enurut Ngengrengan Kasusteraan Jawa jenis-jenis wa yang ialah Wayang Beber, W ayang Pu rwa, Wayang Madya, Wayang Gedhog, Wayang Klithik, W ayang Golek, Wayang Suluk.

c) M enuru t W oordenboek Javaans-Nederlands jenis-je nis wayang ialah

Wayang Ku lit, Wayang Golek, W ayang Wo ng, Wayang Cina.

d) M enuru t Baoesastra Jawa himpunan W.J.S Poerwadarminta 1939 je nis-jenis W ayang ialah wayang Beber, W ayang Gedhog, W a ya n g

Go lek W a ya ng Klithik, W a ya ng K ulit, W a ya ng M ad ya , Wayang Potehi Wa ya ng Wo ng (RM Ismu nandar, 1985 : 14).

c. Wayang Beber

Wayang Beber adalah wayang yang cara pertunjukannya dengan cara dib eber atau dibentangkan, jenis wayang Beb er terbuat dari kertas, daun lontar atau kain. Cerita dan gamb ar W aya ng dilukisk an p ada kertas dan daun lontar atau kain terseb ut menceritakan tentang kisah Panji yang meraju t cintan ya dengan Dewi Sekartaji.

Di dalam b uku wa yang Kulit Pu rwa Gaga Yo gyakarta d isebu tkan bahwa W a ya ng Beb er m eru p aka n gam b ar wa ya ng ya ng d ilu kiska n p ad a kain putih. Wayang Beber biasanya terdiri dari empat gulung yang berisi 16 adegan (Sunarto 1989: 28 ). M enurut serat Sastramirunda wayang Beber dibuat p ada jaman M ajap ahit, Rad en Jaka Susu ruh yang b ermaksu d membu at Wa yan g Pu rwa Di dalam b uku wa yang Kulit Pu rwa Gaga Yo gyakarta d isebu tkan bahwa W a ya ng Beb er m eru p aka n gam b ar wa ya ng ya ng d ilu kiska n p ad a kain putih. Wayang Beber biasanya terdiri dari empat gulung yang berisi 16 adegan (Sunarto 1989: 28 ). M enurut serat Sastramirunda wayang Beber dibuat p ada jaman M ajap ahit, Rad en Jaka Susu ruh yang b ermaksu d membu at Wa yan g Pu rwa

b e ra da d ilu ar K e rat o n ir ing a n n ya ha n y a re b ab ya n g d im a ink a n o leh dalangnya sendiri (Kusumodilo go, 1930: 2).

d. Cerita pada Wayang Beber

Cerita Wayang Beb er adalah menceritakan tentang Panji ya ng mencari Dewi Sekartaji yang lari dari kerato n karena tid ak mau d inika hkan dengan Raja Klana. Raja mengumu mkan siapa saja yang dapat menemukan akan dijodohkan dengan Sekartaji. Panji Kembang Ku ning beru ntung karena dalam pencariannya dapat melihat Sekartaji di pasar. Raja Kediri yang takut kepada Raja Klana menyetujui u sul Klana untuk men yelenggaraka n sayemb ara p erang tanding. Klana gugur di tangan Tawang Alun yaitu abdi Panji. Panji akhirnya menikahi Sekartaji sep eninggalan Raja Klana (Claire Ho lt, 1967: 492)

e. Peran Wayang Beber

Pertunjukkan Wa yang Beb er biasanya adalah untuk m e m e n u h i ja n j i ya n g t e la h diu cap kan (Nadar ). M isalnya d itu juka n u ntu k orang atau keluarga yang mendapatkan perkara atau berurusan dengan Polisi (Pemerintah) agar urusannya dapat diselesikan. Sed ang ka n ke pa d a ana k ya ng sak it, jika se mb u h akan m eng ad aka n p ertu nju ka n Wa yang Beber. Dilingkungan Kraton juga diadakan pertunjukkan W ayang Beber u ntuk merayakan Pangeran yang disu nat.

Jika untuk menyambut p egawai-pegawai keraton, pertunjukan Wayang Beber diramaikan d engan gamelan d an penari-penari wanita.

B. Kerangka Berpikir

Keterangan : Kebud ayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tind akan dan hasil karya manusia dalam rangka ke hidupan masyarakat yang dijadikan milik diri ma nusia dengan belajar. Pada diri manusia terdapat unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa, kehendak (karsa). Dengan potensi akal pikir (cipta), rasa, dan karsa itu maka manusia berkebud ayaa n.

Hasil dari kebudayaan asli Indo nesia adalah wayang. Bukti sejara h menunjukkan bahwa wayang sejak jaman nenek mo yang menjadi satu bentuk

hiburan yang sangat digemari. W ayang merupakan satu wu jud karya seni pertunju kan yang sangat indah dan menarik salah satu nya wayang beber. W a ya n g Beb er ad ala h wayang paling unik, memang untuk dikaji karena kelangkaannya, dan cara pementasannya sangat b erbed a dengan wayang keb anyak an yaitu d engan cara dibeber atau dibentangkan. Jenis wayang ini terbuat d ari kertas, daun lo ntar atau kain. Cerita d an gambar w ayang d ilu kiskan pad a kertas da n daun lontar atau kain terseb ut.

Selain memiliki makna filo sofi, Wayang Beber juga memiliki sejarah. Wayang jenis ini dikenal pertama kali pada masa Majapahit, tepatnya saat

Kebudayaan

Wayang Beber

Perkembangan Wayang Makna filosofi

Beber

Eksistensi Wayang Beb er

kerajaan d i Bumi Trowulan itu dip impin Raden Jaka Susuruh. Saat itu wayan g beber masih mengambil cerita wa yang purwa. Bentu k wa yang beber purwa sudah sep erti yang ditemukan se karang, yakni dilukis d i atas kertas. Ketika dip ergelarkan, kertas berlukiskan wayang tersebut digelar dan bila su dah selesai digulung kembali untuk d isimpan. Di lingkungan kraton, pertunjukan wayang beber diadakan dalam rangka acara-acara khusus, seperti ulang tahun raja, perkawinan putra-putri raja dan sebagainya. Sementara di tengah-tengah rakyat keban yakan, p ergelaran wayang beber di masa itu diadakan u ntuk kepentinga n ritual seperti ruwatan. Wayang b eber yang mengambil cerita Panji diperkirakan baru muncul pada zaman Mataram (Islam), tepatnya pada masa pemerintahan Kasunanan Kartasura.

Inti dari makna unsur-unsur visual wayang beber adalah terkandu ng nilai kepahlawanan dan perjuangan. Panji sebagai toko h ya ng sukses dalam mengikuti sayem bara p encarian Dewi Sekartaji. Dalam u pa ya p en yelesaian sayembar a tida k le pas d ari pada ab d i setianya seb agai gambaran ba hw a, antara pemim pin d an yang d ip im pin h ar u s ad a sa lin g m e mb u tu h ka n. S eo ra ng p e m im p in tida k a ka n me n ja d i pemimp in jika tidak ada yang dipimpin dan

begitu pula seb alikn ya. Dengan demikian, wayang beber diharapkan dap at terus dilestarikan ole h generasi muda pada jaman sekarang agar kelak kebudayaan wayang beber dapat terus eksis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Temp at penelitian sangat menentukan diperolehn ya informasi u ntuk menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian. Penelitian dengan judul

"Eksistensi Wayang Beber Dalam Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Jawa Di

Pacitan" mengambil lokasi di Desa Gedo mpol Kecamatan Donoro jo Kabupaten Pacitan. Pemilihan kawasan Desa Gedompo l Kecamatan Dono rojo Kabupaten Pacitan seb agai ob yek penelitian dengan alasan bahwa desa tersebut merupakan daerah keberad aan W ayang Beber di Pacitan. Untuk menunjang penelitian ini, maka peneliti juga membaca buku -buku referensi di Perpu stakaan Pusat UNS Surakarta, Perpustakaan Fakultas Kegu ruan dan Ilmu Pendidikan UNS, Perpu stakaan Program Studi Pendid ikan Sejarah UNS Surakarta, Perpustakaan Kota Pacitan dan Perpustakaan Mo numen Pers Surakarta.

2. W aktu Penelitian

Waktu penelitian merup akan jangka waktu yang peneliti gunakan u ntuk keperluan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini waktu yang d igunakan p ada

bulan April 2 011 sampai bulan Mei 2012.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentu k Penelitia n

Berdasarkan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka bentuk penelitian yang sesuai yaitu dengan menggu nakan penelitian kualitatif deskriptif. Metod e deskriptif dapat diartikan seb agai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, d engan menggambarkan atau melukiskan keadaan sub yek ataupu n obyek p enelitian (seseorang, lemb aga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang b erdasarkan fakta-fakta yang tamp ak atau seb agaimana adanya (Hadari Nawawi, 1991: 35).

Menurut Bogdan d alam Lexy J Moleo ng (1996: 7) penelitian kualitatif lebih b anyak mementingkan segi proses daripad a hasil, karena bagian-bagian Menurut Bogdan d alam Lexy J Moleo ng (1996: 7) penelitian kualitatif lebih b anyak mementingkan segi proses daripad a hasil, karena bagian-bagian

Data penelitian kualitatif yang diku mpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan mampu memacu timbu lnya pemahaman yang lebih nyata daripada berupa angka atau frekuensi. Peneliti m enekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap dan mendalam, yang menggambarkan situasi seb enarnya guna mendukung pen yajian data.

Metod e penelitian kualitatif digunakan karena dalam penelitian ini data- data yang akan diteliti merupakan data-data pad a masa sekarang. Metode penelitian kualitatif juga digunakan karena beberapa pertimb angan. Pertama, menyesuaikan metod e ku alitatif lebih mud ah ap abila berhadapan dengan kenyataan-gand a; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan resp onden; d an ketiga, metod e ini lebih peka dan

lebih dapat menyesuaikan diri dengan ban yak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian kualitatif menekankan pada analisis induktif, bukan analisis deduktif. Data yang d iku mpulkan bu kan dimaksudkan u ntuk menduku ng atau

menolak hip otesis yang tela h d isusun sebelum penelitian dimulai, tetapi abstraksi disusun sebagai kekhususan yang telah terkumpul dan dikelompokkan bersama melalui proses pengumpulan data yang telah dilaksanakan secara teliti (H.B Sutopo, 2006: 40-41). Hal ini sesuai dengan kajian yang d iamati tentang Wayang Beb er di Desa Gedompol, Kecamatan Do norojo, Kabup aten Pacitan.

2. Strategi Penelitian

Strategi adalah cara dalam melaksanakan suatu pro yek atau cara dalam mencapai tujuan. Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti ja lan atau cara. Sehu bu ngan dengan u paya ilm iah, maka metode menyangkut Strategi adalah cara dalam melaksanakan suatu pro yek atau cara dalam mencapai tujuan. Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti ja lan atau cara. Sehu bu ngan dengan u paya ilm iah, maka metode menyangkut

Ditinjau d ari masalah yang diangkat, teknik serta alat yang digunakan maka dapat digunakan strategi pe nelitan studi kasus. Stud i kasus memusatka n perhatian pada kasu s secara inte nsif d an mendetail. Subyek yang diselid iki terdiri dari satu u nit yang dip and ang sebagai kasus. Kasus dap at terbatas pada satu peristiwa, d esa, ataupun kelompok manusia dan ob yek lain-lain yang cukup terbatas yang d ip andang sebagai kesatuan. Termasuk didalam p erhatian ialah segala sesuatu ya ng mempunyai arti dalam riwayat kasus, misalnya peristiwa terjad inya,

perkembangannya,

dan

perubaha n-perubahannya (Winarno Surakhmad, 1994: 140). Penelitian ini menggunakan strategi stud i kasus terpancang tu nggal. Disebut terp ancang karena sasaran dan tujuan serta masalah yang disebut sudah ditetapkan sebelum terjun ke lapangan atau tempat penelitian. Tunggal karena obyek p ene litian hanya satu, yaitu wayang beber yang b erada di Desa Gedompol Kecamatan Dono rojo Kabupaten Pacitan.

C. Sumber Data

Dalam suatu penelitian ilm iah diperlukan data. Data dikumpu lkan berdasarkan tujuan penelitian, sehingga su mber datan ya juga berdasarkan penelitian serta p ertanyaan peneliti sebagai arahan penelitian. Ad apun su mber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan Informan adalah seseorang yang dap at memberikan informasi atau keteranga n

mengenai seluk beluk permasalahan yang diperlukan d alam p enelitian (HB. Sutopo, 1988). Data yang sesuai dengan obyek yang diteliti, hendaknya memenuhi syarat-syarat untuk mencari informasi yang jujur dan dapat dipercaya dalam memberikan keterangan kepad a peneliti. Adapun cara yang ditempu h

ad alah melalui keterangan orang yang berwenang baik secara formal maupun info rmal. Secara formal melalui pemerintah, sed angkan secara informal melalui tokoh masyarakat setempat.

2. Tempat dan Peristiwa Dalam p enelitian ini ob yek penelitian merupakan sumber d ata yang p enting.

Dari tempat penelitian akan muncu l fenomena dan data yang sangat d iperlukan bagi p eneliti. Fenomena dan data tersebut dip eroleh d ari para masyarakat desa Gedompol, kepala desa Gedompol serta Pemkab kabupaten Pacitan.

3. Dokumen dan Arsip Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan sebagai sumber data, yang digunakan dan berkaitan d engan masalah yang sed ang dip elajari saat ini. Menurut HB Su topo (2002: 54) doku men dan arsip merupakan sumber d ata yang sangat penting artinya dalam p enelitian kualitatif. Sasaran penulisann ya harus terarah pada latar belakang d engan kondisi peristiwa terkini yang sedang d ipelajari.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan d ata yang lengkap digunakan te knik sampling (cuplikan). Cuplikan berkaitan dengan pemb atasan jumlah dan jenis dari su mber data yang akan digunakan dalam p enelitian. Pemikiran mengenai cuplikan ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitiannya, mengingat adanya beragam keterbatasan yang dihadapi peneliti.

Teknik samp ling adalah cara untuk menentukan sampel yang ju mlahnya sesuai dengan uku ran samp el yang akan dijad ikan sumber d ata seb enarnya,

dengan memperhatikan sifat-sifat dan pen yebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Hadari Nawawi, 1995: 152). Teknik cup likan (sampling) cend erung menggunakan teknik cuplika n yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lain-la in. Oleh karena itu cuplikan yang akan digunaka n dalam penelitian ini bersifat Purposive Sampling (sampel bertuju an), dengan kecenderungan peneliti u ntu k memilih info rmasi dan masalahnya secara lab ih mendalam d an dapat d ipercaya untuk manjadi sumber data yang baik. Hal te rsebut d ip ertimbangkan u ntuk dengan memperhatikan sifat-sifat dan pen yebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Hadari Nawawi, 1995: 152). Teknik cup likan (sampling) cend erung menggunakan teknik cuplika n yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lain-la in. Oleh karena itu cuplikan yang akan digunaka n dalam penelitian ini bersifat Purposive Sampling (sampel bertuju an), dengan kecenderungan peneliti u ntu k memilih info rmasi dan masalahnya secara lab ih mendalam d an dapat d ipercaya untuk manjadi sumber data yang baik. Hal te rsebut d ip ertimbangkan u ntuk

Selain Purposive Sampling juga digunakan Snowball Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal yaitu jumlahnya sedikit, lama kelamaan me njadi banyak. Info rman awal d ipilih secara p urposive, yang menguasai permasalahan yang diteliti, sehingga jumlah informan semakin berkembang (Su giyo no, 2005: 54).

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Mohammad Nazir (1988: 211), teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubu ngan antara metod e p engumpulan data dengan masalah peneliti yang ingin dipecahkan. Teknik pengumpu lan d ata merupakan suatu langkah yang digunakan untu k memperoleh data sesuai dengan apa yang diharapkan. Teknik pengumpulan data meliputi:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengaju kan pertanyaan dan yang diwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara bertujuan untu k mendapatkan keterangan dan meminta pend apat dari pihak yang dijadikan seb agai info rman, serta untuk lebih memahami ob yek penelitian secara cermat dan akurat, sehingga d iperoleh kesempurnaan data dan hasil penelitian yang bersifat obyektif (Koentjaraningrat, 1983: 128). Kelebiha n dari wawancara yaitu penelitian bisa kontak langsung d engan responden sehingga d apat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas d an mendalam (Nana Sudjana d an Ibrahim 1989: 102).

Teknik wawancara ada tiga yaitu wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana dan tak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut para sub yekn ya mengetahui maksu d dan tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaran ya menetapkan sendiri masalah d an pertanyaan yang akan diaju kan dan disusun dalam pedoman wawancara. Wawancara Teknik wawancara ada tiga yaitu wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana dan tak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut para sub yekn ya mengetahui maksu d dan tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaran ya menetapkan sendiri masalah d an pertanyaan yang akan diaju kan dan disusun dalam pedoman wawancara. Wawancara

ad alah wawancara terbuka d an wawancara tid ak b erencana. Proses wawancara dalam penelitan ini peneliti mewawancarai d alang, anggota keluarga pemilik Wayang Beber, calon d alang yang baru dan tokoh masyarakat.

Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang memerlukan perhatian karena untuk mendapatkan d ata yang sesuai d engan kebutuhan perlengkap an dan pendalaman (HB.Su topo, 2002 : 60 ). Tahapan tersebut meliputi:

1. Penentuan siapa yang akan diwawancarai. Peneliti harus bisa mewawancarai informan yang memang memiliki

info rmasi yang benar, lengkap, dan mendalam. Oleh karena itu sejak awal peneliti perlu memilih dan menentukan informan yang dianggap tep at, dan menentukan kapan, serta dimana wawancara akan dilaku kan.

2. Persiapan wawancara. Persiapan wawancara ini merupakan tugas peneliti yang kenyataannya sering dilupakan karena tidak dianggap penting. Selain itu pene liti juga perlu membu at rencana mengenai jenis informasi apa saja yang akan d igali. Beragam

info rmasi yang akan digali dalam menghadap i seseorang yang akan diwawancarai, perlu disiapkan d alam bentuk tertu lis.

3. Langkah awal. Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar memahami konteksn ya agar suasana wawancara bisa berjalan lancar. Oleh karena itu peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang dihadapin ya, dan memberikan kesempatan pad a informan untu k mengorganisasikan apa yang ada dalam pikirann ya, sehingga benar-benar terjadi su asana yang santai.

4. Cara agar wawancara bersifat produktif. Irama wawancara perlu di u sahakan d ijaga supaya tetap santai dan lancar.

Peneliti jangan banyak memotong p embicaraan, d an beru saha menjad i pendengar yang baik tetapi kritis. Peneliti jangan banyak b icara supaya bisa belajar leb ih banyak dalam kelancaran p rosesn ya. Disini peneliti tetap menjaga pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam, d an mamp u mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamannya, selama tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informannya.

5. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan. Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produ ktivitasnya.

2. Observasi

Dokumen yang terkait

USULAN KEBIJAKAN OPTIMASI SISTEM PERAWATAN PADA MESIN ILA-0005 TURNING P GROOVES DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK BASED MAINTENANCE (RBM) DAN COST OF UNRELIABILITY (COUR) DI PT XYZ PROPOSED OPTIMIZATION POLICY MAINTENANCE SYSTEM MACHINE ILA-0005 TURNING P G

0 0 8

USULAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN DAN PENILAIAN BIAYA KETIDAKANDALAN EXCAVATOR KOBELCO SK200 MENGGUNAKAN METODE RISK BASED MAINTENANCE (RBM) DAN COST OF UNRELIABILITY (COUR) DI PO RAJAWALI PROJECT PROPOSED INTERVAL TIME MAINTENANCE AND COST OF UNRELIABILITY

0 5 8

PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PRODUK T-CASH DI KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE E-SERVICE QUALITY DAN MODEL KANO QUALITY IMPROVEMENT OF T-CASH PRODUCT SERVICE IN BANDUNG CITY USING INTEGRATION OF E-SERVICE QUALITY METHOD AND KANO MODEL

0 0 10

PERANCANGAN USULAN PENGELOLAAN SPAREPART DAN KEBIJAKAN MAINTENANCE PADA MESIN ILA-0005 MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED SPARES (RCS) DAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DI PT.XYZ DESIGN OF SPAREPART PROPOSAL MANAGEMENT AND MAINTENANCE POLICY

1 5 7

PERAN LEMBAGA JOGLO TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI PADI ORGANIK SKRIPSI

0 3 94

POTENSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) BUDIDAYA SECARA ORGANIK DALAM SISTEM AGROFORESTRI Agus Priyanto H0708067 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

0 0 45

SKRIPSI KARAKTERISASI MORFOLOGI TANAMAN DURIAN PETRUK DAN DURIAN LOKAL BRONGKOL (Durio zibethinus Murr.) DI JAWA TENGAH Irfian Trias Yunanto H 0708118

1 3 61

FAKTOR RISIKO ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 53

PERBEDAAN NILAI APE ANTARA PEKERJA PEMBUAT BATU - BATA DAN PETANI DI DESA SITIMULYO PIYUNGAN BANTUL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 49

LAPORAN TUGAS AKHIR TUGAS ASISTEN PRODUSER DALAM PEMBUATAN NASKAH PROGRAM ACARA BONITA SHOW DI PT TELEVISI SEMARANG INDONESIA ( TV BOROBUDUR )

0 2 76