PROFESIONALISME BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSINYA Profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa Dalam Menjalankan Tugas Dan Fungsinya (Studi Kasus di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2014).

PROFESIONALISME BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM
MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSINYA
(Studi Kasus di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2014)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh:
Ana Chandra Kusumasari
A 220100188

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PROFESIONALISME BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM
MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSINYA
(Studi Kasus di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2014)
Ana Chandra Kusumasari A 220100188 Program Studi Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2015, xiv + 85 halaman (termasuk lampiran)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profesionalisme Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten
Boyolali dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Strategi penelitian ini adalah
studi kasus tunggal terpacang. Studi kasus tunggal adalah penelitian yang hanya
dilakukan pada suatu sasaran, satu lokasi dan subyek.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat profesionalisme Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten
Boyolali dalam menjalankan tugas dan fungsinya sampai saat ini sudah berjalan
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan telah berjalannya BPD tersebut sesuai
dengan ciri-ciri profesionalisme yang meliputi menjalankan waktu penuh untuk
menjalankan pekerjaannya, terikat oleh suatu panggilan hidup, mempunyai derajat
otonomi yang tinggi, selalu menambah pengetahuan jabatan, dan memiliki kode
etik jabatan. Selain itu BPD Desa Randusari dalam menjalankan tugas dan
fungsinya juag telah sesuai dengan indikator kinerja yang meliputi menerima dan
menampung aspirasi dari masyarakat, membuat peraturan perundang-undangan
bersama dengan pemerintah desa dan Membuat pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan desa. Kendala profesionalisme Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten
Boyolali dalam menjalankan tugas dan fungsinya selama ini adalah tidak
meratanya kemampuan Sumber Daya Manusia.
Kata kunci : Profesionalisme, Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa.

Surakarta, 19 Maret 2015

Ana Chandra Kusumasari
A220100188

PENDAHULUAN
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dapat dianggap
sebagai "parlemen"-nya desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era
otonomi daerah di Indonesia. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara
musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,
pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah enam tahun dan dapat

diangkat/diusulkan kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan
dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa
dan Perangkat Desa.
Wewenang BPD antara lain 1) membahas rancangan peraturan desa
bersama Kepala Desa, 2) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa, 3) mengusulkan pengangkatan dan
pemberhentian Kepala Desa, 4) membentuk panitia pemilihan Kepala Desa, dan
5) Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengingatkan adanya sistem
pemerintahan dan agar lebih efektif dan efisien serta demokrasi, maka haruslah
ada sebuah lembaga legeslasi desa yang berperan dan berfungsi membuat
keputusan desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) memiliki peranan penting
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa khususnya dalam membuat keputusan
desa.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga perwakilan di desa
juga harus melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana mestinya. Secara
umum pemberian pelayanan

yang


baik oleh pemerintah desa akan mampu

memberikan dampak positif bagi pemerintah daerah itu sendiri. Pelayanan
kebutuhan masyarakat dan publik hendaknya melibatkan

masyarakat dalam

pelaksanaannya BPD sebagai lembaga legeslatif di tingkat desa dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dapat dikatakan kurang optimal. Persoalan ini

dapat

dilihat

dari

hubungan

kerjasama


dengan

kepala

desa

terhadap

penyelenggaraan pemerintahan desa, kurang adanya koordinasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan:
1. Bagaimana profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa
Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas dan
fungsinya?
2. Apa sajakah kendala profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di
Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan
tugas dan fungsinya?
3. Bagaimana solusi yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di
Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan
tugas dan fungsinya?

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
2. Untuk mengidentifikasikan kendala profesionalisme Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Untuk mengidentifikasikan solusi dalam mengatasi kendala profesionalisme
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Randusari Kecamatan Teras
Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

METODE PENELITIAN
Tempat penelitian ini di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten
Boyolali. Tahap pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampaidengan penulisan
laporan secara keseluruhan selama kurang lebih tiga bulan, yaitu sejak bulan
Nopember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan strategi penelitian ini adalah studi kasus tunggal
terpacang (Sukmadinata, 2009: 77). “Studi kasus tunggal adalah penelitian yang
hanya dilakukan pada suatu sasaran, satu lokasi dan subyek” (Sutopo, 2002:112).

Subjek penelitian ini terdiri dari Kepala Desa, Struktur Badan
Permusyawaratan Desa, dan perangkat lainnya di Desa Randusari Kecamatan
Teras Kabupaten Boyolali. Objek penelitian ini meliputi profesionalisme badan
permusyawaratan desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya di Desa Randusari
Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitianini adalah Peneliti itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi, yang pertama triangulasi
sumber data meliputi informasi dari informan, tempat dan pertistiwa, serta
dokumen atau arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang
dimaksudkan. Kedua, triangulasi teknik atau metode pengumpulan data yang
berasal dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Data dalam penelitian
ini diperoleh melalui pengamatan serta wawancara secara langsung, maka
analisis data yang peneliti gunakan adalah model interaktif baik dalam
pengumpulan data, reduksi data, sampai pada penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN
1. Tingkat profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa
Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas dan
fungsinya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BPD Desa Randusari telah

melaksanakan tugas dan fungsinya sekaligus sesuai dengan indikator
kinerjanya. Masyarakat juga sangat terbantu dengan kinerja BPD tersebut,
sehingga ketika diundang untuk mengadakan rapat-rapat dengan BPD dan
pemerintah desa sangat antusias, karena terjadi hubungan timbal balik yang
saling berkaitan dan berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya masingmasing. Berkaitan dengan tugas dan fungsinya membuat peraturan desa, maka

pada tahun 2013 telah disepakati undang-undang desa yang mengatur kinerja
pemerintah desa. Undang-undang tersebut diharapkan dapat mengatur kinerja
desa dan proses perjalanan pemerintah desa sesuai dengan undang-undang
yang berlaku dan semua kegiatan dilindungi oleh undang-undang.
2. Kendala profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa
Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas dan
fungsinya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi
oleh BPD Desa Randusari dalam menjalankan tugas dan fungsinya terletak
pada anggaran pembangunan yang terbatas karena sifat anggaran sampai saat

ini Desa Randusari belum bisa mandiri. Pendanaan untuk pembangunan
infrastruktur desa sampai saat ini masih mengandalkan dana bantuan dari
APBD Kabupaten. Selain kendala pendanaan yang terbatas, Sumber Daya
Manusia yang berada di semua level baik, di BPD, Pemerintah Desa dan Ketua
RT di seluruh Desa Randusari tidak sama. Sampai saat ini SDM yang berada
di Desa Randusari belum sepenuhnya mampu untuk mendukung canangan
program.
3. Solusi yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa
Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas dan
fungsinya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa solusi yang dilakukan untuk
menyelesaikan kendala-kendala yang muncul adalah sering mengadakan
pertemuan dan rapat koordinasi baik secara intern BPD maupun dengan
pemerintah desa. Rapat koordinasi tersebut secara tidak langsung menambah
wawasan pemikiran anggota BPD dan akan menemukan jalan keluar atas
kendala-kendala yang muncul pada setiap diri anggota BPD. Selain
mengadakan rapat kordinasi, dilakukan pula kunjungan kerja ke desa lain yang
kinerja BPD nya dianggap baik, sehingga dari hasil kunjungan tersebut dapat
dijadikan pembelajaran bersama. Dalam hal kunjungan kerja ini, BPD telah
melakukannya di beberapa wilayah di kecamatan lain seperti di Kecamatan

Boyolali Kota yang hasilnya menambah pengalaman dalam pengelolaan dan

peningkatan SDM. Untuk meningkatkan SDM tersebut, maka setiap anggota
harus belajar teknologi kekinian seperti internat. Dengan media ini, maka akan
dapat meningkatkan SDM dan wawasan.
KESIMPULAN
1. Tingkat profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa
Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sampai saat ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan telah berjalannya BPD tersebut sesuai dengan ciri-ciri profesionalisme
yang meliputi menjalankan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya,
terikat oleh suatu panggilan hidup, mempunyai derajat otonomi yang tinggi,
selalu menambah pengetahuan jabatan, dan memiliki kode etik jabatan. Selain
itu BPD Desa Randusari dalam menjalankan tugas dan fungsinya juag telah
sesuai dengan indikator kinerja yang meliputi menerima dan menampung
aspirasi dari masyarakat, membuat peraturan perundang-undangan bersama
dengan pemerintah desa dan Membuat pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan desa.
2. Kendala profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa
Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas dan

fungsinya selama ini adalah tidak meratanya kemampuan Sumber Daya
Manusia.
3. Solusi dalam mengatasi kendala profesionalisme Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam
menjalankan tugas dan fungsinya adalah dengan mengadakan rapat rutin setiap
satu bulan sekali dan menghadiri undangan-undangan rapat baik oleh
pemerintah desa maupun kelompok masyarakat, dan mengadakan kunjungan
kerja ke wilayah kerja lain yang dirasa BPD pada wilayah tersebut lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sutopo, Heribertus. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS
Press.

Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (Bpd) Dalam Otonomi Desa

3 68 100

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyaratan Desa (BPD) di Desa Janjimaria

0 40 88

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi)

1 12 92

PROFESIONALISME BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSINYA Profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa Dalam Menjalankan Tugas Dan Fungsinya (Studi Kasus di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2014).

0 4 14

PENDAHULUAN Profesionalisme Badan Permusyawaratan Desa Dalam Menjalankan Tugas Dan Fungsinya (Studi Kasus di Desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2014).

0 3 6