PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA REMAJA PUTRI Peran Ayah Dalam Pembentukan Konsep Diri Pada Remaja Putri.

PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA PUTRI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian syarat Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
Pralayar Fanny Fadesti
F 100090047

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA PUTRI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian syarat Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
Pralayar Fanny Fadesti
F 100090047

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA PUTRI

Diajukan Oleh :

Pralayar Fanny Fadesti
F 100090047


Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji

Pembimbing

Dra. Partini, M.Si

Tanggal 25 September 2015

iii

PERA}I AYAII DALAM PEMBENTUI(A}.I KONSEP DIRI PADA REMA.IA
PUTRI

Yang diajukan oleh

:

Pralayar Fanny Fadesti


F 100090047
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Padatanggal
06 Oktober 2015
dan dinyatakan telatr memenuhi syarat

Penguji Utama

rha.Partini,M.si
Penguji Pendamping

@

I

Setiyo Ptrwanto, S.Psi, M.si
Penguji Pendamping

II


Santi Sulandari, S.Psi, M.Ger
Penguji Pendamping

Itr

tv

PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA PUTRI
Pralayar Fanny Fadesti
Dra. Partini, M.si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran ayah
dalam pembentukan konsep diri pada remaja putri. Jumlah informan penelitian ini
adalah enam orang remaja putri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi dan
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran ayah dalam
pembentukan konsep diri remaja putri sangat besar. Dalam aspek pertahanan diri

menjelaskan bahwa remaja putri menyimpan keburukan karena inisiatif diri
sendiri. Akan tetapi ketika ayah mencoba untuk bersikap terbuka, para remaja
putri siap untuk membuka dirinya. Aspek penghargaan diri menjelaskan jika
selama ayah mendukung dan menerima julukan-julukan yang positif, para remaja
putri akan menerima julukan tersebut dan membiarkan julukan tersebut melekat
pada dirinya. Aspek integrasi diri menjelaskan bahwa penerimaan ayah terhadap
diri remaja putri memiliki pengaruh yang cukup besar dan mampu membuat para
remaja putri terbuka mengenai kehidupan sosial dan rencana masa depan mereka.
Aspek penghargaan diri menjelaskan bahwa ayah memiliki andil besar dalam
bagaimana para remaja putri menilai diri dan menerima penilaian dari lingkungan.
Kata kunci: Peran ayah, konsep diri, remaja

v

Menurut teori tentang konsep

PENDAHULUAN
diri

Masa remaja adalah masa


terdapat

tiga

faktor

yang

transisi antara masa kanak-kanak dan

berpengaruh terhadap pembentukan

masa

melibatkan

konsep diri, yaitu: peran orang tua,

perubahan biologis, kognitif dan


peran faktor sosial, dan peran faktor

sosioemosional.

ini

belajar. Dari ketiga faktor tersebut

seseorang

faktor peran orang tua merupakan

dewasa

mengubah

yang

Perubahan


pandangan

lebih

faktor yang paling utama dalam

dan

pembentukan konsep diri pada anak.

konsisten. Konsep diri pada remaja

Sanjungan, senyuman, pujian, dan

berubah menjadi lebih terstruktur

penghargaan

(Rath,


Mead

penilaian positif terhadap diri anak,

(Pudjigjoyanti, 1998) konsep diri

sedangkan ejekan, cemoohan, dan

merupakan

hardikan

terhadap

dirinya

kompleks,

menjadi


terorganisir,

2012).

Menurut

produk

dibentuk

sosial

melalui

yang

akan

menyebabkan


akan

menyebabkan

penilaian negatif terhadap dirinya

pengalaman-

(Pudjijogyanti, 1998).

pengalaman psikologis. Pengalamanini

Kondisi keluarga yang baik

merupakan hasil eksplorasi individu

merupakan faktor penting dalam

terhadap

pembentukan

pengalaman

psikologis

lingkungan

fisik

dan

konsep

diri

anak.

refleksi dari dirinya yang diterima

Kondisi keluarga yang demikian

dari

penting

dapat membuat anak menjadi lebih

menurut

percaya dalam membentuk aspek

orang-orang

disekitarnya.
Hurlock

Sedangkan

(2012),

khususnya

konsep

konsep

diri

dalam

diri

mempunyai

primer

masing

merupakan

pengalaman

yang

dengan

model

mereka

yang

dapat

Berdasarkan uraian diatas,

rumah dan dibentuk dari berbagai
terpisah,

karena

dipercaya.

didasarkan pada pengalaman anak di

konsep

dirinya,

dalam pembentukan konsep diri anak

masingdari

dibutuhkan keselarasan peran kedua

anggota

orang tua, bukan hanya sekedar ibu

hasil

yang

keluarga yang lain.

berperan

pengasuhan

1

dan

aktif

terhadap

pembentukan

konsep diri anak, tetapi ayah juga

Anak yang ayahnya ikut serta

harus berperan serta didalamnya.

dan tertarik dalam pengasuhan akan

Ayah turut memberikan kontribusi

memiliki konsep diri yang baik,

penting bagi perkembangan anak.

kemampuan

Pengalaman yang dialami bersama

yang baik, serta kepercayaan diri

dengan ayah, akan mempengaruhi

yang

seorang

anak

hingga

dewasa

yang ayahnya tidak ikut serta dalam

nantinya.

Peran

dan

perilaku

pengasuhan

ayah

hal

pengasuhan

anak dan masa transisi menuju

pengasuhan.

akan

memiliki

turut

serta

dalam

hal

Konsep diri sangat penting

remaja (Cabrera, 2000).
sebagian
remaja

kognitif

konsep diri tidak sebaik anak yang

mempengaruhi

ayahnya

terutama

dan

tinggi, dan sebaliknya anak

perkembangan serta kesejahteraan

Bagi

sosial

bagi individu karena terbentuk dari

remaja,

putri,

masa

ayah

kanak-kanak.

merupakan sosok idola, segala hal

menginjak

yang mereka lakukan semata hanya

memiliki konsep diri yang baik akan

untuk mendapatkan perhatian dari

mampu menerima kritik dan saran

ayahnya, akan tetapi ayah selalu

dari orang lain mengenai keburukan

mengutamakan

pekerjaannya

atau kekurangan yang mereka miliki.

daripada meluangkan waktu untuk

Tujuan penelitian ini adalah

bermain atau sekedar mengobrol

untuk mengetahui peran ayah dalam

dengan putrinya. Sehingga tak jarang

pembentukan

ketika ayah ingin berbicara dengan

remaja putri.

anak

perempuannya

remaja,

Ketika

orang

konsep

diri

pada

mengenai

banyak hal yang terjadi di saat usia

TINJAUAN PUSTAKA

anaknya menginjak masa remaja,

Konsep Diri
Chaplin (2001) mengatakan

alih-alih meluangkan waktu untuk
menyampaikan

yang

maksud

bahwa self concept adalah evaluasi

dan

tujuannya, sang ayah lebih memilih

individu

untuk

penilaian atau penaksiran mengenai

mengatakannya

melalui

perantara ibu.

mengenai

diri

sendiri,

diri sendiri oleh individu yang

2

(self

sifatnya hierarkis, yang paling dasar

(Lisa,

terbentuk adalah konsep diri primer,

2011) adalah bagian sadar dari ruang

baru kemudian terbentuk konsep diri

fenomenal

sekunder.

bersangkutan.
concept)

Konsep

menurut

yang

disimbolisasikan,

diri

Rogers

disadari
dimana

dan

Konsep

diri

primer

“aku“

terbentuk berdasarkan pengalaman

merupakan pusat referensi setiap

anak di rumah yang masing-masing

pengalaman. Konsep diri merupakan

merupakan hasil dari pengalamannya

bagian inti dari pengalaman individu

dengan

yang secara perlahan dibedakan dan

sedangkan konsep diri

disimbolisasikan sebagai bayangan

terbentuk

tentang diri yang mengatakan “apa

anak dengan orang diluar rumah.

dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa

Konsep diri sekunder berhubungan

yang

dengan bagaimana anak melihat

sebenarnya

harus

saya

anggota

keluarga

berdasarkan

lain,

sekunder
pergaulan

perbuat“.

dirinya melalui kacamata orang lain.

Aspek-aspek Konsep Diri

Faktor-faktor

Hurlock

(2012)

yang

Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Pudjijogyanti (1998)

mengemukakan bahwa konsep diri
memiliki dua aspek, yaitu: aspek

ada

fisik,

psikologis.

mempengaruhi konsep diri, yaitu :

Sedangkan Fitts (1971) membagi

citra fisik, jenis kelamin, perilaku

konsep diri menjadi empat aspek

orang tua, dan faktor sosial. Argyle

diri. Aspek-aspek dari diri (self)

(Handry

tersebut menurut Fitts adalah sebagai

berpendapat

berikut: aspek pertahanan diri (self

konsep

defensiveness), aspek penghargaan

beberapa faktor, antara lain: reaksi

diri (self esteem), aspek integrasi diri

dari orang lain, perbandingan dengan

(self

dan

aspek

integration),

dan

beberapa

dan

diri

faktor

Heyes,

bahwa

yang

1989)

terbentuknya

dipengaruhi

oleh

orang lain, peranan seseorang, dan

aspek

kepercayaan diri (self confidence).

identifikasi terhadap orang lain.

Perkembangan Konsep Diri
Hurlock (2012) mengatakan
bahwa perkembangan konsep diri

3

Pembentukan Konsep Diri Remaja

(early adolescent), remaja madya

Putri

(middle adolescent), dan remaja
Menurut

Hurlock

akhir (late adolescent).

(2012)

Menurut Widyastuti (2009)

yang dimaksud dengan masa remaja
adalah masa transisi ketika individu

berdasarkan

berubah secara fisik dan psikologis

perkembangannya,

dari

dewasa.

menjadi tiga tahap yaitu : Masa

Papalia, Olds, dan Feldman (2009)

remaja awal (10-12 tahun), Masa

menyatakan bahwa masa remaja

remaja tengah (13-15 tahun), dan

merupakan

peralihan

Masa remaja akhir (16-19 tahun).

perkembangan

yang

anak-anak

menuju

masa

berlangsung

sifat

atau

ciri-ciri

remaja

dibagi

Konsep Diri Remaja
Berdasarkan

sejak usia 10 atau 11 tahun atau

teori

yang

bahkan lebih awal sampai masa

dikemukakan Papalia (2009), pada

remaja akhir pada kisaran usia dua

usia remaja akhir perkembangan

puluhan

melibatkan

konsep diri pada akhirnya akan mulai

perubahan besar dalam aspek fisik,

menetap dan stabil. Pada masa

psikososial, dan kognitif yang saling

tersebut konsep diri mulai sulit

berkaitan.

berubah, karena konsep mengenai

awal

serta

Tahap-tahap

diri yang dibentuknya sudah relatif

Perkembangan

menetap dan lebih stabil dari pada

Remaja
memiliki

masa remaja awal. Dusek & Flaherty

beberapa klasifikasi atau tahapan-

(dalam Bracken, 1996) mengatakan

tahapan berdasarkan batasan usia dan

hal yang sama bahwa konsep diri

perkembangannya. Menurut Kartono

selama masa remaja akhir akan

(2001) dapat dibagi menjadi 3, yaitu

berkembang

: remaja awal (12-15 tahun), remaja

meskipun dapat terjadi peningkatan,

pertengahan

namun terjadi secara bertahap atau

Masa

remaja

(15-18

tahun),

dan

perlahan.

remaja akhir (18-21 tahun). Dalam
proses

penyesuaian

kedewasaan,

ada

diri

menuju

3

tahap

perkembangan remaja: remaja awal

4

dengan

stabil

dan

Konsep Diri Positif dan Konsep

memahami

kenyataan

yang

Diri Negatif

bermacam-macam tentang dirinya
sendiri. Mengenai pengharapan diri,

Konsep diri memiliki tiga
pengetahuan,

orang yang memiliki konsep diri

pengharapan, dan evaluasi. Menurut

positif akan menyusun tujuan-tujuan

Calhoun (1990) ada dua jenis konsep

yang sesuai dengan kemampuannya

diri negatif. Pertama, pandangan

secara

seseorang terhadap dirinya tidak

2012).

teratur. Ia tidak memiliki kestabilan

Pembentukan Konsep Diri Pada

dan keutuhan diri. Tipe kedua dari

Remaja Putri

dimensi

yaitu

lebih

realistis

(Hurlock,

merupakan

Papalia (2009) mengatakan

kebalikan dari yang pertama, yaitu

konsep diri mulai terbentuk selama

konsep diri yang terlalu stabil dan

masa "middle childhood" (pada usia

terlalu teratur, dengan kata lain,

6-12 tahun atau pertengahan masa

kaku. Pada kedua tipe konsep diri

kanak-kanak).

negatif, informasi baru mengenai

(kira-kira 11-15 tahun) perlakuan

dirinya menjadi penyebab kecemasan

orang lain sangat mempengaruhi

dan rasa ancaman pada dirinya.

konsep diri yang dapat menimbulkan

Tidak satupun dari kedua konsep diri

sikap negatif atau positif terhadap

negatif bervariasi dalam menyerap

diri

berbagai informasi mengenai dirinya.

mengembangkan konsep diri kurang

Sedangkan dasar dari konsep

baik pada masa kanak-kanak, di

positif

masa

konsep

diri

diri

negatif

adalah

adanya

Pada

sendiri.

puber

masa

Anak

ini

puber

yang

cenderung

penerimaan diri. Tidak seperti halnya

menguatkan konsep tersebut dengan

konsep diri negatif, konsep diri yang

perilakunya bukan memperbaikinya

positif bersifat stabil dan bervariasi.

(Santrock, 2012).

Konsep diri ini meliputi informasi

Dalam pembentukan konsep

baik yang positif maupun yang

diri anak dibutuhkan keselarasan

negatif tentang dirinya, sehingga

peran kedua orang tua, bukan hanya

orang yang memiliki konsep diri

sekedar ibu yang berperan aktif

positif

terhadap

dapat

menerima

dan

5

pengasuhan

dan

pembentukan konsep diri anak, tetapi

secara

ayah juga harus berperan serta di

penyesuaian

dalam pengasuhan anak. Hubungan

(Veneziano,2000), dan memainkan

sang ayah kepada ibunya atau orang

peranan penting bagi pembentukan

lain akan menjadi panduannya dalam

konsep diri dan harga diri (Culp,

membina hubungan dengan lawan

2000).

jenisnya ketika dia tumbuh dewasa

kehangatan yang ditunjukkan oleh

(Walker, 2012).

ayah akan berpengaruh besar bagi

Peran Ayah dalam Pembentukan

kesehatan

Konsep Diri Remaja Putri

psikologis anak, dan meminimalkan

Palkovits
menyimpulkan

mempengaruhi
diri

Secara

remaja

keseluruhan

dan

kesejahteraan

masalah perilaku yang terjadi pada

(2002)
keterlibatan

signifikan

anak (Rohner & Veneziano,2001).

ayah

Peran

dalam pengasuhan anak memiliki

serta

beberapa definisi, diantaranya yaitu:

pengasuhan

terlibat dengan seluruh aktivitas yang

perkembangan serta kesejahteraan

dilakukan oleh anak, melakukan

anak dan masa transisi menuju

kontak dengan anak, dan dukungan

remaja (Cabrera, 2000). Peran ayah

finansial kepada anak. Keterlibatan

menjadi sangat penting dikarenakan

dalam pengasuhan juga diartikan

seorang remaja putri membutuhkan

sebagai seberapa besar usaha yang

ayah sebagai teman bicara, memberi

dilakukan oleh seorang ayah dalam

nasehat tentang suatu hal, sebagai

berpikir, merencanakan, merasakan,

tempat bersandar, sebagai tempat

memperhatikan,

belajar

memantau,

mengevaluasi,

bagaimana

mengkhawatirkan anaknya.
ayah

kepuasan

kebahagiaan
rendahnya

hidup

(Flouri,2005)
pengalaman

cara

untuk

merencanakan

masa

depannya.

dalam

Peran ayah sangat penting

kehidupan anak berkorelasi positif
dengan

bagaimana

mempengaruhi

berhubungan dengan orang lain dan

dan

Keterlibatan

ayah

perilaku

anak,

dalam perkembangan remaja putri

dan

namun untuk dapat menjalankan
peran

depresi

tersebut

tidaklah

mudah,

menurut McGolerick (2012) kondisi

(Dubowits, 2001). Penerimaan ayah

6

tersebut dikarenakan pada masa ini

pembentukan konsep diri remaja

sebagai seorang remaja putri yang

putri

terus tumbuh dan berkembang, masa

seorang ayah dalam pembentukan

remaja akan menjadi masa yang

dan perkembangan konsep diri pada

paling rumit. Menurut Walker (2012)

anak perempuannya yang sedang

selain berperan dalam perkembangan

menginjak masa remaja.

adalah

bagaimana

peranan

konsep diri anak tentang penilaian

Penelitian ini di lakukan di

terhadap dirinya, ayah juga sangat

Boyolali. Informan penelitian ini

berpengaruh terhadap hubungan anak

dipilih secara purposive sampling.

dengan lawan jenis yang merupakan

Informan dalam penelitian ini adalah

hal yang wajar dialami oleh para

remaja

remaja.

perempuan, berusia 16 – 19 tahun,

yang

berjenis

kelamin

Menurut McGolerick (2012)

yang sebagian besar konsep dirinya

keterlibatan seorang ayah dalam

dipengaruhi oleh ayah dan sedang

kehidupan putrinya adalah unsur

mengikuti pendidikan di Sekolah

penting dalam pengembangan diri

Menengah

seorang remaja putri. Unsur-unsur

Perguruan Tinggi (PT).

positif dari “pikiran sehat” pola asuh

Akhir

(SMA)

atau

Metode pengumpulan yang

ayah dapat membantu mendukung

digunakan

citra diri putri mereka dan menekan

adalah wawancara, dan observasi,

kemungkinan rendah diri.

Dalam proses pengambilan data
tersebut,

dalam

data

penelitian

harus

valid

ini

dan

reliabel. Adapun pengertian dari uji

METODE PENELITIAN
yang

alat ukur tersebut, yaitu: validitas

ini

alat ukur dan reliabilitas alat ukur.

adalah metode penelitian kualitatif.

Teknik analisis data yang digunakan

Gejala penelitian yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah analisis

adalah

data

Metode
digunakan

penelitian

dalam

peran

pembentukan

penelitian

ayah

konsep

diri

dalam

kualitatif. Analisis data yang

digunakan

pada

dalam

penelitian

ini

remaja putri. Definisi operasional

adalah: membuat transkip verbatim

tentang

wawancara,

peran

ayah

dalam

7

mencari

kategori,

mendeskripsikan

kategori,

dan

dipilih berdasarkan kriteria yang

pembahasan hasil penelitian.

telah ditetapkan untuk melakukan
wawancara dalam penelitian ini.

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan

Persiapan Penelitian

Juni 2014 hingga bulan Oktober
2014 dengan informan penelitian

Penelitian ini dilakukan pada
siswi-siswi kelas XII SMA Negeri 1

berjumlah

Teras

melakukan

pada

bulan

Juni

hingga

6

orang.

Sebelum

penelitian,

peneliti

Oktober 2014. SMA Negeri 1 Teras

menyebar angket tertutup terlebih

memiliki kegiatan belajar mengajar

dahulu dengan tujuan mendapatkan

setiap hari Senin sampai hari Sabtu

gambaran

yang di mulai pada pukul 07.00 WIB

karakteristik yang telah ditetapkan.

sampai pada pukul 13.30 WIB. Di

Alat pengumpul data berupa angket

luar kegiatan belajar mengajar, SMA

tertutup telah disebarkan kepada 100

Negeri

orang siswi kelas XII SMA Negeri 1

1

Teras

juga

memiliki

Pramuka,

berdasarkan

Teras pada tanggal 12 Juni 2014.

berbagai kegiatan ekstra kurikuler
diantaranya

informan

Yang

OSIS,

kemudian

dianalisis

dan

secara garis besar dapat diketahui

Karawitan. Selain itu ada berbagai

bahwa 56% mengaku menyimpan

fasilitas penunjang kegiatan belajar

keburukan agar tidak diketahui orang

mengajar antara lain Laboratorium

lain, 71% selalu mengingat julukan-

IPA,

julukan yang diberikan orang lain

Paskibraka,

Pencak

Silat,

Laboratorium

Laboratorium

Musik,

Komputer,

atas

UKS,

kelebihan-kelebihan

yang

Perpustakaan, Ruang Seni, Koperasi,

dimilikinya, 96% merasa bahwa

dan banyak lagi.

dirinya

adalah

bagian

dari

melakukan

keluarganya saat ini, 57% mengaku

penelitian, peneliti melakukan survey

puas dengan apa yang dimilikinya

ke sekolah, setelah berkoordinasi

saat

ini.

Dan

diketahui

bahwa

dengan Waka Kesiswaan, peneliti

sebanyak

45%

mengaku

bahwa

memberikan kuesioner kepada para

dirinya menjadi seperti saat ini tidak

siswi perempuan untuk selanjutnya

lepas dari pengaruh Ayah dan Ibu,

Sebelum

8

34% tidak lepas dari pengaruh Ibu

ekspresi wajah, dan emosi-emosi,

saja, 6% tidak lepas dari pengaruh

perasaan yang menyertai subyek

Ayah saja, dan lainnya 15%. Adapun

disela-sela

lainnya terdiri dari 4% dipengaruhi

Observasi

oleh ayah, ibu dan kakak, 2%

metode

dipengaruhi ibu dan teman-teman,

utama, melainkan hanya sebagai

2% dipengaruhi kakek, ayah, ibu dan

pendukung

teman-teman, 2% dipengaruhi oleh

melalui wawancara.

teman-teman saja, 1% dipengaruhi

Hasil Penelitian

proses
ini

wawancara.

bukan

merupakan

pengumpulan

data

data

yang

yang

diperoleh

Data dari penelitian ini di

oleh nenek saja, 1% dipengaruhi oleh
ibu dan kakak, 1% dipengaruhi oleh

dapatkan

dari

dua

metode

ayah, ibu, dan teman-teman, 1%

pengambilan data, yaitu wawancara.

dipengaruhi oleh nenek, kakek, ayah
serta ibu, dan 1% lainnya hanya

Pembahasan Umum
Ayah memiliki peran yang

dipengaruhi oleh kakak saja.

mendalam dalam kehidupan anak-

Dari angket tertutup tersebut
maka diambil 6 informan untuk

anaknya

diwawancara lebih mendalam sesuai

perempuannya yang menginjak usia

dengan karakteristik subyek yaitu

remaja.

remaja

kelamin

menunjukkan bahwa dari 100 orang

perempuan, berusia 16 – 19 tahun,

responden hanya 6% diantaranya

yang sebagian besar konsep dirinya

yang perkembangan konsep dirinya

dipengaruhi oleh ayah dan sedang

dipengaruhi oleh ayah, selebihnya

mengikuti pendidikan di Sekolah

40% di pengaruhi oleh ayah dan ibu,

Menengah

Akhir

31%

Perguruan

Tinggi

yang

melakukan

berjenis

(SMA)
(PT).

wawancara

atau

terutama

Data

anak-anak

di

dipengaruhi

lapangan

oleh

ibu,

Peneliti

sedangkan 23% lainnya di pengaruhi

dengan

oleh lainnya seperti kakek, nenek,
kakak, dan teman sebaya.

subyek di tempat tinggal peneliti.

Uraian

Pengumpulan data dengan observasi

dalam

sub

bab

dilakukan terhadap subyek mengenai

pembahasan dalam penelitian ini

perilaku-perilaku,

terdiri dari 4 bagian, yaitu:

bahasa

tubuh,

9

positif, ayah akan meyakinkan

1. Aspek Pertahanan Diri
Dalam

hal

pertahanan

informan

diri,

untuk

menerimanya

subyek memiliki beragam cara

dan merasa senang akan julukan

untuk mempertahankan dirinya

yang diberikan, akan tetapi jika

dari

julukan yang diberikan bersifat

lingkungan

sekitarnya.

Meskipun beragam cara yang

negatif,

digunakan, akan tetapi mereka

memintan

memiliki kontrol yang cukup dari

melupakan dan tidak memikirkan

orang tua terutama ayah karena

julukan yang diberikan.

tidak semua hal yang mereka

maka

ayah

informan

akan
untuk

3. Aspek Integrasi Diri

lakukan cukup hanya dengan

Ayah memiliki peran yang cukup

melalui proses belajar dari dalam

besar dalam pembentukan konsep

keluarga. Selain itu ada beberapa

diri remaja putrinya baik dalam

subyek

hal

yang

tidak

berusaha

merencanakan
maupun

masa

menyembunyikan keburukannya

depannya

dari lingkungan. Mereka terbiasa

hubungannya

untuk menerima kritik dan saran

jenis. Untuk masalah study, sang

yang di lontarkan oleh orang lain.

ayah selalu mendukung mereka
dengan

2. Aspek Penghargaan Diri

dengan

dalam
lawan

menggunakan

Pada masa puber perlakuan orang

memberikan

lain

mempengaruhi

mereka membutuhkan, hingga

yang

memberikan

konsep

sangat
diri

dapat

motivasi

hadiah

ketika

atau

menimbulkan sikap negatif atau

mengabulkan permintaan mereka

positif

jika mereka mendapat nilai yang

terhadap

diri

sendiri.

Dalam beberapa pernyataan yang

cukup

diutarakan oleh informan, peran

subyek, pengaruh ayah sangat

ayah

dalam

besar dalam perkembangan anak

penerimaan akan julukan-julukan

untuk membentuk kepribadian

yang melekat pada diri mereka.

anak melalui pengalaman masa

Ayah memberi nasihat-nasihat

kecil yang dihabiskan bersama

dan jika julukan tersebut bersifat

dengan

sangat

besar

10

memuaskan.

ayah.

Hal

Menurut

tersebut

membuat ayah menjadi sosok

memiliki sifat terbuka, mereka juga

idola dan panutan oleh anak-

siap untuk membuka diri mereka.

anaknya.

Remaja putri yang memiliki julukanjulukan yang positif akan cenderung

4. Aspek Kepercayaan Diri
Berdasarkan hasil wawancara,

mengingat julukan tersebut. Dan

mereka sangat puas dengan apa

ayah akan meminta para remaja putri

yang

ini untuk mengingat julukan-julukan

mereka

miliki

karena

mereka merasa sangat bersyukur

yang

dengan apa yang mereka miliki

melupakan

saat ini dikarenakan tidak semua

julukan

orang

mereka.

Penerimaan ayah akan memberi

Subyek mengaku jika tidak ada

pengaruh yang cukup besar pada diri

salahnya melihat apa yang orang

remaja

putri.

lain miliki. Subyek mengaku

terbuka

dan

menilai

sendiri

membuat para remaja putri terbuka

dengan melihat bagaimana orang

mengenai kehidupan sosialnya dan

lain menilai diri mereka. Peran

rencana masa depan mereka. Remaja

ayah sangat besar bagi mereka

putri sebagian besar menilai diri

untuk menilai bagaimana diri

mereka dari lingkungan sekitar dan

mereka saat ini, nasihat dan

memiliki dampak cukup besar bagi

saran-saran yang diberikan ayah

diri mereka sehingga ayah berperan

mampu

seberuntung

diri

termotivasi

mereka

memotivasi

mereka

serta
yang

dan

mengabaikan
dirasa

Sikap

negatif.

ayah

demokratis

yang

mampu

membuat

mereka

untuk memberi nasihat agar mereka

untuk

menjadi

bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

pribadi yang lebih baik.

Saran
1. Kepada

ayah,

mengingat

PENUTUP

pentingnya peran ayah dalam

Kesimpulan

pembentukan konsep diri pada
putri

remaja putri, sebaiknya para

menyembunyikan keburukan yang

orang tua membagi peran mereka

dimilikinya

secara seimbang. Ayah pun harus

Remaja

karena

inisiatifnya

mulai

sendiri. Akan tetapi ketika ayah

11

mengamati

dan

turun

tangan

dalam

anak-anaknya

dapat memberikan efek konsep

perkembangan
terutama

diri yang positif pada remaja

pada

putri.

anak perempuan mereka yang
menginjak usia remaja. Ayah

DAFTAR PUSTAKA

bisa

Cabrera, N., Tamis-Lemonda, C.,
Bradley, R., Hofferth, S.
&
Lamb,
M. 2000.
Fatherhood in the 21st
Century.
Child
Development, 71, 127-136.

meluangkan

sedikit

waktunya yang tersita dengan
pekerjaannya untuk bergaul dan
berbicara dengan anak-anaknya,
dan berusaha untuk mengerti
serta

memahami

Flouri, E. 2005. Fathering and child
outcomes. West Sussex,
England: John Wiley &
Sons Ltd.

bagaimana

dunia mereka.
2. Kepada remaja putri untuk lebih
memperhatikan

peran

orang

Fitts, W, H. 1971. The Self Concept
and Self Actualization.
Tennesee: Social and
Rehabilitation Service.

tuanya terutama ayah.
3. Bagi peneliti lain untuk meneliti
fenomena-fenomena

serupa
Handry, M & Heyes, S. 1989.
Pengantar
Psikologi.
Jakarta: Erlangga.

terkait peran orang tua, misalnya
bagaimana konsep diri anak yang
kedua

orangtuanya

langsung

dalam

turun
Hartwell-Walker,
M.
2012.
Daughters Need Fathers,
Too.
Psych
Central.
http://psychcentral.com/lib
/daughters-need-fatherstoo/00012520,
diakses
pada 14 Februari 2014
pada pukul 17.36 WIB..

pengasuhan

anak, bagaimana konsep diri
anak yang hanya ibunya saja
yang

turun

pengasuhan,

langsung
dan

dalam

bagaimana

konsep diri anak yang orang tua,
Hurlock,

bahkan kakek dan neneknya
turun

langsung

dalam

pengasuhan anak. Dari data-data
yang di peroleh di lapangan, bisa
dijadikan

perbandingan

bagaimana dan peran siapa yang

12

E.H. 2012. Psikologi
Perkembangan : Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang
kehidupan.
Terjemahan
oleh
Istiwidayanti
&
Soedjarwo. 2012. Jakarta:
Erlangga.

Kartono, K. 2001. Psikologi Anak.
Bandung: Alumni.

Rath, Sangeeta, & Nanda, Sumitra.
2012. Self Concept: A
Psychosocial Study on
Adolescent.
Zenith
International Journal of
Multidisciplinary
Research. Vol.2 Issue 5
May 2012.

Lisa, Warda. 2011. Perkembangan
Moral remaja (Modul).
Universitas
Gunadarma
(tidak diterbitkan).
McGolerick, Elizabeth Weiss. 2012.
The importance of the
father-daughter
relationship.
http://www.sheknows.com
/parenting/articles/821928/
the-importance-of-thefather-daughterrelationship, di akses pada
11 Mei 2014 pada pukul
19.05 WIB..

Santrock, J.W. 2012. Life Span
Development:
Perkembangan
masa
Hidup edisi Ketigabelas
Jilid 1. Terjemahan oleh
Benedictine
Widyasita.
2012. Jakarta: Erlangga.
Veneziano, R.A. 2000. Perceived
paternal and maternal
acceptance
and
rural
African American and
European
American
youths’
psychological
adjustment. Journal of
Marriage and Family, 62
(1), 123-132.

Papalia, E.D., Olds, S.W., Feldman,
R.D.
2009.
Human
Development.
Jakarta:
Salemba Humanika.
Pudjijogyanti, C. R. 1998. Konsep
Diri dalam Pendidikan.
Jakarta: Arcan.

Widyastuti, Yani dkk . 2009.
Kesehatan
Reproduksi.
Yogyakarta: Fitramaya.

13