STUDI KASUS TENTANG KEGIATAN BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA MELALUI BELAJAR KELOMPOK.

STUDI KASUS TENTANG KEGIATAN BELAJAR MAHASISWA
UNIVERSITAS TERBUKA MELALUI BELAJAR KELOMPOK

T

E

S

I

S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagai Syarat Penyelesaian
Program Strata - 2 Bidang Studi Pengembangan Kurikulum

O
AIM


I e h

:

ABDULKARIM

Nomor Pokok : 559/F/XVII-9

FAKULTAS

PASCA

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8

9


DISETUJUl DAN DISAHKAN OLEH

PROF. PR. S. NASUTION, M.A.
Pembimbing

I

PROF. DR. ROCHMAN NATAWIDJAJA
Pembimbing

FAKULTAS

PASCA

II

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG

19 8

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGE3AHAN

ii

KATA PENGANTAR

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

vii


DAFTAR ISI

BAB

ix

I. PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Analisis dan Perumusan Masalah

BAB

...


10

C. Tujuan Penelitian

12

D. Kegunaan Hasil Penelitian

13

II. INFORMASI TENTANG UNIVERSITAS TERBUKA

A. Lembaga Universitas Terbuka

15

15

B. Sistem Belajar Mahasiswa .Universi
tas Terbuka Melalui Modul


C. Sistem Evaluasi Belajar

17

Mahasiswa

Universitas Terbuka

BAB

IV. PROSEDUR PENELITIAN

2.k

27

A. Sampel Penelitian

27


B. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

28

C. Teknik Pengumpulan Data

30

D. Anggapan Dasar

3k



E. Instrumen Pengumpul Data

ix

36


kO

BAB. IV. ANALISIS DATA

A. Data Yang Diperoleh

kO

B. Pola Analisis

*+0

C. Analisis Data

A-l

a. Asas-Asas Manajemen (Modul 1-5)
1) Persiapan Belajar Kelompok


k2.

2+8

3) Kedisiplinan Mahasiswa

60

-b. Asas- Asas Manajemen (Modul 6-9)

66

1) Persiapan Belajar Kelompok

66

..

2) Proses Belajar Kelompok


73

3) Kedisiplinan Mahasiswa

79

c. Dasar-Dasar Akuntansi (Modul 1-5)

81

1) Persiapan Belajar Kelompok

..

81

.....

88


......

9k

d. Dasar-Dasar Akuntansi (Modul 6-9)

96

1) Persiapan 3elajar Kelompok

96

3) Kedisiplinan Mahasiswa

BAB

..

2) Proses Belajar Kelompok

2) Proses Belajar Kelompok

BAB

Zf2

..

2) Proses Belajar Kelompok

103

3) Kedisiplinan Mahasiswa

111

V. PENEMUAN DAN DISKUSI

VI. KESIMPULAN DM REKOMENDASI

112+

123

A. Kesimpulan

123

B. Rekomendasi

130

DAFTAR PUSTAKA

134

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Mahasiswa Universitas Terbuka

Sejak berdirinya Universitas Terbuka sebagai
lembaga pendidikan tinggi negeri yang -ke-45
di
Indonesia, dalam perjalanannya banyak hal yang amat
menarik untuk diadakan pengkajian. Begitu pula bagi

peneliti mempunyai daya tarik tersendiri dalam mengamati permasalahan yang dihadapi mahasiswa Univer
sitas Terbuka, permasalahan ini

merupakan

\latar

belakang pemikiran, mengapa peneliti mengadakan ka-

jian terhadap kegiatan belajar kelompok mahasiswa;
antara lain :

a. Tingginya jumlah mahasiswa Universitas

yang tidak mendaftar ulang yaitu

terbuka

dari 140.000

Orang, yang mendaftar ulang hanya 80.000 Orang;
hal tersebut menunjukkan penurunan yang berarti.

Di lain pihak pemerintah mendirikan Universitas
Terbuka untuk memberikan dan

memperluas kesem

patan belajar di perguruan tinggi.

b. Berdasarkan dokumen yang ada hasil belajar maha
siswa di bawah standar, di lain pihak sebenarnya

mahasiswa telah banyak diberikan kemudahan dalam

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

baik

secara mandiri, kelompok, dan tutorial

dengan mendengarkan-menyaksikan

ataupun

program

audio

visual.

c. Universitas Terbuka memberikan kesempatan kepada
setiap mahasiswa

untuk

mengikuti tutorial yang

diadakan dua kali dalam setiap semester,

rnamun

hanya sebagian kecil mahasiswa yang dapat hadir;
bahkan ada kecenderungan semakin menurun.

d. Jika dilihat dari data sebagian besar

mahasiswa

Universitas Terbuka berusia di atas 30 tahun,

dan sudah bekerja baik di sektor formal

maupun

non-formal; selain itu pula mereka sebagian -be
sar telah berkeluarga. Sementara itu mereka mem

punyai status sebagai mahasiswa Universitas Ter
buka yang dituntut untuk dapat belajar

secara

kontinyu, rajin, disiplin dan memerlukan kesungguhan.

Berdasarkan permasalahan tersebut

di atas

merupakan kendala yang dihadapi Universitas Terbuka

yang cukup berat, dan memerlukan telaahan yang me-

nyeluruh dan terpadu agar dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya hingga kendala-kendala terse

but dapat teratasi secara baik. Maka banyak aspek
yang ingin peneliti kaji secara mendalam, berhubung
keterbatasan waktu, biaya dan sebagainya; untuk se
mentara memfokuskan pada kegiatan belajar kelompok.

2.. Kelompok Belajar Mahasiswa Universitas Terbuka
Salah satu kegiatan belajar mahasiswa Uni versitas Terbuka adalah melalui kelompok

belajar,

melalui kelompok belajar diharapkan mahasiswa

da

pat meningkatkan penguasaan bahan perkuliahan

dan

hasil belajar yang memuaskan. Secara umum kelompok

belajar seringkali

diartikan sebagai kumpulan be-

berapa orang yang memiliki

norma dan tujuan ter-

tentu, memiliki ikatan batiniah antara satu dengan
yang lainnya, dan memiliki unsur kepemimpinan.
Adapun yang dimaksud dengan kelompok belajar
mahasiswa Universitas Terbuka adalah kumpulan

ma

hasiswa yang berjumlah antara lima sampai dua puluh
orang yang belajar bersama untuk memecahkan : kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam memahami -" isi

materi pelajaran, khususnya isi materi modul, agar

dapat mencapai hasil yang optimal dalam studi atau
ujian semester. Pembentukan kelompok belajar

pada

prinsipnya dilakukan olen^mahasiswa itu sendiri,
dengan mempertimbangkan kesamaan program studi yang
diikuti, kesamaan semester yang ditempuh,

kesamaan

lokasi tempat tinggal, kesamaan lingkungan kerja.

k

Kelompok belajar dipimpin oleh seorang ketua

dan

sekretaris yang dipilih atau ditunjuk oleh anggo
ta kelompok belajar tersebut.
Pimpinan kelompok berfungsi sebagai
nisator

dan sekaligus sebagai dinamisator

keseluruhan

orgabagi

anggota tersebut. Anggota lain dapat

pula difungsikan secara bergilir menjadi pimpinan
setiap pertemuan yang telah dijadwalkan. Penugas-

an pimpinan pertemuan belajar kelompok
disesuaikan dengan tingkat kemampuan

sebaiknya
penguasaan

atas materi perkuliahan atau bidang studi yang akan dijadikan topik bahasan. Penetapan hal ini a-

kan lebih produktif jika setiap
menawarkan diri

anggota kelompok

ketimbang hanya mengandalkan di-

ri untuk ditunjuk oleh anggota yang lain.

Kelompok belajar dibentuk

atas

inisiatif

mahasiswa dengan dorongan dari Unit Pusat Belajar
Jarak Jauh (UP-BJJ), setelah itu kelompok belajar

menyusun perencanaan penjadwalan kegiatan.

Dian-

taranya, menetapkan hari dan jam tertentu 'dimana
setiap anggota kelompok untuk menghadirinya.

Pe-

nyusunan jadwal merupakan kegiatan yang periodik,
apakah seminggu sekali, sebulan

sekali • ata-ukah

sebulan dua kali; dan setiap pertemuan ditetapkan

lamanya. Setiap pertemuan kelompok terlebih dahulu ditetapkan mata kuliah dan pokok bahasan

yang

akan dipelajari bersama, agar setiap anggota su
dah membawa bekal untuk bahan belajar.

Setiap kelompok belajar mempunyai keinginan agar kelompoknya berhasil sesuai dengan tuju-

annya, karena itu setiap anggota kelompok dituntut untuk : menyiapkan diri sebelum belajar

ke

lompok dimulai, berusaha untuk disiplin, berinisiatif

dan berpartisipasi aktif, mau

menerima

atau memberi ide-saran dan penjelasan yang

baik,

mengikuti masalah atau materi yang dipelajari dan
mau menerima hasil keputusan bersama.

Agar kelompok belajar itu efektif dan pro
duktif hendaknya tujuan kelompok dirinci • -arecara

jelas, tumbuhkan suasana kekeluargaan yang hangat
dan menyenangkan, mempunyai anggapan belajar

ke

lompok sebagai titik tolak, setiap anggota berpar

tisipasi aktif, tenggang rasa dan saling membantu,
mengadakan evaluasi terhadap proses dan hasil ker-

ja kelompok, setiap anggota memenuhi

atau

mema-

tuhi norma kelompok.

Efektif tidaknya suatu kelompok belajar ba

nyak tergantung dari kualitas dan kebersamaan ang

gota. Begitu pula produktif tidaknya
pok belajar

suatu kelom

banyak dipengaruhi oleh kemampuan in-

dividu, khususnya dalam penguasaan bahan modul di-

lihat dari persiapan, proses dan kedisiplinan. As—•

pek tersebut amat penting dan sangat

mempengaruhi

terhadap baik tidaknya suatu kelompok belajar bagi
mahasiswa Universitas Terbuka.

Konsekuensi penerapan sistem belajar
mahasiswa Universitas Terbuka harus dapat

pada
mengem-

bangkan sikap belajar yang mandiri. Belajar mandiri adalah belajar tanpa ketergantungan kepada ada-

nya pengajar secara tatap muka, mahasiswa

belajar

dengan menggunakan bahan-bahan belajar yang terse-

dia, dan berinisiatif dalam memecahkan

persoalan yang dihadapi baik secara

maupun secara kelompok dengan

persoalan-

r individual

mahasiswa-mahasiswa

lainnya.

Namun sikap belajar mandiri masih merupakan
hal baru bagi sebagian besar mahasiswa Universitas
Terbuka. Karenanya, diperlukan tempat pengembangan
belajar yang intensif, terarah, terencana -

untuk

menunjang keberhasilan studi para mahasiswa secara

optimal; yaitu dengan belajar kelompok. Pembentukan kelompok belajar

antara lain bertujuan

untuk

meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivi-

tas

proses belajar, menciptakan wahana komunikasi

di antara • mahasiswa, dapat menumbuhkan

dan

ngembangkan motivasi belajar di antara sesama

hasiswa,

serta

menumbuhkan rasa kebersamaan.

me-

ma

3. Kegiatan Bela.iar Kelompok di Lapangan

Mahasiswa dalam mengadakan kegiatan

kelompok terlebih dahulu dituntut untuk

belajar

mempunyai

tujuan, program dan sasaran. Tujuan merupakan langkah awal untuk tercapainya kebersamaan belajar

ke

lompok, karena tanpa adanya tujuan akan lebih

-ba

nyak kendala yang dialami. Begitu pula program

dan

sasaran dalam setiap kelompok terlebih dahulu diru-

muskan secara matang yang merupakan
bersama

di antara anggota

persetujuan

kelompok. Jika

kelompok belajar mampu menyusun

anggota

dan merumuskan tu

juan, program dan sasaran, maka belajar

kelompok

akan lebih terencana dan terarah serta ada kejelasan bagi semua anggota.

Tujuan, program dan sasaran merupakan

hal

yang utama bagi kepentingan belajar kelompok.
Dengan adanya program yang telah tersusun __

secara

sistimatis anggota akan lebih mudah mengadakan per-

siapan-persiapan untuk keperluan belajar
di antaranya mempersiapkan diri dalam

kelompok,
penguasaan

bahan modul secara mandiri dan mencatat permasalahan

yang akan diajukan dalam belajar kelompok. Hal ter

sebut merupakan tuntutan bagi anggota untuk
adakan persiapan pemahaman modul yang baik.

meng

8

Setiap anggota belajar kelompok dituntut un

tuk dapat menyusun jadwal kegiatan belajar

harian,

mingguan, dan bulanan secara teratur, tekun, jujur
yang merupakan

syarat bagi keberhasilan belajarnya.

Kejujuran terutama diharapkan dari mahasiswa

dalam

melakukan penilaian terhadap kemampuan belajar yang
dilakukan sendiri atau secara kelompok.

Beberapa faktor kesulitan yang dihadapi
hasiswa dalam mengadakan persiapan untuk

ma

belajar

kelompok amat kompleks, di antaranya kebiasaan bel
ajar, kepatuhan

belajar dengan sistem modul

dan

konsentrasi belajar.

Mahasiswa dalam menyelenggarakan

:kegiatan

belajar membutuhkan sarana dan prasarana yang mema-

dai dan layak untuk suatu kegiatan belajar kelompok,
karena itu kelompok belajar harus dapat

memilih

tempat belajar yang baik, nyaman dan mendukung ter

hadap tingkat keberhasilan proses belajar kelompok;
begitu pula fasilitas

lainnya seperti

alat-alat

belajar.

Setiap kelompok belajar dalam mengadakan ke

giatan proses kelompok menggunakan berbagai pendekatan sistem belajar

yang berbeda-beda, hal ini se-

suai dengan keinginan, kebiasaan dan kesepakatan

di antara anggota kelompok.

Dalam proses

belajar

kelompok ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, di antaranya produktivitas penguasaan

bahan

atau materi modul, aktivitas anggota, kedisiplinan

anggota dan waktu yang dipergunakan serta
pengayaan

bahan

selain modul.

Tingkat kedisiplinan

setiap anggota kelom

pok belajar mahasiswa amat diperlukan, karena baik
tidaknya

suatu belajar kelompok dapat dipengaruhi

pula oleh faktor kedisiplinan. Di antara
kedisiplinan mahasiswa

faktor

dapat dilihat dari tingkat

kehadiran, kepatuhan terhadap waktu belajar,

rasa

tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

dan

patuh terhadap tata tertib yang telah

disepakati

bersama.

Baik tidaknya belajar kelompok banyak dipe

ngaruhi pula oleh tingkat hubungan antara

ketua

dan anggota, anggota dengan anggota, inisiatif dan
kreatiyitas ketua dan anggota. Selain itu

dapat

pula dilihat dari upaya mempertahankan keberadaan
kelompok belajar, mengadakan evaluasi program yang
telah disusun dan direncanakan dengan yang

dapat

dilaksanakan, mengkaji faktor kesetabilan anggota,

mengkaji tingkat partisipasi anggota, ketergantungan dan kepuasaaan anggota, serta
belajar semua anggota.

mengkaji

hasil

10

B.

Analisis dan Perumusan Masalah

Mengingat latar belakang masalah

tersebut

di

atas yang amat kompleks, namun cukup menaruh perhatian
untuk diadakan penelitian terutama yang berkaitan
ngan efektivitas kegiatan belajar mahasiswa

de

Universi

tas Terbuka melalui belajar kelompok.
Adapun dalam penelitian ini yang dijadikan

fo-

kus masalah adalah "Hingga manakah pelaksanaan kegiat
an mahasiswa Universitas Terbuka

melalui belajar

ke

lompok .?.

Masalah tersebut masih bersifat umum,

karena

itu diperlukan rumusan dan analisis yang lebih

jelas

dan mendalam serta terperinci sebagai berikut :

1. Masalah mengenai,

bagaimanakah persiapan-persiapan

yang dilakukan mahasiswa untuk kegiatan belajar ke
lompok ?

a. Apakah kelompok belajar itu

mempunyai

tujuan

program dan target sebagai bahan persiapan dalam

proses belajar kelompok ?
b. Bagaimana kegiatan belajar mahasiswa secara man

diri sebagai persiapan dalam kegiatan

belajar

kelompok ?
c. Bagaimana faktor fasilitas untuk kegiatan belajar
kelompok ?
d. Adakah faktor-faktor kesulitan dalam

persiapan

11

untuk mengadakan kegiatan belajar kelompok ?
2. Masalah mengenai, bagaimanakah kegiatan

mahasiswa

Universitas Terbuka dalam proses belajar kelompok ?

a. Metode pendekatan apakah yang digunakan

dalam

kegiatan belajar kelompok ?

b. Bagaimana penguasaan mahasiswa terhadap

modul

dalam kegiatan proses belajar kelompok ?

c. Bagaimanakah efisiensi, efektivitas dan' produktivitas kegiatan belajar kelompok

mahasiswa

Universitas Terbuka ?

d. Bagaimanakah kreativitas dan kesungguhan

maha

siswa dalam kegiatan belajar kelompok ?

e. Bagaimanakah penggunaan buku sumber

dalam kegi

atan belajar kelompok ?

f. Faktor-faktor kesulitan apa yang dialami
siswa dalam mengadakan kegiatan proses

- maha
belajar

kelompok ?

3. Masalah mengenai, bagaimanakah kedisiplinan

maha

siswa dalam kegiatan belajar kelompok ?

a. Apa yang dilakukan anggota kelompok untuk

newu-

judkan kedisiplinan belajar kelompok ?
b. Hingga manakah ketercapaian

disiplin

kelompok

baik dalam keterikatan kelompok maupun dalam ke

giatan proses belajar kelompok ?
c. Adakah faktor-faktor kedisiplinan dan

ketidak

disiplinan mahasiswa dalam kegiatan belajar

ke-

12

kelompok ?

k. Bagaimanakah hasil belajar anggota

kelompok

jika

dilihat dari indeks prestasi kumulatif ?
C. Tu.iuan Penelitian

Adapun tujuan penelitiannya adalah sebagai
rikut

be-

:

1. Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang me-

nunjukkan

kegiatan mahasiswa

dalam

mengadakan

persiapan untuk melakukan belajar kelompok.
2. Untuk memperoleh data, fakta dan informasi

yang

menunjukkan kegiatan proses belajar kelompok •maha
siswa.

3. Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang memenunjukkan tingkat kedisiplinan mahasiswa

dalam

kegiatan belajar kelompok, baik dilihat dari keterikatan kelompok maupun pada saat kegiatan

proses

belajar kelompok.

if. Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang me
nunjukkan tingkat hasil belajar anggota

kelompok

dilihat dari indeks prestasi kumulatif.

5. Untuk memperoleh informasi tentang
kesulitan

faktor-faktor

mahasiswa dalam belajar kelompok.

6. Untuk mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapi
mahasiswa, khususnya dalam belajar kelompok.

13

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Apabila tujuan-tujuan di atas dapat dicapai ma

ka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengambil keputusan untuk membina

dan

mengembangkan belajar kelompok. Rekomendasi hasil pene
litian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam me-

nyusun dan mengembangkan kegiatan belajar kelompok

ma

hasiswa Universitas Terbuka yang lebih efektif, efesien

dan produktif; yang dapat memenuhi tuntutan

kurikulum

yang fungsional dan layak.

Secara operasional hasil penelitian

ini ->dapat

digunakan sebagai berikut :

1. Melalui penemuan lapangan tentang berbagai
yang dihadapi mahasiswa, khususnya yang

masalah
berkaitan

erat dengan kegiatan belajar kelompok mahasiswa Uni
versitas Terbuka; dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam mengambil langkah-langkah perbaikan

sebagai-

mana mestinya.

2. Sebagai gambaran keberadaan yang sebenarnya

tentang

kegiatan mahasiswa Universitas Terbuka dalam belajar

kelompok di lapangan, hal ini dapat digunakan

seba

gai bahan masukan bagi tim evaluator kurikulum Uni
versitas Terbuka.

3. Bagi pengembang kurikulum penelitian ini merupakan
umpan balik, dilihat dari relevansi materi, sistimatika modul, metode belajar kelompok dan objektivitas

Ik

kegiatan mahasiswa di lapangan khususnya dalam ke
giatan belajar kelompok. Karena itu

data,

fakta

dan informasi hasil penelitian ini dapat digunakan

dan dijadikan dasar dalam melakukan perbaikan

dan

pengembangan; baik secara keseluruhan maupun seba
gian

atau komponen tertentu

dari kurikulum

yang

dikembangkan oleh Universitas Terbuka

1±. Bagi para pengambil keputusan, dapat digunakan se
bagai dasar untuk menentukan arah

kebijaksanaan

dalam meningkatkan efektivitas, efesiensi dan pro-

duktivitas implementasi kurikulum yang berlaku ba

gi mahasiswa Universitas Terbuka, khususnya

yang

berkaitan dengan sistem belajar mahasiswa.

5. Bagi mahasiswa hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan, khususnya mahasiswa yang mengikuti belajar

kelompok untuk mengadakan langkah-langkah perbaik
an dalam rangka meningkatkan efesiensi, efektivitas
dan produktivitas belajar kelompok.
Penelitian ini diharapkan dapat mendetekdi kon-

disi lapangan yang sebenarnya sehingga dapat mengung-

kapkan berbagai masalah secara objektif dan sesuai de
ngan fokus penelitian. Selain itu diharapkan pula

me-

lahirkan masalah-masalah baru yang merupakan lanjutan
dari penelitian ini.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.

Sampel Penelitian

Fokus penelitian yang dijadikan sasaran dalam hal
ini adalah hingga manakah aktivitas mahasiswa Universi

tas Terbuka dalam proses belajar kelompok,yang meliputi
penguasaan materi yang

terdapat dalam modul,

dan

ke

disiplinan anggota belajar kelompok.

Fokus penelitian di atas amat

kondisi sebenarnya
belajar kelompok

dengan

berkaitan

di lapangan, terutama dalam

proses

yang dilakukan oleh Mahasiswa Univer

sitas Terbuka dalam rangka penguasaan materi perkuliahan dan sistem belajar modul,yang sudah diprogramkan dan
disediakan sebelumnya.

Peneliti mencoba mengadakan berbagai

pengamatan

pencarian data-data yang akurat,serta mengadakan wawanEara dengan informan yang terlibat langsung hingga mem

peroleh fokus penelitian yang merupakan

suatu

yang amat panjang, .Joerliku-iiku, rumit, serta

proses
berbagai

kendala. Namun dengan penuh ketabahan, kesabaran,

se-

mangat yang tinggi, serta keingintahuan yang kuat,

pe

neliti akhirnya mendapatkan informasi yang baik dan benar berdasarkan observasi langsung di lapangan.
Ruang lingkup yang menjadi fokus dalam .kelompok
belajar melibatkan berbagai komponen, seperti

27

anggota

28

kelompok belajar, pimpinan kelompok belajar, modul, ruangan, dan fasilitas lainnya. Sedangkan

kajiannya adalah sistem belajar imodul

fokus

materi

.dalam

belajar

kelompok, penguasaan materi modul, kedisiplinan .,.„ dan

Persiapan

kelompok. Komponen dan

tersebut

materi

menjadi fokus pengamatan dan pengkajian yang .merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Objek penelitian yang diorientasikan pada

.'maha

siswa yang melaksanakan belajar kelompok dengan "pende-

katan proses dalam rangka penguasaan mata kuliah
tertuang dalam modul. Penelitian ini bersifat

?,

yang
studi

kasus:.: karena itu dalam proses pengambilan sampel ?ter

lebih dahulu diadakan observasi pengamatan secara terus
menerus. Kemudian diadakan wawancara dengan
pertanyaan yang sama dengan

yang

mengajukan

diamati secara .men

dalam (triangulasi). Peneliti mencoba mengarahkan ruang
lingkup pengamatan dan wawancara pada fokus penelitian.
Untuk itu berakhirnya pengambilan sampel setelah

fokus

penelitian terpenuhi, apa yang dikehendaki dan -^disesuaikan dengan waktu serta biaya yang tersedia pada pene

liti,namun peneliti berupaya dalam pengambilan
benar-benar terfokus pada kajian penelitian.

sampel
Easilnya

terpilih empat kelompok belajar yang berada di Bandung.
B.

Tahap-tahan Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini

diadakan

tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap orientasi

empat
dan

29

tinjauan secara umum, tahap pemusatan penelitian ,

dan

tahap pengujian laporan sementara.

Adapun penjelasan tahap-tahap penelitian adalah sebagai
berikut

:

1. Tahap Perencanaan.

Pada tahap ini peneliti mengadakan identifikasi
nis permasalahan yang diteliti dan kemudian

sultasikan agar didapat persetujuan atau

je^

dikon-

perbaikan

fokus penelitian. Pada tahap ini pula disusun disain
penelitian.

2. Tahap Orientasi dan Tinjauan Umum .

Terlebih dahulu peneliti

mengadakan -temu

wicara

dengan informan awal dan memberikan penjelasan
berkaitan dengan fokus penelitian

dan

yang

dilanjutkan

dengan wawancara dengan informan tersebut. Hal

ini

penting dilakukan guna mendapatkan informasi

lebih lengkap

mengenai

yang

lingkungan yang akan

dikan objek penelitian; agar peneliti tidak

dija
banyak

mengalami kesulitan.
3. Tahap Pemusatan Penelitian .

Setelah peneliti mendapatkan

masukan

dari

'"tahap

orientasi, dan terdapat hal-hal yang menonjol
tahap tersebut maka dilakukan penelitian lebih

dalam dan hal ini

dalam
men

sangat menunjang tujuan peneliti

an, terutama dalam pengkajian fokus penelitian.
4.' Tahap Pengujian Laporan Sementara.

30

Pada tahan ini hasil penelitian yang telah dirangkum
diujikan kembali kepada partisipan untuk mendapatkan
komentar dan perbaikan jika ada."Pada tahap ini pula

partisipan ditanya mengenai hal-hal yang lebih
detail bahkan sering pula diamati lagi agar

men-

dipero

leh data yang lebih lengkap dan mendalam.
5. Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode

des-

kriptif. Metode deskriptif tidak terbatas hanya sam

pai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis
dan interpretasi tentang arti data itu. Metode

ini

memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah

yang

ada pada masa sekarang, dan masalah-masalah yang akrtual . Maksud penelitian deskriptif adalah :

"To

describe systematically or area of interest,factual

ly and accurately ".(Stephen Issac,1982:46) .

C.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang
ialah

1.

dipergunakan

:

Teknik Obsevasi.

Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap objek
penelitian. Dengan mengadakan observasi dapat

kita

peroleh suatu gambaran yang lebih jelas tentang
hidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan

metode lain . (Nasution,S,1982:122).

ke-

metode

31

2. Teknik Komunikasi Langsung (Wawancara).
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komu

nikasi untuk mendapatkan informasi dengan cara
tanya

secara

langsung. Dalam hal ini peneliti

nyampaikan pertanyaan kepada informan ,
untuk menjawabnyajmengg-ali

me-

merangsang

jawaban lebih

jauh

mencatatnya. Adapun yang dijadikan informan

wawancara ini adalah anggota kelompok

ber-

dan
dalam

belajar

dan

ketua kelompok belajar.
3.

Teknik Studi Dokumentasi.

Melalui dokumentasi ini dapat diperoleh data '.tertu-

lis tentang objek yang diteliti secara akurat. Doku
men sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk me-

nguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. ( Lexy
Moleong 1989:177).
Setelah data terkumpul peneliti mengadakan anali

sis data yang didukung oleh studi kepustakaan,

teknik

ini digunakan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang dibahas ,

dan

sebagai bahan bandingan utama dengan kondisi sebenarnya
di lapangan.

Pada saat peneliti sudah dapat mengumpulkan data

lengkap dan teori pendukung sudah dianggap memadai,maka
pembahasan selanjutnya dilakukan secara kualitatif ber

dasarkan studi kasus pada kelompok belajar
Universitas Terbuka.

mahasiswa

32

Untuk lebih jelasnya kami uraikan ciri-ciri

pe

nelitian kualitatif,sebagai berikut:
1. Penelitian kualitatif memiliki natural setting seba

gai sumber data langsung dan peneliti

itu

sendiri

merupakan instrumen inti.
2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif.

3. Penelitiannya lebih menekankan pada proses ketimbang
hasil atau produknya.

if. Peneliti lebih cenderung untuk menganalisis data se
cara induktif.

5. Pendekatan kualitatif sangat mengutamakan "meaning"."

(Bogdan dan Biklen,1982:27-30).
Semua peneliti dengan menggunakan pendekatan
alitatif khususnya tidak mungkin

sama

sekali

ku
dapat

menghilangkan bias pribadi terhadap objek penelitiannya
dan juga sulit untuk memperoleh persesuaian yang

purna antara apa yang ingin dipelajari

t the

sem-

natural

setting) dengan apa yang dipelajari sesungguhnya

atau

setting yang disajikan peneliti. (Bogdan dan Biklen, 1982 : 43).

Untuk menghindari bias pribadi
pada kesempatan ini peneliti membuat

yang

berlebihan

tcatatan

secara

sistematis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami

dipikirkan, dan pengumpulan informasi lapangan lainnya.
Agar benar-benar dapat diperoleh data
dan akurat;

sebagai

bahan

penting-

secara
untuk

lengkap
analisis

33

selanjutnya yang lebih mendetail dan lengkap.
Agar penelitian ini mantap, maka diperlukan

di-

sain atau rancangan sebagai panduan di lapangan,meskipun pada saat di lapangan sering kali menjadi

berkem

bang,karena itu disain penelitian yang disusun

bersi-

fat "emergent" atau tampil, timbul sewaktu melakukan -

nya, oleh

karena itu

rancangannyapun dituntut

bersifat lebih fleksibel agar penelitian di

untuk

lapangan

lebih leluasa dan memudahkan bagi peneliti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan

analytic

induction (induksi analitik), baik dalam

pengumpulan

data maupun menganalisisnya, dan peneliti

mengembang

kan teori-teori yang relevan dan mengujinya.

Prosedur

induksi analitik sering digunakan jika fokus peneliti
annya meliputi masalah, pertanyaan, atau isyu-isyu ke-

jadian yang terjadi dalam lingkungan penelitian

yang

spesifik. Adapun teknik pengumpulan datanya dilakukan

melalui wawancara secara terbuka (open-ended),
cipant observation, dan

analisis

dokumen.

parti
Menurut

Bogdan, penelitian semacam ini dinamakan observational

case studies. (1982 :60) .

Observasi dilakukan secara partisipatif terhadap
proses belajar kelompok yang dilaksanakan oleh

Maha

siswa Universitas Terbuka dengan fokus kajian aktivit-

as anggota kelompok belajar, fasilitas yang

digunakan

sebagai penunjang. Kemudian oleh

dikaitkan

peneliti

34

dengan fokus kajian yang bertautan

dengan

penguasaan

bahan perkuliahan dan kondisi disiplin mahasiswa

dalam

belajar,serta kepemimpinan kelompok belajar. Selain itu
diadakan juga wawancara secara terbuka kepada para

tua kelompok belajar dan anggota, .' hal. ini
dengan

ke

dilakukan

maksud untuk menutupi kemungkinan timbulnya bi

as pribadi. Observasi dan wawancara di lapangan rasanya
cukup melelahkan bagi peneliti, karena

memakan

yang cukup lama, peneliti berada di lapangan
tujuh bulan dan hampir tiap minggu terjun

waktu

sekitar

ke

lapangan

mengadakan pengamatan dan wawancara.

D.

Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikiran

yang digunakan sebagai dasar penelitian, adapun sebagai
anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kelompok belajar bagi mahasiswa Universitas

Terbuka

merupakan salah satu sarana kegiatan proses

belajar

yang amat menentukan terhadap keberhasilan

belajar

terutama dalam penguasaan modul perkuliahan.
2. Melalui kelompok belajar mahasiswa Universitas

buka akan menemukan dan mengembangkan

konrsep

ter

dan

fakta-fakta yang terdapat dalam modul perkuliahan.

3. Pembentukkan kelompok belajar

bertujuan

untuk

ningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

me

belajar

35
menciptakan wahana komunikasi diantara

mahasiswa

dalam proses belajarnya, dapat menumbuhkan dan

me

ngembangkan motivasi belajar diantara sesama

maha

siswa dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

E.

Instrumen Pemgumpul Data

Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian

adalah peneliti sendiri, tidak ada anggota
terlibat secara langsung. Hal ini

sesuai

ini

-lain

yang

dengan

pen-

dapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen ( 1982

:

43) agar observasi dilakukan oleh peneliti, dengan maksud supaya tidak ada penafsiran lain dari orang ketiga.

Peneliti kualitatif harus berusaha untuk

membangkitkan

kepercayaan responden, agar terjalin kerja sama dan hu-

bungan yang.wajar ; tidak menonjolkan diri, tidak

nakut-nakutij

me-

tidak saling memihak, serta tidak saling

berpengaruh; karena dengan tumbuhnya saling mempercayai
akan menimbulkan keterbukaan terutama dari informan.

Sebenarnya penelitian kualitatif yang saya

laku-

kan ini merupakan pengalaman pertama, dan teori •— teori
atau prosedur yang sebenarnyapun baru didapat pada saat

mengikuti perkuliahan dan beberapa literatur yang

baru

saja beredar di Fakultas Pasca Sarjana khususnya

IKIP

Bandung. Karena itu banyak hambatan dan kesulitan

bagi

saya baik pada saat berada di lapangan maupun dalam penyusunan laporan, namun berkat keteguhan hati dan tekad

36
yang bulat untuk dapat segera menyelesaikan

penelitian

ini, maka hambatan demi hambatan dapat teratasi

meski-

pun masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam penyusunan
penelitian ini.

Sebetulnya ada beberapa faktor yang menjadi

mo-

tivasi bagi saya dalam mengadakan penelitian kualitatif

ini hal mana peneliti sebagai alat pengumpul data,yakni
1. Agar didapat pengalaman baru yang lebih bermakna ba
gi peneliti, hingga mendapat wawasan yang lebih luas
dan dapat mengembangkan diri khususnya dalam penelian kualitatif.

2. Agar dapat meningkatkan kejelian yang mendalam dalam

mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapi

tajam, akurat, cepat, dan tepat ; karena

secara

itu

bagi

peneliti merupakan latihan berpikir.

Selain itu ada beberapa instrumen berupa pedoman
observasi dan wawancara yang merupakan

pedoman

dalam

mengamati dan mewawancarai langsung.

Semua instrumen tersebut oleh peneliti

dipergu-

nakan sebagai pegangan untuk mengadakan pengamatan

cara langsung terhadap objek penelitian,

agar

se

proses

pengamatan dapat terekam sesuai dengan fokus kajian.

F. Pengumpulan

Dat^

dan Analisis Data

Dalam pengumpulan data ini peneliti melaksanakannya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3?
1. Langkah Persiapan.
a. Pada tahap pertama ini terlebih dahulu
menghubungi UP-BJJ-UT Bandung untuk

peneliti
meminta in

formasi kelompok belajar mahasiswa yang berkaitan
dengan aktivitasnya dan memfoto copy data -

data

kelompok belajar.

b. Setelah data didapat mencoba mengadakan

ke lapangan yaitu ke beberapa

kelompok

.survey

belajar

sebagai langkah penjajagan yang sebenarnya.
c. Peneliti memperbaiki disain penelitian dan diajukan pada pembimbing, setelah disetujui mengajukan
surat permohonan penelitian kepada

RektorV IKIP

Bandung, melalui Dekan FPS IKIP Bandung.

Dengan

surat pengantar dari Rektor keluarlah :ijin
Direktorat Sosial Politik

Propinsi

Jawa

dari
Barat

untuk mengadakan penelitian pada lingkungan

ke

lompok belajar mahasiswa Universitas Terbuka yang
berada di wilayah kotamadya Bandung.
d.fSelompok belajar yang dikunjungi ada empat kelom
pok, untuk lengkah pertama pertemuan peneliti me
ngadakan pembicaraan yang santai dan

memberikan

penjelasan tentang maksud dan tujuan peneliti.

Ketua kelompok belajar memberikan jadwal kegiatan

belajar kelompok yang sudah disusun sebelumnya.
Setelah peneliti mendapat penjelasan dari

dan beberapa anggota kelompok belajar,

ketua

peneliti

38
menyusun jadwal kegiatan untuk kelapangan.Penyusunan jadwal secara hati-hati agar tidak

bentrok

dan

semua kelompok dapat termonitor atau teramati;

Se

lain itu peneliti mempersiapkan instrumen.

2.

Langkah Pengumpulan Data.

a. Menghubungi ketua kelompok belajar untuk

meng -

adakan wawancara sesuai dengan objek penelitian,
wawancara diadakan secara terbuka dan dalam kon

disi yang santai, penuh humor, dan kekeluargaan.
b. Mengadakan studi dokumentasi sambil membuat

ca

tatan sekitar data yang diperlukan yang dianggap
relevan dengan permasalahan.

c. Peneliti berada di lapangan lebih kurang

tujuh

bulan, karena kegiatan kelompok belajar diadakan
satu minggu satu kali.

d. Setelah data terkumpul secara terus menerus, pe
neliti kemudian mengadakan pengolahan

data

analisis data secara kualitatif dengan

dan

dukungan

berbagai konsep teori sebagai hasil kajian

ke-

pustakaan ; maka hasil penelitian ini lebih bermakna khususnya bagi peneliti.

3.

Langkah Pengolahan dan Analisis Data.
a. Memeriksa catatan dokumen, observasi

dan 'hasil

wawancara di lapangan.
b. Mengelompokkan hasil observasi dan wawancara.

39

c. Membuat deskripsi dari catatan lapangan.
d. Menyusun data sesuai dengan permasalahan dan tu
juan penelitian

e. Mengamati kembali seluruh data

yang telah disu-

sun secara cermat hingga tampak kejelasaanya.

f. Akhirnya disusun suatu deskripsi yang dapat menggambarkan suatu keadaan yang sebenarnya
kegiatan belajar kelompok mahasiswa

tentang

Universitas

Terbuka

Prosedur penelitian tersebut di atas

peneliti

laporkan agar tidak salah pengertian baik untuk pene
liti sendiri maupun pembaca, khususnya yang berhubungan dengan pendekatan penelitian kualitatif yang digu
nakan oleh peneliti. Selain itu pula sebagai petunjuk
atau pedoman bagi peneliti agar penelitian ini
banyak mengalami hambatan dan bias.

tidak

BAB

V

PENEMUAN DAN DISKUSI

Dari hasil analisis data yang dikemukakan

dalam

Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan,

pro

gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih

dahulu

merumuskan program kerja kelompok yang berkaitan dengan
jadwal kegiatan, materi kegiatan, petugas yang memimpin
belajar dan modul yang akan dibahas. Adapun tujuan bel

ajar kelompok adalah sebagai tempat belajar,

informasi, mencari teman bergaul dan untuk

- mencari

menumbuhkan

motivasi.

Dalam mengikuti belajar kelompok mahasiswa

tuntut untuk mengadakan persiapan individual

di

khususnya

dalam penguasaan bahan atau materi modul yang sudah di
tentukan terlebih dahulu, akan tetapi kenyataannya

nguasaan mahasiswa terhadap materi yang akan

pe

dibahas

rendah; hal ini lebih tampak pada saat . berlangsungnya

proses belajar kelompok.
Banyak hambatan yang dialami

mahasiswa

dalam

belajar modul secara mandiri, banyak waktu yang tersita
oleh kegiatan rutin seperti pekerjaan di kantor,

arga dan kegiatan lain yang sifatnya tidak tetap.

kelu

Ak-

tivitas tersebut banyak menyita waktu dan sedikit waktu
untuk belajar sungguh-sungguh, karena sudah
114

terkuras

115

oleh kegiatan lain yang melelahkan dan dapat pula

me

nimbulkan kemalasan untuk belajar secara mandiri.
Mahasiswa dalam membahas modul secara

mandiri

masih rendah, mereka belajar modul tidak tuntas, tidak
sesuai dengan pola

atau petunjuk belajar melalui

mo

dul yang sebenarnya. Mereka belajar hanya sepintas de

ngan cara melihat dan membaca uraian dan contoh,
itupun banyak dilewati dan hanya sekali-kali

dan

melihat

latihan, rangkuman dan test formatif. Sedangkan
belajar kelompok mahasiswa harus mempersiapkan

dalam
diri

terlebih dahulu untuk memahami modul sebagai

bahan

diskusi atau pemecahan masalah, agar belajar

kelompok

berjalan

dengan baik.

Selanjutnya yang berhubungan dengan

fasilitas

tempat belajar kurang mendukung terhadap kegiatan bel
ajar kelompok, dimana tempat lingkungan belajar berada

di daerah berpenduduk padat. Begitu pula ruangan

tem

pat belajar telalu sempit, kurang segar dan bahkan te

rasa pengap. Di lain pihak untuk kegiatan belajar

ke

lompok dibutuhkan berbagai fasilitas yang dapat mendu
kung kenyamanan, kesegaran, keseimbangan ruangan

de

ngan banyaknya anggota kelompok.
Proses belajar kelompok berlangsung dengan meng-

gunakan pendekatan pemecahan masalah,

semua

diberi kesempatan untuk mengajukan masalah

anggota
dan

peng-

116

ajuan masalah diajukan baik oleh anggota maupun pim
pinan belajar yang untuk selanjutnya dibahas bersama
-sama. Penggunaan pendekatan masalah ini sering ter

paku

pada salah satu masalah, hingga banyak mengha-

biskan waktu dan banyak materi yang terlewat

untuk

dibahas.

Pada saat proses belajar kelompok berlangsung

sering tidak ada yang mengajukan

masalah,

hingga

belajar kelompok tersendat-sendat. Sebagai jalan keluarnya pimpinan belajar kelompok mengajak

kepada

semua anggota yang hadir untuk membaca bersama-sama,

setelah itu baru ada yang mengajukan permasalahan.

Dengan demikian hal tersebut menunjukkan .

kekurang

siapan anggota untuk belajar kelompok.

Modul yang dibahas dalam belajar kelompok se

ring tidak sampai pada target yang sudah

ditentukan

paling tidak hanya sekitar dua atau tiga modul
terbahas, ini pun banyak materi kegiatan

yang

yang tidak

sempat terbahas atau hanya sekilas. Sedangkan

menu

rut target sebenarnya harus sampai lima modul, begi

tu pula jika dilihat dari tingkatan kedalaman materi
masih dangkal, karena tidak terbahas secara menyelu
ruh. Dengan demikian tingkat kedalaman bahasan masih
jauh dari yang diharapkan.
Pemecahan masalah merupakan pendekatan

yang

117

digunakan dalam proses belajar kelompok, akan

tetapi

jarang sekali mahasiswa dalam setiap pembahasan modul
mengambil suatu kesimpulan. Begitu pula yang berkait
an dengan materi yang dianggap penting jarang sekali
dicatat dalam buku catatan khusus, meskipun
besar mereka mempunyainya. Mahasiswa

sebagian

dalam

belajar hampir tidak pernah menggunakan buku

proses

sumber

lain sebagai pengayaan, mereka lebih menitik-beratkan
pada modul.
Pembahasan modul tidak

sistematis

atau ter-

struktur seperti yang dianjurkan dalam pola atau sis
tem belajar dengan menggunakan modul, pembahasan ber-

orientasi pada uraian materi. Sedangkan menurut teori

belajar modul harus bertahap untuk mencapai

belajar

tuntas.

Sebagian besar mahasiswa terganggu konsentrasi
belajar jika ada

teman atau anggota yang datang ter

lambat pada saat proses belajar kelompok berlangsung.

Begitu pula menjelang habis waktu belajar -- kelompok
yang sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan membu
at mahasiswa kurang konsentrasi, bahkan membuat situ-

asi belajar terganggu. Hal ini dikarenakan

besar anggota sudah mulai melakukan

sebagian

^aktivitas

lain

seperti belajar sambil mencicipi makanan yang disajikan oleh tuan rumah atau membawa sendiri, sambil san-

118

tai bersandar pada dinding, bercanda dengan

anggota

lain, ada yang permisi ke belakang, bahkan ada

pula

yang membeli sesuatu untuk kepentingan dirxnya

dan

beberapa anggota.

Patisipasi dan kreativitas anggota dalam pro
ses belajar kelompok lebih tampak terutama kemampuan
individual, kreativitas sering didominasi oleh bebe

rapa orang saja; dan tingkat ketergantungan

anggota

pada anggota lain semakin tampak.

Kegiatan proses belajar kelompok jika dilihat

dari penggunaan waktu hubungannya dengan materi yang

dibahas tidak seimbang, terlalu banyak

penghamburan

dan terlalu membiarkan anggota larut dalam

pembica

raan yang meluas; sementara masih banyak materi yang

belum terbahas. Dengan demikian dapat dikatakan peng
gunaan waktu tidak efisien dan dilihat dari pembahas
an tidak efektif dan produktif.
Mahasiswa akan lebih tampak kerja sama
belajar kelompok pada saat membahas

dalam

soal-soal ujian

unit yang wajib diserahkan kepada Kepala Unit Program

Belajar Jarak Jauh (UP-BJJ) dan ujian tersebut dapat
mempengaruhi nilai akhir bagi mahasiswa yang bersang

kutan. Dengan -demikian mahasiswa akan bersemangat un
tuk menghadiri dan membahas modul dalam belajar
lompok jika ada tugas yang harus diselesaikan
sifatnya memaksa dan adanya sanksi.

ke
yang

119

Mahasiswa beranggapan bahwa soal yang diujikan
hampir seluruhnya terdapat dalam modul, . karena
mereka cukup belajar dengan modul dan

materi

itu
ujian

atau soal-soal yang keluar dalam ujian sering

terba

has dalam belajar kelompok. Dengan demikian jika
hasiswa belajar benar-benar dalam^penguasaan

ma

modul,

khususnya dalam belajar kelompok; maka ia akan

mampu

dan mendapat nilai yang baik dalam mengikuti

ujian

unit dan semester.

Keberhasilan anggota kelompok dalam
kurang memuaskan, bila dilihat dari hasil

belajar
evaluasi

dalam ujian tiap semester yang dikeluarkan oleh ' Uni
versitas Terbuka. Yang mana Indeks Prestasi'Kumulatif

anggota-belajar kelompok bila dirata-ratakan

semua

dengan

anggota kelompok hanya mencapai 1,95. Jika ki

ta telaah dari data yang ada, dari..14 anggota kelompok
belajar hanya 7 Orang yang mempunyai Indeks

Prestasi

kumulatif antara 2,01 - 2,66; dan yang lainnya kurang
dari 2 (C). Sedangkan persyaratan mahasiswa untuk me

ngikuti ujian komprehensip diharuskan mempunyai

minimal 2,00 (C). Jika dikaji dari data tersebut

IPK

di

atas, maka dapat dinyatakan kegiatan belajar kelompok
mahasiswa kurang produktif dan kurang

mendukung ter

hadap hasil belajar, oleh karena itu diperlukan penelaahan yang leTpih mendalam yang berkaitan dengan fak

tor-faktor kekuAng berhasilan belajar kelompok.

120

Ada beberapa faktor kesulitan

atau

hambatan

dalam proses belajar kelompok di antaranya : mahasis

wa belum mengadakan persiapan untuk belajar

kelompok

khususnya mempelajari modul, kehadiran anggota
tidak tetap, banyak anggota yang

datang

yang

terlambat

tidak tepat waktu pelaksanaan belajar kelompok,

ku

rangnya bahan bacaan atau literatur lain selain modul

, banyaknya istilah-istilah asing dalam modul, lokasi
tempat tinggal anggota yang berjauhan dan adanya rasa
tanggung jawab dan kepatuhan yang kurang. serta,adanya
perbedaan karakter anggota.

Mahasiswa belum dapat memanfaatkan waktu seng-

gang untuk belajar, terutama pada saat menunggu

ang

gota lain dimana ada waktu sekitar 35-70 menit sambil
menunggu

belajar kelompok dimulai. Akan tetapi banyak

dipergunakan untuk bercanda dan berbincang-bincang.
Yang sebenarnya jika mahasiswa dapat menggunakan

ke

sempatan tersebut untuk belajar dengan membaca modul,
maka kemungkinan besar akan lebih mempercepat

proses

pemahaman terhadap materi modul yang akan dibahas.
Belajar kelompok selalu tidak tepat waktu bah

kan terlambat sekitar 40-70 menit. Begitu pula banyak
anggota yang datang terlambat sampai 90 menit, di an

tara mereka terlambat antara 30-90 menit. Dengan kon
disi seperti ini berarti mereka kurang patuh dan
siplin diri.

di

121

Mahasiswa Universitas Terbuka belum terbiasa bel

ajar mandiri, disiplin diri dalam belajar, mereka

bel

ajar tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun, hal
ini berarti telah melanggar peraturan

yang

dibuatnya

dan mengingkari diri. Karena itu ketekunan, keuletan be
lum membudaya, dan budaya malas yang lebih tampak; mere
ka belum mampu menampilkan kecerdasan dan potensi kemandiriannya dalam bidang pendidikan.
Kelompok belajar mempunyai tata tertib yang meru

pakan hasil kesepakatan

bersama

agar

belajar kelompok

berjalan dengan baik, namun dalam pelaksanaannya sebagi
an besar anggota melanggar tata tertib tersebut. Sebagai
contoh : sebagian besar anggota terlambat hadir, sebagi
an besar anggota belum mengadakan persiapan belajar

se

cara mandiri, sebagian besar anggota tidak mempersiapkan
masalah sebagai bahan belajar kelompok, sebagian
tidak melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua

lompok, dan anggota jarang memberikan informasi

besar
ke

alasan

ketidak-hadirannya.

Pada awalnya intensitas pertemuan belajar kelom

pok diadakan seminggu sekali secara rutin, kemudian men
jadi dua minggu sekali, sebulan sekali,
dua bulan sekali, akhirnya sering diadakan

kadang-kadang
.menjelang

ujian semester yaitu dua minggu sebelumnya. Dilaksanakan
secara kontinyu seminggu dua sampai tiga kali.
pula kehadiran anggota terjadi penurunan, kecuali

Begitu
pada

122

saat menjelang ujian semester sebagian besar

anggota

hadir. Mereka biasanya dalam setiap pertemuan mengguna

kan waktu antara 2,5-3 Jam dan menjelang ujian

sering

4-6 jam.

Anggota belajar kelompok pada umumnya beranggap

an belajar kelompok itu sebagai pusat belajar, dan me
lalui belajar kelompok banyak informasi dan transforma-

si yang didapat, khususnya yang berkaitan dengan pemba
hasan modul, informasi perkuliahan,

pergaulan

mahasiswa. Dengan demikian belajar kelompok bagi

sesama

maha

siswa perlu dikembangkan dengan mencari model alternatif model belajar kelompok yang lebih efisien, efektif
dan produktif.

Keakraban dan rasa kekeluargaan serta persauda-

raan di antara mahasiswa lebih tampak, mereka mampu me-

melihara, memupuk kebersamaan baik secara langsung mau

pun tidak langsung. Berbagai kegiatan diadakan seperti
rekreasi dan arisan serta anjang sono di antara anggota.
Ketua kelompok belajar mempunyai peranan

yang

amat penting, ketua melaksanakan tugasnya sebagai koordinator, organisator, motivator, moderator dan mengatasi berbagai masalah khususnya yang berhubungan

dengan

belajar kelompok. Karena itu faktor kepemimpinan kelom

pok menentukan pula keberhasilan

belajar

akan tetapi banyak kendala yang dihadapi di
heterogennya latar belakang anggota kelompok.

kelompok
antaranya

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

yang

peneliti lakukan terhadap mahasiswa Universitas Terbuka
, khususnya dalam kegiatan belajar kelompok yang

meru

pakan hasil analisis data dengan fokus masalah : Hingga
manakah mahasiswa melaksanakan kegiatan belajar melalui

kelompok, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan

dan

rekomendasi sebagai berikut :
A. Kesimpulan

1) Bagi mahasiswa Universitas Terbuka membentuk

ke

lompok belajar bertujuan sebagai tempat belajar,
mencari informasi yang berhubungan dengan perku

liahan dan untuk teman bergaul. Karena itu setiap

kelompok belajar memiliki program, tujuan dan sa
saran yang jelas; yang merupakan

hasil

rumusan

bersama-sama berdasarkan musyawarah secara keke-

luargaan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya banyak

program yang tidak dapat dilaksanakan

berhubung

banyak sekali kendala yang dialami.

2) Persiapan mahasiswa dalam mengikuti belajar kelom
pok khususnya dalam penguasaan modul rendah, ter
utama dilihat dari kesempatan belajar,

banyak kegiatan rutin yang dapat

terlalu

menyita waktu

tenaga dan pikiran di luar bidang akademis. Seper-

123

124

ti pekerjaan di kantor, keluarga, organisasi dan
kegiatan lainnya yang tak henti-hentinya. Kegia
tan tersebut dapat menyebabkan kemalasan

untuk

mempersiapkan diri dalam belajar kelompok.

3) Pendekatan yang digunakan dalam

belajar

secara

mandiri oleh mahasiswa Universitas Terbuka mela

lui modul sebagai bahan persiapan belajar kelom

pok, kebanyakan mahasiswa tidak menggunakan pen
dekatan belajar sistem modul; yaitu belajar terstruktur.

4) Fasilitas yang digunakan kelompok belajar,
antaranya seperti ruangan dan perlengkapan

di
ku

rang memadai, mahasiswa menggunakan ruangan yang

sempit dengan peralatan yang minim

dan

tidak

nyaman untuk tempat belajar kelompok. Begitu pu
la

pengambilan lokasi

belajar berjauhan dengan

tempat tinggal anggota.

5) Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar
kelompok adalah melalui pemecahan masalah, mate
ri modul yang dianggap sulit

diadakan pemecahan

masalah bersama-sama dan setiap mahasiswa diper-

bolehkan mengajukan masalah. Akan tetapi

dalam

pelaksanaannya sering tersendat-sendat,

tidak

ada yang mengajukan masalah dan sebagai jalan keluarnya dengan membaca bersama-sama beru kemudian

125

pengajuan masalah.

6) Melalui kegiatan belajar kelompok pembahasan mo

dul tidak sampai pada target yang sudah ditentu

kan, berhubung banyak waktu yang digunakan untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian dilihat dari

proses belajar kelompok hubungannya dengan

ba

hasan modul tampak kurang efisien, efektif

dan

produktif.

7) Jarang sekali mahasiswa dalam setiap pembahasan
modul mengambil suatu kesimpulan,

begitu

pula

jarang mahasiswa mencatat dalam buku catatan se
cara khusus

meskipun sebagian besar mereka mem-

punyainya. Mahasiswa dalam proses belajar kelom

pok hampir tidak pernah menggunakan

buku sumber

lain sebagai pengayaan, mereka lebih memfokuskan
pada modul.

8) Mahasiswa lebih tampak kerja sama dalam belajar

kelompok pada waktu membahas soal-soal ujian unit
yang wajib diserahkan kepada Kepala Unit Program
Belajar Jarak Jauh (UP-BJJ) dan ujian

dapat mempengaruhi nilai akhir bagi

tersebut

mahasiswa

yang bersangkutan. Dengan demikian mahasiswa akan
bersemangat untuk menghadiri dan membahas

modul

dalam belajar kelompok jika ada tugas yang sifatnya memaksa dan adanya sanksi yang tegas.

126

9) Mahasiswa beranggapan bahwa soal yang diujikan
hampir seluruhnya terdapat dalam modul, karena
itu cukup belajar dengan modul dan
yang keluar dalam ujian

soal-soal

sering terbahas dalam

belajar kelompok. Karena itu

jika

benar-benar dapat mengikuti kegiatan

mahasiswa
belajar

kelompok dengan baik, maka ia akan mampu

dan

mendapatkan nilai atau hasil belajar yang baik
pula.

10) Anggota kelompok belajar mempunyai Indeks Pres
tasi Kumulatif yang kurang baik yaitu rata-rata

1,95. Sedangkan persyaratan mahasiswa untuk me
ngikuti ujian komprehensif diharuskan mempunyai
IPK rata-rata 2,00. Oleh karena itu

kegiatan

belajar kelompok m

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara

4 78 102

Pengaruh Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

1 61 107

Pengembangan sistem prediksi kemajuan belajar mahasiswa berbasis jaringan saraf tiruan: kasus universitas terbuka

0 12 157

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN PADA MATA KULIAH STUDI KASUS.

0 2 42

PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI UNIVERSITAS TERBUKA BANDUNG : Studi Deskriptif Di Universitas Terbuka Kelompok Belajar Kota Bandung.

0 0 28

IMPLEMENTASI SISTEM DUAL MODE DI UNIVERSITAS TERBUKA : Studi Tentang Pendapat Mahasiswa Jurusan PGSD S-1 Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Jakarta Kelompok Belajar Kabupaten Karawang.

0 9 31

Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.

0 0 229

KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP RUANG BELAJAR TERBUKA DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

1 22 221

Hubungan antara Kemandirian dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Terbuka - Ubaya Repository

0 0 1

Isu-isu yang Menarik bagi Mahasiswa Jepang yang Belajar di Luar Negeri : Studi Kasus Mahasiswa Universitas Setsunan yang Belajar di Universitas Dr.Soetomo

1 8 162