Pengaruh Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

(1)

PENGARUH METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA REGULER PROGRAM STUDI

ILMU KEPERAWATAN TAHAP AKADEMIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh

Cici Fitri Lestari 101101002

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara”, untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan butir-butir pemikiran yang sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, MKes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, SKp, MNS sebagai Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Rika Endah Nurhidayah, SKp, MPd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, dorongan secara moral, masukan dan arahan yang sangat membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.


(4)

4. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, MNS dan ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan yang telah diberikan untuk perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen Pembimbing Akademik, seluruh dosen dan pegawai Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. Semoga Allah membalas ilmu yang telah kalian berikan dengan keberkahan.

6. Orang tua tercinta Ayahanda Maimuddin dan Ibunda Ermanidar terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang kalian berikan. Semoga anakmu ini bisa menjadi kebanggaan untuk kalian. Serta saudara tersayang abangnda Rudy Maisal, Horazon Saputra dan adinda Lenny Juliani Lestari.

7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 dan teman-teman kontrakan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semangat untuk meraih impian kita.

8. Seluruh responden untuk penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Keperawatan.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, Juli 2014


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... viii

Abstrak ... ix

Bab 1 Pendahuluan ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Pertanyaan Penelitian ... 4

3. Hipotesis ... 5

4. Tujuan Penelitian ... 5

5. Manfaat Penelitian ... 6

Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 7

1. Belajar ... 7

1.1. Pengertian Belajar ... 7

1.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8

1.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ... 11

1.4. Metode Belajar ... 12

2. Prestasi Belajar ... 17

2.1. Pengertian Prestasi Belajar ... 17

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 18

2.3. Indeks Prestasi Kumulatif ... 22

3. Evaluasi Keberhasilan Belajar Mahasiswa ... 24

3.1. Metode Ceramah ... 24

3.2. Metode Tutorial ... 24

3.3. Metode Praktikum ... 26

3.4. Metode Skills Lab ... 26

4. Keterkaitan antara Metode Belajar terhadap Indeks Prestasi... 27

Bab 3 Kerangka Konseptual ... 29

1. Kerangka Konsep ... 29

2. Definisi Operasional ... 30

Bab 4 Metodologi Penelitian ... 31

1. Desain Penelitian ... 31

2. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling ... 31

2.1. Populasi ... 31

2.2. Sampel ... 31

2.3. Teknik Sampling ... 32

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

4. Pertimbangan Etik ... 33

5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas – Reliabilitas 34


(6)

6. Pengumpulan Data ... 37

7. Analisa Data ... 38

Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 41

1. Hasil ... 41

2. Pembahasan ... 46

Bab 6 Kesimpulan dan Saran ... 51

1. Kesimpulan ... 53

2. Saran ... 54

Daftar Pustaka ... 56 Lampiran-lampiran

1. Lembar Penjelasan Penelitian

2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian 3. Instrumen Penelitian

4. Tabel Uji Reliabilitas 5. Hasil Analisa Data 6. Master Tabel

7. Jadwal Tentatif Penelitian 8. Taksasi Dana

9. Surat

10.Lembar Bukti Bimbingan 11.Riwayat Hidup


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nilai Prestasi, Bobot Prestasi dan Kualitas Prestasi ... 23

Tabel 2.2. Sistem Skor Lambang Komponen Penilaian ... 27

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Setiap Stambuk ... 33

Tabel 4.2 Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesa Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 39

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden ... 41

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Metode Belajar Responden 43 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi Belajar Responden 43 Tabel 5.4 Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara ... 44


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka Konseptual Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program


(9)

Judul : Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Nama : Cici Fitri Lestari NIM : 101101002

Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2014

Abstrak

Metode belajar merupakan cara belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Semakin baik metode yang digunakan maka semakin baik pula hasil dari tujuan yang diharapkan. Metode belajar yang digunakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ada 4 metode yaitu: metode ceramah, metode tutorial, metode praktikum, dan metode skills lab. Dari keempat metode tersebut dapat dilihat keefektifan metode belajar mahasiswa dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara (USU) dilakukan penelitian dengan menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 196 mahasiswa. Kuesioner penelitian meliputi data demografi, metode belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif yaitu sebanyak 173 mahasiswa (88,3%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan sebanyak 136 mahasiswa (69,4%). Uji Pearson diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.008 (p<0,05) yang memberikan makna bahwa korelasi pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa sangat lemah. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan agar menginformasikan tentang pentingnya metode belajar sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.


(10)

Title : Influence of Learning Methods to Achievements Learning of Regular Students of Nursing Science Program on

Academic Stage of Sumatera Utara University Name of Student : Cici Fitri Lestari

Student Number : 101101002

Program : Nursing Science

Year : 2014

Abstract

Learning method is a great way for college students to achieve the goals of learning. The better the methods used the better the results got. There are four learning methods used in the nursing faculty of University of Sumatra Utara namely method of lectures, tutorials, teaching and skills lab. Of the fourth such methods it can be seen the effectiveness of student learning in absorbing and processing the information received thereby they are able to improve learning results. To see the effect of learning method of learning achievements of students of Nursing Science Program on Academic Stage University of Sumatera Utara (USU) conducted the research by using descriptive correlative design. The population in this research is all regular students of Nursing Science Program on Academic Stage of University of Sumatera Utara (USU), who has had a cumulative achievement index (IPK).This research sample taken using proportionate stratified random sampling so acquired sample about 198 students. Questionnaire research includes demographic data, student learning method and student learning achievement based on Cumulative Achievement Index (IPK). Results of this study indicate that the majority of students have an effective method of learning that as much as 173 students (88, 3%) and most have a very satisfactory learning achievements as much as 136 students (69.4%). Pearson test results obtained the significance of 0.008 (p< 0.05) giving meaning that the correlations between the influence of student learning method and students learning achievement is very weak. This research can be inputs for educational institutions to inform about the importance of learning method as one factor that can improve student learning achievement.


(11)

Judul : Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Nama : Cici Fitri Lestari NIM : 101101002

Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2014

Abstrak

Metode belajar merupakan cara belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Semakin baik metode yang digunakan maka semakin baik pula hasil dari tujuan yang diharapkan. Metode belajar yang digunakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ada 4 metode yaitu: metode ceramah, metode tutorial, metode praktikum, dan metode skills lab. Dari keempat metode tersebut dapat dilihat keefektifan metode belajar mahasiswa dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara (USU) dilakukan penelitian dengan menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 196 mahasiswa. Kuesioner penelitian meliputi data demografi, metode belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif yaitu sebanyak 173 mahasiswa (88,3%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan sebanyak 136 mahasiswa (69,4%). Uji Pearson diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.008 (p<0,05) yang memberikan makna bahwa korelasi pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa sangat lemah. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan agar menginformasikan tentang pentingnya metode belajar sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.


(12)

Title : Influence of Learning Methods to Achievements Learning of Regular Students of Nursing Science Program on

Academic Stage of Sumatera Utara University Name of Student : Cici Fitri Lestari

Student Number : 101101002

Program : Nursing Science

Year : 2014

Abstract

Learning method is a great way for college students to achieve the goals of learning. The better the methods used the better the results got. There are four learning methods used in the nursing faculty of University of Sumatra Utara namely method of lectures, tutorials, teaching and skills lab. Of the fourth such methods it can be seen the effectiveness of student learning in absorbing and processing the information received thereby they are able to improve learning results. To see the effect of learning method of learning achievements of students of Nursing Science Program on Academic Stage University of Sumatera Utara (USU) conducted the research by using descriptive correlative design. The population in this research is all regular students of Nursing Science Program on Academic Stage of University of Sumatera Utara (USU), who has had a cumulative achievement index (IPK).This research sample taken using proportionate stratified random sampling so acquired sample about 198 students. Questionnaire research includes demographic data, student learning method and student learning achievement based on Cumulative Achievement Index (IPK). Results of this study indicate that the majority of students have an effective method of learning that as much as 173 students (88, 3%) and most have a very satisfactory learning achievements as much as 136 students (69.4%). Pearson test results obtained the significance of 0.008 (p< 0.05) giving meaning that the correlations between the influence of student learning method and students learning achievement is very weak. This research can be inputs for educational institutions to inform about the importance of learning method as one factor that can improve student learning achievement.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa tidak sama atau bersifat individual. Hal ini dapat dilihat dari indeks prestasi mahasiswa yang berbeda dan memiliki tingkatan. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar juga dapat diartikan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam hal sasaran khusus yang berkaitan dengan pola perilaku yang diperlukan individu untuk mewujudkan secara lengkap tugas atau pekerjaan tertentu (Bramley, 1996 dalam Simamora, 2009).

Nurhidayah menyatakan bahwa (2009) metode belajar merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Metode belajar biasanya disesuaikan dengan materi, audien, tujuan pembelajaran dan faktor lainnya. Metode belajar yang baik sangat


(14)

tergantung kepada beberapa variabel yang membangun proses belajar mengajar itu sendiri. Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar (Olivia, 2011).

Arifin dan Fauzi (2004) menyatakan bahwa indeks prestasi adalah sebuah ukuran yang menunjukkan prestasi seorang mahasiswa. Indeks Prestasi kumulatif (IPK) dihitung dengan mengalikan bobot SKS mata kuliah dengan bobot nilai, kemudian semua mata kuliah dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah SKS yang diambil. Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terdapat 123 mahasiswa program reguler Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa hanya 83 orang responden memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan. Penelitian selanjutnya yang terkait dengan indeks prestasi mahasiswa Fakultas Keperawatan USU yang dilakukan oleh Sundari (2009) terdapat 55 mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) berjumlah 29 orang jumlah ini lebih banyak dibanding mahasiswa dengan prestasi belajar memuaskan (IPK 2,00-2,75) yaitu 26 orang.

Prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar mahasiswa disesuaikan dengan metode pembelajaran mahasiswa yang menggunakan sistem Kurikulum


(15)

Berbasis Kompetensi (KBK). Berdasarkan buku panduan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi, terdapat beragam metode pembelajaran untuk SCL (Student Centered Learning), diantaranya adalah: (1) Small Group Discussion; (2) Role-Play & Simulation; (3) Case Study; (4) Discovery Learning (DL); (5) Self-Directed Learning (SDL); (6) Cooperative Learning (CL); (7) Collaborative Learning (CbL); (8) Contextual Instruction (CI); (9) Project Based Learning (PjBL); dan (10) Problem Based Learning and Inquiry (PBL). Selain kesepuluh model tersebut, masih banyak metode pembelajaran lain yang belum dapat disebutkan satu persatu, bahkan setiap pendidik/dosen dapat pula mengembangkan model pembelajarannya sendiri.

Fakultas Keperawatan USU mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dalam 4 metode pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode tutorial (problem based learning), praktikum, dan skills lab. Dari metode pembelajaran tersebut prestasi belajar mahasiswa dapat diukur. Metode ceramah dapat diukur melalui Multi Disciplinary Examination (MDE), metode problem based learning (tutorial) diukur dengan tes Problem Analysis Questions (PAQ), metode praktikum diukur melalui pre test dan post test, sedangkan metode skills lab diukur menggunakan Oustanding Skills Clinical Examination (OSCE).

Dari pengukuran prestasi belajar maka hasil belajar dapat dilihat melalui indeks prestasi yang diperoleh mahasiswa. Indeks prestasi mahasiswa merupakan indikator penilaian keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Banyak mahasiswa yang gagal karena tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajaran karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif (Slameto, 2003).


(16)

Dengan demikian pengaruh metode belajar merupakan tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapaian tujuan tersebut merupakan peningkatan pengetahuan dalam keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Keberhasilan mahasiswa dalam belajar tidak terlepas dari peran aktif dosen yang mampu memberi motivasi dan dapat menciptakan iklim belajar yang harmonis, kondusif, dan mampu memberikan semangat kepada mahasiswa. Selain itu, keberhasilan juga ditentukan oleh seberapa besar tujuan belajar dapat dicapai, yang diukur dari hasil belajar dan dinyatakan sebagai pengaruh belajar (Simamora, 2009).

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik dan menganggap penting untuk dilakukan penelitian tentang pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

2. Pertanyaan Penelitian

2.1. Bagaimana metode belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara?

2.2. Bagaimana prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara?

2.3. Bagaimana pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara?


(17)

3. Hipotesis

Terdapat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

4. Tujuan Penelitian 5.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

5.2. Tujuan Khusus

5.2.1. Mengetahui metode belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. 5.2.2. Mengetahui prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi

Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. 5.2.3. Mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar

mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.


(18)

5. Manfaat Penelitian

6.1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber dan bahan masukan bagi pengembangan pendidikan Keperawatan khususnya Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam memilih metode, strategi, dan media pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.

6.2. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi dalam menerapkan pentingnya metode belajar dalam mendukung prestasi mahasiswa melalui unit kegiatan mahasiswa.

6.3. Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru bagi penelitian lanjutan dimasa yang akan datang tentang pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi khususnya Ilmu Keperawatan.

6.4.Responden

Hasil Penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada mahasiswa sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan belajar mahasiswa.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Belajar

1.1.Pengertian Belajar

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek (Cronbach, Harold Spers, Geoch dalam Sardiman, 2007).

Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha merubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2007).

Rogers. A (2003) dalam Nursalam (2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau kecakapan menusia berkat adanya


(20)

interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan perilaku dalam aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Teori belajar umumnya dibagi menjadi empat golongan, yaitu teori belajar keperilakuan (behaviorisme), teori belajar kognitivisme, teori belajar humanisme, dan teori belajar sibernetika. Teori keperilakuan (behaviorisme) menekankan pada hasil dari proses belajar. Teori kognitif menekankan pada proses belajar. Teori perikemanusiaan/humanisme (humanisme) menekankan pada isi atau apa yang dipelajari. Sedangkan teori sibernetika menekankan pada sistem informasi yang dipelajari (Nursalam, 2008).

1.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran mahasiswa sebagai orang dewasa, yaitu faktor kebebasan, tanggung jawab, pengambilan keputusan, pengarahan diri sendiri, psikologis, fisik, daya ingat, dan motivasi.

1.2.1. Faktor Kebebasan

Salah satu ciri kedewasaan adalah adanya kebebasan atau ketidakterikatan dengan orang lain. Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung berkeinginan untuk menentukan apa yang ingin dipelajari serta memandingkan dan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman-pengalaman belajar yang


(21)

telah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian proses belajar orang dewasa lebih bersifat demokratis. Selain itu, mahasiswa sebagai orang dewasa dapat menilai kebenaran informasi yang mereka terima dari dosen. Dengan demikian pendekatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya adalah praktis dan mengarah pada pemecahan masalah.

1.2.2. Faktor Tanggung Jawab

Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dari sifat dewasa. Orang dewasa bertanggung jawab terhadap tindakannya dan dapat berdiri sendiri. Dalam hal kedewasaan, mahasiswa dan dosen sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda atau hampir sama. Perbedaannya adalah bahwa dosen cenderung memilih pengetahuan atau keterampilan tertentu yang belum dimiliki mahasiswa. Dosen biasanya selangkah lebih dahulu untuk membaca materi yang sama karena memang harus menyampaikan kembali kepada mahasiswa. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini dimana informasi dapat dicari kapan dan dimana saja, tidak menutup kemungkinan bahwa pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menyamai atau melebihi dosen.

1.2.3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri

Orang dewasa mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki, tanpa ditentukan atau dipengaruhi oleh orang lain. Mereka dapat menentukan mana yang baik dan mana tidak baik untuk dirinya. Berasumsi pada proses belajar, mahasiswa tidak dapat dipaksa untuk menerima kebenaran-kebanaran dari luar. Mereka baru akan berubah apabila memang mereka memahami suatu konsep.


(22)

1.2.4. Faktor Pengarahan Diri Sendiri

Ciri lain dari kedewasaan adalah orang dewasa mampu mengarahkan diri sendiri, dan mereka mempunyai pandangan sendiri (way of life). Ini berarti dalam proses belajar, mahasiswa mampu untuk berinisiatif dan berkreasi sendiri sesuai dengan pandangan yang dimilikinya. Namun walaupun mereka mampu mengarahkan diri sendiri, bukan berarti mereka tidak memerlukan orang lain. Interaksi antara mahasiswa dalam pembelajaran adalah cukup tinggi, bahkan mungkin lebih tinggi dari interaksi dalam pembelajaran anak-anak.

1.2.5. Faktor Psikologis

Proses pembelajar pada orang dewasa juga sebaliknya, memperhatikan faktor psikologis. Perlu dibangun kesan bahwa mahasiswa diterima sebagai orang dewasa yang mempunyai kebebasan berekspresi dan berkreasi. Hal yang tidak kalah penting adalah dosen dan mahasiswa dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan, bukan saling menggurui. Hal ini memang tidak mudah, apalagi pada dosen-dosen senior yang ditinjau dari segi usia jauh lebih tua. Mereka merasa memiliki banyak kelebihan dalam banyak hal terutama pengalaman.

1.2.6. Faktor Sarana Fisik

Secara fisik mahasiswa membutuhkan tempat latihan atau tempat belajar yang tidak mengikat. Untuk itu tempat dan semua perlengkapan perlu diatur agar dapat: 1) memberikan kenyamanan, 2) menyenangkan, 3) bersifat santai dan tidak formal (tata kelas dengan bentuk huruf U lebih sesuai dibandingkan dengan tata kelas yang klasikal), 4) pengaturan udara di ruangan yang baik, 5) penempatan alat dan media pengajaran yang tepat.


(23)

1.2.7. Faktor Motivasi

Houle (1961) mengklasifikasikan motivasi pada orang dewasa dapat menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Mahasiswa yang berorientasi pada tujuan (goal oriented), yaitu mahasiswa yang mementingkan penerapan dan pemanfaatan pelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya promosi atau naik pangkat.

b. Mahasiswa yang berorientasi pada kegiatan (social oriented), yaitu mahasiswa yang mementingkan interaksi antar sesama peserta dan proses belajar sebagai tujuan belajar.

c. Mahasiswa yang berorientasi untuk mempelajari ilmu itu sendiri (learning oriented) yaitu mahasiswa yang memang senang belajar.

1.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Menurut Slamet dalam Hasanah (2007), belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, karena keberhasilannya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar antara lain faktor fisiologis, psikologis, lingkungan belajar dan sistem instruksional.

Menurut Sunaryo (2004) ada beberapa prinsip belajar efektif yaitu: a. Belajar harus mempunyai tujuan yang jelas dan terarah.

b. Tujuan belajar merupakan kebutuhan bukan paksaan orang lain.

c. Belajar harus disertai niat, hasrat, dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.


(24)

d. Dalam mencapai tujuan belajar, pasti akan menghadapi bermacam-macam hambatan atau kendala sehingga perlu ketekunan berusaha.

e. Bukti bahwa seorang sudah belajar ditandai adanya perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

f. Belajar akan memperoleh civil affect, disamping dari tujuan pokok.

g. Belajar adalah proses aktif sehingga perlu interaksi antara individu dan lingkungan.

h. Belajar akan lebih berhasil apabila berbuat atau melakukan sesuatu (learning by doing).

i. Belajar harus mencakup aspek knowledge, affective, dan psychomotor. j. Belajar perlu ada bimbingan dan bantuan orang lain.

k. Belajar perlu “insight” atau “tilikan” atau pemahaman tentang hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian.

l. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar sesuatu yang dipelajari dapat dikuasai.

m. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila dapat menerapkan dalam bidang praktik sehari-hari.

1.4. Metode Belajar

Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan. Metode belajar biasanya disesuaikan dengan materi, audien, tujuan pembelajaran dan faktor lainnya.


(25)

Sedangkan Sudjana (2005) menyatakan bahwa metode belajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran.

Metode belajar merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah sehingga pencapaian tujuan pengajaran tercapai dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode belajar adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Metode belajar yang digunakan di Fakultas Keperawatan yaitu:

1.4.1. Metode Ceramah

Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa ceramah diartikan sebagai proses pencapaian informasi dengan jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok materi secara lisan dan pada saat yang sama materi itu diterima oleh sekelompok subjek. Sukses tidaknya metode ceramah sangat ditentukan oleh kemampuan dosen menguasai suasana kelas, cara berbicara dan sistematika pembicaraan, jumlah materi yang disajikan, kemampuan memberi ilustrasi, jumlah subjek yang mendengarkan, dan lain-lain. Ceramah biasanya disertai dengan tanya jawab. Keunggulan metode ceramah adalah:

a. Dapat digunakan pada orang dewasa. b. Penggunaan waktu yang efisien.

c. Dapat dipakai pada kelompok yang besar.

d. Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran.


(26)

Kekurangan metode ceramah adalah:

a. Menghambat respon dari yang belajar sehingga pembicara sulit menilai reaksinya.

b. Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus menguasai pokok pembicaraannya.

c. Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak. d. Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai. 1.4.2. Metode Tutorial (Problem Based Learning)

Nursalam (2009) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk belajar, yaitu sebelum pembelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Sikap dan keterampilan umum yang perlu dikembangkan dalam PBL diantaranya:

a. Kerja sama tim b. Ketua kelompok c. Mendengarkan

d. Menghargai pendapat teman e. Berfikir kritis

f. Belajar mandiri dan penggunaan berbagai sumber g. Kemampuan presentasi


(27)

Untuk dapat memperoleh hasil yang diharapkan, maka terdapat langkah-langkah yang dilakukan dalam metode PBL.

a. Identifikasi masalah

b. Eksplorasi pengetahuan yang telah dimiliki c. Menetapkan hipotesis

d. Identifikasi isu-isu yang dipelajari e. Belajar mandiri

f. Re-evaluasi dan penerapan pengetahuan baru terhadap masalah g. Pengkajian dan refleksi

1.4.3. Metode Praktikum

Nursalam (2009) menyatakan bahwa Pengalaman Belajar Praktikum (PBP) merupakan proses pembelajaran di laboratorium dalam rangka memperkuat teori-teori/pengetahuan yang didapatkan dengan cara pengalaman belajar lain. Strategi rancangan pembelajaran praktikum merupakan pengintegrasian antara teori/pengetahuan dan keterampilan dasar profesional dengan menggunakan pendekatan model dan metode pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran dikelola secara terintegrasi.

Strategi pembelajaran praktikum ditentukan berdasarkan tujuan pembelajaran praktikum, yaitu:

a. Memahami, menguji, dan menggunakan berbagai konsep utama dari program teoritis untuk diterapkan pada praktik klinik.

b. Mengembangkan keterampilan teknikal, intelektual dan interpersonal sebagai persiapan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien.


(28)

Pembelajaran praktikum memungkinkan peserta didik belajar sambil melakukan sendiri.

c. Menemukan berbagai prinsip dan mengembangkan wawasan melalui latihan praktik yang bertujuan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar kedalam praktik keperawatan. Sasaran program pembelajaran praktikum adalah agar peserta didik mengintegrasikan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori dari ilmu pengetahuan dalam praktik klinik.

d. Mempergunakan keterampilan pemecahan masalah. Proses keperawatan merupakan suatu pendekatan pembelajaran keterampilan pemecahan masalah dengan cara berfikir tentang observasi yang saling berkaitan dengan proses berfikir dari: pengkajian, pengambilan keputusan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

Pre assesment merupakan uji awal terhadap kemampuan peserta didik yang terdiri atas dua jenis tes berikut ini:

a. Pre-requeisite test: tes ini untuk menentukan apakah peserta didik mempunyai latar belakang dan persiapan yang sesuai terhadap topik yang akan diajarkan.

b. Pre-test: tes ini untuk menentukan tujuan mana yang telah dicapai peserta didik untuk membuat perencanaan topik yang akan diberikan.

Teaching/Learning activities and resource: merupakan kegiatan pembelajaran dengan menentukan metode yang efektif dan efisien serta memilih sumber yang diperlukan untuk memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. Support service: mengoordinasi fasilitas


(29)

pendukung yang diperlukan dalam mendesain instruksional meliputi anggaran, peralatan tenaga, waktu, dan jadwal. Evaluation: evaluasi dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang dikaitkan dengan tujuan belajar.

1.4.4.Metode Skills Lab

Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa pengajaran laboratorium dan klinik merupakan usaha untuk menggali cara-cara dimana peserta didik memahami dan menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik. Dalam pengajaran ini, peserta didik harus mempunyai kemampuan klinik dan mempersiapkan peserta didik mendapatkan latihan sebelum mereka melakukan praktik dalam kondisi yang nyata dengan pasien sebenarnya. Dengan demikian Skills Lab adalah salah satu strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi keterampilan klinis yang wajib dikuasai oleh mahasiswa.

2. Prestasi Belajar

2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi lain prestasi belajar adalah sebagai indikator daya serap dan kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat digunakan untuk menyusun dan menetapkan suatu keputusan atau langkah-langkah kebijaksanaan baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi yang mengelola program pendidikan. Prestasi belajar adalah sebuah istilah yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar” yang mempunyai arti yang berbeda. Kamus Besar Bahasa Indonesia selanjutnya disebut KBBI, menyatakan


(30)

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, diselesaikan dan sebagainya).

Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek, yaitu aspek kognitif (berkaitan dengan kegiatan berpikir), afektif (berkaitan erat dengan emotional question (EQ) dan psikomotorik (berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental). Prestasi belajar menurut (Muhibbin Syah, 1995) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar, dalam (Atmoko, 2013).

2.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Simanjuntak (2013) menyatakan bahwa kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar seseorang tidaklah sama, tetapi sangat pariatif/berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua; Faktor dari dalam diri seseoarang (intrinsic), dan Faktor dari luar seseorang (extrinsic).

2.2.1. Faktor dari Dalam (Intrinsic) a. Inteligensi

Winkel (1986) memberi batasan tentang pengertian inteligensi dengan mengatakan, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan suatu tujuan untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan. Dari pengertian ini dapat dikatakan


(31)

bahwa faktor inteligensi menjadi penting dalam proses belajar seseorang guna mencapai prestasi belajarnya.

b. Motivasi

Winkel (1986) menyatakan motivasi adalah motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Hal ini sejalan dengan Sardiman (2003) yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Jadi jelaslah bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai prestasi belajar, sehingga perlu upaya untuk menghidupkan motivasi dari seseorang.

c. Sikap

Sarwono (1988) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal secara baik positif maupun negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk dikembangkan/ditanamkan kepada seseorang sehingga dapat bersikap positif terhadap rangsangan yang diterima yang pada gilirannya akan mengoptimalkan prestasi belajar yang optimal.

d. Minat

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Pendapat ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang mengatakan bahwa:


(32)

‘minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan’ (Cony Semiawan, 1990). Juga menurut Winkel (1986) bahwa minat adalah kecenderungan yang menetapkan untuk rasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang-bidang itu. Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu yang dapat diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat belajarnya.

e. Bakat

Bakat menurut Tabrina Rusyan (1989), adalah kapasitas seseorang atau potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu. Jadi bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila kapasitas mendapat latihan yang memadai maka potensi akan berkembang menjadi kecakapan yang nyata.

f. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran dengan segala kekuatan perhatian yang ada pada suatu situasi. Pemusatan pikiran ini dapat dikembangkan melalui latihan.


(33)

2.2.2. Faktor dari Luar (Extrinsic) a. Faktor Keluarga

Faktor keluarga turut mempengaruhi perkembangan prestasi belajar siswa. Pendidikan yang pertama dan utama yang diperoleh ada dalam keluarga. Jadi keluarga merupakan salah satu sumber bagi anak untuk belajar. Kalau pelajaran yang diperoleh anak dari rumah tidak baik, kemungkinan diluar lingkungan keluarga anak menjadi nakal dan begitu juga sebaliknya.

Pendidikan informal dan formal memerlukan kerjasama antara orang tua dengan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya. Orang tua juga harus menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah. Pendidikan berlangsung seumur hidup berlangsung dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

b. Faktor Sekolah

Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang diterima seseorang dengan bantuan guru. Metode pembelajaran yang diberikan sekolah sangat menentukan bagaimana anak dapat belajar mandiri dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang menguasai kelas memiliki kemampuan dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yaitu kemampuan membelajarkan dan kemampuan memilih alat bantu pembelajaran yang sesuai serta kemampuan menciptakan situasi dan kondisi belajar.


(34)

Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan dapat menarik minat siswa, perhatian siswa akan tertuju pada bahan pelajaran, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai prestasi belajar.

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, yang mempengaruhi anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Anak haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, karena dari pengalaman yang dialami siswa dimasyarat banyak diperoleh ilmu yang berguna bagi anak didik.

Hal ini didukung pendapat Glesser (1987) yang mengatakan, manusia normal adalah seorang manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada taraf tertentu merasa bahagia dan menunjukkan prestasi dibidang yang dianggapnya perlu, ia harus pula dapat bertingkah laku dengan mempertimbangkan norma dan batasan yang ada dilingkungan setempat ia tinggal dan hidup.

2.3. Indeks Prestasi Kumulatif

Dalam sistem belajar tuntas, seorang siswa baru dapat dinyatakan lulus dalam evaluasi suatu mata pelajaran apabila ia telah menguasai seluruh materi secara merata dan mendalam dengan nilai minimal 80 (Pressley & McCormick, 1995 dalam Syah, 2006).

Arifin dan Fauzi (2004) menyatakan bahwa indeks prestasi adalah sebuah ukuran yang menunjukkan prestasi seorang mahasiswa. Indeks Prestasi Kumulatif


(35)

(IPK) dihitung dengan mengalikan bobot SKS mata kuliah dengan bobot nilai, kemudian semua mata kuliah dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah SKS yang diambil.

Penggolongan prestasi belajar mahasiswa yang digunakan terdapat dalam buku panduan akademik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Bardasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara (2013) Bab V tentang sistem penilaian dan perbaikan nilai pada bagian pertama sistem penilaian pasal 19, yaitu:

Tabel 2.1. Nilai Prestasi, Bobot Prestasi dan Kualitas Prestasi Nilai Prestasi Bobot Prestasi Golongan Prestasi

A 4,00 Sangat Baik

B+ B

3,50 3,00

Baik Baik C+

C

2,50 2,00

Cukup Cukup

D 1,00 Kurang

E 0,00 Gagal

Berdasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara (2013) Bab XIII tentang predikat kelulusan pasal 55, yaitu:

a. Memuaskan : IPK 2,00 sampai dengan 2,75 b. Sangat memuaskan : IPK 2,76 sampai dengan 3,50

c. Sangat memuaskan : IPK 3,51-4,00 dengan masa studi > terjadwal ditambah 1 (satu) tahun

d. Dengan pujian/Cumlaude : IPK 3,51-4,00 dengan masa studi ≤ terjadwal dan tidak ada nilai D


(36)

3. Evaluasi Keberhasilan Belajar Mahasiswa

Evaluasi keberhasilan belajar mahasiswa sistem KBK dengan metode ceramah, metode tutorial, dan metode praktikum dilaksanakan pada akhir kegiatan blok, sedangkan skills lab evaluasi keberhasilan belajar dinilai pada akhir semester.

3.1. Metode Ceramah

Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi metode ceramah merupakan proses keberhasilan mahasiswa dalam proses perkuliahan selama dalam satu blok dengan ketentuan:

Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri perkuliahan minimal 80% dari total perkuliahan.

Bentuk evaluasi : Multy Disciplinary Examination (MDE). Model soal : Multiple Choice Questions (MCQ). Remedial : Remedial diadakan pada akhir semester. 3.2. Metode Tutorial

Nursalam (2008) menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah metode PBL berhasil atau tidak, maka dilakukan proses evaluasi/penilaian. Dalam pembelajaran yang berorientasi dalam proses, terdapat dua komponen pokok yang perlu diperhatikan dalam proses evaluasi.

1. Pengetahuan yang diperoleh mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengetahuan apakah telah melalui proses belajar.


(37)

2. Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa

Mahasiswa diharapkan menggunakan pendekatan belajar deep learning, yaitu melakukan proses belajar yang aktif, mandiri, dan bertanggung jawab.

Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi tutorial adalah bentuk evaluasi terhadap pencapaian tutorial berupa evaluasi akhir (PAQ) dan proses tutorial. Evaluasi tutorial meliputi:

a. Evaluasi Hasil Tutorial

Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri proses tutorial 100%. Bentuk evaluasi : Problem Analysis Questions (PAQ).

Model soal : Kasus.

Remedial : Remedial diadakan pada akhir

semester. b. Evaluasi Proses Tutorial

Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri proses tutorial 100%. Bentuk evaluasi : Real Time Observastion.

Model evaluasi : Daftar checklist yang diisi oleh

fasilitator setiap pelaksanaan tutorial (T1, T2, dan T3).

Proses nilai : Tutorial 1 = 40%

Tutorial 2 = 40% Tutorial 3 = 20%


(38)

3.3. Metode Praktikum

Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi praktikum dinilai melalui pencapaian mahasiswa terhadap materi yang disusun berdasarkan kegiatan praktikum.

Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri kegiatan praktikum 100% dari total praktikum.

Bentuk evaluasi : Quiz, responsi atau laporan.

Waktu pelaksanaan : Evaluasi dilaksanakan segera selama atau setelah praktikum berlangsung.

Remedial : Tidak ada remedial.

3.4. Metode Skills Lab

Adalah salah satu strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi keterampilan klinis yang wajib dikuasai oleh seorang perawat.

Model evaluasi : Outstanding Skills Clinical Examination (OSCE).

Standar kelulusan : Mahasiswa dinyatakan lulus OSCE jika nilai akhir OSCE minimal 80 (A).

Remedial : Mahasiswa diwajibkan mengikuti

remedial.

Mahasiswa dinyatakan lulus blok jika nilai rata-rata minimal 60 (C). Mahasiswa lulus minimal skor 60 untuk setiap komponen penilaian (MDE, PAQ, proses tutorial, dan praktikum). Sedangkan pada skills lab mahasiswa dinyatakan lulus jika nilai akhir OSCE minimal 80 (A).


(39)

Sistem skor lambang untuk komponen penilaian (MDE, PAQ, proses tutorial, dan praktikum);

Tabel 2.2. Sistem Skor Lambang Komponen Penilaian

Skor Lambang

80 - 100 A

75 - 79 B+

70 - 74 B

65 - 69 C+

60 - 64 C

40 - 59 D

< 40 E

Remedial dilakukan pada metode ceramah (MDE), tutorial (PAQ), dan skills lab yang dilaksanakan pada akhir blok. Dimana materi yang diajukan sama seperti ujian yang telah dilaksanakan yaitu pada ujian MDE, PAQ, dan OSCE. Jika remedial pertama dinyatakan tidak lulus, maka akan dilaksanakan grand remedial, tapi ini hanya berlaku untuk ujian MDE saja (Tim Penyusun, 2013).

4. Keterkaitaantara Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar

Slameto (2003) menyatakan bahwa banyak mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajaran. Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala seluk beluknya. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Ini tidak berarti bahwa mengenal petunjuk-petunjuk itu


(40)

dengan sendirinya akan menjamin sukses siswa. Sukses hanya tercapai berkat usaha keras. Tanpa usaha tidak akan mencapai sesuatu. Belajar yang efektif dapat meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Selain itu metode belajar merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode belajar yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan yang diperoleh.


(41)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini metode belajar mahasiswa dilihat dari beberapa metode dalam kurikulum KBK yaitu metode ceramah, tutorial, praktikum, dan skills lab, yang dijadikan indikator dalam pengukuran dan dilihat bagaimana pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa yang dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Skema 3.1

Kerangka Konseptual Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik USU

Metode Belajar Mahasiswa: 1. Ceramah

2. Tutorial 3. Praktikum 4. Skills lab


(42)

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Variabel

Independen: Metode Belajar Mahasiswa Metode belajar mahasiswa adalah cara belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran dalam berbagai bentuk metode belajar yang mencakup: a. Ceramah b. Tutorial (PBL) c. Praktikum d. Skills Lab

Kuesioner

dengan 4 pilihan

jawaban yaitu:

1 = Tidak pernah

2 = Kadang-kadang 3 = Sering 4 = Selalu

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing jawaban yaitu: Skor: 47-188 Interval

2. Variabel Dependen:

Prestasi Belajar Prestasi belajar mahasiswa merupakan indikator untuk melihat hasil belajar yang diperoleh dari IPK yang dihitung dengan mengalikan bobot SKS mata kuliah dengan bobot nilai, kemudian semua mata kuliah dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah SKS yang diambil. Indeks Prestasi Kumulatif dilihat dari KHS mahasiswa dan pengumpulan data melalui kuesioner. Dinilai berdasarkan kriteria penilaian yaitu: IPK: <2,00-4,00 Rasio


(43)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

2. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling 2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yang meliputi semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif dengan jumlah 391 mahasiswa.

2.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan populasi yang diteliti dan dianggap mewakili populasi (Arikunto, 2006). Menurut Nursalam (2009) jika besar populasi kurang dari 1000, maka penentuan jumlah sampel menggunakan rumus sebagai berikut:


(44)

n = � 1 +� (�)2

dimana:

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

d= tingkat signifikasi (0.05)

Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini ialah 196 mahasiswa.

2.3.Teknik Sampling

Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang digunakan apabila anggota populasi penelitian bersifat heterogen yang terdiri atas kelompok-kelompok yang bersifat homogen atau berstrata secara proportional (Hidayat, 2009).

Menurut Ridwan (2005), cara penentuan jumlah sampel setiap kelompok populasi ialah dengan menggunakan rumus:

n

1

=

N1 N

.

Dimana:

�1= jumlah sampel menurut stratum (strata) �= jumlah sampel seluruhnya


(45)

�1= jumlah populasi menurut stratum �= jumlah populasi selurunya

Jumlah sampel tiap stambuk akan digambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Jumlah sampel setiap stambuk

Setelah didapat jumlah sampel tiap kelompok (kelas), sampel akan dipilih dengan cara acak beraturan (ordinal sampling), yaitu sampel diambil dengan nomor absensi bernomor genap sampai jumlah sampel terpenuhi.

3. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 19 September 2013 – 20 Juni 2014. Lokasi ini dipilih karena jumlah sampel memadai serta efisiensi waktu.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pada pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian kepada responden. Apabila responden setuju maka responden

Stambuk Populasi Sampel

2010 126 63

2011 131 66

2012 134 67


(46)

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah disediakan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.

Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas - Reliabilitas 5.1.Instrumen Penelitian

Kuesioner atau angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2009). Dalam kuesioner ini terdiri dari tiga bagian dan dibuat dalam bentuk kuesioner, yaitu:

5.1.1.Kuesioner data demografi

Kuesioner ini terdiri atas inisial responden, jenis kelamin, usia, jalur masuk perguruan tinggi dan beberapa pertanyaan yang menunjukkan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Dalam kuesioner data demografi ini ada beberapa pertanyaan yang diharapkan responden untuk mengisinya yaitu: inisial responden, jenis kelamin, usia. Untuk pertanyaan jalur masuk perguruan tinggi dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, responden diminta untuk memberi tanda check list (√) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan responden.


(47)

5.1.2.Kuesioner metode belajar mahasiswa

Kuesioner ini digunakan untuk mengkaji metode belajar mahasiswa yaitu efektif atau tidak efektif. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana pada setiap item pernyataan responden diminta untuk memilih jawaban yang telah disediakan (Notoatmodjo, 2005), sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list (√). Kuesioner terdiri dari 47 pernyataan dengan 4 metode belajar, yaitu; metode ceramah 1-8 pernyataan, metode tutorial 9-25 pernyataan, metode praktikum 26-36 pernyataan, metode skills lab 37-47 pernyataan. Dari setiap pernyataan pada kuesioner dihitung skornya menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner yaitu: Tidak pernah (skor 1), Kadang-kadang (skor 2), Sering (skor 3), Selalu (skor 4). Jumlah skor yang paling tinggi akan menentukan metode belajar mahasiswa efektif.

5.1.3.Kuesioner prestasi belajar

Kuesioner yang digunakan untuk mengkaji prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU, ditentukan dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan kriteria penilaian berdasarkan peraturan akademik Program Sarjana (SI) Universitas Sumatera Utara (2013) Bab XIII tentang predikat kelulusan pasal 55.

1. Memuaskan : 2,00 – 2,75 2. Sangat memuaskan : 2,76 – 3,50


(48)

5.2.Pengukuran Validitas - Reliabilitas 5.2.1.Uji Validitas

Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen untuk mengukur apa yang diukur (Notoatmojo, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas akan dilakukan pada ahlinya, bentuk uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Untuk menentukan ada tidaknya korelasi antara dua variabel digunakan rumus korelasi product moment. Ada tidaknya korelasi ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat dibelakang koma (Arikunto, 2010).

5.2.2.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Reliabilitas indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten dan bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data kepada 196 orang responden penelitian. Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden.


(49)

Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner metode belajar mahasiswa adalah 0,901. Berdasarkan Polit & Hungler (1995) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner metode belajar mahasiswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

6. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data digunakan dengan cara:

a. Mengajukan permohonan persetujuan komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

b. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian.

c. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian dari Dekan F.Kep USU, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

d. Pada saat pengumpulan data, peneliti membagikan kuesioner kepada responden. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta menanyakan kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Bagi mahasiswa yang bersedia menjadi responden, peneliti memberi informed consent dan responden diminta untuk menandatanganinya.


(50)

e. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang petunjuk pengisian kuesioner dan memberi waktu 15-20 menit untuk mengisi kuesioner yang diberikan.

f. Peneliti mengumpulkan kuesioner dan memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kemudian peneliti melakukan analisa dari data yang telah terkumpul.

7. Analisa Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data untuk mengetahui metode belajar responden, kemudian melakukan analisa data melalui beberapa tahap antara lain: (a) Editing, yaitu dilakukan untuk memeriksa ketetapan dan kelengkapan data yang telah diisi oleh responden dengan maksud untuk memeriksa apakah kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk, apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewawancarai responden. (2) Coding, yaitu data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketetapan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer. (3) Entri, data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer. (4) Cleaning Data, yaitu pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. (5) Saving, data yang telah diperiksa dilakukan penyimpanan data untuk siap dianalisa, (6) Analisis Data, data yang telah terkumpul dianalisis kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan data.


(51)

Dalam pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat, dimana data univariat untuk menampilkan data demografi, metode belajar dan indeks prestasi belajar dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Sedangkan bivariat untuk mengidentifikasi pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar. Metode belajar merupakan variabel independen dengan skala interval dan prestasi belajar merupakan variabel dependen dengan skala rasio sehingga uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson. Uji Pearson digunakan karena peneliti ingin mengetahui pengaruh antar dua variabel. Nilai r berkisar antara -1 sampai +1 untuk menunjukkan derajat pengaruh antara dua variabel. Dan untuk menentukan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel, maka dilakukan pengamatan terhadap nilai signifikan (p) pada hasil analisis data yaitu p<0.05.

Untuk menafsirkan hasil pengujian statistik digunakan panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi menurut Dahlan (2008). Penafsiran hasil pengujian statistik dapat dilihat pada tabel 4.2


(52)

Tabel 4.2. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi

No. Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan korelasi (r)

0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

2. Nilai p P < 0,05

P > 0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.

Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. 3. Arah korelasi + (positif)

-(negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.

Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu

variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.


(53)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Penyajian data dalam penelitian ini meliputi; deskripsi karakteristik responden, deskripsi metode belajar responden, deskripsi prestasi belajar responden, serta analisa pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan pada 196 responden dan dilaksanakan pada tanggal 24-26 Maret 2014.

1. Hasil Penelitian

1.1. Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia, jalur masuk perguruan tinggi dan 13 pertanyaan yang menunjukkan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Pada karakteristik responden ini tidak dilakukan uji korelasi untuk mencari pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Karakteristik demografi dilakukan sebagai perbandingan atau menggambarkan karakteristik responden yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui


(54)

bahwa mayoritas dalam penelitian ini adalah perempuan (n=175, 89%). Sebagian besar responden berusia 20 tahun (n=60, 31%) dan 21 tahun (n=69, 35%). Hampir semua responden mengikuti proses tutorial, praktikum, dan skills lab. Tetapi lebih dari setengah responden yang mengikuti perkuliahan (n=120, 61%). Berikut disajikan karakteristik demografi responden mahasiswa.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki 175 21 89,3 10,7 Usia 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 23 tahun 2 46 60 69 18 1 1,0 23,5 30,6 35,2 9,2 0,5 Jalur Masuk SNMPTN undangan SNMPTN ujian tulis UMB reguler UMB mandiri/kemitraan 30 97 42 27 15,3 49,5 21,4 13,8 Tempat Tinggal Orang tua Kos Saudara Asrama Dll 44 124 16 6 6 22,4 63,3 8,2 3,1 3,1 Motivasi Orang tua Teman Dosen PA Dll 165 10 3 18 84,2 5,1 1,5 9,2 Frekuensi Interaksi dengan Masyarakat

Disekitar Rumah Tidak pernah 2-3x seminggu >4x seminggu Setiap hari 16 63 17 100 8,2 32,1 8,7 51,0


(55)

Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Fakultas Keperawatan Ya Tidak 40 156 20,4 79,6 Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Luar

Fakultas Keperawatan Ya Tidak 65 131 33,2 66,8 Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Luar

Universitas Ya Tidak 61 135 31,1 68,9 Fakultas Keperawatan Pilihan Pertama

Ya Tidak 74 122 37,8 62,2 Terlambat Datang Kuliah Setiap Blok

Selalu >4x 2-3x Tidak pernah 11 19 88 77 5,6 9,7 44,9 39,3 Informasi yang dapat Diserap

<25 % 25% - 50% 51% - 75% 76% - 100%

6 80 94 16 3,1 40,8 48,0 8,2 Tidak Mengikuti Perkuliahan pada Setiap Blok

Tidak pernah 2-3x >4x Selalu 120 63 3 10 61,2 32,1 1,5 5,1 Tidak Mengikuti Proses Tutorial

Tidak pernah 2-3x >4x Selalu 184 9 0 3 93,9 4,6 0 1,5 Tidak Mengikuti Praktikum

Tidak pernah 2-3x >4x Selalu 191 1 0 4 97,4 0,5 0 2,0 Tidak Mengikuti Skills Lab

Tidak pernah 2-3x >4x Selalu 186 7 0 3 94,9 3,6 0 1,5


(56)

1.2. Deskripsi Metode Belajar Mahasiswa

Hasil penelitian terdapat pengaruh metode belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif (n=173, 88,3%) dan hanya sedikit mahasiswa memiliki metode belajar tidak efektif (n=23, 11,7%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase metode belajar responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Tidak Efektif Efektif

23 173

11,7 88,3

1.3. Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa

Prestasi belajar merupakan indikator untuk menilai tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa menunjukkan prestasi belajar sangat memuaskan (n=136, 69,4%). Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Memuaskan

Sangat Memuaskan Cumlaude

20 136

40

10,2 69,4 20,4


(57)

1.4. Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar dapat mencerminkan pengaruh metode belajar karena di dalam fungsinya metode belajar merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dari proses belajar. Semakin baik metode yang digunakan, semakin efektif pula pencapaian dari proses belajar tersebut. Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan menunjukkan nilai p sebesar 0.008. Angka ini lebih kecil dari level of significance (α) yaitu <0,05. Hal ini diinterpretasikan bahwa hipotesa diterima yang artinya terdapat pengaruh yang bermakna antara metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Nilai koefisien diperoleh r = 0,190. Koefisien korelasi (r) 0,190 artinya pengaruh antar variabel dalam penelitian ini memiliki arah korelasi positif dengan interpretasi kekuatan hubungan sangat lemah.

Tabel 5.4 Pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara

Variabel 1 Variabel 2 p r Keterangan

Metode belajar mahasiswa

Prestasi belajar

0,008 0,190 Hubungan positif dengan interpretasi sangat lemah


(58)

2. Pembahasan

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan di Fakultas Keperawatan pada angkatan 2010-2012. Selama penelitian telah dilibatkan sejumlah 196 responden.

2.1. Metode Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Metode belajar merupakan cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode belajar biasanya disesuaikan dengan materi, audien, tujuan pembelajaran dan faktor lainnya (Nurhidayah, 2009). Metode belajar mahasiswa merupakan cara atau strategi mahasiswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Sedangkan menurut Slameto (2003) bahwa banyak mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif 88,3% dan hanya sedikit mahasiswa dengan metode belajar tidak efektif 11,7. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa Keperawatan memiliki cara belajar yang baik sehingga menunjukkan hasil yang efektif. Metode belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara dikategorikan efektif dikarenakan kegiatan


(59)

belajar bisa mencapai tujuan yang ditentukan yang berkaitan dengan persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan pecapaian tujuan.

Belajar memang suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima materi dari guru tentang pengetahuan. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu yang digunakan untuk belajar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Jika proses belajarnya tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar berlangsung. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti permainan biasa (Dinas P dan K Jawa Tengah, 2003).

Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan mahasiswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan mahasiswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya ialah semakin baik mutu mengajar yang dilakukan dosen maka akan semakin baik pula mutu perolehan mahasiswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai (Syah, 2006).

2.2.Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar responden dinilai berdasarkan pada nilai IPK mahasiswa. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar cumlaude (IPK ≥ 3,51) b erjumlah 40 orang,


(60)

berjumlah 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dengan IPK sangat memuaskan lebih banyak dibandingkan dengan IPK cumlaude dan IPK memuaskan. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh karena mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi dan berusaha untuk lulus dengan nilai yang sangat memuaskan atau cumlaude dengan (IPK >2,76).

Hasil pengamatan peneliti mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan memiliki metode belajar efektif (n=117, 60%), dari data tersebut dapat diketahui bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan dengan metode belajar efektif cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan mahasiswa yang prestasi belajar cumlaude dengan metode belajar efektif (n=39, 20%), maupun prestasi belajar memuaskan dengan metode belajar efektif (n=17, 9%). Hal ini disebabkan karena mata kuliah atau materi yang disampaikan juga mendukung, bukan saja hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga menggunakan metode tutorial, metode praktikum, dan metode skills lab sehingga mempermudah mahasiswa untuk menganalisa dan mengingat materi yang telah disampaikan. Hal ini didukung oleh strategi pengajaran yang digunakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Sesuai dengan pernyataan Nurhidayah (2009) semakin baik metode yang digunakan maka semakin efektif pula pencapaian tujuan.

Mahasiswa dengan metode belajar tidak efektif juga mampu mendapatkan prestasi belajar sangat memuaskan (n=19, 10%), cumlaude (n=1, 1%), dan memuaskan (n=3, 2%). Hal ini mungkin saja mahasiswa yang tidak mampu belajar secara efektif tetapi mereka belajar atau memperoleh pengetahuan dari


(61)

luar. Sebagaimana yang dijelaskan Simanjuntak (2013) menyatakan bahwa kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar seseorang tidaklah sama, tetapi sangat variatif/berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Faktor dari dalam diri seseorang (intrinsic); intelegensi, motivasi, sikap, minat, bakat, konsentrasi. Faktor dari luar seseorang (extrinsic); keluarga, sekolah, masyarakat. Mahasiswa yang memiliki metode belajar tidak efektif tetapi mendapatkan hasil sangat memuaskan dan cumlaude bisa saja dipengaruhi oleh adanya sistem dari Fakultas Keperawatan yaitu jika nilai yang dimiliki tidak sesuai atau dibawah rata-rata wajib mengikuti remedial. Jika nilai yang didapatkan tidak mencukupi atau gagal maka mahasiswa bisa mengulang kembali atau dengan mengikuti ujian grand remedial. Kurangnya pengawasan juga mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan yaitu mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dalam setiap blok hanya mencapai 61%, hal ini mungkin disebabkan adanya kesempatan mahasiswa untuk titip absen (absensi mahasiswa yang bersangkutan ditandatangani oleh teman).

2.3.Pengaruh Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uji korelasi Pearson yang dilakukan, didapat nilai yang signifikan untuk terjadinya hubungan yaitu nilai p= 0,008, sehingga Ho ditolak atau terdapat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Koefisien korelasi (r) 0,190 artinya pengaruh antar variabel dalam penelitian ini


(62)

memiliki interpretasi kekuatan sangat lemah. Hal ini berarti ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

Penelitian Sujarwo (2013) menyatakan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar, hasil belajar siswa yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif lebih tinggi dari pada metode pembelajaran berbasis masalah. Hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual yang belajar dengan metode pembelajaran kooperatif lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang belajar auditorial yang belajar dengan metode pembelajaran berbasis masalah.

Penelitian Pranata (2009) menemukan bahwa kecocokan atau ketidakcocokan antara metode/strategi pengajaran dan gaya belajar secara signifikan mempengaruhi keberhasilan pelajaran. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar yang tidak cocok dengan strategi pembelajaran yang distrukturkan dosen bagi mereka cenderung tidak mampu mengembangkan konsep desain belajar mereka, bahkan cenderung mengalami frustasi sehingga prestasi belajar yang didapat sangat tidak memuaskan.

Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu motivasi belajar. Berdasarkan penelitian Novianti (2011) menyatakan bahwa koefisien korelasi antara motivasi belajar siswa terhadap pengaruh proses pembelajaran sebesar 0,614 yang berarti tingkat hubungan antara motivasi belajar terhadap pengaruh proses pembelajaran pada tingkat yang kuat.


(63)

Dalam hal ini motivasi belajar tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin yang mayoritas mahasiswa keperawatan USU berjenis kelamin perempuan 175 orang (89,3%) dan laki-laki 21 orang (10,7), sesuai dengan penelitian Asmita (2007) tentang motivasi belajar ditinjau dari perbedaan jenis kelamin dan status mahasiswa di UIN Malang yang meunjukkan bahwa motivasi belajar pada mahasiswa laki-laki UIN Malang 37 orang (37%) adalah kategori sedang, sedangkan pada mahasiswa perempuan adalah 42 orang (42%) dalam kategori sedang. Sedangkan perbedaan motivasi belajar perempuan dan laki-laki 1,712 untuk mahasiswa perempuan dan 1,686 untuk mahasiswa laki-laki artinya tidak ada beda yang sangat signifikan antara motivasi belajar jika dilihat dari beda jenis kelamin mahasiswa tersebut. Sedangkan pada mahasiswa aktivis menunjukkan 1,993 sedangkan untuk mahasiswa non-aktivis menunjukkan skor 1,942 dapat disimpulkan bahwa mahasiswa non-aktivis relatif sama motivasi belajarnya dengan mahasiswa aktivis di lingkungan UIN Malang. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan ektrakurikuler mahasiswa tidak mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa.

Penelitian Wijaya (2010) dengan desain penelitian kuasi eksperimen, instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes objektif pilihan ganda untuk pretest, posttest dan angket tanggapan siswa. Dari penelitian ini diketahui rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan pembelajaran multimedia interaktif berbasis konten lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Dari hasi perhitungan dengan menggunakan nomalized gain setelah diinterpretasi, rerata peningkatan hasil belajar siswa


(64)

dengan pembelajaran multimedia interaktif berbasis konten dalam pembelajaran TIK tergolong “tinggi” sedangkan pembelajaran konvensional tergolong “sedang”. Dalam penelitian ini pembelajaran multimedia interaktif berbasis konten efektif terhadap hasil belajar siswa dilihat dari indikator ketuntasan hasil belajar sebesar 97%, lebih besar dari pada ketuntasan belajar konvensional yang hanya sebesar 95%. Dari hasil angket tanggapan siswa diperoleh bahwa pembelajaran multimedia interaktif berbasis konten memberi tanggapan yang positif terhadap siswa. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dilakukan penyesuaian metode/strategi mengajar yang sesuai sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh prestasi belajar yang optimal.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pengajaran mampu meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar mahasiswa, sehingga membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan mengarahkan perhatian mahasiswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang diberikan.


(65)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh dalam penelitian pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Mayoritas karakteristik mahasiswa yang diperoleh dari 196 responden adalah perempuan. Sebagian besar responden berusia 20 tahun dan 21 tahun.

2. Mayoritas Mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan.

3. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi belajar sangat memuaskan dan cumlaude cenderung memiliki metode belajar yang efektif.

4. Hasil uji korelasi yang menggunakan uji korelasi Pearson didapat hasil yang signifikan untuk terjadinya adanya pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara dengan hasil korelasi sangat lemah.


(66)

2. Saran

2.1.Bagi Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hendaknya mahasiswa bisa mengenali cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Dengan mengenali cara belajar yang sesuai, mempermudah mahasiswa memahami materi dari proses belajar yang bukan hanya menerima dari perkuliahan tetapi berusaha memperoleh materi perkuliahan secara mandiri. Mahasiswa mampu menentukan sendiri cara yang paling mudah baginya untuk menyerap pelajaran yang diberikan baik itu pada saat ceramah, tutorial, praktikum, dan skills lab. Mahasiswa juga mampu untuk belajar mandiri sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajarnya.

2.2.Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu:

1. Perlu dilakukan pengkajian/identifikasi terhadap metode belajar mahasiswa secara periodik sehingga gambaran cara belajar mahasiswa diketahui secara keseluruhan. Karena dengan hal tersebut, dosen dapat menyesuaikan gaya/strategi mengajarnya agar mudah diterima oleh mahasiswa.

2. Memberikan masukan bagi dosen untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pengembangan metode dan strategi mengajar yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Fakultas Keperawatan sehingga tercapai hasil yang optimal.


(67)

3. Perlu dilakukan peninjauan kembali mengenai adanya ujian ulangan bagi mahasiswa yang tidak lulus pada mata kuliah tertentu (remedial) karena dapat mempengaruhi minat belajar mahasiswa.

4. Perlu adanya penambahan media yang digunakan dalam proses belajar untuk dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan mahasiswa sehingga dapat mendorong minat belajar mahasiswa.

2.3.Bagi Penelitian Selanjutnya

Ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar mahasiswa. Oleh karena itu agar memperoleh hasil yang lebih representatif maka peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian antara masing-masing metode belajar yang digunakan pada mahasiswa reguler yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam proses belajar. Selain itu, dalam penelitian ini penilaian terhadap prestasi belajar mahasiswa tidak memisahkan antara nilai dari masing-masing metode belajar sehingga perlu penelitian selanjutnya dengan memisahkan nilai yang diperoleh dari masing metode belajar tersebut sehingga dapat melihat kekuatan korelasi masing-masing metode belajar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, J & Fauzi, A. (2004). Aplikasi excel dalam fungsi terapan (non finansial dan non statistik). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

--- (2009). Manajemen penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asmita, S. H. (2007). Motivasi belajar ditinjau dari perbedaan jenis kelamin dan status mahasiswa di Universitas islam Negeri Malang. Diambil tanggal 11 Juli 2014 dari http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/00410057.pdf.

Atmoko, B. T. (2013). Pengaruh prestasi belajar mata pelajaran adaptif dan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar pelajaran produktif siswa jurusan TITL SMK Negeri 1 Magelang. Diambil tanggal 25 September 2013 dari

Burns, N & Grove, S.K. (2005). The practice of nursing research: conduct, critique & utilization. 5 th edition. Philadelphia: WB Saunders.

Dahlan, M. S. (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat, dan multivariat, dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika.

Dinas P dan K Jawa Tengah. (2003). Pengelolaan kegiatan belajar mengajar melalui pendekatan PAKEM, konseptual, dan kecakapan hidup. Semarang: Dinas P dan K.

Hidayat, A. A. (2009). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika.

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor: 1023/J05/SK/PP/2005. (2013). Peraturan akademik program sarjana (S-1) Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.

Nurhidayah, R. E. (2009). Pendidikan keperawatan. Medan: USU Press.

Nursalam & Efendi, F. (2009). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

--- (2009). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Cici Fitri Lestari

Tempat Tanggal Lahir : Blangpidie, 15 April 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Murni, Gg. Murni V No. 5A, Setia Budi Tanjung Rejo, Medan

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 3 Keude Siblah Tahun 1998-2004 2. SMP Negeri 2 Blangpidie Tahun 2004-2007 3. SMA Harapan Persada Tahun 2007-2010 4. S1 Keperawatan USU Tahun 2010


Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara

4 78 102

Hubungan Peran Dosen Pembimbing Akademik Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat Ii Program Studi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2013/2014

2 63 83

Pengaruh Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi Di Universitas Sumatera Utara

15 117 62

Hubungan Peran Dosen Pembimbing Akademik dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Pemkab Langkat T.A 2008/2009.

6 43 44

Gaya Belajar dan Hasil Belajar Pada Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 34 98

Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

1 62 161

Pengaruh Pemberian Informasi mengenai Prospek Kerja terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Jalur A Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 27 67

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA AKTIVIS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI Hubungan Antara Motivasi Belajar Mahasiswa Aktivis Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muha

0 2 16

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY TERHADAP MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI)

0 1 94

HUBUNGAN PERILAKU BELAJAR DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 14