Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003
Universitas Sanata Dharma
PUJI ASTUTI MULYANINGSIH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara : (1) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (4) lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, dan (5) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 pada bulan September – Oktober 2006.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 164 mahasiswa. Jumlah sampel sebanyak 100 mahasiswa diambil dengan teknikProportional Random Sampling. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Product Momentdan analisis korelasi ganda dengan taraf signifikansi ( ) sebesar 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,558 > rtabel= 0,135), (2) ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,529 > rtabel = 0,135), (3) ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,504 > rtabel = 0,135), (4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,411 > rtabel = 0,135), dan (5) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (Rhitung= 0,697 > Phitung= 0,00 dengan Fhitung= 22,394 > Ftabel= 2,467).
(2)
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT THEIR LECTURER’S TEACHING METHOD, LEARNING INTENSITY, LEARNING FACILITY, LEARNING ENVIRONMENT AND
STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study at Student of Accounting Education Study Programme Academic Year of 2002-2003 Sanata Dharma University
PUJI ASTUTI MULYANINGSIH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
This research was to know whether there was any positive and significant relationship between : (1) students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement, (2) learning intensity and students’ learning achievement, (3) learning facility and students’ learning achievement, (4) learning environment and students’ learning achievement, and (5) students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement.
This case study was conducted at Sanata Dharma University, Accounting Education Study Programme academic year of 2002-2003 on September – October 2006.
The population involved was students of accounting education study
programme academic year of 2002-2003 Sanata Dharma University Yogyakarta, 164 students. The sample of 100 students was taken by using Proportional Random Sampling technique. The data was gathered by using quetionnaire and documentation techniques then was analyzed by using analysis with significance level () of 0,05.
The result showed as follows : (1) There was a positive and significant relationship between the students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement (raccount = 0,558 > rtable = 0,135), (2) There was a positive and significant correlation between learning intensity and students’ learning achievement (raccount = 0,529 > rtable= 0,135), (3) There was a positive and significant correlation between learning facility and students’ learning achievement (raccount = 0,504 > rtable= 0,135), (4) There was a positive and significant correlation between learning environment and students’ learning achievement (raccount = 0,411 > rtable = 0,135), and (5) There was a positive and significant relationship between the students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement (Raccount= 0,697 > Phitung= 0,00 with Faccount= 22,394 > Ftable= 2,467).
(3)
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Oleh:
Puji Astuti Mulyaningsih 011334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Puji Astuti Mulyaningsih 011334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
MOTTO
Kalau saya jujur dan sabar mengerjakan sesuatu pasti hasilnya baik dan tahan lama
Melakukan yang terbaik sekarang bukan cuma untuk menunjukkan rasa tanggung jawab, melainkan membuat kita berada pada posisi yang terbaik
juga di masa yang akan datang
Selalu bersyukur meski tidak selalu kita dapat yang kita suka Tapi sukailah apa yang kita dapat
(8)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
atas rahmat dan hidayah-Nya
Bapak dan Ibuku tercinta
yang telah memberi dukungan moril dan materiil
Adikku Igit dan Kekasihku Adi
yang selalu memberi semangat
Keluarga Besar Marto Utomo dan Kromo Warno
Keluarga Besar Mbah Kardi
(9)
(10)
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003
Universitas Sanata Dharma
PUJI ASTUTI MULYANINGSIH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara : (1) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (4) lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, dan (5) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 pada bulan September – Oktober 2006.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 164 mahasiswa. Jumlah sampel sebanyak 100 mahasiswa diambil dengan teknikProportional Random Sampling. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Product Momentdan analisis korelasi ganda dengan taraf signifikansi ( ) sebesar 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,558 > rtabel= 0,135), (2) ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,529 > rtabel = 0,135), (3) ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,504 > rtabel = 0,135), (4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,411 > rtabel = 0,135), dan (5) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (Rhitung= 0,697 > Phitung= 0,00 dengan Fhitung= 22,394 > Ftabel= 2,467).
(11)
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT THEIR LECTURER’S TEACHING METHOD, LEARNING INTENSITY, LEARNING FACILITY, LEARNING ENVIRONMENT AND
STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study at Student of Accounting Education Study Programme Academic Year of 2002-2003 Sanata Dharma University
PUJI ASTUTI MULYANINGSIH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
This research was to know whether there was any positive and significant relationship between : (1) students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement, (2) learning intensity and students’ learning achievement, (3) learning facility and students’ learning achievement, (4) learning environment and students’ learning achievement, and (5) students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement.
This case study was conducted at Sanata Dharma University, Accounting Education Study Programme academic year of 2002-2003 on September – October 2006.
The population involved was students of accounting education study
programme academic year of 2002-2003 Sanata Dharma University Yogyakarta, 164 students. The sample of 100 students was taken by using Proportional Random Sampling technique. The data was gathered by using quetionnaire and documentation techniques then was analyzed by using analysis with significance level () of 0,05.
The result showed as follows : (1) There was a positive and significant relationship between the students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement (raccount = 0,558 > rtable = 0,135), (2) There was a positive and significant correlation between learning intensity and students’ learning achievement (raccount = 0,529 > rtable= 0,135), (3) There was a positive and significant correlation between learning facility and students’ learning achievement (raccount = 0,504 > rtable= 0,135), (4) There was a positive and significant correlation between learning environment and students’ learning achievement (raccount = 0,411 > rtable = 0,135), and (5) There was a positive and significant relationship between the students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement (Raccount= 0,697 > Phitung= 0,00 with Faccount= 22,394 > Ftable= 2,467).
(12)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.,D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama pembimbingan proposal hingga selesainya skripsi ini.
5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama pembimbingan proposal hingga selesainya skripsi ini.
6. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen tamu yang telah memberikan banyak masukan bagi penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
(13)
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Segenap karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris, Pak Wawiek) yang telah memberikan pelayanan yang terbaik kepada peneliti dari persiapan penelitian sampai pelaksanaan ujian pendadaran.
9. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Pak Heri, Pak Sapto, Pak Ruby, Pak Teguh, Bu Rita, Bu Indah, Bu Catur, Bu Prem) yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menjadi bekal dalam
penyusunan skripsi ini. Juga Pak Choosa PBI yang telah membantu dalam membuat abstrak.
10. Bapak dan ibuku yang tak henti-hentinya selalu mendoakanku di setiap kesempatan.
11. Adikku Igit di rumah makasih ya uda dukung dan doain Mba Puji di sini, dan makasih juga uda selalu bela-belain antri lama di BNI hanya buat kirim nyawa ke Jogja hehe…Juga buat Eka adikku yang ada di Solo terimakasih atas dukungan dan kecerewetannya
12. Keluarga Mbah Panggeran dan Mbah Kardi di X_Urang, Mbak Reni, Mas Tri, Bulek Kris, Om Yadi, de’ Thomas, de’ Alan, de’ Aldi, de’ Beni, terimakasih atas dukungan dan doanya.
13. Keluarga Pa’de dan Bude di Bantul, terimakasih untuk semuanya.
14. Om dan Tante di Lampung terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini, terutama Tante terimakasih ya Tante sudah khusus doain Puji waktu pendadaran. 15. Adi tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, semangat, motivasi,
kesabaran, dan manjain aku selama 1 bulan menjelang pendadaran kemarin , terimakasih dan terimakasih atas semuanya … love u Adi…
16. Adikku Estu, Ajeng, Kris, dan Tomy makasih atas dukungan dan doanya selama ini moga selalu sukses GBU…
(14)
18. Temen-temen di PAK (Natha, Estin, Hexa, Kiki, Dewi, Budi, Mas Byar, Mas Indra) terutama PAK B’01 (Sulis, Silvy, Etik, Anna, Marina, Critny, Ida,
Compos, Sigit, Duwek, Allan, Bendot, Anton) terimakasih atas kebersamaan dan kasih persaudaraan kalian selama ini. Juga terimakasih untuk PAK 2002-2003 yang uda mau isi kuesioner, buat Emi, Bowo, Beni, makasih ya uda bantuin aku. 19. Temen-temen di Kost Putri Sekartaji (Nata, Cuwi, Titek, Galuh, Dita, Mba Novi)
terimakasih untuk semua dukungan semoga semua selalu sukses.
20. Mba Arpi dan Mas Ahmad Magic 2000 terimakasih uda bantuin aku ngolahin data.
21. “Teman-temanku” yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis baik dari awal maupun akhir sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca skripsi ini untuk kepentingan penyempurnaannya. Meskipun demikian penulis berharap semoga skripsi ini sekecil apapun tetap memberikan manfaat bagi para praktisi pendidikan.
Terimakasih.
Yogyakarta, 4 Mei 2007
(15)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……….. i
Halaman Persetujuan ……….…... ii
Halaman Pengesahan ……….…... iii
Motto ……….……….…... iv
Halaman Persembahan ……….. v
Pernyataan Keaslian Karya ………... vi
Abstrak ……….. vii
Abstract ………. viii
Kata Pengantar ……….. ix
Daftar Isi …..………. xii
Daftar Tabel ……….………. xv
Daftar Lampiran ……… xvi
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……….……….. 1
B. Identifikasi Masalah ………. 4
C. Batasan Masalah ………... 4
D. Rumusan Masalah ………. 4
E. Tujuan Penelitian ……….. 5
F. Manfaat Penelitian ……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7
A. Kerangka Teori ………. 7
1. Prestasi Belajar ………..……….… 7
2. Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen……..……. 10
3. Intensitas Belajar ……….…… 21
4. Sarana Belajar ………. 25
5. Lingkungan Belajar ………. 28
(16)
C. Kerangka Berpikir ……… 32
D. Paradigma Penelitian ………. 35
E. Hipotesis ……… 36
BAB III METODE PENELITIAN ……… 37
A. Jenis Penelitian ……….. 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 38
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ……….. 40
1. Variabel Penelitian ………..………..………….. 40
2. Kategori Kecenderungan Variabel ……….………. 41
3. Pengukuran Variabel ……….…………. 41
E. Data yang Diperlukan …….……….. 45
F. Teknik Pengumpulan Data ……… 45
G. Pengujian Instrumen Penelitian ………. 46
1. Pengujian Validitas ………..……. 46
2. Pengujian Reliabilitas ………..………. 49
H. Teknik Analisis Data ………. 51
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data ….………..……. 52
a. Uji Normalitas ……….……….. 52
b. Uji Linieritas ………...……… 53
2. Uji Hipotesis Penelitian ……….. 54
3. Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ……..….. 60
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS ……… 61
A. Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma ……….… 61
B. Visi dan Misi ……….… 67
C. Struktur Organisasi ……… 69
D. Jurusan dan Program Studi ……… 72
E. Peraturan Akademik ………..…… 74
(17)
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………. 83
A. Deskripsi Data ……….. 83
1. Metode Mengajar ……….….. 83
2. Intensitas Belajar ………..….. 84
3. Sarana Belajar ……… 85
4. Lingkungan Belajar ………..….. 86
5. Prestasi Belajar ………..…. 87
B. Pengujian Persyaratan Analisis ………..….. 88
1. Uji Normalitas ………..……….. 88
2. Uji Linieritas ……….……….. 90
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ………..………… 92
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………..…..…… 105
BAB VI KESIMPULAN ……….……. 115
A. Kesimpulan ……….. 115
B. Keterbatasan Penelitian ……… 119
C. Saran ………. 120 DAFTAR PUSTAKA
(18)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Tabel PAP Tipe II ……...……… 41
Tabel 3.2 : Tabel Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ………… 42
Tabel 3.3 : Tabel Kisi-Kisi Kuesioner ………... 43
Tabel 3.4 : Tabel Skor Nilai-Nilai Item Kuesioner ………... 44
Tabel 3.5 : Tabel Hasil Uji Validitas ………. 47
Tabel 3.6 : Tabel Hasil Uji Reliabilitas ………. 50
Tabel 3.7 : Tabel Keterandalan Variabel Penelitian ……….. 50
Tabel 3.8 : Pedomam Penilaian Koefisien Korelasi ……….. 54
Tabel 4.1 : Tabel Jurusan dan Program Studi ……….… 72
Tabel 4.2 : Tabel Jadwal Kegiatan Belajar ……… 75
Tabel 4.3 : Tabel Beban Studi Maksimal ……….. 77
Tabel 4.4 : Tabel Koleksi Perpustakaan ………. 78
Tabel 5.1 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Metode Mengajar …... 84
Tabel 5.2 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Intensitas Belajar …... 85
Tabel 5.3 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Sarana Belajar…….... 86
Tabel 5.4 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Lingkungan Belajar ... 87
Tabel 5.5 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar …….. 88
Tabel 5.6 : Tabel Rangkuman Pengujian Normalitas ……….…... 90
Tabel 5.7 : Tabel Rangkuman Pengujian Linieritas ……… 91
Tabel 5.8 : Tabel Hasil Korelasi Antara Variabel-Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ……… 92
(19)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner ……… 124
Lampiran II : Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 129
Lampiran III : Data Mentah dan Data Induk ………...…… 132
Lampiran IV : Daftar Distribusi Frekuensi ………. 156
Lampiran V : Penilaian Acuan Patokan Tipe II ……….… 167
Lampiran VI : Uji Normalitas dan Uji Linieritas ……….….. 172
Lampiran VII : Regresi Ganda ………..……..……….… 178
Lampiran VIII : Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ………... 192
Lampiran IX : Tabel r, t, dan F ………...……… 197
(20)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat suatu negara, karena pendidikan merupakan dasar bagi pelaksanaan pembangunan. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan, terlebih
pembangunan yang berorientasi untuk membenahi bangsa Indonesia yang sedang menghadapi masalah dibutuhkan manusia-manusia yang berkualitas.
Manusia-manusia yang berkualitas dapat dihasilkan dari penerapan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu hal
penting yang mendapat perhatian bangsa Indonesia. Kualitas manusia berkaitan erat dengan mutu pendidikan. Bila mutu pendidikan baik, maka kemungkinan besar akan menghasilkan manusia yang berkualitas.
Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka secara umum
dapat dikatakan bahwa dia sukses dalam belajar. Bila nilai yang diberikan dosen rendah, maka prestasi seorang mahasiswa dianggap rendah. Bila nilai yang
diberikan dosen tinggi, maka prestasi seorang mahasiswa dianggap tinggi sekaligus dianggap sebagai mahasiswa yang sukses dalam belajar.
Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu adanya hal-hal yang
(21)
belajar. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa, misalnya faktor-faktor fisiologis (kondisi fisik, panca indera) dan faktor psikologis (minat, bakat, motivasi, intensitas).
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa, misalnya faktor ekonomi, status sosial orang tua, orang tua, d osen, teman, sarana belajar, lingkungan belajar, metode mengajar dosen, dan lain-lain.
Menurut Prayitno (1997:73), kesuksesan belajar siswa atau mahasiswa lebih banyak ditentukan oleh PTSDL, sebuah singkatan dari prasyarat penguasaan
materi, keterampilan belajar, sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan lingkungan belajar, daripada Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dilakukan di dalam kelas.
Kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang tepat merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang dosen. Penggunaan metode diperlukan agar penyampaian materi atau bahan agar tercapai dengan baik.
Metode ini berkaitan dengan keberhasilan proses belajar mengajar yang hasilnya akan menentukan prestasi yang akan dicapai oleh mahasiswa (Zuhairini,
1983:80).
Selain metode mengajar dosen, intensitas belajar dari mahasiswa juga
berperan untuk mencapai prestasi belajar. Intensitas belajar merupakan salah satu prasyarat belajar sukses (Gredler, 1991:34). Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah sarana belajar. Sarana belajar ini tidak hanya
(22)
lembaga pendidikan tempat mahasiswa belajar. Perlunya sarana belajar ini mempermudah keberhasilan pencapaian prestasi belajar. Bagaimanapun sarana
belajar menentukan keberhasilan, sehingga menurut Imran (1996:47), sarana belajar yang ada harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Keberhasilan belajar mahasiswa ditentukan juga oleh lingkungan belajar, karena lingkungan mempengaruhi seseorang untuk berkonsentrasi sehingga akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajar (Prayitno, 1997:75).
Penulis melihat di Program Studi Pendidikan Akuntansi ada beberapa mata kuliah yang mahasiswanya berprestasi rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal yang diantaranya adalah mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan metode mengajar yang digunakan dosen, sarana belajar yang dirasa
kurang lengkap, lingkungan belajar yang kurang mendukung, dan intensitas belajar mahasiswa yang rendah.
Beberapa faktor tersebut di atas diduga dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar atau prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Sarana Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”
studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.
(23)
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang muncul dalam pencapaian prestasi belajar
mahasiswa yaitu kondisi fisik (panca indera), minat, bakat, tingkat kecerdasan, motivasi, orang tua dalam mendidik, dukungan dari teman, bimbingan dari dosen,
profesionalisme dosen, metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Agar penelitian ini lebih terarah
dan mengingat waktu, biaya, dan tenaga yang terbatas, maka penelitian hanya dibatasi pada 4 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu metode mengajar, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa?
2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan
(24)
3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa?
4. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa?
5. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
(25)
5. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensiatas belajar,
sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk
lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan mengingat pentingnya hubungan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar
mahasiswa secara maksimal.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa agar mempunyai intensitas belajar yang tinggi dengan didukung oleh sarana belajar dan lingkungan belajar yang baik sehingga mencapai
prestasi belajar secara optimal.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah referensi kepustakaan, khususnya referensi mengenai pendidikan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia kependidikan.
4. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan akan banyak memberi bekal bagi penulis sebelum terjun dalam praktik dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan objek penelitian ini.
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1. Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi adalah hasil puncak yang telah dicapai. Sedangkan
pengertian prestasi menurut Winkel (1983:16) adalah suatu kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan. Dan belajar itu
sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1987:2).
Menurut para penulis buku psikologi belajar, mereka
mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil sebuah pengalaman (Ali
Imron, 1996:3). Selain itu, belajar dalam arti luas adalah kegiatan psikofisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti
sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Winkel, 1983:3).
(27)
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengertian yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Pengertian prestasi belajar menurut Drs. Peter Salim dan Yenny Salim
(1991:190) adalah penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. Prestasi belajar menurut Nasution (1984:42) adalah pencapaian hasil belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak dalam periode tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari penguasaan pengetahuan terhadap mata
pelajaran yang diwujudkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru/ dosen.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam individu). Faktor ini erat
hubungannya dengan kesehatan dan cacat tubuh. Faktor intern ini meliputi:
a). Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejiwaan, misalnya : intelegensi, perhatian, minat, bakat, emosi, dan kesiapan maupun kelelahan.
(28)
b). Faktor biologis, yaitu hal-hal atau hambatan yang secara langsung berhubungan dengan individu, yang meliputi : kesehatan dan cacat
tubuh. Faktor psikis dan phisik (biologis) ini keadaannya ada yang ditentukan oleh keturunan, faktor lingkungan, dan ada pula yang
ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
2. Faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar individu). Faktor ekstern ini dikelompokkan menjadi faktor lingkungan alam, faktor sosial
ekonomi, dosen, metode mengajar dosen, kurikulum, materi kuliah, sarana dan prasarana.
Semua faktor tersebut sangat berpengaruh dalam membantu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, karena itu diupayakan agar
faktor-faktor tersebut dapat berjalan dengan seiring dan seimbang. Namun demikian seorang mahasiswa dalam studinya dapat mencapai prestasi belajar yang baik, apabila didukung oleh adanya usaha-usaha, yaitu
(Masrun dan Sri Mulyani Martiniah, 1976:21) : 1). Mempunyai tujuan belajar yang jelas
2). Mempunyai motivasi intrinsik 3). Mempunyai minat belajar
4). Mempunyai kecakapan dalam penguasaan bahan 5). Mempunyai kecakapan dalam mengikuti pelajaran.
(29)
2. Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen a. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan suatu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang telah diindera tersebut oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera tersebut.
Dalam kenyataannya setiap orang dihadapkan pada sejumlah besar objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa itu tidak mempunyai arti apa-apa
jika tidak diinterpretasikan atau ditafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa yang sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula,
terhadap hal ini tidak berarti persepsi orang yang satu dengan orang yang lain tidak mungkin terjadi kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus
yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama (Saifuddin Azwar, 1995:10).
Jadi dapat dikatakan persepsi mahasiswa dapat bersifat positif atau negatif tergantung cara ia memandang atau mempersepsikan tentang
metode mengajar. Sehingga persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen adalah suatu proses pemahaman, menerima, dan menginterpretasikan tentang metode yang digunakan oleh dosen dalam
(30)
b. Metode Mengajar
1). Pengertian metode mengajar
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan dosen dalam mengadakan hubungan dengan mahasiswa pada saat berlangsungnya
pengajaran (Nana Sudjana, 1987:76). Metode mengajar menurut Ulihbukit (1984:5) adalah suatu cara atau jalan yang berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan pengajaran. Jadi, metode mengajar di sini adalah cara yang digunakan dosen dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pengajaran.
Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk
menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode menentukan berbagai kegiatan belajar mahasiswa sehubungan dengan kegiatan mengajar dosen. Dengan kata lain akan menciptakan interaksi
edukatif.
Dalam interaksi ini dosen berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan mahasiswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika
mahasiswa banyak yang aktif dibandingkan dengan dosen. Oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa. Baik tidaknya suatu
(31)
karenanya di sini penulis akan menguraikan mengenai persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen.
2). Jenis-jenis metode mengajar
Proses belajar mengajar yang baik sebaiknya menggunakan
berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu-membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, merupakan tugas dosen untuk
memilih berbagai metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Ketepatan penggunaan metode mengajar tergantung pada tujuan, isi proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar.
Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah kecil. Ada juga
yang tepat digunakan di dalam kelas atau bahkan di luar kelas. Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis metode mengajar, yaitu :
1). Metode ceramah
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan
(Nana Sudjana, 1987:77). Dalam metode ini merupakan dosen harus merangsang mahasiswanya untuk berpikir, membimbing mereka dalam perkembangannya, membantu mereka dalam cara
(32)
masalah-masalah yang ada dalam hidup mereka. Metode ini pun akan berhasil dengan baik bila penggunannya betul-betul
dipersiapkan dengan baik, didukung oleh media, dan metode-metode yang lain, misalnya tanya jawab, tugas, latihan, dan
lain-lain.
Metode ceramah ini wajar digunakan apabila (Nana Sudjana, 1987:78) :
(a). Ingin mengajarkan topik baru
(b). Tidak ada sumber bahan pelajaran pada mahasiswa
(c). Menghadapi sejumlah mahasiswa yang cukup banyak 2). Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifattwo way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara dosen dan mahasiswa (Nana Sudjana,1987:78). Dosen bertanya dan mahasiswa menjawab atau sebaliknya mahasiswa bertanya dan
dosen menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara dosen dengan mahasiswa.
3). Metode diskusi
Pada dasarnya diskusi adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan
(33)
lebih teliti tentang sesuatu atau mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama (Nana Sudjana, 1987:79).
Diskusi hanya mungkin timbul jika dihadapi suatu masalah yang memungkinkan jawabannya bermacam-macam. Tetapi
diskusi berbeda dengan debat, karena debat adalah perang mulut, orang beradu argumentasi, beradu paham, dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi
mahasiswalah yang harus berbicara bukan dosen. Oleh karena itu, dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan
sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.
4). Metode tugas belajar
Tugas dimaksudkan meninjau pelajaran yang diberikan dosen untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan, untuk
latihan mengumpulkan bahan, untuk memecahkan suatu masalah, dan lain-lain. Tugas dapat dilaksanakan di rumah, di kampus, di
perpustakaan, dan tempat lainnya baik secara individual maupun secara berkelompok.
5). Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa mahasiswa dalam satu
(34)
ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (Nana Sudjana, 1987:82). Ada dua jenis kelompok bila dilihat dari segi proses
kerjanya (Nana Sudjana, 1987:83) yaitu :
(a).Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja
dalam kelompok tersebut hanya pada waktu itu saja, hanya sebentar saja (5-20 menit).
(b).Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam
kelompok itu bukan hanya pada waktu itu saja tetapi dapat berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas
masalah yang akan diselesaikan dan waktu yang akan diberikan oleh dosen.
6). Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan cara mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan serta
dipergunakan suatu alat. 7). Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu metode mengajar dengan cara melakukan percobaan untuk membuktikan suatu hal yang
sudah diajarkan dan kemudian melihat apa yang terjadi yang kemudian membandingkannya dengan teori yang telah diajarkan.
(35)
8). Metode sosiodrama
Metode sosiodrama adalah semacam sandiwara tanpascript
(bahan tertulis), tanpa latihan terlebih dahulu, tanpa menyuruh anak menghafalkan sesuatu. Metode ini dipergunakan bila kita
ingin memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang pikiran dan perasaan manusia dalam berbagai situasi yang mengandung suatu masalah sosial.
9). Metodeproblem solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dari mencari
data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode ini mendorong mahasiswa untuk berpikir secara sistematis dengan menghadapkannya kepada masalah-masalah.
10).Metode karyawisata (field-trip)
Metode karyawisata adalah metode mengajar dengan cara
mengunjungi suatu tempat ke luar kelas dalam rangka belajar. Dengan adanya karyawisata maka akan terbentuk suatu jembatan
yang menghubungkan antara kampus dengan masyarakat dan lingkungannya.
(36)
11).Metode latihan siap (driil)
Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari mahasiswa dengan melakukannya secara praktis
pengetahuan-pengetahuan yang dipelajarinya.
12).Metoderesource person(manusia sumber)
Metode resource person adalah orang luar (bukan dosen) yang memberikan pelajaran kepada mahasiswa. Orang luar ini diharapkan memiliki keahlian khusus, seperti akuntan, diminta
untuk memberikan penjelasan tentang pembukuan di depan kelas. Orang luar tadi dapat kita kunjungi di tempat ia bekerja, jadi
mahasiswa pergi ke resource person atau orang luar tdi yang diundang datang ke kampus, cara ini disebut resource-visitor
(Nana Sudjana, 1987:88).
13).Metode sistem regu (team-teaching)
Metode sistem regu adalah metode mengajar yang
dilakukan oleh dua orang dosen atau lebih yang bekerja sama untuk mengajar sebuah kelompok mahasiswa. Jadi dalam satu
(37)
14).Metode survai masyarakat
Metode survai masyarakat adalah metode mengajar dengan
cara mencari informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu baik melalui observasi maupun komunikasi langsung (wawancara).
15).Metode simulasi
Metode simulasi adalah metode mengajar dengan cara menjelaskan sesuatu melalui perbuatan yang bersifat pura-pura
atau melalui proses tingkah laku imitasi. Misalnya peragaan Pemilu, gladiresik suatu upacara tertentu.
16).Pembelajaran kontekstual (contextual teaching learning)
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. 17).Pengajaran berbasis masalah (problem-based learning)
Pengajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah.
(38)
18).Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning)
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran
yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar. 19).Strategi inkuiri
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri
mereka sendiri. 20).Pengajaran otentik
Pengajaran otentik yaitu pendekatan pengajaran yang
memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan
masalah yang penting dalam konteks kehidupan yang nyata. 21).Pengajaran berbasis proyek/tugas (project-based learning)
Pengajaran berbasis proyek/tugas adalah pendekatan yang memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk
(39)
22).Pengajaran berbasis kerja (work-based learning)
Pengajaran berbasis kerja adalah pengajaran yang
memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk memepelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana
materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.
3). Ciri-ciri Metode Mengajar yang Baik
Di dalam menggunakan satu atau beberapa metode mengajar, harus
diperhatikan beberapa ciri-ciri metode mengajar yaitu sebagai berikut (Jusuf Djajadisastra, 1982:11-12) :
1). Membangkitkan motif, minat, dan gairah belajar mahasiswa. 2). Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian mahasiswa.
3). Memberikan kesempatan bagi ekpresi yang kreatif dari kepribadian mahasiswa.
4). Merangsang keinginan mahasiswa untuk belajar lebih lanjut,
melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5). Mendidik mahasiswa dalam belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha pribadi.
6). Meniadakan penyajian yang bersifat verbalistis dan menggantinya
dengan pengalaman/ situasi yang nyata dan bertujuan.
7). Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara-cara bekerja yang
(40)
8). Membimbing mahasiswa agar pada akhirnya mampu berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri.
3. Intensitas Belajar
a. Pengertian Intensitas Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Sedangkan intens adalah hebat atau sangat kuat, penuh semangat. Sedangkan belajar adalah
mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Ali Imron, 1996:3). Jadi, intensitas belajar adalah suatu keadaan di mana seseorang secara sungguh-sungguh
dan terus menerus mengumpulkan pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang optimal.
Untuk memperoleh hasil yang optimal itu bukanlah hal yang mudah. Banyak mahasiswa telah belajar sangat giat, tapi usaha itu tidak memberikan hasil yang diharapkan. Dalam ujian–ujian seringkali
mengalami kegagalan dan bertahun-tahun telah bekerja keras belum juga lulus dari perguruan tinggi. Memang bekerja keras saja belum menjamin
seseorang akan lulus dalam ujian dan mendapat gelar kesarjanaan. Di samping itu, kesanggupan untuk berusaha giat dan tekun diperlukan pula
cara belajar yang efisien.
Rangkaian aktivitas tersebut mencakup berbagai cara dan langkah. Di antara macam-macam cara dan langkah itu tentu ada yang buruk dan
(41)
usaha dan hasilnya. Cara-cara belajar yang efisien inilah yang harus dikenal, dipahami dan dipraktekkan oleh setiap mahasiswa agar studinya
berhasil.
Oleh karena itu langkah pertama yang sebaiknya dilakukan oleh
para pelajar yang memasuki perguruan tinggi ialah mempelajari cara belajar yang efisien. Kemudian pengetahuan itu dipraktekkan sehari-hari sampai menjadi suatu kebiasaan dalam studi. Tetapi efisiensi dalam
belajar hendaknya ditekankan pada segi hasil, yaitu dengan usaha belajar tertentu mencapai hasil yang maksimum.
Sebelum seorang mahasiswa mulai memahami rangkaian cara belajar yang efisien itu, terlebih dahulu ia harus mengembangkan sikap
yang baik serta memiliki syarat-syarat dan alat perlengkapan untuk belajar yang tepat.
Sikap mahasiswa yang baik terdiri atas (The Liang Gie, 1979:9) :
1). Sikap mental
Landasan utama bagi pembentukan cara belajar yang baik pada setiap
mahasiswa ialah memiliki sikap rohani tertentu. Sikap mental yang perlu diusahakan oleh setiap mahasiswa yaitu meliputi tujuan belajar,
minat terhadap pelajaran, kepercayaan pada diri sendiri, dan keuletan. 2). Perilaku di Perguruan Tinggi
Selama belajar di perguruan tinggi, seorang mahasiswa harus
(42)
Mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang mengetahui segala sesuatu tentang kewajibannya sebagai mahasiswa dengan penuh
disiplin dan rasa tanggung jawab.
b. Cara belajar yang efisien
Cara belajar yang efisien mengandung asas-asas tertentu yang tidak saja harus dipahami oleh para mahasiswa tetapi juga harus dihayati selama masa studinya di perguruan tinggi. Dalam setiap usaha apapun
tentu terdapat asas–asas yang harus dijadikan pedoman untuk suksesnya usaha itu. Asas adalah suatu dalil umum yang dapat diterapkan pada suatu
rangkaian kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan tindakan-tindakan. Demikian pula dalam usaha belajar dapatlah dicari dan
ditentukan asas-asas tertentu yang berguna sebagai pedoman bagi para mahasiswa dalam melakukan studinya. Prinsip-prinsip dalam belajar itu menyangkut 3 hal, yaitu keteraturan, disiplin, dan konsentrasi (The Liang
Gie, 1979:49).
1. Keteraturan dalam belajar
Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik adalah keteraturan. Pengetahuan mengenai cara belajar yang efisien pada
umumnya berupa rumus-rumus untuk bekerja secara teratur. Hanya dengan bekerja secara teratur seorang mahasiswa akan memperoleh hasil yang baik. Ia harus secara teratur mengikuti kuliah. Membaca buku
(43)
pelajarannya harus disusun secara teratur. Alat perlengkapan untuk belajar harus pula disimpan dan dipelihara secara teratur.
Jika sifat keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan seorang mahasiswa dalam perbuatannya, maka sifat
ini akan mempengaruhi pula jalan pikirannya. Hanya dengan jalan pikiran yang teratur maka ilmu itu dapat dimengerti dan dikuasai.
2.Disiplin belajar
Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang di dalam usaha belajar, barulah seorang mahasiswa mungkin
mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas-malasan, keinginan mencari gampangnya saja, keseganan untuk bersusah payah
memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan-gangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan mahasiswa. Gangguan itu hanya dapat diatasi jika seorang mahasiswa mempunyai disiplin.
Berdisiplin selain akan membuat seorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan suatu
proses ke arah pembentukan watak yang baik.
Cara belajar yang baik bukanlah bakat sejak lahir dari
segolongan orang saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan. Tetapi keteraturan dan disiplin harus ditanam dan dikembangkan dengan penuh
(44)
kemauan dan kesungguhan barulah dapat dimiliki oleh seorang mahasiswa.
3.Konsentrasi
Setiap mahasiswa yang sedang menuntut ilmu harus melakukan
konsentrasi dalam belajarnya. Tanpa konsentrasi tak mungkin ia berhasil menguasai pelajarannya. Di dalam ruang kuliah sering dijumpai seorang mahasiswa walaupun tampaknya mendengarkan penjelasan dosen, tapi
ternyata pikirannya melayang-layang entah kemana.
Menurut The Liang Gie konsentrasi adalah pemusatan pikiran
terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar maka konsentrasi berarti pemusatan
pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut.
4. Sarana Belajar
a. Pengertian sarana belajar
Komunikasi antara pendidik dan anak didik yang berwujud
pergaulan memungkinkan terjadinya proses pendidikan. Di dalam kehidupan modern media komunikasi bukanlah barang yang mewah, di
mana salah satu syarat untuk berhasil tidaknya suatu program organisasi ialah menggunakan media atau sarana yang baik dan tepat. Hal ini pun terjadi dalam pendidikan baik secara formal, informal, maupun nonformal yang biasa diberi nama media pendidikan.
(45)
Dalam dunia pendidikan/pengajaran hal tersebut dinamakan alat peraga : istilah ini akhirnya di dalam pendidikan disebut media pendidikan
atau juga bisa disebut sarana belajar. Ada pula yang menyebutnya Audio Visual Aid (AVA = alat bantu pandang dengar). Sesuai dengan namanya maka fungsinya membantu proses belajar mengajar melalui penglihatan dan pendengaran. Jangan sampai AVA ini justru mengganggu tercapainya tujuan pembelajaran (Roestiyah, 1982:67).
Pengertian sarana belajar atau media pembelajaran adalah bahan, alat, atau media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar baik di
dalam kelas maupun luar kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan tepat guna.
Seorang dosen harus berusaha agar materi pengajaran yang disampaikan dapat dengan mudah diserap atau dimengerti oleh mahasiswa. Oleh karena itu, untuk memudahkan penyampaian materi
pengajaran tersebut perlu diusahakan agar mahasiswa memanfaatkan dan menggunakan sarana belajar yang ada.
Pengertian sarana belajar yang penulis maksud di sini adalah bahan, alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh mahasiswa untuk belajar
baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
b. Fungsi sarana belajar
(46)
1). Fungsi edukatif, artinya dengan sarana belajar ini dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Pengaruh ini
berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.
2). Fungsi sosial, artinya dengan sarana belajar ini hubungan antara
pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan sarana belajar itu.
3). Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam sarana belajar
pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu. Fungsi lain adalah dapat mengurangi
tenaga manusia, sebab pada pelajaran-pelajaran tertentu tidak perlu disajikan/ diberikan oleh dosen tetapi cukup dengan AVA.
4). Fungsi politis, artinya dengan sarana belajar ini berarti sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai di daerah-daerah bahkan di tiap-tiap kampus.
5). Fungsi seni (budaya), artinya dengan adanya sarana belajar ini berarti kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia
sehingga pengetahuan mahasiswa tentang nilai-nilai budaya manusia makin lama makin bertambah. Sebab AVA ini pun hasil budaya
manusia.
c. Jenis-jenis sarana belajar
Sarana belajar bisa disebut juga “perangkat keras” dan “perangkat
(47)
misalnya : perpustakaan, meja belajar, ruang belajar, ruang kelas, AVA dan lain-lain, sedangkan yang dimaksud dengan perangkat lunak adalah
sarana yang secara fisik memang lunak, misalanya : modul, buku tulis, alat-alat tulis, dan lain-lain.
5. Lingkungan Belajar
a. Pengertian lingkungan belajar
Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan
belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, sebab individu secara sadar atau tidak
senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar.
b. Jenis-jenis lingkungan belajar
Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Ali Imron, 1996:103). Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :
1). Lingkungan fisik
Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut
belajar sehingga si pembelajar dapat merasakan apakah tempat belajarnya nyaman ataukah tidak, apakah tempat belajarnya segar atau
pengap. Hal-hal yang demikian sangat berpengaruh pada motivasi belajar yang pastinya akan berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar seseorang. Demikian juga tempat yang berantakan, tidak
(48)
seseorang. Sebaliknya, tempat belajar yang teratur, yang tertata dengan rapi akan mendorong seseorang bergairah belajar. Tempat belajar yang
bising pun dapat mengganggu belajar seseorang, tapi sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan gairah belajar.
2). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan di mana seseorang itu ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa
berupa lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya, kelompok belajar, lingkungan keluarga. Walaupun faktor pribadi seseorang lebih
menentukan terhadap diri sendiri haruslah diakui bahwa kelompok belajar, teman sebaya, lingkungan sepermainan, maupun lingkungan
keluarga ini pun sangat menentukan motivasi belajar seseorang dalam pencapaian prestasi belajar yang baik.
Misalnya, jika dalam suatu lingkungan sosial seseorang tidak
terbiasa dengan aktivitas belajar, atau dapat disebut belajar belum membudaya maka seseorang itu kurang memotivasi atau bahkan tidak
termotivasi sama sekali unuk belajar. Begitupun dalam lingkungan keluarga yang kurang mendukung bahkan tidak adanya dorongan dan
pengertian dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya, terkadang seseorang mengalami lemah semangat untuk belajar.
(49)
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan antara
Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa, (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin tinggi disiplin belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai mahasiswa, dan (3) ada
hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa
semakin tinggi prestasi yang dicapai oleh mahasiswa.
Hasil penelitian Noviati Mumpuni (2004) yang berjudul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Gaya Mengajar Guru, Persepsi Siswa tentang
Hubungan Interpersonal Guru Siswa, dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi” menunjukkan : (1) ada hubungan
yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa artinya semakin baik gaya mengajar guru akan
semakin tinggi pula prestasi belajar siswa, (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang hubungan interpersonal guru-siswa dengan prestasi belajar siswa artinya semakin baik hubungan interpersonal
(50)
yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa semakin tinggi prestasi yang dicapai
siswa.
Hasil penelitian Fransciscus Xaverius Yusti Subroto (2005) yang berjudul
“Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru Akuntansi, Minat Belajar Akuntansi, dan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi” menunjukkan : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara
persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi artinya semakin baik persepsi siswa tentang variasi gaya
mengajar guru akuntansi maka semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi dengan
prestasi belajar akuntansi artinya semakin tinggi minat belajar akuntansi akan semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi, dan (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi artinya
semakin baik fasilitas belajar akan semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi. Hasil penelitian H.M. Farid Nasution (2001) yang berjudul “Hubungan
Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan : (1) ada hubungan
yang positif dan signifikan antara metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik metode mengajar dosen akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa, (2) ada hubungan yang positif dan signifikan
(51)
baik keterampilan belajar mahasiswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa, (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara sarana belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik sarana belajar semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa, dan (4) ada hubungan yang positif dan
signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan keempat hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar, lingkungan
belajar, gaya mengajar, fasilitas belajar, metode mengajar, dan keterampilan belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berarti semakin baik disiplin belajar,
lingkungan belajar, fasilitas belajar, metode mengajar, dan keterampilan belajar akan semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan penelitian H.M. Farid Nasution (2001) yang berjudul
“Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara metode mengajar dosen
(52)
mengajar dosen akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dalam
kegiatan belajar mengajar mempunyai andil yang kuat dalam menentukan prestasi belajar mahasiswa. Metode mengajar yang digunakan dosen sangat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Seorang mahasiswa akan senang untuk belajar bila dalam penggunaan metode mengajar dosen telah sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
2. Hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan
antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan ada hubungan yang positif dan
signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin tinggi disiplin belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai mahasiswa. Rasa senang dalam diri mahasiswa akan menimbulkan
motivasi untuk belajar sehingga intensitas belajar yang digunakan mahasiswa akan bertambah. Mahasiswa akan belajar dengan sungguh-sungguh di rumah
maupun di kampus. Dengan adanya hal ini diharapkan prestasi belajar mahasiswa yang baik akan tercapai.
3. Hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan penelitian H.M Farid Nasution (2001) yang berjudul “Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar,
(53)
bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik sarana belajar semakin tinggi
pula prestasi belajar mahasiswa. Sarana belajar yang baik akan lebih mendukung proses belajar mengajar. Hal ini memberikan gambaran bahwa
pengadaan sarana belajar yang baik akan sangat menunjang kegiatan belajar mengajar mahasiswa. Di mana mahasiswa akan merasa lebih memahami dan mengerti tentang apa yang telah disampaikan oleh dosen melalui sarana
belajar itu sehingga pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa itu sendiri.
4. Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan
antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
artinya semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi yang dicapai oleh mahasiswa.
Mahasiswa yang merasa lebih nyaman dan tenang dengan lingkungan belajarnya akan dapat lebih berkonsentrasi lagi untuk belajar. Selain itu
mahasiswa pun akan lebih bergairah untuk belajar sehingga dengan begitu diharapkan prestasi belajar mahasiswa dapat tercapai dengan hasil yang baik.
(54)
R
5. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian H.M Farid Nasution dan Indrawati yang
menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, disiplin belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini berarti
semakin baik persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, disiplin belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar akan semakin tinggi pula
prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Dengan metode mengajar dosen yang sesuai, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar yang
baik maka mahasiswa mempunyai kemauan untuk mengikuti perkuliahan.
D. Paradigma Penelitian
r1
r2
r3
r4 X1
X3
X4 X2
(55)
Keterangan :
X1= metode mengajar r1 = koefisien korelasi antara X1dan Y X2= intensitas belajar r2 = koefisien korelasi antara X2dan Y X3= sarana belajar r3 = koefisien korelasi antara X3dan Y X4= lingkungan belajar r4 = koefisien korelasi antara X4dan Y
Y = prestasi belajar R = koefisien korelasi antara Y dengan X1,X2, X3, dan X4.
E. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.
H2 : Ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa.
H3 : Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa.
H4 : Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa.
H5 : Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang
metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
(56)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalami tentang suatu aspek lingkungan sosial. Studi kasus merupakan suatu penelitian tentang subyek (Y) yaitu prestasi belajar mahasiswa dimana subyek
tersebut terbatas pada prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma, sehingga kesimpulan
yang diperoleh hanya berlaku pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Adapun hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada kasus-kasus lain dan di Universitas
lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Program Studi
(57)
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - Oktober tahun 2006.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian yaitu keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1989:102). Dapat dikatakan pula populasi adalah kumpulan yang
lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan.
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Jumlah keseluruhan populasi ada 164 mahasiswa, angkatan 2002 berjumlah 102 mahasiswa yang masing-masing kelas berjumlah : kelas A sebanyak 35 mahasiswa, kelas B sebanyak 35 mahasiswa, dan kelas C
sebanyak 32 mahasiswa. Angkatan 2003 berjumlah 62 mahasiswa, kelas A sebanyak 32 mahasiswa dan kelas B sebanyak 30 mahasiswa.
2. Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1989 : 104) sampel penelitian yaitu
sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dalam pengambilan sampel digunakan suatu perkiraan, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
(58)
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung pada :
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dan biaya.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang resikonya besar dan tentu saja sampelnya lebih besar hasilnya akan lebih
baik.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2002-2003
yang akan diambil sebagian dengan jumlah 100 mahasiswa. Angkatan 2002 kelas A sebanyak 21 mahasiswa, kelas B sebanyak 21 mahasiswa, dan kelas C
sebanyak 20 mahasiswa sedangkan untuk angkatan 2003 kelas A sebanyak 20 mahasiswa dan kelas B sebanyak 18 mahasiswa.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proporsi atau proportional random sampling. Teknik pengambilan sampel proporsi dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan sampel berstrata. Ada kalanya banyaknya subyek yang terdapat pada setiap strata tidak sama. Oleh karena itu
untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata.
(59)
Penelitian ini mengambil sampel 100 mahasiswa secara berkelompok berimbang dengan perhitungan sebagai berikut :
Angkatan 2002
Kelas A 164
35
x 100 = 21,3 dibulatkan menjadi 21 mahasiswa
Kelas B 164
35
x 100 = 21,3 dibulatkan menjadi 21 mahasiswa
Kelas C 164
32
x 100 = 19,5 dibulatkan menjadi 20 mahasiswa
Angkatan 2003
Kelas A 164
32
x 100 = 19,5 dibulatkan menjadi 20 mahasiswa
Kelas B 164
30
x 100 = 18,2 dibulatkan menjadi 18 mahasiswa
Jumlah keseluruhan = 99,8 dibulatkan menjadi 100 mahasiswa
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel yang akan diteliti yaitu :
a. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
prestasi belajar.
b. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu metode mengajar, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar.
(60)
2. Kategori kecenderungan variabel
Kategori kecenderungan terhadap variabel bebas dan terikat dinilai
dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II adalah sebagai berikut (Ign. Masidjo, 1999 : 157).
Tabel 3.1
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel
81% - 100% Sangat Tinggi
66% - 80% Tinggi
56% - 65% Cukup
46% - 55% Rendah
< 46% Sangat Rendah
3. Pengukuran Variabel
a. Variabel terikat (prestasi belajar)
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur yang di dalamnya berfungsi menerima atau
menyesuaikan diri dengan kondisi lain yang disebut variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Sanata Dharma.
Data prestasi belajar mahasiswa diukur dengan indeks prestasi
sebagai indikator. Dalam penelitian ini prestasi akademik yang digunakan adalah nilai indeks prestasi kumulatif yang telah dicapai oleh responden.
(61)
Tabel 3.2
Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
IPK Kategori
3,51 - 4,00 Cum Laude
2,76 - 3,50 Sangat Memuaskan
2,00 - 2,75 Memuaskan
b. Variabel bebas (metode mengajar, intensitas belajar, sarana belajar, dan
lingkungan belajar)
Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
1). Metode mengajar adalah metode yang digunakan dosen dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
2). Intensitas belajar adalah tingkat kesungguhan belajar mahasiswa yang
diperoleh dengan mempelajari materi pelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
3). Sarana belajar adalah bahan, alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh mahasiswa untuk belajar baik di dalam kampus maupun di luar kampus (rumah/kost).
4). Lingkungan belajar adalah lingkungan sosial, yaitu segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar yang berpengaruh pada hubungan sosial.
Data mengenai metode mengajar, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa
daftar pertanyaan. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang telah tersedia.
(62)
Jawaban yang diperoleh bersifat kualitatif maka menggunakanskala likert
dalam memberikan skor.
Pembagian pertanyaan dalam kuesioner dibagi menjadi tiga kategori karena pada dasarnya seseorang mempunyai sikap yaitu sikap mendukung
(positif), sikap tidak mendukung/menolak (negatif), dan netral. Penulis berharap responden mempunyai sikap mendukung atau tidak mendukung/menolak maka dari itu jawaban netral dihilangkan, sehingga
ada dua kategori yang digunakan yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif yang dinilai dengan pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Adapun kisi-kisi kuesioner untuk variabel bebas adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner
No. Variabel Indikator Item
Positif
Item Negatif 1 Metode
mengajar
Membangkitkan motif, minat, dan gairah belajar Menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian mahasiswa
Memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif dari kepribadian
Merangsang keinginan mahasiswa untuk belajar lebih lanjut
Mendidik mahasiswa dalam teknik belajar sendiri Meniadakan penyajian yang
bersifat verbalistis 1 2 -3 4 5 6 -8 -10
(63)
-2 3 4 Intensitas belajar Sarana belajar Lingkungan belajar
Menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang baik Keteraturan dalam belajar Disiplin belajar
Konsentrasi Perpustakaan Ruang kelas Ruang belajar Meja belajar
Modul atau buku paket Lingkungan keluarga Lingkungan kampus Lingkungan masyarakat
7 1,2 3 8 1,2 5 3 -8 1,2,9 3,6,10,11 4,5,7 9 4,5 6 7 7 4 -6 -8
-Variabel metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar diukur dengan menggunakan skala Likert dengan 4 kategori penilaian.
Adapun pengukurannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Skor nilai-nilai item pertanyaan kuesioner
Skor Pertanyaan Pertanyaan
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
(64)
E. Data yang Diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
mahasiswa yang ditunjukkan dalam IPK dan data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang telah diisi oleh mahasiswa yang meliputi data
persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar. Seluruh data dalam penelitian ini adalah data primer. Yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh dari sumber
-sumber primer yakni -sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 1986:132).
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya
maupun hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1989:124) untuk mengumpulkan data mengenai metode mengajar dosen, sarana belajar, dan
lingkungan belajar.
2. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya seperti data prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 yang dinyatakan dalam IPK.
(65)
G. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu perlu pengujian kuesioner
untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai instrumen pengumpulan data tersebut layak atau tidak dipakai untuk penelitian. Uji
instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Tingkat kesahihan suatu instrumen dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl Person (Suharsimi, 2001:72) yaitu :
2 2
2
2
Y Y N X X N Y X XY N rxy
Keterangan : xyr : koefisien korelasi
Y : skor total seluruh items tes-i
X : skor masing-masing item tes ke-i
N : jumlah item pertanyaan
Pengujian validitas dilakukan pada responden yang berbeda dengan
responden yang dijadikan sampel. Pengujian ini dibagikan kepada 30 responden dengan cara person.
Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (r hitung) bernilai
positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Demikian sebaliknya butir dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (r
(66)
hitung) lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
SPSS. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan r tabel yaitu sebesar 0,239 pada taraf signifikansi 5%, N=30, dan df sebesar N-2 yaitu 30-2=28.
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Metode Mengajar
No. Item rhitung rtabel Hasil Analisis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,4019 0,4685 0,5361 0,4858 0,4265 0,4547 0,4221 0,4625 0.3743 0,3874 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Instrumen Intensitas Belajar
No. Item rhitung rtabel Hasil Analisis 1 2 3 0,5084 0,4527 0,5220 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid
(67)
4 5 6 7 8 0,5464 0,4871 0,4293 0,4290 0,3890 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid
Instrumen Sarana Belajar
No. Item rhitung rtabel Hasil Analisis 1 2 3 4 5 6 7 8 0,5907 0,4632 0,3603 0,5084 0,4721 0,3933 0,3870 0,3659 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Instrumen Lingkungan Belajar
No. Item rhitung rtabel Hasil Analisis 1 2 3 4 5 6 7 8 0,4523 0,5297 0,3683 0,5284 0,4144 0,3744 0,4283 0,3980 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(68)
9 10 11 0,3683 0,4323 0,3851 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan instrumen
untuk dipercaya atau dapat diandalkan. Cara untuk mencari reliabilitas keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh
dengan menggunakan rumusAlpha yaitu (Suharsimi Arikunto, 1996:236):
2 2 1 1 11 t b k k r Keterangan : 11r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b2 : jumlah varians butir 2t
: varians total
Pengujian reliabilitas dilakukan pada responden yang berbeda dengan responden yang dijadikan sampel. Pengujian ini dibagikan kepada 30
responden dengan caraperson.
Hasil analisis uji reliabilitas dihitung dengan program komputer seri
SPSS. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil reliabilitas seperti pada tabel di bawah ini :
(69)
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Penelitian Koefisien Reliabilitas 1 2 3 4 Metode Mengajar Intensitas Belajar Sarana Belajar Lingkungan Belajar 0,7698 0,7591 0,7424 0,7689
Setelah r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,239, instrumen dikatakan reliabel jika r11lebih besar
dari rtabel. Hasil analisis uji reliabilitas kemudian dibandingkan dengan tingkat keterandalan variabel penelitian yang telah dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto (1992:167).
Tabel 3.7
Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian
No. Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan 1
2 3 4 5
0,800 – 1,000 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399
< 0,200 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 3.6 dan tabel 3.7 di atas diperoleh bahwa koefisien reliabilitas variabel metode mengajar sebesar 0,7698 diinterpretasikan tinggi,
koefisien reliabilitas variabel intensitas belajar sebesar 0,7591 diinterpretasikan tinggi, koefisien reliabilitas variabel sarana belajar sebesar
0,7424 diinterpretasikan tinggi, dan koefisien reliabilitas variabel lingkungan belajar sebesar 0,7689 diinterpretasikan tinggi.
(70)
H. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka
data yang berhasil dikumpulkan harus diperoleh kemudian dilakukan analisis. Dalam menganalisis data diperlukan teknik analisis data yang sesuai dengan
datanya. Secara garis besar data dapat digolongkan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dapat dinilai dengan angka secara langsung sedangkan data kualitatif adalah data
yang tidak dapat diukur atau dinilai secara langsung.
Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif atau analisis statistik. Dalam penelitian ini diharapkan hasil pengolahan
data dengan teknik statistik diharapkan dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk itu dipilih teknik analisis data yang relevan dengan tujuan penelitian dan keadaan yang dimiliki.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Product Moment dan analisis Regresi Ganda. Agar kesimpulan tidak menyimpang dari yang seharusnya, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis korelasi yaitu uji normalitas dan uji linieritas sebagai prasyarat untuk dilakukan
(71)
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas setiap
data variabel, digunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS. Jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data variabel tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal, adapun rumus uji
Kolmogorov-Smirnovadalah (Imam Ghozali, 2002:36) :
Xi S
Xi FoMax
D N
Keterangan :
D = Deviasi maksimum
Fo(Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan SN = Distribusi frekuensi kumulatif observasi
Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi masing-masing variabel normal atau tidak, maka dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut yaitu jika probabilitas lebih besar dari 0,05 berarti sebaran data normal dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti sebaran data tidak normal.
(72)
b. Uji Linieritas
Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan garis
regresi dengan menguji signifikansi nilai F adalah :
2 2 e TC S S F Dimana : 2 ) ( 2 k TC JK STC k n E JK Se
) ( 2
Keterangan :
F = harga bilangan F untuk garis regresi 2
TC
S = varians tuna cocok 2
e
S = varians kekeliruan
JK(TC)= jumlah kuadrat tuna cocok
JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien Fhitung diperoleh dari
perhitungan SPSS. Jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat linier. Dan sebaliknya jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
(73)
2. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah melakukan uji prasyarat analisis, langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah melakukan analisis untuk pengujian hipotesis. Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan
menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya.
Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan
sebaliknya bila satu variabel diturunkan akan menurunkan variabel yang lain. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel
dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menaikkan variabel yang lain.
Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Semakin kecil koefisien korelasi maka akan semakin besar kesalahan untuk membuat prediksi. Ketentuan untuk pedoman penafsiran koefisien korelasi
adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2005:216) :
Tabel 3.8
Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 – 0,399 0,40 – 0,499 0,60 – 0,599 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
LAMPIRANX
Surat Keterangan Ijin Penelitian
(6)