PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KERJASAMA.

(1)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS

PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN

NILAI-NILAI KERJASAMA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Majalaya Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pendidikan Jasmani

Oleh: Triyana Agustian

0802695

PROGRAM STUDI PGSD PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KERJASAMA

Oleh: Triyana Agustian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Triyana Agustian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN

NILAI-NILAI KERJASAMA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Majalaya)

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Drs. Mujihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S.Pd NIP. 197405202001121001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 195806201986011002


(4)

ABSTRAK

Triyana Agustian. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Pembelajaran

Aktivitas Permainan Bola Kecil Untuk Mengembangkan Nilai-Nilai

Kerjasama”. Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd dan Pembimbing II

Arif Wahyudi, SP.d.

Permasalahan yang muncul di lapangan pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya aspek afektif dalam kerjasama siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pengembangan pembelajaran aktivitas permainan bola kecil dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya. Peneliti ini bertujuan untuk. Mengetahui peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya dengan adanya pembelajaran aktivitas permainan bola kecil (permainan kasti). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau class room action research pada siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya Kabupaten Bandung yang berjumlah 49 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah format penilaian keterampilan sosial (keterampilan afektif), lembar catatan lapangan dan dokumentasi. Pelaksanaan tindakan diawal dengan observasi awal. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang terdiri dari dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan

Prosentase rata-rata siswa yang bersikap kerjasama pada tes awal mencapai 41.58 %, pada siklus I tindakan I mencapai 49.48 %, pada siklus I tindakan II mencapai 59.18 %, pada siklus II tindakan I mencapai 69.38 % dan pada siklus II tindakan II mencapai 80%. Hasil ini menunjukan bahwa dengan menerapkan pembelajaran aktivitas permainan bola kecil (permainan kasti), maka pemahaman dan sikap siswa tentang kerjasama dapat meningkat, serta pemahaman siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan kasti lebih baik dan meningkat.


(5)

ABSTRACT

Triyana Agustian. The title of this scription is “ to develop the activity of small ball game learning to developing the values of cooperation”. Gulde I Drs. Mudjihartono , M.Pd. and gulde II Arif Wahyudi, SP.d.

The problems that arise in the field of learning is the lack of physical education in the affective aspects of students' cooperation. The formulation of the problem in this research is the development of learning activities to develop the small ball game the values of cooperation of students in physical education lessons in the fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya. Researcher aims for.Knowing the values increased cooperation fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya with the small ball game learning activities (baseball game). The research method used in this research is a class action or class room action research at the fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya Regency Bandung, amounting to 49 students. The research instrument used is a form of social skills assessment (affective skills), field notes and documentation sheets. Implementation of actions beginning with the initial observation.

The next step is to create an action plan consisting of two cycles with each cycle consisting of two actions The average percentage of students who behave cooperation on initial tests reached 41.58%, in the first cycle of action I reached 49.48%, in the first cycle of action II reached 59.18%, the second cycle of action I reached 69.38% and in the second cycle of action II reached 80% . These results show that by implementing small learning activities ball games (baseball game), then the students' understanding and attitudes to increase cooperation and understanding of students in physical education learning especially baseball games better and improved.


(6)

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR DIAGRAM... LAMPIRAN...

BAB I. PENDAHULUAN………...

A. Latar Belakang Masalah………... B. Rumusan Masalah………..

C. Pemecahan Masalah………...

D. Tujuan Penelitian……… E. Manfaat Penelitian………..

F. Batasan Penelitian………..

G. Defenisi Operasional………..

BAB II. TINJAUAN TEORITIS... A. Pengertian Pembelajaran………..………..

B. Tujuan Belajar…..……….………...

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…….…………

D. Hasil Belajar………..……….

E. Pengertian Aktivitas………...

F. Permainan Bola Kecil……….

1. Jenis-jenis Permainan Bola Kecil……..…....…...………

2. Permainan kasti……….…………....………

3. Gerak Dasar Permainan Kasti………...

i ii iii v vii viii ix x 1 1 5 5 6 6 7 7 9 9 10 10 11 13 14 16 16 17


(7)

G. Aturan Dasar Permainan Kasti………....

H. Bentuk Lapngan Kasti……….

I. Makna Kerjasama………...

J. Syarat-Syarat Kerjasama………. K. Tahap-Tahap Kerjasama……….

L. Kerangka Pemikiran………

M. Perumusan Hipotesis………...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...

A. Metodologi Penelitian…………...……….

B. Langkah-Langkah Penelitian………..………

C. Setting dan subjek penelitian .………

1. Setting Penelitian………..

2. Subjek Penelitian………..

D. Rencana Tindakan...………...

E. Instrument dan Pengumpulan Data……….…..……...

F. Teknik Pengumpulan Data……….

1. Sumber Data………..

2. Jenis Data………..

3. Cara Pengambilan Data…...………..

G. Analisis Data……….………..

H. Pengolahan dan Kategorisasi Data……….

I. Validitas………..

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Hasil Penelitian………...

B. Data Hasil Observasi………..

C. Analisis Data………..

D. Diskusi Penemuan………..

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... 24 28 28 30 32 33 34 35 35 36 38 38 38 38 40 43 43 43 43 44 44 44 46 46 50 69 71 73 73 73 75


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat penyelenggaraan pendidikan melalui proses belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik dengan kerangka dan sistem yang terstruktur. Sistem pendidikan nasional, paling dapat mengidentifikasikan tiga fungsi dasar, yaitu : (1) menceradaskan kehidupan bangsa; (2) mempersiapkan tenaga kerja terampil dan ahli; serta (3) membina dan mengembangkan penguasaan teknologi. Untuk itu diperlukan jasmani yang sehat dan terlatih antara lain melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008: 61) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Dalam teori-teori modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, yakni kedua belah pihak berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka kerja (frame work) dan dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir (frame of reference) yang seyoginya dipahami dan disepakati bersama.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting di mana salah satunya adalah guru. Menurut Supandi (1992: 8):

Guru merupakan faktor stategik lain yang mempunyai pengaruh nyata terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Begitu pentingnya kedudukan guru sebagai faktor strategi belajar mengajar, sehingga strategi belajar mengajar dapat dibataskan sebagai usaha meningkatkan daya guna interaksi guru dan siswa. Guru mempunyai kuasa yang besar untuk


(9)

2

menetapkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar mengajar yang menentukan pola membentuk lingkungan, menetapkan tujuan, dan menyusun bahan, dan penilaian proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar itu pada hakekatnya ada di tangan guru. Kekuasaan di tangan itu tentu saja harus dipergunakan demi kepentingan siswa.

Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dijalaninya. Guru merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan mengarahkan segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning strategis) yang tepat (appropiate). Sebagai perencana guru harus bisa menetapkan apa yang harus dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran di sekolah dasar khususnya pendidikan jasmani, merupakan kelompok mata pelajaran yang diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atau kejuruan melalui aktivitas fisik. Pendidikan jasmani diharapkan dapat menolong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spritual-sosial), serta pembiasaan hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat mengajar keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga), internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerjasama, disiplin, dan bertanggung jawab), dan pembiasaan hidup sehat. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata pelajaran lain yang didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoritis. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani lebih dominan pada


(10)

aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi (aspek psikomotor, aspek kongnitif, dan aspek afektif). Untuk itu kompetensi dikdaktik dan metodik mengajar merupakan sarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani.

Materi, tujuan, proses pembelajaran, dan peserta didik (siswa) merupakan aspek penting yang saling terkait dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya yang harus diperhatikan oleh guru pendidikan jasmani. Ketika mengajar suatu bentuk keterampilan gerak, sudah selayaknya guru memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak siswanya tidak semata-mata hanya pada tujuan yang harus dicapai karena merupakan tujuan yang termuat dari kurikulum.

Terkait dengan materi pembelajaran (bahan ajar), khususnya dalam bentuk permainan dan olahraga, permainan kasti merupakan salah satu permainan bola kecil yang tercantum dalam KTSP sebagai bagian dari proses pendidikan jasmani di sekolah. Permainan ini sangat membutuhkan kerjasama dan kekompakan para pemain. Materi permainan kasti mulai diajarkan di kelas IV sekolah dasar.

Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu. Kasti merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan dan kegembiraan. Permainan ini biasa dilakukan di lapangan terbuka. Pada anak-anak usia sekolah dasar, permainan ini bisa melatih kedisiplinan diri serta memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas antar teman. Agar dapat bermain kasti dengan baik kita dituntut memiliki beberapa keterampilan yaitu memukul bola, melempar bola, dan menangkap bola serta kemampuan lari. Bagi sebagian besar siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya, keterampilan aspek pisikomotor memukul bola, melempar bola, dan menangkap bola sudah mampu dikuasai. Sedangkan dari nilai aspek afektif sebagian besar siswa masih belum tercapai terutama dari segi nilai kerjasama siswa. Salah satu penyebabnya adalah siswa masih bersifat individu dan akibat yang lain adalah siswa yang kurang kerjasama tidak dapat membiasakan untuk selalu ikut serta dalam kelompok, belajar kerjasama dan kurang memasyarakat permainan kasti dilingkungan masyarakat sekitar sekolah serta minimnya pengetahuan dan minat


(11)

4

terhadap permainan kasti yang dimiliki guru pendidikan jasmani bisa menjadi kendala dalam proses pembelajaran permainan kasti.

Manusia sebagai mahkluk sosial berarti bahwa sebagai manusia tidak dapat hidup tanpa kehadiran ataupun bantuan dari manusia yang lainnya. Manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup dirinya. Sedangkan manusia tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri. Manusia memerlukan bantuan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk itu manusia perlu berinteraksi atau berhubungan dengan manusia lainnya untuk bekerjasama saling memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kerjasama juga merupakan hal yang penting dalam melakukan permainan, karena tanpa kerjasama yang baik maka strategi apapun tidak akan berhasil dan tepat guna mencapai tujuan permainan. Kerjasama dibutuhkan terutama dalam mengatur permainan sehingga memperoleh kemenangan.

Begitu pula dalam permainan dan olahraga. Baik kepala sekolah, guru pendidikan jasmani, siswa-siswi, masyarakat, maupun orang yang terlibat dalam permainan semuanya saling berinteraksi, berhubungan, berkomunikasi dan bekerjasama karena dalam permainan semua saling berhubungan dan membutuhkan serta saling mempengaruhi, meskipun permainan yang dilakukan bersifat permainan individu. Kekompakan, kerjasama setiap orang yang berkecimpung dalam permainan sangat penting. Sumber: http://penjaskes- pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2011/10/dinamika-tim-dan-grup-mata-kuliah.html (Jordan, 1994) “Bakat seorang pemain dapat memenangkan sebuah pertandingan, tetapi kerjasama sebuah tim akan dapat memenangkan sebuah kejuaraan”. Dari pendapat tadi menyebutkan bahwa kerjasama sangat penting dalam sebuah tim untuk mencapai kemenangan.

Kemampuan yang tinggi yang dimiliki oleh setiap individu dalam sebuah tim tidak cukup untuk memenangkan setiap kejuaraan. Perlu adanya kekompakan, kerjasama dan kerjakeras setiap anggota untuk memenangkan sebuah kemenagan. Untuk memenangkan kejuaraan sebuah tim perlu di dukung oleh kebersamaan para anggota tim sendiri. Dibutuhkan kerjakeras bersama seluruh anggota sebuah tim untuk dapat mencapai kemenangan yang dapat diraih oleh tim


(12)

sendiri. Meskipun untuk membuat sebuah kekompakan, kebersamaan, kerjasama, komitmen bersama yang baik dalam sebuah tim tidaklah mudah. Karena setiap anggota tim memiliki kemampuan, perilaku, sifat, karakter, tugas, kewajiban, kebutuhan, harapan, kepentingan, bahkan masalah yang berbeda-beda. Seperti halnya dalam permainan bola kasti yang pernah dilakukan di SDN Padasuka 5 Majalaya, siswa-siswi banyak mengalami kesulitan, khususnya terhadap aspek sosial yaitu nilai-nilai kerjasamanya, sehingga guru merasa perlu mengupayakan peningkatan kerjasama siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya.

Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya, penulis tertarik untuk menindaklanjutinya dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan fokus penelitian “Pengembangan Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Kecil Untuk Mengembangkan Nilai-Nilai Kerjasama pada siswa kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung”. Semoga saja dalam penelitian ini, penulis mendapat informasi, gambaran dan pengetahuan yang baru tentang bagaimana meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan bola kecil.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah. Apakah pengembangan aktivitas permainan bola kecil dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SDN Padasuka 5 Majalaya?

C. Pemecahan Masalah

Dalam memecahkan masalah yang ada dalam penelitian ini yaitu, kurangnya nilai-nilai kerjasama siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani maka, dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran aktivitas permainan bola kecil dalam suatu aktivitas yang akan digunakan dalam proses pembelajaran khususnya dalam pendidikan jasmani. Dengan cara menerapkan pembelajaran aktivitas permainan bola kecil, siswa dapat melaksanakan tugas


(13)

6

aktivitas yang dilakukan secara kelompok atau tim tanpa ada siswa yang pasif dan dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah. Mengetahui apakah pengembangan aktivitas permainan bola kecil dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama pada siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani pada kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya.

E. Manfaat Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada nilai-nilai kerjasama pada siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Kegunaan Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat pembelajaran aktivitas permainan bola kecil.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada relevansinya dengan masalah penelitian ini.

c. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam pengembangan Program Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Kegunaan Praktis

a. Sebagai masukan bagi guru-guru pendidikan jasmani, yaitu mengembangkan pendekatan bermain menjadi solusi alternatif yang lebih efektif berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dalam upaya mengembangkan nilai-nilai kerjasama pada siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Untuk memupuk kebiasaan siswa bertindak aktif dan kreatif dengan menggunakan pembelajaran aktivitas permainan bola kecil.


(14)

c. Dapat menjadi sumbangan pemikiran dan masukan kepada Universitas Pendidikan Indonesia terutama Jurusan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani dalam membina calon-calon guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

d. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran permainan.

F. Batasan Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitiannya agar lebih terarah pada tujuan. Adapun pembatasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

2. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 49 orang di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

3. Adapun hal-hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan aktivitas permainan bola kecil untuk mengembangkan nilai-nilai kerjasama pada siswa kelas IV di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

4. Jenis permainan bola kecil hanya difokuskan pada permainan kasti.

G. Defenisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan dalam judul penelitian sebagai berikut:

1. Pembelajaran. Sagala (2008: 61) dijelaskan Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

2. Dalam http://Wordpress.Com (Potter, 2005) menjelaskan bahwa “Aktivitas adalah suatu usaha energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat kehidupan hidup, aktivitas didefinisikan suatu aksi


(15)

8

energik atau keadaan bergerak semua manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak”.

3. Menurut Ridwan dan Sulaeman (2008 :13-19), Permainan bola kasti ialah permainan bola kecil yang berunsur gerak dasar melempar bola, menangkap bola, dan memukul bola. Ditambah dengan keterampilan menghindari sentuhan bola.

4. Dalam http://irman-fauzie.blogspot.com/2011/07/olahraga-dalam-membina-nilai-nilai.html (polak, M.1985) Kerjasama. Kerjasama atau kooperasi (cooperation) adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan bersama dan tujuan bersama.


(16)

METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Di samping itu metode penelitian juga merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian sebab baik atau tidaknya penelitian tergantung dari pertanggung jawaban dari metode penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.

Ebbut (wiraatmaja, 2008:60) “mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tidakan tersebut”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajarn mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk proses pengkajian berdaur (siklus) yang dinyatakan dalam bentuk spiral yang melukiskan siklus demi siklus. Setiap siklus terdiri dari empat komponen, yaitu perencnaan tindakan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari refleksi muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian sehingga perlu dilakukan siklus berulang sampai permasalahan tersebut bisa diatasi.


(17)

36

Adapun langkah-langkah PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

B. Langkah-langkah Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukukan dalam penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin. Konsep pokok penelitian Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu “perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)”.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah alur penelitian dibutuhkan skema prosedurnya. Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:


(18)

Gambar 3.1 Alur penelitian PTK

Adaptasi dari model PTK Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Wiraatmaja, 2008: 62)

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Siklus Berikutnya Perencanaan


(19)

38

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SD Negeri Padasuka 5 Majalaya. Jalan Pangkalanraja Desa Sukamukti, Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung 40382.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN Padasuka 5. Objek penelitian ini yaitu kelas IV yang berjumlah 49 siswa. Peneliti memilih kelas tersebut sebagai objek penelitian karena menurut guru pendidikan jasmani. Pak Roni kelas IV merupakan salah satu kelas yang kemampuan kerjasamanya tergolong rendah dibandingkan dengan kelas lainnya di SDN Padasuka 5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa yaitu 49 siswa yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan.

D. Rencana Tindakan

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus prospektif atau memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-peristwa takterduga, sehinga mengandung sedikit resiko (Kunandar, 2008: 91). Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas yang lain) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan dan Perencanaan

Merancang model pembelajaran yang akan digunakan untuk dijadikan sebagai bahan peneliti, serta mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung terhadap penelitian tindakan ini, termasuk didalamnya mempersiapkan sarana dan prasarana dan juga sumber belajar diperlukan. Di bawah ini perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti sebagi berikut:


(20)

b. Menyampaikan pokok bahan materi mata pelajaran permainan kasti yang akan disampaikan pada saat pelaksanaan kegiatan.

c. Peneliti membuat lembar observasi, yaitu:

1) Sebuah catatan kosong yang bertujuan untuk melihat dan mengamati bagaimana kondisi belajar mengajar di lapangan ketika model pembelajaran tersebut diterapkan.

2) Jurnal harian yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran

3) Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan bola, alat pemukul, pluit, stop wact, lapangan dll.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan.

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yang terlibat dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah peneliti dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti melaksanakan atau mengintervestasikan desain pembelajaran yang telah dirancang dalam sekenario pembelajaran.

b. Peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan secara sadar, kritis, sistematis, dan objektif dengan menggunakan pemahaman pola-pola keterampilan dasar permainan bola kasti.

3. Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti mengamati, memahami, melihat, apa yang didengar, diucapkan oleh perkataan, maka langkah-langkah peneiti untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Obsevasi langsung, yaitu obsevasi yang dilkukan dimana observer berada

bersama objek yang diselidiki. Misalnya, observasi dan sekenario pembelajaran.

b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Misalnya, berupa dokumentasi dan catatan lapangan.


(21)

40

c. Observasi terstruktur, yaitu proses pengamatan yang digunakan untuk memotret sejauh mana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran.

d. Observasi sistematis, yaitu proses pengamatan yang mengadakan pengamatan kategori-kategori yang relatif rinci.

4. Analisis dan refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatn analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan dilakukan. Dalam kegiatn ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan yang lainnya dan kegiatan dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memehami hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam meningkatkan nilai-nilai kerjasama adalah melalui pendekatan pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran permainan bola kecil (permainan kasti), maka hasil yang didapat dalam tahap observasi, peneliti dapat menganalisisnya dan merefleksi diri dengan melihat data bahwa kegiatan penelitian yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar atau belum. Dari data sekenario yang telah dilaksanakan juga dapat dipergunakan sebagai acuan bagi peneliti untuk mengevaluasi dirinya sendiri.

E. Instrumen dan Pengumpulan Data

(Arikunto, 2002: 134) menjelaskan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara, observasi, jurnal siswa, catatan lapangan. Data tersebut dianalisis dan hasilnya digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, yaitu perubahan aktivitas siswa, guru atau perubahan belajar siswa. Untuk mengumpulkan data-data tersebut peneliti menggunakan


(22)

jurnal siswa.

1. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting dalam penelitian, catatan tersebut berisi deskripsi pelaksanaan pembelajaran. Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktisi saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan kesulitan perilaku yang telah dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang termuat dalam perencanaan yang tersusun.

Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang diterapkan. Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran.

2. Jurnal Siswa

Jurnal siswa diberikan setiap akhir pembelajaran. Jurnal ini diberikan untuk mengetahui apa yang diperoleh siswa serta kesulitan yang dihadapi siswa setelah pembelajaran berlangsung, juga untuk memperoleh gambaran mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah diterapkan. Hasil jurnal tersebut digunakan untuk perbaikan.


(23)

(24)

1. Sumber Data:

a. Dengan implementasi perminan kasti dalam pembelajaran pendidikan jasmani terhadap peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

b. Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kerjasama melalui pembelajaran permainan kasti.

c. Peneliti dengan cara mengajar dalam merencanakan pembelajaran, pelaksanaan dilapangan, dan mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran dengan menggunakan permainan kasti guna meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

2. Jenis Data:

a. Sekenario pembelajaran

b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan permainan kasti.

c. Jurnal harian

d. Dokumentasi (kamera/photo) 3. Cara Pengambilan Data

a. Data hasil belajar di ambil dari sekenario pembelajaran.

b. Data tentang situasi pembelajar permainan kasti guna meningkatkan nilai-nilai kerjasama diambil dengan menggunakan lembar observasi. c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat

dari sekenario pembelajaran dan lembar observasi.

d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan palaksanaan didapat dari sekenario pembelajaran dan lembar observasi.

e. Data dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran permainan kasti berlangsung.


(25)

44

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensinentesis, menerangkan, dan menyimpulkan.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkatagorian dan mengklasifikasian, hasil yang diperoeh berupa pola-pola dan kecendrungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksaan pembelajaran permainan kasti.

3. Menyimpulkan data dan memverifikasi data.

H. Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini hasil belajar peningkatan nilai-nilai kerjasama dengan pendekatan permainan kasti dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu pasrtisipasi siswa dalam meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa pada pembelajaran permainan kasti.

I. Validitas

Salah satu cara untuk melihat derajat keparcayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitian (Kunandar, 2008:103). Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Tahap validasi menurut Hopkins (1993) dalam rochiati (2005) yang dikutip oleh Kunandar (2008:107-109) terdiri dari:

1. Dengan melakukan member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan mendiskusikan dengan observer pada setiap akhir tindakan pembelajaran (Nasution, 1996:114)


(26)

Yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.

3. Dengan melakukan saturasi

Yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.

4. Dengan cara menggunakan perbandingan atau dengan eksplanasi daingan atau kasus negatif

5. Dengan audit trail (Nasution, 1996:120) yaitu mencek kebenaran hasil penelitian dengan mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek kesahihan pada sumber data hasil member chek. 6. Dengan expert opinion (Nasution 1996:116) adalah pengecekan terakhir


(27)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya, menunjukan bahwa melalui pembelajaran permainan bola kecil (permainan kasti) dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

Untuk itu, maka kesimpulan dari penelitian tindakan ini adalah adanya peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa. Menunjukan pada pra-obsevasi awal menunjukan angka 41.58 %, menjadi 49.48 % pada siklus I tindakan I, 59.18 % pada siklus I tindakan II, 69.38 % pada siklus II tindakan I, dan 80% pada siklus II tindakan II. Perubahan peningkatan pemahaman dan sikap siswa tentang kerjasama mencapai harapan peneliti yang menargetkan 80% tercapai pada siklus II tindakan II.

Hasil peneliti ini berimplikasi kepada:

1. Peneliti, menjadi bertambah wawasan dan pengetahuan tentang permainan kasti dan pengetahuan tentang kerjasama dan pentingnya penanaman kerjasama.

2. Siswa, melalui materi aktivitas bermain dengan permainan kasti maka wawasan dan pengetahuan tentang permainan kasti dan kerjasama bisa bertambah dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut: 1. Bagi pihak sekolah hendaknya menambah ataupun memperbaiki fasilitas

belajar yang menunjang pada proses pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Guru pendidikan jasmani, disarankan untuk selalu mengembangkan

pembelajaran aktivitas permainan bola kecil dan inovasi-inovasi baru dalam pendidikan jasmani melalui berbagai kegiatan pendidikan maupun non


(28)

pendidikan, seperti memperluas keilmuan tentang pendidikan jasmani baik melalui kegiatan literature, media masa dan forum-forum ilmiah lainnya. 3. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap

proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran, perlu didukung oleh semua pihak termasuk sarana dan prasarana yang mencukupi.

4. Bagi orang tua, diharapkan dapat membantu untuk mendukung siswa dengan memberikan motivasi belajar. Karena waktu di rumah lebih banyak dibandingkan dengan waktu siswa di sekolah.

5. Kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mau melanjutkan penelitian dengan kajian yang sama supaya menggunakan sampel yang lebih banyak dan kelas yang berbeda.

6. Bagi seluruh pembaca dari berbagai kalangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2011). Perbandingan Pendekatan Taktis Dengan Teknis Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Kecil. Bandung: Skripsi Prodi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta. Azis, Syamsir. (1998). Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Jakarata: Universitas

Terbuka

Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). USA: Pearson Education, Inc.

Burhanuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Husna. (2012). Modifikasi Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Permainan Bulutangkis. Bandung: Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Pengguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

P. Sutoto. Dkk. (1993). Pendidikan Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Depdikbud, Proyek Penataran Guru Penjaskes SD Setara D-II. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Mahendra, Agus. (2008). Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, Agus (2008). http: // mahendra- peandsportblog. blogspot. com/ 2008/ 09/ pendekatan- pola- gerak- dominan- dalam. html (15 September 2008). Ridwan I dan Sulaeman I. (2008). Olahraga dan Permainan Bola Kecil dan Bola


(30)

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rombepajung. 1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Depdikbud Dirjend Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung.

Slameto. (2003). Belajar dn Faktor-Faktor Yang Mengpengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Supandi ( 1992 ) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Suprijono, Agus. 2009. Coopertative Learning: Teori dan Aplikasi PIKEM.

Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Wiraatmaja, Rochiat. ( 2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://Wordpress.Com

http://irman-fauzie.blogspot.com/2011/07/olahraga-dalam-membina-nilai-nilai.html

https://www.google.co.id/search?q=gambar+cara+menangkap+bola+kasti&ie=utf -8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta

http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2011/10/dinamika-tim-dan-grup-mata-kuliah.html


(1)

44

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensinentesis, menerangkan, dan menyimpulkan.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkatagorian dan mengklasifikasian, hasil yang diperoeh berupa pola-pola dan kecendrungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksaan pembelajaran permainan kasti.

3. Menyimpulkan data dan memverifikasi data.

H. Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini hasil belajar peningkatan nilai-nilai kerjasama dengan pendekatan permainan kasti dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu pasrtisipasi siswa dalam meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa pada pembelajaran permainan kasti.

I. Validitas

Salah satu cara untuk melihat derajat keparcayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitian (Kunandar, 2008:103). Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil


(2)

45

2. Melakukan validasi dengan triangulasi

Yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.

3. Dengan melakukan saturasi

Yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.

4. Dengan cara menggunakan perbandingan atau dengan eksplanasi daingan atau kasus negatif

5. Dengan audit trail (Nasution, 1996:120) yaitu mencek kebenaran hasil penelitian dengan mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek kesahihan pada sumber data hasil member chek. 6. Dengan expert opinion (Nasution 1996:116) adalah pengecekan terakhir


(3)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya, menunjukan bahwa melalui pembelajaran permainan bola kecil (permainan kasti) dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

Untuk itu, maka kesimpulan dari penelitian tindakan ini adalah adanya peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa. Menunjukan pada pra-obsevasi awal menunjukan angka 41.58 %, menjadi 49.48 % pada siklus I tindakan I, 59.18 % pada siklus I tindakan II, 69.38 % pada siklus II tindakan I, dan 80% pada siklus II tindakan II. Perubahan peningkatan pemahaman dan sikap siswa tentang kerjasama mencapai harapan peneliti yang menargetkan 80% tercapai pada siklus II tindakan II.

Hasil peneliti ini berimplikasi kepada:

1. Peneliti, menjadi bertambah wawasan dan pengetahuan tentang permainan kasti dan pengetahuan tentang kerjasama dan pentingnya penanaman kerjasama.

2. Siswa, melalui materi aktivitas bermain dengan permainan kasti maka wawasan dan pengetahuan tentang permainan kasti dan kerjasama bisa bertambah dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran


(4)

74

pendidikan, seperti memperluas keilmuan tentang pendidikan jasmani baik melalui kegiatan literature, media masa dan forum-forum ilmiah lainnya. 3. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap

proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran, perlu didukung oleh semua pihak termasuk sarana dan prasarana yang mencukupi.

4. Bagi orang tua, diharapkan dapat membantu untuk mendukung siswa dengan memberikan motivasi belajar. Karena waktu di rumah lebih banyak dibandingkan dengan waktu siswa di sekolah.

5. Kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mau melanjutkan penelitian dengan kajian yang sama supaya menggunakan sampel yang lebih banyak dan kelas yang berbeda.

6. Bagi seluruh pembaca dari berbagai kalangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2011). Perbandingan Pendekatan Taktis Dengan Teknis Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Kecil. Bandung: Skripsi Prodi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta. Azis, Syamsir. (1998). Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Jakarata: Universitas

Terbuka

Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). USA: Pearson Education, Inc.

Burhanuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Husna. (2012). Modifikasi Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Permainan Bulutangkis. Bandung: Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Pengguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

P. Sutoto. Dkk. (1993). Pendidikan Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Depdikbud, Proyek Penataran Guru Penjaskes SD Setara D-II. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa


(6)

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rombepajung. 1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Depdikbud Dirjend Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung.

Slameto. (2003). Belajar dn Faktor-Faktor Yang Mengpengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Supandi ( 1992 ) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Suprijono, Agus. 2009. Coopertative Learning: Teori dan Aplikasi PIKEM.

Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Wiraatmaja, Rochiat. ( 2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://Wordpress.Com

http://irman-fauzie.blogspot.com/2011/07/olahraga-dalam-membina-nilai-nilai.html

https://www.google.co.id/search?q=gambar+cara+menangkap+bola+kasti&ie=utf -8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta

http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2011/10/dinamika-tim-dan-grup-mata-kuliah.html