UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI: PTK pada siswa ekstrakurikuler hoki di SMAN 4 Kab. Tangerang.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

(PTK pada Siswa Ekstrakurikuler Hoki di SMAN 4 Kab. Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ANI NOPIANI NIM. 0904035

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM

PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI (PTK pada Siswa Ekstrakurikuler Hoki di SMAN 4 Kab. Tangerang)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP.196807071992032001

Pembimbing II

Carsiwan, M.Pd NIP.197101052002121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP.196509091991021001


(3)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

(PTK pada Siswa Ekstrakurikuler Hoki di SMAN 4 Kab. Tangerang)

Oleh: Ani Nopiani

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

© Ani Nopiani 2015 UniversitasPendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN Pembelajaran Aktivitas Permainan Hoki (PTK pada Siswa Ekstrakurikuler Hoki di SMAN 4 Kab. Tangerang). Skripsi ini dibimbing oleh pembimbing I Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd dan Pembimbing II Carsiwan, M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis mengenai perkembangan teknologi yang semakin maju yang memiliki dampak positif maupun negatif. Dalam kaitannya dengan kerjasama inilah aktivitas permainan hoki diasumsikan akan memiliki peranan penting. Oleh karena itu, penelitian ini didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan nilai kerjasama siswa SMAN 4 Kab. Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 Kab. Tangerang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 4 Kab. Tangerang dengan sampel berjumlah 30 orang yang terdiri dari 13 orang putera dan 17 orang puteri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembaran observasi dan angket sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap upaya mengembangkan nilai kerjasama, hal ini ditunjukan oleh perkembangan yang meningkat dari proses pembelajaran siklus I dan siklus II.


(5)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

ABSTRACT

Name: Ani Nopiani. NIM: 0904035. Title: Efforts to Develop of Partnership Through The Implementation of Cooperative Learning Model in Teaching Activity Hockey Game (Classroom Action Research on Extracurricular Hockey in SMAN 4 Kab. Tangerang . This thesis is supervised by Advisor I Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Supervisor II Carsiwan, M.Pd. Physical Education Health and Recreation Studies Program. Faculty of Physical Education and Health. Indonesian University of Education.

The writer’s observation on the technology development that can result in both of negative and positive effects has been an inspiration to conduct this study. In

terms of the development’s relation to cooperation in hockey, the study assumes

that hockey will play an important role. Therefore, the aim of is this study is to

develop students’ cooperative value. The participants of this study were SMAN 4

students in Tanggerang Region; there were 30 students who became the samples of this study, they consisted of 13 males and 17 females. The instruments of this study comprised of some observation sheets and questionnaires as secondary instrument. The result shows that the implementation of the cooperative learning model has influenced an attempt to develop cooperative value; it was indicated by the increasing development of the process of the cycles learning I and II.

Keywords; the cooperative learning model, Hockey, Cooperative .


(6)

KATA PENGANTAR ……… iii

UCAPAN TERIMAKASIH ………... iv

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR TABEL ……….. xi

DAFTAR GAMBAR ………. xii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Penelitian ……….………... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ...………... 8

C. Tujuan Penelitian ………...…………... 8

D. Manfaat Penelitian ………... 8

E. Struktur Organisasi………... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………..………. 11

A. Hakekat Pembelajaran...…………...……….………... 11

1. Belajar dan Pembelajaran ... 11

2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ... 13

B. Hakekat Permainan Hoki ………. 14

1. Pengertian Permaian Hoki ... 14

2. Karakteristik Permainan Hoki ………... 16


(7)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Hakekat Kerjasama ………..…… 13

1. Pengertian Kerjasama ... 13

2. Pentingnya Kerjasama dalam Permainan Hoki ... 21

D. Deskripsi Model Pembelajaran ……… ... 23

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 23

2. Karakteristik dan Fungsi Model Pembelajaran ... 24

3. Ciri-ciri Model Pembelajaran ... 25

E. Model Pembelajaran Kooperatif……….. 26

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 26

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 27

3. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 28

F. Kerangka Pemikiran ………... 30

G. Hipotesis Tindakan ………... 31

BAB III METODE PENELITIAN……… 32

A.Metode Penelitian ………... 32

B. Prosedur Penelitian ……….. 33

C.Rencana Tindakan ………... 36

D.Subjek Penelitian ………... 38

E. Data Penelitian ………... 38

F. InstrumenPenelitian ………..…………... 39

G.Uji Coba Angket ………... 43

H.Teknik Pengumpulan Data ………... 52


(8)

1. Pembahasan ……… 66

2. Diskusi temuan ………... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……….. 70

A. Simpulan ………... 70

B. Saran ………. 70

DAFTAR PUSTAKA ……….. 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 75 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif………. 24 Tabel 2.2 Pendekatan dan Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif …... 25 Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Kerjasama ………..……….. 39 Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ………….………….. 41 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Angket Kerjasama ………..………… 47 Tabel 4.5 Perbandingan Prosentase Hasil Penghitungan Angket ………... 66


(10)

Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK ……….….. 34

Gambar 4.1 Hasil Penghitungan Angket Siklus 1 tindakan 1……….. 54

Gambar 4.2 Hasil Penghitungan Angket Siklus 1 tindakan 2……….. 55

Gambar 4.3 Hasil Penghitungan Angket Siklus 2 tindakan 1……….. 60

Gambar 4.4 Hasil Penghitungan Angket Siklus 1 tindakan 2……….. 62


(11)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) merupakan bagian penting dari kurikulum pendidikan nasional. Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar dilakukan melalui aktivitas fisik dalam upaya mencapai tujuan. Disampaikan oleh Saputra, dkk (2008, hlm.40) “Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan”. Penjasorkes merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai cita-cita kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mahendra (2009, hlm.3)

“Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional”. Senada dengan pendapat tersebut Suherman (2008, hlm.14) menjelaskan bahwa “Pendidikan jasmani didefenisikan sebagai pendidikan dari dan melalui gerak, dan harus dilakukan dengan cara – cara yang sesuai dengan arti yang dikandungnya”. Secara sederhana Husdarta (2009, hlm.18) juga menjelaskan bahwa “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjasorkes merupakan proses pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani melalui gerak, permainan dan kecabangan olahraga sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan siswa agar berkembang secara keseluruhan baik kognitif, afektif maupun psikomotor.

Dalam proses pembelajaran penjasorkes ada empat faktor penting yang tidak dapat dipisahkan. Seperti menurut Saputra, dkk. (2007, hlm.10) “Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani dan olahraga keempat faktor ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain yaitu tujuan, materi, dan evaluasi.


(12)

Keempat aspek tersebut menjadi satu kesatuan yang saling mendukung dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan”.

Diantara beberapa aspek yang mendukung dalam proses pembelajaran penjasorkes yang berhasil adalah perumusan tujuan. Menurut Syaiful dan Aswan (2010, hlm.41,42) mengatakan bahwa “Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin

dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan”. Dengan demikian, guru sebagi

pengelola dalam proses pembelajaran penjas harus terampil, terutama dalam menentukan tujuan pembelajaran tersebut, yang diharapkan bisa mendorong dan mengarahkan siswa pada aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Laurens dan Yudi (2005, hlm.67) yang menyatakan bahwa “Tujuan mengajar pada dasarnya adalah mendorong siswa agar belajar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan”. Untuk lebih jelas kedudukan tujuan dalam Proses Belajar Mengajar dapat digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan gambar diatas bahwa dalam PBM, materi, tujuan, metode dan evaluasi merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan saling mendukung. Kedudukan tujuan merupakan bagian penting yaitu sebagai pedoman dan arah pembelajaran serta pendorong pada terlaksananya proses belajar mengajar

Materi Pelajaran

Tujuan Aktivitas belajar

Evaluasi PBM

Gambar 1.1


(13)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penjasorkes. Pentingnya kedudukan tujuan dalam proses pembelajaran penjasorkes yaitu untuk menentukan materi yang akan dilaksanakan oleh peserta didik agar pelaksanaan proses pembelajaran terarah dan teratur serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Tujuan pembelajaran penjasorkes yang dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum, seperti memahami berbagai macam olahraga permainan dan penerapan teknik dasar dalam bermain, setiap kali mengajar guru diharapkan dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara spesifik dalam bentuk prilaku yang diamati, menggambarkan secara jelas isi tugas yang diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Dalam hal ini, guru penjasorkes harus berusaha mendorong dan mengarahkan siswa agar aktif belajar, walaupun pada dasarnya aktivitas yang lebih menonjol ada pada siswa. Menurut Mahendra (2009, hlm.23) menjelaskan

bahwa “Hal terpenting untuk disadari oleh guru penjas adalah bahwa ia harus menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan”. Ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Bloom & Krathwohl dalam Sidik (2012) menyatakan bahwa:

Aspek kognitif meliputi fungsi intelektual, seperti pemahaman, pengetahuan dan keterampilan berfikir. Aspek afektif menyangkut perasaan, moral, dan emosi. Dan aspek psikomotor menyangkut jasmani, keterampilan motorik, yang mengintegrasikan secara harmonis sistem syaraf dan otot-otot. (hlm.2)

Ketiga aspek tersebut diharapkan bisa tercapai oleh siswa dalam pembelajaran penjasorkes. Namun dalam pelaksanaannya tidak mudah untuk pencapaian tujuan yang mencakup tiga aspek tersebut. Guru harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa untuk menyesuaikan pembelajaran penjasorkes dengan pendekatan yang membuat siswa tidak jenuh dan tetap membangkitkan semangat siswa yang ditandai keseriusan siswa dalam


(14)

mengikuti pembelajaran penjasorkes. Karakter siswa merupakan hasil dari suatu pendidikan secara umum baik informal yang berlangsung di keluarga dengan bentuk pembiasaan hal-hal yang baik, etika, dan budaya, pendidikan nonformal yang berlangsung di masyarakat dengan bentuk pelatihan-pelatihan, kursus, kerja social, maupun pendidikan formal yang berlangsung di sekolah-sekolah. Berdasarkan hal tersebut, melalui aktivitas jasmani anak akan memperoleh berbagai macam pengalaman yang berharga untuk kehidupan seperti kecerdasan, emosi, perhatian, kerjasama, keterampilan, dsb. Aktivitas jasmani untuk penjasorkes ini dapat melalui olahraga atau non olahraga. Secara lengkap ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes di sekolah (BSNP. 2006, hlm.177) meliputi: Permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan. Dengan demikian, materi permainan merupakan bagian dari ruang lingkup penjasorkes yang dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Melalui aktivitas permainan diharapkan mampu membawa anak ke arah perubahan yang positif baik dalam aspek fisik, psikis, maupun sosial.

Olahraga permainan pada abad sekarang sangat beragam dan terus berkembang sesuai dengan zamannya. Salah satu olahraga yang mulai berkembang di Indonesia yaitu permainan hoki. Cabang olahraga hoki belum begitu digemari dan diminati oleh berbagai lapisan masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik permainan hoki itu sendiri yang sulit untuk dilakukan kapan dan dimanapun masyarakat berada.

Permainan hoki adalah salah satu cabang olahraga kompetitif dan dinamis yang menuntut pemainnya bergerak dari satu tempat ke tempat lain melalui penerapan suatu strategi permainan. Dalam pergerakannya, setiap pemain harus menguasai teknik bermain, baik teknik dasar maupun teknik lanjutan. Olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, masing-masing pemain harus menggunakan sebuah stick untuk memainkan bola. Selain itu Clarke dalam Marianti (2008, hlm.1) menjelaskan bahwa:


(15)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Hockey is a skillful game requiring the ability to master a ball with a stick. Physical strength, particulary in the forearms and wrists play a part ;speed of movement over short distances, fitness and stamina are all contributory factors to success”.Yang artinya: “ Hoki adalah olahraga yang memerlukan keterampilan penuh dalam mengelola bola dan stik. Fisik yang kuat, terutama pada kedua lengan dan pergelangan tangan, dan bagian lainnya seperti ; kecepatan berpindah dalam jarak pendek, kebugaran dan stamina yang menentukan salah satu faktor keberhasilan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa permainan hoki adalah salah satu cabang olahraga kompetitif dan dinamis yang menuntut pemainnya menguasai keterampilan penuh dalam mengelola bola dan stik, fisik yang kuat, kecepatan berpindah dalam jarak pendek, kebugaran, dan stamina yang kuat serta didukung dengan proses kerjasama yang baik antar pemain didalam team. Hal ini selaras dengan pendapat Supriyatna (2008, hlm.16) beberapa keterampilan dalam

permainan hoki adalah: “1. Push and stop, 2. Dribbling, 3. Tackling, 4. The jab, 5. the flick, 6. The scoop”. Seluruh keterampilan teknik tersebut harus dikuasai secara benar melalui proses pelatihan yang sistematis.

Selain beberapa teknik dasar yang harus dikuasai, permainan hoki sangat berperan penting dalam manumbuhkan sikap kerjasama siswa. Permainan hoki merupakan permainan kerjasama tim dengan tujuan untuk mendapatkan poin yang sebanyak – banyaknya. Artinya, melalui permainan hoki sikap kerjasama siswa akan berkembang secara positif, menumbuhkan pola hidup yang kompak, saling menghargai, gotong royong dan toleran pada lingkungan sosial. Jika pembelajaran permainan hoki dapat dilaksanakan dengan baik tentunya akan berdampak positif terhadap sikap siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum 2013 yaitu mengembangkan sikap dan karakteristik, diantaranya ; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis, fakta dilapangan proses pembelajaran nilai kerjasama pada pembelajaran aktivitas


(16)

permainan hoki di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang menunjukkan adanya masalah-masalah, yaitu siswa merasa kesulitan menjalin kerjasama di dalam sebuah tim pada permainan hoki. Selain itu, dari 35 siswa hanya 30% jumlah siswa yang dapat melaksanakan kerjasama dengan baik dalam hal membereskan media pembelajaran yang harus kembali dirapikan setelah dipakai kegiatan belajar mengajar, dan disamping itu kesadaran siswa dalam merapikan dan membersihkan kelas masih kurang, karena terlihat oleh penulis dari 8 orang yang seharusnya piket pada hari itu hanya 3 orang yang terlibat dan kerjasama dalam menyelesaikan tugas piket. Hal ini terlihat jelas bahwa kerjasama siswa berada pada tingkat prosentase yang rendah. Dari fakta yang disampaikan diatas membuat penulis menyimpulkan beberapa catatan, yaitu: 1) pengalaman belajar siswa pada permainan hoki sebagian besar baru merasakan di tingkat SMA, 2) minat belajar siswa pada permainan hoki kurang termotivasi, 3) model pembelajaran yang lebih menekankan pada latihan teknik, dan 4) kurangnya inisiatif siswa untuk melaksanakan tugas bersama-sama.

Menurut Soekanto (2012, hlm.65) “Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama”. Dengan adanya kerjasama dalam suatu kelompok, anggota-anggota dalam kelompok tersebut saling mendukung untuk mencapai hasil atau tujuan yang menjadi tujuan bersama. Hal ini sejalan dengan H. Kusnadi (2009) dalam situs http://id.shoovng.com/1943506-pengertian-kerja-sama

menjelaskan bahwa “Kerjasama adalah dua orang atau lebih untuk melakukan

aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu

target atau tujuan tertentu”.

Berdasarkan fakta tersebut, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, pengajar harus memilih model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sekaligus meningkatkan nilai kerjasama di dalam sebuah team. Menurut Metzler (2000) menyatakan bahwa:

Suatu metode, strategi, atau gaya biasanya digunakan untuk satu atau beberapa aktifitas dan hasil pembelajaran jangka pendek, dan memberikan cara untuk metode, strategi, gaya lainnya. Suatu model dibuat untuk


(17)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk keseluruhan unit instruksi dan memasukkan semua fungsi perencanaan, desain, implementasi, dan penilaian untuk unit itu. (hlm.12)

Salah satu model yang menurut peneliti dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki, meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan minat siswa sehingga memunculkan suasana yang mendukung dalam belajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Hal ini selaras dengan pendapat Eggen & Kauchak (dalam Juliantine, dkk. 2011, hlm.52) yaitu, “pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.

Model ini menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Melalui model pembelajaran kooperatif siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan guru dalam pelaksanaan belajar mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa lain.

Hilke (dalam Metzler, 1990, hlm.223) mendata tujuan-tujuan instruksional utama untuk Cooperative Learning yaitu: “(1) untuk mendorong kerja sama akademik kolaboratif di antara para siswa, (2) untuk mendorong hubungan kelompok yang positif, (3) untuk mengembangkan harga diri para siswa, dan (4) untuk meningkatkan pencapaian akademik”. Dari tujuan-tujuan ini jelas bahwa model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis pencapaian dan proses yang dirancang untuk mendorong kecakapan siswa melalui proses interaksi satu sama lainnya dan memfasilitasi masing-masing pencapaian setiap siswa di dalam kelompok.

Oleh sebab itu, penulis akan meneliti lebih jauh tentang permasalahan tersebut di atas, dan mengadakan penelitian untuk bahan skripsi yang berjudul Upaya mengembangkan nilai kerjasama melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki.


(18)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2010, hlm.5) mengungkapkan bahwa “Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Permasalahan umum yang dijumpai dalam praktek pembelajaran aktivitas hoki yaitu sulitnya bekerjasama didalam sebuah tim. Dengan demikian rumusan masalah membatasi, menspesifikasi, dan memperjelas masalah yang diteliti. Upaya mengembangkan nilai kerjasama melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki dapat dikatakan sebagai pendukung untuk mengembangkan nilai kerjasama di dalam permainan hoki.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan; apakah melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan nilai kerjasama pada pembelajaran aktivitas permainan Hoki di SMAN 4 Kab.Tangerang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan mengacu pada latar belakang. Maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui perkembangan nilai kerjasama melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran aktivitas permainan Hoki di SMAN 4 Kab.Tangerang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan di bidang keolahragaan khususnya dalam hal proses pembelajaran penjasorkes. Adapun manfaat secara praktis di dalam penelitian ini adalah:


(19)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan, serta mengembangkan kerjasama siswa dalam bermain hoki.

2. Siswa dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya agar semakin berkembang.

3. Guru Penjasorkes dan pelatih dapat mengembangkan program ekstrakurikuler di sekolah dan dapat mengetahui kerjasama siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMAN 4 Kab. Tangerang

4. Lembaga dapat bekerja sama dengan guru untuk meningkatkan kerjasama siswa di SMAN 4 Kab. Tangerang sehingga melalui pembelajaran hoki dapat berdampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah. 5. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam upaya

meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran disekolah ataupun dipusat latihan.

E.Struktur Organisasi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

(berisi konsep-konsep dengan penelitian yang dilakukan tentang aktivitas permainan hoki dan kerjasama)

BAB III METODE PENELITIAN

(lokasi dan subjek penelitian/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan


(20)

Gambar 1.2 Kerangka Penulisan

(Sumber: Buku Pedoman Karya Tulis Ilmiah UPI, 2013) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(analisis data dan pembahasan atau analisis temuan) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(21)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitan disampaikan oleh Sugiyono (2013, hlm.2) bahwa

“metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (2002, hlm.136) ”metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumplkan data penelitian”. Dijelaskan pula oleh Nazir (2005, hlm.84)

“penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan – aturan yang berlaku”. Dengan demikian dalam setiap penelitian dibutuhkan metode yang ilmiah, sebagai alat untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut Suhardjono(2006, hlm.58) menjelaskan bahwa:“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”. Sedangkan menurut Supardi (2006, hlm.105) menyatakan bahwa

“PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk mengkaji praktik pembelajaran dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan.”

Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bagian dari penelitian tindakan (action research) dengan tujuan spesifik yang berkaitan dengan kelas.Penelitian tindakan bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran dikelas yang dialami langsung dalam intersaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Dijelaskan pula bahwa tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah


(22)

(Muslich, hlm.10).Menurut Suyanto (dalam Basrowi & suwandi, 1997, hlm.54)“tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan”.Selanjutnya Mulyasa (2009, hlm.89) mengemukakan tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk

1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

2. Meningkatkan layanan professional dalam dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima. 3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan

tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap kepada kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

Pada dasarnya melalui PTK, guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran secara efektif. PTK juga dapat memberikan manfaat yaitu sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangkamelakukan pengembangan kurikulum. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik. Dalam praktiknya PTK diharapkandapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, memecahkan dan memperbaiki berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualiatas pembelajaran dan kualitas pendidikan.


(23)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan tindakan meliputi siapa pelaku penelitian, kapan, di mana, dan bagaimana praktiknya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Arikunto (2006, hlm.16) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yaitu perencanaan atau planning, pelaksanaan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflection.

Sesuai dengan langkah-langkah penelitian tindakan yang telah dipaparkan maka untuk mempermudah alurpenelitian dibuatlah skema prosedur penelitian.Semua tahapan dilakukan setelah melakukan observasiterlebih dahulu untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik perilaku siswa dalam melakukan aktivitas belajar pada kegiatan pembelajaran permainan permainan hoki. Untuk lebih jelasnya dibutuhkan alur penelitian dalam bentuk bagan sebagai pedoman selama melaksanakan tindakan pada setiap siklus yang akan dilaksanakan. Berikut adalah skema atau alur penelitian tindakan kelas yang memuat dua siklus.


(24)

Gambar 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK (Arikunto, 2006,hlm.16)

Berdasarkan alur penelitian tindakan kelas yang diungkapkan ahli maka harus dibentuk tahapan atau langkah langkah penelitian sebagai upaya pemecahan masalah yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan atau tahapan sebagai berikut:

a. Pengamatan (observing), yaitu peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran permainan Hoki di SMAN 4 Kabupaten Tangerang. Aktivitas siswa yang diamati berkaitan dengan sikap dan perilaku pada saat bermain hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bekerjasama siswa.

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian(planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran permainan hoki.

c. Menerapkan skenario pembelajaran(acting) atau melaksanakan tindakan, yaitu peneliti melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Refleksi

Refleksi


(25)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapatmeningkatkan kemampuan kerjasama dalam bermain hoki.

C. Rencana Tindakan

Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yaitu untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini penelitiakanmenentukan suatu perencaaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan modifikasi pembelajaran permainan hoki sebagai upaya meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam bermain hoki.

2. Menerapkan model pembelajaran kooperatif learning sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan kerjasama tim.

3. Membuat lembar observasi yaitu:

a. Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan dan analisi data.

b. Menggunakan alat elektonik (kamera) untuk mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran langsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran ditahap berikutnya.

c. Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data kerjasama yangberkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran permainan hoki.

4. Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan peralatan yang dimodifikasi.


(26)

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru atau pengajar yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran permainan hoki. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

1. Peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif learning sebagai upaya untukmengembangkan nilai kerjasama dalam permainan hoki.

2. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan mengenai kerjasama terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis dan objektif. Dan yang diamati dan diobservasi adalah kerjasama.

3. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Alternatif Pemecahan

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang dimiliki, penelitimenggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan tindakan tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan tindakan selanjutnya.

d. Observasi

Observasi yaitu kegiatan pengamatan oleh pengamat. Objek yang diamati adalah kerjasama siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:

1. Observasi peer (Pengamatan Sejawat)

Observasi peer adalah observasi teradap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain (Dikdasmen, 1999, hlm.37-38).


(27)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Observasi Terstruktur

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara mengisi angket kepada siswa. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan perilaku siswa.

e. Analisis dan Refleksi

Pelaksanaan tindakan pembelajaran permainan hoki dengan menerapkan model kooperatif learning dilakukan oleh peneliti setelah menghasilkan beberapa peristiwa dalam pembelajaran dalam bentuk informasi atau data-data.Berdasarkan data yang terkumpul ini kemudian dilakukanlah analisis.Hasil analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi untuk perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya, termasuk juga untuk mengetahui capaian target dari setiap tindakan yang sudah dilaksanakan.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 4 Kabupaten Tangerang.Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa yang mengikutiekstrakurikuler hoki di SMAN 4 Kabupaten Tangerang yang berjumlah 30 orang siswa yang terdiri dari 13 orang putra dan 17 orang putri.

Peneliti berperan sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan dengan menggunakan modifikasi pembelajaran permainan hoki untuk menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru yang lainnya sebagai observer selama penelitian berlangsung.

E. Data penelitian

Data-data atau informasi yang dijadikan untuk kepentingan analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari:

a. Hasil wawancara antara peneliti, observer dan siswa.

b. Aktivitas yang ditunjukan oleh seluruh siswa dalam pembelajaran. Informasi ini diperoleh dari peneliti sebagai guru melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada setiap tindakan pembelajaran selama penelitian berlangsung.


(28)

Berdasarkan data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis sumber data yang berasal dari;

a. Siswa: melalui perubahan minat, motivasi, sikap pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran permainan hoki dari awal sampai selesainya kegiatan pembelajaran penjas dilaksanakan.

b. Guru dan observer: catatan jurnalnya dan data peneliti dari perubahan siklus pada setiap observasi dan refleksi dari setiap kegitan pembelajaran permainan hoki yang telah dilaksanakan.

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian kerjasama ini adalah dengan menggunakan lembaran observasi dan angket. Penulis menggunakan pertanyaan-pertanyaan dengan pilihannya sebagai bahan dalam penelitian sehingga dapat membantu penulis untuk menuangkan hasil observasi sesuai dengan fakta dan bisa memperoleh data yang diperlukan oleh penulis.

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Sugiyono (2009) angket adalah:

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. (hlm.199)

Langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut: 1. Melakukan Spesifikasi Data

Untuk penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia maka dibuatlah kisi-kisi angket, Penulis menjelaskan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci dengan dituangkan dalam bentuk kisi-kisi yang mengacu pada penjelasan mengenai kerjasama dari Suherman (2001, hlm.86) sebagai berikut:

a. Mengikuti aturan


(29)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Ingin semua teman bermain dan berhasil d. Memotivasi orang lain

e. Bekerja keras menerapkan skill f. Hormat terhadap orang lain g. Mengendalikan tempramen

h. Memperhatikan perasaan orang lain i. Kerjasama meraih tujuan

j. Menerima pendapat orang lain k. Bermain secara terkendali

Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang tampak pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Kerjasama

Komponen Sub

Komponen Indikator

No. Soal dalam Angket + - Kerjasama Suherman (2001, hlm.86) 1. Mengikuti aturan 2. Membantu teman yang belum bisa, 3. Ingin semua teman bermain dan berhasil, 4. Memotivasi orang lain 5. Bekerja keras menerapkn skill, 6. Hormat

terhadap orang lain,

Mengikuti aturan 1. Di dalam Kelas 2. Di luar Kelas Membantu teman

yag belum bisa

1. Pembelajaran Teori 2. Pembelajaran Praktek Ingin semua teman

bermain dan berhasil

1. Kesempatan 2. Dukungan Memotivasi orang lain 1. Pujian/hadiahPujian 2. Ajakan Bekerjakeras menerapkan skill

1. Giat belajar 2. Belajar tambahan Hormat terhadap

orang lain

1. Lingkungan sekolah 2. Luar sekolah dan


(30)

2. Penyusunan Angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket.Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia.Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert.Mengenai skala Likert dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001) sebagai berikut:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu.Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif.Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert.Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju. (hlm.107)

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut:

7.Mengendalikan tempramen, 8. Memperhatikan perasaan orang lain, 9. Kerjasama meraih tujuan, 10. Menerima pendapat orang lain, dan 11. Bermain secara terkendali.

masyarakat Mengendalikan

tempramen

1. Bersikap tenang 2. Koreksi/perbaikan Memperhatikan

perasaan orang lain

1. Simpati 2. Ejekan Kerjasama meraih

tujuan

1. Bermain tim 2. Saling membantu Menerima pendapat

orang lain

1. Diskusi

2. Menjaga komunikasi dengan Teman Bermain secara

terkendali

1. Belajar mengajar teori 2. Belajar mengajar praktek


(31)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Perlu penulis jelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (dalam Abriyani, 2014, hlm.49) sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negative 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi

Dari uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

G. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan


(32)

sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Sebelum para sampel mengisi angket, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen sebagai berikut:

1. Menentukan Validitas Instrumen

Untuk menentukan validitas instrumen dilakukan langkah-langkah dalam mengolah data, untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah:

a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah

b. Menentukan 27% responden yang memperoleh skor tinggi dan 27% yang memperoleh skor rendah.

c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

d. Mencari nilai rata-rata (X) setiap butir dengan rumus

X̅ = ∑ Xin

Keterangan:

X : Nilai rata-rata yang dicari Xi : Jumlah skor

n : Jumlah responden

e. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai berikut:

S = √∑ X − X̅n −

Keterangan:


(33)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ∑ X − X̅ : Jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata n – 1 : Jumlah sampel dikurangi satu

f. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut :

S = n − S + n − S

n + n −

Keterangan :

S2 : Varians gabungan

S1 : Simpangan baku kelompok satu

S2 : Simpangan baku kelompok dua

n : Sampel

g. Mencari nilai thitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus (Sugiono,

2009 : 181) sebagai berikut:

2 1

2 1

1 1

n n S

X X t

  

Keterangan:

S : Simpangan baku gabungan n : Jumlah Sampel

X1 : Rata-rata Kelompok atas


(34)

VALIDITAS DENGAN SPSS

Penulis melakukan perhitungan validitas dengan bantuan software SPSS versi 20 dapat dilihat seperti di bawah ini.

Diketahui rtabel (0.95)(38) = 0,2638 Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

,929 ,934 108

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range Maximum /

Minimum

Variance N of Items

Item Means 3,921 3,050 4,450 1,400 1,459 ,073 108

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 419,77 1318,435 ,375 . ,928

VAR00002 419,37 1315,984 ,475 . ,927

VAR00003 419,80 1330,062 ,247 . ,928

VAR00004 419,77 1325,358 ,274 . ,928

VAR00005 419,62 1332,446 ,385 . ,929

VAR00006 419,40 1321,785 ,421 . ,928

VAR00007 419,65 1315,515 ,453 . ,927

VAR00008 419,57 1333,943 ,214 . ,928

VAR00009 419,35 1331,926 ,297 . ,928

VAR00010 419,50 1330,205 ,265 . ,928

VAR00011 420,17 1327,071 ,265 . ,928

VAR00012 419,80 1328,933 ,268 . ,928


(35)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

VAR00014 419,52 1329,435 ,272 . ,928

VAR00015 419,60 1323,938 ,314 . ,928

VAR00016 419,90 1319,579 ,297 . ,928

VAR00017 419,67 1342,225 ,072 . ,929

VAR00018 420,42 1341,481 ,064 . ,929

VAR00019 419,80 1336,523 ,123 . ,929

VAR00020 420,02 1322,025 ,268 . ,928

VAR00021 419,67 1301,661 ,559 . ,927

VAR00022 419,77 1330,076 ,267 . ,928

VAR00023 419,35 1330,490 ,264 . ,928

VAR00024 419,15 1337,054 ,169 . ,928

VAR00025 419,47 1308,922 ,639 . ,927

VAR00026 419,77 1304,333 ,562 . ,927

VAR00027 419,27 1313,487 ,633 . ,927

VAR00028 419,12 1330,215 ,521 . ,928

VAR00029 419,75 1313,577 ,397 . ,928

VAR00030 420,17 1318,969 ,266 . ,928

VAR00031 419,52 1331,487 ,209 . ,928

VAR00032 419,70 1345,908 ,036 . ,929

VAR00033 419,25 1347,013 ,013 . ,929

VAR00034 419,10 1352,605 -,075 . ,929

VAR00035 419,42 1326,763 ,322 . ,928

VAR00036 419,82 1336,763 ,120 . ,929

VAR00037 419,25 1335,885 ,231 . ,928

VAR00038 419,67 1322,994 ,284 . ,928

VAR00039 419,85 1354,079 -,074 . ,930

VAR00040 419,07 1329,763 ,311 . ,928

VAR00041 419,47 1308,922 ,639 . ,927

VAR00042 419,77 1304,333 ,562 . ,927

VAR00043 419,27 1313,487 ,633 . ,927

VAR00044 419,75 1313,577 ,397 . ,928

VAR00045 419,77 1304,333 ,562 . ,927

VAR00046 419,32 1330,174 ,308 . ,928

VAR00047 419,90 1305,272 ,497 . ,927

VAR00048 419,57 1309,379 ,513 . ,927

VAR00049 419,75 1313,577 ,397 . ,928

VAR00050 419,57 1310,046 ,470 . ,927

VAR00051 419,77 1304,333 ,562 . ,927

VAR00052 419,82 1326,097 ,246 . ,928


(36)

VAR00054 419,52 1332,256 ,267 . ,928

VAR00055 419,62 1316,035 ,338 . ,928

VAR00056 419,27 1328,358 ,277 . ,928

VAR00057 419,47 1325,025 ,389 . ,928

VAR00058 419,65 1322,387 ,337 . ,928

VAR00059 419,77 1304,333 ,562 . ,927

VAR00060 419,57 1321,020 ,387 . ,928

VAR00061 419,52 1320,461 ,394 . ,928

VAR00062 419,77 1304,333 ,562 . ,927

VAR00063 419,15 1329,003 ,330 . ,928

VAR00064 419,77 1304,333 ,562 . ,927

VAR00065 419,92 1323,456 ,280 . ,928

VAR00066 419,35 1316,746 ,458 . ,927

VAR00067 419,40 1327,938 ,334 . ,928

VAR00068 419,42 1325,379 ,333 . ,928

VAR00069 419,20 1333,395 ,238 . ,928

VAR00070 420,17 1348,456 -,016 . ,930

VAR00071 419,15 1329,003 ,330 . ,928

VAR00072 419,77 1304,333 ,562 . ,927

VAR00073 419,20 1336,677 ,192 . ,928

VAR00074 419,02 1352,948 -,092 . ,929

VAR00075 419,45 1321,485 ,307 . ,928

VAR00076 419,50 1314,256 ,429 . ,927

VAR00077 419,35 1330,797 ,316 . ,928

VAR00078 419,50 1325,795 ,321 . ,928

VAR00079 419,07 1328,943 ,375 . ,928

VAR00080 419,40 1328,605 ,281 . ,928

VAR00081 419,72 1330,410 ,199 . ,929

VAR00082 419,50 1322,615 ,459 . ,927

VAR00083 419,17 1324,917 ,423 . ,928

VAR00084 419,27 1330,358 ,275 . ,928

VAR00085 419,77 1323,153 ,295 . ,928

VAR00086 419,72 1325,589 ,264 . ,928

VAR00087 419,52 1333,846 ,267 . ,928

VAR00088 419,17 1328,917 ,350 . ,928

VAR00089 419,30 1335,190 ,201 . ,928

VAR00090 419,57 1304,661 ,593 . ,927

VAR00091 419,70 1315,754 ,468 . ,927

VAR00092 419,75 1327,321 ,297 . ,928


(37)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

VAR00094 419,57 1330,917 ,280 . ,928

VAR00095 419,65 1324,285 ,267 . ,928

VAR00096 419,70 1341,344 ,063 . ,929

VAR00097 419,62 1327,728 ,283 . ,928

VAR00098 419,62 1331,317 ,276 . ,928

VAR00099 419,62 1322,548 ,275 . ,928

VAR00100 419,25 1332,910 ,232 . ,928

VAR00101 419,40 1329,118 ,315 . ,928

VAR00102 419,52 1317,538 ,401 . ,928

VAR00103 419,17 1340,353 ,135 . ,929

VAR00104 419,30 1318,369 ,579 . ,927

VAR00105 419,62 1323,266 ,337 . ,928

VAR00106 419,27 1313,487 ,633 . ,927

VAR00107 419,12 1330,215 ,521 . ,928

VAR00108 419,47 1321,999 ,395 . ,928

Dari skor diatas dapat diperoleh kesimpulan yaitu bila kolom (Corrected Item-Total Correlation) rhitung >rtabel (0,2638) maka item soal dikatakan Valid, sebaliknya rhitung

<rtabel, berarti tidak valid. Diketahui bahwa r tabel adalahR(0,95)(38) = 0,2638,

diperoleh bahwa sebanyak 86 soal semua valid dan 22 soal tidak valid, untuk lebih jelas dapat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.3 Validitas Soal Angket

Nomer soal R hitung R tabel Keterangan

soal 1 0,375 0,2638 Valid

soal 2 0,475 0,2638 Valid

soal 3 0,247 0,2638 Valid

soal 4 0,274 0,2638 Valid

soal 5 0,385 0,2638 Valid

soal 6 0,421 0,2638 Valid

soal 7 0,453 0,2638 Valid

soal 8 0,214 0,2638 Tidak Valid

soal 9 0,297 0,2638 Valid


(38)

soal 11 0,265 0,2638 Valid

soal 12 0,268 0,2638 Valid

soal 13 0,410 0,2638 Valid

soal 14 0,272 0,2638 Valid

soal 15 0,314 0,2638 Valid

soal 16 0,297 0,2638 Valid

soal 17 0,072 0,2638 Tidak Valid

soal 18 0,064 0,2638 Tidak Valid

soal 19 0,123 0,2638 Tidak Valid

soal 20 0,268 0,2638 Valid

soal 21 0,559 0,2638 Valid

soal 22 0,267 0,2638 Valid

soal 23 0,264 0,2638 Valid

soal 24 0,169 0,2638 Tidak Valid

soal 25 0,639 0,2638 Valid

soal 26 0,562 0,2638 Valid

soal 27 0,633 0,2638 Valid

soal 28 0,521 0,2638 Valid

soal 29 0,397 0,2638 Valid

soal 30 0,266 0,2638 Valid

soal 31 0,209 0,2638 Tidak Valid

soal 32 0,036 0,2638 Tidak Valid

soal 33 0,013 0,2638 Tidak Valid

soal 34 -0,075 0,2638 Tidak Valid

soal 35 0,322 0,2638 Valid

soal 36 0,120 0,2638 Tidak Valid

soal 37 0,231 0,2638 Tidak Valid

soal 38 0,284 0,2638 Valid

soal 39 -0,074 0,2638 Tidak Valid

soal 40 0,311 0,2638 Valid

soal 41 0,639 0,2638 Valid

soal 42 0,562 0,2638 Valid

soal 43 0,633 0,2638 Valid

soal 44 0,397 0,2638 Valid

soal 45 0,562 0,2638 Valid

soal 46 0,308 0,2638 Valid

soal 47 0,497 0,2638 Valid

soal 48 0,513 0,2638 Valid

soal 49 0,397 0,2638 Valid

soal 50 0,470 0,2638 Valid

soal 51 0,562 0,2638 Valid

soal 52 0,246 0,2638 Valid

soal 53 0,379 0,2638 Valid


(39)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal 55 0,338 0,2638 Valid

soal 56 0,277 0,2638 Valid

soal 57 0,389 0,2638 Valid

soal 58 0,337 0,2638 Valid

soal 59 0,562 0,2638 Valid

soal 60 0,387 0,2638 Valid

soal 61 0,394 0,2638 Valid

soal 62 0,562 0,2638 Valid

soal 63 0,330 0,2638 Valid

soal 64 0,562 0,2638 Valid

soal 65 0,280 0,2638 Valid

soal 66 0,458 0,2638 Valid

soal 67 0,334 0,2638 Valid

soal 68 0,333 0,2638 Valid

soal 69 0,238 0,2638 Tidak Valid

soal 70 -0,016 0,2638 Tidak Valid

soal 71 0,330 0,2638 Valid

soal 72 0,562 0,2638 Valid

soal 73 0,192 0,2638 Tidak Valid

soal 74 -0,092 0,2638 Tidak Valid

soal 75 0,307 0,2638 Valid

soal 76 0,429 0,2638 Valid

soal 77 0,316 0,2638 Valid

soal 78 0,321 0,2638 Valid

soal 79 0,375 0,2638 Valid

soal 80 0,281 0,2638 Valid

soal 81 0,199 0,2638 Tidak Valid

soal 82 0,459 0,2638 Valid

soal 83 0,423 0,2638 Valid

soal 84 0,275 0,2638 Valid

soal 85 0,295 0,2638 Valid

soal 86 0,264 0,2638 Valid

soal 87 0,267 0,2638 Valid

soal 88 0,350 0,2638 Valid

soal 89 0,201 0,2638 Tidak Valid

soal 90 0,593 0,2638 Valid

soal 91 0,468 0,2638 Valid

soal 92 0,297 0,2638 Valid

soal 93 0,052 0,2638 Tidak Valid

soal 94 0,280 0,2638 Valid

soal 95 0,267 0,2638 Valid

soal 96 0,063 0,2638 Tidak Valid

soal 97 0,283 0,2638 Valid


(40)

soal 99 0,275 0,2638 Valid

soal 100 0,232 0,2638 Tidak Valid

soal 101 0,315 0,2638 Valid

soal 102 0,401 0,2638 Valid

soal 103 0,135 0,2638 Tidak Valid

soal 104 0,579 0,2638 Valid

soal 105 0,337 0,2638 Valid

soal 106 0,633 0,2638 Valid

soal 107 0,521 0,2638 Valid

soal 108 0,395 0,2638 Valid

Dari hasil pengujian validitas dari penyebaran angket tentang kerjasama dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki, diperoleh butir soal dari 108 soal dalam angket yang valid sebanyak 86 soal dan tidak valid sebanyak 22 soal.

Dengan demikian, dapat digambarkan bahwa tidak validnya dari nomor soal 8, 17, 18, 19, 24, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 39, 69, 70, 73, 74, 81, 89, 93, 96, 100, 103 tersebut dikarenakan para siswa cenderung tidak memiliki sifat yang di ungkapkan dalam angket. Penulis menduga siswa berperilaku baik dan selalu menghargai temanpada saat mengikuti proses belajar permainan hoki.

Dalam melaksanakan penelitian dari hasil uji angketyang dapat digunakan sebagai penelitian adalah nomor-nomor soal yang valid, hal ini sesuai dengan yang di nyatakan oleh Sugiono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan ( 2009, hlm.173 ) sebagai berikut:

“instrumen yang valid berarti alat ukur yang di gunakan untuk mendapatkan data (mengukur ) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur”.

Dengan demikian bila menggunakan instrumen yang valid dari hasil uji validitas angket, maka akan diperoleh data yang akurat kemudian diolah dan tafsirkan untuk mendapatkan jawaban berkaiatan denganupaya mengembangkan nilai kerjasama melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki.


(41)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui; 1) observasi pada setiap perlakuan dalam proses pembelajaran permainan hoki. Selain peneliti yang terjun sebagai pengajar dan sekaligus melakukan observasi, proses pengumpulan data dibantu pula oleh guru yang lain di sekolah tempat penelitian selama proses pembelajaran dilaksanakan. 2) Angket; pada umumnya dilakukan disetiap akhir pembelajaran.

Setelah data-data terkumpul, kemudian data-data tersebut dipelajari dan diolah dengan teliti kemudian direfleksi melaui rencana perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran berikutnya.

I. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif (Nasution, 1996, hlm.14). Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan data dalam proses penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru dan observer setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a) Pengolahan dan Kategorsasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil angket dan observasi dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi.


(42)

b) Validasi

Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran (Nasution, 1996, hlm.115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah:

1) Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan),

2) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),

3) Guru bantu yaitu mitra peneliti yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar melalui hasil observasinya pada setiap siklus tindakan penelitian yang telah dilaksanakan.

2. Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan mendidkusikannya dengan observer pada setiap akhir tindakan pembelajaran (Nasution, 1996, hlm.114).

3. Audit Trail yaitu mencek kebenaran hasil penelitian dengan mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa mencek kesahihan pada sumber data hasil member check(Nasution, 1996, hlm.120).

4. Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian ini (Nasution, 1996,hlm.116).


(43)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkah hasil pengolahan data dan analisa data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah. Dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki melalui implementasi model pembelajaran kooperatif mampu mengembangkan nilai kerjasama pada kelas ekstrakurikuler hoki di SMAN 4 Kab. Tangerang yang beralamat di Jl. Hamid Achari No. 18 Cikupa-Tangerang.

B. Saran

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan penelitian yang penulis lakukan, maka pada kesempatan ini penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru pendidikan jasmani, pembelajaran atau pelatihan ekstrakulikuler khususnya dalam aktivitas permaian hoki sebaiknya menggunakan model pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, karena model ini berpengaruh bagi pembelajaran penjas, khususnya dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki,dan lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kerjasama dalam aktivitas permainan hoki. Tidak hanya dalam aktivitas permainan hoki, model pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan pada cabang olahraga lainnya dalam pembelajaran penjas.

2. Memberikan pemahaman-pemahaman melalui diskusi-diskusi kepada para guru pendidikan jasmani tentang model pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada pembelajaran atau pada pelatihan, bahkan bisa melalui seminar atau penataran guru penjas yang mungkin dapat bekerja sama dengan pemerintah pusat.


(44)

3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai implementasi model pembelajaran kooperatif terhadap nilai kerjasama, karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi yang mungkin belun terpecahkan oleh penulis.

4. Kepada pihak sekolah diharapkan tetap mendukung kegiatan ekstrakurikuler hoki karena memiliki pengaruh yang positif dalam membentuk kerjasama siswa.

5. Para pelatih hoki diharapkan mampu membentuk kerjasama siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki agar setiap anggotanya semakin terbina kerjasamanya.

6. Bagi siswa anggota ekstrakurikuler hoki diharapkan dapat lebih semangat berlatih agar proses belajar terus berlanjut dan berkesinambungan, sehingga dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga peneltian dan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan jasmani khususnya pada pendidikan nasional.


(45)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

72

Abriyani, P. (2014). Pengaruh Aktivitas Permainan Hoki Terhadap Kerjasama dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 4 Bogor. (Skripsi) S1 pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Clarke (1976).The science of hockey. London: Pelham books.

Giriwijoyo, S. dkk. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Husdarta dan Yuda S. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Ibrahim, (Isjoni). (2000). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Joyce, Weil & Juliantine., T. (Penyunting), (1980a), Model-model PembelajaranPendidikanJasmani.Bandung: Redpoint.

Joyce, Weil & Juliantine., T. (Penyunting), (1980b), Model-model PembelajaranPendidikanJasmani.Bandung: Redpoint.

Juliantine, T, Subroto, T., dan Yudiana, Y. (2011).Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Koswara, E. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Terhadap Pembentukan Kerjasama dan Hasil Belajar Keterampilan Bermain Futsal. (Skripsi) S1 pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Laurens, S. dan Hendrayana, Y. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI


(46)

Lutan, R. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Marianti, A.R. (2008). Konstruksi Tes Keterampilan Bermain Hoki. (Skripsi) S1 pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Metzler .M.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States of America: Allyn & Bacon. Georgia State University. Nabisi, L. dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. PHSI. (1990). Peraturan Permainan Hoki. Jakarta

Saputra, Y. dkk. (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. Bandung: FPOK UPI.

Saputra, Y. dkk . (2008). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. MKU UPI. Bandung.

Sidik, S. (2012) Penerapan Pendekatan Taktis dalam Upaya Mengatasi Penguasaan Keterampilan Dasar Passing dalam Sepak Bola (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa SMPN 2 Cimanggu Kabupaten Sukabumi). (Skripsi) S1 pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Soekanto. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Bandung.

Subroto, T. (2001). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Model Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.


(47)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

74

dibidang pendidikan dan Angka Kredit pengembangan profesi widyaiswara. Depdikbud, Dikdasmen.

Suharsimi, Arikunto, (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suherman, A. dan Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Suherman. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas (Penyusunan Proposal Dan Laporan Penelitian). Jakarta: Depdiknas

Supriyatna, A. (2008). Pembelajaran Permainan Hoki. Bandung: FPOK UPI. Syamsudin Makmun, A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Tabrani, P. (1993). Peraturan Permainan Hockey Lapangan. Bandung: Pengurus Daerah Persatuan Hockey Seluruh Indonesia Jawa Barat.

WEBSITE

http://a-research.upi.edu /operator/upload /sadp030002chapter3.pdf http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli.html (http://kerjasamabisnis.com/apa-itu-kerja-sama.php)

http://kutukuliah.blogspot.com/2013/08/pengertian-rumusan-masalah.html

http://www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-kerja-sama.htm.


(1)

53

b) Validasi

Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran (Nasution, 1996, hlm.115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah:

1) Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan),

2) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),

3) Guru bantu yaitu mitra peneliti yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar melalui hasil observasinya pada setiap siklus tindakan penelitian yang telah dilaksanakan.

2. Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan

penelitian dengan mendidkusikannya dengan observer pada setiap akhir tindakan pembelajaran (Nasution, 1996, hlm.114).

3. Audit Trail yaitu mencek kebenaran hasil penelitian dengan

mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa mencek kesahihan pada sumber data hasil member check(Nasution, 1996, hlm.120).

4. Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian dengan para pembimbing penelitian ini (Nasution, 1996,hlm.116).


(2)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkah hasil pengolahan data dan analisa data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah. Dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki melalui implementasi model pembelajaran kooperatif mampu mengembangkan nilai kerjasama pada kelas ekstrakurikuler hoki di SMAN 4 Kab. Tangerang yang beralamat di Jl. Hamid Achari No. 18 Cikupa-Tangerang.

B. Saran

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan penelitian yang penulis lakukan, maka pada kesempatan ini penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru pendidikan jasmani, pembelajaran atau pelatihan ekstrakulikuler khususnya dalam aktivitas permaian hoki sebaiknya menggunakan model pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, karena model ini berpengaruh bagi pembelajaran penjas, khususnya dalam pembelajaran aktivitas permainan hoki,dan lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kerjasama dalam aktivitas permainan hoki. Tidak hanya dalam aktivitas permainan hoki, model pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan pada cabang olahraga lainnya dalam pembelajaran penjas.

2. Memberikan pemahaman-pemahaman melalui diskusi-diskusi kepada para guru pendidikan jasmani tentang model pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada pembelajaran atau pada pelatihan, bahkan bisa melalui seminar atau penataran guru penjas yang mungkin dapat bekerja sama dengan pemerintah pusat.


(3)

71

3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai implementasi model pembelajaran kooperatif terhadap nilai kerjasama, karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi yang mungkin belun terpecahkan oleh penulis.

4. Kepada pihak sekolah diharapkan tetap mendukung kegiatan ekstrakurikuler hoki karena memiliki pengaruh yang positif dalam membentuk kerjasama siswa.

5. Para pelatih hoki diharapkan mampu membentuk kerjasama siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki agar setiap anggotanya semakin terbina kerjasamanya.

6. Bagi siswa anggota ekstrakurikuler hoki diharapkan dapat lebih semangat berlatih agar proses belajar terus berlanjut dan berkesinambungan, sehingga dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga peneltian dan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan jasmani khususnya pada pendidikan nasional.


(4)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 72

DAFTAR PUSTAKA

Abriyani, P. (2014). Pengaruh Aktivitas Permainan Hoki Terhadap Kerjasama

dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 4 Bogor. (Skripsi) S1 pada

FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Clarke (1976).The science of hockey. London: Pelham books.

Giriwijoyo, S. dkk. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Husdarta dan Yuda S. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Ibrahim, (Isjoni). (2000). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran

Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Joyce, Weil & Juliantine., T. (Penyunting), (1980a), Model-model

PembelajaranPendidikanJasmani.Bandung: Redpoint.

Joyce, Weil & Juliantine., T. (Penyunting), (1980b), Model-model

PembelajaranPendidikanJasmani.Bandung: Redpoint.

Juliantine, T, Subroto, T., dan Yudiana, Y. (2011).Model-model Pembelajaran

Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Koswara, E. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Terhadap Pembentukan Kerjasama dan Hasil Belajar

Keterampilan Bermain Futsal. (Skripsi) S1 pada FPOK UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Laurens, S. dan Hendrayana, Y. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan


(5)

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Jakarta.

Lutan, R. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Marianti, A.R. (2008). Konstruksi Tes Keterampilan Bermain Hoki. (Skripsi) S1 pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Metzler .M.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States of America: Allyn & Bacon. Georgia State University. Nabisi, L. dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. PHSI. (1990). Peraturan Permainan Hoki. Jakarta

Saputra, Y. dkk. (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. Bandung: FPOK UPI.

Saputra, Y. dkk . (2008). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. MKU UPI. Bandung.

Sidik, S. (2012) Penerapan Pendekatan Taktis dalam Upaya Mengatasi Penguasaan Keterampilan Dasar Passing dalam Sepak Bola (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa SMPN 2 Cimanggu Kabupaten Sukabumi). (Skripsi) S1 pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Soekanto. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Bandung.

Subroto, T. (2001). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Model Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif,


(6)

Ani Nopiani, 2015

UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 74

Suhardjono, Azis Hoesin, dkk. (2009). Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah dibidang pendidikan dan Angka Kredit pengembangan profesi

widyaiswara. Depdikbud, Dikdasmen.

Suharsimi, Arikunto, (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suherman, A. dan Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Suherman. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas(Penyusunan Proposal Dan Laporan

Penelitian). Jakarta: Depdiknas

Supriyatna, A. (2008). Pembelajaran Permainan Hoki. Bandung: FPOK UPI. Syamsudin Makmun, A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Tabrani, P. (1993). Peraturan Permainan Hockey Lapangan. Bandung: Pengurus Daerah Persatuan Hockey Seluruh Indonesia Jawa Barat.

WEBSITE

http://a-research.upi.edu /operator/upload /sadp030002chapter3.pdf http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli.html (http://kerjasamabisnis.com/apa-itu-kerja-sama.php)

http://kutukuliah.blogspot.com/2013/08/pengertian-rumusan-masalah.html http://www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-kerja-sama.htm.