IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA: Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DALAM

PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

JEMY IMAM MULHUDA 0900030

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DALAM

PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung)

Oleh :

Jemy Imam Mulhuda

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Jemy Imam Mulhuda 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN JEMY IMAM MULHUDA

0900030

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA

DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO NIP.196207181988031004

Pembimbing II,

Arif Wahyudi, S.Pd. NIP.197405202001121001

Diketahui Oleh, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 19650817199011001


(4)

ABSTRAK

Jemy Imam Mulhuda (2013). Implementasi Model Cooperative learning Untuk Mengembangkan Nilai Kerjasama Dalam Permaianan Sepak bola. Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI.

Pembimbing I : Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO Pembimbing II : Arif Wahyudi, S.Pd.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permaianan sepak bola. Permainan sepak bola adalah permainan masing-masing regu atau kesebelasan yaitu menguasai bola memasukan bola ke gawang dan yang paling terpenting adalah saling bekerjasama. Model cooperative learning adalah salah satu bentuk pembelajaraan yang merupakan anggota kelompok kecil serta antar anggota kelompok harus saling bekerjasama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas, desain penelitian menggunakan 2 siklus, satu siklus 3 kali pertemuan jadi 2 siklus 6 kali pertemuan, sampel penelitian siswa kelas VII bejumlah 40. Instrument penelitian menggunakan observasi, catatan lapangan, dan tes.

Berdasarkan hasil pengolahan data hasil belajar permainan sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning sangat meningkat. Jadi kesimpulanya bahwa model pembelajaran cooperative learning terhadap hasil belajar permainan sepak bola lebih efektif dan mendapat hasil maksimal.


(5)

ABSTRACT

Jemy Mulhuda Priest (2013). Implementation of Cooperative Learning Model to Develop Cooperation Value In games or football. PJKR Studies Program Department of Physical Education. FPOK - UPI.

Supervisor I: Dr. Judy Hendrayana, Kes, AIFO Supervisor II: Arif Wahyudi, S.Pd.

The purpose of this research is to develop the value of cooperation in the game of football. The game of football is a game of each team or club that is ruled a ball place the ball to the goal post and the most important is working together. Model of cooperative learning is a form of study which is a member of the small group and between group members should be working together. The research method used is the class action research methods, design research using 2 cycle, a cycle 3 times so 2 cycles of 6 times, sample research grade VII amount to 40 person. Instrument research using observation, field note, and tests.

Based on the results of the data processing results learn football games by using the learning model cooperative learning is greatly improved. So conclusion that the learning model cooperative learning to learn soccer game results more effectively and get maximum results.


(6)

(7)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi Model Cooperative Learning Untuk Mengembangkan Nilai Kerjasama Dalam

Permainan Sepak bola Di Smp Kartika XIX-2 Bandung” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 13 Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia pada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan pada baginda Nabi Muhamad s.a.w beserta sahabat – sahabatnya hingga akhir jaman. Alhamdulilah atas karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Dalam skripsi ini, berisikan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di SMP Kartika XIX-2 Bandung dengan judul “Implementasi model cooperative leraning untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola”. Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran dan rujukan bagi guru pendidikan jasmani dalam menggunakan model cooperative learning dalam proses pembelajaran permainan sepak bola.

Penulis menyadari banyak kekurangan – kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran positif sangat penulis harapkan demi perbaikan dikemudian hari.

Akhir penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin

Bandung, 13 Mei 2013 Penulis


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang memiliki keistimewaan dan pemberian segala kenikmatan besar, baik nikmat iman, kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada sayyidina Muhamad saw. Keluarga dan parasahabatnya dan penegak sunnah-Nya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO dan Bapak Arif Wahyudi, S.Pd. Selaku dosen pembimbing Skripsi, disela-sela rutinitas namun tetap meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, dorongan, saran dan arahan sejak rencana penelitian hingga selasainya penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Ibu dan Ayah tercinta, Mamah Pipin dan Ayahku Tercinta Bapak Agus Burhanudin, yang senantiasa mendidik dari sejak kecil sampai sekarang yang selalu meberikan motivasi, arahan, ketika mengalami kesuliatan baik cobaan maupun masalah. dan setiap pepatah yang terucap selalu menjadi inspirasiku dalam menjalani kehidupan.

2. Bapak Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd, selaku pimpinan tertinggi di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membantu dalam menyelesaikan studi ini.


(10)

3. Bapak Drs. Sucipto, M.kes, AIFO, selaku ketua program studi pendidikan jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI atas izin dan rekomendasinya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Andi Suntoda, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani FPOK UPI dan sekaligus dosen Pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan masukan selama mengikuti perkuliahan.

5. Seluruh staf Pengajar (Dosen) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Khususnya Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga yang telah memberikan bekal pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di FPOK UPI.

6. Seluruh Staf Karyawan/Karyawati FPOK UPI yang telah memberikan pelayanan terbaik selama penulis mengikuti proses pendidikan.

7. Kepala SMP Kartika XIX-2 Bandung, Ibu Hj Anie Maria Betty, S.Pd. yang telah memberikan waktu dan tempat untuk mengadakan riset penelitian. 8. Kepada sahabat saya Enjen Jaelani, S.Pd. terimakasih telah memberikan

banyak arahan, motivasi dan dukungan yang sangat berharga,,,dan tidak lupa kepada sahabat seperjuangan Iponk, Afani, Abey, Jony walker, Jadud, Yoga, Rian, hayooooo Semangat-semangat enggal lulus kasep haha, terimakasih. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Studi PJKR

FPOK UPI dan pembuatan skripsi ini, segala bantuan dan dukunganya penulis ucapkan banyak terimakasih semoga Allah SWT senantiasa membalasnya. Amin.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah senantiasa penulis berharap semoga pengorbanan dan segala sesuatunya yang dengan tulus dan ikhlas telah diberikan dan penulis akan selalu mendapat limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Amin


(11)

Bandung, 13 Mei 2013 Penulis

Jemy Imam Mulhuda

ABSTRAK

Jemy Imam Mulhuda (2013). Implementasi Model Cooperative learning Untuk Mengembangkan Nilai Kerjasama Dalam Permaianan Sepak bola. Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI.

Pembimbing I : Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO Pembimbing II : Arif Wahyudi, S.Pd.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permaianan sepak bola. Permainan sepak bola adalah permainan masing-masing regu atau kesebelasan yaitu menguasai bola memasukan bola ke gawang dan yang paling terpenting adalah saling bekerjasama. Model cooperative learning adalah salah satu bentuk pembelajaraan yang merupakan anggota kelompok kecil serta antar anggota kelompok harus saling bekerjasama.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas, desain penelitian menggunakan 2 siklus, satu siklus 3 kali pertemuan jadi 2 siklus 6 kali pertemuan, sampel penelitian siswa kelas VII bejumlah 40. Instrument penelitian menggunakan observasi, catatan lapangan, dan tes.

Berdasarkan hasil pengolahan data hasil belajar permainan sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning sangat meningkat. Jadi kesimpulanya bahwa model pembelajaran cooperative learning terhadap hasil belajar permainan sepak bola lebih efektif dan mendapat hasil maksimal.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. ... Latar Belakang Masalah ... 1


(13)

B. ... Rumusan Masalah ... 4 C. ... Tujuan

Penelitian ... 4

D. ... Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 6

A. ... Pengerti an Sepak bola ... 6 B. ... Faktor

yang Mempengaruhi tentang Sepak bola ... 14 C. ... Model –

Model Pembelajaran ... 16 D. ... Model

Cooperative Learning ... 18 E... Nilai

Kerjasama ... 21 F. ... Implem

entasi ... 23 G. ... Hipotesi

s Tindakan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. ... Metode Penelitian ... 26 B. ... Lokasi

dan Desain Penelitian ... 27 1. ... Lokasi


(14)

2. ... Desain 27

Halaman C. ... Populasi

dan Sampel ... 28

1. ... Populasi ... 28

2. ... Sampel 28 D. ... Instrumen Penelitian ... 28

E. ... Prosedu r Penelitian ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ... Deskrip si ... 32

B. ... Hasil Mentoring ... 32

C. ... Hasil Penelitian ... 33

D. ... Pembah asan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Teknik Memberikan/Mengoper / Passing ……… 8

Gambar 2.2. Teknik Menghentikan Bola / Stopping ……….... 9

Gambar 2.3. Teknik Menendang Bola/Shotting ……….. 10

Gambar 2.4. Teknik Menggiring Bola/Dribbling ………... 11

Gambar 2.5. Teknik Lemparan ke dalam/trow in ………... 12

Gambar 2.6. Teknik Menyundul/heading ………... 13

Gambar 2.7. Gambar Lapangan Sepakbola ………. 14

Gambar 3.1. Alur penelitian PTK Kemmis dan Mc Taggart ……….. 27

Gambar 4.1. Passing menggunakan kaki bagian dalam ……….. 35


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……… 65 Lampiran 2 Dokumentasi Proses Penelitian ……….. 102 Lampiran 3 Instrumen Penelitian ………... 110 Lampiran 4 Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing

Skripsi ……… 135

Lampiran 5 Permohonan Izin Mengadakan Riset ………. 139 Lampiran 6 Daftar Hadir Penelitian ……….. 140


(17)

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ……… 142 Lampiran 8 Riwayat Hidup ………... 143


(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sepak bola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan yang sangat populer dikalangan masyarakat bahkan mendunia permainan sepak bola sering dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua. Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kesebelasan yaitu berusaha menguasai bola, memasukan bola ke gawang lawan, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi agar tidak kemasukan bola.

Berdasarkan pernyataan yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan sepak bola pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Seperti dalam kurikulum 2006 Depdiknas (2008:195) dijelaskan sebagai berikut :

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP/MTS Depdiknas (2008:168) meliputi aspek sebagai berikut, Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapang, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

Seperti yang telah diketahui di atas bahwa permainan sepakbola merupakan pembelajaran yang harus diterapkan di sekolah baik di kalangan SD, SMP, SMA serta di perguruan tinggi, sebagai mahluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang didunia ini tidak ada yang dapat


(19)

2

kebutuhanya. Seperti yang di jelaskan dalam www.blog/indosdm/2011.com: Kerjasama (Team Work) adalah :

Keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara koopratif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses.

Berdasarkan pernyataan yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa Kerjasama bisa terjalin bila ada interaksi yang baik, yang dilakukan oleh seluruh komponen didalamnya sehingga harapan-harapan apa yang di inginkan tercapai. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani supaya dalam penyampaian pembelajaranya efektif dan tersampaikan dengan baik maka dibutuhkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Seperti yang disampaikan oleh Meyer dalam Juliantine (1985:5) tentang definisi model :

Model adalah suatu penyajian fisik atau konseptual dari system pembelajaran, serta berupaya menjelaskan keterkaitan berbagai komponen sistem pembelajaran ke dalam suatu pola/kerangka pemikiran yang disajikan secara utuh. Suatu model pembelajaran meliputi keseluruhan sistem pembelajaran yang mencakup komponen tujuan, kondisi pembelajaran, proses belajar-mengajar, dan evaluasi hasil pembelajaran.

Model digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur, macam-macam model pembelajaran yaitu model pembelajaran koperatif (CL, Cooperative Learning) pembelajaran berkelompok, kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning) pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan, pembelajaran langsung (DL, Direct learning) disampaikan dengan pembelajaran langsung, Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning) Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah, Problem Solving model pembelajaran memecahakan masalah, mengidentifikasi dan akhirnya menemukan solusinya,


(20)

3

heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi supaya anak agar punya rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games). Menurut Joyce dan Weil (1980:5) dalam Juliantine dkk, ada beberapa kegunaan dari model, antara lain :

a). Memperjelas hubungan fungsional diantara berbagai komponen, unsur atau elemen sistem tertentu. b). Prosedur yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dapat diidentifikasi secara tepat. c). Dengan adanya model maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan. d). Model akan mempermudah para administrator untuk mengidentifikasikan komponen, elemen yang mengalami hambatan, jika kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif dan tidak produktif. e). Mengidentifikasi secara tepat cara-car untuk mengadakan perubahan jika terdapat ketidaksesuaian dari apa yang telah dirumuskan.

Model koopratif adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran koopratif merupakan startegi belajar dengan jumlah siswa dengan jumlah anggota kelompok kecil dengan tingkat kemammpuanya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk saling memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran koopratif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Seperti yang disampaikan oleh Yudha dalam buku model-model pembelajaran pendidikan jasmani (2007 : 58) Menjelaskan bahwa :

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk menggali potensi dan membagi-bagi ide pada anak. Strategi pembelajaran ini mendorong siswa untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kerjasama dan sikap bertanggung jawab kepada temanan dalam kelompoknya dan juga sikap bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.


(21)

4

Mengembangkan Nilai Kerjasama dalam permainan sepakbola di SMP Kartika XIX-2 Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menguraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah model Cooprative Learning untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola.?

2. Apakah model Cooprative Learning dapat mengembangkan nilai kerjasma dalam permainan sepakbola.?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas, tujuan penelitian ini yaitu untuk :

1. Untuk mengetahui proses peningkatan model Cooprative Learning dalam mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola.?

2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan model Cooprative Learning terhadap nilai kerjasma dalam permainan sepakbola.?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian, berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian di atas maka manfaat penelitian antara lain :

Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif. Selain itu penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan Penelitian


(22)

5

keilmuan menjadi lebih berani mengambil keputusan dan dapat memberikan manfaat. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat Guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis.

Bagi siswa, diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman materi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani, serta diharapkan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pengetahuan tentang pemahaman pendidikan jasmani.

Bagi peneliti, dengan dilakukanya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui bentuk pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang cocok bagi siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada sekolah tersebut khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti laksanakan, proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Kartika XIX-2 Bandung dalam permainan sepakbola lebih meningkatkan individual dibanding dengan kerjasama antar sesama teman. Sedangkan dalam suatu proses pembelajaran sepakbola para siswa di tuntut untuk saling bekerjasama. Oleh sebab itu peneliti akan mencoba menerapkan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning dalam pembelajaran permainan sepakbola di SMP Kartika XIX-2 Bandung.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal juga dengan istilah classroom action research. Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu: Perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu merupakan suatu proses dimana melalui proses tersebut guru dan siswa menginginkan terjadi nya perbaikan, peningkatan dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk mengubah prilaku pengajaran guru, prilaku peserta didk kelas, peningkatan proses pembelajaran sehingga dapat menciptakan guru yang profesional. Dengan adanya PTK dapat meningkatkan kepercayaan guru dan dapat meningkatkan kreatifitas hasil PTK yang memiliki inovatif. Berikut ini adalah karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Sulipan (2007:5):

1).Didasarkan atas masalah yang di hadapi guru dalam pembelajaran. 2).Dilakukan secara kolaboratif memalui kerja sama dengan pihak lain. 3).Peneliti sekaligus praktis yang melakukan refleksi. 4).Bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran. 5.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah yang terdiri beberapa siklus. 6).Yang di teliti adalah tindakan yang di lakukan meliputi efektifitas metode, tekhnik atau proses pembelajaran (termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian).

Melalui penelitian tindakan kelas banyak manfaat yang di raih yaitu : 1. Manfaat PTK bagi guru adalah sebagai berikut :

a. Membantu guru memperbaiki pelajaran b. Membantu berkembang secara professional c. Meningkatkan rasa percaya diri


(24)

27

2. Manfaat PTK bagi siswa adalah untuk meningkatykan proses atau hasil belajar dan bersikap kritis terhadap hasil belajar nya

3. Manfaat PTK bagi sekolah adalah membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut

B. Lokasi dan Desain penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan peneliti yaitu SMP Kartika Siliwangi XIX-2 Bandung.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas mempunyai berbagai macam desain penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar tersebut peneliti menggunakan empat komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan lihat pada gambar 3.1. sebagai berikut:


(25)

28

Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk proses pengkajian berdasar siklus yang dinyatakan dalam bentuk spiral yang melukiskan siklus demi siklus.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Disampaikan oleh Sugiyono (2010:80) “Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Maka yang menjadi populasi SMP Kartika XIX-2 Bandung.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sugiyono (2010:81). Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 40 siswa.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat pengumpul data. Arikunto (2006:149), menjelaskan pengertian instrument sebagai berikut “Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari observasi, catatan lapangan, dan tes. Berikut uraianya:

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui pristiwa atau kegiatan penelitian selama dalam proses tindakan dan perbaikan. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2002:146) sebagai berikut “Observasi adalah pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indra”. Observasi ditujukan untuk mengetahui sejauh man dampak proses pembelajaran diperlukan untuk menyelesaikan langkah-langkah perbaikan sehingga menjadi lebih baik. Observasi berupa lembar panduan


(26)

29

guru terhadap siswa-siswi dan yang kedua lembar observasi guru penjas terhadap peneliti. Perencanaan data dengan menggunakan observasi dilakukan subjektif agar mendapat data yang valid dan akurat.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan yaitu catatan otentik hasil observasi, yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian-kejadian pada saat penelitian berlangsung yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi hal yang terpenting adalah tentang aspek pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta dengan peserta didik. 3. Tes

Tes adalah suatu alat ukur untuk mengetahui kemampuan seseorang terhadap suatu masalah dan pengukur seorang dalam melakukan sesuatu. Menurut Arikunto (1995:51) dalam buku Nurhasan menyatakan: “Tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

E. Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data

1. Prosedur penelitian

a. Perencanaan penelitian tindakan

Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan rencana tidak harus berorientasi ke depan dan bersifat fleksible. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaik nya lebih menekan kan pada sifat-sifat strategi yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam proses belajar mengajar dan mengenai rintangan yang sebenar nya. Dalam tahap perencanaa peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan di laksanakan. Untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang di dapat. Adapun rencana yang di susun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(27)

30

1) Menentukan sekolah dan kelas yang akan di jadikan tempat peneliti

2) Menghubungi guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan meminta kesediaan nya untuk menjadi kolabolator peneliti dalam penelitian yang akan di laksanakan.

3) Melakukan kunjungan ke sekolah untuk melakukan observasi pra-penelitian terhadap kelas yang akan di gunakan untuk penelitian

4) Menyusun kesepakatan dengan guru mengenai waktu pelaksanaan penelitian.

b. Pelaksanaan penelitian tindakan

Pada tahap pelaksanaan, penelitian melakukan tindakan-tindakan berdasarkan perencanaan yang telah disepakati dan direncanakan sebelumnya dengan observer pada kelas penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, penelitian sekaligus melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran.

c. Pengamatan (Observasi)

Observasi pada PTK mmempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Oleh karena itu, observasi harus mempunyai beberapa macam unggulan seperti memiliki orientasi prosfektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan datang. Observasi dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan tindakan yang diambil peneliti yang disebabkan oleh adanya keterbatasan rintangan yang ada dilapangan.

Tahap observasi yang dilakukan pada peneliti ini adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran yang diteliti 2) Melaksanakan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam

menyampaikan pembelajaran

3) Melakukan pengamatan terhadap nilai kerjasama dalam permainan sepakbola

d. Refleksi


(28)

31

e. Perencanaaan tindakan lanjutan

Refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat mengatasi masalah yang memicu masalah penyelenggaraan PTK atau belum. Jika hasilnya belum meningkat atau masalahnya belum terselesaikan, dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dengan kata lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas, PTK harus dilanjutkan pada siklus yang kedua dengan proses yang sama seperti pada siklus kesatu. Jika pada siklus yang kedua masalah sudah terselesaikan, tidak perlu dilanjutkan dengan siklus yang ketiga. Namun, jika siklus kedua masalahnya belum terselesaikan, perlu dilanjutkan dengan siklus ketiga dan selanjutnya. 2. Teknik Analisi Data

Setelah semua kegiatan penelitian berkhir saatnya proses menganalisis dilakukan, proses ini dilakukan mulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan dengan karakteristik, focus masalah serta tujuan. Analisi menurut Nasution dalam Sugiono (2005:88) menyatakan bahwa :

Melakukan analisi adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitianya. Bahkan yang sama biasa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Seperti yang disampaikan Moleong (2002:110) mengemukakan bahwa “Analisis data adalaha proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning, pada siswa kelas VII mengalami perkembangan dan peningkatan terhadap nilai kerjasama dalam permain sepak bola. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam mempertahankan penguasaan bola, passing, mengiringi bola dan mencetak skor antar sesama teman saling bekerjasama. Proses penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 hari dalam 1 minggu hari kamis dan hari jumat pukul 07.00 - 08.20 di SMP Kartika XIX-2 yang berjumlah 40 orang, penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus dalam 1 siklus 3 kali pertemuan jadi keseluruhan 6 kali pertemuan proses pelaksanaan pembelajaran ada tahap awal pembelajaran, tahap inti pembelajaran dan ada tahap akhir pembelajaran.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian, penerapan model pembelajaran Cooperative Learning dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani erat kaitannya dengan penyampaian materi pelajaran di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Oleh karena itu, patut mendapatkan perhatian semua pihak bahwa peranan dan tanggung jawab guru pendidikan jasmani tidak hanya mengajar, akan tetapi guru pendidikan jasmani juga sebagai pembimbing dalam meningkatkan kualitas gerak peserta didik. Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani ini, diharapkan aktivitas siswa yang menyangkut aspek domain kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.


(30)

60

Berdasarkan uraian kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai sarana yaitu, sebagai berikut :

1. Bagi para guru pendidikan jasmani dalam PBM pendidikan jasmani harus memiliki kreativitas (memberikan atau menciptakan suatu karya yang baru), dalam hal ini model pembelajaran cooperative learning mampu memberikan dampak terhadap perkembangan peningkatan nilai kerjasama dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola, selain itu siswa dapat termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Bagi sekolah atau lembaga terkait, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menetapkan kebijakan dan dukungan bagi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani dengan memberikan pelatihan kepada para guru pendidikan jasmani mengenai model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai disekolah, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.


(31)

61

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta.

CV. Alfabet.

Depdiknas.(2008). Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.

Juliantine, Toto Subroto, Yunyun Yudiana. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK-UPI. Bandung.

Kemmis and Taggart. (1991). The Action Research. Dekain University. Lutan, Rusli. (1988). Asas-asas Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Depdiknas, Jakarta.

Mielke, Danny. (2007) Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya. Nugraha. (2012). Mahir Sepakbola. Nuansa Cendekia. Bandung.

Sneyer. (2002). Voetbal Trainingsboek: een volleding. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sucipto, dkk (2007). Sepakbola, FPOK. Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bandung: Sulipan. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional. Susilo Joko Muhamad. (2007). Implementasi Program Life Skill. Bandung:

Maghuni Sejahtra.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulis Karya Ilmiah. Bandung : UPI Pres.

Internet :


(32)

62


(1)

Jemy Imam Mulhuda, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Cooverative Learning untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Menentukan sekolah dan kelas yang akan di jadikan tempat peneliti

2) Menghubungi guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan meminta kesediaan nya untuk menjadi kolabolator peneliti dalam penelitian yang akan di laksanakan.

3) Melakukan kunjungan ke sekolah untuk melakukan observasi pra-penelitian terhadap kelas yang akan di gunakan untuk penelitian

4) Menyusun kesepakatan dengan guru mengenai waktu pelaksanaan penelitian.

b. Pelaksanaan penelitian tindakan

Pada tahap pelaksanaan, penelitian melakukan tindakan-tindakan berdasarkan perencanaan yang telah disepakati dan direncanakan sebelumnya dengan observer pada kelas penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, penelitian sekaligus melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran.

c. Pengamatan (Observasi)

Observasi pada PTK mmempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Oleh karena itu, observasi harus mempunyai beberapa macam unggulan seperti memiliki orientasi prosfektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan datang. Observasi dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan tindakan yang diambil peneliti yang disebabkan oleh adanya keterbatasan rintangan yang ada dilapangan.

Tahap observasi yang dilakukan pada peneliti ini adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran yang diteliti 2) Melaksanakan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam

menyampaikan pembelajaran

3) Melakukan pengamatan terhadap nilai kerjasama dalam permainan sepakbola

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti mendiskusikan hasil tindakan yang telah dilakukan guna mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil dari refleksi tersebut menjadi faktor terpenting untuk tindakan pada siklus selanjutnya.


(2)

31

Jemy Imam Mulhuda, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Cooverative Learning untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Perencanaaan tindakan lanjutan

Refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat mengatasi masalah yang memicu masalah penyelenggaraan PTK atau belum. Jika hasilnya belum meningkat atau masalahnya belum terselesaikan, dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dengan kata lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas, PTK harus dilanjutkan pada siklus yang kedua dengan proses yang sama seperti pada siklus kesatu. Jika pada siklus yang kedua masalah sudah terselesaikan, tidak perlu dilanjutkan dengan siklus yang ketiga. Namun, jika siklus kedua masalahnya belum terselesaikan, perlu dilanjutkan dengan siklus ketiga dan selanjutnya. 2. Teknik Analisi Data

Setelah semua kegiatan penelitian berkhir saatnya proses menganalisis dilakukan, proses ini dilakukan mulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan dengan karakteristik, focus masalah serta tujuan. Analisi menurut Nasution dalam Sugiono (2005:88) menyatakan bahwa :

Melakukan analisi adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitianya. Bahkan yang sama biasa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Seperti yang disampaikan Moleong (2002:110) mengemukakan bahwa “Analisis data adalaha proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisi data adalah suatu proses dimana semua data yang telah kumpulkan atau kita olah sedemikian rupa hingga menjadi data yang akurat sesuai dengan harapan kita.


(3)

59 Jemy Imam Mulhuda, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Cooverative Learning untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning, pada siswa kelas VII mengalami perkembangan dan peningkatan terhadap nilai kerjasama dalam permain sepak bola. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam mempertahankan penguasaan bola, passing, mengiringi bola dan mencetak skor antar sesama teman saling bekerjasama. Proses penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 hari dalam 1 minggu hari kamis dan hari jumat pukul 07.00 - 08.20 di SMP Kartika XIX-2 yang berjumlah 40 orang, penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus dalam 1 siklus 3 kali pertemuan jadi keseluruhan 6 kali pertemuan proses pelaksanaan pembelajaran ada tahap awal pembelajaran, tahap inti pembelajaran dan ada tahap akhir pembelajaran.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian, penerapan model pembelajaran Cooperative Learning dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani erat kaitannya dengan penyampaian materi pelajaran di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Oleh karena itu, patut mendapatkan perhatian semua pihak bahwa peranan dan tanggung jawab guru pendidikan jasmani tidak hanya mengajar, akan tetapi guru pendidikan jasmani juga sebagai pembimbing dalam meningkatkan kualitas gerak peserta didik. Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani ini, diharapkan aktivitas siswa yang menyangkut aspek domain kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.


(4)

60

Jemy Imam Mulhuda, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Cooverative Learning untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan uraian kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai sarana yaitu, sebagai berikut :

1. Bagi para guru pendidikan jasmani dalam PBM pendidikan jasmani harus memiliki kreativitas (memberikan atau menciptakan suatu karya yang baru), dalam hal ini model pembelajaran cooperative learning mampu memberikan dampak terhadap perkembangan peningkatan nilai kerjasama dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola, selain itu siswa dapat termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Bagi sekolah atau lembaga terkait, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menetapkan kebijakan dan dukungan bagi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani dengan memberikan pelatihan kepada para guru pendidikan jasmani mengenai model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai disekolah, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.


(5)

Jemy Imam Mulhuda, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Cooverative Learning untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta.

CV. Alfabet.

Depdiknas.(2008). Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.

Juliantine, Toto Subroto, Yunyun Yudiana. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK-UPI. Bandung.

Kemmis and Taggart. (1991). The Action Research. Dekain University. Lutan, Rusli. (1988). Asas-asas Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Depdiknas, Jakarta.

Mielke, Danny. (2007) Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya. Nugraha. (2012). Mahir Sepakbola. Nuansa Cendekia. Bandung.

Sneyer. (2002). Voetbal Trainingsboek: een volleding. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sucipto, dkk (2007). Sepakbola, FPOK. Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bandung: Sulipan. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional. Susilo Joko Muhamad. (2007). Implementasi Program Life Skill. Bandung:

Maghuni Sejahtra.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulis Karya Ilmiah. Bandung : UPI Pres.

Internet :

www. Blog/indosdm/2011. Com

www. Blog/indosdm/2011. Com : Kerjasama (Team work) www. Kamus – Kompetensi – Kerjasama – Team Work. Htm:


(6)

62

Jemy Imam Mulhuda, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Cooverative Learning untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG: Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran TIK di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 0 40

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS : Kuasi Eksperimen Di Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

2 4 49

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung.

0 5 32

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CANTER ASERTIF DALAM PEMBELAJARAN PENJAS UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI SPORTIFITAS : Studi Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 2 Katapang Kabupaten Bandung.

4 19 82

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA TERTIB BERLALU LINTAS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung.

0 2 17

PENERAPAN MODEL “COOPERATIVE LEARNING” DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI : Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP YAS Bandung kelas VII A.

0 7 32

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM KEGIATAN MENULIS TEKS EKSPLANASI : penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 2 35

PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN SOSIAL : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A.

0 2 49

PENGARUH PEMANASAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG : Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 1 32

penelitian tindakan kelas untuk smp kata pengantar 2

0 0 64