MAKNA TAYANGAN DEBAT CALON GUBERNUR JAWA BARAT DI TELEVISI BAGI PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT 2013 DI KOTA BANDUNG.

(1)

MAKNA TAYANGAN DEBAT CALON GUBERNUR JAWA BARAT DI TELEVISI BAGI PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT 2013

DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Ray Fitra Dwi Yudha NIM. 1006880

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2014


(2)

DI KOTA BANDUNG

Oleh:

Ray Fitra Dwi Yudha 1006880

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada Pendidikan Kewarganegaraan

© Ray Fitra Dwi Yudha, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

RAY FITRA DWI YUDHA 1006880

MAKNA TAYANGAN DEBAT CALON GUBERNUR JAWA BARAT DI TELEVISI BAGI PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT 2013

DI KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

Pembimbing II

Leni Anggraeni, S.Pd., M.Pd. NIP. 19840222 200912 2 014

Mengetahui dan Menyetujui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

Panitia Ujian Sidang terdiri dari:

1. Ketua :

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001 3. Penguji : Penguji I

Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 196110501 198601 1002 Penguji II

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. NIP. 19620316 198803 1 003

Penguji III

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., M.Si. NIP. 19690929 199402 1 001


(5)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandungUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Ray Fitra Dwi Yudha (1006880). MAKNA TAYANGAN DEBAT CALON GUBERNUR JAWA BARAT DI TELEVISI BAGI PENINGKATAN

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN

GUBERNUR JAWA BARAT 2013 DI KOTA BANDUNG.

Pada pemilukada 2013 untuk pertama kalinya, KPU Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan debat calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur Jabar 2013, yang ditayangkan di televisi secara nasional. Debat calon gubernur tersebut merupakan bentuk kampanye baru di mata masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat di Kota Bandung, dimana bentuk kampanye konvensional seperti pemasangan baliho, spanduk atau pamflet sudah tidak efektif lagi, bahkan masyarakat tidak memaknainya sebagai suatu hal yang berarti bagi peningkatan partisipasi politik dalam setiap kegiatan pemilihan umum kepala daerah, hal ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian berkenaan dengan masalah tersebut. Penelitian ini didasarkan pada satu rumusan masalah, yaitu seberapa tinggi makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pilgub Jabar 2013 di Kota Bandung?

Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut adalah pendekatan kuantitatif, metode deskriptif dengan bentuk penelitian survei. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengungkap bahwa: debat calon Gubernur Jabar 2013 merupakan proses pendewasaan politik bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Kota Bandung. Dimana dalam debat calon Gubernur Jabar 2013 tersebut mengandung dua makna, yaitu makna politis dan makna sosiologis bagi masyarakat. Masyarakat Kota Bandung memaknai debat tayangan calon Gubernur Jabar di televisi sebagai sarana bagi peningkatan partisipasi politik dalam Pilgub Jabar 2013. Hal ini menunjukan masyarakat Kota Bandung lebih tertarik dan mau memaknai tayangan debat calon Gubernur Jabar 2013 di televisi sebagai bentuk kampanye yang lebih modern dan berarti bagi kehidupan politik masyarakat Kota Bandung, khususnya bagi peningkatan partisipasi politik dalam Pilgub Jabar 2013, dibandingkan dengan bentuk-bentuk kampanye konvensional. Adapun saran dari hasil penelitian tersebut ditujukan kepada KPU Prov. Jabar, para kandidat calon pemimpin bangsa, bagi peneliti selanjutnya, dan masyarakat Kota Bandung.


(6)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandungUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Ray Fitra Dwi Yudha (1006880). The Interpretation of West Java Governor Candidates' Debate on Television in Increasing Society Politic Participation in the Election of West Java Governor 2013 in Bandung.

On the governor election 2013, for the first time, KPU Provinsi Jawa Barat conducted a debate between the election candidates, which was presented on the television. To West Java society, especially the peope who live in Bandung, the debate program is a new way for campaigning. It seems the conventional method like pinning street banner is no longer effective. Even the society does not interpret it as an important thing in increasing politic participation in every governor election. This issue attracts the researcher to do an investigation on debate program for the election candidates. The research is based on a problem which is how significant the program in increasing society politic participation in Pemilihan Gubernur Jabar 2013 in Bandung.

The method used in the research is descriptive quantitative method. The data were taken from conducting survey, field research and literary study.

The findings indicate that the debate for West Java governor candidates is taken as a process of politic maturation, especially in Bandung. The program has political and sociological meanings. The society interpreted the program as a way for increasing politic participation in Pilgub Jabar 2013. The society saw it as a more modern method and meaningful campaign than conventional method, especially in increasing politic participation in Pilgub Jabar 2013, in Bandung. The researcher also made suggestions for KPU Jabar, politic candidate, the next researchers, and Bandung citizens.


(7)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C.Identifikasi Masalah ... 8

D.Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A.Hakikat Debat ... 11

1. Pengertian dan Fungsi Debat ... 11

B. Televisi di Tinjau dari Perspektif Media Massa dan Komunikasi Massa ... 14

1. Televisi ... 14

a. Pengertian dan Fungsi Televisi ... 14

2. Media Massa ... 16

a. Pengertian dan Fungsi Media Massa... 16

3. Komunikasi Massa ... 18

a. Pengertian dan Fungsi Komunikasi Massa ... 18

C.Tinjauan tentang Partisipasi Politik ... 21

1. Pengertian Partisipasi Politik ... 21

2. Unsur-unsur Partisipasi Politik ... 23

3. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik ... 24

4. Fungsi Partisipasi Politik ... 29

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik ... 30

D.Tinjauan tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung . 33 1. Pengertian Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung ... 33


(8)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Asas Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung ... 34

3. Tahapan-tahapan Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung ... 35

4. Manfaat Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung ... 39

E. Kontribusi Debat Politik dalam Meningkatkan Kualitas Partisipasi Politik Masyarakat ... 42

F. Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 46

B. Operasional Variabel ... 48

1. Variabel Independen ... 48

2. Variabel Dependen ... 49

C.Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Penelitian Kepustakaan ... 52

2. Penelitian Lapangan ... 52

D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

1. Populasi ... 53

2. Teknik Pengambilan Sampel ... 55

E. Prosedur Penelitian ... 57

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 57

2. Penyusunan Kuesioner ... 58

3. Perizinan Penelitian ... 58

4. Pelaksanaan Penelitian ... 59

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 59

1. Uji Validitas Instrumen ... 59

2. Uji Realibilitas Instrumen ... 60

G.Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 61

1. Teknik Analisis Data ... 61

2. Uji Hipotesis ... 61

3. Pengambilan Kesimpulan ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 64

1. Profil Kelurahan Pakemitan, Kecamatan Cinambo ... 64

a. Visi dan Misi Kelurahan Pakemitan ... 65

b. Program Kerja Kelurahan Pakemitan... 65

2. Profil Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan ... 66

a. Visi dan Misi Kelurahan Cihapit... 67

b. Program Kerja Kelurahan Cihapit ... 67

3. Profil Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar ... 67


(9)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Program Kerja Kelurahan Cibadak ... 68

4. Profil Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong ... 69

a. Visi dan Misi Kelurahan Sadang Serang ... 69

b. Program Kerja Kelurahan Sadang Serang... 70

B. Uji Validitas dan Realibilitas ... 70

1. Uji Validitas ... 70

2. Uji Realibilitas ... 72

C.Hasil Lapangan ... 74

1. Indikator Setiap Pernyataan Pada Variabel Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi ... 74

2. Gambaran Mengenai Variabel Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi ... 87

3. Indikator Setiap Pernyataan Pada Variabel Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat ... 89

4. Gambaran Mengenai Variabel Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat ... 118

D.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 120

1. Uji t Satu Sampel ... 120

E. Pembahasan ... 122

1. Tingkat Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jawa Barat di Televisi bagi Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung ... 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 128

A.Kesimpulan ... 128

B. Saran ... 129

1. Bagi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat ... 129

2. Bagi Para Kandidat Calon Pemimpin Bangsa ... 130

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 131

4. Bagi Masyarakat Kota Bandung ... 131

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 132

a. Bagi Pihak Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 132

b. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 133 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

Jawa Barat 2013 ... 5

Tabel 2.1. Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013 ... 13

Tabel 2.2. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik ... 25

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel ... 50

Tabel 3.2. Skor untuk Jawaban Responden ... 53

Tabel 3.3. Masyarakat Kota Bandung yang Telah Dipilih Berdasarkan Masing-masing cluster ... 55

Tabel 3.4. Proporsi Sampel untuk Setiap Cluster/Kelurahan . 57 Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X) 71 Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat (Y) ... 72

Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ... 73

Tabel 4.4. Rekapitulasi Mengenai Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X) ... 87

Tabel 4.5. Rekapitulasi Mengenai Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat ... 118

Tabel 4.6. Statistik Uji t One Sample Statistic ... 121

Tabel 4.7. Statistik Uji t One-Sample Test ... 121


(11)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman

Gambar 2.1. Piramida Partisipasi Politik Roth dan Wilson... 27 Gambar 2.2. Hierarki Partisipasi Politik ... 28 Gambar 2.2. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik ... 25 Gambar 4.1. Garis Kontinum Variabel Makna Tayangan Debat

Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X) ... 88 Gambar 4.2. Garis Kontinum Variabel Peningkatan

Partisipasi Politik Masyarakat (Y) ... 119

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 3.1. Tahap Pengclusteran ... 54

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1. Pernyataan 1: Profil Setiap Calon Gubernur Dan Wagub Jabar 2013 dari Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 Merupakan Informasi yang Penting Untuk Saya Ketahui Sebagai Pemilih

dalam Pilgub Jabar 2013 ... 74 Grafik 4.2. Pernyataan 2: Visi, Misi dan Program Kerja yang

Disampaikan Para Kandidat dalam Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 Mempengaruhi Sikap Politik Saya dalam Pilgub Jabar 2013 ... 76 Grafik 4.3. Pernyataan 3: Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013

Merangsang Saya untuk Mencari Informasi Politik

Seputar Pilgub Jabar 2013 ... 78 Grafik 4.4. Pernyataan 4: Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013

Adalah Tayangan yang Mendidik ... 80 Grafik 4.5. Pernyataan 5: Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013

Memotivasi Saya untuk Mau Berpartisipasi Politik dalam Pilgub Jabar 2013 Atas Dasar Kesadaran Bersama untuk Membangun Bangsa dan Negara ... 82 Grafik 4.6. Pernyataan 6: Tayangan Debat Menjadi Bahan

Pertimbangan Saya dalam Menentukan Calon Gubernur

dan Wagub Jabar 2013 ... 84 Grafik 4.7. Pernyataan 7: Tayangan Debat Memantapkan


(12)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pilihan Calon yang Akan Saya Pilih

Pada Pilgub Jabar 2013 ... 85 Grafik 4.8. Pernyataan 8: Tayangan Debat Membuat Saya

Turut Serta dalam Pelaksanaan Pilgub

Jabar 2013 ... 89 Grafik 4.9. Pernyataan 9: Tayangan Debat Membuat Saya Turut

Serta Mengikuti Setiap Tahapan

dalam Pilgub Jabar 2013 ... 91 Grafik 4.10. Pernyataan 10: Tayangan Debat Membuat Saya

Turut Serta dalam Menyiapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) Guna Mensukseskan Pilgub

Jabar 2013 ... 92 Grafik 4.11. Pernyataan 11: Tayangan Debat Membuat Saya

Mengikuti Sampai Hasil Akhir

Perhitungan Suara ... 94 Grafik 4.12. Pernyataan 12: Tayangan Debat Membuat Saya

Menggunakan Hak Pilih dalam Pilgub

Jabar 2013 ... 95 Grafik 4.13. Pernyataan 13: Tayangan Debat Membuat Saya

Menggunakan Hak Pilih Saya yang Didasari Oleh

Kesadaran Saya Sebagai Warga Negara ... 97 Grafik 4.14. Pernyataan 14: Tayangan Debat Membuat Saya

Mau Mendengarkan Anjuran Orang Lain Ketika

Memilih dalam Pilgub Jabar 2013 ... 98 Grafik 4.15. Pernyataan 15: Tayangan Debat Membuat Saya

Mempertimbangkan Secara Matang dan Menggunakan Hati Nurani Saya Ketika Memilih dalam

Pilgub Jabar 2013 ... 100 Grafik 4.16. Pernyataan 16: Tayangan Debat Membuat Saya

Mendaftar Sendiri untuk Mendapatkan Hak

Memilih dalam Pilgub Jabar 2013 ... 102 Grafik 4.17. Pernyataan 17: Tayangan Debat Membuat Saya

Mengikuti Aktivitas Pemerintahan Berkaitan dengan Perkembangan Masalah Pilgub Jabar 2013

Melalui Media Massa ... 103 Grafik 4.18. Pernyataan 18: Tayangan Debat Membuat Saya

Mau Berdialog dengan Pejabat Pemerintah Guna Menuntut Penyelesaian Masalah Berkaitan

dengan Pilgub Jabar 2013 ... 105 Grafik 4.19. Pernyataan 19: Tayangan Debat Membuat Saya

Mau Menyampaikan Aspirasi Politik Saya Kepada Pemerintah Berkaitan


(13)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan Pilgub Jabar 2013 ... 107 Grafik 4.20. Pernyataan 20: Tayangan Debat Membuat Saya

Mau Mempengaruhi Kebijakan-Kebijakan

yang Dibuat Pemerintah ... 108 Grafik 4.21. Pernyataan 21: Tayangan Debat Membuat Saya

Mau Memberikan Kritik, Ide dan Gagasan

Terhadap Kebijakan yang Dibuat Oleh Pemerintah

Melalui Media Massa ... 110 Grafik 4.22. Pernyataan 22: Tayangan Debat Membuat Saya

Mau Saling Menghormati dan Tidak Anarkis dalam Menyelesaikan Permasalahan Terkait

Pilgub Jabar 2013 ... 111 Grafik 4.23. Pernyataan 23: Tayangan Debat Membuat Saya

Mau Menjadi Tim Sukses dari

Salah Satu Kandidat ... 113 Grafik 4.24. Pernyataan 24: Tayangan Debat Membuat Saya

Melibatkan Diri dalam Setiap

Kegiatan Politik ... 114 Grafik 4.25. Pernyataan 25: Tayangan Debat Membuat Saya

Mengikuti Pelaksanaan Kampanye

dalam Pilgub Jabar 2013 ... 116

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: SK PEMBIMBING SKRIPSI

LAMPIRAN 2: SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 3: SURAT BUKTI PENELITIAN

LAMPIRAN 4: INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 5: UJI INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 6: LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI


(14)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sistem Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada) dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni pemilukada langsung dan pemilukada tidak langsung. Faktor utama yang membedakan kedua metode tersebut adalah bagaimana partisipasi politik rakyat dilaksanakan atau diwujudkan. Tepatnya adalah metode penggunaan suara yang berbeda (Prihatmoko, 2005, hlm. 209).

Pemilukada yang tidak memberi ruang bagi rakyat untuk menggunakan hak pilih aktif, yakni hak untuk memilih dan hak untuk dipilih, dapat disebut dengan tidak langsung, seperti sistem penegakan atau penunjukan oleh pemerintah pusat atau sistem pemilihan perwakilan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dalam sistem pengangkatan atau penunjukan oleh pemerintah pusat, kedaulatan atau suara rakyat diserahkan bulat-bulat kepada pejabat pusat, baik presiden maupun Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Dalam sistem pemilihan perwakilan oleh DPRD. Sebaliknya pemilukada langsung selalu memberikan ruang bagi implementasi hak pilih aktif. Seluruh warga yang memenuhi syarat dapat menjadi pemilih dan mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Karena itulah, pemilukada langsung sering disebut implementasi demokrasi partisipatoris sedangkan pemilukada tak langsung adalah implementasi demokrasi elitis (Prihatmoko, 2005, hlm. 212).

Cara paling efektif untuk membedakan pemilukada langsung dan tidak langsung adalah dengan melihat tahapan-tahapan kegiatan yang digunakan. Dalam pemilukada tidak langsung, partisipasi rakyat dalam tahapan-tahapan kegiatan sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Rakyat ditempatkan sebagai penonton proses pemilukada yang hanya melibatkan elite politik, baik DPRD atau pejabat pusat. Dalam pemilukada langsung, keterlibatan rakyat dalam


(15)

tahapan-2

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahapan kegiatan sangat jelas terlihat dan terbuka lebar. Rakyat merupakan subjek politik. Mereka menjadi pemilih, penyelenggara, pemantau dan bahkan pengawas. Oleh sebab itu, dalam pemilukada langsung, selalu ada tahapan kegiatan pendaftaran pemilih, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara dan sebagainya (Prihatmoko, 2005, hlm. 210).

Pemilukada dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memenuhi syarat disebut sebagai pemilukada langsung karena dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan rakyat sebagai pemilih, memberikan kesempatan kepada masyarakat melalui partai politik untuk menjadi calon, menjadi penyelenggara dan mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan pemilukada langsung dilaksanakan dalam dua tahap, yakni masa persiapan dan tahap pelaksanaan. Sebagaimana dikatakan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 65 ayat 1, pemilukada dilaksanakan melalui masa persiapan dan tahap pelaksanaan. Masing-masing tahap dilakukan berbagai kegiatan yang merupakan proses pemilukada langsung. Pelaksanaan tahapan kegiatan tidak dapat melompat-lompat. Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 65 ayat 2 disebutkan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam masa persiapan, yakni:

1. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya masa jabatan;

2. Pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan kepala daerah;

3. Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah;

4. Pembentukan Panitia Pengawas, PPK, PPS dan KPPS; 5. Pembentukan dan pendaftaran pemantau.

Keterlibatan rakyat dalam kegiatan masa persiapan sangat menonjol dalam pembentukan Panitia Pengawas, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia


(16)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Rakyat memiliki akses untuk memantau melalui mekanisme uji publik namun mendaftarkan diri sebagai anggota Panitia Pengawas, PPK, PPS, dan KPPS.

Sementara itu, tahap pelaksanaan terdiri dari enam kegiatan, yang masing-masing merupakan rangkaian yang saling terkait. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 65 ayat 3 tahap pelaksanaan pemilukada meliputi:

1. Penetapan daftar pemilih;

2. Pendaftaran dan penetapan calon kepala daerah atau wakil kepala daerah;

3. Kampanye;

4. Pemungutan suara; 5. Penghitungan suara;

6. Penetapan pasangan calon kepala daerah atau wakil kepala daerah terpilih, pengesahan dan pelantikan.

Dari enam kegiatan tahap pelaksanaan tersebut, keterlibatan atau partisipasi masyarakat sebagai pemilih dan pemantau terlihat dalam penetapan daftar pemilih kampanye, pencalonan, pemungutan suara dan penghitungan suara. Hal itulah yang mencirikan bahwa pemilukada berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan Pemilukada langsung.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pendaftaran pemilih merupakan tahapan kegiatan pertama yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan jajarannya, khususnya PPS di desa atau kelurahan. PPS menetapkan daftar pemilih terakhir sebagai Daftar Pemilih Sementara (DPS). DPS diumumkan untuk mendapatkan tanggapan masyarakat dan dari tanggapan masyarakat akan ditetapkan sebagai


(17)

4

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pemilih tambahan (DPt). DPt tersebut kemudian juga diumumkan untuk ditanggapi masyarakat dan kemudian diperbaiki. Dengan dasar DPS dan DPt tersebut PPS menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), yakni daftar pemilih yang dapat menggunakan hak pilih dan pemungutan suara. KPUD kabupaten atau kota menerima menerima DPT tersebut untuk dibuatkan kartu pemilih pemilukada langsung (PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilukada).

Proses selanjutnya adalah kampanye, sebelum dilakukan tahapan kegiatan kampanye, KPUD melaksanakan pengundian dan penetapan nomor calon. KPUD harus mengumumkan calon dan nomor calon kepada masyarakat. Kampanye merupakan bagian pemilukada langsung dilakukan oleh para pasangan calon atau tim kampanye dengan penekanan pada penyampaian visi, misi dan program kerja. KPUD mengatur dan menetapkan alokasi waktu dan tempat secara adil kepada setiap pasang calon. Dalam rangka pemberdayaan kampanye sehingga menjadi wahana komunikasi dan pendidikan politik, KPUD berkewajiban menyelenggarakan debat publik antar pasangan calon (PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilukada).

Proses pemilukada langsung dilanjutkan dengan tahapan kegiatan pemungutan suara dan penghitungan suara. Pemungutan suara dilaksanakan antara jam 07.00 sampai 13.00 waktu setempat. Selanjutnya, diikuti dengan penghitungan suara di KPPS. Hasil penghitungan suara di KPPS diteruskan sampai kepada KPUD kabupaten atau kota atau KPUD provinsi. KPUD inilah yang menetapkan hasil perolehan suara calon sebagai dasar penetapan pasangan calon terpilih pemilukada langsung. Output proses pemilukada langsung adalah terpilihnya pasangan calon yang memenangkan kompetisi, yaitu pada tahapan penetapan calon terpilih (PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilukada).

Penetapan pasangan calon terpilih dilakukan berdasarkan perolehan suara. Pasangan calon terpilih ditetapkan dalam rapat pleno KPUD yang khusus mengagendakan penetapan pasangan calon terpilih. Hasil penetapan tersebut


(18)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian disampaikan kepada DPRD kemudian KPUD menyampaikan penetapan pasangan terpilih. Sebelum pelantikan pasangan calon terpilih, DPRD mengusulkan pengesahan kepada presiden (untuk gubernur/wakil gubernur) atau kepada Mendagri atas nama presiden (untuk bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota). Proses pemilukada langsung diakhiri dengan pelantikan pasangan calon terpilih dalam rapat paripurna DPRD (PP No. 6 Tahun 2005 Pemilukada).

Proses pemilukada langsung yang telah dipaparkan diatas telah dilalui oleh warga Jawa Barat, yang telah menghadapi dan menyelenggarakan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat tahun 2013, yang digelar serempak di 26 Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat pada tanggal 24 Februari 2013. Sesuai dengan data yang telah dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, tidak kurang dari 32,5 juta DPT warga Jawa Barat telah menentukan pilihannya dalam Pilgub Jawa Barat tahun 2013 ini. Pilgub Jawa Barat tahun 2013 diikuti oleh lima pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, yaitu:

Tabel 1.1.

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013

No Urut Nama Pasangan Calon

Gubernur Wakil Gubernur

1 Dikdik Mulyana Cecep Toyib

2 Irianto Syafiuddin Tatang Farhanul

3 Dede Yusuf Lex Laksamana

4 Ahmad Heryawan Deddy Mizwar

5 Rieke Diah Pitaloka Teten Masduki


(19)

6

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang mendasari konsep partisipasi politik adalah bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang pelaksanaannya dapat dilakukan langsung oleh rakyat atau melalui lembaga perwakilan. Indonesia sebagai negara yang menganut paham demokrasi, partisipasi warganegara sangatlah penting untuk turut membantu program pembangunan. Tidak terkecuali dalam pembangunan politik, salah satunya partisipasi politik warganegara dalam kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) (Sukemi, 3 Maret 2014).

Salah satu contoh partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2013 yakni pemberian suara atau menggunakan hak pilih. Akan tetapi pada Pilgub Jawa Barat dari waktu ke waktu, pemilih Golongan Putih (Golput) selalu ada dan menjadi bahan evaluasi KPU Jawa Barat setiap kali pemilihan telah usai. Angka partisipasi Pemilukada Jawa Barat tahun 2008 sebesar 67,3 %, sedangkan Golput sebesar 32,6 % menurut Ferry Kurnia selaku Ketua Pokja Sosialisasi KPU Jawa Barat (AntaraNews.com, 2 Maret 2013).

Pilgub Jabar tahun 2013 pun tidak berbeda jauh, bahkan suara Golput mampu mengungguli perolehan suara pasangan Aher dan Dedi Mizwar yang keluar sebagai pemenang (incumbent) satu putaran dalam Pilgub Jabar tahun 2013, dan berhak menduduki sasana kursi tertinggi di tanah Pasundan. Aher dan Deddy Mizwar meraih suara sekitar 32,39 %. Namun presentase Golput setelah dihitung melebihi raihan suara pemenang sebesar 36,34 % atau sebesar 11.823.201 suara. Padahal KPU Jabar telah menargetkan partisipasi pemilih hingga 80 %. Hal itu tidak membuat Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat merasa Pilgub Jabar gagal (Republika.co.id, 1 April 2014).

Banyak faktor yang menyebabkan beberapa pemilih lebih memilih untuk menjadi Golput, salah satunya yakni karena tidak tahu atau tidak jelasnya visi misi para calon gubernur tersebut. Tidak sampainya informasi visi misi para calon gubernur kepada masyarakat menjadi hal yang penting untuk diperhatikan, hampir


(20)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semua calon gubernur masih menggunakan model konvensional untuk berkampanye, seperti penggunaan baliho, pamflet, dan panggung hiburan untuk menyampaikan formasi visi dan misi nya masing-masing.

Faktanya baliho dan pamflet untuk kepentingan mensosialisasikan para kandidat dianggap sampah oleh masyarakat karena keberadaannya yang sembarangan yang menambah kesemrawutan kota, senada dengan yang diungkapkan Suryadi (2009, hlm. 112) bahwa “baliho yang dipasang kandidat di sembarang tempat harus ditertibkan karena menambah kesemrawutan kota, untuk kepentingan sosialisasi, foto kandidat cukup dipasang di dua atau tiga titik oleh KPUD.”

Sesuai dengan pendapat dari Sumartias (dalam Yusuf, 2013, hlm. 27) kampanye menggunakan media konvensional seperti baliho, pamflet atau spanduk tidak akan efektif justru akan membuat masyarakat antipati. Tingginya kesadaran masyarakat akan membuat mereka mengetahui calon mana yang santun dan taat aturan, di tengah masyarakat kota yang kebanyakan berpendidikan tinggi dan memiliki akses informasi, cara pemasangan gambar melalui media konvensional tidak akan menemui sasaran.

Dari sisi efektivitasnya, kehadiran baliho patut dipertanyakan. Baliho tidak dibuat berdasarkan rekaman lengkap emosi dan preferensi calon pemilih. Baliho lahir dari sudut pandang fotografer, atau kesukaan kandidat itu sendiri. Karena itu, baliho bisa menampilkan sosok kandidat sedang tersenyum meski publik yang melihatnya tengah dilanda kekesalan luar biasa (Suryadi, 2009, hlm. 112).

Hal tersebut menjadikan masyarakat tidak tertarik untuk memperhatikan apalagi membacanya. Selanjutnya panggung hiburan, panggung hiburan hanya akan menjadi “pelarian” masyarakat yang sudah jenuh dengan kehidupannya dan membutuhkan sebuah hiburan untuk menyegarkan jiwa dan raganya, sehingga masyarakat hanya menikmati hiburannya saja, visi misi para calon gubernur mereka lupakan, bahkan masyarakat lupa bahwa panggung tersebut tempat para


(21)

8

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

calon gubernur untuk berkampanye dan tidak jarang panggung hiburan tersebut berakhir dengan ricuh.

Bentuk-bentuk kampanye diatas dapat dikatakan tidak efektif karena media yang digunakan bersifat terbatas dan rawan untuk menimbulkan kesenjangan antara calon yang memiliki dana berlimpah dan terbatas.

Televisi dapat dijadikan sebagai media alternatif untuk berkampanye karena sifatnya yang universal atau dapat menjangkau semua penjuru. KPU Jawa Barat memanfaatkan media televisi untuk dijadikan sebagai media alternatif kampanye para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat tahun 2013.

KPU Jawa Barat bekerja sama dengan beberapa stasiun televisi swasta telah menyelenggarakan debat calon Gubernur Jawa Barat 2013 yang wajib diikuti oleh kelima pasangan calon, debat calon ini diselenggarakan tiga kali pada tanggal 8, 14 dan 20 Februari 2013 dan ditayangkan secara nasional, para kelima calon tersebut telah memaparkan visi, misi dan program kerjanya secara lebih mendalam, juga para calon mengkritisi permasalahan yang sedang terjadi di Jawa Barat. Dengan anggaran yang mencapai Rp. 1,5 milyar untuk tiga kali debat calon yang dikeluarkan oleh KPU Jawa Barat, KPU bertujuan untuk dapat menarik partisipasi politik masyarakat dalam seluruh kegiatan Pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2013 tersebut.

B.Rumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang, penelitian ini secara terfokus akan berupaya menelaah fenomena makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung. Sejalan dengan pemfokusan obyek tersebut, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan menjadi sebagai berikut:


(22)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Seberapa tinggi makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pilgub Jabar 2013 di Kota Bandung?

C.Identifikasi Masalah 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X)

Variabel pertama dalam penelitian ini (X) adalah makna tayangan debat calon gubernur Jabar 2013 di televisi.

Definisi operasional variabel makna tayangan debat calon Gubernur Jabar 2013 di televisi ini adalah debat antara kelima calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013, yang ditayangkan secara nasional oleh stasiun televisi swasta sebanyak tiga kali mulai dari tanggal 8 (Metro TV), 14 (Kompas TV) dan 20 Februari (TV One) 2013. Dengan isi materi penyampaian visi misi dan program kerja dari masing-masing kandidat dan mengkritisi permasalahan yang sedang terjadi di Jawa Barat. Dimana penayangan debat calon melalui televisi ini merupakan jenis komunikasi massa, yang memiliki fungsi informasi, pendidikan dan mempengaruhi bagi masyarakat.

b. Variabel Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat (Y)

Variabel kedua (Y) dalam penelitian ini adalah peningkatan partisipasi politik masyarakat.

Definisi operasional peningkatan partisipasi politik masyarakat adalah meningkatnya keikutsertaan setiap individu masyarakat secara sukarela dalam kehidupan politik bernegara, baik itu memilih dalam pemilihan pemimpin maupun


(23)

10

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan politik lainnya yang tingkatannya lebih tinggi, sehingga partisipasi warga negara sangatlah dibutuhkan dan berpengaruh terhadap jalannya sistem pemerintahan. Khususnya berbagai kegiatan partisipasi politik tersebut dikaitkan dengan Pilgub Jabar 2013.

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui seberapa tinggi makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pilgub Jabar 2013 di Kota Bandung.

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian tersebut, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan perkembangan ilmu politik dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan perpolitikan seperti Pemilukada. Dan hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi partisipasi politik masyarakat sebagai upaya yang strategis dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik lagi, serta sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga bantu negara dalam hal ini KPU sebagai bahan evaluasi sekaligus


(24)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai masukan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam setiap kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu).

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan, sebagai berikut:

1. Bagian pertama berupa pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bagian kedua berupa kajian pustaka yang berisi mengenai tayangan debat di televisi ditinjau dari perspektif media massa dan komunikasi massa, partisipasi politik, tinjauan tentang pemilukada, kontribusi debat politik dalam meningkatkan kualitas partisipasi politik serta hipotesis penelitian. 3. Bagian ketiga berupa metode penelitian yang berisi mengenai pendekatan dan

metode penelitian, teknik pengumpulan data, subjek penelitian, teknik pengolahan dan analisis data dan tahapan data penelitian.

4. Bagian keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung.

5. Bagian kelima berupa kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan pada penelitian makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung.


(25)

46

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang peneliti dalam sebuah penelitian, dimana dalam sebuah metode penelitian dikemukakan tata cara bagaimana objek penelitian tersebut diteliti, sehingga melahirkan data-data yang sesuai dengan tujuan dari dilaksanakannya penelitian tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data, agar data yang diperoleh bersifat objektif. Pendekatan kuantitatif ini memungkinkan ditemukannya gambaran umum tayangan debat calon Gubernur Jabar di televisi, gambaran umum partisipasi politik masyarakat serta makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung.

Pendapat yang dikemukakan Sugiyono (2008, hlm. 14) mengenai pendekatan kuantitatif, yakni:

Suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan

instrument penelitian yang telah disesuaikan dengan variabel-variabel

yang akan diteliti dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.


(26)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendapat diatas menjelaskan bahwa dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini, peneliti dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data sampai penampilan dari hasil penelitian.

Selain itu, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena Kota Bandung yang menjadi lokasi penelitian mempunyai populasi masyarakat yang sangat banyak, dimana peneliti membutuhkan sampel dari masyarakat Kota Bandung tersebut untuk diambil datanya, hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 23):

Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Pendapat yang dikemukakan oleh Nasution (1996, hlm. 8) mengenai penelitian deskriptif sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan.

Deskriptif ialah menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2006, hlm. 72). Selanjutnya, Nazir (1999, hlm. 64) membagi penelitian deskriptif kedalam beberapa jenis, sebagai berikut:


(27)

48

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, pendekatan deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:

a. Metode survei,

b. Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive), c. Penelitian studi kasus,

d. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas, e. Penelitian tindakan (action research), f. Penelitian perpustakaan dan dokumenter.

Peneliti meyakini bahwa penelitian ini mengarah kepada metode survei, mengingat lokasi penelitian di Kota Bandung yang cukup luas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survei. Nazir (1999, hlm. 65) juga mengemukakan definisi metode survei sebagai berikut:

Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tersebut (Bungin, 2010, hlm. 36).

Jadi, dalam hal ini peneliti ingin mengukur sejauh mana makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung.

B.Operasionalisasi Variabel

Variabel merupakan segala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2008, hlm. 60).


(28)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu:

1. Variabel Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X)

Variabel pertama dalam penelitian ini (X) adalah makna tayangan debat calon gubernur Jabar 2013 di televisi.

Definisi operasional variabel makna tayangan debat calon gubernur Jabar 2013 di televisi adalah debat antara kelima calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013, yang ditayangkan secara nasional oleh stasiun televisi swasta sebanyak tiga kali mulai dari tanggal 8 (Metro TV), 14 (Kompas TV) dan 20 Februari (TV One) 2013. Dengan isi materi penyampaian visi misi dan program kerja dari masing-masing kandidat dan mengkritisi permasalahan yang sedang terjadi di Jawa Barat. Dimana penayangan debat calon Gubernur Jabar 2013 melalui televisi ini merupakan jenis komunikasi massa. Sub aspeknya adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Informasi b. Fungsi Pendidikan c. Fungsi Mempengaruhi

2. Variabel Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat (Y)

Variabel kedua (Y) dalam penelitian ini adalah peningkatan partisipasi politik masyarakat.

Definisi operasional variabel peningkatan partisipasi politik masyarakat adalah keikutsertaan setiap individu masyarakat secara sukarela dalam kehidupan politik bernegara, baik itu memilih dalam pemilihan pemimpin maupun kegiatan politik lainnya yang tingkattannya lebih tinggi, sehingga partisipasi warga negara sangatlah dibutuhkan dan berpengaruh terhadap jalannya sistem pemerintahan. Sub aspeknya adalah sebagai berikut:


(29)

50

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Ikut serta dalam pemilihan umum kepala daerah;

b. Ikut memberikan suara pada saat pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah secara langsung;

c. Mendaftar dan terdaftar sebagai pemilih;

d. Mengikuti perkembangan dan perubahan masalah sosial politik; e. Menjadi anggota dalam suatu partai politik;

f. Ikut serta dalam kampanye.

Gambaran operasional variabel penelitian diatas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Penelitian

Sub Variabel Indikator

Makna tayangan debat calon Gubernur Jabar 2013 di televisi

(X)

 Fungsi informasi  Tayangan debat memberikan informasi mengenai profil setiap calon Gubernur dan Wagub Jabar 2013.

 Tayangan debat memberikan informasi mengenai visi, misi dan program kerja dari setiap kandidat.

 Tayangan debat memberikan berbagai informasi politik yang dibutuhkan bagi


(30)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pemirsa/masyarakat.  Fungsi

Pendidikan

 Tayangan debat merupakan tayangan yang sifatnya mendidik bagi

pemirsa/masyarakat.  Tayangan debat

mengajarkan

pemirsa/masyarakat mau berpartisipasi atas dasar kesadaran bersama untuk membangun bangsa dan negara.

 Fungsi

Mempengaruhi

 Tayangan debat menjadi bahan pertimbangan pemirsa/masyarakat dalam menentukan calon

Gubernur dan Wagub Jabar 2013.

 Tayangan debat memantapkan pemirsa/masyarakat terhadap pilihannya. Peningkatan partisipasi politik masyarakat (Y)

 Ikut serta dalam pemilihan umum kepala daerah

 Ikut serta dalam

pelaksanaan pemilukada secara langsung.

 Mengikuti setiap tahapan dalam pemilukada.  Ikut serta dalam

menyiapkan TPS.  Mengikuti sampai hasil

akhir.  Ikut memberikan

suara pada saat pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah

 Menggunakan hak pilih.  Kesadaran sebagai warga

negara.

 Pengaruh dari luar.  Pertimbangan dari hati

nurani.  Mendaftar dan

terdaftar sebagai pemilih

 Mendaftar sendiri untuk mendapatkan hak pilih.  Mengikuti

perkembangan

 Mengikuti aktivitas pemerintahan berkaitan


(31)

52

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan perubahan

masalah sosial politik

dengan perkembangan masalah pemilukada melalui media massa.  Berdialog dengan pejabat

pemerintah.

 Menyampaikan aspirasi politik.

 Mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah.  Memberikan kritik, ide dan

gagasan terhadap kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah melalui media massa.

 Saling menghormati dan tidak anarkis dalam menyelesaikan permasalahan.  Menjadi anggota

dalam suatu partai politik

 Menjadi tim sukses.  Terlibat dalam kegiatan

politik.  Ikut serta dalam

kampanye

 Mengikuti kampanye.

C.Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Library research atau studi pustaka adalah pengumpulan data dengan

dengan cara menghimpun buku-buku, makalah-makalah dan dokumen-dokumen serta sarana informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian (Nawawi, 1987, hlm. 43). Penelitian ini dilakukan dengan cara menghimpun buku, makalah, artikel, jurnal, surat kabar dan media internet yang dapat menunjang penelitian.

Peneliti melakukan studi pustaka terhadap berbagai dokumen yang ada di lapangan, seperti data jumlah penduduk dan profil lokasi penelitian dalam penelitian tentang makna tayangan debat politik calon Gubernur Jabar di televisi


(32)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat Kota Bandung dalam Pilgub Jabar 2013.

Data yang diperoleh melalui studi pustaka dapat dipandang sebagai narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, sehingga dapat memperkuat hasil observasi yang telah dilaksanakan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah, tujuan, fungsi dan sebagainya.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 198) angket adalah “teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Penelitian ini akan menggunakan angket tertutup dalam teknik pengumpulan data, sehingga responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya sehingga waktu dalam pengisiannya relatif singkat dan dapat menjaring responden yang relatif banyak dan angket yang digunakan dalam bentuk skala Likert dengan lima alternatif jawaban responden, sebagai berikut:

Tabel. 3.2.

Skor untuk Jawaban Responden

Alternatif Jawaban Responden Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3


(33)

54

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat Tidak Setuju 1

Dalam penelitian ini, peneliti menyebar dan membagikan angket kepada masyarakat Kota Bandung, yang diwakili oleh empat kelurahan dari setiap wilayah Kota Bandung yaitu daerah: 1) Wilayah Bandung Utara, Kelurahan Sadang Serang; 2) Wilayah Bandung Tengah, Kelurahan Cihapit; 3) Wilayah Bandung Selatan, Kelurahan Cibadak; 4) Wilayah Bandung Timur, Kelurahan Pamekitan.

D.Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008, hlm. 117).

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Bandung. Dengan jumlah penduduk menurut registrasi penduduk di 30 kecamatan sampai dengan bulan Desember 2012 berjumlah: 2.455.517 jiwa, sehingga rata-rata kepadatan penduduk per kelurahan berjumlah: 16.262 jiwa. Pengambilan sampel pada populasi berdasarkan teknik multistage cluster sampling, dengan tahap

cluster sebanyak tiga kali.

Pada cluster pertama yaitu pembagian Kota Bandung ke dalam empat pembagian wilayah yaitu; wilayah Bandung Utara, wilayah Bandung Tengah, wilayah Bandung Selatan dan wilayah Bandung Timur.

Selanjutnya, cluster tahap kedua yaitu dipilih satu kecamatan dari tiap wilayah tersebut secara random, kecamatan yang terpilih berdasarkan pembagian empat wilayah Kota Bandung secara berturut-turut, kemudian dilakukan pembagian cluster lagi berdasarkan wilayah kelurahan. Untuk lebih jelasnya dilihat pada skema sebagai berikut:


(34)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skema 3.1.

Tahap Pengclusteran

Berdasarkan prosedur teknik multistage cluster sampling yang digunakan dalam penelitian ini, maka terdapat populasi penelitian yang berasal dari daerah-daerah atau clusters dari seluruh wilayah Kota Bandung.

Tabel 3.3.

Masyarakat Kota Bandung yang Telah Dipilih Berdasarkan Masing-masing Cluster

•wilayah Bandung Utara, •wilayah Bandung Tengah, •wilayah Bandung Selatan, •wilayah Bandung Timur. Cluster Tahap 1

• Kec. Coblong, •Kec.

Bandung Wetan, • Kec.

Astana Anyar, • Kec.

Cinambo. Cluster Tahap 2 •Kel. Sadang Serang, •Kel. Cihapit, •Kel. Cibadak, •Kel. Pamekitan. Cluster Tahap 3


(35)

56

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cluster Tahap 1 Cluster Tahap 2 Cluster Tahap 3 Jumlah Penduduk

Wilayah Bandung Utara

Kec. Coblong Kel. Sadang Serang

21.671

Wilayah Bandung Tengah

Kec. Bandung Wetan

Kel. Cihapit 6.343

Wilayah Bandung Selatan

Kec. Astana Anyar

Kel. Cibadak 16.122

Wilayah Bandung Timur

Kec. Cinambo Kel. Pamekitan 5.262

Jumlah 49.398

(Sumber: Data Jumlah Penduduk Tahun 2013-2014 Masing-masing Kelurahan, diolah peneliti)

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997, hlm. 109). Adapun sampel menurut Sugiyono (2008, hlm. 73) sampel adalah

“bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil dari teknik

multistage cluster sampling, populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari

total populasi. Teknik pembagian cluster yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan tiga tahap, sebagai berikut:

Tahap pertama, menentukan masyarakat Kota Bandung berdasarkan pembagian empat wilayah, yaitu wilayah Bandung Utara, wilayah Bandung Tengah, wilayah Bandung Selatan dan wilayah Bandung Timur.

Tahap kedua, menentukan masyarakat Kota Bandung berdasarkan kecamatan yang merupakan anggota dari ke-empat wilayah (tahap pertama) dan


(36)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipilih secara random, yakni Kecamatan Coblong, Kecamatan Bandung Wetan, Kecamatan Astana Anyar dan Kecamatan Cinambo.

Tahap ketiga, menentukan masyarakat Kota Bandung berdasarkan kelurahan yang dipilih secara random dan merupakan subwilayah dari ke-empat kecamatan (tahap kedua), yakni Kelurahan Sadang Serang, Kelurahan Cihapit, Kelurahan Cibadak dan Kelurahan Pamekitan.

Penentuan besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

Keterangan: n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran populasi

e = Bound of error

(Arikunto, 2006, hlm. 116)

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh sampel sebagai berikut:

= 99.99797 (dibulatkan menjadi 100 orang)

Setelah diketahui hasil penghitungan berdasarkan rumus Slovin tersebut. Maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 orang. Sedangkan untuk


(37)

58

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proporsi sampel untuk masing-masing cluster jika dihitung secara proporsional maka akan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: ni = Jumlah sampel untuk setiap cluster/kelurahan n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi setiap cluster/kelurahan N = Jumlah populasi seluruhnya

(Arikunto, 2006, hlm. 117)

Tabel 3.4.

Proporsi Sampel untuk Setiap Cluster/Kelurahan

Kelurahan Jumlah Sampel Pembulatan

Kel. Sadang Serang 21671/49398 x 100 = 43,87

43

Kel. Cihapit 6343/49398 x 100 =

12,84

13

Kel. Cibadak 16122/49398 x 100 =

32,63

33

Kel. Pamekitan 5262/49398 x 100 =

10,65

11

Jumlah 100


(38)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dipersiapkan sedemikian rupa sehingga memiliki prosedur yang jelas, persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menentukan pendekatan dan metode penelitian, menentukan variabel penelitian, menentukan sumber data, membuat instrumen penelitian, mengumpulkan data, menganalisi data, menarik kesimpulan, memberikan saran-saran dan menyusun laporan penelitian.

2. Penyusunan Kuesioner

Sebelum peneliti membuat atau menyusun kuesioner penelitian, peneliti terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan proposal dari kedua pembimbing skripsi, setelahnya peneliti dapat menyusun kuesioner penelitian tersebut. Dengan adanya kuesioner peneliti berharap data yang diperoleh akan akurat, hasil dari pengumpulan data yang berupa angka-angka dengan sifatnya yang pasti. Karena dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian, maka pedoman penelitian merupakan pegangan peneliti untuk mendapatkan data di lapangan. Dalam tahapan ini pun peneliti menyusun instrumen penelitian untuk masyarakat Kota Bandung.

3. Perizinan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian ke lapangan, peneliti harus menempuh prosedur perizinan penelitian, hal ini dilakukan agar penelitian yang dilaksanakan mendapatkan legalitas. Adapun prosedur perizinan yang ditempuh, sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan izin mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan rekomendasinya yang akan


(39)

60

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disampaikan kepada Pembantu Dekan I Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan diteruskan kepada Kepala BAAK UPI, yang secara kelembagaan mengatur segala jenis urusan administratif dan akademik. b. Pembantu Rektor Bidang Akademik atas nama Rektor Universitas Pendidikan

Indonesia mengeluarkan surat permohonan izin penelitian kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung.

c. Mengajukan permohonan izin mengadakan penelitian kepada subjek-subjek penelitian yang telah ditentukan sebelumnya dengan membawa surat rekomendasi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung.

4. Pelaksanaan Penelitian

Setelah melaksanakan tahapan pra-penelitian, kemudian menempuh prosedur perizinan untuk penelitian, pada tahap selanjutnya, peneliti memulai untuk terjun ke lapangan dalam rangka memulai penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data hasil dari pengisian kuesioner yang telah disebar kepada masyarakat Kota Bandung. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menghubungi setiap Lurah (Lurah Sadang Serang, Lurah Cihapit, Lurah Cibadak dan Lurah Pamekitan) untuk meminta izin melaksanakan penelitian. b. Menghubungi ketua RW dari masing-masing wilayah sampel, yang dimana

oleh peneliti beberapa warganya dipilih sebagai responden, untuk meminta izin melaksanakan penelitian.

c. Menentukan responden yang akan diberikan kuesioner, karena dalam penelitian ini meneliti makna tayangan debat calon Gubernur Jabar 2013 bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat Kota Bandung maka, peneliti akan menentukan responden yang pada saat Pilgub Jabar 2013 telah atau lebih berusia 17 tahun atau sudah menikah dengan kata lain sudah memiliki hak pilih dalam Pilgub Jabar 2013 tersebut.


(40)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur dan menganalisis seberapa baik instrumen itu dibuat untuk kemudian diberikan kepada responden. Pengujian instrumen penelitian dalam hal ini ialah mengenai uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur apakah instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini valid atau tidak. Instrumen yang valid berarti instrumen yang berperan sebagai alat ukur adalah

valid. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 348) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.”

Teknik uji validitas instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis daya pembeda, pengujian daya pembeda yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan t-test. Untuk menguji daya pembeda secara signifikan digunakan rumus t-test sebagai berikut:

Dimana:

(Sugiyono, 2006, hlm. 128)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik internal consistency. Sugiyono (2010, hlm. 131) menyatakan bahwa:


(41)

62

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas intrumen.

Melihat pendapat Sugiyono tersebut maka peneliti menggunakan uji

reliabilitas instrumen dengan teknik „Rumus Alpha‟. Peneliti menggunakan „Rumus Alpha‟ karena dalam hal ini peneliti menggunakan angket dengan skala

Likert. Sebagaimana yang dikemukakan Arikunto bahwa “Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,

misalnya angket atau soal bentuk uraian. „Rumus Alpha‟ yang digunakan peneliti

adalah sebagai berikut:

(

)

Keterangan: = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= Jumlah varian butir

= Varian total

(Arikunto, 2002, hlm. 171)

G.Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 1. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2000, hlm. 13) analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan analisis data menurut Sugiyono (2008, hlm.


(42)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

207) adalah suatu proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik deskriptif dengan statistik t-test satu sampel.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis deskriptif yang telah dirumuskan kemudian perlu diuji, uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji pihak kanan (one tail test). Sugiyono (2010, hlm. 164) menyatakan bahwa: “uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi lebih kecil atau sama dengan ( ) dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi lebih besar ( )”. Hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini yang kemudian akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho: : Makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pilgub Jabar 2013 di Kota Bandung paling tinggi 75 % dari 100 % yang diharapkan. Ha: : Makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi

peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pilgub Jabar 2013 di Kota Bandung lebih dari 75 % dari 100 % yang diharapkan.

Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti menggunakan t-test satu sampel dengan rumus sebagai berikut:


(43)

64

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X = Nilai rata-rata

= Nilai yang dihipotesiskan

S = Simpangan baku sampel

n = Jumlah anggota sampel

(Sugiyono, 2010, hlm. 178)

Langkah-langkah pengujian hipotesis deskriptif menurut Sugiyono (2010, hlm. 179) adalah sebagai berikut:

a. Menghitung skor ideal untuk variabel yang diuji. Skor ideal adalah skor tertinggi karena diasumsikan setiap responden memberi jawaban dengan skor tertinggi.

b. Menghitung rata-rata nilai variabel (menghitung X ) c. Menentukan nilai yang dihipotesiskan (menentukan

)

d. Menghitung nilai simpangan baku variabel (menghitung s)

e. Menentukan jumlah anggota sampel

f. Memasukan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus diatas (rumus t-test satu sampel)

Dengan adanya langkah-langkah tersebut maka peneliti akan menggunakan acuan pendapat Sugiyono diatas dalam menguji hipotesis.

3. Pengambilan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Dengan demikian secara umum proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian ditulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data dan setelah data dirangkum kemudian disesuaikan dengan fokus masalah penelitian. Selanjutnya data dianalisa dan diperiksa


(44)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana yang diuraikan oleh Moleong (2000, hlm. 192-195), yaitu:

a. Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkapkan permasalahan secara tepat.

b. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

c. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada substantif fokus penelitian.

Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data, data yang memenuhi keabsahan suatu penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.


(1)

133

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena masalah ini menyangkut berbagai teori mengenai masyarakat, komunikasi massa, komunikasi politik dan demokrasi. Mengingat sampai saat ini Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi, dimana Pemilu merupakan salah satu cara agar tercapainya kehidupan demokrasi yang lebih baik, serta berperannya komunikasi politik dan media massa dalam mempengaruhi baik atau buruknya dari pelaksanaan Pemilu tersebut. Maka dari itu, penelitian yang berkelanjutan mengenai masalah komunikasi politik dan media massa dalam penyelenggaraan Pemilu di era serba teknologi ini diyakini dapat menghasilkan penelitian yang bermanfaat dan visioner bagi kehidupan politik dan demokrasi di Indonesia mendatang.


(2)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin & A. Zaini, B. (2006). Pilkada Langsung, Problem dan Prospek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ardianto, E., Karlinah, S & Komala, L. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, A. (2011). Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, B. (2001). Metode Peneltian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga Press.

Damsar. (2010). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dipodjojo, Asidi. (1982). Komunikasi Lisan. Yogyakarta: PD. Lukman.

Effendy. (1993). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Faturohman, D. & Sobari, W. (2004). Pengantar Ilmu Politik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Gunarsa, Singgih. (1991). Psikologi Perkembangan Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: PT. Gunung Mulia.

Hendrikus, D.W. (2009). Retorika, Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi dan Bernegosiasi (Berdebat). Yogyakarta: Kanisus.


(3)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hikmat, Mahi M. (2011). Komunikasi Politik Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Huntington, P. S. & Nelson, J. (1994). Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta.

Kerlinger, F. N. (2004). Foundation of Behavioral Research. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Mas’oed, M. (2003). Negara Capital dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mas’oed, M. & Mc. Andrews. (2001). Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Morissan, M. A., Wardhani, A.C. & Hamid, F. (2010). Teori Komunikasi Massa. Bogor: PT. Ghalia Indonesia.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nawawi, H. (1987). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nazir, Muhammad. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurmalina, K. & Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS UPI.

Pito, A. Efriza & Fasyah, K. (2006). Mengenal Teori-Teori Politik: Dari Sistem Politik Sampai Korupsi. Bandung: PT. Nuansa.

Prihatmoko, J. J. (2005). Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmat, J. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(4)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rush, M. & Althoff, P. (2008). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sastroatmodjo, S. (1995). Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sastropoetro, R. A. S. (1998). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi Dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Silberman, L. M. (2009). Active Learning: 101 Cara Belajar Aktif. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarno. (1989). Dimensi-dimensi Komunikasi Politik. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Surbakti, R. (2007). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Grasindo.

Suryadi, K. (2009). Balihocracy: Komunikasi Politik dan Orientasi Pemasaran dalam Pemilu. Bandung: Pusat Studi Agama dan Pembangunan (PSAP). Wiryanto. (2000). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.

Wuryan, Sri & Syaifullah. (2006). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS UPI.

Zamroni, M. (2009). Filsafat Komunikasi Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zelko, Harold. (1984). Teknik Diskusi dan Rapat Modern. Jakarta: Gunung Jati

Sumber Perundang-undangan:

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.


(5)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

Sumber Internet:

Sukemi, Buchory Muh. (2009). Partisipasi Politik, Perilaku Kekerasan, dan Pendidikan Politik di Indonesia [Online].

Tersedia: http://www.bk-upy.com/Partisipasi Politik, Perilaku Kekerasan, dan Pendidikan Politik di Indonesia.html. Diakses 3 Maret 2014.

Simatupang, Bartain. (2007). Pilkada, Kenyataan dan Harapan [Online].

Tersedia: http://www.KLIPING cyberMedia.com/Pilkada, Kenyataan dan Harapan.html. Diakses 7 Maret 2014.

Yuhdi, Moh. (2010). Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah [Online].

Tersedia: http://fh.wisnuwardhana.ac.id/journalfhindex.php.html. Diakses 12 Februari 2014.

………… .(2012). Pengertian Debat [Online].

Tersedia: http:// id.Wikipedia.org/Pengertian Debat.html. Diakses 16 Januari 2013.

………… .(2010). Kewarganegaraan Pasal 28 Ayat 3 [Online].

Tersedia: http:// www.WartaWarga.com/Kewarganegaraan Pasal 28 Ayat 3.html. Diakses 2 April 2014.

………… .(2008). Golput Unggul dalam Pilkada Jabar [Online].

Tersedia: http:// www.AntaraNews.com/Golput Unggul dalam Pilkada Jabar.html. Diakses 2 Maret 2013.

………… .(2014). Hasil Perhitungan Suara Pilgub Jabar 2013 [Online].

Tersedia: http:// www.RepublikaOnline.co.id/Hasil Perhitungan Suara Pilgub Jabar 2013.html. Diakses 1 April 2014.

Sumber Surat Kabar:

Tartiawa, Atip. (2010). Tahun Pemilukada 2010. Pikiran Rakyat, 5 Januari, hlm. 2-3.


(6)

Ray Fitra Dwi Yudha2014

Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat

Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013

Di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusuf, Ahmad. (2013). Pemasangan Atribut Kampanye Kota Bandung Sareukseuk. Pikiran Rakyat, 21 Januari, hlm. 27.