PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM : StudiKasus Pengelolaan Pendidikan Karakter AkhlakMuliapadaMA Husnul Khotimah Kuningan, SMA IT Al-Multazam Kuningandan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat.

(1)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Saat ini pendidikan di Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya adalah pengaruh globalisasi yang sangat hebat. Globalisasi membawa pengaruh ganda pada kehidupan suatu bangsa berupa dampak positif dan ekses negatif. Sisi positifnya mendorong kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan daya saing bangsa. Tetapi pada sisi lain, ekses negatifnya, menyebabkan tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dan kepribadian nasional.

Pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan ditandai dengan begitu mudahnya pengaruh tersebut masuk ke kehidupan manusia kedalam segala sisi kehidupannya. Ali (2009:131) mengidentifikasi tujuh dampak negatif globalisasi terhadap nilai kemanusiaan, diantaranya : 1) kemiskinan nilai spiritual, 2) kejatuhan manusia dari mahluk spiritual ke mahluk material menyebabkan nafsu kebinatangan menjadi pemandu kehidupan manusia. 3) peran Agama menjadi marginal dan semata urusan akhirat, sedangkan urusan dunia menjadi urusan sains modern (sekuler). 4) Tuhan hanya hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, tidak hadir dalam perilaku dan tindakan. 5) gabungan ikatan primordial dengan sistem politik modern melahirkan nepotisme, birokratisme, dan otoritarianisme. 6) kehidupan manusia semakin individualistik. Keluarga dan institusi pendidikan kehilangan fungsi dan peran vitalnya sebagai benteng akhlak dan moral,dan 7) terjadi frustasi dan problem eksistensial atau jati diri.

Dampak negatif tersebut memunculkan persoalan yang dihadapi bangsa seperti korupsi yang menggurita, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan lingkungan, perkelahian antar pelajar, antar mahasiswa atau penduduk antar kampung, kehidupan ekonomi yang sangat konsumtif, dan kehidupan politik yang tidak sehatmenjadi fenomena sosial kemasyarakatan yang terjadi dan tampak nyata dalam kehidupan saat ini.Berdasarkan hal tersebut saat ini terjadi


(2)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ancaman serius terhadap nilai-nilai moral kehidupan bermasyarakat. Penghargaan dan kepedulian kemanusiaan tergeser oleh nilai-nilai materialistis dan kesenangan semata. Sedangkan aplikasi kehidupan beragama dan nilai-nilai agama semakin menurun danhanya terjadi dalam ruang dan waktu yang semakin sempit. Berbagai indikasi merosotnya nilai kemanusiaan, nilai-nilai moral dan nilai-nilai-nilai-nilai agama tersebut seolah menunjukkan bahwa capaian pembangunan pendidikan kurang berhasil. Hal ini sungguh mencemaskan. Jika fenomena ini terus berkembang maka dapat mempengaruhi kemajuan bangsa yang dicita-citakan bahkan mungkin dapat membawa menuju kehancuran. Kondisi ini digambarkan sebagai pertanda buruk bagi suatu bangsa.Hal ini menurut Lickona (1991:13-18) menggambarkan kegagalan sebuah masyarakat memberikan pembangunan moral pada generasi mudanya.Kondisi demikian tampak dari tanda-tanda seperti : (1) Violence and vandalism, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) Stealing, pencurian, tindakan mencuri di toko-toko atau bahkan menyobek kertas dari perpustakaan (3) Cheating, mencontek. Perbuatan mencontek banyak dilakukan anak-anak sekolah. (4) Disrespect for authority, menurunnya rasa hormat/patuh pada aturan dan semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (5) Peer cruelty,kejahatan pada kawan sebaya (6) Bigotry, sikap fanatik, fanatisme yang menjurus pada ras (7) Bad language, penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk, terutama dikalangan remaja (8) Sexual precocity and abuse, penyimpangan prilaku seksual, bahkan anak remaja usia 10 tahun sudah berprilaku sex aktif. (9) Increasing self-centeredness and declining civic responsibility,meningkatnya rasa ego sendiri dan berkurangnya rasa tanggungjawab individu dan warga negara, (10) Self-destructive behavior, meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan seks bebas.

Dari sepuluh tanda-tanda ituternyatadapat dijumpai juga dan terjadi di tengah-tengah masyarakat bangsa kita. Menurut Megawangi (2004:8-9)di kota-kota besaranak-anak remaja lebih cenderung mengikuti pola hidup dan perilaku yang kurang positif di lingkungannya, misalnya gaya hidup mewah, pacaran,


(3)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tawuran, sex bebas, pesta narkoba dan kebebasan yang kebablasan. Data peristiwa tawuran dari tahun ke tahun, membudayanya bahasa „prokem‟ di kalangan remaja, rasa „solidaritas‟ remaja terhadap teman satu geng, meningkatnya prilaku merusak diri seperti terlibat minuman keras dan narkoba, menurunnya (degradasi) nilai moral dan akhlak semakin tinggi dari tahun ke tahun. Laporan hasil penelitian yang diungkap oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional tahun 2010 (Pikiran Rakyat, 11 Januari 2011) menyebutkan bahwa lebih dari 50% anak-anak perempuan usia 11-15 tahun di beberapa kota besar sudah tidak perawan lagi. Selain itu menurut laporan yang dirilis Kementerian Informasi dan Komunikasi menyebutkan hasil survei terhadap 4.500 siswa SMP di 12 kota besar menunjukkan bahwa sebanyak 67,1% siswa pernah berhubungan seks. Data lain menunjukkan sebanyak 97.2 % siswa pernah membuka situs web porno. Bahkan ada temuan yang diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring bahwa 91% siswa sudah pernah melakukan kissing, petting atau oral seks dan 22 % siswi SMU pernah melakukan aborsi. (Pikiran Rakyat, Rabu, 25 Mei 2011). Angka dan data yang tersaji tersebut sangat memprihatinkan dan sangat merisaukan dunia pendidikan. Prilaku anak-anak dan remaja atau pada sebagian masyarakat tersebut mencerminkan semakin merosotnya moral, hilangnya jati diri sebagai orang timur atau karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai sopan santun dan taat beragama.

Gambaran semakin lemahnya karakter baik (good character) di kalangan para peserta didik juga diperoleh penulis dari diskusi yang dilakukan dengan beberapa pengawas Dikmen di kabupaten Kuningan dan Majalengka, yang kesimpulannya, antara lain : a) adanya sikap tidak jujur dalam ujian, mencontek, mencari atau mempercayai terhadap adanya bocoran kunci jawaban ujian, b) meningkatnya kasus kenakalan remaja dan perbuatan asusila, c) meningkatnya penggunaan bahasa kasar dan tidak santun, d) semakin menonjolkan kelompok yang cenderung negatif, seperti geng motor, e) semakin berkurangnya minat siswa/remaja berada dalam pengajian tetapi


(4)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makin meningkatnya minat dan perhatian terhadap hiburan/hura-hura. Hal-hal tersebut memberikan gambaran kompleksnya permasalahan pada para peserta didik di sekolah dan betapa rendahnya kualitas karakter baik pada mereka. Kondisi demikianmakin menguatkan kesan bahwa pendidikan karakter selama ini masih belum berhasil.Penyebabnya mungkin karena lebih menekankan pengetahuan daripada praktiknya. Temuan demikian sejalan dengan penelitian Sri Judiani dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.16, 2010 bahwa Pendidikan di Indonesia masih terfokus pada aspek-aspek kognitif atau akademik, sedangkan aspek soft skills atau non-akademik masih kurang mendapatkan perhatian.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab merosotnya karakter pada masyarakat khususnya generasi muda juga dikemukakan oleh Daradjat (2001:13)yaitu :

1) Kurang tertanam syariat agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat;

2) Keadaan mental masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial dan politik;

3) Pendidikan moral tidak terlaksana sebagaimanamestinya baik di rumah tangga, sekolah maupun masyarakat;

4) Suasana rumah tangga yang kurang baik;

5) Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar dan siaran kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar budaya dan agama dan tuntutan moral;

6) Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan cara yang baik dan yang membawa kepada pembinaan moral;

7) Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan generasi muda.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembinaan mental, pendidikan moral dan karakter akhlak mulia perlu dilaksanakan sejak awal dari mulai lingkungan keluarga, masyarakat hingga bangsa agar perubahan masyarakat yang terjadi dapat mengantarkan kepada terwujudnya tatanan masyarakat yang sejahtera adil dan makmur.


(5)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Harapan untuk dapat mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera adil dan makmur, aman dan tentram akan sangat sulit terwujud jika penyebab kemerosotan moral bangsa tersebut tidak segera ditangani dan dicarikan solusinya.Faktor budaya yang mencerminkan karakter dan perilaku masyarakat sebagai modal sosial (social capital) seharusnya menjadi faktor penguat untuk mencapai cita-cita tersebut. Bahkan menurut Kottler dalam Megawangi (2004:14) faktor budaya, nilai-nilai berprilaku, dan ciri-ciri khas watak masyarakat suatu negara sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonominya. Negara yang mempunyai modal sosial tinggi adalah masyarakat yang mempunyai rasa kebersamaan tinggi, rasa saling percaya, loyalitas tinggi, jujur dan rendahnya konflik yang terjadi.

Solusi untuk meningkatkan modal sosial berupa generasi yang cerdas menjunjung tinggi berkepribadian, cerdas dan berakhlak mulia adalah melalui pendidikan.Pendidikan adalah usaha sadar untuk mencerdaskan kehidupan dengan memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi manusia yang lebih baik, sehat jasmani dan rohani. Penyelenggaraan pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Karena itu pengelolaan pendidikanharus dilakukan dengan benar. Pengelola pendidikan juga harus memiliki visi kedepan untuk menyiapkan generasi bangsa yang tidak sekedar cerdas intelektualnya tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritualnya. Menjunjung tinggi dan memegang teguh norma-norma dan nilai-nilai yang berkembang dan berlaku dalam masyarakatnya harus menjadi komitmen bersama dalam pengelolaan pendidikan. Adapun norma-norma dan nilai-nilai dimaksud diantaranya meliputi normaagama dan kemanusiaan, norma persatuan bangsa, norma kerakyatan dan demokrasi serta nilai-nilai keadilan sosial.

Pemikiran demikian sejalan dengan UUD 1945 pasal 31 (3) yang mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yangmeningkatkan


(6)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keimanan dan ketaqwaan sertaakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Selanjutnya dalam ayat (5)disebutkan bahwa: “pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologidengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama danpersatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”

Dengan demikian tujuan pendidikan adalah membekali peserta didik dan menjadikannya seorang yang beriman dan bertakwa dan memilikikecerdasan sehingga keberhasilannya tidak diukur secara kognitif semata. Hal ini seperti ditegaskan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) yang intinya menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana melalui belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Maka ini berarti bahwa keberhasilan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik tidak semata-mata karena keberhasilan mencapai prestasi bidang akademik (cognitive achievement) melainkan juga terbentuknya peserta didik yang mandiri dengan memiliki kekuatan dan kecerdasan spiritual, emosional dan sosial. Bahkan dalam Islam, menurut Ahmad Tafsir (2011: 45), tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang lebih baik, orang yang berkepribadian muslim, manusia yang berakhlak mulia. Dengan demikian menjadikan manusia yang baik menjadi tujuan utama dari proses pendidikan yang diikuti peserta didik dari mulai sangat dasar hingga pendidikan tinggi.

Pendidikan sejatinya lebih dari sekedar pengajaran. Karenanya menurut Ali (2009 :130) pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu. Dengan kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya.Maka disinilah letak pentingnya pendidikan karakter. Pentingnya pendidikan karakter diungkapkan oleh Mendiknas seperti dimuat dalam situs


(7)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antaranews.com. 15/5/2010 bahwa pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain.Berdasarkan hal tersebut mentalitas peserta didik merupakan faktor penting dalam pendidikan.

Hal ini sejalan dengani simpulan pendapat Sutjipto (2011:502) dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 16bahwa : “mentalitas peserta didik merupakan suatu nilai pendidikan karakter yang seharusnya dikembangkan dalam dirinya dan berpedoman pada orientasi nilai pendidikan karakter yang terikat oleh struktur nilai yang mengakar dan melembaga di dalam masyarakatnya.”

Hasil penelitian di beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar, seperti di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea, menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter terpadu yang dilaksanakan secara sistematis dapat berdampak positif pada prestasi akademik para siswa (Berkowitz,et.al.(2003), perubahan perilaku siswa (Skags dan Bodenhorn, 2006).

Sedangkan dari pengalaman empiris yang terjadi di Indonesia, pendidikan karakter melalui pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) belum mampu membentuk kesadaran dan nilai moral manusia. Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) belum mampu mentransformasikan nilai-nilai agama, moral dan kepribadian yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia dalam kehidupan nyata masyarakat bangsa.Hal ini karena implementasi pengajaranmoral lebih menekankan pada aspek pengetahuan terhadap materi pelajaran dan belum memberi ruang yang jelas dalam penerapannya dalam kehidupan nyata. Hal ini tidak akan berhasil,seperti dikemukakan oleh Ali (2009:147)karena pendidikan karakter jika hanya mengandalkan penyadaran nilai melalui kegiatan intrakurikuler,


(8)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak dapat menjamin terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan harapan.

Kesadaran nilai dan internalisasi nilai adalah proses pendidikan nilai yang terkait langsung dengan pengalaman-pengalaman pribadi seorang peserta didik. Artinya peserta didik membutuhkan keterlibatan langsung dalam cara, kondisi dan peristiwa pendidikan di luar jam tatap muka di kelas atau dalam kegiatan ekstrakurikuler. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina dalam praktik pendidikan, aktualisasi dalam pengalaman nyatakehidupan bermasyarakat. Sehingga praktik pendidikan karakter perlu ditambah dan diperluas baik waktu maupun tempatnya.

Berdasarkan hal tersebut,menurut penulis, diperlukan strategiagar pengelolaan pendidikan nilai atau pendidikan karakter dalam praktik kehidupan nyata lebih berhasil sehingga dapat terbentuk kepribadian yang kokoh dalam bentuk pengetahuan (knowledgegood), perasaannya (feeling good) maupun perilakunya (actinggood).

Dari kondisi inilah tepat apa yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)dalam RPJM pada periode 2010 – 2014 dengan menggagas penerapan Metodologi Pendidikan Akhlak Mulia dan Karakter Bangsa. Program kebijakan yang coba dilakukan diantaranya; 1) menanamkan pendidikan moral yang mengintegrasikan muatan agama, budi pekerti, kebanggaan warga negara, peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan peduli ketertiban dalam penyelenggaraan pendidikan; 2) mengembangkan kurikulum pendidikan yang memberikan muatan softskills yang meningkatkan akhlak mulia dan menumbuhkan karakter berbangsa dan bernegara;

Pendidikan karakter akhlak mulia terutama bagi umat beragama Islam tidak bisa dilepaskan dari kegiatan penyelenggaraan pendidikan Islam. Saat ini perhatian terhadap pendidikan Islam menunjukkan peningkatan dan semakin menjadi pilihan orang tua. Bahkan temuan Parker (2008:1) mengemukakan bahwa :”In Indonesia, Islamic education has become an increasingly popular


(9)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

choice for Indonesian parents over the last decade or more.” Menurutnya, pendidikan Islam telah semakin populer dan menjadi pilihan para orang tua dalam dekade terakhir atau lebih.Pesantren adalah model pendidikan khas di Indonesia. Dalam pandangan Dhofier (2011: 35) pesantren menjadi motor perkembangan Islam di Sumatera, Malaka, Jawa (dan Peradaban Islam Melayu Nusantara) serta terbangunnya kesultanan-kesultanan di Nusantara sejak tahun 1200 M. Tepat bila dikatakan bahwa pesantren menjadi ujung tombak pembangunan Peradaban Melayu Nusantara. Dalam abad keduapuluh lalu perubahan sosial justru terjadi melalui sekolah-sekolah Islam. Parker (2008:2): “In the twentieth century, Islamic modernism, which I believied in the compatibility of religion with the modern world, provided a religious basis for social change through Islamic schools.” Sekolah-sekolah Islam berperan besar dalam pendidikan dan kemajuan sejarah perkembangan Indonesia, menyebut salah satu diantaranya adalah Diniyah Puteri di Padang Panjang yang didirikan tahun 1921 dan sekarang masih kokoh berdiri. Dalam perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia, peranannya sangat penting.Selain berperan dalam penyebaran Islam juga dalam bidang pendidikan.

Kehadiran pesantren, sekolah berasrama atauIslamicboarding school memberikan alternatif pendidikan bagi para orang tua yang akan menyekolahkan anaknya disamping madrasah atau sekolah umum. Para siswa di sekolah ini biasanya disebut santri. Sekolah berasrama, pondok atau boarding school menjadi pilihan karena merupakan tempat yang menyediakan pendidikan sekaligus pembelajaran kehidupan secara komprehensif. Sekolah model ini merupakan sebuah substitusi keluarga yang mengatur para remaja belasan tahun dengan struktur, keyakinan agama dan semangat motivasi ke-Islaman yang kuat. Polusi sosial yang sekarang melanda lingkungan kehidupan masyarakat seperti pergaulan bebas, narkoba, tawuran pelajar, pengaruh media, dll. dapat dikurangi atau dihindari dengan berada dalam asrama. Para siswanya mendapatkan bimbingan, pembinaan, pengasuhan dan pengawasan dari para ustad/ustadzah selama 24 jam penuh.


(10)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Suryadharma Ali (Republika, 21-12-2012) pesantren :“merupakan produk budaya khas masyarakat tanah air yang menyadari arti pentingnya pendidikan alternatif bagi pribumi, pola dan sistem yang dijadikan selaras dengan dinamika masyarakat sekitar.” Dalam beberapa hal pada sekolahberasrama dapat ditemukan keunggulan-keunggulan, diantaranya, berdasarkan hasil survey The Association of Boarding Schools (TABS) yang diunduh darisitus http://www.schools.com/about/advantage.html.terhadap 2700 siswa SMP di Amerika Serikat. Hasil survey menyebutkan : 1) hampir 60% memilih karena alasan kualitas pendidikan, 2) 95 % merasa puas dengan pengalaman akademisdan termotivasi belajar oleh lingkungan sebayanya, 3) 70 % siswa menyatakan bahwa sekolah membantu dalam mendisiplinkan diri, menjadi dewasa dan mandiri, memberi peluang kepemimpinan, menikmati kedekatan dengan guru, dan hanya 26% siswa boardingschool yang terlibat contek mencontek, dibandingkan dengan 60% siswa sekolah swasta dan 54% siswa sekolah negeri, 4) menggunakan waktunya untuk kegiatan pelatihan dan kegiatan kreatif rata-rata 12 jam seminggu, dan 5) alumni siswa boardingschool lebih cepat berkembang dalam karirnya dan mencapai posisi top management dan lebih dermawan. Depag (2008:3) juga mengidentifikasi beberapa keunggulan lain di antaranya :misi pendidikannya menekankan pada aspek moralitas dan pembinaan kepribadian, kultur kemandirian dan interaksi kemasyarakatan berlangsung dua puluh empat jam sehari, hubungan kyai dan santri bersifat kekeluargaan dan kharisma kyai sebagai panutan dan teladan.

Dalam hal pesantren,santri/peserta didiknya tinggal di dalam asrama, biasanya memiliki dan mengembangkan kurikulum tersendiri. Kurikulum khas yang disusun oleh pimpinan yayasan dapat berbeda dengan madrasah umunya yang mirip sekolah reguler. Hal ini sejalan dengan pendapat Parker (2008:4) bahwa : ”Because pesantren are boarding schools and because they remain fully independent institution, they are distinct from madrasah.” Namun dalam perkembangan saat ini banyak madrasah baik Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) yang dikelola swasta menerapkan pola


(11)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikannya secara terpadu dengan pola pesantren sehingga para siswa/santrinya berada dalam asrama/pondok (Depag,2005:113). Sekalipun demikian saat ini madrasah sama seperti halnya sekolah umum mengikuti kurikulum nasional dibawah Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agamasehinggalulusan madrasah setara dengan lulusan sekolah umum. Para siswa di madrasah atau sekolah berasrama, selain memperoleh materi pengetahuan umum yang sama dengan siswa sekolah reguler, juga memperoleh tambahan pengetahuan keagamaan lebih banyak baik dalam kurikulum sekolah maupun melalui pengayaan di luar sekolah formal. Dengan demikian pendidikan karakter nilai-nilai Islam terutama nilai-nilai akhlak mulia dapat berlangsung lebih lama dan lebih panjang waktunya. Siswa memperoleh pengetahuan sekaligus contoh penerapannya dalam lingkungan kehidupan pesantren/asrama.

Kurikulum yang dikembangkan sekolah berasrama umumnya mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan umum dengan materi keagamaan. Materi keagamaan mencakup materi aqidah, akhlak, Qur‟an, hadits, dll. Materi pendidikan akhlak menekankan pada pendidikan nilai-nilai karakter Islam agar para lulusan berakhlak mulia. Penelitian-penelitian atas pembangunan/pengembangan karakter mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan karakter merupakan pengajaran strategis yang efektif (Berkowitz & Bier, 2004). Bahkan jika para pendidik muslim menguji prinsip-prinsip, karakteristik dan praktik-praktik pendidikan karakter yang berjalan di sekolah-sekolah, swasta dan negeri, mungkin mereka menemukan bahwa elemen-elemen ini seperti metode pengajaran dari Nabi Muhammad saw.Hal ini dikemukakan oleh Salahuddin (2009:222) :“if muslim educators examine the principles, characteristics and practises of character education that work in schools, secular and private, they may find these elements are reminders of teaching methods of the Prophet Muhammad Saw.”

Sementara Sharma (2003:122) mengungkapkan suatu sistem pendidikan yang baik dan progresif seharusnya memasukkan isi (contents)


(12)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berorientasi nilai (values) kedalam kurikulumnya. Sekolah sebagai suatu sub sistem organisasi sosial diharapkan bertindak sebagai agen pemelihara dan penguat struktur sosial dan menerjemahkan sistem nilai dalam kaitan dengan tujuan program sekolah. Sudah saatnya bagi guru dan sekolah untuk merencanakan program minimum selama kurun waktu tertentu dalam kegiatan sekolah untuk belajar kehidupan dan menciptakan masyarakat humanis dan peduli. Karena itu peranan guru sangat menentukan dalam mempromosikan nilai-nilai dan memberikan metode pendidikan yang lebih efektif. Hal ini sejalan dengan laporan Angela Lumpkin (2008:45) yang dimuat dalam JOPERO, volume 79 menyebutkan : “Teachers with character serve as role models for telling the truth, respecting others, accepting and fulfilling responsibilities, playing fair, earning and returning trust and living in a moral life.”Ini menggambarkan betapa guru menjadi contoh dalam penenrapan nilai-nilai kebaikan.Sejalan dengan temuan tersebut Sharma, (2003:128)menyatakan bahwa : “Teachers should not only be good in teaching but also be a good citizen possessing basic moral and aesthetic values.” Guru tidak hanya harus baikdalam mengajar tetapi juga harus berprilakusebagai warga masyarakat yang baik yang memiliki dasar moral dan nilai estetika.

Fenomena sekolah berasrama dalam pesantren dalam melakukan aktivitas pendidikan atau dalam mengimplementasikan pengelolaan pendidikan karakter nilai-nilai Islam sangat menarik perhatian penulis. Tradisi pesantren yang telah berlangsung lama dan tetap bertahan hingga sekarang mengindikasikan bahwa lembaga pendidikan ini sangat hebat.Tidak sedikit pemimpin bangsa yang lahir dari hasil didikan pesantren. Proses pendidikan yang diawali dari mengenalkan alphabet Arab, membaca Qur‟an, mempelajari berbagai ilmu keislaman, belajar berpidato, belajar tentang kemandirian, berlangsung dalam kehidupan pesantren. Dhofier (2011: 45) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan dalam pesantren tidak semata-mata memperkaya pengetahuan murid-murid tetapi untuk meningkatkan moral, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur


(13)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan bermoral serta mengenal etika agama. Terhadap para peserta didik/santri ditanamkan bahwa belajar adalah kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan.Tampak bahwa apa yang telah berlangsung menunjukkan keberhasilan dalam mengelola pendidikandalam sekolah berasrama.

Pengelolaan pendidikan adalah proses mengelola pendidikan yang dilakukan secara terencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Gaffar (1989) bahwa pengelolaan pendidikan adalah suatu proses kerjasama yang sistematik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pengelolaan pendidikan dari sudut pandang administrasi pendidikan menurut Engkoswara (2001:2) dan Meirawan (2010:60) dipergunakan istilah manajemen, mengelola, mengatur atau menata pendidikan.Dengan demikian pengelolaan pendidikan bermakna sama dengan manajemen pendidikan. Didalam kegiatan manajemenmelibatkan tiga fungsi utama perilaku manusia berorganisasi yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atas tiga bidang garapan utama, yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Belajar, dan Sumber Fasilitas dan Dana. Dengan merujuk berbagai penelitian yang telah dilakukan mengenai pendidikan karakter (Berkowietz, 2004; Skags, 2006) penelitian mengenai implementasi pengelolaan pendidikan karakter berbasis Islam merupakan hal yang baru dan masih belum banyak dilakukan sebelumnya.

Sumber rujukan yang menjadi pedoman perilaku dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah berasrama/pesantren adalah Al-Quran dan Sunnah. Menilik sejarahnya, sekolah-sekolah Islam (pesantren) telah lebih dahulu mengembangkan pendidikan karakter berbasis Islam di lembaganya, misalnya tentang sikap menghormati guru, patuh pada orang yang tingkah lakunya sesuai ajaran Islam (Dhofier, 2011:127). Dengan mengembangkan misi menghasilkan lulusannya yang berakhlak mulia, sekolah Islam atau pesantren menitik beratkan pembelajaran siswa/santrinya dengan mengambil dasar rujukan pada Al Quran dan Sunnah tersebut. Pesantren telah sejak awal menerapkan/mengimplementasikan pengelolaan pendidikan karakter untuk


(14)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan santri yang berakhlak mulia dan berkualitas.Namun tidak sedikit dari sekolah berasrama/pesantren yang ada di Indonesia masih belum berhasil dalam pengelolaan pendidikan tersebut dan perlu lebih ditingkatkan.

Dari survey pendahuluan yang dilakukan, terdapat beberapa permasalahan belum maksimalnya pengelolaan pendidikan karakter berbasis Islam terutama karakter akhlak mulia pada sekolah-sekolah berasrama, diantaranya :

1) Program sekolah yang belum secara jelas mengarahkan kepada pendidikan karakter akhlak mulia seperti apayang ingin dicapai. Hal ini menunjukkan lemahnya penyusunan perencanaan program.

2) Muatan kurikulum pendidikan karakter yang masih terpaku pada ketentuan standar nasional. Hal ini mengindikasikan kurangnya keberanian melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan karakteristik khas sekolah berasrama/pesantren.

3) Proses pembelajaran yang masih menekankan pada penyampaian materiterpisah/parsial. Hal ini mengindikasikanmasih terjadi pemisahan antara materi pengetahuan umum dan nilai-nilai karakter.

4) Daya dukung sumber daya manusia terutama tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi dan memiliki kompetensi masih terbatas. Hal ini memerlukan upaya pengadaan/rekrutmen SDM yang tepat dan selektif sesuai dengan kebutuhan lembaga.

5) Pengelolaan organisasi sekolah/lembagapesantren yang masih cenderung terpusat pada pendiri atau pemilik sekolah sehingga segala keputusan mengenai kebijakan lembaga sangat tergantung pada seseorang. Hal ini mengindikasikan pengelolaan yang kurang terbuka dan kepemimpinan organisasi yang kaku dan tidak demokratis.

6) Sarana dan prasarana serta lingkungan sekolah yang serba terbatas. Hal ini memerlukan peningkatan dan pengembangan agar tidak menghambat pencapaian visi dan misi sekolah berasrama secara optimal.


(15)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini ingin menggali informasi lebih mendalam, mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana sekolah-sekolah berasrama yang menjadi target penelitian telah melaksanakan pengelolaan pendidikan karakter berbasis Islam. Karakter berbasis Islam dimaksud adalah karakter akhlak mulia.Permasalahan mendasar yang berkaitan dengan fenomena di atas adalah : 1) faktor-faktor apa yang mendukung keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter, 2) kelemahan-kelemahan apa yang menghambat keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter, 3) upaya-upaya apa yang dilakukan agar pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia berhasil.

Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan judul penelitiannya tentang “Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Islam (Studi Kasus PengelolaanPendidikan Karakter Akhlak Mulia pada MA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon). Ketiga sekolah tersebut mewajibkan semua peserta didiknya tinggal dalam asrama dan menyebutnya sebagai Sekolah Islam Berasrama (IslamicBoardingSchool).

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Telah diuraikan dalam latar belakang dimuka bahwa pendidikan karakter saat ini menjadi sebuah kebutuhan dan harus dilaksanakan. Pengalaman sebelumnya dengan pendidikan yang cenderung hanya menekankan aspek kognitif berupa pengetahuan atau pemahaman dalam pelajaran Agama dan PMP/PKn, maka manfaat yang dirasakan belum banyak berarti.

Dengan mengambil kasus pada beberapa SMA/MA berasrama dalam pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan mengenaipengelolaan pendidikan


(16)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter akhlak mulia, diantaranya tentang : (1) perencanaan ; kejelasantujuan yang ingin dicapai,belum dilakukannya integrasi nilai-nilai karakter akhlak mulia dalam struktur kurikulum sekolah, keragaman penyusunan program pengembangan pendidikan karakter, (2)pelaksanaan atau pengelolaan pendidikan karakter; kurangnya dukungan sumber daya dan lingkungan yang baik; belum terciptakoordinasi antara pengelola pesantren dengan sekolah dalam pondok; terbatasnya sarana dan prasarana pendukung; belum tersosialisasinya program pendidikan karakter dan program pembinaan siswa; belum dibuatnyaadministrasi pembelajaran pendidikan karakter akhlak mulia,belum banyaknya kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter akhlak mulia di sekolah/dalam kelas, masih sedikit kegiatan pembinaan karakter akhlak mulia dalam kehidupan asrama/pondok, belum adanya lingkungan asrama yang mencerminkan nilai-nilai karakter akhlak mulia, lemahnya pengelolaan pendidikan karakter dalam sekolah/pondok pesantren, masih kurangnya keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pembinaan siswa. (3) monitoring dan evaluasi ; belum tertibnya pelaksanaanmonitoring dan evaluasiseperti dalam perencanaan monitoring dan evaluasi, penyusunan instrumen evaluasi, penetapan pelaksana/petugas yang melaksanakan evaluasi, sasaran kegiatan evaluasi, dan penyusunan laporan evaluasi. (4)indikator keberhasilan; belum adanyaindikator keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter pada siswa, guru, pengelola dan lingkungan(5) dampak pengelolaan; belum dapat dirasakan dampak keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter bagi lembaga sekolah/pondok pesantren.

2. Perumusan masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah diidentifikasi di atas, maka dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan penelitian pada pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia yang dilakukan pada tiga


(17)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah SMA/MA. Selanjutnya penulis mengajukan beberapa rumusan masalah penelitian (researchproblems ), yaitu :

1. Bagaimanakah perencanaan program pendidikan karakter akhlak mulia di MA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat ? 2. Bagaimanakah strategipengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia

dilakukan di MA Husnul Khotimah Kuningan, SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat ?

3. Bagaimanakahmonitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di MA Husnul Khotimah Kuningan, SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat ?

4. Bagaimanakah indikatoryang menggambarkan keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di MA Husnul Khotimah Kuningan, SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat ?

5. Bagaimanakah dampak yang dirasakan atas keberhasilanpengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia terhadap citra MA Husnul Khotimah Kuningan, SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk dapat memperoleh gambaran mengenai pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di tiga situs penelitian.

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan mengkaji tentang :


(18)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan program pendidikan karakterakhlak mulia pada MA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat.

2. Strategi pengelolaan pendidikan karakter akhlak muliapadaMA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat.

3. Monitoring danevaluasi terhadappengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia pada MA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat.

4. Indikator keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia pada MA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat. 5. Dampak keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia

terhadap citraMA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat. D.Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai pengelolaan pendidikan karakter akhlak muliaini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Secara teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan konsep ilmu administrasi pendidikan terutama tentang pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia pada sekolah Islam berasrama. Selain itu dapat dijadikan pedoman konseptual dalam pengembangan program dan langkah-langkah pengelolaan pendidikan karakter berbasis Islam, yang meliputi perencanaan program pelaksanaan, pengawasan, indikator keberhasilan dan dampak keberhasilannya.


(19)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara praktis dapat memberikan kontribusi dalam bentuk rekomendasi berupa model hipotetik bagi penyelenggara atau pengelola sekolah meliputi : (1) pedoman perencanaan pengelolaan pendidikankarakter akhlak mulia, (2) pedoman pelaksanaan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia pada sekolah berasrama, (3) memberi penguatan informasi dan keyakinan pada orang tua, masyarakat, pemerintah, dan pengelola pendidikan tentang pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia yang efektif. Temuan-temuan hasil penelitian ini dapat menjadi refleksi atas keberhasilan atau kegagalan pengelolaan pendidikan karakter sehingga dapat menjadi bahan evaluasi berharga dalam pengembangan program kedepan. Rekomendasi yang dihasilkan diharapkan berupa alternatif model hipotetik pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia yang lebih efektif.

E.Struktur Organisasi Disertasi

Sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan UPI tahun 2012, penelitian ini dirumuskan dalam sistematika laporan penulisan yang terdiri dari lima bab sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan; pada bab ini memuat latar belakang penelitian, identifikasi masalah danrumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaatpenelitian dan struktur organisasi disertasi. Bab II Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran; bab ini mendeskripkan secara mendalam kajian teoritis mengenai pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia dan kerangka pemikiran peneliti. Bab III Metode Penelitian; dalam bab ini diungkapkan mengenai lokasi penelitian, desain penelitian, definisi operasional, pedoman penelitian dan proses pengembangannya, jenis data dan teknik pengumpulan data, serta analisis data yang telah dilakukan. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan; dibahas mengenai deskripsi hasil penelitian, pembahasan dan

analisis data serta pengajuan model hipotetik. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi; menyajikan penafsiran dan pemaknaan


(20)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan rumusan rekomendasi untuk pihak yang berkepentingan.


(21)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM


(22)

(23)

(24)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya, penulis menyusun kesimpulan penelitian sebagai berikut :

Secara umum pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia telah berjalan cukup baik di ketiga sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Terdapat persepsi yang sama bahwa pengelolaan pendidikan karakter memerlukan perencanaan yang baik, pengelolaan pendidikan sebagai kegiatan yang kompleks, dilakukan melalui strategi proses pembelajaran yang menyenangkan, pembinaan yang berkesinambungan dan menghasilkan perubahan perilaku pada peserta didik. Oleh karena itu pengelolaan pendidikan mensyaratkan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan di sekolah.

Secara khusus pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di tiga sekolah yang diteliti adalah :

1. Ketiga sekolah telah melakukan perencanaan pendidikan karakter yang tampak dalam bentuk penyusunan rencana strategis yang memuat visi dan misi serta tujuan. Muatan kurikulum pendidikan karakter akhlak mulia terintegrasi dalam mata pelajaran yang didokumentasikan dalam bentuk kurikulum terpadu satuan pendidikan. Perumusan kebijakan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia melibatkan tim yang merepresentasikan unsur-unsur di dalam sekolah. Muatan kurikulum keagamaan berupa penambahan jam tatap muka dan kegiatan pembinaan/ekstrakurikuler menitikberatkan pada pendidikan/pembinaan akhlak mulia. Sumber rujukan nilai-nilai inti karakter akhlak mulia berpedoman pada Al Quran dan Hadits.

2. Secara umum di tiga sekolah pengelolaan pendidikan karakter berjalan dengan baik. Dalam proses pembelajaran guru menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif dan kontekstual yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter akhlak mulia dalam mata pelajaran yang diajarkannya dalam silabus dan RPP. Dalam


(25)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembinaan dan ekstra kurikuler sebagai pengayaan pengetahuan keislaman dilakukan pembiasaan perilaku nilai-nilai karakter akhlak mulia berbentuk kegiatan halaqoh tarbawiyah atau mentoring keislaman, kegiatan organisasi santri, olahraga dan kepemimpinan. Dalam pengelolaan sekolah berasrama menekankan pada pengelolaan SDM dan kepemimpinan demokratis sehingga mendorong partisipasi dan tanggung jawab seluruh komponen sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembinaan karakter akhlak

mulia. 3. Monitoring dan evaluasi pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di tiga

sekolah berjalan cukup efektif, diarahkan pada program perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru/pembimbing terhadap siswa, berlangsung terus menerus mencakup seluruh aspek kegiatan dan kehidupan siswa di dalam sekolah dan asrama. Instrumen monitoring dan evaluasi berupa pedoman tata tertib, buku mutabaah dan renstra mampu menjadi alat pengumpul informasi ketercapaian program dan menjadi informasi berharga untuk refleksi dan program perbaikan selanjutnya.

4. Indikator keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia ditunjukkan dengan kualitas nilai-nilai karakter akhlak mulia yang mulai tampak, mulai berkembang dan membudaya dalam bentuk pengetahuan, sikap dan perilaku peserta didik. Indikator keberhasilan pendidikan karakter yang tampak langsung (tangible) antara lain : jujur, bertanggung jawab, patuh dan disiplin terhadap aturan yang berlaku, taat beribadah, santun, ramah, rajin shalat, peduli pada sesama, dan tidak suka tawuran, meraih prestasi akademik dan non akademik membanggakan dalam berbagai lomba yang diikuti. Indikator lain adanya kurikulum akademik yang mendukung kemajuan siswa, staf sekolah yang ikut bertanggung jawab dan memiliki kepemimpinan sekolah yang terbuka dan demokratis.

5. Dampak keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter ditunjukkan dengan meningkatnya kepercayaan orang tua dalam menyekolahkan putera-puterinya


(26)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di tiga sekolah, meningkatnya jumlah lulusan yang dapat diterima di berbagai perguruan tinggi ternama dan keberadaan lulusan dapat dirasakan manfaatnya

dalam lingkungan masyarakat. B. Rekomendasi

Berdasarkan atas temuan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan rekomendasi untuk menjadi bahan pertimbangan kebijakan pihak terkait sebagai berikut :

a. Bagi pengelola sekolah berasrama

Bagi MA Husnul Khotimah, perencanaan program nilai-nilai karakter akhlak mulia perlu dioptimalkan di antaranya dalam karakteristik Sepuluh Muwashofat harus lebih rinci mengidentifikasi aktualisasi nyata kehidupan siswa dan meningkatkan komunikasi serta pelibatan orang tua dalam pembinaan siswa. Bagi SMA IT Al Multazam, perencanaan pendidikan karakter harus lebih menonjolkan nilai-nilai karakter akhlak mulia dalam dokumen Rencana Aksi Pendidikan Karakter yang masih dominan dengan nilai-nilai normatif dan terintegrasi dalam proses pembelajaran. Sedangkan bagi SMA Sekar Kemuning, perencanaan pendidikan karakter perlu lebih diperjelas nilai-nilai akhlak mulia yang dikembangkan dan perlu dintegrasikan dalam kurikulum sekolah. Peran guru dan pembimbing dalam pembinaan siswa terutama pembiasaan aktualisasi nilai-nilai karakter dalam kehidupan perlu ditingkatkan. Pengelolaan sekolah dan pembinaan siswa perlu meningkatkan koordinasi antara unsur pengelola sekolah formal dan bagian asrama. Secara umum partisipasi atau pelibatan orang tua (school community partnership) dalam pengembangan dan kebijakan program pendidikan karakter akhlak mulia

perlu ditingkatkan di ketiga sekolah tersebut. Dalam hal monitoring dan evaluasi perlu melibatkan pihak eksternal sehingga

objektivitas hasil monitoring dan evalusi lebih tinggi. Mengenai indikator keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter perlu dirumuskan bersama dengan konsultan ahli agar indikator yang dijadikan patokan


(27)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian keberhasilan benar-benar tepat mengukur dan menggambarkan ketercapaian program pendidikan karakter akhlak mulia yang diinginkan. b. Bagi Pemerintah atau Dinas Pendidikan

Sekolah berasrama (Islamic Boarding Schools) memiliki kekhasan dan ingin berkembang sesuai dengan visi lembaganya. Sesuai dengan fungsi pengawasan dan pembinaan yang dimiliki maka Dinas Pendidikan harus dapat mendorong dan membantu pengembangan program di sekolah berasrama melalui kegiatan supervisi yang baik. Tujuannya agar sekolah berasrama yang telah melakukan pengelolaan sesuai dengan standar minimal dapat terus berkembang sehingga mencapai mutu standar pengelolaan yang lebih tinggi.

c. Bagi Penelitian lebih lanjut

Penelitian mengenai pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia masih terbatas memotret fenomena yang tampak dan dilihat oleh peneliti karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait isu serupa terutama mengenai dampak lanjutan (longitudinal impact) hasil pendidikan karakter yang ditunjukkan para alumni dalam masyarakat. Selain itu penelitian mengenai model bentuk pengelolaan pendidikan karakter yang mengambil rujukan para ahli pendidikan Islam perlu dilakukan. Hal ini sangat penting mengingat sumber rujukan pengelolaan pendidikan selama ini lebih banyak menggunakan referensi ahli dari Barat.


(28)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. (2009). Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, Bandung: Penerbit INTIMA.

Ali, Muhammad. dkk. (2007). Handbook. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. FIP UPI.Bandung: Pedagogiana Press.

Alberta, Alberta Education. (2005). The Heart of the Matter: Character and Citizenship Education in Alberta Schools. Edmonton, Alberta, Canada.T5J 5E6.

Altrichter, Herbert dan Kepler, Johannes. (2005). Curriculum implementation-limiting and facilitating factors in Context based learning of science. Waxman: Milnster, 35-62.

Aquinas, P G. (2007). Principles of Management and Organisational Behaviour. New Delhi : Excel Books Private Ltd.

Aspin, David.N. and Chapman, Judith D. eds.(2007). Values education and Lifelong Learning; Principles, Policies, Programmes. Netherlands: Springer.

Balitbang Puskurbuk, 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (berdasarkan pengalaman di satuan pendidikan rintisan). Kemdiknas, Jakarta.

Benninga, Jacques S. et.al. (2003). “The Relationship of Character Education

Implementation and Academis Achievement in Elementary Schools”.

Journal of Research in Character Education. 1(1), 19-32.

Benowitz A. Ellen. (2001). Principles of Management. New York : Hungry Minds. Inc.

Berkowitz, Marvin.(2004). Research based Character Education. In the Character Education Informational Handbook & Guide, North Carolina dept. Of Public Instruction Raleigh NC: tersedia: : http://www.ncpublicschools.org/charactereducation/handbook/pdf/content.p (15 April 2011).

---. (2012). Understanding Effective Character Education. CSEE Connections, December 2011-January 2012, the Centre for Spiritual and Ethical Education.

Berkowitz, M., dan Bier, Melinda. (2005). What Works in Character Education : A research-driven guide for educators. Washington : CEP.

Beeryhill, Jimmilea G.(2003).Comparative Implications of Character Education Programs in Public Schools in Arkansas. A Paper.(Online) tersedia:


(29)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.http://www.jubileechristiancollege.com/files/Character Ed.in PublicSchools,pdf. [17 April 2011].

Bulach, R.Cletus. (2000). Evaluating the Impact of Character Education Curriculum. A paper. [Online]. Tersedia : http://www.westga.edu/-cbulach [05 Agustus 2012].

Burke, Katie., Kate Morris & Leona Mc Garrigle. (2012). An Introductory Guide to Implementation : Terms, Concepts and Frameworks. Centre for Effective

Services.CES. [Online] tersedia :

http://www.effectiveservices.org/implementation. [18-10-2013].

Castetter,William B.(1996). The Human Resources Function in Educational Administration. 6th ed. Englewood Cliff New Jersey: Prentice Hall, Inc. Certo, Samuel, Paul Peter, dan Edward Ottensmeyer. (1995). Strategic

Management : Concepts and Applications.3 rd edition. Chicago: Austen Press Irwin.

Character Education Partnership. (2006). 2006 National schools of character: award-winning practices. Washington DC : Character Education Partnership.

Character Education Partnership. (2010). Eleven Principles of Character Education. Wahington DC. Tersedia : http://www.character.org (15 08 -2012)

Creswell, J. W. (2003). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed

methods approaches. London: Sage Publications. Dale, Margaret. (2003). The art of HRD. Successful Recruitment and Selction. A

Practical Guide for Managers. Terjemahan. London: Kagan Page Limite Daradjat. (2001). Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : Rajawali Press.

Davidson, Matthew., Lickona, T. and Khemelkov,V. (2007). Smart & Good Schools: A New Paradigm for High School Character Education. Tersedia. http://www.cortland.edu./dot/ascd/pdf (20-10-2012).

Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama. (2008). Panduan Penyelenggaraan Sekolah Berbasis Pesantren (SBP). Jakarta.

Dhofier, Zamakhsyari. (2011). Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia.Jakarta : LP3ES

Dunham, Jack. (2005). Developing Effective School Management. New York : Routledge.


(30)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dunn, William N.(2004). Public Policy Analysis An Introduction, 3rd edition. New Jersey : Prentice Hall.

--- (2000). Pengantar Analisis Kebijakan Publik, edisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada UP.

Elkind, David H and Freddy Sweet (2004). How to Do Character Education. Tersedia: http://www.goodcharacter.com/Article_4.html (15-09- 2011). Engkoswara, (1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal

Keluarga.

Engkoswara dan Komariah, Aan.(2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.

Everard, KB., Morris, G.,dan Ian Wilson. (2004). Efffective School Management. 4th edition. London : Sage Publication Company.

Fixsen, D. L., et al. (2005). Implementation research: A synthesis of the literature. Tampa, FL: USF University of Southern Florida.

Fraenckel, J.R. and Elchanan. (1999). Helping Students Think and Value : Strategies for Teaching the Social Studies. 2nd ed.New Jersey : Prentice Hall,Inc.

Gonzalaz, Gabriela. (2009). Implementing Character Education Programs: Teaching Kids to be Moral and Ethical. (Online). http://www.springerlink.com. (15 April 2011).

Gorton, R., Alston, J. and Snowden, P. ( 2007). School Leadership & Administration. Important Concepts, Case Studies,& Simulations. New York: Mc Graw Hill.

Gunarto. (2004). Implementasi Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta : Raja Grafindo

Persada. Hamid, Hamdani dan Saebani.B. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung : Pustaka Setia.

Harms, Marie K., Susan Fritz and Kay R. (2004). The Impact of Character Education Curricula on Youth Educators. Journal of Leadership Education. Volume 3, Issue 3. Winter 20 04. Tersedia kristyn.harm@norris160.org. 15-05-2011.

Hersh, R., Miller,J. dan Fielding.F. (1980). Model of Moral Education: an appraisal. New York : Longman,Inc.

Hill, Charles WL dan Steven L McShane. (2008). Principles of Management. Boston: McGraw-Hill Irwin.


(31)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hornby, AS.(2010). Oxford Advanced Learner’s Dictionary International

student’s Edition. New York.Oxford University Press. Hoy, K.Wayne. & Cecil G. Miskel. (2005). Educational Administration; theory

research and practice-7th ed. New York : Mc Graw-Hill.

Hunger, David & Wheelen, Thomas.L. (--). Essentials of Strategic Management… A Book Review.(online). www.hrfolks.com. ( 6 Juli 2012).

Ihsan, Ummu dan Abu Ihsan al-Atsari. (2013). Aktualisasi Akhlak Muslim: 13 Cara Mencapai Akhlak Mulia. Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Jacobson, Stephen. (2011). Leadership effects on student achievement and sustained school success. International Journal of Educational Management. Vol. 25 No. 1, 2011.[Online] Tersedia. www.emeraldinsight.com0951-354X.htm. [03-02-2014].

Judiani, Sri. (2010). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar melalui Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010.

Kamars, H.M. (2005). Administrasi Pendidikan; Teori dan Praktek. Padang: Univ.Putera Indonesia Press.

Kasihani, dkk. 2003.Pembelajaran Berbasis CTL” makalah disampaikan pada Saresehan pendidikan pembelajaran Kontekstual di Fakultas Sasra UN Malang.

Kemendiknas, (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa tahun 2010 – 2025.

Kemdiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta.

Koh, Caroline. (2012) Moral Development and Student Motivation in Moral Education : A Singapore Study. Australian Journal of education 2012 56:63. Tersedia. http://aed.sagepub.com/content/56/1/83. 03--2-2014

Lee, Angela, dan Chi-Ming. (2009). The planning, implementation and evaluation of a character-based school culture project in Taiwan”, Journal of Moral Education, 38 (2), 165 – 184.Tersedia .Vol 51 (3), 63 – 71. (17 April 2011).

Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character: How our Schools can teach Respect and Responsibility. New York : Bantam Books.

Lickona, Thomas. (2004). Character Matters How to help Our Children Develop Good Judgement, Integrity, and Other Essential Virtues. New York : Simon & Schuster.


(32)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lickona, Thomas dan Davidson, M.(2005). Smart & Good High Schools: Integrating excellence and ethics for success in school, work,and beyond. Cortland, N.Y.: Center for the 4th and 5th Rs (Respect & Responsibility)/Washington, D.C.: Character Education Partnership.

Lickona, Thomas & Davidson,M. (2003). The school as caring community profile (SCCP II). Tersedia. http://www.cortland.edu/character/sccp-ii.htm (21 -09-2012).

Lickona, Tom., Schaps, Eric., and Lewis, Catherine. (2003). CEP’s Eleven Principles of Effective Character Education in Character Education Informational Handbook and Guide II. Tersedia. www.ncpublicschools.org. (21-09-2012).

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning; Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

Luborsky, M. (1994). The Identification and Analysis of Themes and Patterns. In J.Gubrium and A. Sankar (Eds.), Qualitative Methods in Aging Research. Thousand Oaks, CA: Sage.

Lunenburg, Fred C. Dan Beverly J.Irby (2006). The Principalship Vision to Action. Belmont : Wadswoth Cengage Learning.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2010). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung : Insan Cita Utama

Marshall, J.C. dkk.(2004). A System Approach to The Implementation of Character Education. 2004. Paper. Annual Conference American Educational Research Association, San Diego California. Tersedia. ShowMeCharacter.com. [20 Oktober,2011].

Marzuki. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Agama. Makalah. Tersedia. Staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian.pdf. on line. [28-09-2013].

---. (2012). Prinsip Dasar Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Makalah. Online.. Tersedia. Staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian.pdf. (28-09-2013).

Megawangi, Ratna.(2004). Pendidikan Karakter Solusi yang tepat untuk

membangun bangsa. Jakarta:

Moleong, J.Lexy (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muchtar Buchori (2007). “Character Building” dan Pendidikan Kita. Tersedia http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0607/26/opini/2836169.htm


(33)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[13 -03-2011].

Mulford, Bill. (2011). Revised models and conceptualization of successful school principalship for improved student outcomes. International Journal of Educational Management. Vol.25 No.1, 2011.[Online] Tersedia. www.emeraldinsight.com/0951-354X.htm. [03-02-2014]

Mu’in, Fathur. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orang Tua. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Nanang Fattah. (2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Rosda Karya.

Narvaez, Darcia dan Daniel K.Lapsey.(-).Teaching Moral Character:Two Strategies for Teacher Education. [Online]). http://www3.nd/-dnarvaez/lapseynarvaez cedproofsc071pdf. [20-10-2012].

Nasution. (1996). Penelitian Naturalistik. Bandung : Tarsito.

Nata, Abudin. (2001). Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia : Jakarta : Grasindo.

Nawawi, Hadari.(1994). Administrasi Pendidikan.Jakarta : CV Haji Masagung. Noor, Moh.Khaerul B.(2008). Case Study: A Strategic Research Methodology.

American Journal of Applied Sciences 5(11):1602-1604.ISSN 1546 – 9239.

Nucci, Larry P. & Narvaez, Darcia. (2008). Handbook of Moral and Character Education. New York : Routledge.

Nurish, Amanah. (2010). Women’s Same-sex Relations in Indonesian Pesantren. Gender, Technology and Development. 14 : 267, 2010.Tersedia. http://gtd.sagepub.com (15-09-2012).

Osher, David.et.al. How Can We Improve School Disciplines ? Dalam Educational Researcher (Online), Vol 39 (1), 48 – 58. Tersedia : http://er.aera.net (17 April 2011).

Pal, Karam. (2010). Management Concepts and Organizational Behaviour.

Parker, Lyn. (2008). The Experience Of Adolescent Students In Modernist Islamic Boarding Schools In West Sumatra, Indonesia. Tersedia.


(34)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paudel, Raj Narendra. (2009). A Critical Account of Policy Implementation Theories. Nepalese Journal of Public Policy and Governance, Vol. xxv, No.2, December, 2009

Pemerintah Republik Indonesia, (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa tahun 2010-2025.

Perspective Charter Schools. (2007). The Design and Implementation of an Effective Charter Education Program. Tersedia. http:www.perspectivescs.org/ (17 September 2012).

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdiknas. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berdasarkan Pengalaman Di Satuan Pendidikan Rintisan. Jakarta.

Prole, Ivan. (2009). Planning Character Education Programs: Strategies for Bringing Virtues to the School community.(Online). http://www.viertueproject.org. (15 April 2011).

Quthb, Sayyid. (2008). Tafsir fi Zhilalil Qur’an. Terjemah.jilid 8. Jakarta : Gema Insani.

Raharjo, Sabar B. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 16 nomor 3, Mei 2010.

Rajasa, Hatta.(2007). Membangun Karakter bangsa dan Kemandirian Bangsa. Tersedia :http://www.setneg.go.id/index.php. (20 Sept.2011)

Ramli, T. (2003). Pendidikan Karakter. Jakarta : Grassindo.

Rivai, Veithzal.& Murni, Sylviana. (2009). Education Management. Analisis Teori dan Praktik. Jakarta : Rajawali Press.

Ryan, Will. (2008). Leadership with a Moral Purpose Turning your school inside out.Trwobridge

Rubin, H., & Rubin, I. (2005). Qualitative interviewing: The art of hearing data (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Simon, M. K., & Francis, J. B. (2001). The dissertation and research workbook. Dubuque, IA: Kendall/Hunt.

Sadulloh, Uyoh, dkk. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta. Sagala, Syaiful. (2008). Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan;

pemberdayaan organisasi pendidikan kearah yang lebih Profesional dan Dinamis di provinsi, Kabupaten / Kota, dan Satuan pendidikan, Bandung : Alfabeta.


(35)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

---. (2009). Memahami Organisasi Pendidikan Pemberdayaan Organisasi pendidikan yang lebih Prfesional dan Dinamis dari Aspek desain, Budaya, Reinventing di Provinsi, Kabupaten/kota, dan Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sahlan & Prastyo.(2012). Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta:Ar-Ruz Media.

Salahuddin, Patricia.(2009). Principles and Characteristics of Character Education: An Approach to Internalizing Islamic Values. ISNA Education Forum.2009.Chicago.

Sanders, Nanny M dan Karen M Kearney. (2008). Performance Expectations and Indicators for Education Leaders. Washington DC: CCSSO. [online]

Tersedia :

http://www.ccsso.org/publications/details.cfm?PublicationID=365. [18 Februari 2014]

Satori, Djam’an dan Aan Komariah (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Satori, Djam’an dan Suryadi. (2007). Teori Administrasi Pendidikan. Dalam Tim

Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : Pedagogiana Press.

Sauri, Sofyan. (2011). Filsafat dan Teosofat Akhlak; Kajian Filosofis dan Teosofis Tentang Akhlak, Karakter, Nilai, Moral,Etika, Budi Pekerti, Tatakrama dan .Sopan Santun. Bandung : Rizqi

………….. (2013). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung : Rizqi

Sa’ud, Udin S. (2011). Revitalisasi Pengelolaan Pendidikan Dasar untuk Fasilitasi Pendidikan Karakter Bangsa yang Kokoh Bagi Generasi Masa Depan. Makalah Pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung.

Sa’ud, Udin S. dan Abin Syamsudin M. (2009). Perencanaan Pendidikan. Bandung : UPI Press.

Schuler,S. Randall.(1987). Personnel and Human Resource Management. 3rd ed.New York : West Publ Company.

Shea, Kathleen. (2003). Making the Case for Values/Character Education: A Brief

Review of The Literature.(Online).

http://www.livingvalues.net/refernce/docs.pdf. (20-09-2012)

Soepardi (1994). Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta : Gadjah Muda Univ.Press.


(36)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Streight, David.(2004). Academic Achievement and Moral Education/Character Education. Research Highlights. Tersedia (Online). : http//www.csee.org./products/183 (15 April 2011).

Suryana, Asep (-). Strategi Monitoring dan Evaluasi (Monev) System penjaminan mutu internal sekolah. Makalah.

Sutjipto, 2011. Rintisan Pengembangan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan vol. 17 nomor 5, September, 2011.

Sugiyono, (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sutikno, Sobry.M. (2010). Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep Islami. Bandung : Prospect.

Suyanto.http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi/html. diunduh 08-02-2014.

TABS. (2011). A Foundation for Future Success. Tersedia. http://www.boarding schools.com/for-students/5-good-reasons.aspx

Tafsir, Ahmad. (2011). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya

---. (2010). Filsafat Pendidikan Islami Integrasi Jasmani, R ohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tellis, Winston. (1997). Introduction to case study. The Qualitative Report. Volume 3. number 2, July. (Online). Tersedia : http://www.nova.edu/ssss/OR/OR3-2/tellis1html. ( 8 Mei 2011)

UNDP. (2002). Handbook on Monitoring And Evaluation for Results. New York. UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

Wagner, Tony, dll.(2006). Change Leadership A Practical Guide to Transforming Our Schools. San Fransisco: Josey Bass.

Wahjoetomo, (1997). Perguruan Tinggi Pesantren, Jakarta : Gema Insani Press. Wakhrodi. (2013). Pendidikan Karakter di Pesantren dalam Pemikiran KH MA

Sahal Mahfudh. Jurnal Islamic Review, Vol. II Nomor 1. April 2013.

Wardani. (2009). Pendidikan Karakter Kajian Konseptual dan Kemungkinan Implementasi. Jurnal Pendidikan, Volume 10 Nomor 2, September 2009, 85-94.

Weihrich, Heinz. dan Harold Koontz. (1995). Management : A Global Perspective. New York : Mc Graw-Hill, Inc.


(37)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Westhuizen, P., Oosthuizen,I dan Wolhuter. (2008). The Relationship Between an Effective Organizational Culture and Student Discipline in a Boarding School. Education and Urban Society. Vol. 40 No. 2, Januari 2008. [Online] Tersedia. http://eus.sagepub.com [15 Agustus 2012]

Whitman, Cheryl V. (2009). Case Studies in Global School Health Promotion: From Research to Practice. DOI: 10.1007/978-0-387-92269-0_2, # Springer Science + Business Media, LLC 2009

Yin, Robert K. (2008). Studi Kasus desain & metode. Terjemahan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Zainal, Zaidah.(2007). Case Study as a Research Method. Jurnal kemanusiaan bil.9, Jun.2007.


(1)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lickona, Thomas dan Davidson, M.(2005). Smart & Good High Schools:

Integrating excellence and ethics for success in school, work,and beyond.

Cortland, N.Y.: Center for the 4th and 5th Rs (Respect & Responsibility)/Washington, D.C.: Character Education Partnership.

Lickona, Thomas & Davidson,M. (2003). The school as caring community profile (SCCP II). Tersedia. http://www.cortland.edu/character/sccp-ii.htm (21 -09-2012).

Lickona, Tom., Schaps, Eric., and Lewis, Catherine. (2003). CEP’s Eleven Principles of Effective Character Education in Character Education Informational Handbook and Guide II. Tersedia. www.ncpublicschools.org. (21-09-2012).

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning; Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

Luborsky, M. (1994). The Identification and Analysis of Themes and Patterns. In J.Gubrium and A. Sankar (Eds.), Qualitative Methods in Aging Research. Thousand Oaks, CA: Sage.

Lunenburg, Fred C. Dan Beverly J.Irby (2006). The Principalship Vision to

Action. Belmont : Wadswoth Cengage Learning.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2010). Pendidikan Karakter dalam Perspektif

Islam. Bandung : Insan Cita Utama

Marshall, J.C. dkk.(2004). A System Approach to The Implementation of

Character Education. 2004. Paper. Annual Conference American

Educational Research Association, San Diego California. Tersedia. ShowMeCharacter.com. [20 Oktober,2011].

Marzuki. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Agama. Makalah. Tersedia. Staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian.pdf. on line. [28-09-2013].

---. (2012). Prinsip Dasar Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Makalah. Online.. Tersedia. Staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian.pdf. (28-09-2013).

Megawangi, Ratna.(2004). Pendidikan Karakter Solusi yang tepat untuk

membangun bangsa. Jakarta:

Moleong, J.Lexy (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muchtar Buchori (2007). “Character Building” dan Pendidikan Kita. Tersedia


(2)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [13 -03-2011].

Mulford, Bill. (2011). Revised models and conceptualization of successful school principalship for improved student outcomes. International Journal of

Educational Management. Vol.25 No.1, 2011.[Online] Tersedia.

www.emeraldinsight.com/0951-354X.htm. [03-02-2014]

Mu’in, Fathur. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik

Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orang Tua.

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Nanang Fattah. (2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Rosda Karya.

Narvaez, Darcia dan Daniel K.Lapsey.(-).Teaching Moral Character:Two

Strategies for Teacher Education. [Online]). http://www3.nd/-dnarvaez/lapseynarvaez cedproofsc071pdf. [20-10-2012].

Nasution. (1996). Penelitian Naturalistik. Bandung : Tarsito.

Nata, Abudin. (2001). Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan

Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia : Jakarta : Grasindo.

Nawawi, Hadari.(1994). Administrasi Pendidikan.Jakarta : CV Haji Masagung. Noor, Moh.Khaerul B.(2008). Case Study: A Strategic Research Methodology.

American Journal of Applied Sciences 5(11):1602-1604.ISSN 1546

9239.

Nucci, Larry P. & Narvaez, Darcia. (2008). Handbook of Moral and Character

Education. New York : Routledge.

Nurish, Amanah. (2010). Women’s Same-sex Relations in Indonesian Pesantren.

Gender, Technology and Development. 14 : 267, 2010.Tersedia.

http://gtd.sagepub.com (15-09-2012).

Osher, David.et.al. How Can We Improve School Disciplines ? Dalam

Educational Researcher (Online), Vol 39 (1), 48 – 58. Tersedia : http://er.aera.net (17 April 2011).

Pal, Karam. (2010). Management Concepts and Organizational Behaviour.

Parker, Lyn. (2008). The Experience Of Adolescent Students In Modernist Islamic Boarding Schools In West Sumatra, Indonesia. Tersedia.


(3)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paudel, Raj Narendra. (2009). A Critical Account of Policy Implementation Theories. Nepalese Journal of Public Policy and Governance, Vol. xxv, No.2, December, 2009

Pemerintah Republik Indonesia, (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter

Bangsa tahun 2010-2025.

Perspective Charter Schools. (2007). The Design and Implementation of an

Effective Charter Education Program. Tersedia. http:www.perspectivescs.org/ (17 September 2012).

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdiknas. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berdasarkan Pengalaman Di Satuan Pendidikan Rintisan. Jakarta.

Prole, Ivan. (2009). Planning Character Education Programs: Strategies for

Bringing Virtues to the School community.(Online).

http://www.viertueproject.org. (15 April 2011).

Quthb, Sayyid. (2008). Tafsir fi Zhilalil Qur’an. Terjemah.jilid 8. Jakarta : Gema Insani.

Raharjo, Sabar B. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 16 nomor 3, Mei 2010.

Rajasa, Hatta.(2007). Membangun Karakter bangsa dan Kemandirian Bangsa. Tersedia :http://www.setneg.go.id/index.php. (20 Sept.2011)

Ramli, T. (2003). Pendidikan Karakter. Jakarta : Grassindo.

Rivai, Veithzal.& Murni, Sylviana. (2009). Education Management. Analisis

Teori dan Praktik. Jakarta : Rajawali Press.

Ryan, Will. (2008). Leadership with a Moral Purpose Turning your school inside

out.Trwobridge

Rubin, H., & Rubin, I. (2005). Qualitative interviewing: The art of hearing data (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Simon, M. K., & Francis, J. B. (2001). The dissertation and research workbook. Dubuque, IA: Kendall/Hunt.

Sadulloh, Uyoh, dkk. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta. Sagala, Syaiful. (2008). Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan;

pemberdayaan organisasi pendidikan kearah yang lebih Profesional dan Dinamis di provinsi, Kabupaten / Kota, dan Satuan pendidikan, Bandung :


(4)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

---. (2009). Memahami Organisasi Pendidikan Pemberdayaan Organisasi

pendidikan yang lebih Prfesional dan Dinamis dari Aspek desain, Budaya, Reinventing di Provinsi, Kabupaten/kota, dan Satuan Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Sahlan & Prastyo.(2012). Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta:Ar-Ruz Media.

Salahuddin, Patricia.(2009). Principles and Characteristics of Character

Education: An Approach to Internalizing Islamic Values. ISNA Education

Forum.2009.Chicago.

Sanders, Nanny M dan Karen M Kearney. (2008). Performance Expectations and

Indicators for Education Leaders. Washington DC: CCSSO. [online]

Tersedia :

http://www.ccsso.org/publications/details.cfm?PublicationID=365. [18 Februari 2014]

Satori, Djam’an dan Aan Komariah (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung : Alfabeta

Satori, Djam’an dan Suryadi. (2007). Teori Administrasi Pendidikan. Dalam Tim

Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi

Pendidikan. Bandung : Pedagogiana Press.

Sauri, Sofyan. (2011). Filsafat dan Teosofat Akhlak; Kajian Filosofis dan

Teosofis Tentang Akhlak, Karakter, Nilai, Moral,Etika, Budi Pekerti, Tatakrama dan .Sopan Santun. Bandung : Rizqi

………….. (2013). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung :

Rizqi

Sa’ud, Udin S. (2011). Revitalisasi Pengelolaan Pendidikan Dasar untuk

Fasilitasi Pendidikan Karakter Bangsa yang Kokoh Bagi Generasi Masa Depan. Makalah Pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung.

Sa’ud, Udin S. dan Abin Syamsudin M. (2009). Perencanaan Pendidikan.

Bandung : UPI Press.

Schuler,S. Randall.(1987). Personnel and Human Resource Management. 3rd ed.New York : West Publ Company.

Shea, Kathleen. (2003). Making the Case for Values/Character Education: A Brief

Review of The Literature.(Online).

http://www.livingvalues.net/refernce/docs.pdf. (20-09-2012)

Soepardi (1994). Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta : Gadjah Muda Univ.Press.


(5)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Streight, David.(2004). Academic Achievement and Moral Education/Character Education. Research Highlights. Tersedia (Online). : http//www.csee.org./products/183 (15 April 2011).

Suryana, Asep (-). Strategi Monitoring dan Evaluasi (Monev) System penjaminan

mutu internal sekolah. Makalah.

Sutjipto, 2011. Rintisan Pengembangan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan vol. 17 nomor 5, September, 2011.

Sugiyono, (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sutikno, Sobry.M. (2010). Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep

Islami. Bandung : Prospect.

Suyanto.http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi/html. diunduh 08-02-2014.

TABS. (2011). A Foundation for Future Success. Tersedia. http://www.boarding schools.com/for-students/5-good-reasons.aspx

Tafsir, Ahmad. (2011). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya

---. (2010). Filsafat Pendidikan Islami Integrasi Jasmani, R ohani dan

Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tellis, Winston. (1997). Introduction to case study. The Qualitative Report. Volume 3. number 2, July. (Online). Tersedia : http://www.nova.edu/ssss/OR/OR3-2/tellis1html. ( 8 Mei 2011)

UNDP. (2002). Handbook on Monitoring And Evaluation for Results. New York. UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

Wagner, Tony, dll.(2006). Change Leadership A Practical Guide to Transforming

Our Schools. San Fransisco: Josey Bass.

Wahjoetomo, (1997). Perguruan Tinggi Pesantren, Jakarta : Gema Insani Press. Wakhrodi. (2013). Pendidikan Karakter di Pesantren dalam Pemikiran KH MA

Sahal Mahfudh. Jurnal Islamic Review, Vol. II Nomor 1. April 2013.

Wardani. (2009). Pendidikan Karakter Kajian Konseptual dan Kemungkinan Implementasi. Jurnal Pendidikan, Volume 10 Nomor 2, September 2009, 85-94.

Weihrich, Heinz. dan Harold Koontz. (1995). Management : A Global


(6)

Mamat Rahmadi, 2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Westhuizen, P., Oosthuizen,I dan Wolhuter. (2008). The Relationship Between an

Effective Organizational Culture and Student Discipline in a Boarding School. Education and Urban Society. Vol. 40 No. 2, Januari 2008. [Online]

Tersedia. http://eus.sagepub.com [15 Agustus 2012]

Whitman, Cheryl V. (2009). Case Studies in Global School Health Promotion:

From Research to Practice. DOI: 10.1007/978-0-387-92269-0_2, #

Springer Science + Business Media, LLC 2009

Yin, Robert K. (2008). Studi Kasus desain & metode. Terjemahan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Zainal, Zaidah.(2007). Case Study as a Research Method. Jurnal kemanusiaan bil.9, Jun.2007.


Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS BUDAYA JAWA DI TK NEGERI PEMBINA SURAKARTA Pengelolaan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Budaya Jawa Di TK Negeri Pembina Surakarta.

0 6 18

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS BUDAYA JAWA DI TK NEGERI PEMBINA SURAKARTA Pengelolaan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Budaya Jawa Di TK Negeri Pembina Surakarta.

0 2 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS KARAKTER Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Berbasis Karakter Di MTS N Klaten.

0 1 15

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PEDULI LINGKUNGAN Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Peduli Lingkungan Di SMP Negeri 6 Salatiga.

0 4 16

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS RELIGI DI Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Religi Di SMK Muhammadiyah Delanggu.

0 1 15

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS RELIGI DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Religi Di SMK Muhammadiyah Delanggu.

0 1 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KARAKTER Pengelolaan Pembelajaran Ekonomi Berbasis Karakter (Studi Situs SMA Negeri 1 Klaten).

0 1 16

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam Di SD Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Sukoharjo.

0 1 17

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MI AL-HUDA DURENOMBO KABUPATEN BATANG Pengelolaan Pendidikan Karakter Siswa Mi Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang.

0 1 17

Kata Kunci: Pendidikan, Karakter Latar Belakang - Vol 22 No 2 (2011): Jurnal Tribakti | Jurnal Pemikiran Keislaman

0 0 14