TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR.
TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA
SORA KOTA BOGOR TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan
Seni Tari
Oleh : Arif Ramdan
0900575
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR
Oleh : Arif Ramdan NIM. 0900575
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I
Heny Rohayani, S.Sen., M.Si NIP. 195901121985032001
Pembimbing II
Dra. Sri Dinar Munsan NIP. 195809291988032001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI
Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen., M.Si NIP. 19571018985032001
(3)
Hirup tong saukur bisa ngigel….
Tapi urang kudu apal kumaha carana ngigelkeun hirup jeung
ngigelaan jaman…
.
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua
(4)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tari Langgir Badong Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Didalamnya tidak ada bagian yang termasuk plagiat atau peniruan dari karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan atau penjiplakan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas perhatian saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.
Bandung, Mei 2014 Peneliti,
Arif Ramdan NIM. 0900575
(5)
ABSTRAK
Ramdan, Arif. 2014: TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR. Jurusan Pendidikan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia. Kota yang terkenal dengan sebutan kota hujan merupakan salah satu daerah yang ragam dengan sejumlah kesenian baru maupun seni tradisi, sejumlah pertunjukan rakyat banyak ditampilkan dalam acara peringatan hari jadi kota Bogor diantaranya kesenian wayang
hihid, jipeng, teater rakyat ubrug, dll. Dari beberapa kesenian diatas peneliti
akan melakukan penelitian tentang kesenian rakyat Langgir Badong yaitu merupakan seni pertunjukan yang berasal dari daerah Bogor. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai di antaranya untuk memahami latar belakang dan struktur pertunjukan Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Lokasi sebagai subjek penelitian yaitu di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertunjukan tari Langgir Badong merupakan kesenian rakyat dengan tema kehidupan sekitar antara manusia dengan hewan sebagai simbol dari pertunjukan ini. Hewan kalajengking menjadi objek dalam pertunjukan ini karena kalajengking merupakan hewan berbisa sekaligus mempunyai manfaat sebagai hewan pengurai. Hewan kalajengking yang merasa terusik dengan hadirnya manusia menjadikan inspirasi bagi penggarap dalam menciptakan tarian ini dengan gerak-gerak murni yang diambil dari tingkah laku kalajengking. Namun pada awalnya penggarapan tari Langgir Badong sudah didahului oleh proses penciptaan iringan musik, karena musik iringan Langgir Badong mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai iringan lagu-lagu, sebagai iringan tari Langgir Badong, dan sebagai musik utuh Langgir badong. Dilihat dari penggunaan tata rias dan tata busana, tari Langgir Badong memiliki dua fungsi, pada acara pertunjukan hiburan penggunaan tata busana menggunakan warna hijau sebagai simbol dari alam, dan jika penggunaan tata busana untuk pertunjukan ritual menggunakan warna hitam emas. Propeti yang digunakan pada tari Langgir Badong memiliki keunikan, yaitu alat musik yang digedong menyerupai hewan kalajengking menggunakan alat musik pukul dari bambu berupa kohkol, kecrek, angklung, dogdog, dan hiasan kujang sebagai ekor kalajengking.
Kata kunci : Tari Langgir Badong, Struktur Pertunjukan, Tata Rias, Tata Busana, Properi, dan Iringan musik.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurah limpah kepada junjunan Nabi besar Nabi Muhamad S.A.W. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang sarjana jurusan Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia sebagai langkah awal untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Atas ucapan “Alhamdulillahirabillallamin” tersusunlah skripsi yang berjudul Tari Langgir Badong Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara material maupun secara moril. Oleh karena itu peneliti ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada.
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rezeki, dan kelancaran untuk dapat menikmati pendidikan hingga bangku kuliah sampai dengan penyusunan skripsi.
2. Heny Rohayani, S.Sen.,M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan informasi dan ilmu yang sangat luar biasa.
3. Drs. Sri Dinar Munsan selaku dosen pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan dan memudahkan dalam kelancaran penyusunan skripsi.
4. Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen.,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI Bandung.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staff dan karyawan Jurusan Pendidikan Seni Tari yang telah membantu dalam semua urusan pembelajaran maupun administrasi selama perkulian hingga penyusunan skripsi.
6. Keluarga besar Sanggar Etnika Daya Sora yang telah memberikan kesempatan dan waktunya selama penelitian sebagai objek penelitian.
(7)
7. Mamah, Bapa dan adikku tercinta Aggi Rosan Sadidan yang tak pernah berhenti mendo’akan penulis untuk kelancaran dalam penulisan dan selalu memberikan semangat yang luar biasa dalam setiap mengambil keputusan dan jalan untuk melangkah.
8. A Dian Cuco Morokocodot si ganteng kalem yang senantiasa membantu semua administrasi dan kelancaran selama perkuliahan bahkan sampai penulisan skripsi.
9. Ade Surasa, S.Sen selaku pimpinan dari Sanggar Etnika Daya Sora yang telah memberikan informasi mengenai permasalahan penelitian.
10.Tesya Alvionita yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan menjadi pelaku pada tari Langgir Badong.
11.Papah Armand Debenk sosok papah yang hebat dan motifator bijak yang sangat luar biasa selalu memberikan semangat dan do’a.
12.Ayah dr Sunaryo B Sastradimadja sosok ayah yang hebat dan seorang motifator beliau selalu memberikan masukan, amanat, semangat dan do’a kepada peneliti.
13.Paguyuban Mojang Jajaka Kabupaten Bandung Barat sebagai keluarga baru untuk menimba ilmu kepariwisataan dan seni budaya.
14.SAMBA 7 Management yang telah membantu saya dalam mempelajari ilmu-ilmu seni dan membuat ide-ide brilian dalam membuat karya-karya di dunia Pop Sunda.
15.Teman-teman KKN, PPL, Star 2009, sahabatku (Siska, Tiwe, Dea, Ade, Yuli, Icha, Au, dan Broco Dancer)
16.Sahabatku Power Rangers (Erin, Diena, Enjang, Rifki) yang senantiasa selalu ada bersama-sama dengan peneliti.
17.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Bandung, Mei 2014
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan RumusanMasalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tari ... 8
B. Proses Penciptaan Tari ... 12
C. Unsur-unsur Penciptaan Tari ... 13
D. Unsur Pendukung Tari ... 14
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pendekatan ... 18
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 19
C. Definisi Operasional... 20
(9)
E. Teknik Pengumpulan Data ... 22
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 26
G. Langkah-langkah Penelitian ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30
2. Sanggar Etnika Daya Sora ... 31
3. Latar Belakang Tari Langgir Badong ... 37
4. Struktur Pertunjukan ... 42
5. Koreografi Tari Langgir Badong ... 44
6. Tata Rias dan Tata Busana Tari Langgir Badong ... 79
6.1 Tata Rias... 80
6.2 Tata Busana ... 82
7. Iringan Musik Tari Langgir Badong ... 94
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105
B. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 108
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Logo Kota Bogor ... 31
Gambar 4.2 Logo Sanggar Etnika Daya Sora ... 33
Gambar 4.3 Sanggar Etnika Daya Sora... 33
Gambar 4.4 Tempat Latihan ... 34
Gambar 4.5 Tempat Penyimpanan Properti ... 34
Gambar 4.6 Galieur Pasang ... 45
Gambar 4.7 Gibrig Bahu ... 46
Gambar 4.8 Geol Pakbang ... 47
Gambar 4.9 Mincid Buka Tangan ... 49
Gambar 4.10 Ngaleor ... 49
Gambar 4.11 Galeong ... 51
Gambar 4.12 Silat... 52
Gambar 4.13 Ngusik Langgir ... 53
Gambar 4.14 Langgir Malik Ngusik ... 55
Gambar 4.15 Mincid... 56
Gambar 4.16 Nakol Langgir ... 58
Gambar 4.17 Langgir Oyag ... 59
Gambar 4.18 Ngudag Langgir ... 61
(11)
Gambar 4.20 Dungdung Plak ... 65
Gambar 4.21 Mincid Langgir ... 67
Gambar 4.22 Dungdung Plak II ... 69
Gambar 4.23 Nakol Langgir Mincid ... 70
Gambar 4.24 Icik-icik ... 72
Gambar 4.25 Icik-icik Nyeureud Langgir ... 73
Gambar 4.26 Ngalelewe ... 75
Gambar 4.27 Langgir Ngamuk ... 77
Gambar 4.28 Rias Perempuan Tampak Depan ... 80
Gambar 4.29 Rias Perempuan Tampak Samping ... 80
Gambar 4.30 Rias Laki-laki Tampak Depan... 81
Gambar 4.31 Rias Laki-laki Tampak Samping ... 81
Gambar 4.32 Kebaya ... 82
Gambar 4.33 Apok ... 83
Gambar 4.34 Celana ... 83
Gambar 4.35 Dodot ... 84
Gambar 4.36 Beubeur (Sabuk) ... 84
Gambar 4.37 Coker ... 83
Gambar 4.38 Sanggul ... 83
Gambar 4.39 Bondu Kembang Goyang ... 86
(12)
Gambar 4.41 Bunga ... 87
Gambar 4.42 Bunga Taplok ... 88
Gambar 4.43 Anting ... 88
Gambar 4.44 Busana Tampak Depan... 89
Gambar 4.45 Busana Tampak Belakang ... 89
Gambar 4.46 Kebaya Hitam ... 90
Gambar 4.47 Apok ... 90
Gambar 4.48 Celana ... 91
Gambar 4.49 Busana Tampak Depan... 92
Gambar 4.50 Busana Tampak Belakang ... 92
Gambar 4.51 Baju Langgir ... 92
Gambar 4.52 Celana Kutung ... 93
Gambar 4.53 Iket (Ikat Kepala) ... 93
Gambar 4.54 Busana Tampak Depan... 94
Gambar 4.55 Busana Tampak Samping ... 94
Gambar 4.56 Langgir Badong ... 95
Gambar 4.57 Dogdog ... 96
Gambar 4.58 Celempung ... 96
Gambar 4.59 Kohkol dan Kecrek ... 97
Gambar 4.60 Angklung ... 97
(13)
Gambar 4.62 Keprak ... 98 Gambar 4.63 Panakol Kendang... 99
(14)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan Sanggar ... 35 Tabel 4.2 Susunan Pelaku Seni ... 36 Tabel 4.3 Koreografi Tari Langgir Badong ... 45
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Notasi Tari Langgir Badong ... 110
Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 114
Lampiran 3 Pedoman Observasi ... 115
Lampiran 4 Profil Pemilik Sanggar ... 116
Lampiran 5 Profil Narasumber... 117
Lampiran 6 Profil Pelaku Seni ... 118
Lampiran 7 Dokumentasi Foto... 119
Lampiran 8 Surat Keputusan Judul Skripsi ... 123
(16)
ABSTRAK
Ramdan, Arif. 2014: TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR. Jurusan Pendidikan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia. Kota yang terkenal dengan sebutan kota hujan merupakan salah satu daerah yang ragam dengan sejumlah kesenian baru maupun seni tradisi, sejumlah pertunjukan rakyat banyak ditampilkan dalam acara peringatan hari jadi kota Bogor diantaranya kesenian wayang hihid,
jipeng, teater rakyat ubrug, dll. Dari beberapa kesenian diatas peneliti akan melakukan
penelitian tentang kesenian rakyat Langgir Badong yaitu merupakan seni pertunjukan yang berasal dari daerah Bogor. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai di antaranya untuk memahami latar belakang dan struktur pertunjukan Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Lokasi sebagai subjek penelitian yaitu di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertunjukan tari Langgir Badong merupakan kesenian rakyat dengan tema kehidupan sekitar antara manusia dengan hewan sebagai simbol dari pertunjukan ini. Hewan kalajengking menjadi objek dalam pertunjukan ini karena kalajengking merupakan hewan berbisa sekaligus mempunyai manfaat sebagai hewan pengurai. Hewan kalajengking yang merasa terusik dengan hadirnya manusia menjadikan inspirasi bagi penggarap dalam menciptakan tarian ini dengan gerak-gerak murni yang diambil dari tingkah laku kalajengking. Namun pada awalnya penggarapan tari Langgir Badong sudah didahului oleh proses penciptaan iringan musik, karena musik iringan Langgir Badong mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai iringan lagu-lagu, sebagai iringan tari Langgir Badong, dan sebagai musik utuh Langgir badong. Dilihat dari penggunaan tata rias dan tata busana, tari Langgir Badong memiliki dua fungsi, pada acara pertunjukan hiburan penggunaan tata busana menggunakan warna hijau sebagai simbol dari alam, dan jika penggunaan tata busana untuk pertunjukan ritual menggunakan warna hitam emas. Propeti yang digunakan pada tari Langgir Badong memiliki keunikan, yaitu alat musik yang digedong menyerupai hewan kalajengking menggunakan alat musik pukul dari bambu berupa
kohkol, kecrek, angklung, dogdog, dan hiasan kujang sebagai ekor kalajengking.
Kata kunci : Tari Langgir Badong, Struktur Pertunjukan, Tata Rias, Tata Busana, Properi, dan Iringan musik.
(17)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Budaya merupakan suatu pola hidup yang menyeluruh. Budaya juga bersifat abstrak, bebas, dan luas. Sehingga berbagai aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Menurut Tylor (2008) dalam Pramesti Fajar wulan dengan judul Citra Wayang Pada Tari Arimbi Karya Iyus Rusliana, bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang komplek, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagi anggota masyarakat. Namun dalam kebudayaan saat ini banyak sekali perubahan-perubahan yang disebabkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, dimana masyarakat dituntut untuk mengikuti situasi dan keadaan saat ini, yang dengan tidak sadar sedikit demi sedikit nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan semakin berubah. Akulturasi menjadi penyebab utama dalam perubahan kebudayaan dimana kedua kebudayaan bercampur antara masyarakat yang mempunyai kebudayaan tertentu dengan kebudayaan lain sehingga terjadi perubahan pola kebudayaan, namun tidak menghilangkan unsur tradisi dari kedua kebudayaan tersebut. Proses akulturasi terjadi pada beberapa kesenian didaerah kita seperti Tari Jaipong, Tari Topeng, Wayang Wong.
Jawa Barat merupakan suatu daerah yang terkenal dengan seribu seni dan budayanya, dari berbagai ragam kesenian yang terdapat di Jawa Barat mempunyai ciri dan karakter tersendiri yang sesuai dengan kreativitas para seniman Jawa Barat. Beberapa hal yang menjadi cerminan dari kesenian serta identitas suatu etnis daerahnya yaitu keadaan ekonomi masyarakat, letak geografis, dan pola kegiatan kesehariannya. Seperti kesenian Jaipong Pantura dengan karakteristik lincah dengan latar belakang pantai dan kondisi cuaca yang panas, lalu kesenian
(18)
menjadi ciri khas kesenian tersebut terlahir di daerah yang jauh dengan keramaian, dan suasana pantai. Dari semua jenis kesenian yang ada di Jawa Barat tentunya tidak terlepas dari keterkaitan tari tradisi yang terlebih dahulu berkembang di masyarakat, sehingga dalam pembuatan atau pencipatan sebah tarian baru ada sebuah pembelajaran yang dapat membedakan antara pencpitaan koreografer satu dengan yang lainnya, Endang Caturwati mengatakan bahwa, “Kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas individu atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru” (2007 : 65).
Kota yang terkenal dengan sebutan kota hujan merupakan salah satu daerah yang ragam dengan sejumlah kesenian baru maupun seni tradisi, sejumlah pertunjukan rakyat banyak ditampilkan dalam acara peringatan hari jadi kota Bogor diantaranya kesenian wayang hihid, jipeng, teater rakyat ubrug, dll. Dari beberapa kesenian diatas peneliti akan melakukan penelitian tentang kesenian rakyat Langgir Badong yaitu merupakan seni pertunjukan yang berasal dari daerah Bogor tepatnya di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW 04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.
Keragaman seni dan budaya yang terdapat di kota Bogor menjadikan kota terlahir dengan para seniman yang kreatif. Penciptaan sebuah karya terlihat dari berbagai jenis tarian baru dan berdirinya wadah para seniman di kota ini. Terdapat beberapa sanggar-sanggar tari di kota Bogor yang mengajarkan berbagai jenis tari, mulai dari tari tradisi sampai tari kreasi. Perolehan data tersebut dipeoleh dari Disbudpar kota Bogor dimana terdapat lebih dari puluhan sanggar tari di kota Bogor yang tetap eksistensi dengan karya-karya para koreografernya. Salah astu sanggar tari yang masih tetap eksis dikota Bogor yaitu Sanggar Etnika Daya Sora (EDAS). Sanggar tari ini merupakan wadah bagi para seniman-seniman kota Bogor yang ingin mengekspresikan karya mereka baik di dunia tari maupun musik.
Produktivitas dari Sanggar Etnika Daya Sora dalam menciptakan tari-tarian baik musik dan lagu-lagunya mendapatkan respon positif dari masyarakat dengan ciri khas musik yang menggunakan Alunan Musik Bambu (ARUMBA) menjadi
(19)
daya tarik bagi para penikmatnya sekaligus menjadi musik pengiring dari tari-tarian yang diciptakan oleh sanggar ini, termasuk petunjukan tari Langgir Badong yang menggunakan iringan musik arumba. Awalnya kesenian Langgir Badong merupakan sebuah inovasi dalam komposisi musik yang hadir dikalangan masyarakat yang biasanya dilaksanakan pada acara-acara tertentu seperti perayaan hari jadi Kota Bogor, acara pernikahan, khitanan, bahkan digunakan sebagai acara ritual. Beberapa contoh tarian yang diajarkan oleh Sanggar Etnika Daya Sora adalah tari Lodong Bogor, tari Langgir Badong, tari Gambang Katung, tari
Wayang Hihid, dan tari Patok Jajar.
Langgir Badong merupakan kesenian asal Kota Bogor yang memiliki
karakteristiknya sesuai dengan pendidikan “Kita harus bersahabat dengan alam, makanya bambu di Bogor melimpah ruah mudah didapat, gampang dibuat dan fleksibel untuk dibuat menjadi alat seni. Selain itu kita ketahui, mulai dari alat dapur sampai yang mengantar kita kemerdekaan juga terbuat dari bambu yaitu tombak. Filosipi bambu sangat sederhana fleksibelitas, dan multiguna. Sehingga dari kesederhanaan itu anak-anak diberikan pendekatan alam melalui bambu”. (Wawancara : Ade Suarsa, pendiri Sanggar Etnika Daya Sora, 15 November 2013).
Kesenian Langgir Badong merupakan karya ke 2 ditahun 2009 dari Sanggar Etnik Daya Sora yang diciptakan oleh Tesya Alvionita, sebelumnya Sanggar Etnika Daya Sora telah menciptakan beberapa tarian sampai saat ini diantaranya: 1. Lodong Bogor pada tahun 2008
2. Langgir Badong pada tahun 2009 3. Gambang Katung pada tahun 2009 4. Wayang Hihid pada tahun 2010 5. Patok Jajar pada tahun 2011
Kesenian Langgir Badong adalah sebuah kesenian dengan karakteristiknya sesuai dengan pendidikan sehingga kesenian ini dijadikan bahan ajar disalah satu sekolah di Kota Bogor. Karena dengan latar belakang tarian ini terisnpirasi dari hewan kalajengking sebagia hewan pengurai dan menggunakan bahan dasar bambu baik dari alat musik pengiring, proferti yang digunakan, sampai sebagian
(20)
kostum mengunakan bahan dasar dari alam maka banyak hal yang menjadi bahan edukasi untuk siswa. Sehingga kesenian rakyat Langgir Badong ini dijadikan sebuah bahan ajar dalam pendidikan formal. Keberadaan tari Langgir Badong dapat dikatakaan populer dikalangan Kota Bogor meskipun termasuk karya baru. Karena setiap acara-acara yang diselenggarakan di Kota Bogor tarian ini selalu disajikan dengan harapan dapat diapresiasi oleh masyarakat, karena ini merupakan jenis tari kreasi baru yang dikemas dengan sentuhan dan cita rasa baru sehingga bisa menjadi suguhan bagi para penikmatnya. Seperti yang dikatakan oleh Arthur S Nalan (1996 : 11) dalam skripsi Mega Prawira Utami bahwa:
Hasil ciptaan-ciptaan tari yang muncul sekitartahun 1950-an kerap kali disebut dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan tari yang hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama, serta tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai adanya pembaharuan-pembaharuan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut kesenian yang terdapat di Kota Bogor yaitu kesenian Langgir Badong untuk mengetahui sejarah, latar belakang, dan bentuk pertunjukan secara utuh. Peneliti berusaha melihat dan meneliti lebih jauh untuk mendapatkan infomasi serta dokumentasi yang lebih jelas mengenai pertunjukan tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor. Berangkat dari hal tersebut peneliti mengangkat topik mengenai salah satu kesenian yang terdapat di Sanggar Etnika Daya Sora denga judul penelitian “Tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota
Bogor Timur”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti berupaya untuk membatasi masalah-masalah yang akan diteliti agar lebih terarah dan terfokus dengan merumuskannya dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora? 2. Bagaimana bentuk struktur pertunjukan tari Langgir Badong di Sanggar
(21)
C. Tujuan Penelitian
Menjawab dan memecahkan masalah merupakan tujuan utama yang dilakukan peneliti. Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, Berikut adalah uraian tujuan penelitian yang dilakukan secara rinci. 1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk :
Mengetahui dan menjelaskan tari Langgir Badong sebagai salah satu kesenian dari daerah Kota Bogor yang memiliki ciri khas baik dari latar belakang, struktur pertunjukan, tata busana, tata rias, properti, dan iringan musik serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk peneliti ataupun kegiatan ilmiah lainnya. 2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Memperoleh data dan mendeskripsikan latar belakang Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora
b. Mendeskripsikan pertunjukan Langgir Badong yang meliputi struktur dan makna gerak, tata rias, tata busana, properti, dan iringan musik Langgir
Badong.
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang peneliti dapatkan dari penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik berupa manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam pengembangan ilmu, yakni melestarikan kesenian Langgir Badong sebagai salah satu khasanah warisan budaya tradisi di Kota Bogor.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Sanggar Etnika Daya Sora
Mudah-mudahan masyarakat dapat mengenal kesenian Langgir Badong karena ini merupakan penelitian pertama kesenian tersebut dan motivasi
(22)
untuk lebih berkreasi dan mengembangkan kualitas bagi Sanggar Etnika Daya Sora.
b. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bogor
Memberdayakan kesenian Langgir Badong sebagai salah satu aset wisata bagi pemerintah Bogor dan sebagai objek promosi kesenian yang baru diciptakan..
c. Civitas Akademik Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Menambahkan sumber/referensi yang dapat dijadikan bahan kajian dan bahan bacaan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari maupun seluruh civitas akademik UPI Bandung.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisikan urutan penelitian yang dilakukan peneliti dari setiap bab. Adapun rinciannya seperti berikut:
BAB I PENDAHULUAN; Bab I merupakan langkah awal yang harus ditempuh oleh peneliti, yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi.
BAB II KAJIAN TEORETIS; Bab II berisikan tentang teori-teori yang menguatkan terhadap penelitian ini, yang terdiri dari teori seni pertujukan, teori bentuk penyajian, teori struktur gerak, teori tata rias, teori tata busna, teori properti, dan teori musik tari Langgir Badong.
BAB III METODE PENELITIAN; Bab III memaparkan tentang lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, instrumen penellitian, teknik pengumpulan data. Dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Dan tahap selanjutnya peneliti akan memaparkan penelitian yaitu pra penelitian, pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian. Langgir Badong yang didalamnya terdapat beberapa bagian, yang meliputi pendukung pertujukan, struktur gerak, struktur pertunjukan, rias, busana, properti, dan musik iringan.
(23)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN; Bab V merupakan bab terakhir yang bersikan kesimpulan dari penelitian serta rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. Bagian akhir terdapat daftar pustaka serta lampiran.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; Bab IV memaparkan hasil dan pembahasan penelitian yang diperoleh dari lapangan, yang meliputi gambaran umum Kota Bogor, tari Langgir Badong, struktur penyajian tari
(24)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pendekatan
Dalam sebuah penelitian metode adalah sebuah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang diperoleh peneliti yang erat kaitannya dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Dalam suatu penelitian metode menjadi peran utama dan memegang peranan yang sangat penting. Metode sangat erat kaitannya dengan suatu prosedur, proses dan teknik yang sistematis dalam penelitian suatu ilmu tertentu untuk mendapatkan hasil objek yang diteliti. Berdasarkan pembahasan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode dalam penelitian ini dianggap sesuai dengan apa yang akan dilakukan oleh peneliti unutk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan subjek dan objek yang akan diteliti. Dengan menggunakan metode ini peneliti dapat memecahkan suatu masalah dengan jalan mengumpulkan data menggambarkan kembali, menguraikan, dan memaparkan suatu masalah sebagaimana adanya untuk mengidentifikasi tentang data yang telah dikumpulakan dari lapangan. Dengan tujuan untuk membuat gambaran-gambaran yang akurat mengenai fakta dan ciri khas dari objek penelitian.
Metode ini diambil peneliti atas dasar pertimbangan bahwa permasalahan yang diteliti adalah permasalahan saat ini, dengan cara mengumpulkan data, menyusun, dan menganalisisnya. Dan data yang tersedia diterima apa adanya tanpa dikurangi atau ditambah sedikit pun.
Hal ini dijelaskan oleh Sudjana (1989 : 69) dalam skripsi Ajeng Ginanjar Riswanti mengatakan bahwa:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kelajdian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskripif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
(25)
Pendapat lain, mengemukanan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme,digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan ssampel sumber datadilakukan secara
purposive dan snowbaal teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan)
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi. Sugiono. (2012 : 9)
Dari paparan di atas bahwa peneliti diharapkan dapat mendeskripsikan semua hal yang berkaitan dengan masalah yang terdapat pada tari Langgir Badong di Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu penjelasan mengenian lokasi atau wilayah dimana peneliti melakukan penelitian. Adapun lokasi dan subjek penelitian yang akan diteliti yaitu sebagai berikut.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan suatu wilayah yang digunakan peneliti untuk meneliti suatu objek yang memiliki karakteristik untuk dipelajari dan menjadi tempat penelitian yang menghasilkan kesimpulan. Lokasi tari Langgir Badong yang menjadi suatu objek atau subjek penelitian bertempat di sanggar Etnik Daya Sora di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW 04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.
2. Subjek Penelitian
Peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena kota Bogor mempunyari suatu karakteristik yang kuat dengan sebuah kesenian yang tumbuh dan berkembang di lokasi setempat. Dan tari Langgir Badong ini merupakan karya ke dua di tahun 2009 yang diciptakan oleh Ade Suarsa yang sebelumnya telah melahirkan karya dan berlanjut pada karya-karya ditahun berikutnya, di antaranya: Lodong Bogor, Gambang Katung, Wayang Hihid, Patok Jajar.
Subjek penelitian yang diambil oleh peneliti yaitu tari Langgir Badong. Alasan dipilihnya tari Langgir Badong sebagai subjek penelitian karena tarian ini mempunyai karakteristik kuat dengan latar belakang dari tingkah laku hewan
(26)
kalajengking dengan keberadaannya dihutan dan objek bambu yang menjadi ciri khas dari tari Langgir Badong. Maka peneliti tertarik untuk meneliti tari Langgir
Badong yang terdapat di sanggar Etnik Daya Sora sebagai lokasi dan sampel
penelitian.
C. Definisi Operasioal
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperjelas istilah terhadap judul penelitian yang diangkat yaitu Tari Langgir Badong di Sanggar
Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur, maka peneliti memberikan batasan istilah
yang terdapat dalam judul penelitian, diantaranya:
a. Pertunjukan adalah suatu karya seni yang didalamnya terdapat aksi individual dan kelompok, tempat, ruang dan waktu tertentu
b. Langgir Badong adalah seni pertunjukan rakyat yang terdiri dari penari
Langgir dan penabuh alat musik, beberapa alat musik (waditra) pendukung musik dan lagu
c. Kota Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasan dengan Kota Depok dan Cianjur.
Berdasarkan batasan istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terfokus pada tari Langgir Badong yang terdapat di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW 04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.
D. Instrumen Penelitian
Instrument merupakan alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti. Sebelum melakukan penelitian objek pada lokasi yang telah ditentukan sehingga dengan adanya panduan tersebut peneliti akan lebih terfokus dengan pembahasan. Beberapa panduan yang harus disiapkan oleh peneliti diantaranya pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, dan pedoman pustaka.
Sekaitan dengan hal tersebut, Sugiyono (2011 : 305) mengungkapkan bahwa: Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya. Peneliti kualitatf sebagai human insttrumen, berfungsi
(27)
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Dari pernyataan di atas, menjelaskan bahwa penelitian kualitatif pada awalnya sebuah permasalahan belum terpecahkan dan belum memiliki kepastian, maka yang menjadi instrument dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Namun jika permasalahan yang dipelajari sudah menemukan kejelasan maka dapat dikembangkan suatu instrument.
Adapun instrument yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain: 1. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti akan melakukan studi pendahuluan untuk melakukan sebuah penelitian. Wawancara ini ditujukan untuk memperoleh data yang diinginkan dengan cara mewawancarai langsung kepada narasumber, dengan mengajukan beberapat pertanyaan yang dapat menghasilkan sebuah informasi untuk menemukan sebuah permasalahan yang dicari oleh peneliti. Terdapat beberapa macam teknik wawancara, namun dalam penelitian ini penliti menggunakan teknik wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tak berstruktur (unstructured interview) dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pencipta tari Langgir Badong sekaligus pemilik Sanggar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diungkapkan Sugiono (2011 : 319-320) bahwa:
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang telah diperoleh. Sedangkan wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggnakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-gsris besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Informasi yang deiperoleh tidak hanya dilakukan wawancara kepada narasumber yang menciuptakan tarian Langgir Badong, namun dilakukan juga kepada masyarakat setempat untuk memdapatkan informasi sejauh mana masyarakat setempat mengetahui keberadaan dan eksistensi tari Langgir Badong itu sendiri.
(28)
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Dari pernyataan di atas, menjelaskan bahwa penelitian kualitatif pada awalnya sebuah permasalahan belum terpecahkan dan belum memiliki kepastian, maka yang menjadi instrument dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Namun jika permasalahan yang dipelajari sudah menemukan kejelasan maka dapat dikembangkan suatu instrument.
Adapun instrument yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain: 2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti akan melakukan studi pendahuluan untuk melakukan sebuah penelitian. Wawancara ini ditujukan untuk memperoleh data yang diinginkan dengan cara mewawancarai langsung kepada narasumber, dengan mengajukan beberapat pertanyaan yang dapat menghasilkan sebuah informasi untuk menemukan sebuah permasalahan yang dicari oleh peneliti. Terdapat beberapa macam teknik wawancara, namun dalam penelitian ini penliti menggunakan teknik wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tak berstruktur (unstructured interview) dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pencipta tari Langgir Badong sekaligus pemilik Sanggar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diungkapkan Sugiono (2011 : 319-320) bahwa:
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang telah diperoleh. Sedangkan wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggnakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-gsris besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Informasi yang deiperoleh tidak hanya dilakukan wawancara kepada narasumber yang menciuptakan tarian Langgir Badong, namun dilakukan juga kepada masyarakat setempat untuk memdapatkan informasi sejauh mana masyarakat setempat mengetahui keberadaan dan eksistensi tari Langgir Badong itu sendiri.
(29)
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa data berupa pengamatan secara langsung dari lokasi penelitian yang berkaitan langsung dengan pertunjukan tari Langgir Badong yang terdapat di Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor. Dihapkan dengan melakukan observasi peneliti mendapatkan sejumlah data yang nantinya akan dianalisis.
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti melalui dua tahap dimana pada tahapan awal peneliti melakukan survey atau pengamatan awal yang dilakukan pada bulan November 2013 yang bertempat dikediaman Bp Ade Suarsa selaku pemilik sanggar sekaligus pencipta tari Langgir Badong. Pada tahap awal peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui letak geografis Sanggar Etnik Daya Sora dan sasaran penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan pemilihan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti dan mengidentifikasinya.
Observasi selanjutnya peneliti melakukan observasi atau pengamatan yang lebih memfokuskan kepada objek yang diteliti mengenai latar belakang, bentuk penyajian tari Langgir Badong, dll. Observasi ini masih dilakukan di Sanggar Etnik Daya Sora dengan melakukan observasi juga kepada pelaku seni yang tergabung dalam tari Langgir Badong, beserta observasi kepada masyarakat setempat.
b. Wawancara
Menurut Arikunto (2006 : 129) wawancara harus dilakukan secara efektif, artinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya. Bahasanya harus jelas, terarah, suasana harus tetap nyaman, santai agar data diperoleh data yang obyektif dan dapat dipercaya. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dari objek yang diteliti berupa hasil wawancara (interview) dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan memberikan pertanyaan yang sama kepada responden.
(30)
Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan jenis wawancara terstruktur dan tak berstruktur sehingga peneliti mendapatkan informasi yang diajukan untuk narasumber mendapatkan infromasi yang jelas. Adapun narasumber yang diwawancarai oleh peneliti sebagai berikut.
1. Ade Suarsa. S.Sn., sebagai penata musik, sekaligus pimpinan dari Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor. Informasi lebih lanjut yang akan diteliti dengan Ade Suarsa untuk mengetahui proses penciptaan musik dan Sanggar Etnika Daya Sora.
2. Tesya Alvionita. sebagai koreografer sekaligus pelaku seni dan salah satu anggota dari Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor. Yang akan diteliti mengenai sejarah, latar belakang dan informasi mendalam mengenai tari
Langgir Badong.
3. Informasi diperoleh dari wawancara dengan narasumber berupa sejarah singkat, sekilas mengenai sanggar, unsur-unsur pendukung tari, dan gambaran umum dari pertunjukan Langgir Badong.
Kegiatan wawancara telah dilakukan oleh peneliti dengan narsumber dalam penelitian yaitu.
1. Minggu, 15 November 2013 proses pengenalan antara peneliti dengan narasumber, sekaligus survey lapangan untuk mengetahui letak dari Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor.
2. Sabtu, 21 Desember 2013 melihat pertunjukan Langgir Badong dalam acara Rumah Budaya Nusantara 2013 Cihideung Kabupaten Bandung Barat.
3. Senin, 23 Desember 2013 peneliti kembali mendatangi Sanggar Etnik Daya Sora untuk melakukan wawancara secara mendalam tentang tari Langgir Badong mengenai latarbelakang, sejarah, proses awal penciptaan tari, dan unsur-unsur pendukung tari.
4. Selasa, 24 Desember 2013 melihat proses latihan sekaligus menanyakan informasi mengenai musik iringan, properti, tata rias, dan tata busana yang digunakan dalam tari Langgir Badong.
5. Sabtu, 28 Desember 2013 pendataan alat musik, properti, tata rias dan tata busana dengan mengambil gambar menggunakan kamera, sekaligus survey
(31)
kepada masyarakat sekitar Sanggar mengenai pengetahuan dan respon dari tari Langgir Badong.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti secara bertatap muka langsung dengan narasumber guna mendapatkan infromasi yang akurat dan jelas mengenai tari Langgir Badong.
c. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan-catatan sejarah awal atau peristiwa yang sudah berlalu, berupa karya seseorang, gambar, tulisan atau pun arsip-arsip. Dan dokumentasi merupakan suatu kegiatan studi kearsipan mengenai buku-buku, laporan, bahkan kegiatan laporan dokumenter dari film-film yang relevan.
Kegiatan dokumentasi ini dilakukan untuk memperjelas data dari paparan penelitian yang merupakan pelengkap dari sebuah metode observasi dan wawancara. Sehingga hasil dari penelitian menghasilkan data yang kredibel atau dapat dipercaya dengan menggunakan media kamera untuk pengambilan gambar,
tipe record, dan handycam selama kegiatan penelitian berlangsung.
d. Studi Literatur
Studi literatur merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk dijakdikan sebagai bahan rujukan atau referensi sebuah penelitian. Sebagai contoh beberapa referensi atau sumber bacaan seperti buku-buku, jurnal, dan artikel.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti berusaha untuk mendatangi beberapa tempat sumber bacaan seperti perpustakaan UPI, perpustakaan STSI, perpustakaan daerah Jawa Barat, dan beberapa tempat yang menyediakan sumber bacaan sebagai pendukung dalam penelitian yang dilakukan. Beberapa sumber bacaan yang dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini adalah:
1. Tari Sunda Dulu, Kini, dan Esok karangan Tati Narawati. Buku ini membantu
peneliti dalam pengertian dan unsur-unsur tari.
2. Rias dan Busana Tari Sunda karangan Endang Caturwati. Dimana buku ini
membantu peneliti untuk mengetahui pemaparan dalam teknik rias dan busana dalam sebuah petunjukan.
(32)
3. Penciptaan Tari Sunda karangan Iyus Rusliana.Buku ini membantu peneliti
memahami tentang unsur-unsur penciptaan tari.
4. Metode Penelitian Pendidikan karangan Sugiyono. Yang membantu peneliti
dalam pengguanaan metode selama proses pengumpulan dan pengolahan data.
Selain buku-buku di atas, terdapat beberapa buku literatur lain sebagai bahan referensi, dan lebih jelasnya buku sumber sebagai bahan literatur dalam penelitian ini terdapat dalam daftar pustaka.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi pustaka selanjutnya dianalisis sesuai dengan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu deskriptif analisis. Kemudian melakukan beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti dengan cara membuat catatan, mengkaji, dan mengolahnya sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang mudah difahami dan mendapatkan realibitas dan validitasnya. Adapun langkah-langkah yang diilakukan peneliti dalam melakukan pengolahan data sebagai berikut:
1. Penyusunan data sesuai dengan permasalahan
2. Mengumpulkan, menyesuaikan data yang telah diperolah dilapangan berupa data tertulis dan hasil wawancara dari beberapa narasumber
3. Menyimpulkan dari hasil data yang telah dikumpulkan dan telah disusun Kasmahidayat (2010 : 66) mengatakan bahwa” analisis data penelitian budaya merupakan tahapan pengolahan seluruh proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan, dan dokumentasi yang telah terkumpul, untuk melahirkan kedalaman analisis dalam penelitian”. Dalam sebuah penelitian analisis data digunkan secara mendalam dan menyeluruh termasuk pemaparan kaidah-kaidah penelitian. Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data diantaranya:
1. Reduksi data 2. Penyajian data
(33)
3. Menarik kesimpulan
Pengujian keabsahan dan kreabilitas dalam sebuah penelitian dilakuakn dengan cara pengecekan data kepada sumber yang sama. Teknik pengumplan data yang digunakan oleh peneliti yaitu meggunakan triangulasi. Sugiono (2011 : 330) mengatakan bahwa ”triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya penelitian mengumpulkan data yang sekaligus menguji kreadibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbgai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data”.
F. Langkah-langkah Penelitian
1. Pra Penelitian a. Survei
Peneliti melakukan langkah awal dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada awal bulan Novenber 2013 di Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor Timur. Peneliti melakukan survey untuk mengetahui lokasi dan subjek dari penelitian yang diteliti mengenai tari Langgir Badong.
b. Perumusan Judul dan Topik Penelitian
Setelah melakukan tahap penyurveian untuk menentukan lokasi dan subjek penelitian, selanjutnya peneliti menentukan judul dan masalah-masalah yang diajuakan kepada dewan skripsi sesuai dengan topik penelitian. Adapun judul yang telah disetujui ialah: “Tari Langgir Badong di Sanggar Etnik Daya Sora
Kota Bogor Timur”.
c. Penyususnan dan Sidang Proposal
Tahap selanjutnya setelah menentukan judul dan rumusan masalah peneliti melakukan sidang proposal yang dilaksanakan Oktober 2012, yang menghasilkan persetujuan atas judul dan objek yang diteliti. Kritik dan saran hasil siding proposal dijadikan acuan dan diolah kembali dalam bentuk revisi gunan mendapatkan data yang akurat.
(34)
d. Penyelesaian Administrasi Penelitian
Menyadari pentingnya peneliti sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian yaitu mempersiapakan segala sesuatu yang berkaitan dengan administrasi sperti surat izin penelitian dari Rektorat Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia, surat keputusan penentuan pembimbing, dan lainnya.
e. Penentuan Instrumen Penelitian
Untuk menentukan data apa saja yang dibutuhkan, peneliti bertolak kepada pertanyaan dalam rumusan masalah. Sehingga peneliti dapat mempersiapakan hal apa saja yang mendukung pengumpulan data untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian secara valid, realibel, dan objektif.
2. Pelaksanan Penelitian a. Pengumpulan Data
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data guna mendapatkan seluruh informasi yang valid dari narasumber secara langsung dengan teknik wawancara pada bulan Desember 2013 kepada pemilik Sanggar Etnik Daya Sora, pencipta tari Langgir Badong, pelaku tari, dan pemusik. Studi litelatur dan studi dokumentasi yang digunakan oleh peneliti yaitu di Sanggar Entik Daya Sora, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, studi pustaka, dan sumber bacaan lain. Data tersebut dicari guna mendapatkan data yang valid untuk mempertanggung jawabkan kebenarannya mengenai tari Langgir Badong di Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor Timur.
b. Pengolahan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti melakukan pengumpulan data dengancara terjun langsung kelapangan untuk mendapatkan informasi lalu mengolahnya dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang berlangsung di Sanggar Etnik Daya Sora, lalu dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis dan disesuaikan dengan keperluan penelitian. Setelah melakukan hal tersebut akan diperoleh uraian yang kemudian akan disusun dan dijadikan bahan penelitian.
(35)
3. Penulisan Laporan Penelitian
Dalam penulisan laporan penelitian ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Data yang telah dikumpulkan dan diolah selanjutnya dianalisis, disusun berdasarkan pertanyaan penelitian dan dikelompokan untuk dijadikan laporan penelitian.
b. Selanjutnya data yang telah terkumpul disusun menjadi bagian-bagian bab yang sesuai dengan sistematika penulisan.
c. Peneliti menggunakan buku Pendoman Penelitian Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2013.
d. Dalam penulisan laporan dan penyusunan penelitian tidak lepas dari proses bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi untuk memperbaiki kekurangan dan merevisi jika terjadi kesalahan untuk menghasilkan laporan penelitian yang sempurna.
e. Setelah semua tersusun secara sistematis dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil data keseluruhan dari mulai bab I dampai bab IV.
(36)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Caturwati, Endang. (1997). Tata Rias dan Busana tari Sunda. Bandung. STSI Press
_______________. (2007). Tari Tatar Sunda. Bandung : STSI Press
Fajar, Pramesti. (2011). Citra Wayang Pada Tari Arimbi Karya Iyus Rusliana Bandung (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Hadi, Y S. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta : PUSTAKA.
Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama dalam Transformasi Budaya. Bandung : CV. Bintang Wali Artika.
Kuswanti, Imas Ayu. (2013). Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Murgianto, Sal. (1993). Ketika Cahaya Merah Memudar. Jakarta : Deviri Ganan. Nalan, Arthur S. (1996). Kapita Selekta Tari. Bandung. : STSI Press Bandung
Pamadhi, Hadjar. dkk. (2008) Pendidikan Seni di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Rosala, Dedi. dkk. (1999). Pengetahuan Tari dan Drama Sebuah Pengantrar. Bandung : Daya Mandiri Grafika.
Rusliana, Iyus. (2008). Penciptaan Tari Sunda. Bandung : Etno Teather Publisher. ___________. (1982). Pendidika Seni Tari. Bandung : Angkasa.
Sediawati, Edi. dkk. (1986). Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa Masalah
Tari. Jakarta : Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soedarsono, R.M. (1976). Pengantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta : Akademi Seni Tari Indonesia.
(37)
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Utami, Mega Prawita. (2011). Tari Lenggang Nyai di Sanggar Laboratorium Tari
Indonesia (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
[online].Tersedia:www.google.com/search?q=lambang+kota+bogor&biw=1024 &bih, [11 Maret 2014].
(1)
3. Penciptaan Tari Sunda karangan Iyus Rusliana.Buku ini membantu peneliti memahami tentang unsur-unsur penciptaan tari.
4. Metode Penelitian Pendidikan karangan Sugiyono. Yang membantu peneliti dalam pengguanaan metode selama proses pengumpulan dan pengolahan data.
Selain buku-buku di atas, terdapat beberapa buku literatur lain sebagai bahan referensi, dan lebih jelasnya buku sumber sebagai bahan literatur dalam penelitian ini terdapat dalam daftar pustaka.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi pustaka selanjutnya dianalisis sesuai dengan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu deskriptif analisis. Kemudian melakukan beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti dengan cara membuat catatan, mengkaji, dan mengolahnya sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang mudah difahami dan mendapatkan realibitas dan validitasnya. Adapun langkah-langkah yang diilakukan peneliti dalam melakukan pengolahan data sebagai berikut:
1. Penyusunan data sesuai dengan permasalahan
2. Mengumpulkan, menyesuaikan data yang telah diperolah dilapangan berupa data tertulis dan hasil wawancara dari beberapa narasumber
3. Menyimpulkan dari hasil data yang telah dikumpulkan dan telah disusun Kasmahidayat (2010 : 66) mengatakan bahwa” analisis data penelitian budaya merupakan tahapan pengolahan seluruh proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan, dan dokumentasi yang telah terkumpul, untuk melahirkan kedalaman
analisis dalam penelitian”. Dalam sebuah penelitian analisis data digunkan secara mendalam dan menyeluruh termasuk pemaparan kaidah-kaidah penelitian. Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data diantaranya:
1. Reduksi data 2. Penyajian data
(2)
3. Menarik kesimpulan
Pengujian keabsahan dan kreabilitas dalam sebuah penelitian dilakuakn dengan cara pengecekan data kepada sumber yang sama. Teknik pengumplan data yang digunakan oleh peneliti yaitu meggunakan triangulasi. Sugiono (2011 : 330)
mengatakan bahwa ”triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya penelitian mengumpulkan data yang sekaligus menguji kreadibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbgai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data”.
F. Langkah-langkah Penelitian 1. Pra Penelitian
a. Survei
Peneliti melakukan langkah awal dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada awal bulan Novenber 2013 di Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor Timur. Peneliti melakukan survey untuk mengetahui lokasi dan subjek dari penelitian yang diteliti mengenai tari Langgir Badong.
b. Perumusan Judul dan Topik Penelitian
Setelah melakukan tahap penyurveian untuk menentukan lokasi dan subjek penelitian, selanjutnya peneliti menentukan judul dan masalah-masalah yang diajuakan kepada dewan skripsi sesuai dengan topik penelitian. Adapun judul yang telah disetujui ialah: “Tari Langgir Badong di Sanggar Etnik Daya Sora
Kota Bogor Timur”.
c. Penyususnan dan Sidang Proposal
Tahap selanjutnya setelah menentukan judul dan rumusan masalah peneliti melakukan sidang proposal yang dilaksanakan Oktober 2012, yang menghasilkan persetujuan atas judul dan objek yang diteliti. Kritik dan saran hasil siding proposal dijadikan acuan dan diolah kembali dalam bentuk revisi gunan mendapatkan data yang akurat.
(3)
d. Penyelesaian Administrasi Penelitian
Menyadari pentingnya peneliti sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian yaitu mempersiapakan segala sesuatu yang berkaitan dengan administrasi sperti surat izin penelitian dari Rektorat Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia, surat keputusan penentuan pembimbing, dan lainnya.
e. Penentuan Instrumen Penelitian
Untuk menentukan data apa saja yang dibutuhkan, peneliti bertolak kepada pertanyaan dalam rumusan masalah. Sehingga peneliti dapat mempersiapakan hal apa saja yang mendukung pengumpulan data untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian secara valid, realibel, dan objektif.
2. Pelaksanan Penelitian a. Pengumpulan Data
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data guna mendapatkan seluruh informasi yang valid dari narasumber secara langsung dengan teknik wawancara pada bulan Desember 2013 kepada pemilik Sanggar Etnik Daya Sora, pencipta tari Langgir Badong, pelaku tari, dan pemusik. Studi litelatur dan studi dokumentasi yang digunakan oleh peneliti yaitu di Sanggar Entik Daya Sora, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, studi pustaka, dan sumber bacaan lain. Data tersebut dicari guna mendapatkan data yang valid untuk mempertanggung jawabkan kebenarannya mengenai tari Langgir Badong di Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor Timur.
b. Pengolahan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti melakukan pengumpulan data dengancara terjun langsung kelapangan untuk mendapatkan informasi lalu mengolahnya dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang berlangsung di Sanggar Etnik Daya Sora, lalu dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis dan disesuaikan dengan keperluan penelitian. Setelah melakukan hal tersebut akan diperoleh uraian yang kemudian akan disusun dan dijadikan bahan penelitian.
(4)
3. Penulisan Laporan Penelitian
Dalam penulisan laporan penelitian ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Data yang telah dikumpulkan dan diolah selanjutnya dianalisis, disusun berdasarkan pertanyaan penelitian dan dikelompokan untuk dijadikan laporan penelitian.
b. Selanjutnya data yang telah terkumpul disusun menjadi bagian-bagian bab yang sesuai dengan sistematika penulisan.
c. Peneliti menggunakan buku Pendoman Penelitian Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2013.
d. Dalam penulisan laporan dan penyusunan penelitian tidak lepas dari proses bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi untuk memperbaiki kekurangan dan merevisi jika terjadi kesalahan untuk menghasilkan laporan penelitian yang sempurna.
e. Setelah semua tersusun secara sistematis dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil data keseluruhan dari mulai bab I dampai bab IV.
(5)
ARIF RAMDAN, 2014
Tari Langgir Badong Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Caturwati, Endang. (1997). Tata Rias dan Busana tari Sunda. Bandung. STSI Press
_______________. (2007). Tari Tatar Sunda. Bandung : STSI Press
Fajar, Pramesti. (2011). Citra Wayang Pada Tari Arimbi Karya Iyus Rusliana Bandung (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Hadi, Y S. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta : PUSTAKA.
Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama dalam Transformasi Budaya. Bandung : CV. Bintang Wali Artika.
Kuswanti, Imas Ayu. (2013). Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Murgianto, Sal. (1993). Ketika Cahaya Merah Memudar. Jakarta : Deviri Ganan. Nalan, Arthur S. (1996). Kapita Selekta Tari. Bandung. : STSI Press Bandung
Pamadhi, Hadjar. dkk. (2008) Pendidikan Seni di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Rosala, Dedi. dkk. (1999). Pengetahuan Tari dan Drama Sebuah Pengantrar. Bandung : Daya Mandiri Grafika.
Rusliana, Iyus. (2008). Penciptaan Tari Sunda. Bandung : Etno Teather Publisher. ___________. (1982). Pendidika Seni Tari. Bandung : Angkasa.
Sediawati, Edi. dkk. (1986). Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta : Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soedarsono, R.M. (1976). Pengantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta : Akademi Seni Tari Indonesia.
(6)
ARIF RAMDAN, 2014
Tari Langgir Badong Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Utami, Mega Prawita. (2011). Tari Lenggang Nyai di Sanggar Laboratorium Tari Indonesia (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
[online].Tersedia:www.google.com/search?q=lambang+kota+bogor&biw=1024 &bih, [11 Maret 2014].