PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL.

(1)

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA PADA

MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

Jeni Nuraeni 0901993

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK

PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK

MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA

PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

Oleh: Jeni Nuraeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Jeni Nuraeni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

JENI NURAENI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA PADA

MATERI GAYA ANTARMOLEKUL

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Harry Firman, M.Pd NIP: 195210081974121001

Pembimbing II

Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP: 196203011987032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP: 196611211991031002


(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa pada Materi Gaya Antarmolekul” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan

Jeni Nuraeni 0901993


(5)

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Miskonsepsi ditemukan sebagai penghambat dalam pembelajaran, oleh karena itu penting untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa, agar dapat dilakukan usaha untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu instrumen tes pilihan ganda dua tingkat yang dapat mendiagnosis miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul, yang telah memenuhi kelayakan dari segi validitas dan reliabilitasnya, serta untuk mengungkap miskonsepsi siswa yang terjadi dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI IPA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul, yang berjumlah 57 siswa untuk uji reliabilitas dan 28 siswa untuk uji aplikasi produk. Metode yang digunakan adalah metode Research and Development (R&D), namun dalam penelitian ini tidak semua langkah dilakukan. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria yang baik dari segi validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan uji validitas isi yang dilakukan oleh lima orang validator dengan menggunakan metode CVR, dihasilkan 21 butir soal yang memenuhi kriteria yang baik. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan metode KR#20 didapatkan nilai reliabilitas untuk 13 butir soal sebesar 0,79 yang termasuk ke dalam kategori tinggi, artinya instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan mempunyai keterandalan yang baik. Miskonsepsi yang terungkap berdasarkan analisis jawaban siswa pada aplikasi produk yang dilakukan pada 28 siswa SMA kelas XI yang telah mempelajari gaya antarmolekul, diantaranya: Gaya London hanya terjadi di antara molekul nonpolar (92,86%); Ketika suatu zat mendidih terjadi penguraian zat tersebut menjadi zat-zat baru, sehingga menghasilkan uap air(57,14%); Gaya dipol-dipol terjadi pada setiap senyawa yang mengandung ikatan yang bersifat polar (50%); Kekuatan gaya London akan meningkat dengan menurunnya keelektronegatifan (50%).

Kata kunci: Tes diagnostik, tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat, miskonsepsi, gaya antarmolekul.


(6)

ABSTRAC

Misconception is found as a barrier in learning, therefore it is important to diagnose students’ misconceptions, so it can be organised to cope with it. This research aims to produce a two-tier multiple choice diagnostic instruments that can diagnose students’ misconceptions on Intermolecular force, which have fulfilled the eligibility in terms of content validity and reliability, and to uncover the misconception of students by using the key determination of misconception on the Intermolecural forces. The subject in this research was the high school students of XI sains class who have studied the Intermolecural force, totalling 57 students to reliability test and 28 students to the application product test. This method used was the Research and Development method (R & D), but not all the steps were performed in this study. Two-tier multiple choice diagnostic instruments developed which have fulfilled good criteria of both in terms of validity and reliability. Based on calculating of reliability test by using KR#20 formula, was obtained reliability value of 13 items about of 0,79, which belong to the high category, it meant a two-tier multiple choice diagnostic instrument test was developed had a good. Misconceptions was going revealed based on the student’s answers analysis on the result of product application test conducted on 28 students in second grade who had studied intermolecular force using by the determination key, there were: London forces only occured between nonpolar molecul (92,86%); When a boiling substance occured decomposition of that substance into a new one, thus producing water vapor (57,14%); dipol-dipol force occur in any compound containing a polar bond (50%); the strength of London force would be increased with decreasing of electronegativity (50%).

Keywords: diagnostic tests, two-tier multiple choice diagnostic tests, misconception, intermolecular forces.


(7)

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Perumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Penjelasan Istilah ... 7

G. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tes Diagnostik ... 8

1. Definisi Tes Diagnostik ... 8

2. Fungsi Tes Diagnostik ... 8

3. Karakteristik Tes Diagnostik ... 8

B. Miskonsepsi ... 9

1. Definisi Miskonsepsi ... 9

2. Sifat Miskonsepsi ... 10

3. Terbentuknya Miskonsepsi ... 10

4. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi ... 11

5. Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi ... 14


(8)

D. Ruang Lingkup Materi Gaya Antarmolekul ... 19

1. Gaya Antarmolekul ... 19

2. Jenis Gaya Antarmolekul ... 20

3. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Sifat Fisik suatu Senyawa .. 26

E. Studi tentang Miskonsepi pada Materi Gaya Antarmolekul ... 28

F. Pengembangan Tes ... 30

1. Validitas ... 30

2. Reliabilitas ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 34

C. Prosedur Penelitian ... 36

D. Teknik Analisis Data... 40

BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN... 100


(9)

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berdasarkan Standar

Isi ………... 19

2.2. Titik Didih Gas Mulia ………... 22

2.3. Jenis Gaya Antarmolekul yang Terjadi di antara Molekul ... 26

2.4. Nilai Minimum CVR Uji Satu Pihak (p=0,05)……….. 31

2.5. Pedoman Penafsiran Reliabilitas ... 33

4.1. Nilai CVR untuk Setiap Butir Soal yang Dikembangkan pada Materi Gaya Antarmolekul... 44

4.2. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas... 45

4.3. Nilai Reliabilitas ………... 46

4.4. Kunci Determinasi Miskonsepsi pada Materi Gaya Antarmolekul………. 47

4.5. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Kekuatan Gaya Antarmolekul ………. 61

4.6. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Gaya Antarmolekul ….. 62

4.7. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Hubungan Titik Didih dengan Gaya Antarmolekul ………... 64

4.8. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Gaya London ………… 66

4.9. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Pengaruh Bentuk dan Massa Molekul terhadap Kekuatan Gaya London ……… 67

4.10. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Hubungan Peristiwa Mendidih dengan Gaya Antarmolekul ……… 68

4.11. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Pengaruh Massa Molekul terhadap Kekuatan Gaya London ……….. 70

4.12. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Pengaruh Luas Permukaan terhadap Kekuatan Gaya London ……….. 71

4.13. Jawaban Siswa pada Butiir Soal Konsep Gaya Dipol-dipol ……. 73

4.14. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Ikatan Hidrogen ……… 74

4.15. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Ikatan Hidrogen pada Air ……… 76


(10)

4.16. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Pemutusan Ikatan

Hidrogen ……… 78

4.17 Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Titik Didih Senyawa

yang Mempunyai Ikatan Hidrogen ……… 80

4.18 Daftar Miskonsepsi yang Terungkap pada Materi Gaya Antarmolekul dengan Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat dan Kunci Determinasi Miskonsepsi pada


(11)

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tahap Pengembangan Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat oleh

Chandrasegaran et al (2007) ………

2.2. Proses Terbentuknya Gaya London ……….

18 22

2.3. Struktur Neopentana dan n-Pentana ……… 23

2.4. Gaya Dipol-dipol pada Keadaan Padat ……… 24

2.5. Jenis Ikatan Hidrogen ……….. 25

2.5. Grafik Titik Didih Hidrida Unsur Golongan IVA, VA, VIA dan VIIA ………. 25

2.6. Peta Konsep Materi Gaya Antarmolekul ………. 27

3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D ……….. 35

3.2. Alur Penelitian ………. 36

3.3. Bentuk Butir Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat yang Dikembangkan ………. 38 4.1 Persentase siswa yang mengalami Miskonsepsi………... 81


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Soal Tes Esai ... 100

2. Soal Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Uji Reliabilitas ... 102

3. Soal Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 106

4. Kunci Jawaban Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Uji Reliabilitas ... 109

5. Kunci Jawaban Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 110

LAMPIRAN B 1. Pola Instrumen Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 111

2. Rekapitulasi Hasil Validasi Butir Soal Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat pada Materi Gaya Antarmolekul ... 123

3. Hasil dan Perhitungan Reliabilitas ... 139

LAMPIRAN B 1. Surat Izin Penelitian ... 145

Surat Bukti Tealh Melakukan Penelitian ... 146


(13)

1

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah proses membuat hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Dalam proses belajar, siswa mengkonstruksi pengetahuan yang baru melalui kerangka kognitif, bakat, nilai dan pengalaman mereka (Nakhleh, 1992; Osborne & Freyberg, 1996; Unal et al., 2010). Karena siswa mengkonstruksi sendiri makna dari pengetahuan baru yang mereka terima, kadang-kadang terdapat konsepsi mereka yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah (Unal, 2010). Penelitian menunjukan bahwa di dalam kelas sains siswa membawa gagasan dan penjelasan tertentu terhadap fenomena alam yang tidak konsisten dengan gagasan yang diterima oleh komunitas sains (Osborne et al, 1983; Tuysuz, 2009).

Kebanyakan dari gagasan atau konsep awal yang ada sering dipegang teguh dan tahan terhadap pembelajaran dan adanya kesalahan pada struktur konsep awal yang dimiliki siswa (Driver dan Easley, 1978; Tuysuz, 2009). Dalam Tuysuz (2009) menyatakan bahwa siswa sering salah menafsirkan, memodifikasi atau menolak sudut pandang para ilmuwan pada dasar cara berfikir mereka tentang bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi(Osborne, 1983), serta siswa puas dengan konsepsi mereka, sehingga hanya melihat sedikit makna dari konsep baru yang mereka terima (Duit dan Treagust, 1995).

Konsepsi siswa yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah disebut miskonsepsi (Tan dan Treagust, 1999; Nicoll, 2001; Unal, 2010). Dalam Dahar (2011), menjelaskan bahwa miskonsepsi merupakan konsepsi anak sebagai hasil konstruksi tentang pengalaman sehari-hari di alam sekitarnya, yang berbeda dengan konsepsi ilmiah. Miskonsepsi biasanya timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah. Seperti dalam ilmu sains lainnya, miskonsepsi juga terjadi pada bidang kimia (Tan dan Treagust, 1999; Nicoll, 2001; Unal 2010).


(14)

2

Berdasarkan standar isi mata pelajaran kimia SMA/ MA Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, salah satu tujuan pembelajaran kimia adalah untuk memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Pembelajaran kimia menuntut siswa untuk dapat memahami konsep-konsep kimia. Pada kenyataannya siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep dalam kimia, sehingga tidak semua siswa yang mengikuti proses pembelajaran dapat menguasai konsep-konsep tersebut.

Kimia dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, karena mengharuskan siswa untuk melihat materi secara makroskopik, submikroskopik dan simbolik (Johnstone, 1991; Smith dan Nakhleh, 2011). Penyebab lainnya, karena sebagian besar konsep dalam kimia bersifat abstrak dan istilah sehari-hari yang berbeda dengan istilah sains (Erdemir, Geban & Uzuntiryaki, 2000; Ozmen, 2004; Sendur et al., 2010). Sebagai hasilnya, siswa berpegang pada gagasan tertentu sebagai penjelasan dari fenomena ilmiah dan gagasan tersebut mereka bawa ke dalam pembelajaran sains (Chandrasegaran et al., 2007). Mereka percaya bahwa penjelasan tersebut adalah benar, sehingga siswa akan sulit menerima informasi baru yang berlawanan dengan konsepsi mereka (Sendur, 2010).

Dalam dua dekade terakhir, sejumlah besar penelitian tentang pemahaman konsep siswa telah dilakukan dalam berbagai materi kimia yang berbeda (Gorodetsky & Gussarsky, 1986; Mak & Young, 1987; Hand, 1989; Renström et al., 1990; Zoller, 1990; Bar & Travis, 1991; Haidar & Abraham, 1991; Garnett & Treagust, 1992; Griffiths & Preston, 1999; Hesse & Anderson, 1992; Quilez & Solaz, 1995; Staver & Lumpe, 1995; Tan & Treagust, 1999; Ebenezer & Fraser, 2001; Nicoll, 2001; Unal et al., 2010). Penelitian tersebut melaporkan bahwa berbagai miskonsepsi siswa terjadi pada hampir seluruh tingkatan (Unal, 2010). Miksonsepsi ditemukan sebagai penghambat dalam pembelajaran, sehingga perlu diusahakan untuk mengubahnya (Dahar, 2011). Miskonsepsi berdampak negatif terhadap pembelajaran yang lebih lanjut dan menghambat siswa untuk


(15)

3

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsep-konsep dalam kimia mempunyai keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Jika siswa mengalami miskonsepsi dalam satu konsep, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami konsep lainnya. Membiarkan siswa maju dengan konsep-konsep yang tidak tepat, dapat menimbulkan masalah-masalah belajar di masa yang akan datang (Dahar, 2011). Apabila struktur kognitif siswa terdiri dari miskonsepsi, maka siswa tidak akan mampu untuk menguasai konsep yang lebih lanjut. Miskonsepsi yang muncul secara terus menerus akan menghambat penguasaan konsep siswa dan pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa (Dahar 2011).

Berdasarkan fakta tersebut menunjukan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada siswa harus diidentifikasi agar tindakan dapat dilakukan tindakan untuk membantu siswa dalam memperbaiki konsepsi mereka (Taber, 1998; Tuysuz, 2009). Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa, diantaranya: peta konsep (Novak, 1996), wawancara (Carr, 1996) dan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat (two–tier multiple choice diagnostic test) (Treagust, 1995).

Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode peta konsep dan wawancara, yaitu mudah dilaksanakan dan mudah dalam pemberian skor, sehingga lebih memudahkan guru di dalam kelas (Tan dan Treagust; 1999). Menurut Treagust (1995), tes plihan ganda dua tingkat merupakan instrumen diagnostik yang dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi konsepsi siswa pada bidang tertentu, yaitu melalui pilihan pada tingkat pertama untuk menentukan pengetahuan faktual atau konseptual sedangkan pilihan pada tingkat kedua digunakan untuk mengetahui alasan dibalik pilihan pada tingkat pertama.

Dalam Tuysuz (2009) menjelaskan bahwa tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat memiliki dua keuntungan utama dibandingkan tes satu tingkat yang konvensional. Yang pertama adalah menurunkan kesalahan pengukuran. Pada tes pilihan ganda satu tingkat dengan lima opsi, terdapat 20% kemungkinan siswa menjawab benar dengan cara menebak. Sedangkan, pada tes pilihan ganda dua tingkat dengan lima opsi pada tingkat pertama dan lima opsi pada tingkat kedua,


(16)

4

kemungkinan siswa menjawab benar dengan cara menebak hanya sebesar 4%. Keuntungan kedua dari tes pilihan ganda dua tingkat adalah dapat mengetahui dua aspek informasi dari satu fenomena yang sama, yaitu jawaban dari tingkat pertama dan tingkat kedua yang merupakan penjelasan dari jawaban pada tingkat pertama.

Pengembangan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dalam pelajaran kimia telah banyak dilakukan di luar negeri, beberapa diantaranya dilakukan oleh Treagust (1988), Tan dan Treagust (1999), Tan et al. (2002), Tan et al. (2005), Chandrasegaran et al (2007) dan Tuysuz (2009). Di Indonesia, penelitian tentang pengembangan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat sebagai alat untuk mendiagnosis miskonsepsi khususnya dalam mata pelajaran kimia masih sangat sedikit jumlahnya.

Materi gaya antarmolekul merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran kimia yang penting dan memerlukan penguasaan konsep yang tinggi. Untuk dapat memahami gaya antarmolekul, diperlukan pemahaman bahwa materi tersusun atas partikel seperti atom, ion dan molekul. Materi ini sangat berkaitan erat dengan penjelasan sifat-sifat fisik zat. Bebarapa penelitian tentang pemahaman siswa pada materi gaya antarmolekul telah dilakukan, salah satunya yang dilakukan oleh Schmidt et al. (2009) tentang pemahaman siswa pada titik didih dan gaya antarmolekul, dengan menggunakan tes pilihan ganda dan tes free

response yang mengharuskan siswa untuk memberikan penjelasan pada setiap

soalnya. Dari hasil penelitian ini ditemukan beberapa miskonsepsi siswa pada konsen dalam materi gaya antarmolekul.

Penelitian tentang pengembangan tes untuk mendiagnosis miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul yang berbentuk pilihan ganda dua tingkat belum ditemukan oleh penulis, khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, sangat perlu untuk mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dapat mendiagnosis miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul.


(17)

5

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, menunjukan bahwa perlu dilakukan penelitian dalam mengembangkan sebuah tes diagnostik untuk mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa pada materi gaya antarmolekul. Perhatian dalam mengembangkan tes diagnostik ini adalah bagaimana kriteria dari tes diagnostik yang dikembangkan sehingga dapat mengidentifikasi miskonsepsi dan miskonsepsi apa saja yang dapat terungkap dengan menggunakan tes tersebut. Maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah insturmen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi gaya antarmolekul memenuhi kriteria yang baik dilihat dari validitas isi dan reliabilitasnya?

2. Apa saja miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi gaya antarmolekul yang dapat terungkap dengan menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan?

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang dikaji tidak terlalu luas, maka dibuat pembatasan masalah pada penelitian ini. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes diagnostik pilihan ganda duat tingkat yang dikembangkan pada materi gaya antarmolekul berdasarkan Standar Kompetensi 1 dan Kompetensi Dasar 1.3 kelas XI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006.

2. Pada penelitian ini, uji reliabiltas dan uji aplikasi produk merujuk pada satu sekolah, yaitu SMA Laboratoirum Percontohan UPI Bandung, dengan jumlah 57 siswa untuk uji reliabilitas dan 28 siswa untuk uji aplikasi produk.


(18)

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dapat digunakan untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi gaya antarmolekul yang telah memenuhi kriteria baik dilihat dari segi validitas isi dan reliabilitasnya, serta untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi gaya antarmolekul dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

1. Bagi siswa, tes diagnostik dapat menjadi sarana untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami pada materi gaya antarmolekul, sehingga dapat memperbaiki konsep-konsep yang sebelumnya mengalami miskonsepsi. 2. Bagi guru, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tes

diagnostik miskonsepsi yang dapat dilakukan oleh guru pada materi gaya antarmolekul, sehingga dengan terungkapnya miskonsepsi siswa, guru dapat melakukan upaya untuk memperbaiki konsepsi siswa, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi gaya antarmolekul.

3. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan tes diagnostik dalam materi kimia yang lainnya.


(19)

7

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Penjelasan Istilah

Beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah pertanyaan pilihan ganda dua tingkat yang dapat mendiagnosis konsepsi alternatif siswa (Tsai dan Choi, 2002). Tes ini mempunyai dua tingkat, tingkat pertama mengandung pilihan jawaban dan tingkat kedua mengandung alasan dari jawaban pada tingkat pertama (Tuysuz, 2009). Pada penelitian ini, tingkat pertama terdiri dari empat pilihan jawaban dan tingkat kedua terdiri dari empat pilihan alasan. 2. Miskonsepsi adalah konsepsi anak yang berbeda dengan konsepsi yang

diterima secara ilmiah (Tan et al., 2005). Menurut Fowler miskonsepsi adalah suatu pengertian yang tidak akurat terhadap konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan konsep-konsep yang tidak benar (Suparno, 2005). Pada penelitian ini miskonsepsi yang diungkap adalah miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul. Miskonsepsi diidentifikasi berdasarkan pola respon siswa pada aplikasi produk, dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul.

G. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dan struktur organisasi. Bab II tentang kajian pustaka yang meliputi tes diagnostik, miskonsepsi, tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat, ruang lingkup materi gaya antarmoleku, studi tentang miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul dan pengembangan tes. Bab III tentang metode penelitian meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian dan teknik analisis data. Bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab V tentang kesimpulan dan saran.


(20)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung, yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan kesesuaian antara kurikulum yang diterapkan di SMA Laboratorium Percontohan UPI dengan kurikulum materi pada butir soal yang dikembangkan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Objek penelitian ini adalah instrumen tes diagnostik miskonsepsi yang berbentuk pilihan ganda dua tingkat. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode R&D adalah metode penelitian yang diguakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Adapun menurut Sukmadinata (2010), metode R&D merupakan pendekatan untuk menghasilkan produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada. Penelitian ini mengembangkan instrumen, yakni suatu tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang digunakan untuk mendiagnosis miskonsepsi yang dimiliki siswa pada materi gaya antarmolekul. Sugiyono (2010) mengemukakan langkah-langkah R&D terdiri atas sepuluh langkah-langkah, seperti yang ditunjukan oleh Gambar 3.1.


(21)

35

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, tidak semua langkah-langkah tersebut dilakukan, melainkan hanya sampai langkah ke enam yaitu ujicoba produk pada skala kecil. Langkah-langkah tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pengembangan butir soal, tahap validasi dan tahap aplikasi produk. Tahap pengembangan butir soal terdiri dari tiga langkah, yaitu: 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, dan 3) Desain produk; Tahap validasi, terdiri dari dua langkah, yaitu: 1) Validasi desain, 2) Revisi desain; dan tahap aplikasi produk hanya terdiri dari satu langkah yaitu uji coba produk dalam skala secil.

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain

Ujicoba Produk Revisi

Produk

Ujicoba Pemakaian

Revisi Produk Produksi

Masal


(22)

36

C. Prosedur Penelitian

Secara garis besar alur dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut: TAHAP PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TAHAP APLIKASI PRODUK TAHAP VALIDASI Desain Produk

Pengembangan insturmen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat Studi Potensi dan masalah

(kajian literatur dan wawancara guru kimia)

Pengumpulan data

Kajian pustaka tentang tes diagnostik, miskonsepsi dan materi gaya antarmolekul dan pembuatan peta konsep

Analisis miskonsepsi (tes esai dan kajian literatur tentang

miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul dari hasil penelitian yang

telah ada sebelumnya)

Uji reliabilitas instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua

tingkat

Revisi Analisis data

Ditolak

CVR < 0,99

CVR 0,99

Uji validitas isi oleh para ahli

Pengembangan kunci determinasi miskonsepsi

Ujicoba skala kecil instrumen tes diagnostik pilihan ganda

dua tingkat

Analisis miskonsepsi dari hasil jawaban siswa pada uji aplikasi produk dengan


(23)

37

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahap-tahap pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Pengembangan Butir Soal

Seperti yang tecantum dalam Gambar 3.2. tahap pengembangan butir terdiri dari tiga langkah, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data dan desain produk. Tahap pengembangan butir soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada penelitian ini mengikuti dan memodifikasi prosedur penelitian yang dilakukan oleh Chandrasegaran dan Treagust (2007) dalam “The Development of a Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary

School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using

Multiple Levels of Representation” yang mengacu pada prosedur yang dijelaskan oleh Treagust (1995), sehingga menghasilkan tiga langkah, yaitu:

a. Potensi dan masalah.

Dalam langkah potensi dan masalah dilakukan kajian literatur dan wawancara guru kimia. Hasil dari potensi dan masalah dipaparkan dalam latarbelakang penelitian ini.

b. Pengumpulan data.

Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah 1) kajian pustaka yang meliputi tes diagnostik, miskonsepsi, tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat, analisis materi gaya antarmolekul, serta pembuatan peta konsep materi gaya antarmolekul, dan 2) analisis miskonsepsi yang meliputi tes esai (Lampiran A.1 halaman 100 dan kajian literatur atau penelitian yang telah ada tentang miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul.

c. Desain produk.

Dari hasil analisis miskonsepsi ini dibuat sebuah pola instrumen yang di dalamnya terdapat konsep yang benar dan dalam setiap konsep tersebut terdapat masing-masing tiga miskonsepsi, serta dibuat butir soal dari setiap konsep tersebut. Butir soal yang dikembangkan terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama terdiri dari empat pilihan jawaban dan tingkat kedua terdiri dari empat pilihan alasan dari jawaban yang berada di tingkat pertama, seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.3. Dari analisis miskonsepsi ini diperoleh 13 konsep yang mengalami miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul, dan menghasilkan sebanyak 22 butir


(24)

38

soal pilihan ganda dua tingkat. Pola instrumen yang dikembangkan tersebut terlampir pada lampiran (Lampilran B.1 halaman 111 ).

2. Tahap Validasi

Untuk mengetahui kelayakan dari instrumen tes yang dikembangkan, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas instrumen yang dilakukan adalah validitas isi. Uji validasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antar butir soal dengan miskonsepsi serta kesesuaian antara stem dengan option. Validasi butir soal pada penelitian ini dilakukan oleh lima validator yang merupakan ahli dalam bidangnya, yaitu oleh tiga dosen kimia dan dua guru mata pelajaran kimia SMA.

Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai validitas isi dari masing-masing butir soal dengan menggunakan metode CVR. Nilai CVR setiap butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan Lawshe, seperti yang tertulis di bab 2 halaman 30. Berdasarkan pemasukan atau saran dari validator dilakukan

STEM

Opsi Tingkat Pertama:

1. Jawaban 2. Pengecoh 3. Pengecoh 4. Pengecoh

Opsi Tingkat Kedua:

1. Jawaban 2. Miskonsepsi 3. Miskonsepsi 4. Miskonsepsi Berasal dari hasil jawaban

siswa pada tes essay, analisis miskonsepsi berdasarkan penelitian yang telah ada, serta wawancara dengan

guru kimia Berasal dari hasil analisis

dan kajian buku dan soal pada materi gaya

antarmolekul


(25)

39

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta gambar yang kurang tepat. Dari keseluruhan butir soal yang dinilai “sesuai”, selanjutnya dilakukan pemilihan butir soal untuk digunakan dalam uji reliabilitas.

Uji reliabilitas dilakukan dengan mengujikan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang berjumlah 16 soal pada 2 kelas XI IPA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul yaitu sebanyak 57 siswa (Lampiran A.2 halaman 102). Data hasil uji reliabilitas diolah untuk mendapatkan nilai reliabilitas dari instrumen tes ini. Sebelumnya, dilakukan penskoran pada setiap butir soal. Apabila siswa menjawab benar di kedua tingkat maka jawaban tersebut dikatakan benar dan mendapat skor 1. Sedangkan, apabila siswa hanya menjawab benar disalah satu tingkat maupun menjawab salah dikedua tingkatnya maka jawaban tersebut dikatakan salah dan mendapat skor 0.

Data hasil uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan persamaan KR#20 yang tertulis pada bab 2 halaman 33. Berdasarkan nilai reliabilitasnya, ditentukan kategori reliabilitas instrumen tes yang telah dikembangkan dengan membandingkan nilai reliabilitas yang diperoleh dengan koefisien reliabilitas yang terdapat dalam Tabel 2.5. halaman 33 Agar dapat mengungkap miskonsepsi secara konsisten untuk setiap konsepnya, maka dari 16 soal hanya dipilih 13 soal untuk dilakukan uji aplikasi produk.

Langkah selanjutnya adalah membuat kunci determinasi miskonsepsi materi gaya antarmolekul berdasarkan pola respon siswa. Kunci determinasi ini dibuat untuk menentukan miskonsepsi apa saja yang terdapat pada pikiran siswa berdasarkan pola respon siswa pada aplikasi produk skala kecil. Kunci determinasi yang telah dibuat tercantum pada bab 4 Tabel 4.4 halaman 47 .

3. Tahap Aplikasi Produk

Pada tahap aplikasi produk pada skala kecil ini, instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang telah memenuhi kriteria instrumen yang baik dari segi validitas maupun reliabilitasnya, yaitu sebanyak 13 butir soal diujikan kepada sekelompok siswa kelas XI IPA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul (Lampiran A.3 halaman 106). Uji aplikasi produk ini dilakukan pada 28 siswa.


(26)

40

Berdasarkan hasil uji aplikasi produk pada skala kecil, dilakukan analisis terhadap jawaban atau pola respon setiap siswa pada setiap butir soal. Analisis ini mengacu pada kunci determinasi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul yang telah dikembangkan sebelumnya (Tabel 4.4 halaman 47). Dari hasil analisis ini dapat diketahui miskonsepsi apa saja yang terjadi pada materi gaya antarmolekul.

D. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh suatu kesimpulan, dilakukan pengolahan data terhadap instrumen yang diujikan. Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1) analisis instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan 2) analisis miskonsepsi dari hasil tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.

1. Analisis instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat

Analisis instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi atau konten bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut (Firman, 2000). Validasi ini dilakukan oleh para ahli di bidangnya, yakni oleh tiga dosen kimia dan dua guru kimia SMA. Teknik yang digunakan untuk menganalisis hasil validasi para ahli adalah Content Validity Ratio (CVR). Perhitungan nilai CVR dilakukan dengan menggunakan persamaan Lawshe yang tertulis di bab 2. Hasil dari perhitungan nilai CVR pada setiap butir soal kemudian dibandingkan dengan nilai minimum CVR. Berdasarkan Tabel 2.4. untuk jumlah validator adalah 5, nilai minimun CVR sebesar 0,99.


(27)

41

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Reliabilitas

Untuk menghitung nilai reliabilitas dari keseluruhan butir soal, terlebih dahulu dilakukan penskoran terhadap setiap butir soal pilihan ganda beralasan. Metode perhitungan reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah metode konsistensi internal, dan nilai reliabilitasnya dihitung dengan menggunakan rumus KR#20 yang terdapat pada bab 2 halaman 33. Kemudian dilakukan penafsiran nilai reliabiltas yang diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagaimana yang tercantum pada Tabel 2.5. halaman 33 tentang pedoman penafsiran nilai reliabilitas.

2. Analisis miskonsepsi dari hasil tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat

Data yang didapat dari hasil uji aplikasi skala kecil instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dianalisis dan diinterpretasikan miskonsepsi yang terkandung dalam setiap jawaban siswa dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi (Tabel 4.1.). Miskonsepsi siswa yang terungkap di hitung presentasenya dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan:

NP = Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi PR = Jumlah siswa yang memilih pola respon tertentu n = Total jumlah siswa pada aplikasi produk skala kecil


(28)

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan telah memenuhi kriteria yang baik dilihat dari segi validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan uji validitas isi dan pengolahan dengan metode CVR yang dilakukan pada 22 butir soal yang ada, dihasilkan 21 butir soal yang memenuhi kriteria yang baik dari segi validitas isi (nilai CVR=1). Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan pada 57 siswa SMA kelas XI, perhitungan dengan menggunakan metode KR#20, didapatkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang terdiri dari 13 butir soal yang memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,79, nilai tersebut menunjukan bahwa instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan memiliki reliabilitas yang tinggi, artinya mempunyai keterandalan yang baik.

2. Miskonsepsi siswa kelas XI yang terungkap dengan menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan kunci determinasi miskonsepsi pada adalah hampir seluruh siswa mengalami miskonsepsi bahwa Gaya London hanya terjadi di antara molekul nonpolar (92,86%); Ketika suatu zat mendidih terjadi penguraian zat tersebut menjadi zat-zat baru, sehingga menghasilkan uap air (57,14%); Gaya dipol-dipol terjadi pada setiap senyawa yang mengandung ikatan yang bersifat polar (50%); Kekuatan gaya London akan meningkat dengan menurunnya keelektronegatifan (50%). Miskonsepsi siswa yang terungkap dengan menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan kunci determinasi miskonsepsi gaya antarmolekul secara keseluruhan tercantum pada Tabel 4.18


(29)

96

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar:

1. Guru dapat menggunakan tes diagnostik dua tingkat yang telah dikembangkan, sebagai salah satu bahan atau alat untuk membantu guru dalam mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam materi gaya antarmolekul sehingga dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa.

2. Miskonsepsi yang terungkap dalam penelitian ini perlu diperhatikan oleh guru pada saat pembelajaran, sehingga dapat menghindari terjadi miskonsepsi.

3. Peneliti lain untuk melakukan uji aplikasi produk tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang telah dikembangkan ini pada skala yang lebih besar. 4. Peneliti lain untuk mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat

untuk konsep lain pada materi gaya antarmolekul yang belum dikembangkan maupun untuk materi kimia lainnya.


(30)

97

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, N. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat

untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Materi Hidrokarbon. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Tidak

diterbitkan.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi aksara

Azwar, S. (2012). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chandrasegaran, A.L., Treagust, D.F. dan Mocerino, M. (2007). “The Development of A Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument for Evaluating Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation”. Chemistry Education Research and Practice, 8, (3), 293-307.

Chang, R dan Goldsby, K.A. (2012). Chemistry. Newyork, NY: McGraw-Hill. Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Depdiknas. Effendy. (2007). A Level Chemistry For Senior High School Students Volume 2A.

Malang: Bayumedia Publishing.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Harnanto, A dan Ruminten. (2009). Kimia 2. Jakarta: Depdiknas. Henrickson, C. (2005). Chemistry. USA: Wiley Publishing.

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personal Psychology. 28, 563-573.


(31)

98

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Morgil, I., Seyhan, H.G., Secken, N., Yucel, A.S., Temel, S., dan Ural, E. (2009). “Overcoming the Determined Misconception in Melting and Dissolution Through Question and Answer and Discussion Methods”. Chemistry, 3,

(3), 49-61.

Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI 2A. Jakarta: Penerbit Erlangga. Schmidt, H.C., Kaufmann B., dan Treagust, F.D. (2009). “ Students’

Understanding of Boiling Point and Intermolecular Forces”. Chemistry Education Research and Practice. 10, 265-272.

Sendur, G., Toplak, M. dan Pekmez, E.S. (2010). “Analyzing of Students’ Misconception about Chemical Equilibrium”. International Conference on New Trends in Education and Their Implications. Turki: 11-13 November 2010.

Smith, K.C. dan Nakhleh, M.B. (2011). “Universiy Students’ Conceptions of Bonding in Melting and Dissolving Phenomena”. Chemistry Education Research and Practice. 12, 398-408.

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sunarya, Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas

XI. Jakarta: Depdiknas.

Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. GrMEDIA Widiasarana Indonesia.

Susteyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra.

Tan, K.C.D. dan Treagust, D.F. (1999). “Evaluating Student’s Understanding of Chemical Bonding”. School Science Review. 81, (294), 75-83.

Tan, K.C.D., Goh, N.K., Chia, L.S. dan Treagust, D. F. (2002). “Development and Application of A Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument to Assess High School Student’ Understanding of Inorganic Chemistry Qualitative Analysis”. Journal of Research in Science Teaching. 39, (4),


(32)

99

Tan, K.C.D., Taber, K., Goh, N.K. dan Chia, L.S. (2005). “The Ionization Energy Diagnostic Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to Determine High School Students’ Understanding of Ionisation Energy”.

Chem. Educ. Res. Pract. 6, (4), 180-197.

Treagust, D.F. (1988). “Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students Misconception in Science”. International Journal of Science. 10,

(2), 159-169.

Treagust, D.F. (1995). “Diagnostic Assessment of Students’ Science Knowledge”. In: Glynn, S.M, Duit, R. (Eds.), “Learning Science in The Schools: Research Reforming Practice”. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. pp. 327-346.

Tsai, C.C. dan Chou, C. (2002). “Diagnosing Students’ Alternative Conceptions in Science Through A Networked Two-Tier Test System”. Int. J. Comp. Assisted Learn. 18, (2), 157-165.

Tuysuz, C. (2009). “Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess Students’ Understanding in Chemistry”. Scientific Research and Essay. 4


(1)

41

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Reliabilitas

Untuk menghitung nilai reliabilitas dari keseluruhan butir soal, terlebih dahulu dilakukan penskoran terhadap setiap butir soal pilihan ganda beralasan. Metode perhitungan reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah metode konsistensi internal, dan nilai reliabilitasnya dihitung dengan menggunakan rumus KR#20 yang terdapat pada bab 2 halaman 33. Kemudian dilakukan penafsiran nilai reliabiltas yang diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagaimana yang tercantum pada Tabel 2.5. halaman 33 tentang pedoman penafsiran nilai reliabilitas.

2. Analisis miskonsepsi dari hasil tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat

Data yang didapat dari hasil uji aplikasi skala kecil instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dianalisis dan diinterpretasikan miskonsepsi yang terkandung dalam setiap jawaban siswa dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi (Tabel 4.1.). Miskonsepsi siswa yang terungkap di hitung presentasenya dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan:

NP = Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi PR = Jumlah siswa yang memilih pola respon tertentu n = Total jumlah siswa pada aplikasi produk skala kecil


(2)

95

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan telah memenuhi kriteria yang baik dilihat dari segi validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan uji validitas isi dan pengolahan dengan metode CVR yang dilakukan pada 22 butir soal yang ada, dihasilkan 21 butir soal yang memenuhi kriteria yang baik dari segi validitas isi (nilai CVR=1). Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan pada 57 siswa SMA kelas XI, perhitungan dengan menggunakan metode KR#20, didapatkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang terdiri dari 13 butir soal yang memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,79, nilai tersebut menunjukan bahwa instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan memiliki reliabilitas yang tinggi, artinya mempunyai keterandalan yang baik.

2. Miskonsepsi siswa kelas XI yang terungkap dengan menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan kunci determinasi miskonsepsi pada adalah hampir seluruh siswa mengalami miskonsepsi bahwa Gaya London hanya terjadi di antara molekul nonpolar (92,86%); Ketika suatu zat mendidih terjadi penguraian zat tersebut menjadi zat-zat baru, sehingga menghasilkan uap air (57,14%); Gaya dipol-dipol terjadi pada setiap senyawa yang mengandung ikatan yang bersifat polar (50%); Kekuatan gaya London akan meningkat dengan menurunnya keelektronegatifan (50%). Miskonsepsi siswa yang terungkap dengan menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan kunci determinasi miskonsepsi gaya antarmolekul secara keseluruhan tercantum pada Tabel 4.18


(3)

96

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar:

1. Guru dapat menggunakan tes diagnostik dua tingkat yang telah dikembangkan, sebagai salah satu bahan atau alat untuk membantu guru dalam mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam materi gaya antarmolekul sehingga dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa.

2. Miskonsepsi yang terungkap dalam penelitian ini perlu diperhatikan oleh guru pada saat pembelajaran, sehingga dapat menghindari terjadi miskonsepsi.

3. Peneliti lain untuk melakukan uji aplikasi produk tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang telah dikembangkan ini pada skala yang lebih besar. 4. Peneliti lain untuk mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat

untuk konsep lain pada materi gaya antarmolekul yang belum dikembangkan maupun untuk materi kimia lainnya.


(4)

97

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, N. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Materi Hidrokarbon. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi aksara

Azwar, S. (2012). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chandrasegaran, A.L., Treagust, D.F. dan Mocerino, M. (2007). “The Development of A Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument for

Evaluating Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain

Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation”. Chemistry Education Research and Practice, 8, (3), 293-307.

Chang, R dan Goldsby, K.A. (2012). Chemistry. Newyork, NY: McGraw-Hill. Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Depdiknas. Effendy. (2007). A Level Chemistry For Senior High School Students Volume 2A.

Malang: Bayumedia Publishing.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Harnanto, A dan Ruminten. (2009). Kimia 2. Jakarta: Depdiknas. Henrickson, C. (2005). Chemistry. USA: Wiley Publishing.

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personal

Psychology. 28, 563-573.


(5)

98

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Morgil, I., Seyhan, H.G., Secken, N., Yucel, A.S., Temel, S., dan Ural, E. (2009).

“Overcoming the Determined Misconception in Melting and Dissolution

Through Question and Answer and Discussion Methods”. Chemistry, 3,

(3), 49-61.

Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI 2A. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Schmidt, H.C., Kaufmann B., dan Treagust, F.D. (2009). “ Students’

Understanding of Boiling Point and Intermolecular Forces”. Chemistry

Education Research and Practice. 10, 265-272.

Sendur, G., Toplak, M. dan Pekmez, E.S. (2010). “Analyzing of Students’

Misconception about Chemical Equilibrium”. International Conference on

New Trends in Education and Their Implications. Turki: 11-13 November 2010.

Smith, K.C. dan Nakhleh, M.B. (2011). “Universiy Students’ Conceptions of

Bonding in Melting and Dissolving Phenomena”. Chemistry Education

Research and Practice. 12, 398-408.

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sunarya, Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Depdiknas.

Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. GrMEDIA Widiasarana Indonesia.

Susteyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra.

Tan, K.C.D. dan Treagust, D.F. (1999). “Evaluating Student’s Understanding of

Chemical Bonding”. School Science Review. 81, (294), 75-83.

Tan, K.C.D., Goh, N.K., Chia, L.S. dan Treagust, D. F. (2002). “Development and Application of A Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument to

Assess High School Student’ Understanding of Inorganic Chemistry

Qualitative Analysis”. Journal of Research in Science Teaching. 39, (4),


(6)

99

Jeni Nuraeni, 2014

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tan, K.C.D., Taber, K., Goh, N.K. dan Chia, L.S. (2005). “The Ionization Energy Diagnostic Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to

Determine High School Students’ Understanding of Ionisation Energy”.

Chem. Educ. Res. Pract. 6, (4), 180-197.

Treagust, D.F. (1988). “Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate

Students Misconception in Science”. International Journal of Science. 10,

(2), 159-169.

Treagust, D.F. (1995). “Diagnostic Assessment of Students’ Science Knowledge”. In: Glynn, S.M, Duit, R. (Eds.), “Learning Science in The Schools: Research Reforming Practice”. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum

Associates. pp. 327-346.

Tsai, C.C. dan Chou, C. (2002). “Diagnosing Students’ Alternative Conceptions in Science Through A Networked Two-Tier Test System”. Int. J. Comp. Assisted Learn. 18, (2), 157-165.

Tuysuz, C. (2009). “Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess

Students’ Understanding in Chemistry”. Scientific Research and Essay. 4