PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

(1)

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X

PADA MATERI HIDROKARBON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Disusun oleh:

NUR ANNISA

0900348

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X

PADA MATERI HIDROKARBON

Oleh Nur Annisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Nur Annisa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

NUR ANNISA

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X

PADA MATERI HIDROKARBON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Harry Firman, M.Pd. NIP.195210081974121001

Pembimbing II

Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP 196203011987032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. Nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si NIP 196611211991031002


(4)

ABSTRAK

Penelitian berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Materi Hidrokarbon” bertujuan untuk menghasilkan butir soal pilihan ganda dua tingkat yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi masalah rendahnya penguasaan konsep sains siswa SMA. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi dengan subjek penelitian berjumlah 46 siswa pada uji reliabilitas dan 28 siswa pada aplikasi produk. Metode penelitian ini didasari oleh metode Research and Development (R&D). Namun, dalam penelitian ini langkah pada metode R&D tidak seutuhnya dilakukan. Berdasarkan uji validitas, diperoleh 18 butir soal yang memenuhi kriteria validitas. Berdasarkan uji reliabilitas, butir soal yang dikembangkan termasuk ke dalam kategori reliabilitas tinggi dengan nilai reliabilitas sebesar 0,749. Berdasarkan aplikasi produk, teridentifikasi bahwa dari 28 siswa hampir seluruhnya mengalami miskonsepsi pada konsep kekhasan atom karbon (96,4%), pada konsep ikatan atom C pada rantai karbon (85,8%) dan pada konsep rantai tertutup (78,6%). Pada konsep kekhasan atom karbon, salah satu miskonsepsi yang dialami siswa, yaitu hanya atom karbon yang memiliki 4 elektron valensi. Pada konsep ikatan antar atom pembentuk rantai karbon, salah satu miskonsepsi yang dialami siswa, yaitu rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom C dengan atom H. Pada konsep rantai tertutup, salah satu mikonsepsi yang dialami siswa, yaitu rantai tertutup tidak memiliki cabang.


(5)

ABSTRACT

The purpose of the study entitled “Development Two-Tiers Multiple-Choice Diagnostic Test for Identifying Student’s Misconception of Senior High School X Grade in Hydrocarbon” is to obtain a two-tier multiple choice diagnostic tests for identifying student’s misconception. This study is aim for solving low mastery in science concept among high school students. This study’s subject for reliability is 46 students from one of Senior High School in Cimahi city and 28 students for product application. The method of this study is based on Research and Development (R&D) method. But, not all steps of R&D is applied. The finding of validity test shows that 18 questions are valid. Based on reliability test, questions included as high category have reliability value 0,749. Based on product application, it’s identified that almost every student tested have misconception on carbon’s unique characteristic (96,4%), carbon bonding in carbon chain (85,8%), and closed carbon chain structure (78,6 %). In carbon’s unique characteristic, one of common student’s misconceptions is carbon is the only element having 4 valence electrons. In carbon bonding in carbon chain, one of common student’s misconceptions is carbon chain formed from bonding between C and H atoms. In closed carbon chain structure, one of common student’s misconceptions is closed chain doesn’t have side group.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...

ABSTRAK………

i ii

KATA PENGANTAR………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH………... v

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……….. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah……….. C. Pembatasan Masalah ………... D. Tujuan Penelitian………. E. Manfaat Penelitian………... F. Struktur Organisasi ……….

1 3 4 4 4 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tes Diagnostik ……… B. Tes Diagnostik Miskonsepsi ………...

1. Peta Konsep ……… 2. Wawancara Diagnosis ………

6 6 7 7


(7)

E. Ruang Lingkup Materi Hidrokarbon ………... 1. Senyawa Hidrokarbon ……… 2. Karakteristik Atom Karbon ……….. 3. Identifikasi Unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H) ……… 4. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon ……….. 5. Hidrokarbon Alifatik Jenuh ……….. 6. Hidrokarbon Alifatik Tak Jenuh ……….. F. Pengembangan Tes ………...………..

1. Validitas ………... 2. Reliabilitas ………....……...

15 15 16 18 18 20 25 32 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. B. Metode Penelitian……… C. Definisi Operasional ... D. Prosedur Penelitian……… E. Analisis Data ……….………..

36 36 37 37 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………... 1. Validitas……..………... 2. Reliabilitas ………...………... 3. Kunci Identifikasi Miskonsepsi ……… 4. Diagnosis Miskonsepsi Pada Materi Hidrokarbon ………... B. Pembahasan ……… 1. Hasil Pengembangan Tes ………... 2. Hasil Aplikasi Produk ………...

46 46 47 49 69 101 101 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….. B. Saran ………...………

106 107


(8)

DAFTAR PUSTAKA……….. 108

LAMPIRAN ……… 111


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Berdasarkan

Standar Isi 2006 ……… 15

Tabel 2.2 Deret Homolog Senyawa Alkana ………. 20

Tabel 2.3 Gugus alkil ………... 22

Tabel 2.4 Titik didih dan Titik leleh Senyawa Alkana ………. 24

Tabel 2.5 Titik Didih dan Titik leleh Senyawa Pentana ……….. 24

Tabel 2.6 Deret Homolog Senyawa Alkena ………. 26

Tabel 2.7 Deret Homolog Senyawa Alkuna ……… 29

Tabel 2.8 Nilai Minimum CVR Uji satu pihak, p = 0,5 ……….. 34

Tabel 2.9 Pedoman Penafsiran Reliabilitas ……….. 35

Tabel 3.1 Kriteria Persentase Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Setiap Konsep Hidrokarbon ………. 45

Tabel 4.1 Nilai CVR Setiap Butir Soal yang Dikembangkan pada Materi Hidrokarbon ……….. 47

Tabel 4.2 Kunci Identifikasi Miskonsepsi Pada Materi Hidrokarbon .. 50

Tabel 4.3 Jawaban Siswa pada Butir Soal tentang Konsep Unsur Penyusun Hidokarbon ……….. 51

Tabel 4.4 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Kekhasan Atom Karbon ……… 71

Tabel 4.5 Jawaban Siswa pada Butir Soal tentang Konsep Ikatan Antar Atom dalam Rantai Karbon ……….... 73

Tabel 4.6 Jawaban Siswa pada Butir Soal tentang Konsep Atom Karbon Primer ………. 75

Tabel 4.7 Jawaban Siswa pada Butir Soal tentang Konsep Atom Karbon Sekunder ………. 76

Tabel 4.8 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Atom Karbon Tersier ……… 78


(10)

Tabel 4.9 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Atom

Karbon Kuartener ……… 79 Tabel 4.10 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep

Identifikasi Unsur C dalam Senyawa Hidrokarbon ……… 81 Tabel 4.11 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep

Identifikasi Unsur H dalam Senyawa Hidrokarbon ……… 83 Tabel 4.12 Jawaban Siswa pada Butir Soal Bentuk Rantai Karbon … 85 Tabel 4.13 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Rantai

Tertutup ……… 86 Tabel 4.14 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Deret

Homolog ……… 88 Tabel 4.15 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep

Hidrokarbon Tak Jenuh ……… 90 Tabel 4.16 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Tata

Nama Alkana ……… 92 Tabel 4.17 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Jumlah Ikatan

Rangkap Dua pada Alkena ……… 94 Tabel 4.18 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Jumlah

Ikatan Rangkap Tiga pada Alkuna ……… 95 Tabel 4.19 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Isomer

Geometri ……… 97 Tabel 4.20 Jawaban Siswa pada Butir Soal Tentang Konsep Reaksi


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Pola Umum Pengembangan Butir Soal Pilihan

Ganda Dua Tingkat ………..

10

Gambar 2.2 Struktur Lewis Atom Karbon ……… 16

Gambar 2.3 Struktur Lewis Metana (CH4) ……….. 16

Gambar 2.4 Atom Karbon Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener …. 17 Gambar 2.5 Hidrokarbon Alisiklik ……….. 19

Gambar 2.6 Struktur Benzena ……….. 19

Gambar 2.7 Struktur (a) n-butana (b) Isobutana (2-metilpropana) …….. 25

Gambar 2.8 Model Tiga Dimensi dan Dua Dimensi Struktur Molekul Etena ………. 26

Gambar 2.9 Struktur (a) Cis-2-butena (b) Trans-2-butena ………... 28

Gambar 2.10 Peta Konsep Materi Hidrokarbon ………. 31

Gambar 3.1 Alur Penelitian ……….. 38

Gambar 3.2 Contoh Diagram Pengembangan Butir Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat ………... 41

Gambar 4.1 Prosentase Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Materi Hidrokarbon ... 100


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran A.1 Soal Pilihan Ganda Beralasan Bebas ……… 111 Lampiran A.2 Soal Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat …………. 116 Lampiran A.3 Kunci Jawaban Pilihan Ganda Dua Tingkat ……… 121

Lampiran B

Lampiran B.1 Rekapitulasi Jawaban Tes Pilihan Ganda Beralasan Bebas 122 Lampiran B.2 Jawaban Wawancara pada Materi Hidrokarbon …………... 135 Lampiran B.3 Perhitungan Nilai CVR Setiap Butir Soal ……… 139 Lampiran B.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Butir Soal Pilihan Ganda Dua

Tingkat pada Materi Hidrokarbon ……… 143 Lampiran B.5 Hasil dan Perhitungan Reliabilitas ………... 165

Lampiran C

Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ……… 168 Lampiran C.2 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ……… 169


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, mutu pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah. Salah satu indikator yang menunjukkan mutu pendidikan di Indonesia cenderung masih rendah, yaitu hasil penilaian internasional tentang prestasi siswa. Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009, Indonesia menempati peringkat 60 dari 65 negara pada bidang sains dengan rata-rata skor 383, sementara rata-rata-rata-rata skor intenasional adalah 501 (OECD, 2010). Hasil PISA yang rendah tersebut tentunya disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor penyebabnya, antara lain karena pelajar di Indonesia kurang menguasai konsep sains.

Kurangnya penguasaan konsep sains disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya, yaitu terjadinya miskonsepsi atau konsepsi alternatif dalam pikiran siswa. Menurut Dahar (2011), miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang dibangun dari pengalamannya sehari-hari yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Dalam kegiatan pembelajaran, miskonsepsi dipandang sebagai penghambat dan berdampak negatif bagi siswa. Dahar (2011) menyatakan bahwa siswa tidak mungkin menguasai konsep lebih lanjut apabila struktur kognitifnya tersusun dari miskonsepsi-miskonsepsi. Miskonsepsi yang muncul secara terus menerus akan berdampak pada terhambatnya penguasaan konsep siswa dan akhirnya akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa. Penelitian Menis & Frase menunjukkan bahwa 1.177 siswa Australia dan 537 siswa Ameika memperoleh skor yang relatif rendah pada uji prestasi kimia. Rendahnya skor yang diperoleh disebabkan oleh adanya beberapa miskonsepsi dalam pikiran siswa (Salirawati, 2010).

Dalam mengatasi masalah yang disebabkan oleh miskonsepsi, maka perlu dilakukan suatu diagnosis miskonsepsi-miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Dalam mendiagnosa miskonsepsi, diperlukan adanya suatu alat ukur atau tes


(14)

2

diagnostik yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi yang terdapat dalam pikiran siswa. Di negara lain, Treagust pada tahun 1988 mencoba mengembangkan suatu alat ukur diagnostik yang dapat mendiagnosis miskonsepsi khususnya pada bidang sains. Alat diagnostik tersebut berbentuk pilihan ganda dua tingkat (two-tier choice). Selain bentuk pilihan ganda dua tingkat (two-(two-tier multiple-choice), dikembangkan pula alat diagnostik yang lainnya, seperti peta konsep oleh Novak pada tahun 1996 dan wawancara oleh Carr pada tahun 1996. Diantara ketiga metode tersebut, tes bentuk pilihan ganda dua tingkat memiliki keunggulan, yaitu mudah dilaksanakan dan mudah dalam pemberian skor dibandingkan dengan metode yang lainnya, sehingga lebih berguna bagi guru di kelas (Tan dan Treagust, 1999).

Alat diagnostik bentuk pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan oleh Treagust (1988) merupakan tes yang berbentuk pilihan ganda yang terdiri atas dua tingkat. Tingkat pertama terdiri dari pertanyaan pilihan ganda yang memiliki dua pilihan jawaban. Tingkat kedua merupakan alasan jawaban pada tingkat pertama. Penelitian Treagust tersebut kemudian banyak dikembangkan dan dimodifikasi oleh peneliti-peneliti lain, seperti Tan dan Treagust (1999), Tan et al. (2005), dan Tuysuz (2009). Modifikasi pada umumnya dilakukan pada tingkat kedua. Tan dan Treagust (1999), mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dengan pilihan jawaban pada tingkat pertama berjumlah dua dan pilihan alasan jawaban pada tingkat kedua berjumlah empat. Tan et al. (2005) mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada materi energi ionisasi dengan pilihan jawaban pada tingkat pertama berjumlah tiga dan tingkat kedua terdiri dari lima pilihan alasan. Tuysuz (2009), mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua


(15)

3

2012). Selain itu, materi hidrokarbon merupakan materi prasyarat agar siswa dapat menguasai materi selanjutnya, yaitu materi turunan senyawa hidrokabon, Oleh karena itu, sangat perlu dikembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang mampu mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi hidrokarbon. Dengan begitu, sedini mungkin guru dapat mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam materi hidrokarbon dan sesegera mungkin dapat dilakukan tindakan untuk mengatasi hal tersebut.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, menunjukkan bahwa perlunya dikembangkan suatu alat ukur yang dapat mendiagnosis miskonsepsi dalam pikiran siswa. Perhatian dalam mengembangkan alat ukur ini adalah bagaimana kriteria dari alat ukur yang dikembangkan, sehingga dapat mengidentifikasi miskonsepsi dan miskonsepsi apa saja yang dapat terungkap dengan menggunakan alat ukur tersebut.

Berkaitan dengan upaya pengembangan alat ukur yang dapat mendiagnosis dengan baik miskonsepsi dalam pikiran siswa, maka dirumuskan masalah dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan memenuhi kriteria dilihat dari validitas isi dan reliabilitas?

2. Apa saja miskonsepsi siswa SMA kelas X pada materi hidrokarbon yang terungkap dengan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan?

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang dikaji tidak terlalu luas, maka pada penelitian ini dibuat pembatasan masalah sebagai berikut.


(16)

4

1. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan pada materi hidrokarbon berdasarkan Kompetensi Dasar 4.1 sampai 4.2 Kelas X Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006.

2. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dan aplikasi produk merujuk pada satu sekolah, yaitu SMA Negeri di Kota Cimahi dengan jumlah siswa 46 untuk uji reliabilitas dan 28 siswa untuk uji aplikasi produk.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan perangkat tes diagnostik bentuk pilihan ganda dua tingkat yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi hidrokarbon dan memenuhi kriteria dilihat dari segi validitas isi maupun reliabilitasnya.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Dengan teridentifikasinya miskonsepsi, maka siswa dapat melakukan evaluasi terhadap pemahaman konsep yang dimiliknya serta dapat memperbaiki miskonsepsi yang dialami pada materi hidrokarbon.

2. Bagi guru

Tersedia alat ukur miskonsepsi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi hidrokarbon sehingga guru dapat melakukan tindak lanjut dari informasi yang diperoleh.


(17)

5

F. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Bab II tentang kajian pustaka yang meliputi tes diagnostik, tes diagnostik miskonsepsi, miskonsepsi, miskonsepsi pada materi hidrokarbon, ruang lingkup materi hidrokarbon dan pengembangan tes. Bab III tentang metode penelitian meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, dan analisis data. Bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi hasil penelitian dan pembahasan. Bab V tentang kesimpulan dan saran.


(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Pelaksanaan penelitian berlokasi di salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi. Pertimbangan pemilihan SMA Negeri adalah berdasarkan kesesuaian kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri dengan kurikulum materi pada butir soal yang dikembangkan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Objek penelitian ini adalah alat ukur diagnostik yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dua tingkat. Instrumen tersebut kemudian diujikan kepada subjek penelitian, yaitu siswa SMA kelas X yang sedang atau sudah belajar materi hidrokarbon. Subjek penelitian berjumlah 46 siswa pada uji reliabilitas dan 28 siswa pada aplikasi produk.

B. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2010). Metode pada penelitian ini didasari oleh metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2010), metode R&D adalah metode penelitian digunakan untuk menghasilkan


(19)

37

6. Uji coba Produk 7. Revisi Produk 8. Uji coba Pemakaian 9. Revisi Produk 10.Produksi Masal

Pada penelitian ini, langkah-langkah penggunaan metode Research and Development (R&D) tidak seluruhnya dilakukan. Langkah R&D yang dilakukan pada penelitian ini hanya sampai pada tahap aplikasi produk skala kecil.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional yang terkait dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa (Depdiknas, 2007). Pada penelitian ini, tes diagnostik yang dikembangkan, yaitu tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.

2. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah salah satu tes diagnostik yang berupa pilihan ganda, yang terdiri dari dua tingkat (Tuysuz, 2009). Pada penelitian ini, tingkat pertama dan kedua pada butir soal diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan terdiri dari tiga pilihan (opsi). 3. Miskonsepsi atau disebut juga konsepsi alternatif adalah konsep anak yang dibangun dari pengalaman-pengalamannya sehari-hari yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (Dahar, 2011). Miskonsepsi pada penelitian ini meliputi miskonsepsi pada materi hidrokarbon.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.1.


(20)

38

CVR ≥ 0,99

TAHAP PENGEMBANGAN

BUTIR SOAL

TAHAP VALIDASI

Uji reliabilitas tes pilihan ganda dua tingkat Pemilihan

Satu Soal untuk Satu

Konsep

Perangkat tes diagnostik Kajian materi hidrokarbon berdasarkan

standar isi

Analisis miskonsepsi siswa pada materi

hidrokarbon

Pengembangan butir soal pilihan ganda dua tingkat

Validasi oleh Pakar

dan CVR

CVR< 0,99

Soal Ditolak Berdasarkan Interaksi kelas Berdasarkan


(21)

39

Tahap-tahap penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Pengembangan Butir Soal

Langkah awal dalam pengembangan instrumen, yaitu mengkaji materi hidrokarbon berdasarkan standar isi. Melalui langkah tersebut, maka dapat ditentukan ruang lingkup materi hidrokarbon. Pada penelitian ini, ruang lingkup materi hidrokarbon meliputi kompetensi dasar 4.1 sampai 4.2. Hasil kajian ruang lingkup materi hidrokarbon tercantum pada bab 2. Selain itu, ruang lingkup materi hidrokarbon dalam penelitian ini juga digambarkan dalam peta konsep yang ditunjukkan pada gambar 2.10.

Setelah dilakukan kajian terhadap ruang lingkup materi hidrokarbon, selanjutnya dilakukan kajian terhadap miskonsepsi pada materi hidrokarbon. Miskonsepsi dikaji berdasarkan literatur, seperti yang tercantum pada bab 2 halaman 14. Selain berdasarkan literatur, interaksi pembelajaran di dalam kelas dan pelaksanaan tes pilihan ganda beralasan bebas juga dijadikan sumber dalam mengkaji miskonsepsi pada materi hidrokarbon. Soal pilihan ganda beralasan bebas yang dikembangkan berjumlah 25 butir soal (tercantum pada lampiran A.1 halaman 111) dan diujikan kepada satu kelas yang berjumlah 39 siswa.

Berdasarkan hasil kajian ruang lingkup materi, peta konsep, dan kajian miskonsepsi, maka dihasilkan 22 konsep yang mengindikasikan bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada konsep-konsep tersebut. Proses selanjutnya yang dilakukan, yaitu mengembangkan butir soal pilihan ganda dua tingkat.

Pengembangan butir soal pilihan ganda dua tingkat didasarkan pada analisis data yang diperoleh dari tes pilihan ganda beralasan bebas (tercantum pada lampiran B.1 halaman 122). Pilihan jawaban pada tingkat pertama disusun berdasarkan pilihan jawaban siswa pada tes pilihan ganda beralasan bebas, sedangkan pilihan alasan pada tingkat kedua disusun berdasarkan jawaban alasan siswa pada tes pilihan ganda beralasan bebas. Pada beberapa konsep hidrokarbon seperti atom karbon primer, terdapat jawaban alasan siswa yang kurang lengkap. Untuk melengkapi alasan tersebut maka dilakukan wawancara. Wawancara yang


(22)

40

dilakukan merupakan wawancara tidak terstruktur dan dilakukan kepada 7 orang siswa. Hasil wawancara terlampir pada lampiran B.2 halaman 135.

Butir soal pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama terdiri dari tiga pilihan jawaban dengan bentuk opsi a, b, dan c. Tingkat kedua terdiri dari tiga pilihan alasan dengan bentuk opsi, 1), 2), dan 3). Pilihan pada tingkat kedua mengacu pada alasan jawaban pada tingkat pertama. Jumlah pilihan pada kedua tingkat dibuat berdasarkan pertimbangan dari segi keefisienan waktu. Jika pilihan alasan terlalu banyak, maka siswa memerlukan waktu lebih lama untuk memilih alasan pada tingkat kedua sehingga diperlukan waktu yang cukup lama bagi guru untuk mengidentifikasi miskonsepsi.

Mengacu pada pola umum pengembangan butir soal pilihan ganda dua tingkat yang ditunjukkan pada gambar 2.10, salah satu contoh diagram pengembangan butir soal pada penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 3.2. Sejalan dengan proses pengembangan butir soal pilihan ganda dua tingkat, dikembangkan pula kunci identifikasi miskonsepsi pada setiap butir soal. Pengembangan kunci identifikasi miskonsepsi didasarkan pada kombinasi (pola respon) antara pilihan jawaban pada tingkat pertama dengan pilihan alasan pada tingkat kedua. Setiap pola respon jawaban pada butir soal, akan menunjukkan apakah siswa mengalami mikonsepsi atau tidak. Jika terjadi miskonsepsi, maka pola respon jawaban akan merepresentasikan miskonsepsi yang terdapat dalam pikiran siswa.

Pada tahap pengembangan butir soal pilihan ganda dua tingkat, dikembangkan 39 butir soal yang meliputi 22 konsep pada materi hidrokarbon. Tahap selanjutnya, yaitu dilakukan validasi terhadap 39 soal tersebut (terlampir


(23)

41

Gambar 3.2 Diagram Pengembangan Butir Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat Pada Konsep Unsur Penyusun Hidrokarbon

2. Tahap Validasi

Tahap validasi terdiri dari dua proses, yaitu validasi dan uji reliabilitas.

a. Validasi

Butir soal yang telah dikembangkan, kemudian diuji validitasnya. Dalam penelitian ini, validasi yang dilakukan adalah validasi isi. Validiasi isi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara butir-butir soal yang telah dikembangkan


(24)

42

dengan miskonsepsi. Butir soal dikatakan “sesuai” jika butir soal yang dikembangkan secara tepat dapat mengidentifikasi miskonsepsi.

Validasi isi dilakukan oleh para pakar dibidangnya. Pada penelitian ini, pakar yang melakukan validasi isi berjumlah 5 orang, yaitu tiga orang pakar merupakan dosen pendidikan kimia dan dua orang pakar merupakan guru mata pelajaran kimia yang sudah berpengalaman.

Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah validasi isi butir soal, yaitu menilai hasil validitas isi dengan cara menghitung nilai CVR setiap butir soal. Nilai CVR setiap butir soal dihitung berdasarkan pada persamaan Lawshe, yang terdapat pada bab 2 halaman 33. Selain itu, setiap butir soal juga diperbaiki sesuai dengan masukan dari para ahli. Perbaikan butir soal meliputi perbaikan penulisan tanda titik, penggunaan bahasa dan kata yang kurang tepat, penulisan kata-kata yang salah dan rumusan konsep yang kurang tepat.

Setelah dilakukan validasi isi, kemudian dilakukan pemilihan satu butir soal untuk satu konsep. Pemilihan butir soal dilakukan agar satu konsep hanya diidentifikasi miskonsepsinya dengan menggunakan satu soal. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir terjadinya data yang bias. Setelah dilakukan pemilihan butir soal, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

b. Uji Reliabilitas

Butir soal yang diterima berdasarkan hasil perhitungan CVR, kemudian diujikan kepada 46 siswa untuk mengetahui nilai reliabilitasnya. Butir soal yang diuji untuk diketahui nilai reliabilitasnya berjumlah 18 soal (terlampir dalam lampiran A.2 halaman 116 ).


(25)

43

3. Tahap Aplikasi Produk

Pada tahap ini, butir soal pilihan ganda dua tingkat yang telah memenuhi dari segi validitas dan reliabilitas, kemudian diaplikasikan kepada kelompok siswa yang berbeda dengan kelompok uji reliabilitas. Kelompok siswa uji coba berjumlah 28 siswa dan soal yang diuji coba berjumlah 18 butir soal (terlampir dalam lampiran A.2 halaman 116). Seperti halnya pada pelaksanaan uji reliabilitas, pada aplikasi produk siswa juga dilakukan pengkondisian yang sama sebelum mengerjakan soal. Hal tersebut dilakukan agar siswa mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan hasil aplikasi tes pilihan ganda dua tingkat, selanjutnya dilakukan analisis terhadap setiap pola respon jawaban siswa. Analisis tersebut mengacu pada kunci identifikasi miskonsepsi yang dikembangkan. Berdasarkan kunci identifikasi miskonsepsi tersebut, maka dapat diketahui siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak mengalami miskonsepsi. Selain itu, berdasarkan kunci identifikasi miskonsepsi tersebut akan dapat diketahui miskonsepsi-miskonsepsi apa saja yang terdapat dalam pikiran siswa pada materi hidrokarbon.

E. Analisis Data

Dalam menentukan kriteria validitas isi dan reliabilitas butir soal yang dikembangkan, digunakan teknik pengolahan data sebagai berikut.

1. Validitas Isi

Dalam mengolah hasil validitas isi, teknik yang digunakan untuk manganalisis hasil timbangan para ahli, yaitu dengan menggunakan Content Validity Ratio (CVR). Persamaan untuk menghitung nilai CVR setiap butir soal tercantum dalam bab 2, halaman 33. Hasil perhitungan nilai CVR tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai minimum CVR pada tabel 2.8 yang tercantum pada bab 2 halaman 34. Untuk validator berjumlah 5, nilai minimum CVR sebesar 0,99.


(26)

44

2. Reliabilitas

Sebelum dihitung nilai reliabiltas dari keseluruhan tes, maka terlebih dahulu dilakukan penskoran terhadap butir soal pilihan ganda beralasan. Berdasarkan penelitian Tuysuz (2009), skor 1 diberikan kepada siswa yang menjawab benar pada kedua tingkat soal pilihan ganda dua tingkat. Skor 0 diberikan kepada siswa yang hanya menjawab benar pada salah satu tingkat atau menjawab salah pada kedua tingkat di setiap butir soal pilihan ganda dua tingkat.

Butir soal yang telah diberi skor, kemudian dihitung nilai reliabilitasnya. metode reliabilitas yang digunakan adalah metode konsistensi internal. Pada penelitian ini, nilai reliabilitas dihitung dengan menggunakan persamaan KR#20 yang terdapat pada bab 2 halaman 34. Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian, ditafsirkan dengan menggunakan kriteria sebagaimana tercantum dalam tabel 2.9 tentang pedoman penafsiran reliabilitas.

3. Perhitungan Persentase Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Materi Hidrokarbon

Jumlah siswa yang memilih setiap pola respon pada butir soal, diubah ke dalam bentuk persentase. Besar persentase dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

NP =


(27)

45

Tabel 3.1 Kriteria Persentase Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Setiap Konsep Hidrokarbon

No. Persentase (%) Kriteria

1. 0 Tidak satupun

2. 1-25 Sedikit dari jumlah respon 3. 26-49 Hampir setengahnya 4. 50 Setengahnya

5. 51-75 Lebih dari setengahnya 6. 76-99 Hampir seluruhnya 7. 100 Seluruhnya


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan memenuhi kriteria berdasarkan validitas isi maupun reliabilitas. Berdasarkan validitas isi, dari 39 butir soal yang dikembangkan diperoleh 18 butir soal yang memenuhi kriteria validitas isi dengan nilai CVR sebesar 1. Nilai CVR tersebut berada di atas nilai minimum CVR untuk jumlah validator berjumlah lima. Berdasarkan kriteria reliabilitas, butir-butir soal yang dikembangkan memiliki nilai reliabilitas 0,749. Nilai tersebut menunjukkan bahwa butir-butir soal yang dikembangkan memiliki reliabilitas yang tinggi. 2. Miskonsepsi siswa SMA kelas X pada materi hidrokarbon yang terungkap

dengan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan, yaitu dari 28 siswa, hampir seluruhnya mengalami miskonsepsi pada konsep kekhasan atom karbon (96,4%), pada konsep ikatan atom C pada rantai karbon (85,8%) dan pada konsep rantai tertutup (78,6 %). Pada konsep kekhasan atom karbon, miskonsepsi yang dialami oleh siswa, yaitu (1) hanya atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen, (2) hanya atom karbon yang memiliki empat elektron valensi, (3) hanya atom karbon yang memiliki empat elektron valensi karena memiliki jari-jari atom yang paling


(29)

107

terjadi pada siswa, yaitu (1) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom C dengan atom H dan dalam membentuk rantai atom karbon juga membutuhkan atom C yang lain, (2) rantai karbon terbentuk dari ikatan atom C dengan atom H karena untuk membentuk senyawa hidrokarbon atom C memerlukan atom H, (3) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom C dengan atom C dan H karena atom C dapat berikatan baik dengan atom C maupun dengan atom H, (4) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom C dengan atom C dan atom H. Pada konsep rantai tertutup, miskonsepsi yang terjadi pada siswa, yaitu (1) rantai tertutup merupakan rantai yang tidak memiliki cabang, (2) pada rantai tertutup, tidak semua atom C harus berikatan dengan atom C lain, asalkan terdapat atom C dengan atom C yang lain saling berikatan maka hal tersebut dapat dikatakan rantai tertutup, (3) rantai tertutup merupakan rantai yang melingkar dan pada rantai melingkar, semua atom C tidak harus saling berikatan.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar :

1. dalam pembelajaran guru menggunakan alat tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan mengingat pentingnnya mendiagnosis miskonsepsi yang terdapat dalam pikiran siswa, khususnya dalam materi hidrokarbon.

2. hasil dari tes diagnostik dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran yang efektif pada materi hidrokarbon. 3. peneliti lain mengembangkan butir soal pilihan ganda dua tingkat untuk

konsep lainnya pada materi hidrokarbon maupun konsep di luar hidrokarbon yang belum dapat dikembangkan oleh peneliti.

4. peneliti lain melakukan aplikasi produk butir soal pilihan ganda dua tingkat pada skala yang lebih besar.

5. mengembangkan aplikasi komputer yang memuat soal diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan kunci identifikasi miskonsepsi sehingga dapat menjadi bahan evaluasi konsep bagi siswa pada materi hidrokarbon.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Chandrasegaran, A.L., Treagust D.F. and Mocerino M. (2007). “The Development of A Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument For Evaluating

Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical

Reactions Using Multiple Levels of Representation”. Chemistry Education Research and Practice. 8, (3), 293-307.

Chang, R. (2003). General Chemistry: The Essential Concepts (Alih Bahasa: M.A Martoprawiro). Jakarta: Erlangga.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Daryanto, H. (1997). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA

SMP/MTs. [Online]. Tersedia:

http://cobaberbagi.files.wordpress.com/2011/05/4d-panduan-tes diagnostik.doc [13 Februari 2012].


(31)

107

Hernawan, H. (2011). Identifikasi

Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia Dengan Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personnel

Psychology. 28, 563-573.

Lestari, S.K. (2012). Penerapan Peer Assessment Pada Tes Formatif Hidrokarbon Untuk Feedback Siswa SMA Kelas X. Tesis Magister Pendidikan UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

OECD. (2010). Comparing Countries’ and Economies’ Performance. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/pisa/46643496.pdf [15 Juli 2013]

Permana, I. (2009). Memahami Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Depdiknas.

Purba, M. (2002). Kimia 1B untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta.

Redhana, I.W. (2009). Pengembangan Program Pembelajaran Berbasis Masalah Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pelajaran Kimia SMA. Disertasi Doktor Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Salirawati, D. (2010). Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi

Kimia Pada Peserta Didik SMA. [Online].

Tersedia:http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/132001805/Laporan%20Hi bah%20Disertasi.doc [11 Agustus 2013]

Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(32)

108

Sunarya, Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Depdiknas.

Supriatna, A. (2011). Strategi Anomali Data Untuk Mengubah Miskonsepsi dan Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Terhadap Konsep Cahaya. Tesis Magister Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar Dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra.

Tan K.C.D, Goh N.K., Chia L.S. and Treagust D.F. (2002). “Development and Application of A Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument to Assess High School Students’ Understanding of Inorganic Qualitative Analysis”. Journal of Research in Science Teaching. 39, 283-301.

Tan K.C.D., Taber K.S, Goh N.K. and Chia L.S. (2005). “The Ionization Energy Diagnostic Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to Determine High School Students’ Understanding of Ionization Energy”. Journal of Chemistry Education Research and Practice. 6, (4), 180-197.

Tan, K.C.D and Treagust, D.F. (1999). “Evaluating Students’ Understanding of

Chemical Bonding”. School Science Review. 81, (294), 75-83.

Tuysuz, C. (2009). “Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess

Students’ Understanding In Chemistry”. Academic Journals. 4, (6),

626-631.

Utami, B. Nugroho, A., Mahardiani, L., Yamtinah, S. dan Mulyani, B. (2009). Kimia Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Departemen Pendidikan


(1)

45

Nur Annisa, 2013

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Materi Hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kriteria Persentase Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Setiap Konsep Hidrokarbon

No. Persentase (%) Kriteria

1. 0 Tidak satupun

2. 1-25 Sedikit dari jumlah respon

3. 26-49 Hampir setengahnya

4. 50 Setengahnya

5. 51-75 Lebih dari setengahnya

6. 76-99 Hampir seluruhnya

7. 100 Seluruhnya


(2)

Nur Annisa, 2013

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Materi Hidrokarbon

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan memenuhi kriteria berdasarkan validitas isi maupun reliabilitas. Berdasarkan validitas isi, dari 39 butir soal yang dikembangkan diperoleh 18 butir soal yang memenuhi kriteria validitas isi dengan nilai CVR sebesar 1. Nilai CVR tersebut berada di atas nilai minimum CVR untuk jumlah validator berjumlah lima. Berdasarkan kriteria reliabilitas, butir-butir soal yang dikembangkan memiliki nilai reliabilitas 0,749. Nilai tersebut menunjukkan bahwa butir-butir soal yang dikembangkan memiliki reliabilitas yang tinggi. 2. Miskonsepsi siswa SMA kelas X pada materi hidrokarbon yang terungkap

dengan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan, yaitu dari 28 siswa, hampir seluruhnya mengalami miskonsepsi pada konsep kekhasan atom karbon (96,4%), pada konsep ikatan atom C pada rantai karbon (85,8%) dan pada konsep rantai tertutup (78,6 %). Pada konsep kekhasan atom karbon, miskonsepsi yang dialami oleh siswa, yaitu (1) hanya atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen, (2) hanya atom karbon yang memiliki empat elektron valensi, (3) hanya atom karbon yang memiliki empat elektron valensi karena memiliki jari-jari atom yang paling kecil dibandingkan atom lain, (4) hanya atom karbon yang dapat membentuk empat ikatan kovalen karena hanya atom karbon yang memiliki empat elektron valensi, dan (5) selain atom karbon, terdapat atom lain yang memiliki empat elektron valensi. Namun, hanya atom karbon yang dapat membentuk empat ikatan kovalen karena atom karbon memiliki jari-jari yang paling kecil dibanding atom lain yang memiliki elektron valensi 4. Pada konsep ikatan antar atom dalam rantai karbon, miskonsepsi yang


(3)

107

Nur Annisa, 2013

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Materi Hidrokarbon

terjadi pada siswa, yaitu (1) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom C dengan atom H dan dalam membentuk rantai atom karbon juga membutuhkan atom C yang lain, (2) rantai karbon terbentuk dari ikatan atom C dengan atom H karena untuk membentuk senyawa hidrokarbon atom C memerlukan atom H, (3) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom C dengan atom C dan H karena atom C dapat berikatan baik dengan atom C maupun dengan atom H, (4) rantai karbon terbentuk dari ikatan antara atom C dengan atom C dan atom H. Pada konsep rantai tertutup, miskonsepsi yang terjadi pada siswa, yaitu (1) rantai tertutup merupakan rantai yang tidak memiliki cabang, (2) pada rantai tertutup, tidak semua atom C harus berikatan dengan atom C lain, asalkan terdapat atom C dengan atom C yang lain saling berikatan maka hal tersebut dapat dikatakan rantai tertutup, (3) rantai tertutup merupakan rantai yang melingkar dan pada rantai melingkar, semua atom C tidak harus saling berikatan.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar :

1. dalam pembelajaran guru menggunakan alat tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan mengingat pentingnnya mendiagnosis miskonsepsi yang terdapat dalam pikiran siswa, khususnya dalam materi hidrokarbon.

2. hasil dari tes diagnostik dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran yang efektif pada materi hidrokarbon. 3. peneliti lain mengembangkan butir soal pilihan ganda dua tingkat untuk

konsep lainnya pada materi hidrokarbon maupun konsep di luar hidrokarbon yang belum dapat dikembangkan oleh peneliti.

4. peneliti lain melakukan aplikasi produk butir soal pilihan ganda dua tingkat pada skala yang lebih besar.

5. mengembangkan aplikasi komputer yang memuat soal diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan kunci identifikasi miskonsepsi sehingga dapat menjadi bahan evaluasi konsep bagi siswa pada materi hidrokarbon.


(4)

Nur Annisa, 2013

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Materi Hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Chandrasegaran, A.L., Treagust D.F. and Mocerino M. (2007). “The Development of A Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument For Evaluating

Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical

Reactions Using Multiple Levels of Representation”. Chemistry Education Research and Practice. 8, (3), 293-307.

Chang, R. (2003). General Chemistry: The Essential Concepts (Alih Bahasa: M.A Martoprawiro). Jakarta: Erlangga.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Daryanto, H. (1997). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA

SMP/MTs. [Online]. Tersedia:

http://cobaberbagi.files.wordpress.com/2011/05/4d-panduan-tes

diagnostik.doc [13 Februari 2012].

Fessenden, R.J. and J.S Fessenden. (1982). Organik Chemistry (Alih Bahasa: A.H., Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.

Firman, H. dan Liliasari. (1994). Petunjuk Guru: Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung: FPMIPA UPI.


(5)

107

Nur Annisa, 2013

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Materi Hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hernawan, H. (2011). Identifikasi

Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia Dengan Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personnel

Psychology. 28, 563-573.

Lestari, S.K. (2012). Penerapan Peer Assessment Pada Tes Formatif Hidrokarbon Untuk Feedback Siswa SMA Kelas X. Tesis Magister Pendidikan UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

OECD. (2010). Comparing Countries’ and Economies’ Performance. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/pisa/46643496.pdf [15 Juli 2013]

Permana, I. (2009). Memahami Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Depdiknas.

Purba, M. (2002). Kimia 1B untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta.

Redhana, I.W. (2009). Pengembangan Program Pembelajaran Berbasis Masalah Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pelajaran Kimia SMA. Disertasi Doktor Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Salirawati, D. (2010). Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi

Kimia Pada Peserta Didik SMA. [Online].

Tersedia:http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/132001805/Laporan%20Hi

bah%20Disertasi.doc [11 Agustus 2013]

Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Nur Annisa, 2013

Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Materi Hidrokarbon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sunarya, Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Depdiknas.

Supriatna, A. (2011). Strategi Anomali Data Untuk Mengubah Miskonsepsi dan Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Terhadap Konsep Cahaya. Tesis Magister Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar Dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra.

Tan K.C.D, Goh N.K., Chia L.S. and Treagust D.F. (2002). “Development and Application of A Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument to Assess High School Students’ Understanding of Inorganic Qualitative Analysis”. Journal of Research in Science Teaching. 39, 283-301.

Tan K.C.D., Taber K.S, Goh N.K. and Chia L.S. (2005). “The Ionization Energy Diagnostic Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to Determine High School Students’ Understanding of Ionization Energy”. Journal of Chemistry Education Research and Practice. 6, (4), 180-197.

Tan, K.C.D and Treagust, D.F. (1999). “Evaluating Students’ Understanding of

Chemical Bonding”. School Science Review. 81, (294), 75-83.

Tuysuz, C. (2009). “Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess

Students’ Understanding In Chemistry”. Academic Journals. 4, (6),

626-631.

Utami, B. Nugroho, A., Mahardiani, L., Yamtinah, S. dan Mulyani, B. (2009). Kimia Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Whitten, Davis, Peck, and Stanley. (2004). General Chemistry. Philadelphia: Saunders College Publishing.