ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Dasar Penyelenggara Program Inklusi Di Kabupaten Karanganyar ( Studi Kasus di SD Negeri 03 Girimulyo, SD Negeri 01 Jat

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN
KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SEKOLAH DASAR
PENYELENGGARA PROGRAM INKLUSI
Oleh :
1)
1)

Dimas Wihandoko 2) Eko Supriyanto

Guru Penjasorkes di SD N Bolon 2) Staf Pengajar Pasca Sarjana UMS Surakarta
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012


1

LEMBAR PERSETUJUAN

Artikel Ilmiah ini telah dibaca dan disetujui oleh pembimbing sebagai syarat
untuk mengikuti ujian tesis Program Pasca Sarjana Program Studi Manajemen
Pendidikan.

Disetujui pada tanggal : 2 Juni 2012

Surakarta, 2 Juni 2012

2

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN
KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SEKOLAH
DASARPENYELENGGARA PROGRAM INKLUSI
Oleh :
1)


1)

Dimas Wihandoko 2) EkoSupriyanto
Guru Penjasorkes di SD N Bolon 2)Staf Pengajar Pasca Sarjana UMS Surakarta

ABSTRACT
Physical Exercise and Health Education is a fundamental subject for shaping
of motoric and mental development and also it can enhance psychomotor aspect
of children including those with special needs. Physical exercise and Health
Education is needed by children with special-needs. Certainly, the field of study
should be managed well and properly, so that school is required to plan teaching
materials, curriculum, learning principles, and facilities and infrastructure
appropriately according to needs of the children.The purpose of this research
was to know the Management of Physical and Health Education for Children with
Special Need in Inclusive Program of Elementary Schools of Karanganyar
Regency. . The research is qualitative one with education ethnographic research
strategy.. Data validity is examined by using triangulation technique. Finding of
the research according to background of the research can be described as follow:
(1) Implementation of Physical Exercise and Health Education for children with

special needs was made similar with one for normal children. The subject was
not managed with adaptive physical education; (2) principles of Physical Exercise
and Health Education learning implemented by teachers had agreed with
learning principles for children with special-needs such as individualization and
motivation principles; and (3) facility and infrastructure used in the learning of
children with special-needs had been not made adaptive or modified to meet
needs of the children.
Key words: learning, physical exercise and health Education, children with
special-needs.
PENDAHULUAN
Pendidikan inklusi di Indonesia merupaka kebijakan pemerintah sekaligus
merupakan salah satu solusi untuk memperluas layanan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus (The Children With Special Needs). Pendidikan inklusif di
Indonesia menggunakan kurikulum yang fleksibel dan dimodifikasi sesuai dengan
karakteristik keberagaman dan potensi peserta didik, Sehubungan dengan hal
tersebut pada implementasinya perlu di adakan berbagai adaptasi, diantaranya
adalah : peserta didik, kurikulum, tenagapendidik, pembelajaran, evaluasi,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembeayaan.

1


3

Pendidikan Inklusi merupakan usaha pemerintah untuk menrealisasikan
program wajib belajar 12 tahun, maka penyelenggaraan pendidikan inklusi
dilaksanakan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah.Penyelenggara
program inklusi pun harus siap melakukan berbagai adaptasi sebagai tuntutan
pelayanan yang optimal kepada peserta didik, adaptasi yang dilaksanakan adalah
diantaranya adaptasi pembelajaran, mencakup semua mata pelajaran, tidak
terkecuali mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) selama ini disiapkan untuk
mengajar siswa-siswi yang ada di SD. Pada umumnya para siswa di SD adalah
anak-anak normal yang tidak memiliki kelainan/penyimpangan yang signifikan
(berarti) baik dalam segi fisik.Intelektual, sosial, emosional, dan/atau
sensoris.Mereka pada umumnya memiliki kondisi fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan/atau sensoris yang relatif homogen.
Mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan heterogen berheda
dengan mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan homogen. Para guru
Penjasorkes di Sekolah Dasar, pada umumnya merasa kurang mampu mengajar
anak-anak yang memiliki kemampuan heterogen di kelas inklusif karena ketika

mereka sekolah/kuliah di lembaga pendidikan guru baik SGO, FPOK, maupun
LPTK lainnya tidak dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan agar
mampu untuk mengajar di kelas inklusif.
Di Sekolah penyelenggara program inklusi para siswa memiliki
kemampuan yang heterogen, karena para siswanya di samping anak-anak normal
juga

terdapat

anak-anak

berkelainan

yang

memiliki

beragam

kelainan/penyimpangan, baik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau

sensorisneurologis, maka dari hal itu, kurikulum yang dirancang dan diterapkan
harus disesuaikan dengan kebutuhan anak ABK yang menjadi bagian yang
sistemik dari sistem penyelenggaraan sekolah.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagi ABK disamping untuk
kesehatan juga harus mengandung pembetulan kelainan fisik. Namun,
permasalahan yang terjadi adalah pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan

4

jasmani dan kesehatan pada sekolah inklusi bagi anak berkebutuhankhususdirasa
belum optimal, pembelajaran pendidikan jasmani belum optimal dikarenakan
guru pendidikan jasmani dan kesehatan masih menyamaratakan program
pembelajaran bagi semua siswa dan tidak melakukan modifikasi baik pemilihan
materi, strategi maupun media yang di pergunakan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan anak berkebutuhankhusus, artinya dapat menyebabkan
tercapainya tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan bagi anak berkebutuhan
khusus.( Abdullah Arma : 1996)
Tujuan

pendidikan


jasmani

dan

kesehatan

adaptif

bagi

anak

berkebutuhan khusus bersifat holistik, seperti tujuan penjaskes untuk anak-anak
normal.Yaitu

mencakup

tujuan


untuk

meningkatkan

pertumbuhan,

perkembangan jasmani, ketrampilan gerak, sosial dan intelektual.Disamping itu,
proses pendidikan itu penting menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap
keterbatasan baik segi fisik maupun mentalnya sehingga mereka mampu
bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki rasa percaya diri dan harga diri.
( Tarigan, 2000 : 10)
Pada pelaksanaanya guru penjasorkes di Sekolah Dasar mengalami
kesulitan

untuk

pemahaman
menyebabkan

dan


memfasilitasi

anak

berkebutuhan

pengertian

tentang

anak-anak

anak

berkebutuhan

khusus

tidak


khusus,

kurangnya

berkebutuhan

khusus

diikutsertakan

dalam

pembelajaran penjas. Perlakuan diskriminasi tersebut tidak didasarkan pada alas
an yang logis dan spesifik tetapi pandangan keliru yang didasarkan pada
perasaan kasihan serta anggapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus tidak
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, aman, dan berhasil mencapai
tujuan.
Berdasarkan penerapan dan kenyataan pelaksanaan pembelajaran yang
ada, maka timbul pertanyaan, bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran

pendidikan jasmani bagi anak dengan kebutuhan khusus?dan bagaimana
implementasi prinsip pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus serta
bagaimana sarana yang digunakan dalam pembelajaran.Tujuan dalam penelitian

5

ini di rinci menjadi tiga yakni untuk mengetahui .(1). Deskripsi pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bagi anak
berkebutuhan khusus pada sekolah dasar program inklusi. (2). Deskripsi prinsipprinsip dalam pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan bagi
anak berkebutuhan khusus pada sekolah dasar program inklusi. (3). Deskripsi
sarana dan prasarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
bagi anak berkebutuhan khusus pada sekolah dasar program inklusi
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan
etnografi. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
interview

(wawancara),

observasi

(pengamatan),

dan

studi

dokumentasi.Moleong (2006:112) menyatakan bahwa sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan hasil wawancara. Dalam penelitian ini data yang
digunakan sebagai bahan analisis data adalah semua pendapat, komentar, dan
dokumen yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan bagi ABK
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan
selama proses penelitian dilaksanakan. Data yang diperoleh kemudian
dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi,
mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta
menyimpulkan data. Interpretasi data dilakukan setelah data setelah data
direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian
dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data yang diperoleh kemudian
dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi,
mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta

6

menyimpulkan data. Keabsahan data yang digunakan adalah dengan
menggunakan teknik triangulasi.

Pengumpulan Data
(Data Collection)

Penyajian Data
(Datadisplay)

Reduksi Data
(data reduction)

Penarikan Kesimpulan
/
Verivikasi(conclucions
:
drawing/verifying)

Gambar 1. Komponen dalam analisis data (interactive model)
Sumber Miles and Huberman (1984 dalam Sugiyono 2010:92).
Penelitian ini dilakukan di tiga SD Negeri Penyelenggara Program Inklusi di
Kabupaten Karanganyar, yakni : (1).

SD Negeri Girimulyo III Kecamatan

Ngargoyoso karena sekolah tersebut mendapat predikat baik sekali dan sekaligus
menjadi juara I dalam penilaian penyelenggaraan program Inklusi Sekolah Dasar
Se- Jawa Tengah, (2). SD Negeri Jatimulyo I karena menjadi rujukan dan model
percontohan sekolah inklusi di Kecamatan Jatipuro, serta, (3). SD Negeri I
Klodran, karena merupakan Sekolah Dasar Program inklusi yang masih dalam
proses perintisan awal

7

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Inklusi Di
Kabupaten Karanganyar di temukan bahwa Pelaksanaan pembelajaran yang di
lakukan oleh ketiga sekolah dasar yang menjadi latar penelitian adalah sama,
melewati beberapa tahapan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan,
tahapan tersebut adalah menyusun rencana pembelajaran dan menyiapkan
materi, melaksanakan proses pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut. namun,
dari hasil penelitian ditemukan bahwa ketiga SD penyelenggara program inklusi
tersebut menyusun rencana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan

tidak

terdapat

modifikasi

materi

didalamnya,

jadi

materi

pembelajaran penjasorkes bagi ABK disamakan dengan anak normal lainnya.
Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
bagi anak berkebutuhan khusus pada sekolah dasar penyelenggara program
inklusi dibutuhkan penanganan dengan model pembelajaran yang tepat atau
khusus, artinya penyelenggaraannya disendirikan sehingga terpisah dengan anak
lain.. Hal ini tentu akan berimplikasi yang berbeda dari yang seharusnya dalam
menangani anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, pembelajarannya juga
melalui

pendekatan

pembelajaran

khusus,

yakni

dengan

penerapan

pembelajaran melalui berbagai bentuk Pengelolaan pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah
dasar.Maka dari hal tersebut dari hasil temuan penelitian jelas bahwa
pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada tempat
penelitian tersebut belum tepat sasaran dan optimal terkait dengan pelayanan
terhadap anak berkebutuhan khusus.
Prinsip Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagi
anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar Penyelenggara Inklusi di Kabupaten
Karanganyar guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dari ketiga
tempat penelitian telah mengimplementasikan prinsip –prinsip umum dalam

8

pembelajaran penjasorkes bagi ABK, prinsip individualissasi dan prinsip motivasi
yang selalu guru penjasorkesutamakan agar senantiaasa semangat dan motivasi
namun masih perlu meningkatkan kemampuan dalam mengimplementasikan
prinsip pembelajaran dan disesuaikan dengan jenis ketunaan siswa. Guru yang
terlibat secara langsung dalam pembelajaran terhadap ABK harus menguasai
prinsip umum dan prinsip khusus yang di gunakan sebagai pedoman dalam
sebuah pembelajaran.Hal inibertujuan di antaranya adalah anak dapat
berinteraksi secara sosial terhadap lingkungannya.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukankan Furqon, (2002) bahwa
Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak dengan kebutuhan
khusus diterjemahkan dengan Sekolah khusus (Special school), artinya
penyelenggaraannya dikhususkan atau disendirikan sehingga terpisah dengan
anak lain.. Hal ini tentu akan berimplikasi yang berbeda dari yang seharusnya
dalam menangani anak dengan kebutuhan khusus. Pada dasarnya anak dengan
kebutuhan khusus dikategrorikan sebagai anak dengan kebutuhan khusus.
(Special need). Oleh karena itu, pembelajarannya juga melalui pendekatan
Pendidikan khusus (Special education), bukan sekolah khusus tetapi dengan
penerapan pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran.
Guru telah melaksanakan prinsip pembelajaran umum terhadap anak
berkebutuhan khusus di sekolah dasar penyelenggara program inklusi, beberapa
prinsip yang sering di laksanakan adalah prinsip individualisasi dan motivasi,
ketidakpahaman guru mengenai prinsip khusus merupakan kendala pada saat
pembelajaran berlangsung, penguasaan terhadap prinsip khusus dimaksudkan
agar anak berkebutuhan khusus dapat mendapatkan pelayanan yang optimal,
prinsip khusus yang dikuasai guru harus disesuaikan dengan jenis ketunaan
siswa.

9

Maksud dan tujuan harus ada penyesuaian prinsip pembelajaran di kelas
inklusi adalah seperti yang dikemukan oleh Arma Abdullah (1996 : 4) bahwa :
Tujuan pendidikan jasmani khusus atau adaptif adalah untuk menolong siswa
mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki dan memberikan kepada siswa untuk
mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olahragadan aktivitas
jasmani yang bersifat rekreatif, serta untuk melakukan penyesuaian sosial dan
menggembangkan perasaan memiliki rasa percaya diri, harga diri
Sarana merupakan hal yang fundamental dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan karena dengan menggunakan alat atau sarana
yang tepat memudahkan anak dalam memahami dan mengusai materi
pembelajaran yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian di temukan hal
mengenai penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus di Sekolah
Dasar Penyelenggara Inklusi di Kabupaten Karanganyar, bahwa dari ketiga
tempat penelitian ( SDN 03 Girimulyo, SDN 01 Jatimulyo dan SDN 01 Klodran)
ketiganya belum mengadaptifkan sarana pembelajaran penjasorkes yang dimiliki,
tidak ada modifikasi dari guru penjasorkes maupun pihak sekolah pada sarana
pembelajaran penjasorkes.
Penyampaian pembelajaran pendidikan jasmani bagi ABK seyogyanya
dilakukan modifikasi metode maupun sarana dan prasarananya, hal ini
dikemukakan oleh Beltasar Tarigan (2000:48) :
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para ABK dalm pembelajaran penjas
guru seyogyanya melakukan modifikasi dan penyesuaian. Jenis dan taraf
modidikasi yang dilakukan, dapat bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
anak karena dengan adanya penyesuaian, akan terjadi berbagai variasi yang
menambah semarak suasana pembelajaran adaptif .
Dalam merancang pembelajaran atau dalam kelas inklusi maka kita
harus menemukan dan memenuhi kebutuhan yang berbeda pada setiap jenis
kelainan yang ada pada siswa.Dengan adanya modfikasi sarana pembelajaran
memudahkan guru menyampaikan materi dan dapat meningkatkan minat serta

10

ketertarikan anak terhadap materi yang diajarkan, sehingga pembelajaran
penjasorkes bagi anak berkebutuhan khusus dapat berjalan dengan baik.
Pemahaman dan pengetahuan guru penjasorkes terhadap konsep
pendidikan jasmani adaptif inilah yang menjadi faktor utama guru belum
melakukan modifikasi dan pengadaptifan terhadap sarana pembelajaran
penjasorkes yang ada.Sehingga pada saat mengajar anak berkebutuhan khusus,
guru menggunakan alat atau sarana yang sama dengan anak normal.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa
pengelolaan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bagi
Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Dasar Penyelenggara Program Inklusi
belum optimal. Anak berkebutuhan Khusus belum terfasilitasi dengan baik pada
saat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Kesimpulan
Setelah melalui penelitian mengenai pengelolaan pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) bagi anak berkebutuhan khusus
di tiga Sekolah Dasar Penyelanggara Program Inklusi ( SD Negeri 03 Girimulyo,
SD Negeri 01 Jatimulyo, SD Negeri 01 Klodran )

menghasilkan

kesimpulkanbahwa pemahaman konsep yang dimiliki oleh guru pendidikan
jasmani

mengenai pendidikan

jasmani

kurang, dan tidak optimal dalam

memfasilitasi kebutuhan anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran
penjasorkes, hal itu dapat terlihat dari sikap guru pendidikan jasmani saat
menghadapi siswa berkebutuhan khusus masih belum bisa mengetahui
karakteristik, kemampuan dan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus begitu
pula saat memberikan pembelajaran pendidikan jasmani guru masih belum
bisa memberikan program pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.
Kesimpulan
pendidikan

lain

jasmani

adalah

masih

mengenai

perencanaan

belum di modifikasi atau

pembelajaran
adaptif,

hal

ini

dikarenakan dalam perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang
dibuat oleh guru masih menyamaratakan program pembelajaran bagi semua

11

siswa dan tidak melakukan modifikasi baik pemilihan materi, strategi
maupun

media

yang

dipergunakan

sesuai

dengan

kebutuhan

dan

kemampuan siswa berkebutuhan khusus.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani masih belum optimal,
karena dalam

pelaksanaan

pembelajaran

yang

dilakukan

oleh

guru

menggunakan rencana pembelajaran yang sama bagi semua siswa yang
seharusnya guru melaksanakan program pembelajaran menyesuaikan dengan
kebutuhan siswa. Selain itu guru tidak melakukan modifikasi materi, strategi
maupun sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa berkebutuhan khusus. Meskipun ABK terlihat aktif pada
saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung tetapi program
pembelajaran yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani tidak sesuai
dengan

kebutuhan dan hambatan yang dimiliki oleh siswa. Serta evaluasi

pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus dilaksanakan
berdasarkan asas penghargaan terhadap anak berkebutuhankhusus.

Dalam

evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah tanpa melakukan evaluasi yang
bertujuan sebagai penyaringan dan penentu kebutuhan anak.

12

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma (1996). Pendidikan Jasmani Adapif. (Jakarta: Departemen
Pendidikan Kebudayaan, Diretora Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek
Pendidikan Tenaga Akademik).
Bucher, Charles A. (1979). Administration of Physical Education & Athletics
Programs. St. Louis: The C.V. Mosby Company.

Depdiknas (2003).Pedoman Pembelajaran Penjas ALB.Untuk Sekolah Luar
Biasa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Depdiknas (2003).Perencanaan dan Startegi Pembelajaran Penjas.Untuk
Sekolah Luar Biasa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah. Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Hidayatullah Furqon, Doewes (2002). Pendidikan Jasmani dan Olahraga bagi
Anak Berkebutuhan Khusus dan Aspek Yang Belum Mendapat Penekanan.
Surakarta : Universitas Negeri Sebelas Maret.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Cetakan
ke dua puluh dua. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Orunabola, 2011 dengan judul Safety Precautions In The Teaching Of Adapted
Physical Education In Primary And Post Primary School In Rivers State Of
Nigeria”. International Journal Of Academic Reasearch In Bussines And
Special Sciences. Volume 1.
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke
sebelas.Bandung :Alfabeta
Tarigan Beltasar. 2000. PenjaskesAdaptif. Jakarta :Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Winnick Joseph. 2010. Adapted Physical Education And Sport. New Zealand :
Human Kineticts

13