Putih di Atas Hitam by d
PUTIH DI ATAS HITAM
Adegan I
Saat malam sedang berbintang, seorang Putra Mahkota bernama Carlisle
mengadukan nasibnya pada bintang-bintang.
Carlisle
: “ wahai gerangan sang bintang malam yang paling terang, izinkan aku
memintamu menyampaikan cintaku pada seorang gadis belahan jiwaku
yang tak sekali pun aku tahu dimana ia berada dulu dan sekarang.
Wahai bintang malam perkenankan aku menemukannya dengan cahaya
mu yang akan membantu menemukan jalan cintaku. Ah, bintang
malam. Bersediakah engkau membantuku ? “
Permaisuri
: “ setelah setengah abad Ibumu ini hidup didunia, tak pernah sekalipun
aku mendengar bulan dan bintang berbicara kepada siapapun kecuali
pada seorang seniman yang bersuara sumbang. Sejauh ini mereka
hanya bisa memberi ketenangan pada kita melalui sebuah visualisasi,
bagaikan kerajaan ini yang selalu menenangkan rakyatnya dengan
hadiah visual berisi bingkisan kebahagiaan. “
Carlisle
: “ karena itulah aku ingin membuat bintang yang berada nun jauh
diatas sana, bisa mendengarkan dilema cinta seorang putra mahkota
kerajaan Centauri bernama Carlisle ! “
Permaisuri
: “ jarak yang tak dekat membuat kalian takkan bisa saling
mendengarkan anakku, bagai seekor jerapah berleher panjang yang
tidak mungkin bisa meminta maaf terlebih dahulu pada seekor cacing
yang telah terinjak olehnya, Sama halnya dengan ayahmu yang tak bisa
mendengar langsung jeritan rakyatnya. Tak ada gunanya kau mencari,
jika pada kenyataannya cinta yang kau cari sudah ditentukan dan tak
usah lagi kau cari ! “
Carlisle
: “ puisi macam apa ini, yang menghalangi adanya rasa ? jangan katakan
jika kau melarang anak mu ini untuk menemukan belahan jiwanya ? “
Permaisuri
: “ oh anakku, akuilah bahwa warna dunia telah ditentukan. Kau hanya
membutuhkan satu bintang untuk menerangkannya pada kehidupan !
tidurlah, jangan biarkan udara malam menusuk indahnya indera
pendengaranmu yang membantumu mendengarkan dan Jagalah baikbaik suara yang dapat membuatmu didengarkan ! “
Carlisle
: “ tenangalah wahai Ibuku, aku bukanlah Centaurus yang tak mampu
menjaga dirinya sendiri. “
1
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Permaisuri
: “ semoga kau dapat menjaga apa yang kau katakan ! “
Adegan II
Di sebuah lingkungan yang kumuh, seorang hamba sahaya bernama Helen memiliki
kebiasaan yang sama dengan Putra Mahkota
Helen
: “ bintang malam yang kusayang, mengapa malam ini cahayamu
melebihi intensitas rasa biasa ? mungkinkah engkau sedang jatuh
cinta ? atau mungkin kau tengah menyampaikan pesan cinta dari
dilema sang malam kelam ? ah, terlalu banyak kemungkinan di dunia ini
untuk ditafsirkan oleh seorang hamba sahaya yang mengharapkan
kemungkinan dari beribu kemungkinan yang tak kalah banyaknya
dibandingkan dengan beribu bintang yang selalu melukiskan perasaan
seorang gadis malang dengan beribu cahaya, ah lagi-lagi itu mungkin.
Flum
: “ ah kau terlalu malang untuk bicara dengan bintang-bintang ! “
Helen
: “ tak apa, selama bintang-bintang tak pandang bulu membagikan
cahayanya bagi siapa saja yang ingin menemukan jalan pulang dimana
hati akan berlabuh. “
Flum
: “ tapi bintang-bintang tidak memperlihatkan dirinya disiang hari ! “
Helen
: “ jika itu pendapatmu, apa menurutmu mentari bukanlah bintang ? “
Flum
: “ tentu bukan, karena cahaya mentari terlalu membakar bagi dilema
malam yang malang ! bagaimana menurutmu Helen ? “
Helen
: “ menurutku walaupun cahaya matahari memabukkan karena
panasnya namun matahari tetaplah bintang. Hanya saja bintang terang
nan indah yang jaraknya terlalu dekat dapat memuakkan mu dengan
keberadaannya yang terlalu dekat, maka cintailah dengan wajar ! ”
Flum
: “ sayangnya, tidak ada hal yang wajar bagi seorang hamba sahaya yang
sedang dimabuk cinta ! “
Helen
: “ Flum teman lamaku, Cinta bagaikan bintang-bintang, ia tidak akan
memilih kasih atas pandangan terhadap bulu-bulu untuk memberi rasa
pada umat manusia ! “
Flum
: “ jika cinta tak pandang bulu, lalu mengapa tidak semua rasa sama ? “
Helen
: “ tentang rasa, itu tergantung bagaimana seleramu untuk
menikmatinya ! “
2
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Adegan III
Datang pangeran Alpha yang sering mengunjungi Helen dengan menyamar sebagai
seorang saudagar.
Alpha
: “ manis, asam dan asin apakah itu rasa yang anda maksud nona
muda ? “
Helen
: “ ah tuanku, sejak kapan anda ada disini ? “
Alpha
: “ belum lama, ... “
Helen
: “ lantas apakah yang membuat anda berada di tempat malang ini ? “
Alpha
: “ angin malam, yah angin malam tepatnya desisan angin malam yang
memanggilku untuk datang melihat cahaya hitam ini ! “
Helen
: “ ah, tak terasa. Sebentar lagi bintang-bintang yang berada nun jauh
disana akan terkalahkan cahayanya, oleh sebuah maha raksasa merah
yang terlalu dekat. “
Alpha
: “ bagus, aku lebih senang pada cahaya dari bintang yang lebih dekat,
karena cahayanya menghangatkan. Cahaya dari bintang-bintang yang
berada teramat jauh walau indah tapi hanya memabukkan dengan
indahnya dan hanya akan membuatmu kedinginan saat memujanya.
Bukankah hal itu sama dengan rasa ? “
Helen
: “ ada terlalu banyak rasa untuk ditafsirkan pangeran, dan tidak semua
rasa itu sama. Berbicara soal rasa, ia selalu mengikuti setiap derajat
kehidupan anda. Rasa kita tak sama tuan dan takkan pernah sama ! “
Flum
: “ waktu sudah pagi, marilah kita bergegas Helen ! “
Helen
: “ ah benar, sampai jumpa tuan ! “
Adegan IV
Alpha
: “ karna rasa kita tak sama, maka aku akan menggeserkan diriku ke
derajat tempat kau berada. “
Adegan V
Pemuda I
3
: (membacakan surat dari kerajaan) “ wahai rakyatku yang ku cintai, aku
tidak bisa memenuhi janjiku kali ini untuk bertemu dengan kalian.
Maka, besok saat matahari telah terbit aku akan mengirimkan Putra
Mahkota Kerajaan untuk mendengarkan kalian. Tertanda Raja
Centaurus “
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Wanita I
: “ siapakah gerangan Putra Mahkota kita ? “
Wanita II
: “ entahlah, setahuku ini adalah kali pertama kita melihatnya semenjak
ia dilahirkan. “
Wanita III
: “ ya memang, setahuku permaisuri sangat berhati-hati dalam
melindungi putranya. “
Wanita I
: “ tapi apakah gerangan yang membuat Putra Mahkota kita bersedia
meninggalkan putranya ? “
Helen
: “ mungkin karena rasa ! “
Flum
: “ ah, kau ini Helen. Selalu saja berbicara tentang rasa ! “
Helen
: “ apa ada yang salah dengan rasaku ? “
Flum
: “ entahlah, lebih baik kita segera kembali bekerja ! “
Adegan VI
Malam hari, di balkon istana Centauri
Carlisle
: “ ah, bintang malam. Tahukah engkau bahwa Temanmu ini sedang
sangat mencintai ? tahukah engkau bahwa besarnya cinta temanmu ini
tidak ditujukan kepada siapapun ? atau mungkin belum ? ah,
bagaimana bisa aku sangat mencintai tanpa ada seorangpun untuk
dicintai ? sekali lagi, sampaikanlah pesan cintaku ini pada seorang yang
tak bisa kucintai ! “
Permaisuri
: “ malam sudah berganti malam, dan anakku ini masih saja tetap
berbicara dengan bintang malamnya ! “
Carlisle
: “ ah, ibu. Anakmu ini hanya sedang meratapi maha dahsyat cinta yang
tak tahu tempat berlabuh. “
Permaisuri
: “ apakah kau sudah mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan
rakyatmu dihari sesudah ini ? “
Carlisle
: “ tentu saja. karena ini adalah kali pertamaku berjumpa dengan
mereka, maka anakmu ini tak ingin meninggalkan kesan yang
mengganjal rasa saat jumpa pertama. Percayalah pada anakmu ini, dia
sudah mempersiapkan segalanya dengan baik ! “
Permaisuri
: “ semoga kau dapat menjaga perkataanmu, wahai anakku yang masih
muda.”
4
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Adegan VII
Carlisle
: “ ah bintang-bintang malamku, mengapa jantung ini terasa amat
berdebar setiap kali aku melukiskan perasaanku padamu ? ........
mungkinkah ........ oh ...... mungkinkah ?
... ... oh mungkin ....
... ... kah oh ....
... ... oh kah ,,, kah mungkinkah ? “
Adegan VIII
di luar istana pada waktu yang bersamaan.
Helen
: “ ah, cahaya bintang malam, Izinkan aku mewarnaimu dengan sedikit
kisah cintaku. . . . . . (menghela napas dalam) aku sedang jatuh cinta
sekaligus aku sedang merasakan cinta yang teramat besarnya, yang tak
ku ketahui darimana asal datangnya rasa yang menusukkan
kebahagiaan dan membiuskan kenyamanan setiap kali aku
merasakannya. Apakah ini berasal dari seseorang ? atau apakah ini
berasal dari seorang pangeran berkuda putih ? ah, tapi naluriku berkata
lain ketika sama sekali tak ada suntikan dan biusan ketika aku berada
didekat seorang pangeran. Lalu jika memang naluriku benar,
darimanakah obat-obatan ini berasal ?
Adegan IX
Pagi hari di balkon kastil Centauri.
Alpha
: “ aku sedang mencintai, tapi aku juga sedang terlalu ingin memiliki.
Apakah
ini yang disebut dengan cinta ? atau mungkinkah ini
hanyalah sebuah nafsu
belaka yang menurut seorang penulis asal
California merupakan sebuah kutukan ? tapi jikalau ini bukan cinta, lalu
dimanakah cintaku berada ? “
Adegan X
(Pagi hari di pemukiman rakyat kerajaan Centauri.)
Pemuda II
: “ kapankah Putra Mahkota kita akan datang ? “
Pemuda I
: “ entahlah ! “
Pemuda II
: “ akankah ia menepati janjinya untuk bertemu dengan kita pagi ini ? “
Pemuda I
: “ mungkin ! ”
5
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Pemuda II
: “ sepertinya dia akan datang terlambat. “
Pemuda I
: “ bisa jadi ! “
Adegan XI
Masuk Helen dan Flum.
Pemuda I
: “ wahai nona muda yang tidak memiliki dirinya sendiri, apakah kau
bermaksud mengadukan nasib kepemilikkan mu kepada Putra
Mahkota ? “
Helen
: “ sayangnya nasibku ini bukan untuk diadukan, lagi pula terlalu banyak
kemungkinan dalam kehidupan yang tak perlu kau adu ! “
Flum
: “ Helen temanku, sungguh tak baik berbicara dengan orang asing yang
tidak memiliki kita. Karena .... (terdengar suara langkah kaki kuda yang
datang bersamaan)
Pemuda I
: “ Putra Mahkota telah tiba ! Putra Mahkota telah tiba ! “
Pemuda II
: “ akhirnya Putra Mahkota kita tiba ... “
Pemuda I
: “ merunduklah semuanya, merunduklah. Tak seorangpun dari kita
layak untuk menatap Putra Mahkota. “
Adegan XII
Masuk Carlisle semua menunduk.
Carlisle
: “ selamat pagi wahai rakyatku yang sejahtera dengan cinta dari
istana!”
( semua tetap menundukkan dirinya tak saeorangpun rakyat menyahut sang Putra
Mahkota, tiba-tiba seorang hamba sahaya bangkit dari tundukkannya dan waktu
pun mulai bergeming . . . )
Carlisle
: “ ... (bingung) bangunlah rakyatku, berhentilah merunduk. Aku ingin
mendengar suara kalian ! “
( waktu tetap bergeming )
Pemuda I
: “ hormat kami yang mulia “
Rakyat
: “ hormat kami yang mulia “
Carlisle
: “ wahai temanku yang gagah perkasa, persilakanlah kerabat mu untuk
duduk ! dan serukanlah pada mereka untuk memperdengarkan
6
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
suaranya, pada pendengaranku ini yang sedang dimabuk rindu pada
keingintahuan akan kabar para rakyatnya “
Pemuda I
: “ baik yang mulia. Bangunlah saudara-saudaraku, lantunkanlah
penderitaan kebahagiaan pada putra mahkota kita ! “
Carlisle
: “ kupersilakan anda yang memulai duluan nona muda (menunjuk pada
Flum)
Flum
: “ waktu tuanku waktu ! “
Carlisle
: “ ada apakah dengan waktu yang kau miliki nona muda ? “
Flum
: “ aku tidak memiliki waktu yang ku miliki tuan, waktuku terlalu cepat
berjalan sehingga aku tak mampu memilikinya, waktuku tak sabar untuk
menunggu pemiliknya sehingga ia sudah tak lagi punya waktu untuk
menungguku, waktuku sudah terlalu lama tak kumiliki hingga aku
kehilangan waktuku, aku tak lagi memiliki waktu tuan, dan aku tak lagi
mampu membeli waktu untukku dengan segenap waktu yang tidak
kumiliki ! “
Carlisle
: “ ah, tentang waktu. Takkan ada seorangpun dikehidupanmu yang
dapat memberimu waktu, tapi aku bersedia membantumu
mendapatkan sedikit waktu milikmu yang telah merenggut banyak
waktu. “
Flum
: “ benarkah ? terimakasih tuanku ! “
Carlisle
: “ siapakah yang memilikimu wahai nona muda ? “
Flum
: “ seorang janda tua kaya raya yang tinggal diluar kota ini. “
Carlisle
: “ katakan pada pemilikmu, bahwa aku Putra Mahkota Carlisle ingin
membeli sedikit dari waktu yang ia miliki untukmu, yang akan kubayar
dengan kesejahteraan pada orang-orang yang ia sayangi.
Flum
: “ benarkah ? oh ku terima kasih darimu dengan kasih yang kumiliki
tuanku ! “
Carlisle
: “ selanjutnya aku ingin mendengar suara dari seorang pemuda
Centauri sejati ! “
Pemuda II
: “ jati diri tuanku, ya jati diri tuan ! “
7
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Carlisle
: “ apakah yang terjadi pada jati diri mudamu ? hingga kau terlihat lusuh
dengan kepucatan yang tak bertenaga yang merangkul seluruh
tubuhmu ! “
Pemuda II
: “ jatiku telah rusak termakan makhluk yang merayap menggerogoti
diriku. “
Carlisle
: “ aku tidak bisa membunuh makhluk merayap itu maupun
membantumu memperbaiki kembali jati dalam dirimu, namun aku
dapat memastikan jatimu akan tumbuh kembali seiring berjalannya
waktu ! “
Pemuda II
: “ terimakasih tuanku ! “
Carlise
: “ selanjutnya, aku ingin mendengar suara dari seorang yang telah lama
merasakan kehidupan di dalam Centauri yang sejahtera ini ! “
Wanita I
: “ kebakaran tuanku, ya kebakaran yang melanda Centauri 30 tahun
yang lalu “
Carlisle
: “ ada apa dengan kebakaran yang telah lalu ? “
Wanita I
: “ kebakaran itu terlalu besar dan telah membakar terlalu banyak
tuanku ! “
Carlisle
: “ lantas apakah yang menjadi masalah atas kebakaran besar yang
membakar banyak ? “
Wanita I
: “ bukan tentang banyak, tapi tentang apa yang terbakar dan luka bakar
yang masih membakar seluruh korban kebakaran tuanku. Kebakaran itu
terlalu besar, terlalu banyak yang terbakar, hingga terlalu banyak yang
terluka. “
Carlisle
: “ apa yang terbakar, hingga menyisakan terlalu banyak luka bakar ? “
Wanita I
: “ keluarga, saudara, teman, bahkan para Kaisar semua telah terbakar
dan akan terus terbakar tanpa henti ! bahkan Centaurus nan gagah
perkasa telah terbakar dan membakar rasanya sendiri ! “
Carlisle
: “ lalu apa yang kau inginkan untuk kulakukan pada kebakaran yang
menurutmu terus membakar ini ? “
Wanita I
: “ karena kau adalah seorang Putra Mahkota aku ingin kau
memadamkannya kelak ! “
Carlisle
: “ ... baiklah jika memang begitu, aku berjanji pada kalian untuk
memadamkan api membara yang selalu membakar itu. Dengan satu
8
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
syarat, bahwa kalian harus selalu memberikan pertolongan dan
kekuatan kalian padaku ! “
Rakyat
: “ baiklah yang mulia “
Adegan XIII
malam hari di luar istana, Helen sedang mengadu pada bintang-bintang
Helen
: “ oh bintang malam yang kusayang, apakah aku telah menemukan
cintaku ? apakah cintaku berasal dari seorang yang akan menjadi
Augustus kelak ? benarkah perasaan ku tadi, ketika aku merasakan
semburan kebahagiaan tanpa lara seorang hamba sahaya ? jika apa
yang dikatakan wanita tua itu benar adanya, mungkinkah hatinya akan
ikut terbakar ? oh bintang malamku, mengapa hati ini merasa tak wajar
ketika aku melihat wajahnya saat mendengar keluhan wanita tua itu ?
aku telah mencium dan merasakan sesuatu telah terbakar didalam
jiwanya ? sesuatu yang tidak baik akan terjadi malam ini, kau pun telah
memberi tahu ku bukan ? melewati intensitas cahayamu yang meredup
malam ini. Ah ada apa dengan hormon-hormonku, mengapa mereka
mengguncangkan tubuh ini ? “
Adegan XIV
Di dalam istana.
Carlisle
: “ CUKUP IBU CUKUP, biarkan aku bertemu dengan persetan Centaurus
dia telah mempermalukan ku terlalu banyak hari ini ! “
Permaisuri
: “ HENTIKAN CARLISLE SUDAH CUKUP HENTIKAN ! “
Carlisle
: “ AAARRGGHHH PERSETAN DENGANMU CENTAURUS AYAH YANG
TIDAK PERNAH KUMILIKI ! “
Permaisuri
: “ marah pada orang lain tidak akan menyelesaikan masalahmu anakku,
kebakaran itu sudah terjadi, dan itu bukan atas kehendak ayahmu,
lantas apakah kau pantas untuk marah kepada takdir ? apakah takdir
dapat diatur oleh seorang Raja ? apakah takdir memberitahumu
terlebih dahulu untuk kedatangannya ? jika ayah mu tidak bisa, APAKAH
KAU BISA MENGATUR TAKDIRMU ? “
Carlisle
: “ jika anakmu ini tidak bisa mengatur takdir, baik miliknya maupun
milik rakyatnya, lalu mengapa Ibu bisa menentukan takdirku ? mengapa
ibu dapat memutuskan takdir cintaku ? jawablah jika memang takdir
tidak mungkin dikendalikan ! “
9
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Adegan XV
Pangeran Alpha masuk.
Alpha
: “ tak pantas seorang putra mahkota berbicara seperti itu pada ibunya
Carlisle ! “
Carlisle
: “ tak usah kau mengajariku pangeran tampan ! “
Permaisuri
: “ hentikan, kalian berdua tidak usah bertengkar ! “
Alpha
: “ sungguh tidak pantas kau membela putramu bibi ! “
Permaisuri
: “ KELUAR KALIAN BERDUA ATAU AKU YANG KELUAR ! “
Adegan VI
Carlisle dan Alpha keluar, menuju balkon istana.
Alpha
: “ tidak ada gunanya kau marah pada siapapun atas apapun ! “
Carlisle
: “ diamlah, kau tidak mengetahui apapun dan kau bukan siapapun
bagiku. “
Alpha
: “ tentu saja aku adalah siapapun bagimu Carlisle. Aku bisa membuat
mu menjadi siapapun hingga bukan siapapun dan aku bisa membuat
mu menjadi bukan apapun. “
Carlisle
: “ berhati-hatilah dengan ucapanmu ! “
Alpha
: “ siapa yang harus berhati-hati ? Chaesar yang akan menjadi Augustus
ataukah Augustus yang akan menjadi Chaesar ? “
Carlisle
: “ apa maksudmu ? “
Alpha
: “ sudahlah tidak ada gunanya kita bertengkar ! aku jauh lebih tahu dari
segala hal yang kau tahu. Apa kau tidak mengerti ? Pangeran Centauri
ini sudah terlanjur sering menghirup hiruk pikuk kota, diluar julangan
benteng istana nan megah ini ! “
Carlisle
: “ jikalau begitu, izinkan aku ikut denganmu. Ketidaktahuanku terlalu
kuat membakarku hingga aku kehilangan rasa ingin tahuku, bantulah
aku keluar dari Istana ini ! “
Alpha
: “ kutunggu kau tepat disaat sebelum matahari terbit, di sebelah barat
istana. Jangan sia-siakan waktumu ! “
Carlisle
: “ tenanglah, aku sangat menghargai waktu. “
10
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Alpha
: “ satu hal lagi, tanggalkan seluruh atribut kejayaanmu. Kenakanlah
pakaian para pelaian istana nan gagah perkasa, kehidupan sebenarnya
terlalu lemah untuk kekuatan perangkatmu ! “
Carlisle
: “ tentu, aku tak ingin menyakiti rakyatku dengan beban kejayaanku. “
Adegan XVI
Carlisle telah menunggu lama di bagian sebelah barat benteng istana lengkap
dengan pakaian para pelayannya jauh sebelum matahari terbit. Sambil menunggu ia
mengadu pada bintang-bintang yang masih tampak.
Carlisle
: “ ah bintang-bintang yang sudah nyaris kehabisan malam, laraku masih
tak kunjung hilang walau malam tak lagi kelam. Ah, dilema malam
semakin turun seiring dengan pengembunan dari air-air yang gagal
pergi ke bulan. Ah bintang malam apakah seseorang yang membuat
waktuku bergemin dihari sebelum ini adalah orang yang kucintai selama
ini ? atau mungkinkah ini cinta yang lain ? tapi aku merasa cinta ini
sudah tak asing lagi sejak lama. “
Adegan XVII
Pangeran Alpha masuk, lengkap dengan samarannya sebagai seorang saudagar.
Alpha
: “ hah, berbicara pada bintang malam hanya akan membuatmu
semakin merana. Mereka selalu akan menyengsarakanmu ! “
Carlisle
: “ entahlah, tapi mereka adalah teman baikku. “
Alpha
: “ sudahlah, tak penting membahas tentang kita. Bergegaslah sebelum
sebuah mercusuar menyapu seluruh istana ! “
Adegan XVII
tiba di luar istana. Mengamati sekeliling.
Alpha
: “ lihatlah kesekelilingmu, apakah ada orang yang kau kenali diantara
mereka ? jika ya, sejauh mana kau mengenalnya ? “
Carlisle
: “ ya, aku mengenal seorang dari mereka, lihatlah wanita tua berusia
setengah abad itu. Suaranya tentang pembakaran, berhasil membuatku
merana karena apinya ! “
Alpha
: “ apakah ini tentang kunjunganmu dihari sebelum ini ? “
Carlisle
: “ ya, dialah yang telah membakar rasaku hingga tak lagi utuh ! “
11
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Alpha
: “ apa yang telah ia katakan tentang pembakaran yang tadi kau
bicarakan itu ? “
Carlisle
: “ ah, yang pasti semuanya telah terbakar dan menyisakan luka bakar,
yang membuat semuanya sengsara ! “
Alpha
: “ ya, dia memang benar. Jika saja kau berada lebih lama didalam kota
ini sebelumnya, maka kau akan terbakar dengan sendirinya. Lihatlah
pemuda yang tubuhnya kurus kering itu, sedikit saja dia ada yang
mengganjal dalam benaknya, dengan mudahnya ia akan memutuskan
untuk membunuh dirinya sendiri. “
Carlisle
: “ benarkah ? pemuda yang itu ? aku masih ingat padanya dan suara
yang ia perdengarkan padaku dihari sebelum ini. “
Alpha
: “ apa yang dikatakannya padamu ? “
Carlisle
: “ tak jauh berbeda dengan apa yang telah kau lukiskan barusan ! “
Alpha
: “ ia terlalu putus asa setelah ditinggal pergi oleh orang-orang yang ia
cintai dan mencintainya. Tersiar kabar seperti itu disekitar kota ini. “
Carlisle
: “ kemarin aku bertemu dengan seorang gadis, dan waktupun terasa
bergeming saat itu. Aku ingin melihat kembali gadis itu, satu – satunya
jejak tentang dirinya selain daripada tatapannya yang membekas terlalu
dalam di palung jiwaku, yaitu ia berteman dengan seorang hamba
sahaya yang tergila – gila pada waktu dan tidak memiliki waktunya
sendiri. “
Alpha
: “ rasanya aku mengenal dengan baik orang yang kau maksud. “
Carlisle
: “ benarkah ? bisakah kau mengantarkanku ke tempat ia berada ? “
Alpha
: “ selama kau tidak meminta lebih darinya ! “
Carlisle
: “ jika memang benar dia adalah gadis yang kumaksud, untuk apa aku
meminta hal lain, ketika mencintainya saja sudah lebih dari cukup untuk
kehidupanku. “
Alpha
: “ berbicara sajalah dengan dirimu sendiri ! “
Adegan XIX
Carlisle dan Alpha tiba di tempat Helen bekerja.
Alpha
: “ kukira hari masih terlalu pagi untuk mengerjakan sesuatu yang tidak
ringan. “
12
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Helen
: “ dan hari masih terlalu pagi bagi seorang pemuda saudagar yang dari
jauh datang kemari untuk berkunjung, ada apakah gerangan tuanku ? “
(melihat Putra Mahkota Carlisle dan waktu pun kembali bergeming)
Carlisle
: “ tahukah engkau nona muda, aku sedang sangat jatuh cinta pada
seseorang yang aku tidak sekalipun tahu dimana ia berada dulu,
sekarang dan nanti. Jangankan aku tahu siapa gadis itu sebenarnya,
mengenalnya saja aku tidak pernah, bahkan melihatnya tak pernah
sekalipun walau dalam mimpi. Namun semalam aku telah
mengurungkan niatku pada bintang-bintang yang akan membantuku
menemukannya, karena Rakyat Centauri lebih membutuhkan aku
daripada kebutuhanku pada cintaku dan kebutuhan cintaku padaku. “
Helen
: “ lalu siapakah gerangan diri hingga kepentingan rasa cinta tak
melebihi rasa pada kebutuhan rakyat Centauri ? “
Carlisle
: “ ah, tak usah kau mengetahui siapa aku, cukuplah aku yang
mengetahui siapa dirimu ! “
Helen
: “ ah, itu sungguh rasa yang tidak adil tuan. Anda tidak bisa memiliki
buku beserta risalahnya, jika hanya dengan memiliki halaman
pertamanya saja. Itu tidak akan ada artinya bagi anda tuan ! “
Carlisle
: “ sayangnya aku tidak peduli lagi dengan arti, aku sudah
menyerahkannya pada takdir yang sudah ditentukan dan kutentukan ! “
Helen
: “ jikalau memang anda tidak mengindahkan arti, lalu mengapa anda
menetukan takdir ? bukankah itu arti tentang rasa ? “
Carlisle
: “ jikalau ini tentang rasa, takkan ada arti yang melebihi rasa wahai
nona muda. Dan tentang rasa, kau takkan bisa mengartikannya. “
Alpha
: “ sudahlah hentikan, masih terlalu banyak urusan yang harus kita
kerjakan selain membicarakan tentang rasa yang mana aku tidak terlibat
didalamnya. “
Adegan XX
Malam hari diluar istana, Helen melepaskan semuanya kepada malam.
Helen
: “ yah, aku rasa dialah orangnya. Dialah orang yang selalu menghujami
ku cinta yang disampaikan setiap malam melalui bintang-bintang, dialah
orang yang selalu berhasil meningkatkan intensitas bintang-bintang,
dialah orang yang selalu membiuskan berbagai sensasi menyenangkan
setiap kali aku malihat bintang-bintang, dialah yang selalu
menghangatkan malamku yang dingin, yah dialah orangnya. Tapi aku
13
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
terlalu mencintainya, hingga terlalu indah bagiku untuk bahkan tidak
memilikinya. Apa dia merasakan hal yang sama ? bintang malam yang
kusayang dan malamku yang hangat kalian akan menjadi saksi biksuku
malam ini, bahwa aku Helen sang hamba sahaya akan menyimpan
cintaku sendiri dan memendamnya sendiri dalam palung lautan hatiku
dan aku berjanji tidak ada seorang pun yang akan mengetahui cinta
yang dahsyat ini selain bintang malam, malam, dan diriku sendiri yang
tuli untuk memiliki. “
Adegan XXI
Carlisle dan Alpha tiba di istana, namun secara tiba-tiba Alpha mambantingkan
Carlisle hingga terjatuh dan Alpha pun menginjak tubuhnya.
Alpha
: “ persetan denganmu Putra Mahkota Carlisle yang memiliki segalanya
diatas segalanya ! “
Carlisle
: “ hey, apa masalahmu ? “
Alpha
: “ kaulah masalahnya ! “
Carlisle
: “ baik, jika aku ini adalah masalahmu, apa penyebabnya ? “
Alpha
: “ kau sendirilah yang menyebabkannya ! “
Carlisle
: “ apa maksudmu Alpha ?, karena setahuku aku tidak pernah
menyalakan api dengan mu ?
Alpha
: “ ayolah Carlisle, tidak akan ada asap apabila tidak ada api ! “
Carlisle
: “ lalu apa sekarang ? aku tidak tahu api apa yang sedang menyala yang
sambil lalu membakarmu ! “
Alpha
: “ sebodoh itukah kau Carlisle ? HAH !!!! “
Carlisle
: “ aku tidak bodoh Alpha, hanya saja Cinta yang yang selama ini tak
tahu tempat berlabuh terus menghantuiku hingga menyebabkan akalku
tak lagi bisa menepi ! “
Alpha
: “ (semakin menginjak Carlisle) BODOH ! kau benar-benar tak tahu
diuntung. Aku telah mengenalkanmu pada dunia baru yang belum
pernah kau ketahui sebelumnya, aku telah memperdengarkan
kebenaran yang tidak dapat kau dengar dengan jelas sebelumnya, aku
telah membantumu mengetahui jalan keluar dari kutukan strata, dan
yang terakhir, aku telah membawamu ke tempat dimana seorang gadis
yang kudambakan sejak dulu berada. Dan tentang api, saat ini hanyalah
tinggal asapnya ! “
14
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Carlisle
: “ kaulah yang sangat bodoh Alpha, karna kau selalu meminjamkan dan
mengharapkan balasan budi atas apa yang kau pinjamkan. Bahkan
tentang rasa yang kau miliki, kau hanya mendambakkan gadis itu, kau
hanya ingin memiliki gadis itu, kau hanya mengikuti nafsu mu terhadap
gadis itu yang aku yakin dimulai sejak pertama kalian bertemu, kau
terkutuk dengan nafsumu terhadap cinta Alpha, sebaiknya kau tanyakan
pada dirimu sendiri, apa Cinta harus memiliki ? “
Alpha
: “ Tak usah kau menghakimiku, kau tak tahu apa-apa tentang aku yang
mengetahui segala yang tidak kau ketahui ! “
Carlisle
: “ Cintamu hanyalah nafsu Alpha, aku mengetahui itu lebih baik dari
siapapun. Dan ya, memang benar kau mengetahui apa yang tidak
kuketahui, tapi tentang satu hal kau terlalu bodoh untuk mengetahuinya
Alpha. Kau terlalu sibuk mengetahui banyak hal kau terlalu sibuk
mengetahui apa yang orang lain tahu dan apa yang orang lain tidak
ketahui, hingga tanpa kau ketahui kebenaran tentang kau tidak pernah
mengetahui rasa keingin tahuanmu sendiri berasal darimana, kau tidak
pernah mengetahui dirimu sendiri yang selalu ingin tahu ! ”
Alpha
: “ diamlah Carlisle, aku tak ingin mendengan sepatah katapun lagi dari
mu, segala yang terjadi padamu aku muak karenanya ! “
Carlisle
: “ lalu sekarang apa ? ... (Alpha terlanjur membunuhnya) “
Alpha
: “ maafkan aku, senang mengenalmu ! “
Adegan XXII
Alpha berjalan menyusuri luar tembok istana, melihat seorang wanita tua penjual
khmar yang sedang mabuk keras.
Alpha
: “ wahai gerangan wanita tua, apakah yang kau miliki untukku ? aku
adalah seorang pemabuk cinta yang seorang temanku mengatakan
bahwa aku mencintai nafsuku sendiri. Apakah ada penawar untuk
kesakitan ini ? “
Wanita tua
: “ untuk mu yang sedang memutuskan asa, aku hanya memiliki 50ml
sianida berlin, yang dapat membunuhmu dalam hitungan menit. “
Alpha
: “ berapakah harga yang harus aku bayar ? “
Wanita
: “ tak ada harga bagi siapapun yang ingin mengakhiri hidupnya ! “
(Alpha meminum racun sianida dalam satu tegukan tajam)
Wanita tua
15
: “ Nafsu hanyalah kutukan anak muda, beristirahatlah dalam damai ! “
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
*** Selesai***
29.04.13
10.55 am
d.n.a
16
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Adegan I
Saat malam sedang berbintang, seorang Putra Mahkota bernama Carlisle
mengadukan nasibnya pada bintang-bintang.
Carlisle
: “ wahai gerangan sang bintang malam yang paling terang, izinkan aku
memintamu menyampaikan cintaku pada seorang gadis belahan jiwaku
yang tak sekali pun aku tahu dimana ia berada dulu dan sekarang.
Wahai bintang malam perkenankan aku menemukannya dengan cahaya
mu yang akan membantu menemukan jalan cintaku. Ah, bintang
malam. Bersediakah engkau membantuku ? “
Permaisuri
: “ setelah setengah abad Ibumu ini hidup didunia, tak pernah sekalipun
aku mendengar bulan dan bintang berbicara kepada siapapun kecuali
pada seorang seniman yang bersuara sumbang. Sejauh ini mereka
hanya bisa memberi ketenangan pada kita melalui sebuah visualisasi,
bagaikan kerajaan ini yang selalu menenangkan rakyatnya dengan
hadiah visual berisi bingkisan kebahagiaan. “
Carlisle
: “ karena itulah aku ingin membuat bintang yang berada nun jauh
diatas sana, bisa mendengarkan dilema cinta seorang putra mahkota
kerajaan Centauri bernama Carlisle ! “
Permaisuri
: “ jarak yang tak dekat membuat kalian takkan bisa saling
mendengarkan anakku, bagai seekor jerapah berleher panjang yang
tidak mungkin bisa meminta maaf terlebih dahulu pada seekor cacing
yang telah terinjak olehnya, Sama halnya dengan ayahmu yang tak bisa
mendengar langsung jeritan rakyatnya. Tak ada gunanya kau mencari,
jika pada kenyataannya cinta yang kau cari sudah ditentukan dan tak
usah lagi kau cari ! “
Carlisle
: “ puisi macam apa ini, yang menghalangi adanya rasa ? jangan katakan
jika kau melarang anak mu ini untuk menemukan belahan jiwanya ? “
Permaisuri
: “ oh anakku, akuilah bahwa warna dunia telah ditentukan. Kau hanya
membutuhkan satu bintang untuk menerangkannya pada kehidupan !
tidurlah, jangan biarkan udara malam menusuk indahnya indera
pendengaranmu yang membantumu mendengarkan dan Jagalah baikbaik suara yang dapat membuatmu didengarkan ! “
Carlisle
: “ tenangalah wahai Ibuku, aku bukanlah Centaurus yang tak mampu
menjaga dirinya sendiri. “
1
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Permaisuri
: “ semoga kau dapat menjaga apa yang kau katakan ! “
Adegan II
Di sebuah lingkungan yang kumuh, seorang hamba sahaya bernama Helen memiliki
kebiasaan yang sama dengan Putra Mahkota
Helen
: “ bintang malam yang kusayang, mengapa malam ini cahayamu
melebihi intensitas rasa biasa ? mungkinkah engkau sedang jatuh
cinta ? atau mungkin kau tengah menyampaikan pesan cinta dari
dilema sang malam kelam ? ah, terlalu banyak kemungkinan di dunia ini
untuk ditafsirkan oleh seorang hamba sahaya yang mengharapkan
kemungkinan dari beribu kemungkinan yang tak kalah banyaknya
dibandingkan dengan beribu bintang yang selalu melukiskan perasaan
seorang gadis malang dengan beribu cahaya, ah lagi-lagi itu mungkin.
Flum
: “ ah kau terlalu malang untuk bicara dengan bintang-bintang ! “
Helen
: “ tak apa, selama bintang-bintang tak pandang bulu membagikan
cahayanya bagi siapa saja yang ingin menemukan jalan pulang dimana
hati akan berlabuh. “
Flum
: “ tapi bintang-bintang tidak memperlihatkan dirinya disiang hari ! “
Helen
: “ jika itu pendapatmu, apa menurutmu mentari bukanlah bintang ? “
Flum
: “ tentu bukan, karena cahaya mentari terlalu membakar bagi dilema
malam yang malang ! bagaimana menurutmu Helen ? “
Helen
: “ menurutku walaupun cahaya matahari memabukkan karena
panasnya namun matahari tetaplah bintang. Hanya saja bintang terang
nan indah yang jaraknya terlalu dekat dapat memuakkan mu dengan
keberadaannya yang terlalu dekat, maka cintailah dengan wajar ! ”
Flum
: “ sayangnya, tidak ada hal yang wajar bagi seorang hamba sahaya yang
sedang dimabuk cinta ! “
Helen
: “ Flum teman lamaku, Cinta bagaikan bintang-bintang, ia tidak akan
memilih kasih atas pandangan terhadap bulu-bulu untuk memberi rasa
pada umat manusia ! “
Flum
: “ jika cinta tak pandang bulu, lalu mengapa tidak semua rasa sama ? “
Helen
: “ tentang rasa, itu tergantung bagaimana seleramu untuk
menikmatinya ! “
2
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Adegan III
Datang pangeran Alpha yang sering mengunjungi Helen dengan menyamar sebagai
seorang saudagar.
Alpha
: “ manis, asam dan asin apakah itu rasa yang anda maksud nona
muda ? “
Helen
: “ ah tuanku, sejak kapan anda ada disini ? “
Alpha
: “ belum lama, ... “
Helen
: “ lantas apakah yang membuat anda berada di tempat malang ini ? “
Alpha
: “ angin malam, yah angin malam tepatnya desisan angin malam yang
memanggilku untuk datang melihat cahaya hitam ini ! “
Helen
: “ ah, tak terasa. Sebentar lagi bintang-bintang yang berada nun jauh
disana akan terkalahkan cahayanya, oleh sebuah maha raksasa merah
yang terlalu dekat. “
Alpha
: “ bagus, aku lebih senang pada cahaya dari bintang yang lebih dekat,
karena cahayanya menghangatkan. Cahaya dari bintang-bintang yang
berada teramat jauh walau indah tapi hanya memabukkan dengan
indahnya dan hanya akan membuatmu kedinginan saat memujanya.
Bukankah hal itu sama dengan rasa ? “
Helen
: “ ada terlalu banyak rasa untuk ditafsirkan pangeran, dan tidak semua
rasa itu sama. Berbicara soal rasa, ia selalu mengikuti setiap derajat
kehidupan anda. Rasa kita tak sama tuan dan takkan pernah sama ! “
Flum
: “ waktu sudah pagi, marilah kita bergegas Helen ! “
Helen
: “ ah benar, sampai jumpa tuan ! “
Adegan IV
Alpha
: “ karna rasa kita tak sama, maka aku akan menggeserkan diriku ke
derajat tempat kau berada. “
Adegan V
Pemuda I
3
: (membacakan surat dari kerajaan) “ wahai rakyatku yang ku cintai, aku
tidak bisa memenuhi janjiku kali ini untuk bertemu dengan kalian.
Maka, besok saat matahari telah terbit aku akan mengirimkan Putra
Mahkota Kerajaan untuk mendengarkan kalian. Tertanda Raja
Centaurus “
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Wanita I
: “ siapakah gerangan Putra Mahkota kita ? “
Wanita II
: “ entahlah, setahuku ini adalah kali pertama kita melihatnya semenjak
ia dilahirkan. “
Wanita III
: “ ya memang, setahuku permaisuri sangat berhati-hati dalam
melindungi putranya. “
Wanita I
: “ tapi apakah gerangan yang membuat Putra Mahkota kita bersedia
meninggalkan putranya ? “
Helen
: “ mungkin karena rasa ! “
Flum
: “ ah, kau ini Helen. Selalu saja berbicara tentang rasa ! “
Helen
: “ apa ada yang salah dengan rasaku ? “
Flum
: “ entahlah, lebih baik kita segera kembali bekerja ! “
Adegan VI
Malam hari, di balkon istana Centauri
Carlisle
: “ ah, bintang malam. Tahukah engkau bahwa Temanmu ini sedang
sangat mencintai ? tahukah engkau bahwa besarnya cinta temanmu ini
tidak ditujukan kepada siapapun ? atau mungkin belum ? ah,
bagaimana bisa aku sangat mencintai tanpa ada seorangpun untuk
dicintai ? sekali lagi, sampaikanlah pesan cintaku ini pada seorang yang
tak bisa kucintai ! “
Permaisuri
: “ malam sudah berganti malam, dan anakku ini masih saja tetap
berbicara dengan bintang malamnya ! “
Carlisle
: “ ah, ibu. Anakmu ini hanya sedang meratapi maha dahsyat cinta yang
tak tahu tempat berlabuh. “
Permaisuri
: “ apakah kau sudah mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan
rakyatmu dihari sesudah ini ? “
Carlisle
: “ tentu saja. karena ini adalah kali pertamaku berjumpa dengan
mereka, maka anakmu ini tak ingin meninggalkan kesan yang
mengganjal rasa saat jumpa pertama. Percayalah pada anakmu ini, dia
sudah mempersiapkan segalanya dengan baik ! “
Permaisuri
: “ semoga kau dapat menjaga perkataanmu, wahai anakku yang masih
muda.”
4
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Adegan VII
Carlisle
: “ ah bintang-bintang malamku, mengapa jantung ini terasa amat
berdebar setiap kali aku melukiskan perasaanku padamu ? ........
mungkinkah ........ oh ...... mungkinkah ?
... ... oh mungkin ....
... ... kah oh ....
... ... oh kah ,,, kah mungkinkah ? “
Adegan VIII
di luar istana pada waktu yang bersamaan.
Helen
: “ ah, cahaya bintang malam, Izinkan aku mewarnaimu dengan sedikit
kisah cintaku. . . . . . (menghela napas dalam) aku sedang jatuh cinta
sekaligus aku sedang merasakan cinta yang teramat besarnya, yang tak
ku ketahui darimana asal datangnya rasa yang menusukkan
kebahagiaan dan membiuskan kenyamanan setiap kali aku
merasakannya. Apakah ini berasal dari seseorang ? atau apakah ini
berasal dari seorang pangeran berkuda putih ? ah, tapi naluriku berkata
lain ketika sama sekali tak ada suntikan dan biusan ketika aku berada
didekat seorang pangeran. Lalu jika memang naluriku benar,
darimanakah obat-obatan ini berasal ?
Adegan IX
Pagi hari di balkon kastil Centauri.
Alpha
: “ aku sedang mencintai, tapi aku juga sedang terlalu ingin memiliki.
Apakah
ini yang disebut dengan cinta ? atau mungkinkah ini
hanyalah sebuah nafsu
belaka yang menurut seorang penulis asal
California merupakan sebuah kutukan ? tapi jikalau ini bukan cinta, lalu
dimanakah cintaku berada ? “
Adegan X
(Pagi hari di pemukiman rakyat kerajaan Centauri.)
Pemuda II
: “ kapankah Putra Mahkota kita akan datang ? “
Pemuda I
: “ entahlah ! “
Pemuda II
: “ akankah ia menepati janjinya untuk bertemu dengan kita pagi ini ? “
Pemuda I
: “ mungkin ! ”
5
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Pemuda II
: “ sepertinya dia akan datang terlambat. “
Pemuda I
: “ bisa jadi ! “
Adegan XI
Masuk Helen dan Flum.
Pemuda I
: “ wahai nona muda yang tidak memiliki dirinya sendiri, apakah kau
bermaksud mengadukan nasib kepemilikkan mu kepada Putra
Mahkota ? “
Helen
: “ sayangnya nasibku ini bukan untuk diadukan, lagi pula terlalu banyak
kemungkinan dalam kehidupan yang tak perlu kau adu ! “
Flum
: “ Helen temanku, sungguh tak baik berbicara dengan orang asing yang
tidak memiliki kita. Karena .... (terdengar suara langkah kaki kuda yang
datang bersamaan)
Pemuda I
: “ Putra Mahkota telah tiba ! Putra Mahkota telah tiba ! “
Pemuda II
: “ akhirnya Putra Mahkota kita tiba ... “
Pemuda I
: “ merunduklah semuanya, merunduklah. Tak seorangpun dari kita
layak untuk menatap Putra Mahkota. “
Adegan XII
Masuk Carlisle semua menunduk.
Carlisle
: “ selamat pagi wahai rakyatku yang sejahtera dengan cinta dari
istana!”
( semua tetap menundukkan dirinya tak saeorangpun rakyat menyahut sang Putra
Mahkota, tiba-tiba seorang hamba sahaya bangkit dari tundukkannya dan waktu
pun mulai bergeming . . . )
Carlisle
: “ ... (bingung) bangunlah rakyatku, berhentilah merunduk. Aku ingin
mendengar suara kalian ! “
( waktu tetap bergeming )
Pemuda I
: “ hormat kami yang mulia “
Rakyat
: “ hormat kami yang mulia “
Carlisle
: “ wahai temanku yang gagah perkasa, persilakanlah kerabat mu untuk
duduk ! dan serukanlah pada mereka untuk memperdengarkan
6
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
suaranya, pada pendengaranku ini yang sedang dimabuk rindu pada
keingintahuan akan kabar para rakyatnya “
Pemuda I
: “ baik yang mulia. Bangunlah saudara-saudaraku, lantunkanlah
penderitaan kebahagiaan pada putra mahkota kita ! “
Carlisle
: “ kupersilakan anda yang memulai duluan nona muda (menunjuk pada
Flum)
Flum
: “ waktu tuanku waktu ! “
Carlisle
: “ ada apakah dengan waktu yang kau miliki nona muda ? “
Flum
: “ aku tidak memiliki waktu yang ku miliki tuan, waktuku terlalu cepat
berjalan sehingga aku tak mampu memilikinya, waktuku tak sabar untuk
menunggu pemiliknya sehingga ia sudah tak lagi punya waktu untuk
menungguku, waktuku sudah terlalu lama tak kumiliki hingga aku
kehilangan waktuku, aku tak lagi memiliki waktu tuan, dan aku tak lagi
mampu membeli waktu untukku dengan segenap waktu yang tidak
kumiliki ! “
Carlisle
: “ ah, tentang waktu. Takkan ada seorangpun dikehidupanmu yang
dapat memberimu waktu, tapi aku bersedia membantumu
mendapatkan sedikit waktu milikmu yang telah merenggut banyak
waktu. “
Flum
: “ benarkah ? terimakasih tuanku ! “
Carlisle
: “ siapakah yang memilikimu wahai nona muda ? “
Flum
: “ seorang janda tua kaya raya yang tinggal diluar kota ini. “
Carlisle
: “ katakan pada pemilikmu, bahwa aku Putra Mahkota Carlisle ingin
membeli sedikit dari waktu yang ia miliki untukmu, yang akan kubayar
dengan kesejahteraan pada orang-orang yang ia sayangi.
Flum
: “ benarkah ? oh ku terima kasih darimu dengan kasih yang kumiliki
tuanku ! “
Carlisle
: “ selanjutnya aku ingin mendengar suara dari seorang pemuda
Centauri sejati ! “
Pemuda II
: “ jati diri tuanku, ya jati diri tuan ! “
7
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Carlisle
: “ apakah yang terjadi pada jati diri mudamu ? hingga kau terlihat lusuh
dengan kepucatan yang tak bertenaga yang merangkul seluruh
tubuhmu ! “
Pemuda II
: “ jatiku telah rusak termakan makhluk yang merayap menggerogoti
diriku. “
Carlisle
: “ aku tidak bisa membunuh makhluk merayap itu maupun
membantumu memperbaiki kembali jati dalam dirimu, namun aku
dapat memastikan jatimu akan tumbuh kembali seiring berjalannya
waktu ! “
Pemuda II
: “ terimakasih tuanku ! “
Carlise
: “ selanjutnya, aku ingin mendengar suara dari seorang yang telah lama
merasakan kehidupan di dalam Centauri yang sejahtera ini ! “
Wanita I
: “ kebakaran tuanku, ya kebakaran yang melanda Centauri 30 tahun
yang lalu “
Carlisle
: “ ada apa dengan kebakaran yang telah lalu ? “
Wanita I
: “ kebakaran itu terlalu besar dan telah membakar terlalu banyak
tuanku ! “
Carlisle
: “ lantas apakah yang menjadi masalah atas kebakaran besar yang
membakar banyak ? “
Wanita I
: “ bukan tentang banyak, tapi tentang apa yang terbakar dan luka bakar
yang masih membakar seluruh korban kebakaran tuanku. Kebakaran itu
terlalu besar, terlalu banyak yang terbakar, hingga terlalu banyak yang
terluka. “
Carlisle
: “ apa yang terbakar, hingga menyisakan terlalu banyak luka bakar ? “
Wanita I
: “ keluarga, saudara, teman, bahkan para Kaisar semua telah terbakar
dan akan terus terbakar tanpa henti ! bahkan Centaurus nan gagah
perkasa telah terbakar dan membakar rasanya sendiri ! “
Carlisle
: “ lalu apa yang kau inginkan untuk kulakukan pada kebakaran yang
menurutmu terus membakar ini ? “
Wanita I
: “ karena kau adalah seorang Putra Mahkota aku ingin kau
memadamkannya kelak ! “
Carlisle
: “ ... baiklah jika memang begitu, aku berjanji pada kalian untuk
memadamkan api membara yang selalu membakar itu. Dengan satu
8
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
syarat, bahwa kalian harus selalu memberikan pertolongan dan
kekuatan kalian padaku ! “
Rakyat
: “ baiklah yang mulia “
Adegan XIII
malam hari di luar istana, Helen sedang mengadu pada bintang-bintang
Helen
: “ oh bintang malam yang kusayang, apakah aku telah menemukan
cintaku ? apakah cintaku berasal dari seorang yang akan menjadi
Augustus kelak ? benarkah perasaan ku tadi, ketika aku merasakan
semburan kebahagiaan tanpa lara seorang hamba sahaya ? jika apa
yang dikatakan wanita tua itu benar adanya, mungkinkah hatinya akan
ikut terbakar ? oh bintang malamku, mengapa hati ini merasa tak wajar
ketika aku melihat wajahnya saat mendengar keluhan wanita tua itu ?
aku telah mencium dan merasakan sesuatu telah terbakar didalam
jiwanya ? sesuatu yang tidak baik akan terjadi malam ini, kau pun telah
memberi tahu ku bukan ? melewati intensitas cahayamu yang meredup
malam ini. Ah ada apa dengan hormon-hormonku, mengapa mereka
mengguncangkan tubuh ini ? “
Adegan XIV
Di dalam istana.
Carlisle
: “ CUKUP IBU CUKUP, biarkan aku bertemu dengan persetan Centaurus
dia telah mempermalukan ku terlalu banyak hari ini ! “
Permaisuri
: “ HENTIKAN CARLISLE SUDAH CUKUP HENTIKAN ! “
Carlisle
: “ AAARRGGHHH PERSETAN DENGANMU CENTAURUS AYAH YANG
TIDAK PERNAH KUMILIKI ! “
Permaisuri
: “ marah pada orang lain tidak akan menyelesaikan masalahmu anakku,
kebakaran itu sudah terjadi, dan itu bukan atas kehendak ayahmu,
lantas apakah kau pantas untuk marah kepada takdir ? apakah takdir
dapat diatur oleh seorang Raja ? apakah takdir memberitahumu
terlebih dahulu untuk kedatangannya ? jika ayah mu tidak bisa, APAKAH
KAU BISA MENGATUR TAKDIRMU ? “
Carlisle
: “ jika anakmu ini tidak bisa mengatur takdir, baik miliknya maupun
milik rakyatnya, lalu mengapa Ibu bisa menentukan takdirku ? mengapa
ibu dapat memutuskan takdir cintaku ? jawablah jika memang takdir
tidak mungkin dikendalikan ! “
9
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Adegan XV
Pangeran Alpha masuk.
Alpha
: “ tak pantas seorang putra mahkota berbicara seperti itu pada ibunya
Carlisle ! “
Carlisle
: “ tak usah kau mengajariku pangeran tampan ! “
Permaisuri
: “ hentikan, kalian berdua tidak usah bertengkar ! “
Alpha
: “ sungguh tidak pantas kau membela putramu bibi ! “
Permaisuri
: “ KELUAR KALIAN BERDUA ATAU AKU YANG KELUAR ! “
Adegan VI
Carlisle dan Alpha keluar, menuju balkon istana.
Alpha
: “ tidak ada gunanya kau marah pada siapapun atas apapun ! “
Carlisle
: “ diamlah, kau tidak mengetahui apapun dan kau bukan siapapun
bagiku. “
Alpha
: “ tentu saja aku adalah siapapun bagimu Carlisle. Aku bisa membuat
mu menjadi siapapun hingga bukan siapapun dan aku bisa membuat
mu menjadi bukan apapun. “
Carlisle
: “ berhati-hatilah dengan ucapanmu ! “
Alpha
: “ siapa yang harus berhati-hati ? Chaesar yang akan menjadi Augustus
ataukah Augustus yang akan menjadi Chaesar ? “
Carlisle
: “ apa maksudmu ? “
Alpha
: “ sudahlah tidak ada gunanya kita bertengkar ! aku jauh lebih tahu dari
segala hal yang kau tahu. Apa kau tidak mengerti ? Pangeran Centauri
ini sudah terlanjur sering menghirup hiruk pikuk kota, diluar julangan
benteng istana nan megah ini ! “
Carlisle
: “ jikalau begitu, izinkan aku ikut denganmu. Ketidaktahuanku terlalu
kuat membakarku hingga aku kehilangan rasa ingin tahuku, bantulah
aku keluar dari Istana ini ! “
Alpha
: “ kutunggu kau tepat disaat sebelum matahari terbit, di sebelah barat
istana. Jangan sia-siakan waktumu ! “
Carlisle
: “ tenanglah, aku sangat menghargai waktu. “
10
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Alpha
: “ satu hal lagi, tanggalkan seluruh atribut kejayaanmu. Kenakanlah
pakaian para pelaian istana nan gagah perkasa, kehidupan sebenarnya
terlalu lemah untuk kekuatan perangkatmu ! “
Carlisle
: “ tentu, aku tak ingin menyakiti rakyatku dengan beban kejayaanku. “
Adegan XVI
Carlisle telah menunggu lama di bagian sebelah barat benteng istana lengkap
dengan pakaian para pelayannya jauh sebelum matahari terbit. Sambil menunggu ia
mengadu pada bintang-bintang yang masih tampak.
Carlisle
: “ ah bintang-bintang yang sudah nyaris kehabisan malam, laraku masih
tak kunjung hilang walau malam tak lagi kelam. Ah, dilema malam
semakin turun seiring dengan pengembunan dari air-air yang gagal
pergi ke bulan. Ah bintang malam apakah seseorang yang membuat
waktuku bergemin dihari sebelum ini adalah orang yang kucintai selama
ini ? atau mungkinkah ini cinta yang lain ? tapi aku merasa cinta ini
sudah tak asing lagi sejak lama. “
Adegan XVII
Pangeran Alpha masuk, lengkap dengan samarannya sebagai seorang saudagar.
Alpha
: “ hah, berbicara pada bintang malam hanya akan membuatmu
semakin merana. Mereka selalu akan menyengsarakanmu ! “
Carlisle
: “ entahlah, tapi mereka adalah teman baikku. “
Alpha
: “ sudahlah, tak penting membahas tentang kita. Bergegaslah sebelum
sebuah mercusuar menyapu seluruh istana ! “
Adegan XVII
tiba di luar istana. Mengamati sekeliling.
Alpha
: “ lihatlah kesekelilingmu, apakah ada orang yang kau kenali diantara
mereka ? jika ya, sejauh mana kau mengenalnya ? “
Carlisle
: “ ya, aku mengenal seorang dari mereka, lihatlah wanita tua berusia
setengah abad itu. Suaranya tentang pembakaran, berhasil membuatku
merana karena apinya ! “
Alpha
: “ apakah ini tentang kunjunganmu dihari sebelum ini ? “
Carlisle
: “ ya, dialah yang telah membakar rasaku hingga tak lagi utuh ! “
11
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Alpha
: “ apa yang telah ia katakan tentang pembakaran yang tadi kau
bicarakan itu ? “
Carlisle
: “ ah, yang pasti semuanya telah terbakar dan menyisakan luka bakar,
yang membuat semuanya sengsara ! “
Alpha
: “ ya, dia memang benar. Jika saja kau berada lebih lama didalam kota
ini sebelumnya, maka kau akan terbakar dengan sendirinya. Lihatlah
pemuda yang tubuhnya kurus kering itu, sedikit saja dia ada yang
mengganjal dalam benaknya, dengan mudahnya ia akan memutuskan
untuk membunuh dirinya sendiri. “
Carlisle
: “ benarkah ? pemuda yang itu ? aku masih ingat padanya dan suara
yang ia perdengarkan padaku dihari sebelum ini. “
Alpha
: “ apa yang dikatakannya padamu ? “
Carlisle
: “ tak jauh berbeda dengan apa yang telah kau lukiskan barusan ! “
Alpha
: “ ia terlalu putus asa setelah ditinggal pergi oleh orang-orang yang ia
cintai dan mencintainya. Tersiar kabar seperti itu disekitar kota ini. “
Carlisle
: “ kemarin aku bertemu dengan seorang gadis, dan waktupun terasa
bergeming saat itu. Aku ingin melihat kembali gadis itu, satu – satunya
jejak tentang dirinya selain daripada tatapannya yang membekas terlalu
dalam di palung jiwaku, yaitu ia berteman dengan seorang hamba
sahaya yang tergila – gila pada waktu dan tidak memiliki waktunya
sendiri. “
Alpha
: “ rasanya aku mengenal dengan baik orang yang kau maksud. “
Carlisle
: “ benarkah ? bisakah kau mengantarkanku ke tempat ia berada ? “
Alpha
: “ selama kau tidak meminta lebih darinya ! “
Carlisle
: “ jika memang benar dia adalah gadis yang kumaksud, untuk apa aku
meminta hal lain, ketika mencintainya saja sudah lebih dari cukup untuk
kehidupanku. “
Alpha
: “ berbicara sajalah dengan dirimu sendiri ! “
Adegan XIX
Carlisle dan Alpha tiba di tempat Helen bekerja.
Alpha
: “ kukira hari masih terlalu pagi untuk mengerjakan sesuatu yang tidak
ringan. “
12
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Helen
: “ dan hari masih terlalu pagi bagi seorang pemuda saudagar yang dari
jauh datang kemari untuk berkunjung, ada apakah gerangan tuanku ? “
(melihat Putra Mahkota Carlisle dan waktu pun kembali bergeming)
Carlisle
: “ tahukah engkau nona muda, aku sedang sangat jatuh cinta pada
seseorang yang aku tidak sekalipun tahu dimana ia berada dulu,
sekarang dan nanti. Jangankan aku tahu siapa gadis itu sebenarnya,
mengenalnya saja aku tidak pernah, bahkan melihatnya tak pernah
sekalipun walau dalam mimpi. Namun semalam aku telah
mengurungkan niatku pada bintang-bintang yang akan membantuku
menemukannya, karena Rakyat Centauri lebih membutuhkan aku
daripada kebutuhanku pada cintaku dan kebutuhan cintaku padaku. “
Helen
: “ lalu siapakah gerangan diri hingga kepentingan rasa cinta tak
melebihi rasa pada kebutuhan rakyat Centauri ? “
Carlisle
: “ ah, tak usah kau mengetahui siapa aku, cukuplah aku yang
mengetahui siapa dirimu ! “
Helen
: “ ah, itu sungguh rasa yang tidak adil tuan. Anda tidak bisa memiliki
buku beserta risalahnya, jika hanya dengan memiliki halaman
pertamanya saja. Itu tidak akan ada artinya bagi anda tuan ! “
Carlisle
: “ sayangnya aku tidak peduli lagi dengan arti, aku sudah
menyerahkannya pada takdir yang sudah ditentukan dan kutentukan ! “
Helen
: “ jikalau memang anda tidak mengindahkan arti, lalu mengapa anda
menetukan takdir ? bukankah itu arti tentang rasa ? “
Carlisle
: “ jikalau ini tentang rasa, takkan ada arti yang melebihi rasa wahai
nona muda. Dan tentang rasa, kau takkan bisa mengartikannya. “
Alpha
: “ sudahlah hentikan, masih terlalu banyak urusan yang harus kita
kerjakan selain membicarakan tentang rasa yang mana aku tidak terlibat
didalamnya. “
Adegan XX
Malam hari diluar istana, Helen melepaskan semuanya kepada malam.
Helen
: “ yah, aku rasa dialah orangnya. Dialah orang yang selalu menghujami
ku cinta yang disampaikan setiap malam melalui bintang-bintang, dialah
orang yang selalu berhasil meningkatkan intensitas bintang-bintang,
dialah orang yang selalu membiuskan berbagai sensasi menyenangkan
setiap kali aku malihat bintang-bintang, dialah yang selalu
menghangatkan malamku yang dingin, yah dialah orangnya. Tapi aku
13
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
terlalu mencintainya, hingga terlalu indah bagiku untuk bahkan tidak
memilikinya. Apa dia merasakan hal yang sama ? bintang malam yang
kusayang dan malamku yang hangat kalian akan menjadi saksi biksuku
malam ini, bahwa aku Helen sang hamba sahaya akan menyimpan
cintaku sendiri dan memendamnya sendiri dalam palung lautan hatiku
dan aku berjanji tidak ada seorang pun yang akan mengetahui cinta
yang dahsyat ini selain bintang malam, malam, dan diriku sendiri yang
tuli untuk memiliki. “
Adegan XXI
Carlisle dan Alpha tiba di istana, namun secara tiba-tiba Alpha mambantingkan
Carlisle hingga terjatuh dan Alpha pun menginjak tubuhnya.
Alpha
: “ persetan denganmu Putra Mahkota Carlisle yang memiliki segalanya
diatas segalanya ! “
Carlisle
: “ hey, apa masalahmu ? “
Alpha
: “ kaulah masalahnya ! “
Carlisle
: “ baik, jika aku ini adalah masalahmu, apa penyebabnya ? “
Alpha
: “ kau sendirilah yang menyebabkannya ! “
Carlisle
: “ apa maksudmu Alpha ?, karena setahuku aku tidak pernah
menyalakan api dengan mu ?
Alpha
: “ ayolah Carlisle, tidak akan ada asap apabila tidak ada api ! “
Carlisle
: “ lalu apa sekarang ? aku tidak tahu api apa yang sedang menyala yang
sambil lalu membakarmu ! “
Alpha
: “ sebodoh itukah kau Carlisle ? HAH !!!! “
Carlisle
: “ aku tidak bodoh Alpha, hanya saja Cinta yang yang selama ini tak
tahu tempat berlabuh terus menghantuiku hingga menyebabkan akalku
tak lagi bisa menepi ! “
Alpha
: “ (semakin menginjak Carlisle) BODOH ! kau benar-benar tak tahu
diuntung. Aku telah mengenalkanmu pada dunia baru yang belum
pernah kau ketahui sebelumnya, aku telah memperdengarkan
kebenaran yang tidak dapat kau dengar dengan jelas sebelumnya, aku
telah membantumu mengetahui jalan keluar dari kutukan strata, dan
yang terakhir, aku telah membawamu ke tempat dimana seorang gadis
yang kudambakan sejak dulu berada. Dan tentang api, saat ini hanyalah
tinggal asapnya ! “
14
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
Carlisle
: “ kaulah yang sangat bodoh Alpha, karna kau selalu meminjamkan dan
mengharapkan balasan budi atas apa yang kau pinjamkan. Bahkan
tentang rasa yang kau miliki, kau hanya mendambakkan gadis itu, kau
hanya ingin memiliki gadis itu, kau hanya mengikuti nafsu mu terhadap
gadis itu yang aku yakin dimulai sejak pertama kalian bertemu, kau
terkutuk dengan nafsumu terhadap cinta Alpha, sebaiknya kau tanyakan
pada dirimu sendiri, apa Cinta harus memiliki ? “
Alpha
: “ Tak usah kau menghakimiku, kau tak tahu apa-apa tentang aku yang
mengetahui segala yang tidak kau ketahui ! “
Carlisle
: “ Cintamu hanyalah nafsu Alpha, aku mengetahui itu lebih baik dari
siapapun. Dan ya, memang benar kau mengetahui apa yang tidak
kuketahui, tapi tentang satu hal kau terlalu bodoh untuk mengetahuinya
Alpha. Kau terlalu sibuk mengetahui banyak hal kau terlalu sibuk
mengetahui apa yang orang lain tahu dan apa yang orang lain tidak
ketahui, hingga tanpa kau ketahui kebenaran tentang kau tidak pernah
mengetahui rasa keingin tahuanmu sendiri berasal darimana, kau tidak
pernah mengetahui dirimu sendiri yang selalu ingin tahu ! ”
Alpha
: “ diamlah Carlisle, aku tak ingin mendengan sepatah katapun lagi dari
mu, segala yang terjadi padamu aku muak karenanya ! “
Carlisle
: “ lalu sekarang apa ? ... (Alpha terlanjur membunuhnya) “
Alpha
: “ maafkan aku, senang mengenalmu ! “
Adegan XXII
Alpha berjalan menyusuri luar tembok istana, melihat seorang wanita tua penjual
khmar yang sedang mabuk keras.
Alpha
: “ wahai gerangan wanita tua, apakah yang kau miliki untukku ? aku
adalah seorang pemabuk cinta yang seorang temanku mengatakan
bahwa aku mencintai nafsuku sendiri. Apakah ada penawar untuk
kesakitan ini ? “
Wanita tua
: “ untuk mu yang sedang memutuskan asa, aku hanya memiliki 50ml
sianida berlin, yang dapat membunuhmu dalam hitungan menit. “
Alpha
: “ berapakah harga yang harus aku bayar ? “
Wanita
: “ tak ada harga bagi siapapun yang ingin mengakhiri hidupnya ! “
(Alpha meminum racun sianida dalam satu tegukan tajam)
Wanita tua
15
: “ Nafsu hanyalah kutukan anak muda, beristirahatlah dalam damai ! “
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a
*** Selesai***
29.04.13
10.55 am
d.n.a
16
PUTIH DI ATAS HITAM karya d.n.a