Strategic Leadership untuk Kepemimpinan leadership

STRATEGIC LEADERSHIP
“Strategi Untuk Membangun Kepemimpinan Efektif”

Oleh:
Ary Bagus Octora (14911106)
Fahmi Khotib (14911114)
Nopi Haryanto (14911089)
Subhi Nur Fuadi (14911095)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016

1. Latar Belakang
Strategic Leadership merupakan suatu faktor penting dalam terciptanya suatu
kepemimpinan yang efektif. Karena dengan adanya Strategic Leadership yang
diterapkan suatu pemimpin, dapat memberikan dampak yang begitu signifikan dalam
perubahan organisasi itu sendiri maupun perubahan dalam perilaku kepemimpinan.
Menurut Rowe (2001) dalam Ngunaidi dan Tarigan (2015), Strategic
Leadership adalah gaya kepemimpinan yang mampu meningkatkan kelangsungan

hidup perusahaan jangka panjang melalui visi yang jelas dan juga memelihara
stabilitas tingkat kepuasan keuangan jangka pendek.
Cara kepemimpinan yang berbeda memberi dampak pada visi dan arah
pertumbuhan dan potensi kesuksesan organisasi. Untuk bisa menjadi sukses dengan
perubahan, semua pemimpin memerlukan keahlian dan alat baik dari formulasi
strategi dan implementasi.
Strategic leadership yang efektif dapat membantu organisasi dalam
memperbaiki peforma ketika bersaing dengan lingkungan yang cepat dan tidak
terduga. Jadi, kemampuan organisasi untuk bersaing dengan perubahan lingkungan
bisnis, sangat terpengaruh oleh kepemimpinan strategik yang baik, kepemimpinan
strategik yang baik dapat membawa potensi untuk sukses dalam lingkungan bisnis
yang sering berubah-ubah.
Kepemimpinan yang kuat juga sangat dibutuhkan untuk memastikan
pertumbuhan organisi. Visi seorang pemimpin sangat mempengaruhi kemana
organisasi tersebut akan bergerak, dan hal-hal ini memerlukan keahlihan yang khusus
bagi pemimpin.
Banyak organisasi besar yang telah membuat suatu perencanan yang baik dan
brilian yang telah diformulasikan begitu lama dan akhirnya mengalami kegagalan
hanya karena implementasi yang lemah pada Strategic Leadership. Contohnya adalah
banyak masalah yang muncul setelah perusahaan melakukan merger seperti

komunikasi yang buruk, masalah dalam struktur organisasi, perbedaan budaya,
kurangnya komitmen dari manajemen puncak.

2. Rumusan Masalah
Strategi apa yang akan diterapkan untuk membangun kepemimpinan yang
efektif?
3. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk memberikan informasi yang
berkaitan dengan kepemimpinan strategis atau perilaku-perilaku seperti apa yang baik
dalam mencapai kepemimpinan yang efektif, guna kemajuan suatu organisasi.
4. Pembahasan
Sebelum membahas lebih lanjut tentang Effective Strategic Leadership, ada
baiknya untuk mengetahui dasar-dasar ilmu Strategic Leadership yaitu :
a. Planning : Proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan
langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.
Perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan
secara akurat dan efektif. Suatu rencana yang baik harus berdasarkan
sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia dulu.
b. Leading : Proses mempengaruhi orang lain agar mampu memahami serta

menyetujui apa yang harus dilakukan sekaligus bagaimana melakukannya,
termasuk pula proses memfasilitasi upaya individu atau kelompok dalam
memenuhi tujuan bersama.
c. Organizing : Proses untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat
bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta
penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan
seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
d. Controlling : Proses pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan, serta
menilai apakah kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
atau tidak. Controlling juga berarti mencari informasi tentang berbagai
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan melakukan tindakan
pencegahan bila diperlukan.

Setelah mengetahui dasar-dasar ilmu Strategic Leadership, perlu juga
mengetahui beberapa gaya kepemimpinan yang umum digunakan untuk membentuk
suatu kepemimpinan yang efektif yaitu :
a. Democratic : Gaya kepemimpinan yang memberikan wewenang secara
luas


kepada

para

bawahan.

Setiap

ada

permasalahan

selalu

mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi
tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
b. Autocratic : Gaya kepemimpinan yang menitikberatkan
kesanggupan


untuk

memaksakan

keinginannya

yang

kepada
mampu

mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk kepentingan pribadinya
dan/atau golongannya dengan kesediaan untuk menerima segala resiko
apapun.
c. Laissez Faire : Gaya kepemimpinan yang hanya terlibat delam kuantitas
yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan
dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
d. Situational : Gaya kepemimpinan yang bergantung pada kesiapan para
pengikutnya, melakukan interaksi dengannya dan pada tingkat dimana
situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada sipemimpin. Dengan

memerhatikan situasi yang terjadi di perusahaan, pemimpin dapat
melakukan strategi-strategi yang baik untuk kemajuan produk maupun
perusahaanya.
Bila kepemimpinan situasional terpilih, maka pola dasar mana yang akan
efektif dalam penerapannya?
a. Directing : Usaha memberi bimbingan, saran, dan perintah-perintah atau
instruksi kepada karyawan dalam melaksanakan tugas masing-masing,
agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan tercapai.
b. Coaching : Sebuah proses pembangunan diri yang sangat unik, di mana
coachee membangun orientasi pada masa depan, dan diberdayakan untuk
menciptakan sendiri solusi-solusinya.
c. Supporting : Layanan tambahan untuk meningkatkan kualitas karyawan.
d. Monitoring : Proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan
atas objektif program./ Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan
keluaran.

Jurnal yang menjadi referensi pada pembahasan ini adalah “Management
Strategies and Leadership Styles of Selected Hospitals for Effective Clinical Nursing
Supervision” yang diteliti oleh Maria Monica Doroteo dan Espinosa.
Jurnal ini menyelidiki strategi manajemen yang berlaku dan gaya

kepemimpinan rumah sakit yang dipilih untuk keefektifan supervisi keperawatan
klinis. Merupakan studi kuantitatif dan menggunakan metode deskriptif-korelasional.
Tiga (3) rumah sakit swasta di Metro Manila, dengan 90 kapasitas tempat tidur. Dua
puluh lima (25) laki-laki dan perempuan Supervisors dan seratus sembilan puluh
sembilan (199) staf perawat dipilih sebagai purposive sampling.

Hasil dari penelitian pada dasar ilmu Strategic Leadership untuk penelitian ini
menunjukkan adanya keefektifan kepemimpinan (Leading) pada perawat, namun dari
sisi supervisor, Pengorganisasian (Organizing) juga menunjukkan keefektifan selain
kepemimpinan (Leading) dibandingkan dengan indikator lainnya.

Gaya kepemimpinan yang sangat efektif digunakan oleh penelitian ini adalah
Democratic dan juga Situational yang terbukti dengan nilai rata-rata yang tinggi pada
kedua indikator gaya kepemimpinan yang menunjukkan angka 4,38 pada Democratic
dan 4,29 pada Situational dibandingkan dengan indikator gaya kepemimpinan
lainnya.

Gaya kepemimpinan situational dipilih menjadi gaya kepemimpan yang sangat
efektif pada penelitian ini. Dengan demikian, pola dasar pada gaya kepemimpinan ini
juga ikut serta dalam mendukung kepemimpinan yang efektif. Lalu situasi apakah

yang paling efektif bila menggunakan gaya kepemimpinan ini dalam organisasi?
Hasil menunjukkan semua indikator pola dasar cukup berpengaruh. Namun
pada indikator Directing menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
indikator lain. Jadi, bilamana memilih menggunakan gaya kepemimpinan situasional
dalam kasus ini, pemimpin akan lebih efektif memperhatikan indikator Directing dan
disusul oleh indikator lain yang juga cukup berpengaruh.
Gaya kepemimpinan demokratis dipilih berdasarkan keadaan yang ada di
lapangan yang menunjukkan bahwa adanya hubungan positif perilaku karyawan
terhadap gaya kepemimpinan tersebut. Adapun ciri-ciri dan juga kelebihan daripada
kepemimpinan demokratis antara lain :
a.
b.
c.
d.

Wewenang pemimpin tidak mutlak;
Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara


pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan;
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para
bawahan dilakukan secara wajar;
f. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
g. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan

saran,

pertimbangan atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan
dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi;
h. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling
percaya, saling menghormati.
Gaya kepemimpinan demokratis secara tidak langsung disukai oleh para
karyawan karena pada dasarnya karyawan berhak mengemukakan pendapatnya,

memberi masukan yang membangun dan juga tidak adanya pengawasan dan
pengajaran yang berlebihan terhadap karyawan. Karyawan pun merasa dihargai dan
turut dihormati oleh siapa saja termasuk pemimpin dan tidak adanya perbedaan
mencolok serta tidak adanya senioritas dalam lingkup organisasi itu sendiri.
Gaya kepemimpinan situasional juga dipilih menjadi gaya kepemimpinan

yang sangat efektif pada kasus ini. Beberapa ciri dan juga kelebihan dari
kepemimpinan situasional adalah sebagai berikut :
a. Pemimpin bersikap fleksibel dalam hal memimpin bawahan.
b. Gaya kepemimpinan tergantung kondisi dan individu dalam organisasi
Gaya kepemimpinan situasional memang sangat efektif pada saat-saat tertentu.
Namun kepemimpinan situational juga sangat disukai karyawan karena dapat
membangun suasana kekeluargaan dalam organisasi, memiliki tujuan yang jelas,
konsisten pada suatu masalah, pemimpin turut ikut serta membantu permasalahan
karyawan dan pemimpin bersikap tegas pada situasi tertentu.
5. Kesimpulan
Strategic Leadership merupakan suatu faktor penting untuk meningkatkan jiwa
kepemimpinan dari seorang pemimpin. Banyak sekali para pemimpin gagal dalam
menjalankan tugasnya hanya karena menerapkan Strategic Leadership yang kurang
maksimal bahkan salah dalam penerapannya. Pemimpin harus memahami gaya
kepemimpinan dan strategi yang tepat dan pada kondisi yang tepat. Dengan melihat
ciri-ciri perilaku dan kepribadian karyawan dalam organisasi yang ditempatinya.
Adapun strategi yang dapat diterapkan yaitu dengan mengetahui dasar ilmu
kepemimpinan strategis yang efektif dengan menempatkan Planning, Leading,
Organizing dan Controlling di waktu yang tepat. Dalam kasus ini, Leading dan
Organizing sangat efektif dibandingkan indikator lain pada saat penerapannya.

Selain itu, pemimpin harus memilih gaya kepemimpinan berdasarkan pola
perilaku dan kepribadian karyawan dalam organisasi. Dalam kasus ini, gaya
kepemimpinan Democratic dan Situational sangat efektif bila dibandingkan gaya
kepemimpinan yang lain. Lalu, pemimpin juga harus menempatkan pola dasar
kepemimpinan situasional seperti Directing, Coaching, Supporting dan Monitoring
secara tepat. Dalam kasus ini, semua pola menunjukkan pengaruh yang cukup baik

untuk mendukung kepemimpinan situasional, namun pola Directing lebih
menunjukkan adanya. keefektifan bila dibandingkan dengan pola yang lain.
6. Daftar Pustaka

Doroteo M, Espinosa. (2013). Management Strategies and Leadership Styles of
Selected Hospitals for Effective Clinical Nursing Supervision. Business And
Economics Management , 16.
Indrasanti B, Tarigan J. (2015). PENGARUH STRATEGIC LEADERSHIP
TERHADAP COMPETITIVE POSITIONING MELALUI ACCOUNTING
INFORMATION SYSTEM TERHADAP PERUSAHAAN NON
MANUFAKTUR DI SURABAYA. BUSINESS ACCOUNTING REVIEW , 12.