KEPROF Standar Praktek Keperawatan Profe

KEPROF ( Standar Praktek Keperawatan Profesional )

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya
kami menyelesaikan makalah. Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Profesional pada Politeknik Kesehatan Banten
Jurusan Keperawatan Tangerang.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kelemahan. Maka dari
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca, untuk
membangun perbaikan makalah ini.
Dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ema Hikmah, S.Kp, M.Kes selaku Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Profesional
2. Kedua orang tua yang memberikan motivasi kepada penyusun dalam studi di Politeknik
Kesehatan Banten Jurusan Kepeawatan Tangerang ini
3. Rekan-rekan, orang tua dan semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini besar manfaatnya bagi pembaca umumnya dan
bagi kami khususnya. Amin …….
Tangerang, September 2012
Penyusun

i


DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2
A.
B.
C.
D.

BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
Definisi.............................................................................................. 3
Klasifikasi Praktek Keperawatan....................................................... 4
Ciri – ciri Standar Praktek Keperawatan........................................... 5
Tipe Standar Keperawatan................................................................ 5

E.

F.
G.
H.

Tujuan Standar Praktek Keperawatan............................................... 6
Manfaat Praktek Keperawatan.......................................................... 7
Metode dan Implementasi Standar Praktek Keperawatan................ 8
Pengembangan Standar Keperawatan............................................. 10

BAB III PENUTUP............................................................................. 12
A. Kesimpulan....................................................................................... 12
B. Saran
........ 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... iii

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan
kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan
memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan
penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan ners dan klien harus dipelihara interaksi
dinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan
professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya
perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia
menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan
upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan
berkepentingan.
Dalam kaitannya dengan tanggungjawab utama dan komitmen tersebut di atas maka PPNI
harus memberikan respon, sensitive serta peduli untuk mengembangkan standar praktek
keperawatan. Diharapkan dengan pemberlakuan standar praktek keperawatan di Indonesia akan
menjadi titik inovasi baru yang dapat digunakan sebagai : pertama falsafah dasar pengembangan
aspek – aspek keperawatan di Indonesia, kedua salah satu tolak ukur efektifitas dan efisiensi
pelayanan keperawatan dan ketiga perwujudan diri keperawatan professional.

B. Rumusan Masalah
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan praktek keperawatan ?
Bagaimana klasifikasi standar praktek keperawatan ?
Apa ciri – ciri standar praktek keperawatan ?
Bagaimana tipe standar praktek keperawatan ?
Apa tujuan praktek standar keperawatan ?
Apa manfaat praktek keperawatan ?

7. Bagaimana metode dan implementasi standar keperawatan ?
8. Bagaiman pengembangan standar keperawatan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang standar praktek keperawatan profesional
2. Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu :
 Memahami definisi standar praktek keperawatan
 Memahami klasifikasi standar praktek keperawatan
 Memahami ciri – ciri standar praktek keperawatan
 Memahami tipe standar praktek keperawatan
 Memahami tujuan standar keperawatan
 Memahami manfaat praktek keperawatan
 Memahami metode dan implementasi standar keperawatan
 Mengetahui pengembangan standar keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Menurut (Gillies, 1989,h.121), standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang
menguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil.
Sedangkan menurut (ANA,1992,hl.1), standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatankegiatan asuhan yang mengarah kepada praktek keperawatan profesional. (Sumber : Khotimah,
Standar Praktek Keperawatan, https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktekkeperawaan)
Menurut (Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983), keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

komprehensif (dikutip oleh Priharjo, 1995). Pelayanannya juga ditujukan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan

manusia. (Sumber : Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Seven
Edition.)
Menurut ( Gillies, 1989, h. 121), standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
untuk klien. (Sumber : . (Sumber : Khotimah, Standar Praktek Keperawatan,
https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-keperawaan)
Jadi dapat disimpulkan, bahwa standar praktek keperawatan adalah batas ukuran baku
minimal yang harus dilakukan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Karena keperawatan telah meningkat kemandiriannya sebagai suatu profesi, sejumlah
standar praktek keperawatan telah ditetapkan. Standar untuk praktek sangat penting sebagai
petunjuk yang obyektif untuk perawat memberikan perawatan dan sebagai kriteria untuk
melakukan evaluasi asuhan ketika standar telah didefinisikan secara jelas, klien dapat diyakinkan
bahwa mereka mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi, perawat mengetahui
secara pasti apakah yang penting dalam pemberian askep dan staf administrasi dapat menentukan
apakah asuhan yang diberikan memenuhi standar yang berlaku.

B. Klasifikasi Praktek Keperawatan

a.

Perawat dan pelaksana praktek keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktek
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan Keperawatan.
Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standart
profesi keperawatan.
b. Nilai-nilai pribadi dan praktek profesional
Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup praktek keperawatan dan
bidang teknologi medis akan mengakibatkan terjadinya peningkatan konflik antara nilai-nilai
pribadi yang memiliki perawat dengan pelaksana praktek yang dilakukan sehari-hari selain itu
pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan tertentu, dilain pihak perawat mempunyai hak untuk menerima atau menolak tugas
tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.

C. Ciri – ciri Standar Praktek Keperawatan

1.
2.
3.

4.
5.
6.

Standar praktek keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai fokus utamanya.
Praktek keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Otonomi dalam pekerjaan
Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
Pengambilan keputusan yang mandiri
Kolaborasi dengan disiplin lain
Pemberian pembelaan
Memfasilitasi kepentingan pasien

D. Tipe Standar Keperawatan
Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar asuhan
(standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima oleh
pasien,dan standar praktek. (standar of practice) atau harapan terhadap kinerja perawat dalam
memberikan standar asuhan . Aktifitas pemantaan dan evaluasi memastikan bahwa level
perawatan pasien dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua macam kinerja ini di


rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari dengan menyediakan suatu sruktur
untuk praktek tersebut dan untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi kontribusi
keperawatan dalam perawatan pasien.
1. Standar praktek
Standar praktek meliputi kebijakan (police), uraian tugas (job deskription), dan standar kinerja
(performance standar). Ia menuntun perawat dalam melaksanakan perawatan pasien. Ia juga
menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh perawat untuk memastikan bahwa
standar asuhan akan dicapai dan menggambarkan definisi institusi tentang apa yang dapat
dilakukan oleh perawat. Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau kondisi yang harus tersedia
untuk menfasilitasi pemberian asuhan.
Uraian tugas mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan pengalaman yang diperlukan bagi
semua staf yang memiliki peran atau posisi sebagai perawat. Sedangkan standar kinerja
diturunkan dari uraian tugas dan menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku perawat
yang didasarkan atas pengetahuan, ketrampilan, dan pencapaian aktifitas kemajuan profesional.
2. Standar Asuhan
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik, dan rencana asuhan (care plans).
Mereka merupakan alat untuk memastikan perawatan pasien yang aman dan memastikan hasil
yang berasal dari pasien ini. Prosedur adalah urain tahap pertahap tentang bagaimana melakukan
keterampilan psikomotor dan bersifat orientasi tugas. Protokol meliputi lima kategori utama:

manajemen pasien dengan peralatan invasi, manajemen pasien dengan peralatan non invatif;
manajemen status fisiologis dan psikologis; dan diagnosa keperawatan tertentu. Standar asuhan
genetik menguraikan harapan asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien diamanapun
pasien dirawat. Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan diagnosa
medis pasien dan diagnosa keperawatan pasien.

E. Tujuan Standar Praktek Keperawatan
Standar praktek keperawatan mempunyai tujuan umum untuk meningkatkan asuhan atau
pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan
untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan berguna bagi :
1. Perawat
Pedoman membimbing perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan
terhadap klien.
2. Rumah sakit
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.
3. Klien
Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung keluarga menjadi ringan.
4. Profesi
Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran evaluasi.
5. Tenaga kesehatan lain

Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan
bekerja sama dengan baik.

F. Manfaat Praktek Keperawatan
1. Praktek Klinis

Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan merupakan alat
mengukur mutu penampilan kerja perawat guna memberikan feeedback untuk perbaikan.
2. Administrasi Pelayanan Keperawatan
Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam perencanaan pola staf,
program pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program orientasi.
3. Pendidikan Keperawatan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja mahasiswa.
4. Riset Keperawatan
Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas askep.
5. Sistem Pelayanan Kesehatan
Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan dalam mengembangkan
mutu askep dan peran perawat dalam tim kesehatan sehingga terbina hubungan kerja yang baik
dan memberikan kepuasan bagi anggota tim kesehatan.

G. Metode dan Implementasi Standar Praktek Keperawatan
Metode yang digunakan untuk menyusun standar keperawatan, yaitu:
1.

Proses Normatif: Standar dirumuskan berdasarkan pendapat ahli profesional dan pola praktek
klinis perawat di dalam suatu badan/institusi tertentu.

2. Proses Empiris: Standar dirumuskan berdasarkan hasil penilitian dan praktek keperawatan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Hubungan Standar dan Legislasi
Legislasi diperlukan untuk menopang, melaksanakan, membina dan memberi pemantauan
Standar Praktek Keperawatan untuk melindungi pasien dan perawat.
Lisensi Praktik
Badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan bertanggung jawab terhadap
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan pelanggaran etis. Hukum atau
undang-undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi akan menjamin keselamatan
pelaksanaan standar praktik keperawatan secara minimal.
Undang-Undang kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3 menyebutkan:
Ayat 2:

Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau
perawatan.
Ayat 3:
Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
Isi undang-undang tersebut, dapat diartikan bahwa lisensi sangat diperlukan oleh perawat
profesional dalam melakukan kegiatan praktik secara brtanggung jawab. Pengertian lisensi
adalah kegiatan administrasi yang dilakukan oleh profesi atau departemen kesehatan berupa
penerbitan surat ijin praktek bagi perawat profesional diberbagai tatanan layanan kesehatan.
Lisensi

diberikan

bagi

perawat

sesuai

keputusan

menteri

kesehatan

RI

No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang registrsi dan praktik perawat.
Whasington State Nursing Practice Act(The State Nurses Association) menyatakan bahwa orang
yang terdaftar secara langsung bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap individu
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. American nurse Association(ANA)
membuat pernyataan yang sama dalam undang-undang lisensi institusional menjadi lisensi
individual, keperawatan secara konsisten dapat mempertahankan:
1)

Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab maupun tanggung gugat
perawat yang merupakan bagian dari lisensi profesi.

2)

Bila perawat meyakini bahwa profesi serta kontribusinya terhadap asuhan kesehatan adalah
penting, maka mereka akan tampil dengan percaya diri dan penuh tanggung jawab.
UU Praktek Keperawatan
Setiap negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek keperawatan, tetapi
sebagian besar memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang praktek keperawatan
dipublikasikan oleh ANA pada tahun 1955 mencakup beberapa definisi yang mewakili cakupan
praktek keperawatan sebagaimana didefinisikan dalam sebagian besar negara bagian dan
provinsi. Namun demikian pada dekade terakhir beberapa negara bagian merevisi UU praktek
keperawatan mereka untuk menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran
keperawatan dalam praktek keperawatan.

H. Pengembangan Standar Keperawatan

Dalam menata standar dibutuhkan pertimbangan-perimbangan kerangka kerja yang akan
digunakan dan berbagai komponen agar standar terpenuhi, selanjutnya dipertimbangkan siapa
yang menata standar dan bagaimana proses tersebut dikoordinasikan.
Kerangka kerja yang lazim dalam penataan standar, yaitu :
1) Donabedian Model – Struktur, proses, hasil
2) Proses model “crossby”
3) Model kualitas enam dimensi “Maxwell
4) Model “Criteria Listing”(Crossby, 1989 dan Maxwell, 1984).
Standar keperawatan secara luas menggunakan dan mengadopsi kerangka kerja Model
Donabedian yang dipadukan dengan berbagai konsep keperawatan.
Standar harus tersedia diberbagai tatanan dengan bermacam-macam pengertian dan persyaratan,
namun essensial bagi setiap operasional pelayanan kesehatan. Keperawatan profesi yang paling
responsive dalam menata standar karena banyak hal-hal yang berperan penting dalam asuhan
pasien yang tidak disentuh (intangibles). Oleh karena itu dalam pengembangan standar
keperawatan membutuhkan pengertian yang sangat mendasar tentang hakekat keperawatan
sebagai persyaratan awal, harus diidentifikasi dengan jelas pengertian multifokal tujuan
keperawatan. Selanjutnya perlu diidentifikasi hasil asuhan pasien / klien – hasil yang diharapkan
menjadi standar asuhan, kemudian performance kinerja perawat professional berorientasi pada
proses keperawatan – menjadi stanar praktek dan berpotensial tidak merugikan – struktur
pengelolaan menjadi standar biaya / anggaran. Persyaratan awal diatas tadi untuk menentukan
hasil yang spesifik dan kaitannya dengan proses keperawatan dan hasil yang diharapkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan tanggung jawab
PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas asuhan keperawatan makin
tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus dapat diterima dan dicapai. Dalam
pengembangan standar dibutuhkan sumber-sumber pengembangan standar keperawatan.
Tujuan dan manfaat standar keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan
kinerja perawat dan efektifitas menejemen organisasi. Dalam pengembangan standar
menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang
bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan tersebut.
Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi dan pendekatan
yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi
pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial
juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi
pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah makalah ini sebagai
referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa supaya lebih giat dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Seven Edition. (Terj. Andrina
Ferderika). Jakarta: Salemba Medika.
Khotimah, Standar Praktek Keperawatan,
https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-keperawaan
Mindya

Rina,

Standar

Profesional

dalam

Praktik

Keperawatan,

12

May

2011,

http://regional.kompasiana.com/2011/05/12/standar-profesional-dalam-praktik-keperawatan/
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) 2012, http://www.inna-ppni.or.id
Yohana R. Kawonal, standar praktek keperawatan profesional di – indonesia, 2011
http://wahyubraddasouljah.blogspot.com/2011/11/standar-praktek-keperawatan-profesional.html
Dewi
elizadiani
suza,
standard
untuk
praktek,
2003
KEPERAWATANhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3584/1/keperawatan-dewi.pdf
http://litagitari.blogspot.com/2013/12/keprof-standar-praktek-keperawatan.html

Standar Praktek Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Standar praktek keperawatan adalah acuan untuk praktik keperawatan yang harus dicapai
oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat melakukan validasi mutu
dan mengembangkan keperawatan.Dan suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas
yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien.

1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti tentang standar praktek keperawatan
2. Mengetahui jenis standar praktek keperawatan
3. Dan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi SPK
4. Serta Dapat mengetahui ciri-ciri standar praktek keperawatan
5. Dan dapat mengetahui kegunaan standar praktek keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Praktek Keperawatan
Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilankerja yang dapat
diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989,h.121).
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas
yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien ( Gillies, 1989, h.
121).

Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah
kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992,h.1)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiospiritual yang komprehensif , ditujukan kepada individu,keluarga, dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup kehidupanmanusia (lokakarya Nasional 1983).
Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui
proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan
keperawatan. Melalui standar praktek dapat diketahui apakah intervensi atan tindakan
keperawatan itu yang telah diberi

sesuai dengan yang direncanakan dan apakah klien dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik keperawatan yang harus
dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat melakukan validasi
mutu dan mengembangkan keperawatan.

2.2 Jenis Standar Praktek Keperawatan
a. Menurut ANA
1.

Standar I : Pengkajian

2.

Standar II : Diagnosa keperawatan

3.

Standar III : Identifikasi hasil

4.

Standar IV : Perencanaan

5.

Standar V : Implementasi

6.

Standar VI : Evaluasi

1. Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien.
Kriteria pengukuran :



Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan klien saat ini.



Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .



Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan..



Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.



Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan kembali.

2. Standar II :Diagnosa
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
Kriteria pengukuran :


Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.



Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga kesehatan bila
memungkinkan.



Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan perawatan.

3. Standar III: Identifikasi hasil
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.
Kriteria pengukuran :


Hasil diambil dari diagnosa.



Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.



Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien

dan petugas

kesehatan.


Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini dan
kemampuan potensial.



Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang tersedia bagi klien.



Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.



Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.

4. Standar IV : Perencanaan
Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :


Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.



Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan.



Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang



Rencana tersebut didokumentasikan.



Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan

5. Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.
Kriteria pengukuran :


Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.



Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.



Intervensi didokumentasikan

6. Standar VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
Kriteria pengukuran :


Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.



Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.



Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.



Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi diagnosa,
hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,



Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.



Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi

b. Menurut DEPKES
Standar 1, pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien dilakukan secara
sistematik dan berkesinambungan. Data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat.
Standar 2, diagnosa keperawatan di rumuskan berdasarkan data status kesehatan.
Standar 3, rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan diagnosa
keperawatan
Standar 4, rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan
keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang di ususn berdasarkan diagnosa
keperawatan
Standar 5, tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien atau pasien untuk
berpartisifasi dalam peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan.
Standar 6, tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk mengoptimalkan
kemampuan untuk hidup sehat

Standar 7, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaina tujuan ditentukan oleh klien atau pasien
dan perawat.
Standar 8, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk melakukan
pengkajian ulang, pengetaruran kembali urutan priorits, penetapan tujuan baru dan perbaikan
rencana asuhan keperawatan.

c. Menurut PPNI
Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP
PPNI) tahun 1999, standar praktik keperawatan merupakan komitmen professi keperawatan
dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.
Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang
dianggap baik, tepat, dan benar, yang digunakan sebagai pedoman dalam pemberian
pelayanan kepeawatan diantarannya sebagai berikut.
Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan perhatian padaupaya
dan peningkatan kinerja perawat terhadap target pencapaian tujuan.
Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi klien sehinggadapat
menekan biaya perawatan.
Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dimasyarakat, komunitas,
kelompok dan keluarga.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi SPK
Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan (Doengoes,2000). Proses
keperawatan terbagi menjadi 5 langkah yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Dengan tidak di lakukannya proses keperawatan yang benar maka
pasien tidak mendapat asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
mencegah masalah kesehatan yang baru bahkan memperlambat proses kesembuhan dari



pasien tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain
Kecakapan intelaktual









Ilmu pengetahuan
Percaya diri perawat
Sarana
Komunikas
Pengalaman kerja perawat
Motivasi pasien untuk sembuh
Kedisiplinan

2.4 Ciri-Ciri Standar Praktek Keperawatan
a. Otonomi dalam pekerjaan
b. Bertanggung jawab, dan bertanggung gugat
c. Pengambilan keputusan yang mandiri
d. Kolaborasi dengan disiplin lain
e. Pemberian pembelaan (advocacy), dan
f.

Memfasilitasi kepentingan pasien/klien

2.5 Kegunaan Standar Praktek Keperawatan
Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran
dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi
perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan.

a. Pendidikan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja mahasiswa.

b. Puskesmas

Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat
saling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai
profesinya dan meningkatkan pelayanan tentunya.
untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan
atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi layanan kesehatan masyarakat.

c. Rumah Sakit
Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan meningkatkan efisiensi
serta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama
rawat pasien di rumah sakit.

BAB III
KESIMPULAN
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas
yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien.
Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui
proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan
keperawatan.
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik keperawatan yang harus
dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat melakukan validasi
mutu dan mengembangkan keperawatan.
Menurut ANA memiliki 6 poin jenis praktek keperawatan yaitu Pengkajian, Diagnosa
keperawatan, Identifikasi hasil, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi
Menurut DEPKES memiliki 8 standar keperawatan dan menurut PPNI standar praktik
keperawatan merupakan komitmen professi keperawatan dalam melindungi masyarakat
terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.
Kegunaan standar praktek keperawatan yaitu bisa digunakan sebagai acuan
pencapaian dibidang pendidikan, puskesmas dan rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

 http://ermatayuni64.wordpress.com/2012/11/17/standar-praktekkeperawatan.html
 http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/standar-praktikkeperawatan.html
http://azys99.blogspot.com/2013/09/standar-praktek-keperawatan.html

Standar Praktek Keperawaan
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Khotimah
PENGERTIAN
 Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan kerja yang dapat
diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989,h.121).
 Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah
kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992,h.1)
 Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiospiritual yang komprehensif , ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup kehidupan manusia (lokakarya Nasional, 1983)
Jenis standar profesi keperawatan
 Standar proses
 Standar struktur
 Standar hasil
Sumber Standar Keperawatan
1.
2.
3.
4.

Organisasi profesional, misalnya PPNI, AIPNI, dll.
Badan yang memiliki ijin, misalnya badan hukum.
Institusi / lembaga kesehatan, misalnya Rumah Sakit, Pusat Kesehatan.
Pemerintah, misalnya departemen kesehatan pusat atau pemerintah daerah.

Berdasarka SK.No.03/DPP/SK/I996 standar profesi keperawatan terdiri dari :
1.
Standar pelayanan keperawatan

2.
3.
4.

Standar praktek keperawatan
Standar pendidikan keperawatan
Standar pendidikan berkelanjutan

STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
• Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang
diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien
( Gillies, 1989, h.
121).
• Standar praktek keperawatan adalah batas ukuran baku minimal yang harus dilakukan
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Standar diperlukan untuk
Meningkatkan, menuntun, dan mengarahkan praktek keperawatan profesional.
TUJUAN STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Tujuan umum standar praktek keperawatan
meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau
proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan.??????
Berguna bagi :
1. Perawat
Pedoman membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang dilakukan teradap
kien.
2. Rumah sakit
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.
3. 3.Klien
Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung keluarga menjadi ringan.
4. Profesi
Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran evaluasi.
5. Tenaga kesehatan lain
Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan
bekerja sama secara baik.
Dasar Hukum
1. UU No. 23 tahun 1993 : tentang kesehatan
2. PP No. 32 tahun 1996 pasal 21, 22, 24
3. SK. Menkes No. 647 tahun 2000 : tentang registrasi dan praktek keperawatan
Standar praktek keperawatan dari ANA :
1. Standar I : Pengkajian
2. Standar II : Diagnosa keperawatan
3. Standar III : Identifikasi hasil
4. Standar IV : Perencanaan
5. Standar V : Implementasi
6. Standar VI : Evaluasi
Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien.

1.
2.
3.
4.
5.

Kriteria pengukuran :
Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan klien saat ini.
Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .
Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan..
Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.
Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan kembali.

Standar II :Diagnosa
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
Kriteria pengukuran :
1. Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.
2. Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga kesehatan bila
memungkinkan.
3. Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan perawatan.
Standar III: Identifikasi hasil
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.
Kriteria pengukuran :
1. Hasil diambil dari diagnosa.
2. Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.
3. Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan.
4. Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini dan
kemampuan potensial.
5. Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang tersedia bagi klien.
6. Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.
7. Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.
Standar IV : Perencanaan
Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi keperawatan
untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :
1. Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.
2. Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan.
3. Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang
4. Rencana tersebut didokumentasikan.
5. Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan.
Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.
Kriteria pengukuran :
1. Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.
2. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.
3. Intervensi didokumentasikan

Standar VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
Kriteria pengukuran :
1. Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
2. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
3. Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
4. Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi diagnosa,
hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,
5. Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
6. Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi
https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-keperawaan

Standar Praktek
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
professional. Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-harapan minimal
dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis.

Standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam
melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.

Lingkup Standar Praktik Keperawatan Indonesia meliputi :

1. Standar Praktik Professional
a. Standar I Pengkajian
b. Standar II Diagnosa Keperawatan
c. Standar III Perencanaan
d. Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Impelementasi)
e. Standar V Evaluasi

2. Standar Kinerja Professional
a. Standar I Jaminan Mutu
b. Standar II Pendidikan
c. Standar III Penilaian Kerja
d. Standar IV Kesejawatan (collegial)
e. Standar V Etik
f. Standar VI Kolaborasi

g. Standar VII Riset
h. standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber

Detail mengenai standar praktek bisa di download

di sini

Category: Keperawatan Di Indonesia

Standar kompetensi
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan
derajatkesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kesehatan sebagai hak
sasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu,
kelompok dan masyarakat yang memiliki masalah fisik, mental maupun sosial di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan

Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan
pasar kerja atau dunia usaha dan industri maka perlu ada standar profesi agar terwujud
hubungan imbal balik yang positif. Standar profesi ini juga dapat digunakan oleh
pemerintah alam mengembangkan kebijakan secara makro

Standar profesi perawat Indonesia ditetapkan untuk memastikan asyarakat menerima
pelayanan dan asuhan keperawatan yang kompeten dan aman.

Detail mengenai standar kompetensi bisa di download di link berikut :

-- download standar kompetensi --

Category: Keperawatan Di Indonesia

Pendidikan Keperawatan
Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis
pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:

Pendidikan Vokasional;
yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh
pemerintah Republik Indonesia.
Pendidikan Akademik;
yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan
tertentu
Pendidikan Profesi;
yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus.
Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.
Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi.
Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai dinamika perkembangan pendidikan di
Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh
PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah kemendiknas dan
kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan
Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah mulai
dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program
pertamannya dibuka tahun 1985.
Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health Profession Educational
Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan

Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar
tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sat
ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan
Indonesia.
Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang
selalu berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan
Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI;
Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia:
Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan
tertentu sebagai perawat
Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan
yang mengcakup program sarjana, magister, doktor.
Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat.
Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar:
1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep)

2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns)
3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep)
4. Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
a) Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)
b) Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
c) Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
d) Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
e) Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
5. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)

Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut:
Diploma tiga Keperawatan - Level KKNI 5
Ners (Sarjana+Ners) - Level KKNI 7
Magister keperawatan - Level KKNI 8
Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8

Doktor keperawatan - Level KKNI 9
Kutipan dari Naskah Akademik Pendidikan keperawatan Indonesia oleh PPNI,AIPNI,AIPDIKI dan dukungan dari Kemendiknas
(Project HPEQ 2009-2015)

DOWNLOAD
Category: Keperawatan Di Indonesia

Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan,
sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan
berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua
hal yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti
pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2006).
Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas
asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Dalam pengembangan
standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat
ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses
pengembangan tersebut. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik
berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses
keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan
keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi
pelayanan (Kawonal, 2000).
Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti merancang
kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar pemerataan dan
distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi perawat professional
sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam tatanan pelayanan
keperawatan professional (Suparti, 2005)
PPNI telah menyusun Standar Asuhan Keperawatan sebagai panduan bagi perawat
Indonesia untuk melakukan Asuhan Keperawatannya.
Detail mengenai standar asuhan keperawatan bisa diperoleh di kantor sekretariat PPNI.

Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan,
sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan
berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua
hal yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti
pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2006).
Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas
asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Dalam pengembangan
standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat
ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses
pengembangan tersebut. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik
berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses
keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan
keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi
pelayanan (Kawonal, 2000).
Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti merancang
kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar pemerataan dan
distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi perawat professional
sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam tatanan pelayanan
keperawatan professional (Suparti, 2005)
PPNI telah menyusun Standar Asuhan Keperawatan sebagai panduan bagi perawat
Indonesia untuk melakukan Asuhan Keperawatannya.
Detail mengenai standar asuhan keperawatan bisa diperoleh di kantor sekretariat PPNI.
http://www.inna-ppni.or.id/index.php/standar-praktek/79-keperawatan-di-indonesia