View of PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDAI KABUPATEN MAROS TAHUN 2017

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDAI KABUPATEN MAROS TAHUN 2017

  1

  2

  3 Eka Dewi Lestari , Samsualam , Reza Aril Ahri

  1 Program Magister Kesehatan Masyarakat Pascasarjana UMI Makassar

  2 Pasca Sarjana UMI Makassar

  3 Pasca Sarjana UMI Makassar

  (Alamat Korespondensi: ekadewilestari35@yahoo.com/ 082349172008)

  ABSTRAK

  Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk : (1) mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien; (2) mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap minat kunjungan ulang pasien; (3) mengetahui pengaruh kepuasan terhadap minat kunjungan ulang pasien. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan menggunakan kuesioner dengan sampel sebanyak 94 pasien rawat jalan di Puskesmas Mandai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kualitas layanan berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Mandai 0,047>0,05; (2) Kualitas layanan berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap minat kunjungan ulang di Puskesmas Mandai 0,001>0,05; (3) Kepuasan pasien tidak berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap minat kunjungan ulang di Puskesmas Mandai 0,981<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan kualitas layanan terhadap kepuasan dan kualitas layanan terhadap minat kunjungan ulang pasien. Dengan demikian diharapkan tenaga kesehatan dapat memperbaiki hal-hal yang dapat menghambat kualitas pelayanan sehingga bisa lebih baik lagi dalam memberikan layanan.

  .

  Kata Kunci: kualitas layanan, kepuasan pasien, minat kunjungan ulang ABSTRACT

  This study aims to: (1) determine the effect of service quality on patient satisfaction; (2) to know the effect of the quality of service on the interest of the patient's re-visit; (3) to know the effect of satisfaction on the interest of the patient's re-visit. The type of research used is quantitative research using cross sectional design. This study used questionnaires with a sample of 94 outpatients at the Mandai Community Health Center. The results showed that: (1) Service quality positively significant directly to patient satisfaction in Mandai Community Health Center 0,047>0,05; (2) The quality of service has a significant direct positive effect on the interest of the return visit at the Mandai Community Health Center 0,001>0,05; (3) Patient satisfaction did not have a direct positive effect directly on the interest of repeat visit at Puskesmas Mandai 0,981<0,05. This indicates that there is a significant positive effect of service quality on the satisfaction and quality of service on the interest of the patient's re-visit. Thus it is expected that health workers can improve things that can hinder the quality of service so that it can be better again in providing services.

  Keyword: service quality, patient satisfaction, revisit intention PENDAHULUAN tersebut. Jika layanan yang diberikan sesuai

  Sebagai lembaga kesehatan yang dengan yang dikehendaki, maka pasien akan bermisi meningkatkan derajat kesehatan puas. Menurut Kotler dan Keller (2009) masyarakat, Puskesmas telah berperan dalam Kepuasan adalah perasaan senang atau memelihara dan meningkatkan derajat kecewa seseorang yang muncul setelah kesehatan masyarakat. Adanya bentuk membandingkan kinerja (hasil) produk yang layanan kesehatan yang diberikan oleh dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang Puskesmas diharapkan dapat memberikan diharapkan. Jika kinerja dibawahharapan, itu penilaian tersendiri terhadap Puskesmas berarti pelanggan tidak puas. Jika yang terjadi

  423

BAHAN DAN METODE

  424 kehilangan minat pasien untuk berobat.

  Teknik Pengumpulan Data

  a. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, di wilayah kerja Puskesmas Mandai Kabupaten Maros Tahun 2017. Terdapat 35 responden (37,2%) berjenis kelamin laki- laki dan 59 responden (62,8%) berjenis kelamin perempuan.

  1. Karakteristik Responden

  2. Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur ialah suatu tekhnik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda. Jika variabel-variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung akan tetapi juga berpengaruh secara tidak langsung (Robert D Rethaford, 1993).

  1. Analisis Univariat. Analisis data yang dilakukan mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan melihat gambaran distribusi frekuensinya dalam bentuk tabel.

  Analisis Data

  Pada penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan metode Kuesioner. Metode kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

  Penelitin ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study. Lokasi penelitian di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros. Populasi dalam penelitian ini yaitu rata-rata kunjungan pasien rawat jalan bulan Januari - Maret 2017 sebanyak 359 pasien. Berdasarkan hasil perhitungan maka besar sampel penelitian adalah 94 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

  Puskesmas Mandai sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Kabupaten Maros, tidak dapat terhindar dari pengaruh reformasi di bidang kesehatan. Dengan kondisi masyarakat yang semakin kritis terhadap mutu pelayanan kesehatan menuntut puskesmas dapat memberikan pelayanan yang bermutu. Untuk itu perlu kiranya dikembangkan upaya yang maksimal baik kekuatan internal maupun kekuatan eksternal yang ada di puskesmas.

  Lokasi, Populasi dan Sampel

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dan minat kunjungan ulang pasien di wilayah kerja Puskesmas Mandai Kabupaten Maros tahun 2017.

  Mandai tanggal 7 Mei 2017).

  Hasil survei awal yang dilakukan terhadap 20 pasien di Puskesmas Mandai Maros sebanyak 12 pasien berpendapat bahwa kualitas pelayanan masih kurang. Hasil menunjukkan bahwa 60% pasien mengeluhkan dokter yang datang terlambat sehingga pasien harus menunggu lama untuk dilayani. Serta masih ditemukan pasien yang yang cepat tidak sesuai dengan standar pelayanan. Selain itu pasien juga mengeluhkan ruang tunggu yang kurang nyaman karena tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti kipas angin/ac yang tidak berfungsi dengan baik (Survei awal di Puskesmas

  Kepuasan pasien merupakan tujuan utama puskesmas Mandai dengan harapan agar pasien melakukan kunjungan ulang ke puskesmas. Pasien yang puas terhadap pelayanan kesehatan akan berpeluang untuk berminat melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Mandai ketika kesehatannya terganggu.

  Peningkatan kualitas layanan yang baik tidak harus hanya berasal dari sudut pandang Puskesmas Mandai saja, tetapi harus pula berasal dari sudut pandang pasien. Puskesmas Mandai harus pula mengetahui keinginan dan kebutuhan pasien. Dengan meningkatnya kualitas layanan maka diharapkan kepuasan pasien juga akan meningkat dan loyalitas pasien akan dapat tercipta.

  Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien diantaranya adalah pelayanan, biaya dan fasilitas. Pelayanan yang ada di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros mencakup kecepatan dalam melayani pasien, keramahan perawat dan dokter, kesopanan perawat dalam berpakaian serta kemudahan dalam bidang administrasi. Adapun dalam bidang harga, dapat mencakup harga kamar, tindakan medis, harga obat- obatan dan biaya dokter.

  Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien, Puskesmas Mandai menyediakan fasilitas medis dan non medis. Segmen pasar bagi Puskesmas adalah seluruh lapisan masyarakat, tidak memandang golongan atau status masyarakat sehingga diharapkan semua masyarakat dapat menjangkaunya. Kunci keberhasilan kegiatan Puskesmas Mandai adalah kepuasan dari pihak pasien.

HASIL PENELITIAN

  berdasarkan umur, di wilayah kerja pelayanan yang kurang. Puskesmas Mandai Kabupaten Maros Tahun 2017. Menunjukkan bahwa 10 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan orang responden (10,6%) dengan usia Kepuasan Pasien di Wilayah Kerja <20 tahun, usia antara 20-30 tahun Puskesmas Mandai Kabupaten Maros sebanyak 29 orang responden (30,9%), Tahun 2017 usia antara 31-40 tahun sebanyak 25

  Kepuasaan Frekuensi Persentase orang responden (26,6%), usia 41-50

  Pasien (%) sebanyak 21 orang responden (22,3%), Puas 82 87,2 usia antara 51-60 tahun sebanyak 6

  Kurang Puas 12 12,8 orang responden (6,4%) dan usia diatas Total 94 100,0 60 tahun sebanyak 3 orang responden

  (3,2%).

  Tabel 2 menunjukkan 82 orang

  c. Distribusi karakteristik responden responden (87,2%) dengan pasien yang berdasarkan tingkat pendidikan, di merasakan puas akan pelayanan yang wilayah kerja Puskesmas Mandai diberikan dan 12 orang responden (12,8%) Kabupaten Maros Tahun 2017. yang merasakan kurang puas akan layanan

  Menunjukkan 8 orang responden (8,5%) yang dberikan. dengan tingkat pendidikan SD, 10 orang responden (10,6%) dengan tingkat

  Tabel 3 Responden Berdasarkan pendidikan SMP, 54 orang responden Minat Kunjungan Ulang di Wilayah Kerja

  (57,4%) dengan tingkat pendidikan Puskesmas Mandai Kabupaten Maros

  SMA, dan 22 orang responden (23,4%) Tahun 2017 dengan tingkat pendidikan D3/S1.

  Minat

  d. Distribusi karakteristik responden Kunjungan Frekuensi Persentase berdasarkan pekerjaan, di wilayah kerja

  (%) Ulang

  Puskesmas Mandai Kabupaten Maros Baik 69 73,4

  Tahun 2017. Menunjukkan 4 orang Kurang Baik 25 26,6 responden (4,3%) yang pekerjaannya

  Total 94 100,0 sebagai guru, sekitar 33 orang responden (35,1%) yang sebagai Ibu

  Menurut tabel 3 terdapat 69 orang Rumah Tangga, ada pun sebagai responden (73,4%) dengan minat pedagang sebanyak 3 orang (3,2%), 11 kunjungan ulang yang baik dan 25 orang responden (11,7%) sebagai responden (26,6%) dengan minat pegawai swasta dan adapun 4 orang kunjungan ulang yang kurang baik.

  (4,3%) sebagai pensiunan, sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 8 orang

  3. Uji Hipotesis (8,5%), satpam hanya 2 orang

  a. Analisis Regresi Model 1 responden (2,1%), dan seorang sopir Tabel 1. Hasil Uji Signifikan Pengaruh

  (1,1%), tenaga honorer sebanyak 2 Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan orang responden (2,1), dan terdiri dari 13 Pasien Pada Model 1 orang responden (13,8%) yang tidak

  Model Unstandardized Standardized Sig.

  bekerja dan Wiraswasta pun sebanyak

  Coefficients Coefficients 13 orang responden (13,8%).

  B Beta (Constant)

  2. Analisis Univariat

  0.00041 - Kualitas 56.195

  Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan

  Layanan 0.242 0.206 0.047

  Kualitas Pelayanan di Wilayah Kerja Puskesmas Mandai Kabupaten Maros Tahun 2017

  Pada uji t didapatkan nilai

  standardized coefficient beta 0.206 dan

  Kualitas Frekuensi Persentase

  Pelayanan (%) juga signifikan 0. 047 atau < 0.05 yang berarti kualitas layanan berpengaruh Baik

  81

  86.2 positif signifikan secara langsung Kurang Baik

  13

  13.8 terhadap kepuasan pasien. Total 94 100,0

  Berdasarkan tabel 1. menunjukkan 81 orang responden (86,2%) dengan kualitas pelayanan yang baik, dan 13 orang

  425 Diperoleh data terdapat 75 orang responden (92,6%) dengan kualitas pelayanan yang baik dengan kepuasan pasien yang merasakan puas, dan 6 orang responden (7,4%) dengan kualitas pelayanan yang baik merasakan kurang puas. Sedangkan dengan kualitas pelayanan yang kurang baik terdapat 7 orang responden (53,8%) merasakan kepuasan layanan dan 6 orang responden (46,2 %) merasakan kurang puas karena kualitas pelayanan yang kurang baik. Dengan nilai = 0,001 <0,05 jadi Ha diterima, yang artinya ada pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

  1. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien

  Persamaan Struktural : Y = PY1X + PY2Y1 + PY2X + Pe Y = 0,206 + 0,002 + 0,348 + 0,937

  x) Kualitas layanan- Minat kunjungan ulang (Py

  2 x)

  Kepuasan-Minat kunjungan ulang (Py

  2

  y

  1

  ) 0.206 0.348 0.002

  b. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Tabel 2. Rangkuman Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

  3. Kualitas layanan- Kepuasan (Py

  No Variabel Langsung Tidak langsung Total 1.

  2.

  3. X → Y1 X → Y2 Y1 → Y2 0.206

  0.348 0.002 0.00041 0.206

  0.348 0.002

  Berdasarkan uraian tabel diatas, maka pengaruh tidak langsung kualitas layanan (X) terhadap minat kunjungan ulang (Y2) melalui kepuasan (Y1) sebesar 0.00041< pengaruh langsung kualitas layanan (X) terhadap minat kunjungan ulang (Y2) yaitu sebesar 0.348.

  PEMBAHASAN

  1

  2.

  Kualitas Layanan Kepuasan 5.961

  Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien Pada Model 1

  Model R R Square Kualitas

  Layanan 0.206 0.042

  Hasil analisis spss model summary menunjukkan bahwa besarnya R square adalah 0.042 atau 4.2%. Variabel kepuasan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas layanan sebesar 4.2% dan 95.8% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

  b. Analisis Regresi Model 2 Tabel 3. Hasil Uji Signifikan Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Pasien Terhadap Minat Kunjungan UlangPada Model 2

  Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

  

Sig.

B Beta (Constant)

  • 0.348 0.002

    0.068

    0.001

    0.981

  426

  Coefficients 1.

  Hasil pengujian individual kepuasan menunjukkan nilai standardized coefficient

  beta 0.278 dan menunjukkan nilai signifikan

  pada 0.981 atau > 0.05, dengan demikian diambil kesimpulan bahwa variabel kepuasan tidak berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap minat kunjungan ulang. Tabel 4.Koefisien Determinasi Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Pasien Terhadap Minat Kunjungan Ulang Pada Model 2

  Model R R Square Kualitas

  Layanan Kepuasan

  0.348 0.121 Hasil analisis spss model summary menunjukkan bahwa besarnya R Square adalah 0.121 atau 12.1%. Variabel minat kunjungan ulang dapat dijelaskan oleh kualitas layanandan kepuasan sebesar 12.1% dan 87.9% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

  a. Koefisien Jalur Tabel 1. Koefisien Jalur Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien dan Minat Kunjungan Ulang

  No Jalur Standardized

  0.161 0.000

  427 kepuasan pasien.

  Dalam usaha meningkatkan kualitas layanan, perusahaan juga harus meningkatkan komitmen dan kesadaran serta kemampuan para pekerja, terutama mereka yang langsung berhubungan dengan konsumen. Meskipun sistem dan teknik kualitas sudah bagus tetapi jika orang yang melaksanakan dan alat-alat yang digunakan tidak dengan cara yang benar maka kualitas layanan yang diharapkan tidak akan terwujud.

  2. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Minat Kunjungan Ulang

  Diperoleh data terdapat 65 orang responden (80,2%) dengan kualitas pelayanan yang baik dengan minat kunjungan ulang yang baik, dan 16 orang responden (19,8%) dengan kualitas pelayanan yang baik dengan minat kunjungan ulang yang kurang baik. Sedangkan dengan kualitas pelayanan yang kurang baik terdapat 4 orang responden (30,8%) berminat untuk kunjungan kembali, dan 9 orang responden (69,2 %) merasakan kurang baik untuk melakukan minat kunjungan kembali karena kualitas pelayanan yang kurang baik. Dengan nilai = 0,000 < 0,05 jadi Ha diterima, yang artinya ada pengaruh kualitas layanan terhadap minat kunjungan ulang pasien. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan mempengaruhi minat kunjungan ulang.

  Kualitas pelayanan yang baik dapat dilihat dari minat pembelian ulang yang muncul pada diri pelanggan. Sementara konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan-tindakan negatif seperti mendiamkan saja, melakukan komplain, bahkan merekomendasikan negatif kepada orang lain. Penyedia jasa pelayanan kesehatan akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke penyedia jasa pelayanan kesehatan lainnya yang memenuhi harapan pasien. (Tjiptono, 2002)

  Kepuasan pasien berpengaruh terhadap minat kunjungan ulang. Kepuasan pasien menjadi mediator parsial antara dimensi kualitas layanan berupa bukti fisik/ tangible, keandalan/ reliability, ketanggapan/ responsiveness, jaminan/ assurance, dan empati/empathy terhadap minat kunjungan ulang. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kualitas layanan terhadap minat kunjungan ulang yang dimediasi oleh Yogyakarta.

  3. Pengaruh Kepuasan Terhadap Minat Kunjungan Ulang

  Diperoleh data terdapat 63 orang responden (76,8%) merasakan puas dan berminat untuk melakukan kunjangan ulang, dan 19 orang responden (23,2%) merasakan puas tetapi kurang baik untuk berminat melakukan kunjungan ulang. Sedangakan terdapat 6 orang responden (50%) kurang puas tetapi masih berminat untuk melakukan kunjungan ulang, dan terdapat 6 orang responden (50%) kurang puas dan menurutnya kurang baik untuk berminat melakukan kunjungan ulang. Dengan nilai = 0,049 < 0,05 jadi Ha ditolak, yang artinya ada pengaruh kepuasan terhadap minat kunjungan ulang pasien.Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien mempengaruhi minat kunjungan ulang.

  Berbagai persepsi pasien yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien. Berdasarkan pendapat Wexley dan Yukl (1977) yang mengutip definisi kepuasan dari porter, dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah selisih dari banyaknya sesuatu yang ”seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada”. Wexley dan Yukl, lebih menegaskan bahwa seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara sesuatu atau kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual. Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal penting yang diinginkan, semakin besar rasa ketidakpuasan. Istilah kepuasan dipakai untuk menganalisis atau mengevaluasi hasil, membandingkan kebutuhan yang diinginkan yang ditetapkan individu dengan kebutuhan yang telah diperolehnya.

  Kepuasan pasien sangat berkaitan dengan kesembuhan pasien dari sakit atau luka.Penilaian pasien terhadap mutu atau pelayanan yang baik, merupakan pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan itu sendiri .informasiyang diberikan dari penilaian pasien merupakan nilai dan harapan pasien yang mempunyai wewenang sendiri dalam menetapkan standar mutu pelayanan yang dikehendaki (Hafizurrachman, 2004).

  KESIMPULAN

  1. Ada pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien di wilayah kerja Puskesmas Mandai Kabupaten Maros tahun 2017. Dengan nilai = 0,000 < 0,05

  SARAN

  minat kunjungan ulang pasien di wilayah Diharapkan tenaga kesehatan dapat kerja Puskesmas Mandai Kabupaten Maros memperbaiki hal-hal yang dapat menghambat tahun 2017 . Dengan nilai = 0,000 < 0,05 kualitas pelayanan sehingga bisa lebih baik lagi

  3. Ada pengaruh kepuasan terhadap minat dalam memberikan layanan kesehatan di kunjungan ulang pasien di wilayah kerja wilayah kerja Puskesmas Mandai Kabupaten Puskesmas Mandai Kabupaten Maros Maros. tahun 2017. Dengan nilai = 0,049 < 0,05

DAFTAR PUSTAKA

  Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 ttg Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta

  Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika Fandy, Tjiptono. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta. Andy Offset Fandy, Tjiptono. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Yogyakarta. Penerbit Andi Fandy, Tjiptono. 2011. Pemasaran Jasa. Bayumedia. Malang Hafizurrachman. 2004. Pengukuran Kepuasan Suatu Institusi Kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia. Volume

  54. nomor 7. 283 – 288. Handriani, Yunita Efelyn. 2010. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Kualitas Jasa dan

  Hubungannya dengan Keinginan Memanfaatkan Kembali Pelayanan di Bagian Rawat Inap RS Bogor Medical Center Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi SarjanaKesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Keputusan Menteri Aparatur Negara No. 81 Tahun 1993 tentang Penyelengaraan Pelayanan Publik.

  Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13 Jakarta. Erlangga. Retherford, Robert D.,1993. Statistical models for causal analysis. Wiley, John & Sons, USA Ririn Tri Ratnasari dan Mastuti H. Aksa. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia Trihono. 2005. Manajemen puskesmas berbasis paradigma sehat. Jakarta. SagungSeto Wexley, Kenneth dan Yulk, Gary terjemahan Muh. Shobarudin. 2000. Perilaku Organisasi dan Psikologi

  Personalia. Jakarta: Rhineka Cipta.

  428