PERENCANAAN SUMBER DAYA PERUSAHAAN PROSE

PERENCANAAN SUMBER DAYA PERUSAHAAN
“PROSES BISNIS DAN FUNGSIONAL AREA
DI PT.Fastrata Buana Cabang Singaraja”

Disusun Oleh :
I Wayan Cikayana

1315051024

I Putu Juni Adipura Diana

1315051079

Semester/Kelas :
VII/C

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016


1

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNya-lah penulis bisa menyelesaikan

tugas mata kuliah studi

kelayakan bisnis dengan tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu agar terselesaikannya laporan ini sesuai dengan ketentuan yang telah
ditentukan.
1. Dosen pengampu mata kuliah kuliah studi selaku pembimbing dalam
penulis menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua atau keluarga penulis yang telah mendukung baik dari segi
moril maupun materil.
3. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan kerjasamanya dan semangat
dalam menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis memberi kesempatan kepada pembaca untuk memberikan kritik maupun
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini. Kesempurnaan
tugas ini akan melebarkan terbukanya jendela pengetahuan bagi kita semua.
Semoga tugas ini benar-benar dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Singaraja, September 2016

Penulis

2

DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi...............................................................................................................ii
BAB I Latar Belakang
1.1 Pendahuluan………………………………………………………..1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………..2
1.3 Tujuan………………………………………………………………2
BAB II Kajian Teori

2.1 Aspek pemasaran…………………………………………………..3
2.2 Aspek tekhnik dan operasi………………………………………....4
2.3 Aspek managemen dan organisasi………………………………….5
2.4 Aspek hokum dan amdal…………………………………………...7
2.5 Aspek ekonomi, social, dan budaya…………………………..……12
2.6 Aspek keuangan……………………………………………………12
BAB III Pembahasan
3.1 Penjelasan singkat mengenai “PT.Fastrata Buana Cabang Singaraja”.
...............................................................................................................18
3.2 Kuisioner Analisis Studi Kelayakan Bisnis pada “PT.Fastrata Buana
Cabang Singaraja”.................................................................................23
3.3Analisis dari Interview Studi Kelayakan Bisnis pada “PT.Fastrata
Buana Cabang Singaraja”......................................................................25

2

BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan………………………………………………………….50
4.2 Saran……...………………………………………………………53
DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di abad 21 ini dimana setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian,
ketrampilan dan juga kreatifitas sebagai nilai jual lebih pada dirinya untuk
mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan sesuai dengan ilmu dan bidangnya
masing- masing. Apalagi sekarang ini dunia bisnis sudah menggunakan alat-alat
teknologi dan informasi teknologi untuk memudahkan akses dan juga operasi
usahanya. Terlihat sekarang ini seperti usaha manufaktur yang dulunya masih
menggunakan cara tradisional yaitu masihmenggunakan sebagian besar tenaga
manusia dan sekarang sudah tergantikan oleh mesin-mesin yang canggih dengan
kemampuan memproduksi berkali-kali lipat daripada menggunakan tenaga
manusia.
Bisnis di dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang
menghasilkan dan menjual produk atau jasa yang dibutuhkan konsumen pada
tingkat keuntungan tertentu. Dalam menjalankan bisnis tersebut tersebut tentu

para pelaku usaha memperhatikan aspek-aspek dalam melaksanakan bisnis.
Adapun aspek tersebut adalah aspek pemasaran, aspek tekhnik dan operasi, aspek
manajemen dan organisasi, aspek hukum dan amdal, aspek ekonomi, sosil, dan
budaya, serta aspek keuangan.
Tuntutan masyarakat dan perkembangan demokrasi serta derasnya arus
globalisasi dan pasar bebas, sehingga memunculkan kesadaran dari dunia industri
tentang pentingnya aspek-aspek tersebut dalam perusahaan.
Sebagai salah satu perusahaan yang ada di Indonesia apakah PT. Fastrata
Buana juga menerapkan ke-enam aspek tersebut. Terlebih lagi perusahaan selalu
menargetkan peningkatan omset pada setiap bulannya.

Untuk itu kami tim

penulis mendatangi salah satu cabang dari PT. Fastrata Buana yang berada di
Desa Pemaron, Singaraja untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah
menerapkan ke-enam aspek tersebut. Perusahaan dalam rangka menjaga
pertumbuhan usaha secara berkelanjutan, meningkatkan nilai perusahaan dan
sebagai upaya agar Perusahaan mampu bertahan dalam persaingan.

1


1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana aspek pemasaran dari PT. Fastrata Buana cabang Singaraja?
1.2.2 Bagaimana aspek tekhnik dan operasi dari PT. Fastrata Buana cabang
Singaraja?
1.2.3 Bagaimana aspek manajemen dan organisasi dari PT. Fasrata Buana
cabang Singaraja?
1.2.4 Bagaimana aspek hukum dan amdal dari PT. Fastrata Buana cabang
Singaraja?
1.2.5 Bagaimana aspek ekonomi, sosial, dan budaya dari PT. Fastrata Buana
cabang Singaraja?
1.2.6 Bagaimana aspek keuangan dari PT. Fastrata Buana cabang Singaraja?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh tujuan sebagai berikut.
1.3.1 Mengetahui aspek pemasaran dari PT. Fastrata Buana cabang Singaraja.
1.3.2 Mengetahui aspek tekhnik dan operasi dari PT. Fastrata Buana cabang
Singaraja.
1.3.3 Mengetahui aspek manajemen dan organisasi dari PT. Fasrata Buana
cabang Singaraja.

1.3.4 Mengetahui aspek hukum dan amdal dari PT. Fastrata Buana cabang
Singaraja.
1.3.5 Mengetahui aspek ekonomi, sosial, dan budaya dari PT. Fastrata Buana
cabang Singaraja.
1.3.6 Mengetahui aspek keuangan dari PT. Fastrata Buana cabang Singaraja.

2

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Aspek Pemasaran
Pada era tahun 1960-an, titik berat pemasaran beralih pada manajemen
perusahaan sehingga pemasaran dapat didefinisikan sebagai manajemen aliran
barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Hal ini senada dengan pengertian
pemasaran yang dikemukakan oleh ahli berikut ini:
1. Koller dan Amstrong: Pemasaran adalah proses manajerial yang
didalamnya, individu serta kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan
produk-produk dan nilai satu sama lain.
2. Lamb, Hair dan Mc. Daniel: Marketing is the process of planning and

executing the conception, pricing promotional and distribution of ideas,
goods and service to create exchanges that satisty individual and
organizational objectives.
3. William J. Stanton: Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Dari pengertian pemasaran menurut para ahli di atas, maka pemasaran adalah
suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada melalui
penciptaan proses pertukaraan yang saling menguntungkan. Aktivitas pemasaran
tersebut antara lain perencanaan produk, kebijakan harga, melakukan promosi,
distribusi, penjualan, pelayanan, membuat strategi pemasaran dan lain-lain yang
terkait dengan pemasaran. Selain itu para pakar pemasaran di Amerika dan
organisasi profesional pemasaran menjelaskan bahwa manajemen pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi
dan pendistribusian barang, jasa dan ide untuk menciptakan pertukaran dengan
kelompok yang dituju di mana proses ini dapat memuaskan pelanggan dan tujuan
perusahaan.
3


2.2 Aspek Teknik dan Operasi
Aspek teknis dan operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penentuan
kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan
dengan teknis/operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan
berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannyadi kemudian hari. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas
produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya
termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat
tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha
memiliki prioritas tersendiri.
Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan
dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan
layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Penentuan lokasi,
misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pemilihan lokasi
terdiri dari lokasi untuk kantor pusat, cabang, gudang, dan pabrik. Dalam
kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit
adalah penentuan lokasi pabrik, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus
diperhitungkan sebelum suatu lokasi pabrik diputuskan. Pertimbangannya adalah
apakah dekat bahan baku atau dekat pasar atau dekat konsumen.

Kemudian, dalam melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang harus
dikeluarkan untuk suatu lokasi. Penilaian lokasi pabrik nantinyadapat dilakukan
dengan hasil penilaian value, perbandingan biaya, atau analisis ekonomi
(economic analysis), tergantung dari keinginan pihak yang melakukannya.
Kemudian penentuan luas produksi yaitu berapa jumlah produksi yang dihasilkan
dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien, sehingga dapat diperoleh
profit margin yang tinggi.
Demikian pula penentuan layout untuk pabrik yang akan didirikan juga
mempertimbangkan banyak faktor. Misalnya, proses produksi yang akan
dijalankan. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah penyusunan peralatan
mesin di dalam gedung tersebut. Pilihan yang ada apakah proses layout atau
produk layout. Penilaian ini tentunya tidak dilakukan secara serampangan, tetapi
4

dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti produk yang dihasilkan atau
ragam produk.
Selanjutnya adalah pemilihan teknologi melalui proses produksi yang
diinginkan, apakah continuous process atau intermitten process. Pemilihan proses
produksi biasanya terkait dengan teknologi yang diinginkan apakah padat karya
atau padat modal. Untuk negara berkembang seperti Indonesia biasanya lebih

diutamakan teknologi padat karya, mengingat tingginya tingkat pengangguran di
negeri ini. Terakhir adalah penentuan metode persediaan yang akan digunakan
nantinya. Metode persediaan yang akan digunakan tergantung dari jenis usaha
yang dijalankan. Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara
efisien atau tidak, karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah
satu faktor besar kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
2.3 Aspek Manajemen dan organisasi
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen
dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi
penyusunan

perencanaan (planning), pengorganisasian
personalia

atau

kepegawaian

(staffing),

(organizing)

dan

pengarahan

dan

kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama
kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada
awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Ada
tiga alasan utama diperlukannya aspek manajemen yaitu:
1. Untuk mencapai tujuan
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.

5

Sedangkan menurut Peter Drucke konsep yang digunakan untuk mengukur
prestasi manajer antara lain:
1. Efisiensi adalah kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar
(doing things right)
2. Efektivitas adalah kemampuan memilih tujuan atau peralatan yang benar
atau tepat untuk pencapain tujuan yang telah ditetapkan (doing the right
things).
Manajemen dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh
SDM yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagiamana SDM
yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita
dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
b. Manajemen Operasional
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan
konsumen,dengan teknik produksi yang seefesien mungkin, dari mulai
pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang dihasilkan dalam
proses produksi.
c. Manajemen Pemasaran
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya
berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
d. Manajemen Keuangan
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya
berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu
mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.
Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana
pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang
telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang
dijalankan.
2.4 Aspek Hukum dan Amdal

6

Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah
laku manusia agar tingkah laku manusia dapat terkontrol, aspek terpenting dalam
pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan, hukum mempunyai tugas
untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu
setiap masyarakat berhak mendapatkan pembelaan didepan hukum sehingga dapat
diartikan bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi bagi yang
melanggarnya.
Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum
atau tidak memperoleh izin dari pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu,
sebelum ide bisnis dilaksanakan, analisis secara mendalam terhadap aspek hukum
harus dilakukan agar di kemudian hari bisnis yang akan dilaksanakan tidak gagal
karena terbentur masalah hukum dan perizinan. Aspek hukum merupaka aspek
yang pertama kali harus dikaji karena jika berdasarkan analisis aspek hukum
sebuah ide bisnis tidak layak, maka proses analisis aspek yang lain tidak perlu
dilakukan.
Apek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda,
tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut.

Adanya otonomi daerah

menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan
yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan hukum
dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting
untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan
tujuan menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi
bisnis diharapkan akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan
dengan dampak negatif dari adanya suatu investasi bisnis.
Analisis aspek hukum dilakukan dengan tujuan menjawab pertanyaan
“Apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memebuhi ketentuan hukum dan
perizinan di suatu wilayah?”. Sacara spesifik analisis aspek hukum pada studi
kelayakan bisnis bertujuan untuk:

7

a. Menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan.
b. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis
yang akan dilaksanakan
c. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam
memenuhi persyaratan perizinan.
d. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis
akan dibiayai dengan pinjaman
Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu ditelitii keabsahan,
kesempurnaan, dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki,
sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut.
Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya hasil
penelitian, dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sempurna pasti akan
menimbulkan masalah dikemudian hari. Oleh karena itu, hendaknya dalam
melakukan analisis aspek hukum ni dilakukn secara teliti dan cermat dengan
mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai ketangan yang memang
berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak kita teliti. Demikian
juga bagi mereka yang hendak menyiapkan suatu proyek atau usaha maka perlu
dilakukan berbagai persiapan yang berkaitan dengan aspek hukum ini.
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Pengutamaan telaah
AMDAL secara khusus meliputi dampak lingkungan disekitanya, baik di dalam
usaha atau proyek maupun di luar suatu proyek yang akan dijalankan. Arti
keberadaan suatu usaha atau proyek akan memengaruhi kegiatan-kegiatan yang
berada di sekitar rencana lokasi, baik dampak rencana usaha dan atau kegiatan
terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah ada sebaliknya maupun dampak komulatif
dari rencana usaha dan atau kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan hidup.
Dewasa ini penelitian terhadap AMDAL suatu usaha dijalankan sangat
penting. Masyarakat semakain sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, baik
terhadap manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

8

Bahkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup sudah merupakan
bagian kegiatan studi kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang harus
dijalankan. Hasil studi kelayakan ini nantinya akan sangat berguna untuk para
perencana, serta juga bagi pengambilan keputusan.
Pengertian analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL) menurut PPNo. 27
Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak
besar dan penting suatu rencana usaha kegiatan. Arti lain analisis dampak
lingkungan hidup adalah teknik untuk menganilisis apakah proyek akan
dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika iya, maka diberikan
jalan alternatif pencegahannya.
AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan
keputusan. Hal –hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia,
ekologi, sosial-ekonomi, sosialbudaya, dan kesehatan masyarakat sebagai
pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis
mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi
kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain
merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha
dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif
maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga
dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif.
Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di
antaranya digunakan kriteria mengenai :
a. besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan;
b. luas wilayah penyebaran dampak;
c.

intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

9

d. banyaknya komponen lingk ungan hidup lain yang akan terkena
dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
Tujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan serta menekan pencemar an sehingga dampak negatifnya menjadi
serendah mungkin. Dengan demikian AMDAL diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai
dampak terhadap lingkungan .hidup
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara
maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental impact analysis atau
environmental impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL
diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok,
yaitu.
a. Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki
demikian.Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek
yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan
keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghilangkan dampak
samping yang timbul.
b.

AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek – proyek poroduksi. Manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan
aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkuangannya.Pada
awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah,tapi seteleh
perubahan itu menjadi di luar ambang batas,maka manusia tidak dapat
mentolerir lagi perubaahan yang merugikan itu.
Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi ia harus

mengeluarkan biaya.Tanggung jawab penyelenggara Amdal ini bukan berarti
harus

diemban

pemrakarsa

proyek

itu

sendiri.Ia

dapat

menyerehkan

penyelenggaraan ini kepada konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran dari

10

pemerintah.Namun,pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang bertanggung
jawab,bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut.
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran
yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan.
Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL
adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib
mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.
AMDAL

digunakan

untuk

mengambil

keputusan

tentang

penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan. Dalam PP 51 Tahun
1993 ditetapkan 4 jenis studi AMDAL, yaitu :
1. AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang
berada dalam kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana
kegiatan pabrik tekstil yang mempunyai kewenangan memberikan ijin dan
mengevaluasi studi AMDALnya ada pada Departemen Perindustrian.
2.

AMDAL Terpadu / Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku bagi
suatu rencana kegiatan pembangunan yang bersifat terpadu, yaitu adanya
keterkaitan dalam hal perencanaan, pengelolaan dan proses produksi, serta
berada dalam satu kesatuan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih
dari satu instansi. Sebagai contoh adalah satu kesatuan kegiatan pabrik
pulp dan kertas yang kegiatannya terkait dengan proyek hutan tanaman
industri (HTI) untuk penyediaan bahan bakunya, pembangkit tenaga listrik
uap (PLTU) untuk menyediakan energi, dan pelabuhan untuk distribusi
produksinya. Di sini terlihat adanya ket erlibatan lebih dari satu instansi,
yaitu Departemen Perindustrian, Departemen kehutanan, Departemen
Pertambangan dan Departemen Perhubungan.

3. AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana
kegiatan pembangunan yang berlokasi dalam satu kesatua n hamparan
ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi. Contohnya adalah
rencana kegiatan pembangunan kawasan industri. Dalam kasus ini masing
-masing kegiatan di dalam kawasan tidak perlu lagi membuatAMDALnya,
karena sudah tercakup dalam AMDAL seluruh kawasan.

11

4. AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana
kegiatan pembangunan yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal
perencanaan dan waktu pelaksanaan kegiatannya. AMDAL ini melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi, berada dalam satu kesatuan
ekosistem, satu rencana pengembangan wilayah sesuai Rencana Umum
Tata Ruang Daerah. Contoh AMDAL Regional adalah pembangunan kota
-kota baru.
2.5 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi
dengan adanya perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat
tempatan dan bidang sosial kemasyarakatan. Setiap usaha yang dijalankan akan
memberikan dampak positif dan negatif bagi berbagai pihak.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi memberikan
peluang untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi pemerintah akan
memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
Dalam Aspek ekonomi dan sosial perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu
proyek atau usaha akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada
berbagai pihak atau sebaliknya.
A. Dampak Aspek Ekonomi dan Sosial
Dampak yang ditimbulkan dengan berdirinya sebuah perusahaan melalui
kaca mata ekonomi dan Sosial yaitu sebagai berikut :
a) Dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu proyek atau usaha
meliputi :
1. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui :
i.

Terbukanya

kesempatan

lapangan

pekerjaan

bagi

masyarakat sekaligus mengurangi angka pengangguran.
ii.

Tersedianya sarana dan prasarana umum yang kelak akan
dbisa berguna untuk masyarakat banyak juga pemerintah
berupa : jalan raya, listrik, sekolah,masjid dan lain-lain.

12

iii.

Tersedianya beragam produk barang dan jasa di masyarakat,
sehingga meningkatkan persaingan dalam menciptakan dan
memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam
melalui :
a. Penggunaaan lahan yang efisien dan efektif
b. Peningkatan nilai tambah sumber daya alam
c. Membangkitkan lahan tidur
3. Meningkatkan perekonomian pemerintah yaitu:
a. Menambah peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat.
b. Pemerataan pendistribusian pendapatan.
c. Meningkatkan devisa negara.
d. Memperoleh pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber
yang dikelola oleh perusahaan.
4. Pengembangan wilayah
a. Meningkatan pemerataan pembangunan( dengan prioritas
daerah tertentu).
b. Membuka

isolasi

wilayah

dan

cakrawakala

pemikiran

masyarakat dengan masuknya pembangunan.
Dampak negatip yang mungkin timbul dari aspek ekonomi :
1. Eksplorasi sumberdaya yang berlebihan.
2. Masuknya pekerja dari luar yang mengurangi kesempatan atau
peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
Sedangkan dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi
meliputi :
1. Komponen Demografi
a. Struktur penduduk
b. Tingkat pendapatan penduduk.
c. Pertumbuhan penduduk.
d. Tenaga kerja.
2. Komponen Budaya

13

a. Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya)
b. Proses sosial.
c. Warisan budaya .
d. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.
3. Kesehatan masyarakat
a. Parameter lingkungan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak
rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Proses dan potensi terjadinya pencemaran.
c. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit(angka kesakitan dan
angka kematian).
d. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran
penyakit.
Dampak negatif aspek sosial :
a) Perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
b) Meningkatnya kriminalitas.
Pengukuran manfaat ekonomis lebih sulit dibanding pengukuran biaya
ekonomis, karena di samping manfaat ekonomis yang diterima secara langsung
berupa output proyek yang dapat diukur dengan satuan moneter, terdapat juga
manfaat sekunder yang sulit diukur dengan satuan moneter.
Manfaat sekunder ekonomi yang sulit diukur dengan satuan moneter :
1. Naiknya tingkat konsumsi.
2. Membantu proses pemerataan pendapatan.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
4. Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara).
5. Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan kerja).
6. Manfaat sosial, budaya dll.
Pengukuran manfaat ekonomi lebih sulit dibanding biaya ekonomi, karena:
1. Beberapa manfaat primer sulit diukur dengan uang.
2. Kebanyakan manfaat memerlukan perkiraan jangka panjang.
3. Banyak manfaat yang bersifat tidak langsung dan dalam perwujudannya
perlu proyek tambahan.

14

Ada manfaat yang dinikmati oleh pihak yang berkembang secara tidak
seimbang, artinya kadang-kadang sulit mencapai efek distributif yang seimbang
C. Peningkatan Pendapatan Nasional
Apabila suatu investasi bisa meningkatkang pendapatan masyarakat, maka
secara otomatis akan meningkatkan pendapatan nasional. Artinya dengan adanya
investasi akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan secara nasional dan
pendapatan daerah dimana investasi tersebut dilakukan.
Untuk menghitung Pendapatan Nasional dapat dilakukan melallui tiga
pendekatan :
1. Pendekatan Produksi (Production Approach) yaitu nilai keseluruhan barang
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun tertentu. Cara
menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah
dengan menjumlahkan nilai seluruh barang dan jasa.
2. Pendekatan Pengeluaran (Ekpenditure Approach) yaitu pendapatan nasional
yang dihitung dengan cara menjumlahkan

seluruh pengeluaran yang

dilakukan oleh berbagai golongan masyarakat dalam perekonomian.
Pengeluaran yang dimaksud disini yaitu pengeluaran konsumsi rumah
tangga, konsumsi dan investasi pemerintah,ekspor impor.
Pendekatan Pendapatan (Income Approach) yaitu pendapatan nasional yang
dihitung dengan menjumlahkan balasan jasa yang diterima oleh faktor produksi.
Yang termasuk dalam jenis pendapatan yaitu gaji dan upah, sewa,bunga,pajak
tidak langsung,dan lail-lain.
2.6 Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan aspek yang digunakan
untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama
pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa perusahaan menganggap
justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari apek ini
tergambar jelas hal-hal yg berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.
Aspek keuangan berkaitan dengan bagaimana menetukan kebutuhan jumlah
dana sekaligus pengalokasiannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan
15

dengan secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang
menjanjikan bagi investor. Dalam menentukan jumlah dana dan pengalokasian
dana, investor harus dapat menentukan seberapa besar seharusnya dana yang
ditanamkan ke dalam proyek investasi dan mengalokasikan secara tepat ke dalam
aktiva tetap dan modal kerja, sehingga dapat mengestimasikan proyeksi aliran kas
dari proyek yang diusulkan. Sementara itu, mencari sumber dana, investor harus
dapat menentukan tingkat biaya modal (cost of capital) yang paling rendah
sehingga dapat ditutup dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected
rate of return) dari proyek investasi yang diusulkan.
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis atau usaha, sudah
barang tentu memerlukan sejumlah modal atau uang, disamping keahlian lainnya.
Modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya
prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.
Untuk pertama kali modal digunakan untuk membiayai biaya prainvestasi dan
seperti pengurusan izin-izin dan pembuatan studi usaha. Kemudian yang harus
dikeluarkan adalah untuk pembelian aktiva tetap seperti pembelian tanah,
pendirian bangunan atau gedung, pembelian mesin-mesin, dan pembelian aktiva
lainnya. Modal juga digunakan untuk biaya operasi pada saat bisnis tersebut
dijalankan, misalnya untuk biaya bahan baku, gaji, dan biaya operasi lainnya.
Besarnya modal untuk investasi yang diperlukan tergantung dari jenis bisnis yang
akan digarap. Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan investasi perlu dilakukan
sebelum investasi dilakukan.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi modal dapat dicari dari berbagai sumber
dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan
masing-masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu
serta jumlah yang diinginkan perusahaan. Masing-masing modal memiliki
keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan
untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.

16

Dalam peraktiknya pembiayaan suatu usaha bersumber dari sumber dana yang
diperoleh secara gabungan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Apalagi
untuk usaha baru tak akan mungkin memperoleh modal secara pinjaman seratus
persen, mengingat belum adanya kepercayaan dari pihak investor.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal
adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat
pengembalian ini tergantung dari perjanjian dan estimasi keuntungan yang akan
diperoleh pada masa-masa mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih
pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan
sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu
dibuat estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan.
Dalam membuat estimasi pendapatan yang akan diperoleh di masa yang akan
datang perlu dilakukan perhitungan secara cermat dengan membandingkan data
dan informasi yang ada sebelumnya. Begitu juga dengan estimasi baya-biaya yang
akan dikeluarkan selama periode tertentu, termasuk jenis-jenis biay yang akan
dikeluarkan perlu diperinci serinci mungkin. Semua ini tentunya menggunakan
asumsi-asumsi tertent yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow)
perusahaan selama periode usaha.
Dengan dibuatnya aliran kas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi
tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai
apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat
ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi
dapat dilakukan melalui pendekatan Payback Period (PP), Average Rate of Return
(ARR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability
Index (PI), dan Break Event Point (BEP). Khusus bagi perusahaan yang sudah ada
sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat
pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang
dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba atau rugi untuk beberapa periode.
Metode penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan tertentu seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio
rentabilitas, serta rasio keuangan lainnya.
17

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penjelasan singkat mengenai “PT.Fastrata Buana Cabang Singaraja”.
PT Fastrata Buana adalah salah satu bisnis unit dari Kapal Api Grup yang
bergerak dalam bidang distributor consumer goods. Adapun sejarah dari Kapal
Api Grup dimulai dari perjalanan Raja kopi dari kota buaya ya kota surabaya,
Soedomo Mergonoto memang tak sebeken Kopi Kapal Api meskipun dialah
pendiri sekaligus pemilik merek kondang itu. Dari tangan pria ini, lahir sejumlah
merek kopi lain seperti kopi ABC (Second brand kopi), Kopi Ya (Untuk Lapisan
ketiga), Wenz (Hongkong), Santos, sulotco, Excelso(Kategori ground dan roasted
coffee), Serta Kopi instan Good Day.
Perjuangan pria yang hanya mengecam pendidikan sampai kelas 1 SMA Sin
Cong di Ngaglik, Surabaya ini memang luar biasa. mengayuh sepeda ontel mulai
dari kawasan pelabuhan Tanjung perak surabaya sampai kaampung-kampung
sekitarnya untuk menawarkan kopi. Sejak akhir 1970-an dipercaya memegang
perusahaan orangtuanya, Soedomo mulai merambah ke bisnis ‘beraroma kopi’
sejak tahun 1986. Ia mendirikan PT Sulotco Jaya Abadi, perusahaan yang
memproduksi Kalosi Toraja Coffee sembari mengiringi langkah suksesnya
mengembangkan nama Kapal Api (PT Santos Jaya Abadi). Empat tahun
kemudian, Soedomo pun mulai merambah bisnis kedai kopi melalui PT Excelso
Multi Rasa yang membawahkan bisnis kedai kopi Excelso. Lantas di 1991 ia
meluncurkan permen merek Relaxa dan Dorini di bawah bendera PT Agel
Langgeng.
Pada 1994, ia mendirikan Monysaga Prima, produsen minuman dalam
kemasan, di antaranya Ice Mony, Jelly Juice, Coffee Cream, Milk Coffee dan Soy
Bean Milk. Tidak ketinggalan, ia pun menggarap ladang distribusi consumer
goods (PT Fastrata Buana), dan pada 2000 mengakuisisi PT Inasentra Unisatya
produsen aneka permen. Bisnis klinik kecantikan pun ia masuki melalui Miracle
dan Meliderma. Di Surabaya, kedua klinik kecantikan ini melayani dua kelompok
masyarakat, Miracle di kelas atas, sedangkan Meliderma menyasar golongan

18

menengah-bawah. Di samping itu, ia mendirikan pabrik mesin kopi mini. Mesin
seduh kopi itu dijual ke sejumlah hotel-hotel berbintang.
Tak heran Soedomo sangat ulet dalam berbisnis. Nurani bisnis pria bernama
asli Go Tek Whie ini sudah terasah sejak ia masih muda. Meski ia tak bisa
menamatkan pendidikan di SMA Sin Cong yang berada di Jl Ngaglik Surabaya
karena terburu ditutup pemerintah, Soedomo tetap sukses membesarkan bisnis
kopi yang dirintis orang tuanya ke panggung internasional. Tak bisa bersekolah,
pria kelahiran Surabaya 3 Juni 1950 itu tidak putus asa. Ia pun membantu
orangtuanya berjualan kopi dengan sepeda ontel keliling di Pelabuhan Tanjung
Perak dan keluar-masuk kampung. Selama inilah, ia belajar otodidak tentang cara
berbisnis kopi. Ia banyak mengamati dan bertanya tentang seluk-beluk kopi dan
mesin produksinya.
Soedomo sebenarnya memiliki tujuh orang saudara. Namun, bakat dagang
orangtuanya agaknya lebih banyak diwarisi Soedomo. Tak heran, akhirnya anak
pasangan Go Soe Loet dan Poo Guan Cuan ini dipercaya memegang tongkat
estafet bisnis keluarga. Sekedar diketahui, Go Soe Loet (almarhum) mendirikan
cikal bakal perusahaan Kapal Api pada tahun 1927. Bukannya tanpa maksud Go
Soe Loet memilih nama Kapal Api untuk produk kopinya. Pria asal Fujian China
ini berlayar dari negara asalnya dan sampai di Indonesia ternyata menggunakan
kapal api sebagai sarana transportasi.
Babak baru perkembangan bisnis kopi Soedomo ini dimulai pada 1975, ketika
Soedomo ditunjuk mengendalikan Kapal Api. Investasi awal dibenamkan dalam
bentuk sewa pabrik di Jalan Panggung IX/12 Surabaya, beli mesin goreng lokal
Rp 150 ribu dan mesin giling Rp 10 ribu. Saat itu, Kapal Api baru mempekerjakan
10 orang. Keinginan untuk terus berkembang membuat Soedomo merasa perlu
melakukan sejumlah terobosan, antara lain, pengadaan mesin penggorengan yang
lebih canggih guna meningkatkan kapasitas produksi, pembuatan kemasan eceran,
promosi yang agresif dan lainnya, kebutuhan lahan luas untuk pabrik dan kantor.
Sempat tersandung pengadaan mesin penggorengan buatan Jerman seharga Rp
130

juta

karena

cekaknya

modal,

19

Soedomo

pun

akhirnya

berhasil

mendapatkannya setelah ia bertemu personel PT Triasa agen mesin Jerman itu di
Jakarta. Soedomo hanya dipersyaratkan membayar uang muka 20%. Sisanya
dibayar tiap 6 bulan selama 1,5 tahun. "Saya memberanikan diri ambil kredit yang
hanya Rp 5 juta demi mendapatkan mesin itu," ia menjelaskan. Dengan mesin
baru tadi, kapasitas produksi Kapal Api melonjak dari 300 kg/hari menjadi 500
kg/jam. Selain itu, kualitas produknya pun makin bagus dan aroma kopi lebih
harum.
Persoalan mesin sedikit tertanggulangi, Soedomo pun memikirkan cara praktis
memasarkan produk kopi buatannya. Ia pun terinspirasi oleh kesuksesan Unilever
pada 1970-an yang berhasil memasarkan produk sabunnya dalam kemasan apik,
tapi dijual eceran. "Saat itu saya berpikir mengapa tidak mencoba kopi dipasarkan
dengan kemasan ritel," ujarnya. Maka, kopi bubuk yang sebelumnya diproduksi
ukuran 50 kg per kaleng, selanjutnya dijual ketengan dengan cara ditimbang dan
dibungkus kertas koran itu, disulap dalam kemasan plastik 1 ons. Variasi kemasan
ini berikutnya dikembangkan 250 gram, 500 gram, sachet dan lainnya.Mesin
sudah

lumayan

bagus,

kemasan

pun

menarik,

Soedomo

pun

mulai

mempertimbangkan luasan cakupan. Salah satu cara waktu itu yang ditempuh
dengan beriklan di TV dengan mennggandeng tokoh populer saat itu di Surabaya.
“Untuk itu, dipilihlah Paimo (almarhum) pelawak Srimulat kondang sebagai
bintang iklan Kapal Api pada 1978,” ujar Soedomo. Apa yang dilakukan Soedomo
boleh disebut merupakan gebrakan dunia pemasaran kala itu. Disebut inovasi
karena waktu itu tidak satu pun produsen kopi berpromosi di TVRI. Beberapa
tahun kemudian Kopi Gelatik mencoba mengikuti, tapi tidak berlangsung lama
karena pemerintah menghentikan acara Siaran Niaga (iklan) di TVRI. Maklum,
saat itu teve swasta belum ada.
Meski iklan TV hanya satu tahun, ternyata pengaruhnya luar biasa. Di mata
masyarakat, merek Kapal Api banyak dikenal. Karena merek Kapal Api sudah
kondang, otomatis Soedomo mulai kewalahan memenuhi permintaan konsumen.
Peluang ini tak disia-siakan. Maka, ia pun memutuskan memperluas pabrik dan
merasa butuh kantor yang layak. Pada 1978 ia membeli tanah seluas 1 hektare di
Jalan Raya Gilang, Sidoarjo dengan harga Rp 1.250/meter2. Sekarang, total lahan

20

industri yang dimiliki Kapal Api mencapai 10 ha. Pabriknya sendiri menempati
areal 3 ha. Sementara itu, kantornya menempati gedung berlantai tiga, berdiri di
atas lahan 15 x 50 meter.
Berkat kemajuan yang dicapai Kapal Api, pada 1982 produk ini masuk pasar
Jakarta. Lalu, pada 1984 meluaskan jaringan pemasaran ke Bandung, Semarang,
Palembang, Medan, Pontianak Makassar dan Denpasar. Pendeknya, hampir semua
provinsi di tanah Air sudah dirambah Kapal Api. Hebatnya, tidak hanya pasar
dalam negeri yang direngkuh. "Kami tidak bisa cuma berdiam diri di Indonesia.
Bisa-bisa nanti orang luar yang akan menyerang kita terus," ujar Soedomo tentang
alasan perlunya ekspansi ke mancanegara. Pada 1985, Kapal Api memenetrasi
pasar Arab Saudi. Mula-mula ekspor itu hanya 500-600 kg, sekarang 6-7
kontainer/tahun. Pasar Hong Kong ditaklukkan pada 1987, lalu menyusul Taiwan
dan Malaysia (1990). "Kapal Api adalah yang pertama kali mengajari orang
Taiwan cara membuat kopi yang praktis," Soedomo mengklaim.
Namun, merek Kapal Api tak selalu bisa diterima di pasar mancanegara. Di
Hong Kong, Kapal Api mengganti mereknya menjadi Wenz, dan di Taiwan
mengibarkan merek Excelso. Hanya pasar Malaysia dan Arab Saudi yang bisa
menerima merek Kapal Api. Kini, di pasar dalam negeri, Kapal Api tampil
sebagai pemimpin pasar. Merek ini menaklukkan para pendahulunya, misalnya
Kopi Kedung Laju, Kopi Cap Gadis, Kopi Supiah, Kopi Wanita Utama, Kopi
Gelatik dan Kopi Cap Oto Terbang.
PT. Fastrata Buana mempuai sejarah yang cukup panjang, adapun sejarahnya
adalah sebagai berikut. PT Fastrata Buana didirikan pada tahun 1992 di Jakarta.
Fastrata Buana menangani penjualan dan distribusi produk Kapal Api Group
untuk memastikan pengiriman kepada pelanggan.
Saat ini, Fastrata Buana adalah perusahaan distribusi terbesar di Indonesia
dengan cabang dan titik distribusi di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi
dan Papua bahkan. Fastrata Buana mendukung 400 ribu outlet cakupan langsung
dengan kemampuan menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Untuk cepat
meningkatkan layanan dan distribusi ke seluruh wilayah Indonesia, Fastrata

21

Buana secara bertahap memperluas lokasi cabang yang ada dengan membangun
cabang baru atau lembaga untuk memenuhi tuntutan konsumen di daerah-daerah
dengan potensi pasar masa depan yang potensial. Fastrata Buana memiliki
fasilitas gudang dengan kapasitas penyimpanan yang tinggi yang dilengkapi
dengan sistem manajemen persediaan yang canggih untuk memastikan bahwa
produk selalu siap dan tersedia di pasar.
Sebagai salah satu bagian yang paling penting dari sebuah perusahaan
distribusi, armada Fastrata Buana mencakup ribuan besar, menengah, dan
kendaraan kapasitas kecil untuk memastikan produk yang baik didistribusikan ke
semua tingkatan-dari grosir, semi-grosir, pengecer-di semua daerah dari
Indonesia.
Fastrata adalah bisnis profesional dioperasikan dilengkapi dengan orang-orang
yang handal dan terampil dengan integritas yang tinggi. Selain itu, hal ini
didukung oleh terbaru mutakhir teknologi informasi memastikan on-line, realtime dan akses informasi yang lengkap sehingga semua data distribusi dan
penjualan dapat digunakan oleh mitra bisnis (kepala sekolah) untuk membuat
keputusan dengan cepat dan akurat.
Adapun visi dan missi dari PT. Fastrata Buana adalah sebagai berikut.
VISI: Menjadi perusahaan makanan dan minuman yang dominan dan dihormati di
Asia .
MISSI: Kami bertujuan untuk mencapai posisi kepemimpinan pasar yang
berkelanjutan dengan memberikan nilai yang sangat baik kepada
pelanggan kami melalui inovasi yang berkelanjutan , proses kelas dunia ,
kekuatan keuangan dan orang-orang hebat .
Pada cabang Bali terdapat tiga cabang distributor yaitu cabang Denpasar,
cabang Kelungkung, dan cabang Singaraja. Adapun jumlah karyawan yang
terdapat di PT. Fastrata Buana cabang Singaraja, sebanyak 21 orang karyawan
tidak termasuk karyawan outsourcing.

22

3.2 Kuisioner Analisis Studi Kelayakan Bisnis pada “PT.Fastrata Buana
Cabang Singaraja”.
Dari kajian teori diatas, maka dilakukan penelitian analisis studi kelayakan
bisnis pada PT. Fastrata Buana cabang Singaraja. Adapun kuisioner yang
ditanyakan adalah sebagai berikut.
A. Kuisioner tentang aspek

pemasaran di PT. Fastrata Buana cabang

Singaraja dengan narasumber I Nyoman Ari Saputra.
1. Bagaimana segmentasi pasar dari perusahaan ini?
2. Bagaimana strategi pemasaran dari perusahaan ini?
3. Produk yang ditawarkan ditunjukan pada konsumen kalangan
mana saja?
4. Perusahaan ini melakukan pemasaran melalui media apa saja?
5. Apakah perusahaan inii mempunyai chanelling atau rekan kerja
perusahaan lain dalam melakukan distribusinya?
6. Bagaimana perusahaan menangani permintaan produk yang
berlebih dari konsumen?
7. Apakah ada kiat-kiat khusus dari perusahaan ini tentang peramalan
dimasa yang akan datang? Tentang roduk yang di distribusikan
apakah produk ini masih diminati di masa yang akan datang?
8. Apakah pernah terjadi complain dari konsumen terhadap
perusahaan ini?
B. Kuisioner tentang aspek tekhnik dan operasi di PT. Fastrata Buana
cabang Singaraja dengan narasumber I Nyoman Ari Saputra.
1. Apa yang menjadi pertimbangan dari pihak perusahaan mengapa
perusahaan ini di dirikan di Pemaron bukan di singaraja kota?
2. Berapa jumlah barang yang di distribusikan oleh perusahaan dalam
satu hari?
3. Apakah perusahaan ini hanya mencangkup daerah pemasaran di
Singaraja saja, atau meliputi daerah lain yang terdekat?
4. Dilihat dari kondisi perusahaan, apakah bangunan perusahaan ini
sudah layak untuk dijadikan distributor PT. Fastrata Buana cabang
Singaraja?
5. Dilihat dari tataletak (layout) perusahaan yang bersebelahan
dengan gudang, apakah tidak mengganggu proses kerja karyawan?

23

C. Kuisioner tentang aspek manajemen dan organisasi di PT. Fastrata
Buana cabang Singaraja dengan narasumber I Nyoman Ari Saputra.
1. Bagaimana aturan dan kebijakan-kebijkan perusahaan ini?
2. Bagaimana struktur organisasi perusahaan ini?
3. Bagaimana pengaturan (manajemen) dalam setiap bidang yang
terdapat dalam perusahaan ini?
4. Bagaimana sistem perekrutan karyawan di perusahaan ini?
5. Bagaimana tahapan karyawan disini sebelum menjadi karyawan
tetap?
D. Kuisioner tentang aspek Hukum dan Amdal di PT. Fastrata Buana
cabang Singaraja dengan narasumber I Nyoman Ari Saputra.
1. Apakah perusahaan ini memiliki ijin usaha?
2. Apakah perusahaan ini teregistrasi sebagai perusahaan jasa? (No
Regestrasi)
3. Sepengetahuan

Anda,

adakah

program

pemerintah

yang

mendukung bisnis perusahaan Anda?
4. Apakah ada hambatan dalam bisnis yang disebabkan oleh
kebijakan pemerintah?
5. Bagaimana dengan penanggulangan dari limbah hasil produksi dari
produk tersebut?
6. Apakah limbah yang dihasilkan berdampak buruk kepada
lingkungan sekitar?
7. Bagaimana respon masyarakat sekitar mengenai adanya industry
ini?
E. Kuisioner tentang aspek ekonomi, sosial, dan budaya di PT. Fastrata
Buana cabang Singaraja dengan narasumber I Nyoman Ari Saputra.
1. Apakah perusahaan ini merekrut tenaga kerja di sekitar pemaronj
saja atau wilayah lain juga?
2. Apakah perusahaan ini melakukan CSR?
3. Kemana saja perusahaan melakukan CSR?
4. Bagimana tanggapan warga sekitar dengan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan?
5. Apakah CSR ini terus berlanjut atau hanya diadakan sekali saja?
6. Pernahkah perusahaan melakukan sebuah perayaan yang
melibatkan masyarakat setempat?
F. Kuisioner tentang aspek keuangan di PT. Fastrata Buana cabang
Singaraja dengan narasumber I Nyoman Ari Saputra.
1. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan ini?
24

2. Kapan terjadi peningkatan pendapatan? Hari-hari khusus adanya
peningkatan pendapatan?
3. Bagaimana pendapatan perusahaan ini dari bulan ke bulan?
4. Apakah gaji karyawan diberikan berdasarkan UMR (Upah Minimum
Kerja)?
5. Untuk tenaga kerja outscourching (tenaga kerja kontrak) apakah
gajinya menyesuaikan dengan UMR (Upah Minimum Kerja) atau
ditentukan oleh perusahaan?

3.3 Analisis dari Interview Analisis Studi Kelayakan Bisnis pada
“PT.Fastrata Buana Cabang Singaraja”
A. Analisis Aspek Pemasaran dari PT. Fastrata Buana cabang Singaraja
Bali.
Dari kuisioner diatas dapat diperoleh hasil analisis aspek pemasaran sebagai
berikut. Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang
bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas diketahui bahwa pasar suatu produk
tidaklah homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah heterogen. Pada
dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah
manajemen

pemasaran

yang

orientasinya

adalah

konsumen.

Dengan

melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah
dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif
dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
Melalui wawancara dengan I Nyoman Ari Saputra selaku kepala bagian
marketing, promotion and communication dari PT. Fastrata Buana cabang
Singaraja diketahui bahwa segmentasi pasar dari perusahaan ini lebih diarahkan
pada toko-