ASI eksklusif adalah pemberian ASI

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai
bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan
tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun.
Bayi yang diberikan ASI secara esklusif cenderung lebih sering pemberian ASI-nya
daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula. Bayi yang baru lahir biasanya
setiap 2 sampai 3 jam disusui oleh ibunya. Semakin bertambah usianya, waktu atau
jarak antara menyusui akan meningkat karena kapasitas perut mereka menjadi lebih
besar. Sebaliknya, bayi baru lahir yang hanya mengenal susu formula akan memulai
minum susu formula kira-kira setiap 3 sampai 4 jam selama beberapa minggu pertama
kehidupan.
Daripada menggunakan jam sebagai panduan untuk memberi makan bayi Anda, lebih
baik perhatikan isyarat bahwa dia sudah kenyang ketika Anda memberinya ASI atau
susu formula. Ini lebih penting bahwa Anda memperhatikan petunjuk atau sinyal dari
bayi Anda yang menunjukkan dia lapar. Ini disebut isyarat kelaparan. Ketika dia ingin
makan, mungkin dia akan meletakkan kedua tangan atau jari pada mulutnya, membuat
gerakan mengisap, menjulurkan lidahnya, memukul bibirnya, menendang atau
menggeliat, atau mulai menggerakan rahang dan mulut atau kepala untuk mencari
payudara Anda. Jika ia mulai menangis, ini biasanya sinyal akhir bahwa dia ingin
makan.
Pemberikan ASI eksklusif merupakan faktor penunjang kecerdasan si bayi, memang

tidak mudah karena sang ibu harus memberikannya selama 6 bulan, masa 6 bulan
inilah yang di sebut ASI eksklusif. Pada masa 6 bulan bayi memang belum di beri
makanan selain susu untuk itu ibu harus memberikan perhatian yang ekstra pada bayi.
Namun, seringkali kesalahan yang terjadi adalah setelah masa ASI eksklusif ini atau si
bayi sudah bisa mengkonsumsi makanan lain selain ASI si ibu tidak memberikan ASI
lagi. Padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi sebaiknya di sapih setelah 2
tahun usianya. Permasalah ASI eksklusi juga terjadi pada ibu yang bekerja di kantoran,

untuk itu pemerintah mencoba memberikan keleluasaan pada ibu yang pada masa
pemberian ASI eksklusif boleh membawa anak ikut serta bekerja atau mengijinkannya
memberi jam khusus untuk menyusui bayinya.
Seberapa Penting Pemberian ASI Eksklusif
Pentingnya ASI eksklusif memang harus menjadi perhatian, dan tanggung jawab
sebagai orang tua juga harus mulai menyadari akan dampak pada si bayi jika ASI
eksklusif ini tidak di berikan pada bayi dengan maksimal. Pertumbuhan bayi pada usia
0-6 bulan bisa sangat terhambat dan kemungkinan besar juga bayi anda tidak sehat.
Seperti kita ketahui bersama dengan ibu memberikan ASI nya secara maksimal maka
otomatis sang ibu akan mentrasfer imunitasnya kepada si bayi, sehingga apabila ibu
sehat maka bayi juga bisa sehat. Kita harus coba bersama-sama memberikan
pemahaman pada masyarakat untuk melindungi hak bayi dalam memperoleh ASI

eksklusif.
Perhatian akan pentingnya ASI eksklusif juga harus datang dari lingkungan sekitar, ini
agar pemberian ASI eksklusif di terapkan dalam kebiasaan atau budaya yang harus di
lestarikan. Karena meskipun ada susu formula yang anda andalakan sebagai pengganti
ASI eksklusif itu tidak akan sebaik ASI. Karena banyak sekali kandungan susu formula
yang tidak terdapat pada ASI, asi lebih memiliki fungsi menyeluruh pada bayi
sedangkan susu formula hanya memacu sebagian saja. Jadi, sudah sangat jelas bahwa
memberikan ASI eksklusif adalah hal yang tidak bisa di gantikan.

ASI EKSKLUSIF
A. PENGERTIAN
Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan
pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain. ( www.tabloidnakita.com, 2005 )
Menurut laporan tahun 2000 WHO,  15 % bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif
selama 4 bulan dan seringkali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai
dan tidak aman sehingga menyebabkan  1, 5 juta anak meninggal karena
pemberian makanan yang tidak benar.
Pada tahun 2000, survei kesehatan demografi WHO menemukan bahwa pemberian
ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan
utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan agar bayi

diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu
eksklusif selama 6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada
umumnya dibandingkan menyusu selama 4 bulan.
B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF
Ditinjau dari aspek gizi
 Kandungan gizi lengkap
 Mudah dicerna dan diserap
 Mengandung lipase untuk pencernaan lemak
 Mempertinggi penyerapan kalsium
 Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas)
Ditinjau dari aspek psikologis
 Mendekatkan hubungan ibu dan bayi
 Menimbulkan rasa aman bagi bayi
 Mengembangkan dasar kepercayaan (Basic sence of trust)
Ditinjau dari aspek KB
 Menunda kembalinya kesuburan
 Menjarangkan kehamilan
Bagi ibu
 Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara
 Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus)

 Mempercepat involusi uterus
Bagi keluarga
 Aspek Ekonomi : hemat karena tidak membeli susu formula dan bayi jarang sakit
sehingga biaya pengobatan dapat dihemat
 Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain
Bagi bangsa dan negara
 Menurunkan angka kematian dan kesakitan anak
 Mengurangi subsidi rumah sakit untuk perawatan ibu dan anak
 Meningkatkan kualitas generasi penerus

C. LARANGAN PEMBERIAN ASI
Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus
pemberian ASI tidak dibenarkan yaitu :
1. Faktor Ibu
 Ibu dengan penyakit jantung yang berat karena akan menambah beratnya
penyakit ibu.
 Ibu dengan pre eklampsi dan eklampsi karena banyaknya obat-obatan yang
diberikan sehingga dapat mempengaruhi bayinya.
 Penyakit infeksi berat pada payudara, sehingga kemungkinan menular pada
bayinya

 Karsinoma payudara mungkin dapat menimbulkan menimbulkan metastasis
 Ibu dengan psikosis, dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit diperkirakan
sehingga dapat membahayakan bayi.
 Ibu dengan infeksi virus.
 Ibu dengan TBC atau lepra.
2. Faktor Bayi
 Bayi dalam keadaan kejang-kejang yang dapat menimbulkan bahaya aspirasi ASI
 Bayi yang menderita sakit berat dengan pertimbangan dokter anak tidak
dibenarkan untuk mendapatkan ASI
 Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena refleks menelannya sulit sehingga
bahaya aspirsi mengancam
 Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan (labiokisis,
palatoknakisis, labioknatopalatokisis)
 Bayi yang tidak menerima ASI, penyakit metabolisme seperti alergi ASI
Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya dipertimbangkan
dengan dokter anak.
3. Patologis Payudara
Pada rawat gabung dapat diharapkan bahwa kemungkinan stagnasi ASI yang dapat
menimbulkan infeksi dan abses dapat dihindari.sekalipun demikian masih ada
keadaan patologis payudara yang memerlukan konsultasi dokter sehingga tidak

merugikan ibu dan bayinya. Keadaan patologis yang memerlukan konsultasi
adalah :
 Infeksi payudara
 Terdapat abses yang memerlukan insisi
 Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil dan menyusui
 ASI yang bercampur dengan darah
D. CARA PEMBERIAN
Dalam memberikan ASI Eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal – hal di bawah ini :
Teknik menyusui
Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan keberhasilan dalam
mempertahahankan menyusui dan memperbanyak produksi ASI
Posisi ibu menyusui

 Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada
sandaran punggung dan lengan
 Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari
payudara
Memasukkan putting susu
 Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada
siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan ibu

 Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang
pantat / paha kanan bayi
 Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri dibawahnya,
dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam ( aerola
mamae )
 Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu
 Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
 Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna
hitam
Melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi dengan
cara :
 Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau
 Dengan menekan dagu bayi kebawah
 Dengan menutup lubang hidung bayi
 Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya
Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan
payudara yang lain, dengan cara :
 Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai keluar

sendawa
 Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.
Tanda-tanda menyusui yang benar
 Bayi cukup tenang
 Mulut bayi terbuka lebar
 Bayi menempel betul pada ibu
 Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
 Seluruh areola tertutup mulut bayi
 Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
 Putting susu ibu tidak terasa nyeri
 Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis
 Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong
Hal-hal yang perlu diingat
 Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
 Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh
 Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

E. MASALAH DALAM MENYUSUI
1. Asi Kurang
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya tidak, apalagi

bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin memberikan tambahan susu
formula.
Penanggulangannya :
 Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi
 Menyusuilah dengan sabar
 Menyusui secara bergantian antara kedua payudara
 Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan membingungkan bayi dan
akhirnya mengurangi rangsangan untuk memproduksi ASI
2. Bayi Bingung Putting
Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan mengalami
nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering terputus-putus bahkan
kadang-kadang menolak menyusu ibunya.
Penanggulangan :
 Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif
 Menyusui dengan cara yang benar
 Menyusui lebih lama dan sering
3. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI
mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran limfe. Hal ini
mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri.

Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :
 Susui bayi segera setelah bayi lahir
 Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan
 Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar
 Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa
Penanggulangan :
 Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan
 Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri
 Lakukan pengurutan atau massage payudara
4. Putting Susu Nyeri Atau Lecet
Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang masuk ke dalam
mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut. Disamping itu juga disebabkan
karena perawatan yang tidak benar pada payudara.
Penanggulangan :
 Lakukan tehnik menyususi yang benar
 Menyususi pada payudara yang tidak lecet
 Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol

5. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada mingguminggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka pada putting yang

terinfeksi.
Penanggulangan :
 Kompres air hangat
 Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi
 Cukup istirahat
 Minum air putih minimal 2 liter/hari
 Minum anti biotik
 Lakukan perawatan payudara

A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam organis yang disekresi
oleh kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama ASI.
ASI eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sebagai bahan makanan pokok.
ASI ekslusif diberikan pada bayi sejak umur 0 – 6 bulan hanya diberikan ASI saja tanpa
makanan tambahan lainnya termasuk susu formula, air gula, madu, air putih atau makanan
tambahan apapun.
B. KOMPOSISI ASI
ASI memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh bayi seperti :
1. Protein
Mengandung asam amino esensial, taurin yang tinggi untuk pertumbuhan mata.
2. Karbohidrat
3. Lemak
Lemak ASI merupakan :
• Sumber kalori
• Sumber vitamin yang larut
• Sumber asam lemak yang esensial
4. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap sampai umur 6 bulan.
5. Air
88% dari ASI terdiri dari air yang berfungsi untuk meredakan rasa haus untuk melarutkan zat-zat
yang ada didalamnya.
6. Vitamin
Vitamin dalam ASI lengkap diantaranya vitamin A, D, C.
7. Kalori
90% dari karbohidrat dan lemak. 10% dari protein.

C. KEUNGGULAN ASI
A. Mengandung semua zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi
B. ASI mengandung zat penolak (antibody) yang dapat melindung bayi dari berbagai penyakit
infeksi
C. Aman dan dapat diberikan langsung
D. Tidak menimbulkan alergi bagi bayi
E. Sebagai perantara hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
F. Membantu pertumbuhan gizi lebih baik
G. Kemungkinan tersedak kecil karena bentuk payudara yang sedemikian rupa
H. Ekonomis, praktis (dapat diberikan kapan saja dan dimana saja)
I. Tidak akan pernah basi (mempunyai suhu yang tepat).
J. Mudah dicerna oleh bayi (tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal)
D. MANFAAT ASI
1. Bagi bayi
• Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.
• Kolostrum/susu jolong/susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi
• ASI mudah dicerna oleh bayi
• Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan
• komposisi sesuai kebutuhan bayi
• perkembangan psikomotorik bayi lebih cepat
• menunjang perkembangan penglihatan
• memperkuat ikatan bathin antara ibu dan anak
2. Bagi Ibu
• Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dan cepat
memperlambat perdarahan.
• Mempercepat penurunan berat badan
• Ibu menyusui yang haidnya belum muncul kecil kemungkinan untuk hamil kembali (menunda
kesuburan)
• Penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada bayi
• Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium
• Mencegah anemia defisiensi zat besi
3. Bagi keluarga
• Mudah dalam proses pemberiannya (tidak perlu persiapan khusus)
• Mengurangi biaya rumah tangga
• Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat
4. Bagi Negara
• Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan
• Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan perlengkapan menyusui
• ASI selalu bersih dan bebas hama yang menyebabkan infeksi.
• Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
E. HAL HAL YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI
A. Makanan Ibu
Apabila ibu makan secara teratur, cukup mengandung gizi yang dibutuhkan akan membanu

terbentuknya ASI. Makanan ibu harus memenuhi jamlah kalori, protein, lemak, vitamin, serta
mineral, selain itu minum lebih banyak dari biasanya 8-12 gelas sehari. Bahan makanan yang
dibatasi untuk ibu menyusui adalah yang merangsang seperti cabe, merica, kopi, alkohol. Bahan
makanan yang membuat kembung seperti ubi, kol, sawi, dan bawang serta bahan makanan yang
banyak mengandung gula. Tidak disarankan untuk minum jamu setelah melahirkan. Yang
penting tidak ada makanan pantangan untuk ibu menyusui.
B. Ketenangan jiwa dan pikiran
Faktor kejiwaan akan mempengaruhi produksi ASI misalnya perasaan yang tertekan, sedih,
kurang percaya diri, dan berbagai ketegangan jiwa. Volume ASI akan menurun bahkan tidak ada
sama sekali.
C. Penggunaan alat konrasepsi
Penurunan produksi ASI biasanya terjadi pada ibu yang menggunakan kontrasepsi Pil
D. Perawatan payudara
Perawatan payudara harus dimulai sejak masa kehamilan sehingga akan memperbanyak dan
memperlancar produksi ASI
E. Pola menyusui bayi
Menyusui bayinya setiap 2 jam, siang, dan malam hari, sementara hal ini akan menambah
ketersediaan ASI (menyusui selama 10-15 menit di setiap payudara). Bangunkan bayi jika sudah
waktunya untuk disusui. Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.
F. CARA MENGETAHUI APABILA BAYI CUKUP MEMPEROLEH ASI
Ibu yang memberikan ASI pada bayinya kadang-kadang tidak mengetahui apakah ASI yang
diberikannya cukup atau tidak. Cara untuk mengetahuinya adalah melakukan penimbangan pada
bayi setiap bulan. Cara yang lain adalah dengan mengamati tanda-tanda sebagai berikut :
1. Bayi tampak puas dan tertidur lelap setelah menyusu
2. Ibu merasakan payudaranya ada perubahan, tegang dan merasakan aliran deras saat menyusui
3. Setelah menyusui, payudara ibu akan kosong.
G. YANG HARUS DILAKUKAN BILA IBU BAYI BEKERJA ATAU PERGI
1. Berikan ASI sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja.
2. Bila payudara terasa penuh, ASI dapat dikeluarkan dan disimpan
3. ASI dapat disimpan 6 jam pada suhu kamar 24 jam dalam lemari es
4. ASI dimasukkan dalam tempat / gelas / botol yang benar dan bersih.
5. ASI tersebut dapat diberikan kepada bayi segera setelah ibu sampai dirumah.
6. ASI tidak boleh dipanaskan secara langsung di atas api.

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : JPNKR-PO

Setelah memerah ASI hal penting lain dalam pemerahan adalah cara penyimpanan ASI perah.
Penyimpanan yang tepat akan menjaga kualitas ASI perah kita. Seperti kita ketahui bahwa
beberapa penelitian menunjukkan ASI perah mengandung lebih sedikit bakteri dan lebih kecil
kemungkinan tumbuh bakteri, selain itu ASI perah juga memiliki tingkat protein lebih tinggi
dibandingkan dengan susu lain.
Persiapan memerah ASI
Pertama dan agar kita tidak lupa, bahwa kita sebaiknya mencuci tangan dengan sabun dan air,
atau pembersih tangan tanpa air juga bisa digunakan asal penggunaannya tidak menimbulkan
kotoran/bakteri. Hal ini sepele, tetapi kita tahu bahwa tangan yang tidak bersih dapat menjadi
transformer virus dan bakteri, dan mungkin beberapa di antaranya dapat menyebabkan penyakit.
Kedua, memerah ASI dapat kita lakukan menggunakan tangan atau alat pompa ASI.
Kemudian menyiapkan wadah, wadah yang terbuat dari kaca dan polypropylene memiliki
pengaruh yang sama terhadap larutnya nutrisi, immunoglobulin A, dan sel darah putih pada ASI.
Ada kekhawatiran tentang kemungkinan kontaminasi ASI yang disimpan dalam kantong
polypropylene karena resiko kontaminasi plastik, oleh karena itu, kantong plastik yang
digunakan untuk penyimpanan ASI harus kokoh, disegel dengan baik, dan disimpan di tempat
yang dapat meminimalisir potensi kerusakan wadah.
Empat, Wadah untuk penyimpanan ASI tidak perlu disterilkan. Mereka dapat dicuci dalam air
panas dan sabun, lalu dibilas atau dicuci. Jika sabun tidak tersedia, maka air mendidih dapat
digunakan.
Lima, tidak perlu membuang ASI yang pertama keluar saat memerah ASI dimulai, dan terakhir
dalam persiapan adalah, kita tidak perlu mencuci atau membersihkan payudara/puting sebelum
memerah ASI.
Menyimpan ASI Perah
1. ASI fresh, yang baru kita perah dapat disimpan dengan aman pada suhu ruangan (10-29’C).
Perbedaan waktu atau ketahanan ASI perah yang disimpan dalam suhu ruangan disebabkan oleh

kebersihan dan teknik memerah ASI, juga perbedaan suhu ruangan. Temperatur ruangan yang
panas berkaitan erat dengan perkembangan jumlah bakteri pada ASI perah. Untuk suhu kamar
mulai dari 27’C sampai 32’C ASI perah dapat bertahan 3-4 jam, dan ketika kondisi kebersihan
terjaga dengan temperature ruangan yang lebih rendah ASI perah dapat bertahan 6-8 jam.
2. Sedangkan pada suhu 15’C, yang mana ASI diletakan dalam wadah atau termos es disertakan
es beku di dalamnya atau blue-ice sebagai pendinginnya dapat bertahan selama 24 jam, hal itu
berdasarkan pada pertumbuhan minimal dari bakteri.
3. Sedangkan pada pendingin 4’C, biasanya di dalam kulkas bagian bawah (sayur) dapat
bertahan 48-72 jam.
4. ASI yang dibekukan dalam freezer dengan suhu -20’C terbukti aman untuk setidaknya 3
bulan. Vitamin A, E, juga B, protein, lemak, enzim, laktosa, seng, imunoglobulin, lisozim, dan
laktoferin umumnya tetap ada pada ASI yang dibekukan. Memang beberapa penelitian
menemukan adanya penurunan yang signifikan dalam kadar vitamin C dalam ASI perah beku
setelah 3 bulan. Pertumbuhan bakteri tidak ditemukan masalah dalam ASI beku selama minimal
6 weeks. Aktivitas antibakteri ASI beku yang diawetkan selama setidaknya 3 minggu. ASI perah
harus disimpan dalam freezer bagian dalam untuk menjaga perubahan suhu yang berubah-ubah
ketika pintu freezer dibuka, selain itu wadah penyimpan ASI juga sebaiknya tertutup rapat agar
mencegah terjadinya kontaminasi.
5. Ketika mengisi wadah ASI perah sebaiknya tidak sampai penuh, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya ekspansi ASI ketika membeku. Semua wadah harus diberi label yang
berisi tanggal dan memerah ASI juga nama anak jika ASI akan digunakan ruang perawatan anak
atau day-care, disimpan dalam wadah yang berisi antara 60 – 100 ml ASI.
6. Sebaiknya tidak mencampur ASI yang baru diperah dengan ASI yang sudah didinginkan.
kalau pun mau mencampurnya, maka ASI Perah baru perlu didinginkan dahulu di kulkas (bukan
freezer), dalam wadah terpisah dengan ASI Perah pertama. Setelah suhu ASI perah pada kedua
wadah sama dingin, baru dapat digabungkan. Jarak perah tidak lebih dari 24 jam serta daya
simpan ASI Perah yang berlaku berdasarkan tanggal dan waktu perah ASI Perah yang pertama.
Jangan menggabungkan ASI Perah yang sudah beku dengan ASI Perah cair ataupun hangat.
7. ASI perah yang telah disimpan biasanya memiliki bau dan rasa yang berbeda dari ASI fresh ini
terjadi karena aktivitas Lipase, yaitu enzim yang memecah lemak menjadi asam lemak.
Pemecahan lemak membantu bayi untuk pencernaan ASI, terutama untuk bayi prematur, dan
tidak berbahaya, meskipun beberapa bayi mungkin menolak untuk meminumnya. Tidak
disarankan untuk memanaskan ASI di atas 40’C karena akan mengakibatkan hilangnya enzim.

Tabel petunjuk penyimpanan ASI perah – foto: ABM
Menggunakan ASI perah yang telah disimpan.
1. ASI segar lebih baik daripada ASI yang dibekukan.
2. Jika kita menggunakan ASI yang disimpan atau dibekukan, maka berikan terlebih dahulu ASI
perah yang lebih awal kita simpan dalam kulkas atau freezer dari pada yang baru kita simpan.
3. Bayi dapat meminum ASI dingin atau pun hangat, sesuai dia sukai.
4. ASI beku yang telah dicairkan dalam 24 jam, sebaiknya tidak dibiarkan dalam suhu ruangan
lebih dari beberapa jam. Hal ini terjadi karena kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan
bakteri berkurang.
5. ASI beku yang telah dicairkan sebaiknya tidak dibekukan kembali. Pertumbuhan bakteri dan
hilangnya aktivitas antibakteri dalam ASI yang telah dicairkan bervariasi tergantung pada cara
dan lamanya pencairan, juga jumlah bakteri dalam susu ketika memerah.
6. ketika bayi minum ASI, beberapa kontaminasi bakteri terjadi pada ASI yang di dapat dari
mulut bayi, sebaiknya membuang sisa ASI dalam waktu 1 – 2 jam setelah bayi selesai menyusu.
7. ASI tidak memerlukan penanganan khusus dan special, ASI tidak perlu diperlakukan seperti
memperlakukan cairan tubuh lain, misalnya darah. ASI dapat disimpan di dalam kulkas di
tempat kerja, meski pekerja lain menaruh makanannya dalam tempat yang sama, tetapi sebaiknya
tetap kita beri label nama, tanggal dan jam.
8. ASI secara alami mengandung bakteri baik (non-pathogenic bacteria) yang penting dalam
membangun flora normal usus pada bayi baru lahir, bahkan jika seorang ibu dengan putting
lecet, atau terkena infeksi bakteri atau jamur, tidak ada bukti bahwa ASI perahnya perlu dibuang.
ASI yang muncul berserabut, busuk, atau bernanah tidak boleh diberikan kepada bayi.
Penulis: Wawan Sugianto, Lc (konselor menyusui)
Referensi:



Academy of Breastfeeding Medicine Clinical Protocol #8: Human Milk Storage
Information for Home Use for Full-Term Infants (Original Protocol: March 2004.
Revision #1: March 2010)



http://aimi-asi.org/ulasan-poling-juni-2011-penyimpanan-asi-perah/

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MASSAGE PUNGGUNG DAN KOMPRES HANGAT PAYUDARA TERHADAP PENINGKATAN KELANCARAN PRODUKSI ASI DI DESA MAJANG TENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMOTAN DAMPIT MALANG

13 149 30

MAKNA TANDA IKLAN DALAM MEMBENTUK BRAND IMAGE Analisis Semiotik Iklan LUX Versi "Kecantikanmu adalah Kekuatanmu" di Televisi

0 44 2

PENGARUH PENYULUHAN BREASTFEEDING TERHADAP PEMAHAMAN MENGENAI ASI (Studi pada Ibu-Ibu RT.04 RW.01 Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang )

1 28 2

E RB E DA AN P E RI L AKU S E KS UA L RE M AJA YA NG M E NGI KUT I DA N T I DA K M E NGI KUT I P USAT I NF ORM ASI DA N KO S E L I NG RE M AJA ( P I K R ) P AD A RE M AJA S M U DI KAB UP AT E N JE M B E R

0 21 18

Peran manajemen risiko dalam pemberian murabahah : studi kasus pada bank bni syariah sudirman

5 40 97

Pengaruh pemberian motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Asuransi Takafaul umum

3 47 76

Pengaruh pemberian reward terhadap hasil belajar bahasa indonesia pada materi menulis puisi siswa kelas V MI Al-Muawanatul Khaeriyah Jakarta Barat

3 38 117

Hubungan ASI Ekslusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013

1 44 66

Sistem pendukung keputusan pemberian reward kepada karyawan Bagian Produksi di PT.Trisco Tailored Apparel Manufacturing

11 86 57

Prosedur pemberian bantuan uang muka (BUM) pemilikan rumah dengan fasilitas Jamsostek untuk pegawai swasta (BUMN) pada Perum Perumnas Cabang Bandung : laporan kerja praktek

0 11 1