Masalah dasar ekonomi di malaysi

Setiap masyarakat entah Negara atau industri maju, perekonomian dengan perencanaan terpusat, atau
suku bangsa terasing harus menghadapi dan memecahkan tiga masalah ekonomi yang mendasar. Setiap
masyarakat harus memeliki cara untuk menentukan komiditi apa yang akan di buat, bagaimana komoditi
itu di buat, dan untuk siapa komoditi itu di buat.
a. Tiga Masalah Dasar Ekonomi
Samuelson dan Nordhause mengemukakan bahwa tiga masalah dasar ekonomi adalah apa, bagaimana,
dan untuk siapa komoditi di buat.
a.1. Komoditi apa yang di produksi dan berapa jumlahnya?
Masyarakat harus menentukan berapa banyak masing-masing barang dan jasa akan diproduksi serta
kapan akan di produksinya.
Contoh kasus:
Apakah kita akan membuat pizza atau kemeja hari ini? Jika akan membuat kemeja, kemeja yang akan di
buat bermutu tinggi atau kemeja murah dalam jumlah yang banyak? Apakah kita akan menggunakan
sumber daya yang terbatas untuk membuat banyak barang konsumsi misalnya pizza? Atau apakah kita
akan membuat lebih sedikit barang konsumsi dan lebih banyak barang investasi misalnya mesin pembuat
pizza, yang akan menaikan produsi dan konsumsi di kemudian hari.
a.2. bagaimana barang dibuat?
Masyarakat harus menentukan siapa yang akan melakukan produksi, dengan sumberdaya apa, dan
teknik produksi apa yang akan di gunakan.
Contoh kasus :
Sipa yang bertani dan sipa yang mengajar? Apakah listrik dihasilkan dari minyak, batu bara atau

matahari? Apakah pabrik akan di jalankan oleh manusia atau robot?
a.3. untuk siapa barang dibuat? Siapa yang akan menikmati hasil dari aktivitas ekonomi? Apakah
distribusi pendapatan dan kesejahteraan sudah cukup adil dan layak? Bagaimana produk nasional dibagi
di antara berbagai rumah tangga? Benarkah terdapat banyak orang yang miskin dan sedikit orang yang
kaya? Apakah endapatan yang tinggi masuk ke kantung paea guru atau atlet atau montir mobil atau wira
usaha internet? Apakah masyarakat akan menyediakan konsumsi minimalkepada fakir miski, atau
apakahorang harus bekerjaa gar mereka bias makan?
b. Kemungkinan Teknologi Masyarakat

b.1. Sumber Daya Ekonomi
b.2. Production Possibility Frontier
Masyarakat tidak bias mendapatkan semua yang mereka inginkan. Mereka dibatasi oleh sumber daya
dan teknologi yang ada. Ambil contoh pengeluaran untuk pertahanan negara. Negara harus memutuskan
seberapa banyak sumber daya mereka yang terbatas itu akan digunkan untuk keperluan militer mereka
dan seberapa banyak yang digunakan untuk kegiatan lain (seperti pembangunan pabrik atau
pengembangan sector pendidikan). Sebagian negara, seperti Jepang, mengalokasikan hanya 1% dari out
put nasional mereka untuk kebutuhan militernya. Amerika Serikat menghabiskan 4% untuk pertahanan,
sementara ekonomi tertutup seperti Korea Utara menggunakan 20% dari out put nasionalnya untuk
keperluan militer. Lebih banyak out put yang digunakan untuk pertahanan, maka akan lebih sedikit yang
tersedia untuk konsumsi dan investasi.

Misalkan suatu perekonomian yang hanya menghasilkan dua barang ekonomi, senjata dan mentega,
senjata, tentu saja, mewakili pengeluaran militer, dan mentega mewakilipengeluaran masyarakat sipil.
Anggap saja bahwa perekonomian kita memutuskan untuk menggunakan semua sumber dayanya dalam
pembuatan barang masyarakat sipil (mentega). Ada batas maksimal jumlah mentega yang dibuat per
tahun. Jumlah maksimal mentega bergantung pada kuantitas dan kualitas sumberdaya ekonomi dan
efisiensi produksi penggunaan sumber daya. Misalnya mentega sejumlah 5 juta pon adalah jumlah
maksimum yang dapat dibuat dengan teknologi dan sumber daya yang tersedia.
Pada contoh yang lainya, bayangka semua sumberdaya semata-mata digunakan untuk membuat
senjata. Sekali lagi, karena keterbatasan sumber daya, perekonomian hanya dapat membuat senjata
dalam jumlah terbatas. Ini adalah dua kemungkinan ekstrim. Diantara kedua ekstrem ini terdapat banyak
kemungkinan lain. Jika bersedia mengurangi jumlah mentega, kita dapat membuat sejumlah senjata. Jika
bersedia mengurangi lebih banyak lagi mentega, maka kita dapat membuat lebih banyak senjata.
Batas kemungkinan produksi atau PPF (production possibility frontier) menunjuka jumlah maksimum
produksi yang dapat dicapai oleh suatu perekonomian, asalkan pengetahuan teknologi dan jumlah
inputnya tersedia. PPF mempersentasikan daftar barang dan jasa yang tersedia untuk masyarakat.
2. Alternatif Sistem Ekonomi
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan
mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem
itu mengaturfaktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor

produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.
Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
System ekonomi yang ada dapat di klasifikasikan beberapa cara yaitu (1) dilihat dari mekanisme
koordinasinya, dapat di kelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu (a) system tradisi, (b) system komando,

(c) sistem pasar; (2) dilihat berdasarkan penekanan hak kepemilikan yang di berlakukan, dapat di
kelompokan menjadi (a) sistem sosialis dan (b) system kapitalis. Namun ada dua system ekonomi yang
ekstrem yaitu system ekonomi kapitalis dan system ekonomi sosialis. Secara umum system ekonomi
yang ada dapat dikelompokan menjadi 4 bentuk, yaitu : system ekonomi liberal-kapitalistik, system
ekonomi sosialis-komunistik, dan yang tidak termasuk dalam dua system tersebut disebut system
ekonomi campuran sedangkan yang berbeda dari ketiga system itu adalah sistem ekonomi islam.
a. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem liberal-kapatalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang cukup besar bagi pelakupelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumber daya –
sumber daya ekonomi atau faktor produksi. Pada sistem ini terdapat keleluasaan bagi perseorangan
untuk memiliki sumber daya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup,
persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan. Prinsip “keadilan” yang di anut oleh sistem
kapitalis adalah “setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya”. Dalam hal ini campur
tangan pemerintah sangat minim, sebab pemerintah berkedudukan sebagai “pengamat” dan “pelindung”
dalam perekonomian.
Secara garis besar, ciri-ciri sistem liberal-kapatalis adalah berikut: (1) adanya pengakuan luas terhadap

hak-hak pribadi; (2) praktik perekonomian diatur menurut mekanisme pasar; (3) praktik perekonomian
digerakan oleh motif keuntungan.
Dalam terminologi teori ekonomi mikro, sistem ekonomi kapitalis merupakan suatu sistem ekonomi yang
menyandarkan diri sepenuhnya pada mekanisme pasar, berdasarkan prinsip laissez faire (persaingan
bebas) dan meyakini kemampuan ( the invisible hand) dalam menuju efisiensi ekonomi.
b. Sistem Ekonomi Sosial
dalam system ekonomi sosialis adalah kebalikannya, dimana sumber daya ekonomi atau factor produksi
dikuasai sebagai milik Negara. Suatu Negara menganut system ekonomi sosialis menekankan kepada
kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian. Imbalan yang diberikan
pada perseorangan di dasarkan pada kebutuhannya, bukan berdasarkan jasa yang diberikannya.
Prinsip “keadilan” yang dianut oleh system ekonomi sosialis adalah “setiap orang menerima imbalan
yang sama”. Pada system ini campur tangan pemerintah sangat tinggi, dan justru pemerintah yang
menentukan dan merencanakan tiga persoalan pokok ekonomi.
Dalam system ini yang menonjol adalah kebersamaan, semua alat produksi adalah milik bersama
(Negara) dan didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai kebutuhan masing-masing. Dengan arti
lain system ekonomi sosialis, adalah system ekonomi dalam hal ini pasar justru harus di kendalikan
melalui perencanaan terpusat.

c. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran pada umumnya diterapkan oleh Negara-negara berkembang atau Negaranegara Dunia Ketiga. Beberapa Negara di antataranya cukup konsisten dalam meramu resep system

ekonomi campurannya, dalam arti kadar kapitalismenya lebih tinggi contohnya adalah Negara Filipina,
atau bobot sisialismenya lebih besar cotohnya adalah Negara india. Namun banyak pula Negara
berkembang yang goyah dalam meramu campuran kedua system ini, kecenderungan ini pada umumnya
mengikuti arah kedekatan rejim pemerintahannya yang sedang berkuasa dengan blok Negara yang
mempengaruhinya.
Semasa paham komunisme masih berjaya, tidak semua Negara yang menjalankan system ekonomi
sosialisme adalah Negara-negara komunis. Di Amerika Utara, misalnya Kanada dan Skandinavia di
daratan Eropa, walaupun sitem politiknya liberal demokratis, menerapkan system ekonomi sosialisme.
Hanya saja sosialisme di Negara-negara liberal-demokratis ini tidak persis sama seperti sosialime di
Negara-negara blok timur.
Dalam prakteknya system ekonomi yang dilaksanakan di Indonesia mengandung unsur-unsur kapitalisme
dan system sosialisme dalam pengorganisasian system ekonominya. Untuk melihat besarnya kadar
masing-masing “isme” tersebut mewarnai sitem ekonomi Indonesia seseorang dapat melihat dari dua
pendekatan yaitu pendekatan factual-struktural yakni menelaah peranan pemerintah atau Negara dalam
struktur perekonomian dan pendekatan sejarah yakni menulusuri bagaimana perekonomian bangsa di
organisasikan dari waktu ke waktu.
Pengukuran kadar keterlibatan pemerintahdegan pendekatan faktual structural dapat dilakukan denan
mengamati peranan pemerintah secara sektoral. Maksudnya keterlibatan pemerintah dalam mengatur
sector-sektor produksi atau lapangan usaha dan berbagai kegiatan bisnis, terutama dalam menentukan
harga dan tata niaganya.

Dengan pendekatan sejarah dapat dipelajari, betapa bangsa atau masyarakat kita tidak pernah menerima
pengelolaan makro ekonomi yang terlalu berat perekonomian kapitalisme ataupun sosialisme.
Pada dasarnya system ekonomi campuran atau system ekonomi kerakyatan dengan persaingan
terkendali, agaknya merupakan system ekonomi yang paling cocok untuk mengelola perekonomian
Indonesia. Namun demikian akhir-akhir ini system ekonomi Indonesia semakin condong ke ekonmi liberal
dan kapitalistik. Hal ini di tandai dengan derasnya modal asing yang masuk ke Indonesia dan banyaknya
BUMN/BUMD yang telah diprivatisasi. Indonesia menuju era reformasi yang system perekonomiannya
jika terus mengandalkan bantuan Negara-negara donor akan menyebabkan Negara Indonesia mau tidak
mau harus menuruti nasihat dari Negara-negara donor tesebut.
d. Sistem Ekonomi Islam

ekonomi dalam islam sesungguhnya bermuara pada akidah islam, yang bersumber dari syariatnya, itu
baru satu sisi sementara sisi lainya adalah al-qur’an dan as-sunah yang berbahasa arab.
Beberapa pengertian tentang ekonomi islam; (1) M. Akram Kan mengemukakan bahwa ilmu ekonomi
islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang di capai dengan
mengorganisasikan sumberdaya alam atas dasar bekerjasama dan prtisipasi; (2) Muhammad Abdul
Manan mengemukakan bahwa ilmu ekonomi islam adalah sebuah pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai islam; (3) Kursyid Ahmad, ilmu ekonomi
islam adalah sebuah usaha sistematis untuk memahami masalah-masalah ekonomi dan tingkah laku
manusia secara rasional dalam persfektif islam.

Ekonomi islam secara mendasar berbeda dari system ekonomi yang lain dalam hal tujuan dan coraknya.
System tersebut berusaha memecahkan masalah ekonomi manusia dengan cara menempuh jalan
tengah antara pola ekstrem yaitu kapitalis dan komunis.
Dalam ekonomi islam ada tiga asas filsafat ekonomi islam, yaitu:
1. semua yang ada di alam semesta ini adalah milik Alloh SWT, manusia hanyalah khalifah yang
memegang amnah dari Alloh SWT untuk menggunakan milik-Nya. Sehingga segala sesuatu harus tunduk
pada Alloh SWT .
2. untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Alloh SWT, manusia wajib tolong menolong dan
saling membantu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk beribadah kepada Alloh
SWT.
3. Beriman kepada hari kiamat, yang merupakan asas penting dalam suatu system ekonomi islam karena
dengan keyakinan ini tingkah laku ekonomi manusia akan dapat terkendali sebab ia sadar bahwa semua
perbuatanya akan dimintai pertanggungjawaban kelak oleh Alloh SWT.
Selain dari asas Filsafat tersebut, ekonomi Islam juga memiliki nilai-nilai tertentu, yaitu :
1. Nilai dasar kepemilikan
2. Keseimbangan
3. Keadilan
Selain dari ketiga nilai tersebut, Islam memiliki nilai instrumental yang mempengaruhi tingkah lau ekonomi
seorang muslim dan masyarakat pada umumnya. Adapun nilai instrumental tersebut adalah zakat,
larangan riba, kerjasama ekonomi, dan jaminan sosial. Jika nilai instrumental ini dilaksanakan, maka

akan terwujud sistem ekonomi yang seimbang, menguntungkan, dan mensejahterakan semua pihak.
e. Sistem Ekonomi Indonesia

3. Pemecahan Masalah Dasar Ekonomi oleh Setiap Sistem Ekonomi
4. Peran Pasar dan Pemerintah dalam Perekonomian
Sebuah pasar adalah tempat dimana para pembeli dan penjual berinteraksi menentukan harga dan
mengadakan pertukaran barang dan jasa. Pada setiap saat, ada orang-orang yang membeli sementara
orang lain menjual; perusahaan-perusahaan menemukan produk-produk baru sementara pemerintah
mengeluarkan undang-undang untuk mengatur produk-produk lama. Perusahaan asing membuka pabrikpabrik di Amerika, sementara perusahaan-perusahaan Amerika menjual produk mereka di luar negeri.
Meskipun demikian, di tengah kekacauan ini pasar terus menerus menjawab pertanyaan-pertanyaan apa,
bagaimana, dan untuk siapa. Karena pasar menyeimbangakan seluruh kekuatan yang beroperasi dalam
ekonomi, maka pasar akan menemukan suatu keseimbangan pasar antara penawaran dan permintaan
(Ekuilibrium).
Pasar memecahkan 3 masalah ekonomi
Barang dan jasa apa yang akan
Peran dan Fungsi Pasar dalam Menjalankan Perekonomian
Keberadaan pasar mempunyai fungsi yang sangat penting. Bagi konsumen, adanya pasar akan
mempermudah memperoleh barang dan jasa kebutuhan sehari-hari. Adapun bagi produsen, pasar
menjadi tempat untuk mempermudah proses penyaluran barang hasil produksi. Secara umum, pasar
mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai sarana distribusi, pembentukan harga, dan sebagai tempat

promosi.
1. Pasar sebagai Sarana Distribusi
Pasar sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari
produsen ke konsumen. Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya kepada konsumen. Pasar dikatakan
berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar.
Sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.
2. Pasar sebagai Pembentuk Harga
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Di pasar tersebut penjual menawarkan
barang-barang atau jasa kepada pembeli. Pembeli yang membutuhkan barang atau jasa akan berusaha
menawar harga dari barang atau jasa tersebut, sehingga terjadilah tawar-menawar antara kedua belah
pihak. Setelah terjadi kesepakatan, terbentuklah harga. Dengan demikian, pasar berfungsi sebagai
pembentuk harga.
Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan oleh penjual dan pembeli.
Penjual dan pembeli. Penjual tentu telah memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli
telah memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan keuangannya.
3. Pasar sebagai Sarana Promosi
Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan menginformasikan

suatu barang/jasa tentang manfaat, keunggulan, dan kekhasannya pada konsumen. Promosi dilakukan

untuk menarik minat pembeli terhadap barang atau jasa yang diperkenalkan. Promosi dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain, memasang spanduk, menyebarkan brosur, pameran, dan sebagainya.
Banyaknya cara promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih
barang yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan barang dengan harga murah dan
kualitasnya bagus akan menjadi pilihan konsumen.