Interaksi Pemuda dengan Masyarakat di Ga
Interaksi Pemuda dengan Masyarakat di Garis Kota dan Desa.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Penulisan Akademik.
Oleh :
Ali Hidayat Fatmayanto; 14/365640/SP/26290
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Tahun Anggaran 2014/2015
ABSTRAKSI
kemajuan dan berkembangnya suatu masyarakat dilihat dari tingkat pendidikan, ekonomi,
birokrasi dan sosial budayanya. Dari tingkat-tingkat tersebut Sosial budaya merupkan bidang yang
penting dalam suatu kelompok masyarakat. Karena tingkatannya mempengaruhi tingkat yang
lainnya. Pendidikan, ekonomi dan birokrasi tanpa adanya sosialisasi akan mencapai kegagalan. serta
jika sosial masyarakat menurun maka mengakibatkan budayanya ikut menurun. Bidang ini
dibutuhkan untuk mengarahkan masyarakat dalam memperlakukan sesama, berinteraksi, dan
membangun kebersamaan. Sehingga kemungkinan bidang ini tidak akan hilang, selalu dipakai dalam
keseharian.
Interaksi sosial dibutuhkan dalam bermasyarakat. Terjadinya interaksi karena adanya kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan dimana dua orang atau lebih tanpa dipengaruhi atau
dengan sendirinya menjalin keakraban dengan symbol gerakan atau kode tertentu. Misalnya ketika
bertemu atau berpapasan dengan teman, saudara maupun masyarakat sekitar secara etika yang baik
tidak langsung menegur namun dengan cara pendekatan bisa secara fisik melalui jabat tangan,
berpelukan, cipika-cipiki dan yang lainnya. Sedangkan komunikasi merupakan proses interaksi
lanjutan dari kontak sosial yang lebih mengakrabkan. Ini dilakukan karena agar menghindari adanya
salah paham antara dua orang atau lebih tersebut. Sebagai contoh jika orang ditepuk punggungnya
namun tidak merespon atau diam saja maka yang menepuk akan merasa mati gaya dan tidak jadi
berinteraksi dengan yang ditepuk punggungnya.
Dahulu, masyarakat memiliki tingkat sosial yang tinggi. Sosial pada masyarakat dikatakan
tinggi apabila memiliki rasa empati dan simpati kepada individu maupun masyarakat yang lain.
Tanpa ada canggung dan pamrih. Dibuktikan dari observasi pada tanggal 18 Oktober 2014 di Dusun
Dlisen, Wonosari, Gunung Kidul bahwa setiap warga yang sedang ada pembangunan rumah
masyarakat sekitar akan membantu tanpa ada imbalan yang sering disebut “Sambatan”. Walaupun
begitu tuan rumah harus mempersiapkan makanan untuk masyarakat yang membantu.
Beda dengan zaman sekarang pembangunan, serta munculnya teknologi mutakhir beriringan
dengan perubahan sosial pada masyarakat. Perubahan yang terjadi pada masyarakat lebih banyak
kemundurannya. Karena masyarakat telah dimudahkan dengan teknologi. Sehingga sedikit yang
menanamkan sifat sosial dan lebih kearah capitalis berdasar system untung rugi. Tanpa disadari
karena terbiasa dengan system tersebut tingkat kepedulian masyarakat menurun lebih
mengutamakan egoism. Ketika egoism menyerang individu dan menyebar ke tingkat kelompok lalu
masyarakat akan mengubah bangsa. Karakter dan jati diri berguncang dan dapat diprediksi akan
terjadi kerisis integrasi kaum muda.
Kaum muda merupakan subyek yang mudah sekali terpengaruh dengan kemajuan apalagi
teknologi. Penyebab dari teknologi sendiri banyak contohnanya (alat komunikasi). Ini mampu
menyerap waktu hingga kesempatan. Dilihat sekitar lingkungan kita setiap anak muda sekarang
memiliki telephone genggam. Itu pun tidak yang biasa tetapi memiliki kecanggihan, banyak sekali
aplikasi-aplikasi menyenangkan untuk digunakan di dalamnya. Sehingga anak muda butuh
pengawasan dari orang tua dan sekitarnya agar sesuai jalur usianya. Tidak menyeleweng dan bisa jadi
aplikasi yang digunakan menyalahi aturan, norma, dan nilai. Sungguh berbahaya teknologi jika tidak
digunakan dengan benar. Yang menjadi pertanyaan apa interaksinya dengan masyarakat? Masyarakat
disini dituntut untuk mengetahui kegiatan kaum muda di lingkungannya supaya tidak ada
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukannya.
Masyarakat dan Pemuda Kampung Pogung Rejo dalam Menghindari Penyimpangan Sosial
di Wilayah Perbatasan Antara Kota dan Desa
Masyarakat kota memiliki beberapa perbedaan dengan masyarakat pedesaan. Dilihat dari sisi
sifat dan ciri-ciri kehidupannya yang lebih menonjol pada masyarakat kota. Adapun sifat dan ciri-ciri
yang membedakan yakni:
a.
Masyarakat Kota Lebih Modern
Teknologi merupakan hasil dari penemuan-penemuan yang dilakukan oleh beberapa
orang yang ahli dibidangnya. Penemuan baru memberikan kemudahan bagi masyarakat yang
ingin menambah nilai atas sebelum penemuannya dilakukan. Begitu pula dengan modern,
perubahan masyarakat tradisional yang terdahulu menjadi berkembang dan mengalami
kemajuan sehingga terbentuk masyarakat yang sekarang dengan dilengkapi teknologi dan
sebagainya untuk mempermudah kehidupannya.
b.
Menjadi Individualis
Masyarakat selalu berkembang dan ingin kemajuan. Pembangunan disegala bidang
dilakukan untuk membuktikan setratanya. Karena bertanggung jawab atas kesibukan masingmasing lalu melupakan adat istiadat dan kebudayaannya. Hasil dari pembangunan yang ada
rumah berpetak-petak tinggi dan besar mengakibatkan kecenderungan untuk tidak berinteraksi
dengan lingkungannya menjadi orang yang dianggap bersifat individualis. Sifat ini terjadi akibat
adannya penilaian masyarakat atas perbuatan orang tersebut karena memenuhi ketentuanketentuan dianggap bersifat seperti itu. Misalnya karena asyik dengan teknologi hp, pc, dan
gadget dirumah seseorang malas untuk keluar rumah untuk bersosialisasi dan sering
berkomunikasi melalui teknologi tersebut yang ada.
c.
Tingkat Rasionalitas Tinggi
Berfikir logis merupakan ciri-ciri selanjutnya masyarakat perkotaan. Mereka tidak lagi
percaya dengan adat istiadat yang berbau roh nenek moyang atau semacamnya. Mereka lebih
percaya dengan tuhan dan berkerja. Dan dengan pengaruh strata pendidikan yang tinggi
menjadikan mereka tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang tidak menguntungkan.
d.
Mudah Memasuki Kebudayaan Lain
Dari semua sifat dan ciri-ciri masyarakat perkotaan yang meruncing ke perkembangan
dan kemajuan mengakibatkan sulitnya mengontrol dalam konsumsi. Itu bukan hanya makanan
minuman namun kebudayaan. Mereka yang berjiwa konsumerisme dan sifat menikmati segala
sesuatu keduniawian membuat hilangnya arah jati diri. Kebudayaan Negara tetangga yang tidak
sejalan dengan ideology negaranya sendiri diikuti. Sehingga jika tidak memiliki benteng diri maka
bisa tidak mungkin akan terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan.
pemuda sangat kental dengan modern, individual dan fleksibel kebudayaan namun untuk
rasionalitas (berfikir logis) masih dikata kurang. Kenapa demikian? Karena terpengaruh dengan
teknologi yang melimpah ruah pemuda terikat dengan aplikasi-aplikasi yang menyenangkan dari
pada ber interaksi dengan masyarakat. Mereka belum berfikir dimasa yang akan datang pengganti
masyarakat yang lama. Sehingga masyarakat sekarang perlu gencar dalam memberikan pengarahan
terhadap kaum muda dalam bermasyarakat agar tidak terjadi kerisis masyarakat akibat dari tidak ada
hubungan dengan pemudanya. Terlebih lagi jika masyarakat yang ada selalu mengajak berkegiatan
pemudanya di lingkunan sekitar.
Namun pemuda sekarang tidak lagi menghiraukan kegiatan ataupun acara yang dibuat oleh
masyarakat. Ereka lebih mendatangi kegiatan yang merujuk ke penyimpangan dan hura-hura. Seperti
ketika observasi pada 18 Oktober 2014 di dusun dlisen wonosari tidak terlihat satupun pemuda yang
terlihat. Informan selaku ketua dusun menyampaikan bahwa terdapat 64 orang pemuda di dusun
tersebut. Jika dilihat sungguh ironis sedikit jumlahnya namun itu terdapat di desa karena beberapa
alas an mereka tidak mengikuti kegiatan. Pada waktu itu pemudanya kebanyakan bersekolah dan
yang lainnya menggarap tanah orang tua ataupun mencari pakan untuk ternaknya. Kita dapat lihat
perbedaan di perkotaan sekarang, pemuda banyak tak terhitung jumlahnya namun mereka sama saja
tetapi berbeda alasannya. Terlihat dipinggir jalan diijumpai sepasang pemuda yang sedang
menikmasi suasanan kota. Tidak memikirkan apa yang telah diperbuat untuk lingkungan sekitarnya.
Pogung Rejo merupakan kampung di perbatasan Kota Yogyakarta. Dikatakan kota namun di
daerah pedesaan dan dikatakan desa masyarakatnya maju akibat terjadi moderenisasi dari kota.
Terlihat dikehidupannya setiap orang menggunakan teknologi. Dikatakan menggunakan teknologi
karena di wilayahnya tidak lepas dari alat komunikasi, internet dan trasnportasi pribadi serta hal-hal
yang membawa terjadinya moderenisasi misal karena masyarakat ingin mendatangi suatu resepsi
namun tidak mau membawa hadiah barang maka diganti dengan amplip isi uang. Setengah dari
penduduknya merupakan warga asli dan sisanya merupakan anak kost dan dari luar pogung yang
tinggal tetap. Masyarakatnya memiliki perangkat desa seperti kampung-kampung yang lain. Setiap
bulannya terdapat pertemuan antar warga, antar ibu-ibu dari RT hingga PKK. Serta selalu membuat
kegiatan untuk mengisi waktu luang dan gotong royong kampung agar tidak ada kekosongan
hubungan antara masyarakat satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan pemudanya memiliki
kumpulan tersendiri untuk membahas kemajuan orgnisasinya dan kampung agar saling berkontribusi
dengan masyarakat. Sama dengan masyarakat setiap bulannya mengadakan kegiataan agar tidak ada
jarak dengan masyarakatnya terutama orang tua pemuda. Namun dengan berjalannya waktu dan
kemajuan teknologi mengakibatkan kemunduran semangat kepemudaan dengan alasan tidak
mendapatkan informasi tentang adanya kumpulan para pemuda kurang ada perhatian dengan
kumpulannya. Padahal sudah menggunakan system sms undangan yakni mengundang tidak lagi
menggunakan surat kertas melainkan dengan sms. Namun mengalami kegagalan karena tidak ada
respon yang seimbang dengan diadakan system tersebut. Ini merupakan sebuah contoh kehidupan
masyarakat dengan kaum muda di sebuah kampung.
kemajuan suatu wilayah merupakan akibat dari eksistensi masyarakat wilayah tersebut untuk
intern maupun ekstern. Pemuda merupakan sumber patokannya bagi kemajuan wilayah sebaga
penerus bangsa. Jika pemudanya tidak ada kontribusi dengan lingkungannya maka akan tidak
mungkin lingkungan tersebut akan menurun dan kemudian tak terlihat keberadaannya di tingkat
sosial masyarakat.
Tetapi tidak seperti kampung-kampung perbatasan yang lainnya ada beberapa kampung
tanpa pemudanya dapat memperoleh kemajuan akibat kerja keras masyarakatnya. Setiap tahun atau
bulan mungkin saja hari banyak kaum muda yang berkontribusi untuk daerahnya. Namun banyak
juga yang membuat nama hingga merusak kampungnya sendiri. Banyak penyebab kaum muda
menyimpang dari kebudayaan yang telah dibuat oleh masyarakat. Adapun beberapa factor-faktor
penyebab yang membuat pemuda tidak kontrol dalam menanggapi dirinya dalam bersosialisasi,
yakni:
a.
Sosialisasi dalam Keluarga yang Kurang
keluarga merupakan lembaga yang berpengaruh dalam proses perkembangan
anggota didalamnya terutama anak. Buah hati merupakan anggota dari keluarga yang selalu
mendengarkan dan meniru apa saja perilaku orang tuanya di dalam lingkungan rumah.
sehingga proses perkembangan yang terjadi sangat dipengaruhi oleh orang tuanya. Jika
orang tua baik anak juga akan ikut baik dan sebaliknya maka dalam sosialisasi/mendidik
terhadap
anak harus ekstra hati-hati. Sehingga keberhasilan sosialisasi terhadap anak
sukses, kelak dalam masa remajanya dan kepemudaannya akan sangat membantu dalam
masyarakat untuk membangun kampung/daerah sekitarnya.
b.
Pengaruh dari Luar
Dunia luar merupakan lingkup paling sulit orang tua untuk mengawasi anak mereka.
Baik dan kejamnya melebihi ilusi kita. Peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam
mengontrol anak-anak muda. Ketika melihat satu atau lebih melakukan penyimpangan bukan
orang tua yang mengontrol namun masyrakatlah yang berperan besar dalam hal ini. Jika
terjadi sesuatu terhadap anak muda di luar kendali orng tua maka yang berhak dan
berkewajiban bertindak adalah masyarkat yang melihat kejadian tersebut.
c.
Tidak Mengenal Jati Diri
Remaja atau transisi dari anak ke pendewasaan merupakan proses dimana seseorang
tersebut sedang kebingungan dalam mencari jati diri dan karakternya. Orang tua dan
masyarakat berhak dan berkewajiban dalam hal ini. Supayanya seseorang tersebut tidak
tersesat dan malah mengambil jati diri yang salah keluar dari kebudayaan dan pancasila. Jika
seseorang tersebut slah daalam engambil jati diri maka akan tidak mungkin generasi
selanjutnya akan dipengaruhi dan mengikuti jalan orang tersebut. Sehingga masyarakat dan
orang tua erupakan pengawas paling ideal dalam hal ini.
d.
Asupan Makanan yang Buruk
kebutuhan primer seringkali tergantikan oleh keinginan yang tidak perlu untuk
kehidupan manusia pada saat ini. Seiring kemajuan teknologi menyangkut munculnya
makanan minuman. Karena dibuat semenarik mungkin masyarakta terpengaruh
dan
menjadi konsumerisme sesuai fakta yang ada. Banyak sekali makanan asli maupun luar negri
yang tersebar diperjualkan di Indonesia. Makanan asli yang dulu dinikmati oleh masyarakat
tersisihkan oleh makanan impor.
Keinginan menjadi suatu kebutuhan karena seringnya masyarakat dalam
menggunakan dan mengkonsumsinya. Makanan minuman impor salah satunya yang
membuat kejadian tersebut. Minum minuman keras akibat pengaruh luar negri dikonsumsi
oleh beberapa masyarakat dan pemuda Indonesia. Narkotika dan obat-obatan terlarang
sampai sekarang selalu hadir di berita karena perdagangan internasional serta tertangkap
tangan ada masyarakat mengkonsumsinya.
Kita tahu semua itu tidak baik untuk tubuh. Namun karena ketergantungan
masyarakat dan pemuda yang mengkonsumsinya membuat tingkah laku hingga cara berfikir
mereka burubah buruk. Sehingga walaupun sosialisasi apapun hingga pengobatan apapun
yang ingin membuat sadar orang tersebut dirasa sangat sulit. Karena orang yang sudah
terpengaruh dan kecanduan akan sulit disembuhkan.
Maka dari itu, semua pihak harus berkewajiban mencegah siapapun untuk berbuat
penyimpangan minum dan makan barang yang banyak ruginya itu. Masyarakat dan pemuda
berperan besar kepada masyarakat dan pemuda lainnya dalam menjauhi barang tersebut.
Jika generasi terselamatkan dan sehat maka generasi itu pula yang akan menuai kebaikannya.
Dengan sudah mengertinya penyebab penyimpangan sosial dapat diprediksi menurun
tingkat penyimpangan yang dilakukan masyarakat dan kaum muda. Namun ada beberapa hal yang
dapat mencegah terjadinya penyimpangan selain mengetahui penyebabnya. Pengendlian sosial
dapat dilakukan guna mempersempit ruang gerak penyimpangan sosial. Cara ini memiliki dua sifat
yang berbeda. Adapun dua sifat dari pengendalian sosial yakni :
a.
Preventif
merupakan usaha atau cara pencegahan penyimpangan agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan. Pencegahan dilakukan dengan memberikan sosialisasi terhadap sasaran
bertujuan agar tidak mencoba ataupun melakukan penyimpangan. Sosialisasi dikatakan
berhasil apabila kebanyakan orang atau anggota mengikuti aturan yang diberikan dan
disepakati bersama.
b.
Represif
merupakan cara pengendalian sosial dengan mengekang atau mengatasi suatu
kejahatan, penyimpangan, ataupun peristiwa yang telah menjadi kenyataan. Penggunaan
sanksi merupakan hal yang tepat dalam pengendalian ini bagi orang atau kelompok yang
melanggar aturan dan melakukan penyimpangan. Sanksi yang diberikan kepada orang atau
kelompok yang melakukan penyimpangan bersifat menekan atau memaksi individu, baik
dalam arti positif maupun negative, agar ia berkelakuan sesuai norma yang telah disepakati
bersama
dikehidupannya.
Kekuasaannya
dalam
mengendalikan
individu
berkesan
mempengaruhi maupun menggambarkan kepentingan, kebutuhan, dan kepuasan kelompok
yang bersangkutan.
Beberapa masyarakat sekarang telah mulai berfikir bahwa dikemudian hari aka nada yang
harus meneruskan perjuangan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah kaum pemuda. Dilihat dari
fungsi laten lembaga pendidikan yaitu sekolah telah membuktikan bahwa pencarian generasi
penerus masyarakat. Sehingga masyarakat harus mendorong, mengawasi serta ikut berkontribusi
dalam memajukan keperluan pemuda agar menjadi penerus yang baik dan idaman bagi bangsa.
KESIMPULAN
Pogung rejo merupakan kampung yang bersinergi dalam memajukan wilayah, masyarakat
dan pemudanya. Masyarakat yang mendukung menambah eksistensi nama kampung ini. Kegiatankegiatan yang dilaksanakan menambah keakraban masyarakat di dalamnya. Interaksi antara
masyarakat dan kaum pemudanya dijalin dengan baik. Tidak jarang mengadakan pertemuanpertemuan yang membuat semakin erat hubungan kekeluargaannya.
Sosialisasi dengan keluarga terus berjalan. Ketika pemuda mengadakan pertemuan malam
masyarakat selalu mengingatkan dan menegur untuk tidak terlalu larut. Bahwa membuktikan dalam
kehidupan bermasyarakat ada interaksi yang baik. Serta atas peringatan yang diberikan pemudannya
selalu menepati janjinya untuk tidak terlalu larut. Sehingga terbentuknya kepercayaan masyarakat
terhadap pemudanya.
Lalu Pengaruh dari luar kampung selalu dikaji dan diolah terlebih dahulu baik tidaknya untuk
digunakan. Ketika kampung lain mengadakan kegiatan, masyarakat dan pemuda pogung rejo
terkadang ingin melakukan yang sama. Namun karena hati-haati dan protektif diputuskan untuk
meninjau ulang dalam mengadakan kegiatan. Agar tidak ada kejadian diluar dugaan, misalnya apakah
dapat menimbulkan penyimpangan dan lain-lain.
Membantu dalam pencarian jati diri merupakan hal terpenting dalam sosialisai untuk
pemuda. Masyarakat yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Sehingga pemuda lebih mudah
dalam mengenal jati dirinya. Sehingga pemuda pogung rejo memiliki kewajiban untuk berkontribusi
dalam pembentukan kampung.
Kemudian masyarakat dan pemuda bersama-sam menjauhi dan menjauhkan yang lainnya
dari apapun yang membuat kerusakan. Misalnya menggembor-gemborkan untuk tidak
mengkonsumsi narkotika dan minum minuman keras. Hal kecil jika dilakukan bersama sama maka
berakibat besar untuk sesama. Perlunya sosialisasi terus menerus untuk menghindari segala sesuatu
yang merugikan untuk kehidupan bermasyarakat penting. Tanpa harus dengan kekerasa para
masyarakat dan pemuda yang sudah tercebur dalam dunia “kelam” sekarang telah berangsur-angsur
mengurangi kegiatannya tersebut. Karena melihat yang lainnya berubah ke jalan kebaikan dan ketika
mencoba merasa nyaman pada dirinya yang baru tersebut.
Melalui interaksi sosial yang intensif dan pendekatan-pendekatan yang rutin masyarakat dan
pemuda menjadi akrab. Bentukan-bentukan kumpulan menambah eratnya hubungan masyarakat.
Pengetahuan tentang pengaruh dan penyebab terjadinya mampu mengantisipasi masyarakat dalam
bersosialisasi. Tanpa adanya pengekangan dan kekerasan dalam penyelesaian penyimpangan.
Dengan semakin kuatnya hubungan dan identitas diri mengetahui potensi diri dari letak kampungnya
ada di kota atau desa menambah wawasan masyarakat. Bidang-bidang yang longgar mulai dilirik
untuk dikembangkan. Sehingga kampung yang ada diperbatasan lainnya mampu tergerak dan
menjadikan pogung rejo sebagai contoh kampung yang mampu mengendalikan diri dari proses
kekotaan dan kedesaan yang ada. Bukan hanya di wilayah sleman namun sampai keluar Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Demikian dengan terbentuknya kesadaran diri masyarakat mampu membuat perubahan
yang signifikan. Hanya dengan mengubah diri dan mampu ditiru oleh yang lain membuat perubahan
yang besar. Dengan terselesaikannya masalah interaksi sosial yang ada membuat kesejahteraan
tersendiri. Tanpa harus mengemis kepemerintah dan mencarinya dengan “buta mata” mmencuru
dan sebagainya. Hanya dengan bermasyarakat semua itu teratasi hidup terus pemuda dan
masyarakat semoga selalu berkontribusi untuk negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Yasin, Sulkan. Harsoyo, Sunarto. 1990. KAMUS BAHASA INDONESIA Praktis popular dan kosa kata
baru. Surabaya. Penerbit: mekar.
Purwanto. 2007.Sosiologi Untuk Pemula. Yogyakarta. Penerbit : Media Wacana.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Penulisan Akademik.
Oleh :
Ali Hidayat Fatmayanto; 14/365640/SP/26290
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Tahun Anggaran 2014/2015
ABSTRAKSI
kemajuan dan berkembangnya suatu masyarakat dilihat dari tingkat pendidikan, ekonomi,
birokrasi dan sosial budayanya. Dari tingkat-tingkat tersebut Sosial budaya merupkan bidang yang
penting dalam suatu kelompok masyarakat. Karena tingkatannya mempengaruhi tingkat yang
lainnya. Pendidikan, ekonomi dan birokrasi tanpa adanya sosialisasi akan mencapai kegagalan. serta
jika sosial masyarakat menurun maka mengakibatkan budayanya ikut menurun. Bidang ini
dibutuhkan untuk mengarahkan masyarakat dalam memperlakukan sesama, berinteraksi, dan
membangun kebersamaan. Sehingga kemungkinan bidang ini tidak akan hilang, selalu dipakai dalam
keseharian.
Interaksi sosial dibutuhkan dalam bermasyarakat. Terjadinya interaksi karena adanya kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan dimana dua orang atau lebih tanpa dipengaruhi atau
dengan sendirinya menjalin keakraban dengan symbol gerakan atau kode tertentu. Misalnya ketika
bertemu atau berpapasan dengan teman, saudara maupun masyarakat sekitar secara etika yang baik
tidak langsung menegur namun dengan cara pendekatan bisa secara fisik melalui jabat tangan,
berpelukan, cipika-cipiki dan yang lainnya. Sedangkan komunikasi merupakan proses interaksi
lanjutan dari kontak sosial yang lebih mengakrabkan. Ini dilakukan karena agar menghindari adanya
salah paham antara dua orang atau lebih tersebut. Sebagai contoh jika orang ditepuk punggungnya
namun tidak merespon atau diam saja maka yang menepuk akan merasa mati gaya dan tidak jadi
berinteraksi dengan yang ditepuk punggungnya.
Dahulu, masyarakat memiliki tingkat sosial yang tinggi. Sosial pada masyarakat dikatakan
tinggi apabila memiliki rasa empati dan simpati kepada individu maupun masyarakat yang lain.
Tanpa ada canggung dan pamrih. Dibuktikan dari observasi pada tanggal 18 Oktober 2014 di Dusun
Dlisen, Wonosari, Gunung Kidul bahwa setiap warga yang sedang ada pembangunan rumah
masyarakat sekitar akan membantu tanpa ada imbalan yang sering disebut “Sambatan”. Walaupun
begitu tuan rumah harus mempersiapkan makanan untuk masyarakat yang membantu.
Beda dengan zaman sekarang pembangunan, serta munculnya teknologi mutakhir beriringan
dengan perubahan sosial pada masyarakat. Perubahan yang terjadi pada masyarakat lebih banyak
kemundurannya. Karena masyarakat telah dimudahkan dengan teknologi. Sehingga sedikit yang
menanamkan sifat sosial dan lebih kearah capitalis berdasar system untung rugi. Tanpa disadari
karena terbiasa dengan system tersebut tingkat kepedulian masyarakat menurun lebih
mengutamakan egoism. Ketika egoism menyerang individu dan menyebar ke tingkat kelompok lalu
masyarakat akan mengubah bangsa. Karakter dan jati diri berguncang dan dapat diprediksi akan
terjadi kerisis integrasi kaum muda.
Kaum muda merupakan subyek yang mudah sekali terpengaruh dengan kemajuan apalagi
teknologi. Penyebab dari teknologi sendiri banyak contohnanya (alat komunikasi). Ini mampu
menyerap waktu hingga kesempatan. Dilihat sekitar lingkungan kita setiap anak muda sekarang
memiliki telephone genggam. Itu pun tidak yang biasa tetapi memiliki kecanggihan, banyak sekali
aplikasi-aplikasi menyenangkan untuk digunakan di dalamnya. Sehingga anak muda butuh
pengawasan dari orang tua dan sekitarnya agar sesuai jalur usianya. Tidak menyeleweng dan bisa jadi
aplikasi yang digunakan menyalahi aturan, norma, dan nilai. Sungguh berbahaya teknologi jika tidak
digunakan dengan benar. Yang menjadi pertanyaan apa interaksinya dengan masyarakat? Masyarakat
disini dituntut untuk mengetahui kegiatan kaum muda di lingkungannya supaya tidak ada
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukannya.
Masyarakat dan Pemuda Kampung Pogung Rejo dalam Menghindari Penyimpangan Sosial
di Wilayah Perbatasan Antara Kota dan Desa
Masyarakat kota memiliki beberapa perbedaan dengan masyarakat pedesaan. Dilihat dari sisi
sifat dan ciri-ciri kehidupannya yang lebih menonjol pada masyarakat kota. Adapun sifat dan ciri-ciri
yang membedakan yakni:
a.
Masyarakat Kota Lebih Modern
Teknologi merupakan hasil dari penemuan-penemuan yang dilakukan oleh beberapa
orang yang ahli dibidangnya. Penemuan baru memberikan kemudahan bagi masyarakat yang
ingin menambah nilai atas sebelum penemuannya dilakukan. Begitu pula dengan modern,
perubahan masyarakat tradisional yang terdahulu menjadi berkembang dan mengalami
kemajuan sehingga terbentuk masyarakat yang sekarang dengan dilengkapi teknologi dan
sebagainya untuk mempermudah kehidupannya.
b.
Menjadi Individualis
Masyarakat selalu berkembang dan ingin kemajuan. Pembangunan disegala bidang
dilakukan untuk membuktikan setratanya. Karena bertanggung jawab atas kesibukan masingmasing lalu melupakan adat istiadat dan kebudayaannya. Hasil dari pembangunan yang ada
rumah berpetak-petak tinggi dan besar mengakibatkan kecenderungan untuk tidak berinteraksi
dengan lingkungannya menjadi orang yang dianggap bersifat individualis. Sifat ini terjadi akibat
adannya penilaian masyarakat atas perbuatan orang tersebut karena memenuhi ketentuanketentuan dianggap bersifat seperti itu. Misalnya karena asyik dengan teknologi hp, pc, dan
gadget dirumah seseorang malas untuk keluar rumah untuk bersosialisasi dan sering
berkomunikasi melalui teknologi tersebut yang ada.
c.
Tingkat Rasionalitas Tinggi
Berfikir logis merupakan ciri-ciri selanjutnya masyarakat perkotaan. Mereka tidak lagi
percaya dengan adat istiadat yang berbau roh nenek moyang atau semacamnya. Mereka lebih
percaya dengan tuhan dan berkerja. Dan dengan pengaruh strata pendidikan yang tinggi
menjadikan mereka tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang tidak menguntungkan.
d.
Mudah Memasuki Kebudayaan Lain
Dari semua sifat dan ciri-ciri masyarakat perkotaan yang meruncing ke perkembangan
dan kemajuan mengakibatkan sulitnya mengontrol dalam konsumsi. Itu bukan hanya makanan
minuman namun kebudayaan. Mereka yang berjiwa konsumerisme dan sifat menikmati segala
sesuatu keduniawian membuat hilangnya arah jati diri. Kebudayaan Negara tetangga yang tidak
sejalan dengan ideology negaranya sendiri diikuti. Sehingga jika tidak memiliki benteng diri maka
bisa tidak mungkin akan terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan.
pemuda sangat kental dengan modern, individual dan fleksibel kebudayaan namun untuk
rasionalitas (berfikir logis) masih dikata kurang. Kenapa demikian? Karena terpengaruh dengan
teknologi yang melimpah ruah pemuda terikat dengan aplikasi-aplikasi yang menyenangkan dari
pada ber interaksi dengan masyarakat. Mereka belum berfikir dimasa yang akan datang pengganti
masyarakat yang lama. Sehingga masyarakat sekarang perlu gencar dalam memberikan pengarahan
terhadap kaum muda dalam bermasyarakat agar tidak terjadi kerisis masyarakat akibat dari tidak ada
hubungan dengan pemudanya. Terlebih lagi jika masyarakat yang ada selalu mengajak berkegiatan
pemudanya di lingkunan sekitar.
Namun pemuda sekarang tidak lagi menghiraukan kegiatan ataupun acara yang dibuat oleh
masyarakat. Ereka lebih mendatangi kegiatan yang merujuk ke penyimpangan dan hura-hura. Seperti
ketika observasi pada 18 Oktober 2014 di dusun dlisen wonosari tidak terlihat satupun pemuda yang
terlihat. Informan selaku ketua dusun menyampaikan bahwa terdapat 64 orang pemuda di dusun
tersebut. Jika dilihat sungguh ironis sedikit jumlahnya namun itu terdapat di desa karena beberapa
alas an mereka tidak mengikuti kegiatan. Pada waktu itu pemudanya kebanyakan bersekolah dan
yang lainnya menggarap tanah orang tua ataupun mencari pakan untuk ternaknya. Kita dapat lihat
perbedaan di perkotaan sekarang, pemuda banyak tak terhitung jumlahnya namun mereka sama saja
tetapi berbeda alasannya. Terlihat dipinggir jalan diijumpai sepasang pemuda yang sedang
menikmasi suasanan kota. Tidak memikirkan apa yang telah diperbuat untuk lingkungan sekitarnya.
Pogung Rejo merupakan kampung di perbatasan Kota Yogyakarta. Dikatakan kota namun di
daerah pedesaan dan dikatakan desa masyarakatnya maju akibat terjadi moderenisasi dari kota.
Terlihat dikehidupannya setiap orang menggunakan teknologi. Dikatakan menggunakan teknologi
karena di wilayahnya tidak lepas dari alat komunikasi, internet dan trasnportasi pribadi serta hal-hal
yang membawa terjadinya moderenisasi misal karena masyarakat ingin mendatangi suatu resepsi
namun tidak mau membawa hadiah barang maka diganti dengan amplip isi uang. Setengah dari
penduduknya merupakan warga asli dan sisanya merupakan anak kost dan dari luar pogung yang
tinggal tetap. Masyarakatnya memiliki perangkat desa seperti kampung-kampung yang lain. Setiap
bulannya terdapat pertemuan antar warga, antar ibu-ibu dari RT hingga PKK. Serta selalu membuat
kegiatan untuk mengisi waktu luang dan gotong royong kampung agar tidak ada kekosongan
hubungan antara masyarakat satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan pemudanya memiliki
kumpulan tersendiri untuk membahas kemajuan orgnisasinya dan kampung agar saling berkontribusi
dengan masyarakat. Sama dengan masyarakat setiap bulannya mengadakan kegiataan agar tidak ada
jarak dengan masyarakatnya terutama orang tua pemuda. Namun dengan berjalannya waktu dan
kemajuan teknologi mengakibatkan kemunduran semangat kepemudaan dengan alasan tidak
mendapatkan informasi tentang adanya kumpulan para pemuda kurang ada perhatian dengan
kumpulannya. Padahal sudah menggunakan system sms undangan yakni mengundang tidak lagi
menggunakan surat kertas melainkan dengan sms. Namun mengalami kegagalan karena tidak ada
respon yang seimbang dengan diadakan system tersebut. Ini merupakan sebuah contoh kehidupan
masyarakat dengan kaum muda di sebuah kampung.
kemajuan suatu wilayah merupakan akibat dari eksistensi masyarakat wilayah tersebut untuk
intern maupun ekstern. Pemuda merupakan sumber patokannya bagi kemajuan wilayah sebaga
penerus bangsa. Jika pemudanya tidak ada kontribusi dengan lingkungannya maka akan tidak
mungkin lingkungan tersebut akan menurun dan kemudian tak terlihat keberadaannya di tingkat
sosial masyarakat.
Tetapi tidak seperti kampung-kampung perbatasan yang lainnya ada beberapa kampung
tanpa pemudanya dapat memperoleh kemajuan akibat kerja keras masyarakatnya. Setiap tahun atau
bulan mungkin saja hari banyak kaum muda yang berkontribusi untuk daerahnya. Namun banyak
juga yang membuat nama hingga merusak kampungnya sendiri. Banyak penyebab kaum muda
menyimpang dari kebudayaan yang telah dibuat oleh masyarakat. Adapun beberapa factor-faktor
penyebab yang membuat pemuda tidak kontrol dalam menanggapi dirinya dalam bersosialisasi,
yakni:
a.
Sosialisasi dalam Keluarga yang Kurang
keluarga merupakan lembaga yang berpengaruh dalam proses perkembangan
anggota didalamnya terutama anak. Buah hati merupakan anggota dari keluarga yang selalu
mendengarkan dan meniru apa saja perilaku orang tuanya di dalam lingkungan rumah.
sehingga proses perkembangan yang terjadi sangat dipengaruhi oleh orang tuanya. Jika
orang tua baik anak juga akan ikut baik dan sebaliknya maka dalam sosialisasi/mendidik
terhadap
anak harus ekstra hati-hati. Sehingga keberhasilan sosialisasi terhadap anak
sukses, kelak dalam masa remajanya dan kepemudaannya akan sangat membantu dalam
masyarakat untuk membangun kampung/daerah sekitarnya.
b.
Pengaruh dari Luar
Dunia luar merupakan lingkup paling sulit orang tua untuk mengawasi anak mereka.
Baik dan kejamnya melebihi ilusi kita. Peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam
mengontrol anak-anak muda. Ketika melihat satu atau lebih melakukan penyimpangan bukan
orang tua yang mengontrol namun masyrakatlah yang berperan besar dalam hal ini. Jika
terjadi sesuatu terhadap anak muda di luar kendali orng tua maka yang berhak dan
berkewajiban bertindak adalah masyarkat yang melihat kejadian tersebut.
c.
Tidak Mengenal Jati Diri
Remaja atau transisi dari anak ke pendewasaan merupakan proses dimana seseorang
tersebut sedang kebingungan dalam mencari jati diri dan karakternya. Orang tua dan
masyarakat berhak dan berkewajiban dalam hal ini. Supayanya seseorang tersebut tidak
tersesat dan malah mengambil jati diri yang salah keluar dari kebudayaan dan pancasila. Jika
seseorang tersebut slah daalam engambil jati diri maka akan tidak mungkin generasi
selanjutnya akan dipengaruhi dan mengikuti jalan orang tersebut. Sehingga masyarakat dan
orang tua erupakan pengawas paling ideal dalam hal ini.
d.
Asupan Makanan yang Buruk
kebutuhan primer seringkali tergantikan oleh keinginan yang tidak perlu untuk
kehidupan manusia pada saat ini. Seiring kemajuan teknologi menyangkut munculnya
makanan minuman. Karena dibuat semenarik mungkin masyarakta terpengaruh
dan
menjadi konsumerisme sesuai fakta yang ada. Banyak sekali makanan asli maupun luar negri
yang tersebar diperjualkan di Indonesia. Makanan asli yang dulu dinikmati oleh masyarakat
tersisihkan oleh makanan impor.
Keinginan menjadi suatu kebutuhan karena seringnya masyarakat dalam
menggunakan dan mengkonsumsinya. Makanan minuman impor salah satunya yang
membuat kejadian tersebut. Minum minuman keras akibat pengaruh luar negri dikonsumsi
oleh beberapa masyarakat dan pemuda Indonesia. Narkotika dan obat-obatan terlarang
sampai sekarang selalu hadir di berita karena perdagangan internasional serta tertangkap
tangan ada masyarakat mengkonsumsinya.
Kita tahu semua itu tidak baik untuk tubuh. Namun karena ketergantungan
masyarakat dan pemuda yang mengkonsumsinya membuat tingkah laku hingga cara berfikir
mereka burubah buruk. Sehingga walaupun sosialisasi apapun hingga pengobatan apapun
yang ingin membuat sadar orang tersebut dirasa sangat sulit. Karena orang yang sudah
terpengaruh dan kecanduan akan sulit disembuhkan.
Maka dari itu, semua pihak harus berkewajiban mencegah siapapun untuk berbuat
penyimpangan minum dan makan barang yang banyak ruginya itu. Masyarakat dan pemuda
berperan besar kepada masyarakat dan pemuda lainnya dalam menjauhi barang tersebut.
Jika generasi terselamatkan dan sehat maka generasi itu pula yang akan menuai kebaikannya.
Dengan sudah mengertinya penyebab penyimpangan sosial dapat diprediksi menurun
tingkat penyimpangan yang dilakukan masyarakat dan kaum muda. Namun ada beberapa hal yang
dapat mencegah terjadinya penyimpangan selain mengetahui penyebabnya. Pengendlian sosial
dapat dilakukan guna mempersempit ruang gerak penyimpangan sosial. Cara ini memiliki dua sifat
yang berbeda. Adapun dua sifat dari pengendalian sosial yakni :
a.
Preventif
merupakan usaha atau cara pencegahan penyimpangan agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan. Pencegahan dilakukan dengan memberikan sosialisasi terhadap sasaran
bertujuan agar tidak mencoba ataupun melakukan penyimpangan. Sosialisasi dikatakan
berhasil apabila kebanyakan orang atau anggota mengikuti aturan yang diberikan dan
disepakati bersama.
b.
Represif
merupakan cara pengendalian sosial dengan mengekang atau mengatasi suatu
kejahatan, penyimpangan, ataupun peristiwa yang telah menjadi kenyataan. Penggunaan
sanksi merupakan hal yang tepat dalam pengendalian ini bagi orang atau kelompok yang
melanggar aturan dan melakukan penyimpangan. Sanksi yang diberikan kepada orang atau
kelompok yang melakukan penyimpangan bersifat menekan atau memaksi individu, baik
dalam arti positif maupun negative, agar ia berkelakuan sesuai norma yang telah disepakati
bersama
dikehidupannya.
Kekuasaannya
dalam
mengendalikan
individu
berkesan
mempengaruhi maupun menggambarkan kepentingan, kebutuhan, dan kepuasan kelompok
yang bersangkutan.
Beberapa masyarakat sekarang telah mulai berfikir bahwa dikemudian hari aka nada yang
harus meneruskan perjuangan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah kaum pemuda. Dilihat dari
fungsi laten lembaga pendidikan yaitu sekolah telah membuktikan bahwa pencarian generasi
penerus masyarakat. Sehingga masyarakat harus mendorong, mengawasi serta ikut berkontribusi
dalam memajukan keperluan pemuda agar menjadi penerus yang baik dan idaman bagi bangsa.
KESIMPULAN
Pogung rejo merupakan kampung yang bersinergi dalam memajukan wilayah, masyarakat
dan pemudanya. Masyarakat yang mendukung menambah eksistensi nama kampung ini. Kegiatankegiatan yang dilaksanakan menambah keakraban masyarakat di dalamnya. Interaksi antara
masyarakat dan kaum pemudanya dijalin dengan baik. Tidak jarang mengadakan pertemuanpertemuan yang membuat semakin erat hubungan kekeluargaannya.
Sosialisasi dengan keluarga terus berjalan. Ketika pemuda mengadakan pertemuan malam
masyarakat selalu mengingatkan dan menegur untuk tidak terlalu larut. Bahwa membuktikan dalam
kehidupan bermasyarakat ada interaksi yang baik. Serta atas peringatan yang diberikan pemudannya
selalu menepati janjinya untuk tidak terlalu larut. Sehingga terbentuknya kepercayaan masyarakat
terhadap pemudanya.
Lalu Pengaruh dari luar kampung selalu dikaji dan diolah terlebih dahulu baik tidaknya untuk
digunakan. Ketika kampung lain mengadakan kegiatan, masyarakat dan pemuda pogung rejo
terkadang ingin melakukan yang sama. Namun karena hati-haati dan protektif diputuskan untuk
meninjau ulang dalam mengadakan kegiatan. Agar tidak ada kejadian diluar dugaan, misalnya apakah
dapat menimbulkan penyimpangan dan lain-lain.
Membantu dalam pencarian jati diri merupakan hal terpenting dalam sosialisai untuk
pemuda. Masyarakat yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Sehingga pemuda lebih mudah
dalam mengenal jati dirinya. Sehingga pemuda pogung rejo memiliki kewajiban untuk berkontribusi
dalam pembentukan kampung.
Kemudian masyarakat dan pemuda bersama-sam menjauhi dan menjauhkan yang lainnya
dari apapun yang membuat kerusakan. Misalnya menggembor-gemborkan untuk tidak
mengkonsumsi narkotika dan minum minuman keras. Hal kecil jika dilakukan bersama sama maka
berakibat besar untuk sesama. Perlunya sosialisasi terus menerus untuk menghindari segala sesuatu
yang merugikan untuk kehidupan bermasyarakat penting. Tanpa harus dengan kekerasa para
masyarakat dan pemuda yang sudah tercebur dalam dunia “kelam” sekarang telah berangsur-angsur
mengurangi kegiatannya tersebut. Karena melihat yang lainnya berubah ke jalan kebaikan dan ketika
mencoba merasa nyaman pada dirinya yang baru tersebut.
Melalui interaksi sosial yang intensif dan pendekatan-pendekatan yang rutin masyarakat dan
pemuda menjadi akrab. Bentukan-bentukan kumpulan menambah eratnya hubungan masyarakat.
Pengetahuan tentang pengaruh dan penyebab terjadinya mampu mengantisipasi masyarakat dalam
bersosialisasi. Tanpa adanya pengekangan dan kekerasan dalam penyelesaian penyimpangan.
Dengan semakin kuatnya hubungan dan identitas diri mengetahui potensi diri dari letak kampungnya
ada di kota atau desa menambah wawasan masyarakat. Bidang-bidang yang longgar mulai dilirik
untuk dikembangkan. Sehingga kampung yang ada diperbatasan lainnya mampu tergerak dan
menjadikan pogung rejo sebagai contoh kampung yang mampu mengendalikan diri dari proses
kekotaan dan kedesaan yang ada. Bukan hanya di wilayah sleman namun sampai keluar Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Demikian dengan terbentuknya kesadaran diri masyarakat mampu membuat perubahan
yang signifikan. Hanya dengan mengubah diri dan mampu ditiru oleh yang lain membuat perubahan
yang besar. Dengan terselesaikannya masalah interaksi sosial yang ada membuat kesejahteraan
tersendiri. Tanpa harus mengemis kepemerintah dan mencarinya dengan “buta mata” mmencuru
dan sebagainya. Hanya dengan bermasyarakat semua itu teratasi hidup terus pemuda dan
masyarakat semoga selalu berkontribusi untuk negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Yasin, Sulkan. Harsoyo, Sunarto. 1990. KAMUS BAHASA INDONESIA Praktis popular dan kosa kata
baru. Surabaya. Penerbit: mekar.
Purwanto. 2007.Sosiologi Untuk Pemula. Yogyakarta. Penerbit : Media Wacana.