PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK docx

PENERAPAN

PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL

UNTUK

MENGUKUR

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI PALEMBANG
A. LATAR BELAKANG
Menurut Depdiknas (2006:346) salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa
adalah kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah. Dalam menanamkan konsep-konsep matematika tidak hanya menekankan bahwa

konsep itu merupakan aturan yang tidak harus dihafal, tapi perlu tahu dari mana rumus itu
dikonstruksi.
Setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami dan mengerti serta dapat
menganalisis dengan baik unsur-unsur yang ada di dalam rumus-rumus matematika. Banyaknya

rumus-rumus yang harus dikuasai oleh seorang siswa dalam mempelajari setiap cabang matematka,
pada saat yang sama siswa juga harus menguasai rumus-rumus sebelumnya, sehingga tidak heran
jika banyak siswa yang mengeluh ketika belajar matematika. Diantara cabang matematika yang
banyak memiliki rumus-rumus yaitu Trigonometri. Oleh karena itu penanaman konsep trigonometri
harus kuast sehingga tidak mudah lupa atau hilang.
Selama ini, dalam proses pembelajaran matematika yang berhubungan dengan rumus diberikan
secara tertulis. Untuk penggunaanya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang berhubungan dengan
rumus yang telah diberikan. Disinilah perlu pemahaman terhadap suatu konsep yang kuat. Karena
kesulitan akan dialami siswa ketika latihan soal yang diberikan agak berbeda sedikit dengan contoh
dan latihan yang sudah diberikan. Hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
trigonometri dibandingkan dengan pokok bahasan yang lain. Solusi dari permasalahan ini biasanya
guru hanya memberikan saran agar lebih giat berlatih mengerjakan soal, tanpa memberikan teknikteknik yang mungkin lebih efektif dan efisien bagi siswa dalam mengingat rumus atau konsep yang
sudah diberikan, serta dapat memberikan kesenangan ketika mengerjakan soal tersebut. Sehingga
siswa akan lebih bersemangat untuk berlatih dan mengulang-ulang rumus-rumus dan konsep yang
telah diberikan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah model/metode yang kurang tepat maka guru dituntut untuk
terampil dalam memilih strategi belajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi di sekolah tersebut
serta harus mampu membangkitkan minat semua siswa terhadap pelajaran yang akan diajarkan oleh
guru. Salah satunya dengan pendekatan kontekstual.


Kontekstual adalah sebuah strategi pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa menghafal

fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di
benak mereka sendiri.
Jika kontekstual dipahami dan dilaksanakan secara tepat, kontekstual memiliki potensi untuk
menjadi lebih dari sekedar noktah pada layar praktik di ruang kelas. Kontekstual merupakan jalan
menuju keunggulan akademis yang dapat diikuti oleh semua siswa. Dengan demikian kontekstual
berarti memberi para siswa kesempatan untuk menemukan makna dan arti diri dalam pelajaran
akademik dengan benar-benar mengaitkan pekerjaan sekolah dengan kehidupan sehari-hari dan
minat mereka.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mencoba menggunakan pendekatan kontekstual
dalam melatih keterampilan siswa dalam menemukan prinisip. Oleh karena itu, peneliti mengambil
judul penelitian “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Mengukur Kemampuan

Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI SMA DI PALEMBANG”.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh materi trigonometri yang menggunakan pendekatan kontekstual
terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa kelas XI SMA N 2 Palembang?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui :

pengaruh materi trigonometri yang menggunakan pendekatan kontekstual terhadap
kemampuan pemahaman konsep siswa kelas XI SMA N 2 Palembang
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi :
 Guru, sebagai bahan masukan yang baik dalam rangka memperbaiki metode pengajaran
dalam proses pembelajaran.
 Sekolah, sebagai bahan masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran matematika di sekolah.
 Peneliti, sebagai tambahan informasi yang berharga dalam mengabdikan ilmu yang
diperoleh.

E. KAJIAN PUSTAKA
a.

Pengertian Pembelajaran

Briggs (1992) menjelaskan bahawa Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang
mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehinggga si belajar itu memperoleh kemudahan
dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. (Sugandi, dkk , 2004: 9-10).
Teori belajar mendeskripsikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar
terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si belajar.(Behavioristik)
2) Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berpikir agar memahami apa yang
dipelajari. (Kognitif)
3) Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
b.

Prinsip-prinsip pembelajaran

1) Prinsip pembelajaran bersumber dari teori behavioristik
Pembelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar yang baik bila:
(1) si belajar berpartisipasi secara aktif,
(2) materi disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diorganisir secara sistematis dan logis.
(3) tiap respon si belajar diberi balikan dan disertai penguatan.
( Hartley & Davies, 1978)
2) Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif Reilley & Lewis (1983) menjelaskan 8
prinsip pembelajaran yang digali dari teori kognitif Bruner dan Ausuble bahwa pembelajaran
akan bermakan bila:
(1) menekankan akan makna dan pemahaman,

(2) mempelajari materi tidak hanya proses pengulangan, tetapi perlu disertai proses transfer
secara lebih luas,
(3) menekankan adanya pola hubungan,
(4) menekankan pembelajaran prinsip dan konsep,
(5) menekankan struktur disiplin ilmu dan struktur kognitif