ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KRED (11)
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN INSTRUMEN
DERIVATIF PADA PT BANK PUNDI INDONESIA Tbk.
Nurjanah Alawiyah
Universitas Trilogi
1. LATAR BELAKANG
Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana
dari dan ke masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kepada para nasabah tanpa
mengabaikan etika perbankan. Salah satu layanan atau kegiatan utama bank adalah
menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa perkreditan merupakan aktivitas terbesar pada perbankan. PT. Bank
Pundi Indonesia Tbk. (BEKS), dahulu bernama PT. Bank Eksekutif Internasional
Tbk., beroperasi pada perbankan komersil (non-Forex). Sebagai perbankan komersil,
Kegiatan BEKS meliputi pengumpulan dana, penyaluran dana dan biaya berdasarkan
pendapatan. Kegiatan utama bank andalah pengumpulan dana dari pihak ketiga, yang
akan disalurkan, dalam bentuk pinjaman, kepada ritel atau institusi. Pada tanggal 29
Juli 2016, pergantian nama bank yang berkode emiten BEKS ini telah mendapatkan
surat keputusan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 12/KDK.03/2016 tentang
penetapan penggunaan izin usaha atas nama PT Bank Pembangunan Daerah Banten
Tbk. Sehingga Bank Pundi resmi berganti nama menjadi PT Bank Pembangunan
Daerah Banten Tbk (Bank Banten) mulai awal Agustus 2016. Fasilitas kredit yang
diberikan ditujukan kepada pengusaha mikro kecil dan menengah UMKM, kredit
consumer dan kredit pegawai. Dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat PT
Bank Pundi Indonesia Tbk tidak terlepas dari resiko kredit. Risiko kredit adalah risiko
yang terjadi karena kegagalan atau ketidakpastian debitur dalam memenuhi atau
mengembalikan kewajibannya (Ghozali, 2007:121). Tidak hanya risiko kredit, tetapi
juga risiko terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing maupun tingkat bunga.
Adanya risiko-risiko yang dihadapi Bank inilah yang menjadi tolak ukur dalam
tingkat kinerja Bank untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, terutama
risiko pasar karena perubahan yang terjadi tidak dapat dihindari tetapi dapat dikurangi
risikonya dengan menggunakan instrument derivatif. Oleh karena itu, Bank
menggunakan Instrumen derivatif untuk meminimalisir kemungkinan risiko yang
akan terjadi, khususnya pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
2. TUJUAN PENULISAN
Menentukan dan menganalisis instrument derivatif untuk mengatasi risiko kredit pada
PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
3. PEMBAHASAN
Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Bank wajib menerapkan
Manajemen Risiko secara efektif baik untuk Bank secara individual maupun untuk
Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak. Tujuan utama Manajemen Risiko
untuk Risiko Kredit adalah untuk memastikan bahwa aktivitas penyediaan dana Bank
tidak terekspos pada Risiko Kredit yang dapat menimbulkan kerugian pada Bank. jika
dilihat berdasarkan laporan keuangan Juni 2014, rasio kredit bermasalah atau non
performing loan (NPL) Gross Bank Pundi memang sudah sedikit menurun dari 8,41%
di bulan Juni 2013 menjadi 7,56% di bulan Juni 2014. Sedangkan NPL Net meningkat
menjadi 4,89% dari sebelumnya 4,76%. masih tingginya kredit macet Bank Pundi
karena kesulitan dalam penyaluran kredit mikro yang porsinya sangat besar di Bank
Pundi. Namun pada kuartal 1 2017 Bank Pundi Indonesia Tbk. yang sekarang telah
menjadi bagian dari PT Pembangunan Daerah Banten Tbk. mencatat rasio kredit
bermasalah (NPL) yang cukup tinggi yaitu tercatat NPL kotor Bank berkode BEks ini
mencapai 5,2%. Lalu Pt Direktur utama BPD Banten mengatakan turunnya harga
komoditas menyebabkan beberapa debitur mengalami kesulitan dalam membayar
cicilan. Namun untuk mengatasi NPL tersebut Bank Banten telah mempunyai
beberapa jurus. Yang pertama dengan melakukan penjualan asset bermasalah utamnya
mikro ke beberapa bank atau lembaga. Selaitu itu cara kedua adalah dengan teteap
mengupayakan penagihan kepada debitur. Proses penerapan manajemen risiko akan
lebih efektif apabila dilakukan bersama dengan pelaksanaan prinsip tata kelola yang
baik (Good Corporate Governace).
Pengelolaan resiko kredit dirancang untuk
menjaga independensi dan proses penilaian risiko, serta diversifikasi risiko kredit.
Dalam pemberian kredit komite kredit memastikan terlebih dahulu batas minimum
pemberian kredit, cakupan jaminan, fasilitas kredit dan dokumentasi atau tinjauan
lapangan sehingga keputusan yang dibuat dapat lebih maksimal. Namun untuk
mengatasi NPL tersebut Bank Pundi Indonesia Tbk. yang kini bernama BPD Banten
telah mempunyai beberapa jurus. Yang pertama dengan melakukan penjualan asset
bermasalah utamnya mikro ke beberapa bank atau lembaga. Selaitu itu cara kedua
adalah dengan teteap mengupayakan penagihan kepada debitur. Risiko Pasar adalah
Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan
harga option. Risiko Pasar meliputi antara lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar,
Risiko ekuitas, dan Risiko komoditas. Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko
Pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan
kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Bank.
4. REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk Bank Pundi Indonesia Tbk. dalam
menerapkan manajemen resiko kredit yaitu dengan menggunakan instrument
derivatif yang sebaiknya mampu untuk meminimalisasi risiko yang ada karena
melihat pergerakan ekonomi saat ini yang sangat dinamis yaitu dengan
Forward dan SWAP.
5. KESIMPULAN
Bank Pundi Indonesia Tbk. tergolong Bank yang tidak sehat karena sempat
mengalami kredit macet yang cukup tinggi karena kesulitan penyaluran kredit
mikro yang porsinya sangat besar akibatnya Bank Pundi Indonesia Tbk,
diakuisisi
oleh
BPD
Banten
karena
mengalami
kerugian.
Dengan
meningkatkan kualitas dalam hal penerapan manajemen risiko dan instrument
derivatif pada Bank Pundi Indonesia Tbk maka kegiatan transaksi yang
dilakukan perusahaan kemungkinan risikonya rendah sehingga nasabah aman
dalam kegiatan transaksi dan mempunyai persepsi yang baik terhadap Bank
Pundi Indonesia Tbk.
6. REFERENSI
1) Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of
Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking
and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2) Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the
Return of Stocks in
Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and
Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189
3) Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and
Evidence.Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.
4) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Bagi Bank Umum
5) http://keuangan.kontan.co.id/news
6) https://www.emis.com
7) https://finance.detik.com
DERIVATIF PADA PT BANK PUNDI INDONESIA Tbk.
Nurjanah Alawiyah
Universitas Trilogi
1. LATAR BELAKANG
Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana
dari dan ke masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kepada para nasabah tanpa
mengabaikan etika perbankan. Salah satu layanan atau kegiatan utama bank adalah
menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa perkreditan merupakan aktivitas terbesar pada perbankan. PT. Bank
Pundi Indonesia Tbk. (BEKS), dahulu bernama PT. Bank Eksekutif Internasional
Tbk., beroperasi pada perbankan komersil (non-Forex). Sebagai perbankan komersil,
Kegiatan BEKS meliputi pengumpulan dana, penyaluran dana dan biaya berdasarkan
pendapatan. Kegiatan utama bank andalah pengumpulan dana dari pihak ketiga, yang
akan disalurkan, dalam bentuk pinjaman, kepada ritel atau institusi. Pada tanggal 29
Juli 2016, pergantian nama bank yang berkode emiten BEKS ini telah mendapatkan
surat keputusan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 12/KDK.03/2016 tentang
penetapan penggunaan izin usaha atas nama PT Bank Pembangunan Daerah Banten
Tbk. Sehingga Bank Pundi resmi berganti nama menjadi PT Bank Pembangunan
Daerah Banten Tbk (Bank Banten) mulai awal Agustus 2016. Fasilitas kredit yang
diberikan ditujukan kepada pengusaha mikro kecil dan menengah UMKM, kredit
consumer dan kredit pegawai. Dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat PT
Bank Pundi Indonesia Tbk tidak terlepas dari resiko kredit. Risiko kredit adalah risiko
yang terjadi karena kegagalan atau ketidakpastian debitur dalam memenuhi atau
mengembalikan kewajibannya (Ghozali, 2007:121). Tidak hanya risiko kredit, tetapi
juga risiko terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing maupun tingkat bunga.
Adanya risiko-risiko yang dihadapi Bank inilah yang menjadi tolak ukur dalam
tingkat kinerja Bank untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, terutama
risiko pasar karena perubahan yang terjadi tidak dapat dihindari tetapi dapat dikurangi
risikonya dengan menggunakan instrument derivatif. Oleh karena itu, Bank
menggunakan Instrumen derivatif untuk meminimalisir kemungkinan risiko yang
akan terjadi, khususnya pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
2. TUJUAN PENULISAN
Menentukan dan menganalisis instrument derivatif untuk mengatasi risiko kredit pada
PT Bank Pundi Indonesia Tbk.
3. PEMBAHASAN
Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Bank wajib menerapkan
Manajemen Risiko secara efektif baik untuk Bank secara individual maupun untuk
Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak. Tujuan utama Manajemen Risiko
untuk Risiko Kredit adalah untuk memastikan bahwa aktivitas penyediaan dana Bank
tidak terekspos pada Risiko Kredit yang dapat menimbulkan kerugian pada Bank. jika
dilihat berdasarkan laporan keuangan Juni 2014, rasio kredit bermasalah atau non
performing loan (NPL) Gross Bank Pundi memang sudah sedikit menurun dari 8,41%
di bulan Juni 2013 menjadi 7,56% di bulan Juni 2014. Sedangkan NPL Net meningkat
menjadi 4,89% dari sebelumnya 4,76%. masih tingginya kredit macet Bank Pundi
karena kesulitan dalam penyaluran kredit mikro yang porsinya sangat besar di Bank
Pundi. Namun pada kuartal 1 2017 Bank Pundi Indonesia Tbk. yang sekarang telah
menjadi bagian dari PT Pembangunan Daerah Banten Tbk. mencatat rasio kredit
bermasalah (NPL) yang cukup tinggi yaitu tercatat NPL kotor Bank berkode BEks ini
mencapai 5,2%. Lalu Pt Direktur utama BPD Banten mengatakan turunnya harga
komoditas menyebabkan beberapa debitur mengalami kesulitan dalam membayar
cicilan. Namun untuk mengatasi NPL tersebut Bank Banten telah mempunyai
beberapa jurus. Yang pertama dengan melakukan penjualan asset bermasalah utamnya
mikro ke beberapa bank atau lembaga. Selaitu itu cara kedua adalah dengan teteap
mengupayakan penagihan kepada debitur. Proses penerapan manajemen risiko akan
lebih efektif apabila dilakukan bersama dengan pelaksanaan prinsip tata kelola yang
baik (Good Corporate Governace).
Pengelolaan resiko kredit dirancang untuk
menjaga independensi dan proses penilaian risiko, serta diversifikasi risiko kredit.
Dalam pemberian kredit komite kredit memastikan terlebih dahulu batas minimum
pemberian kredit, cakupan jaminan, fasilitas kredit dan dokumentasi atau tinjauan
lapangan sehingga keputusan yang dibuat dapat lebih maksimal. Namun untuk
mengatasi NPL tersebut Bank Pundi Indonesia Tbk. yang kini bernama BPD Banten
telah mempunyai beberapa jurus. Yang pertama dengan melakukan penjualan asset
bermasalah utamnya mikro ke beberapa bank atau lembaga. Selaitu itu cara kedua
adalah dengan teteap mengupayakan penagihan kepada debitur. Risiko Pasar adalah
Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan
harga option. Risiko Pasar meliputi antara lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar,
Risiko ekuitas, dan Risiko komoditas. Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko
Pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan
kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Bank.
4. REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk Bank Pundi Indonesia Tbk. dalam
menerapkan manajemen resiko kredit yaitu dengan menggunakan instrument
derivatif yang sebaiknya mampu untuk meminimalisasi risiko yang ada karena
melihat pergerakan ekonomi saat ini yang sangat dinamis yaitu dengan
Forward dan SWAP.
5. KESIMPULAN
Bank Pundi Indonesia Tbk. tergolong Bank yang tidak sehat karena sempat
mengalami kredit macet yang cukup tinggi karena kesulitan penyaluran kredit
mikro yang porsinya sangat besar akibatnya Bank Pundi Indonesia Tbk,
diakuisisi
oleh
BPD
Banten
karena
mengalami
kerugian.
Dengan
meningkatkan kualitas dalam hal penerapan manajemen risiko dan instrument
derivatif pada Bank Pundi Indonesia Tbk maka kegiatan transaksi yang
dilakukan perusahaan kemungkinan risikonya rendah sehingga nasabah aman
dalam kegiatan transaksi dan mempunyai persepsi yang baik terhadap Bank
Pundi Indonesia Tbk.
6. REFERENSI
1) Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of
Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking
and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2) Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the
Return of Stocks in
Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and
Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189
3) Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and
Evidence.Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.
4) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Bagi Bank Umum
5) http://keuangan.kontan.co.id/news
6) https://www.emis.com
7) https://finance.detik.com